41
12 BAB II TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL Judul Proyek : "PABRIK ROKOK KRETEK DENGAN FASILITAS RUMAH SUSUN KARYAWAN" DI MALANG Pengertian : Pabrik : bangunan besar dengan perlengkapan mesin- mesin tempat membuat barang tertentu dalam jumlah besar untuk diperdagangkan. Rokok : gulungan tembakau ( kira-kira sebesar ke- lingking ) yang dibungkus ( daun nipah, ker— tas dsb ). Kretek : rokok yang tembakaunya dibubuhi cengkeh. Rumah Susun: rumah atau bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa tempat tinggal ( masing-masing untuk satu keluarga : flat ). (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendi- dikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). Pengertian secara keseluruhan : Adalah suatu bangunan yang berisi mesin-mesin serta pekerjanya sebagai tempat untuk membuat rokok kretek dan dilengkapi dengan fasilitas rumah susun untuk tempat tinggal karyawannya.

12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

12

BAB II

TINJAUAN PROYEK

1. PENGERTIAN JUDUL

Judul Proyek :

"PABRIK ROKOK KRETEK

DENGAN FASILITAS RUMAH SUSUN KARYAWAN"

DI MALANG

Pengertian :

Pabrik : bangunan besar dengan perlengkapan mesin-

mesin tempat membuat barang tertentu dalam

jumlah besar untuk diperdagangkan.

Rokok : gulungan tembakau ( kira-kira sebesar ke-

lingking ) yang dibungkus ( daun nipah, ker—

tas dsb ).

Kretek : rokok yang tembakaunya dibubuhi cengkeh.

Rumah Susun: rumah atau bangunan bertingkat yang terbagi

atas beberapa tempat tinggal ( masing-masing

untuk satu keluarga : flat ).

(Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendi-

dikan dan Kebudayaan Republik Indonesia).

Pengertian secara keseluruhan :

Adalah suatu bangunan yang berisi mesin-mesin serta

pekerjanya sebagai tempat untuk membuat rokok kretek dan

dilengkapi dengan fasilitas rumah susun untuk tempat

tinggal karyawannya.

Page 2: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

13

Pabrik yang dalam istilah asingnya dikenal sebagai

factory atau plant adalah setiap tempat dimana faktor—

faktor seperti :

- manusia

- mesin dan peralatan (fasilitas) produksi lainnya.

- material

- energi

- uang (modal/kapital)

- informasi

- sumber daya alam (tanah, air, mineral dll)

dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna

menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif,

efisien dan aman.

(Sumber : Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan, Sritomo

Wignjosoebroto).

Istilah pabrik ini sering diartikan sama dengan

industri meskipun industri sebenarnya memiliki pengertian

yang luas. Pabrik pada dasarnya merupakan salah satu

sektor industri yang terutama akan menghasilkan produk

jadi (finished goods product).

2. TINJAUAN TERHADAP INDUSTRI

2.1. Pengertian Industri

Adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

Page 3: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

14

perekayasaan industri.

(Sumber : UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian).

2.2. Jenis dan Klasifikasi Industri

2.2.1. Klasifikasi Berdasarkan Aktivitasnya

a. Industri Penghasil Bahan Baku (The Primary Raw

Material Industries),

yaitu industri yang aktivitas produksinya adalah

mengolah sumber daya alam guna menghasilkan bahan

baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuh-

kan oleh industri penghasil produk atau jasa.

Industri type ini umum dikenal pula sebagai

"extractive / primary industry".

b. Industri Manufacturing (The Manufacturing Indus­

tries) ,

yaitu industri yang memproses bahan baku guna

dijadikan bermacam-macam bentuk / model produk,

baik yang masih berupa produk setengah jadi (semi

manufactured) ataupun yang sudah berupa produk

jadi (finished goods product). Disini akan terja-

di suatu transformasi proses baik fisik ataupun

kimiawi terhadap input material dan akan memberi

nilai tambah terhadap material tersebut.

c. Industri Penyalur (Distribution Industries),

yaitu industri yang berfungsi untuk melaksanakan

proses distribusi bail< untuk bahan baku maupun

produk jadi. Disini bahan baku ataupun produk

jadi akan didistribusikan dari produsen ke produ-

Page 4: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

1

sen yang lain dan dari produsen ke konsumen.

Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas buying

dan selling, storing, sorting, grading, packaging

dan moving goods (transportasi).

Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries),

yaitu industri yang bergerak di bidang pelayanan

atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang

aktivitas industri yang lain maupun langsung

memberikan pelayanan / jasa kepada konsumen.

2.2. Klasifikasi Berdasarkan Hasil Produksinya

Industri Berat

industri yang seluruhnya menggunakan tenaga mesin

berukuran besar ( pabrik besi dan baja ).

Industri Dasar

industri yang mengolah barang-barang modal,

seperti mesin, bahan kimia yang digunakan di

industri lainnya.

Industri Hilir

Industri yang memproduksi barang-barang yang siap

dipakai oleh konsumen.

Industri Hulu

Industri yang menghasilkan bahan baku dan bahan

penolong, beberapa jenis hasil komoditi industri

hulu seperti besi beton, baja lembaran.

Industri Ringan

Industri yang membuat barang-barang yang bahannya

dari kertas, kayu, rotan.

Page 5: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

16

2.2.3. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

a. Industri Besar, tenaga kerja > 100 orang.

b. Industri Sedang, tenaga kerja 20 - 99 orang.

c. Industri Kecil, tenaga kerja 5 - 1 9 orang.

d. Industri Rumah Tangga, tenaga kerja < 4 orang.

Dari hal-hal tersebut diatas maka dapat dikatakan

bahwa industri akan memiliki pengertian dan definisi yang

luas sesuai dengan karakteristik dari jenis masukan,

proses produksi yang berlangsung dan jenis keluaran yang

dihasilkan. Dalam kaitannya dengan jenis keluaran yang

dihasilkan, maka industri yang menghasilkan keluaran

berupa material, peralatan produksi, mesin-mesin dan

Iain-lain yang akan digunakan untuk proses produksi di

industri / pabrik lain dikenal sebagai "Producer Goods

Industries". Sedangkan Industri yang hasil keluarannya

akan langsung digunakan oleh konsumer disebut "Consumer

Goods Industries".

Selanjutnya model dari suatu sistem produksi secara

umum digambarkan sebagai berikut.

(Lihat Skema 2.1)

2.3. Pengelompokan Industri Nasional

Berdasarkan misi, cara pembinaan dan pengembangan

yang direncanakan, pemerintah mengambil kebijaksanaan

dalam pengelompokan industri nasional sebagai berikut.

(Lihat Tabel 2.1)

Page 6: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

17

SKEMA 2.1

SISTEM INPUT-OUTPUT DARI PROSES PRODUKSI

SISTEM LINCKUNCAN

SISTEM LINGKUNGAN

Modal Informasi Sumber daya Manusia Encrgi Sumber daya alam Bahanbaku Mcsin DU.

(Sumber : Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Sritomo

Wignjosoebroto).

TABEL 2.1

PENGELOMPOKAN INDUSTRI NASIONAL

Kelompok I idustr i

1. D a s a -Industri Mesin

dan Lo^. l m Dasar

-Industri K imia Dasar

2. H i 1 i i Aneka I; dustr i

3. Industri iseci!

M i s i

1. Per tumbuhin Ekonomi

2. Penguatan Struktur

1. Per tumbuian Ekonomi, i tau

2. Pemerat i . n

Pcmcrataan

Teknologi

Tepat Guna

Maju, teruji

l .Maju, teruji atau

2.Madya

l.Madya atau

Sedcrhana

Tenaga Ker ja

Kapital

Tidak padat karya

- Tidak padat karya atau

- Padat karya

Padat karya

(Sumber : UU Perindustrian No*. 5 Tahun 1984)

k ^ M ^ M k ^ M N M ^ I

Page 7: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

18

2.4. Perkembangan Perindustrian di Jawa Tiraur

Wilayah Jawa Timur yang secara geografis mempunyai

kedudukan strategis dalam pembangunan nasional dan berpe-

luang besar untuk turut serta mendorong dan mendukung

pertumbuhan wilayah Indonesia Bagian Timur.

