33
A. PENDEKATAN PERISTIWA 1. Hakikat dari pendekatan peristiwa Pendekatan peristiwa untuk pertama kalinya dinyatakan secara eksplisit setelah adanya suatu perbedaan pendapat yang terjadi diantara anggota dari Committee of american Accounting Assotiation yang mengeluarkan sebuah statement of basic accounting teory. Mayoritas komite mendukung pendekatan nilai untuk akuntansi sedangkan hanya satu anggota yaitu George Sorter yang mendukung pendekatan peristiwa. Kelompok Nilai Kelompok nilai yang juga disebut sebagai kelompok kebutuhan dari para pengguna telah cukup diketahui untuk memungkinkan dilakukannya pengambilan suatu teori akuntansi yang memberikan input optimal bagi model-model keputusan tertentu. Model akuntansi konvensional yang didasarkan atas pendekatan nilai memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain : 1. Dimensinya terbatas 2. Rencana-rencana klasifikasinya tidaklah selalu tepat 3. Tingkat agregasiinformasinya terlalu tinggi 4. Terlalu terbatasinya tingkat integrasi dengan area-area fungsional yang lain dari sebuah perusahaan Pendekatan Peristiwa Pendekatan peristiwa mengusulkan bahwa tujuan dari akuntansi adalah ”untuk memberikan informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan yang dapat berguna dalam berbagai jenis model keputusan. Peristiwa mengacu pada semua tindakan yang dapat digambarkan oleh satu atau lebih dimensi-dimensi atau atribut dasar. Menurut Johnson, peristiwa berarti pengamatan yang mungkin dari karakteristik-karakteristik tertentu dari sebuah tindakan 1

5. the Event & Behavioral Approach & the Prdictive and Positif Approach

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TA BAB 5

Citation preview

A. PENDEKATAN PERISTIWA

1. Hakikat dari pendekatan peristiwa

Pendekatan peristiwa untuk pertama kalinya dinyatakan secara eksplisit setelah adanya suatu perbedaan pendapat yang terjadi diantara anggota dari Committee of american Accounting Assotiation yang mengeluarkan sebuah statement of basic accounting teory. Mayoritas komite mendukung pendekatan nilai untuk akuntansi sedangkan hanya satu anggota yaitu George Sorter yang mendukung pendekatan peristiwa.

Kelompok NilaiKelompok nilai yang juga disebut sebagai kelompok kebutuhan dari para pengguna telah cukup diketahui untuk memungkinkan dilakukannya pengambilan suatu teori akuntansi yang memberikan input optimal bagi model-model keputusan tertentu. Model akuntansi konvensional yang didasarkan atas pendekatan nilai memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain :

1. Dimensinya terbatas 2. Rencana-rencana klasifikasinya tidaklah selalu tepat

3. Tingkat agregasiinformasinya terlalu tinggi4. Terlalu terbatasinya tingkat integrasi dengan area-area fungsional yang lain dari

sebuah perusahaan

Pendekatan PeristiwaPendekatan peristiwa mengusulkan bahwa tujuan dari akuntansi adalah ”untuk memberikan informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan yang dapat berguna dalam berbagai jenis model keputusan. Peristiwa mengacu pada semua tindakan yang dapat digambarkan oleh satu atau lebih dimensi-dimensi atau atribut dasar. Menurut Johnson, peristiwa berarti pengamatan yang mungkin dari karakteristik-karakteristik tertentu dari sebuah tindakan dimana seorang reporter dapat mengatakan saya meramalkannya dan melihatnya terjadi dengan ata kepala saya sendiri.Jadi, karakteristik dari suatu peristiwa dapat diamati secara langsung dan memiliki arti ekonomi yang signifikan bagi pengguna. Karakteristik dari peristiwa yang tidak menggunakan nilai moneter mungkin harus di ungkapkan. Pendekatan peristiwa juga mengasumsikan bahwa tingkat pengumpulan dan evaluasi dari data akuntansi akan ditentukan oleh pengguna, mengingat fungsi kerugian dari para pengguna.

2. Laporan Keuangan dan Pendekatan PeristiwaDalam pendekatan nilai, neraca dianggap sebagai suatu indikator dari posisi keuangan

1

perusahaan pada satu titik tertentu di satu waktu. Dalam pendekatan peristiwa, neraca dianggap sebagai suatu komunikasi tidak langsung dari seluruh peristiwa-peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak ia dibentuk.Dalam pendekatan nilai, laporan laba rugi dianggap sebagai suatu indikator bagi kinerja keuangan dari sebuah perusahaan pada satu periode tertentu. Dalam pendekatan peristiwa, laporan laba rugi dianggap sebagai komunikasi langsung engenai peristiwa-peristiwa operasional yang terjadi selama periode tertentu.Dalam pendekatan nilai, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian mengenai perubahan kas. Dalam pendekatan peristiwa, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian peristiwa-peristiwa keuangan dan investasi.

3. Teori Peristiwa Normatif dari AkuntansiTujuan dari teori peristiwa normatif dari akuntansi adalah untuk maksimalkan keakuratan peramalan laporan-laporan akuntansi dengan berfokus pada atribut-atribut yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa yang sangat penting bagi pengguna. Teori ini meminta adanya:1. Suatu taksonomi yang eksplisit dari peristiwa-peristiwa nyata yang harus dilaporkan oleh akuntan2. Perencanaan klasifikasi yang lebih efektif dengan referensi khusus pada label-label yang memungkinkan untuk mengaitkan peristiwa tertentu dengan peristiwa lain yang berhubungan3. Pembuatan struktur sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa

4. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis PeristiwaSatu cara untuk memenuhi tujuan dari teori peristiwa normatif dari akuntansi adalah dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan pendekatan basis data pada manajemen informasi yang mengansumsikan bahwa suatu perusahaan membuat sebuah database yang dikelola secara terpusat dan dibagi diantara rentang pengguna yang luas dengan kebutuhan yang sangat beragam. Sistem akuntansi seperti ini meliputi model-model :

1. Model Hierarkis,, didasarkan atas pemikiran mengenai suatu sistem informasi akuntansi – peristiwa yang memungkinkan para pengguna untuk memberikan pertanyaan database.

