15
Pendekatan Developmentalisme dalam Studi PSP Kuliah 4a Team Teaching PSP

4a-Developmentalisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4a-Developmentalisme

Pendekatan Developmentalisme dalam Studi PSP

Kuliah 4a

Team Teaching PSP

Page 2: 4a-Developmentalisme

Pengantar

Pendekatan ini berkembang sebagai konsekuensi dari perkembangan kajian Ilmu Pemerintahan dalam memandang bekerjanya negara

Pendekatan developmentalisme berfokus pada perkembangan negara, ditinjau dari berbagai dimensi, seperti pertumbuhan ekonomi, modernisasi, pembangunan politik, dll

Page 3: 4a-Developmentalisme

Pendekatan Developmentalisme

Pendekatan ini terutama berkembang selama dekade 1960-an, ketika muncul negara-negara berkembang (developing states/third world nations)

Berfokus pada isu-isu perubahan dan dekolonisasi di negara-negara berkembang

Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan pembangunan politik (political development), yang mengkaji dinamika politik di negara-negara berkembang

Page 4: 4a-Developmentalisme

Awal Kemunculan Pendekatan Developmentalisme

Pertama, perkembangan studi PSP yang mulai menaruh perhatian pada aspek-aspek informal, seperti sosialisasi politik, aktivitas kelompok kepentingan, dan perumusan kebijakan. Dlm konteks negara berkembang, isu-isu tsb menjadi relevan karena aspek formal dari pemerintahan tidak bekerja dengan optimal. Bahkan, bekerjanya negara dan pemerintahan lebih banyak didasari oleh hal-hal yang bersifat patrimonial

Kedua, kemunculan banyak negara baru merdeka pada periode akhir 1940-an s.d. awal 1960-an terutama di kawasan Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Kemunculan negara-negara baru dengan konteks historis, politik, ekonomi, dan budaya yang berbeda ini menambah khazanah obyek perbandingan

Page 5: 4a-Developmentalisme

Lanjutan

Ketiga, hubungan antara negara-negara baru dengan negara-negara bekas penjajahnya menjadi bagian dari isu yang menarik untuk dikaji karena hubungan ini tetap terpelihara dan berpengaruh dalam periode pembangunan di negara-negara berkembang

Keempat, berkembangnya studi-studi campuran seperti antropologi politik, sosiologi politik, ekonomi politik yang menjadikan negara-negara berkembang sangat relevan sebagai obyek kajiannya terutama karena konteks dualistis di negara-negara berkembang tsb sangat berbeda dibandingkan di negara-negara maju yang institusi dan praktik pemerintahannya sudah mapan

Page 6: 4a-Developmentalisme

Lanjutan

Kelima, munculnya Perang Dingin antara AS (liberalis-kapitalis) dengan US (komunis) menyebabkan Pemerintah AS mengeluarkan kebijakan untuk merangkul negara-negara berkembang sbg sekutunya. Apalagi sejak terjadinya Revolusi Komunis di Cina (1940-an) dan invasi Korut ke Korsel (1950-an), AS khawatir akan meluasnya paham sosialisme/komunisme di negara-negara berkembang. Bila ini terjadi, AS akan kehilangan akses terhadap sumber-sumber daya alam di negara berkembang tsb. AS banyak menggunakan studi-studi perbandingan pemerintahan untuk membangun wacana tandingan dan model alternatif yang dapat melawan berkembangnya paham sosialisme/komunisme tsb.

Keenam, munculnya banyak negara berkembang menarik minat riset dari para ilmuwan untuk melakukan eksplorasi dan membangun teori-teori baru atas dasar konteks negara-negara berkembang tsb

Page 7: 4a-Developmentalisme

Teori-teori Pembangunan

Awalnya, pembangunan di negara-negara di dunia disebabkan oleh adanya keunggulan komparatif sehingga muncul pembagian kerja secara internasional•Negara-negara utara industri•Negara-negara selatan agraris

Page 8: 4a-Developmentalisme

Teori Modernisasi Harrod-Domar

Tabungan dan investasi untuk maju, negara hrs punya modal Max Weber

Etika Protestan nilai (budaya) kerja keras tanpa pamrih utk sukses

David McClelland Need for Achievement (motivasi) dorongan berprestasi bukan

sekedar utk mencari imbalan materiil (psikologi individu) Rostow

Lima tahap pembangunan pembangunan sebagai proses perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat maju

Masyarakat tradisional prakondisi lepas landas lepas landas kedewasaan konsumsi massa tinggi

Page 9: 4a-Developmentalisme

Lanjutan Hoselitz

Faktor non ekonomi pembangunan memerlukan dukungan dari faktor kondisi lingkungan yang meliputi:

