3
Kemandulan pada pria dr. M.K. Tadjuddin Kepala Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta Seorang pria atau wanita yang datang ke dokter untuk pe- meriksaan karena ingin punya anak selalu harus dipandang sebagai suatu kesatuan mandul dan sebaiknya diobati sebagai satu kesatuan. Jika pada / pemeriksaan salah seorang telah dite- mukan sesuatu yang diperkirakan dapat menyebabkan keman- dulan, hal itu tidak boleh dipakai sebagai alasan untuk tidak memeriksa pasangannya secara lengkap. Seringkali sebab ke- mandulan terdapat di kedua belah pihak, umpamanya kwalitas semen yang kurang baik dan getah serviks yang tidak baik. Dari segi psikologi, juga kurang baik jika salah seorang anggota pasangan dipersalahkan atau merasa bersalah. Jika untuk pe- ngobatan kemandulan akan dilakukan tindakan berat pada sa- lah seorang, maka keadaan fertilitasnya juga harus diketahui sebab tidak ada gunanya mengobati seorang, jika derajat fer- tilitas pasangannya tidak diketahui. Infeksi alat kelamin dapat ditularkan, hingga dalam hal itu kedua anggota pasangan harus diobati bersama. Dasar pemeriksaan kemandulan pada pria sama dengan pe- meriksaan kedokteran umum. Kesalahan yang sering dibuat dalam mengevaluasi fertilitas pria adalah dengan hanya mela- kukan evaluasi berdasarkan analisa semen. Suatu hasil analisa semen normal tidak menyampingkan kemungkinan infeksi kelenjar prostat atau adanya kelainan anatomis. Anamnesis Dalam anamnesis ditanyakan tentang perkembangan sex, penyakit-penyakit yang pernah dialami, perkawinan dan pema- kaian obat-obat. Kwalitas semen umumnya turun sesudah sua- tu penyakit. Hal itu dapat berlangsung hingga enam bulan. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan keadaan umum : dalam pemeriksaan ini pen- ting diperhatikan bentuk tubuh dan sifat-sifat sex sekunder seperti suara, rambut. 2. Pemeriksaan genitalia : yang perlu diperiksa ialah -- Bentuk dan ukuran penis dan skrotum -- Kelainan anatomi pada penis dan skrotum -- Tanda-tanda balanitis pada penderita yang tidak disunat -- Uretra "diperas" dan jika keluar sekret, maka sekret itu harus diperiksa. -- Testis : ukuran (normal 4 x 3 x 2 cm), konsistensi. -- Epididymis dan duktus deferens -- Adanya varikokel -- Prostat dan vesika seminalis dengan pemeriksaan rektal. Pemeriksaan laboratorium 1. Pemeriksaan laboratorium umum. 2. Analisa semen : Volum Jumlah spermatozoa/ml Bau Jumlah spermatozoa motil/ml pH Gerak spermatozoa Viskositas Morfologi spermatozoa Dalam laboratorium Bagian Biologi FKUI hasil analisa semen dinilai berdasarkan tingkat kesuburan menurut FARRIS (1954) yang didasarkan jumlah spermatozoa motil/ejakulat (lihat tabel I). Berdasarkan itu, maka hasil analisa semen dinya- takan Steril atau Subfertil atau Relative Fertile atau Highly Fertile (lihat contoh hasil pemeriksaan semen Bagian Biologi FKUI). TABEL I: TINGKAT KESUBURAN MENURUT FARRIS Tingkat kesuburan Jumlah spermatozoa motil/ejakulat S t e r i 1 0 Subfertil 1 - 80 juta Relatif .fertil 80 - 185 iuta Sangat fertil 185 juta lebih Pemeriksaan khusus Pada penderita dengan oligospermia berat atau sterilitas atau pada kemandulan yang tidak dapat diterangkan perlu di- lakukan seluruh atau sebagian dari pemeriksaan khusus seperti terdaftar dibawah ini : 1. Khromatin sex dan 4. 17-ketosteroid dalam air khromosom seni 2. Gonadotropin dalam air seni 5. PBI dan zat anti-thyroid 3. Aglutinasi sperma 6. Biopsi testis. Faktor yang mempengaruhi fertilitas pada pria Faktor yang mempengaruhi fertilitas pada pria dapat dibagi dalam : 1. Faktor pretestikuler , merupakan kelainan yang terdapat diluar testis dan mempengaruhi proses spermatogenesis. Ke- lainan itu dapat berupa : • Kelainan endokrin (2 % dari kemandulan pria disebabkan kelainan endokrin) yang dapat berupa kelainan hormon gona- dotropin karena ada kelainan hipofisa atau hipotalamus; ke- lainan kelenjar adrenal atau mungkin karena diabetes mellitus yang berat. Cermin Dunia Kedokteran No. 10, 1977 31

