22
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini optimis tumbuh meningkat. dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. Dengan pendapatan nasional per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor serta investasi. Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I - 2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen. Inilah perkembangan ekonomi Indonesia yang sebelumnya mengalami kecenderungan dari harga-harga umum untuk menaik secara umum dan terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu gejala terus naiknya harga-harga barang dan berbagai faktor produksi umum,secara terus-menerus dalam periode tertentu yang juga disebut inflasi. Namun ini masih dirasa masih kurang menghidari dari inflasi. Krisis keuangan negara Amerika Serikat mempengaruhi perekonomian global. Perusahaan mulai mengancam menabah pengangguran yang telah ada. Hingga bank ineternasional dan pemerintah di berbagai Negara mengucurkan dana besar untuk mengurangi krisis yang terjadi. Indonesia juga terserang dampak krisis perekonomian. Salah satunya kenaikan angka inflasi. 1

2. Inflasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. Inflasi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia saat ini optimis tumbuh meningkat. dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. Dengan pendapatan nasional per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor serta investasi. Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I - 2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen. Inilah perkembangan ekonomi Indonesia yang sebelumnya mengalami kecenderungan dari harga-harga umum untuk menaik secara umum dan terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu gejala terus naiknya harga-harga barang dan berbagai faktor produksi umum,secara terus-menerus dalam periode tertentu yang juga disebut inflasi. Namun ini masih dirasa masih kurang menghidari dari inflasi.

Krisis keuangan negara Amerika Serikat mempengaruhi perekonomian global. Perusahaan mulai mengancam menabah pengangguran yang telah ada. Hingga bank ineternasional dan pemerintah di berbagai Negara mengucurkan dana besar untuk mengurangi krisis yang terjadi. Indonesia juga terserang dampak krisis perekonomian. Salah satunya kenaikan angka inflasi.

Inflasi merupakan suatu indikator penting dalam menganalisis perekonomian suatu Negara, terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap variabel makroekonomi agregat : pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga sangat mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Tingkat harga merupakan oppprtunity cost bagi masyarakat dalam memegang (holding) asset finansial. Semakin tinggi peningkatan harga maka semakin tinggi opportunity cost untuk memegang aset finansial. Artinnya masyrakat akan merasakan beruntung jika memegang asset riil daripada memegang aset finansial namun tingkat harga maish tingi. Jiaka asset finansial luar negeri dimasukkan sebagai salah satu piihan asset, mala perbedaan tingkat inflasi dalam negeri dan internasional dapat menyebabkan nilai tukar ruiah trerhadap mata uang asing overvalued dan pada gilirannya akan menghilangkan daya saing komoditas Indonesia.

Pada tahun 1998, krisis perekonomian Asia yang berpengaruh terhadap Indonesia. Bank Indonesia secara dini memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan moneter mempertahankan inflasi rendah, juga memelihara dan mengelola stabilitas nilai tukar. Nyatanya, yang lebih mendominasinya yaitu mempertahankan stabilitas nilai tukar dan

1

Page 2: 2. Inflasi

pencapaian pertumbuhan besaran moneter dan inflasi terabaikan. Meningkatnya arus modal tahun 1990-an, sasaran target money base menjadi tidak terkendali. Pada Agustus 1997 bank Indonesia melepas rentang intervensi dan mengembangkan nilai tukar rupiah. Tahun 1999, Bank Indonesia memfokuskan kebijakakannya pada pencapaian kestabilan nilai rupiah, inflasi sebagai landasan kebijakan moneternya. Mulai Juli 2005 bank Indonesia mengimplementasikan kerangka kerja kebijakan moneter yang baru konsisten dengan Inflation Targeting Framework, yangmencakup empat elemen yaitu pengunaan suku bunga BI Rate untuk sasaran operasional, perumusan kebijakan moneter yang antisipasif, strategi komuniakasi yanga transparan, dan penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah. Langkah tersebut ditujuakn meningkatkan efektifitas dan tata kelola (gevernance) kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir kestabilan harga utntuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan begitu dirasakan perlu kembali mengulas dan mencermati masalah inflasi tentang teori inflasi, factor-faktor inflasi, factor-faktor yang menjadi sumber penyebab timbuknya inflasi, serta langkah-langkah apa saja untuk keluar dari masalah inflasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan inflasi ?2. Apa macam-macam inflasi ?3. Analisis permintaan dan penawaran agregat yang berpengaruh terhadap inflasi.4. Biaya sosial dari inflasi 5. Penjelasan pengaruh inflasi terhadap perekonomian6. Bagaimana Cara mengatasi inflasi dengan kebijakan moneter?

