194
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BONDOWOSO) SKRIPSI OLEH DEWI WAHYUNINGTIAS NIM 105811479395 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DESEMBER 2009

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

  • Upload
    lamdan

  • View
    241

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BONDOWOSO)

SKRIPSI

OLEHDEWI WAHYUNINGTIAS

NIM 105811479395

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAANDESEMBER 2009

Page 2: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BONDOWOSO)

SKRIPSIDiajukan kepada

Universitas Negeri Malanguntuk memenuhi salah satu persyaratandalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

OlehDewi WahyuningtiasNIM 105811479395

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAANDesember 2009

Page 3: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Skripsi oleh Dewi Wahyuningtias iniTelah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, 22 Desember 2009Pembimbing I

Drs. H. Suparlan, M.SiNIP 19470501 197803 1 001

Malang, 22 Desember 2009Pembimbing II

Dra. Sri Untari, M.SiNIP 19601009 198601 2 002

Page 4: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Skripsi oleh Dewi Wahyuningtias ini

telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 29 Desember 2009

Dewan Penguji

Drs. Suwarno Winarno, KetuaNIP. 19500403 197803 1 001

Drs. H. Suparlan, M.Si, AnggotaNIP. 19470501 197803 1 001

Dra. Sri Untari, M.Si, AnggotaNIP. 19601009 198601 2 002

Mengetahui, Mengesahkan,

Ketua Jurusan PPKn Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Kt. Diara Astawa, S.H, M.Si Prof. Dr. Hariyono, M.PdNIP. 19540522 198203 1 005 NIP. 19631227 198802 1 001

Page 5: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

i

ABSTRAK

Wahyuningtias, Dewi. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Kasus di SMP Negeri 1Bondowoso). Skripsi, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, UniversitasNegeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. H. Suparlan, M.Si, (II) Dra. SriUntari, M.Si.

Kata kunci: pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan, Rintisan SekolahBertaraf Internasional (RSBI)

Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutusebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat (3), yakni “Pemerintah dan/atauPemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikanpada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertarafinternasional”. Meskipun secara formal belum dinamakan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional, saat ini sejumlah sekolah di Indonesia telah melakukan rintisan ke arahSekolah/Madrasah Bertaraf Internasional.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional pasal 37 ayat (1) yang menyebutkan “Kurikulum pendidikandasar dan menengah wajib memuat, salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan,maka dalam kerangka penyelenggaraan pendidikan nasional, PendidikanKewarganegaraan menempati kedudukan yang sentral. Oleh karena itu, untukmemenuhi standar penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional makapembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional seharusnya mulai bahkan telah memenuhi Standar Proses yangdiisyaratkan oleh Standar Pendidikan Nasional dan diatur lebih lanjut dalamPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang StandarProses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanaperencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan SekolahBertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso? (2) Bagaimana pelaksanaan prosespembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso? (3) Bagaimanakah penilaian hasilpembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso? (4) Bagaimanakah pengawasanproses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso?

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bondowoso pada semestergenap tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan pendekatan kualitatifyang bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Subjekpenelitian adalah kelas VII A yang merupakan kelas rintisan sekolah bertarafinternasional SMP Negeri 1 Bondowoso. Teknik pengumpulan data yang digunakanpada penelitian ini adalah observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung,wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

Page 6: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

ii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso, baik komponen, pengembangan,dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai perencanaanproses pembelajaran yang diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar danMenengah. (2) Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso tidak dapatdilaksanakan sama persis seperti kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalamrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Namun, proses pembelajarannya sebagianbesar telah memenuhi pelaksanaan pembelajaran dalam Lampiran Peraturan MenteriNomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar danMenengah. (3) Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tidakselalu melalui tes tulis melainkan dilakukan dengan beragam teknik penilaian. (4)Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari pemantauan(monitoring), supervisi, dan evaluasi oleh kepala sekolah serta evaluasi jugadilakukan oleh siswa untuk menuju tingkat kepuasaan siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan (1) kepala sekolah haruslebih aktif dan sedapat mungkin melakukan pengawasan terhadap kinerja gurudalam proses pembelajaran agar mutu pendidikan yang diterapkan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso semakinmeningkat sehingga masyarakat akan terus percaya terhadap kualitas pendidikandi dalamnya; (2) guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso diharapkan mampu melakukanpengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secaramandiri; (3) guru Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan kunci utamadalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya bisamenciptakan kreativitas dan inovasi baru dalam pembelajaran, menggunakanmetode yang bervariasi serta berupaya menciptakan suasan belajar yang kondusifsehingga siswa tidak jenuh dan mudah dalam menerima materi yang diajarkan; (4)siswa-siswi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1Bondowoso hendaknya terus berupaya untuk mempertahankan prestasi yangselama ini diraih oleh sekolah dan berupaya lagi untuk meningkatkan prestasi baikdi bidang akademik maupun dalam bidang non akademik. Sehingga kepercayaanpemerintah dan masyarakat kepada pihak sekolah bisa terus meningkat sehinggamudah dalam melakukan kerjasama.

Page 7: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat, rahmat, dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bondowoso)” sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang.

2. Bapak Drs. Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si selaku ketua jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang.

3. Bapak Drs. H. Suparlan, M.Si, selaku dosen pembimbing I terima kasih atas

kesabaran dan kebijaksanaannya dalam membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Untari, M.Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih atas

bimbingan dan petunjuknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Bapak Drs. Suwarno Winarno selaku dosen penguji utama yang telah menguji

dan memberikan masukan untuk perbaikan skripsi.

Page 8: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

iv

6. Bapak Drs. HM. Haeri, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso terima

kasih atas ijin yang diberikan kepada penulis sehingga dapat melakukan

penelitian di sekolah yang bersangkutan.

7. Bapak Samsul, S.Pd selaku guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

SMP Negeri 1 Bondowoso terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada

penulis sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Bondowoso terima kasih atas kerja

sama yang diberikan dalam penelitian.

9. Orang tua penulis tercinta Bapak Agus Prayitno dan Ibu Dearty Yuliwati yang

telah memberikan dorongan, semangat, kasih sayang, segala doa dan

pengorbanannya.

10. Bapak Drs. Arso, M.Pd dan Ibu Suciati, S.Pd selaku ayah dan ibu mertua

terima kasih atas segala bantuan semangat, doa, dan kasih sayangnya.

11. Jefry Aulia Martha, yang selama ini telah dan akan terus menjadi pemimpin,

teman, cinta, dan inspirasi penulis. Terima kasih atas dorongan, semangat,

bantuan, doa, dan kesabaran yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

12. Teman yang selalu sabar mendengarkan cerita-cerita penulis, Kiki; Ika; Ana;

terima kasih buat kebaikan dan pengharapan kalian.

13. Teman-teman PPKn 2005 yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu, terima

kasih atas dukungan dan semangat selama ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu dalam memberi doa,

motivasi, dan bantuan lain sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 9: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

v

Ibarat tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Penulis

Page 10: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................... . i

KATA PENGANTAR...................................................................... . iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………. . vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………. . ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………… . xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… . xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………… . 1B. Rumusan Masalah…………………………………………… . 7C. Tujuan Penelitian ……………….…………………............. . 7D. Manfaat Penelitian…………………………………………… . 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran……..……………………………. . 91. Hakekat Belajar…………………………………………. . 92. Hakekat Pembelajaran…………………………………… . 10

B. Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah…… . 111. Perencanaan Proses Pembelajaran.……………...……….. . 122. Pelaksanaan Proses Pembelajaran……………………...... . 163. Penilaian Hasil Pembelajaran…………………………… . 224. Pengawasan Proses Pembelajaran……………………… . 22

C. Pendidikan Kewarganegaraan……………………………… . 231. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan………………… . 232. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan………… . 253. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…………………. . 26

D. Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)..…………. . 27Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional ... . 27

1. Visi, Misi, Tujuan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional (SBI)……………………………….……… . 27

2. Karakteristik Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional(SBI)……………………………………………………... 28

3. Tahapan Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional (SBI).…………………………………….... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………… 31B. Kehadiran Peneliti…………………………………………… 33C. Lokasi Penelitian………………………………….………… 35

Page 11: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

vii

D. Jenis dan Sumber Data……..……………………………… 36E. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 37F. Teknik Analisis Data……………………………………….. 41G. Pengecekan Keabsahan Data………………………………. 43H. Tahap-tahap Penelitian…………………………………….. 46

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bondowoso.……………..... 491. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bondowoso.................. 492. RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso........................................ 513. Visi, Misi, Tujuan SMP Negeri 1 Bondowoso...……….... 574. Struktur Organisasi........................................................... 645. Personalia SMP Negeri 1 Bondowoso…………………… 656. Denah SMP Negeri 1 Bondowoso……………………….. 687. Potensi SMP Negeri 1 Bondowoso………………………. 69

B. Paparan Data............................................................................. 731. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso............................ 73

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso............................ 79

3. Penilaian Hasil Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri Bondowoso............................... 102

4. Pengawasan Proses Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso………………… 115

C. Temuan Penelitian................................................................. 125

BAB V PEMBAHASAN

A. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi SMP Negeri 1 Bondowoso................................................... 130

B. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi Rintisan Sekolah Bertaraf InternasionalSMP Negeri 1 Bondowoso ………………………………… 140

C. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi Rintisan Sekolah Bertaraf InternasionalSMP Negeri 1 Bondowoso....................................................... 144

D. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi Rintisan Sekolah Bertaraf InternasionalSMP Negeri 1 Bondowoso...................................................... 148

BAB VI PENUTUP

Kesimpulan......................................................................... 151Saran................................................................................. 153

Page 12: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

viii

DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………. 155

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................... .. 157

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………. 158

RIWAYAT HIDUP........................................................................ .. 184

Page 13: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman 1992: 20)…….. . 42

4.1 Nama-Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso........... . 50

4.2 Daftar Guru Mata Pelajaran SMP Negeri 1 Bondowoso………. . 66

4.3 Nama-Nama Staf SMP Negeri 1 Bondowoso…………………... . 67

4.4 Jumlah Ruangan SMP Negeri 1 Bondowoso.............................. . 69

4.5 Demonstrasi Kelompok 2…...………............................................ . 85

4.6 Demonstrasi Kelompok 1...…………............................................ . 88

4.7 Demonstrasi Kelompok 3……...……............................................ . 91

4.8 Demonstrasi Kelompok 4…........................................................... . 96

4.9 Alat Penilaian Kognitif.................................................................... 103

4.10 Hasil Penskoran Tes Tulis Kelas VII A..................................... . 105

4.11 Pedoman Penilaian Skenario....................................................... . 107

4.12 Hasil Penilaian Skenario Kelompok Kelas VII A……………… . 107

4.13 Pedoman Penilaian Unjuk Kerja (demonstrasi)........................... . 109

4.14 Hasil Penilaian Demonstrasi Kelompok Kelas VII A................... . 109

4.15 Instrumen Penilaian Diri…………………………………………. 110

4.16 Pedoman Penilaian Diri.............................................................. 111

4.17 Hasil Penilaian Diri Siswa Kelas VII A………………………… 112

4.18 Lembar Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran.......... 113

4.19 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Siswa Kelas VII A dalam

Proses Pembelajaran................................................................ 114

