4
PEMETAAN PETANI KELAPA SAWIT SKALA KECIL: Inovasi dalam Teknologi dan Praktik Petani kecil swadaya seringkali membudidayakan kelapa sawit tanpa dukungan dari perusahaan atau pemerintah. Petani swadaya membutuhkan dukungan untuk menanam kelapa sawit secara berkelanjutan, legal, dan efisien. Namun, pemberian dukungan tersebut menjadi sulit tanpa mengetahui siapa mereka, di mana mereka berada, dan apa yang mereka butuhkan. Mereka terlibat dalam budidaya kelapa sawit dengan menanggung risiko mereka sendiri, dengan akses yang terbatas terhadap bahan tanam dan pupuk berkualitas tinggi. Mereka seringkali tidak memiliki sertifikat tanah dan kemungkinan besar akan menjual panen tandan buah segar kepada pedagang yang tidak terdaftar yang kemudian menjualnya kepada pabrik kelapa sawit. 4 Pemetaan MENELUSURI RANTAI PASOK KELAPA SAWIT Rantai pasok kelapa sawit berkelanjutan bergantung pada kemampuan untuk melacak di mana kelapa sawit tersebut ditanam, siapa yang menanam, dan bagaimana cara penanamannya. Konsumen ingin mengetahui bahwa minyak kelapa sawit yang mereka gunakan tidak menyebabkan deforestasi, mengeluarkan emisi gas rumah kaca atau menghancurkan habitat hewan langka. Untuk menyediakan produk yang memenuhi tuntutan konsumen, perusahaan harus mampu menelusuri asal-usul dari minyak kelapa sawit yang mereka produksi dan memastikan bahwa produk tersebut diproduksi secara berkelanjutan. Ketika perusahaan membeli kelapa sawit dari perkebunan atau petani kecil yang berafiliasi dengan perkebunan, asal-usul kelapa sawit menjadi jauh lebih mudah untuk dilacak. Dengan meningkatnya keterlibatan petani kecil swadaya dalam budidaya kelapa sawit, penelusuran asal-usul minyak sawit yang diproduksi di Indonesia menjadi semakin rumit. Untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar yang mempengaruhi rantai pasok kelapa sawit berkelanjutan dibutuhkan pemetaan lahan milik petani kecil swadaya dan memahami bagaimana cara mereka bertani. Dengan demikian, petani kecil swadaya dapat menerima bantuan, termasuk pembiayaan yang mereka perlukan, untuk mengelola dan menanam kelapa sawit secara legal, berkelanjutan, dan produktif.

4 Pemetaannewsite.inobu.org/.../2017/03/INOBU-FS-4-Mapping-Ind.pdfPROSES: Institut Penelitian Inovasi Bumi (INOBU) membantu Provinsi Kalimantan Tengah untuk memetakan petani kelapa

  • Upload
    lythuy

  • View
    216

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

PEMETAAN PETANI KELAPA SAWIT SKALA KECIL:

Inovasi dalam Teknologi dan PraktikPetani kecil swadaya seringkali membudidayakan kelapa sawit tanpa dukungan dari perusahaan atau pemerintah.

Petani swadaya membutuhkan dukungan

untuk menanam kelapa sawit secara berkelanjutan, legal, dan

efisien. Namun, pemberian dukungan tersebut menjadi sulit tanpa mengetahui

siapa mereka, di mana mereka berada, dan apa yang mereka butuhkan.

Mereka terlibat dalam budidaya kelapa sawit dengan menanggung risiko mereka sendiri, dengan akses yang terbatas terhadap bahan tanam dan pupuk berkualitas tinggi.

Mereka seringkali tidak memiliki sertifikat tanah dan

kemungkinan besar akan menjual panen tandan buah

segar kepada pedagang yang tidak terdaftar yang

kemudian menjualnya kepada pabrik kelapa sawit.

4Pemetaan

MENELUSURI RANTAI PASOK KELAPA SAWITRantai pasok kelapa sawit berkelanjutan bergantung pada kemampuan untuk melacak di mana kelapa sawit tersebut ditanam, siapa yang menanam, dan bagaimana cara penanamannya. Konsumen ingin mengetahui bahwa minyak kelapa sawit yang mereka gunakan tidak menyebabkan deforestasi, mengeluarkan emisi gas rumah kaca atau menghancurkan habitat hewan langka.

