15
67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81 ANALISIS WACANA PADA MEDIA INTERNET TERHADAP OPTIMISME DAN HARAPAN TENTANG MASA DEPAN INDONESIA *Tutut Chusniyah **Ardiningtias Pitaloka *) Universitas Negeri Malang [email protected] **) Universitas YARSI [email protected] Naskah ini ini telah dipresentasikan pada Internasional Conference of Social Repre- sentation di Bali, 31 Juni – 5 Juli, 2008. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan optimisme dan harapan tentang masa depan Indonesia. Penelitian ini menggunakan me- tode kualitatif dengan analisa wacana terhadap fokus penelitian. Fokus penelitian ini adalah bagaimana wacana dari pendapat subjek yang meng- andung optimisme dan harapan berkaitan dengan isu-isu sosial, ekonomi dan politik yang terjadi pada Oktober 2007 sampai Januari 2008. Data diperoleh dari 2 kelompok mailing list (forum pembaca kompas dan me- dia care), yang dipilih secara random. Subjek adalah 50 pendapat (posting yang diambil dari sejumlah orang) tertulis. Hasil penelitian menunjukkan keyakinan akan masa depan Indonesia didasarkan pada optimisme, bukan pada harapan. Kuatnya optimisme pada masyarakat Indonesia sangat di- topang oleh agama. Orang-orang yang optimis, berbagi ide-ide optimis, pendapat menganalisis isu-isu sosial, ekonomi dan politik. Optimisme itu bukan suatu harapan. Harapan masyarakat yang lemah, dengan tiadanya/ kurang jelasnya pathway untuk mencapai tujuan, menyebabkan banyak persoalan dalam masyarakat tidak dapat diselesaikan. Kata-kata kunci: optimisme, harapan, Indonesia. Runtuhnya rezim Orde Baru yang dip- impin oleh Presiden Suharto pada ta- hun 1998, setelah berkuasa selama 33 tahun, yang diiringi dengan gelombang kekerasan, ternyata tidak mampu menye- lesaikan persoalan besar bangsa. Hara- pan akan sebuah perubahan dan perbai- kan masa depan, masih jadi mimpi indah

67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

ANALISIS WACANA PADA MEDIA INTERNET TERHADAPOPTIMISME DAN HARAPAN TENTANG MASA DEPAN INDONESIA

*Tutut Chusniyah

**Ardiningtias Pitaloka

*) Universitas Negeri [email protected]

**) Universitas [email protected]

Naskah ini ini telah dipresentasikan pada Internasional Conference of Social Repre-sentation di Bali, 31 Juni – 5 Juli, 2008.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan optimisme dan harapan tentang masa depan Indonesia. Penelitian ini menggunakan me-tode kualitatif dengan analisa wacana terhadap fokus penelitian. Fokus penelitian ini adalah bagaimana wacana dari pendapat subjek yang meng-andung optimisme dan harapan berkaitan dengan isu-isu sosial, ekonomi dan politik yang terjadi pada Oktober 2007 sampai Januari 2008. Data diperoleh dari 2 kelompok mailing list (forum pembaca kompas dan me-dia care), yang dipilih secara random. Subjek adalah 50 pendapat (posting yang diambil dari sejumlah orang) tertulis. Hasil penelitian menunjukkan keyakinan akan masa depan Indonesia didasarkan pada optimisme, bukan pada harapan. Kuatnya optimisme pada masyarakat Indonesia sangat di-topang oleh agama. Orang-orang yang optimis, berbagi ide-ide optimis, pendapat menganalisis isu-isu sosial, ekonomi dan politik. Optimisme itu bukan suatu harapan. Harapan masyarakat yang lemah, dengan tiadanya/kurang jelasnya pathway untuk mencapai tujuan, menyebabkan banyak persoalan dalam masyarakat tidak dapat diselesaikan.

Kata-kata kunci: optimisme, harapan, Indonesia.

Runtuhnya rezim Orde Baru yang dip-impin oleh Presiden Suharto pada ta-hun 1998, setelah berkuasa selama 33 tahun, yang diiringi dengan gelombang

kekerasan, ternyata tidak mampu menye-lesaikan persoalan besar bangsa. Hara-pan akan sebuah perubahan dan perbai-kan masa depan, masih jadi mimpi indah

Page 2: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 68

yang senantiasa membayangi kehidupan keseharian masyarakat Indonesia. Ke-hidupan yang damai dan aman, keadilan dan kesejahteraan masih jauh dari hara-pan. Harapan seharusnya dapat men-jadi modal sosial bangsa saat ini, yang dinamikanya melahirkan psikologi hara-pan dan wajib dielaborasi agar men-jadi modal sosial yang produktif, bu-kan menjadi kontraproduktif (Tjahjono, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Media Law & Policy Centre (IMPLC) bersama dengan koalisi media di 19 kota yang diteliti, sejak bu-lan Mei hingga September 2004, menun-jukkan bahwa harapan masyarakat yang paling tinggi adalah di bidang penegakan hukum. Selanjutnya adalah penanganan masalah ekonomi, pendidikan, politik dan keamanan, perusahaan dan ketena-gakerjaan, kesejahteraan sosial, keseha-tan, pertanian, pertahanan, pelayanan publik, pelayanan sosial, industri dan konflik sosial. Namun pada kenyataannya, hu-kum masih belum memihak kepada rak-yat kecil yang mencari keadilan. Praktik jual-beli perkara masih tetap marak, de-mikian juga praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pelaku korupsi yang sempat diseret ke pengadilan hanya men-dapatkan hukuman yang minim, padahal penegakan hukum selama ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak reformasi untuk memutus mata rantai pejabat orde baru yang ditenggarai banyak melaku-kan tindak pelanggaran. Selain hal itu, penanganan ekonomi tidak efektif dan semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan menjadi miskin. Pendidi-