4.20 Format Instrumen Supervisi…………………………………… 117

Page 14: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

x

4.21 Identitas Dalam Format Instrumen Supervisi…………………… 119

4.22 Lembar Evaluasi Guru.................................................................... 125

Page 15: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Fasilitas Kelas RSBI…………………………….................................... 54

2. Siswa dan Guru Sedang Mengakses Internet...................................... 57

3. Media Visual dalam Kegiatan Apersepsi……..…………………........... 80

4. Suasana Diskusi Kelompok 1………………………………………....... 83

5. Suasana Diskusi Kelompok 2…………………………………........... 83

6. Suasana Diskusi Kelompok 3................................................................... 84

7. Suasana Diskusi Kelompok 4............................................................... 84

8. Adegan Mengamen dan Mengemis Anggota Kelompok 2...................... 87

9. Kelompok 2 Melakukan Demonstrasi.................................................. 87

10. Anggota Kelompok 1 Sedang Berorasi Sambil Mengangkat

Tangannya...................................................................................... 90

11. Kelompok 1 Melakukan Demonstrasi…………………………….......... 90

12. Demonstran Kelompok 3 Menyuarakan Tuntutannya Melalui Lagu 92

13. Kelompok 4 Melakukan Demonstrasi…………………………….......... 97

14. Guru Melakukan Tanggapan Kegiatan Demonstrasi………………....... 98

Page 16: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 158

2. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan Hasil Pengembangan ................. 168

3. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan dari BSNP................................... 172

4. Ikhtisar Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 175

5. Lembar Hasil Evaluasi Guru……………………………....………........ 178

6. Surat Pengantar Penelitian ................................................................ 179

7. Surat Rekomendasi Penelitian ............................................................... 180

8. Surat Keterangan Penelitian ............................................................... 181

9. Format Konsultasi Penyusunan Skripsi ............................................... 182

Page 17: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional

mempunyai fungsi: (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempatan, dan (3)

pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat

keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi

kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam

pembangunan, dan memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya secara optimal.

Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi bangsa

Indonesia. Oleh karenanya Pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan nasional. Sejalan dengan hal itu, Pemerintah bersama Dewan

Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya, untuk menjamin terselenggaranya

pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan telah

ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan

yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan menjadi salah satu pranata kehidupan

sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan

Page 18: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

2

strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan

pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi

kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan

berakhlak mulia yang menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera

(Balitbang Depdiknas, 2007: 2).

Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat (3), yakni “Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan

pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf

internasional”. Pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di

forum internasional. Meskipun secara formal belum dinamakan Sekolah/Madrasah

Bertaraf Internasional, saat ini sejumlah sekolah di Indonesia telah melakukan rintisan

ke arah Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional.

Keinginan melakukan rintisan penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional dilatarbelakangi oleh alasan-alasan berikut. Pertama, era globalisasi

menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen, dan

sumber daya manusia. Keunggulan sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci

daya saing karena SDM lah yang akan menentukan siapa yang mampu menjaga

kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan. Kedua,

rintisan penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional memiliki dasar

hukum yang kuat yaitu pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) seperti yang telah disebutkan

Page 19: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

3

di atas. Kemudian pada pasal 50 ayat (7) UUSPN 20/2003 menyatakan bahwa

ketentuan tentang Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah (PP). Ketiga, penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme

(fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus

mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitasi yang

dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, properubahan (kreatif,

inovatif, dan eksperimentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan

kemampuan peserta didik. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan

harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga,

maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional,

maupun internasional (Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas, 2007: 2).

Pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dilakukan secara

intens, terarah, terencana, bertahap berdasarkan skala prioritas karena alasan-alasan

keterbatasan sumber daya, dan mempertimbangkan keberagaman status sekolah-

sekolah yang ada saat ini. Untuk itu, pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional periode 2006-2010 difokuskan pada tiga fase yaitu: (1) fase rintisan, (2)

fase konsolidasi, dan (3) fase kemandirian (Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah Depdiknas, 2006: 16).

Untuk mencapai fase kemandirian, satuan pendidikan yang berstatus Rintisan

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional telah mulai menerapkan standar

penyelenggaraan SBI sesuai dengan Ikhtisar Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah

Bertaraf Internasional yang dijabarkan lebih lanjut dalam indikator kinerja kunci

Page 20: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

4

minimal dan indikator kinerja kunci tambahan (terlampir). Sehingga nantinya satuan

pendidikan yang telah berstatus Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional sudah dapat

melakukan penjaminan mutu.

Mutu setiap Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional salah satunya dijamin

dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator

kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses serta pencapaian indikator

kinerja kunci tambahan (Balitbang Depdiknas, 2007: 10). Standar proses yang

menjadi acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran saat ini adalah sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Lulusan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional diharapkan berkelas dunia,

mampu bersaing dan berkolaborasi secara global dengan bangsa-bangsa lain di dunia,

dan itu memerlukan pemahaman budaya lintas bangsa. Adaptasi atau bahkan adopsi

terhadap program-program pendidikan dari negara-negara maju dapat dilakukan

secara eklektif inkorporatif, dalam arti, program-program pendidikan yang berasal

dari negara-negara maju tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah mendasar bangsa

Indonesia yaitu Pancasila, agama, dan kewarganegaraan. Oleh karena itu, model

penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional yang dipilih oleh satuan

pendidikan harus tetap menjaga dan memelihara jati diri bangsa Indonesia yang mana

peserta didik tetap mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, Bahasa

Indonesia, dan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.

Page 21: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

5

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 37 ayat (1) yang menyebutkan “Kurikulum pendidikan

dasar dan menengah wajib memuat: (a) pendidikan agama; (b) pendidikan

kewarganegaraan; (c) bahasa; (d) matematika; (e) ilmu pengetahuan alam; (f) ilmu

pengetahuan sosial; (g) seni dan budaya; (h) pendidikan jasmani dan olahraga; (i)

keterampilan/kejuruan; dan (j) muatan lokal”, maka dalam kerangka

penyelenggaraan pendidikan nasional, Pendidikan Kewarganegaraan menempati

kedudukan yang sentral. Rasionalnya, program Pendidikan Kewarganegaraan

memiliki keterkaitan langsung dengan program pendidikan nasional. Hal itu tampak

ketika aspek program Pendidikan Kewarganegaraan dipersepsikan dalam mendukung

tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila banyak

memiliki signifikansi dengan Pendidikan Kewarganegaraan, terutama jika dikaitkan

dengan landasan ideologis dan konstitutif yang digunakan, yaitu Pancasila dan UUD

1945 (Suparlan Al Hakim, dkk, 2002: 19).

Signifikansi lain tampak jelas jika ditelusuri dari target garapan masing-

masing. Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan membentuk kepribadian warga

negara yang baik berkaitan langsung dengan upaya pembentukan manusia Indonesia

yang berkualitas sebagaimana digambarkan dalam tujuan pendidikan nasional.

Dengan demikian, substansi garapan dua program pendidikan tersebut pada

hakikatnya memiliki kesamaan terutama dalam membentuk kepribadian warga

negara yang baik dan berkualitas (desirable personal qualities) (Suparlan Al Hakim,

dkk, 2002: 20).

Page 22: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

6

Oleh karena itu, untuk memenuhi standar penyelenggaraan Sekolah/Madrasah

Bertaraf Internasional maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional seharusnya mulai bahkan telah memenuhi

Standar Proses yang diisyaratkan oleh Standar Pendidikan Nasional dan diatur lebih

lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dengan diberlakukannya Standar Proses ini diharapkan bisa meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Namun di sisi lain ada beberapa sekolah yang belum

siap untuk menerapkan Standar Proses yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Banyak faktor yang menyebabkan kurang bisanya sekolah untuk menerapkan

Standar Proses ini, antara lain minimnya sarana dan prasarana sekolah,

kurangnya tenaga pendidik yang mempunyai profesional yang tinggi serta kondisi

sekolah yang belum siap dalam hal tata administrasi. Dari kenyataan tersebut

kiranya perlu adanya kajian yang mendalam dari kebijakan pemerintah tentang

pemberlakuan Standar Proses khususnya pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat menjadi referensi

bagi satuan pendidikan yang akan melakukan Rintisan Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional khususnya dalam pelaksanaan penjaminan mutu Standar Proses.

Hal ikhwal di atas yang mendorong penulis ingin meneliti tentang “Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional”. Suatu

Studi di SMP Negeri 1 Bondowoso yang merupakan salah satu Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional.

Page 23: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

7

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso?

2. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso?

3. Bagaimanakah penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso?

4. Bagaimanakah pengawasan proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso.

3. Untuk mendeskripsikan penilaian hasil pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso.

Page 24: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

8

4. Untuk mendeskripsikan pengawasan proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi banyak pihak, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan

wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan

menganalis masalah kebijakan dalam dunia pendidikan.

b. Meningkatkan daya nalar dalam melakukan pengamatan, perumusan dan

pemecahan masalah secara ilmiah.

2. Bagi Program Studi PPKn

a. Sebagai bahan pustaka untuk menambah referensi dan melengkapi kajian

perkuliahan yang berkaitan dengan mata kuliah pendidikan.

b. Pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dimanfaatkan sebagai

penunjang belajar di Perguruan Tinggi.

3. Bagi SMP Negeri 1 Bondowoso

Untuk memberikan referensi terkait dengan Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan yang mengacu pada Standar Proses yang nantinya bisa

mengoptimalkan mutu pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Bondowoso.

Page 25: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Hakekat Belajar

Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia karena pada hakekatnya

belajar dilakukan manusia sepanjang hayatnya atau sekurang-kurangnya ia terus

belajar meskipun sudah lulus sekolah. Belajar merupakan salah satu kebutuhan

hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan

mengembangkan dirinya di era globalisasi sekarang ini.

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu atau manusia

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dalam

interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku hasil belajar yang

bersifat positif misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi

terampil. Di samping itu, hasil belajar tidak hanya menyangkut pengetahuan,

tetapi juga berkaitan dengan sikap dan keterampilan.

Belajar adalah aktivitas manusia di mana semua potensi manusia

dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual,

tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional. Bahkan

tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:

3) “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

Page 26: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

10

belajar siswa. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar”.

Dalam pembelajaran, guru berperan membuat desain instruksional, bertindak

mengajar atau membelajarkan, menyelenggarakan kegiatan belajar, mengevaluasi

hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Sedangkan peran siswa adalah

bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan

menggunakan hasil belajar sebagai dampak pengiring.

Slameto (2003: 2) menyebutkan “belajar merupakan suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) menyebutkan

bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman.

Sardiman A.M (2008: 20) menerangkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu usaha sadar yang terjadi secara terus-menerus yang bersifat positif

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik sehingga mencapai

tujuan yang diinginkan.

2. Hakikat Pembelajaran

Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

Page 27: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

11

lingkungan belajar.

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata

dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui

(diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi

“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan

sehingga anak didik mau belajar (http://elmuttaqie.wordpress.com , 2008).

Winkel (dalam http://www.docstoc.com/ , 2008) menerangkan bahwa

pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di

dalam peserta didik.

Sedangkan Duffy dan Roehler (dalam http://whandi.net, 2007)

menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan

menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan

kurikulum.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk membantu peserta

didik dalam belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

B. Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah

standar proses yang diatur lebih lanjut oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan

Page 28: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

12

Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

kompetensi lulusan.

Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan

pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit

semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

a. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran

atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi lulusan (SKL),

serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru

Page 29: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

13

secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa

sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat

Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di

bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan

untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pen-

didikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan

pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi

dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar (KD) yang dapat dilaksanakan

dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk

setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah :

1) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

pertemuan.

Page 30: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

14

2) Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester

pada suatu mata pelajaran.

3) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

4) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati

dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6) Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

Page 31: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

15

7) Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

kompetensi dasar (KD) dan beban belajar.

8) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi

dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta

karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada

setiap mata pelajaran.

9) Kegiatan pembelajaran

a) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

b) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang-

kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik

melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 32: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

16

c) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11) Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-

petensi.

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1) Rombongan belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:

a) SD/MI : 28 peserta didik

b) SMP/MT : 32 peserta didik

c) SMA/MA : 32 peserta didik

d) SMK/MAK : 32 peserta didik

2) Beban kerja minimal guru

a) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas

tambahan;

Page 33: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

17

b) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah

sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)

minggu.

3) Buku teks pelajaran

a) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih

melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari

buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;

b) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata

pelajaran;

c) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku

pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya;

d) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber

belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

4) Pengelolaan kelas

a) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;

b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat

didengar dengan baik oleh peserta didik;

c) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;

d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan

belajar peserta didik;

e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan

kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;

Page 34: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

18

f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil

belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;

g) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,

suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;

h) Guru menghargai pendapat peserta didik;

i) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;

j) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran

yang diampunya; dan

k) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu

yang dijadwalkan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

Page 35: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

19

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

(2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain;

(3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

(4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

dan

(5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,

studio, atau lapangan.

Page 36: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

20

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna;

(2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

(3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

(4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif;

(5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

(6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

(7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok;

(8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan;

(9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

(1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

Page 37: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

21

(2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber;

(3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan;

(4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

(a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar;

(b) Membantu menyelesaikan masalah;

(c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi;

(d) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

(e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik

Page 38: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

22

tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik;

e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur

tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan

penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan

menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,

pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,

portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar

Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

4. Pengawasan Proses Pembelajaran

a. Pemantauan

1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,

pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan

pendidikan.

b. Supervisi

1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

Page 39: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

23

2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,

diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh

kepala dan pengawas satuan pendidikan.

c. Evaluasi

1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas

pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran.

2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

(a) Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan

standar proses;

(b) Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai

dengan kompetensi guru.

3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja

guru dalam proses pembelajaran.

C. Pendidikan Kewarganegaraan

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagaimana diketahui bahwa Pendidikan Kewarganegaraan pada

hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga

negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai dan dasar

negara Pancasila. Dalam kurikulum sekolah sudah dikenal, mulai dari Civics

tahun 1962, Pendidikan Kewargaan Negara dan Kewargaan Negara tahun 1968,

Pendidikan Moral Pancasila tahun 1975, Pendidikan Pencasila dan

Page 40: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

24

Kewarganegaraan tahun 1994, dan Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2003

(Puskur Balitbang Depdiknas, 2007: 3). Di negara lain kemasan kurikuler

serupa itu dikenal sebagai civic education dalam konteks wacana pendidikan

untuk kewarganegaraan yang demokratis menurut konstitusi negaranya masing-

masing.

Pendidikan Kewarganegaraan untuk Indonesia secara filosofik dan

substantif¬pedagogis/andragogis, merupakan pendidikan untuk memfasilitasi

perkembangan pribadi peserta didik agar menjadi warga negara Indonesia yang

religius, berkeadaban, berjiwa persatuan Indonesia, demokratis dan

bertanggung jawab, dan berkeadilan (Puskur Balitbang Depdiknas, 2007).

Untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah, komitmen utuh telah

dicapai sesuai dengan legal framework yang ada, bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada semua satuan

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Aspek-aspek yang menjadi

lingkup mata pelajaran ini, mencakup persatuan dan kesatuan bangsa, norma

hukum dan peraturan, hak azasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi

negara, kekuasaaan dan politik, Pancasila, dan globalisasi.

Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

secara normatif dikemukakan bahwa ”Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.

Page 41: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

25

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Lampiran Permendiknas N0. 22 tahun 2006 tentang Standar

Isi, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk

pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai

berikut.

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam

pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

b. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,

Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan

daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem

hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,

penghormatan dan perlindungan HAM

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai

warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan

warga negara

e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

Hubungan dasar negara dengan konstitusi

Page 42: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

26

f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,

Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi

terbuka

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan

organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.”

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan

kompetensi sebagai berikut:

a) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

b) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa-bangsa lain

d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi (Sri Untari, 2005: 3)

Page 43: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

27

D. Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional

1. Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang

menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP)

Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan

daya saing internasional. Dengan pengertian ini, SBI dapat dirumuskan sebagai

berikut:

SBI = SNP + X

dimana SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi kompetensi

lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana

pengelolaan, dan penilaian; dan X merupakan penguatan, pengayaan,

pengembangan, perluasan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang diyakini

telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional (Dirjen Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2007: 3). Sedangkan Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang sedang berada dalam tahap

rintisan menuju sekolah bertaraf internasional.

2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)

Mengacu pada isi pendidikan nasional dan visi Departemen Pendidikan

Nasional, maka visi SBI adalah “Terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan

kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa

penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang

dilakukan secara intensif, terarah, terencana, dan sistematik agar dapat

mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan

oleh bangsa-bangsa lain.

Page 44: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

28

Berdasarkan visi tersebut, maka misi SBI adalah mewujudkan manusia

Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan

berkolaborasi secara global.

Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas

nasional dan internasional sekaligus. Lulusan yang berkelas nasional secara jelas

telah dirumuskan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan dijabarkan dalam PP No. 19 tahun 2005 Standar Nasional

Pendidikan dan lebih dirincikan lagi dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang bunyinya sebagai berikut:

Pertama, pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Kedua, pendidikan menengah (umum dan

kejuruan) memiliki tujuan sebagai berikut: pendidikan menengah umum bertujuan

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (Dirjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2007: 5).

3. Karakteristik Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional memiliki karakteristik

keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap proses

dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai

aspek. Pengakuan internasional ditandai dengan penggunaan standar pendidikan

Page 45: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

29

internasional dan dibuktikan dengan hasil sertifikasi berpredikat baik dari salah

satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan (Balitbang Depdiknas, 2007: 7).

4. Tahapan Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional

Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional hendaknya

melalui dua tahapan atau fase, yaitu (a) fase rintisan, dan (b) fase kemandirian.

a. Fase Rintisan

Dalam fase rintisan ini terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) tahap pengembangan

kemampuan/kapasitas sumber daya manusia, modernisasi manajemen dan

kelembagaan, dan (2) tahap konsolidasi. Pengembangan kemampuan/kapasitas

sumber daya manusia dilakukan terhadap guru, kepala sekolah/madrasah, dan

tenaga kependidikan lainnya melalui penilaian terhadap kondisi nyata sumber

daya manusia yang ada di sekolah/madrasah dan ditindaklanjuti dengan

pelatihan dan apabila diperlukan dapat melakukan studi banding ke

penyelenggara Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional yang well-

established. Pengembangan dan modernisasi manajemen sekolah/madrasah

dilakukan untuk mengubah manajemen yang tradisional menjadi manajemen

sekolah/madrasah yang modern dengan melibatkan dan/atau memerankan

komite sekolah/madrasah. Pengembangan dan modernisasi kelembagaan

dilakukan dengan melengkapi infrastruktur sekolah/madrasah yang mengacu

pada penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Konsolidasi

dilakukan untuk menemukan praktek-praktek yang baik (the best practices)

dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik (the lesson learned), baik melalui

Page 46: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

30

diskusi fokus secara terbatas maupun diskusi fokus secara luas melalui

lokakarya atau seminar.

b. Fase Kemandirian

Dalam fase kemandirian ini, pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional diharapkan telah mampu bersaing secara internasional yang

ditunjukkan oleh kepemilikan daya saing yang tangguh dalam lulusan, kurikulum,

proses belajar mengajar, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pembiayaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan. Indikasi bahwa

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional telah mencapai fase kemandirian antara

lain yaitu: (1) tumbuhnya prakarsa sendiri untuk memajukan Sekolah/Madrasah

Bertaraf Internasional; (2) kemampuan berpikir dan kesanggupan bertindak secara

orisinal dan kreatif (inisiatif) dalam penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional; dan (c) kemantapan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional untuk

bersaing di forum internasional.

Page 47: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam

melakukan penelitian guna mencapai tujuan. Tujuan umum penelitian adalah

untuk memecahkan masalah, oleh karena itu langkah-langkah yang ditempuh

haruslah relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Beberapa hal yang

terdapat dalam metodologi penelitian:

A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dicapai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006: 4) mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam

variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu

keutuhan.

Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh

dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dan

latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian

kualitatif bersifat diskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dalam

penelitian kualitatif proses dan makna dari sudut pandang subyek lebih

ditonjolkan (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 2000: 20).

Page 48: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

32

Menurut Arikunto (2006: 12) penelitian kualitatif disebut dengan

“kualitatif naturalistik” yang menunjukkan bahwa:

Pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apaadanya, dalam situasi normal, yang tidak dimanipulasi keadaandan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami.Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan darikeadaan yang sewajarnya ini dikenal dengan sebutan”pengambilan data secara alami atau natural”. Dengan sifatnya inimaka dituntut keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan,tidak seperti penelitian kuantitatif yang dapat mewakilkan oranglain untuk menyebarkan angket atau melakukan wawancaraterstruktur.

Dari tiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

pendekatan kualitatif adalah penelitian yang terjadi secara alamiah, apa adanya

dan tidak dibuat-buat berasal dari orang-orang dan perilaku yang diamati, yang

akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan.

Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah dan tujuannya dimaksudkan

untuk mendiskripsikan tentang bagaimana Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Berdasarkan

masalah yang ada maka jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian

yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,

lembaga atau suatu gejala tertentu (Arikunto, 2006: 142).

Jenis penelitian studi kasus ini diambil untuk mengetahui bagaimana

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso. Studi kasus merupakan penelitian

terhadap suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan

komprehensif terhadap individu maupun kelompok. Dalam studi kasus peneliti

harus senantiasa mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya

Page 49: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

33

dari kasus yang diangkat untuk mengetahui aspek-aspek yang menurut urutannya

yang dihubungkan satu dengan yang lainnya secara menyeluruh dan integral agar

menghasilkan gambaran umum tentang kasus yang akan diselidiki. Studi kasus

akan kurang kedalamannya bila hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau

salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh gambaran umum tentang studi

kasus tersebut. Jadi dalam penelitian studi kasus seseorang atau kelompok yang

diteliti harus dikaji secara mendalam, mendetail, menyeluruh dan komprehensif

dalam rangka menemukan aspek-aspek yang saling berinteraksi antara satu

dengan yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan

dari obyek artinya data yang dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang

terintegrasi.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting dan

menentukan, karena peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul

data, menganalisis, menyimpulkan dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitian.

