49b8f11db00e76ee

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    1/98

    PERBANDINGAN PRESTASI BELAJ AR MATEMATIKA ANTARASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN, KOS DAN

    TINGGAL BERSAMA ORANG TUA PADA POKOK BAHASAN LOGIK AMATEMATIK A SISWA KELAS X SEMESTER II

    MA NURUL ULUM MRANGGENTAHUN AJ ARAN 2010/2011

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada IK IP PGRI Semarang Untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata I Sarjana Pendidikan

    Matematika

    YUSRIA KHOIRIYATI

    NPM: 07310043

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IL MU PENGETAHUAN

    ALAMIK IP PGRI SEMARANG

    2011

    i

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    2/98

    LEMBAR PERSETUJ UAN

    Kami selaku pembimbing I dan pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI

    Semarang :

    Nama : Yusria Khoiriyati

    NPM : 07310043

    Jurusan : Pendidikan Matematika

    Judul Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

    ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK

    PESANTREN, KOS DAN TINGGAL BERSAMA ORANG

    TUA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA

    SISWA KELAS X SEMESTER II MA NURUL ULUM

    MRANGGEN TAHUN AJARAN 2010/2011.

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang di buat oleh mahasiswa tersebut

    diatas telah selesai dan siap dilaksanakan.

    Semarang, Juni 2011

    Mengetahui,

    Pembimbing I,

    Prof. Dr. Sunandar, M.Pd

    NIP. 196208151987031002

    Pembimbing II,

    Drs. Rasiman, M.Pd

    NIP.195602181986031001

    ii

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    3/98

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi berjudul

    PERBANDINGAN PRESTASI BELAJ AR MATEMATIKA ANTARA

    SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN, KOS DAN

    TINGGAL BERSAMA ORANG TUA PADA POKOK BAHASAN LOGIK A

    MATEMATIK A SISWA KELAS X SEMESTER II MA NURUL ULUM

    MRANGGEN TAHUN AJ ARAN 2010/2011.

    yang dipersiapkan dan disusun olehYusria Khoiriyati

    NPM. 07310043

    telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang

    pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2011

    Panitia Ujian Skripsi FPMIPA

    IK IP PGRI Semarang

    Ketua, Sekretaris,

    Drs. Nizarudin, M.Si. Drs. Rasiman, M.Pd

    NIP. 196803251994031004 NIP. 195602181986031001

    Anggota Penguji

    1. Prof. Dr. Sunandar, M.PdNIP. 196208151987031002 (. . . . . . . . . . . . . . . . .)

    2. Drs. Rasiman, M.PdNIP. 195602181986031001 (. . . . . . . . . . . . . . . . .)

    3. Drs. Sudargo, M.SiNIP. 196011131992031001 (. . . . . . . . . . . . . . . . .)

    iii

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    4/98

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto:

    Dan bahwasanya setiap manusia itu tiada akan memperoleh (hasil) selain apa

    yang telah diusahakannya(QS. An-Najm: 39)

    Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras

    adalah kemenangan yang hakiki (Mahatma Gandhi)

    Persembahan:

    1. Bapak dan Ibu tercinta, karena atas doa peluh dan segala dukungannyamembuat seluruh rangkaian perjalanan pendidikan SI ku selesai.

    2. Kakak-kakakku Mas Isa, Mbak Jazil, Mas Mad, Mbak Ul, Mas Yus, MasTeguh, Mas Puguh Dan Mbak Nia yang selalu mendukung dan memberiku

    semangat.

    3. Ponakan tercinta Zasa Layyinatus Syifa.4. Bu Said yang banyak memberikan bantuan demi terselesainya skripsi ini.5. Teman seperjuangan kelas A angkatan 2007 Pend.Matematika6. Keluarga besar PPL MAN Kendal 2011.7. Keluarga besar KKN Kelurahan Tlogomulyo Semarang 2010.8. Keluarga besar IKIP PGRI Semarang yang telah mencurahkan ilmu sehingga

    menjadi manusia budiman.

    iv

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    5/98

    ABSTRAKSI

    Judul skripsi Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Antara SiswaYang Tinggal Di Pondok Pesantren, Kos, Dan Tinggal Bersama Orang Tua Pada

    Pokok Bahasan Logika Matematika Siswa Kelas X Semester II MA Nurul Ulum

    Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    mengetahui ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar peserta didik kelas X MA

    Nurul Ulum Mranggen pada pokok bahasan logika matematika.

    Dari analisis awal sampel yang digunakan adalah nilai ulangan terakhir

    pada materi semester gasal. Pada uji normalitas kelompok siswa yang tinggal

    dipondok pesantren tabelhitung LLo < yaitu (0,1381 < 0,1384), kelompok siswa yangtinggal dikos tabelhitung LLo < yaitu (0,1230 < 0,1498), kelompok siswa yang

    tinggal bersama orang tua tabelhitung LLo < yaitu (0,0951 < 0,1367) dengandemikian data kelompok siswa yang tinggal dipondok pesantren, kelompok siswa

    yang tinggal dikos, dan kelompok siswa yang tinggal bersama orang tuaberdistribusi normal. Untuk uji homogenitas pada kelompok siswa yang tinggal

    dipondok pesantren tabelhitung22

    < yaitu (0,4873 < 5,591), kelompok siswa yangtinggal dikos tabelhitung

    22 < yaitu (0,4873 < 5,591) dan kelompok siswa yang

    tinggal bersama orang tua yaitu tabelhitung22

    < (0,4873 < 5,591) maka Hoditerima, bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.

    Dari analisis akhir dengan Uji ANOVA diperoleh tabelhitung FF < yaitu (-62,18 < 3,09) maka Ho diterima dengan demikian bahwa tidak ada perbedaan rata

    rata dari kelompok siswa yang tinggal dipondok pesantren, kelompok siswa

    yang tinggal dipondok pesantren dan dikos. Dengan uji t diperoleh tabelhitung tt < yaitu (0,377 < 1,995) maka Ho diterima, dengan demikian tidak ada perbedaan

    siswa yang tinggal dipondok pesantren dengan siswa yang tinggal dikos. Untuk

    kelompok siswa yang tinggal dikos dan siswa yang tinggal bersama orang tua

    diperoleh tabelhitung tt > yaitu (14,57 > 1,995) maka Ho ditolak dengan demikian

    ada perbedaan siswa yang tinggal dikos dengan siswa yang tinggal bersama orangtua. Untuk kelompok siswa yang tinggal dipondok pesantren dengan siswa yang

    tinggal bersama orang tua tabelhitung tt < yaitu (-3,26 < 1,993) maka Ho diterima,dengan demikian tidak ada perbedaan siswa yang tinggal dipondok pesantrendengan siswa yang tinggal bersama orang tua.

    Dengan demikian siswa yang tinggal dipondok pesantren, dikos dansiswa yang tinggal bersama orang tua tidak mengalami banyak perbedaan.

    v

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    6/98

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ridho-

    Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

    Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Yang Tinggal Dipondok Pesantren, Kos,

    Dan Tinggal Bersama Orang Tua Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Logika

    Matematika Semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Pelajaran 2010 /

    2011.

    Tahapan penulisan skripsi ini dimulai dari persiapan, perencanaan,

    pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi yang tidak lepas dari bantuan

    berbagai pihak secara moral, material, dan spiritual. Sehubungan dengan hal

    tersebut penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

    1. Muhdi, S.H., M.Hum selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telahberkenan memberikan kesempatan penulis dalam menyelesaikan Program

    Sarjana.

    2. Drs. Nizarudin, M. Si. selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang.3. Drs. Rasiman, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

    IKIP PGRI Semarang serta Pembimbing II yang telah membimbing dan

    mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    4. Prof. Dr. Sunandar, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing danmengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    5. Drs. H. Slamet, S. IP. M. Pd. selaku Kepala MA Nurul Ulum Mranggen yangtelah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

    vi

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    7/98

    6. Saidatul Muniroh, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika yang telahmembantu dan mengarahkan pelaksanaan penelitian.

    7. Keluargaku yang telah banyak memberikan bantuan materiil maupun spiritualsehingga penulis dapat melaksanakan penelitian.

    8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.Seperti pepatah Tak Ada Gading yang Retak , demikian juga penulis

    menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena

    itu, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang

    membangun demi perbaikan bagi semua pihak.

    Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat

    memperluas wawasan pembaca terutama dalam bidang pendidikan.