11KemandulanPria010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 11KemandulanPria010

Kemandulan pada priadr. M.K. Tadjuddin

Kepala Bagian BiologiFakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Jakarta

Seorang pria atau wanita yang datang ke dokter untuk pe-meriksaan karena ingin punya anak selalu harus dipandangsebagai suatu kesatuan mandul dan sebaiknya diobati sebagaisatu kesatuan. Jika pada / pemeriksaan salah seorang telah dite-mukan sesuatu yang diperkirakan dapat menyebabkan keman-dulan, hal itu tidak boleh dipakai sebagai alasan untuk tidakmemeriksa pasangannya secara lengkap. Seringkali sebab ke-mandulan terdapat di kedua belah pihak, umpamanya kwalitassemen yang kurang baik dan getah serviks yang tidak baik.Dari segi psikologi, juga kurang baik jika salah seorang anggotapasangan dipersalahkan atau merasa bersalah. Jika untuk pe-ngobatan kemandulan akan dilakukan tindakan berat pada sa-lah seorang, maka keadaan fertilitasnya juga harus diketahuisebab tidak ada gunanya mengobati seorang, jika derajat fer-tilitas pasangannya tidak diketahui. Infeksi alat kelamin dapatditularkan, hingga dalam hal itu kedua anggota pasangan harusdiobati bersama.

Dasar pemeriksaan kemandulan pada pria sama dengan pe-meriksaan kedokteran umum. Kesalahan yang sering dibuatdalam mengevaluasi fertilitas pria adalah dengan hanya mela-kukan evaluasi berdasarkan analisa semen. Suatu hasil analisasemen normal tidak menyampingkan kemungkinan infeksikelenjar prostat atau adanya kelainan anatomis.

AnamnesisDalam anamnesis ditanyakan tentang perkembangan sex,

penyakit-penyakit yang pernah dialami, perkawinan dan pema-kaian obat-obat. Kwalitas semen umumnya turun sesudah sua-tu penyakit. Hal itu dapat berlangsung hingga enam bulan.

Pemeriksaan fisik1. Pemeriksaan keadaan umum : dalam pemeriksaan ini pen-

ting diperhatikan bentuk tubuh dan sifat-sifat sex sekunderseperti suara, rambut.

2. Pemeriksaan genitalia : yang perlu diperiksa ialah-- Bentuk dan ukuran penis dan skrotum-- Kelainan anatomi pada penis dan skrotum-- Tanda-tanda balanitis pada penderita yang tidak disunat-- Uretra "diperas" dan jika keluar sekret, maka sekret itu

harus diperiksa.-- Testis : ukuran (normal 4 x 3 x 2 cm), konsistensi.-- Epididymis dan duktus deferens-- Adanya varikokel-- Prostat dan vesika seminalis dengan pemeriksaan rektal.

Pemeriksaan laboratorium1. Pemeriksaan laboratorium umum.2. Analisa semen :

Volum Jumlah spermatozoa/mlBau Jumlah spermatozoa motil/mlpH Gerak spermatozoaViskositas Morfologi spermatozoa

Dalam laboratorium Bagian Biologi FKUI hasil analisa semendinilai berdasarkan tingkat kesuburan menurut FARRIS

(1954) yang didasarkan jumlah spermatozoa motil/ejakulat(lihat tabel I). Berdasarkan itu, maka hasil analisa semen dinya-takan Steril atau Subfertil atau Relative Fertile atau HighlyFertile (lihat contoh hasil pemeriksaan semen Bagian BiologiFKUI).