Peneliti bertindak sebagai instrumen utama (kunci) yang terlibat secara langsung

dari keseluruhan proses penelitian, mulai dari awal sampai akhir penelitian,

sehingga diharapkan data yang diperoleh lebih valid dan reliable. Mengingat

pentingnya kehadiran peneliti, maka peneliti datang ke obyek dalam rangka untuk

memperlancar proses penggalian data atau informasi dari responden yang

memerlukan waktu lama.

Page 50: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

34

Menurut Moleong (2006: 163), “ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat

dipisahkan dari pengamatan berperan serta, peranan penelitilah yang menentukan

keseluruhan skenarionya”. Pengamatan berperan serta pada dasarnya mengadakan

pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin sampai hal-hal yang sekecil-

kecilnya. Pengamatan ini sebagai cara terbaik untuk dapat memahami segi-segi

kehidupan sosial. Dengan jalan melakukan pembauran diri ke dalam suatu

lingkungan tertentu.

Agar kehadiran peneliti tidak menimbulkan kecurigaan dari subyek

penelitian, maka peneliti perlu memberitahukan statusnya dan berusaha mematuhi

aturan yang ada agar penelitian berjalan lancar dan diperoleh kepercayaan dari

subyek dan dapat memperoleh informasi yang diperlukan. Mengingat peneliti

bertindak sebagai instrumen kunci maka peneliti harus terlibat langsung dari

keseluruhan proses penelitian mulai dari awal sampai akhir sehingga diharapkan

akan diperoleh hasil data yang valid.

Moleong (2006: 9) menyatakan:

…hanya “manusia sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungandengan responden atau obyek lainnya dan hanya manusialah yangmampu memahami kaitan-kaitan kenyataan di lapangan. Hanyamanusia sebagai insturumen pulalah yang dapat menilai apakahkehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadihal-hal yang demikian ia pasti menyadarinya serta dapatmengatasinya.

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa peneliti adalah pengumpul data

utama yang selanjutnya dikatakan oleh Moleong bahwa ciri khas penelitian

kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan, namun peranan adalah

cara terbaik untuk memahami beberapa bidang kehidupan sosial yakni dengan

jalan membaurkan diri ke dalam lingkungan orang lain.

Page 51: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

35

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bondowoso Kabupaten

Bondowoso. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2000: 24) pemilihan lokasi

harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan dan

kesesuian dengan topik yang dipilih. Sesuai dengan hal tersebut di atas, peneliti

memilih SMP Negeri 1 Bondowoso sebagai lokasi penelitian dengan

pertimbangan:

1. Lingkungan yang sejuk, indah, rapi merupakan daya tarik tersendiri untuk

melakukan penelitian ini.

2. Ditinjau dari kualitas sekolah, SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan SMP

favorit atau unggulan yang ada di Kabupaten Bondowoso.

3. Ditinjau dari kualitas guru dan siswa, SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri

dari guru dan siswa pilihan dengan kualitas bagus.

4. Ditinjau dari segi fasilitas, SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan SMP

yang mempunyai sarana dan prasarana yang paling lengkap dibandingkan

dengan SMP lain yang ada di Kabupaten Bondowoso.

5. SMP Negeri 1 Bondowoso sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

telah menerapkan standar penyelenggaraan SBI sesuai dengan penjaminan

mutu.

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

Page 52: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

36

3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang dimaksud dalam pengertian ini adalah informasi yang berkaitan

dengan tujuan penelitian. Sehingga informasi yang tidak ada hubungannya dengan

penelitian yang dilakukan bukan termasuk dalam data.

1. Jenis Data berdasarkan sumbernya:

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama atau sumber

asli yang memuat informasi atau data tersebut. Sumber data primer

diperoleh secara langsung dari lapangan pada saat penelitian dilakukan,

baik diperoleh dari wawancara maupun observasi. Dalam hal ini data

primer diperoleh dari pihak SMP Negeri 1 Bondowoso.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang

memuat informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Sumber

data sekunder dapat melengkapi data primer yang diperoleh dari buku-

buku atau bahan pustaka dan dokumen lain yang ada pada SMP Negeri 1

Bondowoso. Dalam menulis penelitian, data sekunder ini sangat berguna

baik sebagai bahan perbandingan maupun untuk memperkuat data primer.

2. Jenis data berdasarkan bahan kategori:

a. Data Literatur, yaitu data yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan

dengan penelitian.

Page 53: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

37

b. Data Dokumenter, yaitu berupa arsip yang ada di SMP Negeri 1

Bondowoso.

c. Data empirik atau data lapangan yaitu data yang diperoleh secara langsung

dari tempat penelitian melalui observasi ke SMP Negeri 1 Bondowoso

serta mewawancara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf dan

siswa yang ditunjuk sebagai informan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan terutama oleh peneliti

adalah dengan memasuki latar belakang penelitian. Ini merupakan salah satu ciri

utama penelitian kualitatif dalam hal pengumpulan data. Sesuai dengan bentuk

pendekatan penelitian kualitatif serta sumber dan jenis data yang digunakan, maka

teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari tiga

macam:

1. Observasi

Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengumpulan data

kualitatif adalah mengadakan pengamatan atau observasi. Observasi atau

pengamatan merupakan dasar untuk memperoleh fakta sebelum digunakan teknik

pengumpulan data yang lain. Menurut Moleong (2006: 176), ”pengamatan dapat

diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan serta dan yang tidak

berperan serta”. Pada pengamatan tanpa berperan serta, pengamatan hanya

melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Sedangkan pada

pengamatan berperan serta, pengamatan dilakukan dengan dua peran sekaligus

yaitu sebagai pengamat dan sekaligus anggota resmi dari kelompok yang diamati.

Page 54: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

38

Arikunto (2006: 230) mengatakan bahwa mengamati adalah menatap

kejadian, gerak atau proses. Kegiatan mengamati bukan merupakan pekerjaan

yang mudah karena minat dan kecenderungan-kecenderungan tertentu masih

banyak mempengaruhi pengamat, maka seorang pengamat haruslah objektif.

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi secara langsung di lapangan

mengenai:

1. Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.

Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan pengamatan

tanpa peran serta. Adapun sasaran yang diperhatikan dalam proses mengadakan

pengamatan, yaitu informasi, konteks dan waktu. Dengan melakukan pengamatan

ini diharapkan dapat diketahui suasana yang melingkupi tema dalam penelitian,

yaitu “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso ”.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyan itu. Esterberg (dalam Sugiyono, 2007: 72)

Page 55: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

39

mengatakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu”. Untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dapat digunakan wawancara yang tidak dapat diketahui melalui

observasi.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semi

terstruktur artinya terkadang menggunakan pertanyaan tertruktur (tersusun) pada

informan dan terkadang peneliti melakukan wawancara secara bebas (tanpa

tersusun) yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mendapatkan data

dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dengan Drs. H. Hairi, M.Pd

selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso, Samsul, S.Pd selaku waka

kurikulum dan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan siswa-siswi

SMP Negeri 1 Bondowoso. Selanjutnya Wiyono (2007: 79) mengklasifikasikan

wawancara dalam penelitian kualitatif menjadi beberapa jenis:

a. Ditinjau dari taraf pertanyaannya:

1) Wawancara tak terstruktur, adalah wawancara yang dilakukan secara

umum dan mendalam tanpa mengarah pada sasaran tertentu yang

dirancang oleh peneliti.

2) Wawancara terstruktur, adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan

arah tuntutan yang dibuat berdasarkan sumber informasi yang diberikan

oleh sasaran penelitian.

b. Ditinjau dari sifatnya:

1) Wawancara tertutup, dilakukan bila sasaran penelitian tidak mengetahui

bahwa mereka sedang diwawancarai. Contoh: dalam suasana santai

Page 56: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

40

peneliti melakukan dialog dengan informan, ia tidak sadar dirinya sedang

diriset.

2) Wawancara terbuka, terjadi bila sasaran penelitian menyadari bahwa

dirinya sedang diwawancarai. Contoh: peneliti datang pada informan dan

memberi tahukan bahwa kedatangannya itu akan melakukan riset terhadap

dirinya.

3. Dokumentasi

Untuk memperkuat hasil penelitian ini, maka diperlukan suatu

dokumentasi, sehingga berguna untuk melengkapi hasil penelitian. Teknik ini

dilakukan dengan cara menelaah dokumen-dokumen resmi, arsip, dan literatur

penting yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sehubungan dengan itu

metode dokumentasi ini dimaksudkan sebagai suatu cara pengambilan data

berdasarkan benda-benda tertulis atau arsip-arsip serta foto-foto yang dapat

memberikan informasi atau keterangan untuk keperluan penelitian. Pada teknik ini

peneliti mengutip isi dokumen atau arsip yang berhubungan dengan kebijakan

pemerintah dalam memberlakukan Standar Proses.

Sebagai kelengkapan informasi yang diterima oleh peneliti, maka

penelitian ini juga menggunakan buku-buku penunjang sebagai prosedur dan

kelengkapan pengumpulan data. Dokumen-dokumen ini bisa dijadikan nara

sumber bagi peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Wiyono, 2007: 81).

Hal ini merupakan penunjang utama dalam suatu penelitian dengan maksud untuk

melengkapi kekurangan data yang tersedia selama penulis mengadakan penelitian.

Dokumen tersebut dapat berupa buku-buku, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian dan lain-lain. Sedangkan dokumen yang digunakan peneliti untuk

Page 57: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

41

memperkuat hasil wawancara dan interview adalah berupa UU No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, catatan

tentang sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Bondowoso. Dokumen juga merupakan

sumber otentik mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau sehingga data yang

diperoleh bersifat obyektif.

F. Teknik Analisis Data

Moleong (2006: 247) menyatakan “proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari beberapa sumber, yaitu dari wawancara,

hasil observasi, hasil catatan lapangan, angket, dokumentasi pribadi, dokumen

resmi, gambar, foto dan sebagainya”. Data yang telah dikumpulkan dari kegiatan

penelitian harus diolah sehingga bisa diperoleh keterangan-keterangan yang

berguna. Selanjutnya data yang telah diolah tersebut disajikan dan dianalisa,

sehingga dengan demikian dapat dipergunakan oleh siapa saja terutama dalam

mengambil keputusan dan kesimpulan dari data tersebut.

Hasil pengumpulan data melalui wawancara mendalam dideskripsikan

secara apa adanya tanpa mengurangi makna dari masalah yang diteliti. Kemudian

data yang ada akan disajikan dalam bentuk deskripsi. Data hasil observasi disusun

secara sistematis dan ditafsirkan berdasarkan pada masalah yang diangkat untuk

selanjutnya dideskripsikan kemudian diambil kesimpulan. Dokumentasi dijadikan

sebagai pendukung hasil observasi maupun wawancara, kemudian dikaitkan

dengan isi yang relevan dengan hasil penelitian. Data dari dokumentasi dipadukan

Page 58: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

42

PengumpulanData Display Data

Kesimpulan/Verifikasi

Reduksi Data

dengan hasil penelitian di lapangan kemudian ditarik suatu kesimpulan dan

dijadikan bahan panduan hasil penelitian.

Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu selama proses

pengumpulan data dan analisis data setelah selesai pengumpulan data. Miles &

Huberman (dalam Sugiyono, 2007: 92) menyatakan tiga tahap analisis data, yaitu

meliputi tahap (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan.

