109
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2011

3. Buku Pedum Horti

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3. Buku Pedum Horti

PEDOMAN UMUM

PELAKSANAAN PENGEMBANGANHORTIKULTURA TAHUN 2012

KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA2011

Page 2: 3. Buku Pedum Horti

iPedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................ 1 B. Tujuan dan Sasaran ........................................ 4 C. Ruang Lingkup ................................................ 5 BAB II SASARAN, PROGRAM, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2012 ....................................... 7 A. Sasaran .......................................................... 7 B. Program Pengembangan Hortikultura ............... 14 C. Arah Kebijakan ................................................ 15 D. Strategi .......................................................... 18 E. Langkah Operasional ....................................... 24 BAB III KEGIATAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2012 ....................................... 27 BAB IV STRUKTUR PENGELOLAAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULURA TAHUN 2012 .................. 33

Page 3: 3. Buku Pedum Horti

ii Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB V SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN 35 BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA 41 A. Monitoring dan Evaluasi ................................... 41 B. Pelaporan SIMONEV ........................................ 45 BAB VII PENUTUP .............................................................. 51 LAMPIRAN ...................................................................... 53

Page 4: 3. Buku Pedum Horti

1Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB V SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN 35 BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA 41 A. Monitoring dan Evaluasi ................................... 41 B. Pelaporan SIMONEV ........................................ 45 BAB VII PENUTUP .............................................................. 51 LAMPIRAN ...................................................................... 53

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatan dari sub sektor hortikultura, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga meningkatkan nilai dan volume perdagangan internasional atas produk hortikultura nasional dan ketersediaan sumber pangan masyarakat. Kontribusi sub sektor hortikultura ke depan akan dapat lebih ditingkatkan melalui peningkatan peran dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Hortikultura, bersinergi dengan para pemangku kepentingan lainnya.

Pembangunan hortikultura pada berbagai sentra dan kawasan telah difasilitasi pemerintah melalui berbagai program dan kegiatan baik dengan dana dari pusat (APBN) maupun daerah (APBD), serta dukungan dari masyarakat (petani dan swasta). Pembangunan hortikultura bertujuan untuk mendorong berkembangnya agribisnis hortikultura yang mampu menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan petani dan pelaku, memperkuat perekonomian wilayah serta mendukung pertumbuhan pendapatan nasional.

Page 5: 3. Buku Pedum Horti

2 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Pengembangan hortikultura dalam perspektif paradigma baru tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi komoditas saja tetapi terkait juga dengan isu-isu strategis dalam pembangunan yang lebih luas. Pengembangan hortikultura merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya; 1) Pelestarian lingkungan, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, 2) Menarik investasi skala keci menengah, 3) Pengendalian inflasi dan stabilisasi harga komoditas strategis (cabe merah dan bawang merah), 4) Pelestarian dan pengembangan identitas nasional (anggrek, jamu, dll), 5) Peningkatan ketahanan pangan melalui penyediaan karbohidrat alternatif, dan 6) Menunjang pengembangan sektor pariwisata

Komoditas hortikultura juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga usaha agribisnis hortikultura (buah, sayur, florikultura dan tanaman obat) dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Pasokan produk hortikultura nasional diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, baik melalui pasar tradisional, pasar modern, maupun pasar luar negeri (ekspor).

Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, florikultura dan tanaman obat) merupakan sumber pendapatan tunai bagi

Page 6: 3. Buku Pedum Horti

3Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

masyarakat dan petani skala kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa : nilai jualnya yang tinggi, jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Produk hortikultura dalam negeri saat ini telah mampu memasok kebutuhan konsumen dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar moderen serta pasar luar negeri.

Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal akan menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan. Kondisi ini ternyata belum dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat pembangunan subsektor hortikultura. Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya : rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit dan belum efisien, kebijakan dan regulasi di bidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari negara lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan kontribusi sub sektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.

Penerapan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, membawa konsekuensi akan pentingnya pengaturan sistem dan

Page 7: 3. Buku Pedum Horti

4 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

mekanisme perencanaan pembangunan yang mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik, sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Sistem penganggaran yang lebih responsif diperlukan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam bentuk hasil pembangunan, kualitas layanan, dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya serta mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan pertanian, khususnya subsektor hortikultura secara efektif, efisien, akuntabel dan terukur.

Dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan anggaran kinerja subsektor hortikultura dan untuk menselaraskan antara rancangan program dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan serta untuk mengurangi terjadinya perubahan rancangan kegiatan yang semula sudah tersusun, diperlukan suatu acuan pelaksanaan kegiatan pengembangan agribisnis hortikultura.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai dari Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 adalah:

1. Memberikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura yang berbasis kinerja.

2. Meningkatkan pemahaman bagi para pelaksana kegiatan dalam menyusun kegiatan dan anggaran berbasis kinerja.

Page 8: 3. Buku Pedum Horti

5Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

3. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan hortikultura .

4. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, ketertiban, transparansi serta tanggung jawab bagi pelaksana kegiatan sehingga memudahkan pelaporan dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengembangan sub sektor hortikultura.

Sasaran yang ingin dicapai dari buku Pedoman Umum Pelaksana-an Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 adalah:

1. Terlaksananya kegiatan pembangunan sub sektor hortikultura.

2. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan perencanaan serta pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan sub sektor hortikultura.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup subtansi Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 meliputi:

1. Sasaran, Program, Kebijakan dan Strategi Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

2. Kegiatan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

3. Sistem Pelaporan Keuangan dan Perlengkapan

4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja

Page 9: 3. Buku Pedum Horti
Page 10: 3. Buku Pedum Horti

7Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB II SASARAN, PROGRAM, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TAHUN ANGGARAN 2012

A. Sasaran

Bappenas telah mencanangkan 11 (sebelas) prioritas nasional yang menjadi fokus pembangunan di Indonesia, sektor pertanian masuk ke dalam prioritas ketahanan pangan. Kementerian Pertanian menjabarkan lebih lanjut ke dalam 4 (empat) target utama yang akan dicapai, diantaranya: Swasembada pangan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan kepada petani.

Dalam mendukung capaian (4) empat target sukses Kementerian Pertanian maka Direktorat Jenderal Hortikultura menjabarkan lebih detail sasaran yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Hortikultura yang disesuaikan dengan tupoksi unit organisasi dan kepercayaan anggaran yang diberikan.

Sesuai dengan nafas pembangunan yang dinamis, pada saat ini peran pemerintah lebih fokus sebagai fasilitator dan dinamisator, dan lebih mendorong peranan swasta dan masyarakat. Sinergi pemerintah dan swasta serta masyarakat akan menghasilkan kinerja berupa peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura di dalam negeri yang aman konsumsi,

Page 11: 3. Buku Pedum Horti

8 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

berdaya saing dan berkelanjutan yang pada gilirannya, melalui sinergi seluruh jajaran pemerintah, akan dicapai tingkat pendapatan yang semakin hari semakin baik, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat juga semakin baik.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Jenderal Hortikultura mengalokasikan sejumlah anggaran melalui pola dekonsentrasi bagi Dinas Pertanian Provinsi beserta UPT nya dan dana tugas pembantuan kepada Dinas Pertanian kabupaten/kota. Dana APBN tahun 2012 yang sangat terbatas tersebut, harus digunakan dengan sebaik-baiknya dengan mengacu kepada prinsip efesiensi dan efektivitas agar sasaran pengembangan hortikultura tahun 2012 dapat dicapai.

Oleh karena itu, sasaran program pengembangan hortikultura di tahun 2012 adalah meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura yang aman konsumsi berdaya saing dan berkelanjutan. Sedangkan sasaran kegiatan per eselon II lingkup Ditjen Hortikultura adalah :

1. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan kebun dan penanganan pascapanen buah.

2. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan unit usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura.

3. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen sayuran dan tanaman obat.

4. Berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.

Page 12: 3. Buku Pedum Horti

9Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

5. Terkelolanya serangan OPT dalam pengamanan produksi hortikultura dan terpenuhinya persyaratan teknis yang terkait dengan perlindungan tanaman dalam mendukung ekspor hortikultura.

6. Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura.

Secara rinci target produksi dan kinerja pengembangan hortikultura disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Target Produksi Hortikultura Tahun 2012

KOMODITAS PRODUKSI

a. Buah

1) Jeruk (ton) 2.138.688

2) Mangga (ton) 2.351.473

3) Manggis (ton) 102.361

4) Durian (ton) 766.150

5) Pisang (ton) 6.399.335

6) Buah Pohon dan Perdu lainnya (ton) 3.705.287

7) Buah Semusim dan Merambat (ton) 762.001

8) Buah Terna lainnya (ton) 2.445.805

Total Buah (ton) 18.671.100

Page 13: 3. Buku Pedum Horti

10 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

KOMODITAS PRODUKSI

b. Sayuran

1) Cabe (ton) 1.423.500

2) Bawang Merah (ton) 1.122.000

3) Kentang (ton) 1.128.100

4) Jamur (ton) 67.100

5) Sayuran Umbi lainnya (ton) 494.600

6) Sayuran Daun (ton) 3.313.100

7) Sayuran Buah lainnya (ton) 4.043.500

Total Sayuran (ton) 11.591.900

c. Tanaman Obat

1) Temulawak (ton) 28.903

2) Tanaman Obat Rimpang lainnya (ton) 351.636

3) Tanaman Obat Non Rimpang (ton) 73.625

Total Tanaman Obat (ton) 454.200

d. Tanaman Florikultura

1) Anggrek (Tangkai) 14.948.699

2) Krisan (Tangkai) 201.368.750

3) Tan. Hias Bunga dan Daun lainnya (tangkai) 215.205.222

4) Tan. Pot dan Tan. Taman (pohon) 15.711.863

5) Tan. Bunga Tabur (melati) (kg) 23.943.123

Page 14: 3. Buku Pedum Horti

11Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabel 2. Target Kinerja Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 *)

No Kegiatan/Indikator Target 2012

I. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah

(Ha) B. Pengembangan Registrasi Kebun Tanaman

Buah (Kebun) C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Kebun

Tanaman Buah (Klp) D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen

Tanaman Buah (unit) E. Pengembangan Registrasi Packing House

(packing house) F. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha

Tanaman Buah (Lembaga)

8.041

810

418

162

26

253

II. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Florikultura (M2) B. Pengembangan Registrasi Unit Usaha

Tanaman Florikultura (Lahan Usaha) C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Unit Usaha

Tanaman Florikultura (Klp) D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen

Florikultura (unit) E. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha

Tanaman Florikultura (Lembaga)

354.850 26

139

148

99

Page 15: 3. Buku Pedum Horti

12 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan/Indikator Target 2012

III. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Tanaman Sayuran

dan Tanaman Obat (Ha) B. Pengembangan Registrasi Lahan Usaha

Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)

C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Lahan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Klp)

D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (unit)

E. Pengembangan Registrasi Packing House (packing house)

F. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lembaga)

5.148

630

278

470

9

274

IV. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura A. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Sayuran Bermutu (Kg) B. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Florikultura Bermutu (Benih) C. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Obat Bermutu (Kg) D. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Buah Bermutu (Batang) E. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perbenihan Hortikultura (lembaga)

467.292

10.143.982

10.737

929.860

133

Page 16: 3. Buku Pedum Horti

13Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan/Indikator Target 2012

III. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan A. Pengembangan Kawasan Tanaman Sayuran

dan Tanaman Obat (Ha) B. Pengembangan Registrasi Lahan Usaha

Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)

C. Perbaikan Mutu Pengelolaan Lahan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Klp)

D. Perbaikan Mutu Pengelolaan Pascapanen Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (unit)

E. Pengembangan Registrasi Packing House (packing house)

F. Peningkatan Jumlah Kelembagaan Usaha Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat (Lembaga)

5.148

630

278

470

9

274

IV. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura A. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Sayuran Bermutu (Kg) B. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Florikultura Bermutu (Benih) C. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Obat Bermutu (Kg) D. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman

Buah Bermutu (Batang) E. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perbenihan Hortikultura (lembaga)

467.292

10.143.982

10.737

929.860

133

No Kegiatan/Indikator Target 2012

F. Peningkatan Kapasitas Lab Perbenihan Hortikultura (unit)

427

V. Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura. A. Peningkatan pengelolaan OPT (kali) B. Pengelolaan Dampak Perubahan Iklim

(Rekomendasi) C. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perlindungan Tanaman Hortikultura (unit) D. Peningkatan Kapasitas Lab. Perlindungan

Tanaman Hortikultura. (unit) E. Peningkatan Pemenuhan Persyaratan

Teknis SPS mendukung Ekspor Produk Hortikultura (Draft Pest List)

F. Pengembangan SLPHT (Klp)

1.074 65

169

164

13

540 VI. Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura A. Pelayanan Manajemen (Bulan) B. Pengelolaan Laporan (Laporan) C. Pengelolaan Dokumen (Dokumen) D. Pemberdayaan LM3 (Lembaga) E. Pemberdayaan Konsorsium Hortikultura

(Kelompok PMD)

12 695 173 80

220

*) Keterangan : Data POK/DIPA Tahun 2012

Page 17: 3. Buku Pedum Horti

14 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

B. Program Pengembangan Hortikultura

Sesuai dengan Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran, maka Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai satu program yaitu “Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan”

Secara ringkas program dan kegiatan prioritas Direktorat Jenderal Hortikultura disajikan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Program dan Kegiatan Utama Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2012

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA 018.04.07 Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan

1769 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan.

1770 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan.

1771 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan.

1772 Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura 1773 Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman

Hortikultura 1774 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada

Direktorat Jenderal Hortikultura

Page 18: 3. Buku Pedum Horti

15Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

C. Arah Kebijakan

Arah kebijakan pengembangan hortikultura mengacu pada arah kebijakan pengembangan pertanian yang diselaraskan dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura. Adapun arah kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri dan substitusi impor) dan meningkatkan ekspor melalui penerapan GAP/SOP, penerapan PHT, GHP, perbaikan kebun, penerapan teknologi maju, penggunaan benih bermutu varietas unggul.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk hortikultura melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana budidaya dan pascapanen hortikultura.

3. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai Benih, penguatan kelembagaan penangkar, penataan Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT), meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawasan dan sertifikasi benih hortikultura

4. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri perbenihan

5. Pemberdayaan petani/pelaku usaha hortikultura melalui bantuan sarana, sekolah lapang, magang, studi banding dan pendampingan.

Page 19: 3. Buku Pedum Horti

16 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

6. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap teknologi maju antara lain kultur jaringan, rekayasa genetik, somatik embrio genetik, nano teknologi dan teknologi pascapanen serta pengolahan hasil;

7. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap pasar modern, pasar ekspor melalui pembenahan manajemen rantai pasokan, pembenahan rantai pendingin, kemitraan usaha.

8. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan bunga rendah seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/Corporate Social Responsibility (CSR), Skim kredit bersubsidi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), skim kredit penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta bantuan sosial seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), Penggerak Membangun Desa (PMD).

9. Mendorong investasi hortikultura melalui fasilitasi investasi terpadu, promosi baik di dalam maupun di luar negeri dan dukungan iklim usaha yang kondusif melalui pengembangan dan penyempurnaan regulasi.

10. Pembangunan dan pengutuhan kawasan hortikultura yang direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dengan instansi terkait.

11. Promosi dan kampanye meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam rangka mendukung diversifikasi pangan serta

Page 20: 3. Buku Pedum Horti

17Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

mendorong upaya pencapaian standar konsumsi perkapita yang ditetapkan oleh Food & Agriculture Organitation (FAO).

12. Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan secara terpadu melalui pengembangan SLPHT, pengembangan agen hayati, mitigasi dampak iklim.

13. Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional melalui konservasi, domestikasi dan komersialisasi. Penanganan pascapanen yang berbasis kelompok tani, pelaku usaha dan industri untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

14. Berperan aktif dalam meningkatkan daya saing produk hortikultura di pasar internasional melalui pemenuhan persyaratan perdagangan dan peningkatan mutu produk dan mendorong perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional.

15. Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis hortikultura.

16. Pengembangan kelembagaan yang dapat membantu petani/ pelaku usaha dalam mengakselerasi pertumbuhan agribisnis hortikultura.

17. Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan per-tanian yang akuntabel, tranparansi, disiplin anggaran, efisien dan efektif, pencapaian indikator kinerja secara optimal.

Page 21: 3. Buku Pedum Horti

18 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

D. Strategi

1. Pengembangan Kawasan/Penataan Kebun

Tujuan pengembangan kawasan hortikultura adalah (1) Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu, (2) Mengembangkan keanekaragaman usaha hortikultura yang menjamin kelestarian fungsi dan manfaat lahan, (3) Menciptakan lapangan kerja, (4) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan, (5) Meningkatkan kesempatan berusaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara, maupun kesejahteraan, kualitas hidup, kapasitas ekonomi dan sosial masyarakat petani, dan (6) Meningkatkan ikatan komunitas masyarakat disekitar kawasan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keamanannya.

Manfaat dari pengembangan kawasan hortikultura diantaranya: (1) mempermudah penanganan berbagai komoditas hortikultura secara terpadu sesuai dengan kesamaan karakteristiknya, (2) Membuka kesempatan semua komoditas hortikultura yang penting di suatu kawasan ditangani secara proposional serta mengurangi keinginan daerah menangani komoditas prioritas nasional yang tidak sesuai untuk daerahnya, (3) Menjadi wahana bagi pelaksana desentralisasi pembangunan secara nyata dengan pembagian dan keterkaitan fungsi antar tingkatan pemerintah secara lebih proporsional, (4) Mendorong sinergi dari berbagai sumberdaya, dan (5) memberikan insentif bagi para

Page 22: 3. Buku Pedum Horti

19Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

pelaksana di kabupaten, (6) mempercepat pertumbuhan pendapatan, penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha terkait (Backward and forward linkages).

2. Perbaikan Mutu Produk

Perbaikan mutu produk akan difokuskan pada penerapan GAP (Good Agricultural Practices) dan GHP (Good Handling Practices), registrasi kebun/lahan usaha, registrasi packing house dan penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan.

Penerapan GAP melalui Standard Operation Procedure (SOP) yang spesifik lokasi, spesifik komoditas dan spesifik sasaran pasarnya, dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani agar memenuhi persyaratan konsumen dan memiliki daya saing tinggi bagi produk-produk tertentu, dibandingkan dengan produk padanannya dari luar negeri.

Penerapan GAP di Indonesia didukung dengan telah terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.140/10/2009, tanggal 19 Oktober 2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (Good Agricultural Practices For Fruit and Vegetable). Dengan demikian penerapan GAP oleh pelaku usaha/ petani mendapat dukungan legal dari pemerintah pusat maupun daerah.

Page 23: 3. Buku Pedum Horti

20 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tujuan dari penerapan GAP/SOP diantaranya; (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas, (2) Meningkatkan mutu hasil hortikultura termasuk keamanan konsumsi, (3) Meningkatkan daya saing, (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam, (5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional, (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen, sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, produktivitas tinggi, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.

Beberapa kegiatan dalam rangka mendukung perbaikan mutu produk meliputi : fasilitasi sarana panen, sarana pascapanen, rantai pendingin dan sarana penyimpan dan distribusi. Disamping itu perlu pembandingan (benchmarking) standar berupa sistem produksi berbasis GAP dan standar mutu produk dengan negara tujuan ekspor.

3. Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman

Penguatan sistem perlindungan tanaman akan diarahkan dalam rangka pengembangan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) skala luas (Area Wide Integrated Pest

Page 24: 3. Buku Pedum Horti

21Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tujuan dari penerapan GAP/SOP diantaranya; (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas, (2) Meningkatkan mutu hasil hortikultura termasuk keamanan konsumsi, (3) Meningkatkan daya saing, (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam, (5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional, (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen, sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, produktivitas tinggi, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.

Beberapa kegiatan dalam rangka mendukung perbaikan mutu produk meliputi : fasilitasi sarana panen, sarana pascapanen, rantai pendingin dan sarana penyimpan dan distribusi. Disamping itu perlu pembandingan (benchmarking) standar berupa sistem produksi berbasis GAP dan standar mutu produk dengan negara tujuan ekspor.

3. Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman

Penguatan sistem perlindungan tanaman akan diarahkan dalam rangka pengembangan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) skala luas (Area Wide Integrated Pest

Management/IPM, Area Low Pest Prevalance/ALPP untuk lalat buah), pengembangan agro klinik, pengembangan Musuh Alami dan Agens Hayati, pengembangan Biopestisida serta Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

4. Penguatan Sistem Perbenihan

Penguatan sistem perbenihan akan diarahkan dalam rangka pengembangan sistem perbenihan yang murah, tepat waktu dan mudah dijangkau petani. Penguatan kelembagaan terdiri dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan Balai Benih Hortikultura (BBH). Penguatan sistem perbenihan juga difokuskan pada revitalisasi balai benih melalui penyediaan benih sumber sesuai dengan masterplan pengembangan kawasan dan koleksi varietas serta pembinaan penangkar, asoasi penangkar, koperasi penangkar dan perusahaan benih lokal.

5. Penguatan Kelembagaan

Kelembagaan usaha sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan tawar petani di dalam rantai pasokan. Untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang mampu memperkuat kerjasama antara kelompok tani/Gapoktan ataupun kerjasama antar pedagang. Integrasi vertikal merupakan kerjasama antara pelaku usaha dalam segmen yang berbeda, yaitu antara kelompok tani dengan pedagang, termasuk di

Page 25: 3. Buku Pedum Horti

22 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

dalamnya kerjasama tri-partite antara kelompok tani, pedagang dan asosiasi.

Untuk meningkatkan daya tawar petani dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha diperlukan pembentukan dan pengaktifan kelompok-kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Keberadaan gabungan kelompok tani juga akan memudahkan dalam mensosialisasikan, menerapkan teknologi dan mengakses pembiayaan, dengan demikian skala usaha menjadi lebih besar dan ekonomis. Pemberdayaan kelompoktani dan Gapoktan diarahkan pada peningkatan kemampuan agribisnis secara keseluruhan, sehingga tidak terfokus pada aspek budidaya saja.

6. Penanganan Pascapanen

Karakteristik komoditas hortikultura adalah bersifat volumunios (membutuhkan tempat yang besar) dan perishable (mudah rusak), sehingga dibutuhkan penanganan pascapanen yang cepat dan tepat. Hal utama yang timbul akibat penanganan yang kurang tepat dan cepat tersebut adalah tingginya kehilangan atau kerusakan hasil. Hal ini disebabkan antara lain penanganan pascapanen produk hortikultura yang masih dilakukan secara tradisional atau konvensional dibandingkan kegiatan pra panen. Terlihat bahwa masih rendahnya penerapan teknologi, sarana panen/pascapanen yang terbatas, akses informasi dalam penerapan teknologi dan sarana pascapanen juga terbatas

Page 26: 3. Buku Pedum Horti

23Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

sehingga menjadi kendala dalam peningkatan kemampuan dan pengetahuan petani/pelaku usaha. Penanganan pascapanen hortikultura secara umum bertujuan untuk memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik.

7. Akselerasi Akses Pembiayaan dan Kemitraan

Akselerasi akses pembiayaan akan diarahkan dalam rangka fasilitasi kemudahan mendapatkan akses skim kredit seperti KKPE, KUR. Disamping itu juga diberikan fasilitasi penguatan/modal usaha bagi LM3 dan kelompok binaan PMD tetap menjadi perhatian terutama dalam mendukung penguatan modal pengembangan usaha agribisnis hortikultura. Penguatan kemitraan juga akan tetap dibangun dengan membangun program CSR dari perusahaan swasta dan BUMN.

8. Pemasyarakatan Produk Hortikultura

Pemasyarakatan produk hortikultura dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk hortikultura nasional. Pemasyarakatan merupakan investasi jangka panjang yang dampaknya baru dapat dirasakan pada periode mendatang. Kegiatan pemasyarakatan hortikultura akan dilakukan secara

Page 27: 3. Buku Pedum Horti

24 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

berkelanjutan sehingga diharapkan mendorong motivasi pelaku usaha dalam pengembangan hortikultura.

E. Langkah Operasional

Beberapa langkah operasional untuk pengembangan hortikultura yang dilaksanakan adalah :

a. Pengembangan kawasan perkotaan, untuk lebih mendekatkan lokasi pengembangan (seperti kawasan kota/pekarangan) hortikultura dengan konsumen.

b. Kerjasama petani dengan swasta untuk percepatan perluasan areal tanaman semusim (melon, semangka) untuk memenuhi permintaan ekspor.

c. Pengembangan kawasan sentra, dengan membentuk skala luasan ekonomis minimal 50 ha per kecamatan, terutama komoditas sayuran (bawang merah, cabai) dan buah-buahan (manggis, jeruk, durian, alpukat, dll), terutama di agroekosistem yang memungkinkan untuk produksi di masa off season.

d. Peningkatan investasi swasta, melalui ekspansi usaha (HGU) dan kemitraan petani baik dengan swasta maupun BUMN.

e. Perbaikan mutu produk, antara lain melalui penerapan GAP serta GHP, penerapan teknologi budidaya ramah lingkungan, fasilitasi sarana panen dan pascapanen.

f. Penguatan sistem perlindungan tanaman, melalui pengem-bangan penerapan PHT, antara lain dengan memperkuat

Page 28: 3. Buku Pedum Horti

25Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

surveillance dengan dukungan teknologi informasi, pengembangan agroklinik, fasilitasi sarana laboratorium.

g. Penguatan sistem perbenihan melalui peningkatan produksi/ ketersediaan benih yang murah, tepat waktu dan mudah dijangkau petani serta peningkatan kapasitas kelembagaan (BPSB dan BBH).

h. Penguatan kelembagaan, antara lain melalui perbaikan manajemen kelembagaan petani (gapoktan, asosiasi, koperasi) dan pemberdayaan.

i. Fasilitasi kemitraan dengan eksportir, pemasok pasar modern dan industri pengolahan.

j. Akselerasi akses pembiayaan melalui kredit khusus (KKPE, KUR) dan meningkatkan peran swasta untuk investasi hortikultura.

k. Fasilitasi bantuan peralatan pascapanen dan penataan rantai distribusi berupa peralatan pascapanen (rak kemasan, alat petik, mobile cooling box, gerobak, copper).

l. Pengaturan pola produksi terutama sayuran utama (cabe dan bawang merah).

m. Pemasyarakatan produk hortikultura nasional melalui media cetak dan elektronik, pameran dan gerakan konsumsi buah dan sayur.

Page 29: 3. Buku Pedum Horti
Page 30: 3. Buku Pedum Horti

27Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB III KEGIATAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TAHUN ANGGARAN 2012

Pengembangan hortikultura dalam perspektif paradigma baru tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi saja tetapi juga terkait dengan isu-isu strategis dalam pembangunan yang lebih luas lagi. Sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai dan untuk mendukung pembangunan hortikultura berkelanjutan, maka pada tahun anggaran 2012 telah dialokasikan dana pembangunan melalui 6 (enam) kegiatan dengan rincian sebagai berikut :

1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan (Kode 1769)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka : pengembangan kawasan tanaman buah, pengembangan registrasi kebun, perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buah, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman buah, pengembangan registrasi packing house dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman buah.

Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan kebun tanaman buah dan penanganan pascapanen buah.

Page 31: 3. Buku Pedum Horti

28 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman buah (ha), b) Pengembangan registrasi kebun tanaman buah, c) Perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buah, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman buah, e) Pengembangan registrasi packing house, f) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman buah.

2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan (Kode 1770)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pengutuhan kawasan tanaman florikultura, pengembangan registrasi unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.

Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura.

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman florikultura, b) Pengembangan registrasi unit usaha tanaman flrorikultura, c) Perbaikan mutu pengelolaan unit usaha tanaman florikultura, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, e) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.

Page 32: 3. Buku Pedum Horti

29Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman buah (ha), b) Pengembangan registrasi kebun tanaman buah, c) Perbaikan mutu pengelolaan kebun tanaman buah, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman buah, e) Pengembangan registrasi packing house, f) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman buah.

2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan (Kode 1770)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pengutuhan kawasan tanaman florikultura, pengembangan registrasi unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan unit usaha, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.

Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura.

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman florikultura, b) Pengembangan registrasi unit usaha tanaman flrorikultura, c) Perbaikan mutu pengelolaan unit usaha tanaman florikultura, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman florikultura, e) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman florikultura.

3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan (Kode 1771)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pengembangan kawasan tanaman sayuran dan tanaman obat, pengembangan registrasi, perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat, perbaikan mutu pengelolaan pascapanen tanaman sayuran dan tanaman obat, pengembangan registrasi packing house dan peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat.

Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen sayuran dan tanaman obat.

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pengembangan kawasan tanaman sayuran dan tanaman obat, b) Pengembangan registrasi lahan usaha tanaman sayuran dan obat, c) Perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat, d) Perbaikan mutu pengelolaan pascapanen sayuran dan tanaman obat, e) Pengembangan registrasi packing house, f) Peningkatan jumlah kelembagaan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat.

Page 33: 3. Buku Pedum Horti

30 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

4. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura (Kode 1772)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu, benih tanaman florikultura bermutu, benih tanaman obat bermutu, benih tanaman buah bermutu, peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura dan peningkatan kapasitas laboratorium perbenihan hortikultura.

Sasaran dari kegiatan ini adalah : berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu, b) Peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu, c) Peningkatan ketersediaan benih tanaman obat bermutu, e) Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah bermutu, e) Peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura, f) Peningkatan kapasitas laboratorium perbenihan hortikultura.

5. Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura (Kode 1773)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka peningkatan pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pengelolaan dampak perubahan iklim, peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan tanaman hortikultura,

Page 34: 3. Buku Pedum Horti

31Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

peningkatan kapasitas laboratorium perlindungan tanaman hortikultura, peningkatan pemenuhan persyaratan teknis Sanitary and Phyto Sanitary (SPS) mendukung ekspor produk hortikultura dan pengembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT).

Sasaran dari kegiatan ini adalah : terkelolanya serangan OPT dalam pengamanan produksi hortikultura dan terpenuhinya persyaratan teknis yang terkait dengan perlindungan tanaman dalam mendukung ekspor produk hortikultura.

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Peningkatan pengelolaan OPT, b) Pengelolaan dampak perubahan iklim, c) Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan tanaman hortikultura, d) Peningkatan kapasitas laboratorium perlindungan tanaman hortikultura, e) Peningkatan pemenuhan persyaratan teknis SPS mendukung ekspor produk hortikultura, f) Pengembangan SLPHT.

6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura (Kode 1774)

Tujuan dari kegiatan ini adalah fasilitasi dalam rangka pelayanan manajemen, pengelolaan laporan, pengelolaan dokumen, pemberdayaan LM3 dan pemberdayaan konsorsium hortikultura/PMD.

Sasaran dari kegiatan ini adalah : meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan

Page 35: 3. Buku Pedum Horti

32 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura.

Indikator output dari kegiatan ini adalah: a) Pelayanan manajemen, b) Pengelolaan laporan, c) Pengelolaan dokumen, e) Pemberdayaan LM3, e) Pemberdayaan konsorsium hortikultura/PMD.

6 (enam) kegiatan dari Ditjen Hortikultura di atas, secara rinci diimplementasikan ke dalam beberapa rangkaian kegiatan dalam mendukung kinerja Ditjen Hortikultura.

Adapun Agenda Nasional kegiatan Ditjen Hortikultura tahun 2012 secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 36: 3. Buku Pedum Horti

33Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB IV STRUKTUR PENGELOLAAN ANGGARAN DIREKTORAT

JENDERAL HORTIKULURA TAHUN 2012

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012 merupakan tahun ke tujuh dari pelaksanaan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengatur pola penganggaran terpadu (unified budget) dan berbasis kinerja (performance budget). Implementasi anggaran terpadu berbasis kinerja dimaksud harus didasarkan pada capaian indikator kinerja sehingga program pembangunan hortikultura dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel. Kegiatan pembangunan hortikultura di daerah di stimulasi oleh APBN yang dibagi ke dalam dua pola yaitu pola dekonsentrasi dan pola tugas pembantuan.

Pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh dinas yang membidangi tanaman hortikultura tingkat propinsi, BPSBTPH dan BPTPH, sebagai pihak yang diberi tugas oleh Gubernur yang mendapat pelimpahan tugas dari pemerintah pusat. Anggaran dekonsentrasi untuk tahun 2012 dilaksanakan oleh 33 satker pada pertanian propinsi .

Sedangkan pembiayaan dengan anggaran Tugas Pembantuan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang bersifat fisik dan sebagian non fisik yang dilaksanakan oleh dinas yang membidangi

Page 37: 3. Buku Pedum Horti

34 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

tanaman hortikultura tingkat kabupaten/kota. Anggaran tugas pembantuan untuk tahun 2012 dilaksanakan oleh 150 satuan kerja (satker) pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan 27 Dinas Pertanian Provinsi.

Mengacu kepada kebijakan Kementerian Pertanian mengenai efisiensi jumlah Satker pada dinas pertanian kabupaten/kota serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) di beberapa Dinas Pertanian kabupaten/kota dalam melaksanakan DIPA, maka Direktorat Jenderal Hortikultura di TA 2012 menetapkan bahwa kabupaten/kota yang mendapatkan dana Tugas Pembantuan (TP) diatas Rp. 750 juta merupakan satker tersendiri, sedangkan di bawah Rp. 750 juta akan dialokasikan menjadi TP provinsi. Anggaran TP di Provinsi dalam pelaksanaannya harus mengedepankan koordinasi antara dinas pertanian di tingkat kabupaten dan kota yang mendapatkan alokasi tersebut.

Page 38: 3. Buku Pedum Horti

35Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

tanaman hortikultura tingkat kabupaten/kota. Anggaran tugas pembantuan untuk tahun 2012 dilaksanakan oleh 150 satuan kerja (satker) pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan 27 Dinas Pertanian Provinsi.

Mengacu kepada kebijakan Kementerian Pertanian mengenai efisiensi jumlah Satker pada dinas pertanian kabupaten/kota serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) di beberapa Dinas Pertanian kabupaten/kota dalam melaksanakan DIPA, maka Direktorat Jenderal Hortikultura di TA 2012 menetapkan bahwa kabupaten/kota yang mendapatkan dana Tugas Pembantuan (TP) diatas Rp. 750 juta merupakan satker tersendiri, sedangkan di bawah Rp. 750 juta akan dialokasikan menjadi TP provinsi. Anggaran TP di Provinsi dalam pelaksanaannya harus mengedepankan koordinasi antara dinas pertanian di tingkat kabupaten dan kota yang mendapatkan alokasi tersebut.

BAB V SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana ditetapkan Undang-undang RI Nomor : 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER.51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, maka perlu dibuat suatu mekanisme dan peraturan yang mengatur tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintahan Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan. SAI dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga dengan memproses transaksi keuangan yang meliputi arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN). SAK dilaksanakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sedangkan SIMAKBMN sebagai pertanggungjawaban pengelolaan Barang Milik Negara.

Disamping mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran/ barang yang berada dalam tanggung jawabnya, Menteri/Pimpinan

Page 39: 3. Buku Pedum Horti

36 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lembaga juga melaporkan penggunaan dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan bagian dari anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang dialokasikan kepada daerah dan/atau desa. Gubernur, bupati atau walikota mengusulkan daftar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan mendapatkan alokasi dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan kepada Kementerian Negara/Lembaga untuk ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang. SKPD selanjutnya akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan dana Dekonsentrasi kepada Kementerian Negara/Lembaga melalui Gubernur.

Pertanggungjawaban pelaksanaan Dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan dilakukan terpisah dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Pertanggungjawaban pelaksanaan dimaksud berupa laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara (BMN).

Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi sesuai dengan hirarki organisasi, baik untuk pertanggungjawaban pengelolaan Keuangan maupun pengelolaan barang. Unit akuntansi pengelolaan keuangan/barang terdiri dari :

1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)

UAPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.

2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B) – EI)

Page 40: 3. Buku Pedum Horti

37Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

UAPPA/B – EI merupakan unit akuntansi pada tingkat Eselon I penanggungjawabnya adalah Pejabat Eselon I.

3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B – W)

UAPPA/B – W merupakan unit akuntansi yang berada pada tingkat Kantor Wilayah atau unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPA/B – W, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Unit Kerja yang ditetapkan sebagai UAPPA/B – W, untuk UAPPA/B – W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur sedangkan untuk UAPPA/B – W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Bupati atau Walikota sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

Dalam hal ini untuk Kementerian Pertanian BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) ditunjuk sebagai sekretariat wilayah sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 41/Permentan OT.140/9/2008. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas UAPPA/B-W maka ditetapkan organisasi dan tata kerja yang dalam pelaksanaan kegiatan laporan keuangan tersebut menerima dari seluruh dana dari bagian anggaran (BA) 018 (Kementerian Pertanian), BA 069 (Belanja Lain-lain)

4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B)

UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (Kuasa Pengguna Anggaran/Barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalan kepala satuan kerja.

Page 41: 3. Buku Pedum Horti

38 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Untuk UAKPA/B Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan penanggung-jawabnya adalah kepala SKPD.

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi, dapat dilihat pada Gambar 2.

SAK dan SIMAKBMN yang mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 42: 3. Buku Pedum Horti

39Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Gam

bar

2. M

ekan

ism

e P

elap

oran

Sis

tem

Aku

nta

nsi

In

stan

si

ALUR

PEN

YUSU

NAN

LAPO

RAN

KEUA

NGAN

PEM

ERIN

TAH

PUSA

TAL

UR P

ENYU

SUNA

N LA

PORA

N KE

UANG

AN P

EMER

INTA

H PU

SAT

MENT

ERI/P

IMPI

NAN

LEMB

AGA

SEBA

GAI P

ENGG

UNA

ANGG

ARAN

/BAR

ANG

Siste

m A

kunta

nsi In

sta

nsi (S

AI)

DPR

DPR

Satk

erSa

tker

Satk

er B

LUSa

tker

BLU

Wila

yah/

Wila

yah/

Prov

insi

Prov

insi

Eselo

n 1

Eselo

n 1

KLKLLR

ALR

ANe

raca

Nera

caCa

LKCa

LK

LKKL

LKKL

KPPN

/Dit

PKN

KONS

OLID

ASI

KONS

OLID

ASI

Kanw

il DJP

BDi

tAPK

-DJP

B

LKPP

:LR

ALR

ANe

raca

Nera

caLA

KLA

KCa

LKCa

LKPres

iden

Pres

iden

BUN

Utan

g &

Hiba

h

Inve

stas

i Pe

mer

inta

h

Pene

rusa

n Pe

neru

san

Pinj

aman

Pinj

aman

Tran

sfer

ke

Tran

sfer

ke

Daer

ahDa

erah

Belan

ja Su

bsid

i &

Belan

ja L a

in-la

in

Tran

saks

i Kh

usus

Bada

n La

inny

aLa

p. A

rus K

asLa

p. A

rus K

as

LKBU

NLK

BUN

CaLK

CaLK

BPK

BPK

MENT

ERI K

EUAN

GAN

SEBA

GAI B

ENDA

HARA

UMU

M NE

GARA

Sis

tem

Ak

un

tan

si

BU

N

Pem

erin

tah

Daer

ahDa

erah

aa

yLR

ALR

ANe

raca

Nera

caCa

LKCa

LK

Page 43: 3. Buku Pedum Horti
Page 44: 3. Buku Pedum Horti

41Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN KINERJA

A. Monitoring dan Evaluasi

Prosedur monitoring dan evaluasi (monev) mengacu pada hierarki

sistem Monev, dimana hierarki yang lebih tinggi melakukan

monitoring dan evaluasi kepada hierarki di bawahnya secara

berjenjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat perkembangan

kegiatan, mengamati permasalahan dan hambatan yang dihadapi,

juga dalam rangka menyatukan sistem kepemerintahan yang baik

dan akuntabel mengenai pelaksanaan kegiatan dan penggunaan

anggaran. Hierarki sistem monitoring dan evaluasi dapat dilihat

pada Gambar 3.

Page 45: 3. Buku Pedum Horti

42 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Keterangan :

Gambar 3. Hierarki Sistem Monitoring dan Evaluasi

Dalam pelaksanaan program lingkup Ditjen Hortikultura, monitoring dan evaluasi punya peranan penting antara lain: 1) memberikan informasi dan gambaran keberhasilan/kegagalan dan kinerja program dan institusi, 2) bahan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan, 3) bahan rujukan perencanaan, alokasi anggaran dan kegiatan serta penyusunan

BAPPENAS

Kementerian Pertanian

Unit Eselon I

Kegiatan (Provinsi)

Kegiatan (Kabupaten/Kota)

Sektor/program

Sub-sektor/Sub-program

Program/kegiatan

Program/Kegiatan

Nasional

= Monev = Laporan

Page 46: 3. Buku Pedum Horti

43Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Keterangan :

Gambar 3. Hierarki Sistem Monitoring dan Evaluasi

Dalam pelaksanaan program lingkup Ditjen Hortikultura, monitoring dan evaluasi punya peranan penting antara lain: 1) memberikan informasi dan gambaran keberhasilan/kegagalan dan kinerja program dan institusi, 2) bahan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan, 3) bahan rujukan perencanaan, alokasi anggaran dan kegiatan serta penyusunan

BAPPENAS

Kementerian Pertanian

Unit Eselon I

Kegiatan (Provinsi)

Kegiatan (Kabupaten/Kota)

Sektor/program

Sub-sektor/Sub-program

Program/kegiatan

Program/Kegiatan

Nasional

= Monev = Laporan

kebijakan, 4) sebagai bahan referensi untuk perbaikan, tindaklanjut perbaikan pelaksanaan kegiatan, 5) sebagai referensi pelaksanaan kegiatan sejenis di tempat lain (analogi).

Dengan demikian kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan merupakan hal penting untuk menjamin kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan, penggunaan input sesuai dengan keperluan dan dilaksanakan sesuai jadwal, sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai. Dengan monitoring dan evaluasi maka diharapkan dapat diketahui : 1). Pencapaian kinerja, 2). Output, outcome dan keberhasilan program dan kegiatan, 3). Gambaran potensi pengembangan, dan 4). Permasalahan yang dihadapi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan metode seperti : kunjungan lapang, wawancara, serta melakukan pengkajian terhadap laporan dan hasil pelaksanaan. Kajian dan analisis dilakukan terhadap perkembangan kegiatan, capaian pemanfaatan dana dan fisik kegiatan, manfaat dan dampak, permasalahan serta kendala yang dihadapi. Hasil monitoring dan evaluasi akan disajikan dalam bentuk laporan monitoring dan evaluasi.

Pelaksana kegiatan juga diwajibkan menyusun laporan sesuai SK Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No. 120/KET/7/1994 tentang Sistem Pemantauan dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Pembangunan dan laporan insidentil bilamana diperlukan. Jadwal penyampaian laporan dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 47: 3. Buku Pedum Horti

44 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Gambar 4. Hierarki dan Jadwal Penyampaian Laporan

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh petugas pusat ke daerah (terutama pemantapan pelaksanaan kegiatan dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan dilakukan secara intensif.

SKPD Kab/Kota

BAPPENAS

Sekjen Kementerian Pertanian (Biro yg

Membidangi Monev)

Unit Eselon I

SKPD Provinsi

Sektor/program (tgl 20 bulan berikutnya)

Sub-sektor/Sub-program (tgl 15 bulan berikutnya)

Kompilasi Kegiatan Dana TP (tgl 10 bulan berikutnya)

Kegiatan Dana TP (tgl 5 bulan berikutnya)

Nasional (tgl 25 bulan berikutnya)

Kegiatan Dana Dekonsentrasi (tgl 5 bulan berikutnya)

Page 48: 3. Buku Pedum Horti

45Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dinas Pertanian di provinsi dan kabupaten/kota juga diminta melakukan monitoring dan evaluasi ke daerah binaannya, serta menyampaikan laporannya.

B. Pelaporan SIMONEV

Dalam melaksanakan program pengembangan agribisnis hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura secara berkala harus menyampaikan laporan perkembangan, kinerja keberhasilan, masalah dan hambatan ke Menteri Pertanian, Presiden, DPR dan Publik. Oleh karena itu, penyiapan laporan perkembangan kegiatan dan kinerja pelaksanaan program pengembangan agribisnis hortikultura harus dilakukan secara berkala dengan konsisten.

Pelaporan hasil kegiatan program dan anggaran kinerja ini, merupakan suatu bentuk penyampaian informasi dari serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari persiapan kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Melalui laporan itu juga akan dapat dilihat sejauhmana tingkat keberhasilannya.

Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No: 31/2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Hal ini dirumuskan dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Selanjutnya dalam pelimpahan pengelolaan anggaran dana

Page 49: 3. Buku Pedum Horti

46 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan ke gubernur, bupati dan walikota, masalah ini juga ditegaskan lagi.

Oleh karena itu penyampaian laporan harus menjadi perhatian serius bagi satker pengelola anggaran pembangunan hortikultura di daerah. Berdasarkan Surat Edaran (SE) tersebut maka tata cara, waktu dan format pelaporan kinerja kegiatan APBN diatur sebagai berikut :

1. SKPD Kabupaten/Kota dengan menggunakan data Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) menyusun dan menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian (termasuk hortikultura) dalam rangka pengelolaan dan tanggung jawab pelaksanaan Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota kepada Dinas lingkup Pertanian Provinsi yang tugas dan kewenangannya sama, dengan menggunakan Formulir A sebagaimana yang terdapat dalam lampiran PP RI No 39 tahun 2006 yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software SIMONEV, dan menyampaikan copy file data ke Eselon I terkait (dalam hal ini Ditjen Hortikultura). Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan.

Laporan kinerja berisi tentang realisasi keuangan dan fisik kegiatan utama dalam kegiatan pengembangan hortikultura. Laporan Simonev disusun oleh petugas Sekretariat Dinas yang menangani pelaporan dan berkoordinasi dengan bidang yang

Page 50: 3. Buku Pedum Horti

47Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

menangani hortikultura dan Pejabat Pembuat Komitmen (PKK).

2. Kepala SKPD Provinsi dengan menggunakan data SP2D menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan APBN Pembangunan Pertanian (termasuk Hortikultura) dalam rangka pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab dana Dekonsentrasi (termasuk BPSBTPH dan BPTPH) dan Tugas Pembantuan Provinsi kepada Eselon I terkait dengan menggunakan Formulir A sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI No 39 Tahun 2006, yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software SIMONEV, dan menyampaikan copy file data ke Eselon I terkait. Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan.

3. Kepala SKPD Provinsi disamping menyampaikan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan APBN Pembangunan Pertanian (termasuk Hortikultura) sebagaimana diatur dalam butir (2) diatas juga menyampaikan Laporan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Kegiatan APBN Pembangunan Pertanian dalam rangka pengelolaan dan tanggung jawab dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota setelah menerima laporan dari kabupaten/kota di lingkup provinsi sebagaimana diatur dalam butir(1). Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada Eselon I

Page 51: 3. Buku Pedum Horti

48 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

terkait dengan menggunakan Formulir B sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI No 39 tahun 2006.

4. Kepala unit kerja pusat (Eselon II dan unit kerja pusat di daerah) berdasarkan SP2D menyusun dan menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian dalam rangka pelaksanaan pengelolaan APBN dan kegiatan di daerah sesuai tugas dan fungsi binaan masing-masing kepada Eselon I dengan menggunakan formulir A sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI. No. 39 tahun 2006 yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software Simonev, dan menyampaikan copy file data. Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan.

5. Kepala unit organisasi (Eselon I) menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian dalam rangka pelaksanaan Pengelolaan Dana APBN masing-masing Eselon I kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal dengan menggunakan Formulir B sebagaimana yang terdapat pada lampiran PP RI No 39 tahun 2006, dengan aplikasi software SIMONEV. Laporan disusun berdasarkan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian dari SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur pada butir (3). Laporan disusun setiap bulan dan disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berakhir bulan yang

Page 52: 3. Buku Pedum Horti

49Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

bersangkutan dengan menyertakan copy file data aplikasi simonev.

