Upload
yuli-wahyuni
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
1/98
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJ AR MATEMATIKA ANTARASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN, KOS DAN
TINGGAL BERSAMA ORANG TUA PADA POKOK BAHASAN LOGIK AMATEMATIK A SISWA KELAS X SEMESTER II
MA NURUL ULUM MRANGGENTAHUN AJ ARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Kepada IK IP PGRI Semarang Untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata I Sarjana Pendidikan
Matematika
YUSRIA KHOIRIYATI
NPM: 07310043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IL MU PENGETAHUAN
ALAMIK IP PGRI SEMARANG
2011
i
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
2/98
LEMBAR PERSETUJ UAN
Kami selaku pembimbing I dan pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI
Semarang :
Nama : Yusria Khoiriyati
NPM : 07310043
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK
PESANTREN, KOS DAN TINGGAL BERSAMA ORANG
TUA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA
SISWA KELAS X SEMESTER II MA NURUL ULUM
MRANGGEN TAHUN AJARAN 2010/2011.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang di buat oleh mahasiswa tersebut
diatas telah selesai dan siap dilaksanakan.
Semarang, Juni 2011
Mengetahui,
Pembimbing I,
Prof. Dr. Sunandar, M.Pd
NIP. 196208151987031002
Pembimbing II,
Drs. Rasiman, M.Pd
NIP.195602181986031001
ii
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
3/98
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJ AR MATEMATIKA ANTARA
SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN, KOS DAN
TINGGAL BERSAMA ORANG TUA PADA POKOK BAHASAN LOGIK A
MATEMATIK A SISWA KELAS X SEMESTER II MA NURUL ULUM
MRANGGEN TAHUN AJ ARAN 2010/2011.
yang dipersiapkan dan disusun olehYusria Khoiriyati
NPM. 07310043
telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang
pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2011
Panitia Ujian Skripsi FPMIPA
IK IP PGRI Semarang
Ketua, Sekretaris,
Drs. Nizarudin, M.Si. Drs. Rasiman, M.Pd
NIP. 196803251994031004 NIP. 195602181986031001
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. Sunandar, M.PdNIP. 196208151987031002 (. . . . . . . . . . . . . . . . .)
2. Drs. Rasiman, M.PdNIP. 195602181986031001 (. . . . . . . . . . . . . . . . .)
3. Drs. Sudargo, M.SiNIP. 196011131992031001 (. . . . . . . . . . . . . . . . .)
iii
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
4/98
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Dan bahwasanya setiap manusia itu tiada akan memperoleh (hasil) selain apa
yang telah diusahakannya(QS. An-Najm: 39)
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras
adalah kemenangan yang hakiki (Mahatma Gandhi)
Persembahan:
1. Bapak dan Ibu tercinta, karena atas doa peluh dan segala dukungannyamembuat seluruh rangkaian perjalanan pendidikan SI ku selesai.
2. Kakak-kakakku Mas Isa, Mbak Jazil, Mas Mad, Mbak Ul, Mas Yus, MasTeguh, Mas Puguh Dan Mbak Nia yang selalu mendukung dan memberiku
semangat.
3. Ponakan tercinta Zasa Layyinatus Syifa.4. Bu Said yang banyak memberikan bantuan demi terselesainya skripsi ini.5. Teman seperjuangan kelas A angkatan 2007 Pend.Matematika6. Keluarga besar PPL MAN Kendal 2011.7. Keluarga besar KKN Kelurahan Tlogomulyo Semarang 2010.8. Keluarga besar IKIP PGRI Semarang yang telah mencurahkan ilmu sehingga
menjadi manusia budiman.
iv
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
5/98
ABSTRAKSI
Judul skripsi Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Antara SiswaYang Tinggal Di Pondok Pesantren, Kos, Dan Tinggal Bersama Orang Tua Pada
Pokok Bahasan Logika Matematika Siswa Kelas X Semester II MA Nurul Ulum
Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar peserta didik kelas X MA
Nurul Ulum Mranggen pada pokok bahasan logika matematika.
Dari analisis awal sampel yang digunakan adalah nilai ulangan terakhir
pada materi semester gasal. Pada uji normalitas kelompok siswa yang tinggal
dipondok pesantren tabelhitung LLo < yaitu (0,1381 < 0,1384), kelompok siswa yangtinggal dikos tabelhitung LLo < yaitu (0,1230 < 0,1498), kelompok siswa yang
tinggal bersama orang tua tabelhitung LLo < yaitu (0,0951 < 0,1367) dengandemikian data kelompok siswa yang tinggal dipondok pesantren, kelompok siswa
yang tinggal dikos, dan kelompok siswa yang tinggal bersama orang tuaberdistribusi normal. Untuk uji homogenitas pada kelompok siswa yang tinggal
dipondok pesantren tabelhitung22
< yaitu (0,4873 < 5,591), kelompok siswa yangtinggal dikos tabelhitung
22 < yaitu (0,4873 < 5,591) dan kelompok siswa yang
tinggal bersama orang tua yaitu tabelhitung22
< (0,4873 < 5,591) maka Hoditerima, bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.
Dari analisis akhir dengan Uji ANOVA diperoleh tabelhitung FF < yaitu (-62,18 < 3,09) maka Ho diterima dengan demikian bahwa tidak ada perbedaan rata
rata dari kelompok siswa yang tinggal dipondok pesantren, kelompok siswa
yang tinggal dipondok pesantren dan dikos. Dengan uji t diperoleh tabelhitung tt < yaitu (0,377 < 1,995) maka Ho diterima, dengan demikian tidak ada perbedaan
siswa yang tinggal dipondok pesantren dengan siswa yang tinggal dikos. Untuk
kelompok siswa yang tinggal dikos dan siswa yang tinggal bersama orang tua
diperoleh tabelhitung tt > yaitu (14,57 > 1,995) maka Ho ditolak dengan demikian
ada perbedaan siswa yang tinggal dikos dengan siswa yang tinggal bersama orangtua. Untuk kelompok siswa yang tinggal dipondok pesantren dengan siswa yang
tinggal bersama orang tua tabelhitung tt < yaitu (-3,26 < 1,993) maka Ho diterima,dengan demikian tidak ada perbedaan siswa yang tinggal dipondok pesantrendengan siswa yang tinggal bersama orang tua.
Dengan demikian siswa yang tinggal dipondok pesantren, dikos dansiswa yang tinggal bersama orang tua tidak mengalami banyak perbedaan.
v
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
6/98
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ridho-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Yang Tinggal Dipondok Pesantren, Kos,
Dan Tinggal Bersama Orang Tua Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Logika
Matematika Semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Pelajaran 2010 /
2011.
Tahapan penulisan skripsi ini dimulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi yang tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak secara moral, material, dan spiritual. Sehubungan dengan hal
tersebut penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Muhdi, S.H., M.Hum selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telahberkenan memberikan kesempatan penulis dalam menyelesaikan Program
Sarjana.
2. Drs. Nizarudin, M. Si. selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang.3. Drs. Rasiman, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
IKIP PGRI Semarang serta Pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Prof. Dr. Sunandar, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing danmengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Drs. H. Slamet, S. IP. M. Pd. selaku Kepala MA Nurul Ulum Mranggen yangtelah memberikan ijin melaksanakan penelitian.
vi
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
7/98
6. Saidatul Muniroh, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika yang telahmembantu dan mengarahkan pelaksanaan penelitian.
7. Keluargaku yang telah banyak memberikan bantuan materiil maupun spiritualsehingga penulis dapat melaksanakan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.Seperti pepatah Tak Ada Gading yang Retak , demikian juga penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan bagi semua pihak.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat
memperluas wawasan pembaca terutama dalam bidang pendidikan.