Setelah memperoleh data, peneliti melakukan analisa yaitu dengan membuat

catatan, komentar, serta ringkasan dari data yang dikumpulkan. Kemudian analisis

data setelah pengumpulan data dilakukan dengan pernyataan, reduksi pernyataan

melalui pengurangan duplikasi, mengambil pernyataan yang bersifat umum,

membuat kategori, mengadakan verifikasi dan perumusan hasil penelitian yang

dijadikan sebagai kesimpulan.

Kaitan antara pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian

kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20)

Page 59: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

43

Berdasarkan gambar 3.1 dapat diketahui proses analisis data yang

dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu mula-mula peneliti melakukan

pengumpulan data. Langkah-langkah selanjutnya yaitu mereduksi data yang

terkumpul (memilih data yang tepat). Dalam proses ini terjadi kegiatan timbal

balik dan terus-menerus antara pengumpulan data dan reduksi data. Setelah data

direduksi akan dilakukan perakitan dari beberapa informasi yang memungkinkan

penarikan suatu kesimpulan. Setelah penyajian data dilakukan dengan sempurna

maka ditarik kesimpulan. Menarik suatu kesimpulan merupakan proses akhir dari

analisis suatu data. Kesimpulan yang diambil merupakan keterkaitan antara

pengumpulan data, penyajian data dan reduksi data (proses menyeluruh di dalam

kegiatan analisis data). Dengan kata lain proses pengumpulan data dan analisis

data dilakukan dalam suatu siklus khusus dan berlangsung sepanjang penelitian

dilaksanakan.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Hasil yang didapatkan dalam penelitian kualitatif supaya benar-benar

dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya oleh semua pihak perlu

diadakan pengecekan data. Adapun teknik pengecekan yang digunakan dalam

pengecekan data adalah sebagai berikut:

1. Perpanjangan kehadiran

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat menentukan proses

pengumpulan data. Namun waktu yang singkat belum cukup untuk mengamati

gejala-gejala yang terjadi, maka diperlukan perpanjangan kehadiran. Perpanjangan

kehadiran dilakukan untuk membangun kepercayaan subyek terhadap peneliti dan

Page 60: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

44

kepercayaan terhadap diri peneliti sendiri. Dengan perpanjangan kehadiran

peneliti akan banyak mempelajari obyek, dapat mengamati, dan juga mengurangi

ketidakbenaran informasi yang diterima.

2. Ketekunan Pengamatan

Moleong (2006: 329) mengemukan “ketekunan pengamatan” bermaksud

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan

teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol,

dan pengamatan diarahkan langsung pada fokusnya, sehingga ditemukan batas

yang sebenarnya. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik

sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang

ditelaah sudah dipahami. Disini peneliti melakukan pengamatan secara seksama

tidak asal mengetahui saja. Melalui usaha ini diharapkan dapat mengetahui

kondisi di lapangan secara komprehensif dan informasi yang diperoleh bisa

diteliti.

3. Triangulasi

Moleong (2006: 330) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber data,

yaitu mengecek sumber data yang satu dengan sumber data yang lainnya.

Pengecekan data terakhir dengan melacak dari hasil analisis data serta meminta

Page 61: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

45

pada partisipan (informan) untuk mengecek kebenaran temuan, sehingga hasil

penelitian nantinya dapat disetujui kebenarannya.

4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

Diskusi ini dimaksudkan untuk memberi masukan, kritik, saran, maupun

menyangkal dari hasil penelitian peneliti. Sedangkan teman sejawat dalam

penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan angkatan 2005, yang memiliki pengetahuan umum yang sama

tentang apa yang diteliti, sehingga bersama peneliti dapat mereview persepsi,

pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Melalui diskusi dengan teman

sejawat, kekurangan data hasil penelitian dapat disempurnakan dan juga untuk

mempertajam tingkat kepercayaan dan kebenaran data.

5. Kecukupan refensial

Bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk

menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Untuk memenuhi hal

tersebut maka peneliti mengumpulkan bahan-bahan tertulis seperti koran, majalah,

buku-buku, dokumen resmi, foto ataupun statistik. Dokumen resmi ini dapat

berupa notulen rapat, laporan, peraturan anggaran dasar atau format isian lainnya

yang dapat menunjang penelitian.

6. Melacak Kesesuaian Hasil

Peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang terkumpul selama

penelitian baik dari hasil observasi , wawancara, maupun dokumentasi.

Page 62: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

46

H. Tahap–Tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui prosedur penelitian dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian

dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap persiapan ini meliputi:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian kualitatif ini berisi: latar belakang masalah dan alasan

pelaksanaan penelitian, rumusan masalah penelitian, pemilihan lapangan

penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data,

rancangan prosedur analisis data, rancangan perlengkapan (yang diperlukan

dalam penelitian), rancangan pengecekan kebenaran data.

b. Studi Eksplorasi

Studi eksplorasi merupakan suatu kunjungan ke lokasi penelitian sebelum

penelitian dilaksanakan, dengan maksud dan tujuan berusaha mengenal segala

unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian.

c. Perizinan

Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar kampus dan

merupakan lembaga pemerintah, maka pelaksanaan penelitian ini memerlukan

ijin dengan prosedur sebagai berikut: permintaan surat pengantar dari Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang sebagai permohonan ijin

penelitian yang ditujukan kepada pihak SMP Negeri 1 Bondowoso.

Page 63: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

47

d. Penyesuaian Instrumen Penelitian

Kegiatan dalam penyesuaian instrumen penelitian meliputi penyusunan daftar

pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar observasi, dan pencatatan

dokumen yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan

data, analisis data, dan selanjutnya menarik kesimpulan.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,

dengan menggunakan teknik pengamatan (observasi), wawancara, dan analisis

dokumentasi.

b. Pengolahan Data

Hasil dari pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan yang berkaitan

dengan penelitian ini. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk mempermudah

nantinya dalam proses analisis data.

c. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian dilakukan analisis data

dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu

mengemukakan gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama

pengumpulan data. Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan

temuan penelitian.

Page 64: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

48

d. Menarik Kesimpulan

Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan.

Kesimpulan yang diambil sesuai dengan data yang telah terkumpul dan

analisis yang telah dilakukan dengan seobyektif mungkin.

3. Tahap Pelaporan

Data yang telah diperoleh dan dianalisis kemudian dikonsultasikan.

Apabila data dinilai masih kurang, peneliti mencari lagi informasi, yang

diharapkan sesuai dalam pembuatan laporan penelitian. Kegiatan dalam tahap

pelaporan ini adalah menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian

(skripsi) sesuai dengan pedoman yang berlaku di Universitas Negeri Malang.

Page 65: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

49

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bondowoso

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bondowoso

SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan salah satu sekolah menengah

pertama yang berlokasi di Jawa Timur, Indonesia. Menurut sejarahnya, sekolah ini

dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda lebih dari seratus tahun yang lalu.

SMP Negeri 1 Bondowoso terletak di pusat Kabupaten Bondowoso, tepatnya

sebelah utara Alun-alun kabupaten Bondowoso. Ketika bangsa Indonesia melalui

wakil-wakilnya memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, sekolah

ini secara otomatis diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan sistem

pendidikannya diubah menjadi sistem pendidikan nasional dan pada tahun 1950

SMP Negeri 1 Bondowoso resmi menjadi sekolah negeri.

Secara geografis, SMP Negeri 1 Bondowoso yang terletak di Jalan Letnan

Karsono Nomor 3 dikelilingi oleh gunung berapi yang sudah tidak aktif dengan

udara yang sejuk. Terdapat banyak bukit di bagian barat kota kecil ini. Sawah,

hutan, dan tanaman terlihat sangat alami. Lebih dari 50 persen penduduk

kabupaten ini bermatapencaharian sebagai petani, dan yang lainnya berprofesi

sebagai pegawai negeri, wiraswasta, pedagang, tentara, dan polisi. Pendapatan

perkapita kabupaten ini tidak terlalu tinggi tetapi masyarakatnya hidup dengan

damai dan terhormat.

Page 66: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

50

Banyak pencapaian di bidang akademis dan non akademis selalu

didominasi oleh sekolah ini setiap tahunnya, sehingga orang menyebut SMP

Negeri 1 Bondowoso sebagai sekolah favorit.

Sekarang, SMP Negeri 1 Bondowoso telah ditunjuk sebagai salah satu

sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Indonesia sehingga sekolah ini

memerlukan persiapan dan perubahan pada beberapa aspek, baik fasilitas

pendidikan, peningkatan mutu tenaga pendidik, dan kemampuan staf di wilayah

kerjanya serta beberapa kompetensi khususnya komunikasi dalam bahasa Inggris

sebagai bahasa asing, teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendukung

pendirian program sekolah sebagai Global School Community.

Sejak resmi menjadi sekolah negeri pada tahun 1950 hingga sekarang,

telah terjadi delapan kali pergantian kepemimpinan jabatan kepala sekolah.

Adapun Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 1 Bondowoso

antara lain seperti disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1: Nama-nama kepala sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso

No Nama Periode

1. R.S. Soerjo Soebroto 1950 - 1962

2. Moch. Tadjoel Arifin 1962 - 1979

3. Faim 1970 - 1990

4. Soekarno A, SH 1990 - 1992

5. Harry Soehartono 1992 - 1996

6. Purwito, S. Pd 1996 - 2001

7. Drs. H. Suharjo, S.Pd, Msi 2001 - 2003

8. Drs. H.M. Haeri, M.Pd 2003 - sekarang

(Sumber: Website SMP Negeri 1 Bondowoso)

Page 67: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

51

2. RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso

Pada tahun ajaran 2008/2009 ini terdapat 19 rombongan belajar di SMP

Negeri 1 Bondowoso. Kesembilan belas rombongan (rombel) belajar tersebut

terdiri dari satu rombel kelas akselerasi, enam rombel kelas VII, enam rombel

kelas VIII, dan enam rombel kelas IX. Kelas akselerasi, yang baru dibuka pada

ajaran 2008/2009 ini, terdiri dari 8 siswa. Kelas VII terbagi menjadi 2 rombel

kelas RSBI yaitu kelas VII A dan VII B dengan jumlah siswa masing-masing

kelas 24 orang, serta 4 rombel kelas reguler yaitu kelas VII C, VII D, VII E, VII F

dengan jumlah siswa masing-masing kelas 36 orang. Kelas VIII terbagi menjadi 2

rombel kelas RSBI yaitu kelas VIII A dan VIII B dengan jumlah siswa masing-

masing kelas 24 orang, serta 4 rombel kelas reguler yaitu kelas VIII C, VIII D,

VIII E, VIII F dengan jumlah siswa masing-masing kelas 36 orang. Sedangkan

untuk kelas IX tidak terdapat kelas RSBI, hal ini dikarenakan kelas RSBI baru

dibuka pada tahun ajaran 2007/2008. Sehingga seluruh kelas IX yang terdiri dari 6

rombel merupakan kelas reguler dengan jumlah siswa masing-masing kelas adalah

36 orang.