    Semarang, Juni 2011

    Penulis

    vii

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    8/98

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    LEMBAR PERSETUJUAN .................... ........... ........... ........... ............................ ii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

    ABSTRAKSI ....................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

    DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN .................... ........... ........... ........... ............................ 1

    A. Latar Belakang ................................................................................. 1

    B. Penegasan Istilah .............................................................................. 5

    C. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

    D. Tujuan .............................................................................................. 8

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

    F. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 10

    BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................... .......................... 12

    A. Belajar dan Prestasi Belajar ....................................................... 12

    B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................. 15

    C. Hakekat Matematika dan Hasil Belajar Matematika ................... 26

    D. Pondok Pesantren ...................................................................... 29

    E. Kos ............................................................................................ 36

    viii

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    9/98

    F. KerangkaBerfikir........................................................................ 40

    G. Hipotesis .................................................................................... 41

    BAB III METODE ANALISIS .......................................................................... 51

    A. Subyek Penelitian ........................................................................... 32

    1. Populasi ...................................................................................... 51

    2. Sampel ........................................................................................ 52

    3. Desain Penelitian ........................................................................ 52

    4. Variabel Penelitian ...................................................................... 52

    5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 54

    B. Uji Instrumen Penelitian.................................................................. 55

    C. Metode Analisis Data ...................................................................... 59

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........... .......................... 63

    A. Persiapan Penelitian ........................................................................ 63

    B. Tahap Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba ........................................... 64

    C. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 69

    D. Analisis Hasil Penelitian ................................................................. 69

    E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 78

    BAB V PENUTUP ............................. .............................................................. 84

    A. Simpulan ........................................................................................ 84

    B. Saran .............................................................................................. 85

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    ix

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    10/98

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

    Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

    Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III

    Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV

    Lampiran 5. Kartu Ulangan Serta Kisi-Kisi Ulangan

    Lampiran 6. Soal Ulangan

    Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren

    Lampiran 8. Daftar Nama Siswa Yang Tinggal Di Kos

    Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Yang Tinggal Bersama Orang Tua

    Lampiran 10. Daftar Nama Siswa Kelas X4 (Kelompok Uji Coba)

    Lampiran 11. Tabel Validitas dan Reliabilitas

    Lampiran 12. Tabel Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

    Lampiran 13. Contoh Perhitungan Validitas Soal Uji Coba

    Lampiran 14. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba

    Lampiran 15. Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

    Lampiran 16. Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba

    Lampiran 17. Lembar Jawab

    Lampiran 18. Tabel Analisis Analisis Akhir ANAVA Kelompok Pondok Pesantren,

    Kos, dan Tinggal Bersama Orang Tua

    Lampiran 19. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang

    Tinggal Bersama Orang TuaLampiran 20. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang

    Tinggal Di Pondok Pesantren

    Lampiran 21. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang

    Tinggal Di Kos

    Lampiran 22. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Akhir Kelompok Yang

    Tinggal Bersama Orang Tua

    x

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    11/98

    Lampiran 23. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Akhir Kelompok Yang

    Tinggal Di Pondok Pesantren

    Lampiran 24. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang

    Tinggal Di Kos

    Lampiran 25. Tabel Analisis Analisis Awal ANAVA Kelompok Pondok

    Pesantren, Kos, dan Tinggal Bersama Orang Tua

    Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi Student (t)

    Lampiran 27. Daftar Nilai-Nilai Chi Kuadrat

    Lampiran 28. Daftar Nilai-Nilai untuk Distribusi F

    Lampiran 29. Daftar Distribusi Z di Bawah Distribusi Normal

    Lampiran 30. Surat Pengantar Penelitian dari IKIP PGRI Semarang

    Lampiran 31. Surat Keterangan Penelitian dari MA Nurul Ulum Mranggen

    Lampiran 32. Rekapitulasi Proses Bimbingan Skripsi

    xi

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    12/98

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahPendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

    menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang

    sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,

    bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.

    Pembangunan Nasional di bidang pendidikan merupakan upaya untuk

    mencerdaskan kihidupan bangsa dan negara, serta mewujudkan masyarakat

    yang adil dan makmur, serta memungkinkan warganya untuk

    mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah dan rohaniah

    berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini tidak

    terlepas dari Tujuan Pendidikan Nasional yang telah dirumuskan dalam

    Garis-garis Besar Haluan Negara.

    Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa

    dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur,

    memiliki pengetahuan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

    kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab

    kemasyarakatan dan bangsa. Sedangkan Pendidikan itu sendiri adalah usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

    1

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    13/98

    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

    Bila kita lihat rumusan di atas, dapat kita katakan bahwa untuk dapat

    mencapai tujuan pendidikan tersebut di perlukan keselarasan, keserasian,

    dan keseimbangan antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan

    umum. Ilmu pengetahuan agama dapat membentuk manusia Indonesia yang

    beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, sedangkan ilmu pengetahuan

    dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan produktivitas manusia

    Indonesia. Jadi jelas sekali bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan

    nasional dan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, maka

    disamping belajar ilmu pengetahuan umum, ilmu agama juga harus dikuasai.

    Dewasa ini banyak sekali orang tua yang menginginkan putranya untuk

    melanjutkan disekolah-sekolah yang berlatar belakang agama Islam. Di

    sekolah tersebut biasanya jam pelajaran ilmu pengetahuan umum dan ilmu

    pengetahuan agama berimbang, artinya disamping dituntut untuk

    mempelajari ilmu pengetahuan umum juga diharuskan mempelajari ilmu

    pengetahuan agama. Salah satu contohnya adalah Madrasah Aliyah (MA).

    Dengan demikian dapatlah kita bayangkan betapa berat bahan pelajaran

    yang harus dipikul oleh siswa yang belajar disekolah tersebut. Disamping itu

    banyak juga orang tua berkeinginan memasukkan putranya kepondok

    pesantren yang memang telah disediakan untuk siswa yang sekolah

    dilingkungan tersebut. Hal ini juga menambah beban belajar yang sangat

    2

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    14/98

    berat. Tapi terkadang ada juga orang tua yang menyerahkan seutuhnya

    kepada putranya untuk memilih tinggal dipondok pesantren, maupun kos.

    Kehidupan dikos berbeda jauh dengan di pondok pesantern. Dikos anak-

    anak lebih bebas untuk menggunakan waktu keseharian mereka dan tanpa

    ada kontrol dari pihak manapun. Tinggal sendiri tanpa pengawasan orangtua

    jelas menimbulkan tanggung jawab - tanggung jawab moriil kepada anak

    tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia, anak harus belajar bagaimana

    dapat menyelenggarakan kehidupan sebaik-baiknya dengan sesedikit

    mengkin mengeluh atau meminta bantuan kepada orangtua. Menurut penulis

    keadaan inilah yang kemudian menuntut anak untuk lebih kreatif dalam

    menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Sebaiknya sejak awal

    anak sudah harus menjalin hubungan yang baik (bersosialisasi-red), kalau

    perlu akrab dengan teman-teman yang satu rumah serta ibu pengasuh atau

    ibu kost. Hal ini wajib karena merekalah orang terdekat yang pertama kali

    dapat anak-anak minta pertolongan bila terjadi masalah dikemudian hari.

    Bergaul dengan sebanyak mungkin masyarakat sekitar.

    Adapun latar belakang masalah dalam skripsi ini adalah : Secara

    pribadi tertarik dengan masalah tersebut, karena faktor lingkungan (tempat

    tinggal) sedikit banyak akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang

    diperoleh. Di pondok pesantren, siswa mendapat bimbingan dari guru/ kyai

    hanya mengenai ilmu agama saja . dan siswa juga diharuskan mengikuti

    setiap kegiatan yang diadakan pesantren. Hal ini dapat memungkinkan

    waktu belajar matematika siswa berkurang sehingga dapat memungkinkan

    3

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    15/98

    turunnya prestasi belajar matematika. Oleh karena itu pengurus pesantren

    diharapkan memberikan waktu khusus kepada para sisiwa yang tinggal di

    pondok pesantren untuk belajar secara maksimal. Di pondok pesantren juga

    lebih memungkinkan siswa belajar sungguh-sungguh, karena tidak ada

    pengaruh dari luar yang negatif. Sehingga peluang untuk belajar kelompok

    lebih besar dan siswa sudah terbiasa hidup disiplin sehingga hal ini

    memungkinkan para siswa untuk bisa saling membagi kemampuan yang

    dimiliki setiap siswa. Kemudian untuk tinggal dikos anak-anak lebih bebas

    untuk menggunakan waktu keseharian mereka dan tanpa ada kontrol dari

    pihak manapun. Sehingga peluang untuk belajar lebih sedikit karena akan

    banyak pengaruh negatif dari luar yang masuk. Oleh karena itu diharapkan

    orang tua yang mengizinkan anaknya untuk tinggal dikos ikut serta

    membantu anak tersebut memilih kos yang dapat dipantau dengan baik oleh

    ibu kos atau orang yang punyakos tersebut serta kos yang memiliki aturan-

    aturan yang dapat membatasi perilaku siswa dengan baik. Sedangkan untuk

    siswa yang tinggal di rumah anak-anak lebih banyak dikontrol oleh orang

    tua mereka. orang tua yang perhatian kepada anak untuk selalu balajar akan

    memberikan kemudahan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar

    Sehingga peluang untuk belajar lebih banyak dan pengaruh dari luar yang

    negatif tidak banyak mempengaruhi anak tersebut. Oleh karena itu

    sebaiknya orang tua harus banyak memberikan perhatian yang khusus

    terhadap anak baik dalam pergaulan maupun tindakan-tidakan.