Semarang, Juni 2011
Penulis
vii
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
8/98
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN .................... ........... ........... ........... ............................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAKSI ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN .................... ........... ........... ........... ............................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Penegasan Istilah .............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 8
D. Tujuan .............................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................... .......................... 12
A. Belajar dan Prestasi Belajar ....................................................... 12
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................. 15
C. Hakekat Matematika dan Hasil Belajar Matematika ................... 26
D. Pondok Pesantren ...................................................................... 29
E. Kos ............................................................................................ 36
viii
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
9/98
F. KerangkaBerfikir........................................................................ 40
G. Hipotesis .................................................................................... 41
BAB III METODE ANALISIS .......................................................................... 51
A. Subyek Penelitian ........................................................................... 32
1. Populasi ...................................................................................... 51
2. Sampel ........................................................................................ 52
3. Desain Penelitian ........................................................................ 52
4. Variabel Penelitian ...................................................................... 52
5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 54
B. Uji Instrumen Penelitian.................................................................. 55
C. Metode Analisis Data ...................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........... .......................... 63
A. Persiapan Penelitian ........................................................................ 63
B. Tahap Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba ........................................... 64
C. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 69
D. Analisis Hasil Penelitian ................................................................. 69
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 78
BAB V PENUTUP ............................. .............................................................. 84
A. Simpulan ........................................................................................ 84
B. Saran .............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
10/98
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV
Lampiran 5. Kartu Ulangan Serta Kisi-Kisi Ulangan
Lampiran 6. Soal Ulangan
Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren
Lampiran 8. Daftar Nama Siswa Yang Tinggal Di Kos
Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Yang Tinggal Bersama Orang Tua
Lampiran 10. Daftar Nama Siswa Kelas X4 (Kelompok Uji Coba)
Lampiran 11. Tabel Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 12. Tabel Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran
Lampiran 13. Contoh Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
Lampiran 14. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
Lampiran 15. Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Lampiran 16. Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
Lampiran 17. Lembar Jawab
Lampiran 18. Tabel Analisis Analisis Akhir ANAVA Kelompok Pondok Pesantren,
Kos, dan Tinggal Bersama Orang Tua
Lampiran 19. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang
Tinggal Bersama Orang TuaLampiran 20. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang
Tinggal Di Pondok Pesantren
Lampiran 21. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang
Tinggal Di Kos
Lampiran 22. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Akhir Kelompok Yang
Tinggal Bersama Orang Tua
x
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
11/98
Lampiran 23. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Akhir Kelompok Yang
Tinggal Di Pondok Pesantren
Lampiran 24. Tabel Analisis Data Sampel Normalitas Awal Kelompok Yang
Tinggal Di Kos
Lampiran 25. Tabel Analisis Analisis Awal ANAVA Kelompok Pondok
Pesantren, Kos, dan Tinggal Bersama Orang Tua
Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi Student (t)
Lampiran 27. Daftar Nilai-Nilai Chi Kuadrat
Lampiran 28. Daftar Nilai-Nilai untuk Distribusi F
Lampiran 29. Daftar Distribusi Z di Bawah Distribusi Normal
Lampiran 30. Surat Pengantar Penelitian dari IKIP PGRI Semarang
Lampiran 31. Surat Keterangan Penelitian dari MA Nurul Ulum Mranggen
Lampiran 32. Rekapitulasi Proses Bimbingan Skripsi
xi
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
12/98
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang
sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,
bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.
Pembangunan Nasional di bidang pendidikan merupakan upaya untuk
mencerdaskan kihidupan bangsa dan negara, serta mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur, serta memungkinkan warganya untuk
mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah dan rohaniah
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini tidak
terlepas dari Tujuan Pendidikan Nasional yang telah dirumuskan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan bangsa. Sedangkan Pendidikan itu sendiri adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
1
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
13/98
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Bila kita lihat rumusan di atas, dapat kita katakan bahwa untuk dapat
mencapai tujuan pendidikan tersebut di perlukan keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan
umum. Ilmu pengetahuan agama dapat membentuk manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, sedangkan ilmu pengetahuan
dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan produktivitas manusia
Indonesia. Jadi jelas sekali bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional dan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, maka
disamping belajar ilmu pengetahuan umum, ilmu agama juga harus dikuasai.
Dewasa ini banyak sekali orang tua yang menginginkan putranya untuk
melanjutkan disekolah-sekolah yang berlatar belakang agama Islam. Di
sekolah tersebut biasanya jam pelajaran ilmu pengetahuan umum dan ilmu
pengetahuan agama berimbang, artinya disamping dituntut untuk
mempelajari ilmu pengetahuan umum juga diharuskan mempelajari ilmu
pengetahuan agama. Salah satu contohnya adalah Madrasah Aliyah (MA).
Dengan demikian dapatlah kita bayangkan betapa berat bahan pelajaran
yang harus dipikul oleh siswa yang belajar disekolah tersebut. Disamping itu
banyak juga orang tua berkeinginan memasukkan putranya kepondok
pesantren yang memang telah disediakan untuk siswa yang sekolah
dilingkungan tersebut. Hal ini juga menambah beban belajar yang sangat
2
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
14/98
berat. Tapi terkadang ada juga orang tua yang menyerahkan seutuhnya
kepada putranya untuk memilih tinggal dipondok pesantren, maupun kos.
Kehidupan dikos berbeda jauh dengan di pondok pesantern. Dikos anak-
anak lebih bebas untuk menggunakan waktu keseharian mereka dan tanpa
ada kontrol dari pihak manapun. Tinggal sendiri tanpa pengawasan orangtua
jelas menimbulkan tanggung jawab - tanggung jawab moriil kepada anak
tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia, anak harus belajar bagaimana
dapat menyelenggarakan kehidupan sebaik-baiknya dengan sesedikit
mengkin mengeluh atau meminta bantuan kepada orangtua. Menurut penulis
keadaan inilah yang kemudian menuntut anak untuk lebih kreatif dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Sebaiknya sejak awal
anak sudah harus menjalin hubungan yang baik (bersosialisasi-red), kalau
perlu akrab dengan teman-teman yang satu rumah serta ibu pengasuh atau
ibu kost. Hal ini wajib karena merekalah orang terdekat yang pertama kali
dapat anak-anak minta pertolongan bila terjadi masalah dikemudian hari.
Bergaul dengan sebanyak mungkin masyarakat sekitar.
Adapun latar belakang masalah dalam skripsi ini adalah : Secara
pribadi tertarik dengan masalah tersebut, karena faktor lingkungan (tempat
tinggal) sedikit banyak akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang
diperoleh. Di pondok pesantren, siswa mendapat bimbingan dari guru/ kyai
hanya mengenai ilmu agama saja . dan siswa juga diharuskan mengikuti
setiap kegiatan yang diadakan pesantren. Hal ini dapat memungkinkan
waktu belajar matematika siswa berkurang sehingga dapat memungkinkan
3
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
15/98
turunnya prestasi belajar matematika. Oleh karena itu pengurus pesantren
diharapkan memberikan waktu khusus kepada para sisiwa yang tinggal di
pondok pesantren untuk belajar secara maksimal. Di pondok pesantren juga
lebih memungkinkan siswa belajar sungguh-sungguh, karena tidak ada
pengaruh dari luar yang negatif. Sehingga peluang untuk belajar kelompok
lebih besar dan siswa sudah terbiasa hidup disiplin sehingga hal ini
memungkinkan para siswa untuk bisa saling membagi kemampuan yang
dimiliki setiap siswa. Kemudian untuk tinggal dikos anak-anak lebih bebas
untuk menggunakan waktu keseharian mereka dan tanpa ada kontrol dari
pihak manapun. Sehingga peluang untuk belajar lebih sedikit karena akan
banyak pengaruh negatif dari luar yang masuk. Oleh karena itu diharapkan
orang tua yang mengizinkan anaknya untuk tinggal dikos ikut serta
membantu anak tersebut memilih kos yang dapat dipantau dengan baik oleh
ibu kos atau orang yang punyakos tersebut serta kos yang memiliki aturan-
aturan yang dapat membatasi perilaku siswa dengan baik. Sedangkan untuk
siswa yang tinggal di rumah anak-anak lebih banyak dikontrol oleh orang
tua mereka. orang tua yang perhatian kepada anak untuk selalu balajar akan
memberikan kemudahan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar
Sehingga peluang untuk belajar lebih banyak dan pengaruh dari luar yang
negatif tidak banyak mempengaruhi anak tersebut. Oleh karena itu
sebaiknya orang tua harus banyak memberikan perhatian yang khusus
terhadap anak baik dalam pergaulan maupun tindakan-tidakan.
4
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
16/98
Dari keterangan di atas, maka siswa yang belajar di lingkungan
tersebut, perlu mempelajari ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan
agama. Sehingga diharapkan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan
antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama akan dapat
tercapai. Penulis mengambil contoh sebuah sekolahan didaerah perkotaan
MA Nurul Ulum Mranggen. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan umum
dan ilmu pengetahuan agama siswa belajar di MA Nurul Ulum Mranggen,
sedangkan untuk beberapa siswa yang ingin memperdalam pengetahuan
agama, sepulang dari sekolah siswa tinggal di pondok pesantren. Hal ini
yang mendasari penulis memilih judul Perbandingan Prestasi Belajar
Matematika Antara Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren, Kos, Dan
Tinggal Bersama Orang Tua Pada Pokok Bahasan Logika Matematika Siswa
Kelas X Semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Penegasan I stilah.Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi :
Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Antara Siswa Yang Tinggal Di
Pondok Pesantren, Kos, Dan Tinggal Bersama Orang Tua Pada Pokok
Bahasan Logika Matematika Siswa Kelas X Semester II MA Nurul Ulum
Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011. Maka penulis perlu memberikan
penegasan terhadap istilah-istilah yang berkaitan dengan judul tersebut
antara lain :
5
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
17/98
1. Studi Komparasi atau Perbandingan.Kata studi yang dipakai dalam kamus besar Bahasa Indonesia
diterangkan dengan arti : Kajian, Telaah, Penelitian Ilmiah (TIM.
