Upload
felindiandra
View
20
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai langkah perwujudan sumber daya manusia yang
profesional dan berkualitas harus perlu ditingkatkan. Lembaga pendidikan saat ini
dituntut untuk dapat menghasilkan manusia yang mampu mengemban tugas
negara sebagai pelaksana dalam pembangunan, karena pada dasarnya proses
pembangunan sangat membutuhkan peran aktif dari sumber daya manusia yang
profesional dan berkualitas. Pentingnya pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang
sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan seseorang akan
menjadi paham dan mengetahui hakikat ilmu tersebut dan mampu membedakan
hal yang baik dan hal yang harus ditinggalkan. Melihat begitu pentingnya
pendidikan, tidak heran jika banyak orang yang terus belajar untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasannya walaupun harus pergi jauh dari kampung halaman
mereka demi pendidikan apalagi jika ditunjang dengan finansial yang memadai.
Jenjang pendidikan tertinggi adalah universitas, dimana tingkatan ini tidak
menyebut kata siswa sebagai peserta didik, namun mahasiswa. Mahasiswa dalam
kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah satu substansi yang perlu
diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah terhadap dinamika ilmu
pengetahuan, dan melaksanakan tugas mendalami ilmu pengetahuan tersebut.
Mahasiswa secara umum merupakan subjek yang memiliki potensi untuk
mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam
2keseluruhan bentuk aktifitas dan kreatifitasnya, sehingga diharapkan mampu
menunjukkan kualitas daya yang dimilikinya (Harahap, dalam Sahputra 2009).
Motivasi akan mendorong mahasiswa untuk maju dan berprestasi, karena
motivasi yang akan dibahas dalam bidang pembelajaran untuk mencapai hasil
yang terbaik, maka motivasi yang timbul adalah motivasi berprestasi. Motivasi
belajar merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar karena motivasi
belajar bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan
memperkuat tingkah laku dalam belajar.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perubahan energi dalam diri seseorang itu dapat berbentuk suatu aktivitas nyata
berupa kegiatan fisik. Oleh karena seseorang mempunyai tujuan dalam
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat dilakukan (McDonald, dalam Djamarah 2011).
Motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa merupakan hal yang sangat
penting bagi perkembangan maupun pencapaian prestasi mahasiswa tersebut
selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Motivasi belajar mahasiswa dapat berasal
dari luar diri dan dalam diri mahasiswa tersebut. Motivasi belajar yang tinggi akan
membuat mahasiswa mampu menyerap ilmu dengan cepat dan baik serta dapat
meraih prestasi yang tinggi.
Oleh karena itu memperlancar proses pembelajaran perlu diperhatikan
motivasi belajar peserta didik dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dan
dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang turut
3menentukan keefektifan pembelajaran. Untuk mencapai kemajuan studi yang
pesat dan sukses perdosenan tinggi yang gemilang hendaknya seorang mahasiswa
melakukan studinya dengan minat yang besar dan mantap yang diikuti dengan
kebiasaan-kebiasaan studi yang baik agar ia berhasil menyelesaikan studinya
dengan nilai yang tinggi, kepuasan yang mendalam serta kesiapan dan
kepercayaan diri yang besar untuk menyambut dan memasuki tahap hidup yang
baru dalam masyarakat.
Salah satu mata kuliah yang disediakan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin Universitas Islam Riau adalah mata kuliah kalkulus. Kalkulus adalah
cabang ilmu matematika yang menganalisis masalah-masalah perubahan. Mata
kuliah ini dapat dikatakan sebagai mata kuliah utama atau pokok pada Jurusan
Teknik Mesin, karena nantinya pasti digunakan atau diterapkan saat penyusunan
tugas akhir. Terdapat dua mata kuliah kalkulus yakni Kalkulus I yang disediakan
pada semester I dengan jumlah 4 sks, dan mata kuliah Kalkulus II yang disediakan
pada semester II dengan jumlah 4 sks. Mata kuliah ini meliputi kajian tentang
Sistem Bilangan, Pertidaksamaan dan Koordinat Kartesius, Fungsi dan
Limit,Turunan, Penggunaan Turunan, Integral, Penggunaan Integral, Fungsi-
Fungsi Transenden, Fungsi Logaritma, Fungsi Eksponensial, Fungsi invers
trigonometri, Integral, Fungsi Kurva Kontinu, Panjang Busur, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tanggal 10 November 2014
tentang pandangan secara umum mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Islam Riau terhadap mata kuliah Kalkulus ditemui fenomena yaitu: 1) Banyak
mahasiswa yang mengaku malas-malasan ketika belajar Kalkulus karena terlalu
4banyak penjabaran rumus dan angka, 2) Banyak mahasiswa yang mengulang mata
kuliah ini bahkan ada juga yang sengaja tidak mengambil pada semester yang
disediakan dan memilih mengambil pada semester depan yang menunjukkan
mahasiswa kurang berminat terhadap mata kuliah ini. 3) Banyak mahasiswa
Fakultas Teknik yang tidak berlatarbelakang pendidikan SMK, sehingga sama
sekali tidak mengerti dengan dasar pelajaran mata kuliah ini karena tidak pernah
diajarkan di sekolah menengah, 4) Mahasiswa yang sering asal-asalan dalam
mengikuti kegiatan pratikum dan terdapat beberapa mahasiswa yang memilih
untuk pindah jurusan maupun berhenti dari kuliah dengan alasan jurusan teknik
sangat sulit, 5) Banyak mahasiswa yang terkendala dalam berbagai hal syarat
kelulusan sarjana seperti mata kuliah yang harus diulang dan belum diambil,
penyelesaian tugas akhir, penyelesaian nilai yang belum diurus, dan sebagainya
tanpa ada usaha dalam perbaikan maupun upaya penyelesaiannya, hal ini
mengindikasikan konsep diri mahasiswa masih belum baik, 6) Berdasarkan
wawancara terhadap mahasiswa fakultas teknik terkait mata kuliah kalkulus,
diketahui bahwa banyak mahasiswa yang mengaku malas dan cenderung bosan
belajar kalkulus karena materi mata kuliah kalkulus sangat banyak dan banyak
berhubungan dengan banyak teori, rumus dan angka, hal ini mengindikasikan
minat belajar mahasiswa masih rendah apalagi mata kuliah kalkulus disediakan
sebanyak dua mata kuliah yakni Kalkulus I dan Kalkulus II dengan masing-
masing berjumlah 4 sks dan total menjadi 8 sks sehingga dampaknya sangat
berpengaruh terhadap nilai mahasiswa mengakibatkan banyak mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin yang mengulang.
5Menurut Slameto (2010) konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang
dimilik seseorang mengenai dirinya sendiri. Menurut Santrock (2011) konsep diri
remaja merupakan evaluasi terhadap domain yang spesifik dari diri. Remaja dapat
membuat evaluasi diri terhadap berbagai domain dalam hidupnya, baik dalam
akademik, atletik, penampilan fisik dan sebagainya. Konsep diri bukanlah bawaan
lahir, melainkan hasil belajar. Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnya,
sejak itu pula ia belajar banyak hal tentang kehidupan. Berdasarnya pengalaman
hidupnya seseorang akan menetapkan konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor.
Konsep diri yang diperoleh dari hasil suatu pembelajaran tersebut merupakan
faktor psikologis yang dapat mendorong motivasi berprestasi para peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lainnya
berbeda. Aspek yang yang terkandung dalam konsep diri meliputi fisik, pribadi,
moral-etik, keluarga dan sosial.
Menurut Wasti (2009) konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain. Konsep
diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri
negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak
kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap
hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan
kesempatan yang akan dihadapinya. Miraningsih dan Nusantoro (2013)
menambahkan konsep diri yang tinggi atau positif akan berpengaruh terhadap
pada perilaku positif, sebaliknya konsep diri yang rendah atau negatif akan
membawa pengaruh yang kurang baik bagi perilaku individu.
6Hasil penelitian Maknunatin (2010) tentang pengaruh konsep diri terhadap
motivasi belajar mahasiswa tunanetra Fakultas Tarbiyah dan Kedosenan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara konsep diri terhadap motivasi
belajar.