kan semakin tak terjangkau dan ang-ka putus sekolah semakin membesar. Banyak rakyat yang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan pelaya-nan publik yang tidak cukup baik, serta konflik sosial masih kerap terjadi. Jadi, masih adakah harapan pada masyarakat Indonesia? Apakah masyarakat masih memiliki optimisme terhadap masa depan bangsa ini? Psikologi harapan mengartikan harapan dan optimisme sebagai sebuah mood atau sikap yang berhubungan dengan ekspektasi terhadap keadaan sosial ataupun material yang terjadi di masa mendatang (Grant & Higgins, 2003). Seligman (1991) mendefinisi-kan optimisme sebagai sebuah gaya ter-tentu dalam merespon kejadian-kejadian yang negatif dalam hidup. Selanjutnya Peterson dan Seligman (2004), menjelas-kan bahwa harapan dan optimisme seba-gai semua yang terkait dengan tingkah laku yang diarahkan untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi, harapan dan optimisme merujuk pada kepercayaan (belief), bahwa pada masa datang ke-jadian yang baik dan yang berhubungan dengan perasaan positif akan lebih ser-ing terjadi daripada kejadian yang buruk dan yang berhubungan dengan perasaan negatif. Banyak penelitian menunjukkan bahwa optimisme mempengaruhi inten-sitas dan mengarahkan tindakan kita ke tujuan (Seligman, 1991; Snyder, 1996). Optimisme juga terbukti memprediksi-kan well-being fisik dan psikologis, yang mempengaruhi perasaan yang nyaman tentang diri sendiri, penerimaan diri (self acceptance), pertumbuhan dan otono-

Page 3: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

69| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

mi pribadi, pemulihan yang cepat dari sakit, juga mempengaruhi coping style termasuk perasaan positif dan kepuasan tentang diri dan situasi seseorang yang lebih baik. Dari berbagai penelitian itu, di-simpulkan bahwa optimisme lebih di-inginkan daripada pesimisme. Diasum-sikan bahwa optimisme itu baik sedang pesimisme itu buruk, sehingga pendidik, konsultan publik, terapis dan orang tua akan melakukan segala cara yang da-pat mendorong munculnya optimisme (Chang, 2001). Mereka juga memberi-kan motivasi yang mendorong anak untuk menumbuhkan optimisme dan mengurangi pesimisme (Seligman dkk., 1995), dengan melakukan serangkaian intervensi berjangka pendek maupun yang berjangka panjang sehingga dapat menumbuhkan sikap optimisme pada diri anak. Berbagai persoalan sosial, politik dan ekonomi yang mendera kehidupan masyarakat Indonesia, sangat memung-kinkan terjadinya asumsi yang berupa penyederhanaan dari kondisi sesung-guhnya. Penyederhanaan ini sepintas akan terlihat sangat logis mengingat banyaknya persoalan akan memberi dampak psikologi yang negatif, dalam hal ini adalah pesimis daripada optimis atau memiliki harapan. Internet menjadi media komunikasi yang berpotensi mem-pengaruhi kondisi psikologis masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks opti-misme dan harapan. Melalui media itu, masyarakat bisa saling berkomunikasi tentang berbagai masalah sosial, ekono-mi dan politik. Sehingga bukan tidak mungkin, masyarakat dengan kemam-

puan mengakses teknologi informasi/internet ternyata memiliki optimisme tinggi dan harapan yang rasional. Mempertimbangkan pentingnya data psikologis masyarakat Indonesia untuk turut memberikan arah bagi ber-bagai upaya menuju kemajuan bangsa, maka penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Semakin banyak data psikologis yang tergali dan terkumpul secara sistematik dan empirik, semakin terarah dan efektif usaha dalam memaju-kan bangsa ini di masa mendatang. Hasil penelitian ini memberikan manfaat teoretik dan praktis. Manfaat teoretiknya, adalah adanya diskusi tentang teori psikologi harapan, studi psikologi harapan pada masyarakat den-gan budaya timurnya bagaimana budaya mempengaruhi gaya respon terhadap ke-jadian sosial yang buruk mempengaruhi harapan dan optimisme masyarakat Indonesia Manfaat praktisnya adalah bahwa hasil penelitian dapat digunakan oleh pendidik, konsultan publik, pem-buat kebijakan, terapis dan orang tua untuk melakukan intervensi yang dapat mendorong munculnya optimisme dan harapan pada anak dan masyarakat. Cepatnya perubahan situasi so-sial dan politik di Indonesia khususnya sejak tahun 1998, serta keadaan yang be-lum menunjukkan kemajuan seperti yang diharapkan ketika peristiwa pergantian kepemimpinan nasional yang dramatis di tahun 1998. Kondisi tersebut cenderung terlihat tidak kondusif dan mendorong tumbuhnya harapan dan optimisme. Se-mentara banyak studi telah menunjukkan bahwa optimisme memiliki andil dalam mempengaruhi arah dan intensitas orang

Page 4: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 70

dalam melakukan suatu tindakan hingga tercapainya tujuan di depan. Keyakinan akan masa depan merupakan respon psikologis dalam mengantisipasi peruba-han yang terjadi dalam kehidupan sosial dan politik. Studi ini fokus pada harapan tentang kehidupan sosial di Indonesia, mempertimbangkan cepatnya perubahan sosial politik sejak tahun 1998. Maka, penelitian ini menggali;1. Bagaimana harapan dan optimisme masyarakat Indonesia terhadap masa depan bangsanya? 2. Adakah optimisme terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik? 3. Adakah harapan untuk merubah masa depan Indonesia menjadi lebih baik?