2. Model jaringan,, didasarkan atas konsep akuntansi multidimensional yang disampaikan oleh Ijiri dan Charnes, Colantoni dan Cooper. Model ini menggunakan sebagai input database yang pada awalnya belum terstruktur dan kumpulan pertanyaan atau permintaan data untuk mengembangkan suatu struktur data hierarkis yang akan meminimalisasi jumlah catatan yang harus diakses untuk menjawab suatu rangkaian yang diminta.

2

3. Model relasional,, didasarkan pada teori matematis tentang relasi. Pada dasarnya suatu database suatu kumpulan relasi-relasi berbagai tingkatan yang memiliki perbedaan waktu.

4. Model hubungan entitas,, mengasumsikan bahwa suatu sistem akuntansi akan dapat dibuat modelnya secara paling alamiah dalam suatu lingkungan database yang berupa kumpulan entitas-entitas dunia nyata dan hubungan diantara entitas-entitas tersebut.

5. Model akuntansi REA adalah suatu penyajian hubungan entitas umum dari fenomena akuntansi dengan kompenen yang terdiri atas perangkat-perangkat yang mewakili sumber daya ekonomi, peristiwa ekonomi, dan agen-agen ekonomi.

5. Evalusi atas Pendekatan PeristiwaPendekatan peristiwa menawarkan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihannya terutama adalah dalam bentuk usaha-usaha untuk memberikan informasi mengenai peristiwa ekonomi yang relevan yang mungkin bermanfaat bagi macam-macam model keputusan. Sebagai hasilnya akan terdapat lebih banyak informasi yang tersedia bagi para pengguna yang dapat menggunakan fungsi kegunaan untuk menentukan sifat dan tingkat agregrasi dari informasi yang diperlukan dalam membuat keputusan. Kegunaan dari pendekatan peristiwa dapat bergantung pada satu atau lebih argumen dibawah ini :a. Kegunaan dari pendekatan peristiwa mungkin bergantung pada keadaan psikologis dari si pengambil keputusan.b. Dapat terjadi kelebihan informasi dari usaha percobaan untuk mengukur karakteristik yang relevan dari seluruh peristiwa penting yang mempengaruhi perusahaanc. Kriteria yang memadai untuk pemilihan peristiwa yang penting belum dikembangkand. Mengukur seluruh karakteristik dari suatu pendekatan peristiwa mungkin terbukti sulit untuk dilakukan , melihat kondisi seni akuntansi saat ini.

B. PENDEKATAN PERILAKU

1.Hakikat dari Pendekatan PerilakuPendekatan perilaku pada formulasi teori akuntansi menekankan relevansi pengambilan keputusandari informasi yang dikomunikasikan (orientasi keputusan-komunikasi) dan perilaku

3

individu dan kelompok yang ditimbulkan oleh komunikasi informasi (orientasi pengambil keputusan). Akuntansi diasumsikan berorientasi pada tindakan, tujuannya adalah untuk mempengaruhi tindakan secara langsung melalui muatan informasional dari pesan yang disampaikan dan secara tidak langsung melalui perilaku para akuntan.Tujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia, yaitu untuk menetapkan generalisasi dari perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan dalam cara yang objektif oleh prosedur-prosedur yang sepenuhnya terbuka untuk ditinjau, ditiru, dan dapat diverifikasi oleh ilmuan-ilmuan lain yang berminat.Tujuan mendasar dari akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia disemua konteks akuntansi yang mungkin terjadi.

2. Dampak Perilaku Dari Informasi AkuntansiInformasi akuntansi dilihat dari segi isi dan formatnya mungkin dapat memberikan dampak bagi masing-masing pengambilan keputusan. Maka dari itu, studi-studi penelitian diarea ini telah memeriksa model-model pelaporan dan praktik pengungkapan untuk menilai pilihan yang tersedia dilihat dari segi relevansi dan dampaknya pada perilaku.Studi-studi ini dapat dibagi dalam lima kelompok umum, yaitu:A. Kecukupan pengungkapanDigunakan 3 pendekatan untuk menilai kecukupan pengungkapa yaitu: 1.menilai polayang berkaitan dengan dimasukkannya informasi tertentu. 2.menilai persepeksi dan sikap dari kelompok kepentingan yang berbeda 3.menilai sampai sejauh mana item-item informasi yang berbeda diungkap dalam laporan tahunan dan faktor tertentu dari perbedaan-perbedaan yang signifikan dalam kecukupanpengungkapan keuangan antar perusahaan.

B. Kegunaan dari data laporan keuanganDigunakan dua pendekatan untuk menilai kegunaan dari data laporan keuangan, yaitu:1.menilai arti penting secara relatif dari analisis investasi item-item informasi yang berbeda baik untuk pengguna maupun pembuat informasi keuangan2.menilai relevansi dari laporan keuangan terhadap pengambilan keputusan dengan didasarkan pada komunikai laboratorium dari data laporan keuangan dari segi kemudahan untuk dibaca dan arti bagi pengguna secara umum

C. Sikap dari praktik-praktik pelaporan perusahaanDigunakan dua pendekatan untuk menilai sikap dari praktik-praktik pelaporan perusahaan.1.menilai preferensi untuk teknik-teknik akuntansi alternatif

4

2.menilai sikap dari permasalahan pelaporan umum

D. Pertimbangan materialitasDigunakan dua pendekatan untuk menilai pertimbangan materialitas1.menilai faktor-faktor utama yang menentukan pengumpulan, pengklasifikasian, dan perangkuman data akuntansi2.berfokus pada item-item apa yang dianggap meterual oleh orang lain dan mencoba untuk menentukan tingkat perbedaan yang diminta dalam data akuntansi sebelum perbedaan tersebut dianggap ebagai material.