Konsep diri dan minat belajar juga salah satu hal penting dalam
membangun motivasi belajar. Minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki minat
terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap subjek tertentu (Djamarah, 2011).
Menurut Slameto (2010) minat selalu ada dalam kehidupan sebagai awal
untuk melaksanakan sesuatu dengan ditandai rasa senang atau tidak senang, suka
atau tidak suka terhadap suatu kegiatan, pekerjaan dan situasi. Minat yang besar
terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk memperoleh benda
atau tujuan yang diminati. Timbulnya minat belajar disebabkan karena adanya
keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang
baik serta keinginan hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi. Aspek yang terdapat dalam
penilaian minat adalah perasaan senang, ketertarikan mahasiswa, perhatian dan
keterlibatan.
Minat yang ditunjukkan mahasiswa tergantung dari bagaimana mahasiswa
memandang proses perkuliahan itu sendiri. Hal-hal seperti kualitas dosen dalam
mengajar, mata kuliah yang dipelajari, lingkungan kuliah dapat mempengaruhi
7pandangan dan keinginan mahasiswa tersebut. Minat yang tinggi seorang
mahasiswa dapat ditunjukkan dengan tidak pernah terlambat masuk ke ruangan,
selalu mengerjakan tugas, konsentrasi tinggi dalam mengikuti kelas perkuliahan,
dan berusaha tinggi dalam mendapatkan nilai mata kuliah yang diminatinya
tersebut bahkan cenderung terbuka dan senang terlibat dan tertarik dalam
membangun komunikasi terhadap dosen yang mengajar mata kuliah yang
diminatinya.
Kualitas mahasiswa dapat dilihat dari prestasi akademik yang diraihnya,
prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku
ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu yang tidak
disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar sehingga dipandang
sebagai bukti usaha yang diperoleh mahasiswa (Sumanto, 2014). Berdasarkan hal
tersebut maka konsep diri dan minat belajar mahasiswa akan menentukan
motivasi belajarnya.
Hasil penelitian Fauza (2007) tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan minat belajar mahasiswa semester IV di Akademi Kebidanan Imelda
Medan T.A. 2008/2009 juga menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh minat
belajar terhadap motivasi belajar sebagai salah satu faktor yang berhubungan
dengan minat belajar.
Berdasarkan teori yang telah dikemukan dan permasalahan di atas, maka
peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Konsep
Diri dan Minat Belajar Terhadap Motivasi Belajar Kalkulus Mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin Universitas Islam Riau.
81.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap motivasi belajar
kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau?
b. Apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar kalkulus
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau?
c. Apakah terdapat pengaruh antara konsep diri dan minat belajar terhadap
motivasi belajar kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Islam Riau?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri terhadap motivasi belajar
mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam
Riau.
b. Untuk mengetahui pengaruh antara minat belajar terhadap motivasi belajar
mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam
Riau.
c. Untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri dan minat belajar terhadap
motivasi belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Universitas Islam Riau.
91.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
antara lain adalah:
1.4.1.Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
referensi dan khasanah ilmu pengetahuan bagi pengembangan Ilmu
Psikologi khususnya Psikologi Pendidikan.
1.4.2.Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bagi mahasiswa diharapkan dapat menambah
pengetahuan serta membantu mengembangkan motivasi belajar mahasiswa
dalam penyelesaian studi sarjananya di Universitas Islam Riau.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Motivasi Belajar
2.1.1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Maslow (dalam Sumanto, 2014) motivasi diartikan sebagai alasan
yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi artinya orang tersebut memiliki
alasan yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan
pekerjaan tersebut.
Menurut Djamarah (2011) motivasi adalah suatu pendorong yang
mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. McDonald dalam Djamarah (2011) mengatakan
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Ulya (2012) menjelaskan motivasi belajar merupakan daya penggerak
psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan
menambah keterampilan, pengalaman. Menurut Slameto (2009) istilah motivasi
merupakan semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakah kearah tujuan
tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut.
Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar
diri individu atau hadiah.
11
Hamalik (2012) menambahkan motivasi memiliki dua komponen, yakni
komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component).
Komponen dalam ialah perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak
puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang,
tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-
kebutuhan yang hendak dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang
dicapai. Fungsi motivasi menurut Khasanah dan Nusantoro (2013) adalah:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
c. Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Mudjiono (2009) menambahkan motivasi belajar penting bagi siswa, yaitu
menyadarkan kedudukan awal proses belajar, proses dan hasil akhir. Ikbal (2011)
lebih spesifik menambahkan motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan
sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan
perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan
tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah
untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya, dan untuk mempelajari setiap
bahan pembelajaran mahasiswa sebaiknya memiliki dorongan untuk menguasai
bahan pembelajaran tersebut dengan baik, bukan hanya untuk sekedar lulus meski
dengan nilai sangat baik sekalipun.
12
Berdasarkan berbagai penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar merupakan dorongan psikis dalam diri seseorang yang
mendasari individu dalam hal ini mahasiswa Jurusan Teknik Mesin untuk belajar
kalkulus.
2.1.2. Aspek Penilaian Motivasi Belajar
Apek yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar, menurut Ikbal
(2011) yaitu sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil, adalah sebuah dorongan yang
muncul yang didasari kepada pandangan tentang mata pelajaran yang
dipelajari untuk selanjutnya menentukan bagaimana tinggi atau rendahnya
minat untuk belajar tersebut.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adalah keinginan yang
berlandaskan kepada keinginan untuk terus menerus belajar tanpa
dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar individu sehingga menghasilkan
pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berkala.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan, adalah sebuah tujuan yang ingin
diraih melalui kegiatan belajar yang dapat dipraktekkan secara langsung di
lapangan dan dapat dimudahkan dalam memilih tujuan karir.
d. Adanya penghargaan dalam belajar, adalah sebuah respon timbal balik
yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik yang biasanya berupa
pujian, ataupun nilai untuk membantu meningkatkan minat belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adalah susunan ataupun
rancangan kegiatan pembelajaran yang didasarkan kepada kompetensi
13
pendidik dalam mengajarkan ilmu kepada peserta didik. Kompetensi
pendidik ini meliputi metode pembelajaran dan kelas diskusi yang variatif,
dan lain sebagainya yang dapat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, adalah suasana kelas belajar
(feedback) atau timbal balik yang terjadi antara peserta didik dan pendidik
yang diharapkan memiliki respon positif dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Slameto (2010) faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal (berasal dari dalam diri)
1) Kesehatan
Kesehatan dapat berpengaruh pada kemampuan belajar, karena
seseorang yang selalu tidak sehat, sakit kepala, pilek, batuk, dan
sebagainya, akan tidak semangat dalam aktifitas belajar. Kesehatan
disini tidak hanya kesehatan jasmani saja. Kesehatan rohani (jiwa)
yang kurang baik juga bisa mengganggu semangat belajar. Misalnya
seseorang itu sedang mengalami gangguan fikiran, perasaan kecewa
karena ada konflik dengan pacar, orang tua atu karena sebab lainnya
tentu saja ini bisa mengurangi semangat seseorang untuk belajar.
2) Minat
Minat dapat berpengaruh besar tehadap motivasi belajar belajar, karena
bila suatu bahan pembelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
14
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik dari dalam diri individu tersebut.
3) Cara belajar
Cara belajar mempengaruhi motivasi belajar, misalnya saja teknik
belajar yang tidak memperhatikan teknik dan kesehatan dengan cara
belajar siang malam tanpa memberi kesempatan untuk istirahat kepada
mata, otak dan organ tubuh lainnya, cara belajar seperti ini tidak baik.
Penggunaan teknik pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa
untuk menyimpan pelajaran kedalam memori.
b. Faktor eksternal (berasal dari luar diri)
1) Keluarga
Berbagai suasana dan keadaan keluarga yang beragam akan
menentukan bagaimana dan sejauh mana motivasi belajar siswa dapat
dimaksimalkan, termasuk fasilitas yang diberikan keluarga untuk
meningkatkan gairah belajar anak.