PSIKOLOGI OPTIMISME Optimisme sebagai konstruk kognitif terdiri dari keyakinan umum atas hasil positif berdasarkan perkiraan rasional dari kecenderungan seseorang untuk meraih kesuksesan dan keyaki-nan akan kemampuan seseorang untuk meraihnya (Chang, 2001). Penelitian optimisme memberikan keuntungan yang sangat besar, karena mampu mem-prediksikan hal-hal positif dalam caku-pan yang sangat luas. Misalnya Chang (1998) menemukan bahwa pesimisme di antara mahasiswa mempunyai kore-lasi dengan simptom fisik, namun tidak dengan optimisme. Chang dkk. (1997) juga menemukan bahwa pesimisme me-miliki korelasi dengan simtom disforik, namun tidak demikian dengan opti-misme. Sedangkan Schulz dkk. (dalam Snyder, 1998) menemukan bahwa meski-pun optimisme tidak memiliki hubungan

dengan usaha bertahan hidup pasien kanker, namun di sisi lain, pesimisme memiliki hubungan dengan kematian yang lebih cepat. Raikkonen dkk. (dalam Snyder, 1998) menemukan bahwa orang dewasa yang pesimis (sebagaimana juga mereka yang cenderung pencemas), me-miliki tekanan darah lebih tinggi dan mood negatif dibandingkan mereka yang optimis. Meskipun orang optimis se-dang dalam mood negatif, tekanan darah mereka tidak setinggi orang dewasa yang pesimis. Optimisme dan pesimisme juga dipengaruhi oleh pada konteks agama. Pengaruh agama terhadap kehidupan se-hari-hari individu sangat besar. Harapan yang diberikan oleh agama dan peribada-tan agama berpengaruh secara signifikan terhadap optimisme individu. Individu yang keyakinan keagamaannya lebih kuat akan lebih optimis (Sethi & Selig-man, 1993).

PSIKOLOGI HARAPAN Meski banyak orang berpikir bahwa menjadi optimis berarti juga memiliki harapan, namun sebenarnya kedua konsep ini memiliki makna berbe-da. Model kognitif dalam konsep hara-pan, menjelaskan harapan sebagai seper-angkat kognitif (proses berpikir positif) yang ditujukan guna mencapai suatu tu-juan (Snyder, 2000). Pada bagian berikut akan dijelaskan lebih terperinci tentang psikologi harapan, namun sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu hubungan per-asaan poitif, prestasi akademik dan juga penyelesaian masalah. Harapan terkait dengan mening-katnya perasaan yang terjadi pada peng

Page 5: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

71| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

hargaan diri sendiri pada anak-anak dan juga orang dewasa (Snyder dkk., 1996), berkorelasi dengan tingkat depresi yang lebih rendah pada anak-anak (Snyder dkk., 1997). Anak-anak yang memiliki tingkat harapan yang tinggi, cenderung memiliki atribusi internal yang stabil dan positif terhadap kejadian positif maupun negatif (Snyder dkk, 1997). Harapan juga berkorelasi positif dengan pencapaian prestasi pada anak-anak bahkan ketika variabel penghargaan terhadap diri sendiri dikontrol (Snyder dkk., 1997). Dalam satu studi, harapan pada anak-anak terkait dengan kemam-puan untuk menyelesaikan tujuan spesi-fik, misalnya berkorelasi positif dengan persepsi anak-anak dalam kompetensi skolastik, penerimaan sosial, kemam-puan atletis dan penampilan fisik. Se-bagai tambahan, pelajar yang memiliki harapan tinggi bila dibandingkan dengan yang memiliki harapan rendah menun-jukkan peningkatan pencapaian akade-mik yang lebih baik (Snyder dkk., 1999). Harapan dipandang memiliki dua komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi secara timbal balik (Snyder dkk., 1991). Komponen pertama adalah agensi, yang merupakan persepsi bahwa tujuannya akan mampu dicapai. Agensi merupakan motivasi mental in-dividu untuk memulai usaha dalam me-raih tujuan (Snyder, 2000). Keyakinan akan keberhasilan ini, meliputi kemam-puan mengoptimalisasikan energi guna mencapai keberhasilan, tidak hanya pada masa sekarang atau yang akan da-tang, melainkan juga adanya jejak atau pengalaman keberhasilan pada waktu sebelumnya. Komponen ke-dua adalah

pathway thinking yang merupakan ke-mampuan untuk mengenali dan melihat jalan dalam mencapai tujuan. Suatu rute atau jalan pikir yang mampu memberi-kan gambaran dan prediksi tentang cara yang akan ditempuh untuk meraih tujuan (Snyder, 2000). Menurut teori harapan, usaha untuk mencapai keberhasilan membu-tuhkan Willpower atau agency thinking dan Waypower atau pathways thought (Moraitou dkk., 2006). Dalam hal ini, tidak sedikit ditemui orang yang menge-nali kemampuannya untuk meraih tujuan (agency), namun tidak mampu untuk membuat rencana yang efektif dan stra-tegis (pathway) dalam mencapai tujuan-nya. Pada sisi lain, ada juga orang yang mampu memikirkan sejumlah cara untuk meraih tujuan namun tidak mampu untuk mengimplementasikan rencana-rencana mereka. Mereka mungkin terlihat seba-gai pemimpi atau bahkan mendapatkan label pemalas. Berdasarkan pola konsep harapan ini, mereka yang hanya memi-liki satu komponen dari konsep harapan di atas belum bisa disebut sebagai orang yang memiliki harapan. Snyder dan kolega (Snyder dkk., 1991) menyatakan bahwa untuk meraih kesuksesan (tujuan), kedua komponen harapan yakni agency dan pathway haruslah berfungsi. Kedua komponen ini sangat diperlukan dalam membentuk harapan, hilangnya salah satu komponen membuat harapan tidak terbentuk, hal ini bisa lebih jelas tergambar pada Gambar 1.

Page 6: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 72

Gambar 1: Fungsi feedback yang meli-batkan agency dan pathway dalam teori harapan

