Upload
gusrah-tolla
View
141
Download
0
Embed Size (px)
PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN PENGEMBANGANHORTIKULTURA TAHUN 2012
KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA2011
iPedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................ 1 B. Tujuan dan Sasaran ........................................ 4 C. Ruang Lingkup ................................................ 5 BAB II SASARAN, PROGRAM, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2012 ....................................... 7 A. Sasaran .......................................................... 7 B. Program Pengembangan Hortikultura ............... 14 C. Arah Kebijakan ................................................ 15 D. Strategi .......................................................... 18 E. Langkah Operasional ....................................... 24 BAB III KEGIATAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2012 ....................................... 27 BAB IV STRUKTUR PENGELOLAAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULURA TAHUN 2012 .................. 33
ii Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
BAB V SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN 35 BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA 41 A. Monitoring dan Evaluasi ................................... 41 B. Pelaporan SIMONEV ........................................ 45 BAB VII PENUTUP .............................................................. 51 LAMPIRAN ...................................................................... 53
1Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
BAB V SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN 35 BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA 41 A. Monitoring dan Evaluasi ................................... 41 B. Pelaporan SIMONEV ........................................ 45 BAB VII PENUTUP .............................................................. 51 LAMPIRAN ...................................................................... 53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatan dari sub sektor hortikultura, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga meningkatkan nilai dan volume perdagangan internasional atas produk hortikultura nasional dan ketersediaan sumber pangan masyarakat. Kontribusi sub sektor hortikultura ke depan akan dapat lebih ditingkatkan melalui peningkatan peran dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Hortikultura, bersinergi dengan para pemangku kepentingan lainnya.
Pembangunan hortikultura pada berbagai sentra dan kawasan telah difasilitasi pemerintah melalui berbagai program dan kegiatan baik dengan dana dari pusat (APBN) maupun daerah (APBD), serta dukungan dari masyarakat (petani dan swasta). Pembangunan hortikultura bertujuan untuk mendorong berkembangnya agribisnis hortikultura yang mampu menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan petani dan pelaku, memperkuat perekonomian wilayah serta mendukung pertumbuhan pendapatan nasional.
2 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Pengembangan hortikultura dalam perspektif paradigma baru tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi komoditas saja tetapi terkait juga dengan isu-isu strategis dalam pembangunan yang lebih luas. Pengembangan hortikultura merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya; 1) Pelestarian lingkungan, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, 2) Menarik investasi skala keci menengah, 3) Pengendalian inflasi dan stabilisasi harga komoditas strategis (cabe merah dan bawang merah), 4) Pelestarian dan pengembangan identitas nasional (anggrek, jamu, dll), 5) Peningkatan ketahanan pangan melalui penyediaan karbohidrat alternatif, dan 6) Menunjang pengembangan sektor pariwisata
Komoditas hortikultura juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga usaha agribisnis hortikultura (buah, sayur, florikultura dan tanaman obat) dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Pasokan produk hortikultura nasional diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, baik melalui pasar tradisional, pasar modern, maupun pasar luar negeri (ekspor).
Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, florikultura dan tanaman obat) merupakan sumber pendapatan tunai bagi
3Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
masyarakat dan petani skala kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa : nilai jualnya yang tinggi, jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Produk hortikultura dalam negeri saat ini telah mampu memasok kebutuhan konsumen dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar moderen serta pasar luar negeri.
Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal akan menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan. Kondisi ini ternyata belum dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat pembangunan subsektor hortikultura. Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya : rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit dan belum efisien, kebijakan dan regulasi di bidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari negara lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan kontribusi sub sektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.
Penerapan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, membawa konsekuensi akan pentingnya pengaturan sistem dan
4 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
mekanisme perencanaan pembangunan yang mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik, sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Sistem penganggaran yang lebih responsif diperlukan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam bentuk hasil pembangunan, kualitas layanan, dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya serta mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan pertanian, khususnya subsektor hortikultura secara efektif, efisien, akuntabel dan terukur.
Dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan anggaran kinerja subsektor hortikultura dan untuk menselaraskan antara rancangan program dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan serta untuk mengurangi terjadinya perubahan rancangan kegiatan yang semula sudah tersusun, diperlukan suatu acuan pelaksanaan kegiatan pengembangan agribisnis hortikultura.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai dari Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 adalah:
1. Memberikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura yang berbasis kinerja.
2. Meningkatkan pemahaman bagi para pelaksana kegiatan dalam menyusun kegiatan dan anggaran berbasis kinerja.
5Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
3. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan hortikultura .
4. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, ketertiban, transparansi serta tanggung jawab bagi pelaksana kegiatan sehingga memudahkan pelaporan dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengembangan sub sektor hortikultura.
Sasaran yang ingin dicapai dari buku Pedoman Umum Pelaksana-an Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 adalah:
1. Terlaksananya kegiatan pembangunan sub sektor hortikultura.
2. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan perencanaan serta pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan sub sektor hortikultura.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup subtansi Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 meliputi:
1. Sasaran, Program, Kebijakan dan Strategi Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
2. Kegiatan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
3. Sistem Pelaporan Keuangan dan Perlengkapan
4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja
7Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
BAB II SASARAN, PROGRAM, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2012
A. Sasaran
Bappenas telah mencanangkan 11 (sebelas) prioritas nasional yang menjadi fokus pembangunan di Indonesia, sektor pertanian masuk ke dalam prioritas ketahanan pangan. Kementerian Pertanian menjabarkan lebih lanjut ke dalam 4 (empat) target utama yang akan dicapai, diantaranya: Swasembada pangan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan kepada petani.
Dalam mendukung capaian (4) empat target sukses Kementerian Pertanian maka Direktorat Jenderal Hortikultura menjabarkan lebih detail sasaran yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Hortikultura yang disesuaikan dengan tupoksi unit organisasi dan kepercayaan anggaran yang diberikan.
Sesuai dengan nafas pembangunan yang dinamis, pada saat ini peran pemerintah lebih fokus sebagai fasilitator dan dinamisator, dan lebih mendorong peranan swasta dan masyarakat. Sinergi pemerintah dan swasta serta masyarakat akan menghasilkan kinerja berupa peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura di dalam negeri yang aman konsumsi,
8 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
berdaya saing dan berkelanjutan yang pada gilirannya, melalui sinergi seluruh jajaran pemerintah, akan dicapai tingkat pendapatan yang semakin hari semakin baik, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat juga semakin baik.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Jenderal Hortikultura mengalokasikan sejumlah anggaran melalui pola dekonsentrasi bagi Dinas Pertanian Provinsi beserta UPT nya dan dana tugas pembantuan kepada Dinas Pertanian kabupaten/kota. Dana APBN tahun 2012 yang sangat terbatas tersebut, harus digunakan dengan sebaik-baiknya dengan mengacu kepada prinsip efesiensi dan efektivitas agar sasaran pengembangan hortikultura tahun 2012 dapat dicapai.
Oleh karena itu, sasaran program pengembangan hortikultura di tahun 2012 adalah meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura yang aman konsumsi berdaya saing dan berkelanjutan. Sedangkan sasaran kegiatan per eselon II lingkup Ditjen Hortikultura adalah :
1. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan kebun dan penanganan pascapanen buah.
2. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan unit usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura.
3. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen sayuran dan tanaman obat.
4. Berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.
9Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
5. Terkelolanya serangan OPT dalam pengamanan produksi hortikultura dan terpenuhinya persyaratan teknis yang terkait dengan perlindungan tanaman dalam mendukung ekspor hortikultura.
6. Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura.
Secara rinci target produksi dan kinerja pengembangan hortikultura disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Target Produksi Hortikultura Tahun 2012
KOMODITAS PRODUKSI
a. Buah
1) Jeruk (ton) 2.138.688
2) Mangga (ton) 2.351.473
3) Manggis (ton) 102.361
4) Durian (ton) 766.150
5) Pisang (ton) 6.399.335
6) Buah Pohon dan Perdu lainnya (ton) 3.705.287
7) Buah Semusim dan Merambat (ton) 762.001
8) Buah Terna lainnya (ton) 2.445.805
Total Buah (ton) 18.671.100
10 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
KOMODITAS PRODUKSI
b. Sayuran
1) Cabe (ton) 1.423.500
2) Bawang Merah (ton) 1.122.000
3) Kentang (ton) 1.128.100
4) Jamur (ton) 67.100
5) Sayuran Umbi lainnya (ton) 494.600
6) Sayuran Daun (ton) 3.313.100
7) Sayuran Buah lainnya (ton) 4.043.500
Total Sayuran (ton) 11.591.900
c. Tanaman Obat
1) Temulawak (ton) 28.903
2) Tanaman Obat Rimpang lainnya (ton) 351.636
3) Tanaman Obat Non Rimpang (ton) 73.625
Total Tanaman Obat (ton) 454.200
d. Tanaman Florikultura
1) Anggrek (Tangkai) 14.948.699
2) Krisan (Tangkai) 201.368.750
3) Tan. Hias Bunga dan Daun lainnya (tangkai) 215.205.222
4) Tan. Pot dan Tan. Taman (pohon) 15.711.863
5) Tan. Bunga Tabur (melati) (kg) 23.943.123
11Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabel 2. Target Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 *)
No Kegiatan/Indikator Target 2012
I. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah
(Ha) B. Pengembangan Registrasi Kebun Tanaman
Buah (Kebun) C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Kebun
Tanaman Buah (Klp) D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen
Tanaman Buah (unit) E. Pengembangan Registrasi Packing House
(packing house) F. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha
Tanaman Buah (Lembaga)
8.041
810
418
162
26
253
II. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Florikultura (M2) B. Pengembangan Registrasi Unit Usaha
Tanaman Florikultura (Lahan Usaha) C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Unit Usaha
Tanaman Florikultura (Klp) D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen
Florikultura (unit) E. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha
Tanaman Florikultura (Lembaga)
354.850 26
139
148
99
12 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan/Indikator Target 2012
III. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Tanaman Sayuran
dan Tanaman Obat (Ha) B. Pengembangan Registrasi Lahan Usaha
Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)
C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Lahan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Klp)
D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (unit)
E. Pengembangan Registrasi Packing House (packing house)
F. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lembaga)
5.148
630
278
470
9
274
IV. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura A. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Sayuran Bermutu (Kg) B. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Florikultura Bermutu (Benih) C. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Obat Bermutu (Kg) D. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Buah Bermutu (Batang) E. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Perbenihan Hortikultura (lembaga)
467.292
10.143.982
10.737
929.860
133
13Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan/Indikator Target 2012
III. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Tanaman Sayuran
dan Tanaman Obat (Ha) B. Pengembangan Registrasi Lahan Usaha
Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)
C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Lahan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Klp)
D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (unit)
E. Pengembangan Registrasi Packing House (packing house)
F. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lembaga)
5.148
630
278
470
9
274
IV. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura A. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Sayuran Bermutu (Kg) B. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Florikultura Bermutu (Benih) C. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Obat Bermutu (Kg) D. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman
Buah Bermutu (Batang) E. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Perbenihan Hortikultura (lembaga)
467.292
10.143.982
10.737
929.860
133
No Kegiatan/Indikator Target 2012
F. Peningkatan Kapasitas Lab Perbenihan Hortikultura (unit)
427
V. Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura. A. Peningkatan pengelolaan OPT (kali) B. Pengelolaan Dampak Perubahan Iklim
(Rekomendasi) C. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Perlindungan Tanaman Hortikultura (unit) D. Peningkatan Kapasitas Lab. Perlindungan
Tanaman Hortikultura. (unit) E. Peningkatan Pemenuhan Persyaratan
Teknis SPS mendukung Ekspor Produk Hortikultura (Draft Pest List)
F. Pengembangan SLPHT (Klp)
1.074 65
169
164
13
540 VI. Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura A. Pelayanan Manajemen (Bulan) B. Pengelolaan Laporan (Laporan) C. Pengelolaan Dokumen (Dokumen) D. Pemberdayaan LM3 (Lembaga) E. Pemberdayaan Konsorsium Hortikultura
(Kelompok PMD)
12 695 173 80
220
*) Keterangan : Data POK/DIPA Tahun 2012
14 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
B. Program Pengembangan Hortikultura
Sesuai dengan Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran, maka Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai satu program yaitu “Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan”
Secara ringkas program dan kegiatan prioritas Direktorat Jenderal Hortikultura disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Program dan Kegiatan Utama Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2012
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA 018.04.07 Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
1769 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan.
1770 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan.
1771 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan.
1772 Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura 1773 Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman
Hortikultura 1774 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada
Direktorat Jenderal Hortikultura
15Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
C. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pengembangan hortikultura mengacu pada arah kebijakan pengembangan pertanian yang diselaraskan dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura. Adapun arah kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri dan substitusi impor) dan meningkatkan ekspor melalui penerapan GAP/SOP, penerapan PHT, GHP, perbaikan kebun, penerapan teknologi maju, penggunaan benih bermutu varietas unggul.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk hortikultura melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana budidaya dan pascapanen hortikultura.
3. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai Benih, penguatan kelembagaan penangkar, penataan Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT), meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawasan dan sertifikasi benih hortikultura
4. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri perbenihan
5. Pemberdayaan petani/pelaku usaha hortikultura melalui bantuan sarana, sekolah lapang, magang, studi banding dan pendampingan.
16 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
6. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap teknologi maju antara lain kultur jaringan, rekayasa genetik, somatik embrio genetik, nano teknologi dan teknologi pascapanen serta pengolahan hasil;
7. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap pasar modern, pasar ekspor melalui pembenahan manajemen rantai pasokan, pembenahan rantai pendingin, kemitraan usaha.
8. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan bunga rendah seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/Corporate Social Responsibility (CSR), Skim kredit bersubsidi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), skim kredit penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta bantuan sosial seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), Penggerak Membangun Desa (PMD).
9. Mendorong investasi hortikultura melalui fasilitasi investasi terpadu, promosi baik di dalam maupun di luar negeri dan dukungan iklim usaha yang kondusif melalui pengembangan dan penyempurnaan regulasi.
10. Pembangunan dan pengutuhan kawasan hortikultura yang direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dengan instansi terkait.
11. Promosi dan kampanye meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam rangka mendukung diversifikasi pangan serta
17Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
mendorong upaya pencapaian standar konsumsi perkapita yang ditetapkan oleh Food & Agriculture Organitation (FAO).
12. Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan secara terpadu melalui pengembangan SLPHT, pengembangan agen hayati, mitigasi dampak iklim.
13. Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional melalui konservasi, domestikasi dan komersialisasi. Penanganan pascapanen yang berbasis kelompok tani, pelaku usaha dan industri untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
14. Berperan aktif dalam meningkatkan daya saing produk hortikultura di pasar internasional melalui pemenuhan persyaratan perdagangan dan peningkatan mutu produk dan mendorong perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional.
15. Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis hortikultura.
16. Pengembangan kelembagaan yang dapat membantu petani/ pelaku usaha dalam mengakselerasi pertumbuhan agribisnis hortikultura.
17. Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan per-tanian yang akuntabel, tranparansi, disiplin anggaran, efisien dan efektif, pencapaian indikator kinerja secara optimal.
