23
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah produk dan pesaing berarti tidak kekurangan bahan, namun kekurangan konsumen. Ini membuat konsumen menjadi raja konsumen lebih banyak pilihan dan informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telekomunikasi tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis tetapi juga telah menjadi area bisnis yang menggiurkan. Era teknologi telekomunikasi telah melanda sendi-sendi kehidupan manusia, dimana penggunaan teknologi telekomunikasi dalam membantu serta meringankan pekerjaan sangat dibutuhkan. Era teknologi telekomunikasi menjadi area bisnis yang diperebutkan pelaku usaha karena potensi luar biasa yang dikandungnya. Salah satu prduk teknologi telekomunikasi yang saat ini dipasarkan adalah handphone. Tabel 1. Data Penjualan Smartphone di Dunia Berdasarkan Sistem Operasinya Company 2010 2009 Units (%) Market Share Units (%) Market Share Symbian 111.576,7 37,6 80.878,3 46,9 Android 67.224,5 22,7 6.798,4 3,9 RIM 47.451,6 16,0 34.346,6 19,9 iOS 46.598,3 15,7 24.889,7 14,4 Microsoft 12.378,2 4,2 15.031,0 8,7 Other Oss 11.417,4 3,8 10.432,1 6,1 Total 296. 646,6 100,01 172.376,1 100,0

Document39

Embed Size (px)

DESCRIPTION

39

Citation preview

Page 1: Document39

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis

baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah

produk dan pesaing berarti tidak kekurangan bahan, namun kekurangan

konsumen. Ini membuat konsumen menjadi raja konsumen lebih banyak pilihan

dan informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telekomunikasi

tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis tetapi

juga telah menjadi area bisnis yang menggiurkan.

Era teknologi telekomunikasi telah melanda sendi-sendi kehidupan

manusia, dimana penggunaan teknologi telekomunikasi dalam membantu serta

meringankan pekerjaan sangat dibutuhkan. Era teknologi telekomunikasi menjadi

area bisnis yang diperebutkan pelaku usaha karena potensi luar biasa yang

dikandungnya. Salah satu prduk teknologi telekomunikasi yang saat ini

dipasarkan adalah handphone.

Tabel 1. Data Penjualan Smartphone di Dunia Berdasarkan Sistem Operasinya

Company 2010 2009

Units (%) Market Share Units (%) Market Share

Symbian 111.576,7 37,6 80.878,3 46,9

Android 67.224,5 22,7 6.798,4 3,9

RIM 47.451,6 16,0 34.346,6 19,9

iOS 46.598,3 15,7 24.889,7 14,4

Microsoft 12.378,2 4,2 15.031,0 8,7

Other Oss 11.417,4 3,8 10.432,1 6,1

Total 296. 646,6 100,01 172.376,1 100,0

Page 2: Document39

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan antara lain: 1) Android menanjak

dari dengan angka yang cukup mengesankan dari tahun 2009. Market share

Android naik sekitar 888,8% dari tahun lalu dan dengan cepat mengalahkan

competitor-kompetitor mereka; 2) Nokia symbian masih merajai market share OS

smartphone walaupun mengalami penurunan market share. Namun begitu,

penjualan smartphone berbasis symbian masih meningkat dibanding tahun lalu.

Dan juga, ada kemungkinan symbian tahun ini akan menanggalkan gelar raja di

pasar smartphone apalagi setelah kerja sama Nokia dengan Microsoft; dan 3)

Microsoft walaupun system operasi mobile terbaru mereka, Windows Phone 7

mendapat banyak review positif namun market share mereka malah turun jauh.

Penjualan smartphone berbasis OS dari Microsoft di platform smarphone akan

menanjak atau tidak setelah bekerja sama dengan Nokia.

Dalam dua tahun terakhir, OS Android telah banyak digunakan oleh

berbagai produk smarphone dan handheld lainnya termasuk juga PC Tablet.

Begitu pula di Indonesia, mobile dengan sistem operasi android pun telah beredar

luas karena memang selain produk mobile dari Blackberry dan Apple (memiliki

OS tersendiri: iOS dan Blackberry OS), umumnya gadget terbaru menggandeng

Android sebagai system operasinya. Bagi sebagian orang, Android adalah hal

yang asing, karena selama ini di Indonesia sudah terlebih dahulu nyaman dengan

Symbian. Kemudian disusul dengan ledakan Blackberry yang menggunakan

Blackberry OS nya. Kedua OS tadi memang cukup akrab dengan konsumen di

Indonesia.

