Upload
sulvi-anggraini
View
5
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
39
Citation preview
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis
baru bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah
produk dan pesaing berarti tidak kekurangan bahan, namun kekurangan
konsumen. Ini membuat konsumen menjadi raja konsumen lebih banyak pilihan
dan informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telekomunikasi
tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis tetapi
juga telah menjadi area bisnis yang menggiurkan.
Era teknologi telekomunikasi telah melanda sendi-sendi kehidupan
manusia, dimana penggunaan teknologi telekomunikasi dalam membantu serta
meringankan pekerjaan sangat dibutuhkan. Era teknologi telekomunikasi menjadi
area bisnis yang diperebutkan pelaku usaha karena potensi luar biasa yang
dikandungnya. Salah satu prduk teknologi telekomunikasi yang saat ini
dipasarkan adalah handphone.
Tabel 1. Data Penjualan Smartphone di Dunia Berdasarkan Sistem Operasinya
Company 2010 2009
Units (%) Market Share Units (%) Market Share
Symbian 111.576,7 37,6 80.878,3 46,9
Android 67.224,5 22,7 6.798,4 3,9
RIM 47.451,6 16,0 34.346,6 19,9
iOS 46.598,3 15,7 24.889,7 14,4
Microsoft 12.378,2 4,2 15.031,0 8,7
Other Oss 11.417,4 3,8 10.432,1 6,1
Total 296. 646,6 100,01 172.376,1 100,0
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan antara lain: 1) Android menanjak
dari dengan angka yang cukup mengesankan dari tahun 2009. Market share
Android naik sekitar 888,8% dari tahun lalu dan dengan cepat mengalahkan
competitor-kompetitor mereka; 2) Nokia symbian masih merajai market share OS
smartphone walaupun mengalami penurunan market share. Namun begitu,
penjualan smartphone berbasis symbian masih meningkat dibanding tahun lalu.
Dan juga, ada kemungkinan symbian tahun ini akan menanggalkan gelar raja di
pasar smartphone apalagi setelah kerja sama Nokia dengan Microsoft; dan 3)
Microsoft walaupun system operasi mobile terbaru mereka, Windows Phone 7
mendapat banyak review positif namun market share mereka malah turun jauh.
Penjualan smartphone berbasis OS dari Microsoft di platform smarphone akan
menanjak atau tidak setelah bekerja sama dengan Nokia.
Dalam dua tahun terakhir, OS Android telah banyak digunakan oleh
berbagai produk smarphone dan handheld lainnya termasuk juga PC Tablet.
Begitu pula di Indonesia, mobile dengan sistem operasi android pun telah beredar
luas karena memang selain produk mobile dari Blackberry dan Apple (memiliki
OS tersendiri: iOS dan Blackberry OS), umumnya gadget terbaru menggandeng
Android sebagai system operasinya. Bagi sebagian orang, Android adalah hal
yang asing, karena selama ini di Indonesia sudah terlebih dahulu nyaman dengan
Symbian. Kemudian disusul dengan ledakan Blackberry yang menggunakan
Blackberry OS nya. Kedua OS tadi memang cukup akrab dengan konsumen di
Indonesia.
Sistem operasi Android adalah sebuah sistem operasi untuk mobile
berbasis Linux. Untuk lebih jelasnya mengenai Android, berikut adalah kutipan
singkat dari Wikipedia. Android adalah system operasi untuk telepon seluler yang
berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang
buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti
bergerak. Cepatnya perubahan teknologi juga berdampak pada media yang
digunakan oleh pelaku pemasar. Pemasaran yang pada awalnya hanya melakukan
promosi dengan televise atau media cetak, kini hal tersebut berubah. Pelaku
pemasaran juga harus mempertimbangkan khalayak pengguna social media.
Perkembangan jejaring sosial yang sangat pesat ditandai dengan
banyaknya kemunculan media jejaring sosial (social media), diantaranya seperti
layanan MySpace, Friendster, Facebook, Twitter, LinkedIn, Meebo, dan lain-lain.
