1. JUDUL.doc - 1_(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

title

Citation preview

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    1/147

    PERANCANGAN M ESIN EM PING JAGUNG

    DENGAN SISTEM ROLL PENGATUR

    Skripsi

    Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    NIKODIMOS DWI SETYONO

    I 1306506

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTASURAT PERNYATA AN

    2009

    Saya mahasiswa Jurusan Teknik Universitas Sebelas Maret

    Surakarta yang bertanda tangan di bawah ini.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    2/147

    Nama : NIKODIMOS DWI SETYONO

    NIM : I 1306506

    Judul TA : PERANCAN GAN MESIN EMPIN G JAGUNG DENGAN

    SISTEM ROLL PENGATUR

    Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir atau skripsi yang

    saya susun t idak mencontoh atau tidak melakukan plagiat dari karya tuli s

    orang lain. Jika terbukti Tugas Akhir yang saya susun tersebut merupakan

    hasil plagiat dari karya orang lain maka Tugas Akhi r yang saya susun

    tersebut dinyatakan batal dan gelar sarjana yang saya peroleh dengan

    sendirinya dibatalkan atau d icabut.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan

    apabila dikemudian hari terbukt i melakukan kebohongan maka saya

    sanggup menanggung segala konsekwensinya.

    Surakarta, 30 Januari 2009

    ( Nikodimos D.S. )

    LEM BAR PENGESAHAN

    Judul Skripsi:

    PERANCANGAN M ESIN EM PING JAGUNG

    DENGAN SISTEM ROLL PENGATUR

    Ditul is oleh:

    Ni kodimos Dw i Setyono

    I 1306506

    Mengetahui,

    Dosen Pembimbing I

    Bamban Suhardi, ST, MT

    Dosen Pembimbing I I

    Taufi Rochman STP, MT

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    3/147

    Ketua Program S-1 Non Reguler

    Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UN S

    Taufiq Rochman, STP, MT

    NIP. 132 206 592

    LEM BAR VALI DA SI

    Judul Skripsi:

    PERANCANGAN M ESIN EM PING JAGUNG

    DENGAN SISTEM ROLL PENGATUR

    Ditul is oleh:

    Ni kodimos Dw i Setyono

    I 1306506

    Telah disidangkan pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2009

    Pembantu Dekan I

    Fakultas Teknik

    Ir . Noegroho Djarw anti ,

    Ketua Jurusan

    Teknik Industr i

    Ir . Lobes Herdiman, MTNIP. 132 163 511

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    4/147

    Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

    Surakarta, dengan

    Dosen Penguji

    1. Ir. Muni fah, MSIE, MT _____________________

    NIP. 131 653 974

    2. Retno Wulan D, ST, MT _____________________

    NIP. 132 309 255

    Dosen Pembimbing

    1. Bambang Suhardi, ST, MT

    _____________________

    NIP. 132 282 170

    2. Taufiq Rochman, STP, MT _____________________

    NIP. 132 206 592

    KA TA PENGANTA R

    Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

    Esa, karena dengan rahmat dan bimbinganNya penulis dapat

    menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dan menyusun laporan dengan

    judul PERANCANGAN MESIN EMPING JAGUN G DENGAN SISTEM

    ROLL PENGATUR.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

    pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu:

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    5/147

    1. Tuhan Yesus Kr istus yang telah memberikan rahmat, bimbingan serta

    kemampuan dan kesehatan sehingga terselesaikan laporan tugas akhir

    ini.

    2. Bapak Ibu dan keluargaku terkasih, terima kasih atas semua dorongan,

    nasehat, dan doa yang telah diberikan kepada penul is.

    3. Bp. Ir. Lobes Herd iman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industr i

    yang senantiasa berupaya memajukan jurusan TI.

    4. Bp. Bambang Suhardi , ST, MT, dan selaku dosen pembimbing I yang

    selalu sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

    membimbing penulis menyelesaikan laporan ini serta mengoreksi

    segala kesalahan.

    5. Bp Taufiq Rochman STP, MT selaku dosen pembimbing skr ipsi II yang

    selalu memberikan saran, nasehat, semangat dan perbaikan selama

    penyusunan tugas akhi r ini.

    6. Ibu I r. Muni fah, MSIE, MT dan Ibu Retno Wulan D, ST, MT selaku

    dosen penguji I dan dosen penguji II. Terima kasih atas masukan-

    masukannya sehingga laporan tugas akhir ini menjadi lebih sempurna.

    7. Bapak Pringgo Widyo Laksono, ST selaku dosen pembimbing

    akademik atas bimbingan serta saran selama ini .

    8. Bapak Nur Imam selaku pemi lik usaha kecil pengerajin emping jagung

    yang telah mengizinkan penul is untuk melaksanakan peneli tian tugas

    akhir.

    9. Mas Kristian Indra, selaku pemberi ide dan membantu dalam

    merancang mesin emping jagung.

    10. Team Kepopong selaku team penghilang stress dan team sukses.

    Terima kasih atas tenaga, waktu dan piki ran yang telah diberikan.

    11. Teman-teman TI transfer 2006 dan 2007, terimakasih atas kekompakan

    dan kebersamaannya di Teknik Industr i UN S.

    12. Staf TU TI UNS yang membantu dalam hal administrasi dan

    perlengkapan.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    6/147

    13. Semua pihak-pihak yang membantu dalam pengerjaan laporan ini

    yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

    Kiranya Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang telah

    beliau lakukan.

    Penulis menyadari bahwa kemampuan penulis dalam pembuatan

    dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini terbatas dan masih banyak

    kekurangan, sehingga penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

    membangun.

    Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bisa

    bermanfaat bagi pembaca.

    Surakarta, 30 Januari 2009

    Penulis

    DA FTAR ISI

    Halaman

    HALA M AN JUDUL i

    LEM BAR PENGESAHA N ii

    LEM BAR VALID ASI iii

    SURAT PERNYATA AN iv

    KA TA PENGA NTA R v

    ABSTRA K vii

    ABSTRA CT viii

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    7/147

    DA FTAR ISI ix

    DA FTAR GAM BAR

    xii

    DA FTAR TABEL xv

    BAB I PEND AH ULUAN

    I-1

    1.1 Latar Belakang I-1

    1.2 Permusan Masalah I-2

    1.3 Tujuan Peneliti an I-2

    1.4 Manfaat Peneliti an I-31.5 Batasan Masalah I-3

    1.6 Asumsi I-3

    1.7 Sistematika Penulisan

    I-3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA I I -1

    2.1 Gambaran Umum Perusahaan II-1

    2.1.1 Proses produksi II-1

    2.2 Definisi Ergonomi II -3

    2.2.1 Antropometr i dan apl ikasinya II -4

    2.2.2 Apl ikasi distr ibusi normal

    II-7

    2.2.3 Pengujian data antropometr i II-10

    2.3 Rangka II-12

    2.4 Pengelasan II-17

    2.5 Motor Gear II-21

    2.6 Poros

    II-23

    2.7 Pasak

    II-24

    2.8 Bantalan atau Bearings II-27

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    8/147

    2.9 Sabuk V Puli II-28

    2.10 Ban berjalan II-31

    2.10.1 Kalsif ikasi ban berjalan

    II-32

    2.10.2 Belt Conveor II-32

    BAB II I M ETODOLOGI PENELIT IA N

    III-1

    3.1 Indentifi kasi Permasalahan

    III-2

    3.1.1 Latar belakang III-3

    3.1.2 Perumusan Maslah

    III-2

    3.1.3 Tujuan dan manfaaat penelitian

    III-3

    3.1.4 Studi lapangan III-3

    3.1.5 Studi li teratur II I-3

    3.2 Pengumpulan dan pengolahan Data

    III-3

    3.2.1 Pengumpulan data

    III-3

    3.2.2 Pengolahan Data III-4

    3.3 Perancanan A lat III-6

    3.3.1 Membuat rancangan mesin roll pemipih

    emping jagung II I-6

    3.4 Perhitungan Biaya III-7

    3.5 Analisis dan Interprestasi Hasil II I-7

    3.6 Kesimpulan dan Saran III -7

    BAB IV PENGUM PULAN DA N PENGOLAH AN DA TA IV -1

    4.1 Pengumpulan Data IV-1

    4.1.1 Data peneliti an IV-1

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    9/147

    4.1.2 Data antropometr i IV-2

    4.2 Pengolahan Data IV-3

    4.2.1 Perhitungan data peneliti an

    IV-3

    4.2.2 Perhitungan uji keseragaman data antropometr i

    IV-3

    4.2.3 Perhitungan rangka mesin emping jagung

    IV-6

    4.2.4 Perhitungan kekuatan las

    IV-13

    4.2.5 Perhitungan mekanik prototype mesin

    emping jagung IV-14

    4.3 Perancangan mesin emping jagung

    IV-40

    4.3.1 Pereranngan rangka mesin emping jagung

    IV-41

    4.3.2 Perancangan roll pengatur dan bak penampung

    IV-42

    4.3.3 Perancangan ban berjalan IV-44

    4.3.4 Perancangan roll pemipih IV-45

    4.3.5 Hasil rancangan rangka mesin emping jagung

    IV-46

    4.4 Perhitungan biaya IV-47

    4.4.1 Perhitungan biaya mesin emping jagung

    IV-47

    BAB V AN ALISIS DA N INTERPRETASI HA SIL V-1

    5.1 Analisis V-1

    5.1.1 Analisis mesin emping jagung awal

    V-1

    5.1.2 Analisis hasil rancangan mesin emping jagung

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    10/147

    dengan sistem roll pengatur

    V-3

    5.1.3 Analisis kapasitas dan waktu

    V-3

    5.1.4 Analisis pemasaran V-3

    5.1.5 Analisis aspek ekonomi V-4

    5.2 Interprestasi hasil V-6

    BAB VI KESIM PULAN DAN SARAN

    VI-1

    6.1 Kesimpulan

    VI-1

    6.2 Saran VI-1

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    Lampiran 1 L-1

    Lampiran 2 L-2

    Lampiran 3 L-3

    ABSTRAK

    Nikodimos Dwi Setyono, NIM : I 1306506. PERAN CAN GAN M ESIN

    EM PING JAGUNG D ENGAN SISTEM ROLL PENGATUR.Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik,

    Universi tas Sebelas M aret, Januari 2009.

    Perkembangan teknologi mesin yang semakin memudahkan

    manusia untuk mengerjakan sesuatu menjadi lebih mudah dan cepat,

    mendorong dunia usaha kecil menengah pengerajin emping jagung untuk

    mengembangkan usaha rumahan mili k Bapak Nur Imam beralamatkan di

    Kartosuso yang memproduksi emping jagung dengan menggunakan

    mesin emping jagung masih mempunyai kekurangan. Proses produksi

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    11/147

    dengan bantuan mesin dapat mempercepat kinerja manusia dalam

    melakukan aktivitas. Hal ini memberikan ide untuk memperbaiki sistem

    kerja guna mendapatkan kesempurnaan sistem produksi. Salah satu

    alternatif yang harus dilakukan ialah dengan memperbaiki alat atau mesin

    yang digunakan sebelumnya.

    Pada perancangan ini akan merancang kembali mesin emping

    jagung yang sudah menggunakan motor untuk mengerakkan roll pemipih

    tetapi pada proses pemasukan bi ji jagungnya masih menggunakan tenaga

    manusia. Mesin emping jagung dengan sistem roll pengatur berguna

    membantu mengatur masuknya biji jagung keroll pemipih yang

    sebelumnya menggunakan tenaga manusia.