E. Berbagai dampak keputusan dari prosedur akuntansi alternatifTerutama di dalam konteks penggunaan teknik-teknik persediaan yang berbeda, informasi tingkat harga, dan informasi non akuntansi.

3. Dampak Linguistik dari Data Dan Teknik AkuntansiAda empat dalil yang diperkenalkan yang diperoleh dari paradigma relativitas linguistik yang bertujuan untuk secara konseptual mengintegrasikan temuan-temuan penelitian mengenai dampak dari informasi akuntansi terhadap perilaku penggunanya:

Para pengguna yang membuat pembedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu berbicara dan menyelesaikan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh pengguna yang tidak membuat perbedaan tersebut

Para pengguna yang membuat perbedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu melaksanakan tugas-tugas dengan lebih cepatPara pengguna yang memiliki aturan akuntansi cenderung akan membedakan gaya dan penekanan manajerial daripada mereka yang tidak memilikinyaTeknik-teknik akuntansi dapat cenderung memfasilitasi atau menjadikan lebih sulit beragam perilaku-perilaku manajerial dari pihak pengguna.

Dalil-dalil diatas telah di uji dan diverifikasi secara empiris dalam dua studi yang menekankan pada dua arti dari pertimbangan-pertimbangan linguistik dalam penggunaan informasi akuntansi dan dalam pembuatan standar internasional.

4. Fiksasi Fungsional Dan DataDigunakan dalam akuntansi, mengusulkan bahwa dalam kondisi tertentu seorang pengambil keputusan mungkin tidak dapat menyesuaikan proses pengambilan keputusan terhadap suatu perubahan dalam proses akuntansi yang memberikan data yang mempengaruhinya.

5

Fiksasi fungsional diawali sebagai satu konsep dalam psikologi yang berasal dari investigasi mengenai dampak dari pengalaman masa lalu pada perilaku manusia.Terdapat bermacam-macam konsep untuk hasil-hasil dari fiskal fungsional dalam akuntansi,yaitu:a. Hipotesis pengondisian b. Teori prospek dan hipotesis penyusunanc. Keterlibatan ego yang pertama versus yang terbaru

5. Sifat Induksi InformasiPerilaku seorang individu dipengaruhi oleh informasi dalam dua cara, yaitu:Melalui penggunaan informasi ketika bertindak sebagai seorang penerimaMelalui induksi informasi ketika bertindak sebagai seorang pengirim

Faktor waktu juga dapat mengatur induksi sebagai berikut:• Komunikasi dari informasi yang pada kenyataannya merupakan penggambaran dari perilaku pengirimnyaatau di anggap seperti itu oleh pengirimnya• Konsekuensi-konsekuensi yang mencerminkan kemungkinan efek-efek timbal balikpada pengirim informasi akan sangat kondusif bagi induksi informasi

Pengklasifikasian secara luas dampak-dampak timbal balik bagi pengirim informasi yang muncul dari:1. evaluasi eksternal atas kinerja2. regulasi dan pengendalian atas operasi3. interaksi dengan keputusan-keputusan dari unit-unit keperilakuan yang lain4. pengubahan-pengubahan yang terjadi pada seperangkat pilihan yang terbuka bagi pengirim informasi.

6

Pendekatan Prediktif dan Positif dalam Akuntansi

ANALISIS TIME SERIES, PREDIKSI KESULITAN KEUANGAN, OBLIGASI, RESTRUKTURISASI, KEPUTUSAN KREDIT DAN PERAMALAN INFORMASI KEUANGAN

Hakikat Dari Pendekatan Prediktif

Pendekatan prediktif muncul dari kebutuhan untuk menyelesaikan masalah sulit dalam menilai metode altematif dari alternatif pengukuran akuntansi. Pendekatan prediktif untuk formulasi sebuah teori akuntansi menggunakan kriterium kemampuan prediktif, di mana pilihan di antara opsi akuntansi yang berbeda tergantung pada kemampuan metode tertentu untuk memprediksi peristiwa yang menjadi perhatian pengguna. Secara lebih spesifik, “ukuran dengan daya prediktif paling besar berkaitan dengan peristiwa tertentu dipandang sebagai metoda terbaik untuk tujuan tersebut.

Kriterium kemampuan prediktif digunakan karena penekanan terhadap relevansi sebagai kriterium utama pelaporan keuangan. Relevansi berkonotasi sebagai sebuah perhatian terhadap informasi tentang peristiwa masa depan. Dengan demikian, data relevan dicirikan oleh sebuah kemampuan untuk memprediksi peristiwa masa depan.

Kriterium kemampuan prediktif juga diterima dengan baik dalam sains alam dan fisis sebagai sebuah metode memilih di antara hipotesis yang saling bersaing. Beaver dkk, menunjukkan bahwa ukuran akuntansi altematif memiliki karakteristik hipotesis yang bersaing, telah merasionalkan penggunaan kemampuan prediktif dalam akuntansi. Keunggulan yang pasti dari pendekatan prediktif adalah bahwa pendekatan tersebut memungkinkan kita untuk mengevaluasi pengukuran akuntansi altematif secara empiris dan untuk membuat pilihan yang jelas atas dasar kriterium diskriminator.

7

Kemampuan prediktif juga merupakan sebuah kriterium yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan tujuan pengumpulan data akuntansi dan fasilitasi pembuatan keputusan. Literatur akuntansi selalu memegang teguh prinsip bahwa data akuntansi harus memfasilitasi pembuatan keputusan dan kriterium kemampuan prediktif memungkinkan kita untuk menentukan ukuran akuntansi yang menghasilkan keputusan yang paling baik. “Perlu dicatat di sini perbedaan mendasar antara prediksi dan keputusan yaitu adalah mungkin untuk memprediksi tanpa membuat keputusan, tetapi adalah tidak mungkin untuk membuat keputusan tanpa prediksi”.