TABEL I: TINGKAT KESUBURAN MENURUT FARRIS

Tingkat kesuburan Jumlah spermatozoa motil/ejakulat

S t e r i 1 0

Subfertil 1 ­ 80 juta

Relatif .fertil 80 - 185 iutaSangat fertil 1 85 juta lebih

Pemeriksaan khususPada penderita dengan oligospermia berat atau sterilitas

atau pada kemandulan yang tidak dapat diterangkan perlu di-lakukan seluruh atau sebagian dari pemeriksaan khusus sepertiterdaftar dibawah ini :1. Khromatin sex dan 4. 17-ketosteroid dalam air

khromosom seni2. Gonadotropin dalam air seni 5. PBI dan zat anti-thyroid3. Aglutinasi sperma 6. Biopsi testis.

Faktor yang mempengaruhi fertilitas pada priaFaktor yang mempengaruhi fertilitas pada pria dapat dibagi

dalam :1. Faktor pretestikuler , merupakan kelainan yang terdapat

diluar testis dan mempengaruhi proses spermatogenesis. Ke-lainan itu dapat berupa :• Kelainan endokrin (2 % dari kemandulan pria disebabkankelainan endokrin) yang dapat berupa kelainan hormon gona-dotropin karena ada kelainan hipofisa atau hipotalamus; ke-lainan kelenjar adrenal atau mungkin karena diabetes mellitusyang berat.

Cermin Dunia Kedokteran No. 10, 1977 31

Page 2: 11KemandulanPria010

32 Cermin Dunia Kedokteran No. 10, 1977

Page 3: 11KemandulanPria010

• Kelainan khromosom : umumnya kelainan khromosom be-rupa sindroma Klinefelter dengan kariotip 47, XXY. Kelainanjenis lain seperti mozaik 46, XY/47, XXY dan 46, XY/47,XYY juga kadang-kadang terdapat. Kelainan berupa delesi,translokasi dan sindroma-YY juga pernah dilaporkan.• Kriptorkhidismus : dijumpai pada 9 % penderita. Kelainanini jika dapat didiagnosa dini dan diperbaiki segera dapat dito-long. Sebaiknya semua anak laki-laki sewaktu lahir diperiksakeadaan testisnya untuk mengetahui ada tidaknya kriptorkhi-dismus.• Varikokel : merupakan kelainan yang paling sering dijumpaipada pria infertil. Varikokel terutama mempengaruhi morfolo-gi dan motilitas semen. Pengaruh terhadap jumlah spermatozoatidak besar (MAC. LEOD, 1965 b).

2. Faktor testikuler : merupakan kelainan di dalam testisyang mempengaruhi proses spermatogenesis. Kelainan itu da-pat berupa : infeksi (orchitis yang berasal dari gonorrhoea atauparotitis epidemika), tumor, trauma, atau kelainan bawaan.

3. Faktor posttestikuler : merupakan kelainan pada epidi-dymis, duktus deferens, prostat, vesika seminalis dan uretra.Kelainan itu dapat berupa :(a). Infeksi yang dapat menyumbat saluran keluar : gonorr-

hoea atau urethritis non-spesifik.(b). Tumor yang dapat menyumbat saluran keluar.(c). Trauma yang dapat menyebabkan penyempitan sesudah

sembuh.(d). Kelainan bawaan seperti hipospadia dan epispadia.

4. Frekwensi senggama : VAN ZYL et al. (1975) me-ngatakan bahwa dengan memberi nasehat untuk bersenggamalebih sering, pada 53 % dari pasangan infertil akan terjadi ke-hamilan. Frekwensi senggama terutama harus ditingkatkan se-lama masa subur menjadi tiap hari atau dua hari sekali.

Pengobatan kemandulan pada priaPengobatan pria mandul tentunya tergantung dari kelainan

yang dideritanya. Pada umumnya hal-hal tersebut dibawah iniperlu diperhatikan :

1. Sebelum memulai pengobatan harus ditentukan dulu dasaranalisa semen sebanyak tiga kali.

2. Sesudah mulai pengobatan, maka pengobatan itu harus di-lanjutkan selama tiga bulan, mengingat siklus spermatoge-nesis pada manusia adalah sekitar 70 hari.