Apabila dilihat dari jumlah pengguna, saat ini Sosial Media di Indonesia dikuasai
oleh dua pemain besar, yaitu Facebook dan Twitter. Pengguna kedua layanan ini
kecenderungannya meningkat dari tahun ke tahun.
Data dan fakta pengguna jejaring sosial Twitter Indonesia. Tweeple atau
Tweep adalah sebutan untuk pengguna jejaring sosial Twitter. Menurut data yang
dilansir situs Semiocast Dot Com, jumlah tweeps di Indonesia sebanyak 19,5 juta
orang. Jumlah tersebut menempati posisi kelima dunia setelah Amerika Serikat
(sekitar 107 juta pengguna), Brasil (33 juta pengguna), Jepang (29 juta pengguna),
dan Inggris (24 juta pengguna).
Semiocast telah menganalisis 383 juta profil pengguna Twitter yang dibuat
sebelum 1 Januari 2012. Analisis tersebut juga mengungkapkan bahwa dengan
107.7 juta akun yang dibuat sebelum 1 Januari 2012, Amerika Serikat sekarang
hanya mewakili 28,1% dari seluruh pengguna Twitter. Namun demikian, jejaring
sosial tersebut tetap sangat aktif di negara asalnya. Pada bulan Desember 2011
saja, sekitar 5.6 juta pengguna baru diciptakan dari Amerika Serikat.
Tingginya penggunaan social media di Indonesia menjadikan peluang
yang cukup besar bagi para pemasar untuk dapat mempromosikan produknya
yang loyal (secara lebih spesifik disebut pelanggan), dan salah satunya adalah
melalui perang antar merek.Perusahaan semakin menyadari merek menjadi faktor
penting dalam persaingan dan menjadi aset perusahaan yang bernilai. Promosi
yang dilakukan pemasar melalui social media bertujuan agar mendapatkan tingkat
penjualan yang tinggi. Peran pemilik untuk dapat mengontrol mereknya untuk
tetap menciptakan karakter dari merek yang dipromosikan, sehingga harapannya
promosi yang dilakukan pada social media dapat efektif sampai pada benak
konsumen.
1.2. Perumusan Masalah
Promosi melalui social media merupakan salah satu bentuk komunikasi
pemasaran yang cukup efaktif dan murah. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan
anggaran yang besar untuk melakukan promosi tersebut, promosi ini didapatkan
gratis dari para konsumen yang telah mengkonsumsi produk mereka. Komunikasi
pemasaran ini sangat ampuh meningkatkan jumlah penjualan suatu produk, karena
konsumen cenderung akan menginformasikan mengenai produk yang telah
dikonsumsinya secara jujur.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian ini,
yaitu bagaimana efektivitas social media pada pemasaran android dalam
mengkomunikasikan pesannya kepada konsumen dengan menggunakan Model
Persamaan Struktur?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksakannya penelitian ini adalah menganalisis
efektivitas social media android dalam mengkomunikasikan pesannya kepada
konsumen dengan menggunakan Model Persamaan Struktur
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai
berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan dalam bidang pemasaran, terutama sebagai acuan studi
tentang bagaimana menganalisa efektifitass social media dalam suatu proses
keputusan pembelian, juga untuk memberikan sumbangan informasi yang
dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya.
2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dibidang manajemen pemasaran
khususnya mengenai promosi melalui social media dan keputusan pembelian
serta melatih kemampuan menulis untuk mengaplikasikan teori-teori yang
sudah didapatkan saat perkuliahan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis Efektivitas
Social Media pada Pemasaran Android dengan Menggunakan Model Persamaan
Struktural.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai
komoditas (Kotler, 2004). Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan
suatu usaha. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, sebuah perusahaan
diharuskan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat. Dengan
mengunakan strategi pemasaran yang tepat, suatu perusahaan dapat menempati
posisi yang kuat dalam persaingan.