Ada dua aliran pendekatan prediktif yang dapat diidentifikasi yaitu;

o Aliran yang berkaitan dengan kemampuan data akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksi peristiwa ekonomi

Aliran yang berkaitan dengan kemampuan data akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksi reaksi pasar terhadap ungkapan

Prediksi Dari Suatu Peristiwa Ekonomi

Analisis time series

Analisis time-series adalah sebuah pendekatan metodologis struktural dimana ketergayutan statistis dalam seperangkat data dapat diuji. Nilai masa lalu seperangkat data tunggal digunakan untuk memberi arah berkenaan dengan realisasi masa depan dari seperangkat data yang sama. Riset analisis time-series difokuskan terutama pada:

Sifat-sifat time-series dari eamings yang dilaporkan, dan

Isu-isu prediksi dalam analisis time-series.

Prediksi kesulitan

Penerapan yang paling relevan dari pendekatan prediktif adalah upaya yang dibuat untuk mencari karakteristik yang tervalidasi secara empiris membedakan antara perusahaan yang secara keuangan mengalami kesulitan dengan perusahaan yang tidak mengalaminya.

Dalam studi univariat Beaver, yang menguji seperangkat rasio akuntansi untuk memprediksi kegagalan perusahaan, hasil yang paling penting adalah kemampuan prediksi yang superior rasio-rasio arus kas terhadap total utang, diikuti oleh income bersih terhadap total aset.

8

Sebuah model logit diusulkan oleh Ohlson untuk menguji pengaruh empat faktor dasar terhadap probablitas kebangkrutan yaitu:

o besar perusahaan,

o ukuran-ukuran struktur keuangan perusahaan,

o ukuran-ukuran kinerja, dan

o ukuran-ukuran likuiditas.

Prediksi premi obligasi dan peringkat obligasi

Fisher menguji kekuatan sebuah model empat faktor untuk menjelaskan perbedaan dalam premium risiko obligasi perusahaan industrial yaitu:

o Variabilitas eamings, diukur dg koefisien variasi EAT sembilan th terakhir.

o Solvensi atau reliabilitas dalam memenuhi kewajiban, diukur dengan panjangnya waktu sejak peristiwa-peristiwa berikut ini terakhir kali terjadi: pendirian perusahaan, bangkit dari kebangkrutan, atau sebuah kompromi dibuat di mana kreditor menyelesaikan kurang dari 100 persen dari klaim mereka.

o Struktur modal, diukur dengan nilai pasar ekuitas/nilai nominal utang perusahaan.

o Nilai total nilai pasar obligasi perusahaan.

Tiga variabel pertama merepresentasi proksi yang berbeda untuk risiko kemacetan; variabel ke empat merepresentasi sebuah proksi bagi risiko keterpasaran. Keempat variabel tersebut menjelaskan 75 persen variasi dalam premium risiko obligasi.

Perilaku retrukturisasi perusahaan

Perilaku restrukturisasi perusahaan mencakup mekanisme-mekanisme seperti merjer, konsolidasi, akuisisi, divestitures, privatisasi,leverage buyout dan spinoffs. Semua itu dilakukan baik untuk:

o memaksimumkan nilai pasar ekuitas pemegang saham atau

o memaksimumkan kemakmuran manajemen.

9

Riset memfokuskan pada karakteristik perusahaan yang diambilalih dan tidak diambilalih, dan mencakup dua bidang

o analisis klasifikatori ex-post dan

o analisis prediktif ex-ante, menggunakan model univariat maupun multivariat.

Semua studi tersebut menunjuk pada relevansi berbagai rasio akuntansi dalam mengklasifikasi atau memprediksi pengambilalihan. Keterbatasan studi-studi tersebut sama dengan yang dihadapi dalam kasus prediksi tekanan keuangan (distress)

Keputusan-keputusan kredit dan pinjaman bank

Keputusan perdagangan dan pemberian pinjaman bank merupakan contoh lain peristiwa ekonomis yang dapat dijelaskan dan/atau diprediksi berdasarkan informasi akuntansi dan informasi keuangan lainnya.Dari sisi perspektif pendekatan prediktif, riset terdiri dari pengaplikasian atau pemprediksian penilaian kredit atau perubahan yang terjadi berdasarkan informasi akuntansi dan informasi keuangan lainnya. Keputusan pemberian pinjaman oleh bank juga telah menjadi subjek penelitian empiris dan prediktif.

Pettaway dan Sin melanjutkan alur penelitian yang sama menggunakan model penyekatan berbasis dasar dan akuntansi. Akuntansi telah terbukti memberikan waktu tunggu yang bernilai yang dapat digunakan oleh regulator untuk menjalankan tanggungjawab pengaturan secara lebih efektif.

Peramalan informasi laporan keuangan

Karena analis sekuritas dan hampir semua lembaga peramalan memfokuskan pada lingkungan AS, akuntan manajemen dan manajer keuangan perusahaan multinasional (MNCs) mungkin harus mendasarkan diri pada upaya mereka sendiri untuk meramal eamings perusahaan lain dan menyediakan ramalan eamings mereka sendiri, pilihan teknik mereka mungkin mekanis atau non-mekanis dan univariat atau multivariat.

Pendekatan peramalan univariat mekanis meliputi model rerata bergerak dan model univariat Box-Jenkins. Model peramalan multivariat mekanis meliputi model regresi, model fungsi transfer Box-Jenkins, dan model ekonometrik. Akhimya, model nonmekanis meliputi model univariat seperti ekstrapolasi kurva visual dan model multivariat seperti pendekatan

10

analis sekuritas. Ramalan-ramalan tersebut dapat dievaluasi baik dalam dispersinya atau biasnya.

