58
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai langkah perwujudan sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas harus perlu ditingkatkan. Lembaga pendidikan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan manusia yang mampu mengemban tugas negara sebagai pelaksana dalam pembangunan, karena pada dasarnya proses pembangunan sangat membutuhkan peran aktif dari sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas. Pentingnya pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan seseorang akan menjadi paham dan mengetahui hakikat ilmu tersebut dan mampu membedakan hal yang baik dan hal yang harus ditinggalkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan, tidak heran jika banyak orang yang terus belajar untuk memperdalam pengetahuan dan wawasannya walaupun harus pergi jauh dari kampung halaman mereka demi pendidikan apalagi jika ditunjang dengan finansial yang memadai. Jenjang pendidikan tertinggi adalah universitas, dimana tingkatan ini tidak menyebut kata siswa sebagai peserta didik, namun mahasiswa. Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah satu substansi yang perlu diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah terhadap dinamika ilmu pengetahuan, dan melaksanakan tugas mendalami ilmu pengetahuan tersebut. Mahasiswa secara umum merupakan subjek yang memiliki potensi untuk mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam

3. SKRIPSI NASRUL.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan sebagai langkah perwujudan sumber daya manusia yang

    profesional dan berkualitas harus perlu ditingkatkan. Lembaga pendidikan saat ini

    dituntut untuk dapat menghasilkan manusia yang mampu mengemban tugas

    negara sebagai pelaksana dalam pembangunan, karena pada dasarnya proses

    pembangunan sangat membutuhkan peran aktif dari sumber daya manusia yang

    profesional dan berkualitas. Pentingnya pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang

    sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan seseorang akan

    menjadi paham dan mengetahui hakikat ilmu tersebut dan mampu membedakan

    hal yang baik dan hal yang harus ditinggalkan. Melihat begitu pentingnya

    pendidikan, tidak heran jika banyak orang yang terus belajar untuk memperdalam

    pengetahuan dan wawasannya walaupun harus pergi jauh dari kampung halaman

    mereka demi pendidikan apalagi jika ditunjang dengan finansial yang memadai.

    Jenjang pendidikan tertinggi adalah universitas, dimana tingkatan ini tidak

    menyebut kata siswa sebagai peserta didik, namun mahasiswa. Mahasiswa dalam

    kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah satu substansi yang perlu

    diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah terhadap dinamika ilmu

    pengetahuan, dan melaksanakan tugas mendalami ilmu pengetahuan tersebut.

    Mahasiswa secara umum merupakan subjek yang memiliki potensi untuk

    mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam

  • 2keseluruhan bentuk aktifitas dan kreatifitasnya, sehingga diharapkan mampu

    menunjukkan kualitas daya yang dimilikinya (Harahap, dalam Sahputra 2009).

    Motivasi akan mendorong mahasiswa untuk maju dan berprestasi, karena

    motivasi yang akan dibahas dalam bidang pembelajaran untuk mencapai hasil

    yang terbaik, maka motivasi yang timbul adalah motivasi berprestasi. Motivasi

    belajar merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar karena motivasi

    belajar bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan

    memperkuat tingkah laku dalam belajar.

    Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang

    ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

    Perubahan energi dalam diri seseorang itu dapat berbentuk suatu aktivitas nyata

    berupa kegiatan fisik. Oleh karena seseorang mempunyai tujuan dalam

    aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya

    dengan segala upaya yang dapat dilakukan (McDonald, dalam Djamarah 2011).

    Motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa merupakan hal yang sangat

    penting bagi perkembangan maupun pencapaian prestasi mahasiswa tersebut

    selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Motivasi belajar mahasiswa dapat berasal

    dari luar diri dan dalam diri mahasiswa tersebut. Motivasi belajar yang tinggi akan

    membuat mahasiswa mampu menyerap ilmu dengan cepat dan baik serta dapat

    meraih prestasi yang tinggi.

    Oleh karena itu memperlancar proses pembelajaran perlu diperhatikan

    motivasi belajar peserta didik dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dan

    dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang turut

  • 3menentukan keefektifan pembelajaran. Untuk mencapai kemajuan studi yang

    pesat dan sukses perdosenan tinggi yang gemilang hendaknya seorang mahasiswa

    melakukan studinya dengan minat yang besar dan mantap yang diikuti dengan

    kebiasaan-kebiasaan studi yang baik agar ia berhasil menyelesaikan studinya

    dengan nilai yang tinggi, kepuasan yang mendalam serta kesiapan dan

    kepercayaan diri yang besar untuk menyambut dan memasuki tahap hidup yang

    baru dalam masyarakat.

    Salah satu mata kuliah yang disediakan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik

    Mesin Universitas Islam Riau adalah mata kuliah kalkulus. Kalkulus adalah

    cabang ilmu matematika yang menganalisis masalah-masalah perubahan. Mata

    kuliah ini dapat dikatakan sebagai mata kuliah utama atau pokok pada Jurusan

    Teknik Mesin, karena nantinya pasti digunakan atau diterapkan saat penyusunan

    tugas akhir. Terdapat dua mata kuliah kalkulus yakni Kalkulus I yang disediakan

    pada semester I dengan jumlah 4 sks, dan mata kuliah Kalkulus II yang disediakan

    pada semester II dengan jumlah 4 sks. Mata kuliah ini meliputi kajian tentang

    Sistem Bilangan, Pertidaksamaan dan Koordinat Kartesius, Fungsi dan

    Limit,Turunan, Penggunaan Turunan, Integral, Penggunaan Integral, Fungsi-

    Fungsi Transenden, Fungsi Logaritma, Fungsi Eksponensial, Fungsi invers

    trigonometri, Integral, Fungsi Kurva Kontinu, Panjang Busur, dan lain-lain.

    Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tanggal 10 November 2014

    tentang pandangan secara umum mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Islam Riau terhadap mata kuliah Kalkulus ditemui fenomena yaitu: 1) Banyak

    mahasiswa yang mengaku malas-malasan ketika belajar Kalkulus karena terlalu

  • 4banyak penjabaran rumus dan angka, 2) Banyak mahasiswa yang mengulang mata

    kuliah ini bahkan ada juga yang sengaja tidak mengambil pada semester yang

    disediakan dan memilih mengambil pada semester depan yang menunjukkan

    mahasiswa kurang berminat terhadap mata kuliah ini. 3) Banyak mahasiswa

    Fakultas Teknik yang tidak berlatarbelakang pendidikan SMK, sehingga sama

    sekali tidak mengerti dengan dasar pelajaran mata kuliah ini karena tidak pernah

    diajarkan di sekolah menengah, 4) Mahasiswa yang sering asal-asalan dalam

    mengikuti kegiatan pratikum dan terdapat beberapa mahasiswa yang memilih

    untuk pindah jurusan maupun berhenti dari kuliah dengan alasan jurusan teknik

    sangat sulit, 5) Banyak mahasiswa yang terkendala dalam berbagai hal syarat

    kelulusan sarjana seperti mata kuliah yang harus diulang dan belum diambil,

    penyelesaian tugas akhir, penyelesaian nilai yang belum diurus, dan sebagainya

    tanpa ada usaha dalam perbaikan maupun upaya penyelesaiannya, hal ini

    mengindikasikan konsep diri mahasiswa masih belum baik, 6) Berdasarkan

    wawancara terhadap mahasiswa fakultas teknik terkait mata kuliah kalkulus,

    diketahui bahwa banyak mahasiswa yang mengaku malas dan cenderung bosan

    belajar kalkulus karena materi mata kuliah kalkulus sangat banyak dan banyak

    berhubungan dengan banyak teori, rumus dan angka, hal ini mengindikasikan

    minat belajar mahasiswa masih rendah apalagi mata kuliah kalkulus disediakan

    sebanyak dua mata kuliah yakni Kalkulus I dan Kalkulus II dengan masing-

    masing berjumlah 4 sks dan total menjadi 8 sks sehingga dampaknya sangat

    berpengaruh terhadap nilai mahasiswa mengakibatkan banyak mahasiswa Jurusan

    Teknik Mesin yang mengulang.

  • 5Menurut Slameto (2010) konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang

    dimilik seseorang mengenai dirinya sendiri. Menurut Santrock (2011) konsep diri

    remaja merupakan evaluasi terhadap domain yang spesifik dari diri. Remaja dapat

    membuat evaluasi diri terhadap berbagai domain dalam hidupnya, baik dalam

    akademik, atletik, penampilan fisik dan sebagainya. Konsep diri bukanlah bawaan

    lahir, melainkan hasil belajar. Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnya,

    sejak itu pula ia belajar banyak hal tentang kehidupan. Berdasarnya pengalaman

    hidupnya seseorang akan menetapkan konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor.

    Konsep diri yang diperoleh dari hasil suatu pembelajaran tersebut merupakan

    faktor psikologis yang dapat mendorong motivasi berprestasi para peserta didik.

    Setiap peserta didik memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lainnya

    berbeda. Aspek yang yang terkandung dalam konsep diri meliputi fisik, pribadi,

    moral-etik, keluarga dan sosial.