6. Menteri Pertanian akan menyusun dan menyampaikan laporan Kinerja Pembangunan Pertanian kepada Menteri Negara/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Menteri Keuangan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, disusun setiap triwulan dan disampaikan paling lambat tanggal 14 (empat belas) bulan berikutnya setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan, setelah menerima laporan Kinerja Pembangunan Pertanian dari Eselon I lingkup Kementerian Pertanian sebagaimana diatur pada butir (5).

Dalam upaya memudahkan pengisian dan penyampaian laporan, serta mengakomodir beberapa informasi yang diperlukan, maka Biro Perencanaan dan PUSDATIN setiap tahunnya melakukan revisi dan penyempurnaan Format SIMONEV DEPTAN, namun tetap mengacu kepada SE Sekjen 484 / 2007 tersebut.

Software SIMONEV ditetapkan bersama antara PUSDATIN dan Biro Perencanaan Kementerian Pertanian dan dibahas bersama dengan unit kerja pengelola pelaporan. Selanjutnya dilakukan pelatihan Training of Trainer (TOT) kepada petugas pengelola pelaporan dari masing-masing unit eselon I. Setiap tahun dilakukan perbaikan dan penyempurnaan SIMONEV mengikuti dan mengakomodir perubahan pada perencanaan dan perubahan struktur RKA-KL. Sebelum software SIMONEV

Page 53: 3. Buku Pedum Horti

50 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

baru (revisi) dirumuskan, maka format pelaporan masih tetap menggunakan format lama yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan tetap dilaporkan secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Pengiriman laporan SIMONEV dilakukan secara konvensional (melalui surat) ataupun melalui email ke alamat Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Jl. AUP No. 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan; [email protected], [email protected]. Contoh pelaporan SIMONEV versi 2010 dikemukakan pada Lampiran 2.

Page 54: 3. Buku Pedum Horti

51Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

baru (revisi) dirumuskan, maka format pelaporan masih tetap menggunakan format lama yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan tetap dilaporkan secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Pengiriman laporan SIMONEV dilakukan secara konvensional (melalui surat) ataupun melalui email ke alamat Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Jl. AUP No. 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan; [email protected], [email protected]. Contoh pelaporan SIMONEV versi 2010 dikemukakan pada Lampiran 2.

BAB VII PENUTUP

Komoditas hortikultura diharapkan dapat menjadi salah satu

sumber pertumbuhan ekonomi regional yang secara signifikan dapat meningkatkan kesejahteraan petani/pelaku bisnis. Untuk itu diperlukan adanya pemahaman yang sama tidak hanya pada aparat pertanian, akan tetapi juga pada seluruh pemangku kepentingan. Persepsi ini sangat penting untuk dijadikan landasan dalam memotivasi unsur pemerintah dan masyarakat untuk menggerakkan secara serius upaya pembangunan sub sektor hortikultura secara berkelanjutan.

Program dan strategi kebijakan pembangunan hortikultura harus dapat dijadikan sarana untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu diperlukan adanya koordinasi, sinergisme dan sinkronisasi antar sektor dan sub sektor serta pemangku kepentingan lainnya.

Page 55: 3. Buku Pedum Horti
Page 56: 3. Buku Pedum Horti

LAMPIRAN

Page 57: 3. Buku Pedum Horti
Page 58: 3. Buku Pedum Horti

53Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 1. Rancangan Agenda Kegiatan Nasional/ Regional T.A. 2012 Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

1 Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 dan Koordinasi Perencanaan Tahun 2013 wilayah Barat

Kadis Provinsi, Kabid Hortikultura,Kepala BPSBTPH, Kepala BPTPH dan Kepala BBI (17 Provinsi) :

Aceh, Sumut, Jambi, Riau, Bengkulu, Kep. Riau, Sumbar, Lampung, Sumsel, Babel, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, Kalteng

Sumatera Barat

Februari

2 Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 dan Koordinasi Perencanaan Tahun 2013 wilayah Timur

Kadis Provinsi, Kabid Hortikultura,Kepala BPSBTPH, Kepala BPTPH dan Kepala BBI

(16 Provinsi)

Bali. NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar, Sulut, Gorontalo, Papua, Papua Barat, Kaltim, Kalsel, Jatim

Sulawesi Tengah

Januari

3 Koordinasi Perencanaan Pengembangan Hortikultura 2013 (RKAKL awal)

Kabid. Hortikultura, Kabid. Perencanaan Seluruh Indonesia

D.I.Y.

Mei/Juni

Page 59: 3. Buku Pedum Horti

54 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

4 Workshop Pemantapan RKA-KL 2013

Kabid Hortikultura, Kasubbag Perencanaan Seluruh Indonesia dan Operator RKA-KL (Dinas Provinsi, BPSB, BPTPH)

Kalsel

Oktober

5 Sinkronisasi Angka Sementara Hortikultura Tahun 2011

Pejabat/ Petugas yang menangani data hortikultura seluruh Indonesia (Dinas Provinsi, BPS Provinsi)

Jateng

Maret

6 Sinkronisasi Angka Tetap Hortikultura Tahun 2011

Pejabat/ Petugas yang menangani data hortikultura seluruh Indonesia (Dinas Provinsi, BPS Provinsi) 33 Provinsi

Banten

Juli

7 Sosialisasi SIMONEV Hortikultura

Petugas Dinas Pertanian yang menangani SIMONEV 33 Provinsi

Bogor

April

8 Apresiasi Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Satker Lingkup Ditjen Hortikultura

Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Satker Penerima Dana Dekonsentrasi Tahun 2012 di 33 provinsi

Batam

April

9 Workshop Penyusunan Laporan SAI dan SABMN tahun 2011 Semester I

Dinas Provinsi/Petugas yang menangani SAI dan SABMN di Provinsi di 33 provinsi

Jateng

Juli

10 Workshop Penyusunan Laporan SAI dan SABMN Semester II

Dinas Provinsi/Petugas yang menangani SAI dan SABMN di 33 Provinsi

Jabar

Desember

Page 60: 3. Buku Pedum Horti

55Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

11 Apresiasi Bidang Keuangan dan Perlengkapan

Kasubbag Keuangan dan Perlengkapan Dinas Pertanian Provinsi di 33 provinsi

Makassar

Maret

12 PF2N Seluruh Indonesia Sumatera Utara

Juni

13 HPS Seluruh Indonesia Sumatera Utara

Oktober

14 Penyelenggaraan Pemberian Penghargaan

Dinas Pertanian Provinsi Penerima Penghargaan

Jakarta Oktober

15 Workshop Peningkatan Investasi di Bidang Hortikultura

Dinas Pertanian Provinsi Sentra Hortikultura

Jawa Barat Mei

16 E-Learning Course on Global Good Agricultural Practices (GAP)

Dinas Pertanian Provinsi yang sudah melaksanakan GAP

Jakarta

September

17 E-Learning Course on Benchmarking for Good Agricultural Practices (GAP)

Dinas Pertanian Provinsi yang sudah melaksanakan GAP

Jakarta

Oktober

18 TOT Refreshing Petugas data Dinas Pertanian Provinsi seluruh Indonesia

Jawa Barat September

19 Workshop LM3 Petugas Kabupaten dan LM3 terpilih

Jawa Barat April

20 Workshop TL LHP Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi seluruh Indonesia

Jawa Barat

Juni

21 Workshop PMD Petugas Kabupaten dan PMD terpilih

Jawa Barat April

Page 61: 3. Buku Pedum Horti

56 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

2. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

1 Fasilitasi Promosi Buah Tropika Nusantara (ITF2)

33 Provinsi D.I.Y. Juni

2 Pekan Flora dan Flori Nusantara PF2N

33 Provinsi Medan Juni

3 TOT SL-GAP Petugas yang aktif melakukan penerapan GAP dari 15 Provinsi :

Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat

D.I.Y. Februari

4 Fasilitasi Pertemuan Pembangunan Kebun Buah

Kadis, Kabid Hortikultura (22 Provinsi) :

NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, NTB, NTT, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua,

D.I.Y. April

Page 62: 3. Buku Pedum Horti

57Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

5 TOT Petugas Penilai Kebun

Petugas yang aktif berpotensi untuk melakukan regitrasi kebun dari 14 Provinsi : Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, NTT, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, NTB

Bandung Februari

6 Pertemuan Pengembangan Buah Pemasok Perkotaan

Kadis, Kabid Hortikultura (18 Provinsi) : Sumatera Barat,Sumatera Selatan,Jambi,Bengkulu,Riau,Kepulauan Riau,Lampung,Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur,DIY,Banten,Nusa Tenggara Barat,Nusa Tenggara Timur,Kalimantan Timur,Kalimantan Barat,Sulawesi Utara,Sulawesi Selatan

Jawa Tengah Maret

7 Fasilitasi Pengembangan Kebun Buah ASEAN GAP

Petugas Lapang yang aktif terlibat dalam kegiatan Kebun Buah ASEAN GAP (3 Provinsi, 4 Kabupaten) : Prov Jateng,Kabupaten Karanganyar,Kabupaten Sleman,Prov DIY,Kabupaten Cirebon,Prov Jawa Barat,Kabupaten Bogor

D.I.Y. Mei

Page 63: 3. Buku Pedum Horti

58 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

8 Sosialisasi Penerapan GAP/ SOP Tanaman Pisang dan Melon (2 paket)

- Petugas dan Petani Pesawaran (31 orang)

- Petugas dan Petani Brebes (31 orang)

Ctt: Belanja bahan di RAB, pencetakan disesuaikan dengan judul

- Lampung

-Jawa Tengah

- Oktober

- Juni

9 Workshop Upaya Peningkatan Daya saing Untuk Kebutuhan Pasar Modern

(2 paket)

Eselon I / II terkait :

Direktorat Budidaya dan pascapanen Buah, Sekretariat Ditjen Hortikultura,Badan Karantina Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Ditjen PSP, Ditjen P2HP, Kementerian Perdagangan, Kementerian PU, Kemen-terian Nakertrans, Dinas Pertanian Jabodetabek

DKI Jakarta Juni

10 Workshop Penyediaan Buah-Buahan Berorientasi Ekspor (2 paket)

Eselon I / II terkait :

Direktorat Budidaya dan pascapanen Buah, Sekretariat Ditjen Horti-kultura, Badan Karantina Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Ditjen PSP, Ditjen P2HP, Kementerian Perdagangan, Kementerian PU, Kementerian Nakertrans, Dinas Pertanian Jabodetabek, Dinas Pertanian Jawa Barat

DKI Jakarta Juni

Page 64: 3. Buku Pedum Horti

59Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

11 TOT SL Pascapanen Petugas Lapang I (provinsi) : Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sumbar, Riau, Lampung,

Jatim Maret

12 Sosialisasi Teknologi Peningkatan Pascapanen Pisang

Petugas yang aktif terlibat dalam pascapanen pisang Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten Lampung Timur, Cianjur, Kendal, Malang dan Bantul

Jawa Tengah Maret

16 Sosialisasi Teknologi Penanganan Pascapanen Melon

Petugas yang aktif terlibat dalam pascapanen Melon Provinsi DIY Kabupaten Sragen, Grobogan, Karanganyar, Pekalongan, Kulon Progo dan Blitar

DIY Maret

17 Pertemuan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah

Bogor Maret

18 Sosialisasi Teknologi Pascapanen Tanaman Terna

Petugas yang aktif terlibat dalam pascapanen tanaman terna Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Subang, Sragen, Sleman, Lampung Timur, Lumajang dan Malang

Jawa Barat April

19 TOT Petugas Jaminan Sistem Mutu Buah Indonesia

PPHP, Pusdatin, BKP, Swasta, Petani mangga, manggis, salak dari Sukabumi, Bogor, Garut, DIY

Jabar Maret

Page 65: 3. Buku Pedum Horti

60 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

20 Sosialisasi Teknologi Pascapanen Manggis

Petani manggis, Balit Pascapanen, PKBT, Bogor, Purwakarta, Tasikmalaya, Sukabumi

Jabar Mei

21 Gerakan Peningkatan Konsumsi Buah

Anak Sekolah tingkat SD dan Masyarakat Umum

Bogor Juni

22 Pemasyarakatan Buah Nusantara

Jakarta Agustus

23 Fruit Day Jakarta April

24 Lomba Kebun Buah 23 Provinsi yaitu :NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, NTB, NTT, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Kepulauan Riau

Jakarta Desember

25 Gelar Buah Jakarta Juli

Page 66: 3. Buku Pedum Horti

61Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

3. Direktorat Budidaya dan Pasaca Panen Sayuran dan Tanaman Obat

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

1 Sosialisasi Registrasi Online Lahan Usaha Sayuran dan Tanaman Obat (Wilayah Barat)

Aceh, Sumut, Riau, Babel, Kepri, Jambi, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Sumsel, Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Kalbar, Kalteng (17 Prov)

Bandung Feb

2 Sosialisasi Registrasi Online Lahan Usaha Sayuran dan Tanaman Obat (Wilayah Barat)

Jatim, Kaltim, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Bali, NTB, NTT, Papua, Papua Barat (16 Prov)

Surabaya Maret

3 Sosialisasi Penerapan GHP Sayuran dan Tanaman Obat

Prov. Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumut, Sumbar,Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali,NTB, Sulawesi Utara, dan DIY

Jatim April

4 Evaluasi Penetapan Pola Produksi Sayuran

Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Bengkulu, Lampung, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Banten, NTB, Bali, Kaltim, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulut, Gorontalo

Bandung April

5 Koordinasi Pengembangan Sayuran Organik

Prov NTB, Kab. Lotim Prov Sulut, Kab. Minahasa Prov Sulsel, Kab. Bantaeng Prov Bali, Kab. Tabanan dan Buleleng Prov Kalbar, Kota PontianakProv Jabar, Kab. Cianjur

Bali

Mei

Page 67: 3. Buku Pedum Horti

62 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

Prov Jatim, Kab. Malang dan Kota Batu Prov Jateng, Kab. Semarang Prov Sumbar, Kab. Agam, 50 Kota, dan Tanah Datar

6 Apresiasi Pemandu Lapangan Penerapan GAP dan GHP Sayuran dan Tanaman Obat

Aceh, Sumut, Riau, Babel, Kepri, Jambi, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Sumsel, Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY

Palembang,

Mei

7 Apresiasi Pemandu Lapangan Penerapan GAP dan GHP Sayuran dan Tanaman Obat

Kalbar, Kalteng, Jatim, Kaltim, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Bali, NTB, NTT, Papua, Papua Barat

Mataram

Juni

8 Koordinasi Kawasan Jamur (festival jamur)

Petugas dan Petani Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, DKI, Jakarta, Lampung, Bali, NTB

Jabar Juni

9 Evaluasi Laporan Kinerja Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat (PF2N)

33 Provinsi seluruh Indonesia

Sumut

Juli

10 Konsolidasi Pemberdayaan Sayuran, Tanaman Obat dan Pekarangan

Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung, Petugas dari Provinsi Penerima Dana PMD Sayuran 2011 dan penerima PMD Pekarangan tahun 2012,

Palembang Juli

Page 68: 3. Buku Pedum Horti

63Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

11 Koordinasi Kawasan Sayuran Sumatera Mendukung Ekspor (KASS)

Petugas dan Petani , Sumut, Sumbar, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepri,

Batam Agustus

12 Gerakan Makan Sayur 33 Provinsi (kecuali Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)

Sulsel Oktober

13 Koordinasi Penetapan Pola Produksi Sayuran

Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Bengkulu, Lampung, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Banten, NTB, Bali, Kaltim, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulut, Gorontalo

DIY Oktober

4. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura

No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu

1 Temu Evaluasi Program Pengembangan Tanaman Florikultura (PF2N)

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Banten, Sulawesi

Medan, Sumatera Utara

Juni

Page 69: 3. Buku Pedum Horti

64 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu

Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur

2 Apresiasi Peningkatan Kapasitas Pemandu Lapang (PL1, PL2)

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Banten, Sulawesi Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur.

