Upload
namaku-krisnha-poetra
View
216
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bahan listrik
Citation preview
BAHAN-BAHAN MAGNETIK
TUGAS BAHAN LISTRIK
I Kadek Agus Riki Gunaan
NIM. 1004405053
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2014
ABSTRAK
Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapatdigolongkan
menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, antiferromagnetik, dan
ferrimagnetik (ferri).Parameter–parameterdari bahanmagnetik tersebut adalah permeabilitas
dan susceptibilitas magneti, momenmagnetik, dan magnetasi.
Ada beberapa cara untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk menjadi baja
kelistrikan, namun cara yang paling praktis adalah dengan menambah silikonke dalam
komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam karena
relativitasnya bertambah. Bahan magnetik lunak lain yang banyak digunakan adalah paduan
anatara besi dan nikel. Pada saat sebuah bahanferromagnetik diamagnetisasi, umumnya
secara fisik akan terjadi perubahandimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi.
Namun pengaruh darimagnetostriksisangatlah terbatas yaitu pada penggunaan bahan-bahan
yangrelatif tinggi magnetotriksinya harus rendah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan petunjuk-Nyalah Paper Bahan-bahan Magneti kini dapat diselesaikan. Dengan
karunia kesehatan dan kesempatan dari-Nya pula, laporan ini pun dapat rampung tepat pada
waktunya.Ucapan terima kasih kami berikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan laporan ini. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahan Listrik. Disamping itu juga untuk memberikan informasi kepada para
pembacamengenai materi Bahan-bahan Magnetik.Kami menyadari sepenuhnya laporan ini
masih jauh dari sempurna,sehingga kami sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan
kritik yang bersifat membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam
penyusunan laporan berikutnya.
Denpasar, 9 September2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Magnet tentu saja bukan merupakan suatu kata yang baru untuk kita
dengar,melainkan suatu kata yang sangat lumrah dan tak asing di telinga kita. Magnet bahkan
telah sangat banyak berperan di dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh penggunaan
bahan magnetik adalah inti transformator, magnet pada pengeras suara dan masih banyak lagi
contoh penggunaan bahan magnet yang lain.
Bahan listrik khususnya bahan magnetik sudah sering digunakan oleh masyarakat luas
untuk berbagai macam aplikasi peralatan listrik seperti yang telah disebutkan di atas. Dan
tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan peralatan serta keamanan konsumen
atau pengguna. Untuk itu pengguna harus mengetahui bahan magnetik yang ada dan
diperhatikan dalam ketepatan pemilihan bahan oleh para pengguna.
Bahan-bahan dibagi menjadi 5 berdasarkan sifatnya terhadap kemagnetannya, yaitu
diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapat menentukan bahan-
bahan magnetic yang dapat digunakan pada peralatan listrik khususnya mengenai bahan-
bahan magnetik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahanyaitu:
1. Bagaimana penggolongan bahan-bahan magnet dan parameter-parameter magnetik
tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1.Mengetahui penggolongan bahan-bahan magnetik dan parameter-parameter magnetik.
2.Mengetahui bahan-bahan magnetik lunak yang laindan bahan magnet permanen.
3.Mengetahui pengertian dan jenis-jenis magnetostriksi
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaatdari pembuatan laporan ini adalah:.
1. Sebagai referensi dalam pengembangan lebih lanjut mengenai bahanmagnetik.
2. Sebagai acuan ataupun menjadi pertimbangan bagi industri kelistrikan di dalam
merencanakan pemakaian bahan magnetik sebagai bahan listrik atau bahan lain.
3. Menambah pengetahuan mengenai bahan magnetik sebagai bahan listrik baik bagi
mahasiswa atau mahasiswi maupun bagi masyarakat umum.
1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan dalam penyusunan laporan ini, maka perlu di batasi
permasalahannya pada masalah penggolongan bahan berdasarkan sifat kemagnetan,
parameter-parameternya, serta bahan-bahan magnet
1.6 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan laporan iniadalah :
BAB I:PENDAHULUAN
Berisikan secara lengkap gambaran umum isi tulisan, mulai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah yang akandibahas dan sistematika
penulisanmengenai bahan magnetik.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini memaparkan kepustakaan yang berisikan tentang konsepdan
penggunaan bahan magnetic secara umum dan karakteristik bahan magnetic dalam bidang
keteknikan.
BAB III: METODE
Dalam bab ini diuraikan tempat dan waktu penelitian, sumber data dan jenis data.
BAB IV:HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan guna mengetahui
penggolongan bahan magnetic parameter-parameternya, serta mengetahui bahan-bahan
magnet lunak lain.
BAB V:PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dansaran-saran
yang menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Magnet
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata
magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian.
Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa
(sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak
zaman dulu di wilayah tersebut. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang
mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau
magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/
S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap
memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih
kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik
yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai
daya tarik yang rendah oleh magnet.
Gambar 2.1. Berbagai bentuk magnet.