    Menurut Wasti (2009) konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang

    mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain. Konsep

    diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri

    negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak

    kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap

    hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan

    kesempatan yang akan dihadapinya. Miraningsih dan Nusantoro (2013)

    menambahkan konsep diri yang tinggi atau positif akan berpengaruh terhadap

    pada perilaku positif, sebaliknya konsep diri yang rendah atau negatif akan

    membawa pengaruh yang kurang baik bagi perilaku individu.

  • 6Hasil penelitian Maknunatin (2010) tentang pengaruh konsep diri terhadap

    motivasi belajar mahasiswa tunanetra Fakultas Tarbiyah dan Kedosenan

    Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa

    terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara konsep diri terhadap motivasi

    belajar.

    Konsep diri dan minat belajar juga salah satu hal penting dalam

    membangun motivasi belajar. Minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu

    hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki minat

    terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar

    terhadap subjek tertentu (Djamarah, 2011).

    Menurut Slameto (2010) minat selalu ada dalam kehidupan sebagai awal

    untuk melaksanakan sesuatu dengan ditandai rasa senang atau tidak senang, suka

    atau tidak suka terhadap suatu kegiatan, pekerjaan dan situasi. Minat yang besar

    terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk memperoleh benda

    atau tujuan yang diminati. Timbulnya minat belajar disebabkan karena adanya

    keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang

    baik serta keinginan hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar

    cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi. Aspek yang terdapat dalam

    penilaian minat adalah perasaan senang, ketertarikan mahasiswa, perhatian dan

    keterlibatan.

    Minat yang ditunjukkan mahasiswa tergantung dari bagaimana mahasiswa

    memandang proses perkuliahan itu sendiri. Hal-hal seperti kualitas dosen dalam

    mengajar, mata kuliah yang dipelajari, lingkungan kuliah dapat mempengaruhi

  • 7pandangan dan keinginan mahasiswa tersebut. Minat yang tinggi seorang

    mahasiswa dapat ditunjukkan dengan tidak pernah terlambat masuk ke ruangan,

    selalu mengerjakan tugas, konsentrasi tinggi dalam mengikuti kelas perkuliahan,

    dan berusaha tinggi dalam mendapatkan nilai mata kuliah yang diminatinya

    tersebut bahkan cenderung terbuka dan senang terlibat dan tertarik dalam

    membangun komunikasi terhadap dosen yang mengajar mata kuliah yang

    diminatinya.

    Kualitas mahasiswa dapat dilihat dari prestasi akademik yang diraihnya,

    prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku

    ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu yang tidak

    disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar sehingga dipandang

    sebagai bukti usaha yang diperoleh mahasiswa (Sumanto, 2014). Berdasarkan hal

    tersebut maka konsep diri dan minat belajar mahasiswa akan menentukan

    motivasi belajarnya.

    Hasil penelitian Fauza (2007) tentang faktor-faktor yang berhubungan

    dengan minat belajar mahasiswa semester IV di Akademi Kebidanan Imelda

    Medan T.A. 2008/2009 juga menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh minat

    belajar terhadap motivasi belajar sebagai salah satu faktor yang berhubungan

    dengan minat belajar.

    Berdasarkan teori yang telah dikemukan dan permasalahan di atas, maka

    peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Konsep

    Diri dan Minat Belajar Terhadap Motivasi Belajar Kalkulus Mahasiswa Jurusan

    Teknik Mesin Universitas Islam Riau.

  • 81.2. Perumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Apakah terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap motivasi belajar

    kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau?

    b. Apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar kalkulus

    mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau?

    c. Apakah terdapat pengaruh antara konsep diri dan minat belajar terhadap

    motivasi belajar kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Islam Riau?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri terhadap motivasi belajar

    mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam

    Riau.

    b. Untuk mengetahui pengaruh antara minat belajar terhadap motivasi belajar

    mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam

    Riau.

    c. Untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri dan minat belajar terhadap

    motivasi belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

    Universitas Islam Riau.

  • 91.4. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,

    antara lain adalah:

    1.4.1.Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

    referensi dan khasanah ilmu pengetahuan bagi pengembangan Ilmu

    Psikologi khususnya Psikologi Pendidikan.

    1.4.2.Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini bagi mahasiswa diharapkan dapat menambah

    pengetahuan serta membantu mengembangkan motivasi belajar mahasiswa

    dalam penyelesaian studi sarjananya di Universitas Islam Riau.

  • 10

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Motivasi Belajar

    2.1.1. Pengertian Motivasi Belajar

    Menurut Maslow (dalam Sumanto, 2014) motivasi diartikan sebagai alasan

    yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.

    Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi artinya orang tersebut memiliki

    alasan yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan

    pekerjaan tersebut.

    Menurut Djamarah (2011) motivasi adalah suatu pendorong yang

    mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk

    mencapai tujuan tertentu. McDonald dalam Djamarah (2011) mengatakan

    motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai

    dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

    Ulya (2012) menjelaskan motivasi belajar merupakan daya penggerak

    psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan

    menambah keterampilan, pengalaman. Menurut Slameto (2009) istilah motivasi

    merupakan semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakah kearah tujuan

    tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut.

    Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar

    diri individu atau hadiah.

  • 11

    Hamalik (2012) menambahkan motivasi memiliki dua komponen, yakni

    komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component).

    Komponen dalam ialah perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak

    puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang,

    tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-

    kebutuhan yang hendak dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang

    dicapai. Fungsi motivasi menurut Khasanah dan Nusantoro (2013) adalah:

    a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

    tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

    b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

    tujuan yang diinginkan.

    c. Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya

    motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

    Mudjiono (2009) menambahkan motivasi belajar penting bagi siswa, yaitu

    menyadarkan kedudukan awal proses belajar, proses dan hasil akhir. Ikbal (2011)

    lebih spesifik menambahkan motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan

    sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan

    perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan

    tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah

    untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya, dan untuk mempelajari setiap

    bahan pembelajaran mahasiswa sebaiknya memiliki dorongan untuk menguasai

    bahan pembelajaran tersebut dengan baik, bukan hanya untuk sekedar lulus meski

    dengan nilai sangat baik sekalipun.

  • 12

    Berdasarkan berbagai penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa motivasi belajar merupakan dorongan psikis dalam diri seseorang yang

    mendasari individu dalam hal ini mahasiswa Jurusan Teknik Mesin untuk belajar

    kalkulus.

    2.1.2. Aspek Penilaian Motivasi Belajar

    Apek yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar, menurut Ikbal

    (2011) yaitu sebagai berikut:

    a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adalah sebuah dorongan yang

    muncul yang didasari kepada pandangan tentang mata pelajaran yang

    dipelajari untuk selanjutnya menentukan bagaimana tinggi atau rendahnya

    minat untuk belajar tersebut.

    b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adalah keinginan yang

    berlandaskan kepada keinginan untuk terus menerus belajar tanpa

    dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar individu sehingga menghasilkan

    pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berkala.

    c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan, adalah sebuah tujuan yang ingin

    diraih melalui kegiatan belajar yang dapat dipraktekkan secara langsung di

    lapangan dan dapat dimudahkan dalam memilih tujuan karir.

    d. Adanya penghargaan dalam belajar, adalah sebuah respon timbal balik

    yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik yang biasanya berupa

    pujian, ataupun nilai untuk membantu meningkatkan minat belajar.

    e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adalah susunan ataupun

    rancangan kegiatan pembelajaran yang didasarkan kepada kompetensi

  • 13

    pendidik dalam mengajarkan ilmu kepada peserta didik. Kompetensi

    pendidik ini meliputi metode pembelajaran dan kelas diskusi yang variatif,

    dan lain sebagainya yang dapat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran.

    f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, adalah suasana kelas belajar

    (feedback) atau timbal balik yang terjadi antara peserta didik dan pendidik

    yang diharapkan memiliki respon positif dalam kegiatan pembelajaran.

    2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

    Menurut Slameto (2010) faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

    adalah sebagai berikut:

    a. Faktor internal (berasal dari dalam diri)

    1) Kesehatan

    Kesehatan dapat berpengaruh pada kemampuan belajar, karena

    seseorang yang selalu tidak sehat, sakit kepala, pilek, batuk, dan

    sebagainya, akan tidak semangat dalam aktifitas belajar. Kesehatan

    disini tidak hanya kesehatan jasmani saja. Kesehatan rohani (jiwa)

    yang kurang baik juga bisa mengganggu semangat belajar. Misalnya

    seseorang itu sedang mengalami gangguan fikiran, perasaan kecewa

    karena ada konflik dengan pacar, orang tua atu karena sebab lainnya

    tentu saja ini bisa mengurangi semangat seseorang untuk belajar.

    2) Minat

    Minat dapat berpengaruh besar tehadap motivasi belajar belajar, karena

    bila suatu bahan pembelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

  • 14

    minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

    tidak ada daya tarik dari dalam diri individu tersebut.

    3) Cara belajar

    Cara belajar mempengaruhi motivasi belajar, misalnya saja teknik

    belajar yang tidak memperhatikan teknik dan kesehatan dengan cara

    belajar siang malam tanpa memberi kesempatan untuk istirahat kepada

    mata, otak dan organ tubuh lainnya, cara belajar seperti ini tidak baik.