2005:1093). Sedangkan kata komparasi menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah berkenaan atau berdasarkan perbandingan adalah
penelitian atau penyelidikan ilmiah yang membandingkan dua kejadian
atau lebih yaitu antara siswa yang tinggal di pondok pesantren, kos, dan
tinggal bersama orang tua.
2. Prestasi Belajar Matematika.Prestasi belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil belajar. Prestasi
belajar matematika adalah kemampuan atau hasil yang telah dicapai oleh
siswa yang berupa nilai setelah mengikuti proses belajar matematika
dengan materi logika matematika.
3. Pondok Pesantren.Dalam kamus Bahasa Indonesia Pondok merupakan tempat tinggal
atau asrama dan tempat belajar mengaji bagi muri-murid. (TIM,
2005:888). Yang dimaksud pondok pesantren dalam skripsi ini adalah
tempat tinggal bagi siswa di luar lingkungan sekolah yang menjadi
tempat tinggal bagi siswa yang sekolah di MA Nurul Ulum Mranggen
Tahun Ajaran 2010/2011.
4. Kos.Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kos merupakan tempat
tumpangan (yang menerima orang untuk menumpang tinggal dan makan
6
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
18/98
dengan membayar)(TIM 2005:597). Yang dimaksud kos dalam skripsi
ini adalah tempat tinggal diluar lingkungan sekolah yang menjadi tempat
tinggal bagi siswa yang sekolah di MA Nurul Ulum Mranggen Tahun
Ajaran 2010/2011
5. Siswa Yang Tinggal Bersama Orang Tua.Siswa yang selama belajar di MA Nurul Ulum Mranggen tidak tinggal di
pondok pesantren, maupun kos tetapi tinggal bersama orangtua.
6. Siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran2010/2011 merupakan subjek dari penelitian ini.
7. Logika MatematikaKata logika berasal dari kata logike(kata sifat dari logos). Logos
artinya ucapan atau pikiran yang diucapkan dengan selengkap-
lengkapnya. Logika sebagai ilmu pengetahuan adalah ilmu yang
mempelajari azas-azas dan aturan-aturan penalaran agar diperoleh
kesimpulan yang benar.(Sunardi 2005: ). Yang dimaksud logika
matematika dalam skripsi ini adalah materi yang digunakan oleh peneliti
untuk membandingkan hasil prestasi belajar anak yang tinggal dipondok
pesantren, di kos dan tinggal bersama orang tua.
Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan prestasi belajar
matematika siswa yang tinggal dipondok pesantren, di kos maupun yang
tinggal bersama orang tuanya pada pokok bahasan logika matematika siswa
kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
7
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
19/98
C. Permasalahan.Dengan uraian tersebut di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.Adakah perbedaan antara prestasi belajar matematika antara siswa yangtinggal di pondok pesantren, kos, dan tinggal bersama orang tua pada
pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul
Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011?
2.Adakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang tinggaldipondok pesantren dan siswa yang tinggal dikos pada pokok bahasan
logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen
Tahun Ajaran 2010/2011?
3.Adakah perbedaan prestasi belajar matematika antara yang tinggaldipondok pesantren dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada
pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul
Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011?
4.Adakah perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang tinggaldikos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada pokok bahasan
logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum Mranggen
Tahun Ajaran 2010/2011?
D. Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini untuk
mengetahui :
8
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
20/98
1. Adanya perbedaan antara prestasi belajar matematika antara siswayang tinggal di pondok pesantren kos maupun tinggal bersama orang
tua pada pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II
MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Adanya perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yangtinggal dipondok pesantren dan siswa yang tinggal dikos pada pokok
bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum
Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
3. Adanya perbedaan prestasi belajar matematika antara yang tinggaldipondok pesantren dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada
pokok bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul
Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
4. Adanya perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yangtinggal dikos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada pokok
bahasan logika matematika siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum
Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
E. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah :
a. GuruGuru dapat ikut memberikan alternatif saran bagi siswa untuk bertempat
tinggal di kos, pondok pesantren maupun tinggal bersama orang tua agar
prestasi belajar siswa dapat meningkat.
9
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
21/98
b. SiswaPembelajaran yang dilakukan oleh siswa yang bertempat tinggal misal di
pondok pesantren dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga
minat belajar dan pemahaman siswa lebih baik, serta terciptanya suasana
kondusif karena adanya faktor-faktor dari lingkungan siswa untuk
belajar dalam hal ini pelajaran matematika.
c. PenelitiPeneliti akan memiliki pengalaman tentang lingkungan peserta didik
yang akan mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa, sehingga peneliti
nantinya akan memberikan perhatian yang khusus kepada siswa yang
lingkungannya kurang mendukung agar nantinya siswa lebih giat dalam
belajar.
F. Sistematika SkripsiSistematika dalam penyusunan skripsi ini secara garis besar terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Bagian PendahuluanPada bagian ini berisi : Judul, pengesahan, motto dan persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran-lampiran, daftar tabel,
abstraksi.
2. Bagian Isi SkripsiBagian ini terdiri dari lima bab, yaitu :
10
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
22/98
Bab I : Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, permasalahan,
penegasan istilah, kajian pustaka, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika skripsi.
Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis, meliputi : Belajar dan prestasi
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
hakekat matematika dan prestasi belajar matematika,
pondok pesantren, dan kos.
Bab III: Metodologi Penelitian, meliputi : Populasi dan sampel,
metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Bab IV: Hasil Penetian dan Pembahasan, meliputi : Persiapan
penelitian, pelaksanaan, hasil penelitian dan pembahasan
penelitian.
Bab V : Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian Akhir SkripsiBagian Akhir ini meliputi :
a. Daftar Pustaka.b. Lampiran-lampiran.
11
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
23/98
BAB II
KAJ IAN PUSTAK A DAN HIPOTESIS
A. Belajar dan Prestasi BelajarBelajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman dan latihan individu itu sendiri. Sedangkan prestasi adalah hasil
belajar yang telah dicapai menurut Hamalik (2004:37) menyatakan belajar
berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang` baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpukan bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh individu
setelah melakukan usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara keseluruhan, baik tingkah laku yang bersifat pengetahuan (kognitif),
sikap (efektif), maupun keterampilan (psikomotor).
Untuk memperoleh pengetahuan belajar lebih lanjut dan untuk lebih
memahami pengertian belajar maka perlu dikemukakan beberapa prinsip
belajar sebagai ciri dari perbuatan belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku, ciri-ciriperubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah :
12
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
24/98
a. Perubahan yang disadari.Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat terus menerus, dinamis, dan tidakstatis.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus, dinamis dan tidak statis. Satu
perubahan yang terjadi akan berguna bagi kehidupan atau proses
belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan pasif.Dalam perubahan belajar perubahan-perubahan itu akan senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang baik dari
sebelumnya. Perubahan-perubahan itu bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu terjadi dengan dirinya melainkan harus karena usaha
individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer.Perubahan dalam belajar terjadi karena pengaruh atau dorongan
dari luar dan sengaja.
e. Perubahan belajar bertujuan atau terarah.Ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai.
13
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
25/98
2. Hasil ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang
satu erat hubungannya dengan aspek yang lainnya.
3. Belajar merupakan suatu proses.Jadi perbuatan belajar merupakan suatu kegiatan. Kegiatan merupakan
suatu bentuk usaha individu secara aktif dalam memenuhi kebutuhan
untuk mencapai tujuan.
4. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang hendakdicapai.
Dengan demikian makin besar dorongan yang dirasakan individu dan
makin jelas tujuan yang akan dicapai, maka makin besar pula usaha
individu untuk melakukan kegiatan belajar.
5. Belajar merupakan bentuk pengalaman.Perbuatan belajar tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan individu.
Hasil belajar yang dicapai individu akan merupakan pengalaman
individu. Belajar menghasilkan perubahan pada siswa, perubahan
tersebut berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.