Pada umumnya model penyelenggaraan rintisan sekolah bertaraf

internasional di Indonesia menggunakan model pengembangan sekolah yang ada

(Existing Developed SBI). Sedangkan sekolah-sekolah yang telah berpredikat

sekolah bertaraf internasional umumnya menggunakan model sekolah baru (newly

developed SBI), model terpadu, dan model kemitraan. Direktur RSBI SMP Negeri

1 Bondowoso, Bapak Riduwan, S.Pd, mengatakan dalam wawancara:

Umumnya RSBI untuk sekolah negeri di Indonesia merupakanExisting School, jadi sekolah yang sudah ada menyesuaikan denganstandar-standar tertentu yang menjadi pedoman penyelenggaraanSBI. Namun ada juga sekolah-sekolah SBI yang merupakan Newly

Page 68: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

52

School, biasanya sekolah-sekolah swasta. (Wawancara, 1 Juni2009, pukul 10.00, di ruang tamu kantor Tata Usaha)

Demikian pula dengan RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso yang berangkat

dari pengembangan Sekolah Standar Nasional (SSN). Pada tahun ajaran

2003/2004 sampai tahun ajaran 2005/2006 SMP Negeri 1 Bondowoso terpilih

sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) di kabupaten Bondowoso. Dalam

katagori ini, Sekolah Standar Nasional SMP Negeri 1 Bondowoso memperoleh

dana bantuan dari pemerintah. Namun, setelah tiga tahun menjadi Sekolah Standar

Nasional, maka pada tahun ajaran 2006/2007 SMP Negeri 1 Bondowoso menjadi

Sekolah Standar Nasional Mandiri, artinya SMP Negeri 1 Bondowoso

menyelenggarakan Sekolah Standar Nasional secara mandiri tanpa bantuan dari

pemerintah. Seharusnya katagori Sekolah Standar Nasional Mandiri ini berjalan

selama tiga tahun dan setelahnya sekolah bersangkutan dapat dikatagorikan

sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Namun, setahun berjalan

menjadi Sekolah Standar Nasional Mandiri, setelah melalui monitoring dan

evaluasi dari departemen pendidikan nasional maka SMP Negeri 1 Bondowoso

disetujui sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Hal ini dibenarkan oleh

Drs. H.M Haeri, M.Pd dalam wawancara:

Prosedur SMP Negeri 1 Bondowoso untuk menjadi RSBI memangberangkat dari SSN. Kemudian tiga tahun berikutnya menjadi SSNMandiri dan tepat setahun penyelenggaraan SSN Mandiri sekolahkami dikatagorikan sebagai RSBI satu-satunya di kabupatenBondowoso. Memang biasanya tiga tahun terlebih dahulu menjadiSSN Mandiri, baru setelah itu menjadi RSBI, tetapi sekolah kamitidak, karena dianggap siap untuk menyelenggarakan RSBI.(Wawancara, 3 Juni 2009, pukul 09.00, di ruang Kepala Sekolah)

Page 69: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

53

Alasan yang menguatkan SMP Negeri 1 Bondowoso dianggap siap

menyelenggarakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah karena 1) SMP

Negeri 1 Bondowoso telah memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan, 2)

prestasi yang diperoleh, baik prestasi akademik maupun non akademik sangat

baik, serta 3) fasilitas belajar mengajar yang memadai.

Oleh karena itu SMP Negeri 1 Bondowoso terus meningkatkan mutu

sekolah melalui berbagai upaya. Untuk meningkatkan kualitas pendidik sesuai

dengan standar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, SMP Negeri 1

Bondowoso mengirim pendidik untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris dan

komputer, serta workshop dan bimbingan teknis yang diadakan oleh departemen

pendidikan nasional. Fasilitas kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

dilengkapi sesuai standar kelas RSBI yaitu perangkat komputer yang terkoneksi

dengan internet, LCD proyektor, layar, televisi, tape, DVD player, sound system,

pendingin ruangan (Air Conditioner), whiteboard, majalah dinding dan lantai

berkarpet. Selain itu, sebagai tambahan referensi, SMP Negeri 1 Bondowoso

juga melakukan studi banding ke sekolah bertaraf internasional yaitu SMP Ciputra

Surabaya, SMP Al Hikmah Surabaya, dan SMP Al Khatijah Surabaya. Bapak

Riduwan, S.Pd menjelaskan dalam wawancara:

RSBI dengan model Existing School seperti di SMP Negeri 1Bondowoso menjadikan beban bagi kami karena harusmenyesuaikan dengan standar tertentu. Oleh karena itu, kamimengikutsertakan pendidik kami dalam pelatihan bahasa Inggrisdan komputer serta workshop dan bimbingan teknis yang diadakanpemerintah. Fasilitas kelas RSBI juga kami lengkapi sesuaistandarnya. Selain itu kami juga melakukan studi banding kebeberapa sekolah yang telah bertaraf internasional di Surabaya.(Wawancara, 1 Juni 2009, pukul 10.00, di ruang tamu kantor TataUsaha)

Page 70: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Berbagai fasilitas yang tersedia di dalam kelas Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

terlihat dalam gambar 1 berikut.

Dalam gambar 1 terdapat

RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso

gambar tersebut tampak seperangkat komputer dengan layar LCD yang diletakkan

di atas meja guru, sebuah televisi berwarna dengan ukuran

proyektor berikut layar,

Berbagai fasilitas yang tersedia di dalam kelas Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso, salah satunya kelas VII A

terlihat dalam gambar 1 berikut.

Gambar 1: Fasilitas kelas RSBI

Dalam gambar 1 terdapat 5 gambar yang memperlihatkan

RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso, salah satunya yaitu kelas VII A

tampak seperangkat komputer dengan layar LCD yang diletakkan

meja guru, sebuah televisi berwarna dengan ukuran 21 inchi

layar, sebuah whiteboard, pendingin ruangan (Air Conditioner

54

Berbagai fasilitas yang tersedia di dalam kelas Rintisan Sekolah Bertaraf

, salah satunya kelas VII A sebagaimana

gambar yang memperlihatkan fasilitas kelas

kelas VII A. Pada gambar-

tampak seperangkat komputer dengan layar LCD yang diletakkan

inchi, sebuah LCD

Air Conditioner),

Page 71: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

55

sebuah tape dengan DVD player, pengeras suara, majalah dinding, lantai

berkarpet, rak sepatu, almari, dan sebuah meja yang di atasnya terdapat karya seni

rupa buatan siswa VII A. Komputer dalam kelas terkoneksi dengan internet yang

sewaktu-waktu bisa diakses, baik oleh siswa maupun guru, sehingga memudahkan

siswa dan guru dalam menggali informasi secara cepat. Perangkat komputer, LCD

proyektor, tape berikut DVD player, pengeras suara, dan televisi digunakan dalam

proses pembelajaran dengan media audio visual. Lantai berkarpet mengharuskan

guru dan siswa untuk melepas sepatu dan meletakkannya pada rak sepatu yang

tersedia di dekat pintu kelas, sehingga lantai kelas tampak bersih. Adanya

pendingin ruangan membuat siswa dan guru betah berada di dalam kelas karena

suhu ruangan yang sejuk. Majalah dinding kelas digunakan sebagai wahana siswa

untuk menuangkan ide mereka yang berupa tulisan dan gambar.

Adanya berbagai fasilitas yang terdapat dalam kelas RSBI VII A dapat

mendukung proses pembelajaran demi tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran.

Berdasarkan gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa kelas RSBI SMP Negeri 1

Bondowoso telah memenuhi standar sarana sekolah bertaraf internasional.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap kelas RSBI VII A,

diperoleh data sebagai berikut. Kelas VII A berada di deretan depan bangunan asli

SMP Negeri 1 Bondowoso yang merupakan peninggalan pemerintah Hindia

Belanda. Kelas berukuran 10 × 15 meter ini tergolong bangunan tua. Dinding

kelas setebal kira-kira 25 centimeter terlihat kokoh dengan langit-langit yang

terbuat dari kayu jati, serta jendela dan pintu lebar ciri khas arsitek Belanda.

Dinding dalam kelas bercat biru muda berhias tempelan dinding hasil karya siswa

Page 72: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

56

kelas VII A, foto anggota kelas VII A, pigura tata tertib, dan papan data

administrasi kelas VII A.

Siswa kelas VII A terdiri dari 8 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.

Tempat duduk mereka diatur dalam posisi huruf U sehingga suara guru terdengar

jelas ke seluruh ruangan dalam kelas. Untuk buku pelajaran, tiap siswa memiliki

sendiri-sendiri baik buku penunjang maupun LKS. Selain buku penunjang dan

LKS, siswa terbiasa untuk mencari tambahan referensi dari sumber belajar lainnya

baik yang ada di perpustakaan sekolah maupun sumber belajar yang berasal dari

internet, surat kabar, dan majalah. Hal ini diungkapkan oleh salah satu siswa VII

A dalam wawancara, Dimas Fathur Rozak:

Selain buku teks pelajaran dari penerbit tertentu kami juga belajardari sumber lainnya misalnya dari internet, koran, dan majalah.Karena para guru sering memberi tugas yang bahannya dariinternet dan koran. Selain itu biasanya kami juga ke perpustakaan,karena di sana tersedia lebih banyak buku. (Wawancara, 11 Juni2009, pukul 09.40 di taman sekolah)

Selain itu, siswa lainnya, Kamiliyana Putri Astuti juga mengatakan dalam

wawancara:

Kami bisa mengakses internet kapan saja selama jam sekolahkarena di kelas ini tersedia fasilitas tersebut. Begitu mendapat tugasdari guru biasanya kami langsung mengakses internet asalkanwaktunya mencukupi. (Wawancara, 11 Juni 2009, pukul 09.40 ditaman sekolah)

Page 73: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

57

Kemudahan siswa ataupun guru untuk mencari sumber belajar dari internet

sebagaimana dalam gambar 2 berikut.

Gambar 2: Siswa dan guru sedang mengakses internet

Pada gambar 2 tampak seorang siswa beserta guru sedang mengakses

internet melalui perangkat komputer yang tersedia di dalam kelas. Tersedianya

akses internet di kelas memudahkan siswa untuk mencari referensi tambahan

secara cepat. Wawasan siswa pun bertambah karena mereka tidak hanya belajar

dari buku melainkan dari artikel, jurnal, ataupun informasi yang berasal dari

internet yang perkembangannya begitu dinamis.

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Bondowoso

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan

penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di

sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus

memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan

tantangan itu misalnya menyangkut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan

dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh

globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, (5) berubahnya

Page 74: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

58

kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, (6) dan era perdagangan

bebas.

Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh SMP Negeri 1

Bondowoso, sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan

tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan profil

sekolah yang diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi sekolah harus

tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus

memperhatikan dan mempertimbangkan potensi yang dimiliki sekolah dan

harapan masyarakat yang dilayani sekolah.

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders)

bermusyawarah agar visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang

terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua,

masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.

Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat: (1) filosofis, (2) khas, (3)

mudah diingat. Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh SMP Negeri 1

Bondowoso.

a. Visi SMP Negeri 1 Bondowoso

“Unggul dalam mutu, berpijak pada agama dan budaya bangsa serta

berdaya saing Nasional dan internasional “.

Visi ini dipilih untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka

pendek. Visi ini menjiwai warga SMP Negeri 1 Bondowoso untuk selalu

mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang:

1) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian;

Page 75: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

59

2) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat;

3) Ingin mencapai keunggulan;

4) Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah;

5) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik;

6) Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah.

Sedangkan yang menjadi target visi SMP Negeri 1 Bondowoso adalah

berikut ini:

1) Unggul dalam prestasi akademis bertaraf nasional dan internasional;

2) Unggul dalam prestasi non akademis bertaraf nasional dan internasional;

3) Unggul dalam standar nasional pendidikan dan bercirikan internasional

berdasarkan iman dan taqwa;

4) Unggul dalam persaingan global.

