24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perencanaan sebuah gedung, khususnya gedung bertingkat, harus memperhatikan beberapa kriteria yang matang dari unsur kekuatan, kenyamanan, serta aspek ekonomisnya. Kenyamanan yang diinginkan membutuhkan tingkat ketelitian dan keamanan yang tinggi dalam perhitungan konstruksinya. Faktor yang seringkali mempengaruhi kekuatan konstruksi adalah beban hidup, beban mati, beban angin, dan beban gempa.

Document1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam perencanaan sebuah gedung, khususnya

gedung bertingkat, harus memperhatikan beberapa kriteria

yang matang dari unsur kekuatan, kenyamanan, serta

aspek ekonomisnya. Kenyamanan yang diinginkan

membutuhkan tingkat ketelitian dan keamanan yang

tinggi dalam perhitungan konstruksinya. Faktor yang

seringkali mempengaruhi kekuatan konstruksi adalah

beban hidup, beban mati, beban angin, dan beban gempa.

Oleh karena itu, perlu disadari bahwa keadaan atau

kondisi lokasi pembangunan gedung bertingkat akan

mempengaruhi pula terhadap kekuatan gempa yang

ditimbulkan yang kemudian berakibat pada bangunan itu

sendiri.

Indonesia sebagai salah satu daerah rawan gempa,

kondisi ini memberikan pengaruh besar dalam proses

perencanaan sebuah gedung di Indonesia. Maka dari itu

membutuhkan suatu solusi untuk memperkecil resiko

yang terjadi akibat gempa, terutama untuk gedung-gedung

bertingkat. Dewasa ini sangat dibutuhkan para teknokrat

sipil yang ahli dalam merencanakan sebuah struktur

bangunan yang tahan gempa. Sehingga perlu bagi para

calon teknokrat bangunan untuk memahami dan berlatih

dalam merencanakan struktur gedung tahan gempa.

Di Negara Indonesia ada 3 (tiga) macam sistem

struktur yang digunakan yaitu:

1. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)

Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur

gedung yang masuk pada zona 1 dan 2 yaitu

wilayah dengan tingkat gempa yang rendah.

Acuan perhitungan yang digunakan adalah SNI

2

03-2847-2002 pasal 3 sampai dengan 20 (Syarat

Umum)

2. Sistem

Rangka Pemikul Momen Menengah

(SRPMM)

Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur

gedung yang masuk pada zona 3 dan 4 yaitu

wilayah dengan tingkat gempa yang sedang.

Pasal-pasal yang digunakan dalam SNI 03-2847-

2002 adalah Pasal 3 sampai 20, ditambah dengan

pasal 23.2

sampai dengan 23.10 yang berupa

pendetailan menengah/moderat.

3. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

(SRPMK)

Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur

gedung yang masuk pada zona 5 dan 6 yaitu

wilayah dengan tingkat gempa yang tinggi. Pasal-

pasal yang digunakan dalam SNI 03-2847-2002

adalah Pasal 3 sampai 20, ditambah dengan pasal

23.2 sampai

dengan 23.8 yang merupakan

pendetailan khusus.

Pada proyek akhir ini, Gedung Yayasan Pendidikan

Islam Juanda Bina Insani Sidoarjo yang telah

direncanakan dan dibangun pada kondisi zona gempa 3,

akan dihitung ulang dengan kondisi zona gempa 4.

Perencanaan menggunakan konsep SRPMM menurut

SNI Beton 03-2847-2002 pada pasal 3 sampa 20 serta

ditambah pada pasal 23 ayat 2 sampai 23 ayat 10.

Gedung Yayasan Pendidikan Islam Juanda

BinaInsani Sidoarjo yang terdiri dari 3 lantai dan luas

tanah ± 2700 m2 memiliki data proyek sebagai berikut:

Data Proyek :

Nama Proyek : Pembangunan Gedung

Yayasan Pendidikan Islam

Juanda Bina Insani Sidoarjo

Lokasi Proyek : Sidoarjo

3

Tinggi Bangunan : 3 lantai (13,40 m)

Luas Bangunan : 1541 m2

Struktur

Bangunan Atas : Lantai satu, dua, dan tiga

menggunakan konstruksi

Beton Bertulang. Atap

menggunakan baja

Struktur

Bangunan Bawah : Pondasi Tiang Pancang

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

untuk merencanakan struktur bangunan, khususnya

bangunan bertingkat.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari penyusunan proyek akhir ini adalah :

1. Merencanakan beban yang akan diterima oleh

struktur bangunan Gedung Yayasan Pendidikan

Islam Juanda Bina Insani Sidoarjo.