Pada Gambar 1. terlihat kecen-derungan agency dan pathways (yang bisa juga dimaknai sebagai “sejarah/jejak pembelajaran”) merupakan langkah awal dalam mencapai tujuan. Langkah selan-jutnya adalah penghargaan atau apresiasi terhadap hasil yang akan dicapai, proses ini secara jelas menunjukkan bahwa tu-juan (goal) merupakan satu faktor yang signifikan. Proses dimulai dengan aktivi-tas komponen agency dan pathway yang secara berulang dan terus menerus saling berinteraksi. Artinya, kedua komponen ini secara berkelanjutan saling mem-berikan pengaruh satu sama lain. Ter-jadi proses saling mempengaruhi antara keyakinan mencapai tujuan dan persepsi adanya strategi efektif untuk meraih tu-juan. Berdasarkan analisa kognitif agency dan pathway itu, individu berge-rak mencapai tujuan, baik berhasil atau tidak, seperti yang terlihat pada garis arah panah tebal yang menunjuk kanan dan kiri, arah tujuan individu berkem-

bang, namun dengan kemungkinan adanya timbal balik dalam komponen penyusun utama (lihat garis panah yang menunjuk ke dua arah). Tercapai atau tidaknya tujuan, tetap terjadi proses yang merefleksikan dampak dari usaha penca-paian tujuan (lihat garis panah lebar yang bergerak dari arah kanan ke kiri). “Menyusuri” garis umpan balik ini, emosi individu juga mendapatkan tempat dalam sistem ini. Dalam teori harapan, terdapat hipotesis bahwa emosi positif merupakan hasil dari persepsi tentang keberhasilan suatu proses. Se-baliknya, emosi negatif merefleksikan terhambatnya atau kegagalan tujuan yang telah diperkirakan (dipersepsikan). Maka, dalam teori harapan ini persepsi tentang keberhasilan memiliki pengaruh terhadap emosi (Snyder dkk.,1996). Secara menyeluruh dapat dinya-takan bahwa suatu sistem yang saling terhubung dari teleologi berpikir mampu membentuk umpan balik pada tingkat yang bervariasi dalam alur proses model harapan. Melalui proses umpan balik, tingkat harapan individu akan bertahan atau berubah seiring dengan perjalanan waktu. Sementara itu, optimisme serta harapan dalam definisi Snyder dkk. (1991), terbangun dalam kerangka nilai yang terentang dari ekspektasi hingga motivasi; lebih dari itu, baik secara kon-septual dan karakteristik, hal ini mere-fleksikan suatu harapan menyeluruh ter-hadap masa depan.

METODE Penelitian ini menggunakan me-tode kualitatif dengan analisa wacana

Page 7: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

73| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

terhadap fokus analisis. Namun tidak didesain untuk menunjukkan struktur teks pembicaraan secar linguistik dan tidak juga bertujuan untuk menjaring percakapan tentang kognisi yang men-dasari wacana-wacana itu. Justru yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana wacana dari pendapat sub-jek yang mengandung optimisme dan harapan berkaitan dengan isu-isu sosial, ekonomi dan politik yang terjadi pada Oktober 2007 sampai Januari 2008. Data diperoleh dari 2 kelompok mailing list (forum pembaca kompas dan media care), yang dipilih secara random. Subjek adalah 50 pendapat (post-ing yang diambil dari sejumlah orang) tertulis dengan panjang tidak kurang dari 3 baris atau minimal 300 kata. Ke-dua mailing list yang dipilih merupakan mailing list yang sangat aktif, lebih dari 10 pendapat diposting setiap harinya. Mailing listnya adalah forum pembaca kompas (FPK) dengan alamat [email protected] dan mailing list media care dengan alamat [email protected]. Harapan dan optimisme ada-lah keyakinan pada kejadian-kejadian baik yang berhubungan dengan per-asaan positif akan lebih sering terjadi daripada kejadian-kejadian buruk yang berhubungan dengan perasaan-perasaan negatif. Individu dengan karakter kuat dalam harapan dan optimisme akan me-miliki karakteristik berikut yaitu : tan-tangan dianggap sebagai harapan ten-tang masa depan, selalu melihat sisi baik dari setiap situasi dan kondisi, percaya pada apa yang dilakukan akan menjadi yang terbaik, percaya hal yang benar

pasti akan menang, selalu berharap yang terbaik, memiliki gambaran yang jelas dalam pikiran tentang apa yang diingin-kan untuk masa depan, memiliki ren-cana, percaya akan dapat meraih tujuan yang diharapkan dan tidak pernah kalah dalam perlombaan dan kompetisi. Setelah data terkumpul, dianali-sis dengan metode wacana berdasarkan teori driven (teori optimisme dan hara-pan) oleh Snyder (1994). Proses analisis terdiri dari: Analisis selama pengumpu-lan data dengan menentukan fokus pe-nelitian, menyusun hasil temuan, me-rencanakan susunan data pendukung berdasarkan temuan pada penelitian-penelitian sebelumnya, mengembangkan pertanyaan analisis untuk mengumpul-kan rangkaian data dan tetap pada target pengumpulan serangkaian data. Analisis setelah pengumpulan data dengan melakukan pemadatan data, memilih dan merangkai data berdasarkan fokus penelitian, penyajian data dengan merangkai dan menyusun data berdasar-kan fokus penelitian, mengklasifikasi / kategorisasi data berdasarkan fokus dan verifikasi dan validasi data berdasarkan kredibilitas dan kemampunan untuk dikonfirmasi.

HASIL Secara teori optimisme merupa-kan keyakinan umum atas hasil positif untuk meraih kesuksesan berdasarkan perkiraan rasional dan keyakinan akan kemampuan seseorang untuk meraih tu-juan (Chang, 2001). Sedangkan hara

Page 8: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 74

pan merupakan persepsi terhadap jumlah kekuatan mental (agency) dan cara dalam mencapai tujuan (pathway). Agency ada-lah dorongan dalam pemikiran harapan. Istilah ini adalah kumpulan tujuan dan komitmen yang kita dapat gunakan untuk menggerakkan ke arah tujuan yang kita hadapi setiap saat. Pathway mereflek-sikan rencana/ komponen mental yang membimbing pola pikir kita gunakan un-tuk mendapatkan cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan (Snyder, 1994). Tujuan diartikan sebagai sesuatu yang ingin kita raih meliputi berbagai benda, pengalaman, keinginan atau hasil yang kita bayangkan dan ada dalam pikiran. Topik utama yang sering kali dibicarakan dan menjadi isu harian ber-hubungan dengan isu-isu sosial, ekono-mi dan politik. Dalam lingkup yang lebih luas, topik-topik itu terdiri dari (a). Ana-lisis kognitif (seperti pemikiran logis, perspektif, perbandingan, ketrampilan, interpretasi, dan hubungan sebab-akibat ) (b). Kejadian bersejarah (seperti pemil-ihan dan keberhasilan), (c). Pelayanan pemerintahan umum (seperti peraturan dan infrastruktur negeri), (d). Tokoh na-sional (seperti keberhasilan pimpinan), (e). Keadilan (seperti peradilan, kesa-daran dan keinginan politik), (f). Sum-ber-sumber daya Negara yang potensial dan (g). Agama. Berikut merupakan paparan data penelitian, yang memberikan gambaran bagaimana optimisme dan harapan masyarakat terhadap masa depan Indo-nesia. Para anggota dari kedua mailing list mempertahankan cara dan energi ke-inginan untuk mencapai tujuan dengan menyampaikan pemikiran penulis kepa-