Perubahan yang terjadi itu merupakan suatu hasil belajar atau prestasi
belajar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu individu
dikatakan telah melakukan proses belajar bilamana dalam dirinya telah
14
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
26/98
terjadi perubahan secara sadar, bersifat fungsional, bersifat positif dan Aktif,
bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup seluruh
aspek tingkah laku serta terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang
hendak dicapai.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi BelajarPrestasi belajar yang dicapai peserta didik tidak terlepas dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Dimiyati (2009: 236) mengemukakan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : Faktor intern,
dalam interaksi belajar ditemukan bahwa proses belajar yang akan dilakukan
oleh siswa merupakan kunci keberhasilan siswa dan Faktor ekstern, proses
yang didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar
juga dapat terjadi atau menjadi lebih kuat bila didorong oleh lingkungan
siswa.
a. Faktor intern, dalam interaksi belajar ditemukan bahwa proses belajaryang akan dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan siswa.
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh
pada proses belajar mengajar antara lain :
1) Kondisi fisiologisKondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya
seseorang. Faktor kesehatan badan, Orang yang dalam keadaan segar
jasmaninya akan berbeda belajarnya dari orang yang dalam keadaan lelah.
Anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas mudah mengantuk
15
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
27/98
dan tidak mudah menerima. Di samping kondisi fisiologis umum, hal yang
tidak kalah pentingnya adalah panca indra terutama penghilatan dan
pendengaran, sebab sebagian besar yang dipelajari oleh manusia dipelajari
dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran. Kegiatan ini lebih
jelas bila kita melihat dan menghayati sendiri dalam belajar yaitu dengan
membaca, melihat model, mengobservasi, mengamati hasil percobaan,
mendengarkan keterangan guru, dan sebagainya. Kondisi fisiologis yang
lain adalah tidak cacat atau kebutuhan anggota tubuh, baik itu pada kaki/
tangan, dan sebagainya. Sebab pelajaran matematika memerlukan kegiatan
mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih Hal ini
akan dapat menghambat proses keberhasilan dalam belajar. Misal: cacat
pada telinga kesulitan mendengarkan keterangan guru.
2) Kondisi PsikologisSemua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap
proses belajar yang bersifat psikologis juga. Beberapa faktor psikologis
yang utama, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:
a. KecerdasanKecerdasan besar peranannya dalam keberhasilan seseorang
mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu progrom pendidikan.
Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar
dari pada orang yang kurang cerdas. Atau dapat dikatakan bahwa
orang cerdas akan dapat cepat menguasai pelajaran dibandingkan
dengan orang yang kurang cerdas, meskipun fasilitas dan waktu yang
16
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
28/98
digunakan untuk mempelajari materi pelajaran itu sama. Hasil
penggunaan kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang
menunjukkan perbandingan kecerdasan yang terkenal dengan IQ
(Intelligence Quotient). Beberapa penelitian telah menunjukkan
hubungan yang erat antara IQ dengan hasil belajar disekolah. Jadi
kecerdasan seseorang bisa kita ukur dengan menggunakan bahwa
faktor kecerdasan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
keberhasilan dalam belajar.
b. BakatBakat merupakan faktor yang bersar pengaruhnya terhadap proses
dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah,
bahwa belajar yang sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan
memperbesar kemungkinan keberhasilan belajarnya. Akan tetapi
banyak sekali hal-hal yang menghalangi untuk tercipitanyan kondisi
yang sangat diingini oleh setiap oarang. Dalam linkungan
(SLTP,SLTA) misalnya belum semua sekolah memberi pelajaran
pilihan bebas, yang memang sesuai dengan anak-anak. Memang
diakui, alat pengukur bakat yang benar-benar dapat diandalkan
sampai saat ini masih langka. Secara mudah bila dijumpai murid yang
berprestasi sangat menonjol dalam bidang tertentu kiranya itu perlu
mendapatkan perhatian yang khusus, sebab ada kemungkinan anak
tersebut mempunyai bakat dalam bidang itu. Misal: anak yang
berbakat matematika, bila dibandingkan dengan anak yang kurang
17
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
29/98
bakat merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar dan
pengaruh terhadap prestasi belajar.
c. MinatKalau sesorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka
dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau
seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, jangan
diharapkan bahwa akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal
tersebut. Biasanya persoalan yang timbul adalah bagaimana
mengusahakan agar hal yang diinginkan sebagai pengalaman belajar
itu menarik minat para pelajar, atau bagaimana cara menentukan agar
para pelajar itu dapat belajar sesuai dengan minatnya. Misalnya:
persoalan pemilihan jurusan atu bidang studi yang dipilih itu benar-
benar sesuai dengan minat pelajar, karena dengan demikian dapat
diharapkan hasil yang baik. Dengan sendirinya minat yang harus
didukung pula kemampuan yang memadai. maka dapat disimpulkan
bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang
disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya
melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
d. MotivasiMotivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Umumnya
18
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
30/98
persoalan kaitan motivasi dengan belajar adalah mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan supaya hasil belajar dapat optimal sesuai
dengan kemampuan yang ada pada individu. motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak
menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat
orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan
kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu
membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai
hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi motivasi merupakan
dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga
ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi
dalam belajar.
e. EmosiSesuai dengan proses belajar dalam perkembangan kehidupan
sesorang, maka terbentuklah suatu tipe atau keadaan kepribadian
tertentu antara lain menjadi seorang yang emosional, mudah putus
asa. Hal ini tentu ikut menentukan bagaimana ia menerima,
menghayati pengalaman yang diperoleh. Keadaan emosi yang labil,
seperti mudah marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, merasa
tidak aman dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar.
Perasaan aman, gembira, bebas merupakan aspek yang mendukung
19
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
31/98
dalam kegiatan belajar. Siswa memperoleh kesempatan belajar
meskipun demikian siswa dapat memerima, menolak, atau
mengabaikan kesempatan belajar tersebut.
f. Kemampuan kognitifYang dimaksud dengan kemampuan kognitif disini adalah
kemampuan penalaran yang dimiliki oleh para sisiwa. Kemampuan
penalaran yang tinggi akan memungkinkan seorang siswa belajar
dengan baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran
sedang. Perlu diketahui bahwa kemampuan kognitif ini tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya latihan. Untuk itu, belajar
teratur akan dapat meningkatkan kemampuan kognitif yang dimiliki
seseorang. Pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Pengalaman tersebut menjadi
dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru yang akan
sangat membantu dalam minat belajar siswa.
Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah dalam
menguasai dan memahami materi pelajaran Matematika, karena ia
telah memahami dan menguasai dengan baik materi pelajaran
Matematika sewaktu di SD/MI. Jadi, dapat dipahami bahwa
pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan sebelumnya
turut berpengaruh terhadap belajar siswa, terutama dalam mata
pelajaran Matematika.
20
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
32/98
b. Faktor ekstern, proses yang didorong oleh motivasi intrinsik siswa.Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi atau menjadi lebih kuat
bila didorong oleh lingkungan siswa. Ditinjau dari segi siswa, maka
ditemukan beberapa faktor ektern yang berpengaruh pada aktivitas
belajar sebagai berikut :
1) Faktor Lingkungan.Faktor lingkungan ini juga sangat berpengaruh sekali terhadap
proses belajar dan hasi belajar. Faktor lingkungan menurut Muniroh
(2002:17) dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Lingkungan alamiLingkungaan alami yaitu kondisi alam yang dapat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, seperti suhu udara,
kelembapan udara, kepengapan udara, pencahayaan, musim, cuaca
termasuk kejadian-kejadian yang ada, dan sebagainya. Belajar
Matematika pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik
hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan
pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada belajar
siang hari. Jadi, minat dan perhatian siswa akan lebih baik jika jam
pelajaran Matematika di letakkan di pagi hari. Di Indonesia, orang
cenderung belajar pada pagi hari hasilnya akan lebih baik daripada
belajar pada siang hari ataupun sore hari. Di samping itu,
pengaturan cahaya yang kurang baik dapat mengganggu proses
pembelajaran Matematika di dalam kelas. Karena cara mengajar
21
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
33/98
dan sistem pengajaran pada umumnya sangat banyak
menggunakan penglihatan dan pendengaran.
b. Lingkungan sosialLingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan
representasinya (wakilnya) maupun wujud lain yang langsung
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya siswa
yang sedang belajar memecahkan soal Matematika yang rumit dan
membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu apabila ada siswa
lain yang mondar-mandir di dekatnya atau bercakap-cakap keras di
dekatnya. Hubungan antara anak dan orang tua yang harmonis,
penuh perhatian, kasih sayang, akrab, saling pengertian
memungkinkan anak belajar dengan baik, karena disamping
memberikan dorongan untuk belajar, orang tua akan membantu
menciptakan situasi belajar yang baik. Representasi manusia
seperti potret, tulisan, rekaman suara juga berpengaruh terhadap
belajar. Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan mengapa
gedung sekolah didirikan ditempat yang jauh dari keramaian.