2. Menentukan dimensi sloof, kolom, dan balok

struktur agar dapat menampung beban-beban

gaya yang akan diberikan.

3. Menganalisis gaya-gaya dalam struktur

bangunan dalam merespon beban yang dialami.

4. Menentukan penulangan elemen struktur

Gedung Yayasan Pendidikan Islam Juanda Bina

Insani Sidoarjo.

5. Menuangkan hasil perhitungan dimensi dan

penulangan menjadi gambar teknik.

1.2.2 Manfaat

Manfaat dari penyusunan proyek akhir ini adalah:

1. Mendapatkan suatu desain bangunan gedung

yang mampu menahan gempa, khususnya pada

wilayah gempa 3 (SNI 03-1726-2002).

4

2. Proses pengerjaan proyek akhir ini adalah

sebuah media berlatih bagi penulis untuk

melakukan perhitungan struktur gedung

bertingkat di daerah zona gempa 3.

3. Sebagai referensi perhitungan struktur gedung

bertingkat dengan metode SRPMM.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari perencanaan struktur

gedung ini adalah :

1. Apa saja macam beban yang akan diterima oleh

struktur bangunan Gedung Yayasan Pendidikan

Islam Juanda Bina Insani Sidoarjo.

2. Bagaimana menentukan dimensi sloof, kolom,

dan balok struktur agar dapat menampung beban-

beban gaya yang akan diberikan.

3. Bagaimana menganalisis gaya-gaya dalam

struktur bangunan dalam merespon beban yang

dialami.

4. Bagaimana menentukan penulangan elemen

struktur Gedung Yayasan Pendidikan Islam

Juanda Bina Insani Sidoarjo.

5. Bagaimana gambar teknik dari perhitungan

dimensi dan penulangan pada elemen konstruksi

Gedung Yayasan Pendidikan Islam Juanda Bina

Insani Sidoarjo.

1.4 BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang digunakan dalam perencanaan

struktur gedung ini adalah :

1. Gedung yang dihitung dan direncanakan adalah

Gedung Yayasan Pendidikan Islam Juanda Bina

Insani Sidoarjo.

5

2. Perencanaan dan perhitungan bangunan atas

meliputi :

Struktur atap : menggunak an

konstruksi baja.

Struktur utama : menggunak an

material beton

bertulang pada

balok dan kolom

Struktur sekunder : menggunak an

dengan material

beton bertulang pada

plat dan tangga

3. Perencanaan dan perhitungan bangunan bawah

meliputi :

Sloff / balok lantai 1 : dengan material

beton bertulang

Poer : dengan material

beton bertulang

Pondasi : dengan tiang

pancang

4. Analisis strukur

Menggunak

an metode Sistem Rangka

Pemikul Momen Menengah.

Perhitungan

mekanika struktur (kecuali plat

lantai dan

plat atap) untuk mendapatkan

gaya-gaya dalam menggunakan program

analisa struktur SAP 2000.

Beban gempa dihitung dengan

menggunakan metode analisa statik

ekivalen.

5. Pada Proyek Akhir ini hanya akan dihitung

perencanaan strukturnya tanpa menghitung biaya

dan bagaimana metode pelaksanaannya.

6. Semua analisis yang telah disebutkan pada nomor

1-5 di atas mengacu pada peraturan yang

6

tercantum di dalam SNI 03-2847-2002, SNI 03-

1726-2002, PBBI tahun 1971, PPIUG 1983, dan

PPBBI tahun 1983.