18 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
D. Strategi
1. Pengembangan Kawasan/Penataan Kebun
Tujuan pengembangan kawasan hortikultura adalah (1) Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu, (2) Mengembangkan keanekaragaman usaha hortikultura yang menjamin kelestarian fungsi dan manfaat lahan, (3) Menciptakan lapangan kerja, (4) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan, (5) Meningkatkan kesempatan berusaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara, maupun kesejahteraan, kualitas hidup, kapasitas ekonomi dan sosial masyarakat petani, dan (6) Meningkatkan ikatan komunitas masyarakat disekitar kawasan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keamanannya.
Manfaat dari pengembangan kawasan hortikultura diantaranya: (1) mempermudah penanganan berbagai komoditas hortikultura secara terpadu sesuai dengan kesamaan karakteristiknya, (2) Membuka kesempatan semua komoditas hortikultura yang penting di suatu kawasan ditangani secara proposional serta mengurangi keinginan daerah menangani komoditas prioritas nasional yang tidak sesuai untuk daerahnya, (3) Menjadi wahana bagi pelaksana desentralisasi pembangunan secara nyata dengan pembagian dan keterkaitan fungsi antar tingkatan pemerintah secara lebih proporsional, (4) Mendorong sinergi dari berbagai sumberdaya, dan (5) memberikan insentif bagi para
19Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
pelaksana di kabupaten, (6) mempercepat pertumbuhan pendapatan, penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha terkait (Backward and forward linkages).
2. Perbaikan Mutu Produk
Perbaikan mutu produk akan difokuskan pada penerapan GAP (Good Agricultural Practices) dan GHP (Good Handling Practices), registrasi kebun/lahan usaha, registrasi packing house dan penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan.
Penerapan GAP melalui Standard Operation Procedure (SOP) yang spesifik lokasi, spesifik komoditas dan spesifik sasaran pasarnya, dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani agar memenuhi persyaratan konsumen dan memiliki daya saing tinggi bagi produk-produk tertentu, dibandingkan dengan produk padanannya dari luar negeri.
Penerapan GAP di Indonesia didukung dengan telah terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.140/10/2009, tanggal 19 Oktober 2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (Good Agricultural Practices For Fruit and Vegetable). Dengan demikian penerapan GAP oleh pelaku usaha/ petani mendapat dukungan legal dari pemerintah pusat maupun daerah.
20 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tujuan dari penerapan GAP/SOP diantaranya; (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas, (2) Meningkatkan mutu hasil hortikultura termasuk keamanan konsumsi, (3) Meningkatkan daya saing, (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam, (5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional, (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen, sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, produktivitas tinggi, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.
Beberapa kegiatan dalam rangka mendukung perbaikan mutu produk meliputi : fasilitasi sarana panen, sarana pascapanen, rantai pendingin dan sarana penyimpan dan distribusi. Disamping itu perlu pembandingan (benchmarking) standar berupa sistem produksi berbasis GAP dan standar mutu produk dengan negara tujuan ekspor.
3. Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman
Penguatan sistem perlindungan tanaman akan diarahkan dalam rangka pengembangan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) skala luas (Area Wide Integrated Pest
21Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tujuan dari penerapan GAP/SOP diantaranya; (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas, (2) Meningkatkan mutu hasil hortikultura termasuk keamanan konsumsi, (3) Meningkatkan daya saing, (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam, (5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional, (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen, sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, produktivitas tinggi, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.
Beberapa kegiatan dalam rangka mendukung perbaikan mutu produk meliputi : fasilitasi sarana panen, sarana pascapanen, rantai pendingin dan sarana penyimpan dan distribusi. Disamping itu perlu pembandingan (benchmarking) standar berupa sistem produksi berbasis GAP dan standar mutu produk dengan negara tujuan ekspor.
3. Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman
Penguatan sistem perlindungan tanaman akan diarahkan dalam rangka pengembangan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) skala luas (Area Wide Integrated Pest
Management/IPM, Area Low Pest Prevalance/ALPP untuk lalat buah), pengembangan agro klinik, pengembangan Musuh Alami dan Agens Hayati, pengembangan Biopestisida serta Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).
4. Penguatan Sistem Perbenihan
Penguatan sistem perbenihan akan diarahkan dalam rangka pengembangan sistem perbenihan yang murah, tepat waktu dan mudah dijangkau petani. Penguatan kelembagaan terdiri dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan Balai Benih Hortikultura (BBH). Penguatan sistem perbenihan juga difokuskan pada revitalisasi balai benih melalui penyediaan benih sumber sesuai dengan masterplan pengembangan kawasan dan koleksi varietas serta pembinaan penangkar, asoasi penangkar, koperasi penangkar dan perusahaan benih lokal.
5. Penguatan Kelembagaan
Kelembagaan usaha sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan tawar petani di dalam rantai pasokan. Untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang mampu memperkuat kerjasama antara kelompok tani/Gapoktan ataupun kerjasama antar pedagang. Integrasi vertikal merupakan kerjasama antara pelaku usaha dalam segmen yang berbeda, yaitu antara kelompok tani dengan pedagang, termasuk di
22 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
dalamnya kerjasama tri-partite antara kelompok tani, pedagang dan asosiasi.
Untuk meningkatkan daya tawar petani dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha diperlukan pembentukan dan pengaktifan kelompok-kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Keberadaan gabungan kelompok tani juga akan memudahkan dalam mensosialisasikan, menerapkan teknologi dan mengakses pembiayaan, dengan demikian skala usaha menjadi lebih besar dan ekonomis. Pemberdayaan kelompoktani dan Gapoktan diarahkan pada peningkatan kemampuan agribisnis secara keseluruhan, sehingga tidak terfokus pada aspek budidaya saja.
6. Penanganan Pascapanen
Karakteristik komoditas hortikultura adalah bersifat volumunios (membutuhkan tempat yang besar) dan perishable (mudah rusak), sehingga dibutuhkan penanganan pascapanen yang cepat dan tepat. Hal utama yang timbul akibat penanganan yang kurang tepat dan cepat tersebut adalah tingginya kehilangan atau kerusakan hasil. Hal ini disebabkan antara lain penanganan pascapanen produk hortikultura yang masih dilakukan secara tradisional atau konvensional dibandingkan kegiatan pra panen. Terlihat bahwa masih rendahnya penerapan teknologi, sarana panen/pascapanen yang terbatas, akses informasi dalam penerapan teknologi dan sarana pascapanen juga terbatas
23Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
sehingga menjadi kendala dalam peningkatan kemampuan dan pengetahuan petani/pelaku usaha. Penanganan pascapanen hortikultura secara umum bertujuan untuk memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik.
7. Akselerasi Akses Pembiayaan dan Kemitraan
Akselerasi akses pembiayaan akan diarahkan dalam rangka fasilitasi kemudahan mendapatkan akses skim kredit seperti KKPE, KUR. Disamping itu juga diberikan fasilitasi penguatan/modal usaha bagi LM3 dan kelompok binaan PMD tetap menjadi perhatian terutama dalam mendukung penguatan modal pengembangan usaha agribisnis hortikultura. Penguatan kemitraan juga akan tetap dibangun dengan membangun program CSR dari perusahaan swasta dan BUMN.
8. Pemasyarakatan Produk Hortikultura
Pemasyarakatan produk hortikultura dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk hortikultura nasional. Pemasyarakatan merupakan investasi jangka panjang yang dampaknya baru dapat dirasakan pada periode mendatang. Kegiatan pemasyarakatan hortikultura akan dilakukan secara
24 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
berkelanjutan sehingga diharapkan mendorong motivasi pelaku usaha dalam pengembangan hortikultura.
E. Langkah Operasional
Beberapa langkah operasional untuk pengembangan hortikultura yang dilaksanakan adalah :
a. Pengembangan kawasan perkotaan, untuk lebih mendekatkan lokasi pengembangan (seperti kawasan kota/pekarangan) hortikultura dengan konsumen.
b. Kerjasama petani dengan swasta untuk percepatan perluasan areal tanaman semusim (melon, semangka) untuk memenuhi permintaan ekspor.
c. Pengembangan kawasan sentra, dengan membentuk skala luasan ekonomis minimal 50 ha per kecamatan, terutama komoditas sayuran (bawang merah, cabai) dan buah-buahan (manggis, jeruk, durian, alpukat, dll), terutama di agroekosistem yang memungkinkan untuk produksi di masa off season.
d. Peningkatan investasi swasta, melalui ekspansi usaha (HGU) dan kemitraan petani baik dengan swasta maupun BUMN.
e. Perbaikan mutu produk, antara lain melalui penerapan GAP serta GHP, penerapan teknologi budidaya ramah lingkungan, fasilitasi sarana panen dan pascapanen.
f. Penguatan sistem perlindungan tanaman, melalui pengem-bangan penerapan PHT, antara lain dengan memperkuat
25Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
surveillance dengan dukungan teknologi informasi, pengembangan agroklinik, fasilitasi sarana laboratorium.
g. Penguatan sistem perbenihan melalui peningkatan produksi/ ketersediaan benih yang murah, tepat waktu dan mudah dijangkau petani serta peningkatan kapasitas kelembagaan (BPSB dan BBH).
h. Penguatan kelembagaan, antara lain melalui perbaikan manajemen kelembagaan petani (gapoktan, asosiasi, koperasi) dan pemberdayaan.
i. Fasilitasi kemitraan dengan eksportir, pemasok pasar modern dan industri pengolahan.
j. Akselerasi akses pembiayaan melalui kredit khusus (KKPE, KUR) dan meningkatkan peran swasta untuk investasi hortikultura.
k. Fasilitasi bantuan peralatan pascapanen dan penataan rantai distribusi berupa peralatan pascapanen (rak kemasan, alat petik, mobile cooling box, gerobak, copper).
l. Pengaturan pola produksi terutama sayuran utama (cabe dan bawang merah).
m. Pemasyarakatan produk hortikultura nasional melalui media cetak dan elektronik, pameran dan gerakan konsumsi buah dan sayur.
27Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
BAB III KEGIATAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2012
Pengembangan hortikultura dalam perspektif paradigma baru tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi saja tetapi juga terkait dengan isu-isu strategis dalam pembangunan yang lebih luas lagi. Sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai dan untuk mendukung pembangunan hortikultura berkelanjutan, maka pada tahun anggaran 2012 telah dialokasikan dana pembangunan melalui 6 (enam) kegiatan dengan rincian sebagai berikut :
1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan (Kode 1769)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka : pengembangan kawasan tanaman buah, pengembangan registrasi kebun, perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buah, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman buah, pengembangan registrasi packing house dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman buah.
Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan kebun tanaman buah dan penanganan pascapanen buah.
28 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman buah (ha), b) Pengembangan registrasi kebun tanaman buah, c) Perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buah, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman buah, e) Pengembangan registrasi packing house, f) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman buah.
2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan (Kode 1770)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pengutuhan kawasan tanaman florikultura, pengembangan registrasi unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.
Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura.
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman florikultura, b) Pengembangan registrasi unit usaha tanaman flrorikultura, c) Perbaikan mutu pengelolaan unit usaha tanaman florikultura, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, e) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.
29Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman buah (ha), b) Pengembangan registrasi kebun tanaman buah, c) Perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buah, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman buah, e) Pengembangan registrasi packing house, f) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman buah.
2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan (Kode 1770)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pengutuhan kawasan tanaman florikultura, pengembangan registrasi unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.
Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura.
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman florikultura, b) Pengembangan registrasi unit usaha tanaman flrorikultura, c) Perbaikan mutu pengelolaan unit usaha tanaman florikultura, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, e) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.
3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan (Kode 1771)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pengembangan kawasan tanaman sayuran dan tanaman obat, pengembangan registrasi, perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman sayuran dan tanaman obat, pengembangan registrasi packing house dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat.
Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen sayuran dan tanaman obat.
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman sayuran dan tanaman obat, b) Pengembangan registrasi lahan usaha tanaman sayuran dan obat, c) Perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen sayuran dan tanaman obat, e) Pengembangan registrasi packing house, f) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat.
30 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
4. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura (Kode 1772)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu, benih tanaman florikultura bermutu, benih tanaman obat bermutu, benih tanaman buah bermutu, peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura dan peningkatan kapasitas laboratorium perbenihan hortikultura.
Sasaran dari kegiatan ini adalah : berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu, b) Peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu, c) Peningkatan ketersediaan benih tanaman obat bermutu, e) Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah bermutu, e) Peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura, f) Peningkatan kapasitas laboratorium perbenihan hortikultura.
5. Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura (Kode 1773)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka peningkatan pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pengelolaan dampak perubahan iklim, peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan tanaman hortikultura,
31Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
peningkatan kapasitas laboratorium perlindungan tanaman hortikultura, peningkatan pemenuhan persyaratan teknis Sanitary and Phyto Sanitary (SPS) mendukung ekspor produk hortikultura dan pengembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT).
Sasaran dari kegiatan ini adalah : terkelolanya serangan OPT dalam pengamanan produksi hortikultura dan terpenuhinya persyaratan teknis yang terkait dengan perlindungan tanaman dalam mendukung ekspor produk hortikultura.
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Peningkatan pengelolaan OPT, b) Pengelolaan dampak perubahan iklim, c) Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan tanaman hortikultura, d) Peningkatan kapasitas laboratorium perlindungan tanaman hortikultura, e) Peningkatan pemenuhan persyaratan teknis SPS mendukung ekspor produk hortikultura, f) Pengembangan SLPHT.
6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura (Kode 1774)
Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pelayanan manajemen, pengelolaan laporan, pengelolaan dokumen, pemberdayaan LM3 dan pemberdayaan konsorsium hortikultura/PMD.
Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan
32 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura.
Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pelayanan manajemen, b) Pengelolaan laporan, c) Pengelolaan dokumen, e) Pemberdayaan LM3, e) Pemberdayaan konsorsium hortikultura/PMD.
6 (enam) kegiatan dari Ditjen Hortikultura di atas, secara rinci diimplementasikan ke dalam beberapa rangkaian kegiatan dalam mendukung kinerja Ditjen Hortikultura.
Adapun Agenda Nasional kegiatan Ditjen Hortikultura tahun 2012 secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.
33Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
BAB IV STRUKTUR PENGELOLAAN ANGGARAN DIREKTORAT
JENDERAL HORTIKULURA TAHUN 2012
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012 merupakan tahun ke tujuh dari pelaksanaan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengatur pola penganggaran terpadu (unified budget) dan berbasis kinerja (performance budget). Implementasi anggaran terpadu berbasis kinerja dimaksud harus didasarkan pada capaian indikator kinerja sehingga program pembangunan hortikultura dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel. Kegiatan pembangunan hortikultura di daerah di stimulasi oleh APBN yang dibagi ke dalam dua pola yaitu pola dekonsentrasi dan pola tugas pembantuan.
Pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh dinas yang membidangi tanaman hortikultura tingkat propinsi, BPSBTPH dan BPTPH, sebagai pihak yang diberi tugas oleh Gubernur yang mendapat pelimpahan tugas dari pemerintah pusat. Anggaran dekonsentrasi untuk tahun 2012 dilaksanakan oleh 33 satker pada pertanian propinsi .
Sedangkan pembiayaan dengan anggaran Tugas Pembantuan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang bersifat fisik dan sebagian non fisik yang dilaksanakan oleh dinas yang membidangi
34 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
tanaman hortikultura tingkat kabupaten/kota. Anggaran tugas pembantuan untuk tahun 2012 dilaksanakan oleh 150 satuan kerja (satker) pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan 27 Dinas Pertanian Provinsi.