Sejalan dengan itu telah pula dilaksanakan pembangu­

nan industri sebagai upaya untuk menciptakan struktur

yang berimabang yaitu terciptanya suatu kondisi dimana

sektor industrinya dan didukung dengan sektor pertanian

yang tangguh.

Sampai dengan pelaksanaan pembangunan Pelita V laju

pertumbuhan industri semakin cepat, sehingga peranan

sektor industri untuk mewujudkan kesinambungan ekonomi

Jawa Timur makin baik, dimana sektor industri dan sektor

pertanian terhadap perkonomian Jawa Timur dapat dilihat

dari peranan masing-masing dalam kontribusinya terhadap

PDRB Jawa Timur.

TABEL 2.2

ITAHUN ! SEKTOR PERTANIAN ', SEKTOR INDUSTRI ! PERTUMBUHAN EKONOMI

1383 | 28,55 % J 18,89 % J 8,9 % 1390 J 27,09 X I 19,73 % J 8,04 % 19 9 1 J 25,71 % ! 20,81 % \ 7,8 % 19 92 I 24,89 % I 21,47 % J 7 % 1333 : : :

(Sumber s Kanwil Departemen Perindustrian Jawa Timur).

Dengan makin cepatnya pertumbuhan industri, telah

dapat memberikan dampak terhadap peningkatan perkapita

penduduk Jawa Timur dimana pada Tahun 1989 sebesar

Page 8: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

19

Rp.727.151,90 , Tahun 1990 menjadi Rp.855.Oil,00 , dan

tahun 1991 menjadi Rp.939.806,00. Berdasarkan hasil yang

telah dicapai, secara nyata membuktikan bahwa kebijaksa-

naan pembangunan industri di Jawa Timur telah tepat,

dengan demikian maka dalam pembangunan dalam PJP 25 tahun

tahap dua bagi Jawa Timur telah memiliki 2 sektor peng-

gerak yang tangguh yaitu sektor pertanian dan sektor

industri.

2.5. Kebijaksanaan Perindustrian di Jawa Timur

Sesuai dengan Pelita VI maka secara nasional cabang

industri yang di prioritaskan pengembangannya di Jawa

Timur dengan kriteria sebagai berikut :

a. Industri yang mempunyai potensi yang dapat menimbulkan

dampak pembangunan yang strategi dalam ekonomi (nilai

tambah, devisa penggerak arus investasi, pemerataan

dan teknologi).

b. Industri yang mempunyai potensi tumbuh dengan daya

saing tinggi.

c. Industri yang mempunyai prospek peluang dan daya

tumbuh namun mengalami hambatan dan masalah.

Prioritas program pengembangan industri didaerah

tersebut akan banyak diarahkan untuk :

1. Pemerataan Pembangunan

Untuk pemerataan pembangunan maka langkah yang di

utamakan adalah :

- Pengembangan Industri Kecil.

Page 9: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

20

- Pengembangan Industri Menegah terutama kelompok Aneka

Industri.

- Persebaran industri didaerah-daerah.

2. Perluasan Lapangan Kerja

Pemgembangan industri di Jawa Timur selalu diarahkan

untuk dapat mengatasi permasalahan tenaga kerja baik

secara kualitatif maupun kuantitatif. Sehubungan dengan

itu maka pengembangan Industri Kecil dan Kerajinan serta

Industri menegah terutama kelompok Aneka Industri perlu

mendapatkan perhatian yang utama. Untuk pengembangan

kelompok aneka industri diutamakan yang mampu menyerap

tenaga kerja cukup banyak, mempunyai daya saing kuat,

terutama yang sudah dimantapkan sehingga mampu memasuki

pasar global.

3. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Industri

Pengawasan dan pengendalian pembangunan industri di

daerah-daerah, sejak proses pemberian ijin, pelaksanaan

produksi dan perluasannya perlu diawasi dan dikendalikan

terutama kemungkinan-kemungkinan tentang dampak yang akan

timbul dalam pelaksanaan pembangunan industrinya. Selan-

jutnya pengaturan mengenai dampak terhadap lingkungan

diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.134

Tahun 1988 mengenai Pencegahan Dan Penanggulangan Pence­

maran Sebagai Akibat Kegiatan Usaha Industri Terhadap

Lingkungan.

Page 10: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

21

3.TINJAUAN TERHADAP PABRIK ROKOK

3.1. Peranan Pabrik Rokok Di Indonesia

Semenjak tahun 1950 keadaan perekonomian Indonesia

sangat buruk. Inflasi terus melaju, biaya kehidupan

semakin lama semakin meningkat. Dengan latar belakang

situasi negara seperti inilah pemerintah mulai tertarik

memperhatikan pemasukkan cukai tembakau pada saat itu

yang jumlahnya terus menanjak.

Bagi pemerintah industri rokok kretek merupakan

sumber pendapatan yang sangat penting artinya. Berbagai

macam pajak bisa ditarik dari industri ini. Mulai dari

cukai tembakau, pajak perseroan, pajak reklame dan lain

sebagainya. Jumlah cukai tembakau yang setiap tahun

diterima juga semakin meningkat dan sangat besar jumlahn­

ya. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha mendorong

pertumbuhan pabrik rokok, terutama rokok kretek. Hingga

saat ini pabrik rokok kretek tidak termasuk dalam Daftar

Bidang Usaha Yang Tertutup Bagi Penanaman Modal menurut

Kepres No.54 Tahun 1993. Sehingga jumlah produksi rokok

kretek semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Kesempatan kerja yang diberikan industri rokok

kretek kepada masyarakat juga sangat luas. Ratusan ribu

orang telah mendapatkan mata pencaharian mereka dari

industri ini, baik sebagai pekerja di pabrik, tenaga

administrasi di kantor, sopir, satpam dan lain sebagai­

nya. Sementara itu masih terdapat ratusan ribu orang

lainnya yang telah mendapatkan nafkah mereka dari berba­

gai macam perusahaan yang langsung maupun tidak langsung

Page 11: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

22

berhubungan dengan industri ini, mulai dari petani temba-

kau, petani cengkeh, para pemetik daun tembakau, pemetik

cengkeh, pekerja perusahaan percetakan, angkutan dll.

Lapangan kerja lainnya sehubungan dengan industri

rokok kretek ialah mereka yang berkecimpung dibidang

produksi cengkeh dan tembakau. Meski bersifat musiman

namun jumlahnya sangat besar terutama pada musim raya.

Perkebunan tembakau maupun cengkeh menjadi sangat baik

prospeknya karena hasil tembakau dan cengkeh di Indonesia

sebagian besar digunakan sebagai bahan baku rokok.

Belum lagi peranan-peranan lain yang bersifat sosial

yang telah diberikan oleh pabrik-pabrik rokok terbesar di

Indonesia yaitu Gudang Garam, Djarum, Sampoerna dan

Bentoe1, mereka telah banyak membantu memajukan bidang-

bidang seperti olah raga, kesenian, penghijauan maupun

pengetahuan, baik dalam skala kotanya sendiri maupun

skala nasional.

Dari uraian tersebut maka tidak dapat dipungkiri

lagi bahwa pabrik rokok di Indonesia sangat besar pera-

nannya dalam ikut memajukan perekonomian bangsa dan

tentunya tidak dapat di abaikan begitu saja meskipun

sebenarnya industri rokok ini merupakan dilema nasional

karena disatu sisi menguntungkan negara dan masyarakat

akan tetapi disisi lain merugikan kesehatan bangsa.

