13
Laporan Praktikum Fisiologi Perubahan Sikap dan Kerja Fisik terhadap Tekanan Darah Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no.6 –Jakarta barat Kelompok B7 Anthea Karista Mellyana Fransiska Tamirin Dessy Marcella Deviana William Alexander Setiawan Zebriyandi 1

Document1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

2

Citation preview

Page 1: Document1

Laporan Praktikum Fisiologi

Perubahan Sikap dan Kerja Fisik terhadap

Tekanan Darah

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no.6 –Jakarta barat

Kelompok B7

Anthea Karista

Mellyana Fransiska Tamirin

Dessy

Marcella Deviana

William Alexander Setiawan

Zebriyandi

Kumaran

Norlida Binti Mohd Jamil

Kressa Stiffensi Situparang

1

Page 2: Document1

ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Sfigmomanometer dan stetoskop

2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia

3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)

4. Metronome (frekuensi 120/menit)

Dasar Teori :

Tekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor

dasar yang mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh

darah di arteriola, volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh kita

melakukan kontol agar tekanan darah menjadi normal dan stabil. Pengaturan pembuluh

darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu pengaturan lokal, saraf dan

hormonal.

Kontol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang

mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui

efek terhadap otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka

dan jantung, yaitu jaringan-jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan

pasokan darahnya sangat bervariasi, dan bagi otak, yang aktivitas metabolic

keseluruhannya dan kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh

lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik.

Percobaan 1. TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN

(COLD PRESSOR TEST)

Tujuan :

Untuk melihat pengaruh suhu terhadap tekanan darah percobaan.

Cara Kerja :

1. Suruhlah orang percobaan berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit

2. Selama menunggu pasanglah mansert sfigmomanometer pada lengan kanan atas orang

percobaan

2

Page 3: Document1

3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai

terdapat hasil yang sama 3 kali berturut turut (tekanan basal)

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukan tangan kirinya ke dalam air es (150c –

200c ) sampai pergelanggan tangan.

5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada pendinginan

tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mm Hg dan tekanan diastolic lebih dari 15 mm

Hg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperraktor. Bila kenaikan tekanan

darah OP masih dbawah angka angka tersebut di atas, maka OP termasuk golongan

Hiporeaktor.

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah sistolik dan

diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekana darah basal.

8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada detikke

30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan

pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sitolik pada detik ke 30 dan ketik ke 60

pendinginan.

9. Suruhlah OP segera mangeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik

dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan

darah kembali ke tekanan basal, lakukan percobaan yang kedua untuk menetapkan

tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

Dasar Teori :

Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh

pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah.

Bila pada pendinginan, tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p

tergolong hiperreaktor.

Bila kenaikan tekanan darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p

tergolong hiporeaktor.

3

Page 4: Document1

Hasil percobaan I : Tabel 1. Tekanan Basal

Waktu Tekanan Darah yang diukur

5 menit 110/60 mmHg

5 menit kedua 110/60 mmHg

5 menit ketiga 110/50 mmHg

Tabel 2. Tekanan Saat direndam air suhu 15 – 20 OC

Waktu Tekanan Darah yang

diukur

2 menit pertama 100/60 mmHg

2 menit kedua 110/70 mmHg

2 menit ketiga 110/60 mmHg

2 menit keempat 110/70 mmHg

Tabel 3. Tekanan saat tangan sudah diangkat dari air suhu 15 – 20 oC

Pembahasan:

Di dalam percobaan ini, OP termasuk di dalam golongan hiporeaktor karena bila pada

pendinginan ,tekanan sistolik OP lebih kecil dari 20 mmHg dan tekanan diastolik kurang

daripada 15 mm Hg dari tekanan basal. Hal ini terjadi karena dengan perubahan suhu, darah akan

dipompa lebih banyak untuk mengembalikan suhu badan semula, hal ini terlihat pada saat tangan

masih direndam di air bersuhu 15 – 20 OC pada detik yang ke – 60. Sedangkan utuk tangan yang

sudah diangkat dari air bersuhu 15 – 20 OC, tekanan darah menjadi agak kacau karena terjadi

pemulihan suhu badan oleh darah.

4

Waktu Tekanan Darah yang

diukur

Detik ke-30 110/60 mmHg

Detik ke-60 110/64 mmHg

Page 5: Document1

Percobaan II. PERCOBAAN NAIK TURUN BANGKU (HARDVARD STEP TEST)

Tujuan :

Untuk melihat indek kesanggupan badan.

Cara Kerja :

1. Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sampai

mendengarkan detakan sebuah metronom dengan frekuensi 120 kali per menit

2. Suruhlah orang percobaan menenpatkan salah satu kaki nya d bangku, tepat pada suatu

dekatan metronom.

3. Pada detakan berikut nya(dianggap sebagai detakan ke dua) kaki lain nya di naikan ke

bangku sehingga orang percobaan berdiri tegak di atas bangku.

4. Pada detakan ke tiga, kaki yang pertama kali di turunkan .

5. Pada detakan ke empat kaki yang masih di atas bangku d turunkan pula sehingga orang

percobaan berdiri tegak lagi d depan bangku.