    Dalam perancangan ini sistem mekanis mesin emping jagung

    sumber putarannya adalah dari motor gear yang mengerakkan sabuk dan

    puli. Dengan memanfaatkan putaran motor gear maka dapat

    menggerakkan roll pengatur yang nantinya berfungsi untuk mengambil

    biji jagung dari bak penampung. Putaran motor yang konstan yang

    menggerakan roll pengatur dapat bekerja mengambil biji jagung secara

    kontinyu, sehingga memberi kan kemudahan dalam proses pemipihan biji

    jagung. Berdasarkan analisis perancangan dengan sistem roll pengatur

    memberikan kemudahan dalam proses kerja dan mampu memproduksi

    emping jagung hingga 121 kg/ jam yang sebelumnya hanya 48kg/ jam.

    Kata Kunci : emping jagung, pemipih, motor gear, roll pengatur, ban

    berjalan.

    xv + 101 halaman; 60 gambar; 11 tabel ; 18 lampiran

    Daftar pustaka: 11 (1993-2008)

    ABSTRA CT

    Nikodimos Dwi Setyono, NI M : I 1306506. DESIGN OF EM PING

    M AIZE M ACHINE WITH SYSTEM OF REGULATOR ROLL Thesis.

    Surakarta: Industrial Engineering Department of Engineering Faculty,

    Sebelas M aret Uni versi ty , January 2009.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    12/147

    Growth of machine technology which progressively facilitate

    human being to do something becoming easier and quickly, pushing

    middle small industry world of worker of maize emping to develop the

    effort home property of Mr. Nur Imam address in Kartosuso which

    producing maize emping by using maize emping machine still has

    insuffiency. Production process constructively machine can quicken

    human being performance in conducting activity. This matter give idea to

    improve;repair jobsystem to get perfection of production system. One of

    the alternative which must be done improve used machine or appl iance

    before all.

    This scheme will design again maize emping machine which have

    used motor for the crust of f lat roll but the process inclusion of maize seed

    of still use human. Machine maize emping with system of regulator roll

    good for assisting to arrange entry of maize seed of to previous flat use

    human.

    This scheme ofmechanical system of maize emping machine of

    source of the rotation of is from motor gear which was belt crust and of

    pully. Exploited motor gear of rotation hence can move regulator roll

    which later function to take maize seed of receptacle. Constant motor

    rotation which is movement of regulator roll can work to take maize seed

    by continued., so that give amenity in course of flat of maize seed.

    Pursuant to scheme analysis with system of regulator rol l give amenity in

    course of activi ty and can produce maize emping ti ll 121 kg/ hour w hich is

    before only 48 kg/ hour.

    Keyw ords : emping maize, flat, motor gear, regulator rol l, conveor.

    xv + 101 pages; 60 pictures; 11 tables; 18 appendixes

    References: 11 (1993-2008)

    DA FTAR GAM BAR

    HalGambar 2.1 Mesin Emmping Jagung Mil ik Bapak Nut Imam

    II-1

    Gambar 2.2 OPC Pembuatan Emping Jagung

    II-2

    Gambar 2.3 Data Atropomert i untuk perancangan produk II -5

    Gambar 2.4 Distr ibusi Normal Dengan Data Antropometr i

    II-7

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    13/147

    Gambar 2.5 Reaksi Gaya Pada Rangka

    II-13

    Gambar 2.6 Tanda Untuk Gaya Normal

    II-14

    Gambar 2.7 Tanda Untuk Gaya Lintang

    II-14

    Gambar 2.8 Tanda Untuk Momen Lentur

    II-14

    Gambar 2.9 Tumpuan Sendi II-15

    Gambar 2.10 Tumpuan Roll II -15

    Gambar 2.11 Tumpuan Jepi t II-15

    Gambar 2.12 Baja Profil L

    II-16

    Gambar 2.13 Sambungan Las Butt Joint

    II-18

    Gambar 2.14 Sambungan Las Lap Joint

    II-18

    Gambar 2.15 Sambungan Las T Joint II-19

    Gambar 2.16 Sambungan Las Edge Joint

    II-19

    Gambar 2.17 Sambungan Las Corner Joint II-19

    Gambar 2.18 Motor Gear II-21

    Gambar 2.19 Pembenanan Putar Pada Sebuah Poros Yang Berputar

    II-23

    Gambar 2.20 Jenis jenis Pasak II-24

    Gambar 2.21 Gaya Geser dan Desain Pasak II-25

    Gambar 2.22 Penampang Sigle Row Ball Bearing

    II-27

    Gambar 2.23 Macam - macam Sabuk II-28

    Gambar 2.24 Mekanisme Sabuk II-30

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    14/147

    Gambar 2.25 Ban Berjalan

    II-32

    Gambar 3.1 Metodologi Peneli tian Lanjutan II I-1

    Gambar 4.1 Uji Keseragaman TSB III-4

    Gambar 4.2 Dimensi Tinggi Mesin Hasil Perhitungan Antropometr i

    TSB Tampak Samping II I-6

    Gambar 4.3 Dimensi Panjang dan LebarMesin Hasil Perhitungan

    Antropometr i TSB Tampak Atas III -6

    Gambar 4.4 Kontruksi Rangka

    III-7

    Gambar 4.5 Potongan Rangka III-8

    Gambar 4.6 Potongan (W-w ) III-8

    Gambar 4.7 Potongan (X-x) III-9

    Gambar 4.8 Potongan (Z-z) III-9

    Gambar 4.9 Potongan (Y-y) III-10

    Gambar 4.10 Profi l L III-11

    Gambar 4.11 Gaya Pemipihan Jagung III-15

    Gambar 4.12 Penampang Tabung Roll Pemipih

    III-16

    Gambar 4.13 Penampang Tutup Roll Pemipih III-17

    Gambar 4.14 Analisis Gaya Arah Vertikal Roll Pemipih 1

    III-18

    Gambar 4.15 Analisis Gaya Arah Horizontal Roll Pemipih 1

    III-19

    Gambar 4.16 Analisis Gaya Arah Vertikal Roll Pemipih 2

    III-22

    Gambar 4.17 Analisis Gaya Arah Horizontal Roll Pemipih 2

    III-24

    Gambar 4.18 Sistem Mekanik Sabuk Puli M otor ke

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    15/147

    Sabuk Pul i Roll 1dan 2 III-31

    Gambar 4.19 Sistem Mekanik Pul i Motor ke Pul i Ban Berjalan

    III-35

    Gambar 4.20 Sistem Mekanik Dan Ban Berjalan

    III-37

    Gambar 4.21 Roll Pengatur

    III-39

    Gambar 4.22 Hasil Perancangan Rangka Mesin Tampak Atas

    III-41

    Gambar 4.23 Hasil Perancangan Rangaka Mesin Tampak Samping

    III-41

    Gambar 4.24 Hasil Perancangan Roll Pengantur

    III-42

    Gambar 4.25 Hasil Perancangan Bak Penampung Tampak Atas

    III-43

    Gambar 4.26 Hasil Perancangan Bak Penammpung Tampak Samping

    III-43

    Gambar 4.27 Hasil Perancangan Ban Berjalan Tampak Atas III-44

    Gambar 4.28 Hasil Perancangan Ban Berjalan Tampak Samping

    III-44

    Gambar 4.29 Perancangan Roll Pemipih Tampak Atas

    III-45

    Gambar 4.30 Mekanisme Pemipihan III-45

    Gambar 4.31 Hasil Perancagan Mesin Emping Jagung Tampak Atas

    III-46

    Gambar 4.32 Hasil Perancangan Mesin Emping Jgung

    Tampak Samping III-46

    Gambar 4.33 Perancangan Mesin Emping Jagung 3D

    III-47

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    16/147

    Gambar 4.34 BOP Mesin Emping Jagung

    III-47

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 2.1 Keterangan Pengambilan Ukuran Dimensi Anggota

    Tubuh

    II-6

    Tabel 2.2 Macam Percentil dan Cara Perhitungan Dalam

    Distr ibusi Normal II -9

    Tabel 4.1 Data Uji Tekan Biji Jagung Basah IV-1

    Tabel 4.2 Data Penimbangan Biji Jagung Basah IV-2

    Tabel 4.3 Data Tinggi Siku Berdi ri (TSB) IV-2

    Tabel 4.4 Di imensi Hasil Rancangan IV-5

    Tabel 4.5 Momen yang Terjadi pada Rangka IV-10Tabel 4.6 Perhitungan Besar Kecil Baja Profil L IV-11

    Tabel 4.7 Kapasitas Roll Pengatur IV-40

    Tabel 4.8 Biaya Bahan IV-50

    Tabel 4.9 Biaya Pemakaian Mesin dan Biaya Operator IV-50

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    17/147

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKAN G

    Perkembangan teknologi mesin yang semakin memudahkan

    manusia untuk mengerjakan sesuatu menjadi lebih mudah dan cepat,

    mendorong dunia usaha kecil menengah untuk mengembangkan usaha.

    Hal ini memberikan ide untuk memperbaiki sistem kerja guna

    mendapatkan kesempurnaan sistem produksi. Salah satu alternatif yang

    harus dilakukan ialah dengan memperbaiki alat atau mesin yang

    digunakan sebelumnya, guna meningkatkan produktivitas maupun

    keuntungan.

    Begitu banyak macam hasil pertanian di negara Indonesia membuat

    negara kita kaya akan bahan pangan. Contoh hasil pertanian kita adalah

    padi, jagung, kedelai, tebu, singkong dan lain-lain. Jagung merupakan

    salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian di Indonesia dan juga

    merupakan salah satu makanan pokok alternatif pengganti beras. Pada

    saat ini pengolahan serta penyajian jagung sebagai bahan makanan telah

    mengalami perkembangan, misalnya nasi jagung, lepet jagung, marneng,

    emping jagung, berondong jagung. Salah satu keuntungan dari

    pembuatan makanan berbahan baku jagung adalah bahan bakunya yang

    mudah didapat.

    Ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh

    manusia adalah antropometri. Antropometri sangat diperlukan sebagai

    pedoman dalam pelaksanaan penyesuaian ukuran-ukuran perlengkapan

    dan peralatan kerja, dan segala peralatan yang berhubungan langsung

    dengan manusia. Antropometri berhubungan dengan pengukuran

    keadaan dan ciri-ciri fisik manusia mulai ukuran kepala, badan, tangan,

    pinggul, sampai kaki.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    18/147

    Pengamatan yang dilakukan di Keputren Kartosuro ada sebuah

    usaha kecil rumahan pembuat emping jagung yang sudah menggunakan

    mesin emping jagung dengan sistem rol l pemipih. Mesin yang digunakan

    saat ini sudah menggunakan motor listrik dengan bantuan sistem mekanis

    berupa reducer, rodagigi , sabuk-puli dan rantai. Motor listr ik yang

    menggerakkan roll digunakan untuk memipihkan biji jagung. Proses

    pembuatan emping jagung adalah dari biji jagung yang direbus sampai

    matang kemudian di ti ri skan dimasukkan ke mesin selanjutnya biji jagung

    dipipihkan dengan roll pemipih kemudian di jemur sampai kering dan

    selanjutnya digoreng, hasil yang sudah digoreng disebut emping jagung.

