31
6.1 Umum Dalam rangka mendukung terlaksananya pekerjaan yang terorganisir dan terintegrasi, untuk itu kami selaku konsultan yang berminat untuk melaksanakan pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan Pemetaan Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi, dalam menjawab hal tersebut akan mencoba menjelaskan dan mennguraikan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan yang kami susun sedemikian rupa sehingga didalam pelaksanaannya tidak akan terjadi tumpang tindih. Dengan tersusunnya rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut diharapkan semua tahapan pekerjaan dapat di implementasikan kedalam pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan. 6.2 Organisasi Pekerjaan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, efektif dan efisien, diperlukan organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan kompak. Dengan demikian semua aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam 2001 PANGRIPTA VI- 1

6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pelaksanaan

Citation preview

Page 1: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

6.1 Umum

Dalam rangka mendukung terlaksananya pekerjaan yang terorganisir

dan terintegrasi, untuk itu kami selaku konsultan yang berminat untuk

melaksanakan pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan Pemetaan Hidrogeologi

Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan Cibarusah Kabupaten

Bekasi, dalam menjawab hal tersebut akan mencoba menjelaskan dan

mennguraikan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan yang kami susun

sedemikian rupa sehingga didalam pelaksanaannya tidak akan terjadi

tumpang tindih. Dengan tersusunnya rencana pelaksanaan pekerjaan

tersebut diharapkan semua tahapan pekerjaan dapat di

implementasikan kedalam pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan.

6.2 Organisasi Pekerjaan

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, efektif dan

efisien, diperlukan organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan

kompak. Dengan demikian semua aktivitas dan alur pekerjaan dapat

terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam organisasi tersebut

terangkum semua komponen penunjang kelancaran pekerjaan, mulai

dari Team Leader, tenaga ahli, teknisi sampai dengan dukungan tenaga

administrasi, sekretaris dan tenaga pendukung lainnya.

Secara internal pelaksana, ketua tim merupakan personil pelaksana

yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab yang cukup luas baik

menyangkut aspek teknis pekerjaan maupun manajerial baik dengan

2001 PANGRIPTA VI- 1

Page 2: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

RUPSRUPS

DIREKTURDIREKTUR

SEKRETARISSEKRETARIS

DIREKTUR

OPERASIONAL

DIREKTUR

OPERASIONAL

DIREKTUR

TEKNIK

DIREKTUR

TEKNIK

DIREKTUR

BINA USAHA

DIREKTUR

BINA USAHA

MANAJER

PEMASARAN

MANAJER

PEMASARAN

MANAJER

LITBANG

MANAJER

LITBANG

MANAJER

LITBANG

MANAJER

LITBANG

MANAJER

LITBANG

MANAJER

LITBANG

MANAJER

ADMINSITRASI

DAN KEUANGAN

MANAJER

ADMINSITRASI

DAN KEUANGAN

WIL.

JABOTABEK

WIL.

JABOTABEK

WIL.

DAERAH

WIL.

DAERAH

R & DR & D

STUDIOSTUDIO

MAN.

PROYEK

MAN.

PROYEK

PROPOSA

L

PROPOSA

L

S D MS D M

LOGISTIKLOGISTIK

perusahaan maupun dengan pemberi pekerjaan. Untuk kebutuhan

pengelolaan pekerjaan dan koordinasi maka semua itu berada pada

tanggung jawab team leader agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan

lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Tenaga ahli lainnya

secara horizontal masing-masing melakukan koordinasi dalam

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya dan secara

instruksional dapat mengembangkan kerjasama dengan tenaga ahli

lainnya dan tenaga pendukung.

Struktur organisasi pekerjaan dibuat sedemikian sehingga alur perintah

dan alur koordinasi kerja antar komponen dapat mengalir dengan

lancar, tidak saling menghambat dan menghalangi satu sama lain.

Organisasi pekerjaan yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

2001 PANGRIPTA VI- 2

Page 3: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

6.3 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

6.3.1 Tahap Persiapan

Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi

personil dan peralatan, persiapan pekerjaan lapangan, dan

pengumpulan data tahap awal.

a). Penyelesaian administrasi

b). Mobilisasi personil dan peralatan

c). Pengumpulan data sekunder pendukung

d). Persiapan pekerjaan lapangan

e). Pendefinisian kebutuhan pengguna

2001 PANGRIPTA VI- 3

Page 4: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Didalam pelaksanaan pekerjaan perlu adanya suatu penjadwalan yang