da pembaca. Fleksibilitas menjadi salah satu karakteristik orang yang punya harapan tinggi, harapan itu dalam setiap posting di mailing list berupa saran untuk mengatasi masalah yang menjadi fokus bahasan dalam tulisannya dan disampai-kan dalam berbagai situasi serta masalah yang berbeda-beda. Misalnya posting AK yang merupakan anggota dari mail-ing list FPK. Dia menunjukkan perhatian terhadap potensi laut di Indonesia, tidak saja masalah perbatasan dengan negara tetangga namun juga potensinya seba-gai pemersatu bangsa, potensi ekonomi, pariwisata dan pertahanan negara. Op-timisme muncul pada anggota mailing list yang mengusulkan cara-cara untuk mengambil tantangan sebagai keuntung-an. Judul postingnya adalah pembangu-nan peradaban masyarakat Ocean Build-ing Civilization, berikut kutipannya:

Ke mana kita akan bawa warga negara ini? Akankah kita membiarkan mereka semua dalam bencana? jika jawabannya tidak, maka perlu menunjukkan orang-orang kuat, teguh pendirian yang akan saling bekerjasama untuk membangun negara ini ke arah hubungan interna-sional. Maka perdamaian tidak hanya akan menjadi mimpi di bumi ini. Ken-yataannya, laut tidak hanya masalah perbatasan saja, namun itu merupakan jembatan untuk persatuan, sumber daya alam khususnya ekonomi, untuk wisata petualangan, pertahanan ne-gara serta lambang kebesaran negara. Negara yang besar adalah negara yang menguasai lautan” (pesan dari #72834 dari 81328 anggota / [email protected]).

Page 9: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

75| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

Posting pendapat di atas menunjukkan adanya optimisme dan harapan yang berupa penilaian postif terhadap masa depan hubungan Internasional, perta-hanan dan kebesaran negara yang berba-sis kelautan. Penulis di atas memberikan pathway untuk mencapai tujuan dengan menguasai lautan. Posting dari A berikut juga menunjukkan adanya optimisme dan harapan dari kenyataan adanya uni-versitas nasional yang terkenal dengan kenyataan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia, sehingga dapat dikatakan ke-beradaan berbagai perguruan tinggi yang hebat-hebat itu ternyata merupakan sua-tu kegagalan. Ada nada sinis dari penda-pat ini, namun A tahu bagaimana melihat kendala-kendala di negeri ini. Seperti ke-mampuannya untuk dapat melihat mak-sud tersembunyi dari kebijakan gandum impor, yang bertujuan untuk mengekspor produk industri mie instan.

Secara umum, saya ingin mempertan-yakan apa fungsi fakultas hukum yang ada di UI? Semua motor dibuat oleh Jepang lalu apa fungsi ITB? Jika semua hukum berantakan di Indonesia apa fungsi ilmu sosial di UI dan Gadjah Mada? Jika semua produk pertanian diimpor, menggunakan gandum impor untuk bisa mengekspor mie instan lalu apa tugas IPB? Saya berterima kasih ka-rena telah belajar manajemen pertani-an. Silahkan tersenyum jika kita mem-bicarakan kondisi sekarang ini. Saya hanya berharap jika ada program yang dibuat oleh departemen pertanian, maka itu hanya akan menjadi harapan besar” (pesan dari #76663 dari 81300 . [email protected]).

Berikutnya, AH mengirim artikelnya yang berjudul selisik perhatian penerbit pada penulis. Posting ini mengambar-kan adanya simpati terhadap kurangnya penghargaan penerbit pada penulis di Indonesia. Penerbit tidak menyediakan dana launching untuk setiap buku, dana hanya disediakan secara global bagi kes-eluruhan buku. Konsekuensinya, hanya sedikit buku yang mendapatkan promosi secara optimal. Pendapat ini memberikan semangat dan membuka jalan untuk ter-ciptanya harapan. Seperti dukungan dan saran untuk mencari cara dengan mener-bitkan buku dengan cara indi-label:

Salah satu cara yang diharapkan ada-lah penulis mempunyai penyelenggara (event organizer) atau penerbit yang mau fokus mempromosikan buku yang ditulis secara terus-menerus. Promosi harus dirancang biayanya, harapan keuntungan dan tujuan yang ingin di-capai untuk penerbit. Namun asumsi terhadap keadilan dan kurangnya minat adalah hal yang harus dan tidak dapat dielakkan. Saya pernah mendukung pe-nulis yang ingin menerbitkan karyanya dengan indi label. Saya katakan bahwa selama dia yakin akan rencaan buku ini ke depan pasti akan mampu meleng-kapi sarana yang dibutuhkan meliputi kelompok yang siap membantu. Akh-irnya buku itu diterbitkan oleh penerbit besar tetapi biaya promosi sangat kecil sehingga buku itu diterbitkan saja tan-pa adanya promosi / iklan dan strategi perencanaan seperti yang dia inginkan. Kenyataannya, mimpinya pun pudar. Saya masih berharap ada sesuatu yang bisa terjadi pada bukunya yang dapat menarik minat pembacar terutama ide-ide cemerlang yang lahir dari pe-mikirannya. Meskipun tidak dengan

Page 10: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 76

kondisi ideal, saya berharap penghar-gaan dapat diperbaiki dari penerbit bagi penulis paling tidak adanya ker-jasama antara mereka.

