14
eJournal Pemerintahan Integratif, 2016, 4 (2): 267-279 ISSN: 2337-8670 , ejournal.pin.or.id © Copyright 2016 STUDI TENTANG PERAN KETUA PKK DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KECAMATAN MALINAU BARAT KAUPATEN MALINAU Ripca Dwi Hadi Agustin 1 Abstrak Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, tempat di Kantor PKK Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian keperpustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber pada penelitian ini berjumlah 8 (delapan) orang yang terdiri dari Ketua PKK, Kordinator Pokja I.II.III.dan IV dan masyarakat Kecamatan Malinau Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ketua PKK dalam Pelaksanann program pendidikan dan keterampilan, program kesehatan, dan program ekonomi, peran ketua PKK berperan sebagai pemimpin, Pembina, mengkoordinator, dan mengarahkan anggotanya serta mengawasi secara langsung, pelaksanaan kegiatan PKK, dan menjadi fasilitator yaitu memfasilitasi tempat dan pelengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh PKK. Ada juga faktor penghambat peran ketua PKK dalam pelaksanaan program pemberdayaan perempuan yaitu susahnya mengarahkan TP PKK karena kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan anggota PKK, anggota PKK yang susah dikumpulkan karena memiliki kesibukkan masing-masing, dan minimnya anggaran dana yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan PKK. Sedangkan faktor pendukungnya berupa dukungan semagat dari camat, keluarga, dan TP PKK, serta pengalaman pernah menjadi anggota PKK , sebelum menjabat sebagai ketua PKK. Kata Kunci : peran ketua PKK, program pemberdayaan perempuan, faktor pendukung dan penghambat, Kecamatan Mainau Barat. Pendahuluan Pembangunan nasional merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara sadar, dan terencana oleh suatu bangsa, Negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, 2016, 4 (2): 267-279 ISSN: 2337-8670 , ejournal.pin.or.id © Copyright 2016

STUDI TENTANG PERAN KETUA PKK DALAM

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DI KECAMATAN MALINAU

BARAT KAUPATEN MALINAU

Ripca Dwi Hadi Agustin1

Abstrak

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, tempat di Kantor

PKK Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan penelitian keperpustakaan, observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Narasumber pada penelitian ini berjumlah 8 (delapan) orang yang

terdiri dari Ketua PKK, Kordinator Pokja I.II.III.dan IV dan masyarakat

Kecamatan Malinau Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ketua PKK dalam

Pelaksanann program pendidikan dan keterampilan, program kesehatan, dan

program ekonomi, peran ketua PKK berperan sebagai pemimpin, Pembina,

mengkoordinator, dan mengarahkan anggotanya serta mengawasi secara

langsung, pelaksanaan kegiatan PKK, dan menjadi fasilitator yaitu memfasilitasi

tempat dan pelengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegitan-kegiatan

yang dilakukan oleh PKK.

Ada juga faktor penghambat peran ketua PKK dalam pelaksanaan

program pemberdayaan perempuan yaitu susahnya mengarahkan TP PKK

karena kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan anggota PKK, anggota

PKK yang susah dikumpulkan karena memiliki kesibukkan masing-masing, dan

minimnya anggaran dana yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan PKK.

Sedangkan faktor pendukungnya berupa dukungan semagat dari camat, keluarga,

dan TP PKK, serta pengalaman pernah menjadi anggota PKK , sebelum

menjabat sebagai ketua PKK.

Kata Kunci : peran ketua PKK, program pemberdayaan perempuan, faktor

pendukung dan penghambat, Kecamatan Mainau Barat.

Pendahuluan

Pembangunan nasional merupakan suatu proses perubahan kearah yang

lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara sadar, dan terencana oleh suatu

bangsa, Negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan

1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

268

bangsa (nation building), seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.

Untuk memajukan pembangunan nasional dalam hal pembangunan

perekonomian, Indonesia memiliki masyarakat yang dinilai berhasil dalam

melaksanakan pembangunan, jika pertumbuhan perekonomian yang ada di

Indonesia sudah cukup tinggi. Pembangunan juga merupakan suatu proses sistem

dan aktivitas ekonomi serta sosial untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan

masyarakat.