terorganisasi dan harus dipimpin oleh seorang pemimpin tim agar dalam

pelaksanaannya terstruktur dan terorganisasi. Dalam tahapan persiapan

pelaksanaan pekerjaan bahwa Team Leader akan mengarahkan

terhadap semua tim yang terlibat yang diantaranya akan melaksanakan

mobilisasi tim, mobilisasi tim survey, persiapan survey lapangan dan

instansional. Selanjutnya pada tahapan pertama ini masuk pada tahap

penyusunan laporan pendahuluan dimana keterlibatan masing-masing

tenaga ahli dan tenaga pendukung mempunyai peranan yang sangat

penting dalam hal pengolahan data/pelaporan. Dalam tahapan

pekerjaan tersebut diatas yang meliputi gambaran umum wilayah studi

serta rencana kerja konsultan yang akan dilaksanakan dalam

pelaksanaan pekerjaan tersebut, yang antara lain adalah melakukan

mobilisasi tim yang terlibat didalamnya serta rencana survey

pendahuluan yang sekaligus akan dilaksanakan oleh tim surveyor

sebagai mana telah disiapkan. Dalam pelaksanaan tahapan pekerjaan

tahap (Laporan Pendahuluan tenaga ahi yang terlibat didalmnya

meliputi Team Leader (Ahli Hidrogeologi), Ahli Geologi, Ahli Teknik

Geodesi, Ahli Hidrologi, Ahli Geofisika, Ahli Teknik Lingkungan, untuk

tenaga ini dalam bulan pertama dilibatkan hanya pada minggu ke

empat bulan pertama untuk melaksanakan pekerjaan peng-gambar

laporan pendahuluan. Untuk tenaga pendukung lainnya yang terlibat

diantaranya adalah : surveyor, Office Manager,Sekretaris Operator

Komputer sampai pada pengemudi.

Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan I ini

meliputi :

Peralatan dan Perlengkapan kantor diantaranya :

Komputer

Laptop

Scaner

Printer

Meja Gambar

2001 PANGRIPTA VI- 4

Page 5: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Alat peralatan tulis lengkap

Peralatan lapangan (peralatan survey) :

Note book

Kuisioner

Kamera Digital

Alat Tulis perlengkapan survey

Kendaraan lapangan (Kendaraan roda 2 dan Roda 4)

6.3.2 Tahap Identifikasi & Pengumpulan Data

Tahapan identifikasi/pengumpulan data dan informasi dilakukan untuk

mengumpulkan semua data yang ada (data sekunder) dan data primer,

yang berkaitan dengan kondisi fisik alam, persebaran dan kondisi

sarana prasarana, kondisi sosial ekonomi, dan kebijakan pemerintah,

untuk selanjutnya dianalisis guna mendukung cakupan materi Pemetaan

Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan Cibarusah di

Kabupaten Bekasi yang akan disusun.

Dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan adalah data-data

kuantitatif dan kualitatitf. Menurut Lofland (dalam Moleong, 1996: 112)

dan Neuman (2000: 417) sumber data utama dalam penelitian dengan

pendekatan kualitatif adalah data-data yang berbentuk kata-kata,

kalimat-kalimat, tindakan-tindakan yang merupakan hasil gambaran

dari pandangan orang-orang terhadap suatu kejadian, selebihnya adalah

data tambahan seperti bahan-bahan tertulis. Data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini meliputi :

1. Data primer, yaitu data yang didapatkan melalui Survei Lapangan.

2. Data sekunder, yaitu data yang yang didapatkan dari Instansi

terkait.

Adapun beberapa aspek yang menjadi lingkup pekerjaan pengumpulan

data sekunder dan primer ini adalah sebagai berikut :

2001 PANGRIPTA VI- 5

Page 6: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

1. Laporan studi terdahulu yang terkait.

2. Kebijakan Transportasi Kabupaten Bekasi terkait

3. Peta-peta terkait

Peta digunakan sebagai salah satu acuan referensi dalam

perencanaan, khususnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan

kedudukan, penggunaan lahan, persebaran sarana prasarana.

Adapun peta-peta yang terkait meliputi Foto Citra Satelit, peta rupa

bumi, peta topografi, peta sarana prasaran eksisting.

4. Data Fisik dan Lingkungan

5. Data ekonomi dan sarana prasarana penunjang

6. Data Sosial Budaya

Adapun beberapa data yang akan dikumpulkan dalam

pengumpulan data primer meliputi :

Survey Batas Wilayah Perencanaan

Penentuan batas wilayah perencanaan seyogyanya telah

ditentukan melalui keputusan pemerintah daerah. Namun

dimungkinkan belum adanya basis data peta yang

menggambarkan kawasan tesrebut.

Survey Kondisi Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

Masyarakat

Survey sosial ekonomi dan Sosial Budaya dilakukan dengan

mengumpulkan data primer tentang aspek sosial ekonomi dan

sosial budaya yang berkaitan dengan perencanaan, dengan

melakukan survey langsung di lapangan.

Identifikasi terhadap kondisi masyarakat di wilayah

perencanaan khususnya mengenai aktivitas sosial ekonomi

dan sosial budaya masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya dan keterkaitannya dengan aktivitas perkotaan

dan wilayah lainnya. Sasaran survey dilakukan terhadap

masyarakat wilayah perencanaan, pelaku ekonomi. Metodologi

2001 PANGRIPTA VI- 6

Page 7: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

survey yang dilakukan dalam proses survey sosial ekonomi

dan sosial budaya masyarakat dilakukan dengan cara :

Diskusi dengan nara sumber

Penyebaran kuisioner dan atau wawancara dengan

responden

Pengamatan langsung di lapangan

Survey Kondisi Sarana Prasarana

Survey kondisi sarana prasarana dilakukan untuk

mendapatkan data pengukuran, pengamatan, dan sebagai

gambaran yang sebenarnya tentang ketersediaan, lokasi dan

kualitas pelayanan sarana prasarana penunjang di sekitar

Kawasan perbatasan.