Mengacu kepada kebijakan Kementerian Pertanian mengenai efisiensi jumlah Satker pada dinas pertanian kabupaten/kota serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) di beberapa Dinas Pertanian kabupaten/kota dalam melaksanakan DIPA, maka Direktorat Jenderal Hortikultura di TA 2012 menetapkan bahwa kabupaten/kota yang mendapatkan dana Tugas Pembantuan (TP) diatas Rp. 750 juta merupakan satker tersendiri, sedangkan di bawah Rp. 750 juta akan dialokasikan menjadi TP provinsi. Anggaran TP di Provinsi dalam pelaksanaannya harus mengedepankan koordinasi antara dinas pertanian di tingkat kabupaten dan kota yang mendapatkan alokasi tersebut.
35Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
tanaman hortikultura tingkat kabupaten/kota. Anggaran tugas pembantuan untuk tahun 2012 dilaksanakan oleh 150 satuan kerja (satker) pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan 27 Dinas Pertanian Provinsi.
Mengacu kepada kebijakan Kementerian Pertanian mengenai efisiensi jumlah Satker pada dinas pertanian kabupaten/kota serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) di beberapa Dinas Pertanian kabupaten/kota dalam melaksanakan DIPA, maka Direktorat Jenderal Hortikultura di TA 2012 menetapkan bahwa kabupaten/kota yang mendapatkan dana Tugas Pembantuan (TP) diatas Rp. 750 juta merupakan satker tersendiri, sedangkan di bawah Rp. 750 juta akan dialokasikan menjadi TP provinsi. Anggaran TP di Provinsi dalam pelaksanaannya harus mengedepankan koordinasi antara dinas pertanian di tingkat kabupaten dan kota yang mendapatkan alokasi tersebut.
BAB V SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana ditetapkan Undang-undang RI Nomor : 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER.51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, maka perlu dibuat suatu mekanisme dan peraturan yang mengatur tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintahan Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan. SAI dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga dengan memproses transaksi keuangan yang meliputi arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN). SAK dilaksanakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sedangkan SIMAKBMN sebagai pertanggungjawaban pengelolaan Barang Milik Negara.
Disamping mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran/ barang yang berada dalam tanggung jawabnya, Menteri/Pimpinan
36 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lembaga juga melaporkan penggunaan dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan bagian dari anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang dialokasikan kepada daerah dan/atau desa. Gubernur, bupati atau walikota mengusulkan daftar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan mendapatkan alokasi dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan kepada Kementerian Negara/Lembaga untuk ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang. SKPD selanjutnya akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan dana Dekonsentrasi kepada Kementerian Negara/Lembaga melalui Gubernur.
Pertanggungjawaban pelaksanaan Dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan dilakukan terpisah dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Pertanggungjawaban pelaksanaan dimaksud berupa laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara (BMN).
Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi sesuai dengan hirarki organisasi, baik untuk pertanggungjawaban pengelolaan Keuangan maupun pengelolaan barang. Unit akuntansi pengelolaan keuangan/barang terdiri dari :
1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
UAPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.
2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B) – EI)
37Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
UAPPA/B – EI merupakan unit akuntansi pada tingkat Eselon I penanggungjawabnya adalah Pejabat Eselon I.
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B – W)
UAPPA/B – W merupakan unit akuntansi yang berada pada tingkat Kantor Wilayah atau unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPA/B – W, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Unit Kerja yang ditetapkan sebagai UAPPA/B – W, untuk UAPPA/B – W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur sedangkan untuk UAPPA/B – W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Bupati atau Walikota sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.
Dalam hal ini untuk Kementerian Pertanian BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) ditunjuk sebagai sekretariat wilayah sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 41/Permentan OT.140/9/2008. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas UAPPA/B-W maka ditetapkan organisasi dan tata kerja yang dalam pelaksanaan kegiatan laporan keuangan tersebut menerima dari seluruh dana dari bagian anggaran (BA) 018 (Kementerian Pertanian), BA 069 (Belanja Lain-lain)
4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B)
UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (Kuasa Pengguna Anggaran/Barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalan kepala satuan kerja.
38 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Untuk UAKPA/B Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan penanggung-jawabnya adalah kepala SKPD.
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi, dapat dilihat pada Gambar 2.
SAK dan SIMAKBMN yang mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat dilihat pada Lampiran 3.
39Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Gam
bar
2. M
ekan
ism
e P
elap
oran
Sis
tem
Aku
nta
nsi
In
stan
si
ALUR
PEN
YUSU
NAN
LAPO
RAN
KEUA
NGAN
PEM
ERIN
TAH
PUSA
TAL
UR P
ENYU
SUNA
N LA
PORA
N KE
UANG
AN P
EMER
INTA
H PU
SAT
MENT
ERI/P
IMPI
NAN
LEMB
AGA
SEBA
GAI P
ENGG
UNA
ANGG
ARAN
/BAR
ANG
Siste
m A
kunta
nsi In
sta
nsi (S
AI)
DPR
DPR
Satk
erSa
tker
Satk
er B
LUSa
tker
BLU
Wila
yah/
Wila
yah/
Prov
insi
Prov
insi
Eselo
n 1
Eselo
n 1
KLKLLR
ALR
ANe
raca
Nera
caCa
LKCa
LK
LKKL
LKKL
KPPN
/Dit
PKN
KONS
OLID
ASI
KONS
OLID
ASI
Kanw
il DJP
BDi
tAPK
-DJP
B
LKPP
:LR
ALR
ANe
raca
Nera
caLA
KLA
KCa
LKCa
LKPres
iden
Pres
iden
BUN
Utan
g &
Hiba
h
Inve
stas
i Pe
mer
inta
h
Pene
rusa
n Pe
neru
san
Pinj
aman
Pinj
aman
Tran
sfer
ke
Tran
sfer
ke
Daer
ahDa
erah
Belan
ja Su
bsid
i &
Belan
ja L a
in-la
in
Tran
saks
i Kh
usus
Bada
n La
inny
aLa
p. A
rus K
asLa
p. A
rus K
as
LKBU
NLK
BUN
CaLK
CaLK
BPK
BPK
MENT
ERI K
EUAN
GAN
SEBA
GAI B
ENDA
HARA
UMU
M NE
GARA
Sis
tem
Ak
un
tan
si
BU
N
Pem
erin
tah
Daer
ahDa
erah
aa
yLR
ALR
ANe
raca
Nera
caCa
LKCa
LK
41Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA
A. Monitoring dan Evaluasi
Prosedur monitoring dan evaluasi (monev) mengacu pada hierarki
sistem Monev, dimana hierarki yang lebih tinggi melakukan
monitoring dan evaluasi kepada hierarki di bawahnya secara
berjenjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat perkembangan
kegiatan, mengamati permasalahan dan hambatan yang dihadapi,
juga dalam rangka menyatukan sistem kepemerintahan yang baik
dan akuntabel mengenai pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran. Hierarki sistem monitoring dan evaluasi dapat dilihat
pada Gambar 3.
42 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Keterangan :
Gambar 3. Hierarki Sistem Monitoring dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan program lingkup Ditjen Hortikultura, monitoring dan evaluasi punya peranan penting antara lain: 1) memberikan informasi dan gambaran keberhasilan/kegagalan dan kinerja program dan institusi, 2) bahan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan, 3) bahan rujukan perencanaan, alokasi anggaran dan kegiatan serta penyusunan
BAPPENAS
Kementerian Pertanian
Unit Eselon I
Kegiatan (Provinsi)
Kegiatan (Kabupaten/Kota)
Sektor/program
Sub-sektor/Sub-program
Program/kegiatan
Program/Kegiatan
Nasional
= Monev = Laporan
43Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Keterangan :
Gambar 3. Hierarki Sistem Monitoring dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan program lingkup Ditjen Hortikultura, monitoring dan evaluasi punya peranan penting antara lain: 1) memberikan informasi dan gambaran keberhasilan/kegagalan dan kinerja program dan institusi, 2) bahan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan, 3) bahan rujukan perencanaan, alokasi anggaran dan kegiatan serta penyusunan
BAPPENAS
Kementerian Pertanian
Unit Eselon I
Kegiatan (Provinsi)
Kegiatan (Kabupaten/Kota)
Sektor/program
Sub-sektor/Sub-program
Program/kegiatan
Program/Kegiatan
Nasional
= Monev = Laporan
kebijakan, 4) sebagai bahan referensi untuk perbaikan, tindaklanjut perbaikan pelaksanaan kegiatan, 5) sebagai referensi pelaksanaan kegiatan sejenis di tempat lain (analogi).
Dengan demikian kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan merupakan hal penting untuk menjamin kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan, penggunaan input sesuai dengan keperluan dan dilaksanakan sesuai jadwal, sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai. Dengan monitoring dan evaluasi maka diharapkan dapat diketahui : 1). Pencapaian kinerja, 2). Output, outcome dan keberhasilan program dan kegiatan, 3). Gambaran potensi pengembangan, dan 4). Permasalahan yang dihadapi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan metode seperti : kunjungan lapang, wawancara, serta melakukan pengkajian terhadap laporan dan hasil pelaksanaan. Kajian dan analisis dilakukan terhadap perkembangan kegiatan, capaian pemanfaatan dana dan fisik kegiatan, manfaat dan dampak, permasalahan serta kendala yang dihadapi. Hasil monitoring dan evaluasi akan disajikan dalam bentuk laporan monitoring dan evaluasi.
Pelaksana kegiatan juga diwajibkan menyusun laporan sesuai SK Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No. 120/KET/7/1994 tentang Sistem Pemantauan dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Pembangunan dan laporan insidentil bilamana diperlukan. Jadwal penyampaian laporan dapat dilihat pada Gambar 4.
44 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Gambar 4. Hierarki dan Jadwal Penyampaian Laporan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh petugas pusat ke daerah (terutama pemantapan pelaksanaan kegiatan dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan dilakukan secara intensif.
SKPD Kab/Kota
BAPPENAS
Sekjen Kementerian Pertanian (Biro yg
Membidangi Monev)
Unit Eselon I
SKPD Provinsi
Sektor/program (tgl 20 bulan berikutnya)
Sub-sektor/Sub-program (tgl 15 bulan berikutnya)
Kompilasi Kegiatan Dana TP (tgl 10 bulan berikutnya)
Kegiatan Dana TP (tgl 5 bulan berikutnya)
Nasional (tgl 25 bulan berikutnya)
Kegiatan Dana Dekonsentrasi (tgl 5 bulan berikutnya)
45Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dinas Pertanian di provinsi dan kabupaten/kota juga diminta melakukan monitoring dan evaluasi ke daerah binaannya, serta menyampaikan laporannya.
B. Pelaporan SIMONEV
Dalam melaksanakan program pengembangan agribisnis hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura secara berkala harus menyampaikan laporan perkembangan, kinerja keberhasilan, masalah dan hambatan ke Menteri Pertanian, Presiden, DPR dan Publik. Oleh karena itu, penyiapan laporan perkembangan kegiatan dan kinerja pelaksanaan program pengembangan agribisnis hortikultura harus dilakukan secara berkala dengan konsisten.
Pelaporan hasil kegiatan program dan anggaran kinerja ini, merupakan suatu bentuk penyampaian informasi dari serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari persiapan kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Melalui laporan itu juga akan dapat dilihat sejauhmana tingkat keberhasilannya.
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No: 31/2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Hal ini dirumuskan dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Selanjutnya dalam pelimpahan pengelolaan anggaran dana
46 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan ke gubernur, bupati dan walikota, masalah ini juga ditegaskan lagi.
Oleh karena itu penyampaian laporan harus menjadi perhatian serius bagi satker pengelola anggaran pembangunan hortikultura di daerah. Berdasarkan Surat Edaran (SE) tersebut maka tata cara, waktu dan format pelaporan kinerja kegiatan APBN diatur sebagai berikut :
1. SKPD Kabupaten/Kota dengan menggunakan data Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) menyusun dan menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian (termasuk hortikultura) dalam rangka pengelolaan dan tanggung jawab pelaksanaan Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota kepada Dinas lingkup Pertanian Provinsi yang tugas dan kewenangannya sama, dengan menggunakan Formulir A sebagaimana yang terdapat dalam lampiran PP RI No 39 tahun 2006 yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software SIMONEV, dan menyampaikan copy file data ke Eselon I terkait (dalam hal ini Ditjen Hortikultura). Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan.
Laporan kinerja berisi tentang realisasi keuangan dan fisik kegiatan utama dalam kegiatan pengembangan hortikultura. Laporan Simonev disusun oleh petugas Sekretariat Dinas yang menangani pelaporan dan berkoordinasi dengan bidang yang
47Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
menangani hortikultura dan Pejabat Pembuat Komitmen (PKK).
2. Kepala SKPD Provinsi dengan menggunakan data SP2D menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan APBN Pembangunan Pertanian (termasuk Hortikultura) dalam rangka pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab dana Dekonsentrasi (termasuk BPSBTPH dan BPTPH) dan Tugas Pembantuan Provinsi kepada Eselon I terkait dengan menggunakan Formulir A sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI No 39 Tahun 2006, yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software SIMONEV, dan menyampaikan copy file data ke Eselon I terkait. Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan.
3. Kepala SKPD Provinsi disamping menyampaikan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan APBN Pembangunan Pertanian (termasuk Hortikultura) sebagaimana diatur dalam butir (2) diatas juga menyampaikan Laporan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Kegiatan APBN Pembangunan Pertanian dalam rangka pengelolaan dan tanggung jawab dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota setelah menerima laporan dari kabupaten/kota di lingkup provinsi sebagaimana diatur dalam butir(1). Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada Eselon I
48 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
terkait dengan menggunakan Formulir B sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI No 39 tahun 2006.
4. Kepala unit kerja pusat (Eselon II dan unit kerja pusat di daerah) berdasarkan SP2D menyusun dan menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian dalam rangka pelaksanaan pengelolaan APBN dan kegiatan di daerah sesuai tugas dan fungsi binaan masing-masing kepada Eselon I dengan menggunakan formulir A sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI. No. 39 tahun 2006 yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software Simonev, dan menyampaikan copy file data. Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan.
5. Kepala unit organisasi (Eselon I) menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian dalam rangka pelaksanaan Pengelolaan Dana APBN masing-masing Eselon I kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal dengan menggunakan Formulir B sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI No 39 tahun 2006, dengan aplikasi software SIMONEV. Laporan disusun berdasarkan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian dari SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur pada butir (3). Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berakhir bulan yang
49Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
bersangkutan dengan menyertakan copy file data aplikasi simonev.
6. Menteri Pertanian akan menyusun dan menyampaikan laporan Kinerja Pembangunan Pertanian kepada Menteri Negara/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Menteri Keuangan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, disusun setiap triwulan dan disampaikan paling lambat tanggal 14 (empat belas) bulan berikutnya setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan, setelah menerima laporan Kinerja Pembangunan Pertanian dari Eselon I lingkup Kementerian Pertanian sebagaimana diatur pada butir (5).
Dalam upaya memudahkan pengisian dan penyampaian laporan, serta mengakomodir beberapa informasi yang diperlukan, maka Biro Perencanaan dan PUSDATIN setiap tahunnya melakukan revisi dan penyempurnaan Format SIMONEV DEPTAN, namun tetap mengacu kepada SE Sekjen 484 / 2007 tersebut.