3.2. Perkembangan Pabrik Rokok*di Malang

Industri rokok kretek di kota Malang pertama kali

mulai didirikan sejak tahun 1924 akan tetapi saat itu

Page 12: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

23

belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Baru pada

tahun 1929 mulai menunjukan perkembangan yang berarti

dimana jumlah produksinya telah meningkat 50% melebihi

jumlah produksi tahun sebelumnya. Kemudian dengan perkem­

bangan yang semakin pesat pada tahun-tahun berikutnya

maka kota Malang semakin memantapkan dirinya sebagai

salah satu sentra kegiatan industri rokok di Jawa Timur

pada saat itu. Dimana jumlah pabrik rokok dari tahun ke

tahun juga bertambah dengan pesat, hingga pada tahun 1961

jumlah pabrik rokok di Malang merupakan yang terbesar di

Jawa Timur saat itu.

TABEL 2.3

Jumlah Produksi Rokok Krctck di Karesidenan Malang

Tahun

1929

1930

Jumlah

8.000.000

10.000.000

Tahun

1931

1932

Jumlah

15.000.000

30.000.CXX)

Tahun

1933

1934

Jumlah

70.000.030

105.000.000

Kaiesideran

JAWA TIMUR: Malang Suraoaya, Madura dan B-asuki Kadiri Maciiun Bojonegoro

Jumlah

134

112 131 83 31

Jumlah Produksi

3.020.000.000

1 427.000 000 3.148.000.000 1.340.000.000

204.000.000

Keterangan

_~

(Sumber : Indonesian Cigarette Manufaktur)

Page 13: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

24

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dikatakan

bahwa kota Malang sudah merupakan sentra kegiatan indus-

tri rokok di Jawa Timur sejak beberapa tahun silam,

bahkan hingga saat ini Kota Malang tidak dapat di pisah-

kan dari industri rokok.

Perkembangan pabrik rokok di Kota Malang tersebut

masih terus berlanjut hingga saat ini, apabila dibanding-

kan dengan keberadaan pabrik rokok saat ini maka terli

hatlah pertumbuhan yang amat sangat pesat terutama juma-

lah produksinya. Dalam kurun waktu setahun terakhir ini

saja telah bertambah 34 buah pabrik rokok baru. Kota

Malang saat ini telah memiliki 99 PR K-1000 dan 26 PR Non

K-1000 sehingga totalnya telah mencapai 125 PR. Namun

keseluruhan pabrik rokok tersebut tidak semuanya terdaf-

tar sebagai anggota Gaperoma (Gabungan Perusahaan Rokok

Malang), sebuah badan yang mengkoordinir kegiatan yang

berhubungan dengan pabrik rokok, dimana sampai akhir

tahun 1993 hanya tercatat 22 Pabrik Rokok.

Peran pabrik rokok di Kota Malang sangat berarti

bagi pertumbuhan ekonomi daerahnya, dimana berbagai pema-

sukkan yang diperoleh dari pabrik rokok yang sangat besar

tersebut sangat berarti bagi pemerintah daerahnya. Total

penerimaan cukai tembakau di Kota Malang masih terus

menduduki peringkat pertama, pada tahun 1993 sebesar

Rp.246,53 milyar lebih. Jauh diatas cukai gula Rp.4,43

milyar lebih dan cukai alkohol Rp.10,2 milyar lebih pada

tahun yang sama. Begitu juga penyerapan tenaga kerja yang

terjadi semakin meningkat, pada tahun 1993 sebanyak 30

Page 14: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

25

ribu lebih karyawan yang terserap pada industri ini.

Selanjutnya data perkembangan terakhir dari pabrik rokok

di Malang adalah sebagai berikut.

(Lihat Tabel 2.4 dan Tabel 2.5)

3.3. Pengaturan Terhadap Pabrik Rokok

3.3.1. Klasifikasi Pabrik Rokok

(Lihat Tabel 2.6)

3.3.2. Perbandingan Produksi

Mengingat produksi SKM yang tidak menggunakan

banyak tenaga kerja dan kecepatannya sangat tinggi

dibandingkan dengan SKT, maka Pemerintah menentukan

perbandingan produksi SKM : SKT = 3 : 2 , hal terse-

but dimaksudkan agar industri rokok tetap merupakan

sektor industri yang padat karya dan mencegah pen-

gurangan jumlah tenaga kerja.

3.4. Mesin dan Peralatan Pabrik Rokok

Demi terwujudnya tujuan produksi dan kelancaran

produksi rokok, maka sebuah pabrik rokok harus memiliki

perlengkapan berupa mesin—mesin dan peralatan penunjang

yang memenuhi persyaratan, pengelompokannya yaitu :

3.4.1. Mesin Dan Peralatan Produksi

- Mesin Steam

Fungsinya untuk menguapi tembakau krosok sebelum

diudal agar lemas dan tidak mudah hancur.

- Mesin Rajang

Page 15: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

26

DAFTAR ANGGAUTA GAPEROMA TAHUN 1993, * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * <

No. Nama Perusahaan

1. 2 .

3 .

4 .

5 . 6 .

7.

a. 9.

10.

1 . 2.

3 .

4 .

5. 6.

7 . 3 .

9. 20.

. 1 . 2 .

P.R. «

P.T. It

P.R. n ii

P.T. IT

II

II

• • P.R. P.T.

It

II

It

II

P.R. P.T.

11

P.R. P.T.

A s i a

Bantal

Banjru Biru

Bentool

Bintang Salaman

Bintang Sayap/Insan

Delaptin Widjaja

Gandum

Gangsar

Gona Cipta

H.M. Sampoerna

Jagung Padi

Jatimesem Jaya Sakti Sari

Karya Niaga Borsama

Kedung Harta Buana

Korapas Agung Mega

Ong kowijoyo

Panamas Nusa Prima

Sejahtera

Utama Mama

A 1 a m -i t

JX. Mulyorejo , Malang.

" Wolirang' 2tf, ,K spanjen.

" A .R / Hakim 4 , / Ialang.".

" . Raya Kii-janglo, Malang.

Ds, Talangagung, K>panjen.

" Panarukan, Kep. n j e n . t

Kompleks Per industr^iarynendi t ,Mlg, J l . Mulyore<->jo, Malang.

" . Sumber sa r i , Mal'.ang.

Watudakon, Kend/ilpayak, Malang. I n d u s t r i Bara£ 2 , Malang.

Kedungkandang, Malang, Bandahara.26,M< l a n g .

Pat imura 4 ^ - 5 0 , . M a l a n g . .

" Le t jen Syparman, .Malang.

" Tenaga 3 , Malang.

" Tanjung 103 , Malang. .

" Kol... Soegiono Gang' 3> Malang. it «___ 25 , Malang. '

" Raya Kebonagung, Malang; . . .

Kompleks P e r i n d u s t r i a n Wendit ,Mlg,

J l . S-umbersari Bar a t , Malang.

Ds,

J l . it

ti

it

Tabel

2.4

Page 16: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

D

****

No.

i : 2: 3 .

• *

4 . *

5: 6: 7 : 8 .

• •

9.

10 . V'

' 1 1 : 12: 1 3 : 14:

. 1 5 .

• 1 6 : 1 7 .

i s : 19 .

• •

20.

2 1 . 22

ILFTAR JUMLAH PRODUKSI,' PENGGUNAAN PITA CUKAI, PEMBAYARAN PITA CUKAI DAI* JUMLAH BURUH SELAMA TAHUN 1993 .

Nama • Perusahaaii • • Jumlah • Produksi " Penggunaan P i t a Cukai Pembayaran P i t a Cukai Tw^n*

P.R. n •

P .T .

tt

* P.R.

it

tt -

P.T.

11

tt

tt •

P:R: P.T.

n t;

t!

1!

P.R: P.T.

1!

• P:R: P.T.