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar siswa turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Misalnya saja kualitas guru, metode mengajar,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas
sekolah, dan sebagainya. Semua ini bisa mempengaruhi keberhasilan
belajar anak. Bila suatu sekolah tidak memperhatikan tata tertib atau
kedisiplinan akibatnya murid-muridnya juga kurang mematuhi perintah
15
guru sehingga mereka tidak belajar dengan sungguh-sungguh sehingga
prestasi siswa akan turun.
3) Masyarakat
Kondisi masyarakat tempat tinggal bisa berpengaruh pada aktivitas
belajar siswa. Apabila lingkungan masyarakat yang ditempati oleh
siswa terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka
mencuri, dan memiliki kebiasan yang tidak baik, maka akan
berdampak tidak baik bagi siswa yang tinggal disitu karena siswa dapat
tertarik untuk melakukan aktivitas yang sama dilakukan oleh
lingkungan sekitar, akibatnya belajarnya terganggu dan semangat
belajarnya berkurang.
2.1.4. Prinsip Motivasi Belajar
Djamarah (2011) menambahkan, dalam proses belajar motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa
sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Seseorang yang
melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya
merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun,
seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar
dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan.
Djamarah (2011) menjelaskan, prinsip-prinsip motivasi belajar yaitu
sebagai berikut:
16
a. Motivasi sebagai penggerak dasar yang mendorong aktivitas belajar.
b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman,
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar,
e. Motivasi dapat memupuk organism dalam belajar,
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
2.2. Konsep Diri
2.2.1. Pengertian Konsep Diri
Menurut Widyawati (2009), konsep diri adalah gambaran ataupun persepsi
keseluruhan tentang diri individu dimata orang lain. Konsep diri merupakan
gabungan dari ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain di lingkungannya.
Menurut Sobur (2003) konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan diri yang membedakan diri
pribadi dengan diri orang lain. Konsep diri ini merupakan bagian dari inti
pengalaman individu yang secara perlahan membedakan dan dan disimbolisasikan
sebagai bayangan tentang diri sebenarnya.
Menurut Fitts (dalam Andriana, 2008) konsep diri dilukiskan oleh fakta
bahwa tidak hanya diri yang merupakan aspek paling utama dari dunia fenomena
individu, tetapi juga cenderung menjadi ciri yang paling stabil. Lingkungan
seseorang secara konstan berganti dan berubah tetapi konsep diri secara relatif
17
tetap stabil. Lebih jauh, menurut teori diri, bahwa konsep diri merupakan
kerangka referensi melalui mana individu berinteraksi dengan dunianya yang
dilalui individu dalam berinteraksi dengan dunianya, konsep diri merupakan
pengaruh yang kuat dalam perilaku manusia.
Menurut Wasti (2009), mahasiswa yang mempunyai konsep diri positif
akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan,
bersemangat dalam belajar, rajin, tekun dan tak mudah putus asa sehingga
mahasiswa termotivasi untuk belajar. Dengan konsep diri yang baik, seseorang
akan bersifat terbuka dan dapat mengatasi persoalan dan mempunyai banyak cara
untuk mengatasi masalahnya, karena dia percaya akan sukses dalam meraih cita-
citanya.
Berdasarkan berbagai penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa konsep diri merupakan kepercayaan tentang nilai-nilai dan pandangan
tentang gambaran mengenai keadaan diri menjadi seorang mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin dalam mengikuti kegiatan perkuliahan salah satunya belajar
kalkulus.
2.2.2. Aspek Penilaian Konsep Diri
Apek yang digunakan untuk mengukur konsep diri menurut Maknunatin
(2010), yaitu sebagai berikut:
a. Diri Fisik (Physical Self)
Menggambarkan bagaimana individu memandang tubuh, keadaan,
kesehatan, penampilan fisik, keahlian dan seksualitasnya.
18
b. Diri Pribadi (Personal Self)
Menggambarkan perasaan mampu dalam menilai kepribadian diri fisik dan
hubungannya dengan orang lain.
c. Diri Moral-etik (Moral-Etical Self)
Menggambarkan diri dalam moral etika, nilai moral, hubungan dengan
Tuhan, perasaan menjadi orang yang baik atau jelek serta kepuasan dan
ketidakpuasan agama yang dianutnya.
d. Diri Keluarga (Family Self)
Menggambarkan perasaan mampu, berharga dan berarti sebagai anggota
keluarga.
e. Diri Sosial (Social Self)
Menggambarkan perasaan mampu dalam berinteraksi dengan orang lain
secara umum
2.2.3. Ciri-Ciri Konsep Diri
Konsep diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menurut Andriana (2008)
yaitu sebagai berikut:
a. Konsep diri positif
1) Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah,
2) Merasa setara dengan orang lain,
3) Menerima pujian tanpa rasa malu,
4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat,
19
5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubahnya.
b. Konsep diri negatif
1) Peka pada kritik,
2) Responsif terhadap pujian,
3) Hiperkritis (suka mengeluh, mencela atau meremehkan)
4) Merasa tidak disenangi orang lain,
5) Pesimis.
2.3. Minat Belajar
2.3.1. Pengertian Minat Belajar
Menurut Djamarah (2011), minat adalah kecenderungan yang menetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang
berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara
konsisten dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.
Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah
menghapal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancer
disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama dapat membangkitkan
kegairahan belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu.
Menurut Syah (2012), minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai.
Menurut Stiggins (dalam Ikbal, 2011) menjelaskan minat merupakan salah satu
20
dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang.
Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari
kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan
tindakan seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal penting yaitu (1)
berhubungan dengan perasaan mengenai obyek yang berbeda; (2) perasaan-
perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke kubu yang
berlawanan, tidak positif dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang memiliki
intensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah.
Menurut Slameto (2010), minat adalah sutau rasa lebih suka dan
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyeluruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu
siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Bila siswa menyadari
bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang
dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan
berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya.
Konteks minat pada mahasiswa menurut Maknunatin (2010), jika seorang
mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran dengan baik, maka
hampir dapat dipastikan bahwa ia akan lulus bahan pembelajaran tersebut dengan
nilai baik pula. Semua ini dapat terjadi, karena metode evaluasi yang ada
21
tampaknya belum bisa menghasilkan ukuran yang objektif terhadap penguasaan
seorang mahasiswa dalam suatu bahan pembelajaran.
Berdasarkan berbagai penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
besar yang dimiliki mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dalam mengikuti kegiatan
belajar kalkulus.
2.3.2. Aspek Penilaian Minat Belajar
Apek yang digunakan untuk mengukur minat belajar menurut Wasti
(2013), yaitu sebagai berikut:
a. Perasaan senang, dengan indikator yaitu menerima pelajaran dengan
senang, terus menerus belajar, tidak merasa bosan dalam mempelajari
pelajaran.
b. Perhatian dalam belajar, dengan indikator yaitu memberikan perhatian
lebih, memiliki konsentrasi dalam belajar, mengikuti penjelasan dosen,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
c. Ketertarikan pada materi pelajaran, dengan indikator yaitu berusaha untuk
mencari tantangan pada isi pelajaran, mencari contoh yang sesuai dengan
keadaan sekarang yang berkaitan dengan mata pelajaran, terus menerus
akan membahas materi pelajaran.
2.3.3. Faktor Yang Meningkatkan Minat Belajar
Menurut Sardiman (dalam Fauza, 2009), ada beberapa cara untuk
meningkatkan minat belajar mahasiswa, cara tersebut antara lain adalah:
22
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan,
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau,
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik,
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Seorang mahasiswa harus memiliki minat belajar yang besar agar dapat
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah akan
menghasilkan prestasi belajar yang rendah (Fauza, 2009). Selain itu terdapat
beberapa faktor yang berhubungan dengan minat belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan, termasuk lingkungan alami dan lingkungan sosial
budaya.
b. Faktor instrumental, termasuk kurikulum, program, sarana dan fasilitas,
dosen.
c. Kondisi fisiologis, termasuk bakat dan motivasi.
2.4. Pengaruh Konsep Diri dan Minat Belajar Terhadap Motivasi Belajar Mata
Kuliah Kalkulus Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau
Menurut Wasti (2009), mahasiswa yang mempunyai konsep diri positif
akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan,
bersemangat dalam belajar, rajin, tekun dan tak mudah putus asa sehingga
mahasiswa termotivasi untuk belajar. Konsep diri merupakan salah satu faktor
dari dalam diri mahasiswa yang dapat mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi
akademiknya. Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen dalam Sahputra, 2009).