1.3 Tujuan

Guna mengetahui pengertian Inflasi. Memahami macam-macam inflasi Menganalisis Perrmintaan dan penawaran agregat Memahami biaya social dari inflasi Memahami pengaruh inflasi terhadap perekonomian Mengerti cara-cara mengatasi inflasi dengan kebijakan moneter

2

Page 3: 2. Inflasi

Bab 2. Pembahasan

2.1 Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga dalam tingkat harga barang dan jasa umum secara terus menerus (persistent) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai dengan akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga proses menurunnya nilai mata uang secara kontinue. Dengan kata lain, Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, yang bukan berarti tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi juga sebuah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi dengan kata lain merupakan suatu keadaan dimana peredaran uang secara umum lebih besar dibandingkan peredaran barang di suatu negara pada periode tertentu.

2.2 Macam-macam Inflasi

Inflasi memiliki berbagai macam dan jenis yang di golongkan sebagai berikut :

a. Inflasi berdasarkan sifatnya atau intensitasnya- Inflasi rendah (Creeping Inflation)

Inflasi Rendah (creeping Inflation) yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Inflasi yang kecil dan terkendali sangat dibutuhkan oleh suatu perekonomian untuk tumbuh dan berkembang. Karena dengan inflasi yang rendah dan terkendali akan memberikan stimulasi bagi berkembangnya penawaran agregat sehingga perekonomian bisa tumbuh. Idealnya inflasi yang rendah dan terkendali adalah pada level 5%, namun maksimal inflasi jangan sampai menembus 2 digit.

- Inflasi Menengah (galloping Inflation)

Inflasi menengah (galloping Inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 10-30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oelah naiknya harga-harga secara cepat dan relative besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%. Inflasi pada level ini sudah memberikan dampak bagi perekonomian dimana dampaknya akan dirasakan oleh para

3

Page 4: 2. Inflasi

pekerja yang memiliki penghasilan tetap. Dampak dari inflasi ini adalah pendapatan rill dari mereka yang memiliki penghasilan tetap akan menurun dan berkurang nilai rillnya. Misalnya, biasanya dengan harga Rp 10.000,00 kita bisa membeli bakso 2 mangkok namun akibatnya terjadi inflamasi nominal sehingga tidak bisa membeli 2 mangkok bakso lagi tapi hanya bisa membeli 1 mangkok.

- Inflasi berat (High Inflation)

Yaitu inflasi yang besarnya antar 30-100% per tahun, misalnya inflasi yang terjadi pada pertengahan decade 1960an yang mencapai 600%. Inflasi ini tidak hanya menurunkan pendapatan riil masyarakat berpenghasilan tetap tetapi sudah berdampak pada system keuangan suatu negara. Jika Negara sudah masik kondisi ini maka arus masuk devisa relative terhambat, nilai tukar mata uang domestik melemah cukup tajam, kinerja pasar modal terganggu bahkan dalam mengalami suspensi atau penutupan perdagangan sementara, dan rontoknya sejumlah perbangkan yang tidak memiliki atau memenuhi atau tidak memenuhi kriteria Bank Sentral.

- Inflasi sangat tinggi (hyperinflation)

Inflasi sangat tinggi (Hyperinflamation) yaitu inflasi yang ditandai oaleh naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (diatas 100%). Kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang karena nilainya turun sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang. Kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan sangat parah pada stabilitas sistem keuangan sehingga bila kondisi ini terjadi suatu negara harus melakukan kebijakan sanering atau penyehatan sistem keuangan dengan jalan memotong nominal mata uang (kondisi ini berbeda dengan redenominasi), Umumnya kebijakan sanering akan membuat daya beli masyarakat terkontraksi selama beberapa waktu namun akan kembali pulih. Sanering bukan satu - satunya jalan karena negara yang mengalami kondisi ini harus mendapatkan insentif guna memperlancar arus likuiditas pada perekonomian sebagai dampak dari rusaknya sistem keuangan akibatnya rontoknya perbankan suatu negara.

b. Inflasi menurut tarikan permintaan dan penawaran

- Demand pull Inflation

Demand pull inflation merupakan suatu keadaan dimana inflasi di sebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang lebih besar daripada kenaikan penawaran agregat. Yang berakibat sesuai hukum permintaan , yaitu jika permintaan banyak sementara penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini terjadi secara terus menerus akan berakibat inflasi berkepanjangan.