Jakarta, Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta, Kab. Sumedang, kota bogor, kota depok, kab. Sukabumi, kab. Bogor, kab. Bandung barat, kota bandung, kab. Bekasi, kab. Magelang, Kab. Wonosobo, Kab. Semarang, Kab. Boyolali, Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang, Kab. Tegal, Kota Semarang, Kab. Batang, Kab. Sleman, Kota yogyakarta, Kota Blitar, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, Kota batu, Kab. Kediri, Kab. Bangkalan, Kota surabaya, Kota malang, Kota medan, Kab. Agam,

Jawa Tengah Juni

Page 70: 3. Buku Pedum Horti

65Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu

Kab. Solok, Kota bukit tinggi, Kota padang panjang, Kota padang, Kota payakumbuh, Kab. Kampar, Kota pekan baru, Kota pagar alam, Kota palembang, Kab. Lampung barat, Kota pontianak, Kota balikpapan, Kota samarinda, Kota tomohon, Kota manado, Kota makassar, Kab. Maros, kota palu, Kab. Poso, kab. Gianyar, kab. Karangasem, Kab. Tabanan, Kota denpasar, Kota mataram, kota gorontalo, Kota pangkal pinang, Kab. Bintan, kota Batam, kab. Tangerang, Kota tangerang, Kota tangerang selatan, Kota serang, kab serang, kab. Kepahiang.

3 Workshop Pembinaan Kawasan Integrasi Anggrek

Petugas Dinas Pertanian dan pelaku usaha Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Jawa Timur

Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Jawa Timur

Juni, Agustus

4 Workshop Pengembangan Kawasan Plasma Ekspor Leatherleaf

Kab. Magelang, Kab. Wonosobo, Kab. Semarang, Kab. Boyolali

Jateng Februari, September

5 Workshop Integrasi Krisan

Kab. Pasuruan, Kab. Sleman, Kab. Bandung

D.I.Y, Bandung

April

Nopember

Page 71: 3. Buku Pedum Horti

66 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu

Barat, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Wonosobo, Kab. Semarang, Kab. Tabanan, Kota Tomohon

6 Konsorsium Melati Kab. Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Batang, Kab. Bangkalan

Bangkalan, Semarang

Februari

7 Workshop Pengembangan Kawasan Budidaya Tanaman Pot dan Lansekap

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Jawa Barat

Jawa Barat Juli

8 Temu Koordinasi Pengembangan Kawasan Budidaya Tanamanan Daun dan Bunga Potong

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi, Kab. Bogor

Bandung Maret

9 Temu Koordinasi Pemulihan Tanaman Krisan Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi (SKR)

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha DIY, Kab. Sleman

DIY Maret

10 Pembahasan Roadmap Anggrek Indonesia

Pelaku Usaha Anggrek Jawa Barat, Jawa Timur, DKI, Banten dan Stakeholder terkait

Jawa Barat September

11 Workshop Gerbang Ekspor

Petugas Dinas Pertanian, PL1, PL2 dan Pelaku Usaha Riau, Kepri dan Sumbar

Riau, Kepri dan Sumbar

Januari, Februari, Maret

Page 72: 3. Buku Pedum Horti

67Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu

12 Workshop Pembinaan Kawasan Florikultura Tropis

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Bali dan NTB

Bali Maret, Oktober

13 Konsorsium Tanaman Daun dan Bunga Potong

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Sukabumi, Cianjur, Bandung Barat dan Kab. Sleman

Jawa Barat, DIY

September

14 Fasilitasi Inisiasi Kawasan Kawasan Krisan di Sentra Baru

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Lampung dan Sumatera Selatan

Lampung Mei, Juli

15 Workshop Pembinaan Kawasan Melati

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Batang

Jateng Mei

16 Konsorsium Anggrek Kaltim, Kalbar, Jatim Jabar April

17 Konsorsium Tanaman Pot dan Lansekap

Pelaku Usaha Jawa Barat, Banten dan DKI

Jawa Barat Februari

18 Apresiasi Kampung Flori

Pelaku Usaha Jawa Barat, Banten, DKI, Sumatera Barat dan Bali

Jawa Barat Maret

19 Workshop Teknologi Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kab. Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi, Kab. Bogor

DKI Jakarta Mei

20 Workshop Pengembangan Kawasan Pasca panen Tanaman Pot dan Lansekap.

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Jawa Barat

Jawa Barat April

Page 73: 3. Buku Pedum Horti

68 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta daerah Tempat Waktu

21 Workshop hasil identifikasi preferensi tanaman pot dan lansekap

Pelaku usaha Jawa Barat, Banten dan DKI

Jawa Barat Juni

22 Workshop hasil identifikasi preferensi tanaman daun dan bunga potong

Pelaku usaha Jawa Barat, Banten dan DKI

Jawa Barat September

23 Sosialisasi pemasyarakatan green city

Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha DKI, Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Makasar, DIY, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah

Jawa Barat Agustus

24 Sosialisasi GPOP Petugas Dinas Pertanian dan Pelaku Usaha Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan

Jawa Barat, Banten

Februari, Maret

Page 74: 3. Buku Pedum Horti

69Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

5. Direktorat Perbenihan Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

1 Koordinasi Sentra Produksi Benih Tanaman Florikultura

Kabid Hortikultura Provinsi dan Kab/Kota:

DKI Jakarta, Jawa Barat (Kab.Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi), Jawa Tengah (Kab. Semarang, Kab. Wonosobo), DIY (Kab. Sleman), Jawa Timur (Kab. Pasuruan), Bali (Kab. Tabanan), Banten, NTB, NTT, Papua, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Sulsel, Sul tengah, Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Sulut (Kota Tomohon)

DIY Agustus

2 Apresiasi pengelolaan laboratorium kultur jaringan hortikultura

Petugas Laboratorium seluruh BBH

Jakarta Juli

3 Apresiasi Pengawas Benih Tanaman (PBT)

Pengawas Benih Seluruh BPSB/Dinas Provinsi

Malang Juli

4 Koordinasi Perbenihan Sayur (Kentang, Bawang Merah dan Bawang Putih, Jamur)

Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, DIY, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, Lampung, Banten.

Medan (Sumatera Utara)

Maret, April, Juni, Mei

Page 75: 3. Buku Pedum Horti

70 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

5 Forum Perbenihan (PF2N)

Kabid Hortikultura seluruh Indonesia, Ka BPSB, Ka BBH Seluruh Indonesia

Sumatera Utara

Juni

6 Revitalisasi Perbenihan Jeruk Bebas Penyakit

Petugas dan Penangkar (Jawa, Bali, Lampung, Bengkulu, NTT, NTB, Sulbar, Sulsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Aceh, Sumbar, Sumut, Jambi, Riau)

Kalbar

Maret

7 Temu Koordinasi Pengembangan Durian Multi Varietas dan Alpukat

Lampung, Kalimantan, Sulsel, Sulteng, Sumatera, Banten, Jateng, Jatim, Jabar

(Petugas dan Penangkar)

Kaltim

Agustus

8 Sosialisasi Peraturan Perbenihan

Ka. BPSB, Ka. BBH Seluruh Indonesia

Jawa Barat Agustus

9 Workshop Penyusunan Rencana Produksi dan Kebutuhan Benih Buah Unggul tropis

Kabid Horti, Ka BBH, Ka BPSB Seluruh Indonesia

Jawa Barat Oktober

10 Evaluasi Realisasi Ketersediaan Benih Hortikultura 2012

Kabid Hortikultura, Ka BBH, Ka BPSB seluruh Indonesia

Jawa Barat Nopember

11 Pertemuan APSA Perbenihan Hortikultura

Seluruh Stakeholder perbenihan

Bali November

12 Pemantapan Teknologi Top Working untuk Penggantian Varietas

Petugas dan Penangkar Benih

Jawa Barat Juni

Page 76: 3. Buku Pedum Horti

71Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

6. Direktorat Perlindungan Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

A. Pertemuan Nasional

1. Evaluasi Perlindungan Tanaman Hortikultura

Kepala BPTPH seluruh Indonesia (33 Provinsi)

Jawa Tengah Nopember

2. Pemetaan Wilayah Sebar OPT Hortikultura

32 Provinsi BPTPH Jabar Juni

3. Sistem Peringatan Dini dalam Penerapan Sistem Informasi Perlindungan Hortikultura

32 Provinsi BPTPH Jawa Barat Juni

4. Pertemuan Koordinasi Adaptasi terhadap Perubahan Iklim

32 Provinsi BPTPH Jatim Juli

B. Pertemuan Petugas/Petani dalam Penanggulangan OPT Hortikultura

5. Gerakan Penanggulangan OPT Sayur :

- Kentang

(13 Provinsi) : Jabar, Jateng, Jatim, Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Bengkulu, NTB, Bali, Sulsel, Sulut, BBPOPT Jatisari

Jawa Tengah

Maret

6. Gerakan Penanggulangan OPT Sayur :

- Cabai

(19 Provinsi) : Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Lampung, Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, NTB, NTT, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulbar, Sulsel, Banten, BBPOPT Jatisari

Sumbar

September

Page 77: 3. Buku Pedum Horti

72 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

7. Gerakan Penanggulangan OPT Buah :

- Pisang

(17 provinsi) : Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kalsel, Sulsel, Sultra, Sulteng, Sulut, Maluku Utara, BBPOPT Jatisari

Kalsel

Maret

8. Gerakan Penanggulangan OPT Buah :

- Mangga

(22 provinsi) : Sumut, Sumbar, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulut, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, BBPOPT Jatisari

Jatim

Maret

9. Gerakan Penanggulangan OPT Jeruk

(19 provinsi) : Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulbar, Maluku Utara, Papua, BBPOPT Jatisari

Jatim

April

10. Gerakan Penanggulangan OPT Duku

(17 provinsi) : Jambi, Bengkulu, Sumsel, Babel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalsel, Kalbar, Kaltim, Sulsel, Sulut, BBPOPT Jatisari

Jambi Februari

Page 78: 3. Buku Pedum Horti

73Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

11. Gerakan Pengendalian OPT Manggis

(9 Provinsi) : Jabar, Jatim, Sumbar, Sumsel, DIY, Lampung, Banten, BBPOT Jatisari

Jabar Mei

12. Gerakan Penanggulangan OPT Krisan

(23 provinsi) : Aceh, Sumut, Jambi, Riau, Bengkulu, Kep. Riau, Sumbar, Lampung, Sumsel, Banten, DKI Jakarta, Jawa barat, Jawa Tengah, DIY, Jatim, Kalimantan Barat, Bali, NTB, Sulsel, Sulut, Kaltim, Kalsel, Kalbar

D I Y Juni

13. Gerakan Penanggulangan OPT Anggrek

(14 provinsi) : Sumut, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Bali, Sulut, Kaltim

Jatim April

14. Sosialisasi Per-Undang-Undangan Hortikultura terkait Perlindugan Hortikultura (PF2N)

BPTPH (Peserta PF2N) Sumut Juni

15. Workshop SLI (TOT) (11 provinsi) : Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Jateng, DIY, Jatim, NTB, Kalbar, Sulsel

Jateng Maret

16. Peningkatan Pengembangan Profesi Pejabat Fungsional POPT

Pejabat Fungsional POPT (33 Provinsi)

DI Yogyakarta Mei

Page 79: 3. Buku Pedum Horti

74 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

No Kegiatan Peserta Daerah Tempat Waktu

17. Temu Teknik Pengambilan Sampel Produk Hortikultura

(19 provinsi) : DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Lampung, Sumsel, Sumbar, Sumut, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Banten, BBPOPT Jatisari

Sulsel

Juni

18. Workshop SPS Awareness

(18 provinsi) : Sumut, Riau, Sumbar, Lampung, DKI Jakarta, Kalbar, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Sumsel, Bengkulu, Banten, Kalsel, Sulsel, Sulut, BBPOPT Jatisari

Sulsel

Nopember

19. Sinergisme Sistem Perlindungan dalam rangka Pemenuhan Persyaratan SPS-WTO (Konsolidasi 2 kali)

(12 provinsi) : Sumut, Riau, Sumbar, Lampung, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, Kalbar, NTB, BBPOPT Jatisari

I. Bali

II. DIY

I. Oktober

II. September

20. Kaji Ulang Metode Pengamatan dan Pelaporan OPT Hortikultura (Florikultura)

(13 provinsi) : Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Kalsel, Sulsel, Sulut

Bali April

21. Workshop Pengelolaan OPT Pasca Panen

(12 Provinsi) Sinergisme Jabar April

22. Penyusunan Draft Agens Hayati

(12 Provinsi) Sinergisme Jabar Juni

Page 80: 3. Buku Pedum Horti

75Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lam

pira

n 2

:

Con

toh

For

mu

lir A

, B

, d

an C

Lap

oran

Kin

erja

Pel

aksa

naa

n K

egia

tan

AP

BN

P

emba

ngu

nan

Per

tan

ian

LAP

OR

AN

PEL

AK

SAN

AA

N K

EGIA

TAN

TR

IWU

LAN

XX

TA

20

XX

I.

DA

TA U

MU

M

1.

Nom

or k

ode

dan

Nam

a U

nit

Org

anis

asi

:

Diis

i ses

uai k

ode

dan

nam

a un

it or

gani

sasi

2.

N

omor

Kod

e da

n N

ama

Fung

si

: D

iisi s

esua

i kod

e da

n na

ma

fung

si

3.

Nom

or K

ode

dan

Nam

a Su

b Fu

ngsi

: D

iisi s

esua

i kod

e da

n na

ma

sub

fung

si

4.

Nom

or K

ode

dan

Nam

a Pr

ogra

m

:

Diis

i ses

uai k

ode

dan

nam

a pr

ogra

m

5.

Indi

kato

r H

asil

: D

iisi .

......

......

. 6.

N

omor

Kod

e da

n N

ama

Kegi

atan

: D

iisi s

esua

i DIP

A 7.

Ja

ngka

wak

tu P

elak

sana

an K

egia

tan/

Tahu

n ke

:

mis

al 1

/1 (

1 th

n da

n th

per

tam

a)

8.

Pena

nggu

ng ja

wab

Keg

iata

n

:

Suda

h Je

las

9.

Tem

pat

Kedu

duka

n Pe

nang

gung

jaw

ab K

egia

tan

: Su

dah

Jela

s 10

. Nom

or U

rut

Peng

esah

an D

IPA

: Se

suai

SP

DIP

A

Form

ulir

A

Page 81: 3. Buku Pedum Horti

76 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Nom

or k

ode

dan

n

ama

sub

ke

giat

an

An

ggar

an (

000

) In

dika

tor

Kel

uar

an

(out

put)

Satu

an (

Un

it)

No

Loan

P

HLN

R

upi

ah

Tota

l

1 2

3 4

5 6

7

Tota

l

Page 82: 3. Buku Pedum Horti

77Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

II.

TAR

GET

DA

N R

EALI

SASI

PEL

AK

SAN

AA

N P

ER S

UB

KEG

IATA

N

Sub

Keg

iata

n

S/D

Tri

wu

lan

lalu

(%

) Tr

iwu

lan

ini (

%)

S/D

Tri

wu

lan

ini (

%)

Loka

si

Keu

anga

nFi

sik

Keu

anga

nFi

sik

Keu

anga

n

Fisi

k

S R

S

R

S R

S

R

S R

S

R

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(1

1)

(12)

(1

3)

(14)

Tota

l K

egia

tan

*)

S =

Sas

aran

; R=

Rea

lisas

i

*) U

ntuk

sas

aran

dan

rea

lisas

i fis

ik d

ihitu

ng d

enga

n m

engg

unak

an n

ilai t

ertim

bang

Page 83: 3. Buku Pedum Horti

78 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

III.

K

END

ALA

DA

N L

AN

GK

AH

TIN

DA

K L

AN

JUT

YA

NG

DIP

ERLU

KA

N

No

Sub

Keg

iata

n

Ken

dala

Ti

nda

klan

jut

yan

g di

perl

uka

n

Pih

ak y

ang

dih

arap

kan

dap

at

mem

ban

tu p

enye

lesa

ian

mas

alah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

......

......

......

......

......

......

., ...

......

......

.

Pena

nggu

ngja

wab

Keg

iata

n

......

......

......

......

......

......

...

NIP

.....

......

......

......

......

..