2) Kurikulum.Kurikulum sekolah yang belum mantap, sering adanya perubahan-
perubahan dapat mengganggu proses belajar siswa. Terutama bagi
siswa yang terkena aturan perubahan kurikulum itu. Kurikulum yang
baik, jelas dan mantap memungkinkan siswa untuk dapat belajar lebih
baik pula. program pembelajaran disekolah didasarkan pada suatu
22
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
34/98
kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan disekolah adalah kurikulum
ynag disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan
oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi
tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan
evaluasi.
3) Program.Program pendidikan dan pengajaran disekolah yang telah dirinci
dalam suatu kegiatan yang jelas akan memudahkan siswa dalam
merencanakan dan mempersiapkan untuk mengikuti program tersebut.
Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya,
kegiatannya dapat dilaksanakan dengan mudah, akan membantu siswa
dalam proses belajar dan sebaliknya program-program pendidikan dan
pengajaran disekolah yang kurang jelas akan menyulitkan siswa untuk
mengikuti proses belajar
4) Sarana dan FasilitasKeadaan gedung/tempat belajar siswa termasuk didalam
penerangan, ventilasi, tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam belajar. Penerangan yang cukup, ventilasi yang memungkinkan
pergantian udara secara baik, tempat duduk yang memadaidan ruangan
yang bersih, akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar. Alat-
alat pelajaran yang lengkap, perpustakaan yang memadai, merupakan
faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Tersedianya fasilitas dan
alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata pelajaran
23
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
35/98
Matematika Saran lain seperti asrama, kantin, koperasi juga dapat
memberikan kemudahan bagi siswa.
Fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika yang dimaksud
di sini bisa berupa :
a) Alat dan fasilitas yang digunakan bersama-sama dengan murid.Sebagai contoh, papan tulis, kapur tulis/spidol, ruangan kelasdan
sebagainya.
b) Alat yang dimiliki oleh masing-masing murid dan guru. Misalnya :alat tulis, buku pelajaran Matematika, buku pengangan guru dan
lain sebagainya.
c) Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberigambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diajarkan.
Belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat lebih efektif dan
lebih menyenangkan dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga
atau hanya dengan teori saja.
5) Guru dan Tenaga PengajarKelengkapan dari jumlah pengajar dan kualitas dari guru tersebut
akan mempengaruhi pula keberhasilan siswa dalam belajar. Disamping
itu, cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan
siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya.
Namun sebaliknya, jika pelajaran disampaikan dengan cara dan gaya
yang menarik perhatian, maka akan menjadikan siswa tertarik dan
bersemangat untuk selalu mengikutinya dan kemudian mendorongnya
24
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
36/98
untuk terus mempelajarinya. Cara seorang guru dalam menyampaikan
pelajaran sangat terkait dengan tipe atau karakter kepribadiannya,
Kelengkapan jumlah guru, kemampuan, kedipslinan dan cara mengajar
yang baik, yang dimiliki oleh setiap guru akan memungkinkan siswa
dapat belajar dengan baik. Dalam proses belajar mengajar guru
merupakan komponen yang penting terhadap keberhasilan belajar
siswa, terutama dalam sistem pengajaran klasikal. Jadi hendaknya guru
dapat menggunakan berbagai metode mengajar yang bervariasi sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor
yang mempengaruhi belajar meliputi faktor intern/dalam dan faktor
ektern/luar. Faktor intern/dalam terdiri dari faktor fisiologis/jasmani, faktor
psikologis, faktor kelelahan. Faktor psikologis mencakup
kecerdasan/intelegensi, bakat, perhatian, minat, motivasi, motif,
kematangan, emosi, kesiapan, kemampuan kognitif. Sedangkan faktor
ekstern/luar terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat
dan lingkungan alami. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor
masyarakat meliputi kegiatan siswa dengan masyarakat, mass media, teman
25
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
37/98
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan alami meliputi suhu
udara, kelembaban udara, cuaca dan musim.
C. Hakekat Matematika dan Hasil Belajar MatematikaSutrisman Murtadho dan Tambunan dalam Suyudi (2005 : xxvii)
mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat membantu manusia
menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan serta
dalam mengambil keputusan. Anak dikenalkan benda secara konkrit yang
dihubungkan dengan konsep angka dan perhitungan. Objek langsung dalam
matematika terdiri dari fakta, konsep, dan prinsip. Selain objek langsung
dalam matematika juga terdapat objek tidak langsung yang terdiri dari
mengalihkan perhatian, kemampuan menyelidiki, kemampuan pemecahan
soal, disiplin diri, dan apresiasi terhadap struktur matematika. Setiap objek
langsung pengajaran matematika tersebut memiliki tingkat kesulitan yang
menuntut kemampuan kognitif yang berbeda, maka mengajarkan objek
langsung dalam pengajaran matematika memerlukan strategi mengajar
tersendiri yang sesuai dengan objek yang sedang dipelajari siswa.
Fakta matematika menurut Sutrisman Murtadho dan Tambunan dalam
Suyudi (2005: xxix) diartikan sebagai ide abstrak yang memudahkan orang
dapat mengklasifikasikan objek atau kejadian dan menentukan apakah objek
atau kejadian itu adalah contoh dari ide abstrak itu. Konsep dapat dipelajari
melalui definisi-definisi atau melalui pengamatan langsung. Dalam belajar
konsep, siswa yang masih berada dalam tahap operasi konkrit, biasanya
perlu melihat dan memegang benda (objek) yang dinyatakan oleh konsep
26
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
38/98
itu, sedangkan siswa dalam tahap operasi formal, mempelajari konsep
melalui diskusi dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Seseorang
telah belajar konsep, jika seseorang itu telah mampu memisahkan contoh
konsep dari bukan contoh konsep. Prinsip adalah hubungan dari satu atau
lebih dari objek langsung pengajaran matematika yang berupa fakta, konsep,
operasi atau prinsip yang lain. Prinsip dapat dipelajari melalui proses inkuiri
ilmiah, penemuan yang dituntun, diskusi kelompok menggunakan strategi
pemecahan masalah soal dan demonstrasi. Seorang siswa telah belajar
prinsip, apabila siswa itu mampu menentukan konsep-konsep itu pada relasi
yang benar satu dengan lainnya dan mampu menggunakan prinsip itu pada
situasi tertentu.
Operasi adalah keterampilan menggunakan fakta, konsep, dan prinsip
yang dipelajari. Pemahaman fakta, konsep, dan prinsip sangat diperlukan
untuk mendapatkan kemahiran keterampilan. Tetapi adakalanya terlihat
seorang siswa memiliki keterampilan yang baik, tetapi waktu diminta
menyebut prinsip apa yang digunakan siswa tidak mampu menyebutnya.
Operasi dapat dipelajari melalui demonstrasi dan berbagai jenis latihan dan
praktikum, seperti lembaran kertas kerja, bekerja dipapan tulis, kegiatan
kelompok dan permainan kelompok. Siswa telah dianggap menguasai
operasi apabila mereka telah dapat mendemonstrasikan operasi itu secara
tepat dan benar dalam penyelesaian berbagai jenis soal atau menggunakan
operasi itu dalam berbagai situasi.
27
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
39/98
Nana Sudjana dalam Suyudi(2005: xxxi) mengemukakan bahwa hasil
belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Dalam belajar matematika
terjadi proses berpikir dan terjadi kegiatan mental dan dalam kegiatan dalam
menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang
diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan
menguasai hubungan-hubungan tersebut. Dengan demikian ia dapat
menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan yang dipelajari tersebut,
inilah yang disebut hasil belajar.
Gagne dalam Ratna Wilis (1996 : 135) mengelompokkan hasil belajar
menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Gagne
dan Briggs dalam Ratna Wilis (1996 : 134) menerangkan bahwa hasil
belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah
a) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan denganpengetahuan procedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep
konkret dan terdefinisi, kaidah serta prinsip,
b) Strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing
individu dalam memperhatikan, mengingat, dan berpikir.
c) Informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatudengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang
relevan,
28
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
40/98
d) Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan danmengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
e) Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalammengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Bloom dalam Suyudi (2005 : xxxii) membagi hasil belajar menjadi tiga
kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif
berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual
serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan
sikapsikap, minat, dan nilai serta pengembangan pengertian atau
pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor
adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan
gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual
mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling
sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu :
a. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telahdipelajari.
b. Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti sesuatuhal.
c. Penerapan adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telahdipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.
d. Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami.
