21
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum 2. ASPEK HUKUM 2.1.PENGHEMATAN DAN PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK Penghematan pemakaian tenaga listrik. Penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL). 2.2.H U K U M Himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat. 2.2.1. Pembagian hukum HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT Hukum pidana (materiil) Hukum acara pidana (formil) Hukum tata usaha (administrasi) negara Hukum pajak Dll. Hukum perdata (materiil), antara lain : perkawinan, jual beli Hukum acara perdata (formil/cara menjalankan / mempertahankan hukum perdata materiil) Hukum dagang (al. Uu Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5

1. Aspek Hukum p2tl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

p2tl p1 p2 p3 p2tl

Citation preview

Page 1: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2. ASPEK HUKUM

2.1. PENGHEMATAN DAN PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

Penghematan pemakaian tenaga listrik. Penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL).

2.2. H U K U M

Himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

2.2.1. Pembagian hukum

HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT

Hukum pidana (materiil) Hukum acara pidana

(formil) Hukum tata usaha

(administrasi) negara Hukum pajak Dll.

Hukum perdata (materiil), antara lain : perkawinan, jual beli

Hukum acara perdata (formil/cara menjalankan / mempertahankan hukum perdata materiil)

Hukum dagang (al. Uu pt) Dll.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5

Page 2: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2.2.2. Ciri – ciri

HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT

Bersifat memaksa dan mengatur.

Lebih menitikberatkan pada kepentingan masyarakat dibandingkan dengan kepentingan perseorangan.

Negara berwenang campur tangan jika terjadi pelanggaran hukum.

Lebih menitikberatkan kepentingan perseorangan dibandingkan dengan kepentingan masyarakat.

Negara tidak berwenang campur tangan, kecuali atas permintaan pihak yang merasa dirugikan.

Publik

Didirikan oleh Pemerintah : PP No. 67 tahun 1961 à BPUPLN PP No. 34 tahun 1965 à PLN PP No. 18 tahun 1972 à Perum PP No. 23 tahun 1994 à Perubahan Perum ke Persero

- Ada ketentuan yang diatur / ditetapkan oleh Pemerintah (antara lain : PLN adalah BUMN selaku PKUK, hubungan PKUK dengan masyarakat, Tarif).

- Modal seluruhnya / mayoritas dimiliki oleh Negara.- Tunduk pada UU BUMN (UU. No. 19 tahun 2003).

Privat

Pendirian sebagai PT / Perubahan dengan Akta Notaris, mengikuti ketentuan Hukum Perdata.

Tunduk pada No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Dalam menjalankan usaha à jual beli à SPJBTL (Perdata).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6

Page 3: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2.3. DASAR HUKUM

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 104 Th. 2003 tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 (Tarif Dasar Listrik 2004).

Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tgl. 5 Mei 2008 tentang Penghematan Energi dan Air.

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 47/M-IND/PER/7/2008, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 23 Tahun 2008, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/VII/2008, Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2008 dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03/MBU/08 tanggal 14 Juli 2008 tentang ”Pengoptimalan Beban Listrik Melalui Pengalihan Waktu Kerja Pada Sektor Industri di Jawa - Bali”.

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 101.A.K/DIR/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Ketentuan Pelaksanaan Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik oleh Pelanggan PT PLN (Persero).

2.3.1. Instruksi Presiden No.2 th.2008 (mencabut Instruksi Presiden No. 10 Tahun 2005)

Menteri, Jaksa Agung, Kepala Lembaga Non Departemen, Panglima TNI, Kapolri, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara, Gubernur, Bupati, Walikota è melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air di lingkungan instansi / BUMN / BUMD.

Gubernur, Bupati, Walikota è melaksanakan program dan kegiatan penghematan energi dan air sesuai Kebijakan Penghematan Energi dan Air yang telah ditetapkan serta melakukan sosialisasi dan mendorong masyarakat termasuk perusahaan swasta untuk melaksanakan penghematan energi dan air.

