6
1 MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Lighning Arrester pada Gardu Induk 150 kV PT. PLN (Persero) UPT Semarang Srondol dan PT. PLN UDIKLAT Semarang (TLM Academy) Lambertus Sinaga 1 , Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055, Fax (024) 746055 Email: [email protected] Abstrak PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang adalah suatu organisasi atau tata kerja yang bergerak di bidang penyaluran energi listrik antar Gardu Induk dalam suatu wilayah/region. Saat ini energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Sehingga ketersediaan energi listrik harus tetap terjaga. Hal ini tentunya harus didukung dengan sistem ketenagalistrikan yang handal dengan peralatan dan SDM yang handal. Lightning arrester merupakan salah satu peralatan yang ada pada Gardu Induk yang berfungsi untuk mengamankan peralatan yang ada pada Gardu Induk dari surja petir atau surja hubung. Pemeliharaan lightning arrester pada Gardu Induk 150kV ini meliputi pemeliharaan harian, serta hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan pemasangan lightning arrester pada gardu induk 150 kV. Pembahasan pemeliharaan lightning arrester ini terutama pada Gardu Induk 150 kV PT. PLN (Persero) UPT Semarang Srondol dan PT. PLN UDIKLAT Semarang (TLM Academy). Kata-kunci :Lightning Arrester, Gardu Induk 150 kV, Surja Petir, Pemeliharaan Harian 1. PENDAHULUAN Saat ini energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Sehingga ketersediaan energi listrik harus tetap terjaga. Hal ini tentunya harus didukung dengan sistem ketenagalistrikan yang handal dengan peralatan dan SDM yang handal.Sistem ketenagalistrikan yang dimulai dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi harus tetap dijaga kehandalannya. Gardu induk merupakan bagian dari sistem transmisi. Peralatan-peralatan pada gardu induk yang digunakan harus tetap dipelihara agar dapat tetap berfungsi dengan baik. Lightning arrester merupakan salah satu peralatan yang sangat penting pada gardu induk. Pada saluran transmisi udara sangat rawan terhadap sambaran petir yang dapat menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke peralatan listrik. Oleh karena itu, dalam saluran transmisi harus ada lightning arrester yang berfungsi memotong gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi peralatan listrik. 2. TUJUAN Kerja Praktek ini bertujuan untuk mempelajari secara langsung sistem pemeliharaan lightning arrester di wilayah kerja Gardu Induk 150 kV UPT Semarang, konsep dasar kerja lightning arrester, dan hal-hal apa saja menjadi pertimbangan pemasangan lightning arrester. 3. BATASAN MASALAH Kerja praktek yang telah dilakukan ini penulis membatasi pembahasan tentang pemeliharaan harianlightning arrester di PT. PLN (Persero) UPT Semarang Gardu Induk 150 kV Srondol dan Gardu Induk Simulator 150 kV PT. PLN UDIKLAT Semarang (TLM Academy). 4. DASAR TEORI 4.1 Prinsip Kerja Lightning Arrester Lightning arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik dari tegangan lebih (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Lightning arrester memiliki fungsi utama memotong tegangan lebih yang menuju peralatan sistem tenaga listrik yang dilindunginya. Tegangan lebih ini dapat berupa surja petir, surja hubung, maupun tegangan lebih di dalam sistemnya sendiri. Lightning arrester bersifat by pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat, sehingga tidak timbul tegangan lebih pada peralatan sistem tenaga listrik. Pada keadaan normal lightning arrester harus mampu bertindak sebagai isolator yang tahanannya tinggi sehingga hanya mengalirkan beberapa miliampere arus bocor dari tegangan sistem ke tanah, namun bila terkena sambaran petir lightning arrester berubah menjadi

21060111140156_MKP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uydejuhdhgdg

Citation preview

  • 1

    MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

    Pemeliharaan Lighning Arrester pada Gardu Induk 150 kV PT. PLN (Persero) UPT Semarang

    Srondol dan PT. PLN UDIKLAT Semarang (TLM Academy) Lambertus Sinaga

    1, Dr. Ir. Hermawan, DEA

    2

    Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055, Fax (024) 746055 Email: [email protected]

    Abstrak

    PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang adalah suatu organisasi atau tata kerja yang bergerak di bidang penyaluran energi listrik antar Gardu Induk dalam suatu wilayah/region. Saat ini energi listrik sudah menjadi salah

    satu kebutuhan utama bagi manusia. Sehingga ketersediaan energi listrik harus tetap terjaga. Hal ini tentunya harus

    didukung dengan sistem ketenagalistrikan yang handal dengan peralatan dan SDM yang handal.