23
Menurut Hamalik (2012), istilah motivasi merujuk kepada semua gejala
yang terkandung dalam stimulasi tindakah kearah tujuan tertentu dimana
sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut. Motivasi dapat
berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu
atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses
membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat.
Minat belajar mempunyai pengaruh besar terhadap belajar karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya. Minat yang telah disadari terhadap bidang
pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga siswa dapat
menguasai pelajarannya.
Hasil penelitian Widyawati (2009), tentang analisis pengaruh konsep diri
terhadap motivasi belajar mahasiswa, menunjukkan hasil penelitian terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara konsep diri terhadap motivasi belajar
mahasiswa sebesar 26,10%. Konsep diri mahasiswa tergolong sedang dan
motivasi belajar mahasiswa tergolong tinggi. Hal ini membuktikan bahwa
semakin tinggi konsep diri yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi pula
motivasi belajar mahasiswa.
Hasil penelitian selanjutnya yaitu Wayan dan Bagus (2013), tentang
determinasi konsep diri, minat belajar & disiplin belajar terhadap motivasi belajar
IPA SD se-Kecamatan Buleleng menunjukkan hasil penelitian terdapat
determinasi atau pengaruh signifikan antara minat belajar terhadap motivasi
24
belajar sebesar 31,80%. Minat belajar merupakan variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
2.5. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap motivasi belajar mata kuliah
kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.
b. Terdapat pengaruh antara minat belajar terhadap motivasi belajar mata
kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.
c. Terdapat pengaruh antara konsep diri dan minat belajar terhadap motivasi
belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Islam Riau.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian yang akan diteliti, maka variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah:
Variabel Bebas (X) : Konsep Diri dan Minat Belajar
Variabel Terikat (Y) : Motivasi Belajar Mata Kuliah Kalkulus
3.2. Definisi Operasional Variabel
1. Motivasi Belajar Mata Kuliah Kalkulus
Motivasi belajar mata kuliah Kalkulus adalah dorongan psikis dalam diri
seseorang yang mendasari individu dalam hal ini mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin untuk belajar kalkulus. Apek yang digunakan untuk mengukur motivasi
belajar menurut Ikbal (2011) terdiri dari:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, dengan indikator yaitu pandangan
tentang mata pelajaran dan inisiatif tinggi untuk belajar.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dengan indikator yaitu
keinginan untuk terus menerus belajar dan mengulang pelajaran secara
berkala.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, dengan indikator yaitu praktek
lapangan dan kemudahan berkarir.
4) Adanya penghargaan dalam belajar, yang terdiri dari indikator pujian dari
dosen dan nilai.
26
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, metode pembelajaran dosen,
kelas diskusi yang variatif dan suasana kelas belajar.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif dan (feedback) timbal balik
antar dosen dengan siswa.
2. Konsep Diri
Konsep diri merupakan kepercayaan tentang nilai-nilai dan pandangan tentang
gambaran mengenai keadaan diri menjadi seorang mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin dalam mengikuti kegiatan perkuliahan salah satunya belajar kalkulus.
Apek yang digunakan untuk mengukur konsep diri menurut Maknunatin
(2010) terdiri dari:
1) Diri fisik, dengan indikator yaitu tubuh, keadaan, kesehatan, penampilan
fisik dan keahlian seksualitasnya
2) Diri pribadi, dengan indikator yaitu perasaan mampu dan evaluasi
terhadap kepribadian terlepas dari fisik atau hubungannya dengan orang
lain.
3) Diri moral-etik, dengan indikator yaitu arti dan nilai moral, hubungan
dengan Tuhan, perasaan menjadi orang yang baik atau jelek dan kepuasan
atau ketidakpuasan agama yang dianutnya.
4) Diri keluarga, dengan indikator yaitu perasaan mampu, berharga dan
berarti sebagai anggota keluarga.
5) Diri sosial, dengan indikator yaitu perasaan mampu dalam berinteraksi
dengan orang lain secara umum.
27
3. Minat Belajar
Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan besar yang dimiliki mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dalam
mengikuti kegiatan belajar kalkulus. Apek yang digunakan untuk mengukur
minat menurut Wasti (2013) terdiri dari:
1) Perasaan senang, dengan indikator yaitu menerima pelajaran dengan
senang, terus menerus belajar dan tidak merasa bosan dalam mempelajari
pelajaran.
2) Perhatian dalam belajar, dengan indikator yaitu memberikan perhatian
lebih, memiliki konsentrasi dalam belajar, mengikuti penjelasan dosen dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
3) Ketertarikan pada materi pelajaran, dengan indikator yaitu berusaha untuk
mencari tantangan pada isi pelajaran, mencari contoh yang sesuai dengan
keadaan sekarang yang berkaitan dengan mata pelajaran dan terus menerus
akan membahas materi pelajaran.
3.3. Subjek Penelitian
3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau
28
yang mengambil mata kuliah Kalkulus II pada semester genap.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1Populasi Penelitian
No. Mata Kuliah Semester KeteranganBaru (B) Ulang (U)
1 Kalkulus II
II 127 -IV 48 53VI 17 48
VIII - 33Jumlah 192 134
Total 326Sumber: Tata Usaha Fakultas Teknik, 2015
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik random sampling pada taraf kesalahan
10% dari jumlah total populasi adalah 326 dengan menggunakan rumus
perhitungan menurut (Sugiyono, 2011) adalah sebagai berikut:= ( ) + 1Keterangan :
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
d = nilai presisi (ditentukan = 0,1)
29
= 326326(0,1) + 1= 146.12 dibulatkan menjadi 147 orangBerdasarkan perhitungan di atas, didapatkan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 147 orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Universitas Islam Riau yang mengambil mata kuliah Kalkulus yang dipilih
secara acak dalam namun tetap dalam ruang lingkup kegiatan perkuliahan
di kampus, hingga jumlah yang didapatkan sesuai dengan jumlah sampel
yang diteliti.
3.4. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan
skala yaitu motivasi belajar, konsep diri dan minat belajar. Skala adalah suatu
prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang
merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek
kepribadian individu (Azwar, 1999).
a. Skala Motivasi Belajar
Skala motivasi belajar diberikan dalam bentuk tiga indikator sebanyak
dengan jumlah pernyataan 30 item, dimana alternatif jawaban dari skala tersebut
merupakan modifikasi dari skala likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat
sering (SR), sering (S), jarang (JR), dan tidak Pernah (TP).
Untuk aitem favourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Sangat Sering
(SR) = 4, Sering (S) = 3, Jarang (JR) = 2, Tidak Pernah = (1). Untuk aitem
30
unfavourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang
(JR) = 3, Sering (S) = 2, Sangat Sering (SS) =1.
Tabel 3.2Blue Print Skala Motivasi Belajar Sebelum Try Out
Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableAdanya hasratdan keinginanberhasil
- Pandangan tentangmata pelajaran
- Inisiatif tinggi untukbelajar
1,3,5 2,4 5
Adanyadorongan dankebutuhandalam belajar
- Keinginan untuk terusmenerus belajar
- Mengulang pelajaransecara berkala
7,9 6,8,10 5
Adanya harapandan cita-citamasa depan
- Praktek lapangan- Kemudahan berkarir 11,13,15 12,14, 5
Adanyapenghargaandalam belajar
- Pujian dari dosen- Nilai 17,19 16,18,20 5
Adanya kegiatanyang menarikdalam belajar
- Metode pembelajarandosen
- Kelas diskusi yangvariatif
21,23,25 22,24 5
Adanyalingkunganbelajar yangkondusif
- Suasana kelas belajar- (Feed back) Timbal
balik antar dosendengan siswa
27,29 26,28,30 5
Jumlah 15 15 30Keterangan: Item yang di Bold adalah item gugur
Hasil uji validitas variabel motivasi belajar, dari 30 aitem pernyataan, 24
aitem memiliki r hitung > dari r tabel 0,235 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 4
aitem pernyataan yang memiliki r hitung < dari r tabel dan dinyatakan (gugur),
dengan demikian dari 30 aitem pernyataan, 26 aitem valid dan 4 aitem gugur.
Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel motivasi belajar dapat
disimpulkan bahwa ada 4 aitem pernyataan yang tidak valid (gugur), yaitu aitem
31
pernyataan nomor 12, 16, 17, dan 19, oleh sebab itu aitem tersebut tidak
dimasukkan sebagai aitem pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Blue
Print skala motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3Blue Print Skala Motivasi Belajar Setelah Try Out
Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableAdanya hasratdan keinginanberhasil
- Pandangan tentangmata pelajaran
- Inisiatif tinggi untukbelajar
1,3,5 2,4 5
Adanyadorongan dankebutuhandalam belajar
- Keinginan untuk terusmenerus belajar
- Mengulang pelajaransecara berkala
7,9 6,8,10 5
Adanya harapandan cita-citamasa depan
- Praktek lapangan- Kemudahan berkarir 11,13,15 14 4
Adanyapenghargaandalam belajar
- Pujian dari dosen- Nilai - 18,20 2
Adanya kegiatanyang menarikdalam belajar
- Metode pembelajarandosen
- Kelas diskusi yangvariatif
21,23,25 22,24 5
Adanyalingkunganbelajar yangkondusif
- Suasana kelas belajar- (Feed back) Timbal
balik antar dosendengan siswa
27,29 26,28,30 5
Jumlah 13 13 26
b. Skala Konsep Diri
Skala konsep diri diberikan dalam bentuk tiga indikator dengan jumlah
pernyataan sebanyak 30 item, dimana alternatif jawaban dari skala tersebut
merupakan modifikasi dari skala likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat
sering (SR), sering (S), jarang (JR), dan tidak Pernah (TP).
32
Untuk aitem favourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Sangat Sering
(SR) = 4, Sering (S) = 3, Jarang (JR) = 2, Tidak Pernah = (1). Untuk aitem
unfavourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang
(JR) = 3, Sering (S) = 2, Sangat Sering (SS) =1.
Tabel 3.4Blue Print Skala Konsep Diri Sebelum Try Out
Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableDiri fisik - Tubuh
- Keadaan- Kesehatan- Penampilan fisik- Keahlian- Seksualitasnya
1,3,5 2,4,6 6
Diri pribadi - Perasaan mampu- Evaluasi terhadap
kepribadian terlepasdari fisik atauhubungannya denganorang lain
7,9,11 8,10,12 6
Diri moral-etik - Arti dan nilai moral- Hubungan dengan
Tuhan- Perasaan menjadi orang
yang baik atau jelek- Kepuasaan agamanya
13,15,17 14,16,18 6
Diri keluarga - Perasaan mampu- Berharga- Berarti dalam
keluarganya
19,21,23 20,22,24 6
Diri sosial - Perasaan mampu dalamberinteraksi denganorang lain secaraumum.
25,27,29 26,28,30 6
Jumlah 15 15 30Keterangan: Item yang di Bold adalah item gugur
Hasil uji validitas variabel konsep diri, dari 30 aitem pernyataan, 28 aitem
memiliki r hitung > dari r tabel 0,235 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 2 aitem
33
pernyataan yang memiliki r hitung < dari r tabel dan dinyatakan (gugur), dengan
demikian dari 30 aitem pernyataan, 28 aitem valid dan 2 aitem gugur.
Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel konsep diri dapat disimpulkan
bahwa ada 2 aitem pernyataan yang tidak valid (gugur), yaitu aitem pernyataan
nomor 4 dan 18, oleh sebab itu aitem tersebut tidak dimasukkan sebagai aitem
pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Blue Print skala konsep diri dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5Blue Print Skala Konsep Diri Setelah Try Out
Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourableDiri fisik - Tubuh
- Keadaan- Kesehatan- Penampilan fisik- Keahlian- Seksualitasnya
1,3,5 2,6 5
Diri pribadi - Perasaan mampu- Evaluasi terhadap
kepribadian terlepasdari fisik atauhubungannya denganorang lain
7,9,11 8,10,12 6
Diri moral-etik - Arti dan nilai moral- Hubungan dengan
Tuhan- Perasaan menjadi orang
yang baik atau jelek- Kepuasaan agamanya
13,15,17 14,16 5
Diri keluarga - Perasaan mampu- Berharga- Berarti dalam
keluarganya
19,21,23 20,22,24 6
Diri sosial - Perasaan mampu dalamberinteraksi denganorang lain secaraumum.
25,27,29 26,28,30 6
Jumlah 15 13 28
34
c. Skala Minat Belajar
Skala minat belajar diberikan dalam bentuk tiga indikator dengan jumlah
pernyataan sebanyak 40 item, dimana alternatif jawaban dari skala tersebut
merupakan modifikasi dari skala likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat
sering (SR), sering (S), jarang (JR), dan tidak Pernah (TP).
Untuk aitem favourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Sangat Sering
(SR) = 4, Sering (S) = 3, Jarang (JR) = 2, Tidak Pernah = (1). Untuk aitem
unfavourable skor tertinggi dimulai dari jawaban Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang
(JR) = 3, Sering (S) = 2, Sangat Sering (SS) =1.
Tabel 3.6Blue Print Skala Minat Belajar Sebelum Try Out
Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourablePerasaansenang
- Belajar dengan senang- Terus menerus belajar- Tidak merasa bosan
dalam belajar1,3,5,7,9 2,4,6,8,10 10
Perhatiandalambelajar
- Memberikanperhatian lebih
- Memiliki konsentrasidalam belajar
- Mengikuti penjelasan- Mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan
11,13,15,17,19
12,14,16,18,20 10
Keterlibatansiswa
- Berusaha untukmencari tantanganpada isi pelajaran
- Mencari contoh yangsesuai dengankeadaan yangberkaitan dengan matapelajaran
- Terus menerusmembahas pelajaran
21,23,25,27,29
22,24,26,28,30 10
Jumlah 15 15 30Keterangan: Item yang di Bold adalah item gugur
35
Hasil uji validitas variabel minat belajar, dari 30 aitem pernyataan, 25 aitem
memiliki r hitung > dari r tabel 0,235 dan dinyatakan (valid), dan terdapat 5 aitem
pernyataan yang memiliki r hitung < dari r tabel dan dinyatakan (gugur), dengan
demikian dari 30 aitem pernyataan, 25 aitem valid dan 5 aitem gugur.
Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel minat belajar dapat
disimpulkan bahwa ada 5 aitem pernyataan yang tidak valid (gugur), yaitu aitem
pernyataan nomor 3, 4, 14, 22, dan 29, oleh sebab itu aitem tersebut tidak
dimasukkan sebagai aitem pernyataan untuk mengolah data selanjutnya. Blue
Print skala minat belajar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7Blue Print Skala Minat Belajar Setelah Try Out
Aspek Indikator Nomor Item TotalFavourable UnfavourablePerasaansenang
- Pelajaran dengan senang- Terus menerus belajar- Tidak merasa bosan dalam
mempelajari pelajaran1,5,7,9 2,6,8,10 8
Perhatiandalambelajar
- Memberikan perhatianlebih
- Memiliki konsentrasidalam belajar
- Mengikuti penjelasandosen
- Mengerjakan tugas-tugasyang diberikan
11,13,15,17,19
12,16,18,20 9
Keterlibatansiswa
- Berusaha untuk mencaritantangan pada isipelajaran
- Mencari contoh yangsesuai dengan keadaansekarang yang berkaitandengan mata pelajaran
- Terus menerus akanmembahas materipelajaran
21,23,25,27 24,26,28,30 8
Jumlah 13 12 25
36
3.4.2. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software SPSS 16,
nilai validitas dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. Jika
angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik (r hitung > r tabel)
maka instrumen tersebut dikatakan valid. Nilai r tabel untuk sampel 70 adalah 0,235
(Sugiyono, 2011). Hasil uji seluruh skala variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8Hasil Uji Validitas Data
Variabel r tabel KeteranganMotivasi belajar kalkulus (Y) 0,235 Valid : 26 aitem
Gugur : 4 aitemKonsep diri (X1) 0,235 Valid : 26 aitem
Gugur : 4 aitemMinat belajar (X2) 0,235 Valid : 26 aitem
Gugur : 4 aitem
3.4.3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data dilakukan dengan melihat nilai Cronbachs Alpha.