    4

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    16/98

    Dari keterangan di atas, maka siswa yang belajar di lingkungan

    tersebut, perlu mempelajari ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan

    agama. Sehingga diharapkan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan

    antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama akan dapat

    tercapai. Penulis mengambil contoh sebuah sekolahan didaerah perkotaan

    MA Nurul Ulum Mranggen. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan umum

    dan ilmu pengetahuan agama siswa belajar di MA Nurul Ulum Mranggen,

    sedangkan untuk beberapa siswa yang ingin memperdalam pengetahuan

    agama, sepulang dari sekolah siswa tinggal di pondok pesantren. Hal ini

    yang mendasari penulis memilih judul Perbandingan Prestasi Belajar

    Matematika Antara Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren, Kos, Dan

    Tinggal Bersama Orang Tua Pada Pokok Bahasan Logika Matematika Siswa

    Kelas X Semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    B. Penegasan I stilah.Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi :

    Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Antara Siswa Yang Tinggal Di

    Pondok Pesantren, Kos, Dan Tinggal Bersama Orang Tua Pada Pokok

    Bahasan Logika Matematika Siswa Kelas X Semester II MA Nurul Ulum

    Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011. Maka penulis perlu memberikan

    penegasan terhadap istilah-istilah yang berkaitan dengan judul tersebut

    antara lain :

    5

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    17/98

    1. Studi Komparasi atau Perbandingan.Kata studi yang dipakai dalam kamus besar Bahasa Indonesia

    diterangkan dengan arti : Kajian, Telaah, Penelitian Ilmiah (TIM.

    2005:1093). Sedangkan kata komparasi menurut kamus besar bahasa

    Indonesia adalah berkenaan atau berdasarkan perbandingan adalah

    penelitian atau penyelidikan ilmiah yang membandingkan dua kejadian

    atau lebih yaitu antara siswa yang tinggal di pondok pesantren, kos, dan

    tinggal bersama orang tua.

    2. Prestasi Belajar Matematika.Prestasi belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil belajar. Prestasi

    belajar matematika adalah kemampuan atau hasil yang telah dicapai oleh

    siswa yang berupa nilai setelah mengikuti proses belajar matematika

    dengan materi logika matematika.

    3. Pondok Pesantren.Dalam kamus Bahasa Indonesia Pondok merupakan tempat tinggal

    atau asrama dan tempat belajar mengaji bagi muri-murid. (TIM,

    2005:888). Yang dimaksud pondok pesantren dalam skripsi ini adalah

    tempat tinggal bagi siswa di luar lingkungan sekolah yang menjadi

    tempat tinggal bagi siswa yang sekolah di MA Nurul Ulum Mranggen

    Tahun Ajaran 2010/2011.

    4. Kos.Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kos merupakan tempat

    tumpangan (yang menerima orang untuk menumpang tinggal dan makan

    6

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    18/98

    dengan membayar)(TIM 2005:597). Yang dimaksud kos dalam skripsi

    ini adalah tempat tinggal diluar lingkungan sekolah yang menjadi tempat

    tinggal bagi siswa yang sekolah di MA Nurul Ulum Mranggen Tahun

    Ajaran 2010/2011

    5. Siswa Yang Tinggal Bersama Orang Tua.Siswa yang selama belajar di MA Nurul Ulum Mranggen tidak tinggal di

    pondok pesantren, maupun kos tetapi tinggal bersama orangtua.

    6. Siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran2010/2011 merupakan subjek dari penelitian ini.

    7. Logika MatematikaKata logika berasal dari kata logike(kata sifat dari logos). Logos

    artinya ucapan atau pikiran yang diucapkan dengan selengkap-

    lengkapnya. Logika sebagai ilmu pengetahuan adalah ilmu yang

    mempelajari azas-azas dan aturan-aturan penalaran agar diperoleh

    kesimpulan yang benar.(Sunardi 2005: ). Yang dimaksud logika

    matematika dalam skripsi ini adalah materi yang digunakan oleh peneliti

    untuk membandingkan hasil prestasi belajar anak yang tinggal dipondok

    pesantren, di kos dan tinggal bersama orang tua.

    Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan prestasi belajar

    matematika siswa yang tinggal dipondok pesantren, di kos maupun yang

    tinggal bersama orang tuanya pada pokok bahasan logika matematika siswa

    kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    7

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    19/98

    C. Permasalahan.Dengan uraian tersebut di atas, maka penulis merumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

    1.Adakah perbedaan antara prestasi belajar matematika antara siswa yangtinggal di pondok pesantren, kos, dan tinggal bersama orang tua pada

    pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul

    Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011?

    2.Adakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang tinggaldipondok pesantren dan siswa yang tinggal dikos pada pokok bahasan

    logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen

    Tahun Ajaran 2010/2011?

    3.Adakah perbedaan prestasi belajar matematika antara yang tinggaldipondok pesantren dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada

    pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul

    Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011?

    4.Adakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang tinggaldikos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada pokok bahasan

    logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen

    Tahun Ajaran 2010/2011?

    D. Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini untuk

    mengetahui :

    8

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    20/98

    1. Adanya perbedaan antara prestasi belajar matematika antara siswayang tinggal di pondok pesantren kos maupun tinggal bersama orang

    tua pada pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II

    MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    2. Adanya perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yangtinggal dipondok pesantren dan siswa yang tinggal dikos pada pokok

    bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum

    Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    3. Adanya perbedaan prestasi belajar matematika antara yang tinggaldipondok pesantren dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada

    pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul

    Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    4. Adanya perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yangtinggal dikos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada pokok

    bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum

    Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    E. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah :

    a. GuruGuru dapat ikut memberikan alternatif saran bagi siswa untuk bertempat

    tinggal di kos, pondok pesantren maupun tinggal bersama orang tua agar

    prestasi belajar siswa dapat meningkat.

    9

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    21/98

    b. SiswaPembelajaran yang dilakukan oleh siswa yang bertempat tinggal misal di

    pondok pesantren dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga

    minat belajar dan pemahaman siswa lebih baik, serta terciptanya suasana

    kondusif karena adanya faktor-faktor dari lingkungan siswa untuk

    belajar dalam hal ini pelajaran matematika.

    c. PenelitiPeneliti akan memiliki pengalaman tentang lingkungan peserta didik

    yang akan mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa, sehingga peneliti

    nantinya akan memberikan perhatian yang khusus kepada siswa yang

    lingkungannya kurang mendukung agar nantinya siswa lebih giat dalam

    belajar.

    F. Sistematika SkripsiSistematika dalam penyusunan skripsi ini secara garis besar terbagi

    menjadi tiga bagian, yaitu :

    1. Bagian PendahuluanPada bagian ini berisi : Judul, pengesahan, motto dan persembahan,

    kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran-lampiran, daftar tabel,

    abstraksi.

    2. Bagian Isi SkripsiBagian ini terdiri dari lima bab, yaitu :

    10

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    22/98

    Bab I : Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, permasalahan,

    penegasan istilah, kajian pustaka, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian dan sistematika skripsi.

    Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis, meliputi : Belajar dan prestasi

    belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

    hakekat matematika dan prestasi belajar matematika,

    pondok pesantren, dan kos.

    Bab III: Metodologi Penelitian, meliputi : Populasi dan sampel,

    metode pengumpulan data dan metode analisis data.

    Bab IV: Hasil Penetian dan Pembahasan, meliputi : Persiapan

    penelitian, pelaksanaan, hasil penelitian dan pembahasan

    penelitian.

    Bab V : Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran.

    3. Bagian Akhir SkripsiBagian Akhir ini meliputi :

    a. Daftar Pustaka.b. Lampiran-lampiran.

    11

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    23/98

    BAB II

    KAJ IAN PUSTAK A DAN HIPOTESIS

    A. Belajar dan Prestasi BelajarBelajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil

    pengalaman dan latihan individu itu sendiri. Sedangkan prestasi adalah hasil

    belajar yang telah dicapai menurut Hamalik (2004:37) menyatakan belajar

    berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang` baru secara keseluruhan, sebagai hasil

    pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan

    Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpukan bahwa yang

    dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh individu

    setelah melakukan usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

    secara keseluruhan, baik tingkah laku yang bersifat pengetahuan (kognitif),

    sikap (efektif), maupun keterampilan (psikomotor).

    Untuk memperoleh pengetahuan belajar lebih lanjut dan untuk lebih

    memahami pengertian belajar maka perlu dikemukakan beberapa prinsip

    belajar sebagai ciri dari perbuatan belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

    1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku, ciri-ciriperubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah :

    12

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    24/98

    a. Perubahan yang disadari.Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau

    individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam

    dirinya.

    b. Perubahan dalam belajar bersifat terus menerus, dinamis, dan tidakstatis.

    Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu

    berlangsung terus menerus, dinamis dan tidak statis. Satu

    perubahan yang terjadi akan berguna bagi kehidupan atau proses

    belajar berikutnya.

    c. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan pasif.Dalam perubahan belajar perubahan-perubahan itu akan senantiasa

    bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang baik dari

    sebelumnya. Perubahan-perubahan itu bersifat aktif artinya bahwa

    perubahan itu terjadi dengan dirinya melainkan harus karena usaha

    individu sendiri.

    d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer.Perubahan dalam belajar terjadi karena pengaruh atau dorongan

    dari luar dan sengaja.

    e. Perubahan belajar bertujuan atau terarah.Ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan

    yang akan dicapai.

    13

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    25/98

    2. Hasil ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami

    perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan

    keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang

    satu erat hubungannya dengan aspek yang lainnya.

    3. Belajar merupakan suatu proses.Jadi perbuatan belajar merupakan suatu kegiatan. Kegiatan merupakan

    suatu bentuk usaha individu secara aktif dalam memenuhi kebutuhan

    untuk mencapai tujuan.