    Lightning arrester merupakan salah satu peralatan yang ada pada Gardu Induk yang berfungsi untuk

    mengamankan peralatan yang ada pada Gardu Induk dari surja petir atau surja hubung. Pemeliharaan lightning

    arrester pada Gardu Induk 150kV ini meliputi pemeliharaan harian, serta hal-hal apa saja yang menjadi

    pertimbangan pemasangan lightning arrester pada gardu induk 150 kV. Pembahasan pemeliharaan lightning arrester

    ini terutama pada Gardu Induk 150 kV PT. PLN (Persero) UPT Semarang Srondol dan PT. PLN UDIKLAT Semarang

    (TLM Academy).

    Kata-kunci :Lightning Arrester, Gardu Induk 150 kV, Surja Petir, Pemeliharaan Harian

    1. PENDAHULUAN

    Saat ini energi listrik sudah menjadi salah

    satu kebutuhan utama bagi manusia. Sehingga

    ketersediaan energi listrik harus tetap terjaga. Hal

    ini tentunya harus didukung dengan sistem

    ketenagalistrikan yang handal dengan peralatan

    dan SDM yang handal.Sistem ketenagalistrikan

    yang dimulai dari pembangkitan, transmisi, dan

    distribusi harus tetap dijaga kehandalannya.

    Gardu induk merupakan bagian dari sistem

    transmisi. Peralatan-peralatan pada gardu induk

    yang digunakan harus tetap dipelihara agar dapat

    tetap berfungsi dengan baik.

    Lightning arrester merupakan salah satu

    peralatan yang sangat penting pada gardu induk.

    Pada saluran transmisi udara sangat rawan

    terhadap sambaran petir yang dapat menghasilkan

    gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat

    masuk ke peralatan listrik. Oleh karena itu, dalam

    saluran transmisi harus ada lightning arrester

    yang berfungsi memotong gelombang berjalan

    dari petir yang akan masuk ke instalasi peralatan

    listrik.

    2. TUJUAN

    Kerja Praktek ini bertujuan untuk

    mempelajari secara langsung sistem pemeliharaan

    lightning arrester di wilayah kerja Gardu Induk

    150 kV UPT Semarang, konsep dasar kerja

    lightning arrester, dan hal-hal apa saja menjadi

    pertimbangan pemasangan lightning arrester.

    3. BATASAN MASALAH

    Kerja praktek yang telah dilakukan ini

    penulis membatasi pembahasan tentang pemeliharaan harianlightning arrester di PT. PLN

    (Persero) UPT Semarang Gardu Induk 150 kV

    Srondol dan Gardu Induk Simulator 150 kV PT. PLN UDIKLAT Semarang (TLM Academy).

    4. DASAR TEORI

    4.1 Prinsip Kerja Lightning Arrester

    Lightning arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan sistem

    tenaga listrik dari tegangan lebih (baik surja

    hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Lightning arrester memiliki fungsi utama

    memotong tegangan lebih yang menuju peralatan

    sistem tenaga listrik yang dilindunginya. Tegangan lebih ini dapat berupa surja petir, surja

    hubung, maupun tegangan lebih di dalam

    sistemnya sendiri. Lightning arrester bersifat by

    pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat, sehingga tidak timbul

    tegangan lebih pada peralatan sistem tenaga

    listrik. Pada keadaan normal lightning arrester

    harus mampu bertindak sebagai isolator yang

    tahanannya tinggi sehingga hanya mengalirkan beberapa miliampere arus bocor dari tegangan

    sistem ke tanah, namun bila terkena sambaran

    petir lightning arrester berubah menjadi

  • 2

    konduktor yang tahanannya relatif sangat rendah

    sehingga dapat mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah.

    Berdasarkan fungsi lightning

    arrestersebagai pelindung peralatan sistem tenaga listrik dari tegangan surja, maka pada umumnya

    lightning arresterdipasang di setiap ujung SUTT

    yang memasuki gardu induk. Ada kalanya

    lightning arresterdipasang pada transformator dan pada peralatan lainnya untuk menjamin

    terlindungnya peralatan sistem tenaga listrik

    tersebut dari tegangan lebih.