Membentuk Tim Nasional, dengan tugas antara lain merumuskan dan menyiapkan kebijakan, strategi dan program penghematan energi dan air termasuk program konservasi energi, dengan berpedoman pada prinsip :

- Kebutuhan pokok energi dan air masyarakat dewasa ini dipenuhi Pemerintah dengan subsidi.

- Kemewahan dalam pemanfaatan energi dan air harus dibatasi dan dibayar sesuai harga keekonomian.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7

Page 4: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

- Kebutuhan energi dan air untuk kepentingan usaha dan bisnis, dibayar sesuai harga keekonomian

- Pemakaian energi dan air untuk Instansi Pemerintah harus dibatasi, diawasi dan menjadi contoh masyarakat

Melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif untuk penggunaan teknologi yang dapat menghemat energi dan air.

Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan audit energi dan air secara berkelanjutan di Kantor Pemerintah, Pemda, BUMN, BUMD dan swasta è di PLN dibentuk Tim Audit Energi.

2.3.2. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 101.A.K/DIR/2008

• Kebijakan penghematan tenaga listrik dilakukan melalui mekanisme penerapan tarif Bersubsidi dan tarif Tidak Bersubsidi.

• Pelanggan yang memakai tenaga listrik sampai Batas Hemat (80 % dari pemakaian tenaga listrik rata-rata Nasional pada kelompok tarifnya) akan dikenakan tarif Subsidi, sedangkan pelanggan yang tidak bisa berhemat (pemakaian listriknya melebihi Batas Hemat), maka kelebihannya akan dikenakan tarif Tidak Bersubsidi.

• Dasar perhitungan tarif Tidak Bersubsidi adalah TDL 2004 Lampiran IX è Tarif Multiguna Rp.1.380,-.Sesuai butir 2 f, tarif Multiguna dapat diberlakukan antara lain

- Bersifat sementara (jangka waktu pendek).- Tergantung kondisi sistim kelistrikan PLN.- Adanya peluang bisnis para pihak yang saling menguntungkan.

Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka kebijakan Tarif Insentif dan Disinsentif yang sebelumnya telah ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 091.K/DIR/2008 tanggal 14 Maret 2008 dinyatakan tidak berlaku lagi.

2.3.3. Tahap Penerapan Tarif Subsidi Dan Tarif Tidak Bersubsidi

• Kebijakan penerapan tarif Bersubsidi dan tarif Tidak Bersubsidi akan diberlakukan secara bertahap, Tahap Pertama hanya diberlakukan bagi pelanggan Rumah Tangga, Bisnis dan Kantor Pemerintah dengan daya mulai 6.600 VA keatas.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8

Page 5: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

• Bagi pelanggan-2 yang tidak termasuk dalam kategori diatas tetap membayar tagihan listrik seperti biasanya, namun dihimbau untuk mulai melakukan penghematan pemakaian tenaga listrik

2.3.4. Kebijakan Tarif Bersubsidi Dan Tarif Tidak Bersubsidi, Tidak Berlaku Untuk :

Pelanggan yang belum dilayani oleh sistim ketenagalistrikan 24 jam.

Pelanggan yang pemakaian tenaga listriknya bersifat sementara.

Pelanggan yang telah dikenakan kebijakan Dayamax Plus.

Pelanggan yang telah ada Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan PLN dan terikat kesepakatan khusus (antara lain Telkom, Telkomsel).

2.4. PERATURAN BERSAMA LIMA MENTERI ( Pasal 2 )

a) Perusahaan industri setiap bulannya wajib mengalihkan satu sampai dengan dua hari waktu kerja pada hari Senin sampai dengan Jumat ke hari Sabtu dan Minggu.

b) Penentuan perusahaan industri dan waktu kerja ditetapkan untuk setiap klaster / daerah industri oleh Bupati berdasarkan usulan PLN setempat.

c) Jumlah pemakaian listrik dari perusahaan industri yang mengalihkan waktu kerjanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini harus mencapai 10% dari beban puncak pada klaster / daerah industri tersebut. Tidak berlaku bagi industri yang beroperasi :24 jam sehari selama 7 hari dalam 1 minggu atau7 hari dalam 1 minggu.