    4. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang hendakdicapai.

    Dengan demikian makin besar dorongan yang dirasakan individu dan

    makin jelas tujuan yang akan dicapai, maka makin besar pula usaha

    individu untuk melakukan kegiatan belajar.

    5. Belajar merupakan bentuk pengalaman.Perbuatan belajar tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan individu.

    Hasil belajar yang dicapai individu akan merupakan pengalaman

    individu. Belajar menghasilkan perubahan pada siswa, perubahan

    tersebut berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.

    Perubahan yang terjadi itu merupakan suatu hasil belajar atau prestasi

    belajar.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu individu

    dikatakan telah melakukan proses belajar bilamana dalam dirinya telah

    14

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    26/98

    terjadi perubahan secara sadar, bersifat fungsional, bersifat positif dan Aktif,

    bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup seluruh

    aspek tingkah laku serta terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang

    hendak dicapai.

    B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi BelajarPrestasi belajar yang dicapai peserta didik tidak terlepas dari faktor-

    faktor yang mempengaruhinya.

    Menurut Dimiyati (2009: 236) mengemukakan bahwa :

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : Faktor intern,

    dalam interaksi belajar ditemukan bahwa proses belajar yang akan dilakukan

    oleh siswa merupakan kunci keberhasilan siswa dan Faktor ekstern, proses

    yang didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar

    juga dapat terjadi atau menjadi lebih kuat bila didorong oleh lingkungan

    siswa.

    a. Faktor intern, dalam interaksi belajar ditemukan bahwa proses belajaryang akan dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan siswa.

    Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh

    pada proses belajar mengajar antara lain :

    1) Kondisi fisiologisKondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya

    seseorang. Faktor kesehatan badan, Orang yang dalam keadaan segar

    jasmaninya akan berbeda belajarnya dari orang yang dalam keadaan lelah.

    Anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas mudah mengantuk

    15

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    27/98

    dan tidak mudah menerima. Di samping kondisi fisiologis umum, hal yang

    tidak kalah pentingnya adalah panca indra terutama penghilatan dan

    pendengaran, sebab sebagian besar yang dipelajari oleh manusia dipelajari

    dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran. Kegiatan ini lebih

    jelas bila kita melihat dan menghayati sendiri dalam belajar yaitu dengan

    membaca, melihat model, mengobservasi, mengamati hasil percobaan,

    mendengarkan keterangan guru, dan sebagainya. Kondisi fisiologis yang

    lain adalah tidak cacat atau kebutuhan anggota tubuh, baik itu pada kaki/

    tangan, dan sebagainya. Sebab pelajaran matematika memerlukan kegiatan

    mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih Hal ini

    akan dapat menghambat proses keberhasilan dalam belajar. Misal: cacat

    pada telinga kesulitan mendengarkan keterangan guru.

    2) Kondisi PsikologisSemua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap

    proses belajar yang bersifat psikologis juga. Beberapa faktor psikologis

    yang utama, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

    a. KecerdasanKecerdasan besar peranannya dalam keberhasilan seseorang

    mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu progrom pendidikan.

    Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar

    dari pada orang yang kurang cerdas. Atau dapat dikatakan bahwa

    orang cerdas akan dapat cepat menguasai pelajaran dibandingkan

    dengan orang yang kurang cerdas, meskipun fasilitas dan waktu yang

    16

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    28/98

    digunakan untuk mempelajari materi pelajaran itu sama. Hasil

    penggunaan kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang

    menunjukkan perbandingan kecerdasan yang terkenal dengan IQ

    (Intelligence Quotient). Beberapa penelitian telah menunjukkan

    hubungan yang erat antara IQ dengan hasil belajar disekolah. Jadi

    kecerdasan seseorang bisa kita ukur dengan menggunakan bahwa

    faktor kecerdasan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

    keberhasilan dalam belajar.

    b. BakatBakat merupakan faktor yang bersar pengaruhnya terhadap proses

    dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah,

    bahwa belajar yang sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan

    memperbesar kemungkinan keberhasilan belajarnya. Akan tetapi

    banyak sekali hal-hal yang menghalangi untuk tercipitanyan kondisi

    yang sangat diingini oleh setiap oarang. Dalam linkungan

    (SLTP,SLTA) misalnya belum semua sekolah memberi pelajaran

    pilihan bebas, yang memang sesuai dengan anak-anak. Memang

    diakui, alat pengukur bakat yang benar-benar dapat diandalkan

    sampai saat ini masih langka. Secara mudah bila dijumpai murid yang

    berprestasi sangat menonjol dalam bidang tertentu kiranya itu perlu

    mendapatkan perhatian yang khusus, sebab ada kemungkinan anak

    tersebut mempunyai bakat dalam bidang itu. Misal: anak yang

    berbakat matematika, bila dibandingkan dengan anak yang kurang

    17

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    29/98

    bakat merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar dan

    pengaruh terhadap prestasi belajar.

    c. MinatKalau sesorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka

    dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau

    seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, jangan

    diharapkan bahwa akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal

    tersebut. Biasanya persoalan yang timbul adalah bagaimana

    mengusahakan agar hal yang diinginkan sebagai pengalaman belajar

    itu menarik minat para pelajar, atau bagaimana cara menentukan agar

    para pelajar itu dapat belajar sesuai dengan minatnya. Misalnya:

    persoalan pemilihan jurusan atu bidang studi yang dipilih itu benar-

    benar sesuai dengan minat pelajar, karena dengan demikian dapat

    diharapkan hasil yang baik. Dengan sendirinya minat yang harus

    didukung pula kemampuan yang memadai. maka dapat disimpulkan

    bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang

    disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya

    melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa

    pengetahuan, sikap dan keterampilan.

    d. MotivasiMotivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang

    untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi

    psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Umumnya

    18

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    30/98

    persoalan kaitan motivasi dengan belajar adalah mengatur agar

    motivasi dapat ditingkatkan supaya hasil belajar dapat optimal sesuai

    dengan kemampuan yang ada pada individu. motivasi sangat

    diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

    belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini

    merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak

    menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat

    orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan

    kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu

    membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai

    hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi motivasi merupakan

    dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga

    ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi

    dalam belajar.

    e. EmosiSesuai dengan proses belajar dalam perkembangan kehidupan

    sesorang, maka terbentuklah suatu tipe atau keadaan kepribadian

    tertentu antara lain menjadi seorang yang emosional, mudah putus

    asa. Hal ini tentu ikut menentukan bagaimana ia menerima,

    menghayati pengalaman yang diperoleh. Keadaan emosi yang labil,

    seperti mudah marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, merasa

    tidak aman dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar.

    Perasaan aman, gembira, bebas merupakan aspek yang mendukung

    19

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    31/98

    dalam kegiatan belajar. Siswa memperoleh kesempatan belajar

    meskipun demikian siswa dapat memerima, menolak, atau

    mengabaikan kesempatan belajar tersebut.

    f. Kemampuan kognitifYang dimaksud dengan kemampuan kognitif disini adalah

    kemampuan penalaran yang dimiliki oleh para sisiwa. Kemampuan

    penalaran yang tinggi akan memungkinkan seorang siswa belajar

    dengan baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran

    sedang. Perlu diketahui bahwa kemampuan kognitif ini tidak akan

    berkembang dengan baik tanpa adanya latihan. Untuk itu, belajar

    teratur akan dapat meningkatkan kemampuan kognitif yang dimiliki

    seseorang. Pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa besar

    pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Pengalaman tersebut menjadi

    dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru yang akan

    sangat membantu dalam minat belajar siswa.

    Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah dalam

    menguasai dan memahami materi pelajaran Matematika, karena ia

    telah memahami dan menguasai dengan baik materi pelajaran

    Matematika sewaktu di SD/MI. Jadi, dapat dipahami bahwa

    pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan sebelumnya

    turut berpengaruh terhadap belajar siswa, terutama dalam mata

    pelajaran Matematika.

    20

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    32/98

    b. Faktor ekstern, proses yang didorong oleh motivasi intrinsik siswa.Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi atau menjadi lebih kuat

    bila didorong oleh lingkungan siswa. Ditinjau dari segi siswa, maka

    ditemukan beberapa faktor ektern yang berpengaruh pada aktivitas

    belajar sebagai berikut :

    1) Faktor Lingkungan.Faktor lingkungan ini juga sangat berpengaruh sekali terhadap

    proses belajar dan hasi belajar. Faktor lingkungan menurut Muniroh

    (2002:17) dibedakan menjadi dua macam yaitu:

    a. Lingkungan alamiLingkungaan alami yaitu kondisi alam yang dapat

    berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, seperti suhu udara,

    kelembapan udara, kepengapan udara, pencahayaan, musim, cuaca

    termasuk kejadian-kejadian yang ada, dan sebagainya. Belajar

    Matematika pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik

    hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan

    pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada belajar

    siang hari. Jadi, minat dan perhatian siswa akan lebih baik jika jam

    pelajaran Matematika di letakkan di pagi hari. Di Indonesia, orang

    cenderung belajar pada pagi hari hasilnya akan lebih baik daripada

    belajar pada siang hari ataupun sore hari. Di samping itu,

    pengaturan cahaya yang kurang baik dapat mengganggu proses

    pembelajaran Matematika di dalam kelas. Karena cara mengajar

    21

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    33/98

    dan sistem pengajaran pada umumnya sangat banyak

    menggunakan penglihatan dan pendengaran.

    b. Lingkungan sosialLingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan

    representasinya (wakilnya) maupun wujud lain yang langsung

    berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya siswa

    yang sedang belajar memecahkan soal Matematika yang rumit dan

    membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu apabila ada siswa

    lain yang mondar-mandir di dekatnya atau bercakap-cakap keras di

    dekatnya. Hubungan antara anak dan orang tua yang harmonis,

    penuh perhatian, kasih sayang, akrab, saling pengertian

    memungkinkan anak belajar dengan baik, karena disamping

    memberikan dorongan untuk belajar, orang tua akan membantu

    menciptakan situasi belajar yang baik. Representasi manusia

    seperti potret, tulisan, rekaman suara juga berpengaruh terhadap

    belajar. Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan mengapa

    gedung sekolah didirikan ditempat yang jauh dari keramaian.