1.5 METODOLOGI

Langkah-langkah dalam merencanakan gedung ini

adalah :

1. Pengumpulan data

Buku-buku peraturan

Data-data tanah :

Data tanah

diperoleh dari penyelidikan tanah

yang dilakukan oleh Laboraturium Tanah D3

Teknik Sipil

Data-data bangunan (data-data teknis)

Beton : fc’ = 30 Mpa

Baja : fy = 400 Mpa

(untuk tulangan)

Tinggi bang

unan : ± 13.400

Tinggi lantai 1 : ± 0.000

Tinggi lantai 2 : ± 4.000

Tinggi lantai 3 : ± 8.000

Luas bangunan : ± 1541 m2

Pondasi : Tiang pancang

Struktur : Beton bertulang + Atap baja

Jumlah lantai : 3 lantai

Fungsi tiap lantai

Lantai 1 : sekolah

Lantai 2 : sekolah

Lantai 3 : sekolah

Gambar-gambar arsitektur dan struktur (sipil)

7

2. Preliminary design

Panduan dalam perhitungan adalah sebagai

berikut :

Pemodelan struktur :

Ditentukan

dengan analisis kondisi

lapangan.

Penentuan dimensi tebal minimum pelat :

Ditentukan

menurut peraturan SNI 03-

2847-2002.

Penentuan dimensi balok :

Ditentukan

menurut peraturan SNI 03-

2847-2002.

Penentuan dimensi kolom :

Ditentukan menurut

peraturan SNI 03-

2847-2002.

3. Pembebanan

Perhitungan beban-beban yang bekerja

disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan

Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983).

4. Analisis gaya dalam

Untuk analisis gaya dalam struktur sekunder

kecuali tangga dan bordes dilakukan sendiri,

sedangkan untuk analisa gaya atap menggunakan

SAP 2000 dan analisa kegempaan digunakan

analisa statik ekivalen. Perhitungan selanjutnya

adalah perhitungan momen dan reaksi perletakan

yang terjadi dengan menggunakan SAP2000,

dimana beban input telah dikalikan faktor-faktor

pembebanan sesuai SNI 03-2847-2002:

1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 ( A atau R )

1,2 DL + 1,0 LL ± 1,6 W + 0,5 ( A atau R )

0,9 DL ± 1,6 W

1,2 DL + 1,0 LL ± 1,0 EL atau 0,9 DL ±

1,0 EL

A = beban atap

8

R = beban hujan

Dimana nilai

E harus diambil sebesar dua kali

nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan

tahap gempa untuk memperoleh gaya lintang

maksimum dari kombinasi beban

rencana…………..(SNI 03-2847-2002

ps.23.10.3.2).

Perencanaan Struktur Sekunder

a) Atap

b) Pelat lantai

c) Tangga

Perencanaan Struktur Primer

a) Balok

b) Kolom

Perencanaan pondasi

a) Perhitungan tiang pancang

b) Perhitungan poer

5. Penulangan

Komponen-komponen struktur didesign sesuai

dengan SNI 03-2847-2002 dengan memperhatikan

pendetailan yang ditentukan. Perhitungan

penulangan meliputi :

Output dari SAP 2000 berupa gaya- gaya

M, D, dan N serta dimensi

perencanaan

Kontrol penulangan

Penabelan penulangan untuk seluruh

bangunan gedung termasuk struktur

bangunan bawah (pondasi)

Sket penggambaran penulangan

9

6. Gambar rencana

Setelah tahap perhitungan selesai sampai

dengan penulangan, dilakukan penuangan hasil

berupa gambar rencana. Gambar rencana meliputi :

Gambar awal sebelum perhitungan dengan

memperhatikan perubahan y

ang terjadi

Gambar detail struktur

Gambar struktur primer

Gambar struktur sekunder

Gambar struktur bangunan bawah

10

FLOWCHART

GAMBAR RENCANA

ANALISIS GAYA

DALAM STRUKTUR

STRUKTUR

SEKUNDER

STRUKTUR

PONDASI

STRUKTUR

PRIMER

GAYA DALAM

STRUKTUR

CEK

PERSYARATAN

MEMENUHI

TIDAK

MEMENUHI

SELESAI

MULAI

PENGUMPULAN DATA

PENENTUAN DIMENSI

STRUKTUR

ANALISIS

PEMBEBANAN