Software SIMONEV ditetapkan bersama antara PUSDATIN dan Biro Perencanaan Kementerian Pertanian dan dibahas bersama dengan unit kerja pengelola pelaporan. Selanjutnya dilakukan pelatihan Training of Trainer (TOT) kepada petugas pengelola pelaporan dari masing-masing unit eselon I. Setiap tahun dilakukan perbaikan dan penyempurnaan SIMONEV mengikuti dan mengakomodir perubahan pada perencanaan dan perubahan struktur RKA-KL. Sebelum software SIMONEV
50 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
baru (revisi) dirumuskan, maka format pelaporan masih tetap menggunakan format lama yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan tetap dilaporkan secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Pengiriman laporan SIMONEV dilakukan secara konvensional (melalui surat) ataupun melalui email ke alamat Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Jl. AUP No. 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan; [email protected], [email protected]. Contoh pelaporan SIMONEV versi 2010 dikemukakan pada Lampiran 2.
51Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
baru (revisi) dirumuskan, maka format pelaporan masih tetap menggunakan format lama yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan tetap dilaporkan secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Pengiriman laporan SIMONEV dilakukan secara konvensional (melalui surat) ataupun melalui email ke alamat Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Jl. AUP No. 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan; [email protected], [email protected]. Contoh pelaporan SIMONEV versi 2010 dikemukakan pada Lampiran 2.
BAB VII PENUTUP
Komoditas hortikultura diharapkan dapat menjadi salah satu
sumber pertumbuhan ekonomi regional yang secara signifikan dapat meningkatkan kesejahteraan petani/pelaku bisnis. Untuk itu diperlukan adanya pemahaman yang sama tidak hanya pada aparat pertanian, akan tetapi juga pada seluruh pemangku kepentingan. Persepsi ini sangat penting untuk dijadikan landasan dalam memotivasi unsur pemerintah dan masyarakat untuk menggerakkan secara serius upaya pembangunan sub sektor hortikultura secara berkelanjutan.
Program dan strategi kebijakan pembangunan hortikultura harus dapat dijadikan sarana untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu diperlukan adanya koordinasi, sinergisme dan sinkronisasi antar sektor dan sub sektor serta pemangku kepentingan lainnya.
LAMPIRAN
53Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lampiran 1. Rancangan Agenda Kegiatan Nasional/ Regional T.A. 2012 Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
1 Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 dan Koordinasi Perencanaan Tahun 2013 wilayah Barat
Kadis Provinsi, Kabid Hortikultura,Kepala BPSBTPH, Kepala BPTPH dan Kepala BBI (17 Provinsi) :
Aceh, Sumut, Jambi, Riau, Bengkulu, Kep. Riau, Sumbar, Lampung, Sumsel, Babel, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, Kalteng
Sumatera Barat
Februari
2 Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 dan Koordinasi Perencanaan Tahun 2013 wilayah Timur
Kadis Provinsi, Kabid Hortikultura,Kepala BPSBTPH, Kepala BPTPH dan Kepala BBI
(16 Provinsi)
Bali. NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar, Sulut, Gorontalo, Papua, Papua Barat, Kaltim, Kalsel, Jatim
Sulawesi Tengah
Januari
3 Koordinasi Perencanaan Pengembangan Hortikultura 2013 (RKAKL awal)
Kabid. Hortikultura, Kabid. Perencanaan Seluruh Indonesia
D.I.Y.
Mei/Juni
54 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
4 Workshop Pemantapan RKA-KL 2013
Kabid Hortikultura, Kasubbag Perencanaan Seluruh Indonesia dan Operator RKA-KL (Dinas Provinsi, BPSB, BPTPH)
Kalsel
Oktober
5 Sinkronisasi Angka Sementara Hortikultura Tahun 2011
Pejabat/ Petugas yang menangani data hortikultura seluruh Indonesia (Dinas Provinsi, BPS Provinsi)
Jateng
Maret
6 Sinkronisasi Angka Tetap Hortikultura Tahun 2011
Pejabat/ Petugas yang menangani data hortikultura seluruh Indonesia (Dinas Provinsi, BPS Provinsi) 33 Provinsi
Banten
Juli
7 Sosialisasi SIMONEV Hortikultura
Petugas Dinas Pertanian yang menangani SIMONEV 33 Provinsi
Bogor
April
8 Apresiasi Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Satker Lingkup Ditjen Hortikultura
Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Satker Penerima Dana Dekonsentrasi Tahun 2012 di 33 provinsi
Batam
April
9 Workshop Penyusunan Laporan SAI dan SABMN tahun 2011 Semester I
Dinas Provinsi/Petugas yang menangani SAI dan SABMN di Provinsi di 33 provinsi
Jateng
Juli
10 Workshop Penyusunan Laporan SAI dan SABMN Semester II
Dinas Provinsi/Petugas yang menangani SAI dan SABMN di 33 Provinsi
Jabar
Desember
55Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
11 Apresiasi Bidang Keuangan dan Perlengkapan
Kasubbag Keuangan dan Perlengkapan Dinas Pertanian Provinsi di 33 provinsi
Makassar
Maret
12 PF2N Seluruh Indonesia Sumatera Utara
Juni
13 HPS Seluruh Indonesia Sumatera Utara
Oktober
14 Penyelenggaraan Pemberian Penghargaan
Dinas Pertanian Provinsi Penerima Penghargaan
Jakarta Oktober
15 Workshop Peningkatan Investasi di Bidang Hortikultura
Dinas Pertanian Provinsi Sentra Hortikultura
Jawa Barat Mei
16 E-Learning Course on Global Good Agricultural Practices (GAP)
Dinas Pertanian Provinsi yang sudah melaksanakan GAP
Jakarta
September
17 E-Learning Course on Benchmarking for Good Agricultural Practices (GAP)
Dinas Pertanian Provinsi yang sudah melaksanakan GAP
Jakarta
Oktober
18 TOT Refreshing Petugas data Dinas Pertanian Provinsi seluruh Indonesia
Jawa Barat September
19 Workshop LM3 Petugas Kabupaten dan LM3 terpilih
Jawa Barat April
20 Workshop TL LHP Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi seluruh Indonesia
Jawa Barat
Juni
21 Workshop PMD Petugas Kabupaten dan PMD terpilih
Jawa Barat April
56 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
2. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
1 Fasilitasi Promosi Buah Tropika Nusantara (ITF2)
33 Provinsi D.I.Y. Juni
2 Pekan Flora dan Flori Nusantara PF2N
33 Provinsi Medan Juni
3 TOT SL-GAP Petugas yang aktif melakukan penerapan GAP dari 15 Provinsi :
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat
D.I.Y. Februari
4 Fasilitasi Pertemuan Pembangunan Kebun Buah
Kadis, Kabid Hortikultura (22 Provinsi) :
NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, NTB, NTT, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua,
D.I.Y. April
57Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
5 TOT Petugas Penilai Kebun
Petugas yang aktif berpotensi untuk melakukan regitrasi kebun dari 14 Provinsi : Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, NTT, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, NTB
Bandung Februari
6 Pertemuan Pengembangan Buah Pemasok Perkotaan
Kadis, Kabid Hortikultura (18 Provinsi) : Sumatera Barat,Sumatera Selatan,Jambi,Bengkulu,Riau,Kepulauan Riau,Lampung,Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur,DIY,Banten,Nusa Tenggara Barat,Nusa Tenggara Timur,Kalimantan Timur,Kalimantan Barat,Sulawesi Utara,Sulawesi Selatan
Jawa Tengah Maret
7 Fasilitasi Pengembangan Kebun Buah ASEAN GAP
Petugas Lapang yang aktif terlibat dalam kegiatan Kebun Buah ASEAN GAP (3 Provinsi, 4 Kabupaten) : Prov Jateng,Kabupaten Karanganyar,Kabupaten Sleman,Prov DIY,Kabupaten Cirebon,Prov Jawa Barat,Kabupaten Bogor
D.I.Y. Mei
58 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
8 Sosialisasi Penerapan GAP/ SOP Tanaman Pisang dan Melon (2 paket)
- Petugas dan Petani Pesawaran (31 orang)
- Petugas dan Petani Brebes (31 orang)
Ctt: Belanja bahan di RAB, pencetakan disesuaikan dengan judul
- Lampung
-Jawa Tengah
- Oktober
- Juni
9 Workshop Upaya Peningkatan Daya saing Untuk Kebutuhan Pasar Modern
(2 paket)
Eselon I / II terkait :
Direktorat Budidaya dan pascapanen Buah, Sekretariat Ditjen Hortikultura,Badan Karantina Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Ditjen PSP, Ditjen P2HP, Kementerian Perdagangan, Kementerian PU, Kemen-terian Nakertrans, Dinas Pertanian Jabodetabek
DKI Jakarta Juni
10 Workshop Penyediaan Buah-Buahan Berorientasi Ekspor (2 paket)
Eselon I / II terkait :
Direktorat Budidaya dan pascapanen Buah, Sekretariat Ditjen Horti-kultura, Badan Karantina Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Ditjen PSP, Ditjen P2HP, Kementerian Perdagangan, Kementerian PU, Kementerian Nakertrans, Dinas Pertanian Jabodetabek, Dinas Pertanian Jawa Barat
DKI Jakarta Juni
59Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
11 TOT SL Pascapanen Petugas Lapang I (provinsi) : Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sumbar, Riau, Lampung,
Jatim Maret
12 Sosialisasi Teknologi Peningkatan Pascapanen Pisang
Petugas yang aktif terlibat dalam pascapanen pisang Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Lampung Timur, Cianjur, Kendal, Malang dan Bantul
Jawa Tengah Maret
16 Sosialisasi Teknologi Penanganan Pascapanen Melon
Petugas yang aktif terlibat dalam pascapanen Melon Provinsi DIY Kabupaten Sragen, Grobogan, Karanganyar, Pekalongan, Kulon Progo dan Blitar
DIY Maret
17 Pertemuan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah
Bogor Maret
18 Sosialisasi Teknologi Pascapanen Tanaman Terna
Petugas yang aktif terlibat dalam pascapanen tanaman terna Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Subang, Sragen, Sleman, Lampung Timur, Lumajang dan Malang
Jawa Barat April
19 TOT Petugas Jaminan Sistem Mutu Buah Indonesia
PPHP, Pusdatin, BKP, Swasta, Petani mangga, manggis, salak dari Sukabumi, Bogor, Garut, DIY
Jabar Maret
60 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
20 Sosialisasi Teknologi Pascapanen Manggis
Petani manggis, Balit Pascapanen, PKBT, Bogor, Purwakarta, Tasikmalaya, Sukabumi
Jabar Mei
21 Gerakan Peningkatan Konsumsi Buah
Anak Sekolah tingkat SD dan Masyarakat Umum
Bogor Juni
22 Pemasyarakatan Buah Nusantara
Jakarta Agustus
23 Fruit Day Jakarta April
24 Lomba Kebun Buah 23 Provinsi yaitu :NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, NTB, NTT, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Kepulauan Riau
Jakarta Desember
25 Gelar Buah Jakarta Juli
61Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
3. Direktorat Budidaya dan Pasaca Panen Sayuran dan Tanaman Obat
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
1 Sosialisasi Registrasi Online Lahan Usaha Sayuran dan Tanaman Obat (Wilayah Barat)
Aceh, Sumut, Riau, Babel, Kepri, Jambi, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Sumsel, Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Kalbar, Kalteng (17 Prov)
Bandung Feb
2 Sosialisasi Registrasi Online Lahan Usaha Sayuran dan Tanaman Obat (Wilayah Barat)
Jatim, Kaltim, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Bali, NTB, NTT, Papua, Papua Barat (16 Prov)
Surabaya Maret
3 Sosialisasi Penerapan GHP Sayuran dan Tanaman Obat
Prov. Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumut, Sumbar,Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali,NTB, Sulawesi Utara, dan DIY
Jatim April
4 Evaluasi Penetapan Pola Produksi Sayuran
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Bengkulu, Lampung, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Banten, NTB, Bali, Kaltim, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulut, Gorontalo
Bandung April
5 Koordinasi Pengembangan Sayuran Organik
Prov NTB, Kab. Lotim Prov Sulut, Kab. Minahasa Prov Sulsel, Kab. Bantaeng Prov Bali, Kab. Tabanan dan Buleleng Prov Kalbar, Kota PontianakProv Jabar, Kab. Cianjur
Bali
Mei
62 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
Prov Jatim, Kab. Malang dan Kota Batu Prov Jateng, Kab. Semarang Prov Sumbar, Kab. Agam, 50 Kota, dan Tanah Datar
6 Apresiasi Pemandu Lapangan Penerapan GAP dan GHP Sayuran dan Tanaman Obat
Aceh, Sumut, Riau, Babel, Kepri, Jambi, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Sumsel, Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY
Palembang,
Mei
7 Apresiasi Pemandu Lapangan Penerapan GAP dan GHP Sayuran dan Tanaman Obat
Kalbar, Kalteng, Jatim, Kaltim, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Bali, NTB, NTT, Papua, Papua Barat
Mataram
Juni
8 Koordinasi Kawasan Jamur (festival jamur)
Petugas dan Petani Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, DKI, Jakarta, Lampung, Bali, NTB
Jabar Juni
9 Evaluasi Laporan Kinerja Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat (PF2N)
33 Provinsi seluruh Indonesia
Sumut
Juli
10 Konsolidasi Pemberdayaan Sayuran, Tanaman Obat dan Pekarangan
Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung, Petugas dari Provinsi Penerima Dana PMD Sayuran 2011 dan penerima PMD Pekarangan tahun 2012,
Palembang Juli
63Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
11 Koordinasi Kawasan Sayuran Sumatera Mendukung Ekspor (KASS)
Petugas dan Petani , Sumut, Sumbar, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepri,
Batam Agustus
12 Gerakan Makan Sayur 33 Provinsi (kecuali Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
Sulsel Oktober
13 Koordinasi Penetapan Pola Produksi Sayuran
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Bengkulu, Lampung, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Banten, NTB, Bali, Kaltim, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulut, Gorontalo
DIY Oktober
4. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura
No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu
1 Temu Evaluasi Program Pengembangan Tanaman Florikultura (PF2N)
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Banten, Sulawesi
Medan, Sumatera Utara
Juni
64 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu
Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur
2 Apresiasi Peningkatan Kapasitas Pemandu Lapang (PL1, PL2)
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Banten, Sulawesi Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur.
Jakarta, Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta, Kab. Sumedang, kota bogor, kota depok, kab. Sukabumi, kab. Bogor, kab. Bandung barat, kota bandung, kab. Bekasi, kab. Magelang, Kab. Wonosobo, Kab. Semarang, Kab. Boyolali, Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang, Kab. Tegal, Kota Semarang, Kab. Batang, Kab. Sleman, Kota yogyakarta, Kota Blitar, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, Kota batu, Kab. Kediri, Kab. Bangkalan, Kota surabaya, Kota malang, Kota medan, Kab. Agam,
Jawa Tengah Juni
65Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu
Kab. Solok, Kota bukit tinggi, Kota padang panjang, Kota padang, Kota payakumbuh, Kab. Kampar, Kota pekan baru, Kota pagar alam, Kota palembang, Kab. Lampung barat, Kota pontianak, Kota balikpapan, Kota samarinda, Kota tomohon, Kota manado, Kota makassar, Kab. Maros, kota palu, Kab. Poso, kab. Gianyar, kab. Karangasem, Kab. Tabanan, Kota denpasar, Kota mataram, kota gorontalo, Kota pangkal pinang, Kab. Bintan, kota Batam, kab. Tangerang, Kota tangerang, Kota tangerang selatan, Kota serang, kab serang, kab. Kepahiang.