    Hasil dari pengamatan dan wawancara dengan Bapak Nur Imam di

    lapangan bahwa biji jagung mentah dengan berat 1 kg jika sudah direbus

    menjadi 1,6 kg biji jagung basah. Lama pembuatan emping jagung adalah

    6 jam dimulai dari jam 07.00 13.00. Selama proses pembuatan emping

    jagung mesin hanya beroperasi 4 jam saja dan proses d iluar pemipihan

    memakan waktu 2 jam. Mesin emping jagung yang beroprerasi selama 4

    jam menghasilkan 190 kg(basah), maka dalam 1 jam menghasilkan 48 kg

    (basah) emping jagung. Emping jagung yang masih basah memiliki

    ketebalan 0.5 mm. Mesin emping jagung yang digunakan sampai saat ini

    masih mempunyai kekurangan pada saat proses produksi. Kekurangan

    mesin emping jagung selama proses produksi adalah operator selalu

    berada disamping mesin dengan aktivitas memasukkan biji jagung ke bak

    penampung dengan cara biji jagung disebarkan menggunakan tangan

    sedikit demi sedikit. Apabila operator memasukkan biji jagung terlalu

    banyak di bak penampung maka biji jagung akan bertumpukkan

    mengakibatkan roll berhenti dan mengakibatkan arus pendek. Emping

    jagung yang sudah keluar dari roll masih ada yang lengket satu sama lain.

    Dengan adanya kekurangan - kekurangan yang ada saat ini maka

    perlu dibuat perbaikan terhadapan mesin emping jagung dengan

    pendekatan anthropometri. Sehingga pada rancangan mesin yang baru

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    19/147

    jagung dapat di rasakan rasa aman, nyaman dan dapat mempersingkat

    waktu proses produksi dan mendapatkan produktivi tas yang maksimal.

    1.2 PERUMUSAN M ASALAH

    Permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimana merancang

    mesin emping jagung agar meningkatkan produktivi tas mesin ?.

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah diperoleh

    perancangan mesin emping jagung agar meningkatkan produktivitas

    mesin.

    1.4 M ANFAAT PENELITIAN

    Manfaat yang ingin di capai dalam penelit ian ini, adalah :

    1. Menghasilkan rancangan mesin emping jagung yang dapat membantu

    meningkatkan produkt iv itas.

    2. Memberikan kemudahan dalam melakukan proses produksi emping

    jagung dengan menggunakan mesin roll .3. Mempersingkat waktu proses produksi pembuatan emping jagung.

    1.5 BATASAN M ASALA H

    Batasan masalah dari penelitian mengenai perancangan mesin

    emping jagung adalah sebagai berikut:

    1. Penelitian hanya dilakukan pada proses produksi pemipihan biji

    jagung.2. Biji jagung yang akan dibuat emping sudah di rebus dan bersih, siap

    untuk diproses.

    3. Kaidah Ergonomi yang digunakan untuk menganalisa peneli tian ini

    adalah Antropometri.

    4. Motor gear yang digunakan mempunyai spesif ikasi tegangan 110 V/

    50 HZ, daya 120 watt dan putaran motor 75 RPM.

    5. Putaran Roll Pengatur yang di analisa 20 RPM dengan diameter 3 cm.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    20/147

    1.6 ASUMSI

    Asumsi yang digunakan dalam perancangan mesin pembuatan

    emping jagung, sebagai berikut:

    1. Pekerja bekerja dalam keadaan normal.

    2. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian.

    3. Bentuk biji jagung diasumsikan silinder.

    1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

    Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, diberikan uraian setiap

    bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-

    pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab sebagai berikut :

    BAB I PEND AHULUA N

    Bab ini membahas tentang latar belakang dan identifikasi masalah

    yang diangkat dalam penelitian, perumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penetapan

    asumsi-asumsi serta sistematika yang digunakan dalam peneliti an.

    BAB II TINJAUA N PUSTAK A

    Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan

    terkait langsung dengan perancangan mesin emping jagung. Teori

    yang akan diuraikan adalah motor gear, poros, pasak, sabuk- v dan

    puli, ban berjalan, rangka dan ergonomic khususnya cabang ilmu

    anthropometri.

    BAB II I M ETODOLOGI PENELIT IA N

    Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang

    digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan langkah-

    langkah pengolahan data melalui diagram metodologi peneli tian

    BAB IV PENGUM PULAN DA N PENGOLAH AN DA TA

    Pada bab ini berisikan uraian mengenai data-data penelitian yang

    diperoleh dari tempat penelitian, sesuai dengan usulan pemecahan

    masalah yang digunakan.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    21/147

    BAB V A NA LISIS DA N INTERPRETASI HA SIL

    Pada bab ini berisikan pembahasan tentang analisis dari

    pengolahan data yang telah dilakukan.

    BAB VI KESIM PULAN DA N SARAN

    Pada bab ini merupakan bab akhir yang berisikan kesimpulan yang

    diperoleh dari analisis pemecahan masalah maupun hasil

    pengumpulan data serta saran-saran perbaikan atas permasalahan

    yang dibahas.

    BAB II

    TINJAUA N PUSTAK A

    2.1GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    Usaha kecil milik Bapak Nur Imam berdiri pada tahun 2006 berlokasi di

    keputren Kartosuro. Merupakan industri rumahan yang bergerak dibidang

    pembuatan emping jagung. Aktivitas utama dari industri rumahan adalah

    pemipihan biji jagung, biji jagung yang akan dipipihkan harus sudah direbus

    untuk memudahkan proses pemipihan karena jagung yang direbus akan jauh lebih

    mudah dipipihkan. Dalam proses produksi emping sudah menggunakan mesin

    emping jagung dengan sistem pemipih roll. Dalam sehari mesin beroperasi selama

    4 jam proses produksi dalam satu hari mesin emping jagung dapat menghasilkan

    emping sebanyak 190 kg/hr atau rata-rata 48 kg/jam emping jagung basah.

    Emping jagung yang.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    22/147

    Gambar 2.1 M esin empi ng jagung mil ik Bapak Nur I mamSumber: Pegolahan Data, 2008

    2.1.1 Proses ProduksiProses pembuatan emping jagung sekali proses produksi sebanyak 31.25

    kg jagung jika sudah dibungkus menjadi 200 bungkus dalam satu bungkus

    beratnya 150 gr. Dimulai dari biji jagung ditakar selanjutnya biji jagung direbus

    dengan air sampai jagung matang. Jagung yang sudah matang ditiriskan

    selanjutnya dilakukan proses pemipihan dengan mesin emping jagung dengan cara

    biji jagung dimasukkan kedalam bak penampung sedikit demi sedikit. Biji jagung

    yang sudah masuk dalam bak penampung akan turun keroll pemipih sehingga biji

    jagung menjadi pipih dijemur sampai kering kemudian digoreng dan disebut

    emping jagung. Emping jagung yang siap konsumsi selanjutnya di beri kemasan

    dan siap untuk dijual. Supaya lebih jelas dapat dilihat pada peta proses operasi

    dibawah ini.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    23/147

    Gambar 2.2 OPC Pembuatan emping j agung

    Sumber: Usahan kecil Emping jagung Kartosuro,

    2008

    2.2DEFINISI ERGONOMI

    Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo (kerja) dan Nomos

    (hukum). Dengan demikian ergonomi didefinisikan sebagai disiplin

    keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan

    pekerjaanya dengan memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,

    kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

    kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem i tu dengan

    NAMA OBYEK : EMPING JAGUNG

    NOMOR PETA : 1

    DIPETAKAN OLEH : NIKODIMOS

    TANGGAL DIPETAKAN : 29 DES 2008

    PETA PROSES OPERASI (MESIN LAMA)

    O-1

    BijiJagung

    Ditakar

    (Penakar, Panci)

    Direbus

    (Panci, Tungku, Air)

    Ditiriskan

    (Ember, Pentiris )

    Dipipihkan

    (Mesin empingjagung)

    O-3

    O-4

    O-7

    O-6

    O-5

    O-2

    Dijemur

    (Tampah)

    Digoreng

    (Wajan, kompor, )

    Dikemas

    (penakar, timbangan)

    Bungkus plastik

    0:01:14

    0:52:15

    2:00:00

    1:03:11

    1:05:00

    0:54:10

    0:02:12

    Jumlah Waktu

    5:58:02

    5:58:02

    Kegiatan

    Operasi

    Pemeriksaan

    Total

    Ringkasan

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    24/147

    baik, yaitu mencapai tu juan yang di inginkan melalui pekerja itu dengan

    efektif, aman dan nyaman (Wignjosoebroto,1995).Sistem kerja yang dimaksud berupa sistem manusia-mesin (teknologi) sebagai sistem

    terpadu dengan perancangan yang tidak hanya memperhatikan mesin semata, namun

    memperhatikan aspek manusia dalam interaksinya dengan mesin secara lebih baik lagi. Dengankata lain disini manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya dengan mesin yang dioperasikan

    (the man fits to the design)melainkan sebaliknya yaitu mesin dirancang dengan terlebih dahulumemperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikan (the sign fits to the

    man)

    Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat

    dikelompokkan menjadi 3 (Sulistyadi dan Susanti, 2003), yaitu:

    1. Peran ergonomi dalam perancangan produk.

    2. Peran ergonomi dalam meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.

    3. Peran ergonomi dalam meningkatkan produktivi tas kerja.

    Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanyaketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja,sehingga pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja

    manusia yang tidak hanya dapatditinjau dari satu segi ilmu saja. Oleh sebab itulah

    untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai

    disiplin antara lain Anatomi, fisiologi, anthropometr i, psikologi, mekanika

    teknik, fisika dan lain-lain.. Manfaat dan tujuan i lmu ini adalah untuk

    mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian

    Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja

    sedini mungkin.

    2.2.1 ANTH ROPOM ETRI DAN APLI KASINYA DALA M

    PERAN CAN GAN FASILI TAS KERJA

    Istilah Anthropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan

    metri yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan

    sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia

    (Wignjosoebroto,1995). Anthropometri merupakan ilmu yang yang menyelidiki

    manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisiknya, seperti dimensi linier, volume,

    dan berat.

    Salah satu faktor pembatas kinerja tenaga kerja adalah tiadanya

    keserasian ukuran, bentuk sarana dan prasarana kerja terhadap tenaga

    kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri

    pekerja sebagai acuan dasar disain sarana dan prasarana kerja. Bagi

    seorang ahli ergonomi, antropometri merupakan salah satu perangkat

    untuk mendapatkan hasil akhi r berupa hubungan yang harmonis antara

    manusia dan peralatan kerja. Dikenal dua macam antropometr i, yakni

    antropometr i statis dan antropometr i dinamis.

    1. Antropometr i Stati s (Structural Body Dimensions)

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    25/147

    Pengukuran manusia pada posisi diam atau yang dibakukan. Disebut

    juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam

    berbagai posisi standard dan ti dak bergerak (tetap tegak sempurna).

    Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi

    berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdir i maupun duduk, ukuran

    kepala, tinggi / panjang lutut pada saat berdir i atau duduk, panjang

    lengan, dsb. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percenti le tertentu

    seperti 5-th percentile, 50-th percentile dan 95-th percentile.

    2. Antropometr i Dinami s (Funct ional Body Dimensions)

    Yang dimaksud antropometr i dinamis adalah pengukuran keadaan

    dan ciri-cir i fi sik manusia dalam keadaan bergerak atau

    memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja

    tersebut melaksanakan kegiatannya. Dari sini akan didapatkan

    ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-

    gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-

    kegiatan tertentu.