HEMAT LISTRIK MERUPAKAN SALAH SATU USAHA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEANDALAN DAN PASOKAN LISTRIK KEPADA PELANGGAN.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 9

Page 6: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2.5. LANDASAN HUKUM P2TL

Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Undang-undang No. 15 Th. 1985 tentang Ketenagalistrikan.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Th. 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana diubah dengan PP No. 3 Th. 2005 dan PP No. 26 Th. 2006 tentang Perubahan PP No. 10 Th. 1989.

Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02.P/451/MPE/1991 tentang Hubungan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dan Pemegang Ijin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (PIUKU) dengan Masyarakat.

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 234.K/DIR/2008 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

2.6. HAK PLN

2.6.1. UU NO. 15 TH 1985 : hubungan PLN dengan Masyarakat menyangkut hak, kewajiban dan tanggung-jawab diatur dengan Peraturan Pemerintah. PP NO. 3 TH. 2005, Pasal 25 ayat (1), PLN berhak untuk :

a) Memeriksa instalasi ketenagalistrikan yang diperlukan oleh masyarakat baik sebelum maupun sesudah mendapat sambungan tenaga listrik.

b) Mengambil tindakan atas pelanggaran PJBTL.

c) Mengambil tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak sah.

UU No.15 Th 1985 tersebut telah diganti dengan UU No.30 Thn 2009.

2.6.2. Permentamben No. 02.P/451/MPE/1991, Pasal 2 ayat (1) :

a) Mengambil tindakan atas pelanggaran yang dilakukan pelanggan dalam setiap perjanjian jual beli tenaga listrik, antara lain berupa tagihan susulan dan kemudian diikuti dengan pemutusan sementara untuk jangka waktu yang dapat ditetapkan oleh Pengusaha maksimum selama 2 (dua) bulan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10

Page 7: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

b) Menetapkan tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak sah dan melaporkannya kepada instansi yang berwajib sebagai tindak pidana pencurian. Ketentuan penertiban atas pemakaian tenaga listrik tersebut ditetapkan Pengusaha (PLN) dan disahkan Direktur Jenderal.

2.7. KEWAJIBAN PELANGGAN

2.7.1. PP NO. 10 Th. 1989 jo. No. 3 Th. 2005 jo. No. 26 Th. 2006 :

Pelanggan mempunyai kewajiban menjaga dan memelihara keamanan instalasi ketenagalistrikan (Pasal 26 ayat (3) b).

Pelanggan bertanggung jawab karena kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi PKUK / PLN (Pasal 26 ayat (4).

Masyarakat yang memanfaatkan tenaga listrik wajib mentaati persyaratan di bidang ketenagalistrikan yang ditetapkan oleh Menteri (Pasal 28).

2.7.2. PERMENTAMBEN NO. 02.P/451/M.PE/1991, Pasal 5 ayat (1) :

Menjaga dan memelihara keamanan Instalasi Pelanggan.

Menjaga keamanan APP PLN yang terpasang pada bangunan / persil Pelanggan.

Menjaga keamanan sambungan listrik yang berada pada bangunan / persil Pelanggan.

Menggunakan Tenaga Listrik sesuai dengan peruntukannya.

Permentamben No.02.P/451/MPE/1991 : Ketentuan penertiban atas pemakaian tenaga listrik tersebut ditetapkan Pengusaha (PLN) dan disahkan Direktur Jenderal : Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 234.K/DIR/2008 tanggal 22 Juli 2008 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) yang disahkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 318-12/20/600.1/2008 tanggal 11 Agustus 2008. Pasal 28 Keputusan Direksi No. 234/DIR/2008 : “Keputusan Direksi ini mulai berlaku 3 bulan terhitung sejak tanggal disahkan oleh Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi”, yaitu :Tanggal 11 November 2008

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11

Page 8: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2.8. PIDANA

2.8.1. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 1985, Pasal 19 :

“Barang siapa menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya merupakan tindak pidana pencurian sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang - Undang Hukum Pidana”.