    Gambar 4.1 Bagian-bagian lightning arrester

    4.2 Sub Sistem Pendukung Lightning

    Arrester

    A. Sub Sistem Pemotong Surja

    Merupakan sub sistem kritis dari sebuah

    lightning arrester yang berfungsi memotong

    tegangan lebih dari surja.Mayoritas lightning arrester saat ini menggunakan tipe Metal Oksida.

    B. Sub Sistem Isolasi

    Merupakan sub sistem yang memiliki sub fungsi memisahkan bagian konduktor

    bertegangan dengan ground, terdiri dari kom-

    partemen insulator (housing), baik berupa keramik maupun polymer, juga insulator dudukan

    (insulation feet) berada di sisi bawah dari

    lightning arrester. Kompartemen perlu di- perhatikan tingkat polusinya, semakin tinggi

    tingkat polusi yang melekat, memungkinkan nilai

    arus bocor permukaan menjadi tinggi.

    C. Sub Sistem Counter & Meter Petunjuk

    Counter berfungsi untuk menunjukkan

    jumlah surja yang telah terjadi pada lightning arrester. Sementara meter petunjuk berfungsi

    untuk menunjukkan besar nilai arus bocor yang

    mengalir dari ujung atas lightning arrester

    menuju ground dalam kondisi operasi tegangan kontinu.

    D. Sub Sistem Pentanahan

    Merupakan komponen yang berfungsi

    untuk meneruskan baik arus bocor selama

    tegangan operasi kontinu, maupun surja menuju

    bumi. Kawat pentanahan terbuat dari tembaga. Kawat pentanahan umumnya dipasang seri

    dengan peralatan monitoring (counter ataupun

    meter) sebelum dibumikan. Kondisi konektor harus dipastikan baik, seperti: tidak terdapat

    rantas pada kawat, ataupun koneksi-koneksi

    dalam keadaan baik (mur dan baut), dan kawat

    tembaga tidak ditumbuhi lumut.

    E. Sub Sistem Pengaman Tekanan Lebih Internal

    Memiliki fungsi melepaskan tekanan lebih di dalam lightning arrester yang mungkin timbul

    ketika terjadi discharge arus surja tinggi.

    Fungsinya mirip pressure relief pada transformator. Pada saat terjadi surja, baik single

    maupun multiple, suhu keeping metal oksida

    mampu mencapai 170C 200C, oleh karenanya

    terjadi pemuaian udara di dalam kompartemen udara, pemuaian ini perlu dilepas keluar

    kompartemen untuk menghindari kompartemen

    (umumnya porselen menjadi pecah), katup kembali menutup dengan segera untuk menjaga

    agar tekanan udara di dalam kompartemen tetap

    lebih tinggi daripada tekanan udara luar.

    F. Sub Sistem Konstruksi Penyangga

    Memiliki fungsi sebagai penyangga lightning arrester di atas permukaan tanah.

    Terdiri dari pondasi dan struktur besi penyangga.

    G. Sub Sistem Konektor

    Memiliki fungsi melakukan koneksi antara

    kawat konduktor dengan bagian atas lightning

    arrester, dan dari lightning arrester ke bagian pentanahan. Bagian ini rawan terjadi kelonggaran

    yang memungkinkan timbulnya hot spot.

    H. Sub Sistem Aksesoris/ Grading /Corona Ring

    4.3 Perlengkapan Lightning Arrester

    A. Miliamperemeter

    Miliamperemeter digunakan untuk

    memantau arus bocor yang dipasang antara

    lightning arrester dengan konduktor pentanahan.

  • 3

    Jika arus bocor melewati batas yang diijinkan (2

    mA), maka isolator arrester harus dibersihkan.

    Gambar 4.2 Rangkaian miliamperemeter

    Keterangan :

    1. Konduktor fasa I. Instrument mA

    2. Lightning Arrester D. Dioda Zener

    3. Miliammeter F. Spark Gap

    4. Earth Connection

    R1. Tahanan nonlinear R2. Series Resistor

    B. Discharge Counter Discharge Counter berfungsi untuk

    memantau jumlah kerja lightning arrester yang

    terpasang antara lightning arrester dan terminal

    pentanahan. Terdiri dari relay penghitung, kapasitor, dan dua tahanan tak linear, serta sela

    percikan.