29
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
41/98
e. Sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadisuatu keseluruhan yang berarti
f. Penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkancriteria intern atau kelompok atau criteria ekstern ataupun yang
ditetapkan lebih dahulu.
Oleh karena itu dalam mempelajari matematika, tidak hanya bisa
dipelajari dengan membaca saja, karena penalarannya deduktif yang
berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, simbol-simbol. Dalam
mempelajari matematika seorang peserta didik haruslah menguasai konsep-
konsep dasar matematika dengan baik, karena tanpa menguasai konsep
matematika dengan baik, mustahil prestasi belajar yang diraih akan
menggembirakan. Sedang hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai
secara maksimal setelah melaksanakan kegiatan belajar dan berusaha
memperoleh kepintaran dalam belajar atau materi matematika. Untuk
memperolah hasil yang memuaskan, ada beberapa kesulitan yang terasa
dalam memcapai harapan tersebut, penguasaan konsep dasar matematika
yang kurang dan sebagainya.
D. Pondok PesantrenHasbullah dalam Mayra (2002 : 11)Definisi singkat istilah pondok
adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para
santrinya. Di Jawa, besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya.
Adanya pondok yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus
sampai pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih
30
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
42/98
dari tiga ribu. Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri
wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki.
Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari
asrama santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah,
lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan
pertenakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai
dan kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk
mengumpulkan dana yang dibutuhkan.
Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat
asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk
mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup
mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus
memasak sendiri, mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti
memelihara lingkungan pondok.
Dalam tulisannya, Drs. K.H. Abdul Hamid, M.Ag dan Drs. Yaya,
M.Ag (2010 : 335) ada banyak model dan gambaran pesantren sehingga
agak sulit untuk melakukan kategorisasi dalam suatu definisi tunggal,
apalagi membuat definisi yang ketat. Gambaran global tentang pesantren
sangatlah beragam. Pesantren memiliki keunikan tersendiri sehingga akan
terasa sulit untuk mendefinisikannya dalam satu konsep yang mencakup
semua gambaran tentang pesantren. Bagaimanapun, disana justru ada
semacam model dan gambaran penting dari pesantren. Model ini
31
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
43/98
diformulasikan atas dasar riset empirik, yaitu aspek visioner dalam tujuan
pesantren.
Dhofier dalam Mayra (2002 : 11)Sistem asrama ini merupakan ciri
khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren
dengan sistem pendidikan Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah
Minangkabau yang disebut surau atau sistem yang digunakan di
Afghanistan.
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam di
Indonesia. Ciri sebuah pesantren biasanya selalu mempertahankan unsur-
unsur seperti : pondok, masjid, pengajian kitab kuning, guru mengaji (kyai),
santri (siswa/siswi) dan lain-lain. Lembaga-lembaga pesantren
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Pesantren SalafiahDari pesantren ini pengajian kitab kuning masih dipertahankan,
contohnya pondok pesantren Telogorejo Magelang, Plosa di Kediri
dan lain-lain.
b. Pesantren KalafiahDipesantren ini, selain pengajian kitab kuning tetap
dipertahankan, juga telah memberikan materi pelajaran umum.
Contohnya pondok pesantren Tebu Ireng dan Gontor di Jawa Timur.
Hasbullah dalam Muniroh (2002 : 25) mengemukakan tujuan
pendidikan pesantren adalah :
32
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
44/98
1. Tujuan utamanya adalah membimbing anak didik untuk menjadimanusia yng berkepribadian Islam dan dengan ilmu agamanya ia
sanggup untuk menjadi mubaligh dilingkungan sekitarnya.
2. Tujuan khususnya adalah mempersiapkan santri menjadi orangyang alim dan ilmu agama yang diajarkan oleh kyai di
amalkannya di masyarakat.
Melihat tujuan pendidikan pesantren tersebut, maka pada
perkembangan selajutnya ada beberapa macam pendidikan yang
perlu dikembangkan, yaitu :
1. Pendidikan AgamaPendidikan agama bisa mencerminkan perbuatan dan
tindakan seseorang.
2. Pendidikan KecerdasanKecerdasan sangat diutamakan dalam agama,
menjalankan agama harus didasarkan atas pengetahuan yang
benar, dan berdasar atas dasar hukum yang kuat. Hal ini
biasanya terjadi jika seseorang mempergunakan akal
pikirannya.
3. Pendidikan Keindahan (Estetika)Keindahan dapat tumbuh dan berkembang dengan
tingkah laku dan tindakan yang berdasarkan agama.
33
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
45/98
4. Pendidikan EtikaPembangunan tidak hanya membangun materiil saja,
namun juga membangun spiritual/ rohani dan moral. Untuk itu
pesantren banyak sekali dikembangkan pendidikan yang
berkenaan dengan etika (kesusilaan).
5. Pendidikan SosialDengan pengembangan pendidikan ini, diharapkan agar
seseorang dapat terjun kemasyarakat dan membangun
masyarakat agar lebih maju.
6. Pendidikan Olah Raga dan KesehatanDengan anak didik yang sehat, maka akan menghasilkan
warga negara yang kuat, sehingga bisa mewujudkan cita-cita
bangsa dan negara.
7. Pendidikan KeterampilanTujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada
anak didik agar ia mempunya skill yang baik, sehingga
keterampilan tersebut bisa diterapkan di masyarakat.
Jenjang kehidupan dipondok pesantren tidak dibatasi seperti dalam
lembaga-lembaga pendidikan yang memakai sistem klasikal. Umumnya
kenaikan belajar seorang santri disesuaikan dengan selesainya dan
brgantungnya kitab yang dipelajari.
Menurut Hamid dan Yaya (2010 : 337) kurikulum pesantren memiliki
empat komponen yaitu:
34
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
46/98
1. Ngaji sebagai pendidikan agama tradisional,2. Kurikulum-kurikulum yang diakui pemerintah,3. Pelatihan keahlian atau skill, dan4. Pengembangan karakter.
Dalam bermasyarakat santri sudah dibekali taat nilai dan kebiasaan
dilingkungan pondok pesantren, yang merupakan ciri tersendiri dalam
kehidupan di pondok pesantren.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dan kyai.2. Tunduknya santri pada kyai, para santri menganggap bahwa
menantang kyai di anggap kurang sopan dan menantang ajaran
agama.
3. Hidup hemat dan sederhana benar-benar dilukukan di dalamkehidupan pondok pesantren.
4. Semangat menolong diri sendiri amat terasa dan terlihat dikalangansantri pada pondok pesantren tersebut.
5. Jiwa tolong menolong dan rasa persaudaraan mewarnai pergaulan dipondok pesantren, hal ini disebabkan karena para santri menyadari
bahwa mereka itu saudara.
6. Kehidupan disiplin sangat ditekankan dalam kehidupan di pondokpesantren.
35
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
47/98
Bila ditinjau dari ciri-ciri tersebut diatas, maka ada lima hal yang
menjiwai kehidupan dipondok pesantren, yaitu : keikhlasan, kesederhanaan,
sikap tolong menolong diri sendiri, persaudaraan dan kebebasan.
Jadi dengan kebiasaan yang telah dilakukan dipesantren, santri
diharapkan bisa menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat, karena sudah menjadi keharusan bagi santri untuk
mengamalkan dan mempratekkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
E. KosDalam Kamus Bahasa Indonesia Kost merupakan tempat tumpangan
(yang menerima orang untuk menumpang tinggal dan makan dengan
membayar). (TIM 2005:597).
Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar
atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk
setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per bulan). Kata "kost"
sebenarnya adalah turunan dari frase bahasa Belanda "In de kost". Definisi
"In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frase tersebut
dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam
rumah tempat menumpang tinggal.
Pada zaman kolonial / penjajahan Belanda di Indonesia, "in de kost"
adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas
untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-
agungkan budaya barat / Eropa khususnya adat Belanda, dengan trend ini
36
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
48/98
mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku
layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu.
Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada
umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan
tinggi dalam strata sosial di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat
pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan
berpandangan non-tradisional menganggap perlunya anak mereka bersikap
"seperti layaknya" orang Belanda. Dengan membayar sejumlah uang
tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah
orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah
diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh
keluarga Belanda tersebut.
Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain
diperbolehkan makan dan tidur di rumah tersebut, si anak tetap dapat
bersekolah dan belajar menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga
tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari
konsep "in de kost" jaman dulu, yaitu mengadaptasi dan meniru budaya
hidup, bukan sekedar hanya makan dan tidur saja, namun diharapkan setelah
berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup
mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat dimana ia pernah tinggal. Hal
ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "Home stay" (bahasa Inggris)
di zaman sekarang.
37
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
49/98
Seiring berjalannya waktu dan berubahnya jaman, sekarang khalayak
umum di Indonesia menyebut istilah "in de kost" dengan menyingkatnya
menjadi "kost" saja. Dimana-mana, terutama di berbagai daerah di
Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama akademi dan
universitas swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-
rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kost" bagi para
pelajar/mahasiswa yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu
dengan melibatkan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang
biasanya dihitung per bulan atau per minggu. Hal ini berbeda dengan
kontrak rumah, karena umumnya "kost" hanya menawarkan sebuah kamar
untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah
seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan.
Biasanya siswa yang merasa rumahnya jauh dari tempat mereka
menimba ilmu mereka lebih memilih untuk tinggal kos didekat-dekat
sekolah mereka. Seseorang yang menjalani kehidupan kost biasanya akan
lebih mandiri dan bertanggungjawab dibandingkan dengan orang-orang
yang tidak menjalaninya. Hal ini dimungkinkan sebab seorang anak kost
mau tidak mau harus belajar untuk mengatur kehidupannya sendiri, makan
sendiri, mencuci baju sendiri, membersihkan kamar, dan sebagainya
Meskipun begitu, tidak sedikit juga mahasiswa yang rumahnya dekat tetapi
mereka tetap tinggal dikos. .
Alasannya pun bermacam-macam, ada yang bilang kalau mengerjakan
tugas jadi gampang, Terakhir, masalah yang sepele namun juga penting
38
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
50/98
adalah selektif dalam memilih teman. Dizaman di mana pergaulan bebas
menjadi nge-trend ini, selektif dalam memilih teman adalah kunci utama
yang paling menentukan seperti apa nanti wujud eksistensi di dunia ini.
Seperti nasihat para sufi bahwa bergaul dengan penjual minyak wangi,
maka kita akan mendapatkan percikan minyak wanginya. Namun bergaul
dengan pandai besi, tak jarang kita mendapatkan percikan apinya, seperti
itu pula jika anak tersebut bergaul dengan temannya. Bila teman-teman anak
itu adalah orang-orang yang mempunyai semangat untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi, maka kemungkinan anak tersebut juga akan
semangat untuk mencapai keberhasilan dalam hidup, sebaliknya bila teman-
teman anak yang tinggal dikos adalah orang-orang yang ngakunya gaul
namun ternyata sibuk mendzalimi dirinya sendiri, maka kemungkinan besar
anak juga akan menjadi seperti itu. Maka sebaiknya memberikan pengertian
kepada anak untuk bergaul dengan semua orang, namun tetap selektif dalam
memilih teman.
Dan itu juga mengapa dikalangan siswa/pelajar banyak kasus seks
bebas. Karena mereka tidak terpantau oleh orang tua mereka. Dan itu juga
yang membuat budaya kumpul-kumpul atau yang lebih dikenal dengan
nongkrong menjadi tidak sehat. Ada yang memakai obat-obatan, minum-
minuman beralkohol pun juga ada. Tapi tidak sedikit juga yang benar-benar
mereka untuk sekolah dengan benar.
Ada baiknya orang tua yang mengizinkan anaknya untuk tinggal dikos
lebih baik mencari kos-kosan yang bisa dipantau langsung oleh ibu kos atau
39
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
51/98
sering disebut induk semang. Dan mempunyai peraturan yang harus
dilakukan oleh penghuni kos sehingga hidupnya pun akan lebih teratur dan
juga faktor-faktor negative dari luar sedikit bisa dihindari.
F. Kerangka BerfikirUntuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional diperlukan
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara ilmu pengetahuan agama
dan ilmu pengetahuan umum. Ilmu pengetahuan agama dapat membentuk
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
sedangkan ilmu pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan
dan produktivitas manusia Indonesia.
Banyak sekali orang tua yang menginginkan putranya untuk melanjutkan
disekolah-sekolah yang berlatar belakang agama Islam. Di sekolah tersebut
biasanya jam pelajaran ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan
agama berimbang, artinya disamping dituntut untuk mempelajari ilmu
pengetahuan agama. Salah satu contohnya adalah Madrasah Aliyah (MA).
Disamping itu banyak juga banyak juga orang tua berkeinginan
memasukkan putranya kepondok pesantren yang memang telah disediakan
untuk yang sekolah dilingkungan tersebut. Hal ini juga menambah beban
belajar yang sangat berat.
Tapi terkadang ada juga orang tua yang menyerahkan seutuhnya kepada
putranya untuk memilih tinggal dipondok pesantren maupun dikos.
Kehidupan kos sangat berbeda jauh dengan dipondok pesantren. Dikos
anak-anak lebih bebas untuk menggunakan waktu keseharian merekatanpa
40
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
52/98
ada kontrol dari pihak manapun. Tinggal sendiri tanpa pengawasan orang
tua jelas menimbulkan tanggung jawab tanggung jawab moriil kepada
anak tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia, anak harus belajar
bagaimana dapat menyelenggarakan kehidupan sebaik-baiknya dengan
sedikit mungkin mengeluh dan meminta bantuan kepada orang tua.
G. HipotesisHipotesis adalah suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 73).
Berlandaskan teori yang penulis uraikan diatas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ha1 : Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswayang tinggal di pondok pesantren, kos, dan tinggal bersama orang
tua pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II
MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
Ho1 : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara
siswa yang tinggal di pondok pesantren, kos, dan tinggal bersama
orang tua pada pokok bahasan logika matematika kelas X
semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
b. Ha2: Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangtinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di kos
pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II MA
Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
41
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
53/98
Ho2 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa
yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di
kos pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II
MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
c. Ha3 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangtinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal bersama
orang tua pada pokok bahasan logika matematika kelas X
semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
Ho3 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa
yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal
bersama orang tua pada pokok bahasan logika matematika kelas
X semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran
2010/2011.
d. Ha4 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangtinggal di kos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua pada
pokok bahasan logika matematika kelas X semester II MA Nurul
Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
Ho4 :Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa
yang tinggal di kos dengan siswa yang tinggal bersama orang tua
pada pokok bahasan logika matematika kelas X semester II MA
Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
42
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
54/98
Hipotesis statistikanya adalah sebagai berikut:
1. Ho1 : i= ps= kHa1 : minimal salah satu bertanda
2. Ho2 : i= psHa2 : ips
3. Ho3 : i= kHa3 : ik
4. Ho4 : ps= kHa4 : psk
Keterangan:
i: Hasil belajar matematika siswa yng tinggal dipondok pesantren.
ps: Hasil belajar matematika siswa yang tinggal dikos.
k: Hasil belajar matematika siswa yang tinggal bersama orang tua.
43
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
55/98
BAB II I
METODE PENELITIAN
Dalam rangka mengkaji masalah yang akan diteliti, setiap penelitian
memerlukan metode yang jelas. Metode penelitian adalah serangkaian aturan yang
ditetapkan dan harus diikuti selama proses penelitian dilaksanakan. Metode yang
harus digunakan adalah metode tes tertulis.
Dipilihnya metode tes tertulis dalam penelitian ini karena mengetahiu
variabelnya yaitu tingkat kemempuan siswa antara lain dengan cara menganalisis
hasil setelah populasi diberi perlakuan yang sama.
Pada dasarnya metode penelitian merupakan suatu hal atau aspek yang
menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Terlebih tujuan penelitian
secatra umum untuk mencari dan membuktikan kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu
sebelum peneliti mengadakan penelitian, maka harus menentukan metode
penelitian yang tepat.
A. Subyek Penelitian1. Populasi
Pengertian populasi menurut sudjana dalam buku Metode
Statistika mengungkapkan sebagai berikut :
Populasi adalah semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. (sudjanan, 2005:6).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur
Penelitian mengatakan :
44
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
56/98
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2006 :
130)
Dari pendapat diatas disimpulkan populasi adalah keseluruhan
obyek penelitian yang memiliki minimal satu karakteristik sama.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sisiwa kelas X
semester II MA Nurul Ulum Mranggen Tahun Ajaran 2010/2011.
berdasarkan data yang diperoleh populasi terdiri dari 160 anak.