    Terdapat ti ga kelas pengukuran antropometr i dinamis, yaitu :

    1. Pengukuran ti ngkat ketrampi lan sebagai pendekatan untuk mengert i

    keadaan mekanis dari suatu aktifitas.

    Contoh : Dalam mempelajari performansi atlet.

    2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.

    Contoh : Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efekt if pada saat

    bekerja,

    yang dilakukan dengan berdir i atau duduk.

    3. Pengukuran variabilitas kerja.

    Contoh : Anali sis kinematika dan kemampuan jari -jari tangan dari

    seorang

    juru keti k atau operator komputer.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    26/147

    Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri yang

    tepat diapl ikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasil itas

    kerja, diperlukan pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh pada

    gambar 2.2 di bawah ini.

    Gambar 2.3 Data antropometri untuk perancangan produkSumber: Wignjosoebroto. S, 1995

    Tabel 2.1 Keterangan pengambi lan ukuran dimensi anggota

    tubuh

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    27/147

    Sumber: Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, 2000

    No Keterangan

    1 Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala).

    2 Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

    3 Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

    4 Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

    5Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

    gambar tidak ditunjukkan).

    6Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai

    dengan kepala).

    7 Tinggi mata dalam posisi duduk.

    8 Tinggi bahu dalam posisi duduk.

    9 Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).10 Tebal atau lebar paha.

    11 Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.

    12Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari lutut

    betis.

    13 Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

    14 Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan paha.

    15 Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).

    16 Lebar pinggul ataupun pantat.

    17Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam

    gambar).

    18 Lebar perut.

    19Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku

    tegak lurus.

    20 Lebar kepala.

    21 Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

    22 Lebar telapak tangan.

    23

    Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan (tidak

    ditunjukkan dalam gambar).

    24 Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.

    25 Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    28/147

    2.2.2 APLI KASI D ISTRIBUSI NORM AL DAN PERSENTI L D ALA M

    PENETAPAN DA TA ANTH ROPOM ETRIAdanya variansi tubuh yang cukup besar pada ukuran tubuh

    manusia secara perseorangan, maka perlu memperhatikan rentang nilai yang

    ada. Masalah adanya variansi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi

    bilamana mampu merancang produk yang memiliki fleksibil itas dan sifat

    mampu suai dengan suatu rentang ukuran tertentu. Pada penetapan data

    anthropometr i, pemakaian distr ibusi normal akan umum diterapkan.

    Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata dan

    simpangan standarnya dari data yang ada. Berdasarkan nilai yang ada

    tersebut, maka persenti l (nil ai yang menunjukkan persentase tertentu dari

    orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut) bisadi tetapkan sesuai tabel probabili tas di str ibusi normal. Bilamana diharapkan

    ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka

    diambil rentang 2,5thdan 97,5thpercent ile sebagai batas-batasnya.

    Gambar 2.4 D istr ibusi normal yang mengakomodasi 95% dari

    populasiSumber: Ergonomi , studi gerak dan waktu, 2000

    Secara statisti k sudah diperl ihatkan bahwa data hasil pengukuran

    tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik

    sedemik ian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan

    terkumpul d i bagian tengah grafi k. Sedangkan data-data dengan ni lai

    penyimpangan yang ekstrim akan terletak pada ujung-ujung grafik. M enurut

    Jul ius Panero dan M art in Zelnik (2003), merancang untuk kepentingan

    keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak prakt is, maka

    sebaiknya di lakukan perancangan dengan tujuan dan data yang berasal dari

    segmen populasi d i bagian tengah grafik . Jadi merupakan hal logis untuk

    mengesampi ngkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan

    hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 95% dari kelompok populasi

    tersebut.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    29/147

    Persenti l menunjukkan jumlah bagian per-seratus orang dari suatu

    populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan peneli tian, dimana

    sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori -kategori dengan jumlah

    keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar

    berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila

    dikatakan persentil ke-95 dari suatu pengukuran ti nggi badan berart i bahwa

    hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernil ai lebih besar dari

    suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernil ai

    sama atau lebih rendah pada populasi tersebut . Persentil menunjukkan

    jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi yang memi li ki ukuran

    tubuh tertentu.

    Menurut Jul ius Panero dan M art in Zelnik (2003) persenti l ke-50

    memberi gambaran yang mendekati ni lai rata-rata dari suatu kelompok

    tertentu. Suatu kesalahan yang serius pada penerapan suatu data adalah

    dengan mengasumsikan bahwa setiap ukuran pada persenti l ke-50 mewaki li

    pengukuran manusia rata-rata pada umumnya, sehingga sering digunakan

    sebagai pedoman perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi

    tersebut mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok.

    Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut manusia rata-rata .

    Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bi la menggunakan

    persenti l. Pertama, suatu persenti l anthropometr i dari tiap ind iv idu hanya

    berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan

    seseorang memili ki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untukkeseluruhan dimensi. Tidak ada orang dengan keseluruhan dimensi

    tubuhnya mempunyai nilai persentil yang sama, karena seseorang dengan

    persentil ke-50 untuk data tinggi badannya, memiliki persentil 40 untuk data

    tinggi lututnya, atau persenti l ke-60 untuk data panjang lengannya seperti

    ilustrasi pada gambar 2.4, di bawah ini .

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    30/147

    Gambar 2.5 Ilustrasi seseorang dengan persentil tinggi badan ke-50

    mungki n saja memil i k i persenti l ke-55 untuk

    jangkauan tangan k e sampingSumber: Roebuck,et al. Engineering A nthropometry Methods,1975

    Sebuah perancangan membutuhkan i dentifi kasi mengenai d imensi

    ruang dan dimensi jangkauan. Dimensi ruang merupakan dimensi yang

    menggunakan ukuran 90P ataupun 95P, hal ini bertujuan agar orang yang

    ukuran datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat lebih merasa nyaman

    ketika menggunakan hasil rancangan. Sedangkan dimensi jangkauan lebihseri ng menggunakan ukuran 5P ataupun 10P. Hal ini bertujuan supaya orang

    yang datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat turut menggunakan

    fasil itas yang tersedia seperti ukuran lebar meja komputer.

    Pemakaian ni lai-nilai persenti l yang umum diapl ikasikan dalam

    perhitungan data anthropometri , seperti pada tabel 2.1, di bawah ini .

    Tabel 2.2 M acam persenti l dan cara perhi tungan dalam di str ibusi normal

    Percentile Perhitungan

    1-St

    2.5-th

    5-th10-th

    50-th

    x - 2.325 s x

    - 1.96 s x

    - 1.645 s x- 1.28 s x

    90-th

    95-th

    97.5-th

    99-th

    x + 1.28 s x

    x + 1.645 s x

    x + 1.96 s x

    x + 2.325 s x

    Sumber: Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, 2000

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    31/147

    2.2.3 Penguj ian D ata Antropometr i

    1. Uji Keseragaman Data,

    Uji keseragaman data merupakan salah satu uji yang dil akukan pada data

    yang berfungsi untuk memperkecil varian yang ada dengan cara

    membuang data ekstrim. Pertama akan dihitung terlebih dahulu mean

    dan standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah.

    Rumus yang digunakan dalam uji ini , yaitu:

    N

    xx i

    = ... persamaan 2.1

    xs = ( )

    1

    2

    -

    -

    N

    xxi . persamaan 2.2

    Rumus uji keseragaman data:

    xxBKA s3+= persamaan 2.3

    xxBKB s3-= persamaan 2.4

    dengan; x = rata-rata

    xs = standar deviasi atau simpangan baku

    N = jumlah data

    BKA = batas kendali atas

    BKB = batas kendali bawah

    Jika data berada diluar batas kendali atas ataupun batas kendali bawah

    maka data tersebut dihi langkan, keseragaman data dapat di ketahui

    dengan menggunakan peta kendali x .

    2. Uji Kecukupan Data,

    Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data hasil

    pengamatan dapat dianggap mencukupi. Penetapan berapa jumlah data

    yang seharusnya dibutuhkan, terlebih dulu di tentukan derajat keteli tian(s) yang menunjukkan penyimpangan maksimum hasil peneli tian, dan

    tingkat kepercayaan (k) yang menunjukkan besarnya keyakinan pengukur

    akan ketelitian data antropometri.

    Sedangkan rumus uji kecukupan data, yaitu

    ( )2

    22'

    /

    -=

    X

    XXNskN .. persamaan 2.5

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    32/147

    dengan; N = jumlah data pengamatan sebenarnya

    N = jumlah data secara teori ti s

    s = derajat keteli tian (degree of accuracy)

    k = tingkat kepercayaan (level of confidence)

    Data akan dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan N < N,

    dengan kata lain jumlah data secara teori ti s lebih kecil daripada jumlah

    data pengamatan sebenarnya.

    3. Uji Kenormalan Data

    Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian

    normalitas sampel, salah satunya ialah dengan rumus chi-kuadrat. Ujinormalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data yang digunakan

    sudah normal.

    Rumus yang dapat digunakan untuk melakukan uji normali tas :

    ( )x

    xxcX

    i -=

    2

    2 ................................................. persamaan 2.6

    bila X2c < d(1-k), a maka data dikatakan normal.

    4. Perhitungan Persentil Data Antropometri

    Pada perancangan alat pemipih emping melinjo dalam peneli tian inimenggunakan prinsip perancangan faili tas yang bisa dioperasikan di

    antara rentang ukuran tertentu. Persentil yang digunakan adalah persentil

    ke-5, ke-50 dan persentil ke-95. Cara perhitungan persentil tersebut dapat

    di li hat pada tabel 2.1.

    2.3 RANGKA

    Beban adalah beratnya benda atau barang yang didukung oleh suatu

    konstruksi atau bagan beban dan dapat dapat dibedakan menjadi dua

    macam, yaitu:

    1. Beban statis,Beban statis berat suatu benda yang tidak bergerak dan tidak berubah

    beratnya. Beratnya konstruksi yang mendukung itu termasuk beban mati

    dan disebut berat sendir i dari pada berat konstruksi.

    2. Beban dinami s,

    Bebab dinamis adalah beban yang berubah tempatnya atau berubah

    beratnya. Sebagai contoh beban hidup yaitu kendaraan atau orang yang

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    33/147

    berjalan diatas sebuah jembatan, tekanan atap rumah atau bangunan.

    Pada beban dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

    a. Beban terpusat atau beban ti ti k,

    Beban yang berti tik pusat d i sebuah titik, misal: orang berd ir i d iatas

    pilar pada atap rumah.

    b. Beban terbagi,

    Pada beban ini masih dikatakan sebagai beban terbagi rata dan beban

    segiti ga. Beban terbagi adalah beban yang terbagi pada bidang yang

    cukup luas.

    Dalam perhitungan kekuatan rangka akan diperhitungkan gaya-gaya luar

    dan gaya-gaya dalam untuk mengetahui reaksi yang terjadi, sebagai berikut:

    1. Gaya-gaya luar,

    Gaya-gaya luar adalah muatan dan reaksi yang menciptakan kestabilan

    kontruksi. Pada suatu kanti lever (batang) apabila ada muatan yang

    di terapkan maka akan terdapat gaya reaksi yang timbul pada tumpuan.