Pemerintah telah melaksanakan pemberdayaan perempuan yang hasilnya

terlihat dari adanya peningkatan peran dan kedudukan perempuan diberbagai

bidang kehidupan. Berdasarkan Biro Pemberdayaan perempuan Kementerian

Peranan perempuan 2007 peningkatan tersebut masih belum sebagaimana

diharapkan, yaitu terwujudnya keadilan dan keselarasan antara perempuan dan

laki-laki dalam hak dan kesempatan berpartisipasi dan menikmati hasil

pembangunan. Guna meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)

perempuan Indonesia, dan mewujudkan kemitrasejajaran antara laki-laki dan

perempuan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Pemerintah telah membentuk berbagai program dan sarana yang dapat

membantu kegiatan tersebut salah satunya, adalah organisasi Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi ini telah

diakui oleh masyarakat, bahkan pada tahun 2007 mendapat penghargaan dari

beberapa lembaga internasional (WHO, Unicef, Unesco, dan sebagainya) karena

melalui 10 program pokoknya PKK telah mampu melibatkan perempuan dan laki-

laki dalam upaya mewujudkan keluarga yang sejahtera, maju dan mandiri.

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan gerakkan

nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat dengan perempuan sebagai

motor penggerak utama untuk menuju terwujudnya keluarga yang bahagia,

sejahtera, mandiri. Gerakan pembangunan masyarakat yang bermula dari seminar

Home Economic di Bogor tahun 1957. Gerakan PKK dimasyarakat yang berawal

dari kepedulian istri gubernur Jawa Tengah pada tahun 1967 (ibu Isriati Moenadi)

setelah melihat keadaan masyarakat yang menderita busung lapar.

Peningkatan kualitas perempuan melalui program pemberdayaan

perempuan yang diarahkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan berbagai

potensi yang ada pada diri perempuan tersebut.

Dari sisi programnya, PKK pada awalnya diarahkan untuk mendorong

kemajuan perempuan agar dapat memainkan peran gandanya secara baik, yaitu

sebagai pengelola keluarga, pencari nafkah dan pelaku pembangunan. Akan tetapi

sesuai dengan perkembangannya, program pemberdayaan perempuan kemudian

Page 3: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Peran Ketua PKK dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan (Agustin)

269

diarahkan untuk mewujudkan kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan

dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan

demikian sasarannya ditujukan untuk mengembangkan dan mengangkat berbagai

potensi yang ada pada diri perempuan yang memungkinkan dirinya dapat

memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama terhadap sumber pembangunan. Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini dikarenakan

keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang akan berpengaruh besar

terhadap kinerja pembangunan dalam mendukung program-program pemerintah.

Dari keluarga yang sejahtera ini, maka tata kehidupan berbangsa dan bernegara

akan dapat melahirkan ketentraman, keamanan, keharmonisan, dan kedamaian.

Dengan demikian, kesejahteraan keluarga menjadi salah satu tolak ukur

dan barometer dalam pembangunan dengan program-program pemerintah. PKK

menjadi gerakan untuk membantu dan mendukung program-program pemerintah

dengan mendata beberapa aspek yang diperlukan seperti data warga, ibu hamil,

bayi, dan balita, kelahiran, kematian, sampai kegiatan masyarakat.

Pemerintahan Kabupaten Malinau sangat mendukung dengan adanya

gerakkan PKK serta kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh PKK yang dapat

dilaksanakan di Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau. Sasaran PKK

yaitu keluarga yang ada diperdesaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan

kemampuan serta kepribadiannya dalam bidang mental bidang spiritual yang

meliputi sikap dan prilaku serta fisik material yang meliputi pangan, papan,

sandang, kesehatan, kesempatan kerja yang layak, serta lingkungan hidup yang

sehat juga lestari melalui pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan.

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

kemampuan peran agar dapat melaksanakan fungsi dan peran sebagai perempuan.

Selain itu, PKK diharapkan mampu membebaskan perempuan dari belenggu

budaya patriarkhi, sehingga memiliki kemandirian. Melalui PKK diharapkan

harkat dan martabat perempuan sebagai bagian keluarga yang dapat ditingkatkan.

Namun, pada kenyataanya PKK belum sepenuhnya mampu merubah kondisi

keluarga dan perempuan, sehingga belum terwujud kesetaraan dan keadilan

gender. Adanya kesenjangan ini mengakibatkan perlunya melakukan penelitian

terhadap peran ketua PKK dalam membina organisasi PKK tersebut, khususnya di

Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau.