Gambar 2.2 Kutub magnet yang berbeda saling menarik
Gambar 2.3. Kutub magnet yang sejenis saling menolak
Kutub-kutub magnet selalu berpasangan yaitu kutub utara dan kutub selatan. Selama
bertahun-tahun para ilmuwan mencoba mendapatkan satu kutub saja yang ada pada sebuah
magnet. Jika sebuah magnet dipotong menjadi dua, ternyata hasilnya berupa dua magnet yang
lebih kecil dan masing-masing tetap memiliki kutub utara dan selatan. Seperti halnya Gambar
C3.
Gambar 2.4. Magnet yang dipotong-potong
2.2 Medan Magnet
Walaupun gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-gaya
magnet tidak hanya berada pada kutub-kutubnya saja. Gaya-gaya magnet juga timbul di
sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet disebut medan
magnet. Garis gaya magnet dapat digambarkan dengan cara menaburkan serbuk besi pada
kertas yang diletakkan di atas magnet. Jika pada suatu tempat garis gaya magnetnya rapat,
berarti gaya magnetnya kuat. Sebaliknya jika garis gaya magnetnya renggang, berarti gaya
magnetnya lemah.
Gambar 2.5. Diagram garis gaya magnet dapat dibuat sesuai pola serbuk besi yang terjadi.
Gambar 2.6. Garis medan magnet Utara-Selatan.
Seperti halnya garis gaya listrik yang menggambarkan medan listrik, garis gaya magnet
dapat menggambarkan medan magnet. Namun tidak seperti garis gaya listrik yang dapat
berawal dan berakhir pada satu muatan listrik, garis gaya magnet tidak ada awal dan
akhirnya. Garis gaya magnet membentuk lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan.
Jadi, medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang masih bekerja gaya magnet,
digambarkan oleh garis gaya magnet yang menyebar dari kutub-kutub magnet.
2.3. Bahan Magnetik dan Bahan Nonmagnetik
Benda dapat digolongkan berdasarkan sifatnya. Kemampuan suatu benda menarik
benda lain yang berada di dekatnya disebut kemagnetan. Berdasarkan kemampuan
benda menarik benda lain dibedakan menjadi dua, yaitu benda magnet dan benda bukan
magnet. Namun, tidak semua benda yang berada di dekat magnet dapat ditarik. Oleh
karena itu sifat kemagnetan benda dapat digolongkan menjadi:
a. Bahan magnetik (feromagnetik), yaitu bahan yang dapat ditarik magnet dengan
kuat. Contoh: besi, baja, besi silikon, nikel, kobalt.
b. Bahan non magnetik
1) Paramagnetik, yaitu bahan yang ditarik lemah oleh magnet.
Contoh: alumunium, magnesium, wolfram, platina dan kayu
2) Diamagnetik, yaitu bahan yang ditolak oleh magnet.
Contoh: Bismuth, tembaga, emas, perak, seng, garam dapur.
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada yang
mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat magnet, tetapi
setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang. Oleh karena itu, baja
digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat
magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang. Oleh
karena itu, besi digunakan untuk membuat magnet sementara.
Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, magnet dapat dibedakan menjadi empat tipe:
a. Magnet Permanen Campuran
Sifat magnet tipe ini adalah keras dan memiliki gaya tarik sangat kuat. Magnet permanen
campuran dibagi menjadi:
a. Magnet alcomax, dibuat dari campuran besi dengan almunium
b. Magnet alnico, dibuat dari campuran besi dengan nikel
c. Magnet ticonal, dibuat dari campuran besi dengan kobalt
b. Magnet Permanen Keramik
Tipe magnet ini disebut juga dengan magnadur, terbuat dari serbuk ferit dan bersifat
keras serta memiliki gaya tarik kuat.
c. Magnet Besi Lunak
Tipe magnet besi lunak disebut juga stalloy, terbuat dari 96% besi dan 4% silicon. Sifat
kemagnetannya tidak keras dan sementara.
d. Magnet Pelindung
Tipe magnet ini disebut juga mumetal, terbuat dari 74% nikel, 20% besi, 5% tembaga,
dan 1% mangan. Magnet ini tidak keras dan bersifat sementara.
Berdasarkan penggolongan magnet buatan diatas serta kemampuan bahan menyimpan
sifat magnetnya, kita dapat menggolongkan bahan-bahan magnetic ke dalam magnet keras
dan magnet lunak. Sebagai contoh bahan-bahan magnet keras ialah baja dan alcomax. Bahan
ini sangat sulit untuk dijadikan magnet. Namun demikian, setelah bahan tersebut menjadi
magnet, bahan-bahan magnet keras ini akan dapat menyimpan sifat magnetiknya relative
sangat lama. Karena pertimbangan atau alas an itulah bahan-bahan magnet keras ini lebih
banyak dipakai untuk membuat magnet tetap (permanen). Contoh pemakaiannya adalah pita
kaset dan kompas. Bahan-bahan magnet lunak, misalnya besi dan mumetal, jauh lebih mudah
untuk dijadikan magnet. Namun demikian, sifat kemagnetannya bersifat sementara atau
mudah hilang. Itulah sebabnya, bahan-bahan magnet lunak ini banyak dipakai untuk
membuat electromagnet.