2.8.2. Permentamben No. 02.p/451/MPEe/1991, pasal 2 ayat (1) :

Menetapkan tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak sah dan melaporkannya kepada instansi yang berwajib sebagai tindak pidana pencurian.

2.8.3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP ), pasal 362 :

“Barangsiapa mengambil barang, yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan melawan hukum dipidana karena mencuri selama-lamanya 5 tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.9.000,-.

2.8.4. Pasal 11 ayat (2) UU. No. 15 Th. 1985 (Ketenagalistrikan)

Sepanjang tidak bertentangan dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan umum PKUK diberi kewenangan antara lain a.l. masuk ke tempat umum / perorangan dan menggunakannya untuk sementara waktu.

2.8.5. Pasal 167 KUHP

(1) Barangsiapa dengan melawan hukum masuk dengan paksa ke dalam, atau dengan melawan hukum ada di dalam rumah atau tempat yang tertutup atau pekarangan yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain dan tidak dengan segera pergi dari tempat itu, atas permintaan orang yang berhak atau permintaan atas nama yang berhak, dipidana dengan Pidana Penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau dengan sebanyak-banyaknya Rp.4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah).

(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian pejabat palsu, atau barang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12

Page 9: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta bukan karena kekhilafan masuk dan kedapatan disitu pada waktu malam, dianggap memaksa masuk.

(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan.

(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika yang melakukan kejahatan 2 orang atau lebih dengan bersekutu.

2.9. PERDATA

2.9.1. Hubungan Hukum

Hubungan antara dua subjek hukum atau lebih dimana hak dan kewajiban di satu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban di pihak lain.

Hubungan Hukum PLN dengan Pelanggan : JUAL BELI TENAGA LISTRIKPasal 1338 ayat (1) KUHPerdata : Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya.

2.10. FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN

2.10.1. Fungsi Protektif

Hukum memberikan perlindungan kepada Perjanjian. Hukum mengatur sahnya suatu Perjanjian è Pasal 1320 Kitab Undang-

undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Menyatakan Perjanjian yang sah mempunyai kekuatan hukum è Pasal

1338 ayat (1) KUHPerdata. Mengikat para pihak sebagai undang-undang è Pasal 1338 ayat (1)

KUHPerdata.

2.10.2. Fungsi Destruktif

Hukum dapat membatalkan Perjanjian / salah satu klausula Perjanjian jika isi atau proses pembuatannya tidak sah

2.10.3. Fungsi Suplementer

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13

Page 10: 1. Aspek Hukum p2tl

KONSENSUALISME1320 KUHPerdata

KEBEBASAN BERKONTRAK1338 (1) KUHPerdata

KEKUATAN MENGIKAT1338 (1) KUHPerdata

Setiap orang / pihak diberi kebebasan membuat

Perjanjian sesuai dengan kesepakatan diantara

para pihak

Semua Perjanjian yang dibuat secara sah

berlaku sebagai UU bagi mereka yang

membuatnya

Pembatasan tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum &

kesusilaan

Perjanjian sah dan mengikat sejak tercapai kata

sepakat antara para pihak

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

Hukum melengkapi ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis dalam Perjanjian menurut keadilan, kepatutan dan UU patut dianggap sebagai bagian dari isi Perjanjian.

2.10.4. Fungsi Regulatif

Hukum mengatur apa akibatnya jika terjadi pelanggaran dalam Perjanjian atau jika terjadi pembatalan Perjanjian.

Peraturan di dalam UU N0.15 Th 1985 tersebut di atas telah disempurnakan dengan UU no.30 Th 2009.