Page 84: 3. Buku Pedum Horti

79Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

LAP

OR

AN

KO

NSO

LID

ASI

KEG

IATA

N P

ER P

RO

GR

AM

TR

IWU

LAN

XX

TA

HU

N 2

0XX

Uni

t O

rgan

isas

i

: N

omor

Sur

at P

enge

saha

n D

IPA

:

Nom

or K

ode

dan

Nam

a Pr

ogra

m

: In

dika

tor

hasi

l

:

Nom

or K

ode

dan

Nam

a Ke

giat

an

Angg

aran

(00

0)

Peny

erap

an (

%)

Indi

kato

r Ki

nerj

a Ke

luar

an (

Out

put)

Loka

si

No

Loan

PH

LN

RM

Tota

l S

R N

aras

i Sa

tuan

(U

nit)

S

(%)

R(%

)

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11

12

Jum

lah

S= S

asar

an;

R=

Rea

lisas

i

*)U

ntuk

sas

aran

dan

rea

lisas

i fis

ik d

ihitu

ng d

enga

n m

engg

unak

an n

ilai t

ertim

bang

Form

ulir

B

Page 85: 3. Buku Pedum Horti

80 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

IV.

KEN

DA

LA D

AN

LA

NG

KA

H T

IND

AK

LAN

JUT

YA

NG

DIP

ERLU

KA

N

No

Sub

Keg

iata

n

Ken

dala

Ti

nda

klan

jut

yan

g di

perl

uka

n

Pih

ak y

ang

dih

arap

kan

da

pat

mem

ban

tu

pen

yele

saia

n m

asal

ah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

......

......

......

......

......

......

., ...

......

......

.

Pena

nggu

ngja

wab

Keg

iata

n

......

......

......

......

......

......

...

NIP

.....

......

......

......

......

..

Page 86: 3. Buku Pedum Horti

81Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

LAP

OR

AN

KO

NSO

LID

ASI

PR

OG

RA

M

DIR

INC

I M

ENU

RU

T K

EGIA

TAN

TR

IWU

LAN

XX

TA

HU

N A

NG

GA

RA

N 2

0X

X

DEP

ARTE

MEN

/LEM

BAG

A/PR

OPI

NSI

/KAB

UPA

TEN

/KO

TA/S

KPD

:

......

......

......

......

......

......

......

......

.

No

Nom

or

SP D

IPA

Nom

or K

ode

dan

Nam

a Pr

ogra

m/K

egia

tan

Angg

aran

(00

0)

Peny

erap

anIn

dika

tor

Kine

rja

Kelu

aran

(O

utpu

t)

Inst

ansi

Pe

nang

gung

ja

wab

lo

kasi

N

o Lo

an

PHLN

Rup

iah

Tota

l S

R

Nar

asi

Satu

an

(uni

t)

S R

1 2

3 4

56

78

910

1112

13

14

15

...

..Pro

gram

A

Indi

kato

r H

asil

......

....

.....K

egia

tan

i ...

..Keg

iata

n 2

.....K

egia

tan

3

.....P

rogr

am B

In

dika

tor

Has

il ...

......

. ...

..Keg

iata

n i

.....K

egia

tan

2 ...

..Keg

iata

n 3

.....P

rogr

am C

In

dika

tor

Has

il ...

......

. ...

..Keg

iata

n i

.....K

egia

tan

2 ...

..Keg

iata

n 3

Jum

lah

S= S

asar

an;

R=

Rea

lisas

i

*)U

ntuk

sas

aran

dan

rea

lisas

i fis

ik d

ihitu

ng d

enga

n m

engg

unak

an n

ilai t

ertim

bang

Page 87: 3. Buku Pedum Horti

82 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lan

juta

n F

orm

ulir

C

LAP

OR

AN

KO

NSO

LID

ASI

MEN

UR

UT

FUN

GSI

, SU

B F

UN

GS

I D

AN

PR

OG

RA

M

TRIW

ULA

N X

X T

AH

UN

AN

GG

AR

AN

20

XX

Ko

de

Fu

ngsi

/Sub

Fun

gsi/P

rogr

am

Angg

aran

(00

0)

Peny

erap

an

(%)

Indi

kato

r Ki

nerj

a H

asil

*)

Inst

ansi

Pe

nang

gung

-jaw

ab

PHLN

Rup

iah

TOTA

L T

R

Nar

asi

Satu

an

(Uni

t)

T (%

) R

(%)

1 2

3 4

56

78

910

11

12

X Xx

Xxxx

xx

xx

xxxx

Xx

Xx

xx

xxxx

xx

xx

Fung

si A

Su

b Fu

ngsi

AA

Pr

ogra

m A

1 Pr

ogra

m A

2 Pr

ogra

m A

3

Sub

Fung

si A

B

Prog

ram

B1

Prog

ram

B2

Prog

ram

B3

X Xx

Xxxx

xx

xx

xxxx

Fung

si B

Su

b Fu

ngsi

BB

Prog

ram

B1

Prog

ram

B2

Prog

ram

B3

Jum

lah

Page 88: 3. Buku Pedum Horti

83Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lan

juta

n F

orm

ulir

C

KEN

DA

LA D

AN

LA

NG

KA

H T

IND

AK

LAN

JUT

YA

NG

DIP

ERLU

KA

N

No

Kod

e P

rogr

am/

Keg

iata

n

Ken

dala

Ti

nda

klan

jut

yan

g

dipe

rlu

kan

Pih

ak y

ang

dih

arap

kan

da

pat

mem

ban

tu

pen

yele

saia

n m

asal

ah

(1)

(2)

(3

) (4

) (5

)

......

......

......

......

......

......

., ...

......

......

.

Men

teri/

Kepa

la L

emba

ga/K

epal

a SK

PD/

Kepa

la B

appe

da

......

......

......

......

......

......

...

NIP

.....

......

......

......

......

..

Page 89: 3. Buku Pedum Horti

84 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lam

pira

n 3

:

Con

toh

For

mu

lir/T

abel

SIM

ON

EV (

Ver

si T

ahu

n 2

011

)

Tab

el 1

. Dat

a U

mu

m d

an K

euan

gan

A.

DA

TA U

MU

M

1.

Prop

insi

:

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

. Ka

bupa

ten

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

2.

Nam

a In

stan

si/D

inas

/Kan

tor

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

Alam

at

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

3.

Nam

a Sa

tuan

Ker

ja

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

4.

Nom

or S

atke

r :

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

. 5.

N

omor

SP

DIP

A :

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

. 6.

N

ama

Kuas

a Pe

nggu

na

Angg

aran

:

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

. N

IP

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

7.

Nam

a Be

ndah

ara

Pe

ngel

uara

n :

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

. N

IP

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

8.

Esel

on I

ter

kait

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

...

9.

Bula

n da

n Ta

hun

Lapo

ran

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

10.

Emai

l Add

ress

:

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

.

Page 90: 3. Buku Pedum Horti

85Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

B.

DA

TA K

EUA

NG

AN

1.

Ju

mla

h D

ana

Satk

er (

Rup

iah

Mur

ni)

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

a.

D

ekon

sent

rasi

Rp.

:

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

...

b.

Tuga

s Pe

mba

ntua

n Rp

. :

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

...

2.

Ju

mla

h D

ana

Pinj

aman

/Hib

ah

Luar

Neg

eri (

equi

vale

n-Rp)

:

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

3.

Jum

lah

Selu

ruhn

ya

: ...

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

.

4.

Jum

lah

Dan

a Pe

nerim

aan

N

egar

a Bu

kan

Paja

k (P

NBP

) :

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

5.

Sum

ber

Dan

a La

inny

a a.

D

ana

APBD

:

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

....

b.

Dan

a Al

okas

i Khu

sus

(DAK

) :

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

...

Page 91: 3. Buku Pedum Horti

86 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabe

l 2. R

ING

KA

SAN

SA

TUA

N K

ERJA

/DIP

A (

Con

toh

) A

. La

tar

Bel

akan

g/Ju

stif

ikas

i Pe

ngem

bang

an

agrib

isni

s ho

rtik

ultu

ra

dipr

oyek

sika

n da

pat

mem

berik

an

kont

ribus

i ya

ng

sem

akin

bes

ar d

alam

sis

tem

per

ekon

omia

n na

sion

al,

baik

sec

ara

mak

ro,

regi

onal

dan

lok

al.

Peng

emba

ngan

si

stem

da

n us

aha

agrib

isni

s ho

rtik

ultu

ra

mer

upak

an

kela

njut

an

dan

peny

empu

rnaa

n da

ri ta

hun-

tahu

n se

belu

mny

a de

ngan

fok

us p

eman

tapa

n se

ntra

yan

g su

dah

ada

dan

penu

mbu

han

sent

ra-s

entr

a ba

ru.

B.

Tuju

an d

an S

asar

an

Tu

juan

dan

sas

aran

men

doro

ng b

erke

mba

ngny

a ag

ribis

nis

hort

ikul

tura

mel

alui

pen

gem

bang

an

subs

iste

m h

ulu,

bud

iday

a, p

engo

laha

n, p

emas

aran

dan

sub

sist

em p

enun

jang

seb

agai

kes

atua

n si

stem

agr

ibis

nis

yang

sin

ergi

s m

ampu

men

ghas

ilkan

pro

duk

pert

ania

n da

n in

dust

ri pe

rtan

ian

yang

be

rday

a sa

ing,

m

engh

asilk

an

nila

i ta

mba

h ba

gi

peni

ngka

tan

pend

apat

an

dan

kese

jaht

eraa

n pe

tani

dan

pro

duse

n ya

ng m

endu

kung

per

tum

buha

n pe

ndap

atan

nas

iona

l.

Page 92: 3. Buku Pedum Horti

87Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

C.

Keg

iata

n

1503

-981

5-‘0

012

PEN

DID

IKAN

DAN

PEL

ATIH

AN T

EKH

NIS

15

03-9

815-

‘004

0 P

ENG

EMBA

NG

AN S

ISTE

M I

NFO

RMAS

I M

ANAJ

EMEN

15

03-9

815-

‘136

2 P

ENER

APAN

TEK

NO

LOG

I PE

NG

EMBA

NG

AN H

ORT

IKU

LTU

RA

D.

Ou

tpu

t K

egia

tan

a.

Te

rlaks

anan

ya K

egia

tan

Pem

bina

an P

erta

nian

ter

padu

dan

ter

bina

nya

23 O

rang

Pet

ugas

da

n Pe

tani

b.

Ter

laks

anan

ya K

egia

tan

Pem

bina

an k

elem

baga

an d

an K

emitr

aan

Usa

ha S

erta

Ter

bina

nya

23 O

rang

Pet

ugas

dan

Pet

ani

c.

Terla

ksan

anya

Ke

giat

an

Pela

tihan

Te

knol

ogi

Pene

rapa

n Ko

mod

itas

Den

gan

Men

giku

tser

taka

n Pe

tani

Kom

odita

s da

ri Ka

bupa

ten

Yang

Ber

sang

kuta

n.

Page 93: 3. Buku Pedum Horti

88 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabe

l 3.

PER

KEM

BA

NG

AN

PEL

AK

SAN

AA

N K

EUA

NG

AN

PER

PR

OG

RA

M T

A. x

xx

BU

LAN

: x

xx

KO

DE

NA

MA

P

RO

GR

AM

PA

GU

D

IPA

R

p %

REA

LIS

ASI

B

ULA

N I

NI

Rp

%

REN

CA

NA

K

UM

ULA

TIF

S/D

B

ULA

N I

NI

Rp

%

REA

LIS

ASI

K

UM

ULA

TIF

S/D

B

ULA

N I

NI

Rp

%

SISA

AN

GG

AR

AN

S/

D B

ULA

N I

NI

Rp.

TO

TAL

PR

OG

RA

M

Page 94: 3. Buku Pedum Horti

89Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabe

l 4.

P

ERK

EMB

AN

GA

N P

ELA

KSA

NA

AN

KEU

AN

GA

N P

ER B

ULA

N T

A x

xx

Men

uru

t K

egia

tan

dan

Sub

Keg

iata

n B

ula

n :

xxx

K

OD

E K

EGIA

TAN

/ SU

B

KEG

IATA

N

PA

GU

D

IPA

Rp.

%

REA

LIS

AS

I B

ULA

N I

NI

Rp.

%

REN

CA

NA

K

UM

ULA

TIF

S/D

B

ULA

N I

NI

Rp.

%

REA

LIS

ASI

K

UM

ULA

TIF

S/D

B

ULA

N I

NI

Rp.

%

SIS

A A

NG

GA

RA

N

S/D

BU

LAN

IN

I R

p.

JU

MLA

H

KEG

IATA

N

Page 95: 3. Buku Pedum Horti

90 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabe

l 5.

P

ERK

EMB

AN

GA

N P

ELA

KSA

NA

AN

KEU

AN

GA

N P

ER B

ULA

N T

A x

xx

Men

uru

t Je

nis

Bel

anja

B

ula

n :

xxx

K

OD

E JE

NIS

B

ELA

NJA

P

AG

U

DIP

A

(%

TAS

E)

REA

LIS

ASI

B

ULA

N I

NI

REN

CA

NA

K

UM

ULA

TIF

S/D

BU

LAN

IN

I

REA

LIS

ASI

K

UM

ULA

TIF

S/D

B

ULA

N I

NI

SIS

A A

NG

GA

RA

N

S/D

BU

LAN

IN

I

51

Bela

nja

Pega

wai

52

Bela

nja

Bara

ng

53

Bela

nja

Mod

al

57

Bela

nja

Bant

uan

Sosi

al/B

LM

58

Bela

nja

Lain

nya

JU

MLA

H

BELA

NJA

Page 96: 3. Buku Pedum Horti

91Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabe

l 6.

LAP

OR

AN

KEU

AN

GA

N R

EALI

SASI

SP

M D

AN

SP

2D

TA

HU

N A

NG

GA

RA

N x

xx

MEN

UR

UT

PR

OG

RA

M, J

ENIS

BEL

AN

JA D

AN

MA

K

Bu

lan

: x

xx

NO

URAI

AN K

EGIA

TAN

ANGG

ARAN

/ ANG

GARA

N RE

VISI

REAL

ISAS

I

%

SISA

AN

GGAR

AN

BULA

N YA

NG

LALU

BU

LAN

INI

S/D

BULA

N IN

I

SPM

SP2D

SPM

SP2D

SPM

SP2D

1

2 3

4 5

6 7

8 9

10

11

I Pr

ogra

m P

enye

lengg

araa

n Ke

pem

erin

taha

n ya

ng B

aik

A Be

lanja

Pega

wai

- Gaji

Tun

janga

n

- H

onor

Tida

k Teta

p

B

Belan

ja Ba

rang

- B

elanja

Bar

ang

- Bela

nja Ja

sa

- Bela

nja P

erjal

anan

C

Belan

ja Mo

dal

- Tan

ah

- Per

alatan

dan M

esin

- Ged

ung

- Jala

n, Irig

asi

- Mod

al Fis

ik

D

Belan

ja So

sial

- Ban

tuan S

osial

Sub T

otal :

TOTA

L :

Page 97: 3. Buku Pedum Horti

92 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

NO

URAI

AN K

EGIA

TAN

ANGG

ARAN

/ ANG

GARA

N RE

VISI

REAL

ISAS

I

%

SISA

AN

GGAR

AN

BULA

N YA

NG

LALU

BU

LAN

INI

S/D

BULA

N IN

I

SPM

SP2D

SPM

SP2D

SPM

SP2D

1

2 3

4 5

6 7

8 9

10

11

II Pr

ogra

m P

enge

mba

ngan

Ag

ribisn

is

A

Belan

ja Pe

gawa

i

- G

aji T

unjan

gan

- Hon

or T

idak T

etap

B Be

lanja

Bara

ng

- Bela

nja B

aran

g

- B

elanja

Jasa

- B

elanja

Per

jalan

an

C Be

lanja

Moda

l

- T

anah

- P

erala

tan da

n Mes

in

- G

edun

g

- J

alan,

Irigas

i

- M

odal

Fisik

D Be

lanja

Sosia

l

- B

antua

n Sos

ial

Su

b Tota

l :

TO

TAL :

Page 98: 3. Buku Pedum Horti

93Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabe

l 7.