Di Kecamatan Malinau barat yang terdiri dari 9 desa yaitu Kuala Lapang,

Long Bila, Long kenipe, Punan Bengalun, Sempayang, Sentaban, Sesua, Tanjung

Lapang, dan Taras dengan jumlah penduduk Keseluruhannya mencapai 8,819

pada tahun 2015 dan jumlah perempuan mencapai 4,398 dan jumlah laki-laki

mencapai 4,421 dan masyarakat yang berpendidikan rendah hanya sampai tingkat

SD, SLTP, DAN SMA mencapai 5.468 Jiwa dan yang tidak sekolah mencapai

1.554 sebagian besar dari masyarakat tersebut bermata pencaharian sebagai

petani. Selain itu juga pola pikir masyarakat petani di Kecamatan Malinau Barat

lebih banyak beranggapan bahwa pendidikan yang tinggi, tidak akan berarti bagi

seorang perempuan yang nantinya akan bekerja lebih banyak didapur dan

Page 4: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

270

mengurus rumah tangga, sehingga masih ada sebagian remaja yang

menyelesaikan pendidikannya hanya sampai pada tingkat SD dan SLTP atau

SMA. Dan pola pikir seperti itulah yang membuat banyak gadis-gadis remaja

menjadi pengganguran, terjadi pernikahan di usia dini, dan ada juga yang

membantu orang tua mereka diladang.

Peran Ketua PKK sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan

semua program kegiatan PKK .Di kecamatan Malinau Barat dalam meningkatkan

pemberdayaan perempuan. Dalam melaksanakan kegiatan program PKK, ketua

PKK harus memberikan kontribusi yang positif terhadap perempuan sebagai ibu

rumah tangga. Melalui PKK, perempuan dapat mengaktualisasikan dirinya untuk

aktif, selain perannya sebagai ibu rumah tangga.

Dan masalah yang terjadi dalam pelaksanakan program PKK sering

kurang maksimal, karena kurangnya pembinaan dari ketua PKK sendiri yang

mengakibatkan program-program kegiatan menjadi terhambat, Serta kurangnya

sosialisasi dari kecamatan sendiri yang membuat program kegiatan PKK yang ada

diperdesaan sama sekali tidak berjalan.

Sejauh ini yang dapat dilihat dari peran ketua PKK sebagai ketua yang

bertanggungjawab dalam membina, memimpin serta mengarahkan TP PKK

dalam berbagai program kegiatan pemberdayaan perempuan, masih dirasa kurang

mampu memangsimalkan fungsi dan perannya sebagai ketua PKK sehingga

membuat peran ketua PKK kurang optimal dalam melaksanakan program

kegiatan pemberdayaan perempuan di Kecamatan Malinau Barat Kabupaten

Malinau.

Kerangka Dasar Teori

1. Peran

a. Pengertian Peran

Menurut Biddle dan Thomas (2003:16), peran adalah serangkaian

rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang

kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga

diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-

lain.

b. Struktur Peran

Menurut Friedman, M Struktur peran dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

1. Peran Formal

Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat (homogen).

2. Peran Informal

Yaitu suatu peran yang bersifat (implicit)

Page 5: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Peran Ketua PKK dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan (Agustin)

271

2. Kepemimpinan

Menurut Stoner et al. (1995:47) adalah kepemimpinan adalah pola-

pola yang bervariasi dari tingkah laku yang diinginkan pimpinan selama proses

pengarahan dan mempengaruhi karyawannya.

Locke seperti yang dikutip oleh Pidekso dan Harsiwi (2001:2)

mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang-

orang lain menuju sasaran bersama. Berdasarkan beberapa definisi kepemimpinan

di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai

kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Jim Ife (1997:60-62), konsep pemberdayaan memiliki hubungan

erat dua konsep yakni: konsep daya (power) dan konsep (disadvantaged)

kepentingan. Pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan

empat perspektif yaitu: perspektif (pluralis, elitis, strukturalis, dan post-

stulturalis).

Menurut Parsons, et.al dalam Edi Suharto (2005:63), Pemberdayaan

adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi

dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian

serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan

menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya.