Untuk menyediakan produk yang memenuhi tuntutan konsumen, perusahaan harus mampu menelusuri asal-usul dari minyak kelapa sawit yang mereka produksi dan memastikan bahwa produk tersebut diproduksi secara berkelanjutan. Ketika perusahaan membeli kelapa sawit dari perkebunan atau petani kecil yang berafiliasi dengan perkebunan, asal-usul kelapa sawit menjadi jauh lebih mudah untuk dilacak. Dengan meningkatnya keterlibatan petani kecil

swadaya dalam budidaya kelapa sawit, penelusuran asal-usul minyak sawit yang diproduksi di Indonesia menjadi semakin rumit.

Untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar yang mempengaruhi rantai pasok kelapa sawit berkelanjutan dibutuhkan pemetaan lahan milik petani kecil swadaya dan memahami bagaimana cara mereka bertani. Dengan demikian, petani kecil swadaya dapat menerima bantuan, termasuk pembiayaan yang mereka perlukan, untuk mengelola dan menanam kelapa sawit secara legal, berkelanjutan, dan produktif.

PROSES:

Institut Penelitian Inovasi Bumi (INOBU) membantu Provinsi Kalimantan Tengah untuk memetakan petani kelapa sawit skala kecil dengan menggunakan beberapa teknologi yang terintegrasi, termasuk peralatan pemetaan genggam dan sistem pemantauan online. Tujuan dari penggunaan teknologi ini adalah untuk memastikan akurasi ketika dilakukan percepatan terhadap proses pemetaan yang mencakup daerah yang seluas-luasnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan sumber daya sesedikit mungkin.

Peralatan lapangan yang digunakan oleh penyurvei mencakup dua perangkat: sebuah ponsel pintar atau smartphone Android dan perangkat Garmin Glo Global Positioning System (GPS).

Aplikasi wawancara sosial-ekonomi kemudian menghasilkan kode unik untuk setiap lahan yang dimiliki oleh suatu keluarga.

Penyurvei kemudian akan mengunjungi lahan tersebut dan memetakan batas-batasnya dengan menggunakan aplikasi bernama “Map It”.

Smartphone Android memiliki dua aplikasi: - Survei sosial-ekonomi- Aplikasi pemetaan.

Aplikasipemetaan

Survei sosial-ekonomi

Penyurvei melakukan wawancara dengan petani sawit kecil swadaya untuk mengumpulkan informasi tentang rumah tangga mereka, bagaimana mereka berkebun, di mana mereka berkebun, dan berapa lama mereka telah berkebun di sana.

Peta plot perkebunan kelapa sawit disimpan dengan menggunakan kode unik sebagai pengenal dan kemudian dibagikan dengan kantor pusat menggunakan Dropbox.

Untuk meningkatkan akurasi peta, penyurvei menghubungkan perangkat Garmin Glo ke smartphone melalui koneksi Bluetooth. Dengan menggunakan Garmin Glo, akurasi peta meningkat hingga kurang dari 3 meter.

3m

Setelah wawancara selesai, hasil survei secara otomatis terkirim ke dashboard secara online ketika smartphone terhubung dengan jaringan telepon seluler. Folder Dropbox juga secara otomatis mengunggah peta ketika smartphone terhubung dengan jaringan telepon seluler.

Data dari penyurvei lapangan diperiksa oleh para ilmuwan spasial dan ekonom.

Terhubung!

Peta dilakukan evaluasi untuk memastikan akurasinya, khususnya bentuk dan akurasi yang berkaitan dengan peta tutupan lahan. Peta yang memiliki potensi kesalahan dikembalikan kepada penyurvei lapangan untuk dilakukan verifikasi.

Peta tanpa kesalahan akan digabungkan dan diunggah ke dalam sistem pemantauan.

Data yang tidak memiliki kesalahan nyata disahkan secara resmi dan status data berubah pada sistem pemantauan. Sistem pemantauan akan secara otomatis menghubungkan data sosial ekonomi dengan peta plot perkebunan kelapa sawit melalui kode unik yang dihasilkan oleh aplikasi sosial-ekonomi.

Setelah survei selesai, data sosial ekonomi secara otomatis masuk ke dalam sistem pemantauan – yang diidentifikasi sebagai “Belum Diverifikasi”.

Data sosial ekonomi dilakukan evaluasi oleh ekonom kami melalui dashboard untuk memeriksa kesalahan dalam data. Ketika kesalahan ditemukan, hasil survei akan dikembalikan kepada penyurvei lapangan untuk diperbaiki.

Datadiperbarui!

Total petani yang telah dipetakan: 2.401 petani(Sekitar 8.647 hektar, September 2016)