    Penggunaan teknik pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa

    untuk menyimpan pelajaran kedalam memori.

    b. Faktor eksternal (berasal dari luar diri)

    1) Keluarga

    Berbagai suasana dan keadaan keluarga yang beragam akan

    menentukan bagaimana dan sejauh mana motivasi belajar siswa dapat

    dimaksimalkan, termasuk fasilitas yang diberikan keluarga untuk

    meningkatkan gairah belajar anak.

    2) Sekolah

    Keadaan sekolah tempat belajar siswa turut mempengaruhi tingkat

    keberhasilan belajar. Misalnya saja kualitas guru, metode mengajar,

    kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas

    sekolah, dan sebagainya. Semua ini bisa mempengaruhi keberhasilan

    belajar anak. Bila suatu sekolah tidak memperhatikan tata tertib atau

    kedisiplinan akibatnya murid-muridnya juga kurang mematuhi perintah

  • 15

    guru sehingga mereka tidak belajar dengan sungguh-sungguh sehingga

    prestasi siswa akan turun.

    3) Masyarakat

    Kondisi masyarakat tempat tinggal bisa berpengaruh pada aktivitas

    belajar siswa. Apabila lingkungan masyarakat yang ditempati oleh

    siswa terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka

    mencuri, dan memiliki kebiasan yang tidak baik, maka akan

    berdampak tidak baik bagi siswa yang tinggal disitu karena siswa dapat

    tertarik untuk melakukan aktivitas yang sama dilakukan oleh

    lingkungan sekitar, akibatnya belajarnya terganggu dan semangat

    belajarnya berkurang.

    2.1.4. Prinsip Motivasi Belajar

    Djamarah (2011) menambahkan, dalam proses belajar motivasi sangat

    diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak

    akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa

    sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Seseorang yang

    melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya

    merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun,

    seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar

    dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan.

    Djamarah (2011) menjelaskan, prinsip-prinsip motivasi belajar yaitu

    sebagai berikut:

  • 16

    a. Motivasi sebagai penggerak dasar yang mendorong aktivitas belajar.

    b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

    c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman,

    d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar,

    e. Motivasi dapat memupuk organism dalam belajar,

    f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

    2.2. Konsep Diri

    2.2.1. Pengertian Konsep Diri

    Menurut Widyawati (2009), konsep diri adalah gambaran ataupun persepsi

    keseluruhan tentang diri individu dimata orang lain. Konsep diri merupakan

    gabungan dari ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu

    tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang

    lain di lingkungannya.

    Menurut Sobur (2003) konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap,

    mengenai pengalaman yang berhubungan dengan diri yang membedakan diri

    pribadi dengan diri orang lain. Konsep diri ini merupakan bagian dari inti

    pengalaman individu yang secara perlahan membedakan dan dan disimbolisasikan

    sebagai bayangan tentang diri sebenarnya.

    Menurut Fitts (dalam Andriana, 2008) konsep diri dilukiskan oleh fakta

    bahwa tidak hanya diri yang merupakan aspek paling utama dari dunia fenomena

    individu, tetapi juga cenderung menjadi ciri yang paling stabil. Lingkungan

    seseorang secara konstan berganti dan berubah tetapi konsep diri secara relatif

  • 17

    tetap stabil. Lebih jauh, menurut teori diri, bahwa konsep diri merupakan

    kerangka referensi melalui mana individu berinteraksi dengan dunianya yang

    dilalui individu dalam berinteraksi dengan dunianya, konsep diri merupakan

    pengaruh yang kuat dalam perilaku manusia.

    Menurut Wasti (2009), mahasiswa yang mempunyai konsep diri positif

    akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan,

    bersemangat dalam belajar, rajin, tekun dan tak mudah putus asa sehingga

    mahasiswa termotivasi untuk belajar. Dengan konsep diri yang baik, seseorang

    akan bersifat terbuka dan dapat mengatasi persoalan dan mempunyai banyak cara

    untuk mengatasi masalahnya, karena dia percaya akan sukses dalam meraih cita-

    citanya.

    Berdasarkan berbagai penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa konsep diri merupakan kepercayaan tentang nilai-nilai dan pandangan

    tentang gambaran mengenai keadaan diri menjadi seorang mahasiswa Jurusan

    Teknik Mesin dalam mengikuti kegiatan perkuliahan salah satunya belajar

    kalkulus.

    2.2.2. Aspek Penilaian Konsep Diri

    Apek yang digunakan untuk mengukur konsep diri menurut Maknunatin

    (2010), yaitu sebagai berikut:

    a. Diri Fisik (Physical Self)

    Menggambarkan bagaimana individu memandang tubuh, keadaan,

    kesehatan, penampilan fisik, keahlian dan seksualitasnya.

  • 18

    b. Diri Pribadi (Personal Self)

    Menggambarkan perasaan mampu dalam menilai kepribadian diri fisik dan

    hubungannya dengan orang lain.

    c. Diri Moral-etik (Moral-Etical Self)

    Menggambarkan diri dalam moral etika, nilai moral, hubungan dengan

    Tuhan, perasaan menjadi orang yang baik atau jelek serta kepuasan dan

    ketidakpuasan agama yang dianutnya.

    d. Diri Keluarga (Family Self)

    Menggambarkan perasaan mampu, berharga dan berarti sebagai anggota

    keluarga.

    e. Diri Sosial (Social Self)

    Menggambarkan perasaan mampu dalam berinteraksi dengan orang lain

    secara umum

    2.2.3. Ciri-Ciri Konsep Diri

    Konsep diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menurut Andriana (2008)

    yaitu sebagai berikut:

    a. Konsep diri positif

    1) Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah,

    2) Merasa setara dengan orang lain,

    3) Menerima pujian tanpa rasa malu,

    4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

    keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat,

  • 19

    5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan

    aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha

    mengubahnya.

    b. Konsep diri negatif

    1) Peka pada kritik,

    2) Responsif terhadap pujian,

    3) Hiperkritis (suka mengeluh, mencela atau meremehkan)

    4) Merasa tidak disenangi orang lain,

    5) Pesimis.

    2.3. Minat Belajar

    2.3.1. Pengertian Minat Belajar

    Menurut Djamarah (2011), minat adalah kecenderungan yang menetap

    untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang

    berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara

    konsisten dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.

    Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya

    dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah

    menghapal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancer

    disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama dapat membangkitkan

    kegairahan belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu.

    Menurut Syah (2012), minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan

    yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai.

    Menurut Stiggins (dalam Ikbal, 2011) menjelaskan minat merupakan salah satu

  • 20

    dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang.

    Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari

    kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan

    tindakan seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal penting yaitu (1)

    berhubungan dengan perasaan mengenai obyek yang berbeda; (2) perasaan-

    perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke kubu yang

    berlawanan, tidak positif dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang memiliki

    intensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah.

    Menurut Slameto (2010), minat adalah sutau rasa lebih suka dan

    keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyeluruh. Minat pada

    dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

    sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

    minat. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu

    siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk

    dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Bila siswa menyadari

    bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang

    dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman

    belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan

    berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya.

    Konteks minat pada mahasiswa menurut Maknunatin (2010), jika seorang

    mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran dengan baik, maka

    hampir dapat dipastikan bahwa ia akan lulus bahan pembelajaran tersebut dengan

    nilai baik pula. Semua ini dapat terjadi, karena metode evaluasi yang ada

  • 21

    tampaknya belum bisa menghasilkan ukuran yang objektif terhadap penguasaan

    seorang mahasiswa dalam suatu bahan pembelajaran.

    Berdasarkan berbagai penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

    besar yang dimiliki mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dalam mengikuti kegiatan

    belajar kalkulus.

    2.3.2. Aspek Penilaian Minat Belajar

    Apek yang digunakan untuk mengukur minat belajar menurut Wasti

    (2013), yaitu sebagai berikut:

    a. Perasaan senang, dengan indikator yaitu menerima pelajaran dengan

    senang, terus menerus belajar, tidak merasa bosan dalam mempelajari

    pelajaran.

    b. Perhatian dalam belajar, dengan indikator yaitu memberikan perhatian

    lebih, memiliki konsentrasi dalam belajar, mengikuti penjelasan dosen,

    mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

    c. Ketertarikan pada materi pelajaran, dengan indikator yaitu berusaha untuk

    mencari tantangan pada isi pelajaran, mencari contoh yang sesuai dengan

    keadaan sekarang yang berkaitan dengan mata pelajaran, terus menerus

    akan membahas materi pelajaran.

    2.3.3. Faktor Yang Meningkatkan Minat Belajar

    Menurut Sardiman (dalam Fauza, 2009), ada beberapa cara untuk

    meningkatkan minat belajar mahasiswa, cara tersebut antara lain adalah:

  • 22

    a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan,

    b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau,

    c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik,

    d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

    Seorang mahasiswa harus memiliki minat belajar yang besar agar dapat

    menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah akan

    menghasilkan prestasi belajar yang rendah (Fauza, 2009). Selain itu terdapat

    beberapa faktor yang berhubungan dengan minat belajar, yaitu sebagai berikut:

    a. Faktor lingkungan, termasuk lingkungan alami dan lingkungan sosial

    budaya.

    b. Faktor instrumental, termasuk kurikulum, program, sarana dan fasilitas,

    dosen.

    c. Kondisi fisiologis, termasuk bakat dan motivasi.