4. Pemberdayaan Perempuan

a. Pengetian Pemberdayaan Peempuan

Menurut Novian (2010) pemberdayaan perempuan adalah upaya

pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber

daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan

meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif

dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan

konsep diri. Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah proses sekaligus

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan

dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

perubahan sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya.

b. Tujuan Pemberdayaan Perempuan

Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideologi

patriarkhi yaitu dominasi laki – laki dan subordinasi perempuan, merubah struktur

dan pranata yang memperkuat dan melestarikan diskriminasi gender dan

ketidakadilan sosial (termasuk keluarga, kasta, kelas, agama, proses dan pranata

pendidikan). Pendekatan pemberdayaan memberi kemungkinan bagi perempuan

Page 6: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

272

miskin untuk memperoleh akses dan penguasaan terhadap sumber – sumber

material maupun informasi, sehingga proses pemberdayaan harus mempersiapkan

semua struktur dan sumber kekuasaan.

c. Sasaran Program Pemberdayaan Perempuan

Secara umum sasaran dari program pemberdayaan perempuan, yaitu:

1. Meningkatnya kualitas sumber daya perempuan di berbagai kegiatan

sektor dan subsektor serta lembaga dan nonlembaga yang mengutamakan

peningkatan kemampuan dan profesionalisme atau keahlian kaum

perempuan.

2. Mewujudkan kepekaan, kepedulian gender dari seluruh masyarakat,

penentu kebijakan, pengambil keputusan, perencana dan penegak hukum

serta pembaharuan produk hukum yang bermuatan nilai sosial budaya

serta keadilan yang berwawasan gender.

3. Mengoptimalkan koordinasi dan keterpaduan dalam pengelolaan

pemberdayaan perempuan yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

5. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

a. Pengertian Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

PKK merupakan singkatan dari Pemberdayaan dan Kesejahteraan

Keluarga.Singkatan PKK sepertinya lebih membudaya dari pada kepanjangannya.

Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya di singkat PKK,

adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari

bawah yang pengelolaanya dari, oleh dan untuk masyarakat dengan perempuan

sebagai motor penggerak menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera maju

dan mandiri.

b. 10 Program Pokok PKK

1. Penghayatan dan Pengamalan pancasila

2. Program gotog royong

3. Program pendidikan dan keterampilan

4. Program pengembangan kehidupan berkoperassi

5. Program pangan

6. Program sandang

7. Program perumahan dan tata laksana rumah tangga

8. Program kesehatan

9. Program Kelestarian dan lingkungan hidup

10. Pogram perencanaan sehat

6. Organisasi

Menurut David Cherrington (dalam Achmad Sobirin 2007: 5) organisasi

adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur yang didirikan oleh

Page 7: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Peran Ketua PKK dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan (Agustin)

273

manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka untuk mencapai

satu set tujuan tertentu.

Metode Penelitian

Berdasarkan judul tentang Peran Ketua PKK Dalam Plaksanaan Program

Pemberdayaan Perempuan, maka penelitian ini dapat dikategorikan dengan jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

memaparkan dan bertujuan untuk menggambarkan penjelasan dari variabel yang

akan diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan,

observasi, wawancara dan dokumentasi. Narasumber pada penelitian ini

berjumlah 8 (delapan) orang terdiri dari Ketua PKK Kecamatan Malinau Barat,

Koordinator Pokja I.II.III, dan IV, masyarakat Kecamatan Malinau Barat.

Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, data kondensasi,

penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil Penelitian

1. Peran Ketua PKK Dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan.

a. Peran Ketua PKK Dalam Program Pendidikan dan Keterampilan, meliputi:

1). Peran Ketua PKK dibidang Pelatihan Memasak

Pelatihan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan

meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki masyarakat. Dalam

pelaksanaan kegiatan program PKK, PKK memilih untuk mengadakan pelatihan

memasak yang dilaksanakan oleh tim pengerak PKK dan bekerjasama dengan

PKK yang ada didesa.

Dari hasil wawancara dilapangan, ternyata peran yang dilakukan ketua

PKK Kecamatan Malinau Barat, yang terkait dalam kegiatan pelatihan memasak

ini yang dilakukan untuk memberdayakan perempuan, sehingga menjadi

perempuan yang kreatif, dimana ketua PKK berpera sebagai Pembina yang

mengkordinator dan mengawasi langsung jalannya kegiatan yang dilakukan

anggota-anggotanya serta menjadi fasilitator dalam membantu melengkapi

kekurangan dalam kegiatan, seperti membantu menyediakan bahan-bahan

masakan yang kurang dan peralatan untuk memasak.

2).Peran Ketua PKK dibidang Pelatihan Menjahit

Pelatihan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan

meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki masyarakat. Dalam

pelaksanaan kegiatan program PKK, selain mengadakan pelatihan memasak,

PKK juga mengadakan pelatihan menjahit, yang dilaksanakan oleh tim pengerak

PKK yang bekerjasama dengan PKK yang ada didesa, dan yang menjadi peserta

nya adalah remaja-remaja putri dan ibu-ibu masyarakat Kecamatan Malinau

Barat.