Asia ;. • Banta l Banyu Biru

Bent 0 e l

Bintang Salaman ' Bintang Sayap/ Insan Delapan Widjaja Ganrijm

Gangsar

Guna Cipta • •

H,M. Sampoerha Jagung Padi J a t i Mesem -~ J8 a S a k t i S a r i x ) ; Karya Niaga Bersama

Kedung Harta Buana Kompas Agung

M e g a Ongkowijoyo

* aw*+ \

Penamas Nusa Pr ima

S e j a n t e r a Utama Mama

SKT: iveuei cujp,cti . SKM - Tidak k i r im " KLobot —Laporan-Bulanan? T..mi«».. * L S X K ~ -Juinlah:

237.980.800 _"

62:628:200 '). 35:426:700

• -115:612:800 -) 11.006.02s; . 292

s

= — " • •

„ *. 295 . '5 l6 :UO * ) . .409:746:696

' 57 .336:400 * ) . 113:562:000 : • 57:095:400 * ) . -127:368:800

3 .364:764:564 162,504.000

-* • - 13:040

• 142:070:860 * ) . 871.342:340

• 23:600 • 377:370:200

* } . 141 ,683.600 - •

„ : 232:554:400 * ; 129:740:800 ; 1 2l :024. '400

-. -179:120:400 * ) . 1 . 3 0 8 : 9 0 2 : 1 7 2

29:072:740 . 69 .153.90S

b t g .

ii

n n ti

n n ti

it

tt

tt

it

tt

n tt

tt

tt

11

tt

tt

it

tt

tt

tt

tt

tt

5:355:602:912 b t g : 14 ,231:009:940 b t g :

. 21.025.400 b t g .

i9 .6O7.638.252 b t g .

Rp.

t!

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

tt

ft

tt

tt

tt

It

tt

tt

t!

tt

tt

tt

It

tt

It

It

Rp; Rp; Rp. Rp.

152 .331 .360 ,— — " *

322;909;000; — -20:777:490;==

• -669:495 .'900;== 173 .131 .637 .430 ,—

tt

— * * -~ • 6 2 3 ; 6 3 8 : 1 6 0 ; «

3.$61.-082:335;*= 44:208:800;==

555:788.-200; — 20:371:387;59

•641:947.-500; — 38.025:791:320;56

113 .691 .320 ,— a

_ * * •- * •424:703:852;—

9 .859 .856:560;— 2:360; —

291:148:850;— 808.270 .000 ,—

— • 150 :413 :500 ; - • 733:875:000;—

' 21:933:000; — 1:001;518;860J —

18.435;008:466j=-6 ; i i 6 : 8 2 0 ; —

. 29 .755 .612 .— 41:573:965:612;—

208:35° . -374:513;= ;21 .933 .0O0 T r r

2 4 9 . 9 4 6 . 2 7 3 . 1 2 5 , - -

Rp.

n n tt

tt

n n it

tt

tt

tt

tt

tt

11

it

tt

tt

.

tt

n n tt

.11

tt

tt

Rp; Rp; Rp. Rp."

14.9.502.000,— • • i . .—

367 : i28 ;000 ; — 23:834:400;==

•634:597:200;== 174 .113 .176 .095 ,—

a 8

_" ' — •6 l9 . '6 l i ;540;==

3 . 8 2 4 : 4 1 9 : 5 1 5 j « 59:402.-100;==

552:096:000;== 20:200:500;==

. -607:896:000;== 38.350:983:600;==

154.606 .000 ,— *. - • * •

-397:845.600;— 9 .440 .750 .400 ,—

_ . 1 .071.795.000,—

t -

-189:900:000; — 712:384:700; —

- 27:166:000; — 15 .170 .049 .620 ,—

»~-7 :675 :50©t~

. 36£:6'57;2rX),rr 56:886:664:260, '—

189 .617: % 4:710 ;— . 27 .168 .000 ,—

246 .531 .676 ,970 ,—

590 • _

227 • •

15 .694 -s = -

874 289

127 "

X 2 8 5 * 970

--

1.352

6 752

— 896

» • 1.850

119

Page 17: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

i isil i

o> (0

S0LCM3AN pfiBRIK

Besar

Kenengah Besar

ftenengah

Kecil

K-1000

PRODUKSI TOTAL (batang)

> 45 silyar 30 silyar - 45 eilyar

15 eilyar - 30 eilyar 5 eilyar - 15 eilyar

1,5 eilyar - 5 eilyar 750 juta - 1,5 eilyar

50 juta - 750 juta < 50 juta

BO.000 bt / hari

HARSA ECERAN

SKK

Rp.65 Rp.60

Rp.55 Rp.50

Rp.40 Rp.35

Rp.25

-

SKT

Rp.40 Rp.55

Rp.50 Rp.45

Rp.35 Rp.30

Rp.20 Rp.15

Rp.5

TARIF CUKAI

SKK

38* 361

341 311

282 24%

20X

-

SKT

18! 162

141 12*

BZ

2Z 11

11

SKK

12,16

1

10,12, 16,50

-

ISI

SKT

12,16, 50

10,12, 16,50

10,12

12,16

KLOBOT

3,6,10, 12,16,50

I

3,6,10,12

to CO

Page 18: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

29

Fungsinya untuk merajang tembakau maupun cengkeh

agar menjadi halus, dilakukan berulang sesuai

dengan keinginan.

- Mesin Ayak

Fungsinya untuk mengayak tembakau maupun cengkeh

yang sudah dirajang, untuk memisahkan bahan yang

sudah halus dan masih kasar.

- Mesin Pembersih

Fungsinya untuk membersihkan tembakau maupun

cengkeh yang sudah diayak halus dari kotoran dan

debu yang ada, pada tembakau berfungsi memisahkan

daun dari gagangnya. Penggunaannya terpisah antara

tembakau dan cengkeh.

- Mesin Blending

Fungsinya untuk mencampur tembakau dan cengkeh

yang sudah rajang dan dibersihkan agar menjadi

campuran yang rata. Disini tembakau dan cengkeh

dicampur menurut perbandingan tertentu dan disem-

prot dengan saos perasa.

- Mesin Making

Fungsinya untuk membuat rokok SKM, mesin secara

otomatis akan merakit bahan campuran, filter dan

kertas menjadi rokok batangan.

- Alat Giling

Fungsinya untuk membuat rokok SKT batangan, alat

ini dioperasikan dengan tenaga manusia, disini

juga digunakan lem untuk merekatkan kertas ambri.

- Mesin Oven

Page 19: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

30

Fungsinya untuk mengoven / mengeringkan rokok-

rokok batangan agar kadar airnya berkurang dan

rasanya menjadi tahan lama.

- Mesin Packing

Fungsinya untuk mengepak / membungkus rokok filter

batangan, prosesnya mulai dari membungkus dengan

kertas aluminium lalu kotak karton dan plastik

secara otomatis.

- Mesin Koncek

Fungsinya untuk mengupas kembali rokok batangan

yang tidak memenuhi syarat, prosesnya dengan

membuka dan memisahkan kertas dan isinya sebelum

digunakan kembali.

- Alat packing

Fungsinya sama dengan mesin packing, hanya saja

pengerjaannya dengan ketrampilan manusia.

3.4.2. Mesin Dan Peralatan Penunjang

- Kereta / Rak dorong

Fungsinya untuk memindahkan rokok-rokok batangan

dari suatu tempat ke tempat lain.

- Forklift

Fungsinya untuk memindahkan dan mengatur barang-

barang dalam jumlah besar / berat, penggunaanya

terutama di gudang penyimpanan.

- Peralatan Laboratorium

meliputi : timbangan, tabung reaksi, pemanas,

pemusing, pengering, termometer, mikroskop, dll

Page 20: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

31

Fungsinya untuk mencampur, meneliti dan membuat

ramuan saos rokok.

- Peralatan Workshop

Fungsinya sebagai alat pembantu dalam mengerj'akan

atau memperbaiki mesin, peralatan dan barang yang

rusak.

3.5. Teknologi Produksi

Sesuai dengan pengelompokan industri maka masing-

masing kelompok perlu memperhatikan misinya, yakni untuk

pemerataan ataupun pertumbuhan, maka penerapan teknologi

yang tepat guna dapat berwuj'ud teknologi maju, teknologi

madya ataupun teknologi sederhana.