Data yang dianggap reliabel dapat menunjukkan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan susunan pernyataan atau pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk angket. Angka
Cronbachs Alpha pada kisaran 0,70 adalah dapat diterima, di atas 0,80 adalah
baik (Azwar, 1999). Jika nilai Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,70 maka skala
penelitian tersebut dapat dinyatakan reliabel. Nilai Cronbachs Alpha seluruh
skala dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
37
Tabel 3.9Hasil Uji Reliabilitas Data
VariabelSkor
CronbachsAlpha
BatasReliabilitas Keterangan
Motivasi belajar kalkulus (Y) 0.882 0,700 ReliabelKonsep diri (X1) 0.897 0,700 ReliabelMinat belajar (X2) 0.897 0,700 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui hasil pengujian reliabilitas data untuk
skala motivasi belajar, konsep diri, dan minat belajar pada penelitian ini
menunjukkan nilai Cronbrachs Alpha lebih besar daripada 0,70 (perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 6) dengan demikian, skala-skala tersebut dapat
dinyatakan konsisten dan telah teruji secara reliabel, sehingga dapat digunakan
oleh peneliti lain atau oleh peneliti yang sama dalam kejadian berbeda.
3.5. Metode Analisis Data
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian analisis statistik deskriptif
korelasional, dimana dalam penelitian ini ingin mengetahui pengaruh antara
konsep diri dan minat belajar terhadap motivasi belajar. Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Menurut
Sugiyono (2011) teknik analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau
lebih variabel independen (prediktor) dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh yang berarti apabila
kedua variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Oleh karena itu
digunakan uji regresi dibantu dengan teknik komputer SPSS 16 for Windows.
38
3.5.1. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dari tabulasi kemudian dicari harga
rerata, simpangan baku, mean, modus, dan median. Dari hasil deskripsi statistik,
selanjutnya dibuat kategorisasi masing-masing variable penelitian. Kategorisasi
yang dibuat berdasarkan rerata empirik. Kategorisasi dibagi menjadi lima
kategori, yaitu sebagai berikut :
Sangat tinggi : X M + 1,5 SD
Tinggi : M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SDSedang : M 0,5 SD < X < M + 0,5 SDRendah : M 1,5 SD < X < M 0,5 SDSangat rendah : X < M 1,5 SD
Keterangan : M = mean empirik
SD = standar deviasi
3.5.2. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji persyaratan
analisis terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis itu meliputi:
a) Uji Normalitas Sebaran
Menurut Sugiyono (2011), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
39
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histrogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal (Sugiyono, 2011). Jadi dalam penelitian ini
uji normalitas untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik histrogram dan dengan melihat normal
probability plot.
Dasar pengambilan keputusan :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histrogram dan/ atau
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b) Uji Multikolinieritas
Menurut Sugiyono (2011) uji ini bertujuan menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
40
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bantuan SPSS 16 for Windows. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis metrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak
adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berati bebas
dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c) Uji Heterokedastisitas
Menurut Sugiyono (2011), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam
penelitian ini dengan menggunakan scatter plot dari SPSS 16 for Windows.
41
3.5.3. Uji Hipotesis
a) Uji Regresi Ganda
Menurut Sugiyono (2011) analisis regresi berganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi
ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh yang berarti
apabila kedua variabel bebas (konsep diri dan minat belajar) secara
bersama terhadap variabel terikat (motivasi belajar). Untuk melihat
pengaruh antara dua variabel atau lebih dapat dinggunakan analisis regresi
berganda dengan rumusnya berikut:
= a + b1X1 + b2X2Dimana:
= Motivasi Belajara = Konstantab1 = Koefisien dari X1X1 = Konsep Dirib2 = Koefisien dari X2X2 = Minat Belajar
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Persiapan Penelitian
4.1.1. Orientasi Kancah Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap awal yang harus dilakukan adalah
menentukan tempat dimana penelitian ini akan dilakukan serta mempersiapkan
segala sesuatunya agar kegiatan penelitian ini menjadi lancar. Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil subyek penelitian mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Universitas Islam Riau yang mengambil mata kuliah Kalkulus.
4.1.2. Profil Fakultas
Fakultas Teknik UIR berdiri pada tahun 1964 dengan pertimbangan masih
sangat langkanya Sarjana Teknik yang dimiliki/ dihasilkan Negara Indonesia pada
umumnya dan provinsi Riau pada khususnya pada saat itu. Jurusan Teknik Mesin
terdaftar dengan nomor 0387/ 0/ 86, 22-05-86 dengan visi menjadi jurusan teknik
mesin yang unggul dan terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
akhlak di Asia Tenggara. Jurusan Teknik Mesin mayoritas diisi oleh tenaga
pengajar (dosen) diambil dari ikatan Alumni ITB Riau yang sebahagian besar dari
mereka adalah karyawan PT. Caltex Pacific Indonesia.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Februari 2015, dengan
jumlah sampel untuk penelitian yakni 147 orang mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Universitas Islam Riau yang mengambil mata kuliah Kalkulus. Penelitian
43
dilaksanakan ketika mahasiswa sedang senggang dan tidak sedang mengikuti
kegiatan aktif kuliah, hanya mendosens keperluan adminitrasi di Tata Usaha
Fakultas Teknik Universitas Islam Riau dengan membagikan kuesioner kepada
147 orang sampel yang ditemui secara acak dan sebelumnya telah diberi
pengarahan terlebih dahulu mengenai tata cara pengisian kuesioner. Setiap sampel
memperoleh satu booklet kuesioner yang berisi tiga skala yaitu: skala motivasi
belajar (Y) sebanyak 26 aitem, skala konsep diri sebanyak 28 aitem, dan skala
minat belajar sebanyak 25 aitem. Aitem skala kuesioner untuk penelitian ini dapat
dilihat pada Lampiran 7, dan berikut adalah hasil penjabarannya.
1. Deskripsi Data Penelitian
Hasil penelitian lapangan mengenai pengaruh konsep diri dan minat Belajar
terhadap motivasi belajar kalkulus Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Islam Riau setelah dilakukan skoring dan diolah dengan SPSS 16.0 for Windows
diperoleh gambaran seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1Rentang Skor Penelitian
Variabel
Skor X yangdiperoleh (empirik)
Skor X yangdimungkinkan (hipotetik)
Xmax
Xmin Mean SD
Xmax
Xmin Mean SD
Motivasi Belajar (Y) 99 54 82,84 8,73 104 26 65,00 13,00Konsep Diri (X1) 107 46 85,07 12,63 112 28 70,00 14,00Minat Belajar (X2) 97 48 68,83 11,23 100 25 62,50 12,50
Berdasarkan tabel di atas secara umum menggambarkan bahwa tingkat
motivasi belajar, konsep diri dan minat belajar sangat bervariasi berdasarkan skor
yang diperoleh (empirik). Pada variabel motivasi belajar rentang skor yang
44
diperoleh bergerak dari 54 hingga 99. Pada variabel konsep diri rentang skor yang
diperoleh bergerak antara 46 sampai dengan 107, selanjutnya untuk variabel minat
belajar rentang skor yang diperoleh bergerak antara 48 sampai dengan 97. Hasil
deskripsi data penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk kategorisasi skala,
kategorisasi ditetapkan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi hipotetik dari
masing-masing skala.
Tabel tersebut juga memberikan perbandingan antara skor yang diperoleh
(empirik) subjek dan skor yang dimungkinkan diperoleh (hipotetik). Pada variabel
motivasi belajar rerata hipotetik 65,00 dibawah rerata empirik 82,84 dan pada
variabel konsep diri rerata hipotetik 70,00 berada dibawah rerata empirik 85,07
selanjutnya pada variabel minat belajar rerata hipotetik 62,50 berada dibawah
rerata empirik 68,83.