Ruang lingkup survey yang dilakukan meliputi :

Identifikasi jumlah, lokasi, dan kondisi sarana dan

prasarana penunjang kegiatan sosial ekonomi

masyarakat di wilayah perencanaan seperti kondisi jalan,

sistem transportasi, dan sebagainya.

Identifikasi lingkup wilayah pelayanan dari masing-

masing sarana prasarana yang ada.

Metodologi survey dari kegiatan ini dilakukan dengan

metode :

Pengamatan dan cross check mengenai lokasi dan

persebaran sarana prasarana dengan data peta rupa

bumi dari Bakosurtanal yang ada.

Pengukuran terhadap kualitas pelayanan dengan

menggunakan metode analisis penggalian persepsi

masyarakat selaku pengguna melalui kuesioner atau

wawancara atau penilaian berdasarkan statistik.

Output/hasil yang ingin dicapai dari hasil survey ini meliputi :

Peta dan data jumlah dan sebaran lokasi sarana dan

prasarana perparkiran

Data kebutuhan pengembangan sarana prasarana

2001 PANGRIPTA VI- 7

Page 8: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

perparkiran berdasarkan persepsi masyarakat.

Mengetahui/menghimpun bangkitan dan

tarikan/kendaraan datang dan pergi pada suatu lokasi

dengan penentuan titik puncak yang terjadi akibat

banyaknya kendaraan yang melitas pada suatu ruas jalan

pada wilayah perencanaan

Melakukan pendataan terhadap LHR

Proses survey lapangan ini dilakukan dengan dibantu oleh alat

yang digunakan dalam mendukung survey

pengamatan/observasi serta wawancara dan atau interview

berupa suatu media yang berisi parameter-parameter yang

akan diukur beserta format isian yang diisi berdasarkan

karakteristik dan kondisi yang ada di lapangan.

Dalam menghadapi kebutuhan data yang beragam dan

kompleks diperlukan instrumen yang mampu memberikan

kemudahan dalam pengumpulan data. Untuk itu perlu disusun

suatu desain survei yang merangkum seluruh kegiatan yang

akan dilakukan baik survei primer maupun sekunder dirinci

berdasarkan jenis data yang dibutuhkan, sumber data, dan

alokasi waktu yang dibutuhkan.

Pada tahapan ini peranan tanaga ahli serta tenaga pendukung

lainnya mempunyai peranan dan kewajiban masing-masing

yang harus dilaksanakan sesuai dengan tugas dan

keahliannya masing-masing. Begitu pula dengan peralatan

(mesin bor dan alat geolistrik) dan peralatan pendukung serta

kelengkapan lainnya yang diperlukan dalam tahapan ini harus

diperhatikan dengan baik, mengingat pada khususnya

peralatan lapangan yang perlu sekali diperhatikan adalah alat

ukur harus mempunyai tingkat ketelitian yang akurat dan baik,

karena menentukan terhadap struktur ketinggian tanah.

2001 PANGRIPTA VI- 8

Page 9: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam tahapan ini tenaga ahli yang terlibat serta peralatan

yang dibutuhkan didalamnya adalah sebagai berikut :

1. Team Leader (Hidrogeologi)

2. Ahli Geofisika

3. Ahli Geodesi

4. Ahli Hidrologi

5. Ahli Teknik Lingkungan

Adapun tenaga pendukung yang terlibat pada tahapan II atau

tahap penyusunan laporan interm adalah sebagai berikut :

1. Ofice Manager

2. Sekretaris

3. Operator Komputer

4. Operator Komputer/ CAD

5. Surveyor

6. Pengemudi

7. Office Boy

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses

pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

a. Peralatan dan Perlengkapan kantor diantaranya :

Komputer

Laptop

Scaner

Printer

Ploter

Meja Gambar

Alat peralatan tulis lengkap

ATK

b. Peralatan lapangan (peralatan survey) :

Note book

Mesin bor

Kamera digital

Alat ukur geolistrik

2001 PANGRIPTA VI- 9

Page 10: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Meteran

Alat Tulis perlengkapan survey

Kompas

Kendaraan lapangan (Kendaraan roda 2 dan Roda 4)

6.3.3 Tahap Analisis Data

Tahap analisis terdiri dari 3 rangkaian kegiatan yaitu : (1) tabulasi dan

kompilasi data, (2) Analisis dan Intepretasi.

1. Tabulasi dan Kompilasi Data

Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan

pengumpulan data dan survai kemudian di kompilasi. Pada

dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan dengan cara

mentabulasi dan mengsistematisasi data-data tersebut dengan

menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah

tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh sehingga

mudah untuk dianalisis.

Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang

telah diperoleh sehingga akan mempermudah pelaksanaan

tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis. Penyusunan data itu

sendiri akan dibagi atas dua bagian. Bagian pertama adalah data

dan informasi mengenai kondisi regional (kondisi makro) dan

bagian kedua adalah data dan informasi mengenai kondisi lokal

wilayah perencanaan (kondisi mikro). Metoda pengolahan dan

kompilasi data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Inventarisasi data sekunder pada instansi setempat, meliputi

data rencana pengembangan wilayah dan strategi

pembangunan, kependudukan, tatagunalahan, iklim, serta data

berbagai aspek lainnya yang terkait dengan penyelidikan ini.

Pemutakhiran (updating) petatopografi

Pengukuran dan pemeriksaan data airtanah pada system

akuifer dangkal dan dalam melalui sumur gali dan sumur bor

Pengamatan dan pengukuran mata air untuk mengetahui

keterdapatan dan kualitas air tanah pada suatu akuife tertentu.

2001 PANGRIPTA VI- 10

Page 11: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Pemboran inti sedalam 150 meter

Uji pemompaan sumur gali dan smurbor untuk mengetahui

parameter akuifer.

Pengambilan dan pengiriman sampel air tanah yang

dikumpulkan dari beberapa lokasi terpilih

Penyelidikan geolistrik untuk mengetahui konfigurasi akuifer di

bawah permukaan.

langkah selanjutnya adalah membuat uraian deskriptif

penjelasannya ke dalam suatu laporan yang sistematis per aspek

kajian. Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian

kebijaksanaan dan program setiap aspek.

1. Pembuatan Peta Digital

Pekerjaan pemetaan atau pengukuran pada lokasi Wilayah yang

meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. persiapan

2. Pengukuran kerangka vertical

3. pengukuran situasi

4. pengolahan data

2. Analisis Kependudukan

Pembangunan di bidang sosial berkaitan dengan variabel-variabel

kependudukan sehingga diperlukan metoda analisis kependudukan

yang mampu meramalkan perkembangan jumlah dan distribusi

penduduk dikaitkan dengan rencana pengembangan sarana dan

prasarana sosial ekonomi.

3. Analisis Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kota

Fasilitas pelayanan sosial ekonomi dikaitkan dengan

perkembangan jumlah penduduk dapat dipakai sebagai indikator

arah pengembangan fasilitas pelayanan dan perparkiran. Dengan

membandingkan standar kebutuhan minimal setiap jenis fasilitas

pelayanan, dapat ditentukan tingkat pelayanan yang tersedia dan

kebutuhan yang akan datang.

2001 PANGRIPTA VI- 11

Page 12: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

4. Penilaian Kualitas Visual

Penilaian kualitas visual pada prinsipnya didasarkan pada hasil

analisis kualitas ekspresif dan analisis kualitas fungsional. Kualitas

ekspresif berkaitan erat dengan penampilan elemen-elemen fisik,

sedangkan kualitas fungsional berkaitan dengan kepadatan

kegiatan visualnya. Kedua kualitas tersebut secara simultan

mempengaruhi potensi dasar visual suatu lingkungan.

6.3.4 Tahap Perumusan Rancangan Rencana

Dari hasil analisis kemudian dapat dilakukan interpretasi untuk berbagai

macam faktor yang akan memperngaruhi hasil rencana, yaitu:

1. Aspek strategis, yaitu mengkaji wilayah dalam konteks

kebijaksanaan lokal dan regional serta aspek implementasi dan

persoalan/kondisi eksisting dewasa ini, dengan tahapan kajian rinci

sebagai berikut :

Kajian kondisi eksisting, yaitu identifikasi berbagai persoalan

nyata akibat peran dan fungsi yang diemban berdasarkan

kebijaksanaan, rencana dan implementasinya serta aspek

manajemen pembangunan dan proses dinamis akifitas

perwilayahan dengan kajian dalam konteks hubungan makro

maupun mikro. Kajian kondisi eksisting tidak hanya pada data

yang bertitik berat pada aspek fisik bernuansa spasial namun

juga akan mengungkapkan fenomena spasial dengan kajian

aspek sosial ekonomi terkait perwujudan kehidupan

perwilayahan berdasarkan pengalaman lapangan. Aspek-

aspek yang akan dikaji meliputi penelaahan kecenderungan

perkembangan, sosial kemasyarakatan dan kependudukan,

pola struktur dan pola ruang, aspek perizinan, potensi dan

daya dukung wilayah, perkembangan ekonomi kawasan,

kelengkapan sarana dan prasarana serta sistem pelayanan

transportasi di wilayah Kabupaten Bekasi

2001 PANGRIPTA VI- 12

Page 13: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

2. Aspek skenario masa depan wilayah apabila perkembangannya

dibiarkan seperti adanya (do nothing) dan issue apa yang menjadi

faktor-faktor kritis masa depan untuk melakukan tindakan

antisipasi (do something) dengan melihat faktor negatif

(kelemahan, ancaman) dan faktor positif (kekuatan, peluang)

berdasarkan tujuan pembangunan yang diharapkan. Adapun kajian

rincinya adalah sebagai berikut :

a. Skenario perkembangan masa depan dalam berbagai aspek

yang akan menjadi gambaran perkembangan wilayah di masa

yang akan datang;

b. Isu; berdasarkan gambaran skenario masa datang dan

dikaitkan dengan harapan terhadap wilayah perencanaan

dapat dilihat kesenjangan antara harapan dengan realitas.