Menurut Rangkuti (2006) pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.
Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu
maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
2.2. Segmentasi Pasar, Pasar Sasaran, dan Posisi Pasar
2.2.1. Segmentasi Pasar
Kotler dan Keller (2009) segmentasi pasar terdiri dari sekelompok
pelanggan yang memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa.
1. Segmentasi geografi.
Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit
geografis seperti Negara, Negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau
lingkungan sekitar. Perusahan dapat beroperasi di satu atau beberapa daerah,
atau beroperasi di seluruh daerah, sambil tetap memberikan perhatian pada
variasi lokal.
2. Segmentasi demografi
Segmentasi demografi merupakan pembagian pasar ke dalam kelompok-
kelompok berdasarkan variable-variabel demografi, seperti usia, jenis
kelamin, jumlah keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. Variabel-variabel demografi
merupakan dasar paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok
konsumen.
3. Segmentasi psikografis
Psikografis adalah ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi guna
lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografi, pembeli dibagi
menjadi berbagai kelompok berdasarkan sikap psikologis/kepribadian, gaya
hidup atau nilai.
4. Segmentasi perilaku
Dalam segmentasi perilaku ini konsumen dibagi kedalam kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka terhadap
sebuah produk. Banyak pemasar berpendapat bahwa variable perilaku
merupakan titik awal terbaik untuk membuat segmen-segmen pasar.
2.2.2. Pasar Sasaran
Apabila perusahaan telah mengidentifikasi peluang pada tiap segmen
pasarnya, maka selanjutnya perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan
memutuskan berapa berapa banyak segmen dan segmen mana yang akan dibidik.
Proses mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus
memperhatikan factor daya tarik segmen secara keseluruhan serta faktor tujuan
dan sumber daya perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2004). Penentuan pasar
sasaran yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau
dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan
strategi korporat perusahaan (Tjiptono, 2008).
2.2.3. Posisi Pasar
Menurut Kotler dan Amstrong (2004), setelah perusahaan memutuskan
segmen – segmen pasar yang akan dimasuki, haruslah diputuskan posisi apa yang
harusditempati dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah cara produk
didefiisikan oleh konsumen berdasarkan makna tempat suatu produk, merek, atau
sekelompok produk di dalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran
pesaingnya. Positioning suatu produk menuntut perusahaan untuk menanamkan
keunikan manfaat dan diferensiasi merek ke dalam benak konsumen.
2.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang diunakan
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran
(Kotler, 2002). Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu empat keputusan bagi
sebuah merek yang saling terkait meliputi product, price, place, dan promotoin:
2.3.1 Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Tjiptono (2008) produk
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
keinginan pasar yang bersangkutan, baik intangible maupun tangible.
2.3.2. Price
Harga adalah nilai barang atau jasa dalam bentuk uang. Harga juga
mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan oleh perusahaan kepada pasar
tentang produk dan mereknya. Harga merupakan satu – satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,
sedangkan ketiga unsur lain menyebabkan timbulnya biaya. Harga juga
merupakan unsur bauran pemasaran ang bersifat fleksibilittas, artinnya dapat
diubah dengan cepat (Tjiptono, 2008).
2.3.3. Place
Tempat atau saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi yang
saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk siap untuk
dikonsumsi oleh konsumen. Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan
yang diperlukan (Tjiptono, 2008).
2.3.4. Promosi
Kordinasi semua penjual dalam memulai suatu usaha untuk menyediakan
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau
mempromosikan sebuah ide.
2.4. Komunikasi
Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antar
individu, atau antara organisasi dengan individu (Shimp, 2003). Komunikasi juga
diartikan kedalam suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem
yang biasa (lazim) baik dengan simbol – simbol, sinyal – sinyal, maupun perilaku
atau tindakan.
Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih
dengan menggunakan cara – cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh
seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal – sinyal nonverbal
(Purwanto, 2003). Bentuk komunikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal adalah bentuk
komunikasi yang lazim digunakan untuk meyampaikan pesan – pesan bisnis
kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan dan memiliki struktur yang teratur
dan terorganisasi dengan baik. Komuikasi non verbal memiliki sifat yang kurang
terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari seperti komunikasi menggunakan
gerakan – gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
orang lain (Purwanto, 2003).
2.4.1. Komunikasi Pemasaran
Menurut Tjiptono (2008), Komunikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan.
Terdapat lima cara dari komunikasi pemasaran yang utama atau sering
disebut bauran komunikasi (Durianto, 2003), yaitu:
1. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal,
promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.
2. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli
suatu produk atau jasa.
3. Public relation (Hubungan Masyarakat dan Publisitas), yaitu berbagai macam
program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra
perusahaan atau merek sebuah produk.
4. Personal Selling (Penjualan Pribadi), yaitu interaksi langsung dengan satu
atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan menerima pesanan.
2.5. Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai
atau bisa diartikan melakukan hal yang tepat, sedangkan efisiensi berarti
kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai
tujuan organisasi atau melakukan sesuatu yang tepat (Stoner, 1996).
2.6. Pengertian Social Media
Menurut Thoyibie (2010), Social media adalah konten berisi informasi,
yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah
diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi
dengan sesama dan dengan khalayak umum. Hal ini biasanya dilakukan melalui
internet dan jaringan komunikasi mobile.
Social media marketing adalah proses mempromosikan produk atau bisnis
melalui saluran media sosial, merupakan bagian dari word of mount marketing,
dan merupakan strategi pemasaran yang efektif dan murah untuk dilakukan.
Social media marketing merupakan keterlibatan komunitas online untuk
menghasilkan peluang meningkatkan penjualan. Social media merupakan alat
yang paling sederhana tapi dengan efek yang sangat luar biasa.
2.7. Konsumen
2.7.1. Pengertian Konsumen
Kotler (2005) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok
yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa yang dipergunakan
untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Berdasarkan pasal 1 ayat 2 Undang –
Undang Nomor 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, menerangkan
bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lainn, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
2.7.2. Pengertian Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk dalam Samuel (2004), menjelaskan bahwa perilaku
konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan
pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang
diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
2.8. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sementara perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
2.8.1. Faktor Sosial
1. Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil
dimana orang tersebut berada dan mempunyai pengaruh langsung yang
disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi
primary group (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary
group yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok
keagamaan, perkumpulan professional dan serikat dagang). (Kotler, et.al,
2003)
2. Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian,
pengaruh suami, istri dan anak dalam memiliki peran yang cukup besar dalam
menentukan keputusan pembelian produk dan servis yang berbeda.
3. Roles and Status
Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk
dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa
sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh
masyarakat (Kotler dan Amstrong, 2006).
2.8.2. Faktor Personal
1. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan terhadap keputusan
pembelian produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas
sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi
seseorang sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian
pada suatu produk tertentu (Kotler dan Amstrong, 2006).
2. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan
dan opini orang tersebut. orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas
social dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang
berbeda (Kotler dan Amstrong, 2006).
3. Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari keadaan psikologi seseorang yang
mengacu kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan
seseorang (Kotler dan Amstrong, 2006)
4. Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya,
pekerja konstruksi sering membeli makan siang dan catering yang datang ke
tempat kerja. Bisnis eksekutif, mambeli makan siang dari full service
restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah
atau membeli restoran cepat saji terdekat (Kotler, et.al, 2003)
2.8.3. Faktor Psichological
1. Motivation. Motivasi (dorongan) adalah keadaan diri seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya perilaku konsumen dimulai dengan adanya motif/ motifasi
(Kotler, et.al, 2003).
2. Perception. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasi dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah
gambaran yang berarti dari dunia. Seseorang dapat membentuk berbagai
macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, et.al,
2003).