2.11. AZAS-AZAS PERJANJIAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14

Page 11: 1. Aspek Hukum p2tl

SYARAT-SYARAT SAH PERJANJIAN(Pasal 1320 KUHPerdata)

SEPAKAT MEREKA YG MENGIKATKAN

DIRINYA

KECAKAPAN UNTUKMEMBUAT SUATU

PERIKATANSUATU HALTERTENTU

SUATU SEBABYG HALAL

SYARAT SUBJEKTIF SYARAT OBJEKTIF

AKIBAT HUKUM PASAL 1320 TIDAK TERPENUHI

PERJANJIAN DAPATDIBATALKAN

PERJANJIAN BATALDEMI HUKUM

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

SYARAT-SYARAT SAH PERJANJIAN (Pasal 1320 KUHPerdata)

2.12. PERBUATAN MELANGGAR HUKUM ( PMH ) DAN JAMINAN

PASAL 1365 KUHPerdata : Tiap Perbuatan Melanggar Hukum (PMH) yang merugikan satu pihak, mewajibkan pihak yang karena salahnya menerbitkan kerugian tersebut mengganti kerugian.

PASAL 1131 KUHPerdata : Seluruh harta benda yang ada dan yang akan ada menjadi jaminan atas perikatan yang dibuatnya.

2.13. TATA USAHA NEGARA (TUN)

TUN : administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah (PLN è BUMN yang dibentuk berdasarkan PP dan mendapat tugas sesuai

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15

Page 12: 1. Aspek Hukum p2tl

SENGKETA KASUS P2TL

PENGADILAN NEGERI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

PERDATAPERBUATAN MELAWAN

HUKUM(1365 KUHPdt)

ATAUWANPRESTASI

DITUNTUT GANTIRUGI

KEPUTUSAN PENETAPANTAGIHAN SUSULAN

/ PEMUTUSAN TENAGA LISTRIK DIANGGAP

SEBAGAIKEPUTUSAN

TATA USAHA NEGARA

PEMBATALAN KEPUTUSAN

PIDANAPasal 19 UU NO. 15 TH 1985(pencurian tenaga listrik) /

Pasal 362 KUHPidana (pencurian)

atauPasal 167 KUHP (masuk

paksa)atau

Pasal 310 KUHP (penghinaan)atau

Pasal 335 KUHP(perbuatan tidak

menyenangkan)

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

UU untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam usaha penyediaan tenaga listrik sebagai PKUK).

Objek Gugatan : Keputusan TUN è penetapan tertulis yang dikeluarkan Badan / Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN berdasarkan perundangan yang berlaku, bersifat konkret, individual, dan final, yang berakibat hukum bagi seseorang / badan hukum perdata (Surat Penetapan Tagihan Susulan / Pemutusan dll).

Batas waktu pengajuan gugatan : 90 hari sejak diterimanya / diumumkannya Keputusan Badan / Pejabat TUN

2.14. SENGKETA KASUS P2TL

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16

Page 13: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2.15. ALAT BUKTI PIDANA

Pasal 184 KUHAP :

Keterangan Saksi dari Petugas P2TL, polisi dll. Keterangan Ahli yaitu saksi ahli independen (institusi / akademisi dll.) Surat berupa SPJBTL, surat tugas, BA P2TL / BA pengambilan barang

bukti / BA pemeriksaan di Lab, DIL, dll. Petunjuk Keterangan Terdakwa

2.16. ALAT BUKTI PERDATA

Pasal 1866 KUHPerdata

Surat / tulisan yaitu SPJBTL, surat tugas, BA P2TL / BA pengambilan barang bukti / BA pemeriksaan di Lab, DIL, dll.