3. Hasil pengobatan harus dinilai dengan analisa semen ber-ulang dan jika dapat, dilakukan penentuan kadar hormon.Dalam garis besar pengobatan pria mandul dapat dibagi da-

lam dua golongan, yaitu pengobatan spesifik dan pengobatannon-spesifik.Dalam golongan pengobatan spesifik termasuk jenis pengobat-an:1. Operatif : varikokelektomi, vasostomi, epididimovasostomi2. Medikamentosa :

(a). Hormonal : HMG, HCG, Testosteron,l-triodotironin.(b). Non-hormonal : Suppositorium vagina beta-amilasa,

peptidasa.Dalam golongan pengobatan non-spesifik termasuk jenis pe-ngobatan :

Contoh Formulir Pemeriksaan Semen dari Bagian Biologi FKUI-Jakarta

BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS INDONESIA

Analisa sperma :......................... Umur :..................Pekerjaan :.............................. Sterilitas sekunder : ..................Telah menikah :..........th........bl Permintaan Prof.Dr : ..................No. (klinik) :............................ No. laboratorium :..................

Semen diterima di laboratorium tgl : ................jam:.............................Abstinensi :............. hari . Semen diperoleh dengan eara coitus interup-tus/masturbasi jam :.....................

Hasil pemeriksaan :Warna : Suhu :

Bau : Erythrocyt/lpb :Reaksi (pH) : Leukocyt/.Ipb :Viskositas : Sel epitel/Ipb :

(terhadap H 2 0 pada suhu 37 0 C) Sel muda : / mlVolume : Kecepatan rata-rata dari 25 spermaJumlah/ml : tozoa per 1/20 mm : detik.Jumlah motil/ml : Kadar fruktosa mg/100 ml% motil : semen.Bukan bentuk ovalKesimpulan: Highly fertile/Relative fertile/Subfertile/Sterile .

Mohon perhatian :

1. Roborantia 6. Roborantia + HCG2. Roborantia + Vitamin E 7. Roborantia + HMG + HCG3. Roborantia + Vitamin E + A 8. Roborantia + klomifen4. Roborantia + testosteron/ 9. Roborantia + phenotiazin

mesterolon5. Roborantia + HMG

10. Roborantia + indometasin

Pengobatan pria mandul tanpa kelainan anatomi di Indone-sia sulit, karena diagnosa harus ditegakkan umumnya tanpapemeriksaan kadar hormon. Oleh karena itu di Bagian BiologiFKUI pengobatan pria mandul tanpa kelainan anatomi tetapidengan oligospermia dimulai dengan pengobatan yang palingsederhana, yaitu dengan pemberian roborantia, vitamin atauindometasin. Jika dengan pengobatan yang sederhana itu tidakdidapat hasil yang memuaskan, maka diberi mesterolon. Jikamasih belum didapat hasil yang memuaskan, maka dilanjutkandengan HCG atau HMG atau klomifen.

P e n u t u pPengobatan pria mandul seringkali tidak memuaskan. Wa-

laupun demikian pemeriksaan 'seorang suami pasangan yangmandul perlu dilakukan sebaik-baiknya agar pasangan itu me-ngetahui keadaan sebenarnya. Harus disadari bahwa keadaankemandulan untuk sepasang suami-isteri dapat merupakansuatu tekanan jiwa untuk kedua-duanya. Jika dari pemeriksaanyang dilakukan ternyata suami memang infertil atau mandul,maka harus diberi keterangan bahwa kemandulan itu tidak adahubungannya dengan libido dan peranannya sebagai suami.

KEPUSTAKAAN1. FARRLS EJ : Male Fertility. Brit Med J 2 : 1475, 1951.2. MacLEOD J : Seminal cytology in the presence of varicocele.

Fertil steril 16: 735, 1965.3. OENTOENG S: Analisa semen. Dalam buku Keluarga Berencana :

edit RS Samil dan AB Saifudin. Lntegrasi Pendidikan Tingkat VLEKUL, Jakarta, 1970.

4. VAN ZYL JA et aL : Oligospermia : a seven year survey of the in-sidenee, chromosomal aberration, treatment and pregnancy rate.Int J Fertil 20: 129, 1975.

Cermin Dunia Kedokteran No. 10, 1977 35