    Pada kasus statik tertentu persamaan dari kesetimbangan,

    Gambar 2.5 Reaksi gaya pada rangkaSumber: Popov, 1999

    00 == RHAFx

    =+= WRVBRVAFy 0

    = 0MA

    ( )RVBxlxlWx -

    2

    1= 0 ................................................ persamaan 2.7

    dengan;

    W = beban

    l = panjang

    M = momen

    2. Gaya-gaya dalam,

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    34/147

    Gaya-gaya dalam adalah gaya yang merambat dari beban yang tertumpu

    pada konstruksi yang menimbulkan reaksi gaya. Hal ini apabila ada muatan

    maka ada reaksi yang terjadi , yaitu:

    a. Gaya normal (N), merupakan gaya yang melawan muatan dan bekerja

    sepanjang sumbu batang.

    b. Gaya lintang (L), merupakan gaya yang melawan muatan dan bekerja

    tegak lurus terhadap sumbu batang.

    c. Momen lentur (M), merupakan gaya perlawanan dari muatan sebagai

    penahan lenturan yang terjadi pada balok atau penahan terhadap

    lengkungan.

    Tanda-tanda yang digunakan pada gaya-gaya dalam, sebagai berikut:

    a. Gaya N posit if (+) = gaya tarik , dan gaya N negative (-) desak.

    Gambar 2.6 Tanda untuk gaya normalSumber: Sidarta, 1984

    b. Gaya L positi f (+) = patah dan searah dengan jarum jam dan gaya L

    negative (-) = patah dan berlawanan arah dengan jarum jam.

    Gambar 2.7 Tanda untuk gaya li ntangSumber: Sidarta, 1984

    c. Momen lentur (M) posit if (+) = Sumbu batang melengkung, ke atas dan

    Momen lentur (M ) negative (-) = Sumbu batang melengkung ke bawah.

    patah dan searah jarum jam patah dan berlawanan jarum jam

    Tarik Desak

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    35/147

    Gambar 2.8 Tanda untuk momen lenturSumber: Sidarta, 1984

    3. Tumpuan,

    Suatu konstruksi d i rencanakan untuk suatu keperluan tertentu. Tugasutama suatu konstruksi adalah mengumpulkan gaya akibat beban yang

    bekerja padanya dan meneruskanya ke bumi. Agar dapat melaksanakan

    tugasnya maka konstruksi harus berdi ri dengan kokoh. Suatu konstruksi

    akan stabil apabila diletakkan di atas pondasi atau tumpuan yang dirancang

    secara baik. Beberapa jenis tumpuan, yaitu:

    a. Tumpuan sendi,

    Sebuah batang dengan sendi di ujung batang. Tumpuan dapat

    meneruskan gaya tarik dan desak tetapi arahnya selalu menurut sumbu

    batang dan dari batang tumpuan hanya memil ik i satu gaya.

    Gambar 2.9 Tumpuan sendiSumber: Sidarta, 1984

    b. Tumpuan rol atau geser,

    Tumpuan rol meneruskan gaya desak tegak lurus bidang peletakannya.

    Gambar 2.10 Tumpuan rolSumber: Sidarta, 1984

    c. Tumpuan jepi t,

    Tumpuan yang dapat meneruskan segala gaya dan momen. Jadi dapat

    mendukung gaya horizontal, gaya vertikal, dan momen yang berarti

    mempunyai tiga gaya.

    Melengkung keatas melengkung kebawah

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    36/147

    Gambar 2.11 Tumpuan jepi tSumber: Sidarta, 1984

    4. Profi l L,

    a

    Gambar 2.12 Baja prof i l L

    Sumber: Khurmi R.S., 1982

    Profi l L adalah batang yang digunakan pada konstruksi, ada beberapa

    jenis profi l yang digunakan pada pembuatan konstruksi mesin meliputi ,

    profil L, profil I, profil U.Keterangan:

    a = panjang (mm)

    b = lebar (mm)

    Y = ti tik berat batang (mm)

    5. Momen inersia balok besar dan keci l,

    Momen inersia adalah momen yang terjadi pada batang yang

    di tumpu. Pada setiap batang dapat dihitung momen inersia yang terjadi,

    dengan menggunakan persamaan 2.7 di bawah ini.

    I1= I0 + A1x d12.................................................... persamaan 2.8

    dengan;I1= momen inersia balok (mm)

    A = luas batang (mm)

    d = diameter batang (mm)

    6. Momen inersia batang,

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    37/147

    Momen inersia batang adalah momen yang terjadi pada batang yang

    di tumpu. Pada setiap batang dapat dihitung momen inersia yang terjadi,

    dengan menggunakan persamaan 2.8 di bawah ini.

    Ix= I1- I2 .................................................................. persamaan 2.9dengan,

    Ix= Momen inersia batang (mm)

    I1= M omen inersia batang 1 (mm)

    I2= M omen inersia batang 2 (mm)

    7. Besar tegangan geser yang di jinkan,

    Tegangan geser yang diijinkan adalah tegangan geser pada batang

    yang di ijinkan, jika tegangan geser yang di ijinkan lebih besar dari pada

    momen tegangan geser pada konstruksi maka konstruksi aman atau kuat

    menahan beban yang di terima. Pada Besar tegangan geser yang di iji nkan

    dapat dihi tung dengan menggunakan persamaan 2.9 di bawah ini .

    t =Ix

    MxU........................................................... persamaan 2.10

    dengan;

    t = tegangan geser yang terjadi (kgf/ mm)

    M = momen yang terjadi (kgf/ mm)

    Ix= momen inersia batang (mm)

    Y = ti tik berat batang (mm)

    2.4 PENGELASAN

    Penyambungan logam dengan las adalah dengan pengaruh panas,

    baik dipanasi sampai lunak baru dipukul-pukul untuk menyambung las (las

    tekan) maupun dipanasi sampai mencair (las cair). Sambungan las tekan

    adalah sambungan dengan jenis sambungan tumpang dimana

    pelaksanaannya dapat berupa las ledakan, las gesekan, las ult rasonik, las

    tekan dingin, las tekan panas, las resistansi yang meliputi las ti ti k dan las

    garis.

    Sedangkan sambungan las cair adalah sambungan yang paling banyak

    digunakan dalam kontruksi las. Las cair masih dibagi lagi dalam elekt roda

    terumpan las gas dengan mempergunakan panas pembakaran dari gas

    seperti oksiaseteline, las listrik terak yang mempergunakan panas resistansi

    terak cair, las busur elektron, dan lain-lain. Pengelasan ada dua macam yakni

    las karbit menggunakan gas asetilin dan gas oksigen Sedangkan las listrik

    menggunakan arus listrik.

    Jenis kampuh las kebanyakkan dibuat dalam dua jenis yaitu:

    1. Grove Weld / Butt Weld

    Dibuat pada celah (Grove) diantara dua benda las.

    2. Filled Weld

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    38/147

    Kampuh las yang dibuat penampang segit iga.

    Pengelasan yang baik terl ihat dari kuali tas dan kemudahan serta

    kecepatan pengelasan. Untuk memperoleh lebar yang ideal pada kekuatan

    sambungan maka ayunan tidak lebih dari t iga kali d iameter elektroda.

    1. Jenis-jenis sambungan las,

    a. Butt Joint

    Dimana kedua batang yang akan dilas berada pada bidang yang sama.

    Gambar 2.13 Sambungan l as Butt JointSumber: Wiryosumarto, 1981

    b. Lap Joint

    Kedua benda yang akan dilas berada pada bidang paralel.

    Gambar 2.14 Sambungan las Lap jointSumber: Wi ryosumarto, 1981

    c. T Joint

    Benda yang akan di las tegak lurus satu sama lain.

    Gambar 2.15 Sambungan l as T JointSumber: Wiryosumarto, 1981

    d. Edge Joint

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    39/147

    Kedua benda yang akan dilas berada pada bidang yang paralel tetapi

    sambungan las di lakukan pada kedua ujungnya.

    Gambar 2.16 Sambungan las Edge JointSumber: Wiryosumarto, 1981

    e. Corner Joint

    Benda yang akan di las tegak lurus satu sama lain tetapi sambungan lasdi lakukan pada sambungan.

    Gambar 2.17 Sambungan l as Corner JointSumber: Wi ryosumarto, 1981

    2. Pengaruh besar kecilnya arus pada alas li str ik,

    a. Apabila arus terlalu kecil ,

    Penyalaan busur li str ik sukar

    Busur listrik yang terjadi tidak stabil

    Panas yang tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan benda

    kerja

    Rigi -rigi las kecil dan tidak rata serta penembusannya dangkal

    b. Apabila arus terlalu besar, Elektroda mencair terlalu cepat

    Hasil permukaan las lebih besar

    Penembusan terlalu dalam

    3. Ukuran elektroda,

    Ukuran standart diameter kawat inti adalah 1,57 mm dengan panjang

    350450 mm. Jenis selaput terbuat selulosa, kaolin, kalium, karbonat,

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    40/147

    ti tanium oksida, kalium oksida mangan, oksida besi. Tebal selaput

    berki sar antara 10 % - 50 % diameter elekt roda. Pada waktu pengelasan

    selaput elektroda akan ikut mencair menghasilkan gas CO2yang

    melindungi cairan las, busur li str ik dan sebagian benda kerja terhadap

    udara luar. Cairan selaput yang di sebut terak akan mengapung dan

    membeku melapisi permukaan las yang masih panas.

    4. Kekuatan sambungan las,

    Berdasarkan kekuatannya, maka sambungan las dapat dibedakan menjadi

    las kampuh (butt joint) dan las sudut (fillet weld).

    a. Las kampuh ( butt joint )

    Tegangan tarik dapat dirumuskan

    .

    F

    h ls = . persamaan 2.11

    dengan,

    = gaya tarik (N/ mm 2 )

    F = gaya geser (N)

    h = tinggi / ukuran las (mm)

    l = panjang las (mm)

    b. Las sudut (fi llet weld) dapat dirumuskan

    0,707. .

    F

    h l

    t = persamaan 2.12

    dengan,

    = tegangan geser (N/ mm 2 )

    F = gaya geser (N )

    h = tinggi / ukuran las (mm)

    t = h sin 450

    = 0,707 h

    l = panjang las (mm)

    c. Tegangan lentur di rumuskan

    b = bhl

    lF

    ...414,1

    . persamaan 2.13

    dengan,

    b = tegangan lentur (N/ mm2)

    F = gaya yang di terima las (N)

    L = jarak eksentr isitas (mm)

    l = panjang las (mm)

    b = lebar benda yang di las (mm)

    d. Tegangan kombinasi di rumuskan

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    41/147

    =

    22

    12

    8,1.2

    ..2

    -+

    b

    L

    b

    L

    lh

    F persamaan 2.14

    dengan,

    = tegangan kombinasi (N / mm2)

    2.5MOTORGEAR

    Gambar 2.18 Motor gearSumber: www.msmotorgear.china.com

    Motor gear adalah kombinasi dari motor listr ik dan sistem mekanik

    reduser. Motor gear membutuhkan daya listrik kecil tetapi menghasilkan

    kekuatan putar yang kuat. Motor gear berfungsi sebagai sumber penggerak.

    Pada pembuatan alat emping jagung, motor gear digunakan untuk

    menggerakkan sabuk-pul i. Dengan menggunakan sabuk yang dihubungkan

    antara kedua puli, maka motor listrik menggerakkan roll sehingga roll dapat

    digunakan untuk memipihkan biji jagung. Gear adalah sebuah penyetabil

    putaran dengan rasio tertentu yang terdir i dari roda gigi cacing dan ul ir

    cacing. Cir i yang sangat menonjol dari roda gigi cacing adalah kerjanya halus

    dan hampir tanpa bunyi, serta memungkinkan perbandingan transmisi yang

    besar.