Posting PR tentang kasus BLBI (Ban-tuan Likuidasi Bank Indonesia) yang ter-jadi pada saat krisis moneter tahun 1998, menggambarkan dukungan terhadap rencana instruksi presiden dalam penye-lesaian masalah itu. PR mampu melihat resiko sosial yang dipengaruhi oleh am-biguitas isu dan mampu melihat keun-tungan dari berbagai saran yang berasal dari elemen masyarakat yang berbeda. Dukungan dan perhatian sosial merupa-kan energi keinginan dan cara yang seja-lan dengan kehidupan demokrasi. Post-ing ini juga menjadi bentuk dukungan moral dan monitor/pengawasan sosial terhadap otoritas politik. Pendapatnya berjudul instruksi tentang percepatan pe-nyelesaian kasus BLBI, menggambarkan adanya optimisme dan harapan dari sub-jek:

Posting berikut merupakan re-spon berkaitan dengan proses sosial melalui iklan yang dianggap sebagai pelecehan seksual. Iklan yang menggam-

Situasi dan kondisi sekarang ini akan membuat ketidakpastian pada Indo-nesia seperti pada elemen lainya. Saya berharap saran ini sama dengan pen-dapat lainnya, terutama yang peduli pada negara khususnya anti-korupsi sehingga mampu untuk menyemangati keputusan politik yang tepat memper-timbangkan BLBI dengan membuat keputusan politik nasional. (pesan dari #59201 dari 67795 / [email protected]).

barkan wanita cantik dengan memakai kaos yang bertuliskan Rp1,- sebagai tarif layanan telepon selular. Beberapa orang mengasosiasikan Rp1,- adalah harga “wanita itu”. Tulisannya berjudul: Su-rat keberatan media watch atas iklan XL versi perempuan Rp1,- Posting ini men-unjukkan proses sosial dalam kaca mata positif sebagai kekuatan dan keinginan untuk membangun kesadaran perusa-haan dan masyarakat.

Snyder (1994) mengatakan bah-wa sikap optimis menghasilkan toleransi mental untuk mengurangi dampak dan potensi kegagalan saat ini. Mempelajari optimisme sebagai cara pikir tentang bagaimana sesuatu itu bisa terjadi pada seseorang terutama hal yang baik. YSR mengingatkan anggota lain untuk ber-syukur pada keagungan Tuhan yang tel-ah memberikan kehidupan. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menghadapi ber-bagai ujian hidup. Artikel yang masuk berjudul: “kehidupan palsu”.

Protes terhadap iklan dan semua kri-tik yang masuk dinilai sebagai proses pendidikan bagi media dan untuk kesa-daran masyarakat baik pada pria mau-pun wanita untuk lebih sensitif terha-dap masalah gender. Tetapi kita harus tetap tidak melupakan bahwa dalam menghadapi negara-negara kapitalis besar anarki bukanlah jawaban untuk membangun kesadaran masyarakat. (Pesan #59188 dari 67795 / [email protected]).

Beberapa orang hidup dengan ban-tuan alat bantu yang jauh dari kesem-purnaan, jika dibandingkan dengan ciptaan/rancangan Tuhan terhadap organ-organ tubuh manusia. Jadi, mari

Page 11: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

77| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

kita bersyukur akan kesehatan yang kita miliki. Dalam beberapa film, makhluk yang diciptakan dengan kondisi setengah robot dan setengah manusia yang hidup dengan organ-or-gan mesin, tidak lagi sebagai manusia meskipun mereka menjadi superhero (pahlawan). Hal itu yang dikatakan bahwa pemikiran tentang “faking life” adalah hidup yang dikendalikan oleh mesin. Semoga kita semua dapat ter-hindar dari faking life dan mendapat anugerah hidup untuk counterfeit. (Pesan dari x 75558 dari 81300. [email protected]).

Para anggota tetap memiliki pemikiran positif terhadap tantangan-tantangan hidup. Namun mereka tidak bisa menggambarkan jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Meskipun opti-misme berhubungan erat dengan kekua-tan keinginan seperti dikatakan oleh Snyder namun dalam perpektif teori harapan, di mana adanya agency saja tidak cukup untuk menjadi harapan ka-rena masih dibutuhkan adanya pathway, maka tetap saja hal itu tidak mampu menjadi harapan. Posting MU berikut ini mengkritik keagungan istilah ke-beruntungan yang banyak disebarkan se-cara luas setiap kondisi tidak baru. Dia menunjukkan berbagai isu dari berba-gai tempat di dunia, termasuk fenomena peculiar of fish. Artikel yang berjudul “berburu hoki di tahun 2008”.

Sebenarnya keberuntungan itu ada-lah anugerah, jika mendapat anuge-rah, kita pasti berhasil. Jadi, jika kita tahu artinya, kenapa kita harus jauh-jauh pergi ke gunung Kawi, apa do’a

tidak cukup jika kita pindah ke ru-mah sebelah (tetangga) ada tulisan “rumah dari kanan ke kiri” artinya Tuhan akan memberi kita anugerah yang besar. Jika kita memberi nama anak kita dengan nama “keberun-tungan” maka dia akan mendapat-kan anugerah yang lebih. Apakah pengetahuan ini membuka mata dan pikiran kita? Jadi, keberuntungan hanya datang dari Tuhan saja, tidak dari batu atau ikan lohan. (Pesan dari #73639 dari 81328/[email protected]).

Para anggota mensosialisasi-kan dan mengingatkan anggota lain tentang Rahmat Tuhan, dengan utama-kan tekanan pada pemikiran logis, dia menyemangati untuk kembali kepada ibadah, bukan materi. Kiriman berikut mengandung kekuatan keinginan yang ditarik dari do’a. namun, di sisi lain ter-lihat kurang cara kekuatan untuk meraih tujuan yang akan menjadi kehidupan le-bih baik di tahun baru. IK merespon kiri-man yang berjudul “agama+pangkal”. Isu ini menyinggung sikap yang sesuai dengan konflik di Timur Tengah yang mengangkat masalah agama dan perang di Indonesia:

Melihat Israel dan Timur Tengah, saya pikir harus lebih bijak meli-hatnya. Ada banyak hal yang layak disumpah dari Israel. Akhirnya, masalah menjadi lebih sulit sejak kebanyakan orang Indonesia meli-hatnya sebagai masalah agama, senti-men di sini sifatnya sangat berbahaya, seperti yang terjadi di Timur Tengah itu ibarat hanya seekor kucing maka kita menganggapnya sebagai seekor

Page 12: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 78

harimau. Bentuknya ular di Timur Tengah dan menjadi gajah di Indo-nesia. (Pesan dari #59174 dari 67795/ [email protected]).