3 Workshop Pembinaan Kawasan Integrasi Anggrek
Petugas Dinas Pertanian dan pelaku usaha Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Jawa Timur
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Jawa Timur
Juni, Agustus
4 Workshop Pengembangan Kawasan Plasma Ekspor Leatherleaf
Kab. Magelang, Kab. Wonosobo, Kab. Semarang, Kab. Boyolali
Jateng Februari, September
5 Workshop Integrasi Krisan
Kab. Pasuruan, Kab. Sleman, Kab. Bandung
D.I.Y, Bandung
April
Nopember
66 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu
Barat, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Wonosobo, Kab. Semarang, Kab. Tabanan, Kota Tomohon
6 Konsorsium Melati Kab. Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Batang, Kab. Bangkalan
Bangkalan, Semarang
Februari
7 Workshop Pengembangan Kawasan Budidaya Tanaman Pot dan Lansekap
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Jawa Barat
Jawa Barat Juli
8 Temu Koordinasi Pengembangan Kawasan Budidaya Tanamanan Daun dan Bunga Potong
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi, Kab. Bogor
Bandung Maret
9 Temu Koordinasi Pemulihan Tanaman Krisan Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi (SKR)
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha DIY, Kab. Sleman
DIY Maret
10 Pembahasan Roadmap Anggrek Indonesia
Pelaku Usaha Anggrek Jawa Barat, Jawa Timur, DKI, Banten dan Stakeholder terkait
Jawa Barat September
11 Workshop Gerbang Ekspor
Petugas Dinas Pertanian, PL1, PL2 dan Pelaku Usaha Riau, Kepri dan Sumbar
Riau, Kepri dan Sumbar
Januari, Februari, Maret
67Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu
12 Workshop Pembinaan Kawasan Florikultura Tropis
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Bali dan NTB
Bali Maret, Oktober
13 Konsorsium Tanaman Daun dan Bunga Potong
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Sukabumi, Cianjur, Bandung Barat dan Kab. Sleman
Jawa Barat, DIY
September
14 Fasilitasi Inisiasi Kawasan Kawasan Krisan di Sentra Baru
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Lampung dan Sumatera Selatan
Lampung Mei, Juli
15 Workshop Pembinaan Kawasan Melati
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Batang
Jateng Mei
16 Konsorsium Anggrek Kaltim, Kalbar, Jatim Jabar April
17 Konsorsium Tanaman Pot dan Lansekap
Pelaku Usaha Jawa Barat, Banten dan DKI
Jawa Barat Februari
18 Apresiasi Kampung Flori
Pelaku Usaha Jawa Barat, Banten, DKI, Sumatera Barat dan Bali
Jawa Barat Maret
19 Workshop Teknologi Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi, Kab. Bogor
DKI Jakarta Mei
20 Workshop Pengembangan Kawasan Pasca panen Tanaman Pot dan Lansekap.
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Jawa Barat
Jawa Barat April
68 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu
21 Workshop hasil identifikasi preferensi tanaman pot dan lansekap
Pelaku usaha Jawa Barat, Banten dan DKI
Jawa Barat Juni
22 Workshop hasil identifikasi preferensi tanaman daun dan bunga potong
Pelaku usaha Jawa Barat, Banten dan DKI
Jawa Barat September
23 Sosialisasi pemasyarakatan green city
Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha DKI, Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Makasar, DIY, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
Jawa Barat Agustus
24 Sosialisasi GPOP Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan
Jawa Barat, Banten
Februari, Maret
69Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
5. Direktorat Perbenihan Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
1 Koordinasi Sentra Produksi Benih Tanaman Florikultura
Kabid Hortikultura Provinsi dan Kab/Kota:
DKI Jakarta, Jawa Barat (Kab.Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi), Jawa Tengah (Kab. Semarang, Kab. Wonosobo), DIY (Kab. Sleman), Jawa Timur (Kab. Pasuruan), Bali (Kab. Tabanan), Banten, NTB, NTT, Papua, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Sulsel, Sul tengah, Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Sulut (Kota Tomohon)
DIY Agustus
2 Apresiasi pengelolaan laboratorium kultur jaringan hortikultura
Petugas Laboratorium seluruh BBH
Jakarta Juli
3 Apresiasi Pengawas Benih Tanaman (PBT)
Pengawas Benih Seluruh BPSB/Dinas Provinsi
Malang Juli
4 Koordinasi Perbenihan Sayur (Kentang, Bawang Merah dan Bawang Putih, Jamur)
Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, DIY, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, Lampung, Banten.
Medan (Sumatera Utara)
Maret, April, Juni, Mei
70 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
5 Forum Perbenihan (PF2N)
Kabid Hortikultura seluruh Indonesia, Ka BPSB, Ka BBH Seluruh Indonesia
Sumatera Utara
Juni
6 Revitalisasi Perbenihan Jeruk Bebas Penyakit
Petugas dan Penangkar (Jawa, Bali, Lampung, Bengkulu, NTT, NTB, Sulbar, Sulsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Aceh, Sumbar, Sumut, Jambi, Riau)
Kalbar
Maret
7 Temu Koordinasi Pengembangan Durian Multi Varietas dan Alpukat
Lampung, Kalimantan, Sulsel, Sulteng, Sumatera, Banten, Jateng, Jatim, Jabar
(Petugas dan Penangkar)
Kaltim
Agustus
8 Sosialisasi Peraturan Perbenihan
Ka. BPSB, Ka. BBH Seluruh Indonesia
Jawa Barat Agustus
9 Workshop Penyusunan Rencana Produksi dan Kebutuhan Benih Buah Unggul tropis
Kabid Horti, Ka BBH, Ka BPSB Seluruh Indonesia
Jawa Barat Oktober
10 Evaluasi Realisasi Ketersediaan Benih Hortikultura 2012
Kabid Hortikultura, Ka BBH, Ka BPSB seluruh Indonesia
Jawa Barat Nopember
11 Pertemuan APSA Perbenihan Hortikultura
Seluruh Stakeholder perbenihan
Bali November
12 Pemantapan Teknologi Top Working untuk Penggantian Varietas
Petugas dan Penangkar Benih
Jawa Barat Juni
71Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
6. Direktorat Perlindungan Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
A. Pertemuan Nasional
1. Evaluasi Perlindungan Tanaman Hortikultura
Kepala BPTPH seluruh Indonesia (33 Provinsi)
Jawa Tengah Nopember
2. Pemetaan Wilayah Sebar OPT Hortikultura
32 Provinsi BPTPH Jabar Juni
3. Sistem Peringatan Dini dalam Penerapan Sistem Informasi Perlindungan Hortikultura
32 Provinsi BPTPH Jawa Barat Juni
4. Pertemuan Koordinasi Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
32 Provinsi BPTPH Jatim Juli
B. Pertemuan Petugas/Petani dalam Penanggulangan OPT Hortikultura
5. Gerakan Penanggulangan OPT Sayur :
- Kentang
(13 Provinsi) : Jabar, Jateng, Jatim, Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Bengkulu, NTB, Bali, Sulsel, Sulut, BBPOPT Jatisari
Jawa Tengah
Maret
6. Gerakan Penanggulangan OPT Sayur :
- Cabai
(19 Provinsi) : Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Lampung, Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, NTB, NTT, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulbar, Sulsel, Banten, BBPOPT Jatisari
Sumbar
September
72 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
7. Gerakan Penanggulangan OPT Buah :
- Pisang
(17 provinsi) : Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kalsel, Sulsel, Sultra, Sulteng, Sulut, Maluku Utara, BBPOPT Jatisari
Kalsel
Maret
8. Gerakan Penanggulangan OPT Buah :
- Mangga
(22 provinsi) : Sumut, Sumbar, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulut, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, BBPOPT Jatisari
Jatim
Maret
9. Gerakan Penanggulangan OPT Jeruk
(19 provinsi) : Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulbar, Maluku Utara, Papua, BBPOPT Jatisari
Jatim
April
10. Gerakan Penanggulangan OPT Duku
(17 provinsi) : Jambi, Bengkulu, Sumsel, Babel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalsel, Kalbar, Kaltim, Sulsel, Sulut, BBPOPT Jatisari
Jambi Februari
73Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
11. Gerakan Pengendalian OPT Manggis
(9 Provinsi) : Jabar, Jatim, Sumbar, Sumsel, DIY, Lampung, Banten, BBPOT Jatisari
Jabar Mei
12. Gerakan Penanggulangan OPT Krisan
(23 provinsi) : Aceh, Sumut, Jambi, Riau, Bengkulu, Kep. Riau, Sumbar, Lampung, Sumsel, Banten, DKI Jakarta, Jawa barat, Jawa Tengah, DIY, Jatim, Kalimantan Barat, Bali, NTB, Sulsel, Sulut, Kaltim, Kalsel, Kalbar
D I Y Juni
13. Gerakan Penanggulangan OPT Anggrek
(14 provinsi) : Sumut, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Bali, Sulut, Kaltim
Jatim April
14. Sosialisasi Per-Undang-Undangan Hortikultura terkait Perlindugan Hortikultura (PF2N)
BPTPH (Peserta PF2N) Sumut Juni
15. Workshop SLI (TOT) (11 provinsi) : Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Jateng, DIY, Jatim, NTB, Kalbar, Sulsel
Jateng Maret
16. Peningkatan Pengembangan Profesi Pejabat Fungsional POPT
Pejabat Fungsional POPT (33 Provinsi)
DI Yogyakarta Mei
74 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu
17. Temu Teknik Pengambilan Sampel Produk Hortikultura
(19 provinsi) : DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Lampung, Sumsel, Sumbar, Sumut, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Banten, BBPOPT Jatisari
Sulsel
Juni
18. Workshop SPS Awareness
(18 provinsi) : Sumut, Riau, Sumbar, Lampung, DKI Jakarta, Kalbar, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Sumsel, Bengkulu, Banten, Kalsel, Sulsel, Sulut, BBPOPT Jatisari
Sulsel
Nopember
19. Sinergisme Sistem Perlindungan dalam rangka Pemenuhan Persyaratan SPS-WTO (Konsolidasi 2 kali)
(12 provinsi) : Sumut, Riau, Sumbar, Lampung, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, Kalbar, NTB, BBPOPT Jatisari
I. Bali
II. DIY
I. Oktober
II. September
20. Kaji Ulang Metode Pengamatan dan Pelaporan OPT Hortikultura (Florikultura)
(13 provinsi) : Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Kalsel, Sulsel, Sulut
Bali April
21. Workshop Pengelolaan OPT Pasca Panen
(12 Provinsi) Sinergisme Jabar April
22. Penyusunan Draft Agens Hayati
(12 Provinsi) Sinergisme Jabar Juni
75Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lam
pira
n 2
:
Con
toh
For
mu
lir A
, B
, d
an C
Lap
oran
Kin
erja
Pel
aksa
naa
n K
egia
tan
AP
BN
P
emba
ngu
nan
Per
tan
ian
LAP
OR
AN
PEL
AK
SAN
AA
N K
EGIA
TAN
TR
IWU
LAN
XX
TA
20
XX
I.
DA
TA U
MU
M
1.
Nom
or k
ode
dan
Nam
a U
nit
Org
anis
asi
:
Diis
i ses
uai k
ode
dan
nam
a un
it or
gani
sasi
2.
N
omor
Kod
e da
n N
ama
Fung
si
: D
iisi s
esua
i kod
e da
n na
ma
fung
si
3.
Nom
or K
ode
dan
Nam
a Su
b Fu
ngsi
: D
iisi s
esua
i kod
e da
n na
ma
sub
fung
si
4.
Nom
or K
ode
dan
Nam
a Pr
ogra
m
:
Diis
i ses
uai k
ode
dan
nam
a pr
ogra
m
5.
Indi
kato
r H
asil
: D
iisi .
......
......
. 6.
N
omor
Kod
e da
n N
ama
Kegi
atan
: D
iisi s
esua
i DIP
A 7.
Ja
ngka
wak
tu P
elak
sana
an K
egia
tan/
Tahu
n ke
:
mis
al 1
/1 (
1 th
n da
n th
per
tam
a)
8.
Pena
nggu
ng ja
wab
Keg
iata
n
:
Suda
h Je
las
9.
Tem
pat
Kedu
duka
n Pe
nang
gung
jaw
ab K
egia
tan
: Su
dah
Jela
s 10
. Nom
or U
rut
Peng
esah
an D
IPA
: Se
suai
SP
DIP
A
Form
ulir
A
76 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Nom
or k
ode
dan
n
ama
sub
ke
giat
an
An
ggar
an (
000
) In
dika
tor
Kel
uar
an
(out
put)
Satu
an (
Un
it)
No
Loan
P
HLN
R
upi
ah
Tota
l
1 2
3 4
5 6
7
Tota
l
77Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
II.
TAR
GET
DA
N R
EALI
SASI
PEL
AK
SAN
AA
N P
ER S
UB
KEG
IATA
N
Sub
Keg
iata
n
S/D
Tri
wu
lan
lalu
(%
) Tr
iwu
lan
ini (
%)
S/D
Tri
wu
lan
ini (
%)
Loka
si
Keu
anga
nFi
sik
Keu
anga
nFi
sik
Keu
anga
n
Fisi
k
S R
S
R
S R
S
R
S R
S
R
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(1
1)
(12)
(1
3)
(14)
Tota
l K
egia
tan
*)
S =
Sas
aran
; R=
Rea
lisas
i
*) U
ntuk
sas
aran
dan
rea
lisas
i fis
ik d
ihitu
ng d
enga
n m
engg
unak
an n
ilai t
ertim
bang
78 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
III.
K
END
ALA
DA
N L
AN
GK
AH
TIN
DA
K L
AN
JUT
YA
NG
DIP
ERLU
KA
N
No
Sub
Keg
iata
n
Ken
dala
Ti
nda
klan
jut
yan
g di
perl
uka
n
Pih
ak y
ang
dih
arap
kan
dap
at
mem
ban
tu p
enye
lesa
ian
mas
alah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
......
......
......
......
......
......
., ...
......
......
.
Pena
nggu
ngja
wab
Keg
iata
n
......
......
......
......
......
......
...
NIP
.....
......
......
......
......
..
79Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
LAP
OR
AN
KO
NSO
LID
ASI
KEG
IATA
N P
ER P
RO
GR
AM
TR
IWU
LAN
XX
TA
HU
N 2
0XX
Uni
t O
rgan
isas
i
: N
omor
Sur
at P
enge
saha
n D
IPA
:
Nom
or K
ode
dan
Nam
a Pr
ogra
m
: In
dika
tor
hasi
l
:
Nom
or K
ode
dan
Nam
a Ke
giat
an
Angg
aran
(00
0)
Peny
erap
an (
%)
Indi
kato
r Ki
nerj
a Ke
luar
an (
Out
put)
Loka
si
No
Loan
PH
LN
RM
Tota
l S
R N
aras
i Sa
tuan
(U
nit)
S
(%)
R(%
)
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
12
Jum
lah
S= S
asar
an;
R=
Rea
lisas
i
*)U
ntuk
sas
aran
dan
rea
lisas
i fis
ik d
ihitu
ng d
enga
n m
engg
unak
an n
ilai t
ertim
bang
Form
ulir
B
80 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
IV.