Berbagai kesenjangan tersebut yang akan menjadi titik tolak

pemikiran dalam melihat permasalahan dalam konteks studi

yang dilakukan/kegiatan yang akan dilakukan dan waktu dan

akan dicoba dikaitkan dengan fakta-fakta persoalan yang

terungkap baik berdasarkan kajian data sekunder,

pengamatan lapangan;

c. Rumusan SWOT sebagai pengembangan lebih rinci dari

analisis potensi dan masalah yang dijabarkan dalam kajian

eksternal dan internal. Berdasarkan kajian SWOT dapat dibuat

rumusan strategi pengembangan system transportasi serta

system manajemen perparkiran, sebagai landasan kajian

analisis aspek-aspek strategis;

d. Menentukan faktor kritis masa datang dengan dukungan

pendekatan SWOT. Yang dimaksud dengan faktor kritis adalah

faktor yang bersifat membatasi perkembangan, faktor yang

menjadi ancaman yang akan menjadi persoalan yang dapat

mengganggu eksistensi wilayah perencanaan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan;

3. Aspek strategi

2001 PANGRIPTA VI- 13

Page 14: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Dari hasil analisis di atas, selanjutnya dirumuskan strategi

pengembangan sistem perparkiran yang dibagi dalam strategi

pengembangan dan pengendalian serta pengelolaannya, serta

strategi untuk melibatkan partisipasi masyarakat dan swasta.

a. Strategi-strategi pengembangan dan pengendalian serta

pengelolaan, sistem transportasi, kelembagaan dan

pengelolaan perparkiran;

b. Strategi pengendalian;

c. Stratgi melibatkan partisipasi masyarakat dan swasta;

4. Aspek implementasi; Untuk mendukung agar rencana dan program

dapat disepakati dan dapat direalisasikan, maka akan dirancang

suatu mekanisme diseminasi, sosialisasi rencana kepada seluruh

pihak, yang dalam hal ini adalah masyarakat umum, pemerintah

dan swasta.

5. Mekanisme kelembagaan; pemanfaatan produk rencana dan

implementasinya harus didukung dengan kerja sama dan

koordinasi berbagai instansi yang dapat dirumuskan dalam bentuk

suatu mekanisme kerja yang saling mendukung antara pemerintah

daerah.

Di dalam proses perumusan Pemetaan Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di

Wilayah Kecamatan Cibarusah yang ditawarkan dalam strategi, program

dan kegiatan prioritas pengembangan, maka dilakukan melalui suatu

proses kajian dengan memanfaatkan metode penyusunan melalui matrik

identifikasi prioritas. Adapun susbtansi yang akan disusun dalam Pemetaan

Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan Cibarusah ini

meliputi:

1. Penentuan kawasan perencanaan;

Dalam menentukan kawasan perencanaan dilakukan berdasarkan

tingkat urgensi/prioritas/keterdesakan penanganan kawasan tersebut

di dalam konstelasi Wilayah /Kawasan.

2. Identifikasi permasalahan pembangunan dan perwujudan

ruang kawasan;

2001 PANGRIPTA VI- 14

Page 15: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Analisis yang didasarkan atas tuntutan pelaksanaan

pembangunan suatu kegiatan perkotaan yang selanjutnya

didukung keputusan strategis dari pemerintah daerah setempat

untuk pengembangannya;

3. Perkiraan kebutuhan Lahan Perparkiran;

Perkiraan kebutuhan lahan parkir di kawasan perencanaan didasarkan

atas hasil analisis sektor / kegiatan potensial, daya dukung lingkungan,

analisis prasarana dan sarana penunjang, sasaran yang hendak

dicapai, dan pertimbangan efisiensi pelayanan.

4. Penetapan Rumusan Program Diterapkan Pada Wilayah

Perencanaan

Untuk mengoperasionalisasikan perlu adanya suatu upaya penetapan

rencana dalam bentuk Surat Keputusan Walikota yang meliputi :

Ketentuan administrasi, pengendalian pelaksanaan rencana dan

program, misalnya melalui mekanisme perijinanan mendirikan

bangunan;

Ketentuan pengaturan operasional, pola intensif, disintensif;

Arahan pengendalian pelaksanaan berupa ketentuan penata

pelaksanaan/manajemen pelaksanaan bangunan;

Mekanisme pelaporan, pemantauan, dan evaluasi program (baik

yang dilakukan oleh instansi yang berwenang maupun

keterlibatan masyarakat dalam pengawasan).