Para anggota menyampaikan pikiran-pikiran positifnya tentang ke-mungkinan-kemungkinan yang terjadi sebagai dampak dari prasangka. Obyek utama adalah kekuatan keinginan un-tuk mengubah pola pikir menjadi lebih bijaksana dalam melihat isu tersebut. Mengubah pola pikir adalah masalah yang serius dan itu membutuhkan ber-bagai usaha yang tidak mudah. Namun, jalan keluar yang ditempuh atau ditawar-kan terlihat kurang sesuai untuk menca-pai tujuan yang dibuat.

PEMBAHASAN Menjawab pertanyaan peneli-tian, maka ecara umum hasil penelitian ini menunjukkan adanya optimisme dan harapan pada subyek penelitian, namun harapan yang muncul tidak terlalu kuat. Sedangkan bagaimana optimisme dan harapan masyarakat Indonesia dapat de-jelaskan secara ringkas dalam Gambar 2.

Gambar 2. Skema hasil penelitian dan fungsi umpan balik dari agency dan pathway dalam teori harapan.

Seperti yang disampaikan oleh Synder (1994), bahwa optimisme ber-hubungan dengan kekuatan keinginan. Optimisme merupakan keyakinan ten-tang hasil positif yang dapat dicapai, sedangkan harapan dapat dikatakan ada bila ada energi penggerak (agency) dan jalan keluar (pathway). Berbagai pen-dapat/artikel yang dipostingkan dalam kedua mailing list menunjukkan adanya optimisme dan harapan. Dalam setiap artikel dapat ditemui adanya optimisme subyek yang menunjukkan keyakinan akan adanya hasil dan perasaan positif serta keyakinan tentang adanya peru-bahan ke arah yang lebih baik di masa depan. Perasaan positif dan keyakinan tentang adanya perubahan ke arah yang lebih baik di masa depan, memberikan rasa percaya diri terhadap masa depan (confidence the future) Indonesia yang lebih baik. Selain itu juga dapat dijumpai adanya harapan, yang berupa motivasi sebagai energi penggerak untuk menca-pai tujuan yang lebih baik dari kondisi saat ini dan juga ada saran sebagai jalan keluar untuk mencapai tujuan itu. Para subyek dapat menunjukkan pendapat-pendapat positif dan diikuti dengan ber-bagai analisis/solusi yang diajukan untuk mencapai tujuan agar kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia. Meskipun mereka juga dapat mengenali adanya lingkup negatif di mana-mana, mereka tetap berusaha merumuskan dan mengor-ganisasikan gagasan secara positif untuk dapat berkontribusi terhadap penyele-saian masalah. Namun harapan yang ditampilkan oleh subyek masih sangat lemah, dilihat dari jalan keluar(pathway)

Page 13: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

79| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

dan pemikiran bagaimana upaya menca-pai tujuan yang dikemukakan dalam ar-tikel mereka masih tidak dijelaskan dan bersifat umum sehingga sulit untuk dapat diimplementasikan dalam tataran praktis. Seperti yang disampaikan oleh Snyder dkk. (1991) bahwa untuk meraih kesuk-sesan/tujuan, kedua komponen harapan yakni agency dan pathway haruslah ber-fungsi hilangnya salah satu komponen membuat harapan tidak terbentuk. Lemahnya harapan dalam hal lemahnya jalan keluar untuk penyelesa-ian masalah sosial, ekonomi dan politik di Indonesia pada subyek penelitian, menurut teori harapan dari Synder (1994) merupakan kegagalan dalam penyelesa-ian masalah dan akan meleburkan emosi negatif yang selanjutnya individu akan kembali ke tahap pertama (itulah yang disebut belajar dari sejarah). Kemudian akan ada pengulangan untuk mencapai tujuan. Hasil dari penelitian ini menun-jukkan bahwa adanya optimisme dan energi penggerak belumlah sebuah jalan keluar. Energi yang besar tetapi kurang jalan keluar akan membawa pada jalur stres emosi. Ketertekanan itu merupa-kan sinyal adanya kondisi frustasi, yang selanjutnya akan mendorong tindakan agresif ketika menghadapi masalah yang sulit dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memperkaya teori harapan dan optimism yang berhubungan dengan masalah masyarakat di Indone-sia. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian Sethi & Seligman (1993) bahwa semakin kuat keyakinan agama subyek semakin makin kuat tingkat op-timismenya. Masyarakat Indonesia me-miliki keyakinan keagamaan yang kuat

(Kashima dkk., 2010), agama memberi pengaruh terhadap masyarakat Indinesia di dalam kehidupan sehari-hari. Adanya optimisme yang kuat pada subjek peneli-tian didukung oleh keyakinan agamanya, dimana kondisi pesimis menurut keyaki-nan agama berarti keraguan akan rahmat Tuhan dan itu merupakan hal yang dila-rang di dalam agama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Keyakinan akan masa depan In-donesia didasarkan pada optimism, bu-kan pada harapan. Kuatnya optimisme pada masyarakat Indonesia sangat dito-pang oleh agama. Agama merupakan fak-tor penting yang membentuk optimisme masyarakat Indonesia. keyakinan agama yang kuat dapat membuat seseorang menjadi lebih optimis. Orang-orang yang optimis, berbagi ide-ide optimis, penda-pat menganalisis isu-isu sosial, ekonomi dan politik, yang meliputi kebijakan dan tindakan yang harus dilakukan pemerin-tah namun hal itu tetap dianggap seba-gai jalan keluar tidak signifikan sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa optimisme itu bukanlah suatu harapan. Harapan masyarakat yang lemah, dengan tiadanya/kurang jelasnya pathway untuk mencapai tujuan menyebabkan banyak-nya persoalan dalam masyarakat yang tidak dapat diselesaikan. Bertumpuknya berbagai masalah ekonomi, sosial dan politik dalam masyarakat yang tidak se-lesai memunculkan emosi negatif yang akan mudah menyulut tindakan agresif/kekerasan dalam masyarakat. Penelitian ini memiliki implikasi teori dan implikasi praktis. Secara teori