3. Learning
Pembelajaran adalah suatu proses yang selalu berkembang dan berubah
sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari
membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya,
baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi yang
bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi
perilaku masa depan dalam situasi yang sama. proses belajar pada suatu
pembelian dapat terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh
kepuasan atau sebaliknya tidak terjadi apabila konsumen dikecewakan oleh
produk yang kurang baik.
4. Belieftrkans and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskrispsi bahwa seseorang mempercayai sesuatu.
Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini dan iman (Kotler &
Amstrong, 2006). Sedangkan attitude adalah evaluasi perasaan suka atau
tidak suka, dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseornag pada
sebuah obyek atau ide (Kotler dan Amstrong, 2006).
2.8.4. Factor Cultural
Culture (kebudayaan)adalah nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan
perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya.
Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan (Kotler,
et.al, 2003).
2.9. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, 1994).
Peter dan Olson (1999) mengemukakan bahwa inti dari pengambilan
keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih
salah satu diantaranya.
Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan
secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Kotler (1996) mengungkapkan
bahwa seseorang mungkin dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam
setiap keputusan pembelian. Berbagai peranan yang mungkin terjadi antara lain
sebagai berikut:
1. Pengambil inisiatif (initiator), yaitu orang yang pertama-tama menyarankan
atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
2. Orang yang mempengaruhi (influence), yaitu orang yang pandangan atau
nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
3. Pembuat keputusan (decider), yaitu seseorang yang akan menentukan
keputusan mengenai produk yang akan dibeli, cara pembayaaran, tempat
melakukan pembelian.
4. Pembeli(buyer), yaitu seseorang yang melakukan pembelian.
Pemakai (user), yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau
memakai produk atau jasa. Henry Assael (1995) merumuskan bahwa perilaku
pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat dibedakan menjadi empat tipe,
yaitu sebagai berikut:
1. Perilaku pembeli yang kompleks
Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan dan pembelian produk sangat
tinggi. Keterlibatan konsumen dalam proses pemulihan dan pembelian akan
menjadi semakin tinggi apabila produk yang akan dibeli merupakan produk
berharga tinggi, jarang dibeli, berisiko, sangat berkesan dan informasi yang
dimiliki konsumen mengenai produk tersebut sedikit.
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan serta pembelian produk
tinggi, namun konsumen akan melakukan proses pembelian dengan waktu
yang lebih cepat karena perbedaan dalam hal merek tidak terlalu diperhatikan.
Pemasar harus dapat memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi
pilihan konsumen terhadap merek, seperti harga, lokasi dan tenaga penjual.
Selain itu, komunikasi pemasaran yang baik juga diperlukan sebagai factor
yang dapat menimbulkan kepercayaan dari konsumen terhadap produk dan
agar konsumen merasa telah menentukan pilihan yang tepat.
3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian ini relative kecil. Selain itu
tidak terdapat perbedaan yang mencolok antar berbagai merek dalam kategori
produk sejenis, sehingga pemasar dapat memanfaatkan promosi harga dan
penjualan agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut.
4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman
Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian relative kecil, namun
terdapat perbedaan yang mencolok antar berbagai merek. Dalam kondisi ini
loyalitas konsumen kecil karena konsumen sering kali berganti-ganti merek
dalam kategori produk sejenis. Perpindahan merek tersebut terjadi karena
konsumen merasa tidak puas akan produk tersebut. Proses keputusan
pembelian dapat melewati lima tahapan proses pembelian (Kotler,2005).
III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SDN Suka Wening Kabupaten Sumedang.
Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan:
1. Sebagian besar Siswa kelas V SDN Sukawening memiliki ketertarikan yang
masih rendah terhadap permainan bola basket serta mesih rendahnya
keterampilan dasar bermain bola basket yang dimiliki oleh sebagian besar
siswa.