Dalam tahapan penyusunan/perumusan rancangan rencana bahwa

tenaga ahli yang terlibat dalam pelaksanaannya adalah diantaranya :

1. Team Leader

2. Ahli Hidrogeologi

3. Ahli Geodesi

4. Ahli Sipil

5. Ahli Teknik Lingkungan

Adapun tenaga pendukung yang terlibat pada tahapan II atau

tahap penyusunan laporan interm adalah sebagai berikut :

2001 PANGRIPTA VI- 15

Page 16: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

1. Ofice Manager

2. Sekretaris

3. Operator Komputer

4. Operator Komputer/ CAD

5. Surveyor

6. Pengemudi

7. Office Boy

Peralatan dan Perlengkapan kantor diantaranya :

Komputer

Laptop

Scaner

Printer

Ploter

Meja Gambar

Alat peralatan tulis lengkap

ATK

Peralatan lapangan (peralatan survey) :

Note book

Kuisioner

Kamera digital

Alat ukur

Meteran

Alat Tulis perlengkapan survey

Kompas

Kendaraan lapangan (Kendaraan roda 2 dan Roda 4)

6.3.5 Tahap Penyusunan Rencana

Dari hasil analisis yang telah dilakukan kemudian Konsultan sebagai

pelaksana pekerjaan akan menyusun suatu konsep Rancangan Rencana.

Konsep yang telah disusun ini kemudian disajikan dan dibahas dalam

sebuah pertemuan dengan para stakeholders. Melalui pertemuan ini

2001 PANGRIPTA VI- 16

Page 17: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

diharapkan akan memperoleh masukan untuk perbaikan serta

menampung dan memperhatikan aspirasi masyarakat.

Sesuai dengan pendekatan participatory yang akan digunakan, maka

kegiatan pembahasan menjadi kegiatan yang sangat crusial, terutama

pembahasan yang melibatkan stakeholders dari berbagai kalangan.

Tujuan umum dari setiap pembahasan adalah menemukan kesepakatan

berbagai pihak terhadap sumber-sumber pendapatan. Pembahasan

yang melibatkan banyak stakeholders adalah pembahasan yang

dilakukan setelah disusunnya Rancangan Rencana. Selain pembahasan

tersebut juga dilakukan pembahasan-pembahasan lain pada waktu-

waktu tertentu yang dianggap perlu namun hanya melibatkan kalangan

terbatas, yaitu Tim Teknis dan beberapa pihak yang dirasa perlu.

Untuk setiap pembahasan akan dilakukan persiapan yang matang,

terutama materi yang akan didiskusikan. Khusus untuk Pembahasan

yang melibatkan para stakeholders, selain persiapan materi akan

dilakukan juga persiapan daftar undangan. Materi yang akan dibahas

pada setiap Pembahasan adalah hasil kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh Konsultan. Terkait dengan perumusan rencana, pembahasan yang

akan dilakukan adalah melalui pihak pemerintah. Dari hasil lokakarya,

selanjutnya dilakukan penyempurnaan hasil. Hasil dari dokumen ini

secara rinci dapat di jabarkan sebagai berikuat :

1. Identifikasi karakteritik witayah perencanaan

2. Rencana pengembangan Kawasan .

3. Penetapan intensitas penggunaan tanah

4. Kriteria pengendalian dan pengarahan pembangunan fisik

Untuk proses akhir penyusunan laporan ini/perumusan rencana Team

leader serta semua tim yang terlibat betul-betul memegang peranan

yang sangat penting, dimana konsep-konsep rencana yang dituangkan

harus betul-betul memiliki nilai strategis serta mempunyai kekuatan

2001 PANGRIPTA VI- 17

Page 18: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

hukum, karena sebagai salah satu ketentuandalam mengembangkan

wilayah tersebut. Maka tenaga ahli yang terlibat dalam proses

akhir/proses rancangan rencana sesuai dengan jadwal penugasan

tenaga ahli yang disusun adalah sebagai berikut :

1. Team Leader

2. Ahli Hidrogeologi

3. Ahli Geodesi

4. Ahli Sipil

5. Ahli Teknik Lingkungan

Adapun tenaga pendukung yang terlibat pada tahapan II atau tahap

penyusunan laporan interm adalah sebagai berikut :

1. Ofice Manager

2. Sekretaris

3. Operator Komputer

4. Operator Komputer/ CAD

5. Surveyor

6. Pengemudi

7. Office Boy

Adapun peralatan dan perlengkapan yang diperlukan serta

dipergunakan dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini adalah semua

fasilitas dan peralatan kantor yang diantaranya :

Komputer

Laptop

Scaner

Printer

Ploter

Meja Gambar

Alat peralatan tulis lengkap

ATK

2001 PANGRIPTA VI- 18

Page 19: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

6.4 Strategi Kerja

6.4.1 Strategi Dasar

Dalam pelaksana pekerjaan, digunakan strategi dasar yang menjadi jiwa

dalam setiap pelaksanaan tahap-tahap kegiatan, yakni :

Inovasi, artinya bahwa sebagai penterjemahan ide yang relatif baru,

diperlukan inovasi sehingga rumusan konsep rencana yang

digunakan bisa diterima.