Sistem operasi Android adalah sebuah sistem operasi untuk mobile

berbasis Linux. Untuk lebih jelasnya mengenai Android, berikut adalah kutipan

Page 3: Document39

singkat dari Wikipedia. Android adalah system operasi untuk telepon seluler yang

berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang

buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti

bergerak. Cepatnya perubahan teknologi juga berdampak pada media yang

digunakan oleh pelaku pemasar. Pemasaran yang pada awalnya hanya melakukan

promosi dengan televise atau media cetak, kini hal tersebut berubah. Pelaku

pemasaran juga harus mempertimbangkan khalayak pengguna social media.

Perkembangan jejaring sosial yang sangat pesat ditandai dengan

banyaknya kemunculan media jejaring sosial (social media), diantaranya seperti

layanan MySpace, Friendster, Facebook, Twitter, LinkedIn, Meebo, dan lain-lain.

Apabila dilihat dari jumlah pengguna, saat ini Sosial Media di Indonesia dikuasai

oleh dua pemain besar, yaitu Facebook dan Twitter. Pengguna kedua layanan ini

kecenderungannya meningkat dari tahun ke tahun.

Data dan fakta pengguna jejaring sosial Twitter Indonesia. Tweeple atau

Tweep adalah sebutan untuk pengguna jejaring sosial Twitter. Menurut data yang

dilansir situs Semiocast Dot Com, jumlah tweeps di Indonesia sebanyak 19,5 juta

orang. Jumlah tersebut menempati posisi kelima dunia setelah Amerika Serikat

(sekitar 107 juta pengguna), Brasil (33 juta pengguna), Jepang (29 juta pengguna),

dan Inggris (24 juta pengguna).

Semiocast telah menganalisis 383 juta profil pengguna Twitter yang dibuat

sebelum 1 Januari 2012. Analisis tersebut juga mengungkapkan bahwa dengan

107.7 juta akun yang dibuat sebelum 1 Januari 2012, Amerika Serikat sekarang

hanya mewakili 28,1% dari seluruh pengguna Twitter. Namun demikian, jejaring

Page 4: Document39

sosial tersebut tetap sangat aktif di negara asalnya. Pada bulan Desember 2011

saja, sekitar 5.6 juta pengguna baru diciptakan dari Amerika Serikat.

Tingginya penggunaan social media di Indonesia menjadikan peluang

yang cukup besar bagi para pemasar untuk dapat mempromosikan produknya

yang loyal (secara lebih spesifik disebut pelanggan), dan salah satunya adalah

melalui perang antar merek.Perusahaan semakin menyadari merek menjadi faktor

penting dalam persaingan dan menjadi aset perusahaan yang bernilai. Promosi

yang dilakukan pemasar melalui social media bertujuan agar mendapatkan tingkat

penjualan yang tinggi. Peran pemilik untuk dapat mengontrol mereknya untuk

tetap menciptakan karakter dari merek yang dipromosikan, sehingga harapannya

promosi yang dilakukan pada social media dapat efektif sampai pada benak

konsumen.

1.2. Perumusan Masalah

Promosi melalui social media merupakan salah satu bentuk komunikasi

pemasaran yang cukup efaktif dan murah. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan

anggaran yang besar untuk melakukan promosi tersebut, promosi ini didapatkan

gratis dari para konsumen yang telah mengkonsumsi produk mereka. Komunikasi

pemasaran ini sangat ampuh meningkatkan jumlah penjualan suatu produk, karena

konsumen cenderung akan menginformasikan mengenai produk yang telah

dikonsumsinya secara jujur.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian ini,

yaitu bagaimana efektivitas social media pada pemasaran android dalam

mengkomunikasikan pesannya kepada konsumen dengan menggunakan Model

Persamaan Struktur?

Page 5: Document39

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksakannya penelitian ini adalah menganalisis

efektivitas social media android dalam mengkomunikasikan pesannya kepada

konsumen dengan menggunakan Model Persamaan Struktur

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai

berikut:

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan dalam bidang pemasaran, terutama sebagai acuan studi

tentang bagaimana menganalisa efektifitass social media dalam suatu proses

keputusan pembelian, juga untuk memberikan sumbangan informasi yang

dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya.