    2.5.1 Perhitugan Daya

    v Sil inder berdinding tipis :

    2.RMI = 2.. RV r= persamaan 2.15

    v Sil inder pejal :

    2..2

    1RMI =

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    42/147

    2...

    2

    1RV r= . persamaan 2.16

    v Silinder berongga :

    ( )21

    2

    0..2

    1RRMI +=

    ( )21

    2

    0..2

    1RRv += r .. persamaan 2.17

    Dimana : I = momen inersia (kgm)

    V = volume (m)

    r = massa jenis (kg/ m)

    R = jari-jari (m)

    R0 = jari -jari luar (m)R1 = jari -jari dalam (m)

    v Kecepatan sudut

    =60

    ..2 n ,,,,,,,, persamaan 2.18

    Dimana : = kecepatan sudut (rad/ dt)

    n = putaran (rpm)

    v Percepatan sudut

    tD=a persamaan 2.19

    Dimana : = percepatan sudut (rad/ dt)

    t = waktu (dt)

    v Torsi

    a.IT = persamaan 2.20

    Dimana : T = torsi (Nm)

    v Daya

    P = T . persamaan 2.21

    Dimana : P = daya (watt)

    2.6 POROS

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    43/147

    Gambar 2.19 Pembebanan putar pada sebuah poros yang berputar

    Sumber: Khurmi R.S., 1982

    Perhitungan perencanaan dan perancangan poros adalah sebagai

    berikut :v Momen akibat gaya vertikal

    M FV= RAV . x .. persamaan 2.22

    v Momen akibat gaya horizontal

    M FH= RA H. x... persamaan 2.23

    v Resul tan momen

    ( ) ( )22FHFV MMM += persamaan 2.25

    v Torsi

    n

    PT

    ..2

    .60

    p= persamaan 2.25

    v Torsi eku ivalen (Te)

    ( ) ( )22 .. TKtMKmTe = .. persamaan 2.26Dimana :

    Faktor kombinasi kelelahan dan kejut untuk bengkok (Km) = 2

    Faktor kombinasi kelelahan dan kejut untuk punt ir (Kt) = 1,5

    v Kekuatan geser (gt )

    21

    1

    .sfsfg

    st = persamaan 2.27

    Dimana :

    Faktor keamanan (sf1) = 6

    Faktor konsentrasi tegangan (sf2) = 2

    v Menentukan diameter poros (d)

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    44/147

    e

    Ted

    tp.

    .163 = . persamaan 2.28

    Dimana : d = diameter poros (mm)

    Te = torsi ekuivalen (Nm)

    gt = tegangan geser (N/ mm)

    2.7PASAK

    Gambar 2.20 Jenis-jenis pasakSumber: Khurmi R.S., 1982

    Gambar 2.21 Gaya geser dan desain pasakSumber: Khurmi R.S., 1982

    Pasak merupakan salah satu bagian dalam elemen mesin yang terletak antara

    poros dengan hub atau boss pada puli yang keduanya dihubungkan untuk mencegah

    gerak relatif diantara keduanya. Dalam penerapannya pasak digabung sejajar dengan

    poros. Pasak yang digunakan dengan mempertimbangkan tegangan geser dan tekan.

    Pada umumnya pasak yang digunakan dipilih bahan yang lebih lemah dari poros

    maupun puli atau roda giginya.

    Hal-hal penting dalam perancangan pasak adalah sebagai berikut;

    v Menghitung daya rencana yang ditransmisikan (P)

    Pd = fc.P......................................................................... persamaan 2.29

    Di mana : Pd = daya rencana (KW)

    fc = faktor koreksi

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    45/147

    v Menghitung momen punt ir (T)

    T = 9,74 x 1051n

    Pd ........................................................... persamaan 2.30

    Di mana : T = momen puntir (kg mm)

    Pd = daya rencana (KW)

    n1 = putaran poros (rpm)

    v Tegangan geser (at ) yang dii jinkan

    21xsfsf

    ba

    st = ................................................................. persamaan 2.31

    Di mana :at = tegangan geser yang di ijinkan (kg/ mm

    2)

    s b= kekuatan tarik (kg/ mm2)

    sf1 = bahan S-C dengan pengaruh masa, dan baja paduan (nilai

    6)

    sf2 = bahan S-C dengan pengaruh kekasaran (nil ai 2)

    v Menghitung diameter poros (ds)

    3/1

    1,5

    = xCbxKfxTd

    at.................................................. persamaan 2.32

    Di mana : ds = diameter poros (mm)

    Kf= faktor koreksi

    Cb= faktor beban lentur

    T = momen punt ir (kg mm)

    v Penentuan gaya tangensial (F)

    F =2/sd

    T...................................................................... persamaan 2.33

    Dimana ; T = momen puntir rencana (kg mm)

    ds = diameter poros (mm)

    v Penentuan panjang pasak (l)

    Panjang pasak dari tegangan geser yang diijinkan

    1bxl

    Fka t ..................................................................... persamaan 2.34

    Dim ana; ka= tegangan geser yang dii jinkan (kg/ mm2)

    F = gaya tangensial (kg)

    b = penampang pasak (mm)

    l1 = panjang pasak dari tegangan geser yang terjadi (mm)

    Panjang pasak dari tekanan permukaan yang diijinkan

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    46/147

    )( 212 atauttxl

    Fpa .......................................................... persamaan 2.35

    Dimana; Pa = tekanan permukaan yang dii jinkan (kg)

    l2 = panjang pasak dari tekanan permukaan yang diijinkan

    (mm)

    t1 = kedalaman alur pasak pada poros (mm)

    t2 = kedalaman alur pasak pada naf (mm)

    2.8 BANTALAN ATAU BEARINGS

    Gambar 2.22 Penampang single row ball beari ngSumber: Khurmi R.S., 1982

    Bantalan (bearings) adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,

    sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara

    halus, aman dan berumur panjang. Bantalan harus cukup kokoh untuk

    memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika

    bantalan tidak berfungsi dengan baik maka kemampuan fungsi seluruh

    sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya.

    2.8.1 Klasifikasi bantalan:1. Bantalan luncur

    Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan

    karena permukaan poros di tumpu oleh permukaan bantalan dengan

    perataraan lapi san pelumas.

    2. Bantalan Gelinding

    Sedangkan pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian

    yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti

    bola (peluru), rol, atau rol jarum, dan rol bulat.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    47/147

    Dan yang ki ta perlukan didalam perencanaan kali ini adalah bantalan

    gelinding dengan jenis Bantalan bola radial.

    Data-data yang digunakan dalam dasar teori bantalana adalah sebagai

    berikut:

    Diameter poros (D)

    Gaya pada bantalan F dan Fv

    Putaran poros (n2)

    v Beban ekuivalen dinamis :

    arr FyFvxP ... += .................................................. persamaan 2.36

    v Faktor kecepatan :

    3

    1

    3,33

    =

    nFn .......................................................... persamaan 2.37

    Dimana : Fn = faktor kecepatan (menit/ rad)

    n = putaran (rpm)

    v Faktor umur bantalan :

    ==

    p

    CFF nh ......................................................... persamaan 2.38

    Dimana : Fh = faktor umur bantalan

    Fn = faktor kecepatan

    C = beban nominal dinamis spekti f (kg)

    p = beban ekuivalen dinamis (kg)

    v Umur nominal bantalan :

    Lh = 500. Fh .......................................................... persamaan 2.39

    Dimana : Lh = umur nominal bantalan (jam)

    2.9SABUK V DAN PULI

    Gambar 2.23 M acam-macam sabukSumber: Khurmi R.S., 1982

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    48/147

    Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yangsejajar. Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu, yang

    tergantung pada jenis pemakaian sabuk, agar bekerja secara efisien. (J.E.

    Shigley, 1995).

    2.9.1 Sabuk V

    Sabuk V (V- belt),

    Sabuk V terbuat dari kain dan benang, biasanya katun rayon atau

    nil on dan diresapi karet. R.S. Khurmi (1982) menyebutkan kelebihan sabuk V

    dibandingkan dengan sabuk datar, yaitu:

    v Seli p antara sabuk dan pul i dapat diabaikan.

    v Sabuk V yang dibuat tanpa sambungan memperlancar putaran.

    v Memberikan umur mesin lebih lama, 3-5 tahun.

    v Sabuk V mudah dipasang dan dibongkar.

    v Operasi sabuk dengan puli t idak menimbulkan getaran.

    v Sabuk V mempunyai kemampuan untuk menahan goncangan saat

    mesin dinyalakan.

    v Sabuk V juga dapat dioperasikan pada arah yang berlawanan.

    Sedangkan kelemahan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar, yaitu:

    v Sabuk V ti dak seawet sabuk datar.

    v Konstruksi pul i sabuk V lebih rumit daripada sabuk datar.

    2.9.2 Perencanaan sabuk dan Pul i ,

    Efisiensi sabuk V pada umumnya berki sar antara 70-90 %, sedangkan

    sabuk yang d ip ili h secara tepat mempunyai efisien 90-95 % (J.E. Shigley,

    1995)

    v Menentukan diameter pul i dalam

    Dp =2

    . 1

    n

    ndp

    dengan; Dp= diameter pul i d igerakkan (mm)

    dp= diameter puli penggerak (mm)

    n1 = putaran puli penggerak (rpm)

    n2 = putaran puli yang direncanakan (mm)

    v Kecepatan sabuk,

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    49/147

    V=

    60.1000

    .. ndpp ......................................................... persamaan 2.40

    dengan; V = kecepatan putaran sabuk (s

    m )

    n = putaran pul i penggerak (rpm)

    d = diameter pul i penggerak (mm)

    v Mencari total panjang sabuk,

    Gambar. 2.24 M ekani sme sabukSumber: Khurmi R.S., 1982

    L= 2)(4

    1)(

    22 pppp dD

    cDdc -+++

    p................. persamaan 2.41

    dengan; L = panjang total sabuk (mm)

    c = jarak sumbu poros (mm)

    dp = diameter puli penggerak (mm)

    Dp= diameter pul i yang digerakkan (mm)

    v Jarak antara dua poros

    ( )8

    822

    pp dDbbC

    --+= ................................. persamaan 2.42

    Dimana : b = 2L 3,14 (Dp dp)

    v M encari Type Bel t

    A =K

    F

    Dimana:

    Z = jumlah beltA = luasan penampang pada belt (cm2)F = gaya pada belt (kg)

    k = tegangan pada belt

    Untuk mencari type belt yang akan digunakan dapat dicari dengan melihat table

    lampiran.

    c

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    50/147

    2.10 BAN BERJALAN (CONVEYOR)

    Ban berjalan merupakan suatu alat t ransportasi yang umumnyadipakai dalam industr i perakitan maupun industr i proses untuk mengangkut

    bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi dari satu bagian ke

    bagian yang lain. Pada suatu jalur produksi (production l ine) umumnya

    memasukan benda produksi dapat bersifat acak, khususnya ini terjadi pada

    industri peraki tan atau pemrosesan yang dilakukan secara manual. A kan

    tetapi pada bagian keluaran yang umumnya dipakai sebagai proses

    pengemasan, diharapkan peletakan benda kerja sudah dalam keadaan

    teratur. Keteraturan posisi benda kerja ini mempermudah pengemasan

    dalam satuan tertentu .

    Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah banberjalan yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang

    berbentuk padat. Pemi lihan alat transportasi (conveying equipment) material

    padatan antara lain tergantung pada :

    a. Kapasitas material yang di tangani

    b. Jarak perp indahan material

    c. Kondisi pengangkutan : horizontal, vert ikal atau inkl inasi

    d. Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)

    e. Harga peralatan tersebut.

    2.10.1 K lasi f ikasi Banberj alan

    Secara umum jenis/ type ban berjalan yang sering digunakan dapat

    diklasif ikasikan sebagai berikut :

    a. Belt Conveyor

    b. Chain Conveyor

    c. Scraper Conveyor

    d. Apron Conveyor

    e. Bucket Conveyor

    f. Bucket Elevator

    g. Screw Conveyor

    h. Pneumati c Conveyor

    2.10.2 Belt Conveyor

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    51/147

    Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup

    sederhana. Alat tersebut terdir i dari sabuk yang tahan terhadap

    pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini

    dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit

    ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan

    diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang

    digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.

    Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :

    a. Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut

    maksimum sampai dengan 18.

    b. Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

    c. Kapasitas tinggi.

    d. Serba guna.

    e. Dapat beroperasi secara continiue.

    f. Kapasitas dapat diatur.

    g. Kecepatannya sampai dengan 600 ft / m.

    h. Dapat naik turun.

    i. Perawatan mudah.

    Gambar 2.25 Ban berjalanSumber: Sidarta, 1984

    Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor:

    a. Jaraknya telah tertentu.

    b. Biaya relatif mahal.

    c. Sudut inkli nasi terbatas

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    52/147

    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

    BAB II I

    M ETODOLOGI PENELITI AN

    Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan beserta

    penjelasan singkat setiap tahapannya. Penjelasan diuraikan dalam bentuk tahapan

    atau langkah studi yang dilakukan mulai dari latar belakang sampai kesimpulan dan

    saran. Kerangka metodologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

    Gambar 3.1 Metodologi penelitian

    3.1 Identifikasi Masalah

    3.2 Pengumpulan dan

    Pengolahan Data

    Latar Belakang Masalah

    Perumusan Masalah

    Tujuan dan Manfaat

    Studi Lapangan

    Studi Literatur

    Pengumpulan dan Pengolahan

    Perhi tungan Data

    Anthropometri untuk

    Perhi tungan Kekuatan Rangka

    Mesin Emping Jagung

    A

    Perhi tungan Data Penelit ian

    Perhi tungan M ekanik

    Mesin Emping Jagung

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    53/147

    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Berdasarkan gambar 3.1 diatas dapat dijabarkan langkah-langkah dalam

    melakukan penelitian mengenai perancangan mesin emping jagung. Seperti

    yang di jelaskan pada sub bab beri kut ini .

    3.1ID ENTI FIK ASI PERM ASALA HAN

    Identifikasi penelitian yang akan menjadi dasar penentuan langkah-

    langkah penelitian selanjutnya, penentuan variabel penelitian untuk

    menguraikan permasalahan awal peneli ti an, sebagai beri kut:

    3.1.1Latar Belakang

    Latar belakang masalah adalah hal-hal yang mendasari dilakukannya

    penelitian. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah mesin roll

    emping jagung yang digunakan sampai saat ini masih mempunyai

    kekurangan saat proses produksi mengkibatkan beban kerja pada operator

    dan proses produksi kurang sempurna. Dengan adanya kekurangan -

    A

    Membuat Rancangan

    Mesin Emping Jagung

    Analisis dan Intepretasi

    Hasil P

    eneliti

    an

    Kesimpulan dan Saran

    Analisis Biaya

    Gambar3.1Metodologi penelitian (lanjutan)

    3.3 Perancangan Alat

    3.4 Analisa dan Interprestasi

    3.5 Kesimpulan dan

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    54/147

    kekurangan yang ada saat i ni maka perlu dibuat perbaikan terhadapan mesin

    emping jagung dengan pendekatan anthropometri. Sehingga pada rancangan

    mesin yang baru jagung dapat dirasakan rasa aman, nyaman dan dapat

    mempersingkat waktu proses produksi dan mendapatkan produktiv itas yang

    maksimal.

    3.1.2Perumusan M asalah

    Permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimana merancang mesin

    emping jagung agar meningkatkan produktivitas mesin ?.

    3.1.3Tuj uan dan M anfaat Penel i ti an

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian perancangan ini adalah

    diperoleh mesin emping jagung agar meningkatkan produktivitas mesin.

    3.1.4Studi Lapangan

    Melakukan studi lapangan dapat diketahui cara kerja, perangkat-

    perangkat yang dibutuhkan dan komponen yang digunakan dalam

    perencanaan dan pembuatan mesin emping jagung.

    3.1.5Studi Li teratur

    Studi literatur dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan

    informasi untuk mendukung penyelesaian pengolahan data penelitian

    terhadap studi lapangan. Informasi studi literatur sangat diperlukan untuk

    merancang mesin emping jagung.

    3.2PENGUM PULAN DA N PENGOLAH AN DA TA

    Pada tahap ini terdiri dari dua bahasan yaitu pengumpulan dan

    pengolahan data. Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap

    pendahuluan. Proses pengumpulan data dan pengolahannya dijelaskan pada

    sub bab berikut ini:

    3.2.1 Pengumpulan Data

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    55/147

    Pengumpulan data diperoleh dari pengamatan yang dilakukan pada

    salah usaha kecil produksi emping jagung yaitu dirumah Bapak Nur Imam.

    Selain dari data pengamatan dilapangan data lain yang dibutuhkan dalam

    perancangan adalah data uji desak biji jagung dan data berat biji jagung.

    Pengumpulan data tersebut di jelaskan pada sub bab berikut ini.

    1. Data penelit ian

    Data penelitian yang dibutuhkan adalah uji tekan dan berat biji

    jagung. Biji jagung yang akan di uji tekan dan di timbang adalah biji

    jagung basah. Pengujian tekan biji jagung di lakukan di kampus ATW

    dengan menggunakan alat uji tekan. Cara pengujiannnya biji jagung

    diletakkan diwadah benda kerja kemudian handle ditarik biji jagung akan

    ditekan batang besi sampai pipih kemudian dibaca hasil pengujian tekan

    di tacho meter. Pengujian tekan dilakukan sebanyak 30 percobaan.

    Penimbangan berat biji jagung menggunakan alat penimbang digital

    dengan toleransi alat penimbangan 0 100 gr. Cara penimbangannya

    biji jagung d it imbang satu persatu dicatat hasilnya dengan jumlah sample

    penimbangan 30 biji jagung.

    2. Pengumpulan data antropometri

    Data antropometri yang digunakan tinggi siku berdiri (TSB) yang di

    peroleh dari pengukuran pekerja pemipih emping jagung dan warga

    sekitar sebanyak 40 orang.

    3.2.2 Pengolahan data

    Data dari penelitian dikumpulkan kemudian diolah terlebih dahulu

    sebelum tahap analisa. Pengolahan data ini meliputi perhitungan mean dan

    standar deviasi data antropometri, pengukuran perancangan antropometri,

    perancangan mesin emping jagung, perhitungan mekanik mesin emping

    jagung, dan perhitungan kekuatan material. Pengolahan data tersebut

    di jelaskan pada sub bab beri kut ini .

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    56/147

    1. Perhitungan data penelitian

    Perhitungan data penelitian uji tekan dan berat biji jagung digunakan

    untuk menentukan jenis motor yang digunakan dan kapasitas mesin

    emping jagung.

    2. Perhitungan uji keseragaman data Antropometri

    Uji keseragaman data dilakukan dengan mengeplotkan data

    antropometri tinggi siku berdiri pada peta kendali x . Batas kendali atas

    dan bawah dihitung dengan menggunakan persamaan 2.3 dan persamaan

    2.4. Dimana mean dan standar deviasi dapat dihitung menggunakan

    persamaan 2.1 dan persamaan 2.2. Jika ada data yang berada diluar batas

    kendali atas ataupun batas kendali bawah maka data tersebut dihi langkan

    dan dibuat peta kendali revisi. Hasil dari pengolahan data tinggi siku

    berdiri nantinya digunakan untuk menentukan dimensi rangka

    perancangan mesin emping jagung.

    3. Perhitungan Kekuatan Rangka Mesin Emping Jagung

    Perhitungan kekuatan rangka besi dihitung untuk mengetahui

    kekuatan rangka mesin emping terhadap beban yang diterima, beban

    berupa ban berjalan, bak penampung dan rol yang berada di atas rangka

    mesin emping. Perhitungan rangka mesin emping jagung menggunakan

    persaman 2.7 sampai 2.10.

    4. Perhitungankekuatan las

    Kekuatan las akan menentukan kekuatan sambungan rangka mesin

    emping jagung. Perhitunga las dapat di selesaikan dengan persamaan 2.11

    sampai 2.14

    5. PerhitunganMekanik Mesin Emping Jagung

    Pada tahapan perhitungan mekanika pada mesin emping jagung perlu

    dilakukan perhitungan perhitungan sebagai berikut :

    Perhitungan motor

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    57/147

    Hal hal yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan daya motor.

    Perhitungannya dapat diselesaikan dengan persamaan 2.15 sampai persamaan

    2.21

    Perhitungan poros

    Hal hal yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan tegangan geser

    yang diijinkan dan tegangan geser yang terjadi. Perhitungannya dapat

    diselesaikan dengan persamaan 2.22 sampai persamaan 2.28

    Perhitungan pasak

    Hal-hal yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan

    tegangan pada pasak. Perhitungannya dapat diselesaikan dengan

    persamaan 2.29 sampai persamaan 2.35

    Perhitungan bantalan

    Hal-hal yang perlu dilakukan adalah jenis bantalan apa yang

    digunakan dan umur bantalan. Perhitungannya dapat diselesaikan

    dengan persamaan 2.36 sampai persamaan 2.39

    Perhitungan Puly dan sabuk

    Hal hal yang berhubungan dengan perhitungan sabuk hububungan anatar

    sabuk dan puli. Perhitungannya dapat diselesaikan dengan persamaan 2.40

    sampai persamaan 2.42

    Perhitung out put roll pengatur.

    Jumlah out put biji jagung dan ukuran roll pengatur yang akan digunakan.

    3.3PERANCAN GAN ALA T

    Pada bab ini di jelaskan langkah-langkah dalam pembuatan mesin emping

    jagung dari perancangan hingga mesin emping jagung dapat beroperasi.

    3.3.1M embuat Rancangan M esin Empi ng Jagung

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    58/147

    Perancangan mesin emping jagung ini terdi ri dari beberapa komponen

    bagian utama diantaranya bagian konstruksi, bagian motor penggerak dan.

    Adapun penjelasannya sebagai berikut:

    1. Konstruksi,

    Konstruksi mesin emping jagung yang dibuat digunakan sebagai

    tempat dan penyangga komponen-komponen seperti roll, bak

    penampung, motor gear, ban berjalan. Komponen-komponen tersebut

    yang nantinya dipergunakan sebagai alat pendukung proses pemipih

    emping jagung. Bahan konstruksi yang digunakan untuk membuat

    mesin emping jagung ini adalah bahan pelat besi siku yang dipotong-

    potong sesuai dengan ukuran dan bentuk lalu disambung

    menggunakan las.