    Gambar 4.3 Rangkaian discharge counter

    Keterangan :

    1. Konduktor Fasa F. Spark gap

    2. Lightning arrester Z. Counting Relay

    3. Discharge Counter R1,R2. Tahanan

    nonlinear

    4. Earth connection C. Kapasitor

    C. Pemasangan Perlengkapan Lightning Arrester

    Pemasangan miliamperemeter dan

    discharge counter dihubung seri dengan lightning

    arrester dan diletakkan antara lightning arrester dan pentanahan dengan susunan sebagai berikut,

    Gambar 4.4 Pemasangan perlengkapan

    lightning arrester

    Keterangan:

    1. Konduktor fasa

    2. Lightning arrester

    3. Miliamperemeter

    4. Discharge counter

    5. Pentanahan

    4.4 Konsep Dasar Kerja Lightning Arrester

    Gardu Induk 150 kV

    Kenaikan secara cepat nilai over voltage

    akan menyebar dalam bentuk gelombang

    berjalan (travelling wave) pada line. Pada

    kondisi demikian, dimana nilai surge

    impedance (surge impedance: impedansi

    relevan selama proses terjadinya gelombang

    berjalan di dalam saluran transmisi) berubah,

    terjadi peristiwa refraksi dan refleksi.Sehingga pada ujung saluran, nilai tegangan menjadi dua

    kalinya.

    Gambar 4.5 Skema lightning arrester pada proses

    gelombang berjalan

    Pada kurva di bawah ini menunjukkan

    bagaimana lightning arrester melakukan

  • 4

    pemotongan tegangan lebih terhadap beragam

    jenis tegangan lebih (over voltage) dan bagaimana level tegangan yang akan timbul pada gardu

    induk bila tanpa lightning arrester.

    Gambar 4.6 Skematik diagram level tegangan timbul

    pada peralatan gardu induk bila diinstall lightning

    arrester ataupun tanpa diinstall lightning arrester

    5. PEMBAHASAN

    5.1 Pemeliharaan

    1. Pemeliharaan Preventive Pemeliharaan Preventive merupakan

    pemeliharaan yang dilaksanakan untuk

    mencegah terjadinya kerusakan peralatan

    secara tiba-tiba dan dapat mempertahankan

    unjuk kerja yang optimum sesuai unsur teknisnya. Kegiatan pemeliharaan ini

    dilaksanakan secara berkala berdasarkan

    periode waktu (Time Base Maintenance).

    2. Pemeliharaan Corrective Pemeliharaan Corrective merupakan

    pemeliharaan yang dilaksanakan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu

    ketika peralatan mengalami kelainan atau

    unjuk kerja rendah pada saat menjalankan

    fungsinya. Biasanya, pemeliharaan ini berbentuk trouble shooting, penggantian

    bagian yang rusak.

    3. Pemeliharaan Detective Pemeliharaan Detective merupakan

    pemeliharaan yang dilakukan setelah

    terjadinya kerusakan mendadak (biasanya

    karena gangguan tiba-tiba).

    5.2 Pemeliharaan Harian Lightning

    Arresterpada GI 150kV

    Gambar 5.1 Contoh formulir Checklist pemeliharaan

    harian lightning arrester

    Terjadi perbedaan angka penunjukkan discharge counter di fasa R,S, dan T. Lightning

    arrester pada fasa S memiliki angka discharge

    counter tertinggi dibandingkan fasa lainnya yaitu sebesar 128. Hal ini menunjukkan bahwa

    lightning arrester pada fasa S sudah mengalami

    sambaran petir yang mengakibatkan surja petir

    sebanyak 128 kali.

    Gambar 5.2 Petir cenderung menyambar konduktor

    fasa teratas sistem transmisi

    Petir cenderung menyambar konduktor fasa tertinggi sesuai dengan sifat sambaran petir pada

  • 5

    umumnya. Dengan melihat hasil penunjukkan

    counter lightning arrester pada fasa S terbesar dibandingkan fasa lainnya, maka dapat

    disimpulkan bahwa konduktor fasa S berada pada

    urutan teratas pada sistem transmisi gardu induk Srondol 150 kV Bay Lamper I.