Dari hasil wawancara diatas, sama halnya dengan pelatihan memasak,

pelatihan menjahit juga ketua PKK berperan sebagai Pembina yang

mengkoordinator dan memberikan arahan terhadap TP PKK ,serta menjadi

Page 8: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

274

fasilitator yang menyediakan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan

ini seperti bahan-bahan untuk menjahit, berupa jarum, benang dan sebagainya,

serta dalam pelatihan ini juga ketua PKK menyedikan tempat yang nyaman

sehingga kegiatan pelatihan ini dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya

kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagaimana mestinya khususnya bagi

kaum Ibu-ibu dan perempuan-perempuan yang ada di Kecamatan Malinau Barat.

b. Peran Ketua PKK Dalam Program Kesehatan, meliputi:

1). Peran Ketua PKK di Bidang Penyuluhan Bahaya

Peran ketua PKK dan TP PKK sangatlah dibutuhkan, bukan saja sebagai

memimpin dan membina tapi dapat juga menjadi dokter ditengah masyarakat

Kecamatan Malinau Barat. Salah satunya dari 10 program pokok dalam

pemberdayaan masyarakat, dengan didapatkannya informasi mengenai adanya

penyalahgunaan nerkoba dan obat-obatan terlarang lainnya dikalangan pelajar

Kecamatan Malinau Barat, maka kami PKK Kecamatan Malinau Barat

berinisiatif untuk mengadakan penyuhan bahaya Narkoba Terhaadap remaja-

remaja di Kecamatan Malinau Barat bekerjasama dengan kepolisian dan dengan 4

posyandu yang berada di Kecamatan Malinau Barat dalam memberikan

sosialisasi penyuluhan mengenai bahaya narkoba serta obat-obatan terlarang

lainnya. Kegiatan penyuluhan ini diberikan terhadap siswa dan siswi SMP dan

SMK se-Kecamatan Malinau Barat. Ketua PKK juga ikut memberikan materi

kepada anak-anak mengenai bahaya narkoba serta mengarahkan anggota tim

penggerak dalam pelaksanaan penyuluhan tersebut. Dengan diadakannya

penyuluhan tersebut, sangat dapat diharapkan bagi masyarakat Kecamatan

Malinau Barat agar anak-anak pemuda yang berada di Kecamatan tersebut dapat

mengerti mengenai bahaya narkoba serta dampak negatif dari penggunaan

narkoba.

Berdasarkan wawancara diatas, diketahui bahwa ketua PKK telah

melaksanakan perannya dalam penyuluhan kesehatan ini, dimana ketua PKK

dalam hal ini berperan sebagai ketua Penyelenggara yag bertanggung jawab atas

kegiatan penyuluhan,serta ikut menjadi pemateri dalam penyuluhan dan menjadi

fasilitator dalam membantu menyediakan konsumsi untuk peserta penyuluhan.

2). Peran Ketua PKK di Bidang Imunisasi

Imunisasi adalah suatu bentuk kepedulian PKK dalam memperkenalkan

dan membudidayakan imunisasi guna menurunkan angka kematian yang terjadi

pada ibu dan anak.

Dari wawancara diatas dan penelitian penulis dilapangan, bahwa

imunisasi ini sangat wajib diberikan untuk bayi dan balita, hanya saja orang tua

masih ada yang belum tau dan sadar akan pentingnya imunisasi ini bagi bayi dan

balita mereka. Sejauh ini diketahui bahwa peran ketua PKK telah dalam

melaksanakan perannya dalam kegiatan imunisasi ini, dimana ketua PKK sebagai

pemimpin dan bukan saja sebagai pemimpin, tapi ketua PKK juga mengawasi dan

Page 9: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Peran Ketua PKK dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan (Agustin)

275

memfasilitasi kegiatan ini dengan menyediakan tambahan gizi berupa susu untuk

balita dan anak-anak yang mengikuti kegiatan imunisasi ini.

c. Peran Ketua PKK Dalam Program Ekonomi (UP2K), meliputi:

1) Peran Ketua PKK di Bidang Pembuatan Kerajinan dari Rotan

Pembuatan kerajinan dari rotan merupakan suatu kegiatan yang

dikerjakan oleh ibu-ibu masyarakat Kecamatan Malinau Barat. Pembuatan

kerajinan dari rotan ini dilaksanakan di kantor PKK Kecamatan Malinau Barat,

bila kerajinan dari rotan tersebut sudah jadi dapat dipasarkan oleh PKK maupun

masyarakat.