2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dibidang manajemen pemasaran

khususnya mengenai promosi melalui social media dan keputusan pembelian

serta melatih kemampuan menulis untuk mengaplikasikan teori-teori yang

sudah didapatkan saat perkuliahan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis Efektivitas

Social Media pada Pemasaran Android dengan Menggunakan Model Persamaan

Struktural.

Page 6: Document39

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara

menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai

komoditas (Kotler, 2004). Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan

suatu usaha. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, sebuah perusahaan

diharuskan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat. Dengan

mengunakan strategi pemasaran yang tepat, suatu perusahaan dapat menempati

posisi yang kuat dalam persaingan.

Menurut Rangkuti (2006) pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.

Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu

maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

2.2. Segmentasi Pasar, Pasar Sasaran, dan Posisi Pasar

2.2.1. Segmentasi Pasar

Kotler dan Keller (2009) segmentasi pasar terdiri dari sekelompok

pelanggan yang memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa.

1. Segmentasi geografi.

Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit

geografis seperti Negara, Negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau

lingkungan sekitar. Perusahan dapat beroperasi di satu atau beberapa daerah,

Page 7: Document39

atau beroperasi di seluruh daerah, sambil tetap memberikan perhatian pada

variasi lokal.

2. Segmentasi demografi

Segmentasi demografi merupakan pembagian pasar ke dalam kelompok-

kelompok berdasarkan variable-variabel demografi, seperti usia, jenis

kelamin, jumlah keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. Variabel-variabel demografi

merupakan dasar paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok

konsumen.

3. Segmentasi psikografis

Psikografis adalah ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi guna

lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografi, pembeli dibagi

menjadi berbagai kelompok berdasarkan sikap psikologis/kepribadian, gaya

hidup atau nilai.

4. Segmentasi perilaku

Dalam segmentasi perilaku ini konsumen dibagi kedalam kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka terhadap

sebuah produk. Banyak pemasar berpendapat bahwa variable perilaku

merupakan titik awal terbaik untuk membuat segmen-segmen pasar.

2.2.2. Pasar Sasaran

Apabila perusahaan telah mengidentifikasi peluang pada tiap segmen

pasarnya, maka selanjutnya perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan

memutuskan berapa berapa banyak segmen dan segmen mana yang akan dibidik.

Proses mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus

Page 8: Document39

memperhatikan factor daya tarik segmen secara keseluruhan serta faktor tujuan

dan sumber daya perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2004). Penentuan pasar

sasaran yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau

dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan

strategi korporat perusahaan (Tjiptono, 2008).

2.2.3. Posisi Pasar

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), setelah perusahaan memutuskan

segmen – segmen pasar yang akan dimasuki, haruslah diputuskan posisi apa yang

harusditempati dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah cara produk

didefiisikan oleh konsumen berdasarkan makna tempat suatu produk, merek, atau

sekelompok produk di dalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran

pesaingnya. Positioning suatu produk menuntut perusahaan untuk menanamkan

keunikan manfaat dan diferensiasi merek ke dalam benak konsumen.

2.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang diunakan

perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran

(Kotler, 2002). Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu empat keputusan bagi

sebuah merek yang saling terkait meliputi product, price, place, dan promotoin:

2.3.1 Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Tjiptono (2008) produk

merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

Page 9: Document39

diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

keinginan pasar yang bersangkutan, baik intangible maupun tangible.

2.3.2. Price

Harga adalah nilai barang atau jasa dalam bentuk uang. Harga juga

mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan oleh perusahaan kepada pasar

tentang produk dan mereknya. Harga merupakan satu – satunya unsur bauran

pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,

sedangkan ketiga unsur lain menyebabkan timbulnya biaya. Harga juga

merupakan unsur bauran pemasaran ang bersifat fleksibilittas, artinnya dapat

diubah dengan cepat (Tjiptono, 2008).

2.3.3. Place

Tempat atau saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi yang

saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk siap untuk

dikonsumsi oleh konsumen. Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan

pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang

dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan

yang diperlukan (Tjiptono, 2008).

2.3.4. Promosi

Kordinasi semua penjual dalam memulai suatu usaha untuk menyediakan

saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau

mempromosikan sebuah ide.