2.4 Cara Pembuatan Magnet
Pada dasarnya memagnetkan suatu bahan (besi, baja, nikel, kobalt, atau campuran)
adalah mengatur posisi kutub magnet elementernya, misalnya batang besi digosok dengan
magnet yang kuat. Posisi magnet elementer semula tidak teratur, saat digosok magnet yang
kuat, magnet elementer akan berputar dan kutub-kutub magnet elementer yang senama akan
menghadap kesatu arah. Akibatnya, batang besi atau baja tersebut akan menjadi magnet.
Beberapa cara membuat magnet antara lain:
1. Membuat Magnet dengan Cara Menggosok
Gambar 2.7. Ujung terakhir gosokan menjadi kutub selatan
Besi yang semula tidak bersifat magnet, dapat dijadikan magnet. Caranya besi
digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat searah agar magnet
elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah.
2. Membuat Magnet dengan Cara Induksi
Gambar 2.8. cara membuat magnet dengan induksi
Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet. Besi dan baja
diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan
terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarah
ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk besi yang
berada di dekatnya.
Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang
selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi. Apabila kutub utara magnet batang
berdekatan dengan ujung A besi, maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi
menjadi kutub utara atau sebaliknya.
3. Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik
Gambar 2.9 Membuat magnet dengan arus listrik
Selain dengan cara induksi, besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan arus
listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihu- bungkan dengan baterai. Magnet elementer
yang terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan
baterai. Hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah.
Besi atau baja akan menjadi magnet dan dapat menarik serbuk besi yang berada di
dekatnya. Magnet yang demikian disebut magnet listrik atau elektromagnet.
Besi yang berujung A dan B dililiti kawat berarus listrik. Kutub magnet yang terbentuk
bergantung pada arah arus ujung kumparan. Jika arah arus berlawanan jarum jam maka
ujung besi tersebut menjadi kutub utara. Sebaliknya, jika arah arus searah putaran jarum jam
maka ujung besi tersebut terbentuk kutub selatan. Dengan demikian, ujung A kutub utara
dan B kutub selatan atau sebaliknya.
2.5 Bahan Magnetik
Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam
komponen pembentuknya. Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan
dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik,anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri). Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit
menyalurkan garis gaya magnet (ggm). Bahan paramagnetik adalah bahan yangdapat
menyalurkan ggm tetapi tidak banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari1, susunan
dwikutubnya tidak beraturan. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm.
Permeabilitasnya jauh di atas 1.Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas positif
yang kecil pada segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu adalah keadaan yang
sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar tetapi berlawanan arah. Bahan
ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding bahan ferro magnet.
Resisitivitas bahan ferromagnet adalah rendah.Hal ini yang menyebabkan pemakaian
ferromagnet terbatas pada frekuensi rendah.Sedangkan pada bahan ferrimagnetik
resisitivitasnya jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena itu ferri magnet (ferrit)
layak digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy
yang terjadi padanya kecil.
Gambaran dwikutub bahan-bahan magnet seperti gambar 2.1.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.10. Susunan dwikutub bahan-bahan magnetic
a. paramagnetik b. ferromagnetik
c. antiferromagnetik d. ferrimagnetik
2.6 Bahan-bahan Ferromagnetik
Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak. Bahan
ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator, rele, peralatan
sonar atau radar.
2. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet tidak
mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini digunakan
untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetic adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik.Momen atom
dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama dengan momen
dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet seperti halnya polarisasi
pada bahan dielektrik.
Setiap bahan magnetik memiliki parameter-parameter magnetik di antaranya
Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik, momen magnetik, magnetisasi. Berdasarkan
susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu untuk Xm negatif 10 -5
adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10-3 pada suhu kamar (karena Xm berbanding
terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk Xm yang besar adalah ferromagnetic.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Dari pemabahasan materi bahan-bahan magnetik di atas dapat ditarik kesimpulan
antara lain:
1. Bahan magnetik dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik,
feromagnetik, anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
2. Parameter – Parameter magnetik antara lain : Permeabilitas dan susceptibilitas
magnetik, momen magnetik, magnetisasi
3. Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel yang
digunakan dibidang kelistrikan misalnya ferrit digunakan sebagai bahan
semikonduktor.
4. Magnetostriksi adalah gejala perubahan ukuran secara fisik dari bahan-bahan
magetik. Ada
3 jenis magnetostriksi yaitu : magnetostriksi longitudinal, magnetostriksi transversal,
magnetostriksi volume.
3.2 Saran
Bahan magnetik merupakan salah satu bahan listrik yang sering digunakan oleh
masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat mulai sekarang ini adalah
meningkatkan pengetahuan mengenai bahan magnetik dan melestarikan bahan-bahan
anorganik maupun organik sebagai bahan dasar pembuat bahan magnetik ini.