EVA

LUA

SI K

INER

JA K

EGIA

TAN

(C

onto

h)

TRIW

ULA

N x

x

A.

Out

com

e -

Men

ingk

atny

a ku

alita

s su

mbe

rday

a m

anus

ia

petu

gas

dala

m

mel

aksa

naka

n pe

rann

ya

seba

gai

fasi

lisat

or,

akse

lera

tor,

din

amis

ator

dan

reg

ulat

or.

- Tu

mbu

h da

n be

rkem

bang

nya

kele

mba

gaan

dan

kem

itraa

n us

aha.

-

Men

ingk

atny

a ku

alita

s pe

tani

kom

odita

s da

n pe

tuga

s ho

rtik

ultu

ra

B.

Ben

efit

Be

rjal

anny

a si

stem

da

n us

aha

agrib

isni

s ho

rtik

ultu

ra

di

Prop

insi

, la

ncar

nya

lalu

lin

tas

data

, in

form

asi

dan

pela

pora

n pe

rben

ihan

dan

sta

tistik

hor

tikul

tura

ter

laks

anan

ya p

rogr

am r

evita

lisas

i .

C.

Keb

erh

asila

n d

an P

erm

asal

ahan

Ke

giat

an y

ang

dila

ksan

akan

pad

a bu

lan

ini

adal

ah p

embi

naan

per

tani

an t

erpa

du y

ang

diik

uti

oleh

pet

ugas

dar

i pr

ovin

si/k

ab/k

ota

dan

Pela

tihan

Pen

erap

an T

ekno

logi

kom

odita

s ke

pro

pins

i ya

ng d

iikut

i ol

eh p

etug

as p

rovi

nsi,

petu

gas

kabu

pate

n, p

etan

i kom

odita

s da

ri ka

bupa

ten

dan

kota

.

......

......

......

......

.....,

.....

......

.....

20XX

Kuas

a Pe

nggu

na A

ngga

ran

......

......

......

......

......

......

.. N

ip. .

......

......

......

......

......

Page 99: 3. Buku Pedum Horti

94 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lam

pira

n 4

: S

iste

m A

kunt

ansi

dan

Pel

apor

an K

euan

gan

Pem

erin

tah

Pu

sat

Berd

asar

kan

Kepu

tusa

n M

ente

ri Ke

uang

an

nom

or.

171/

PMK.

05/2

007

tent

ang

Sist

em

Akun

tans

i da

n Pe

lapo

ran

Keua

ngan

Pem

erin

tah

Pusa

t da

lam

pen

gert

iann

ya s

ebag

ai b

erik

ut :

1.

Si

stem

Aku

ntan

si I

nsta

nsi y

ang

sela

njut

nya

disi

ngka

t SA

I ad

alah

ser

angk

aian

pro

sedu

r m

anua

l mau

pun

yang

te

rkom

pute

risas

i m

ulai

da

ri pe

ngum

pula

n da

ta,

penc

atat

an,

peng

ikht

isar

an

sam

pai

deng

an

pela

pora

n po

sisi

keu

anga

n da

n op

eras

i keu

anga

n

2.

Sist

em I

nfor

mas

i M

anaj

emen

dan

Aku

ntan

si B

aran

g M

ilik

Neg

ara,

yan

g se

lanj

utny

a di

sing

kat

SIM

AK

-B

MN

ada

lah

subs

iste

m d

ari S

AI y

ang

mer

upak

an s

eran

gkai

an p

rose

dur

yang

sal

ing

berh

ubun

gan

untu

k m

engo

lah

doku

men

sum

ber

untu

k pe

nyus

unan

ner

aca

dan

lapo

ran

BMN

3.

U

APPA

-W T

ugas

Pem

bant

uan

adal

ah u

nit

akun

tans

i yan

g be

rada

di P

emer

inta

h D

aera

h ya

ng m

elak

ukan

ke

giat

an p

engg

abun

gan

lapo

ran

keua

ngan

dar

i sel

uruh

Sat

uan

Kerj

a Pe

rang

kat

Dae

rah

yang

men

dapa

t al

okas

i dan

a tu

gas

pem

bant

uan.

4.

U

nit

Akun

tans

i Kua

sa P

engg

una

Bara

ng y

ang

sela

njut

nya

disi

ngka

t U

AK

PB

ada

lah

Satu

an K

erja

/Kua

sa

Peng

guna

bar

ang

yang

mem

iliki

wew

enan

g m

engu

rus/

men

ggun

akan

BM

N.

5.

Uni

t Ak

unta

nsi P

emba

ntu

Peng

guna

Bar

ang

Wila

yah

yang

sel

anju

tnya

dis

ingk

at U

AP

PB

-W a

dala

h un

it ak

unta

nsi

BMN

pad

a tin

gkat

wila

yah

yang

dite

tapk

an s

ebag

ai U

APPB

-W d

an m

elak

ukan

ke

giat

an

peng

gabu

ngan

lapo

ran

BMN

dar

i UAK

PB.

6.

U

APPB

-W D

ekon

sent

rasi

ada

lah

unit

akun

tans

i ya

ng b

erad

a di

Pem

erin

taha

n D

aera

h Pr

opin

si y

ang

mel

akuk

an k

egia

tan

peng

gabu

ngan

lapo

ran

BMN

dar

i SKP

D y

ang

men

dapa

tkan

dan

a de

kons

enta

nsi.

7.

UAP

PB-W

Tug

as P

emba

ntua

n ad

alah

uni

t ak

unta

nsi y

ang

bera

da d

i Pem

erin

tah

Dae

rah

yang

mel

akuk

an

kegi

atan

pen

ggab

unga

n la

pora

n BM

N d

ari S

KPD

yan

g m

enda

patk

an a

loka

si d

ana

tuga

s pe

mba

ntua

n di

w

ilaya

h ke

rjan

ya.

8.

Uni

t Ak

unta

nsi

Pem

bant

u Pe

nggu

na B

aran

g Es

elon

I,

yang

sel

anju

tnya

dis

ebut

UAP

PB-E

1, a

dala

h un

it ak

unta

nsi

BMN

pad

a tin

gkat

Ese

lon

I ya

ng m

elak

ukan

keg

iata

n pe

ngga

bung

an l

apor

an B

MN

dar

i U

APPB

-W d

an U

AKPB

yan

g la

ngsu

ng b

erad

a di

baw

ahny

a ya

ng b

erta

nggu

ngja

wab

ada

lah

peja

bat

Esel

on I

.

Page 100: 3. Buku Pedum Horti

95Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

9.

Dek

onse

ntra

si

adal

ah

pelim

paha

n w

ewen

ang

dari

Pem

erin

tah

kepa

da

Gub

ernu

r se

baga

i w

akil

pem

erin

tah.

10

. Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an a

dala

h la

pora

n ya

ng m

enya

jikan

inf

orm

asi

tent

ang

penj

elas

an/d

afta

r te

rinci

ata

u an

alis

is a

tau

nila

i sua

tu p

os y

ang

disa

jikan

dal

am L

RA,

Ner

aca

dan

LAK.

11

. Rek

onsi

liasi

ad

alah

Pr

oses

pe

ncoc

okan

da

ta

tran

saks

i ke

uang

an

yang

di

pros

es

deng

an

bebe

rapa

si

stem

/sub

sis

tem

ber

dasa

rkan

dok

umen

sum

ber

yang

sam

a

Page 101: 3. Buku Pedum Horti

96 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Lam

pira

n 5

: P

edom

an S

iste

m A

kun

tan

si d

an P

elap

oran

Keu

anga

n

A.

Sist

em A

kun

tan

si K

euan

gan

Ke

tent

uan

tent

ang

pela

pora

n SA

K di

jela

skan

seb

agai

ber

ikut

:

1.

Setia

p U

nit

Akun

tans

i Ku

asa

Peng

guna

Ang

gara

n (U

AK

PA

) w

ajib

mem

pros

es d

okum

en s

umbe

r un

tuk

men

ghas

ilkan

lap

oran

keu

anga

n be

rupa

Lap

oran

Rea

lisas

i An

ggar

an (

LRA

), N

erac

a, d

an

Cata

tan

Lapo

ran

Keua

ngan

Sat

uan

Kerj

a.

2.

Dat

a Su

mbe

r (D

S) y

ang

berh

ubun

gan

deng

an p

enga

daan

ase

t di

sam

paik

an k

e U

nit

Akun

tans

i Kua

sa

Peng

guna

Bar

ang

(UAK

PB).

3.

U

AK

PA

waj

ib m

empr

oses

DS

untu

k m

engh

asilk

an L

RA d

an C

atat

an a

tas

Lapo

ran

Keua

ngan

.

4.

Setia

p U

AKPA

waj

ib m

enya

mpa

ikan

LRA

dan

Ner

aca

bese

rta

Arsi

p D

ata

Kom

pute

r (A

DK)

. 5.

U

AKPA

mel

akuk

an r

ekon

silia

si d

enga

n Ka

ntor

Pel

ayan

an P

erbe

ndah

araa

n N

egar

a (K

PPN

) se

tiap

bula

n 6.

U

AKPA

men

yam

paik

an L

RA

dan

Ner

aca

bese

rta

ADK

kepa

da U

APPA

-W/U

APPA

-Ese

lon

I se

tiap

bula

n.

Pela

pora

n Ke

uang

an y

ang

dila

ksan

akan

ole

h se

tiap

UAK

PA m

engi

kuti

alur

seb

agai

ber

ikut

:

1.

UAP

PA-

E1 m

elak

ukan

pro

ses

peng

gabu

ngan

lap

oran

keu

anga

n U

APPA

-W y

ang

bera

da d

i w

ilaya

h ke

rjan

ya t

erm

asuk

lap

oran

keu

anga

n U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

dan

Tug

as P

emba

ntua

n, l

apor

an

keua

ngan

UAK

PA y

ang

lang

sung

ber

ada

diba

wah

UAP

PA-E

1.

2.

UAP

PA-E

men

yusu

n la

pora

n ke

uang

an t

ingk

at U

APPA

-E1

berd

asar

kan

hasi

l pe

ngga

bung

an l

apor

an

keua

ngan

. 3.

U

APPA

-E1

men

yam

paik

an

LRA

dan

nera

ca

tingk

at

UAP

PA-E

1 be

sert

a AD

K ke

pada

D

itjen

Pe

rben

daha

raan

set

iap

triw

ulan

. 4.

U

APPA

-E1

mel

akuk

an

reko

nsili

asi

atas

la

pora

n ke

uang

an

deng

an

Ditj

en

Perb

enda

haan

se

tiap

sem

este

r.

5.

UAP

PA-E

1 m

enya

mpa

ikan

LRA

dan

nera

ca t

ingk

at U

APPA

-E1

bese

rta

ADK

kepa

da U

APA

setia

p bu

lan.

Page 102: 3. Buku Pedum Horti

97Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

6.

Peny

ampa

ian

lapo

ran

keua

ngan

se

mes

ter

dan

tahu

nan

dise

rtai

de

ngan

Ca

tata

n at

as

Lapo

ran

Keua

ngan

.

B.

Pel

apor

an K

euan

gan

ata

s D

ana

Dek

onse

ntr

asi

1.

SKPD

yan

g m

enda

patk

an a

loka

si D

ana

Dek

onse

ntra

si m

erup

akan

UAK

PA/U

AKPB

Dek

onse

ntra

si

2.

Pena

nggu

ng ja

wab

UAK

PA/U

AKPB

Dek

onse

ntra

si a

dala

h Ke

pala

SKP

D

3.

Pena

nggu

ng ja

wab

UAP

PA-W

/UAP

PB-W

Dek

onse

ntra

si a

dala

h Ke

pala

Din

as P

emer

inta

h Pr

ovin

si

4.

Pem

erin

tah

Prov

insi

mer

upak

an K

oord

inat

or U

APPA

-W/U

APPB

-W D

ekon

sent

rasi

Pen

angg

ung

Jaw

ab

Koor

dina

tor

UAP

PA-W

/UAP

PB-W

Dek

onse

ntra

si a

dala

h G

uber

nur

5.

UAK

PA D

ekon

sent

rasi

waj

ib m

empr

oses

dok

umen

sum

ber

untu

k m

engh

asilk

an l

apor

an k

euan

gan

beru

pa L

RA,

Ner

aca

dan

Cata

tan

Lapo

ran

Keua

ngan

6.

UAK

PA D

ekon

sent

rasi

mel

akuk

an r

ekon

silia

si d

enga

n KP

PN s

etia

p bu

lan

7.

UAK

PA d

ekon

sent

rasi

waj

ib m

enya

mpa

ikan

LR

A da

n N

erac

a be

sert

a AD

K se

tiap

bula

n ke

KPP

N

8.

UAK

PA D

ekon

sent

rasi

waj

ib m

enya

mpa

ikan

LRA

dan

Ner

aca

bese

rta

ADK

setia

p bu

lan

ke U

APPA

-E1

yang

men

galo

kasi

kan

Dan

a D

ekon

sent

rasi

Uni

t Ak

unta

nsi

Pem

bant

u Pe

nggu

na An

ggar

an W

ilaya

h (U

APPA

-W)

mel

aksa

naka

n tu

gas

pela

pora

n ke

uang

an s

ebag

ai b

erik

ut :

1.

U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

mel

akuk

an p

rose

s pe

ngga

bung

an l

apor

an y

ang

bera

sal

dari

UAK

PA D

ana

Dek

onse

ntra

si d

i wila

yah

kerj

anya

2.

U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

men

yusu

n la

pora

n ke

uang

an t

ingk

at U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

Page 103: 3. Buku Pedum Horti

98 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

3.

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si w

ajib

men

yam

paik

an l

apor

an k

euan

gan

tingk

at U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

be

rser

ta A

DK

kepa

da K

anw

il D

irekt

orat

Jen

dera

l Pe

rben

daha

raan

diw

ilaya

h m

asin

g-m

asin

g m

asin

g-m

asin

g se

tiap

bula

n.

4.

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si m

elak

ukan

rek

onsi

liasi

Lap

oran

Keu

anga

n se

baga

iman

a di

mak

sud

pada

ay

at (

2) d

enga

n Ka

nwil

Dire

ktor

at J

ende

ral P

erbe

ndah

araa

n se

tiap

bula

n.

5.

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si w

ajib

men

yam

paik

an L

RA

dan

Ner

aca

tingk

at U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

be

rser

ta A

DK

kepa

da U

APPA

-E1

dan

Koor

dina

tor

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si t

iap

bula

n.

6.

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si m

enya

mpa

ikan

lap

oran

keu

anga

n se

mes

ter

dan

tahu

nan

beru

pa L

RA,

N

erac

a da

n di

sert

ai d

enga

n Ca

tata

n At

as L

apor

an K

euan

gan.

C

. P

elap

oran

Keu

anga

n a

tas

Dan

a Tu

gas

Pem

ban

tuan

1.

SK

DP

yang

men

dapa

tkan

alo

kasi

dan

a un

tuk

tuga

s pe

mba

ntua

n m

erup

akan

UAK

PA/U

AKPB

Tug

as

Pem

bant

uan.

2.

Pe

nang

gung

jaw

ab U

AKPA

/UAK

PB T

ugas

Pem

bant

uan

adal

ah K

epad

a SK

PD.

3.

UAK

PA T

ugas

Pem

bant

uan

waj

ib m

empr

oses

DS

(Dok

umen

Sum

ber)

unt

uk m

engh

asilk

an p

elap

oran

ke

uang

an b

erup

a LR

A, N

erac

a da

n Ca

tata

n At

as L

apor

an K

euan

gan.

4.

U

AKPA

Tug

as P

emba

ntua

n W

ajib

men

yam

paik

an L

RA

dan

Ner

aca

bers

erta

AD

K se

tiap

bula

n ke

KP

PN.

5.

UAK

PA T

ugas

Pem

bant

uan

mel

akuk

an R

ekon

silia

si d

enga

n KP

PN s

etia

p bu

lan.

6.

