16
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR PELVIS : PRE OPERATIF DI RUANG ANGGREK RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG A. PENGERTIAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi. Fraktur adalah terputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Kesimpulan : Fraktur pelvis adalah trauma tulang rawan pada pelvis yang disebabkan oleh ruda paksa, misal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, dan lain-lain. B. ETIOLOGI 1. Trauma a. Langsung (kecelakaan lalu lintas) b. Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang) 2. Patologis : Metastase dari tulang 3. Degenerasi

51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan

Citation preview

Page 1: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR PELVIS : PRE OPERATIF

DI RUANG ANGGREK RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

A. PENGERTIAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa

nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.

Fraktur adalah terputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya

disebabkan oleh ruda paksa.

Kesimpulan :

Fraktur pelvis adalah trauma tulang rawan pada pelvis yang disebabkan

oleh ruda paksa, misal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri,

pembengkakan, deformitas, dan lain-lain.

B. ETIOLOGI

1. Trauma

a. Langsung (kecelakaan lalu lintas)

b. Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk

sehingga terjadi fraktur tulang belakang)

2. Patologis : Metastase dari tulang

3. Degenerasi

4. Spontan

Terjadi tarikan otot yang sangat kuat

C. MANIFESTASI KLINIK

1. Nyeri

2. Deformitas

3. Krepitasi

4. Bengkak

5. Peningkatan temperatur lokal

Page 2: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

6. Pergerakan abnormal

7. Ecchimosis

8. Kehilangan fungsi

9. Kemungkinan lain

D. PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Penatalaksanaan Awal

a) Pertolongan pertama ( emergency )

b) Resusitasi

c) Penilaian klinis

2. Enam prinsip umum pengobatan fraktur

a) Jangan membuat keadaan lebih jelek komplikasi pengobatan

latrogenik mal praktek

b) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat

c) Seleksi pengobatan

Menghilangkan nyeri

Memperoleh posisi fragmen yang baik

Mengusahakan penyambungan tulang

Pengembalian fumgsi yang obtimal

d) Mengingat proses penyembuhan secara alami

e) Bersifat realistic dan praktek dalam memilih jenis pengobatan

f) Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individu

3. Sebelum melakukan pengobatan definitive.

a) Recognition ; diagnosis dan penilaian fraktur

Lokasi fraktur

Bentuk fraktur

Tehnik sesuai fraktur

b) Reduction ; perlu bila restorasi frakturuntuk mendapatkan posisi yang

dapat diterima.

c) Retention ; mobilisasi fraktur.

d) Rehabilitasi

Page 3: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

kondisi patologis, osteoporosis, neoplasma

Absorbsi Kalsium

Rentan fraktur

Trauma FacialLangsung/tidak langsung

Fraktur pelvis

Deprasi saraf nyeri

Port de entre kuman

reposisi

Deficit pengetahuan

cemas

fiksasi

Pemasangan kateter

nyeri

Nafsu makan

Gangguan pemenuhan

nutrisi : kurang dari kebutuhan

Gangguan eliminasi

perdarahan

Trauma jaringan pelvis

Resti infeksi

Gangguan rasa

nyaman : nyeri

PATHWAY

Page 4: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi infeksi saluran perkemihan b/d perlukaan pelvis

Gangguan rasa nyaman Nyeri akut b/d trauma jaringan pelvis

Ansietas/ kecemasan b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri

F. Fokus Pengkajian 1. Riwayat Penyakit :

Dilakukan anamnesa untuk mendapatkan riwayat mekanisme terjadinya cidera, posisi tubuh saat berlangsungnya trauma, riwayat fraktur sebelumnya, pekerjaan, obat-obatan yang dikomsumsi, merokok, riwayat alergi, riwayat osteoporosis serta riwayat penyakit lainnya

2. Pemeriksaan Fisik :

a. Inspeksi (look)

Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak, pemendekan, rotasi, angulasi, fragmen tulang (pada fraktur terbuka).

b. Palpasi (feel)

Adanya nyeri tekan (tenderness), krepitasi, pemeriksaan status neurologis dan vaskuler di bagian distal fraktur. Palpasi daerah ektremitas tempat fraktur tersebut, di bagian distal cedera meliputi pulsasi arteri, warna kulit, capillary refill test.

c. Gerakan (moving)

Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur.

3. Pemeriksaan Penunjang :a. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur,

harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :

Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral. Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal. Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera

maupun yang tidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang normal)

Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Page 5: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi:

Darah rutin, Faktor pembekuan darah, Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi), Urinalisa, Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk

kliren ginjal).

c. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut.