PASAR MODAL, TEORI DAN MODEL-MODEL YANG BERHUBUNGAN

Prediksi Reaksi Pasar: Penelitian Berbasis Pasar Dalam Akuntansi

Pendekatan pasar dan akuntansi eksternal

Pendekatan prediktif menyukai adopsi angka akuntansi yang memiliki kaitan tertinggi dengan harga pasar. Hal tersebut menuntut evaluasi kegunaan angka akuntansi yang ditransmisikan kepada transaksi pasar modal dipandang sebagai sebuah agregat. Dalam kasus ini, “gregat” berarti fokusnya adalah pada reaksi pasar sekuritas bukan pada investor individual yang membentuk pasar.

Peranan pasar sekuritas dan informasi dalam pasar sekuritas membenarkan penggunaan prediksi reaksi pasar dalam formulasi sebuah teori akuntansi. Peranan pasar sekuritas adalah untuk menyediakan pasar pertukaran yang teratur di mana investor dapat mempertukarkan klaim terhadap konsumsi sekarang dan masa depan secara berkesinambungan

Model pasar yang efisien

Secara umum diasumsikan bahwa pasar sekuritas adalah efisien. Sebuah pasar efisien yang sempura berada dalam ekluilibrium kontinus, sedemikian hingga nilai intrinsik sekuritas bergetar secara random dan harga pasar selalu sama dengan nilai intrinsik yang mendasarinya pada setiap waktu. “Nilai intrinsk” secara umum diakui sebagai harga yang seharusnya dan harga yang akan diberikan oleh individu lain yang memiliki informasi dan kompetensi yang sama ketika orang tersebut membuat estimasi.

Hipotesis pasar yang efisien

Dengan mendefinisikan suatu set informasi (jt) dalam tiga cara yang berbeda, Fama membedakan tiga aras efisiensi pasar yaitu, bentuk lemah, semi-kuat, dan kuat.

Bentuk lemah dari hipotesis pasar efisien

11

Bentuk lemah hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa retum (harga-harga) ekspektasian ekuilibrium “sepenuhnya mencerminkan” sekuensi retum (harga) masa lalu.

Bentuk semi kuat dari hipotesis pasar efisien

Bentuk hipotesis pasar efisien semi kuat menyatakan bahwa return (harga) ekspektasian ekuilibrium “sepenuhnya mencerminkan” semua informasi yang tersedia secara publik.

Bentuk kuat hipotesis pasar efisien

Bentuk kuat hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa retum (harga) ekspektasian ekuilibrium “sepenuhnya mencerminkan” semua informasi (tidak hanya informasi yang tersedia secara publik).

Metodel penetapan harga aktiva modal

Hipotesis pasar efisien mewajibkan penggunaan “return ekspektasian” dan mengandai bahwa sekuritas dihargai secara tepat. Sebuah teori diperlukan untuk menspesifikasi hubungan antara retum ekspektasian dan harga saham individual yang dinilai tersebut adalah model penilaian modal-aset Sharpe, Lintner dan Mossin, menghubungkan retum aset dengan risiko aset sebagai berikut:

E(Rit) = Rft + [E(Rmt) – Rft]b

di mana:

E(Rit) = retum ekspektasian dari sekuritas i pada periode t.

Rft = retum atas aset bebas risiko pada periode t.

E(Rmt) = retum ekspektasian atas portofolio pasar dalam periode

s( Rit, Rmt) = kovariansi antara Rit, dan Rmt

s2(Rmt) = variansi retum atas portofolio pasar.

b = s (Rit Mmt) / s2 (Rmt) = koefisien risiko.

Teori penetapan harga arbitrase

12

APT mengandaikan bahwa retum sekuritas terkait dengan angka yang tak diketahui faktor-faktor yang tak diketahui. Sebuah model multifaktor akan berbentuk sebagai berikut:

Ri = ai + bi1F1 + bi2F2 + + bijF3 + el

Sekuritas akan dinilai sebagai berikut:

E(ri) = Rj + Y1bil+ Y2 b 12+ + bijYj

di mana:

Rj = retum atas aset bebas risiko

bi = sensitifitas sekuritas i terhadap faktor j, dan

Yj = premium retum sekuritas (yaitu, kelebihan dari Rfdari setiap unit sekuritas terhadap faktor j).

Teori ekuilibrium tentang penetapan harga opsi

Opsi memberi hak kepada seseorang untuk membeli (opsi call atau opsi put) sejumlah saham tertentu dari perusahaan tertentu dari pembuat opsi pada harga tertentu pada saatjatuh tempo pada tanggal tertentu.

Model pasar

Model penilaian modal-aset tidak memberi pengujian yang mudah bagi hipotesis pasar efisien. Malahan model pasar Markovitz dan Sharpe digunakan untuk tujuan ini.

Model tersebut mendefinisi proses menghasilkan harga sekuritas stokastik sebagai:

Rit = ait + Bit Rmt + Uit

di mana:

E(Mit) = 0

s(Rmt, Mit) = 0

s(Mmt, Mit) = 0

Rit = retum sekuritas 1 pada periode t,

ai, Bi = intersep & slope dari hub. linier antara Rit dan Rmt,

13

Rmt = faktor pasar dalam periode t, dan

Mit = porsi stokastik dari komponen individualistik dari Rit.

Estimasi beta

Estimasi risiko sistematik atau beta sangat dibutuhkan bagi studi-studi yang menguji pengaruh informasi akuntansi terhadap pasar, dan kaitan beta dengan indikator-indikator berbasis akuntansi. Karena masalah kesalahan ekonometrik yang potensial dalam estimat model pasar, berbagai koreksi yang perlu telah diajukan.