4

Page 5: 2. Inflasi

Mengatasinya diperlukan pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.

- Cost push inflation

Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan juga oleh kenaikan biaya input atau biaya factor produksi. Akibat naiknya biaya factor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh produsen, yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran sama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi. Dalam kondisi seperti ini suatu negara berada dalam fase resesi. Dimana kenaikan harga - harga secara umum telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat dan bahkan pada pertumbuhan di level yang negatif.

- Bottle Neck Inflation

Inflasi yang dipicu oleh factor penawaran (supply) atau factor permintaan (demand). Dikarenakan factor penawaran persoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai tetapi permintaannya masih banyak sehingga menimbulkan inflasi. Inflasi karena factor permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan (monetary) atau akibat tingginya ekspektasi terhdap permintaan baru.

- Mixed Inflation

Merupakan gabungan antara demand pull inflation dan cost push inflation. Bila kita menggunakan perdekatan secara grafis, maka pada kondisi ini kurva permintaan agregat akan bergeser ke kanan dengan diikuti oleh bergesernya kurva penawaran agregat ke kiri. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan harga namun tanpa diikuti oleh perubahan jumlah output yang diproduksi oleh suatu negara. Bila keadaan ini yang terjadi maka perekonomian berada dalam suatu fase yang disebut STAGFLASI. Dimana inflasi mengakibatkan pertumbuhan ekonomi 0% yang artinya kenaikan harga barang dan jasa secara umum tidak menyebabkan perubahan pada output barang dan jasa yang diproduksi.

c. Jika ditinjau dari sumber penyebabnya, inflasi dibagi menjadi 2 yakni :

- Inflasi Domestik

Yaitu terjadinya inflasi di suatu Negara murni disebabkan oleh kenaikan harga-harga berang dan jasa di dalam Negara itu sendiri. Misalkan akibat kenaikan harga-harga bahan pokok di hampir berbgai wilayah Indonesia, yang menyababkan harga-harga barang kebutuhan pokok naik secara umum dengan

5

Page 6: 2. Inflasi

periode yang terjadi secara terus- menerus. Kondisi ini merupakan inflasi yang terjadi akibat faktor - faktor inflasi di dalam negeri  sehingga disebut Inflasi Domestik.

- Inflasi Luar Negeri

Dalam kasus ini, suatu negara mengimpor inflasi dari negara yang sedang mengalami inflasi dalam perekonomiannya. Misalkan Indonesia mengimpor Mesin dari Amerika Serikat. Bersamaan dengan saat Indonesia mengimpor mesin dari Amerika Serikat, perekonomian Amerika Serikat sedang mengalami inflasi yang berimbas pada kenaikan harga mesin. Otomatis keadaan ini akan menyebabkan harga mesin yang dibayar menjadi lebih mahal. Karena mesin merupakan teknologi penting dalam suatu perekonomian maka ketika mesin itu dijual dan kemudian berdampak pada kenaikan harga - harga barang secara umum, maka kondisi itu akan menimbulkan inflasi.

2.3 Analisis Permintaan dan Penawaran Agregat

- Penawaran Agregat (aggregate supply)

Penawaran agregat (AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa didalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga, atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilali total dari seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.

Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :

1. besarnya angkatan kerja,2. besarnya stok kapital,3. keadaan atau tingkat tekhnologi,4. tingkat pengangguran alamiah, dan5. harga faktor-faktor produksi.