KEN
DA
LA D
AN
LA
NG
KA
H T
IND
AK
LAN
JUT
YA
NG
DIP
ERLU
KA
N
No
Sub
Keg
iata
n
Ken
dala
Ti
nda
klan
jut
yan
g di
perl
uka
n
Pih
ak y
ang
dih
arap
kan
da
pat
mem
ban
tu
pen
yele
saia
n m
asal
ah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
......
......
......
......
......
......
., ...
......
......
.
Pena
nggu
ngja
wab
Keg
iata
n
......
......
......
......
......
......
...
NIP
.....
......
......
......
......
..
81Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
LAP
OR
AN
KO
NSO
LID
ASI
PR
OG
RA
M
DIR
INC
I M
ENU
RU
T K
EGIA
TAN
TR
IWU
LAN
XX
TA
HU
N A
NG
GA
RA
N 2
0X
X
DEP
ARTE
MEN
/LEM
BAG
A/PR
OPI
NSI
/KAB
UPA
TEN
/KO
TA/S
KPD
:
......
......
......
......
......
......
......
......
.
No
Nom
or
SP D
IPA
Nom
or K
ode
dan
Nam
a Pr
ogra
m/K
egia
tan
Angg
aran
(00
0)
Peny
erap
anIn
dika
tor
Kine
rja
Kelu
aran
(O
utpu
t)
Inst
ansi
Pe
nang
gung
ja
wab
lo
kasi
N
o Lo
an
PHLN
Rup
iah
Tota
l S
R
Nar
asi
Satu
an
(uni
t)
S R
1 2
3 4
56
78
910
1112
13
14
15
...
..Pro
gram
A
Indi
kato
r H
asil
......
....
.....K
egia
tan
i ...
..Keg
iata
n 2
.....K
egia
tan
3
.....P
rogr
am B
In
dika
tor
Has
il ...
......
. ...
..Keg
iata
n i
.....K
egia
tan
2 ...
..Keg
iata
n 3
.....P
rogr
am C
In
dika
tor
Has
il ...
......
. ...
..Keg
iata
n i
.....K
egia
tan
2 ...
..Keg
iata
n 3
Jum
lah
S= S
asar
an;
R=
Rea
lisas
i
*)U
ntuk
sas
aran
dan
rea
lisas
i fis
ik d
ihitu
ng d
enga
n m
engg
unak
an n
ilai t
ertim
bang
82 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lan
juta
n F
orm
ulir
C
LAP
OR
AN
KO
NSO
LID
ASI
MEN
UR
UT
FUN
GSI
, SU
B F
UN
GS
I D
AN
PR
OG
RA
M
TRIW
ULA
N X
X T
AH
UN
AN
GG
AR
AN
20
XX
Ko
de
Fu
ngsi
/Sub
Fun
gsi/P
rogr
am
Angg
aran
(00
0)
Peny
erap
an
(%)
Indi
kato
r Ki
nerj
a H
asil
*)
Inst
ansi
Pe
nang
gung
-jaw
ab
PHLN
Rup
iah
TOTA
L T
R
Nar
asi
Satu
an
(Uni
t)
T (%
) R
(%)
1 2
3 4
56
78
910
11
12
X Xx
Xxxx
xx
xx
xxxx
Xx
Xx
xx
xxxx
xx
xx
Fung
si A
Su
b Fu
ngsi
AA
Pr
ogra
m A
1 Pr
ogra
m A
2 Pr
ogra
m A
3
Sub
Fung
si A
B
Prog
ram
B1
Prog
ram
B2
Prog
ram
B3
X Xx
Xxxx
xx
xx
xxxx
Fung
si B
Su
b Fu
ngsi
BB
Prog
ram
B1
Prog
ram
B2
Prog
ram
B3
Jum
lah
83Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lan
juta
n F
orm
ulir
C
KEN
DA
LA D
AN
LA
NG
KA
H T
IND
AK
LAN
JUT
YA
NG
DIP
ERLU
KA
N
No
Kod
e P
rogr
am/
Keg
iata
n
Ken
dala
Ti
nda
klan
jut
yan
g
dipe
rlu
kan
Pih
ak y
ang
dih
arap
kan
da
pat
mem
ban
tu
pen
yele
saia
n m
asal
ah
(1)
(2)
(3
) (4
) (5
)
......
......
......
......
......
......
., ...
......
......
.
Men
teri/
Kepa
la L
emba
ga/K
epal
a SK
PD/
Kepa
la B
appe
da
......
......
......
......
......
......
...
NIP
.....
......
......
......
......
..
84 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lam
pira
n 3
:
Con
toh
For
mu
lir/T
abel
SIM
ON
EV (
Ver
si T
ahu
n 2
011
)
Tab
el 1
. Dat
a U
mu
m d
an K
euan
gan
A.
DA
TA U
MU
M
1.
Prop
insi
:
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. Ka
bupa
ten
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
Nam
a In
stan
si/D
inas
/Kan
tor
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Alam
at
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
Nam
a Sa
tuan
Ker
ja
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
Nom
or S
atke
r :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 5.
N
omor
SP
DIP
A :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 6.
N
ama
Kuas
a Pe
nggu
na
Angg
aran
:
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. N
IP
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
7.
Nam
a Be
ndah
ara
Pe
ngel
uara
n :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. N
IP
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
8.
Esel
on I
ter
kait
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
9.
Bula
n da
n Ta
hun
Lapo
ran
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
10.
Emai
l Add
ress
:
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
85Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
B.
DA
TA K
EUA
NG
AN
1.
Ju
mla
h D
ana
Satk
er (
Rup
iah
Mur
ni)
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
a.
D
ekon
sent
rasi
Rp.
:
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
b.
Tuga
s Pe
mba
ntua
n Rp
. :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
Ju
mla
h D
ana
Pinj
aman
/Hib
ah
Luar
Neg
eri (
equi
vale
n-Rp)
:
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
Jum
lah
Selu
ruhn
ya
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
4.
Jum
lah
Dan
a Pe
nerim
aan
N
egar
a Bu
kan
Paja
k (P
NBP
) :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
5.
Sum
ber
Dan
a La
inny
a a.
D
ana
APBD
:
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
b.
Dan
a Al
okas
i Khu
sus
(DAK
) :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
86 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabe
l 2. R
ING
KA
SAN
SA
TUA
N K
ERJA
/DIP
A (
Con
toh
) A
. La
tar
Bel
akan
g/Ju
stif
ikas
i Pe
ngem
bang
an
agrib
isni
s ho
rtik
ultu
ra
dipr
oyek
sika
n da
pat
mem
berik
an
kont
ribus
i ya
ng
sem
akin
bes
ar d
alam
sis
tem
per
ekon
omia
n na
sion
al,
baik
sec
ara
mak
ro,
regi
onal
dan
lok
al.
Peng
emba
ngan
si
stem
da
n us
aha
agrib
isni
s ho
rtik
ultu
ra
mer
upak
an
kela
njut
an
dan
peny
empu
rnaa
n da
ri ta
hun-
tahu
n se
belu
mny
a de
ngan
fok
us p
eman
tapa
n se
ntra
yan
g su
dah
ada
dan
penu
mbu
han
sent
ra-s
entr
a ba
ru.
B.
Tuju
an d
an S
asar
an
Tu
juan
dan
sas
aran
men
doro
ng b
erke
mba
ngny
a ag
ribis
nis
hort
ikul
tura
mel
alui
pen
gem
bang
an
subs
iste
m h
ulu,
bud
iday
a, p
engo
laha
n, p
emas
aran
dan
sub
sist
em p
enun
jang
seb
agai
kes
atua
n si
stem
agr
ibis
nis
yang
sin
ergi
s m
ampu
men
ghas
ilkan
pro
duk
pert
ania
n da
n in
dust
ri pe
rtan
ian
yang
be
rday
a sa
ing,
m
engh
asilk
an
nila
i ta
mba
h ba
gi
peni
ngka
tan
pend
apat
an
dan
kese
jaht
eraa
n pe
tani
dan
pro
duse
n ya
ng m
endu
kung
per
tum
buha
n pe
ndap
atan
nas
iona
l.
87Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
C.
Keg
iata
n
1503
-981
5-‘0
012
PEN
DID
IKAN
DAN
PEL
ATIH
AN T
EKH
NIS
15
03-9
815-
‘004
0 P
ENG
EMBA
NG
AN S
ISTE
M I
NFO
RMAS
I M
ANAJ
EMEN
15
03-9
815-
‘136
2 P
ENER
APAN
TEK
NO
LOG
I PE
NG
EMBA
NG
AN H
ORT
IKU
LTU
RA
D.
Ou
tpu
t K
egia
tan
a.
Te
rlaks
anan
ya K
egia
tan
Pem
bina
an P
erta
nian
ter
padu
dan
ter
bina
nya
23 O
rang
Pet
ugas
da
n Pe
tani
b.
Ter
laks
anan
ya K
egia
tan
Pem
bina
an k
elem
baga
an d
an K
emitr
aan
Usa
ha S
erta
Ter
bina
nya
23 O
rang
Pet
ugas
dan
Pet
ani
c.
Terla
ksan
anya
Ke
giat
an
Pela
tihan
Te
knol
ogi
Pene
rapa
n Ko
mod
itas
Den
gan
Men
giku
tser
taka
n Pe
tani
Kom
odita
s da
ri Ka
bupa
ten
Yang
Ber
sang
kuta
n.
88 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabe
l 3.
PER
KEM
BA
NG
AN
PEL
AK
SAN
AA
N K
EUA
NG
AN
PER
PR
OG
RA
M T
A. x
xx
BU
LAN
: x
xx
KO
DE
NA
MA
P
RO
GR
AM
PA
GU
D
IPA
R
p %
REA
LIS
ASI
B
ULA
N I
NI
Rp
%
REN
CA
NA
K
UM
ULA
TIF
S/D
B
ULA
N I
NI
Rp
%
REA
LIS
ASI
K
UM
ULA
TIF
S/D
B
ULA
N I
NI
Rp
%
SISA
AN
GG
AR
AN
S/
D B
ULA
N I
NI
Rp.
TO
TAL
PR
OG
RA
M
89Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabe
l 4.
P
ERK
EMB
AN
GA
N P
ELA
KSA
NA
AN
KEU
AN
GA
N P
ER B
ULA
N T
A x
xx
Men
uru
t K
egia
tan
dan
Sub
Keg
iata
n B
ula
n :
xxx
K
OD
E K
EGIA
TAN
/ SU
B
KEG
IATA
N
PA
GU
D
IPA
Rp.
%
REA
LIS
AS
I B
ULA
N I
NI
Rp.
%
REN
CA
NA
K
UM
ULA
TIF
S/D
B
ULA
N I
NI
Rp.
%
REA
LIS
ASI
K
UM
ULA
TIF
S/D
B
ULA
N I
NI
Rp.
%
SIS
A A
NG
GA
RA
N
S/D
BU
LAN
IN
I R
p.
JU
MLA
H
KEG
IATA
N
90 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabe
l 5.
P
ERK
EMB
AN
GA
N P
ELA
KSA
NA
AN
KEU
AN
GA
N P
ER B
ULA
N T
A x
xx
Men
uru
t Je
nis
Bel
anja
B
ula
n :
xxx
K
OD
E JE
NIS
B
ELA
NJA
P
AG
U
DIP
A
(%
TAS
E)
REA
LIS
ASI
B
ULA
N I
NI
REN
CA
NA
K
UM
ULA
TIF
S/D
BU
LAN
IN
I
REA
LIS
ASI
K
UM
ULA
TIF
S/D
B
ULA
N I
NI
SIS
A A
NG
GA
RA
N
S/D
BU
LAN
IN
I
51
Bela
nja
Pega
wai
52
Bela
nja
Bara
ng
53
Bela
nja
Mod
al
57
Bela
nja
Bant
uan
Sosi
al/B
LM
58
Bela
nja
Lain
nya
JU
MLA
H
BELA
NJA
91Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabe
l 6.
LAP
OR
AN
KEU
AN
GA
N R
EALI
SASI
SP
M D
AN
SP
2D
TA
HU
N A
NG
GA
RA
N x
xx
MEN
UR
UT
PR
OG
RA
M, J
ENIS
BEL
AN
JA D
AN
MA
K
Bu
lan
: x
xx
NO
URAI
AN K
EGIA
TAN
ANGG
ARAN
/ ANG
GARA
N RE
VISI
REAL
ISAS
I
%
SISA
AN
GGAR
AN
BULA
N YA
NG
LALU
BU
LAN
INI
S/D
BULA
N IN
I
SPM
SP2D
SPM
SP2D
SPM
SP2D
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
11
I Pr
ogra
m P
enye
lengg
araa
n Ke
pem
erin
taha
n ya
ng B
aik
A Be
lanja
Pega
wai
- Gaji
Tun
janga
n
- H
onor
Tida
k Teta
p
B
Belan
ja Ba
rang
- B
elanja
Bar
ang
- Bela
nja Ja
sa
- Bela
nja P
erjal
anan
C
Belan
ja Mo
dal
- Tan
ah
- Per
alatan
dan M
esin
- Ged
ung
- Jala
n, Irig
asi
- Mod
al Fis
ik
D
Belan
ja So
sial
- Ban
tuan S
osial
Sub T
otal :
TOTA
L :
92 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
NO
URAI
AN K
EGIA
TAN
ANGG
ARAN
/ ANG
GARA
N RE
VISI
REAL
ISAS
I
%
SISA
AN
GGAR
AN
BULA
N YA
NG
LALU
BU
LAN
INI
S/D
BULA
N IN
I
SPM
SP2D
SPM
SP2D
SPM
SP2D
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
11
II Pr
ogra
m P
enge
mba
ngan
Ag
ribisn
is
A
Belan
ja Pe
gawa
i
- G
aji T
unjan
gan
- Hon
or T
idak T
etap
B Be
lanja
Bara
ng
- Bela
nja B
aran
g
- B
elanja
Jasa
- B
elanja
Per
jalan
an
C Be
lanja
Moda
l
- T
anah
- P
erala
tan da
n Mes
in
- G
edun
g
- J
alan,
Irigas
i
- M
odal
Fisik
D Be
lanja
Sosia
l
- B
antua
n Sos
ial
Su
b Tota
l :
TO
TAL :
93Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Tabe
l 7.
EVA
LUA
SI K
INER
JA K
EGIA
TAN
(C
onto
h)
TRIW
ULA
N x
x
A.
Out
com
e -
Men
ingk
atny
a ku
alita
s su
mbe
rday
a m
anus
ia
petu
gas
dala
m
mel
aksa
naka
n pe
rann
ya
seba
gai
fasi
lisat
or,
akse
lera
tor,
din
amis
ator
dan
reg
ulat
or.
- Tu
mbu
h da
n be
rkem
bang
nya
kele
mba
gaan
dan
kem
itraa
n us
aha.
-
Men
ingk
atny
a ku
alita
s pe
tani
kom
odita
s da
n pe
tuga
s ho
rtik
ultu
ra
B.
Ben
efit
Be
rjal
anny
a si
stem
da
n us
aha
agrib
isni
s ho
rtik
ultu
ra
di
Prop
insi
, la
ncar
nya
lalu
lin
tas
data
, in
form
asi
dan
pela
pora
n pe
rben
ihan
dan
sta
tistik
hor
tikul
tura
ter
laks
anan
ya p
rogr
am r
evita
lisas
i .