Pertama, koreksi Scholes-Williams generalisasian memberikan estimator berikut:

B1 = (Bi+1+ Bui + B-1i) / 1 + 2P1

di mana:

B+1, B0, B-1 = beta leading, beta contemporaneus, dan beta lagged, dan

P1 = korelasi serial indeks urutan pertama.

Kedua, koreksi Bayesian Vasicek memberikan estimator berikut:

Bi = (Bp / S2p + BB / SB2) / (1/S2p + 1/S2B)

dimana

B = estimat sebelum yang terbaik

S2p = variasi estimat estimasian

BB = rerata beta pasar tak tertimbang dan

SB2 = variasi beta pasar estimasian

14

Metodologi studi peristiwa

Metodologi studi peristiwa menggunakan tanggal pengumuman sebagai hari 0. Telah banyak didokumentasikan dalam literatur studi peristiwa bahwa sebagian besar return tidak normal terjadi pada periode hari -1 sampai hari +1. Sehingga contoh analisis difokuskan pada interval tiga hari ini. Prosedur OLS digunakan pertama-tama untuk mengestimasi return normal.

Rjt = aj+ bj(Rmt) + ejt

di mana:

Rj = tingkat retum atas sekuritas j pada waktu t,

aj = intersep untuk persamaan sekuritas j,

bj = koefisien regresi retum pasar pada waktu t,

Rmt = retum atas indeks nilai tertimbang CRSP pada waktu t,

ejt = galat untuk sekuritas j pada waktu t.

Model penilaian neraca tingkat harga

Model-model ini memfokuskan pada hubungan antara nilai ekuitas dan nilai buku. Secara umum, hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut:

MVE = f (BVA)

di mana:

MVE = nilai pasar ekuitas

BVA = nilai buku aset

Kandungan informasi dari laba

Kandungan informasi eamings secara umum diuji dengan hubungan antara retum kuritas dan eamings tak terduga (unexpected earning). Hal tersebut disimpulkan dengan signifikansi dari efisien slope (b) dan daya penjelas (explanatory power) dari sebuah model estimasian cross-sectional yang berbentuk sebagai berikut:

15

CARk =a + bUX k +e k

di mana:

CARk = retum tidak normal kumulatif untuk sekuritas i selama periode t,

UXk = eamings tak terduga (lebih dipilih dalam bentuk skalaan), dan

b = koefisien responss eamings (ERC).

Model-model hubungan antara laba dan pengendalian

Dua model hubungan antara eamings dan retums telah digunakan dalam riset.

Model pertama, model A, mendasari asosiasi antara retums dan eamings pd sebuah model penilaian buku. Model tsb diturunkan sebagai berikut:

-Pertama, harga dan buku sebagai ukuran dari nilai "saham " ekuitas pemegang saham dikaitkan sebagai berikut:

Pjt = BVjt + Ujt (1)

Di mana Pjt adalah harga per saham perusahaan j pada waktu t dan BVjt adalah nilai buku per saham perusahaan j pada waktu t.

-Kedua, eamings akuntansi dan retum sekuritas sebagai ukuran dari nilai “aliran” atau perubahan dalam nilai ekuitas pemegang saham dapat diturunkan dengan mengambil perbedaan pertama dari variabel dalam persamaan (1) sebagai berikut:

Pjt = ΔBVjt + Ujt (2)

di mana: ΔBVjt = Ajt - djt (3)

Ajt = eamings akuntansi perusahaan j selama periode t- 1 sampai t, dan

16

djt = dividen perusahaan j selama periode t- 1 sampai t.

-Ketiga, hubungan antara eamings dan retums diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (3) ke dalam persamaan (2) dan membaginya dengan Пjt-1 sebagai berikut.

Rjt = Ajt/Pjt + Ujt (4)

di mana: Rjt = (ΔPjt + djt)/Pjt-1

Persamaan (4) menunjukkan bahwa jika harga saham dan nilai buku terkait, maka earnings dibagi dengan harga awal perlode (aras eamings dibagi dgn harga awal memungkinkan kita untuk menjelaskan retums.

Persistensi laba

Persistensi laba umumnya diukur dengan mengistimasikan rangkaian model rata-rata bergerak dan terintegrasi dari autoregresif (ARIMA) yang nyata dari proses laba. Ia mengukur dampak dari suatu kejutan yang ada pada keseluruhan arus realisasi rangkaian laba di masa mendatang.

Model-model penilaian perusahaan

Model-model penilaian perusahaan mengandalkan dua jenis arus kas: (a) arus kas bebas yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva inti, dan (b) arus kas non operasional yang dihasilkan oleh aktiva bersih non operasional. Arus kas didistribusikan untuk (klaim-klaim utang, (b) klaim-klaim modal lain-lain, dan (c) klaim-klaim ekuitas biasa.

Evaluasi atas penelitian berbasis pasar di dalam akuntansi

Menggunakan teori dan bukti yang berkenaan dengan hipotesis pasar efisien dan metodologi yang terutama disediakan oleh model penilaian modal-aset, teori portofolio dan model pasar, pendekatan prediktif berawal dari evaluasi angka-angka dan teknik-teknik akuntansi atas dasar reaksi pasar modal.

Bukti yang tersedia bagi riset berbasis pasar dalam akuntansi secara umum diklasifikasi dalam kategori sebagai berikut.

Studi-studi kandungan informasi.

17

Perbedaan dalam teknik-teknik akuntansi diskresioner.

Konsekuensi dari regulasi.

Dampak terhadap bidang-bidang terkait.

Hipotesis pengungkapan yang tak lengkap (IRH)

Perumusan IRH:

Angka-angka statistik yang lebih mahal untuk disarikan dari data publik akan tidak sepenuhnya diungkapkan oleh harga-harga pasar. Keterkaitan ini didorong oleh rantai sebab akibat sebagai berikut:

- Angka-angka statistik yang lebih mahal untuk disarikan dari informasi yang tersedia bagi publik akan mendorong minat perdagangan yang lebih rendah.