Page 10: Document39

2.4. Komunikasi

Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman

disampaikan antar

individu, atau antara organisasi dengan individu (Shimp, 2003). Komunikasi juga

diartikan kedalam suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem

yang biasa (lazim) baik dengan simbol – simbol, sinyal – sinyal, maupun perilaku

atau tindakan.

Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih

dengan menggunakan cara – cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh

seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal – sinyal nonverbal

(Purwanto, 2003). Bentuk komunikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu

komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal adalah bentuk

komunikasi yang lazim digunakan untuk meyampaikan pesan – pesan bisnis

kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan dan memiliki struktur yang teratur

dan terorganisasi dengan baik. Komuikasi non verbal memiliki sifat yang kurang

terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari seperti komunikasi menggunakan

gerakan – gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan

orang lain (Purwanto, 2003).

2.4.1. Komunikasi Pemasaran

Menurut Tjiptono (2008), Komunikasi pemasaran adalah aktivitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,

dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar

bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan

yang bersangkutan.

Page 11: Document39

Terdapat lima cara dari komunikasi pemasaran yang utama atau sering

disebut bauran komunikasi (Durianto, 2003), yaitu:

1. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal,

promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.

2. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif jangka

pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli

suatu produk atau jasa.

3. Public relation (Hubungan Masyarakat dan Publisitas), yaitu berbagai macam

program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra

perusahaan atau merek sebuah produk.

4. Personal Selling (Penjualan Pribadi), yaitu interaksi langsung dengan satu

atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab

pertanyaan, dan menerima pesanan.

2.5. Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai

atau bisa diartikan melakukan hal yang tepat, sedangkan efisiensi berarti

kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai

tujuan organisasi atau melakukan sesuatu yang tepat (Stoner, 1996).

2.6. Pengertian Social Media

Menurut Thoyibie (2010), Social media adalah konten berisi informasi,

yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah

diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi

Page 12: Document39

dengan sesama dan dengan khalayak umum. Hal ini biasanya dilakukan melalui

internet dan jaringan komunikasi mobile.

Social media marketing adalah proses mempromosikan produk atau bisnis

melalui saluran media sosial, merupakan bagian dari word of mount marketing,

dan merupakan strategi pemasaran yang efektif dan murah untuk dilakukan.

Social media marketing merupakan keterlibatan komunitas online untuk

menghasilkan peluang meningkatkan penjualan. Social media merupakan alat

yang paling sederhana tapi dengan efek yang sangat luar biasa.

2.7. Konsumen

2.7.1. Pengertian Konsumen

Kotler (2005) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok

yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa yang dipergunakan

untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Berdasarkan pasal 1 ayat 2 Undang –

Undang Nomor 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, menerangkan

bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lainn, maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

2.7.2. Pengertian Perilaku Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Samuel (2004), menjelaskan bahwa perilaku

konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan

pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang

diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

Page 13: Document39

2.8. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sementara perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu:

2.8.1. Faktor Sosial

1. Group

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil

dimana orang tersebut berada dan mempunyai pengaruh langsung yang

disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi

primary group (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary

group yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok

keagamaan, perkumpulan professional dan serikat dagang). (Kotler, et.al,

2003)

2. Family Influence

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian,

pengaruh suami, istri dan anak dalam memiliki peran yang cukup besar dalam

menentukan keputusan pembelian produk dan servis yang berbeda.

3. Roles and Status

Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk

dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa

sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh

masyarakat (Kotler dan Amstrong, 2006).

2.8.2. Faktor Personal

1. Economic Situation

Page 14: Document39

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan terhadap keputusan

pembelian produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas

sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi

seseorang sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian

pada suatu produk tertentu (Kotler dan Amstrong, 2006).

2. Lifestyle

Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan

dan opini orang tersebut. orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas

social dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang

berbeda (Kotler dan Amstrong, 2006).

3. Personality and Self Concept

Personality adalah karakteristik unik dari keadaan psikologi seseorang yang

mengacu kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan

seseorang (Kotler dan Amstrong, 2006)

4. Occupation

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya,

pekerja konstruksi sering membeli makan siang dan catering yang datang ke

tempat kerja. Bisnis eksekutif, mambeli makan siang dari full service

restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah

atau membeli restoran cepat saji terdekat (Kotler, et.al, 2003)

2.8.3. Faktor Psichological

1. Motivation. Motivasi (dorongan) adalah keadaan diri seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu untuk

mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 15: Document39

sebenarnya perilaku konsumen dimulai dengan adanya motif/ motifasi

(Kotler, et.al, 2003).