C.
Keb
erh
asila
n d
an P
erm
asal
ahan
Ke
giat
an y
ang
dila
ksan
akan
pad
a bu
lan
ini
adal
ah p
embi
naan
per
tani
an t
erpa
du y
ang
diik
uti
oleh
pet
ugas
dar
i pr
ovin
si/k
ab/k
ota
dan
Pela
tihan
Pen
erap
an T
ekno
logi
kom
odita
s ke
pro
pins
i ya
ng d
iikut
i ol
eh p
etug
as p
rovi
nsi,
petu
gas
kabu
pate
n, p
etan
i kom
odita
s da
ri ka
bupa
ten
dan
kota
.
......
......
......
......
.....,
.....
......
.....
20XX
Kuas
a Pe
nggu
na A
ngga
ran
......
......
......
......
......
......
.. N
ip. .
......
......
......
......
......
94 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lam
pira
n 4
: S
iste
m A
kunt
ansi
dan
Pel
apor
an K
euan
gan
Pem
erin
tah
Pu
sat
Berd
asar
kan
Kepu
tusa
n M
ente
ri Ke
uang
an
nom
or.
171/
PMK.
05/2
007
tent
ang
Sist
em
Akun
tans
i da
n Pe
lapo
ran
Keua
ngan
Pem
erin
tah
Pusa
t da
lam
pen
gert
iann
ya s
ebag
ai b
erik
ut :
1.
Si
stem
Aku
ntan
si I
nsta
nsi y
ang
sela
njut
nya
disi
ngka
t SA
I ad
alah
ser
angk
aian
pro
sedu
r m
anua
l mau
pun
yang
te
rkom
pute
risas
i m
ulai
da
ri pe
ngum
pula
n da
ta,
penc
atat
an,
peng
ikht
isar
an
sam
pai
deng
an
pela
pora
n po
sisi
keu
anga
n da
n op
eras
i keu
anga
n
2.
Sist
em I
nfor
mas
i M
anaj
emen
dan
Aku
ntan
si B
aran
g M
ilik
Neg
ara,
yan
g se
lanj
utny
a di
sing
kat
SIM
AK
-B
MN
ada
lah
subs
iste
m d
ari S
AI y
ang
mer
upak
an s
eran
gkai
an p
rose
dur
yang
sal
ing
berh
ubun
gan
untu
k m
engo
lah
doku
men
sum
ber
untu
k pe
nyus
unan
ner
aca
dan
lapo
ran
BMN
3.
U
APPA
-W T
ugas
Pem
bant
uan
adal
ah u
nit
akun
tans
i yan
g be
rada
di P
emer
inta
h D
aera
h ya
ng m
elak
ukan
ke
giat
an p
engg
abun
gan
lapo
ran
keua
ngan
dar
i sel
uruh
Sat
uan
Kerj
a Pe
rang
kat
Dae
rah
yang
men
dapa
t al
okas
i dan
a tu
gas
pem
bant
uan.
4.
U
nit
Akun
tans
i Kua
sa P
engg
una
Bara
ng y
ang
sela
njut
nya
disi
ngka
t U
AK
PB
ada
lah
Satu
an K
erja
/Kua
sa
Peng
guna
bar
ang
yang
mem
iliki
wew
enan
g m
engu
rus/
men
ggun
akan
BM
N.
5.
Uni
t Ak
unta
nsi P
emba
ntu
Peng
guna
Bar
ang
Wila
yah
yang
sel
anju
tnya
dis
ingk
at U
AP
PB
-W a
dala
h un
it ak
unta
nsi
BMN
pad
a tin
gkat
wila
yah
yang
dite
tapk
an s
ebag
ai U
APPB
-W d
an m
elak
ukan
ke
giat
an
peng
gabu
ngan
lapo
ran
BMN
dar
i UAK
PB.
6.
U
APPB
-W D
ekon
sent
rasi
ada
lah
unit
akun
tans
i ya
ng b
erad
a di
Pem
erin
taha
n D
aera
h Pr
opin
si y
ang
mel
akuk
an k
egia
tan
peng
gabu
ngan
lapo
ran
BMN
dar
i SKP
D y
ang
men
dapa
tkan
dan
a de
kons
enta
nsi.
7.
UAP
PB-W
Tug
as P
emba
ntua
n ad
alah
uni
t ak
unta
nsi y
ang
bera
da d
i Pem
erin
tah
Dae
rah
yang
mel
akuk
an
kegi
atan
pen
ggab
unga
n la
pora
n BM
N d
ari S
KPD
yan
g m
enda
patk
an a
loka
si d
ana
tuga
s pe
mba
ntua
n di
w
ilaya
h ke
rjan
ya.
8.
Uni
t Ak
unta
nsi
Pem
bant
u Pe
nggu
na B
aran
g Es
elon
I,
yang
sel
anju
tnya
dis
ebut
UAP
PB-E
1, a
dala
h un
it ak
unta
nsi
BMN
pad
a tin
gkat
Ese
lon
I ya
ng m
elak
ukan
keg
iata
n pe
ngga
bung
an l
apor
an B
MN
dar
i U
APPB
-W d
an U
AKPB
yan
g la
ngsu
ng b
erad
a di
baw
ahny
a ya
ng b
erta
nggu
ngja
wab
ada
lah
peja
bat
Esel
on I
.
95Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
9.
Dek
onse
ntra
si
adal
ah
pelim
paha
n w
ewen
ang
dari
Pem
erin
tah
kepa
da
Gub
ernu
r se
baga
i w
akil
pem
erin
tah.
10
. Cat
atan
ata
s la
pora
n ke
uang
an a
dala
h la
pora
n ya
ng m
enya
jikan
inf
orm
asi
tent
ang
penj
elas
an/d
afta
r te
rinci
ata
u an
alis
is a
tau
nila
i sua
tu p
os y
ang
disa
jikan
dal
am L
RA,
Ner
aca
dan
LAK.
11
. Rek
onsi
liasi
ad
alah
Pr
oses
pe
ncoc
okan
da
ta
tran
saks
i ke
uang
an
yang
di
pros
es
deng
an
bebe
rapa
si
stem
/sub
sis
tem
ber
dasa
rkan
dok
umen
sum
ber
yang
sam
a
96 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Lam
pira
n 5
: P
edom
an S
iste
m A
kun
tan
si d
an P
elap
oran
Keu
anga
n
A.
Sist
em A
kun
tan
si K
euan
gan
Ke
tent
uan
tent
ang
pela
pora
n SA
K di
jela
skan
seb
agai
ber
ikut
:
1.
Setia
p U
nit
Akun
tans
i Ku
asa
Peng
guna
Ang
gara
n (U
AK
PA
) w
ajib
mem
pros
es d
okum
en s
umbe
r un
tuk
men
ghas
ilkan
lap
oran
keu
anga
n be
rupa
Lap
oran
Rea
lisas
i An
ggar
an (
LRA
), N
erac
a, d
an
Cata
tan
Lapo
ran
Keua
ngan
Sat
uan
Kerj
a.
2.
Dat
a Su
mbe
r (D
S) y
ang
berh
ubun
gan
deng
an p
enga
daan
ase
t di
sam
paik
an k
e U
nit
Akun
tans
i Kua
sa
Peng
guna
Bar
ang
(UAK
PB).
3.
U
AK
PA
waj
ib m
empr
oses
DS
untu
k m
engh
asilk
an L
RA d
an C
atat
an a
tas
Lapo
ran
Keua
ngan
.
4.
Setia
p U
AKPA
waj
ib m
enya
mpa
ikan
LRA
dan
Ner
aca
bese
rta
Arsi
p D
ata
Kom
pute
r (A
DK)
. 5.
U
AKPA
mel
akuk
an r
ekon
silia
si d
enga
n Ka
ntor
Pel
ayan
an P
erbe
ndah
araa
n N
egar
a (K
PPN
) se
tiap
bula
n 6.
U
AKPA
men
yam
paik
an L
RA
dan
Ner
aca
bese
rta
ADK
kepa
da U
APPA
-W/U
APPA
-Ese
lon
I se
tiap
bula
n.
Pela
pora
n Ke
uang
an y
ang
dila
ksan
akan
ole
h se
tiap
UAK
PA m
engi
kuti
alur
seb
agai
ber
ikut
:
1.
UAP
PA-
E1 m
elak
ukan
pro
ses
peng
gabu
ngan
lap
oran
keu
anga
n U
APPA
-W y
ang
bera
da d
i w
ilaya
h ke
rjan
ya t
erm
asuk
lap
oran
keu
anga
n U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
dan
Tug
as P
emba
ntua
n, l
apor
an
keua
ngan
UAK
PA y
ang
lang
sung
ber
ada
diba
wah
UAP
PA-E
1.
2.
UAP
PA-E
men
yusu
n la
pora
n ke
uang
an t
ingk
at U
APPA
-E1
berd
asar
kan
hasi
l pe
ngga
bung
an l
apor
an
keua
ngan
. 3.
U
APPA
-E1
men
yam
paik
an
LRA
dan
nera
ca
tingk
at
UAP
PA-E
1 be
sert
a AD
K ke
pada
D
itjen
Pe
rben
daha
raan
set
iap
triw
ulan
. 4.
U
APPA
-E1
mel
akuk
an
reko
nsili
asi
atas
la
pora
n ke
uang
an
deng
an
Ditj
en
Perb
enda
haan
se
tiap
sem
este
r.
5.
UAP
PA-E
1 m
enya
mpa
ikan
LRA
dan
nera
ca t
ingk
at U
APPA
-E1
bese
rta
ADK
kepa
da U
APA
setia
p bu
lan.
97Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
6.
Peny
ampa
ian
lapo
ran
keua
ngan
se
mes
ter
dan
tahu
nan
dise
rtai
de
ngan
Ca
tata
n at
as
Lapo
ran
Keua
ngan
.
B.
Pel
apor
an K
euan
gan
ata
s D
ana
Dek
onse
ntr
asi
1.
SKPD
yan
g m
enda
patk
an a
loka
si D
ana
Dek
onse
ntra
si m
erup
akan
UAK
PA/U
AKPB
Dek
onse
ntra
si
2.
Pena
nggu
ng ja
wab
UAK
PA/U
AKPB
Dek
onse
ntra
si a
dala
h Ke
pala
SKP
D
3.
Pena
nggu
ng ja
wab
UAP
PA-W
/UAP
PB-W
Dek
onse
ntra
si a
dala
h Ke
pala
Din
as P
emer
inta
h Pr
ovin
si
4.
Pem
erin
tah
Prov
insi
mer
upak
an K
oord
inat
or U
APPA
-W/U
APPB
-W D
ekon
sent
rasi
Pen
angg
ung
Jaw
ab
Koor
dina
tor
UAP
PA-W
/UAP
PB-W
Dek
onse
ntra
si a
dala
h G
uber
nur
5.
UAK
PA D
ekon
sent
rasi
waj
ib m
empr
oses
dok
umen
sum
ber
untu
k m
engh
asilk
an l
apor
an k
euan
gan
beru
pa L
RA,
Ner
aca
dan
Cata
tan
Lapo
ran
Keua
ngan
6.
UAK
PA D
ekon
sent
rasi
mel
akuk
an r
ekon
silia
si d
enga
n KP
PN s
etia
p bu
lan
7.
UAK
PA d
ekon
sent
rasi
waj
ib m
enya
mpa
ikan
LR
A da
n N
erac
a be
sert
a AD
K se
tiap
bula
n ke
KPP
N
8.
UAK
PA D
ekon
sent
rasi
waj
ib m
enya
mpa
ikan
LRA
dan
Ner
aca
bese
rta
ADK
setia
p bu
lan
ke U
APPA
-E1
yang
men
galo
kasi
kan
Dan
a D
ekon
sent
rasi
Uni
t Ak
unta
nsi
Pem
bant
u Pe
nggu
na An
ggar
an W
ilaya
h (U
APPA
-W)
mel
aksa
naka
n tu
gas
pela
pora
n ke
uang
an s
ebag
ai b
erik
ut :
1.
U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
mel
akuk
an p
rose
s pe
ngga
bung
an l
apor
an y
ang
bera
sal
dari
UAK
PA D
ana
Dek
onse
ntra
si d
i wila
yah
kerj
anya
2.
U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
men
yusu
n la
pora
n ke
uang
an t
ingk
at U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
98 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
3.
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si w
ajib
men
yam
paik
an l
apor
an k
euan
gan
tingk
at U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
be
rser
ta A
DK
kepa
da K
anw
il D
irekt
orat
Jen
dera
l Pe
rben
daha
raan
diw
ilaya
h m
asin
g-m
asin
g m
asin
g-m
asin
g se
tiap
bula
n.
4.
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si m
elak
ukan
rek
onsi
liasi
Lap
oran
Keu
anga
n se
baga
iman
a di
mak
sud
pada
ay
at (
2) d
enga
n Ka
nwil
Dire
ktor
at J
ende
ral P
erbe
ndah
araa
n se
tiap
bula
n.
5.
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si w
ajib
men
yam
paik
an L
RA
dan
Ner
aca
tingk
at U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
be
rser
ta A
DK
kepa
da U
APPA
-E1
dan
Koor
dina
tor
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si t
iap
bula
n.
6.
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si m
enya
mpa
ikan
lap
oran
keu
anga
n se
mes
ter
dan
tahu
nan
beru
pa L
RA,
N
erac
a da
n di
sert
ai d
enga
n Ca
tata
n At
as L
apor
an K
euan
gan.
C
. P
elap
oran
Keu
anga
n a
tas
Dan
a Tu
gas
Pem
ban
tuan
1.
SK
DP
yang
men
dapa
tkan
alo
kasi
dan
a un
tuk
tuga
s pe
mba
ntua
n m
erup
akan
UAK
PA/U
AKPB
Tug
as
Pem
bant
uan.
2.
Pe
nang
gung
jaw
ab U
AKPA
/UAK
PB T
ugas
Pem
bant
uan
adal
ah K
epad
a SK
PD.
3.
UAK
PA T
ugas
Pem
bant
uan
waj
ib m
empr
oses
DS
(Dok
umen
Sum
ber)
unt
uk m
engh
asilk
an p
elap
oran
ke
uang
an b
erup
a LR
A, N
erac
a da
n Ca
tata
n At
as L
apor
an K
euan
gan.
4.
U
AKPA
Tug
as P
emba
ntua
n W
ajib
men
yam
paik
an L
RA
dan
Ner
aca
bers
erta
AD
K se
tiap
bula
n ke
KP
PN.
5.
UAK
PA T
ugas
Pem
bant
uan
mel
akuk
an R
ekon
silia
si d
enga
n KP
PN s
etia
p bu
lan.
6.
AU
PKA
Tuga
s Pe
mba
ntua
n m
enya
mpa
ikan
LRA
dan
Ner
aca
dan
ADK
setia
p bu
lan
ke U
APPA
- W
Tu
gas
Pem
bant
uan
dan
UAP
PA-E
1 ya
ng m
enga
loka
sika
n D
ana
Tuga
s Pe
mba
ntua
n.
7.
UAK
PPA
Tuga
s Pe
mba
ntua
n m
enya
mpa
ikan
lap
oran
keu
anga
n se
mes
ter
dan
tahu
nan
beru
pa L
RA,
Ner
arac
a da
n di
sert
ai d
enga
n Ca
tata
n At
as L
apor
an K
euan
gan.