6. Siklus tersebut di ulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5

menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut di lakukan dengan mengunakan sebuah

stopwatch.

7. Segera setelah itu OP di suruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya

selama 30 detik sebanyak 3 kali masing masing dari 0”-30”, dari 1’-1’30” dan dari 2’-

2’30”.

8. Hitunglah indeks kesanggupan Orang percobaan serta berikan penilaian nya menurut 2

cara berikut ini :

a. Cara lambat :

Indeks Kesanggupan Badan = lama naik−turundalam detik X 100

2 X jumlahketigaharga denyut naditiap 30 ' '

Penilaiannya :

Kurang dari 55 =kesanggupan kurang

55-64 =kesanggupan sedang

5

Page 6: Document1

65- 79 =kesanggupan cukup

80-89 =kesanggupan baik

Lebih dari 90 =kesanggupan amat baik

b. Cara cepat

Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik X 100

5.5 X hargadenyut nadi selama30' ' pertama

Dengan daftar :

Pemulihan denyut nadi dari 0” hingga 30”

Lamanya

5percobaan

40-

44

45-

49

50-

54

55-

59

60-

64

65-

69

70-

74

75-

79

80-

84

85-

89

90-

0” – 29” 5 5 5 15 5 5 5 5 5 5 5

0’30”-0’59” 20 15 15 25 15 10 10 10 10 10 10

1’0”-1’29” 30 30 25 35 20 20 20 20 15 15 15

1’30-1’59” 45 40 40 40 30 30 25 25 25 20 20

2’0”-2’29” 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25

2’30”-2’59” 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35

3’0”-3’29” 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40

3’30”-3’59” 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45

4’0”-4’29” 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50

4’30”-4’59” 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55

5’0” 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60

PETUNJUK PETUNJUK :

Carilah baris yang berhubungan dengan lama nya percobaan .

Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30” pertama

Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajur

6

Page 7: Document1

PENILAIANNYA:

Kurang dari 50 = kurang

50 – 80 = sedang

Lebih dari 80 = baik

Dasar Teori :

Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini mempengaruhi

tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab olahraga menyebabkan

penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolisme menggunakan lebih banyak

O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP, peningkatan CO2 sebagai produk

sampingan fosforilasi oksidatif, peningkatan asam – lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan

dari peningkatan ,produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolik. Juga terjadi penimbunan

asam laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik, peningkatan

K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan kemampuan pompa Na+ untuk

mengembalikan gradient konsentrasi istirahat, menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan,

peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya pembentukan

partikel-partikel yang secara osmotis aktif, pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap

peningkatan aktivitas metabolism atau kekurangan O2, terutama di otot jantung, dan pengeluaran

prostaglandin.

Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah

beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi peningkatan aliran

balik vena.

Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk mengalirkan

simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena

dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah

keluar dari vena dan masuk ke jantung.

Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi denyut

nadi, Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis. Dengan memakai

7

Page 8: Document1

faktor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara kesanggupan

kurang sampai kesanggupan amat baik.

Hasil percobaan II

Sebelum perlakuan :

Denyut nadi = 51x/30 detik .

Waktu Perlakuan :

Waktu yang diperlukan selama naik turun kursi adalah 1 menit 45 detik = 105 detik.

Setelah Perlakuan :

Waktu Denyut Nadi yang

dihitung

0”-30” 66 x

1’-1’30” 63 x

2’-2’30” 60 x

Jumlah ketiga denyut nadi : 66 + 63 + 60 = 189 x

Dengan cara lambat :

Indeks Kesanggupan Badan = lama naik−turundalam detik X 100

2 X jumlahketigaharga denyut naditiap 30 ' '

= 105 X 100

2 X 189 =

10500378

= 27,78

Dengan cara cepat :

Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik X 100

5.5 X hargadenyut nadi selama30' ' pertama

= 105 X 1005.5 X 66

= 10500

363 = 28,93

8

Page 9: Document1

PEMBAHASAN

Dari data yang didapat baik dengan cara lambat maupun dengan cara cepat, menunjukkan

hasil bahwa OP memiliki indeks kesanggupan yang sangat rendah (kurang). Hal ini dapat terjadi

karena OP yang mungkin kurang atau jarang melakukan aktivitas berat seperti naik turun kursi

(olahraga rutin) sehingga menyebabkan OP lebih cepat lelah. Selain itu, denyut nadi OP

meningkat dari sebelumnya (sebelum diberi perlakuan), hal ini terjadi karena jantung memompa

lebih kuat saat melakukan tindakan fisik guna untuk memberi energi (O2) untuk melakukan

kerja, sebagai akibatnya akan menghasilkan banyak asam laktat yang merupakan penyebab

kelelahan tersebut. Saat jantung memompa darah, pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi

sehingga menyebabkan banyak darah yang dipompa ke perifer yang menyebabkan denyut

menjadi lebih cepat pula. Sedangkan pada pembuluh vena, tekanannya akan meningkat karena

harus mengalirkan darah ke jantung dengan cepat agar jantung dapat mengalirkannya kembali ke

perifer sebagai tenaga otot.

9