    2) Kurikulum.Kurikulum sekolah yang belum mantap, sering adanya perubahan-

    perubahan dapat mengganggu proses belajar siswa. Terutama bagi

    siswa yang terkena aturan perubahan kurikulum itu. Kurikulum yang

    baik, jelas dan mantap memungkinkan siswa untuk dapat belajar lebih

    baik pula. program pembelajaran disekolah didasarkan pada suatu

    22

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    34/98

    kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan disekolah adalah kurikulum

    ynag disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan

    oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi

    tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan

    evaluasi.

    3) Program.Program pendidikan dan pengajaran disekolah yang telah dirinci

    dalam suatu kegiatan yang jelas akan memudahkan siswa dalam

    merencanakan dan mempersiapkan untuk mengikuti program tersebut.

    Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya,

    kegiatannya dapat dilaksanakan dengan mudah, akan membantu siswa

    dalam proses belajar dan sebaliknya program-program pendidikan dan

    pengajaran disekolah yang kurang jelas akan menyulitkan siswa untuk

    mengikuti proses belajar

    4) Sarana dan FasilitasKeadaan gedung/tempat belajar siswa termasuk didalam

    penerangan, ventilasi, tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan

    dalam belajar. Penerangan yang cukup, ventilasi yang memungkinkan

    pergantian udara secara baik, tempat duduk yang memadaidan ruangan

    yang bersih, akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar. Alat-

    alat pelajaran yang lengkap, perpustakaan yang memadai, merupakan

    faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Tersedianya fasilitas dan

    alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata pelajaran

    23

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    35/98

    Matematika Saran lain seperti asrama, kantin, koperasi juga dapat

    memberikan kemudahan bagi siswa.

    Fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika yang dimaksud

    di sini bisa berupa :

    a) Alat dan fasilitas yang digunakan bersama-sama dengan murid.Sebagai contoh, papan tulis, kapur tulis/spidol, ruangan kelasdan

    sebagainya.

    b) Alat yang dimiliki oleh masing-masing murid dan guru. Misalnya :alat tulis, buku pelajaran Matematika, buku pengangan guru dan

    lain sebagainya.

    c) Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberigambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diajarkan.

    Belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat lebih efektif dan

    lebih menyenangkan dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga

    atau hanya dengan teori saja.

    5) Guru dan Tenaga PengajarKelengkapan dari jumlah pengajar dan kualitas dari guru tersebut

    akan mempengaruhi pula keberhasilan siswa dalam belajar. Disamping

    itu, cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan

    siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya.

    Namun sebaliknya, jika pelajaran disampaikan dengan cara dan gaya

    yang menarik perhatian, maka akan menjadikan siswa tertarik dan

    bersemangat untuk selalu mengikutinya dan kemudian mendorongnya

    24

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    36/98

    untuk terus mempelajarinya. Cara seorang guru dalam menyampaikan

    pelajaran sangat terkait dengan tipe atau karakter kepribadiannya,

    Kelengkapan jumlah guru, kemampuan, kedipslinan dan cara mengajar

    yang baik, yang dimiliki oleh setiap guru akan memungkinkan siswa

    dapat belajar dengan baik. Dalam proses belajar mengajar guru

    merupakan komponen yang penting terhadap keberhasilan belajar

    siswa, terutama dalam sistem pengajaran klasikal. Jadi hendaknya guru

    dapat menggunakan berbagai metode mengajar yang bervariasi sesuai

    dengan tujuan pembelajaran.

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor

    yang mempengaruhi belajar meliputi faktor intern/dalam dan faktor

    ektern/luar. Faktor intern/dalam terdiri dari faktor fisiologis/jasmani, faktor

    psikologis, faktor kelelahan. Faktor psikologis mencakup

    kecerdasan/intelegensi, bakat, perhatian, minat, motivasi, motif,

    kematangan, emosi, kesiapan, kemampuan kognitif. Sedangkan faktor

    ekstern/luar terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat

    dan lingkungan alami. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,

    relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

    perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi

    metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

    siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di

    atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor

    masyarakat meliputi kegiatan siswa dengan masyarakat, mass media, teman

    25

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    37/98

    bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan alami meliputi suhu

    udara, kelembaban udara, cuaca dan musim.

    C. Hakekat Matematika dan Hasil Belajar MatematikaSutrisman Murtadho dan Tambunan dalam Suyudi (2005 : xxvii)

    mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat membantu manusia

    menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan serta

    dalam mengambil keputusan. Anak dikenalkan benda secara konkrit yang

    dihubungkan dengan konsep angka dan perhitungan. Objek langsung dalam

    matematika terdiri dari fakta, konsep, dan prinsip. Selain objek langsung

    dalam matematika juga terdapat objek tidak langsung yang terdiri dari

    mengalihkan perhatian, kemampuan menyelidiki, kemampuan pemecahan

    soal, disiplin diri, dan apresiasi terhadap struktur matematika. Setiap objek

    langsung pengajaran matematika tersebut memiliki tingkat kesulitan yang

    menuntut kemampuan kognitif yang berbeda, maka mengajarkan objek

    langsung dalam pengajaran matematika memerlukan strategi mengajar

    tersendiri yang sesuai dengan objek yang sedang dipelajari siswa.

    Fakta matematika menurut Sutrisman Murtadho dan Tambunan dalam

    Suyudi (2005: xxix) diartikan sebagai ide abstrak yang memudahkan orang

    dapat mengklasifikasikan objek atau kejadian dan menentukan apakah objek

    atau kejadian itu adalah contoh dari ide abstrak itu. Konsep dapat dipelajari

    melalui definisi-definisi atau melalui pengamatan langsung. Dalam belajar

    konsep, siswa yang masih berada dalam tahap operasi konkrit, biasanya

    perlu melihat dan memegang benda (objek) yang dinyatakan oleh konsep

    26

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    38/98

    itu, sedangkan siswa dalam tahap operasi formal, mempelajari konsep

    melalui diskusi dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Seseorang

    telah belajar konsep, jika seseorang itu telah mampu memisahkan contoh

    konsep dari bukan contoh konsep. Prinsip adalah hubungan dari satu atau

    lebih dari objek langsung pengajaran matematika yang berupa fakta, konsep,

    operasi atau prinsip yang lain. Prinsip dapat dipelajari melalui proses inkuiri

    ilmiah, penemuan yang dituntun, diskusi kelompok menggunakan strategi

    pemecahan masalah soal dan demonstrasi. Seorang siswa telah belajar

    prinsip, apabila siswa itu mampu menentukan konsep-konsep itu pada relasi

    yang benar satu dengan lainnya dan mampu menggunakan prinsip itu pada

    situasi tertentu.

    Operasi adalah keterampilan menggunakan fakta, konsep, dan prinsip

    yang dipelajari. Pemahaman fakta, konsep, dan prinsip sangat diperlukan

    untuk mendapatkan kemahiran keterampilan. Tetapi adakalanya terlihat

    seorang siswa memiliki keterampilan yang baik, tetapi waktu diminta

    menyebut prinsip apa yang digunakan siswa tidak mampu menyebutnya.

    Operasi dapat dipelajari melalui demonstrasi dan berbagai jenis latihan dan

    praktikum, seperti lembaran kertas kerja, bekerja dipapan tulis, kegiatan

    kelompok dan permainan kelompok. Siswa telah dianggap menguasai

    operasi apabila mereka telah dapat mendemonstrasikan operasi itu secara

    tepat dan benar dalam penyelesaian berbagai jenis soal atau menggunakan

    operasi itu dalam berbagai situasi.

    27

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    39/98

    Nana Sudjana dalam Suyudi(2005: xxxi) mengemukakan bahwa hasil

    belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

    setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Dalam belajar matematika

    terjadi proses berpikir dan terjadi kegiatan mental dan dalam kegiatan dalam

    menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang

    diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan

    menguasai hubungan-hubungan tersebut. Dengan demikian ia dapat

    menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan yang dipelajari tersebut,

    inilah yang disebut hasil belajar.