Berdasarkan wawancara diatas, diketahui bahwa ketua PKK telah

melaksanakan perannya dalam kegiatan pembuatan kerajinan tangan dari rotan,

dimana ketua PKK dalam hal ini sebagai sebagai pemimpin yang mengawasi

berlangsungnya kegiatan ini serta menjadi fasilitator yang melengkapi

kekurangan dalam kegiatan ini, seperti memfasilitasi perlengkapan yang

dibutuhkan dalam pembuatan kerajinan tangan ini seperti penyediaan sebagian

rotan dan lain- lainya, dan membantu masyarakat dalam memasarkan hasil dari

kerajinan ini. Untuk mengadakan keterampilan ini sekarang untuk ibu-ibu dan

remaja agak lebih sulit karena untuk membuat suatu keterampilan seperti ini

diperlukan bakat serta pengetahuan dalam merangkainya. ketua PKK dalam hal

ini juga selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan ini, namun

belum optimal.Dikarenakan keterbatasan anggaran dana untuk kegiatan pelatihan.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peran Ketua PKK Dalam

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan.

a. Faktor Pendukung

Berdasarkan wawancara dilapangan bahwa pengalamannya pernah

menjadi anggota PKK, sebelum menjabat sebagai ketua, merupakan faktor

pendukung peran Ketua PKK Kecamatan Malinau Barat, serta dukungan

semangat dari camat, keluarga, dan TP PKK

b. Faktor Penghambat

Minimnya tingkat pengetahuan dan keterampilan anggota PKK mrupakan

salah satu indikator yang menhambat peran Ketua PKK dalam pelaksanaan

program pemberdayaan perempuan di Kecamatan Malinau Barat Kabupaten

Malinau. Berikut hasil wawancara penulis mengenai faktor-faktor penghambat

ketua PKK dalam pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan wawancara diatas, maka salah satu hambatan yang dihadapi

dalam pelaksanaan program pemberdayaan perempuan adalah minimnya

anggaran dana yang diperoleh dalam melakukan kegiatan PKK. Hal ini

merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam hal mensejahterakan

masyarakat. Dengan keterbatasan anggara dana ini membuat dari 10 program

PKK hanya beberapa program saja yang dapat berjalan.

Page 10: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

276

Keterbatasan anggaran dana dan kurangnya tingkat pengetahuan dan

keterampilan TP PKK dalam pelaksanaan program pemberdayaan perempuan di

kecamatan Malinau Barat merupakan fakor yang menghambat peran ketua PKK

dalam rangka pelaksanaan program pemberdayaan perempuan.

Kesimpulan

1. Peran Ketua Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam

pelaksanaan program pemberdayaan perempuan di Kecamatan Malinau Barat

Kabupaten Malinau:

a. Ketua PKK telah berperan dalam program pendidikan dan keterampilan,

melalui kegiatan pelatihan memasak yaitu, sebagai Pembina yang

mengkoordinator dan mengawasi secara langsung, jalannya kegiatan yang

dilaksanakan oleh anggota-anggotanya, dan menjadi fasilitator, dengan

membantu melengkapi kekurangan dalam kegiatan pelatihan memasak

seperti, membantu menyediakan bahan-bahan masakan yang kurang serta

peralatan untuk memasaknya. Sama halnya dengan pelatihan memasak,

dalam kegiatan pelatihan menjahit ketua PKK berperan sebagai pembina

yang mengkoordinator dan memberikan arahan terhadap TP PKK ,serta

menjadi fasilitator yang menyediakan kekurangan-kekurangan dalam

pelaksanaan kegiatan ini seperti bahan-bahan untuk menjahit, berupa

jarum, benang dan sebagainya, serta dalam pelatihan ini juga ketua PKK

menyedikan tempat yang nyaman sehingga kegiatan pelatihan ini dapat

terlaksana dengan baik.

b. Peran ketua PKK dalam program kesehatan, melalui kegiatan penyuluhan

narkoba dan imunisasi ini, dimana dalam kegiatan penyuluhan bahaya

narkoba ketua PKK, berperan sebagai ketua Penyelenggara kegiatan yang

bertanggung jawab atas kegiatan penyuluhan,serta ikut menjadi pemateri

dalam penyuluhan dan menjadi fasilitator, yaitu membantu menyediakan

konsumsi untuk peserta penyuluhan. Dan peran ketua PKK dalam

kegiatan imunisasi yaitu sebagai pemimpin dan bukan saja hanya sebagai

pemimpin, tapi ketua PKK juga mengawasi dan memfasilitasi kegiatan ini

dengan menyediakan tambahan gizi berupa susu untuk balita dan anak-

anak yang mengikuti kegiatan imunisasi ini.