Pengembangan modal dan perbankan Tenaga ahli dan trampil Perubahan kelembagaan politik dan sosial di bidang hukum, pendidikan,

keluarga dan motivasi (insentif dan disinsentif)

Inkeles dan Smith Manusia modern lingkungan pekerjaan dalam lembaga-lembaga

modern (pekerjaan formal) merupakan cara untuk membentuk manusia modern yang bisa membangun

Ciri-ciri teori modernisasi: Dikotomi tradisional vs modern Faktor non material penyebab kemiskinan Ahistoris dan universal Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh faktor internal

Page 10: 4a-Developmentalisme

Teori Ketergantungan

Raul Prebisch Industri substitusi impor

Paul Baran Kretinisme

Andre Gunder Frank Pembangunan keterbelakangan

Dos Santos Industrialisasi di negara pinggiran

Page 11: 4a-Developmentalisme

Teori Pascaketergantungan

Neoliberal Bill Warren Teori Artikulasi Immanuel Wallerstein

Teori Sistem Dunia

Page 12: 4a-Developmentalisme

Kritik terhadap Pendekatan Developmentalisme

Pembangunan di negara-negara berkembang tidak melalui rute/fase yang sama seperti di negara-negara maju, sehingga tidak tepat menggunakan teori-teori pembangunan ala Barat untuk membandingkan kondisi di negara berkembang

Pendekatan yang digunakan AS dan negara-negara maju lainnya dalam memfasilitasi pembangunan di negara-negara berkembang ternyata mengarah pada kehancuran, bukan pada kesejahteraan

Modernisasi dan perubahan sosial yang terjadi akibat dari pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang tidak diimbangi dengan pertumbuhan dalam institusi politik, sehingga sering mengarah pada kekacauan. Karenanya, Huntington menyarankan perlunya penciptaan tertib sosial melalui penguatan institusi tentara, birokrasi, dan parpol untuk merespon perubahan.

Page 13: 4a-Developmentalisme

Lanjutan

Konteks internasional di akhir abad ke-20 sangat berbeda dengan awal praktik pembangunan di negara-negara maju pada awal abad ke-20. Pada masa sekarang, negara-negara berkembang menghadapi berbagai pengaruh global, seperti liberalisasi perdagangan akibat naiknya harga minyak, kemunculan korporasi multinasional, dan saling ketergantungan dengan negara-negara lain dalam perdagangan internasional. Kondisi ini menyebabkan otonomi negara berkembang menjadi sangat rentan

Periode, sekuens/fase, dan tahapan pembangunan yang dijalani oleh negara-negara maju tidak mungkin diulang kembali pada masa sekarang oleh negara berkembang. Periode pembangunan pada masa sekarang tidak bisa lagi dilakukan secara gradual. Di negara maju, industrialisasi menyebabkan mobilitas sosial dari pinggiran ke kota untuk bekerja, sebaliknya di negara berkembang, urbanisasi akibat dari industrialisasi menyebabkan pengangguran. Perubahan sosial dari feodalisme ke capitalisme juga tidak berlangsung mulus di negara berkembang karena tumpang tindih dengan kemunculan sosialisme dll

Page 14: 4a-Developmentalisme

Lanjutan

Pendekatan developmentalisme mengabaikan peran institusi tradisional, seperti keluarga, religi, suku, kasta, dan klan. Padahal, di negara berkembang, institusi-institusi ini berperan penting sebagai sumber nilai dan kebanggaan (identitas) yang menentukan keberhasilan pembangunan. Karena dorongan modernisasi, yang terjadi adalah alih rupa institusi tradisional ke dalam organisasi modern seperti kelompok kepentingan atau parpol, tetapi relasi sosialnya tetap berlangsung atas dasar nilai-nilai tradisional tsb.

Pendekatan developmentalisme memunculkan ekspektasi yang keliru bahwa proses pembangunan berlangsung secara damai dan penuh kebahagiaan, padahal di negara-negara berkembang, pembangunan seringkali berlangsung memakan korban, memunculkan konflik, kekerasan, dan kudeta.

Metodologi perbandingan yang digunakan oleh pendekatan developmentalisme tidak dapat digunakan untuk menyamaratakan semua negara

Page 15: 4a-Developmentalisme

Referensi

Apter. Pengantar Analisis Politik. Jakarta: LP3ES. Fakih, Mansour. 2001. Runtuhnya Teori

Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist Press.

Hettne, Björn. 1990. Teori Pembangunan dan Tiga Dunia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Wiarda, Howard J. dan Esther M. Skelley. 2007. Comparative Politics: Approaches and Issues. UK: Rowman dan Littlefield Publishers Inc.