    Pada checklist harian dapat juga dilihat angka penunjukkan meter arus bocor lightning

    arrester masih jauh di bawah 2 mA. Maka, dapat

    dikatakan lightning arrester masih dalam keadaan aman dan masih dapat bekerja dengan baik.

    Gambar 5.3 Arus bocor pada lightning arrester

    Kondisi komponen lain yang terpasang pada lightning arrester seperti katup sudden

    pressure masih dalam keadaan normal. Tidak

    ditemukan korosi pada katup sudden pressure.

    Pada saat terjadi surja, baik single maupun multiple, suhu keping metal oksida mampu

    mencapai 170C 200C, oleh karenanya terjadi

    pemuaian udara di dalam kompartemen udara, pemuaian ini perlu dilepas keluar kompartemen

    lightning arrester untuk menghindari

    kompartemen (umumnya porselen) menjadi

    pecah, katup sudden pressure kembali menutup dengan segera untuk menjaga agar tekanan udara

    di dalam kompartemen lightning arrester tetap

    lebih tinggi daripada tekanan udara luar.

    6. PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    1. Lightning arrester memiliki fungsi utama

    sebagai alat pelindung peralatan Gardu Induk 150 kV Srondol terhadap surja petir dengan cara

    membatasi surja tegangan lebih yang datang dan

    mengalirkannya ke tanah.

    2. Lightning arrester pada fasa S memiliki

    angka discharge current tertinggi dibandingkan fasa lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

    lightning arrester pada fasa S sering mengalami

    sambaran petir yang mengakibatkan surja petir.

    3. Angka penunjukkan arus bocor lightning

    arrester masih jauh di bawah 2 mA. Hal ini menandakan bahwa lighting arrester masih dapat

    bekerja dengan baik.

    4. Lightning arrester yang digunakan untuk

    pelindungan pada peralatan Gardu Induk 150 kV ini adalah lightning arrester dengan jenis Metal

    Oxide.

    5. Dalam konfigurasi lightning arrester perlu

    memperhatikan beberapa hal diantaranya:

    pemilihan nilai tegangan nominal dan rated, nilai nominal discharge current, pemilihan line

    discharge, proteksi, housting, dan kondisi operasi

    6.2 Saran

    1. Pelaksanaan pemeliharaan pada gardu

    induk 150 kV, terutama pada lightning arrester tergolong baik, hal ini sangat membantu dalam

    peningkatan kualitas pelindungan peralatan

    terutama dari gangguan surja petir.

    2. Pada kerja praktek di gardu induk 150 kV

    dibutuhkan ketaatan terhadap K3 demi menghindari kecelakaan saat kerja praktek

    berlangsung.

    3. Penulis sangat berharap saat kerja praktek

    agar lebih dilibatkan pada perawatan peralatan-

    peralatan gardu induk .

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Hutahuruk, TS, Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja, Erlangga, Jakarta :

    1989.

    2. Tobing, Bonggas L, Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia

    Pustaka Utama, Jakarta : 2003.

    3. PT PLN, Buku Petunjuk Operasi & Memelihara Peralatan, PT PLN

    Pembangkit dan Penyalur Jawa

    Bagian Barat, Jakarta : 1981.

    4. PT PLN, Lightning Arrester, PT PLN Pembangkit dan Penyalur Jawa

    Bagian Barat, Jakarta : 1981.

    5. PT PLN, Serandang dan Pentanahan, PT PLN Pembangkit dan Penyalur

    Jawa Bagian Barat, Jakarta : 1981.

  • 6

    BIODATA PENULIS

    Lambertus

    Sinaga(21060111140156)

    Lahir di

    Pematangsiantar,Sumatera

    Utara pada tanggal 2 Maret

    1992. Telah menempuh

    pendidikan mulai dari SD

    RK 4Pematangsiantar selama 6 tahun.

    Setelahlulus SD lalu melanjutkan pendidikan ke

    SMP CR2 dan setelah lulus SMP melanjut lagi ke

    SMAN 4Pematangsiantar.Saat ini penulis sedang

    melanjutkan studi S1 di Universitas Diponegoro

    pada jurusan teknik elektro.

    Semarang, 9Mei 2014

    Penulis

    Lambertus Sinaga NIM 21060111140156

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Dr. Ir. Hermawan, DEA

    NIP 196002231986021001