Dari hasil deskripsi statistik, tersebut selanjutnya dibuat kategorisasi untuk
masing-masing variabel penelitian. Kategorisasi yang dibuat berdasarkan rerata
empirik. Kategorisasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu sebagai berikut:
Sangat tinggi : X M + 1,5 SD
Tinggi : M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SDSedang : M 0,5 SD < X < M + 0,5 SDRendah : M 1,5 SD < X < M 0,5 SDSangat rendah : X < M 1,5 SD
Dimana :M : Mean EmpirikSD : Standar eviasi
45
a. Skala Motivasi Belajar
Penelitian skala penyesuaian diri terdiri atas 6 aspek yang diteliti yaitu:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) Adanya
penghargaan dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
dan 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Variabel motivasi belajar
siswa terdiri dari 26 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1 dan
skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran sebesar
78 (104-26) maka standar deviasinya sebesar 13,00 dan reratanya adalah
65,00. Berdasarkan kategori penilaian diatas dapat dibuat kriteria penilaian
terhadap variabel motivasi belajar seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2Kriteria Penilaian Skala Motivasi Belajar Mata Kuliah Kalkulus
Kategori Skor Frekuensi PersentaseSangat tinggi
TinggiSedangRendah
Sangat rendah
X 95,9587,21 X < 95,9478,48 X < 87,2069,75 X < 78,47
69,74
545543013
3%31%37%20%9%
Jumlah 147 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria motivasi belajar
mata kuliah kalkulus terbanyak dengan jumlah frekuensi 54 orang mahasiswa
dan berada rentang skor 78,48 87,20 dan termasuk dalam kategori
sedang.
46
b. Skala Konsep Diri
Penelitian skala konsep diri berdasarkan 5 aspek yaitu: 1) Diri fisik, 2)
Diri pribadi, 3) Diri moral-etik, 4) Diri keluarga, dan 5) Diri sosial. Variabel
konsep diri terdiri dari 28 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1
dan skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran
sebesar 84 (112-28) maka standar deviasinya sebesar 14,00 dan reratanya
adalah 70,00. Berdasarkan kategori penilaian diatas dapat dibuat kriteria
penilaian terhadap variabel konsep diri seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3Kriteria Penilaian Skala Konsep Diri
Kategori Skor Frekuensi PersentaseSangat tinggi
TinggiSedangRendah
Sangat rendah
X 104,0391,39 X < 104,0278,76 X < 91,3866,13 X < 78,75
66,12
738592914
5%26%40%20%10%
Jumlah 147 100 %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria konsep diri
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata kuliah Kalkulus
terbanyak dengan jumlah frekuensi 59 orang mahasiswa dan berada rentang
skor 78,76 91,38 dan termasuk dalam kategori sedang.
c. Skala Minat Belajar
Penelitian skala minat belajar berdasarkan 3 aspek yaitu: 1) Perasaan
senang, 2) Perhatian dalam belajar dan 3) Keterlibatan siswa. Variabel minat
belajar terdiri dari 25 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1 dan
skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran sebesar
47
75 (100-25) maka standar deviasinya sebesar 12,50 dan reratanya adalah
62,50. Berdasarkan kategori penilaian diatas dapat dibuat kriteria penilaian
terhadap variabel minat belajar seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4Kriteria Penilaian Minat Belajar
Kategori Skor Frekuensi PersentaseSangat tinggi
TinggiSedangRendah
Sangat rendah
X 85,6874,45 X < 85,6763,23 X < 74,4452,00 X < 63,22
51,99
1327444617
9%18%30%31%12%
Jumlah 147 100 %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria minat belajar
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata kuliah Kalkulus
terbanyak dengan jumlah frekuensi 46 orang mahasiswa dan berada rentang
skor 52,00 63,22 dan termasuk dalam kategori rendah.
2. Hasil Uji Asumsi
Berikut akan disajikan hasil pengujian asumsi terhadap model regresi, yang
meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
Pengujian asumsi klasik di dalam regresi berganda merupakan suatu keharusan
untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian. Secara keseluruhan, pengujian ini akan menyimpulkan apakah antar
variabel bebas memiliki korelasi atau tidak dengan sesama variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, sedangkan
variabel independen adalah konsep diri dan minat belajar.
48
a. Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas data selanjutnya secara analisis statistik dapat
dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Secara
multivarians pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya.
Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas
0,05. Hasil pengujian normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
ditunjukkan oleh tabel berikut:
Tabel 4.5Hasil Uji Normalitas
Tes Kolmogorov-Smirnov Sampel TunggalMotivasi_Belajar Konsep_Diri Minat_Belajar
N 147 147 147Parameter Normal Rata-Rata 82.84 85.07 68.83
Standar Deviasi 8.734 12.634 11.226Perbedaan yang palingmencolok
Ketentuan .097 .091 .065Positif .060 .041 .065Negatif -.097 -.091 -.063
Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 1.105 .793Nilai signifikan (2 arah) .124 .174 .556
Hasil tes distribusi adalah Normal.
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov
untuk variabel motivasi belajar adalah 1,178 dan signifikansi pada 0,174 yang
lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal,
karena nilai signifikansinya besar dari 0,05.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
49
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mengetahui apakah
terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation
Factors) yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.6Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
KoefisienTidak Standar
KoefisienStandar Statistik Linearitas
Beta Std. Eror Beta Toleransi VIF
1(Konstanta) 87.005 6.525
Konsep_Diri .027 .057 .039 .999 1.001
Minat_Belajar -.094 .064 .120 .999 1.001
a. Variabel Dependen: Motivasi_Belajar
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika
mempunyai nilai toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari
10. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai toleransi variabel konsep diri dan
minat belajar adalah sebesar 0,999 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,001 < 10.
Berdasarkan hasil uji tersebut maka dalam penelitian ini tidak ada masalah
multikolinieritas.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara
bersama antara variabel bebas yaitu konsep diri dan minat belajar terhadap
motivasi belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Uji statistik F pada
dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
50
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAb
Model Jumlah Kuadrat df Rata-Rata Kuadrat F Sig.
1 Regresi 175.514 2 87.757 11.153 .000
Residual 10960.567 144 76.115
Total 11136.082 146
a. Prediktor: (Konstanta), Minat_Belajar, Konsep_Diri
b. Variabel Dependen: Motivasi_Belajar
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai F sebesar 11,153
dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga hipotesis dapat
diterima. Diterimanya hipotesis menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari
konsep diri dan minat belajar mampu menjelaskan keragaman dari variabel
terikat yaitu motivasi belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan
minat belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi
belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin.
b. Hasil Analisa Regresi Linier Berganda
Hasil analisa regresi linier menggunakan analisis statistik dengan Uji
Regresi linier yang melibatkan variabel independen atau variabel bebas yaitu
Konsep diri (X1) dan Minat belajar (X2) terhadap variabel terikat Motivasi
belajar (Y). Nilai koefisien untuk merumuskan regresi linier beganda dapat
dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.8Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linier Berganda
Koefisiena
Model
KoefisienTidak Standar
KoefisienStandar
t Sig.Beta Std. Eror Beta
1 (Konstanta) 87.005 6.525 13.335 .000
Konsep_Diri .027 .057 .039 .469 .039
Minat_Belajar .094 .064 .120 .457 .047
a. Variabel Dependen: Motivasi_Belajar
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai konstanta sebesar 87,005.
Nilai koefisien masing-masing variabel adalah 0,469 untuk konsep diri (X1)
dan 0,271 untuk minat belajar (X2). Dari persamaan regresi linier berganda di
atas menunjukkan bahwa konstanta (a) adalah 87,005. Koefisien konsep diri
(X1) sebesar 0,469 yang berarti bahwa jika nilai variabel konsep diri
meningkat sebesar 1 satuan maka motivasi belajar mahasiswa belajar kalkulus
akan bertambah sebesar 0,469 dengan mengganggap nilai variabel bebas lain
adalah konstan. Koefisien minat belajar (X2) sebesar 0,457 yang berarti
bahwa jika nilai variabel minat belajar meningkat sebesar 1 satuan maka
motivasi belajar mahasiswa belajar kalkulus akan bertambah sebesar 0,457
dengan mengganggap nilai variabel bebas lain adalah konstan.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada intinya mengukur
seberapa besar sumbangan efektif yang diberikan variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat. Nilai Adjusted R Square yang mendekati satu berarti
variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
52
dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Nilai Adjusted R Square yang
diperoleh dari hasil perhitungan koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh
tabel di atas adalah 0,622. Dengan demikian maka dapat disimpulkan variabel
konsep diri (X1) dan variabel minat belajar (X2) memberikan sumbangan
efektif sebesar 62,20% terhadap motivasi belajar kalkulus (Y) mahasiswa
Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau, dan sisanya sebesar 37,80%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
5. Pembahasan
Berdasarkan uji F pada tabel 4.7 didapatkan nilai F sebesar 11,153 dengan
taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga hipotesis dapat diterima.