2. Perception. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasi dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah

gambaran yang berarti dari dunia. Seseorang dapat membentuk berbagai

macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, et.al,

2003).

3. Learning

Pembelajaran adalah suatu proses yang selalu berkembang dan berubah

sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari

membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya,

baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi yang

bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi

perilaku masa depan dalam situasi yang sama. proses belajar pada suatu

pembelian dapat terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh

kepuasan atau sebaliknya tidak terjadi apabila konsumen dikecewakan oleh

produk yang kurang baik.

4. Belieftrkans and Attitude

Beliefs adalah pemikiran deskrispsi bahwa seseorang mempercayai sesuatu.

Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini dan iman (Kotler &

Amstrong, 2006). Sedangkan attitude adalah evaluasi perasaan suka atau

tidak suka, dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseornag pada

sebuah obyek atau ide (Kotler dan Amstrong, 2006).

Page 16: Document39

2.8.4. Factor Cultural

Culture (kebudayaan)adalah nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan

perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya.

Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku

yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan (Kotler,

et.al, 2003).

2.9. Proses Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan

yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, 1994).

Peter dan Olson (1999) mengemukakan bahwa inti dari pengambilan

keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih

salah satu diantaranya.

Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan

secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Kotler (1996) mengungkapkan

bahwa seseorang mungkin dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam

setiap keputusan pembelian. Berbagai peranan yang mungkin terjadi antara lain

sebagai berikut:

1. Pengambil inisiatif (initiator), yaitu orang yang pertama-tama menyarankan

atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Orang yang mempengaruhi (influence), yaitu orang yang pandangan atau

nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

Page 17: Document39

3. Pembuat keputusan (decider), yaitu seseorang yang akan menentukan

keputusan mengenai produk yang akan dibeli, cara pembayaaran, tempat

melakukan pembelian.

4. Pembeli(buyer), yaitu seseorang yang melakukan pembelian.

Pemakai (user), yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau

memakai produk atau jasa. Henry Assael (1995) merumuskan bahwa perilaku

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat dibedakan menjadi empat tipe,

yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku pembeli yang kompleks

Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan dan pembelian produk sangat

tinggi. Keterlibatan konsumen dalam proses pemulihan dan pembelian akan

menjadi semakin tinggi apabila produk yang akan dibeli merupakan produk

berharga tinggi, jarang dibeli, berisiko, sangat berkesan dan informasi yang

dimiliki konsumen mengenai produk tersebut sedikit.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan serta pembelian produk

tinggi, namun konsumen akan melakukan proses pembelian dengan waktu

yang lebih cepat karena perbedaan dalam hal merek tidak terlalu diperhatikan.

Pemasar harus dapat memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi

pilihan konsumen terhadap merek, seperti harga, lokasi dan tenaga penjual.

Selain itu, komunikasi pemasaran yang baik juga diperlukan sebagai factor

yang dapat menimbulkan kepercayaan dari konsumen terhadap produk dan

agar konsumen merasa telah menentukan pilihan yang tepat.

3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan

Page 18: Document39

Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian ini relative kecil. Selain itu

tidak terdapat perbedaan yang mencolok antar berbagai merek dalam kategori

produk sejenis, sehingga pemasar dapat memanfaatkan promosi harga dan

penjualan agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut.

4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman

Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian relative kecil, namun

terdapat perbedaan yang mencolok antar berbagai merek. Dalam kondisi ini

loyalitas konsumen kecil karena konsumen sering kali berganti-ganti merek

dalam kategori produk sejenis. Perpindahan merek tersebut terjadi karena

konsumen merasa tidak puas akan produk tersebut. Proses keputusan

pembelian dapat melewati lima tahapan proses pembelian (Kotler,2005).

Page 19: Document39

III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian adalah SDN Suka Wening Kabupaten Sumedang.

Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan:

1. Sebagian besar Siswa kelas V SDN Sukawening memiliki ketertarikan yang

masih rendah terhadap permainan bola basket serta mesih rendahnya

keterampilan dasar bermain bola basket yang dimiliki oleh sebagian besar

siswa.