Didalam pabrik rokok pola kerja yang ada, yaitu

dengan menggunakan tenaga kerja yang padat modal dan

padat karya. Penggunaan tenaga kerja yang padat modal

berupa mesin-mesin produksi juga merupakan suatu alterna-

tif yang harus dipenuhi mengingat kecepatan, efisiensi

serta pertimbangan ekonomis sesuai dengan tuntutan pema-

saran yang merupakan salah satu tujuan perusahaan. Peng­

gunaan mesin produksi disini digunakan hanya untuk mem-

produksi rokok Sigaret Kretek Mesin, dimana SKM merupakan

salah satu hasil produk yang kecenderungan konsumsinya

sangat tinggi. Sedangkan penggunaan tenaga-tenaga kerja

yang sifatnya padat karya untuk produksi Sigaret Kretek

dan Klobot adalah sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

Untuk mencapai keseimbangan antara peningkatan produksi

dan kesempatan kerja maka pembatasan mengenai volume

Page 21: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

32

produksi yang ada sangat berguna, dan harus dipenuhi.

Pengarahan teknologi yang tepat guna itu sejauh

mungkin menggunakan mesin-mesinn dari dalam negeri,

sehingga dapat meningkatkan nilai tambah, dalam hal ini

teknologi dalam negeri perlu diprioritaskan penggunaanya

mengenai mesin-mesin yang sudah dapat dihasilkan.

3.6. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang pen-

ting didalam kegiatan pabrik rokok, mengingat jumlahnya

yang sangat besar. Tenaga kerja yang terserap pada pabrik

rokok ini dapat dibedakan menjadi :

- Tenaga kerja produktif, yaitu tenaga kerja yang berhu-

bungan langsung dengan prases produksi, seperti :

tenaga linting, packing, operator mesin dll.

Tenaga ini jumlahnya lebih dari 80"/. dari seluruh jumlah

tenaga kerja yang ada dan untuk giling sebagian besar

adalah para wanita.

- Tenaga kerja non produktif, yaitu tenaga kerja yang

tidak berhubungan langung dengan proses produksi,

seperti : staff kantor, sopir, satpam dll.

Mengingat jumlah karyawan bagian giling dan linting

yang sangat besar maka sistem pengaturan kerja sangat

berpengaruh terhadap efisiensi pabrik secara keseluruhan.

Untuk itu biasanya pekerja tersebut merupakan tenaga

tidak tetap dan memakai sistem upah borongan, sehingga

akan memudahkan pengaturan dan pengawasan.

Namun untuk kelancaran proses produksi pabrik maka

Page 22: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

33

tenaga kerja yang ada didalamnya khususnya bagian giling

dan linting harus diperhatikan sebaik mungkin, karena

peranannya terhadap kelangsungan pabrik sangat besar.

Sehingga segala sesuatu yang menyangkut tenaga kerja

harus diperhatikan dan dipertimbangkan, seperti masalah

kesehatan, keselamatan kerja dan kesejahteraannya.

Selanjutnya penempatan bidang kerja yang sesuai

dengan kemampuannya juga ikut mempengaruhi keberhasilan

proses produksi, pertimbangan dan seleksi yang tepat

mengenai posisi kerja tenaga kerja sangat diperlukan,

untuk itu perlu dikelompokkan menurut skillnya yaitu :

- Tenaga kerja ahli (kepala bagian produksi, dll)

- Tenaga kerja terlatih (operator mesin, mekanik dll)

- Tenaga trampil (tenaga linting, giling dll)

- Tenaga kerja kasar (kuli angkut dll)

4. TIIMJAUAN TERHADAP ROKOK

4.1. Jenis—Jenis Rokok

Berdasarkan komposisi bahan dan cara pembuatannya

rokok dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Rokok Kretek

yaitu jenis rokok yang menggunakan bahan tembakau

bercampur cengkeh sebagai isinya dan bahan pembung-

kusnya berupa kertas.

Menurut pembuatannya rokok kretek dibedakan menjadi

2 macam :

- Sigaret Kretek Tangan (SKT)

yaitu jenis rokok kretek yang proses pembuatannya

Page 23: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

34

masih menggunakan tangan dengan media alat giling.

Untuk jenis ini tanpa menggunakan filter.

Proses penggilingan rokok SKT ada 3 jenis, yaitu :

* rol : kepadatan tembakaunya kurang, kecepatan

kerja tinggi. (misrRetjo Pentung)

* pen : kepadatan tembakau cukup, kecepatan

kerja sedang. (mis: Jarum 76)

* tampan : tembakaunya sangat padat, kecepatan

kerja rendah.(mis: Dji Sam Soe)

- Sigaret Kretek Mesin (SKM)

yaitu jenis rokok kretek yang proses pembuatannya

dengan menggunakan mesin making. Jenis rokok ini

biasanya menggunakan tambahan filter.

Rokok Putih

yaitu jenis rokok yang tidak menggunakan bahan campur—

an cengkeh sebagai isinya dan bahan pembungkusnya

berupa kertas. Jenis rokok ini disebut :

- Sigaret Putih Mesin (SPM)

yaitu jenis rokok putih yang proses pembuatannya

dengan menggunakan mesin making dan biasanya menggu­

nakan tambahan filter.

Rokok Klobot

yaitu jenis rokok yang menggunakan bahan tembakau

bercampur cengkeh sebagai isinya dan bahan pembung

kusnya berupa klobot (kulit jagung yang dikeringkan).

Jenis rokok ini proses pembuatannya dengan cara mel-

inting dengan tangan tanpa alat bantu.

Page 24: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

35

4.2. Bahan Baku Rokok Kretek

4.2.1. Macam dan Komposisi Bahan Baku

Bahan baku untuk pembuatan rokok kretek dapat

dibedakan menjadi :

Bahan baku yang paling utama, yaitu:

- tembakau

- cengkeh

- saos perasa (campuran bahan-bahan kimia)

- klobot

- kertas ambri (pembungkus batang rokok)

- filter

Bahan baku pelengkap lainnya adalah :

- etiket (kertas aluminium, kertas bungkus, kotak

karton, cap / merk)

- pita cukai temabakau

- lem

Dari sekian banyak bahan baku tersebut maka

yang paling utama dan adalah tembakau dan cengkeh.

Sehingga pabrik harus mempunyai persedian yang cukup

banyak untuk cadangan selama 1 - 5 tahun. Hal ini

mengingat kedua komoditi bahan baku sangat tergan-

tung iklim, cuaca dan Iain-lain yang berkenaan

dengan alam serta harganya selalu berfluktuasi

akibat ulah pedagang spekulan.

Komposisi campuran antara tembakau dan cengkeh tidak

dapat dipastikan, akan *tetapi disesuaikan oleh

proses yang telah ditentukan oleh pabrik. Perbandin-

gan tertentu akan menghasilkan mutu dan rasa rokok

Page 25: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

36

yang tertentu pula. Menurut hasil wawancara perban-

dingan antara berat tembakau dan cengkeh berkisar 2

: 1. Untuk setiap batang rokok memerlukan rata-rata

1,2 gram tembakau dan 0,6 - 0,9 gram cengkeh. Selain

itu mutu dan rasa rokok kretek juga ditentukan oleh

jenis tembakau, jenis cengkeh dan saos perasa yang

digunakan, campuran saos tersebut biasanya dibuat

oleh pihak intern pabrik.

4.2.2. Sumber Bahan Baku

Bahan baku berupa tembakau baik yang sudah

dirajang maupun yang masih berupa lembaran berasal

dari dalam negeri dan sebagian kecil dari luar

negeri. Sebagian besar bahan tersebut dibeli lang-

sung dari petani-petani di daerah-daerah penghasil

tembakau yang tersebar di Jawa Timur seperti Bojone-

goro, Jember dan sekitarnya dan juga dari daerah

Jawa Tengah.

Untuk bahan baku cengkeh wajib dibeli dari BPPC

setempat, ketentuan-ketentuan seperti jumlah sesuai

dengan kelas pabrik rokok maupun harganya di atur

oleh BPPC pusat.