-Angka-angka statistik yang mendorong minat perdagangan yang lebih rendah akan tidak sepenuhnya diungkapkan oleh harga-harga pasar.

INFORMASI EKONOMIKA, PARADIGMA ANALITIS-AGENSI, HIPOTESIS MANAJEMEN LABA, TEORI AKUNTANSI POSITIF, EVALUASI PENDEKATAN POSITIF

18

Pendekatan Positif

Bagi mereka yang mengadopsi paradigma positif antropologik/ induktif, masalah pokoknya adalah:

Praktik akuntansi yang berjalan, dan

Sikap manajemen terhadap praktik-praktik tersebut.

Pendukung pandangan ini berargumen, secara umum, bahwa teknik tersebut dapat diturunkan dan dibenarkan atas dasar penggunaan mereka yang telah teruji atau bahwa manajemen memainkan peran sentral dalam menentukan teknik-teknik yang akan diimplementasikan. Konsekuensinya, tujuan riset akuntansi berkaitan dengan paradigma antropologis/induktif adalah untuk memahami, menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi yang berjalan

Paradigma informasi ekonomi

Paradigma informasi/ekonomika menarik pengetahuannya dari berbagai disiplin, termasuk teori keputusan, teori permainan (game theory),teori informasi dan ekonomika.

Beberapa model analitis yang diusulkan mencakup model teori keputusan, model evaluasi informasi pembuat keputusan, model teori tim, dan model pernyataan permintaan. Masing-masing rerangka kerja ini, mendasarkan diri pada sebuah model perusahaan, menurunkan permintaan informasi akuntansi manajerial. Kegunaan model masing-masing didasarkan pada derajat kongruensi antara model turunan dan keempat penggunaan informasi akuntansi managerial yang diobservasi, yaitu revisi kepercayaan, evaluasi kinerja (termasuk motivasional bi dan b2), dan pembagian risiko.

Model teori keputusan (decision-theory model), sebagaimana diusulkan oleh Feltham, menyajikan sebuah rerangka kerja bagi penentuan nilai sebuah perubahan dalam sebuah sistem informasi sebagai selisih antara hasil ekspektasian dari dua sistem altematif. Kegunaannya terbatas pada revisi kepercayaan karena tidak meliputi evaluasi kinerja.

19

Model teori sindikat (syndicate-theory model) meliputi perusahaan multiperson yang secara bersama-sama memilih seperangkat tindakan dalam sebuah aturan bersama untuk menghasilkan hasil yang tidak pasti.

Model evaluasi informasional pembuat keputusan (informational- evaluation–decision -maker model) tetap mempertahankan karakteristik multiperson dan memasukkan pemilik atau penilai informasi yang menyerahkan pilihan tindakan pada satu atau lebih agen.

Model teori tim (team-theory model) mencakup sebuah konteks multiperson dan sebuah aturan bersama sebagaimana pada model teori sindikat. Individu diasumsikan akan bertindak untuk mementingkan diri mereka sendiri dengan menggunakan informasi yang tersedia hanya bagi mereka dan tetap mempertahankan kemakmuran tim dalam pikiran mereka.

Model pemyataan permintaan (demand-revelation model) mirip dengan model teori tim dengan suatu isu tambahan tentang bagaimana mendorong agen untuk membuka rahasia informasi privat mereka secara jujur dan menggunakannya untuk memaksimumkan profit organisasi.

Paradigma agensi analitis

Paradigma analitis-agensi berakar dari berbagai contoh yang disediakan oleh Coase yang merupakan makalah terkenal (seminal paper), yang pertama kali mengacu pada sifat perusahaan dan hubungan antara prinsipal dan agen. Dia juga menaruh penekanan pada kontrak sukarela yang muncul di antara berbagai pihak organisasional sebagai solusi yang efisien terhadap konflik-konflik kepentingan ini. Paradigma analitis-agensi tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah pandangan tentang perusahaan sebagai sebuah “sekumpulan kontrak” (“nexus of contracts”) dengan pernyataan Jensen dan Meckling bahwa perusahaan adalah "fiksi legal yang melayani sebagai sebuah kumpulan bagi seperangkat hubungan kontrak diantara individu". Fama memperluas pandangan "nexus of contracts" ini untuk mencakup pasar modal dan pasar bagi perilaku manajerial.

Hubungan agensi dikatakan terjadi ketika sebuah kontrak antara seorang atau beberapa orang lain,untuk melakukan pelayanan bagi kepentingan prinsipal mencakup sebuah pendelegasian kewenangan pembuatan keputusan agen.

20

Teori akuntansi positif

Tujuan utama pendekatan akuntansi positif adalah untuk menjelaskan, memprediksi pilihan standar oleh manajemen dengan mengalisis biaya dan manfaat ungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan alokasi sumber daya dalam perekonomian.

Teori positif didasarkan pada proposisi bahwa manajer, pemegang saham, dan regulator/politisi adalah rasional dan mereka berusaha untuk memaksimumkan utilitas mereka, yang secara langsung terkait dengan kompensasi mereka, sehingga, terkait dengan kemakmuran mereka. Pilihan kebijakan akuntansi oleh kelompok-kelompok ini didasarkan pada perbandingan biaya dan manfaat relatif prosedur akuntansi altematif dalam suatu cara yang memaksimumkan utilitas mereka.

Evaluasi pendekatan positif

Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik dan/atau teori dikembangkan dengan cara tertentu dalam rangka untuk menjelaskan memprediksi peristiwa akuntansi. Dengan cara seperti itu, pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi faktor-faktor rasional dalam bidang akuntansi.

Secara mendasar pendekatan tersebut berusaha untuk menentukan sebuah teori yang menjelaskan fenomena observasian. Pendekatan positif secara umum dibedakan dari pendekatan normatif, yang berusaha untuk menentukan sebuah teori yang menjelaskan “apa yang seharusnya” dan bukan “apa yang sesungguhnya”.