    2.4. Pengaruh Konsep Diri dan Minat Belajar Terhadap Motivasi Belajar Mata

    Kuliah Kalkulus Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau

    Menurut Wasti (2009), mahasiswa yang mempunyai konsep diri positif

    akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan,

    bersemangat dalam belajar, rajin, tekun dan tak mudah putus asa sehingga

    mahasiswa termotivasi untuk belajar. Konsep diri merupakan salah satu faktor

    dari dalam diri mahasiswa yang dapat mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi

    akademiknya. Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan

    pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

    dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen dalam Sahputra, 2009).

  • 23

    Menurut Hamalik (2012), istilah motivasi merujuk kepada semua gejala

    yang terkandung dalam stimulasi tindakah kearah tujuan tertentu dimana

    sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut. Motivasi dapat

    berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu

    atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses

    membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat.

    Minat belajar mempunyai pengaruh besar terhadap belajar karena bila

    bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak

    akan belajar dengan sebaik-baiknya. Minat yang telah disadari terhadap bidang

    pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga siswa dapat

    menguasai pelajarannya.

    Hasil penelitian Widyawati (2009), tentang analisis pengaruh konsep diri

    terhadap motivasi belajar mahasiswa, menunjukkan hasil penelitian terdapat

    pengaruh yang positif dan signifikan antara konsep diri terhadap motivasi belajar

    mahasiswa sebesar 26,10%. Konsep diri mahasiswa tergolong sedang dan

    motivasi belajar mahasiswa tergolong tinggi. Hal ini membuktikan bahwa

    semakin tinggi konsep diri yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi pula

    motivasi belajar mahasiswa.

    Hasil penelitian selanjutnya yaitu Wayan dan Bagus (2013), tentang

    determinasi konsep diri, minat belajar & disiplin belajar terhadap motivasi belajar

    IPA SD se-Kecamatan Buleleng menunjukkan hasil penelitian terdapat

    determinasi atau pengaruh signifikan antara minat belajar terhadap motivasi

  • 24

    belajar sebesar 31,80%. Minat belajar merupakan variabel yang paling dominan

    berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

    2.5. Hipotesis

    Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang

    diajukan dalam penelitian ini adalah:

    a. Terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap motivasi belajar mata kuliah

    kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.

    b. Terdapat pengaruh antara minat belajar terhadap motivasi belajar mata

    kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.

    c. Terdapat pengaruh antara konsep diri dan minat belajar terhadap motivasi

    belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Islam Riau.

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Identifikasi Variabel

    Sesuai dengan judul penelitian yang akan diteliti, maka variabel-variabel

    dalam penelitian ini adalah:

    Variabel Bebas (X) : Konsep Diri dan Minat Belajar

    Variabel Terikat (Y) : Motivasi Belajar Mata Kuliah Kalkulus

    3.2. Definisi Operasional Variabel

    1. Motivasi Belajar Mata Kuliah Kalkulus

    Motivasi belajar mata kuliah Kalkulus adalah dorongan psikis dalam diri

    seseorang yang mendasari individu dalam hal ini mahasiswa Jurusan Teknik

    Mesin untuk belajar kalkulus. Apek yang digunakan untuk mengukur motivasi

    belajar menurut Ikbal (2011) terdiri dari:

    1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, dengan indikator yaitu pandangan

    tentang mata pelajaran dan inisiatif tinggi untuk belajar.

    2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dengan indikator yaitu

    keinginan untuk terus menerus belajar dan mengulang pelajaran secara

    berkala.

    3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, dengan indikator yaitu praktek

    lapangan dan kemudahan berkarir.

    4) Adanya penghargaan dalam belajar, yang terdiri dari indikator pujian dari

    dosen dan nilai.

  • 26

    5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, metode pembelajaran dosen,

    kelas diskusi yang variatif dan suasana kelas belajar.

    6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif dan (feedback) timbal balik

    antar dosen dengan siswa.

    2. Konsep Diri

    Konsep diri merupakan kepercayaan tentang nilai-nilai dan pandangan tentang

    gambaran mengenai keadaan diri menjadi seorang mahasiswa Jurusan Teknik

    Mesin dalam mengikuti kegiatan perkuliahan salah satunya belajar kalkulus.

    Apek yang digunakan untuk mengukur konsep diri menurut Maknunatin

    (2010) terdiri dari:

    1) Diri fisik, dengan indikator yaitu tubuh, keadaan, kesehatan, penampilan

    fisik dan keahlian seksualitasnya

    2) Diri pribadi, dengan indikator yaitu perasaan mampu dan evaluasi

    terhadap kepribadian terlepas dari fisik atau hubungannya dengan orang

    lain.

    3) Diri moral-etik, dengan indikator yaitu arti dan nilai moral, hubungan

    dengan Tuhan, perasaan menjadi orang yang baik atau jelek dan kepuasan

    atau ketidakpuasan agama yang dianutnya.

    4) Diri keluarga, dengan indikator yaitu perasaan mampu, berharga dan

    berarti sebagai anggota keluarga.

    5) Diri sosial, dengan indikator yaitu perasaan mampu dalam berinteraksi

    dengan orang lain secara umum.

  • 27

    3. Minat Belajar

    Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

    keinginan besar yang dimiliki mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dalam

    mengikuti kegiatan belajar kalkulus. Apek yang digunakan untuk mengukur

    minat menurut Wasti (2013) terdiri dari:

    1) Perasaan senang, dengan indikator yaitu menerima pelajaran dengan

    senang, terus menerus belajar dan tidak merasa bosan dalam mempelajari

    pelajaran.

    2) Perhatian dalam belajar, dengan indikator yaitu memberikan perhatian

    lebih, memiliki konsentrasi dalam belajar, mengikuti penjelasan dosen dan

    mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

    3) Ketertarikan pada materi pelajaran, dengan indikator yaitu berusaha untuk

    mencari tantangan pada isi pelajaran, mencari contoh yang sesuai dengan

    keadaan sekarang yang berkaitan dengan mata pelajaran dan terus menerus

    akan membahas materi pelajaran.

    3.3. Subjek Penelitian

    3.3.1. Populasi

    Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya. Maka populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau

  • 28

    yang mengambil mata kuliah Kalkulus II pada semester genap.

    Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.1Populasi Penelitian

    No. Mata Kuliah Semester KeteranganBaru (B) Ulang (U)

    1 Kalkulus II

    II 127 -IV 48 53VI 17 48

    VIII - 33Jumlah 192 134

    Total 326Sumber: Tata Usaha Fakultas Teknik, 2015

    3.3.2. Sampel

    Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling dalam

    penelitian ini menggunakan teknik random sampling pada taraf kesalahan

    10% dari jumlah total populasi adalah 326 dengan menggunakan rumus

    perhitungan menurut (Sugiyono, 2011) adalah sebagai berikut:= ( ) + 1Keterangan :

    n = Jumlah sampel yang dicari

    N = Jumlah populasi

    d = nilai presisi (ditentukan = 0,1)

  • 29

    = 326326(0,1) + 1= 146.12 dibulatkan menjadi 147 orangBerdasarkan perhitungan di atas, didapatkan jumlah sampel dalam

    penelitian ini adalah 147 orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

    Universitas Islam Riau yang mengambil mata kuliah Kalkulus yang dipilih

    secara acak dalam namun tetap dalam ruang lingkup kegiatan perkuliahan

    di kampus, hingga jumlah yang didapatkan sesuai dengan jumlah sampel

    yang diteliti.

    3.4. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan

    skala yaitu motivasi belajar, konsep diri dan minat belajar. Skala adalah suatu

    prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang

    merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek

    kepribadian individu (Azwar, 1999).

    a. Skala Motivasi Belajar

    Skala motivasi belajar diberikan dalam bentuk tiga indikator sebanyak

    dengan jumlah pernyataan 30 item, dimana alternatif jawaban dari skala tersebut

    merupakan modifikasi dari skala likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat

    sering (SR), sering (S), jarang (JR), dan tidak Pernah (TP).

    Untuk aitem favourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Sangat Sering

    (SR) = 4, Sering (S) = 3, Jarang (JR) = 2, Tidak Pernah = (1). Untuk aitem

  • 30

    unfavourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang

    (JR) = 3, Sering (S) = 2, Sangat Sering (SS) =1.