Akuntabilitas, artinya bahwa semua pelaksanaan yang dilakukan

harus dapat dipertanggung jawabkan dikemudian hari dan terukur,

terutama dalam pengelolaan data primer dan sekunder.

Optimasi, artinya bahwa baik proses maupun hasil, berjalan

seoptimal mungkin dan memuaskan semua pihak.

Kerjasama, artinya bahwa pekerjaan ini memerlukan kerja sama

yang erat dengan instansi lain, maupun seluruh stakeholder,

terutama pada saat pengumpulan data sekunder dan primer serta

perumusan kosep-konsep arahan pemanfaatan dan pengendalian

tata ruang di wilayah perencanaan.

6.4.2 Strategi Operasional

Perlunya strategi operasional dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah

untuk menjamin agar kinerja dari pelaksanaan operasional tetap

terjaga, sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya. Strategi operasional ini adalah:

1. Manajemen Pengelolaan Program

Agar program kerja dapat berjalan sesuai target yang telah

direncanakan sebelumnya, maka perlu adanya strategi untuk

mengelola program. Strategi ini meliputi pengumpulan data,

pelaporan (reporting) dan dapat dipertanggung jawabkan (reliable).

Pengumpulan data (colecting data)

2001 PANGRIPTA VI- 19

Page 20: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Untuk keperluan analisis, diperlukan pengumpulan data awal

baik data primer maupun sekunder.

Pelaporan (reporting).

Untuk mendokumentasikan semua hasil kegiatan diciptakan

sistem pelaporan. Pelaporan ini dilaksanakan sejak dimulainya

pekerjaan (setelah diterimanya SPK) sampai dengan selesainya

pekerjaan.

Bisa Dipertanggung Jawabkan (reliable).

Yang sangat penting dipertahankan bahwa setiap hasil kerja

dari konsultan ini harus bisa dipertahankan kehandalannya.

Untuk itu diadakan beberapa konfirmasi dengan kunjungan

atau survai ke lokasi perencanaan studi dan wilayah

perencanaan ke beberapa pihak yang akan menjadi pengguna,

apakah hasil sementara (konsep) yang ada perlu

disempurnakan atau tidak. Konfirmasi ini diadakan berupa

diskusi/dialog pada setiap tahapan laporan dan dilakukan

seminar pada draft laporan akhir (konsep rumusan arahan tata

ruang).

2. Koordinasi Secara Simultan.

Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan banyak pihak terutama pada

tahap pengumpulan data, diskusi/dialog, seminar di daerah.

Koordinasi yang baik dari Team Leader sangat penting untuk

dilaksanakan, koordinasi yang dilakukan dapat berupa :

Konsultasi yang intensif dengan Tim Teknis.

Kontrol yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap

kemajuan pekerjaan, sehingga setiap penyimpangan yang

terjadi dapat diketahui secara dini dan dapat dipecahkan.

Berhubungan secara intensif dengan pihak pemberi data,

misalnya dengan instansi daerah, masyarakat dan pengusaha

( seluruh stakeholder ).

6.4.3 Strategi Penanganan Pekerjaan

2001 PANGRIPTA VI- 20

Page 21: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Pada penanganan pekerjaan penekanan lebih kepada upaya pencapaian

sasaran yang diinginkan, tidak semata-mata untuk mencapai produk

fisik semata. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan ini sangat

menekankan pada tahap proses yang akan menunjang tercapainya

sasaran yang diinginkan. Pendekatan penanganan pekerjaan sangat

berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perumusan konsep

pekerjaan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan sebelum merancang langkah-

langkah konkrit dalam penanganan pekerjaan ini, maka terlebih dahulu

perlu diidentifikasikan pihak-pihak yang terlibat dalam proses

perencanaan. Secara garis besar ada tiga pihak yang terlibat dalam

pekerjaan yaitu sebagai berikut :

Pihak Pemerintah, yang diwakili oleh pejabat-pejabat Pemerintah

Kabupaten Lebong yang terkait memberikan arahan pada

pekerjaan ini dan menyediakan data baik sekunder maupun primer

yang diperlukan.

Pihak Masyarakat, menyediakan dan mengoreksi data tentang

pemanfaatan ruang di wilayah yang akan direncanakan

berdasarkan rencana yang ada maupun aspirasi mereka untuk

masukan bagi Pemetaan Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di

Wilayah Kecamatan Cibarusah di Kabupaten Bekasi.

Pihak Konsultan, yang berperan aktif untuk memperoleh dan

mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan analisis dalam

penyelesaian pekerjaannya.

6.5 Konsep Penanganan Pekerjaan

Konsep perencanaan “top-down” dan “bottom-up” merupakan

pendekatan perencanaan yang umum digunakan dalam pembangunan.