Agregat ini penting untuk dibedakan antara permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate suply, LRAS). Dan pengertian penawaran agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih menunjuk kepada jumlah ooutput riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan keuntungannya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level).Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor yang mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan asumsi harga lain-lainnya

6

Page 7: 2. Inflasi

tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin rendah tingkat pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan semakin produkktif tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran agregat jangka panjang.Ciri-ciri Kurva AS

Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relative tetap karena tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapsitasnya yang optimum dan upah masih relative tetap.

Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaiikannya. Sebabnya ialah : pengangguran semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik mencapai optimum.

Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.

- Permintaan Agregat (Aggregate Demand)

Permintaan agregat (aggregate demand, AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir dihasilkan perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Kurva penawaran agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap. Kurva permintaan agregat tersebut memilki slope negatif yang menunjukkan bahwa antara jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negatif.Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Atrinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah :

• Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)• Tingkat bunga (i)• Investasi (I)• Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)• Pengeluaran pemerintah (G)• Pajak (T)• Pendapatan luar negeri (Yf)

7

Page 8: 2. Inflasi

• Harga luar negeri (Pf)• Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)

Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G), pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf, dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan kurva AD ke kiri atas.

2.4 Biaya Sosial dari Inflasi

Ada beberapa masalah sosial yang muncul dari inflasi yang tinggi, yaitu: 

a. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyatb. Makin buruknya distribusi pendapatanc. Terganggunya stabilitas ekonomi

      Para ekonom sepakat bahwa maksimal inflasi yang aman adalah 10% pertahun. Jika para inflator menaikan harga lebih dari anggaran yang telah ditetapkan, maka akan muncul masalah-masalah sosial berikut :

1.      Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyatTingkat kesejahteraan masyarakat, sederhananya diukur dengan tingkat daya beli

pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap.  Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhananya diukur dengan tingkat pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap.

2.      Memburuknya distribusi pendapatanDampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika

pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. Jika inflasi 20% per tahun, maka tingkat pendapatan harus lebih besar dari 20% per tahun. Dampak buruk terhadap tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi.

3.      Terganggunya stabilitas ekonomiPengertian mendasarnya adalah sangat kecilnya tindakan  spekulasi dalam

perekonomian. Inflasi menganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan (ekspektasi) para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga barang dan jasa akan terus naik. Bagi konsumen perkiraan ini mendorong pembelian barang dan jasa lebih banyak dari biasanya. Tujuannya untuk lebih menghemat

8

Page 9: 2. Inflasi

untuk pengeluaran konsumsi. Akibatnya, permintaan barang dan jasa justru dapat meningkat. Stabilitas ekonomi adalah sangat kecilbya tindakan spekulasi dalam perekonomian. Inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan (ekspektasi) para pelaku ekonomi.

2.5 Pengaruh Inflasi terhadap Perekonomian

Inflasi memiliki dampak positif dan negatif bergantung pada parah atau ringan inflasi tersebut. Jika inflasi itu ringan maka memiliki pengaruh positif yang bisa mendorong perekonomian lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang semangat bekerja, menabung dan mengadak nonvestasi. Namun ketika inflasi mencaoai puncak hiperinflasi maka keadaan ekonomi menjadi kacau dan perekonomian akan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat cepat. Para pegawai, pekerja dan buruh akan merasakan pendapatan mereka masih kurang untuk mengimbangi harga barang untuk kebutuhan hidup mereka. orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Untuk para pensiunan pendapatn mereka tidak akan mencukupi kebutuhannya karena inflasi. Uang yang seharusnya mencukupi, 12 tahun kedepan tidak akan mencukupi karena nialai uang yang menurun dan penghasilan masih tetap.

Karena inflasi orang akan enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Dan berdampak juga terhadap para investasi yang akan sulit berkembang. Karena perkembangan usaha membutuhkan uang dari ank sedangkan bank mendapatkan dari tabungan masyarakat.

Bagi orang yang maminjam uang dari bank, mereka mendapat keuntungan dari inflasi karena pembayaran utang pada kreditur , nilai uang lebih rendah dari pada saat meminjam. Sebaliknya untuk kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai pengembalian lebih rendah.

Pada produsen menguntungkan bila pendapatan didapat lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila ini terjadi produsen akan melipat gandakan produksinya. Jika inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga merugikan produsen, maka produsen tidak ingin meneruskan produksinya.

Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang. Sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi berdampak sebagai berikut :

1. mendorong penanaman modal spekulatif inflasi mengakibatkan para pemilik modal cenderung melakukan spekulatif inflasi mengakibatkan para pemilik modal cenderung melakukan spekulatif. Hal ini dilakukan dengan cara membeli rumah, tanah dan emas. Cara ini dirasa oleh mereka lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yan produktif.

9

Page 10: 2. Inflasi

2. Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai uang atau modal yang mereka pinjamkan, lembaga keuangan akan menaikkan tingkat suku bunga pinjaman. Apabila tingkat inflasi tinggi, maka tingkat suku bnga juga akan tinggi. Tingginya suku bunga akan mengurangi kegairahan penanaman modal untuk mengembangkan usaha-usaha produktif.

3. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan. Apabila gagal mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap ketidakpastian ekonomi. Selanjutnya, arah perkembangan ekonomi sulit untuk diramalkan. Keadaan semacam ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi akan menyebabkan harga barang impor lebih murah daripada harga barang yang dihasilkan di dalam negeri. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya deficit neraca pen=mbayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan impor berkembang lebih cepat daripada ekspor. Selain itu, arus modal ke luar ngeri akan lebih banyak dibanding yang masuk kedalam negeri. Keadaan ini akan menagibatkan terjadinya deficit neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.

2.6 Menanggulangi dampak inflasi

Menanggulangi dampak inflasi dapat di tempuh melalaui tiga kebijakan yaitu :

Kebijakan Moneter Merupakan kebijakan pemerintah melalui bank Sentral sebagai pemegang

otoritas meoneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar serta pengaturan tingakat suku bunga dan kredit. Kebijakan ini biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah inflasi daripada untuk mendorong ekspansi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek. Hal ini dapat dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar.

Adapun tujuan pemerintah dalam hal mengatasi lanju inflasi dengan cara kebijakan moneter adalah sebagai berikut :

Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang, baik itu untuk dalam negeri

maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral. Mencegah terjadinya inflasi.

10

Page 11: 2. Inflasi

Berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi inflasi dapat berupa sebagai berikut :

1. Membuka pasar terbuka (open market operation)Yaitu sebuah usaha membuka kesempatan luas bagi masyarakat untuk

menjual dan membeli surat-surat berharga milik Negara. Kegiatan membuka kesempatan untuk menjaual surat berharga oleh pemerintah akan mengurangi cadangan wajib bank umum. Maka di masyarakat, jumlah uang yang beredar akan menurun dan kenaikan-kenaikan harga bia ditekankan.

2. Kebijakan suku bunga diskonto (diskon rate policy)Suatu tindakan bank sentral untuk merubah tingkat suku bunga diskonto yang

harus dibayar oleh bank umum dalam peminjaman dana dari bank sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menyebabkan naiknya suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga kredit investasi berakibat ppada penurunannya pendapatan nasional, dan berpengaruh terhadap turunnya permintaan agregat yang pada akhirnya harga-harga barang pun akan turun.

3. Kebijakan cadangan wajib (reserve requirement policy)Kebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan bank sentral dalam

menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di bank sentral. Jika cadangan wajib yang dikenakan oleh bank sentral tinggi, jumlah pasokan uang yang akan, selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit sehingga harga-harga berkurang.

4. Kebijakan Kredit SelektifKebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebujakan bank umum dalam

menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat) dengan memperhatikan unsur 5C (character, collateral, capital, capacity, and condition of economy) atau (karakter, agunan, modal, kapasitas, dan kondisi ekonomi)

5. Politik pembatasan kredit (Plafon credit policy)Politik pembatasan kredit (Plafon credit policy), yaitu membatasi pemberian

pinjaman atau kredit kepada masyarakat.

6. Politik uang ketat (Tight money policy)Politik uang ketat (Tight money policy), artinya kebijakan untuk mengurangi

banyaknya jumlah uang yang beredar.

7. Politik cadangan kas (cash ratio policy) Politik cadangan kas (cash ratio policy), yaitu kebijakan yang berhubungan

dengan perbandingan antara kas dengan kredit yang diberikan kepada masyarakat.