Indikator pencapaian visi SMP Negeri 1 Bondowoso dijabarkan ke dalam

sembilan indikator berikut ini:

1) Unggul dalam meraih prestasi akademik baik nasional maupun internasional;

2) Unggul dalam meraih prestasi non akademik baik nasional maupun

internasional;

3) Unggul dalam mengembangkan dan melaksanakan standar kelulusan (SKL)

bercirikan internasional;

4) Unggul dalam mengembangkan dan melaksanakan standar isi bercirikan

internasional;

5) Unggul dalam mengembangkan dan memiliki tenaga pendidik dan

kependidikan bertaraf internasional;

6) Unggul dalam pelaksanaan standar proses (PBM) bercirikan internasional;

Page 76: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

60

7) Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan bercirikan internasional;

8) Unggul dalam pengembangan mutu kelembagaan dan manajemen bercirikan

internasional;

9) Unggul dalam pengembangan penilaian bercirikan internasional.

b. Misi SMP Negeri 1 Bondowoso

Untuk mencapai visi, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka

panjang dengan arah yang jelas. Misi SMP Negeri 1 Bondowoso yang dirumuskan

berdasarkan visi adalah ”Disiplin, memiliki etos kerja yang tinggi, mewujudkan

manajemen berbasis sekolah, pelayanan prima, menjalin kekeluargaan”.

Pada setiap kerja komunitas pendidikan, SMP Negeri 1 Bondowoso selalu

menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling

menghormati dan saling percaya serta tetap menjaga hubungan kerja yang

harmonis dengan berdasarkan pelayanan maksimal, kerjasama, dan silaturahmi.

Penjabaran misi di atas meliputi:

1) Menyusun dan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang

bercirikan internasional;

2) Menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan bercirikan

internasional;

3) Melaksanakan proses pembelajaran dengan bimbingan secara efektif dan

optimal pada semua mata pelajaran bercirikan internasional;

4) Melaksanakan penilaian bercirikan internasional;

5) Mengembangkan pembelajaran berbasis ICT untuk semua mata pelajaran;

6) Melaksanakan pembinaan khusus pada kelompok mata pelajaran MIPA,

bahasa Inggris melalui galang prestasi;

Page 77: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

61

7) Mengikuti lomba-lomba baik tingkat nasional maupun internasional;

8) Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olah

raga, seni, kepemimpinan, dan karya ilmiah;

9) Mengikuti lomba-lomba olah raga, seni dan kepemimpinan baik yang bertaraf

nasional maupun internasional;

10) Melaksanakan secara optimal dari semua aspek yang tercantum dalam muatan

Standar Nasional Pendidikan bercirikan internasional, keimanan dan

ketaqwaan.

c. Tujuan Sekolah

Dalam upaya implempentasi visi dan misi sekolah perlu ada upaya riil dan

terukur. Tujuan Sekolah di SMP Negeri 1 Bondowoso tahun pelajaran 2008/2009

adalah :

1) Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun Pelajaran

2008/2009 yang bercirikan internasional;

2) Melaksanakan dan mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan bercirikan internasional untuk semua mata pelajaran kelas Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional;

3) Menerapkan pembelajaran bilingual pada mata pelajaran IPA, Matematika

dan Teknologi Informasi Komunikasi untuk kelas Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional;

4) Melaksanakan pembelajaran untuk semua mata pelajaran kelas Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL);

Page 78: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

62

5) Melengkapi ruang belajar sesuai dengan rombongan belajar dan melengkapi

sarana dan media pendukung pembelajaran audio visual (multi media);

6) Melaksanakan prinsip-prinsip penilaian berbasis kompetensi untuk semua

mata pelajaran kelas VII-IX dengan model-model penilaian yang variatif dan

penilaian bercirikan internasional untuk kelas VII.

7) Meningkatkan standar kelulusan dengan GSA (Gain Score Achivement)/rata-

rata nilai ujian nasional di atas nilai standar kelulusan minimal, minimal 0,5

lebih besar dari rata-rata tahun ini;

8) Meningkatkan mutu dan majemen dengan membuat jaringan internal dalam

rangka pelayanan baik secara administratif maupun akademik;

9) Melengkapi tenaga pendidikan sesuai dengan kompetensi dan tenaga

pendidikan bercirikan internasional yang diperlukan;

10) Siswa mampu meraih olimpiade MIPA tingkat nasional dan internasional.

Tujuan SMP Negeri 1 Bondowoso tersebut secara bertahap akan

dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu. Untuk

mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) maka diharapkan para siswa

nantinya mampu :

1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam

kehidupan;

2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan

memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;

3) Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam memecahkan masalah,

serta berkomunikasi melalui berbagai media;

4) Menyenangi dan menghargai seni;

Page 79: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

63

5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat;

6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga

terhadap bangsa dan tanah air;

Selanjutnya, atas keputusan bersama guru dan siswa, Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) tersebut lebih dirinci sebagai profil siswa SMP Negeri 1

Bondowoso sebagai berikut:

1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai

cerminan akhlak mulia dan iman taqwa;

2) Mampu berbahasa Inggris secara aktif;

3) Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga, sesuai

pilihannya;

4) Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih;

5) Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program Microsoft Word,

Exsel, dan desain grafis;

6) Mampu melanjutkan ke SMA/SMK terbaik sesuai pilihannya melalui

pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri;

7) Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan non

akademik di tingkat kecamatan, kodya, propinsi, nasional, dan internasional.

8) Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan pra-

vocasional.

Page 80: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

64

4. Struktur Organisasi

SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan lembaga pendidikan resmi dengan

struktur organisasi sebagai berikut:

(Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso)

KOMITE SEKOLAHIr. MATSAKUR, M.Si

KEPALA SEKOLAHDrs. HM HAERI, M.Pd

UR KURIKULUMSAMSUL, S.Pd

WAKA SEKOLAHMOH. RUBANGI, S.Pd

UR SAR/PRASWAHYU J. S.Pd

KAUR TATA USAHASUHERNAWATI

UR KESISWAANDrs. DJONI BUDI S

UR HUMASDrs.HENDARTA

S I S W A

DIREKTUR RSBIRIDUWAN, S.Pd

GURU-GURU DANSTAF

Koord. BP/BKMISKAWI, S.Pd, M.MPd

WALI KELAS

Page 81: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

65

5. Personalia SMP Negeri 1 Bondowoso

Personalia SMP Negeri 1 Bondowoso adalah sebagai beikut:

1. Kepala Sekolah : Drs. HM. Haeri, M.Pd

2. Wakasek/Bendahara Rutin : Moh. Rubangi, S.Pd

3. Urusan Kurikulum : Samsul, S.Pd

4. Urusan Kesiswaan : Drs. Djoni Budi Sumarno

5. Urusan Humas : Drs. Hendarta D.W.N

6. Urusan Sarana/Prasarana : Wahyu Jatmiko, S.Pd

7. Direktur RSBI/Kep. Lab. Multimedia : Riduwan, S.Pd

8. Kaur Tata Usaha : Suhernawati

9. Koordinator BK : Miskawi, S.Pd, M.MPd

10. Koordinator Perpustakaan : Joelijati, S.Pd

11. Koordinator Kopsis : Dra. Anik Agustina

12. Bendahara Komite Sekolah : Sulastri, S.Pd

13. Bendahara BOS : Djoko Mulyanto, S.Pd

14. Kepala Lab. IPA : Gendot Budiono, S.Pd

15. Kepala Lab. Bahasa : Lilies Suryaningsih, S.Pd

16. Kepala Lab. Komputer : Arif Catur K., S.Pd

17. Guru-guru : disajikan dalam tabel

Page 82: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

66

Tabel 4.2: Daftar guru mata pelajaran SMP Negeri 1 Bondowoso

NO N A M APANGKAT /

GOLMata Pelajaran

1 Drs. H.M. Haeri, M.Pd Pembina / IV a Bimbingan Konseling

2 Dra. Nurul Asianah Pembina / IV a Bahasa Indonesia

3 Moh. Rubangi, S.Pd Pembina / IV a IPS

4 Drs. Hendarta Dwi W.N Pembina / IV a Penjaskes

5 Drs. Djoni Budi Sumarno Pembina / IV a Matematika

6 Sulastri, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Indonesia

7 Djoko Mulyanto, S.Pd Pembina / IV a Fisika

8 Rifan Acik, S.Pd Pembina / IV a Biologi

9 Sri Bayuati, S.Pd Pembina / IV a IPS

10 Srini Pinuji, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Indonesia/Bahasa Jawa

11 Dwi Jeni Puspitowati, S.Pd Pembina / IV a Matematika

12 Yudhi Sulistiono, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Inggris

13 Tutik Atmariani, S.Pd Pembina / IV a Matematika

14 Indrajani, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Inggris

15 Riduwan, S.Pd Pembina / IV a TIK

16 Gendot Budiono, S.Pd Pembina / IV a Biologi

17 Lilies Suryaningsih, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Inggris

18 Ambroisia Sri S, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Indonesia

19 Tri Laksono Mulyo, S.Pd Pembina / IV a Fisika

20 Endang Tri Ningrum, S.Pd Pembina / IV a Matematika

21 Sri Wahyuni, S.Pd Penata Tk. I / III d Bahasa Inggris

22 Ali Machrus, S.Pd Penata Tk. I / III d Penjas/Biologi

23 Agus Djumantoro, S.Ag Penata Tk. I / III d Pendidikan Agama Islam

24 Joelijati, S.Pd Penata Tk. I / III d Bahasa Indonesia

25 Samsul, S.Pd Penata Tk. I / III d PKn

26 H. Lud Hermanto, S.Pd Penata Tk. I / III d IPS

27 H. Muslimin Penata Tk. I / III d Pendidikan Agama Islam/PKn

28 Agung Ryskiadi, S.Pd Penata Tk. I / III d Fisika

29 Dra. Anik Agustina Penata Tk. I / III d Bimbingan Konseling

30 Antonius U.P.S, S.Pd Penata Tk. I / III d PKn

31 Miskawi, S.Pd, M.MPd Penata Tk. I / III d Bimbingan Konseling

32 Wahyu Jatmiko, S.Pd Penata / III c Matematika

33 Kusuma, W. S.Pd Pen. Muda / III a Kesenian

34 Arief Catur K GTT TIK

35 Prasetyo, S.Pd GTT Kesenian

(Sumber: Arsip SMP Negeri 1 Bondowoso)

Page 83: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

67

18. Staf SMP Negeri 1 Bondowoso : disajikan dalam tabel

Tabel 4.3: Nama-nama staf SMP Negeri 1 Bondowoso

NO N A M A Tugas/Jabatan

1 Dra. Suhernawati Kaur Tata Usaha

2 Didik Hadiyat Staf Tata Usaha

3 Minarsih Staf Tata Usaha

4 Moh. Saleh Staf Tata Usaha

5 Dadang Sudarman Staf Tata Usaha

6 Djasuli Pembantu umum

7 Dodik Hermawan Pembantu umum

8 Sudiono Security

9 Iwan Wicaksono Security

10 Ali Taufikhurrahman Security

(Sumber: Arsip SMP Negeri 1 Bondowoso)

19. Wali kelas:

1) Rifan Acik, S.Pd : VII A (RSBI)

2) Sri Wahyuni, S.Pd : VII B (RSBI)

3) Ali Machrus, S.Pd : VII C (Reguler)

4) Agus Djumantoro, S.Ag : VII D (Reguler)

5) Wahyu Jatmiko, S.Pd : VII E (Reguler)

6) Joelijati, S.Pd : VII F (Reguler)

7) Djoko Mulyanto, S.Pd : Akselerasi

8) Drs. Hendarta Dwi W.N : VIII A (RSBI)

9) Sri Bayuati, S.Pd : VIII B (RSBI)

10) Srini Pinuji, S.Pd : VIII C (Reguler)

11) Kusuma W, S.Pd : VIII D (Reguler)

12) H. Lud Hermanto, S.Pd : VIII E (Reguler)

13) H. Muslimin : VIII F (Reguler)

14) Dra. Nurul Asianah : IX A (Reguler)

Page 84: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

68

15) Dwi Jeni Puspitowati, S.Pd : IX B (Reguler)

16) Yudhi Sulistiono, S.Pd : IX C (Reguler)

17) Tutik Atmariani, S.Pd : IX D (Reguler)

18) Agung Ryskiadi, S.Pd : IX E (Reguler)

19) Indrajani, S.Pd : IX F (Reguler)

6. Denah SMP Negeri 1 Bondowoso

Keterangan:

Sumber: (Data SMP Negeri 1 Bondowoso)

IX A IX B IX C IX D

IXE

IXF

La

b.