c. Peran ketua PKK dalam program ekonomi yaitu ketua PKK telah

melaksanakan perannya dalam kegiatan pembuatan kerajinan tangan dari

rotan, dimana ketua PKK dalam kegiatan ini sebagai pemimpin yang

mengawasi berlangsungnya kegiatan ini, serta menjadi fasilitator yang

melengkapi kekurangan dalam kegiatan ini, seperti memfasilitasi

perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembuatan kerajinan tangan ini

seperti penyedian sebagian rotan dan lain- lainya, dan membantu

masyarakat dalam memasarkan hasil dari kerajinan ini. Ketua PKK dalam

hal ini juga selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

Page 11: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Peran Ketua PKK dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan (Agustin)

277

ini, namun belum optimal. Dikarenakan keterbatasan anggaran dana untuk

kegiatan pelatihan ini.

2. Terhadap pelaksanaan program kegiatan yang dilaksanakan oleh Ketua PKK

Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau. Terdapat hambatan- hambatan

yaitu susahnya mengarahkan TP PKK karena kurangnya tingkat pengetahuan

dan keterampilan anggota PKK, anggota PKK yang susah dikumpulkan karena

memiliki kesibukkan masing-masing, dan minimnya anggaran dana yang

diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan PKK. Dengan keterbatasan anggara ini

juga menjadi alasan, mengapa dari 10 program PKK hanya beberapa program

saja yang dapat berjalan. Namun ketua PKK juga mendapat dukungan dalam

pelaksanaan program pemberdayaan perempuan yang berupa dukungan

semagat dari camat, keluarga, dan TP PKK, serta pengalaman pernah menjadi

anggota PKK , sebelum menjabat sebagai ketua PKK.

Rekomendasi

1. Dalam menjalankan peran sebagai ketua PKK diperlunya tingkat kemauan

yang betul betul ingin dan mau bekerja keras dalam mensejahterakan

masyarakat baik bagi ketua PKK dan seluruh anggota TP PKK dalam

menjalankan seluruh program kegiatan PKK dengan saling memberikan

dukungan dan dorongan semangat sehingga peran ketua PKK dan TP PKK

dalam proses pemberdayaan perempuan di Kecamatan Malinau Barat dapat

berjalan dengan baik dan optimal melalui bidang pendidikan dan

keterampilan, kesehatan, dan ekonomi.

2. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan PKK seperti kursus menjahit dan

memasak dan pembuatan kerajinan tangan serta yang lainnya di anjurkan bagi

masyarakat yang benar-benar mau meluangkan waktunya untuk belajar dan

yang benar-benar berminat mengikuti pelatihan-pelatihan pada bidang-bidang

yang diminati tanpa dipaksakan. Karena dengan pelatihan ini juga akan sangat

bermanfaat dan berguna bagi masyarakat dalam membantu perekonomian

mereka, seperti halnya dalam pelatihan kursus memasak dan kursus menjahit

dari kegiatan tersebut dapat menjadi bekal jika ada masyarakat yang ingin

membuka usaha warung makan dan tempat menjahit pakaian.

Daftar Pustaka

Achmad Sobirin. 2007. Budaya Organisasi Pengertian, Makna dan Aplikasinya

dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan.

Anonim. 2010. Panduan Pedoman PKK ( Tim Pengerak PKK Tingkat Pusat).

Jakarta.

Anonim. 2006. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah. Bandung : Fokus Media.

Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Alfabeta: Bandung.

Dicky Wisnu UR dan Situ Nurhasanah. 2005. Teori Organisasi Struktur dan

Desain. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 12: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

278

Daulay, Harmona. 2006. Pemberdayaan Perempuan: Studi Kasus Pedagang Jamu

di Geding Johor Medan. Jurnal Harmoni Sosial, Volume I Nomor I,

September 2006.

Eko, Sutoru. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Desa.. Yogyakarta.

Friedman, Marilynm. (1992) Familiy Nursing. Theory dan Practice. 3/E. Debora

ing R.L (1998) (Ahli Bahasa). Jakarta: EGC

Hanif Nurcholis. 2005. Teori dan praktik Pemerintahan dan otonomi daerah.