    Gagne dalam Ratna Wilis (1996 : 135) mengelompokkan hasil belajar

    menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual,

    strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Gagne

    dan Briggs dalam Ratna Wilis (1996 : 134) menerangkan bahwa hasil

    belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah

    a) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan denganpengetahuan procedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep

    konkret dan terdefinisi, kaidah serta prinsip,

    b) Strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing

    individu dalam memperhatikan, mengingat, dan berpikir.

    c) Informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatudengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang

    relevan,

    28

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    40/98

    d) Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan danmengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

    e) Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalammengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan

    penilaian terhadap objek tersebut.

    Bloom dalam Suyudi (2005 : xxxii) membagi hasil belajar menjadi tiga

    kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif

    berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual

    serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan

    sikapsikap, minat, dan nilai serta pengembangan pengertian atau

    pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor

    adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan

    gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual

    mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling

    sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu :

    a. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telahdipelajari.

    b. Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti sesuatuhal.

    c. Penerapan adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telahdipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.

    d. Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami.

    29

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    41/98

    e. Sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadisuatu keseluruhan yang berarti

    f. Penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkancriteria intern atau kelompok atau criteria ekstern ataupun yang

    ditetapkan lebih dahulu.

    Oleh karena itu dalam mempelajari matematika, tidak hanya bisa

    dipelajari dengan membaca saja, karena penalarannya deduktif yang

    berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, simbol-simbol. Dalam

    mempelajari matematika seorang peserta didik haruslah menguasai konsep-

    konsep dasar matematika dengan baik, karena tanpa menguasai konsep

    matematika dengan baik, mustahil prestasi belajar yang diraih akan

    menggembirakan. Sedang hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai

    secara maksimal setelah melaksanakan kegiatan belajar dan berusaha

    memperoleh kepintaran dalam belajar atau materi matematika. Untuk

    memperolah hasil yang memuaskan, ada beberapa kesulitan yang terasa

    dalam memcapai harapan tersebut, penguasaan konsep dasar matematika

    yang kurang dan sebagainya.

    D. Pondok PesantrenHasbullah dalam Mayra (2002 : 11)Definisi singkat istilah pondok

    adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para

    santrinya. Di Jawa, besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya.

    Adanya pondok yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus

    sampai pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih

    30

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    42/98

    dari tiga ribu. Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri

    wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki.

    Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari

    asrama santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah,

    lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan

    pertenakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai

    dan kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk

    mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

    Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat

    asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk

    mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup

    mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus

    memasak sendiri, mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti

    memelihara lingkungan pondok.

    Dalam tulisannya, Drs. K.H. Abdul Hamid, M.Ag dan Drs. Yaya,

    M.Ag (2010 : 335) ada banyak model dan gambaran pesantren sehingga

    agak sulit untuk melakukan kategorisasi dalam suatu definisi tunggal,

    apalagi membuat definisi yang ketat. Gambaran global tentang pesantren

    sangatlah beragam. Pesantren memiliki keunikan tersendiri sehingga akan

    terasa sulit untuk mendefinisikannya dalam satu konsep yang mencakup

    semua gambaran tentang pesantren. Bagaimanapun, disana justru ada

    semacam model dan gambaran penting dari pesantren. Model ini

    31

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    43/98

    diformulasikan atas dasar riset empirik, yaitu aspek visioner dalam tujuan

    pesantren.

    Dhofier dalam Mayra (2002 : 11)Sistem asrama ini merupakan ciri

    khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren

    dengan sistem pendidikan Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah

    Minangkabau yang disebut surau atau sistem yang digunakan di

    Afghanistan.

    Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam di

    Indonesia. Ciri sebuah pesantren biasanya selalu mempertahankan unsur-

    unsur seperti : pondok, masjid, pengajian kitab kuning, guru mengaji (kyai),

    santri (siswa/siswi) dan lain-lain. Lembaga-lembaga pesantren

    dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :

    a. Pesantren SalafiahDari pesantren ini pengajian kitab kuning masih dipertahankan,

    contohnya pondok pesantren Telogorejo Magelang, Plosa di Kediri

    dan lain-lain.

    b. Pesantren KalafiahDipesantren ini, selain pengajian kitab kuning tetap

    dipertahankan, juga telah memberikan materi pelajaran umum.

    Contohnya pondok pesantren Tebu Ireng dan Gontor di Jawa Timur.

    Hasbullah dalam Muniroh (2002 : 25) mengemukakan tujuan

    pendidikan pesantren adalah :

    32

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    44/98

    1. Tujuan utamanya adalah membimbing anak didik untuk menjadimanusia yng berkepribadian Islam dan dengan ilmu agamanya ia

    sanggup untuk menjadi mubaligh dilingkungan sekitarnya.

    2. Tujuan khususnya adalah mempersiapkan santri menjadi orangyang alim dan ilmu agama yang diajarkan oleh kyai di

    amalkannya di masyarakat.

    Melihat tujuan pendidikan pesantren tersebut, maka pada

    perkembangan selajutnya ada beberapa macam pendidikan yang

    perlu dikembangkan, yaitu :

    1. Pendidikan AgamaPendidikan agama bisa mencerminkan perbuatan dan

    tindakan seseorang.

    2. Pendidikan KecerdasanKecerdasan sangat diutamakan dalam agama,

    menjalankan agama harus didasarkan atas pengetahuan yang

    benar, dan berdasar atas dasar hukum yang kuat. Hal ini

    biasanya terjadi jika seseorang mempergunakan akal

    pikirannya.

    3. Pendidikan Keindahan (Estetika)Keindahan dapat tumbuh dan berkembang dengan

    tingkah laku dan tindakan yang berdasarkan agama.

    33

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    45/98

    4. Pendidikan EtikaPembangunan tidak hanya membangun materiil saja,

    namun juga membangun spiritual/ rohani dan moral. Untuk itu

    pesantren banyak sekali dikembangkan pendidikan yang

    berkenaan dengan etika (kesusilaan).

    5. Pendidikan SosialDengan pengembangan pendidikan ini, diharapkan agar

    seseorang dapat terjun kemasyarakat dan membangun

    masyarakat agar lebih maju.

    6. Pendidikan Olah Raga dan KesehatanDengan anak didik yang sehat, maka akan menghasilkan

    warga negara yang kuat, sehingga bisa mewujudkan cita-cita

    bangsa dan negara.

    7. Pendidikan KeterampilanTujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada

    anak didik agar ia mempunya skill yang baik, sehingga

    keterampilan tersebut bisa diterapkan di masyarakat.

    Jenjang kehidupan dipondok pesantren tidak dibatasi seperti dalam

    lembaga-lembaga pendidikan yang memakai sistem klasikal. Umumnya

    kenaikan belajar seorang santri disesuaikan dengan selesainya dan

    brgantungnya kitab yang dipelajari.

    Menurut Hamid dan Yaya (2010 : 337) kurikulum pesantren memiliki

    empat komponen yaitu:

    34

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    46/98

    1. Ngaji sebagai pendidikan agama tradisional,2. Kurikulum-kurikulum yang diakui pemerintah,3. Pelatihan keahlian atau skill, dan4. Pengembangan karakter.

    Dalam bermasyarakat santri sudah dibekali taat nilai dan kebiasaan

    dilingkungan pondok pesantren, yang merupakan ciri tersendiri dalam

    kehidupan di pondok pesantren.

    Ciri-ciri tersebut antara lain :

    1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dan kyai.2. Tunduknya santri pada kyai, para santri menganggap bahwa

    menantang kyai di anggap kurang sopan dan menantang ajaran

    agama.

    3. Hidup hemat dan sederhana benar-benar dilukukan di dalamkehidupan pondok pesantren.

    4. Semangat menolong diri sendiri amat terasa dan terlihat dikalangansantri pada pondok pesantren tersebut.

    5. Jiwa tolong menolong dan rasa persaudaraan mewarnai pergaulan dipondok pesantren, hal ini disebabkan karena para santri menyadari

    bahwa mereka itu saudara.

    6. Kehidupan disiplin sangat ditekankan dalam kehidupan di pondokpesantren.

    35

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    47/98

    Bila ditinjau dari ciri-ciri tersebut diatas, maka ada lima hal yang

    menjiwai kehidupan dipondok pesantren, yaitu : keikhlasan, kesederhanaan,

    sikap tolong menolong diri sendiri, persaudaraan dan kebebasan.

    Jadi dengan kebiasaan yang telah dilakukan dipesantren, santri

    diharapkan bisa menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan

    bermasyarakat, karena sudah menjadi keharusan bagi santri untuk

    mengamalkan dan mempratekkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

    E. KosDalam Kamus Bahasa Indonesia Kost merupakan tempat tumpangan

    (yang menerima orang untuk menumpang tinggal dan makan dengan

    membayar). (TIM 2005:597).

    Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar

    atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk

    setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per bulan). Kata "kost"

    sebenarnya adalah turunan dari frase bahasa Belanda "In de kost". Definisi

    "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frase tersebut

    dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam

    rumah tempat menumpang tinggal.

    Pada zaman kolonial / penjajahan Belanda di Indonesia, "in de kost"

    adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas

    untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-

    agungkan budaya barat / Eropa khususnya adat Belanda, dengan trend ini

    36

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    48/98

    mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku

    layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu.

    Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada

    umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan

    tinggi dalam strata sosial di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat

    pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan

    berpandangan non-tradisional menganggap perlunya anak mereka bersikap

    "seperti layaknya" orang Belanda. Dengan membayar sejumlah uang

    tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah

    orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah

    diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh

    keluarga Belanda tersebut.

    Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain

    diperbolehkan makan dan tidur di rumah tersebut, si anak tetap dapat

    bersekolah dan belajar menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga

    tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari

    konsep "in de kost" jaman dulu, yaitu mengadaptasi dan meniru budaya

    hidup, bukan sekedar hanya makan dan tidur saja, namun diharapkan setelah

    berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup

    mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat dimana ia pernah tinggal. Hal

    ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "Home stay" (bahasa Inggris)

    di zaman sekarang.

    37

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    49/98

    Seiring berjalannya waktu dan berubahnya jaman, sekarang khalayak

    umum di Indonesia menyebut istilah "in de kost" dengan menyingkatnya

    menjadi "kost" saja. Dimana-mana, terutama di berbagai daerah di

    Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama akademi dan

    universitas swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-

    rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kost" bagi para

    pelajar/mahasiswa yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu

    dengan melibatkan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang

    biasanya dihitung per bulan atau per minggu. Hal ini berbeda dengan

    kontrak rumah, karena umumnya "kost" hanya menawarkan sebuah kamar

    untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah

    seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan.

    Biasanya siswa yang merasa rumahnya jauh dari tempat mereka

    menimba ilmu mereka lebih memilih untuk tinggal kos didekat-dekat

    sekolah mereka. Seseorang yang menjalani kehidupan kost biasanya akan

    lebih mandiri dan bertanggungjawab dibandingkan dengan orang-orang

    yang tidak menjalaninya. Hal ini dimungkinkan sebab seorang anak kost

    mau tidak mau harus belajar untuk mengatur kehidupannya sendiri, makan

    sendiri, mencuci baju sendiri, membersihkan kamar, dan sebagainya

    Meskipun begitu, tidak sedikit juga mahasiswa yang rumahnya dekat tetapi

    mereka tetap tinggal dikos. .

    Alasannya pun bermacam-macam, ada yang bilang kalau mengerjakan

    tugas jadi gampang, Terakhir, masalah yang sepele namun juga penting

    38

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    50/98

    adalah selektif dalam memilih teman. Dizaman di mana pergaulan bebas

    menjadi nge-trend ini, selektif dalam memilih teman adalah kunci utama

    yang paling menentukan seperti apa nanti wujud eksistensi di dunia ini.

    Seperti nasihat para sufi bahwa bergaul dengan penjual minyak wangi,

    maka kita akan mendapatkan percikan minyak wanginya. Namun bergaul

    dengan pandai besi, tak jarang kita mendapatkan percikan apinya, seperti

    itu pula jika anak tersebut bergaul dengan temannya. Bila teman-teman anak

    itu adalah orang-orang yang mempunyai semangat untuk mencapai

    keberhasilan yang tinggi, maka kemungkinan anak tersebut juga akan

    semangat untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, sebaliknya bila teman-

    teman anak yang tinggal dikos adalah orang-orang yang ngakunya gaul

    namun ternyata sibuk mendzalimi dirinya sendiri, maka kemungkinan besar

    anak juga akan menjadi seperti itu. Maka sebaiknya memberikan pengertian

    kepada anak untuk bergaul dengan semua orang, namun tetap selektif dalam

    memilih teman.

    Dan itu juga mengapa dikalangan siswa/pelajar banyak kasus seks

    bebas. Karena mereka tidak terpantau oleh orang tua mereka. Dan itu juga

    yang membuat budaya kumpul-kumpul atau yang lebih dikenal dengan

    nongkrong menjadi tidak sehat. Ada yang memakai obat-obatan, minum-

    minuman beralkohol pun juga ada. Tapi tidak sedikit juga yang benar-benar

    mereka untuk sekolah dengan benar.

    Ada baiknya orang tua yang mengizinkan anaknya untuk tinggal dikos

    lebih baik mencari kos-kosan yang bisa dipantau langsung oleh ibu kos atau

    39

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    51/98

    sering disebut induk semang. Dan mempunyai peraturan yang harus

    dilakukan oleh penghuni kos sehingga hidupnya pun akan lebih teratur dan

    juga faktor-faktor negative dari luar sedikit bisa dihindari.

    F. Kerangka BerfikirUntuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional diperlukan

    keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara ilmu pengetahuan agama

    dan ilmu pengetahuan umum. Ilmu pengetahuan agama dapat membentuk

    manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,

    sedangkan ilmu pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan

    dan produktivitas manusia Indonesia.

    Banyak sekali orang tua yang menginginkan putranya untuk melanjutkan

    disekolah-sekolah yang berlatar belakang agama Islam. Di sekolah tersebut

    biasanya jam pelajaran ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan

    agama berimbang, artinya disamping dituntut untuk mempelajari ilmu

    pengetahuan agama. Salah satu contohnya adalah Madrasah Aliyah (MA).

    Disamping itu banyak juga banyak juga orang tua berkeinginan

    memasukkan putranya kepondok pesantren yang memang telah disediakan

    untuk yang sekolah dilingkungan tersebut. Hal ini juga menambah beban

    belajar yang sangat berat.

    Tapi terkadang ada juga orang tua yang menyerahkan seutuhnya kepada

    putranya untuk memilih tinggal dipondok pesantren maupun dikos.

    Kehidupan kos sangat berbeda jauh dengan dipondok pesantren. Dikos

    anak-anak lebih bebas untuk menggunakan waktu keseharian merekatanpa

    40

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    52/98

    ada kontrol dari pihak manapun. Tinggal sendiri tanpa pengawasan orang

    tua jelas menimbulkan tanggung jawab tanggung jawab moriil kepada

    anak tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia, anak harus belajar

    bagaimana dapat menyelenggarakan kehidupan sebaik-baiknya dengan

    sedikit mungkin mengeluh dan meminta bantuan kepada orang tua.

    G. HipotesisHipotesis adalah suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam

    penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 73).

    Berlandaskan teori yang penulis uraikan diatas, maka hipotesis yang

    diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Ha1 : Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswayang tinggal di pondok pesantren, kos, dan tinggal bersama orang

    tua pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II

    MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    Ho1 : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara

    siswa yang tinggal di pondok pesantren, kos, dan tinggal bersama

    orang tua pada pokok bahasan logika matematika kelas X

    semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    b. Ha2: Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangtinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di kos

    pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II MA

    Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    41

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    53/98

    Ho2 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa

    yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di

    kos pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II

    MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    c. Ha3 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangtinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal bersama

    orang tua pada pokok bahasan logika matematika kelas X

    semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    Ho3 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa

    yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal

    bersama orang tua pada pokok bahasan logika matematika kelas

    X semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran

    2010/2011.

    d. Ha4 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangtinggal di kos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada

    pokok bahasan logika matematika kelas X semester II MA Nurul

    Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    Ho4 :Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa

    yang tinggal di kos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua

    pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II MA

    Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    42

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    54/98

    Hipotesis statistikanya adalah sebagai berikut:

    1. Ho1 : i= ps= kHa1 : minimal salah satu bertanda

    2. Ho2 : i= psHa2 : ips

    3. Ho3 : i= kHa3 : ik

    4. Ho4 : ps= kHa4 : psk

    Keterangan:

    i: Hasil belajar matematika siswa yng tinggal dipondok pesantren.

    ps: Hasil belajar matematika siswa yang tinggal dikos.

    k: Hasil belajar matematika siswa yang tinggal bersama orang tua.

    43

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    55/98

    BAB II I

    METODE PENELITIAN

    Dalam rangka mengkaji masalah yang akan diteliti, setiap penelitian

    memerlukan metode yang jelas. Metode penelitian adalah serangkaian aturan yang

    ditetapkan dan harus diikuti selama proses penelitian dilaksanakan. Metode yang

    harus digunakan adalah metode tes tertulis.

    Dipilihnya metode tes tertulis dalam penelitian ini karena mengetahiu

    variabelnya yaitu tingkat kemempuan siswa antara lain dengan cara menganalisis

    hasil setelah populasi diberi perlakuan yang sama.

    Pada dasarnya metode penelitian merupakan suatu hal atau aspek yang

    menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Terlebih tujuan penelitian

    secatra umum untuk mencari dan membuktikan kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu

    sebelum peneliti mengadakan penelitian, maka harus menentukan metode

    penelitian yang tepat.

    A. Subyek Penelitian1. Populasi

    Pengertian populasi menurut sudjana dalam buku Metode

    Statistika mengungkapkan sebagai berikut :

    Populasi adalah semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas

    yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. (sudjanan, 2005:6).

    Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur

    Penelitian mengatakan :

    44

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    56/98

    Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2006 :

    130)

    Dari pendapat diatas disimpulkan populasi adalah keseluruhan

    obyek penelitian yang memiliki minimal satu karakteristik sama.

    Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sisiwa kelas X

    semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.

    berdasarkan data yang diperoleh populasi terdiri dari 160 anak.

    2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2002: 109). Jadi sample dapat diartikan sebagai subyek

    yang dilibatkan langsung dalam penelitian yang dapat menjadi wakil

    keseluruhan populasi. Pengambilan sample dalam penelitian ini

    dilakukan dengan purposive sample.

    Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampleyaitu

    cara pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata, random atau

    daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu

    (Arikunto,2006:139) dari siswa kelas X-A sampai X-D semester II MA

    Nurul Ulum Mranggen.

    Penentuan sample dari populasi yaitu diambil empat kelas secara

    acak dari keseluruhan siswa kelas X pada MA Nurul Ulum Mranggen

    Kabupaten Demak. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa

    kelas sample yang diambil diampu oleh guru yang sama, mendapat

    materi dengan kurikulum yang sama, menggunakan buku paket

    45

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    57/98

    matematika yang sama, siswa duduk pada tingkat kelas yang sama dan

    pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.

    B. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Metode DokumenterMetode dokumenter dalam penelitian ini digunakan untuk

    mencari :

    a. Data siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum MranggenKabupaten Demak tahun ajaran 2010/2011 yang tinggal di

    pondok pesantren, dikos, maupun siswa yang tinggal bersama

    orang tua.

    b. Data nilai semester I mata pelajaran matematika dari siswa kelasX semester II MA Nurul Ulum Mranggen Kabupaten Demak

    tahun ajaran 2010/2011.

    2. Metode TesMetode tes ini digunakan dalam mendapatkan data mengenai

    penguasaan soal, diman soal-soal tes disusun oleh peneliti dengan

    prosedur sebagai berikut :

    a. Membuat kisi-kisi soalMateri yang disajaikan dalam penelitian ini adalah mata

    pelajaran matematika tentang logika matematika.

    46

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    58/98

    b. Menentukan tipe-tipe soalTipe soal yang digunakan adalh obyektif siswa hanya

    menentukan hasil akhir saja, sedangkan tehnik penyelesaian

    hanya dikerjakan dikertas coret-coretan.

    c. Menulis butir soalButir-butir soal hanya ditulis dengan dilengkapi dengan

    kunci jawaban dan skor.

    C. Instrumen Penelitian.Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi (archievement test)

    yang berbentuk obyektif. Instrumen sebelumnya di uji cobakan dengan

    jumlah 40 butir, kemudian dianalisis dan diambil 25 soal dalam waktu 75

    menit. Sedangkan bentuk pertanyaan yang digunakan adalah bentuk tes

    obyektif pilihan ganda (multiple choice) dengan 4 option. Penentuan bentuk

    soal dilakukan dengan pertimbangan banyak mempunyai kelebihan antara

    lain :

    a) Tes bentuk obyektif lebih reliable dibanding tes bentuk uraian.b) Dapat diskor oleh siapapun.c) Dapat diskor dengan mudah dan cepat.d) Dapat mengetes bahan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.e) Tes bentuk obyektif tidak menuntun kemampuan menyusun kalimat.Adapun langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut :

    a) Menetukan pokok bahasan dan sub pokok bahan yang diujikan.b) Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal.

    47

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    59/98

    c) Menentukan tipe soal.d) Menentukan jumlah item soal.

    1. Uji InstrumenSebelum tes digunakan sebagai instrumen telebih dahulu di uji cobakan

    (try out) pada sekolah lain. Tujuannya untuk melihat item mana yang tidak

    memenuhi.

    Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a. Analisis ValiditasSebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

    apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid atau shahih

    apabila mempunyai validitas yang tinngi sebaliknya, instrument yang

    kurang valid berarti memiliki validitas rendah. (Arikunto, 2006:168)

    Rumus yang dipakai untuk menghitung pruduct moment

    sebagai berikut :

    })(}{)({

    ))((

    2222 YYNXXN

    YXXYNrxy

    =

    Keterangan :

    X : skor item

    Y : skor total

    2X : jumlah kuadrat skor item

    2Y : jumlah kudrat skor total

    XY : jumlah hasil kali skor item dengan skor total

    xyr : koefisien korelasi skor item denagn skor total

    48

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    60/98

    N : jumlah subyek

    Setelah memperoleh harga xyr kemudian dikonsultasikan

    dengan harga r product moment, dengan menentukan taraf signifikan

    5%, jika hitungr > totalr , maka alat ukur tersebut valid.

    b. Analisis ReliabilitasReliabilitas berarti tetap, dapat dipercaya dan dapat

    diandalkan. Suatu instrument yang dapat mengukur secara tepat apa

    yang diukur dikatansudah variabeldan dapat digunakan untuk

    penelitian.

    Releabilitas dalam penelitian ini akan diuji dengan rumus

    KR-20 sebagai berikut :

    = tt

    VpqV

    kkr

    111

    Keterangan :

    11r = releabilitas instrument

    k = banyaknya butir pertanyaan

    tV = varians total

    P = proporsi subyek yang menjawab betul pada suatu butir

    (proporsi subyek yang mendapat skor 1)

    P = (banyaknya subyek yang skornya 1)

    N

    Q = (proporsi subyek yang mendapat skor 0)

    (q=1-p)

    49

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    61/98

    (Arikunto, 2006: 187)

    Apabila harga11r ini dikonsultaskan dengan tabel r product

    moment, tetapi masih lebih kecil dari harga11r , maka dapat

    disimpulkan bahwa instrument tersebut tidak reliable.

    c. Analisis Tingkat KesukaranTingkat kesukaran suatu soal adalah seberapa mudah atau

    seberapa sukarnya setiap soal bagi sekelompok subyek. Tingkat

    kesukaran soal dinyatakan dengan P (proporsi) rumus yang

    digunakan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 208) adalah sebagai

    berikut :

    s

    BP=

    Keterangan :

    P = indeks kesukaran soal

    B = jumlah jawaban yang benar

    Js = jumlah seluruh siswa

    Sedangkan klasifikasi indeks tingkat kesukaran yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    P = 0,00 sampai dengan 0.30 = soal sulit

    P = 0.31 sampai dengan 0,70 = soal sedang

    P = 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah

    Soal tersebut dianggap baik apabila soal tersebut

    mempunyai indeks kesukaran antara 0,30 sampai dengan 0,70

    50

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    62/98

    d. Analisis Daya PembedaDaya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

    membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang

    kurang pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya

    pembeda disebut indeks diskriminasi :

    Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai

    berikut :

    B

    B

    s

    A

    J

    B

    J

    BD =

    Keterangan :

    D = daya pembeda

    AB = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

    BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

    benar

    AJ = banyaknya peserta kelompok atas

    BJ = banyaknya peserta kolompok bawah

    Dengan kriteria sebagai berikut :

    0.0 sampai dengan 0.20 = jelek0,21 sampai dengan 0,40 = cukup

    0,41 sampai dengan 0,70 = baik

    0,71 sampai dengan 1,00 = baik sekali

    (Arikunto, 2006 : 213-219)

    51

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    63/98

    D negative semuanya tidak baik, jadi semua butir yang

    mempunyai nilai D negative sebaiknya tidak dipergunakan.

    Selanjutnya dari analisis tersebut diatas akan ditentukan item soal

    yang akan digunakan untuk mengambil data.

    D. Metode analisis data1. Analisis Awal

    a. Uji BarlettHarga-harga yang perlu untuk uji barlett

    32

    22

    12

    : ==Ho

    Sampel

    ke

    Dk 1/dk si Log si dk log si

    1

    2

    3

    .

    .

    .

    .

    k

    n1-1

    n1-1

    n1-1

    .

    .

    .

    .

    nk-1

    1/ (n1-1)

    1/(n1-1)

    1/(n1-1)

    .

    .

    .

    .

    1/(nk-1)

    si

    si2

    si2

    .

    .

    .

    .

    sk2

    Log si

    Log si2

    Log si2

    .

    .

    .

    .

    Log sk2

    (n1-1) log si

    (n1-1) log si2

    (n1-1) log si2

    .

    .

    .

    .

    (nk-1) log si2

    jumlah )1( ni _ _ ( ) sini log1

    1

    1

    ni

    52

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    64/98

    Dengan taraf nyata , kita tolak Ho jika ( )( )1122 k ,

    dimana ( )( )1122 k didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat

    dengan peluang ( )1 dan dk = ( )1k . (Sudjana, 2005:262)

    1. varians gabungan dari semua sampel)}1(/)1{(

    22 = ii nsins

    2. harga satuan B dengan rumus :)1()(log 2 = insB

    (Sudjana, 2005:263)

    b. Uji NormalitasSudjana mengatakan Uji normalitas digunakan untuk

    pengujian terhadap normal atau tidaknya sebaran data kelompok

    eksperiment yang akan dianalisis. Uji normalitas ini menggunakan

    uji Lilliefors. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

    1) Pengamatan x1 ,x2, x3, ... ,xn dijadikan bilangan bakuz1, z2, z3, ... , zndengan menggunakan rumus :

    s

    xz ii

    1=

    Keterangan :

    zi : proporsi sampel

    xi : data ke i

    s : simpangan baku sampel

    : rata-rata sampel

    53

  • 5/28/2018 49b8f11db00e76ee

    65/98

    2) Untuk setiap bilangan baku, digunakan daftar distribusinormal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z

    zi).

    3) Selanjutnya menghitung proporsi z1, z2, z3, ... , zn yanglebih kecil atau sama dengan zi. Apabila proporsi ini

    dinyatakan oleh S (zi), maka :

    S (zi) = n

    zyangzzzbanyaknyaz in .,...,,,