Perataan income/hipotesis manajemen laba

Sifat perataan income

Perataan income dapat dipandang sebagai upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecendrungan atau tingkat yang di inginkan.

Defenisi perataan income oleh beidelman “pengurangan secara sengaja fluktuasi di sekitar tingkat laba tertentu yang dianggap normal bagi perusahaan”

21

Motivasi perataan

Sejak 1953,heyworth mengklaim bahwa motivasi manajemen meratakan laba meliputi peningkatan hubungan dengan kreditorr,investor,dan karyawan.

Beidelman mempertimbangkan dua alasan bagi manajemen untuk meratakan eamings yang dilaporkan yaitu:

Argumen pertama didasarkan pada asumsi bahwa sebuah arus eamings yang stabil merupakan pendukung yang kapabel bagi sebuah tingkat dividen yang lebih tinggi daripada sebuah arus eamings yang lebih variabel, memiliki sebuah pengaruh menguntungkan terhadap nilai saham perusahaan karena turunnya risiko total perusahaan.

Argumen kedua untuk perataan adalah kemampuan untuk mengatasi sifat siklis eamings yang dilaporkan dan mengurangi korelasi retum ekspektasian perusahaan dengan retum portofolio pasar

Hal tersebut terjadi akibat kebutuhan yang dirasakan oleh manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan mengurangi fluktuasi yang besar dalam kinerja operasi perusahaan.

Dimensi perataan

Dimensi-dimensi perataan pada dasarnya merupakan cara untuk mencapai perataan angka income. Dascher dan Malcolm membedakan antara perataan riil dan perataan artifisial sebagai berikut: Perataan riil menunjuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan atas dasar pengaruh perataannya terhadap income, sedangkan perataan artifisial menunjuk pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk memindahkan kos dan/atau revenue dari satu periode ke periode yang lain.

Barnea dan beberapa orang lain membedakan dimensi perataan sebagai berikut;

Perataan melalui peristiwa atau pengakuan.manajemen dapat menentukan terjadinya transaksi sedemikian rupa sehingga berpengaruh terhadap income.

Perataan melalui alokasi antar waktu,manajemen memiliki kebebasan yang lebih untuk mengendalikan penentuan periode yang akan dipengaruhi oleh kuantitas peristiwa

22

Perataan melalui klasifikasi,ketika statistik laporan keuangan selain net income merupakan objek perataan manajamen dapat melakukan klasifikasi terhadap item-item laporan income untuk mengurangi variasi waktu dalam statistik tersebut.

Status Akuntansi Yang Bersifat Paradigma

Evolusi atau revolusi di dalam akuntansi?

Berbagai pendekatan digunakan untuk memformulasi sebuah teori akuntansi. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan masing-masing pendekatan, kita dapat mengharapkan bahwa situasi tersebut akan membawa pada sebuah perdebatan yang bermanfaat dan sebuah teori akuntansi yang terpadu. Pandangan ini mungkin akan dilajuntukan oleh semua orang yang percaya bahwa kemajuan dalam akuntansi akan terjadi melalui akumulasi gagasan-gagasan atau evolusi. Pandangan seperti itu mensyaratkan penerimaan sebagian besar pendekatan yang diusulkan sebagai penyumbang potensial bagi sebuah teori akuntansi yang final, terpadu, atau komprehensif.

Namun begitu, pandangan yang kuat dan lebih logis, adalah bahwa akuntansi, seperti sebagian besar ilmu sosial dan ilmu alami, mencapai kemajuan melalui revolusi bukan evolusi. Gagasan tentang revolusi dalam akuntansi diambil dari karya Kuhn "The Structure of Scientific Revolutions dan diusulkan, secara berhasil, dalam Statament of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) yang diterbitkan oleh American Accounting Association (AAA).

Akuntansi: suatu ilmu yang multiparadigma

Jika akuntansi berada dalam tahap krisis, maka menjadi mungkin untuk mengidentifikasi berbagai paradigma yang sating bersaing. Dengan kata lain, akuntansi adalah sebuah sains multiparadigmatik, yang masing-masing saling bersaing untuk menguasai disiplin akuntansi. Mengikuti definisi Ritzer tentang paradigma, masing-masing paradigma akuntansi yang ada akan berisi contoh, teori, dan metodenya sendiri. Secara lebih spesifik, “masing-masing paradigma akuntansi yang saling bersaing saat ini cenderung untuk menspesifikasi domain empiris di mana sebuah teori akuntansi harus berada”.

Sebuah pengujian terhadap literatur akuntansi yang ada memungkinkan kita untuk mengidentifikasi paradigma akuntansi berikut ini ;

23

Paradigma antropologis,yang menspesifikasi praktik akuntansi sebagai domain akuntansi

Paradigma perilaku pasar,yang menspesifikasi reaksi pasar modal sebagai domain akuntansi

Paradigma peristiwa ekonomi,yang menspesifikasi prediksi peristiwa-peristiwa ekonomis sebagai domain akuntansi

Paradigma proses keputusan,yang menspesifikasi teori keputusan dan proses keputusan sebagai domain akuntansi

Paradigma income ideal,yang menspesifikasi pengukuran kinerja sebagai domain akuntansi.

Paradigma ekonomika informasi,menspesifikasi evaluasi informasi sebagai domain akuntansi

Paradigma perilaku pengguna,yang menspesifikasi perilaku penerima informasi sebagai domain akuntansi

TEORI AKUNTANSI

PENDEKATAN PERILAKU & PERISTIWA dan

PENDEKATAN PREDIKTIF dan POSITIF

24

KELOMPOK 6

ANGGY ARILMA PUTRA (1110533006)

JEFRI FERNANTOS (1110532015)

YOGI SEFTIVA AYEDIA (1110532102)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

2014

25