AU

PKA

Tuga

s Pe

mba

ntua

n m

enya

mpa

ikan

LRA

dan

Ner

aca

dan

ADK

setia

p bu

lan

ke U

APPA

- W

Tu

gas

Pem

bant

uan

dan

UAP

PA-E

1 ya

ng m

enga

loka

sika

n D

ana

Tuga

s Pe

mba

ntua

n.

7.

UAK

PPA

Tuga

s Pe

mba

ntua

n m

enya

mpa

ikan

lap

oran

keu

anga

n se

mes

ter

dan

tahu

nan

beru

pa L

RA,

Ner

arac

a da

n di

sert

ai d

enga

n Ca

tata

n At

as L

apor

an K

euan

gan.

Koor

dina

tor

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si d

an T

ugas

Pem

bant

uan

mel

aksa

naka

n tu

gas

pela

pora

n ke

uang

an

seba

gai b

erik

ut :

1.

Ko

ordi

nato

r U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

yan

g m

elak

ukan

pro

ses

peng

gabu

ngan

lapo

ran

keua

ngan

yan

g be

rasa

l dar

i UAP

PA-W

dan

a D

ekon

sent

rasi

Page 104: 3. Buku Pedum Horti

99Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

2.

Koor

dina

tor

UAP

PA-W

Dek

onse

ntra

si m

enyu

sun

lapo

ran

keua

ngan

Dan

a D

ekon

sent

rasi

ber

dasa

rkan

ha

sil p

engg

abun

gan

lapo

ran

keua

ngan

. 3.

Ko

ordi

nato

r U

APPA

-W D

ekon

sent

rasi

waj

ib m

enya

mpa

ikan

lap

oran

keu

anga

n da

na D

ekon

sent

rasi

ke

pada

Kan

wil

Dire

ktor

at J

ende

ral P

erbe

ndah

araa

n se

tiap

sem

este

r.

4.

UAP

PA-W

Tug

as P

emba

ntua

n m

elak

ukan

pro

ses

peng

gabu

ngan

lapo

ran

keua

ngan

yan

g be

rasa

l dar

i U

AKPA

Tug

as P

emba

ntua

n.

5.

UAP

PA-W

Tug

as P

emba

ntua

n m

enyu

sun

lapo

ran

keua

ngan

tin

gkat

UAP

PA-W

Tug

as P

emba

ntua

n be

rdas

arka

n ha

sil p

engg

abun

gan

lapo

ran

keua

ngan

. 6.

U

APPA

-W

Tuga

s Pe

mba

ntua

n w

ajib

m

enya

mpa

ikan

la

pora

n ke

uang

an tin

gkat

U

APPA

-W

Tuga

s Pe

mba

ntua

n be

rser

ta A

DK

kepa

da K

anw

il D

irekt

orat

Jen

dera

l Per

bend

ahar

aan

sete

mpa

t.

7.

UAP

PA-W

Tug

as P

emba

ntua

n m

elak

ukan

Rek

onsi

liasi

Lap

oran

Keu

anga

n.

Page 105: 3. Buku Pedum Horti

100 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

D.

Pel

apor

an S

iste

m I

nfo

rmas

i Man

ajem

en d

an A

kun

tan

si B

aran

g M

ilik

Neg

ara

(SIM

AK

BM

N)

Sist

em I

nfor

mas

i M

anaj

emen

dan

Aku

ntan

si B

aran

g M

ilik

Neg

ara

(SIM

AK B

MN

) m

erup

akan

sub

sis

tem

da

ri Si

stem

Aku

ntan

si I

nsta

nsi

(SAI

). U

ntuk

dap

at m

elak

sana

kan

pela

pora

n SI

MAK

BM

N m

aka

perlu

di

bent

uk :

1.

U

nit

Akun

tans

i Kua

sa P

engg

una

Bara

ng

(UAK

PB )

2.

U

nit

Akun

tans

i Pem

bant

u P

engg

una

Bara

ng W

ilaya

h (U

APPB

-W )

3.

U

nit

Akun

tans

i Pem

bant

u Pe

nggu

na B

aran

g Es

elon

I (

UAP

PB E

1)

4.

Uni

t Ak

unta

nsi P

engg

una

Bara

ng (

UAP

B )

D

okum

en S

umbe

r Ba

rang

Mili

k N

egar

a te

rdiri

dar

i da

ftar

bar

ang,

buk

u ba

rang

, ka

rtu

iden

titas

bar

ang

(KIB

), d

okum

en in

vent

aris

asi B

MN

. Je

nis

– Je

nis

Lapo

ran

BMN

ada

lah

seba

gai b

erik

ut :

1.

Lapo

ran

Bara

ng

terd

iri d

ari :

a.

La

pora

n Pe

rsed

iaan

b.

La

pora

n As

et T

etap

( T

anah

, G

edun

g da

n Ba

ngun

an, Pe

rala

tan

dan

Mes

in,

dan

Jala

n, I

rigas

i dan

ja

ringa

n )

mel

iput

i :

- La

pora

n in

trak

ompt

abel

( p

enca

tata

n di

dala

m p

embu

kuan

)

- La

pora

n ek

trak

ompt

abel

(

penc

atat

an d

iluar

pem

buku

an )

-

Lapo

ran

gabu

ngan

in

trak

ompt

abel

dan

ekt

rako

mpt

abel

c.

L

apor

an K

onst

ruks

i Dal

am P

enge

rjaa

n (K

DP)

d.

L

apor

an A

set

Lain

nya

e. C

atat

an R

ingk

as B

aran

g (C

RB)

2.

La

pora

n M

utas

i BM

N

3.

Lapo

ran

Kond

isi B

aran

g (L

KB)

4.

Lapo

ran

Has

il In

vent

aris

asi (

LH

I)

5.

Lapo

ran

PNBP

(ya

ng b

ersu

mbe

r da

ri pe

ngel

olaa

n BM

N)

6.

Arsi

p D

ata

Kom

pute

r (A

DK)

Page 106: 3. Buku Pedum Horti

101Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Unt

uk

men

ghas

ilkan

D

afta

r Ba

rang

Ku

asa

Peng

guna

(D

BKP)

, La

pora

n Ba

rang

Ku

asa

Peng

guna

Se

mes

tera

n (L

BKPS

), L

apor

an B

aran

g Ku

asa

Peng

guna

Tah

unan

(LB

KPT)

, Ju

rnal

Tra

nsak

si B

MN

dan

da

ftar

/la

pora

n m

anaj

eria

l la

inny

a m

aka

UAK

PB m

elak

ukan

pro

ses

akun

tans

i at

as D

okum

en S

umbe

r BM

N.

Jurn

al T

rans

aksi

BM

N d

isam

paik

an k

epad

a pe

tuga

s Ak

unta

nsi S

AK s

etia

p bu

lan

dala

m b

entu

k Ar

sip

Dat

a Ko

mpu

ter

(AD

K) u

ntuk

pen

yusu

nan

nera

ca d

an u

ntuk

men

jam

in k

eand

alan

nila

i BM

N d

alam

ner

aca

deng

an la

pora

n BM

N m

aka

UAK

PB m

elak

ukan

rek

onsi

liasi

den

gan

UAK

PA.

Lapo

ran

Bara

ng K

uasa

Pen

ggun

a Se

mes

tera

n (L

BKPS

) da

n Ca

tata

n at

as L

apor

an B

MN

ser

ta A

DK

tran

saks

i BM

N d

isam

paik

an k

epad

a U

APPB

-W/U

APPB

E-1

dan

Kan

tor

Pela

yana

n Ke

kaya

an N

egar

a da

n Le

lang

(KP

KNL)

set

iap

sem

este

r se

dang

kan

Lapo

ran

Bara

ng K

uasa

Pen

ggun

a Ta

huna

n (L

BKPT

) da

n Ca

tata

n at

as L

apor

an B

MN

ser

ta la

pora

n Ko

ndis

i Bar

ang

disa

mpa

ikan

set

iap

tahu

n.

Page 107: 3. Buku Pedum Horti

102 Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

Berd

asar

kan

hasi

l pen

ggab

unga

n la

pora

n BM

N s

elur

uh U

AKPB

di w

ilaya

hnya

mak

a U

APPB

-W m

enyu

sun

Daf

tar

Bara

ng P

emba

ntu

Peng

guna

Wila

yah

(DBP

P-W

), L

apor

an B

aran

g Pe

mba

ntu

Peng

guna

Wila

yah

Sem

este

ran

(LBP

P-W

S),

Lapo

ran

Bara

ng P

emba

ntu

Peng

guna

Wila

yah

Tahu

nan

(LBP

P-W

T) d

an d

afta

r /

lapo

ran

man

ajer

ial l

ainn

ya t

ingk

at w

ilaya

h.

UAP

PB-E

1 m

empu

nyai

tu

gas

untu

k m

enyu

sun

Daf

tar

Bara

ng P

emba

ntu

Peng

guna

Ese

lon

1 (D

BPP-

E1)

, La

pora

n Ba

rang

Pem

bant

u Pe

nggu

na E

selo

n 1

Sem

este

ran

(LBP

P-E1

S),

Lap

oran

Bar

ang

Pem

bant

u Pe

nggu

na

Esel

on

1 Ta

huna

n (L

BPP-

E1T)

da

n da

ftar

/lapo

ran

man

ajer

ial

lain

nya

tingk

at

Esel

on

1 be

rdas

arka

n ha

sil

peng

gabu

ngan

ber

dasa

rkan

lap

oran

BM

N s

elur

uh U

APPB

-W d

i W

ilaya

hnya

ter

mas

uk

UAP

PB-W

Dek

onse

ntra

si d

an T

ugas

Pem

bant

uan

sert

a U

AKPB

yan

g la

ngsu

ng b

erad

a di

baw

ahny

a.

UAP

PB-E

1 da

pat

mel

akuk

an r

ekon

silia

si l

apor

an B

MN

den

gan

Dire

ktor

at J

ende

ral

Keka

yaan

Neg

ara

setia

p se

mes

ter

dan

untu

k m

enja

min

kea

ndal

an la

pora

n BM

N d

an la

pora

n ke

uang

an li

ngku

p D

irekt

orat

Je

nder

al H

ortik

ultu

ra m

aka

UAP

PB-E

1 m

elak

ukan

rek

onsi

liasi

inte

rnal

den

gan

UAP

PA-E

1.

Berd

asar

kan

hasi

l pe

ngga

bung

an l

apor

an B

MN

dar

i se

luru

h U

APPB

-E1

mak

a U

APB

men

yusu

n D

afta

r Pe

nggu

na B

aran

g (D

PB),

Lap

oran

Bar

ang

Peng

guna

Sem

este

ran

(LBP

S),

Lapo

ran

Bara

ng P

engg

una

Tahu

nan

( LP

BT)

dan

daft

ar /

lapo

ran

man

ajer

ial l

ainn

ya.

UAP

B m

elak

ukan

re

kons

ilias

i la

pora

n BM

N

deng

an

Dire

ktor

at

Jend

eral

Ke

kaya

an

Neg

ara

setia

p se

mes

ter,

LBP

S di

sert

ai C

atat

an A

tas

Lapo

ran

BMN

bes

erta

AD

K di

sam

paik

an k

epad

a M

ente

ri Ke

uang

an

c.q

Dire

ktur

Jen

dera

l Kek

ayaa

n N

egar

a se

tiap

sem

este

r se

dang

kan

LBPT

dis

erta

i lap

oran

Kon

disi

Bar

ang

dan

cata

tan

atas

lapo

ran

BMN

ber

sert

a AD

K di

sam

paik

an s

etia

p ta

hun.

Pe

lapo

ran

Bara

ng M

ilik

Neg

ara

atas

Dan

a D

ekon

sent

rasi

dila

ksan

akan

seb

agai

ber

ikut

:

1.

Uni

t Ak

unta

nsi

Kuas

a Pe

nggu

na

Bara

ng

Dek

onse

ntra

si

mel

aksa

naka

n pr

oses

ak

unta

nsi

atas

do

kum

en S

umbe

r da

lam

ran

gka

men

yusu

n D

BKP,

LBK

PS,

LBKP

S, L

BKPT

, Ju

rnal

Tra

nsak

si B

MN

dan

la

pora

n m

anaj

eria

l lai

nnya

.

Page 108: 3. Buku Pedum Horti

103Pedoman Pengembangan Hortikultura Tahun 2012

Direktorat Jenderal Hortikultura

2.

Jurn

al T

rans

aksi

BM

N d

isam

paik

an k

epad

a pe

tuga

s U

AKPA

Dek

onse

ntra

si s

etia

p bu

lan

dala

m b

entu

k AD

K un

tuk

peny

usun

an n

erac

a 3.

D

alam

ra

ngka

m

eyak

ini

kean

dala

n la

pora

n ke

uang

an

dan

lapo

ran

BMN

U

AKPB

D

ekon

sent

rasi

m

elak

ukan

rek

onsi

liasi

inte

rnal

den

gan

UAK

PA T

ugas

Pem

bant

uan.

4.

LB

KPS

dise

rtai

Ca

tata

n at

as

Lapo

ran

BMN

be

sert

a AD

K di

sam

paik

an

kepa

da

UAP

PB-W

D

ekon

sent

rasi

, U

APPB

-E1

yang

men

galo

kasi

kan

Dan

a D

ekon

sent

rasi

dan

KPK

NL

setia

p se

mes

ter.

5.

LB

KPT

dise

rtai

La

pora

n Ko

ndis

i Ba

rang

(L

KB)

dan

Cata

tan

atas

La

pora

n BM

N

bese

rta

ADK

disa

mpa

ikan

kep

ada

UAP

PB-W

Dek

onse

ntra

si,

UAP

PB-E

1 ya

ng m

enga

loka

sika

n D

ana

Dek

onse

ntra

si,

KPKN

L se

tiap

tahu

n.

6.

UAK

PB D

ekon

sent

rasi

mel

akuk

an r

ekon

silia

si L

apor

an B

MN

den

gan

KPKN

L se

tiap

sem

este

r.

Pela

pora

n Ba

rang

Mili

k N

egar

a at

as D

ana

Tuga

s Pe

mba

ntua

n se

baga

i ber

ikut

:

1.

U

nit

Akun

tans

i Ku

asa

Peng

guna

Bar

ang

Tuga

s Pe

mba

ntua

n m

elak

sana

kan

pros

es a

kunt

ansi

ata

s do

kum

en S

umbe

r da

lam

ran

gka

men

yusu

n D

BKP,

LBK

PS ,

LBK

PS,

LBKP

T, J

urna

l Tra

nsak

si B

MN

dan

la

pora

n m

anaj

eria

l lai

nnya

. 2.

Ju

rnal

Tra

nsak

si B

MN

dis

ampa

ikan

kep

ada

petu

gas

UAK

PA T

ugas

Pem

bant

uan

setia

p bu

lan

dala

m

bent

uk A

DK

untu

k pe

nyus

unan

ner

aca

3.

Dal

am r

angk

a m

eyak

ini

kean

dala

n la

pora

n ke

uang

an d

an l

apor

an B

MN

UAK

PB T

ugas

Pem

bant

uan

mel

akuk

an r

ekon

silia

si in

tern

al d

enga

n U

AKPA

Dek

onse

ntra

si.

4.

LBKP

S di

sert

ai

Cata

tan

atas

La

pora

n BM

N

bese

rta

ADK

disa

mpa

ikan

ke

pada

U

APPB

-W

Tuga

s Pe

mba

ntua

n, U

APPB

-E1

yang

men

galo

kasi

kan

Dan

a D

ekos

entr

asi d

an K

PKN

L se

tiap

sem

este

r.

5.

LBKP

T di

sert

ai

Lapo

ran

Kond

isi

Bara

ng

(LKB

) da

n Ca

tata

n at

as

Lapo

ran

BMN

be

sert

a AD

K di

sam

paik

an

kepa

da

UAP

PB-W

Tu

gas

Pem

bant

uan,

U

APPB

-E1

yang

m

enga

loka

sika

n D

ana

Dek

onse

ntra

si, KP

KNL

setia

p ta

hun.

6.

U

AKPB

Tug

as P

emba

ntua

n m

elak

ukan

rek

onsi

liasi

Lap

oran

BM

N d

enga

n KP

KNL

setia

p se

mes

ter.

Page 109: 3. Buku Pedum Horti