Koor
dina
tor
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si d
an T
ugas
Pem
bant
uan
mel
aksa
naka
n tu
gas
pela
pora
n ke
uang
an
seba
gai b
erik
ut :
1.
Ko
ordi
nato
r U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
yan
g m
elak
ukan
pro
ses
peng
gabu
ngan
lapo
ran
keua
ngan
yan
g be
rasa
l dar
i UAP
PA-W
dan
a D
ekon
sent
rasi
99Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
2.
Koor
dina
tor
UAP
PA-W
Dek
onse
ntra
si m
enyu
sun
lapo
ran
keua
ngan
Dan
a D
ekon
sent
rasi
ber
dasa
rkan
ha
sil p
engg
abun
gan
lapo
ran
keua
ngan
. 3.
Ko
ordi
nato
r U
APPA
-W D
ekon
sent
rasi
waj
ib m
enya
mpa
ikan
lap
oran
keu
anga
n da
na D
ekon
sent
rasi
ke
pada
Kan
wil
Dire
ktor
at J
ende
ral P
erbe
ndah
araa
n se
tiap
sem
este
r.
4.
UAP
PA-W
Tug
as P
emba
ntua
n m
elak
ukan
pro
ses
peng
gabu
ngan
lapo
ran
keua
ngan
yan
g be
rasa
l dar
i U
AKPA
Tug
as P
emba
ntua
n.
5.
UAP
PA-W
Tug
as P
emba
ntua
n m
enyu
sun
lapo
ran
keua
ngan
tin
gkat
UAP
PA-W
Tug
as P
emba
ntua
n be
rdas
arka
n ha
sil p
engg
abun
gan
lapo
ran
keua
ngan
. 6.
U
APPA
-W
Tuga
s Pe
mba
ntua
n w
ajib
m
enya
mpa
ikan
la
pora
n ke
uang
an tin
gkat
U
APPA
-W
Tuga
s Pe
mba
ntua
n be
rser
ta A
DK
kepa
da K
anw
il D
irekt
orat
Jen
dera
l Per
bend
ahar
aan
sete
mpa
t.
7.
UAP
PA-W
Tug
as P
emba
ntua
n m
elak
ukan
Rek
onsi
liasi
Lap
oran
Keu
anga
n.
100 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
D.
Pel
apor
an S
iste
m I
nfo
rmas
i Man
ajem
en d
an A
kun
tan
si B
aran
g M
ilik
Neg
ara
(SIM
AK
BM
N)
Sist
em I
nfor
mas
i M
anaj
emen
dan
Aku
ntan
si B
aran
g M
ilik
Neg
ara
(SIM
AK B
MN
) m
erup
akan
sub
sis
tem
da
ri Si
stem
Aku
ntan
si I
nsta
nsi
(SAI
). U
ntuk
dap
at m
elak
sana
kan
pela
pora
n SI
MAK
BM
N m
aka
perlu
di
bent
uk :
1.
U
nit
Akun
tans
i Kua
sa P
engg
una
Bara
ng
(UAK
PB )
2.
U
nit
Akun
tans
i Pem
bant
u P
engg
una
Bara
ng W
ilaya
h (U
APPB
-W )
3.
U
nit
Akun
tans
i Pem
bant
u Pe
nggu
na B
aran
g Es
elon
I (
UAP
PB E
1)
4.
Uni
t Ak
unta
nsi P
engg
una
Bara
ng (
UAP
B )
D
okum
en S
umbe
r Ba
rang
Mili
k N
egar
a te
rdiri
dar
i da
ftar
bar
ang,
buk
u ba
rang
, ka
rtu
iden
titas
bar
ang
(KIB
), d
okum
en in
vent
aris
asi B
MN
. Je
nis
– Je
nis
Lapo
ran
BMN
ada
lah
seba
gai b
erik
ut :
1.
Lapo
ran
Bara
ng
terd
iri d
ari :
a.
La
pora
n Pe
rsed
iaan
b.
La
pora
n As
et T
etap
( T
anah
, G
edun
g da
n Ba
ngun
an, Pe
rala
tan
dan
Mes
in,
dan
Jala
n, I
rigas
i dan
ja
ringa
n )
mel
iput
i :
- La
pora
n in
trak
ompt
abel
( p
enca
tata
n di
dala
m p
embu
kuan
)
- La
pora
n ek
trak
ompt
abel
(
penc
atat
an d
iluar
pem
buku
an )
-
Lapo
ran
gabu
ngan
in
trak
ompt
abel
dan
ekt
rako
mpt
abel
c.
L
apor
an K
onst
ruks
i Dal
am P
enge
rjaa
n (K
DP)
d.
L
apor
an A
set
Lain
nya
e. C
atat
an R
ingk
as B
aran
g (C
RB)
2.
La
pora
n M
utas
i BM
N
3.
Lapo
ran
Kond
isi B
aran
g (L
KB)
4.
Lapo
ran
Has
il In
vent
aris
asi (
LH
I)
5.
Lapo
ran
PNBP
(ya
ng b
ersu
mbe
r da
ri pe
ngel
olaa
n BM
N)
6.
Arsi
p D
ata
Kom
pute
r (A
DK)
101Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Unt
uk
men
ghas
ilkan
D
afta
r Ba
rang
Ku
asa
Peng
guna
(D
BKP)
, La
pora
n Ba
rang
Ku
asa
Peng
guna
Se
mes
tera
n (L
BKPS
), L
apor
an B
aran
g Ku
asa
Peng
guna
Tah
unan
(LB
KPT)
, Ju
rnal
Tra
nsak
si B
MN
dan
da
ftar
/la
pora
n m
anaj
eria
l la
inny
a m
aka
UAK
PB m
elak
ukan
pro
ses
akun
tans
i at
as D
okum
en S
umbe
r BM
N.
Jurn
al T
rans
aksi
BM
N d
isam
paik
an k
epad
a pe
tuga
s Ak
unta
nsi S
AK s
etia
p bu
lan
dala
m b
entu
k Ar
sip
Dat
a Ko
mpu
ter
(AD
K) u
ntuk
pen
yusu
nan
nera
ca d
an u
ntuk
men
jam
in k
eand
alan
nila
i BM
N d
alam
ner
aca
deng
an la
pora
n BM
N m
aka
UAK
PB m
elak
ukan
rek
onsi
liasi
den
gan
UAK
PA.
Lapo
ran
Bara
ng K
uasa
Pen
ggun
a Se
mes
tera
n (L
BKPS
) da
n Ca
tata
n at
as L
apor
an B
MN
ser
ta A
DK
tran
saks
i BM
N d
isam
paik
an k
epad
a U
APPB
-W/U
APPB
E-1
dan
Kan
tor
Pela
yana
n Ke
kaya
an N
egar
a da
n Le
lang
(KP
KNL)
set
iap
sem
este
r se
dang
kan
Lapo
ran
Bara
ng K
uasa
Pen
ggun
a Ta
huna
n (L
BKPT
) da
n Ca
tata
n at
as L
apor
an B
MN
ser
ta la
pora
n Ko
ndis
i Bar
ang
disa
mpa
ikan
set
iap
tahu
n.
102 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
Berd
asar
kan
hasi
l pen
ggab
unga
n la
pora
n BM
N s
elur
uh U
AKPB
di w
ilaya
hnya
mak
a U
APPB
-W m
enyu
sun
Daf
tar
Bara
ng P
emba
ntu
Peng
guna
Wila
yah
(DBP
P-W
), L
apor
an B
aran
g Pe
mba
ntu
Peng
guna
Wila
yah
Sem
este
ran
(LBP
P-W
S),
Lapo
ran
Bara
ng P
emba
ntu
Peng
guna
Wila
yah
Tahu
nan
(LBP
P-W
T) d
an d
afta
r /
lapo
ran
man
ajer
ial l
ainn
ya t
ingk
at w
ilaya
h.
UAP
PB-E
1 m
empu
nyai
tu
gas
untu
k m
enyu
sun
Daf
tar
Bara
ng P
emba
ntu
Peng
guna
Ese
lon
1 (D
BPP-
E1)
, La
pora
n Ba
rang
Pem
bant
u Pe
nggu
na E
selo
n 1
Sem
este
ran
(LBP
P-E1
S),
Lap
oran
Bar
ang
Pem
bant
u Pe
nggu
na
Esel
on
1 Ta
huna
n (L
BPP-
E1T)
da
n da
ftar
/lapo
ran
man
ajer
ial
lain
nya
tingk
at
Esel
on
1 be
rdas
arka
n ha
sil
peng
gabu
ngan
ber
dasa
rkan
lap
oran
BM
N s
elur
uh U
APPB
-W d
i W
ilaya
hnya
ter
mas
uk
UAP
PB-W
Dek
onse
ntra
si d
an T
ugas
Pem
bant
uan
sert
a U
AKPB
yan
g la
ngsu
ng b
erad
a di
baw
ahny
a.
UAP
PB-E
1 da
pat
mel
akuk
an r
ekon
silia
si l
apor
an B
MN
den
gan
Dire
ktor
at J
ende
ral
Keka
yaan
Neg
ara
setia
p se
mes
ter
dan
untu
k m
enja
min
kea
ndal
an la
pora
n BM
N d
an la
pora
n ke
uang
an li
ngku
p D
irekt
orat
Je
nder
al H
ortik
ultu
ra m
aka
UAP
PB-E
1 m
elak
ukan
rek
onsi
liasi
inte
rnal
den
gan
UAP
PA-E
1.
Berd
asar
kan
hasi
l pe
ngga
bung
an l
apor
an B
MN
dar
i se
luru
h U
APPB
-E1
mak
a U
APB
men
yusu
n D
afta
r Pe
nggu
na B
aran
g (D
PB),
Lap
oran
Bar
ang
Peng
guna
Sem
este
ran
(LBP
S),
Lapo
ran
Bara
ng P
engg
una
Tahu
nan
( LP
BT)
dan
daft
ar /
lapo
ran
man
ajer
ial l
ainn
ya.
UAP
B m
elak
ukan
re
kons
ilias
i la
pora
n BM
N
deng
an
Dire
ktor
at
Jend
eral
Ke
kaya
an
Neg
ara
setia
p se
mes
ter,
LBP
S di
sert
ai C
atat
an A
tas
Lapo
ran
BMN
bes
erta
AD
K di
sam
paik
an k
epad
a M
ente
ri Ke
uang
an
c.q
Dire
ktur
Jen
dera
l Kek
ayaa
n N
egar
a se
tiap
sem
este
r se
dang
kan
LBPT
dis
erta
i lap
oran
Kon
disi
Bar
ang
dan
cata
tan
atas
lapo
ran
BMN
ber
sert
a AD
K di
sam
paik
an s
etia
p ta
hun.
Pe
lapo
ran
Bara
ng M
ilik
Neg
ara
atas
Dan
a D
ekon
sent
rasi
dila
ksan
akan
seb
agai
ber
ikut
:
1.
Uni
t Ak
unta
nsi
Kuas
a Pe
nggu
na
Bara
ng
Dek
onse
ntra
si
mel
aksa
naka
n pr
oses
ak
unta
nsi
atas
do
kum
en S
umbe
r da
lam
ran
gka
men
yusu
n D
BKP,
LBK
PS,
LBKP
S, L
BKPT
, Ju
rnal
Tra
nsak
si B
MN
dan
la
pora
n m
anaj
eria
l lai
nnya
.
103Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012
Direktorat Jenderal Hortikultura
2.
Jurn
al T
rans
aksi
BM
N d
isam
paik
an k
epad
a pe
tuga
s U
AKPA
Dek
onse
ntra
si s
etia
p bu
lan
dala
m b
entu
k AD
K un
tuk
peny
usun
an n
erac
a 3.
D
alam
ra
ngka
m
eyak
ini
kean
dala
n la
pora
n ke
uang
an
dan
lapo
ran
BMN
U
AKPB
D
ekon
sent
rasi
m
elak
ukan
rek
onsi
liasi
inte
rnal
den
gan
UAK
PA T
ugas
Pem
bant
uan.
4.
LB
KPS
dise
rtai
Ca
tata
n at
as
Lapo
ran
BMN
be
sert
a AD
K di
sam
paik
an
kepa
da
UAP
PB-W
D
ekon
sent
rasi
, U
APPB
-E1
yang
men
galo
kasi
kan
Dan
a D
ekon
sent
rasi
dan
KPK
NL
setia
p se
mes
ter.
5.
LB
KPT
dise
rtai
La
pora
n Ko
ndis
i Ba
rang
(L
KB)
dan
Cata
tan
atas
La
pora
n BM
N
bese
rta
ADK
disa
mpa
ikan
kep
ada
UAP
PB-W
Dek
onse
ntra
si,
UAP
PB-E
1 ya
ng m
enga
loka
sika
n D
ana
Dek
onse
ntra
si,
KPKN
L se
tiap
tahu
n.
6.
UAK
PB D
ekon
sent
rasi
mel
akuk
an r
ekon
silia
si L
apor
an B
MN
den
gan
KPKN
L se
tiap
sem
este
r.
Pela
pora
n Ba
rang
Mili
k N
egar
a at
as D
ana
Tuga
s Pe
mba
ntua
n se
baga
i ber
ikut
:
1.
U
nit
Akun
tans
i Ku
asa
Peng
guna
Bar
ang
Tuga
s Pe
mba
ntua
n m
elak
sana
kan
pros
es a
kunt
ansi
ata
s do
kum
en S
umbe
r da
lam
ran
gka
men
yusu
n D
BKP,
LBK
PS ,
LBK
PS,
LBKP
T, J
urna
l Tra
nsak
si B
MN
dan
la
pora
n m
anaj
eria
l lai
nnya
. 2.
Ju
rnal
Tra
nsak
si B
MN
dis
ampa
ikan
kep
ada
petu
gas
UAK
PA T
ugas
Pem
bant
uan
setia
p bu
lan
dala
m
bent
uk A
DK
untu
k pe
nyus
unan
ner
aca
3.
Dal
am r
angk
a m
eyak
ini
kean
dala
n la
pora
n ke
uang
an d
an l
apor
an B
MN
UAK
PB T
ugas
Pem
bant
uan
mel
akuk
an r
ekon
silia
si in
tern
al d
enga
n U
AKPA
Dek
onse
ntra
si.
4.
LBKP
S di
sert
ai
Cata
tan
atas
La
pora
n BM
N
bese
rta
ADK
disa
mpa
ikan
ke
pada
U
APPB
-W
Tuga
s Pe
mba
ntua
n, U
APPB
-E1
yang
men
galo
kasi
kan
Dan
a D
ekos
entr
asi d
an K
PKN
L se
tiap
sem
este
r.
5.
LBKP
T di
sert
ai
Lapo
ran
Kond
isi
Bara
ng
(LKB
) da
n Ca
tata
n at
as
Lapo
ran
BMN
be
sert
a AD
K di
sam
paik
an
kepa
da
UAP
PB-W
Tu
gas
Pem
bant
uan,
U
APPB
-E1
yang
m
enga
loka
sika
n D
ana
Dek
onse
ntra
si, KP
KNL
setia
p ta
hun.
6.
U
AKPB
Tug
as P
emba
ntua
n m
elak
ukan
rek
onsi
liasi
Lap
oran
BM
N d
enga
n KP
KNL
setia
p se
mes
ter.