Sedangkan untuk bahan baku pelengkap seperti

kertas ambri dan bungkus sebagian besar pabrik

memesan dan membeli langsung dari percetakan yang

telah ditunjuk oleh pabrik. Khusus bahan baku berupa

filter dapat diproduksi sendiri oleh pabrik ataupun

dibeli dari perusahaan pembuat bahan tersebut, untuk

Page 26: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

37

pabrik yang tergolong besar jumlah produksinya

sebagian besar diproduksi sendiri dengan pertimban-

gan keuntungan / profit yang lebih besar. Sedangkan

untuk pabrik yang tergolong kecil jumlah produksinya

biasanya tidak memproduksi sendiri.

Bahan lainnya yang juga harus dipenuhi adalah

pita cukai, pita cukai ini dibeli langsung dari

pihak Bea dan Cukai setempat, harga cukai temabakau

tersebut pengaturannya disesuaikan dengan jenis

rokok yang diproduksi maupun kelas pabrik rokok yang

bersangkutan.

4.2.3. Syarat Bahan Baku

Untuk bahan baku rokok kretek yang paling utama

seperti tembakau dan cengkeh yang dibeli dari petani

harus memenuhi seleksi yang telah ditentukan oleh

pabrik. Jenis-jenis tembakau dan kualiatas yang

digunakan sangat bervariasi tergantung dari pabrik

yang bersangkutan.

Kualitas tembakau sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti struktur dan kondisi tanah,

musim tanam, iklim, jenis tembakau teknik bercocok

tanam serta keadaan cuaca pada waktu pengeringan.

Untuk cengkeh dalam negeri kualitasnya cukup baik

karena Indonesia merupakan negara penghasil cengkeh,

cengkeh mempunyai ciri khas khusus yaitu setiap 4

tahun sekali mengalami panen raya, sedangkan diluar

itu jumlah produksi relatif sedikit.

Page 27: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

38

Sebelum dipakai dalam proses produksi, bahan-

bahan tersebut harus disimpan di gudang selama

kurang lebih 3 tahun lamanya, setelah selang waktu

tersebut baru tembakau dan cengkeh diproses lebih

Ianjut di pabrik. Penimbunannya dengan menggunakan

alas papan kayu agar bahan tidak menjadi lembab.

Melihat banyaknya faktor yang harus diperhi-

tungkan maka tidak heran bila pabrik rokok untuk

ukuran sedang dan besar harus memiliki gudang-gudang

penimbunan yang cukup besar dan banyak demi kelang-

sungan produksi pabrik, mengingat jumlahnya yang

sangat besar dan banyak maka gudang penimbunan

tembakau dan cengkeh tersebut biasanya berada diluar

lokasi pabrik ataupun di daerah yang relatif dekat

dengan sumber bahan baku.

4.3. Proses Produksi

Secara garis besar proses produksi rokok kretek

dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :

4.3.1. Tahap Perajangan dan Pembersihan

Pabrik disamping membeli tembakau dalam bentuk

rajangan adakalanya juga membeli tembakau dalam

bentuk daun / tembakau krosok. Untuk tembakau yang

sudah rajangan langsung dimasukkan kedalam mesin

ayak dan apabila yang dibeli tembakau krosok, maka

harus dilakukan perajangan terlebih dahulu. Apabila

tembakau disimpan dalam bentuk tembakau krosok maka

sebelum dirajang harus diproses dengan mesin steam

Page 28: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

dimana tembakau diuapi terlebih dahulu sebelum

diudal agar lemas dan tidak hancur. Kemudian baru

dimasukkan kedalam mesin rajang. Tembakau-tembakau

yang sudah dirajang tadi kemudian dimasukkan kedalam

mesin ayak untuk dipisahkan bagian yang sudah halus

dan bagian yang masih kasar dirajang kembali. Bagian

yang sudah halus selanjutnya dimasukkan kedalam

mesin pembersih untuk dibersihkan dari debu dan

kotoran serta memisahkan tembakau dari tangkainya.

Sedangkan cengkeh di rendam dahulu selama kurang

lebih 8 jam dengan air, hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi kadar minyak pada cengkeh tersebut,

kemudian dijemur sampai cukup kering dan selanjutnya

dirajang kemudian diayak dan dimasukkan ke mesin

pembersih.

4.3.2. Tahap Pencampuran

Setelah dibersihkan tembakau dari segala jenis

yang dipergunakan dicampur dengan menggunakan mesin

blending, selama dicampur disemprotkan formula saos

perasa (yang sebelumnya dibuat di laboratorium)

dengan campuran air secukupnya. Dalam jangka waktu

lebih kurang 30 menit baru dimasukkan cengkeh, waktu

yang dipergunakan tergantung ketentuan pabrik karena

pada prinsipnya semakin lama waktu untuk pencampuran

maka akan dihasilkan campuran yang lebih baik,

sehingga mutu dan rasa rokok besar kemungkinan sama.

Page 29: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

40

4.3.3. Tahap Pembuatan

Campuran dari tembakau, cengkeh dan saos terse-

but didiamkan selama 2 hari, baru kemudian dibawa

kebagian giling (untuk SKT), making (untuk SKM) dan

linting (untuk Klobot) untuk di proses menjadi

batang-batamg rokok. Khusus untuk SKT dan Klobot

setelah menjadi batang rokok maka digunting uj'ung

dan pangkalnya agar rata, kemudian oleh masing-

masing pekerja dibawa ke pengawas untuk disortir dan

dihitung yang nantinya dipergunakan dalam penentuan

upah borongan pekerja. Sedangkan untuk SKM dibawa

kemesin making dimana batang rokok akan dibuat

secara otomatis bersambung dengan filternya.

4.3.4. Tahap Pengovenan

Rokok-rokok batangan tersebut kemudian dimasuk-

kan keruang oven selama kurang lebih 15 menit

(tergantung ketentuan pabrik) untuk mengurangi kadar

air dan agar aroma rokok tersebut dapat bertahan

dalam waktu yang cukup lama serta tidak mudah rusak.

4.3.5. Tahap Pembungkusan

Setelah dioven batang-batang rokok tersebut

dibawa kebagian pengepakan (khusus SKT dan Klobot)

untuk dipak / dimasukkan kedalam kotak dengan isi

tertentu dan dipress. Pengerjaannya dengan mengguna-

kan tenaga manusia dan alat pembantu (mould). Se­

dangkan untuk SKM dibawa ke mesin packing yang

Page 30: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

41

secara otomatis akan mengepak dan mengepres. Baru

kemudian seluruh pres rokok tersebut dihitung dan di-

bawa kebagian pengebalan untuk di kemas dalam jumlah

yang lebih besar. Setelah itu dikirim ke gudang stok

untuk siap di pasarkan.

5. TINJAUAN TERHADAP RUMAH SUSUN

5.1. Perkembangan Rumah Susun di Indonesia

Salah satu unsur pokok dalam hidup manusia adalah

papan, yang juga merupakan unsur yang penting dalam

strategi pengembangan wilayah, yang menyangkut aspek-

aspek luas dibidang kependudukan. Karena itu perumahan

merupakan masalah nasional yang dampaknya sangat dirasa-

kan diseluruh tanah air, terutama didaerah perkotaan yang

sangat padat penduduknya.

Permasalahan yang dihadapi didaerah perkotaan saat

ini adalah sangat mendesaknya kebutuhan akan perumahan,

sedangakan lahan dan biaya yang tersedia sangat terbatas.

Maka untuk menanggulangi kekurangan akan kebutuhan peru­

mahan di kota-kota besar tersebut salah satunya dengan

melalui pembangunan Rumah Susun yang telah menjadi pro­

gram Nasional.

Pembangunan Rumah Susun (Walk-up Flats) di Indonesia

telah dimulai sejak ± 20 tahun yang lalu secara terpencar

dan pada umumnya masih berstatus rumah dinas Pemerintah.

Walaupun demikian sasaran penghuniannya masih sangat

terbatas kalangan pegawai negeri / swasta, sehingga belum

memasyarakat sampai kepada golongan masyarakat berpengha-

Page 31: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

42

silan rendah yang betul-betul memerlukan rumah sebagai

hunian tempat tinggal.