Page 14: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

Tutut Chusniyah& Ardiningtias Pitaloka, Analisis Wacana pada Media Internet terha-dap Optimisme dan Harapan tentang Masa Depan Indonesia | 80

adalah data yang sifatnya spontan yang mewakili pendapat-pendapat asli dari subyek penelitian yang relatif memiliki tingkat intelektual yang baik tentang isu-isu ekonomi, sosial dan politik. Selain hal itu, bentuk data yang berasal dari komunitas internet ini dapat melengkapi penelitian media massa yang lain seperti koran, televisi, leaflet dan lainnya. Ko-munitas yang tergabung dalam mailing list, secara intelektual dapat dikatakan cukup baik, sebagai saran perlu peneli-tian tentang optimisme dan harapan pada masyarakat luas. Sehingga dapat dike-tahui adakah optimisme dan harapan pada mereka, penjelasan tentang sikap politik mereka lebih banyak alternatif yang dapat memunculkan solusi dalam menjawab tantangan sosial di negara ini. Kurangnya/lemahnya adanya jalan keluar (pathway), lebih banyak energy (agency) dan perasaan negatif atas ber-bagai kegagalan atau kemungkinan kegagalan akan memicu frustasi yang lebih buruk dan pada akhirnya menjadi tindakan agresif. Hipotesis agresifitas pada berbagai elemen masyarakat karena lemahnya harapan (khususnya lemahnya pathway) yang dimiliki ini perlu dibukti-kan secara empirik dalam penelitian se-lanjutnya.

DAFTAR RUJUKAN

Chang, E. C. 2001. Optimism & Pessi-mism: Implications for Theory, Research, And Practice. Wash-ington, DC: American Psycho-logical Association.

Chang, E. C. 1998. Distinguishing be-

tween Optimism and Pessimism: A Second Look At The Opti-mism-Neuroticism Hypothesis. In R. R. Hoffman, M. F. Sherrik, & J. S. Warm (Eds.), Viewing PPsychology us a Whole: The integrative science of William N. Dember (pp. 415-432). Wash-ington, DC: American Psycho-logical Association.

Chang, E. C., Maydeu-Olivares, A. & DZurilla, T. J. 1997. Optimism and Pessimism As Partially In-dependent Constructs: Relation-ship To Positive and Negative Affectivity and Psychological Well-Being. Personality and In-dividual Differences, 23: 433-440.

Grant, Heidi & Higgins, E. T. 2003. Optimism, Promotion Pride and Prevention Pride as Predictor of Quality of Life. Journal of Ex-perimental Social Psychology, 29 (12).

Kashima, E., Batson, R., Chusniyah, T. & Ampuni, S. 2010. Defend-ing Religion Worldviews After Threats in Australia and Indone-sia. Dipresentasikan pada IACCP Regional Conference. 30 Juni-3 Juli di Istambul-Turkey.

Moraitou, D., Kolovou, C., Papazome-nou, C. & Paschoula, C. 2006. Hope and Adaptation to Old Age: Their Relationship With Individ-ual-Demographic Factors. Social

Page 15: 67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DB2D3C48CC06FAF77757CD... · ... pendidikan, politik dan keamanan, ... dampak

67| Jurnal Sains Psikologi, Jilid 2, Nomor 2 November 2012 hlm 67-81

Indicators Research, 76: 71–93.Peterson, C. & Seligman, M.E.P. 2004.

Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classifica-tion. Oxford: Oxford University Press.

Seligman, M. E. P. 1991. Learned Opti mism. New York: Knopf.

Seligman, M. E. P., Reivich, K. J., Jay-cox, L. H. & Gillham, J. 1995. The Optimistic Child. New York: Houghton-Mifflin.

Sethi, S. & Seligman, M. E.P. 1993. Op-timism and Fundamentalism. American Psychological Soci-ety. 4 (4).

Snyder, C. R. 1994. The Psychology Of Hope: You Can Get There From Here. New York: Free Press.

Snyder, C. R. 1996. To Hope, to Lose, snd Hope Again. Journal of Per-sonal and Interpersonal Loss, 1: 1-16.

Snyder, C. R. 1998. A Case for Hope in Pain, Loss, and Suffering. In J. H. Harvey, J. Omarzu, & E. Mill-er (Eds.) Perspectives on loss: A sourcebook (pp. 63-79). Wash-ington, DC: Taylor & Francis.

Snyder, C. R. 2000. Genesis: Birth and Growth of Hope. In C. R. Snyder (Ed.) Handbook of Hope: Theo-ry, Measures, and Applications (pp. 25-54). San Diego, CA: Ac-

ademic Press.

Snyder, C. R., Harris, C., Anderson, J. R., Holleran, S. A., Irving, L. M., Sigmon, S. T., Yoshinobu, L., Gibb, J., Langelle, C., & Har-ney, P. 1991. The Will and The Ways: Development And Valida-tion Of An Individual-Differenc-es Measure Of Hope. Journal of Personality and Social Psychol-ogy, 60: 570-585.

Snyder, C. R., Hoza, B., Pelham, W. E.

Rapoff, M., Ware, L., Danovsky, M., Highberger, L., Rubinstein, H., & Stahl, K. J. 1997. The Devel-opment and Validation of The Children’s Hope Scale. Journal of Pediatric Psychology, 22: 399-421.

Snyder, C. R., Sympson, S. C., Ybasco, F. C., Borders, T. F., Babyak, M. A. & Higgins, R. L. 1996. Development and Validation of the State Hope Scale. Journal of Personality and Social Psychol-ogy, 70: 321-335.

Snyder, C. R., Wiklund, C. & Cheavens, J. 1999. Hope and Success in College. Paper presented at the American Psychological Asso-ciation. Boston.

Tjahjono, H. 2008. http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0409/22/opini/1279440.html