2. Tersedianya lapangan yang luas meskipun tidak tertunjang oleh kualitas

lapangan yang memadai serta rendahnya unsure pendukung lain seperti

minimnya jumlah bola basket dan tidak tersedianya ring basket yang dimiliki

oleh sekolah tersebut.

3. Penelitian sendiri adalah salah satu guru di SDN Sukawening yang memiliki

keinginan untuk meningkatkan gerak kelincahan dalam permainan bola

basket dan terus berupaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

guru.

3.1.2. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan

hasil penelitian dalam bentuk bar chat. Jadwal maksimal 4 bulan

Page 20: Document39

3.1.3. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan

terhitung dari bulan Maret hingga bulan Juni 2015.

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No. Keterangan Mar Apr Mei Jun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Survey Lapangan

2. Pembuatan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Pengumpulan Data

5. Analisa Data

6. Pembuatan Laporan

7. Seminar Skripsi

8. Perbaikan Laporan

9. Sidang Skripsi

10. Perbaikan Laporan

11. Penyerahan Skripsi

3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah meningkatakn kelincahan dalam permainan

bola basket melalui pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut. Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukawening Sumedang tahun

ajaran 2010/2011. Jumblah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari siswa perempuan

sebanyak 17 orang dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 13 orang.

Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk

menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru yang lainnya sebagai mitra

observer selama penelitian berlangsung.

Page 21: Document39

3.2.1. Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan prosedur penarikan

contoh dengan teknik quota sampling, yakni prosedur dimana peneliti

mengklarifikasi populasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, kemudian

menentukan posisi atau kuota sampel dari masing-masing klarifikasi tersebut.

Teknik ini dipilih untuk memastikan bahwa beberapa karakteristik populasi

terwakili dalam contoh yang dipilih.

Populasi penduduk Kota Bogor yang berjumlah 967.398 dengan persen

kelonggaran yang digunakan adalah 0.1 sehingga jumlah contoh yang dibutuhkan

adalah 100 orang. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100

orang responden dan dibagi sesuai dengan proporsi masing-masing kecamatan.

Proporsi setiap kecamatan didapatkan dari hasil perhitungan jumlah penduduk

masing-masing kecamatan dibagi jumlah penduduk Kota Bogor dikali 100.

Presentase jumlah responden dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Persentase Jumlah Responden

No

Kecamatan

Jumlah

Orang

Proporsi

(%)

Jumlah

Contoh

Full

Service

Carrier

Low

Cost

Carrier

1. Bogor Utara 173.732 17,96 18 5 13

2. Bogor Selatan 184.336 19,05 19 6 13

3. Bogor Timur 96.617 9,99 10 3 7

4. Bogor Barat 214.826 22,21 22 7 15

5. Bogor Tengah 102.145 10,56 11 3 8

6. Tanah Sereal 195.743 20,23 20 6 14

Jumlah 100 100 30 70

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (Data yang diolah)

Page 22: Document39

3.3. Metode dan Desain Penelitian

3.3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) sebagian cara untuk menjawab permasalahan yang ada

menurut Mc Taggart (1996) dalam Dikdasmen, (1999: 3) “penelitian tindakan

kelas itu biasanya oleh guru dikelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis dan praksis

pembelajaran “.

Penelitian tindakan kelas menurut informasi dan tindak lanjut yang terjadi

di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif,

dan kolaboratif (Suwarsih,1994: 23). Untuk itu perlu keseriusan penelitian dan

orang yang terlibat (misalnya guru) selama proses penelitian. Makna yang

terkandung dari penelitian tindakan kelas ini adalah suatu bentuk penilaian yang

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu guna meningkatkan kinerja

guru dalam proses pembelajaran di kelas dan atau di lapangan ke arah yang lebih

baik dan professional.

3.4. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan

Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan

digambarkan pada peran dan intensitas kegiatan, sehingga tampak jelas tingkat

dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebur. Berdasarkan langkah-langkah

penelitian tindakan maka untuk memperoleh alur penelitian tindakan kelas yang

dikemukakan Wiriatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan, memuat

langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk

Page 23: Document39

memperoleh gambaran mengenai karakteristi kemampuan siswa dalam

pembelajaran permainan bola basket.