Pengalaman yang cukup lama tersebut tidak diikuti

dengan program pemasyarakatan Rumah Susun secara luas

oleh Pemerintah, sehingga sampai akhir Pelita V masih

terasa adanya kecenderungan masyarakat tetap enggan untuk

tinggal di Rumah Susun.

Munculnya Kebijaksanaan Pemerintah tentang keharusan

untuk membangun Rumah Susun di pelbagai kota besar di

Indonesia, menunjukkan bahwa sej'ak awal perlu dipersiap-

kan upaya-upaya atau usaha-usaha untuk lebih memasyara-

katkan Rumah Susun sebelum masyarakat mulai diminta

memilih alternatif tinggal di Rumah Susun.

5.2. Pengadaan Pembangunan Rumah Susun

1. Latar Belakang

Disamping kebijaksanaan pemerintah keharusan untuk

membangun rumah susun ada kecenderungan disebabkan pula

karena :

- Pemerintah kota tidak ingin melihat kotanya terus

melebar sampai sulit dikendalikan.

- Semakin banyaknya kawasan kumuh yang tumbuh diten-

gah-tengah kota besar di Indonesia.

- Pemerintah kota berkeinginan untuk memanfaatkan se-

efisien mungkin setiap jengkal tanah ditengah kota yang

ada, karena Pemerintah kota sampai saat ini sedikit

sekali memiliki "cadangan" tanah untuk pembangunan

sarana dan prasarana ditengah kota.

Page 32: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

43

- Sebagian besar para perencana kota menginginkan agar

wajah kota (estetika) nya dapat mengikuti perkembangan

teknologi pembangunan kota di dunia.

- Pemerintah kota tidak menginginkan warganya tergusur

kepinggiran dan tetap mempertahankan kehadirannya

ditengah-tengah kesibukan kota guna mengimbangi sektor

lain seperti : industri, perdagangan, jasa dll.

2. Permasalahan

Bertitik tolak dari keinginan Pemerintah akan

membangun rumah susun dipelbagai kota besar di Indonesia

berarti bahwa rumah susun akan digunakan sebagai salah

satu "alat" guna mencapai target kebutuhan kekurangan

rumah tinggal di Indonesia. Hal ini dipakai sebagai

"alat", karena adanya motivasi yang berupa kebutuhan akan

tanah yang cukup untuk membangun rumah dikota besar.

Kenyataan menunjukkan bahwa masalah tanah dikota

besar merupakan masalah yang sulit dapat dipecahkan saat

ini, karena pemerintah daerah sangat minim memiliki tanah

yang ada dikota besar. Kenyataan yang ada banyak tanah-

tanah dikota besar yang dimiliki oleh perseorangan

(masyarakat, instansi, lembaga / kelompok-kelompok ma-

syarakat tertentu).

Berdasarkan pengamatan terhadap perumahan susun yang

telah dibangun sampai saat ini, baik oleh pihak swasta

maupun Pemerintah ditemui beberapa permasalahan yang

dihadapi dalam penyebarluasannya atau dalam upaya mema-

syarakatkannya, antara lain :

Page 33: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

44

- Belum efektifnya cara-cara pemberian penerangan atau

penyuluhan tentang bagaimana kalau tinggal di rumah

susun, khususnya bagi masyarakat dikota-kota besar,

agar mereka tidak diliputi oleh sikap apriori untuk

tinggal di rumah susun.

- Belum adanya jaminan atau pedoman yang jelas tentang

status penghunian rumah susun.

- Masih adanya beberapa pandangan masyarakat yang ke-

liru tentang aspek penghunian atau pemilikan rumah

susun.

- Adanya kebutuhan minimum ruang yang mendesak bagi mas­

yarakat kota.

Berdasarkan pengalaman selama beberapa tahun terak-

hir di Indonesia banyak keluhan-keluhan setelah rumah

susun dibangun, lalu dihuni, misalnya :

- Kesulitan mengenai tempat jemuran, dan ada kesan bahwa

jemuran-jemuran terlihat tidak mengenakkan pandangan.

- Air yang harus naik ketingkat atas sering macet.

- Masih banyak rumah susun yang kosong.

- Kesulitan tempat parkir kendaraan.

- Binatang piaraan sering menimbulkan masalah.

- Kebisingan, suara gaduh sering menggangu penghuni.

3. Pemecahan

Untuk dapat menanggulangi atau mengendalikan perma-

salahan tersebut diatas, perlu adanya penyempurnaan dalam

kebijaksanaan penghunian dan upaya memasyarakatkan rumah

susun dikota-kota besar di Indonesia.

Page 34: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

45

Arti memasyarakatkan lebih ditekankan kepada mengu-

payakan agar semakin banyak orang yang mau, betah, senang

dan terbiasa untuk tinggal dirumah susun. Dimana masyara-

kat eudah mengganggap sesuatu hal yang tidak canggung

lagi untuk memilih tinggal dirumah susun, dan masyarakat

sudah terbiasa untuk mengakui rumah susun sebagai salah

satu tujuan hidup berumah tangga.

Sebagai tahap awal di Indonesia, kelompok masyarakat

tertentu masih merupakan salah satu kriteria untuk mema­

syarakatkan rumah susun, terutama di kota-kota besar di

Indonesia. Sedangkan untuk semua lapisan masyarakat masih

belum dapat diharapkan dalam jangka waktu dekat.

Upaya-upaya yang diusulkan untuk menunjang pemasya-

rakatan rumah susun antara lain :

- Dengan melalui "kedinasan" dalam arti lembaga, kan-

tor atau instansi baik pemerintah maupun swasta hen-

daknya mewajibkan karyawannya untuk tinggal dirumah

susun yang dibangun oleh lembaga, kantor atau instansi.

- Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melalui Perda

nya dapat merubah persyaratan pembangunan rumah tinggal

yang sekarang diterapkan pada setiap developer, real

estate, atau lembaga pembangunan rumah lainnya dengan

memasukkan keharusan membangun rumah susun.

- Dengan melalui usaha Penyuluhan Terpadu yang dilakukan

baik oleh Pemerintah (Pusat dan Daerah), perusahaan-

perusahaan Pemerintah (BUMN, BUMD), media massa (tele-

visi, radio, surat kabar, majalah, pameran, dll) sampai

kepelosok kota maupun desa.

Page 35: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

46

4. Tujuan dan Sasaran.

Dengan terwujudnya pembangunan dibidang penghunian

dan pemasyarakatan rumah susun tersebut, diharapkan :

- Dapat memperlancar program penyediaan rumah susun dalam

rangka memenuhi kebutuhan akan kekurangan rumah tinggal

dikota-kota besar di Indonesia.

- Dapat menumbuhkan motivasi masyarakat, khususnya gol-

ongan masyarakat tertentu untuk tinggal di rumah susun.

- Meningkatkan efisiensi penggunaan tanah perkotaan yang

semakin lama semakin langka dan mahal.

- Mengganti kondisi lingkungan yang buruk dipusat kota

dengan lingkungan yang lebih baik dan memadai.

5.3. Pemilikan Rumah Susun

Pada umumnya pemilikan rumah susun dapat dibedakan

menjadi 2 macam :

1. Pemilikan pada bangunannya saja (Hak Guna Bangunan),

sedang tanah tetap menjadi milik negara / swasta. Hal ini

dimaksudkan untuk mempertahankan status tanah untuk tidak

dimiliki oleh setiap penghuni rumah susun, dengan pertim-

bangan :

- Pemerintah kota cenderung untuk tidak menjual tanah ke-

pada penghuni rumah susun.

- Apabila tanah merupakan pemilikan bersama pada setiap

penghuni rumah susun akan menimbulkan kesulitan pada

akhir penghunian dari setiap rumah susun apabila diba-

gi-bagi.

2. Pemilikan pada rumah dan tanahnya (seperti kebanyakan

Page 36: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

47

di Indonesia), dimana penghuni ikut memiliki tanah lokasi

rumah susun tersebut secara kolektif.

Sistem pemilikannya dapat melalui :

- Sistem sewa, penghuni hanya menyewa rumah susun dengan

membayar uang swa setiap bulan / tahunnya.