11

Page 12: 2. Inflasi

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiscal ini menyangkut pengaturan tentang pengeluaran peerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat memengaruhi permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan. 3 cara dalam menempuh kebijakan fiscal :

1. Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit usaha yang tidak memproduksi kebutuha pokok masyarakat atau dengan mengenakan jenis-jenis pajak baru.

2. Mengurangi pengeluaran pemerintah , dengan jalan menunda atau menghapuskan pengeluaran yang bukan prioritas.

3. Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi, pembayaran yang dialakukan pada masyarakat dan mengembalikan lagi din kemudian hari 9misalnya dalam bentuk pensiun)

Kebijakan Non Moneter

1. Menaikkan hasil pruduksi, pemerintah memberikan subsidi kepada industry untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga alan menjadi turun

2. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi

3. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.

12

Page 13: 2. Inflasi

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Inflasi merupakan gejala kenaikan harga secara umum (artinya semua harga terpengaruhi) oleh karena kelangkaan persediaan barang yang ada di pasaran.

2. Macam-macam inflasi dapat dibedakan berdasarkan :b. Sifatnya : rendah, menengah, berat, dan sangat tinggic. Tarikan penawaran permintaan : demand pull inflation, cos pust inflation, bottle neck

inflation, mixed inflationd. Sumber penyebabnya : inflasi domestic dan luar negeri

3. Biaya social dari inflasi dipengaruhi oleh : a. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyatb. Makin buruknya distribusi pendapatanc. Terganggunya stabilitas ekonomi

4. Cara mengatasi inflasi yang terjadi di dunia perekonomian adalaha. Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai

pemegang otoritas moneter yang berlkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar serta pengaturan tingkat suku bunga dan kredit.

b. Kebijakan fiscal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total sehinga inflasi dapat ditekan.

c. Kebijakan non moneter, menaikkan hasil produksi, pemerintah memberikan subsidi kepada industry untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.

Kami dapat menyimpulkan bahwa inflasi bukanlah hal yang memgerikan bagi kita namun itu tergantung pada tingkat inflasi itu sendiri. Karena inflasi ringan yang tejadi disuatu Negara bisa menjadikan suatu hal yang positif yaitu suntikan segar dalam ekonomi Negara agar dapat meningkatkan kinerja sector riil Negara tersebut. Saat ini masalah yang sedang didera Negara kita seputar inflasi. Bukanlah hal yang mudah untuk mengembalikan perekonomian kita kembali dalam keadaan normal. Tetapi kami yakin suatu saat perekonomian Indonesia akan semakin meningkat dengan dilihat bahwa sedikit demi sedikit peningkatan ekonomi Indonesia mulai muncul kembali saat ini. Dengan itu masyarakat akan bersemangat untuk bekerja, menabung, dan investasikan serta melakukan produksi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkembang dan roda perekonomian berjalan dengan baik.

13

Page 14: 2. Inflasi

3.2 Saran

- Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan inflasi di Indonesia sehingga inflasi

di Indonesia tidak berlanjut dan menjadi lebih tinggi.

- Pemerintah mulai membenahi sistem perekonomian di Indonesia

- Pemerintah menjaga dan membenahi agar perekonomian di Indonesia semakin

dan terus meningkat

14

Page 15: 2. Inflasi

DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff. ---- . Pengantar Bisnis. Edisi Keempat. Terjemahan oleh Akbar Ali dan Krista Yulianto 2007. Jakarta: Salemba Empat.

Widjajanta, Bambang. Widyaningsih, Aistanti.2001.Mengasah Kemampuan Ekonomi.Bandung: CV Citra Praya.

Mishkin, Frederic S. 2008 .Ekonomi Uang, Perbangkan, dan Pasar Keuangan edisi 8.diterjemahakan oleh Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianta G.2009. Jakarta: Salemba Empat

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan.edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi: teori pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Membuka Cakrawala Ekonomi oleh Imamul Arifin

http://mayamoliky.blogspot.com/2011/03/inflasi-dan-pengangguran-1.html

http://sihombingruben.blogspot.com/2009/10/pengertian-dan-dampak-inflasi_8943.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2183565-sekilas-tentang-inflasi-definisi-penyebab/

http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

15