    Tabel 3.2Blue Print Skala Motivasi Belajar Sebelum Try Out

    Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableAdanya hasratdan keinginanberhasil

    - Pandangan tentangmata pelajaran

    - Inisiatif tinggi untukbelajar

    1,3,5 2,4 5

    Adanyadorongan dankebutuhandalam belajar

    - Keinginan untuk terusmenerus belajar

    - Mengulang pelajaransecara berkala

    7,9 6,8,10 5

    Adanya harapandan cita-citamasa depan

    - Praktek lapangan- Kemudahan berkarir 11,13,15 12,14, 5

    Adanyapenghargaandalam belajar

    - Pujian dari dosen- Nilai 17,19 16,18,20 5

    Adanya kegiatanyang menarikdalam belajar

    - Metode pembelajarandosen

    - Kelas diskusi yangvariatif

    21,23,25 22,24 5

    Adanyalingkunganbelajar yangkondusif

    - Suasana kelas belajar- (Feed back) Timbal

    balik antar dosendengan siswa

    27,29 26,28,30 5

    Jumlah 15 15 30Keterangan: Item yang di Bold adalah item gugur

    Hasil uji validitas variabel motivasi belajar, dari 30 aitem pernyataan, 24

    aitem memiliki r hitung > dari r tabel 0,235 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 4

    aitem pernyataan yang memiliki r hitung < dari r tabel dan dinyatakan (gugur),

    dengan demikian dari 30 aitem pernyataan, 26 aitem valid dan 4 aitem gugur.

    Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel motivasi belajar dapat

    disimpulkan bahwa ada 4 aitem pernyataan yang tidak valid (gugur), yaitu aitem

  • 31

    pernyataan nomor 12, 16, 17, dan 19, oleh sebab itu aitem tersebut tidak

    dimasukkan sebagai aitem pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Blue

    Print skala motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.3Blue Print Skala Motivasi Belajar Setelah Try Out

    Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableAdanya hasratdan keinginanberhasil

    - Pandangan tentangmata pelajaran

    - Inisiatif tinggi untukbelajar

    1,3,5 2,4 5

    Adanyadorongan dankebutuhandalam belajar

    - Keinginan untuk terusmenerus belajar

    - Mengulang pelajaransecara berkala

    7,9 6,8,10 5

    Adanya harapandan cita-citamasa depan

    - Praktek lapangan- Kemudahan berkarir 11,13,15 14 4

    Adanyapenghargaandalam belajar

    - Pujian dari dosen- Nilai - 18,20 2

    Adanya kegiatanyang menarikdalam belajar

    - Metode pembelajarandosen

    - Kelas diskusi yangvariatif

    21,23,25 22,24 5

    Adanyalingkunganbelajar yangkondusif

    - Suasana kelas belajar- (Feed back) Timbal

    balik antar dosendengan siswa

    27,29 26,28,30 5

    Jumlah 13 13 26

    b. Skala Konsep Diri

    Skala konsep diri diberikan dalam bentuk tiga indikator dengan jumlah

    pernyataan sebanyak 30 item, dimana alternatif jawaban dari skala tersebut

    merupakan modifikasi dari skala likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat

    sering (SR), sering (S), jarang (JR), dan tidak Pernah (TP).

  • 32

    Untuk aitem favourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Sangat Sering

    (SR) = 4, Sering (S) = 3, Jarang (JR) = 2, Tidak Pernah = (1). Untuk aitem

    unfavourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang

    (JR) = 3, Sering (S) = 2, Sangat Sering (SS) =1.

    Tabel 3.4Blue Print Skala Konsep Diri Sebelum Try Out

    Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableDiri fisik - Tubuh

    - Keadaan- Kesehatan- Penampilan fisik- Keahlian- Seksualitasnya

    1,3,5 2,4,6 6

    Diri pribadi - Perasaan mampu- Evaluasi terhadap

    kepribadian terlepasdari fisik atauhubungannya denganorang lain

    7,9,11 8,10,12 6

    Diri moral-etik - Arti dan nilai moral- Hubungan dengan

    Tuhan- Perasaan menjadi orang

    yang baik atau jelek- Kepuasaan agamanya

    13,15,17 14,16,18 6

    Diri keluarga - Perasaan mampu- Berharga- Berarti dalam

    keluarganya

    19,21,23 20,22,24 6

    Diri sosial - Perasaan mampu dalamberinteraksi denganorang lain secaraumum.

    25,27,29 26,28,30 6

    Jumlah 15 15 30Keterangan: Item yang di Bold adalah item gugur

    Hasil uji validitas variabel konsep diri, dari 30 aitem pernyataan, 28 aitem

    memiliki r hitung > dari r tabel 0,235 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 2 aitem

  • 33

    pernyataan yang memiliki r hitung < dari r tabel dan dinyatakan (gugur), dengan

    demikian dari 30 aitem pernyataan, 28 aitem valid dan 2 aitem gugur.

    Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel konsep diri dapat disimpulkan

    bahwa ada 2 aitem pernyataan yang tidak valid (gugur), yaitu aitem pernyataan

    nomor 4 dan 18, oleh sebab itu aitem tersebut tidak dimasukkan sebagai aitem

    pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Blue Print skala konsep diri dapat

    dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.5Blue Print Skala Konsep Diri Setelah Try Out

    Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableDiri fisik - Tubuh

    - Keadaan- Kesehatan- Penampilan fisik- Keahlian- Seksualitasnya

    1,3,5 2,6 5

    Diri pribadi - Perasaan mampu- Evaluasi terhadap

    kepribadian terlepasdari fisik atauhubungannya denganorang lain

    7,9,11 8,10,12 6

    Diri moral-etik - Arti dan nilai moral- Hubungan dengan

    Tuhan- Perasaan menjadi orang

    yang baik atau jelek- Kepuasaan agamanya

    13,15,17 14,16 5

    Diri keluarga - Perasaan mampu- Berharga- Berarti dalam

    keluarganya

    19,21,23 20,22,24 6

    Diri sosial - Perasaan mampu dalamberinteraksi denganorang lain secaraumum.

    25,27,29 26,28,30 6

    Jumlah 15 13 28

  • 34

    c. Skala Minat Belajar

    Skala minat belajar diberikan dalam bentuk tiga indikator dengan jumlah

    pernyataan sebanyak 40 item, dimana alternatif jawaban dari skala tersebut

    merupakan modifikasi dari skala likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat

    sering (SR), sering (S), jarang (JR), dan tidak Pernah (TP).

    Untuk aitem favourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Sangat Sering

    (SR) = 4, Sering (S) = 3, Jarang (JR) = 2, Tidak Pernah = (1). Untuk aitem

    unfavourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang

    (JR) = 3, Sering (S) = 2, Sangat Sering (SS) =1.

    Tabel 3.6Blue Print Skala Minat Belajar Sebelum Try Out

    Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourablePerasaansenang

    - Belajar dengan senang- Terus menerus belajar- Tidak merasa bosan

    dalam belajar1,3,5,7,9 2,4,6,8,10 10

    Perhatiandalambelajar

    - Memberikanperhatian lebih

    - Memiliki konsentrasidalam belajar

    - Mengikuti penjelasan- Mengerjakan tugas-

    tugas yang diberikan

    11,13,15,17,19

    12,14,16,18,20 10

    Keterlibatansiswa

    - Berusaha untukmencari tantanganpada isi pelajaran

    - Mencari contoh yangsesuai dengankeadaan yangberkaitan dengan matapelajaran

    - Terus menerusmembahas pelajaran

    21,23,25,27,29

    22,24,26,28,30 10

    Jumlah 15 15 30Keterangan: Item yang di Bold adalah item gugur

  • 35

    Hasil uji validitas variabel minat belajar, dari 30 aitem pernyataan, 25 aitem

    memiliki r hitung > dari r tabel 0,235 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 5 aitem

    pernyataan yang memiliki r hitung < dari r tabel dan dinyatakan (gugur), dengan

    demikian dari 30 aitem pernyataan, 25 aitem valid dan 5 aitem gugur.

    Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel minat belajar dapat

    disimpulkan bahwa ada 5 aitem pernyataan yang tidak valid (gugur), yaitu aitem

    pernyataan nomor 3, 4, 14, 22, dan 29, oleh sebab itu aitem tersebut tidak

    dimasukkan sebagai aitem pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Blue

    Print skala minat belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.7Blue Print Skala Minat Belajar Setelah Try Out

    Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourablePerasaansenang

    - Pelajaran dengan senang- Terus menerus belajar- Tidak merasa bosan dalam

    mempelajari pelajaran1,5,7,9 2,6,8,10 8

    Perhatiandalambelajar

    - Memberikan perhatianlebih

    - Memiliki konsentrasidalam belajar

    - Mengikuti penjelasandosen

    - Mengerjakan tugas-tugasyang diberikan

    11,13,15,17,19

    12,16,18,20 9

    Keterlibatansiswa

    - Berusaha untuk mencaritantangan pada isipelajaran

    - Mencari contoh yangsesuai dengan keadaansekarang yang berkaitandengan mata pelajaran

    - Terus menerus akanmembahas materipelajaran

    21,23,25,27 24,26,28,30 8

    Jumlah 13 12 25

  • 36

    3.4.2. Uji Validitas

    Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software SPSS 16,

    nilai validitas dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. Jika

    angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik (r hitung > r tabel)

    maka instrumen tersebut dikatakan valid. Nilai r tabel untuk sampel 70 adalah 0,235

    (Sugiyono, 2011). Hasil uji seluruh skala variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.8Hasil Uji Validitas Data

    Variabel r tabel KeteranganMotivasi belajar kalkulus (Y) 0,235 Valid : 26 aitem

    Gugur : 4 aitemKonsep diri (X1) 0,235 Valid : 26 aitem

    Gugur : 4 aitemMinat belajar (X2) 0,235 Valid : 26 aitem

    Gugur : 4 aitem

    3.4.3. Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas data dilakukan dengan melihat nilai Cronbachs Alpha.