4. Komplikasi :

Penyebab komplikasi fraktur secara umum dibedakan menjadi dua yaitu bisa karena trauma itu sendiri, bisa juga akibat penanganan fraktur yang disebut komplikasi iatrogenik.

a. Kompikasi Umum :

Syok hipovolemia (karena perdarahan yang banyak), syok neurogenik (karena nyeri yang hebat), koagulopati diffus, gangguan fungsi pernafasan. Komplikasi ini dapat terjadi dalam waktu 24 jam pertama pasca trauma, dan setelah beberapa hari atau minggu dapat terjadi gangguan metabolisme yaitu peningkatan katabolisme, emboli lemak, tetanus, gas ganggren, trombosit vena dalam (DVT).

b. Komplikasi Lokal :

Jika komplikasi yang terjadi sebelum satu minggu pasca trauma disebut komplikasi dini, jika komplikasi terjadi setelah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.

Ada beberapa komplikasi yang terjadi yaitu :

Infeksi, terutama pada kasus fraktur terbuka. Osteomielitis yaitu infeksi yang berlanjut hingga tulang. Atropi otot karena imobilisasi sampai osteoporosis. Delayed union yaitu penyambungan tulang yang lama. Non union yaitu tidak terjadinya penyambungan pada tulang yang

fraktur. Artritis supuratif, yaitu kerusakan kartilago sendi. Dekubitus, karena penekanan jaringan lunak oleh gips. Lepuh di kulit karena elevasi kulit superfisial akibat edema. Terganggunya gerakan aktif otot karena terputusnya serabut otot,

Page 6: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

Sindroma kompartemen karena pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga mengganggu aliran darah.

5. Penatalaksanaan :

Penatalaksanaan fraktur mengacu kepada empat tujuan utama yaitu:

1. Mengurangi rasa nyeri,

Trauma pada jaringan disekitar fraktur menimbulkan rasa nyeri yang  hebat bahkan sampai menimbulkan syok. Untuk mengurangi nyeri dapat diberi obat penghilang rasa nyeri, serta dengan teknik imobilisasi, yaitu pemasangan bidai / spalk, maupun memasang gips.

2. Mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.

Seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, fiksasi internal, sedangkan bidai maupun gips hanya dapat digunakan untuk fiksasi yang bersifat sementara saja.

3. Membuat tulang kembali menyatu

Tulang yang fraktur akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan.

4. Mengembalikan fungsi seperti semula

Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan atrofi otot dan kekakuan pada sendi. Maka untuk mencegah hal tersebut diperlukan upaya mobilisasi.

6. Proses Penyembuhan Tulang :a. Fase Inflamasi :

Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.

b. Fase Reparatif :

Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk

Page 7: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.

c. Fase Remodeling :

Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.

G. INTERVENSI

a. Resiko tinggi infeksi saluran perkemihan b/d perlukaan pelvis

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam, potensi saluran

perkemihan dapat dipertahankan, dengan kriteria hasil :

Pola perkemihan normal

BAK lancar

Intervensi :

Observasi frekwensi perkemihan.

Rasional : Dapat mengindikasikan terjadinya gagal perkemihan

Awasi tanda vital dan perubahan mental

Rasional :peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya retensi urine.

Perkusi kandung kemih

Rasional : Untuk mengetahui penumpukan urine.

b. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut b/d trauma jaringan pelvis

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam klien mampu

mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil :

Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol

Page 8: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

Mengikuti program pengobatan yang diberikan

Menunjukan penggunaan tehnik relaksasi

Intervansi :

Kaji tipe atau lokasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala 0-10. Perhatikan

respon terhadap obat.

Rasional : Menguatkan indikasi ketidaknyamanan, terjadinya komplikasi dan

evaluasi ke efektifan intervensi.

Dorong penggunaan tehnik menejemen stres, contoh napas dalam dan

visualisasi.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian, dan dapat

meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri.

Kolaborasi pemberian obat analgesik

Rasional : mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.

c. Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, klien memiliki

rentang respon adaptif, dengan kriteria hasil :

Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani.

Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.

Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.

Intervensi :

Dorong ekspresi ketakutan/marah

Rasional : Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi.

Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah

Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui

penilaian awal juga selama pemulihan

Berikan informasi akurat tentang perkembangan kesehatan.

Rasional : Memberikan informasi yang jujur tentang apa yang diharapkan

membantu klien/orang terdekat menerima situasi lebih efektif.

Page 9: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

Dorong penggunaan menejemen stres, contoh : napas dalam, bimbingan

imajinasi, visualisasi.

Rasional : membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi,

dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.

Page 10: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih

bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman

untuk perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih

Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3.

EGC : Jakarta.

Page 11: 51952832 LP JACK Fraktur Pelvis

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR PELVIS : PRE OPERATIF

DI RUANG ANGGREK RS PANTI WILASA

CITARUM SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH :

JOKO SUSILO0801027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2011