    2. Komponen komponen mesin emping jagung

    Pengert ian dari komponen komponen mesin emping jagung bagaian

    yang menempel pada rangka, komponen tersebut antara lain : bak

    penampung, ban berjalan, roll pemipih, roll pengatur, dan poros,

    sabuk pul i.

    3.4PERHITUN GAN BIA YA

    Perhitungan biaya merupakan harga biaya yang harus dikeluarkan

    untuk pembuatan mesin emping jagung. Biaya tersebut terdiri dari biaya

    bahan baku, biaya pembuatan dan biaya hak paten.

    3.5 ANA LISIS DAN INTERPRETASI HA SIL

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    59/147

    Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai analisis mesin emping

    jagung awal, analisis hasil rancangan mesin emping jagung baru, dan analisis

    aspek ekonomi.

    3.6 KESIM PULAN D AN SARAN

    Tahap kesimpulan dan saran akan membahas kesimpulan hasil

    pengolahan data dengan mempertimbangkan tujuan yang dicapai dari

    peneli tian dan kemudian memberi kan saran perbaikan yang di lakukan.

    BAB IV

    PENGUM PULAN DA N PENGOLAHAN DA TA

    Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

    data. Data yang dikumpulkan adalah data antropometri pekerja pemipih

    emping jagung di Industr i Kecil di rumah Bapak Nur Imam.

    4.1PENGUM PULAN DA TA

    Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang

    dibutuhkan dalam pengolahan data dan perancangan mesin emping jagung

    di jabarkan dalam sub bab di bawah ini.

    4.1.1 Data Penel i ti an

    Hasil dari pengamatan di lapangan bahwa jagung mentah dengan

    berat 1 kg jika sudah di rebus menjadi 1,6 kg bi ji jagung basah. Mesin emping

    jagung beroperasi selama 4 jam menghasil kan emping jagung 190 kg(basah),

    maka dalam 1jam menghasilkan 48 kg(basah) emping jagung. Selain data

    yang didapatkan dilapangan dibutuhkan juga data pengujian tekan biji

    jagung dan data berat biji jagung.

    Tabel 4.1 Data uji tekan bi ji jagung basah

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    60/147

    Sumber: Observasi Lapangan 2008

    Tabel 4.2 Data Penimbangan Biji Jagung Basah

    Sumber: Observasi Lapangan 2008

    4.1.2 Data Antropometri

    Perancangan dimensi rangka dihitung dengan menggunakan data

    No Hasil(Kg) No Hasil(Kg) No Hasil(Kg)

    1 1.1 11 0.9 21 1.1

    2 1 12 1 22 1

    3 1 13 0.9 23 0.9

    4 1.2 14 1 24 1

    5 1.1 15 1 25 0.9

    6 1 16 0.9 26 1.2

    7 1 17 1 27 1

    8 1.2 18 1 28 1

    9 1.1 19 1.2 29 0.9

    10 1.2 20 1.1 30 0.9

    No Berat(gr) No Berat(gr) No Berat(gr)

    1 0.53 11 0.39 21 0.41

    2 0.49 12 0.49 22 0.55

    3 0.56 13 0.39 23 0.58

    4 0.68 14 0.39 24 0.65

    5 0.51 15 0.51 25 0.67

    6 0.44 16 0.53 26 0.63

    7 0.4 17 0.42 27 0.43

    8 0.48 18 0.48 28 0.47

    9 0.52 19 0.64 29 0.53

    10 0.49 20 0.48 30 0.41

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    61/147

    antropometri tinggi siku berdiri tegak (TSB), data tersebut digunakan untuk

    menentukan dimesi panjang, lebar dan tinggi rangka mesin emping jagung.

    Data antropometri yang digunakan dalam perhitungan ini yaitu data

    anthropometri pekerja pemipih emping jagung dan warga sekitar sebanyak

    40 orang.

    Dari hasil observasi dilapangan berikut beberapa data anthropometri

    dapat di lihat pada table 4.3 dibawah ini.

    Tabel 4.3 Data Tinggi Sik u Berdi ri (TSB)

    Sumber: Observasi Lapangan 2008

    4.2PENGOLAH AN D ATA

    4.2.1 Perhitungan Data Penelitian

    Perhitungan data penelitian adalah perhitungan rata-rata hasil uji

    tekan dan penimbangan bi ji jagung.

    1. Uji tekan biji jagung

    Hasil dari uji tekan tabel 4.1 dirata-rata dan hasilnya digunakan untuk

    menghitung beban yang diterima oleh roll pemip ih.

    30

    9,09,0....111,1 +++++=

    -

    x = 1,03 kg

    Rata-rata dari percobaan uji penekanan adalah 1,03 kg

    Data Ke- TSB Data Ke- TSB Data Ke- TSB Data Ke- TSB

    1 102 11 95.2 21 100.7 31 100

    2 100 12 104.3 22 99.5 32 103.2

    3 99.6 13 106 23 104.6 33 103.9

    4 101 14 95 24 97.3 34 96

    5 99.4 15 102.6 25 100.8 35 101

    6 97 16 100.5 26 103 36 101

    7 102 17 97 27 106 37 104.6

    8 101.1 18 103 28 99 38 96

    9 101.5 19 102.2 29 105 39 104

    10 103.5 20 96 30 98 40 102.3

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    62/147

    2. Penimbangan berat biji jagung

    Tabel 4.2 adalah berat biji jagung yang sudah direbus. Data ini

    nantinya dirata-rata dan hasilnya digunakan untuk menghitung kapasitas

    roll pengatur .

    30

    1,453,0....56,049,056,0 +++++=

    -

    x = 0,51 gr

    Rata-rata dari berat biji jagung adalah 0,51 gr

    4.2.2 Perhi tungan Uj i Keseragaman Data Antropometri

    Langkah pertama, dalam u ji keseragaman data ini adalah perhitunganmean dan standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah

    untuk masing-masing data anthropometri.

    1. Perhitungan mean

    40

    3.102104....100102 ++++=

    -

    x 87,100=

    2. Perhitungan standar deviasi

    =SD140

    )88,1013.102(......)88,101102( 22

    -

    -++-= 3,03

    3. Perhitungan BKA dan BKB

    BKA = 100,87 + 2*3,03 = 106,94

    BKB = 100,87 - 2*3,03 = 94,80

    Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa batas kendali atas 106,94 dan

    batas kendali bawah 94,80 sehingga dapat digambarkan pada gambar 4.1

    di bawah ini.

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    63/147

    88

    90

    92

    94

    96

    98

    100

    102

    104106

    108

    1 4 710

    13

    16

    19

    22

    25

    28

    31

    34

    37

    40

    BKA

    TSB

    BKB

    Gambar 4.1 Uj i keseragaman TSB

    Sumber: Pengolahan Data 2008

    Pada gambar 4.1 data berada diantara batas kendali atas dan batas kendali bawah

    atau data tidak ada yang keluar dari batas kendali maka data dikatakan seragam,

    kemudian langkah selanjutnya menghitung persentil 50.

    4. Perhitungan persentil 50

    Menurut Wignjosoebroto S (1995), untuk menghitung persentil 50 hasil

    perhi tungannya, sebagai beri kut :

    P50 = 100,87 cm

    Berdasarkan perhitungan di peroleh nilai persentil 50 sebesar 100,87 cm.

    5. Perhitungan dimensi rancangan rangka mesin

    Setelah dilakukan pengujian data dan perhitungan persentil 50,

    menentukan dimensi rangka, sebagai beri kut:

    a. Perhi tungan tinggi rangka mesin,

    Pada penentuan tinggi rangka yang dibuat ini, menggunakan data

    anthropometri tinggi siku berdiri dengan persentil 50 bertujuan agar

    pemakai dengan tinggi pada daerah 50 bisa menjangkaunya, yaitu:

    TR = Tinggi siku berd ir i + Toleransi alas kaki

    = 100,87 + 2 cm

    = 102,87 dibulatkan 103 cm

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    64/147

    Hasil perhi tungan menunjukkan bahwa tinggi rangka mesin 103 cm.

    b. Lebar rangka mesin,

    Pada penentuan lebar rangka mesin ini disesuaikan dengan ukuran

    lebar ban berjalan (conveyor) yang dibuat ditambah beberapa cm

    sebagai toleransi untuk penempatan komponen yang lain, yaitu

    LR = Lebar mesin + Toleransi

    = 30 cm + 10 cm

    = 40 cm

    Hasil perhi tungan menunjukkan bahwa lebar rangka mesin 50 cm.

    c. Panjang rangka mesin

    Pada penentuan panjang rangka mesin disesuaikan dengan ukuran

    panjang mesin yang dibuat ditambah beberapa cm sebagai toleransi.

    PR = Panjang rangka + Toleransi

    = 75 cm + 10 cm

    = 85 cm

    Hasil perhi tungan menunjukkan bahwa panjang rangka 85 cm.

    Setelah menentukan dimensi rancangan rangka alat pemipih emping,

    maka dapat dibuat suatu perancangan rangka mesin berdasarkan dimensi

    tersebut. Tabulasi ukuran rancangan secara keseluruhan dapat dilihat

    pada tabel 4.4 di bawah ini .

    Tabel 4.4 D imensi hasi l rancangan

    No Dimensi Rancangan Ukuran

    1 Tinggi rangka mesin 103 cm

    2 Lebar rangka mesin 40 cm

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    65/147

    3 Panjang rangka mesin 85 cm

    Sumber: Pengolahan data, 2008

    Hasil dimensi perancangan data antropometri dapat dilihat pada

    gambar 4.2 dan 4.3

    Gambar 4.2 Di mensi t inggi mesin hasi l perhi tungan antropometr i TSB

    tampak sampingSumber: Pengolahan Data 2008

    Gambar 4.3 Dimensi panj ang dan lebar mesin hasi l perhi tungan

    antropometri TSB tampak atasSumber: Pengolahan Data 2008

  • 5/21/2018 1. JUDUL.doc - 1_(1)

    66/147

    4.2.3 Perhi tungan Rangka M esin Emping Jagung

    1. Perhitungan rangka

    Rangaka mesin emping jagung yang dibuat digunakan sebagai tempat

    dan penyangga komponen-komponen pendukung. Komponen-komponen

    tersebut akan dipergunakan sebagai alat pendukung proses pemipihan biji

    jagung. Rangka pemipih emping jagung menerima beban (q) sebesar 15

    kg/ m, beban tersebut diasumsikan sebagai beban merata memberikan beban

    pada panjang rangka mesin sebesar Lt = 0,85 m. Sehingga dapat dihi tung

    tegangan geser yang terjadi pada rangka dan tegangan geser yang terjadi

    pada profil plat L, dengan menggunakan ukuran-ukuran rangka yang

    ditunjukkan pada gambar 4.4 di bawah ini.

    Gambar 4.4 Kontruk si RangkaSumber: Pengolahan data, 2008

    Data pada gambar 4.4 di atas digunakan untuk mencari tegangan

    geser pada rangka mesin dan tegangan geser pada profil, sehingga dapat

    dihitung dan kemudian dibandingkan antara besar tegangan geser pada

    rangka mesin dan besar tegangan geser pada profil sehingga diperoleh hasil

    perhi tungan rangka mesin yang dibuat, sebagai berikut:

    15 kgf

    B E C

    750