    Data yang dianggap reliabel dapat menunjukkan konsistensi responden dalam

    menjawab hal yang berkaitan dengan susunan pernyataan atau pertanyaan yang

    merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk angket. Angka

    Cronbachs Alpha pada kisaran 0,70 adalah dapat diterima, di atas 0,80 adalah

    baik (Azwar, 1999). Jika nilai Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,70 maka skala

    penelitian tersebut dapat dinyatakan reliabel. Nilai Cronbachs Alpha seluruh

    skala dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 37

    Tabel 3.9Hasil Uji Reliabilitas Data

    VariabelSkor

    CronbachsAlpha

    BatasReliabilitas Keterangan

    Motivasi belajar kalkulus (Y) 0.882 0,700 ReliabelKonsep diri (X1) 0.897 0,700 ReliabelMinat belajar (X2) 0.897 0,700 Reliabel

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui hasil pengujian reliabilitas data untuk

    skala motivasi belajar, konsep diri, dan minat belajar pada penelitian ini

    menunjukkan nilai Cronbrachs Alpha lebih besar daripada 0,70 (perhitungan

    dapat dilihat pada lampiran 6) dengan demikian, skala-skala tersebut dapat

    dinyatakan konsisten dan telah teruji secara reliabel, sehingga dapat digunakan

    oleh peneliti lain atau oleh peneliti yang sama dalam kejadian berbeda.

    3.5. Metode Analisis Data

    Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian analisis statistik deskriptif

    korelasional, dimana dalam penelitian ini ingin mengetahui pengaruh antara

    konsep diri dan minat belajar terhadap motivasi belajar. Teknik analisis data yang

    digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Menurut

    Sugiyono (2011) teknik analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan

    bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau

    lebih variabel independen (prediktor) dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)

    Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh yang berarti apabila

    kedua variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Oleh karena itu

    digunakan uji regresi dibantu dengan teknik komputer SPSS 16 for Windows.

  • 38

    3.5.1. Deskripsi Data

    Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dengan

    menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dari tabulasi kemudian dicari harga

    rerata, simpangan baku, mean, modus, dan median. Dari hasil deskripsi statistik,

    selanjutnya dibuat kategorisasi masing-masing variable penelitian. Kategorisasi

    yang dibuat berdasarkan rerata empirik. Kategorisasi dibagi menjadi lima

    kategori, yaitu sebagai berikut :

    Sangat tinggi : X M + 1,5 SD

    Tinggi : M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SDSedang : M 0,5 SD < X < M + 0,5 SDRendah : M 1,5 SD < X < M 0,5 SDSangat rendah : X < M 1,5 SD

    Keterangan : M = mean empirik

    SD = standar deviasi

    3.5.2. Uji Persyaratan Analisis

    Sebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji persyaratan

    analisis terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis itu meliputi:

    a) Uji Normalitas Sebaran

    Menurut Sugiyono (2011), uji normalitas bertujuan untuk menguji

    apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

    distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan

    bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar

    maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

  • 39

    Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah

    dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data

    observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun

    demikian hanya dengan melihat histrogram hal ini dapat menyesatkan

    khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah

    dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

    kumulatif dari distribusi normal (Sugiyono, 2011). Jadi dalam penelitian ini

    uji normalitas untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

    tidak yaitu dengan analisis grafik histrogram dan dengan melihat normal

    probability plot.

    Dasar pengambilan keputusan :

    1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

    diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal,

    maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    2) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histrogram dan/ atau

    mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukan

    pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

    normalitas.

    b) Uji Multikolinieritas

    Menurut Sugiyono (2011) uji ini bertujuan menguji apakah pada

    model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

    Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

    independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-

  • 40

    variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen

    yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

    Untuk uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan bantuan SPSS 16 for Windows. Untuk mendeteksi ada atau

    tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

    1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

    sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

    banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

    2) Menganalisis metrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara

    variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas

    0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak

    adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berati bebas

    dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena

    adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

    c) Uji Heterokedastisitas

    Menurut Sugiyono (2011), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

    apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan

    jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam

    penelitian ini dengan menggunakan scatter plot dari SPSS 16 for Windows.

  • 41

    3.5.3. Uji Hipotesis

    a) Uji Regresi Ganda

    Menurut Sugiyono (2011) analisis regresi berganda digunakan untuk

    meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

    (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

    prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi

    ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

    Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh yang berarti

    apabila kedua variabel bebas (konsep diri dan minat belajar) secara

    bersama terhadap variabel terikat (motivasi belajar). Untuk melihat

    pengaruh antara dua variabel atau lebih dapat dinggunakan analisis regresi

    berganda dengan rumusnya berikut:

    = a + b1X1 + b2X2Dimana:

    = Motivasi Belajara = Konstantab1 = Koefisien dari X1X1 = Konsep Dirib2 = Koefisien dari X2X2 = Minat Belajar

  • 42

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Persiapan Penelitian

    4.1.1. Orientasi Kancah Penelitian

    Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap awal yang harus dilakukan adalah

    menentukan tempat dimana penelitian ini akan dilakukan serta mempersiapkan

    segala sesuatunya agar kegiatan penelitian ini menjadi lancar. Dalam penelitian

    ini, peneliti mengambil subyek penelitian mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

    Universitas Islam Riau yang mengambil mata kuliah Kalkulus.

    4.1.2. Profil Fakultas

    Fakultas Teknik UIR berdiri pada tahun 1964 dengan pertimbangan masih

    sangat langkanya Sarjana Teknik yang dimiliki/ dihasilkan Negara Indonesia pada

    umumnya dan provinsi Riau pada khususnya pada saat itu. Jurusan Teknik Mesin

    terdaftar dengan nomor 0387/ 0/ 86, 22-05-86 dengan visi menjadi jurusan teknik

    mesin yang unggul dan terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan

    akhlak di Asia Tenggara. Jurusan Teknik Mesin mayoritas diisi oleh tenaga

    pengajar (dosen) diambil dari ikatan Alumni ITB Riau yang sebahagian besar dari

    mereka adalah karyawan PT. Caltex Pacific Indonesia.

    4.2. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Februari 2015, dengan

    jumlah sampel untuk penelitian yakni 147 orang mahasiswa Jurusan Teknik

    Mesin Universitas Islam Riau yang mengambil mata kuliah Kalkulus. Penelitian

  • 43

    dilaksanakan ketika mahasiswa sedang senggang dan tidak sedang mengikuti

    kegiatan aktif kuliah, hanya mendosens keperluan adminitrasi di Tata Usaha

    Fakultas Teknik Universitas Islam Riau dengan membagikan kuesioner kepada

    147 orang sampel yang ditemui secara acak dan sebelumnya telah diberi

    pengarahan terlebih dahulu mengenai tata cara pengisian kuesioner. Setiap sampel

    memperoleh satu booklet kuesioner yang berisi tiga skala yaitu: skala motivasi

    belajar (Y) sebanyak 26 aitem, skala konsep diri sebanyak 28 aitem, dan skala

    minat belajar sebanyak 25 aitem. Aitem skala kuesioner untuk penelitian ini dapat

    dilihat pada Lampiran 7, dan berikut adalah hasil penjabarannya.

    1. Deskripsi Data Penelitian

    Hasil penelitian lapangan mengenai pengaruh konsep diri dan minat Belajar

    terhadap motivasi belajar kalkulus Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Islam Riau setelah dilakukan skoring dan diolah dengan SPSS 16.0 for Windows

    diperoleh gambaran seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

    Tabel 4.1Rentang Skor Penelitian

    Variabel

    Skor X yangdiperoleh (empirik)

    Skor X yangdimungkinkan (hipotetik)

    Xmax

    Xmin Mean SD

    Xmax

    Xmin Mean SD

    Motivasi Belajar (Y) 99 54 82,84 8,73 104 26 65,00 13,00Konsep Diri (X1) 107 46 85,07 12,63 112 28 70,00 14,00Minat Belajar (X2) 97 48 68,83 11,23 100 25 62,50 12,50

    Berdasarkan tabel di atas secara umum menggambarkan bahwa tingkat

    motivasi belajar, konsep diri dan minat belajar sangat bervariasi berdasarkan skor

    yang diperoleh (empirik). Pada variabel motivasi belajar rentang skor yang

  • 44

    diperoleh bergerak dari 54 hingga 99. Pada variabel konsep diri rentang skor yang

    diperoleh bergerak antara 46 sampai dengan 107, selanjutnya untuk variabel minat

    belajar rentang skor yang diperoleh bergerak antara 48 sampai dengan 97. Hasil

    deskripsi data penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk kategorisasi skala,

    kategorisasi ditetapkan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi hipotetik dari

    masing-masing skala.

    Tabel tersebut juga memberikan perbandingan antara skor yang diperoleh

    (empirik) subjek dan skor yang dimungkinkan diperoleh (hipotetik). Pada variabel

    motivasi belajar rerata hipotetik 65,00 dibawah rerata empirik 82,84 dan pada

    variabel konsep diri rerata hipotetik 70,00 berada dibawah rerata empirik 85,07

    selanjutnya pada variabel minat belajar rerata hipotetik 62,50 berada dibawah

    rerata empirik 68,83.