Seperti kita ketahui bersama pada sistem perencanaan pembangunan di

Indonesia yang telah lalu, banyak menerapkan konsep perencanaan

“top-down” yang mendapat banyak kritikan karena membawa dampak

buruk bagi perkembangan di daerah diantaranya adalah besarnya

ketergantungan daerah terhadap pusat. Untuk mengimbangi keadaan

2001 PANGRIPTA VI- 21

Page 22: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

yang sudah ada, maka diterapkan konsep “bottom-up” yang pada

pelaksanaannya tidak dapat diterapkan secara murni.

Sehingga pendekatan konsep pelaksanaan yang menjembatani kedua

konsep tersebut perlu diterapkan. Makna konsep perencanaan “bottom-

up” adalah konsep perencanaan dengan aspirasi yang muncul dari

bawah. Dalam konteks penanganan pekerjaan, konsep rencana

“bottom-up” adalah dilakukannya konfirmasi baik pada survai ke lokasi

studi untuk mendapatkan masukan dari pihak pemerintah daerah,

masyarakat dan pengusaha (swasta/seluruh stakeholder) sebagai

pengguna produk ini nantinya, maupun pada kesempatan seminar.

Sedangkan konsep perencanaan “top-down” adalah adanya ide dasar

dalam pekerjaan ini, yang diperoleh dari peran pemerintah, yaitu :

regulasi, kebijakan, norma, standar, dan pedoman.

Didalam penerapan kedua konsep diatas (konsep bottom up dan top

down ) masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan, oleh

karena itu dalam pelaksanaan pekerjaan adalah memadukan antara

konsep perencanaan “ bottom-up ” dan “ top-down ”.

Dalam kegiatan survai, wawancara dan diskusi/dialog, maka upaya

pendekatan kedua konsep diimplementasikan dengan cara melalui

proses :

sinkronisasi visi, misi dan pemilihan tujuan – tujuan umum jangka

panjang

penentuan kebijakan dan program-program strategis

menetapkan metode-metode yang diperlukan untuk menjamin

bahwa kebijakan dapat terlaksana.

Dalam kegiatan tersebut di atas, pihak konsultan berperan sebagai

fasilitator dalam menjembatani antara kedua kepentingan yang terkait

dengan kedua konsep tersebut. Gambaran sederhana dari konsep

pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 7.2.

2001 PANGRIPTA VI- 22

Page 23: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

6.6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Untuk mendukung kelancaran dalam proses penyelesaian setiap

tahapan pekerjaan kami sebagai konsultan penyedia jasa layanan akan

memberikan semua kemampuan yang dimiliki dengan didukung oleh

tenaga ahli yang kami sediakan sesuai dengan bidang serta keahlian

yang dimiliki serta sesuai dengan KAK yang telah disusun oleh

pengguna jalasa, disamping itu untuk menghasilkan pekerjaan yang

diinginkan oleh pihak pemberi pekerjaan kami menyusun program

rencana pelaksanaan pekerjaan sehinga dalam pelaksanaannya tidak

akan menyimpang dari apa yang telah dirancang sedemikian rupa

sehingga dengan rencana kerja tersebut semua pekerjaan akan

selesaikan dengan baik. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana

pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut. Dengan

tersusunnya rencana kerja tersebut kami seaku penyejia layanan jasa

konsultansi yang berminat dalam melaksanakan pekerjaan/ kegiatan

Pemetaan Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan

Cibarusah Kabupaten Bekasi, berharap dapat menyajikan suatu

pekerjaan yang baik dan bermanfaat bagi penyelenggaraan

pembangunan di Kabupaten Bekasi pada khususnya untuk jangka

menengah dan jangka panjang. Kami yakin dengan rencana kerja yang

kami susun tersebut dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang sangat

optimal.

Jangka pelaksanaan pekerjaan untuk pekerjaan/ kegiatan Identifikasi

dan Pemetaan Kondisi Akuifer di Wilayah Cibarusah dengan Bantuan

Geolistrik dan Pemboran Inti adalah 180 (seratus delapan puluh) hari

kalender dari mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

hingga akhir kontrak, yang meliputi :

Tahap Persiapan.

Tahap Diskusi Awal.

Tahap Survei/Pengumpulan Data.

2001 PANGRIPTA VI- 23

Page 24: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap Pentabulasian dan Kompilasi Data Serta Analisis.

Tahap Perumusan Rancangan Rencana.

Pembahasan dan penyepakatan rencana.

Perbaikan / penyempurnaan rencana.

Untuk lebih jelasnya jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan

Pemetaan Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan

Cibarusah Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel 8.1.

2001 PANGRIPTA VI- 24

Page 25: 6. BAB VI- Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

Tabel 8.1Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pemetaan Hidrogeologi Cekungan Air Tanah di Wilayah Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi

Pelaksanaan Pekerjaan Selama 180 Hari Kalender Terhitung SPK di Tandatangani oleh pihak yang bersangkutan

2001 PANGRIPTA VI- 25