2. Tersedianya lapangan yang luas meskipun tidak tertunjang oleh kualitas
lapangan yang memadai serta rendahnya unsure pendukung lain seperti
minimnya jumlah bola basket dan tidak tersedianya ring basket yang dimiliki
oleh sekolah tersebut.
3. Penelitian sendiri adalah salah satu guru di SDN Sukawening yang memiliki
keinginan untuk meningkatkan gerak kelincahan dalam permainan bola
basket dan terus berupaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
guru.
3.1.2. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan
hasil penelitian dalam bentuk bar chat. Jadwal maksimal 4 bulan
3.1.3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan
terhitung dari bulan Maret hingga bulan Juni 2015.
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No. Keterangan Mar Apr Mei Jun
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Survey Lapangan
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Pengumpulan Data
5. Analisa Data
6. Pembuatan Laporan
7. Seminar Skripsi
8. Perbaikan Laporan
9. Sidang Skripsi
10. Perbaikan Laporan
11. Penyerahan Skripsi
3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah meningkatakn kelincahan dalam permainan
bola basket melalui pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukawening Sumedang tahun
ajaran 2010/2011. Jumblah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari siswa perempuan
sebanyak 17 orang dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 13 orang.
Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk
menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru yang lainnya sebagai mitra
observer selama penelitian berlangsung.
3.2.1. Pengambilan Sampel
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan prosedur penarikan
contoh dengan teknik quota sampling, yakni prosedur dimana peneliti
mengklarifikasi populasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, kemudian
menentukan posisi atau kuota sampel dari masing-masing klarifikasi tersebut.
Teknik ini dipilih untuk memastikan bahwa beberapa karakteristik populasi
terwakili dalam contoh yang dipilih.
Populasi penduduk Kota Bogor yang berjumlah 967.398 dengan persen
kelonggaran yang digunakan adalah 0.1 sehingga jumlah contoh yang dibutuhkan
adalah 100 orang. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100
orang responden dan dibagi sesuai dengan proporsi masing-masing kecamatan.
Proporsi setiap kecamatan didapatkan dari hasil perhitungan jumlah penduduk
masing-masing kecamatan dibagi jumlah penduduk Kota Bogor dikali 100.
Presentase jumlah responden dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Persentase Jumlah Responden
No
Kecamatan
Jumlah
Orang
Proporsi
(%)
Jumlah
Contoh
Full
Service
Carrier
Low
Cost
Carrier
1. Bogor Utara 173.732 17,96 18 5 13
2. Bogor Selatan 184.336 19,05 19 6 13
3. Bogor Timur 96.617 9,99 10 3 7
4. Bogor Barat 214.826 22,21 22 7 15
5. Bogor Tengah 102.145 10,56 11 3 8
6. Tanah Sereal 195.743 20,23 20 6 14
Jumlah 100 100 30 70
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (Data yang diolah)
3.3. Metode dan Desain Penelitian
3.3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) sebagian cara untuk menjawab permasalahan yang ada
menurut Mc Taggart (1996) dalam Dikdasmen, (1999: 3) “penelitian tindakan
kelas itu biasanya oleh guru dikelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis dan praksis
pembelajaran “.
Penelitian tindakan kelas menurut informasi dan tindak lanjut yang terjadi
di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif,
dan kolaboratif (Suwarsih,1994: 23). Untuk itu perlu keseriusan penelitian dan
orang yang terlibat (misalnya guru) selama proses penelitian. Makna yang
terkandung dari penelitian tindakan kelas ini adalah suatu bentuk penilaian yang
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu guna meningkatkan kinerja
guru dalam proses pembelajaran di kelas dan atau di lapangan ke arah yang lebih
baik dan professional.
3.4. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan
Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan
digambarkan pada peran dan intensitas kegiatan, sehingga tampak jelas tingkat
dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebur. Berdasarkan langkah-langkah
penelitian tindakan maka untuk memperoleh alur penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan Wiriatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan, memuat
langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristi kemampuan siswa dalam
pembelajaran permainan bola basket.