    Dari hasil deskripsi statistik, tersebut selanjutnya dibuat kategorisasi untuk

    masing-masing variabel penelitian. Kategorisasi yang dibuat berdasarkan rerata

    empirik. Kategorisasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu sebagai berikut:

    Sangat tinggi : X M + 1,5 SD

    Tinggi : M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SDSedang : M 0,5 SD < X < M + 0,5 SDRendah : M 1,5 SD < X < M 0,5 SDSangat rendah : X < M 1,5 SD

    Dimana :M : Mean EmpirikSD : Standar eviasi

  • 45

    a. Skala Motivasi Belajar

    Penelitian skala penyesuaian diri terdiri atas 6 aspek yang diteliti yaitu:

    1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan dan kebutuhan

    dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) Adanya

    penghargaan dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

    dan 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Variabel motivasi belajar

    siswa terdiri dari 26 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1 dan

    skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran sebesar

    78 (104-26) maka standar deviasinya sebesar 13,00 dan reratanya adalah

    65,00. Berdasarkan kategori penilaian diatas dapat dibuat kriteria penilaian

    terhadap variabel motivasi belajar seperti terlihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.2Kriteria Penilaian Skala Motivasi Belajar Mata Kuliah Kalkulus

    Kategori Skor Frekuensi PersentaseSangat tinggi

    TinggiSedangRendah

    Sangat rendah

    X 95,9587,21 X < 95,9478,48 X < 87,2069,75 X < 78,47

    69,74

    545543013

    3%31%37%20%9%

    Jumlah 147 100%

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria motivasi belajar

    mata kuliah kalkulus terbanyak dengan jumlah frekuensi 54 orang mahasiswa

    dan berada rentang skor 78,48 87,20 dan termasuk dalam kategori

    sedang.

  • 46

    b. Skala Konsep Diri

    Penelitian skala konsep diri berdasarkan 5 aspek yaitu: 1) Diri fisik, 2)

    Diri pribadi, 3) Diri moral-etik, 4) Diri keluarga, dan 5) Diri sosial. Variabel

    konsep diri terdiri dari 28 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1

    dan skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran

    sebesar 84 (112-28) maka standar deviasinya sebesar 14,00 dan reratanya

    adalah 70,00. Berdasarkan kategori penilaian diatas dapat dibuat kriteria

    penilaian terhadap variabel konsep diri seperti terlihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.3Kriteria Penilaian Skala Konsep Diri

    Kategori Skor Frekuensi PersentaseSangat tinggi

    TinggiSedangRendah

    Sangat rendah

    X 104,0391,39 X < 104,0278,76 X < 91,3866,13 X < 78,75

    66,12

    738592914

    5%26%40%20%10%

    Jumlah 147 100 %

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria konsep diri

    mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata kuliah Kalkulus

    terbanyak dengan jumlah frekuensi 59 orang mahasiswa dan berada rentang

    skor 78,76 91,38 dan termasuk dalam kategori sedang.

    c. Skala Minat Belajar

    Penelitian skala minat belajar berdasarkan 3 aspek yaitu: 1) Perasaan

    senang, 2) Perhatian dalam belajar dan 3) Keterlibatan siswa. Variabel minat

    belajar terdiri dari 25 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1 dan

    skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran sebesar

  • 47

    75 (100-25) maka standar deviasinya sebesar 12,50 dan reratanya adalah

    62,50. Berdasarkan kategori penilaian diatas dapat dibuat kriteria penilaian

    terhadap variabel minat belajar seperti terlihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.4Kriteria Penilaian Minat Belajar

    Kategori Skor Frekuensi PersentaseSangat tinggi

    TinggiSedangRendah

    Sangat rendah

    X 85,6874,45 X < 85,6763,23 X < 74,4452,00 X < 63,22

    51,99

    1327444617

    9%18%30%31%12%

    Jumlah 147 100 %

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria minat belajar

    mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata kuliah Kalkulus

    terbanyak dengan jumlah frekuensi 46 orang mahasiswa dan berada rentang

    skor 52,00 63,22 dan termasuk dalam kategori rendah.

    2. Hasil Uji Asumsi

    Berikut akan disajikan hasil pengujian asumsi terhadap model regresi, yang

    meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

    Pengujian asumsi klasik di dalam regresi berganda merupakan suatu keharusan

    untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang digunakan dalam

    penelitian. Secara keseluruhan, pengujian ini akan menyimpulkan apakah antar

    variabel bebas memiliki korelasi atau tidak dengan sesama variabel bebas.

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, sedangkan

    variabel independen adalah konsep diri dan minat belajar.

  • 48

    a. Hasil Uji Normalitas

    Pengujian normalitas data selanjutnya secara analisis statistik dapat

    dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Secara

    multivarians pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya.

    Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas

    0,05. Hasil pengujian normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

    ditunjukkan oleh tabel berikut:

    Tabel 4.5Hasil Uji Normalitas

    Tes Kolmogorov-Smirnov Sampel TunggalMotivasi_Belajar Konsep_Diri Minat_Belajar

    N 147 147 147Parameter Normal Rata-Rata 82.84 85.07 68.83

    Standar Deviasi 8.734 12.634 11.226Perbedaan yang palingmencolok

    Ketentuan .097 .091 .065Positif .060 .041 .065Negatif -.097 -.091 -.063

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 1.105 .793Nilai signifikan (2 arah) .124 .174 .556

    Hasil tes distribusi adalah Normal.

    Berdasarkan hasil pada tabel di atas, menunjukkan bahwa data

    terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov

    untuk variabel motivasi belajar adalah 1,178 dan signifikansi pada 0,174 yang

    lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal,

    karena nilai signifikansinya besar dari 0,05.

    b. Hasil Uji Multikolinieritas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel

    independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

  • 49

    Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar

    sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mengetahui apakah

    terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation

    Factors) yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 4.6Hasil Uji Multikolinieritas

    Coefficientsa

    Model

    KoefisienTidak Standar

    KoefisienStandar Statistik Linearitas

    Beta Std. Eror Beta Toleransi VIF

    1(Konstanta) 87.005 6.525

    Konsep_Diri .027 .057 .039 .999 1.001

    Minat_Belajar -.094 .064 .120 .999 1.001

    a. Variabel Dependen: Motivasi_Belajar

    Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika

    mempunyai nilai toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari

    10. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai toleransi variabel konsep diri dan

    minat belajar adalah sebesar 0,999 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,001 < 10.

    Berdasarkan hasil uji tersebut maka dalam penelitian ini tidak ada masalah

    multikolinieritas.

    3. Hasil Uji Hipotesis

    a. Uji F

    Uji F digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara

    bersama antara variabel bebas yaitu konsep diri dan minat belajar terhadap

    motivasi belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Uji statistik F pada

    dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

  • 50

    model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

    Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.7Hasil Perhitungan Uji F

    ANOVAb

    Model Jumlah Kuadrat df Rata-Rata Kuadrat F Sig.

    1 Regresi 175.514 2 87.757 11.153 .000

    Residual 10960.567 144 76.115

    Total 11136.082 146

    a. Prediktor: (Konstanta), Minat_Belajar, Konsep_Diri

    b. Variabel Dependen: Motivasi_Belajar

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai F sebesar 11,153

    dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga hipotesis dapat

    diterima. Diterimanya hipotesis menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari

    konsep diri dan minat belajar mampu menjelaskan keragaman dari variabel

    terikat yaitu motivasi belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan

    minat belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi

    belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin.

    b. Hasil Analisa Regresi Linier Berganda

    Hasil analisa regresi linier menggunakan analisis statistik dengan Uji

    Regresi linier yang melibatkan variabel independen atau variabel bebas yaitu

    Konsep diri (X1) dan Minat belajar (X2) terhadap variabel terikat Motivasi

    belajar (Y). Nilai koefisien untuk merumuskan regresi linier beganda dapat

    dilihat pada tabel berikut:

  • 51

    Tabel 4.8Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linier Berganda

    Koefisiena

    Model

    KoefisienTidak Standar

    KoefisienStandar

    t Sig.Beta Std. Eror Beta

    1 (Konstanta) 87.005 6.525 13.335 .000

    Konsep_Diri .027 .057 .039 .469 .039

    Minat_Belajar .094 .064 .120 .457 .047

    a. Variabel Dependen: Motivasi_Belajar

    Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai konstanta sebesar 87,005.