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ife, Jim. Community Development, Creating Community Alternaves-vision,

Analysis and Practice. Melbourne: Addison Wesley Longman. 1997.

Miles, Huberman and Saldana: 2014. Qualitative Data Analysis: third edition.

Amerika: Sage

Moedjiono, Imam.2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Jogjakarta: UII

Press.

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,

Posmodern, dan Poskolonial. Rajawali Press: Jakarta.

Muttalib, Jang A. 1993. Menggunakan Kerangka Pemampuan Wanita, dalam

Moeljarto Tjokrowinoto, dkk. Bahan Pelatihan Jender dan Pembangunan.

Kantor Menteri Negara UPW.

Moelang Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya.

Novian, Budhy. 2010. Sekilas Tenang Pemberdayaan Perempuan. Artikel

Sanggar Kegiatan Belajar Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka

Belitung.

Pouwire, margaretha. 2010. Peran pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

PKK dalam meningkatkan kualitas SDM perempuan di desa Kuala Lapang

Kabupaten Malinau. Samarinda: fisipol-unmul

Roesmidi, dan Risyanti, Riza. 2006. Pemberdayaan Masyarakat. Alqaprint:

Jatiangor.

Rivai,Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali

Press.

Rumayah. 2014. Peran PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga)

dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Malinau Kota Kecamatan

Malinau. Samarinda: fisipol-unmul

Said,Mas’ud.2005. Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Jakarta: UMM Press.

Sumaryadi, Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Citra Utama: Jakarta.

Suharto, Edi. 2004. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat. Refika

Aditama: Bandung.

Sumaryadi, Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Citra Utama: Jakarta.

Page 13: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

Peran Ketua PKK dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan (Agustin)

279

Suparjan dan Hempri Suyatno. Pengembangan Masyarakat, dari pembangunan

sampai pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media .2003.

Sri Palupi. “Kemiskinan dan Arah Gerakan Perempuan di Era Liberalisasi

Ekonomi”. Dalam Jurnal Perempuan Online. 26 September 2006.

Tampubolon, Mangatas. “Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan sesuai

Tuntunan Otonomi Daerah”. Dalam jurnal Pendidkan dan Kebudayaan

Online. Jakarta: Depdiknas, Volume 32. November 2001.

Tan, Mely G. 1995. Perempuan dan Pemberdayaan. Makalah dalam Kongres

Ikatan Sosiologi Indo nesia (ISI). Ujung Pandang.

Thoha Miftah. 2012 Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Rajawali Pers: Jakarta.

Wursanto, Ig. 2003. Dasar-dasar ilmu organisasi. Andi: Yogyakarta.

Zubaedi.2013. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktek. Jakarta:

Rawamangun.

Dokumen-dokumen:

Laporan Program Kerja TP.PKK Kecamatan Malinau Barat Tahun 2014

Laporan Data Umum PKK Kecamatan Malinau Barat Tahun 2014

Laporan Rekapitulasi Hasil Monitoring Data Kependudukan Dari RT-RT Desa

Se-Kecamatan Malinau Barat Bulan Juni 2015

Laporan Hasil Monitoring Data Kependudukan Berdasarkan Usia dan Jenis

Kelamin Desa Se-Kecamatan Malinau Barat Bulan Juni 2015

Laporan Hasil Monitoring Data Kependudukan Berdasarkan Pendidikan,

Pekerjaan dan Warga Negara Desa Se-Kecamatan Malinau Barat Bulan

Juni 2015

Profil Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau Tahun 2015: Kantor

Kecamatan Malinau Barat

Surat Keputusan Kecamatan Malinau Barat Nomor 04 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Pembentukan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga Kecamatan Malinau Barat Periode Tahun 2012

Sampai dengan 2017

Sumber Internet

http://hipni.blogspot.com/2011/08/definisi-pengertian-organisasi.html(diakses 14

Sep2015)

http://lista.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../P+4+macamorganisasi.pdf(diakse

s 15 Sep 2015)

http://ProfSyamsiah.Wordpress.com/2009/03/19/pengertianPembangunan(diakses

27 November 2015)

Walangkop 99. Blogspot.co.id/2015/os/pengertian-kepemimpinan-leadership

menurut-para-ahli-html. (diakses 26 Maret 2016)

Page 14: 11 Ripca Dwi HAdi Agustin (01-23-17-12-19-09).pdf

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 4, Nomor 2, 2016: 267-279

280