Diterimanya hipotesis menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari konsep diri
dan minat belajar mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat yaitu
motivasi belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan minat belajar
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa
Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.
Skala motivasi belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil
mata kuliah Kalkulus terdiri dari 26 aitem yang setiap aitemnya diberi skor
minimum 1 dan skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak
sebaran sebesar 78 (104-26) maka standar deviasinya sebesar 13,00 dan reratanya
adalah 65,00. Kriteria penilaian terbanyak dengan jumlah frekuensi 54 orang
mahasiswa dan berada rentang skor 78,48 87,20 dan termasuk dalam kategori
sedang.
53
Skala konsep diri mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata
kuliah Kalkulus memiliki skor hipotetik jarak sebaran sebesar 84 (112-28) maka
standar deviasinya sebesar 14,00 dan reratanya adalah 70,00. Kriteria penilaian
konsep diri terbanyak dengan jumlah frekuensi 59 orang mahasiswa dan berada
rentang skor 78,76 91,38 dan termasuk dalam kategori sedang.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Widyawati (2009) yang
menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara konsep diri
terhadap motivasi belajar mahasiswa. Kemampuan prediksi analisis responden
terhadap analisis diskriminan berada diatas 50% yaitu sebesar 63,60%. Angka
ketepatan tersebut dikatakan tinggi dan valid untuk digunakan sehingga dapat
dilihat bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara konsep diri dan motivasi
belajar mahasiswa.
Skala minat belajar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang mengambil mata
kuliah Kalkulus terdiri dari 25 aitem yang setiap aitemnya diberi skor minimum 1
dan skor maksimum 4. Skor hipotetik variabel ini memiliki jarak sebaran sebesar
75 (100-25) maka standar deviasinya sebesar 12,50 dan reratanya adalah 62,50.
Kriteria penilaian terbanyak dengan jumlah frekuensi 46 orang mahasiswa dan
berada rentang skor 52,00 63,22 dan termasuk dalam kategori rendah.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Iqbal (2011) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara minat
belajar dan motivasi belajar dengan besar pengaruh sebesar 47,10%. Mata kuliah
kalkulus merupakan salah satu mata kuliah yang disediakan Jurusan Teknik Mesin
Universitas Islam Riau. Terdapat dua mata kuliah kalkulus yakni Kalkulus I yang
54
disediakan pada semester I dengan jumlah 4 sks, dan mata kuliah Kalkulus II yang
disediakan pada semester II dengan jumlah 4 sks. Banyaknya teori yang dipelajari
dalam mata kuliah kalkulus seperti Fungsi Logaritma, Fungsi Eksponensial,
Fungsi invers trigonometri, Integral, Fungsi Kurva Kontinu, Panjang Busur, dan
lain-lain.
Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil perhitungan koefisien
determinasi adalah 0,622. Maka diketahui bahwa variabel konsep diri (X1) dan
variabel minat belajar (X2) mempengaruhi motivasi belajar kalkulus (Y) sebesar
62,20%.
Kelemahan penelitian ini terletak pada jumlah variabel yang peneliti
gunakan, peneliti hanya menggunakan dua variabel bebas yaitu konsep diri dan
minat belajar yang menunjukkan pengaruh kedua variabel bebas tersebut hanya
sebesar 62,20% dan sisanya adalah 37,80% dan hal ini dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lain yang tidak diteliti seperti disiplin belajar, pola asuh,
kecerdasan emosional, dan lain sebagainya. Kelemahan penelitian selanjutnya
adalah saat penyebaran skala, mahasiswa jurusan teknik mesin cukup sibuk
dengan rutinitas perkuliahannya sehingga peneliti menghabiskan waktu yang
relatif lama untuk mendapatkan jumlah skala yang sudah diisi dan sesuai dengan
jumlah sampel yang diteliti.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan konsep diri terhadap motivasi
belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Islam Riau.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan minat belajar terhadap motivasi
belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Islam Riau.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara konsep diri dan minat belajar
terhadap motivasi belajar mata kuliah kalkulus mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Universitas Islam Riau.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberi saran-saran sebagai
berikut:
1. Kepada Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Mesin agar dapat
mengevaluasi ulang sistem penerimaan mahasiswa yang mendaftar pada
jurusan Teknik Mesin dengan lebih mengutamakan siswa yang berlatar
pendidikan SMK agar dapat mengembangkan potensi mahasiswa yang sesuai
dengan asal sekolah dan jurusan yang dipilihnya.
2. Kepada dosen Kalkulus, diharapkan agar hasil penelitian ini menjadi bahan
pertimbangan sarana perbaikan metode mengajar Kalkulus yang didasarkan
56
pada penilaian konsep diri dan minat belajar mahasiswa terlebih dahulu
sehingga sistem belajar mata kuliah Kalkulus dapat lebih efektif dan
maksimal.
3. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk mencari variabel lain yang
berpengaruh terhadap motivasi belajar selain konsep diri dan minat belajar
dan menambah jumlah skala dan sampel penelitian untuk mendapatkan hasil
penelitian dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah dan akurat.
57
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, J. (2008). Pengaruh konsep diri dan kemandirian terhadap prestasibelajar histologi mahasiswa Fakultas Kedokteran UKI. Skripsi. UniversitasSebelas Maret. Tidak diterbitkan.
Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Djamarah, S.B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.Fauza, R. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan minat belajar
mahasiswa semester IV di Akademi Kebidanan Imelda Medan. KaryaTulis Ilmiah. Universitas Sumatera Utara. Tidak diterbitkan.
Hamalik, O. (2012). Psikologi belajar & mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
Ikbal, M. (2011). Pengaruh Motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untukmengikuti pendidikan PPAK: Studi kasus pada mahasiswa AkuntansiUniversitas Diponegoro Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasDipenogoro. Tidak diterbitkan.
Khasanah, A.Z., & Nusantoro, E. (2013). Meningkatkan motivasi belajar siswaunderachiever melalui layanan bimbingan kelompok. Indonesian Journalof Guidance and Counseling: Theory and Aplication, 2, 66 - 74.
Kurniawan, D.L., & Santoso, D. (2010). Pengaruh lingkungan belajar, minatbelajat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada matapelajaran TIK Kelas S SMA N 1 Kota Mungkid. e-Jurnal Pendidikan, 02,1 - 4 .
Maknunatin, E. (2010). Pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajarmahasiswa tunanetra Fakultas Tarbiyah dan Kedosenan Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Tidak diterbitkan.
Miraningsih, W., & Nusantoro, E. (2013). Hubungan interaksi sosial dan konsepdiri dengan perilaku reproduksi sehat siswa. Indonesian Journal ofGuidance and Counseling: Theory and Aplication, 2, 8 - 15.
Mudjiono. (2009). Belajar & pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Sahputra, N. (2009). Hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa
S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidakditerbitkan.
58
Santrock, J.W. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Slameto. (2010). Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumanto. (2014). Psikologi umum. Yogyakarta: Buku Seru.
Suryabrata, S. (2005). Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta: Andi.
Syah, M. (2003). Psikologi belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Ulya, U. (2012). Pengaruh minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV dan V pada MIRiyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahunajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri Salatiga. Tidak diterbitkan.
Wasti, S. (2009). Hubungan minat belajar dengan hasil belajar mata pelajaran tatabusana di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang. Skripsi Fakultas TeknikUNP. Tidak diterbitkan.
Wayan, K.T., & Bagus, A.I. (2013). Determinasi konsep diri, minat belajar dandisiplin belajar terhadap motivasi belajar IPA SD se-Kecamatan Buleleng.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 03, 1 -11.
Widyawati, E. (2009). Analisis pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajarmahasiswa. Jurnal Manajemen, 01, 1 - 11.