    Nilai koefisien masing-masing variabel adalah 0,469 untuk konsep diri (X1)

    dan 0,271 untuk minat belajar (X2). Dari persamaan regresi linier berganda di

    atas menunjukkan bahwa konstanta (a) adalah 87,005. Koefisien konsep diri

    (X1) sebesar 0,469 yang berarti bahwa jika nilai variabel konsep diri

    meningkat sebesar 1 satuan maka motivasi belajar mahasiswa belajar kalkulus

    akan bertambah sebesar 0,469 dengan mengganggap nilai variabel bebas lain

    adalah konstan. Koefisien minat belajar (X2) sebesar 0,457 yang berarti

    bahwa jika nilai variabel minat belajar meningkat sebesar 1 satuan maka

    motivasi belajar mahasiswa belajar kalkulus akan bertambah sebesar 0,457

    dengan mengganggap nilai variabel bebas lain adalah konstan.

    c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

    Koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada intinya mengukur

    seberapa besar sumbangan efektif yang diberikan variabel-variabel bebas

    terhadap variabel terikat. Nilai Adjusted R Square yang mendekati satu berarti

    variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang

  • 52

    dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Nilai Adjusted R Square yang

    diperoleh dari hasil perhitungan koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh

    tabel di atas adalah 0,622. Dengan demikian maka dapat disimpulkan variabel

    konsep diri (X1) dan variabel minat belajar (X2) memberikan sumbangan

    efektif sebesar 62,20% terhadap motivasi belajar kalkulus (Y) mahasiswa

    Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau, dan sisanya sebesar 37,80%

    dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

    5. Pembahasan

    Berdasarkan uji F pada tabel 4.7 didapatkan nilai F sebesar 11,153 dengan

    taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga hipotesis dapat diterima.

    Diterimanya hipotesis menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari konsep diri

    dan minat belajar mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat yaitu

    motivasi belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan minat belajar

    secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa

    Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.

    Skala motivasi belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil

    mata kuliah Kalkulus terdiri dari 26 aitem yang setiap aitemnya diberi skor

    minimum 1 dan skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak

    sebaran sebesar 78 (104-26) maka standar deviasinya sebesar 13,00 dan reratanya

    adalah 65,00. Kriteria penilaian terbanyak dengan jumlah frekuensi 54 orang

    mahasiswa dan berada rentang skor 78,48 87,20 dan termasuk dalam kategori

    sedang.

  • 53

    Skala konsep diri mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata

    kuliah Kalkulus memiliki skor hipotetik jarak sebaran sebesar 84 (112-28) maka

    standar deviasinya sebesar 14,00 dan reratanya adalah 70,00. Kriteria penilaian

    konsep diri terbanyak dengan jumlah frekuensi 59 orang mahasiswa dan berada

    rentang skor 78,76 91,38 dan termasuk dalam kategori sedang.

    Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Widyawati (2009) yang

    menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara konsep diri

    terhadap motivasi belajar mahasiswa. Kemampuan prediksi analisis responden

    terhadap analisis diskriminan berada diatas 50% yaitu sebesar 63,60%. Angka

    ketepatan tersebut dikatakan tinggi dan valid untuk digunakan sehingga dapat

    dilihat bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara konsep diri dan motivasi

    belajar mahasiswa.

    Skala minat belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata

    kuliah Kalkulus terdiri dari 25 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1

    dan skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran sebesar

    75 (100-25) maka standar deviasinya sebesar 12,50 dan reratanya adalah 62,50.

    Kriteria penilaian terbanyak dengan jumlah frekuensi 46 orang mahasiswa dan

    berada rentang skor 52,00 63,22 dan termasuk dalam kategori rendah.

    Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Iqbal (2011) yang

    menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara minat

    belajar dan motivasi belajar dengan besar pengaruh sebesar 47,10%. Mata kuliah

    kalkulus merupakan salah satu mata kuliah yang disediakan Jurusan Teknik Mesin

    Universitas Islam Riau. Terdapat dua mata kuliah kalkulus yakni Kalkulus I yang

  • 54

    disediakan pada semester I dengan jumlah 4 sks, dan mata kuliah Kalkulus II yang

    disediakan pada semester II dengan jumlah 4 sks. Banyaknya teori yang dipelajari

    dalam mata kuliah kalkulus seperti Fungsi Logaritma, Fungsi Eksponensial,

    Fungsi invers trigonometri, Integral, Fungsi Kurva Kontinu, Panjang Busur, dan

    lain-lain.

    Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil perhitungan koefisien

    determinasi adalah 0,622. Maka diketahui bahwa variabel konsep diri (X1) dan

    variabel minat belajar (X2) mempengaruhi motivasi belajar kalkulus (Y) sebesar

    62,20%.

    Kelemahan penelitian ini terletak pada jumlah variabel yang peneliti

    gunakan, peneliti hanya menggunakan dua variabel bebas yaitu konsep diri dan

    minat belajar yang menunjukkan pengaruh kedua variabel bebas tersebut hanya

    sebesar 62,20% dan sisanya adalah 37,80% dan hal ini dapat dipengaruhi oleh

    berbagai faktor lain yang tidak diteliti seperti disiplin belajar, pola asuh,

    kecerdasan emosional, dan lain sebagainya. Kelemahan penelitian selanjutnya

    adalah saat penyebaran skala, mahasiswa jurusan teknik mesin cukup sibuk

    dengan rutinitas perkuliahannya sehingga peneliti menghabiskan waktu yang

    relatif lama untuk mendapatkan jumlah skala yang sudah diisi dan sesuai dengan

    jumlah sampel yang diteliti.

  • 55

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan konsep diri terhadap motivasi

    belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Islam Riau.

    2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan minat belajar terhadap motivasi

    belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Islam Riau.

    3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara konsep diri dan minat belajar

    terhadap motivasi belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik

    Mesin Universitas Islam Riau.

    5.2. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberi saran-saran sebagai

    berikut:

    1. Kepada Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Mesin agar dapat

    mengevaluasi ulang sistem penerimaan mahasiswa yang mendaftar pada

    jurusan Teknik Mesin dengan lebih mengutamakan siswa yang berlatar

    pendidikan SMK agar dapat mengembangkan potensi mahasiswa yang sesuai

    dengan asal sekolah dan jurusan yang dipilihnya.

    2. Kepada dosen Kalkulus, diharapkan agar hasil penelitian ini menjadi bahan

    pertimbangan sarana perbaikan metode mengajar Kalkulus yang didasarkan

  • 56

    pada penilaian konsep diri dan minat belajar mahasiswa terlebih dahulu

    sehingga sistem belajar mata kuliah Kalkulus dapat lebih efektif dan

    maksimal.

    3. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk mencari variabel lain yang

    berpengaruh terhadap motivasi belajar selain konsep diri dan minat belajar

    dan menambah jumlah skala dan sampel penelitian untuk mendapatkan hasil

    penelitian dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah dan akurat.

  • 57

    DAFTAR PUSTAKA

    Andriana, J. (2008). Pengaruh konsep diri dan kemandirian terhadap prestasibelajar histologi mahasiswa Fakultas Kedokteran UKI. Skripsi. UniversitasSebelas Maret. Tidak diterbitkan.

    Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Djamarah, S.B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.Fauza, R. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan minat belajar

    mahasiswa semester IV di Akademi Kebidanan Imelda Medan. KaryaTulis Ilmiah. Universitas Sumatera Utara. Tidak diterbitkan.

    Hamalik, O. (2012). Psikologi belajar & mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.

    Ikbal, M. (2011). Pengaruh Motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untukmengikuti pendidikan PPAK: Studi kasus pada mahasiswa AkuntansiUniversitas Diponegoro Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasDipenogoro. Tidak diterbitkan.

    Khasanah, A.Z., & Nusantoro, E. (2013). Meningkatkan motivasi belajar siswaunderachiever melalui layanan bimbingan kelompok. Indonesian Journalof Guidance and Counseling: Theory and Aplication, 2, 66 - 74.

    Kurniawan, D.L., & Santoso, D. (2010). Pengaruh lingkungan belajar, minatbelajat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada matapelajaran TIK Kelas S SMA N 1 Kota Mungkid. e-Jurnal Pendidikan, 02,1 - 4 .

    Maknunatin, E. (2010). Pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajarmahasiswa tunanetra Fakultas Tarbiyah dan Kedosenan Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Tidak diterbitkan.

    Miraningsih, W., & Nusantoro, E. (2013). Hubungan interaksi sosial dan konsepdiri dengan perilaku reproduksi sehat siswa. Indonesian Journal ofGuidance and Counseling: Theory and Aplication, 2, 8 - 15.

    Mudjiono. (2009). Belajar & pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Sahputra, N. (2009). Hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa

    S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidakditerbitkan.

  • 58

    Santrock, J.W. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

    Slameto. (2010). Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

    Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

    Sumanto. (2014). Psikologi umum. Yogyakarta: Buku Seru.

    Suryabrata, S. (2005). Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta: Andi.

    Syah, M. (2003). Psikologi belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Ulya, U. (2012). Pengaruh minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi

    belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV dan V pada MIRiyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahunajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri Salatiga. Tidak diterbitkan.

    Wasti, S. (2009). Hubungan minat belajar dengan hasil belajar mata pelajaran tatabusana di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang. Skripsi Fakultas TeknikUNP. Tidak diterbitkan.

    Wayan, K.T., & Bagus, A.I. (2013). Determinasi konsep diri, minat belajar dandisiplin belajar terhadap motivasi belajar IPA SD se-Kecamatan Buleleng.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 03, 1 -11.

    Widyawati, E. (2009). Analisis pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajarmahasiswa. Jurnal Manajemen, 01, 1 - 11.