- Sistem jual-beli, penghuni membeli rumah susun dan se-

lanjutnya unit tersebut menjadi milik penghuni.

- Sewa-beli, penghuni mula-mula membayar uang sewa yang

selanjutnya apabila uang sewa tersebut berakhir maka

rumah susun menjadi milik penghuni.

- Beli cicil, penghuni membeli rumah susun tersebut de­

ngan cara membayar cicilan / kredit.

5.4. Peruntukan Rumah Susun

Menurut peruntukannya rumah susun dapat dibedakan :

- Rumah susun untuk kaum buruh / karyawan, untuk industri

maupun instansi swasta dengan standar perencanaan yang

ekonomis.

- Rumah susun untuk jawatan / instansi pemerintah dengan

standar perencanaan tergantung dari anggaran biaya yang

tersedia dan status sosial karyawan tersebut.

- Rumah susun untuk umum, dibangun oleh pemerintah maupun

swasta dimana selain untuk membantu penyediaan rumah

juga mempunyai tujuan komersil.

Penghuni Rumah Susun

Membangun rumah susun di Indonesia harus melihat

Page 37: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

48

berbagai aspek, terutama penghuninya, agar rumah susun

tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya sebagai

rumah tinggal yang bersusun untuk memenuhi kebutuhan

kekurangan rumah tinggal bagi warga kota. Untuk menentu-

kan penghuni yang bagaimana kiranya yang cocok atau betah

tinggal dirumah susun harus diletakkan kebijaksanaan

meliputi antara lain :

- merumuskan klasifikasi berbagai golongan masyarakat.

- merumuskan perbedaan tingkat pendapatan dan tipologi

sosial golongan masyarakat.

Cara yang praktis adalah merumuskan adanya berbagai

golongan penghasilan masyarakat seperti :

-golongan penghasilan rendah < Rp.100.000.

- golongan penghasilan sedang Rp.100.000 - Rp.200.000

- golongan penghasilan menengah Rp.200.000 - Rp.300.000

- golongan penghasilan tinggi > Rp.300.000.

Menetapkan siapa atau golongan yang berpendapatan

yang mana yang layak untuk dapat tinggal di rumah susun

perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan mempelajari

pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam penghunian rumah

susun. Pada umumnya penghuni rumah susun di Indonesia

sasarannya adalah golongan masyarakat berpenghasiIan

rendah di kota besar, hal tersebut merupakan sasaran

terakhir agar mau tinggal di rumah susun.

Berikut ini informasi hasil penelitian kondisi penghuni

rumah susun.

(Lihat Tabel 2.7)

Page 38: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

49

TABEL 2.7

KONDISI PENGHUNI RUMAH SUSUN

• Pegawai negeri 20X • Swasta 23X 23X • ABRI IX • Buruh 7X • Pedagang 6X • Pensiunan dan lainnya 2,16X.

Sedangkan keadaan penghuni ber-dasarkan penghasilan kotor rata-rata per bulan menunjukkan sbb.:

• Penghasilan s/d Rp 100.000,- 22X») • Rp 101.000,- - Rp 200.000,- 40X • Rp 201.000,- - Rp 300.000,- 20X • Rp 301.000,- - Rp 500.000,- 9X • Rp 501.000,- - Rp 600.000,- IX.

(Sumber : Kebijaksanaan Rumah Susun hunian dalam wilayah

DKI Jakarta)

6. TINJAUAN TERHADAP KOTAMADYA MALANG

6.1. Kondisi Fisik Kota Malang

6.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Secara umum Kota Malang ditengah-tengah wilayah

kabupaten Malang dan dilalui suatu sistem jaringan

transportasi primer, yang menghubungkan pusat-pusat

kota kecamatan di wilayah kabupaten Malang dan kota-

kota di wilayah dataran tinggi tengah Propinsi Jawa

Timur. Terletak pada koordinat 112 34' 09,48" BT

112 41' 34,93" BT dan 7 54' 52,22' LS - 8 03'

05,11" LS.

Secara administrasi * Kodya Malang mempunyai

areal seluas 11.682.267 Ha dan terbagi menjadi 5

kecamatan dan 57 desa / kelurahan

Page 39: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

6.1.2. Klimatologi

Dari segi iklim Kodya Malang memiliki cuaca

udara sejuk yaitu suhu udara berkisar pada 24,5 C

dengan suhu udara terendah adalah 14 C yang terjadi

pada bulan Agustus. Keadaan ini ditunjang pula

dengan kelembaban udara rata-rata sebesar 79,75 "/.

dan curah hujan yang relatif tinggi.

6.1.3. Topografi

Secara garis besar berdasarkan peta topografi

dan kondisi fisik yang ada, maka pembagian wilayah

dikota Malang adalah sbb :

- Daerah pusat kota dan daerah transisi sebagian

besar merupakan wilayah dengan kemiringan relatif

datar yaitu antara 0 - 15% hanya sebagian kecil

saja yang mempunyai kemiringan antara 16 - 40%.

- Daerah pinggiran utara merupakan daerah dengan

kemiringan antara 0 - 15% dan ada sebagian kecil

dengan kemiringan > 40"/..

- Daerah pinggiran Barat merupakan daerah datar

dengan kemiringan antara 0 - 2.7..

- Daerah pinggiran Timur dan Tenggara merupakan

daerah berbukit-bukit dengan kemiringan 15 - 40"/.

bahkan > 407..

2. Penetapan Fungsi Kota Malang

Berdasarkan karakteristik Kota Malang dan kedudu-

nnya dalam lingkup yang lebih luas, maka ditetapkan

Page 40: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

51

tiga fungsi utama Kota Malang yaitu Pendidikan, Industri

dan Pariwisata atau Tri Bina Citra.

Sebagai Kota Industri fungsi kota industri di Malang

lebih ditekankan pada sektor industri kecil. Hal tersebut

dapat di lihat dari tingginya jumlah tenaga kerja pada

sektor industri. Kota malang sebagai kota industri perlu

ditegaskankan lagi melalui suatu studi yang lebih khusus.

6.3. Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan Industri

Kebijaksanaan pengembangan lokasi kawasan industri

di kota Malang harus didasarkan pada karakteristik lokasi

kegiatan industri yang ada pada saat ini dikaitkan dengan

struktur tata ruang kota pada masa yang akan datang.

Kebijaksanaan tersebut harus mempertimbangkan :

- Jenis dan kapasitas industri yang akan dikembangkan

untuk itu tentunya perlu diadakan studi khusus mengenai

kegiatan industri secara makro. Tetapi dalam hal ini

diperkirakan industri yang akan tumbuh di kota Malang

adalah industri yang berorientasi pada tersedianya

tenaga kerja dan industri yang berorientasi pada terse­

dianya bahan baku serta beberapa industri kecil yang

berorientasi pada segi pemasaran.

- Pertimbangan keadaan topografi dan kemudahan daya

hubung (aksesibilitas) terhadap faktor-faktor industri.

- Pertimbangan akan sistem pengadaan air bersih, tenaga

listrik dan saluran pembuangan bagi kotoran industri.

- Pertimbangan aspek lingkungan dan struktur kota yang

lebih luas, bahwa penempatan kegiatan industri di suatu

Page 41: 12 TINJAUAN PROYEK 1. PENGERTIAN JUDUL DENGAN …

52

lokasi yang tidak akan meyebabkan pencemaran lingkungan

yang mengganggu kualitas lingkungan hidup yang ada

disekitarnya.

Dengan demikian kebijaksanaan pengembangan kawasan

industri di kota Malang secara makro adalah :

- membatasi dan membina pengembangan kegiatan industri

pada kawasan industri di kelurahan-kelurahan Blimbing,

Mergosono dan Ciptomulyo mengingat lokasi kawasan

tersebut relatif dekat dengan pusat kota dan lingkungan

pemukiman penduduk.

- Mengernbangkan kawasan industri sesuai dengan tuntutan

kebutuhan ruang kegiatan untuk masa mendatang pada

lokasi Kelurahan / desa : Gadang, Kebonsari, Arjowinan-

gun.