2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002: 109). Jadi sample dapat diartikan sebagai subyek
yang dilibatkan langsung dalam penelitian yang dapat menjadi wakil
keseluruhan populasi. Pengambilan sample dalam penelitian ini
dilakukan dengan purposive sample.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampleyaitu
cara pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata, random atau
daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu
(Arikunto,2006:139) dari siswa kelas X-A sampai X-D semester II MA
Nurul Ulum Mranggen.
Penentuan sample dari populasi yaitu diambil empat kelas secara
acak dari keseluruhan siswa kelas X pada MA Nurul Ulum Mranggen
Kabupaten Demak. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
kelas sample yang diambil diampu oleh guru yang sama, mendapat
materi dengan kurikulum yang sama, menggunakan buku paket
45
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
57/98
matematika yang sama, siswa duduk pada tingkat kelas yang sama dan
pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.
B. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode DokumenterMetode dokumenter dalam penelitian ini digunakan untuk
mencari :
a. Data siswa kelas X semester II MA Nurul Ulum MranggenKabupaten Demak tahun ajaran 2010/2011 yang tinggal di
pondok pesantren, dikos, maupun siswa yang tinggal bersama
orang tua.
b. Data nilai semester I mata pelajaran matematika dari siswa kelasX semester II MA Nurul Ulum Mranggen Kabupaten Demak
tahun ajaran 2010/2011.
2. Metode TesMetode tes ini digunakan dalam mendapatkan data mengenai
penguasaan soal, diman soal-soal tes disusun oleh peneliti dengan
prosedur sebagai berikut :
a. Membuat kisi-kisi soalMateri yang disajaikan dalam penelitian ini adalah mata
pelajaran matematika tentang logika matematika.
46
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
58/98
b. Menentukan tipe-tipe soalTipe soal yang digunakan adalh obyektif siswa hanya
menentukan hasil akhir saja, sedangkan tehnik penyelesaian
hanya dikerjakan dikertas coret-coretan.
c. Menulis butir soalButir-butir soal hanya ditulis dengan dilengkapi dengan
kunci jawaban dan skor.
C. Instrumen Penelitian.Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi (archievement test)
yang berbentuk obyektif. Instrumen sebelumnya di uji cobakan dengan
jumlah 40 butir, kemudian dianalisis dan diambil 25 soal dalam waktu 75
menit. Sedangkan bentuk pertanyaan yang digunakan adalah bentuk tes
obyektif pilihan ganda (multiple choice) dengan 4 option. Penentuan bentuk
soal dilakukan dengan pertimbangan banyak mempunyai kelebihan antara
lain :
a) Tes bentuk obyektif lebih reliable dibanding tes bentuk uraian.b) Dapat diskor oleh siapapun.c) Dapat diskor dengan mudah dan cepat.d) Dapat mengetes bahan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.e) Tes bentuk obyektif tidak menuntun kemampuan menyusun kalimat.Adapun langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut :
a) Menetukan pokok bahasan dan sub pokok bahan yang diujikan.b) Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal.
47
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
59/98
c) Menentukan tipe soal.d) Menentukan jumlah item soal.
1. Uji InstrumenSebelum tes digunakan sebagai instrumen telebih dahulu di uji cobakan
(try out) pada sekolah lain. Tujuannya untuk melihat item mana yang tidak
memenuhi.
Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Analisis ValiditasSebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid atau shahih
apabila mempunyai validitas yang tinngi sebaliknya, instrument yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah. (Arikunto, 2006:168)
Rumus yang dipakai untuk menghitung pruduct moment
sebagai berikut :
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
=
Keterangan :
X : skor item
Y : skor total
2X : jumlah kuadrat skor item
2Y : jumlah kudrat skor total
XY : jumlah hasil kali skor item dengan skor total
xyr : koefisien korelasi skor item denagn skor total
48
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
60/98
N : jumlah subyek
Setelah memperoleh harga xyr kemudian dikonsultasikan
dengan harga r product moment, dengan menentukan taraf signifikan
5%, jika hitungr > totalr , maka alat ukur tersebut valid.
b. Analisis ReliabilitasReliabilitas berarti tetap, dapat dipercaya dan dapat
diandalkan. Suatu instrument yang dapat mengukur secara tepat apa
yang diukur dikatansudah variabeldan dapat digunakan untuk
penelitian.
Releabilitas dalam penelitian ini akan diuji dengan rumus
KR-20 sebagai berikut :
= tt
VpqV
kkr
111
Keterangan :
11r = releabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
tV = varians total
P = proporsi subyek yang menjawab betul pada suatu butir
(proporsi subyek yang mendapat skor 1)
P = (banyaknya subyek yang skornya 1)
N
Q = (proporsi subyek yang mendapat skor 0)
(q=1-p)
49
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
61/98
(Arikunto, 2006: 187)
Apabila harga11r ini dikonsultaskan dengan tabel r product
moment, tetapi masih lebih kecil dari harga11r , maka dapat
disimpulkan bahwa instrument tersebut tidak reliable.
c. Analisis Tingkat KesukaranTingkat kesukaran suatu soal adalah seberapa mudah atau
seberapa sukarnya setiap soal bagi sekelompok subyek. Tingkat
kesukaran soal dinyatakan dengan P (proporsi) rumus yang
digunakan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 208) adalah sebagai
berikut :
s
BP=
Keterangan :
P = indeks kesukaran soal
B = jumlah jawaban yang benar
Js = jumlah seluruh siswa
Sedangkan klasifikasi indeks tingkat kesukaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
P = 0,00 sampai dengan 0.30 = soal sulit
P = 0.31 sampai dengan 0,70 = soal sedang
P = 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah
Soal tersebut dianggap baik apabila soal tersebut
mempunyai indeks kesukaran antara 0,30 sampai dengan 0,70
50
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
62/98
d. Analisis Daya PembedaDaya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi :
Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai
berikut :
B
B
s
A
J
B
J
BD =
Keterangan :
D = daya pembeda
AB = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
AJ = banyaknya peserta kelompok atas
BJ = banyaknya peserta kolompok bawah
Dengan kriteria sebagai berikut :
0.0 sampai dengan 0.20 = jelek0,21 sampai dengan 0,40 = cukup
0,41 sampai dengan 0,70 = baik
0,71 sampai dengan 1,00 = baik sekali
(Arikunto, 2006 : 213-219)
51
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
63/98
D negative semuanya tidak baik, jadi semua butir yang
mempunyai nilai D negative sebaiknya tidak dipergunakan.
Selanjutnya dari analisis tersebut diatas akan ditentukan item soal
yang akan digunakan untuk mengambil data.
D. Metode analisis data1. Analisis Awal
a. Uji BarlettHarga-harga yang perlu untuk uji barlett
32
22
12
: ==Ho
Sampel
ke
Dk 1/dk si Log si dk log si
1
2
3
.
.
.
.
k
n1-1
n1-1
n1-1
.
.
.
.
nk-1
1/ (n1-1)
1/(n1-1)
1/(n1-1)
.
.
.
.
1/(nk-1)
si
si2
si2
.
.
.
.
sk2
Log si
Log si2
Log si2
.
.
.
.
Log sk2
(n1-1) log si
(n1-1) log si2
(n1-1) log si2
.
.
.
.
(nk-1) log si2
jumlah )1( ni _ _ ( ) sini log1
1
1
ni
52
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
64/98
Dengan taraf nyata , kita tolak Ho jika ( )( )1122 k ,
dimana ( )( )1122 k didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat
dengan peluang ( )1 dan dk = ( )1k . (Sudjana, 2005:262)
1. varians gabungan dari semua sampel)}1(/)1{(
22 = ii nsins
2. harga satuan B dengan rumus :)1()(log 2 = insB
(Sudjana, 2005:263)
b. Uji NormalitasSudjana mengatakan Uji normalitas digunakan untuk
pengujian terhadap normal atau tidaknya sebaran data kelompok
eksperiment yang akan dianalisis. Uji normalitas ini menggunakan
uji Lilliefors. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Pengamatan x1 ,x2, x3, ... ,xn dijadikan bilangan bakuz1, z2, z3, ... , zndengan menggunakan rumus :
s
xz ii
1=
Keterangan :
zi : proporsi sampel
xi : data ke i
s : simpangan baku sampel
: rata-rata sampel
53
5/28/2018 49b8f11db00e76ee
65/98
2) Untuk setiap bilangan baku, digunakan daftar distribusinormal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z
zi).
3) Selanjutnya menghitung proporsi z1, z2, z3, ... , zn yanglebih kecil atau sama dengan zi. Apabila proporsi ini
dinyatakan oleh S (zi), maka :
S (zi) = n
zyangzzzbanyaknyaz in .,...,,,