Saksi petugas P2TL, Polisi, saksi ahli, dll. Persangkaan, penyesuaian antara fakta di lapangan dan alat bukti yang

ditemukan. Pengakuan, pengakuan pelanggan, dll. Sumpah

2.17. P2TL = PENEGAKAN HUKUM

Tindakan PLN dalam pelaksanan P2TL adalah TINDAKAN HUKUM PUBLIK dalam rangka Penegakan Hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan. ( UU à PP à PERMENTAMBEN à Keputusan Direksi)

Tindakan PLN berupa pengenaan Tagihan Susulan dan Pemutusan Sementara (Pelanggan) / Rampung (NK) dalam P2TL adalah melaksanakan ketentuan peraturan perundangan-undangan sehingga TIDAK HARUS MENUNGGU PUTUSAN PENGADILAN untuk pelaksanaannya

2.18. PEJABAT / PETUGAS YANG DILAPORKAN KE POLISI

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17

Page 14: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

Pasal 50 KUHP : Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, TIDAK BOLEH DIHUKUM.

Pasal 51 KUHP : Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak / pejabat yang berwenang, TIDAK BOLEH DIHUKUM

2.19. PERUSAKAN INSTALASI / BANGUNAN LISTRIK

Pasal 191 Bis KUHP :Barangsiapa dengan sengaja menghancurkan, merusak / membuat tak dapat dipakai bangunan listrik, atau menyebabkan jalan / bekerjanya bangunan itu terganggu, atau menggagalkan / mempersulit usaha untuk menyelamatkan / membetulkan bangunan itu diancam dengan pidana (penjara / denda), bila karena perbuatan itu menimbulkan :

- rintangan / kesulitan dalam penyerahan tenaga listrik, untuk kepentingan umum, maks. penjara 9 bulan / denda Rp.4.500,-.

- bahaya umum bagi barang, maks. penjara 7 tahun.- bahaya bagi nyawa orang lain, maks. penjara 9 tahun.- bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati, maks.

penjara 15 tahun.

Pasal 191 Ter KUHP :Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan suatu bangunan listrik hancur, rusak atau tak dapat dipakai atau menyebabkan jalannya atau bekerjanya bangunan itu jadi terganggu, atau menyebabkan usaha untuk menjaga keselamatan atau memperbaiki bangunan itu menjadi terhalang atau menjadi sukar, diancam dengan pidana (penjara / denda) bila karena itu :

- timbul rintangan / kesukaran dalam memberikan tenaga listrik untuk kepentingan umum / timbul bahaya umum bagi barang, maks. penjara 4 bulan 2 minggu / kurungan maks. 3 bulan / denda maks. Rp. 4.500,-.

- timbul bahaya bagi nyawa orang lain, maks. penjara 9 bulan / kurungan maks. 6 bulan / denda Rp. 4.500,- .

- mengakibatkan orang mati, maks. penjara 1 tahun 4 bulan / kurungan 1 tahun.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 18

Page 15: 1. Aspek Hukum p2tl

PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Hukum

2.20. PEMUTUSAN SAMBUNGAN LISTRIK DAPAT TERJADI KARENA :

Pemutusan terhadap sambungan listrik yang sah :- P2TL.- Tunggakan Tagihan Listrik dan tagihan lainnya.

Pemutusan terhadap sambungan listrik yang tidak sah (non pelanggan).

Dasar Hukum Pemutusan Sambungan Listrik akibat adanya tunggakan tagihan listrik dan tagihan lainnya :KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) No.109.K/039/DIR/1997 tentang Ketentuan Jual Beli Tenaga Listrik dan Penggunaan Piranti Tenaga Listrik Yang Berlaku di PT PLN (Persero) :

Pasal 34 ayat (1) : Pemutusan Sementara dikenakan bila terjadi antara lain tagihan listrik atau angsuran BP atau angsuran TS tidak dilunasi sampai dengan masa pembayaran berakhir.

Pasal 35 ayat (1) : Pemutusan rampung dapat dilaksanakan jika dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender sejak dilaksanakannya Pemutusan Sementara Pelanggan belum melunasi tunggakan Tagihan Listrik dan atau Tagihan Susulan

Ketentuan terkait baca dalam UU No.30 Th 2009Dan SK DIR. No.:234.K/DIR/2008

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 19