Mu

ltimed

iaV

IIF

VII

EV

IID

Lab.IPA

VIII A VIII B

PE

RP

US

Kan

tinK

OP

SIS

UK

SB

K

R.

EX

KU

LW

Csisw

a

RuangWakasek/K

ur

RuangKS

KelasAkselerasi

VII AVII BRuangGuru

Lab.Bahasa

TERAS DEPAN

VII

IF

VII

ID

VII

IC

KanTin

TERAS TENGAH

TANGGA

U

WC

Guru

Lap.Bulutangkis

Kolam

TANGGA

Lab.Kom

Kantor TU

VII C

Musholla

R.

OS

IS

VII

IE

PA

RK

IRG

UR

U

PA

RK

IRS

ISW

A

LANTAI ATAS

Tiangbendera

R.Keterampil

Lab. Kom

WC

SIS

WA

Page 85: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

69

Luas bangunan SMP Negeri 1 Bondowoso adalah 3.532 m2 dengan dua

lantai. Dari denah tersebut dapat diterangkan mengenai berbagai sarana dan

prasarana di SMP Negeri 1 Bondowoso sebagai berikut.

Tabel 4.4: Jumlah ruangan SMP Negeri 1 Bondowoso

No Jenis Ruangan Jumlah

1 Ruang Kelas 19

2 Ruang Perpustakaan 1

3 Ruang Tata Usaha 1

4 Ruang kepala Sekolah 1

5 Ruang Guru 1

6 Ruang BP/BK 1

7 Ruang Kurikulum 1

8 Ruang UKS 1

9 Ruang Osis 1

10 Laboratorium IPA 1

11 Laboratorium Komputer 1

12 Laboratorium Multimedia 1

13 Laboratorium Bahasa 1

14 Ruang Koperasi Siswa 1

15 Ruang Ibadah 1

16 Ruang keterampilan 1

17 KM/WC Guru 3

18 KM/WC Siswa 10

19 Gudang 1

20 Ruang Ekstrakulikuler 1

21 Kantin sekolah 2

Jumlah 51

(Sumber : Data SMP Negeri 1 Bondowoso)

7. Potensi SMP Negeri 1 Bondowoso

a. Potensi Pendidik

Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

pasal 29 ayat (3) dijelaskan bahwa pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang

sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-

IV) atau sarjana (S1) dan latar belakang pendidikan tinggi dengan program

Page 86: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

70

pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Maka, sejak

diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan di SMP Negeri 1 Bondowoso pada

tahun 2003, setiap guru diwajibkan untuk berijazah S1. Bagi guru-guru yang

belum mempunyai ijazah S1 diharuskan untuk melanjutkan kuliah atau melakukan

penyetaraan. Moh. Rubangi, S.Pd selaku wakil kepala sekolah mengatakan dalam

wawancara:

Bagi guru yang belum mempunyai ijazah S1 diharuskan untukmelanjutkan kuliah lagi atau melakukan penyetaraan. Hal inidilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya guru itusendiri. (Wawancara, 2 Juni 2009, pukul 11.00 di teras sekolah)

Esensi dari konsep Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional adalah

sekolah/madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan

yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Mutu setiap

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dijamin dengan guru yang menunjukkan

kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya.

Pendidik memiliki peranan yang strategis karena mempunyai tugas

profesional untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Keberhasilan

tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu

memenuhi standar pendidik. Oleh karena itu, saat ini semua pendidik di SMP

Negeri 1 Bondowoso telah memenuhi kualifikasi S1 dengan program pendidikan

yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Page 87: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

71

Selain itu, karena SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan rintisan sekolah

bertaraf internasional, maka lembaga ini juga berupaya untuk meningkatkan mutu

pendidik agar memenuhi pencapaian indikator kinerja kunci tambahan yaitu 1)

semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan

Komputer (TIK), 2) guru mata pelajaran kelompok sains, dan matematika mampu

mengampu pembelajaran berbahasa Inggris, dan 3) minimal 20% guru

berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi

A. Upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi pencapaian indikator kinerja

kunci tambahan tersebut sebagai berikut:

1) Mengirim guru-guru untuk mengikuti workshop, pelatihan, maupun

bimbingan teknis pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komputer

(TIK);

2) Mengirim guru-guru utamanya guru mata pelajaran kelompok sains, mematika

dan TIK untuk mengikuti kursus bahasa Inggris;

3) Enam guru SMP Negeri 1 Bondowoso saat ini sedang menempuh pendidikan

S2 di beberapa perguruan tinggi di Jember, Malang, dan Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian jumlah guru di SMP Negeri 1 Bondowoso

adalah sebagai berikut:

1) Guru Tetap:

Laki –laki 19 orang

Perempuan 14 orang

Sehingga jumlah guru tetap secara keseluruhan adalah 33 orang.

2) Guru Tidak Tetap

Laki-laki 2 orang

Page 88: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

72

Perempuan tidak ada

Sehingga jumlah guru tidak tetap secara keseluruhan adalah 2 orang

Pada tahun ini ada 2 orang guru yang akan berakhir masa baktinya atau

pensiun, yaitu Drs. H.M Haeri, M.Pd kepala sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso,

dan Bapak H. Muslimin, S.Pd. Hal ini dibenarkan oleh Moh. Rubangi dalam

wawancara:

Pada tahun ini ada 2 (dua) orang guru yang akan berakhir masabaktinya atau pensiun yaitu Drs. H.M Haeri, M.Pd dan Bapak H.Muslimin, S.Pd yang nantinya akan diganti oleh guru dan kepalasekolah baru. (Wawancara, 2 Juni 2009, pukul 11.00 di terassekolah)

b. Potensi Siswa

Siswa merupakan komponen penting dalam proses belajar mengajar.

Untuk menjaga kualitas dan prestasi sekolah maka proses penerimaan siswa harus

jelas, transparan, dan akuntabel. Seleksi penerimaan siswa baru untuk kelas RSBI

dan akselerasi lebih ketat daripada seleksi penerimaan siswa baru kelas reguler.

Seleksi penerimaan siswa baru untuk kelas RSBI dan akselerasi melalui beberapa

persyaratan yaitu nilai raport dari kelas 3 sampai kelas 6 untuk mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Bahasa Inggris adalah minimal 70.

Mengikuti tes tulis mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS , dan

Bahasa Inggris serta mengikuti tes praktik Conversation In English dan

Komputer. Selain itu wajib pula mengikuti Psikotes dan tes wawancara. Untuk

kelas akselerasi ditambah dengan tes IQ sebesar 130. Jika prestasi yang dimiliki

baik, maka tingkat kesiapan belajar siswa akan maksimal baik mental maupun

fisik.

Page 89: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

73

Prestasi yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 Bondowoso semakin

meningkat, baik di bidang akademik maupun non akademik bahkan prestasi yang

bertaraf internasional. Pada tahun 2009, salah satu siswa SMP Negeri 1

Bondowoso menjadi wakil Indonesia dalam Olimpiade Astronomi di Italia dan

berhasil meraih medali perak. Empat orang siswa masuk dalam seleksi Olimpiade

Sains Nasional Propinsi Jawa Timur. Selain itu, SMP Negeri 1 Bondowoso peraih

danem tertinggi se-kabupaten yaitu 39,55.

Untuk meningkatkan minat siswa, pihak sekolah juga menggiatkan

kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana siswa menyalurkan bakatnya. Pada tahun

ajaran 2008/2009 ini terdapat dua belas macam ekstrakurikuler yang dapat diikuti

oleh siswa yaitu Palang Merah Remaja, Pramuka, Paduan Suara, Teater,

Drumband, Seni Tari, Nasyid, Jurnalistik, Basket Ball, Volley Ball, Sepak bola,

dan Bulutangkis.

B. Paparan Data

1. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII

A di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi diperoleh

data sebagai berikut.

a. Silabus

Salah satu bagian penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP) adalah silabus. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan

panduan penyusunan KTSP yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama berupa

Page 90: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

74

panduan umum dan bagian kedua berupa model KTSP. Dalam bagian kedua yaitu

Model KTSP, terlampir model silabus setiap mata pelajaran yang ditujukan

terutama bagi satuan pendidikan yang belum mampu mengembangkan kurikulum

secara mandiri. Satuan pendidikan ini mempunyai waktu untuk mengembangkan

kurikulum selambat-lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010.

Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso, Drs. H.M Haeri, M.Pd, menjelaskan

dalam wawancara:

Silabus merupakan rencana pembelajaran untuk setiap matapelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,alokasi waktu dan sumber belajar. (Wawancara, 3 Juni 2009, pukul09.00, di ruang Kepala Sekolah)

Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A, Bapak

Samsul, S.Pd, menjelaskan dalam wawancara bahwa:

Silabus adalah rencana pembelajaran yang nantinya dijabarkanlebih lanjut ke dalam RPP. Pada dasarnya silabus menjawabpertanyaan-pertanyaan (1) kompetensi apa yang harus dicapaisiswa yang dirumuskan dalam SK, KD, dan materi pembelajaran;(2) bagaimana cara mencapainya yang dirumuskan dalam kegiatanbelajar, alokasi waktu, dan sumber belajar; (3) bagaimanamengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator yangdijabarkan dalam penilaian. (Wawancara, 29 Mei 2009, pukul09.00, di ruang kurikulum)

Bapak H. Muslimin selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas

reguler juga menerangkan dalam wawancara:

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensidasar ke dalam indikator, materi pembelajaran, kegiatanpembelajaran, dan penilaian. (Wawancara, 5 Juni 2009, pukul12.00, di taman sekolah)

Page 91: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

75

Sedangkan Bapak Antonius U.P.S, S.Pd selaku guru mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX mengatakan dalam wawancara:

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnyaberisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD), Materi Pokok/Pembelajaran, KegiatanPembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan SumberBelajar. (Wawancara, 6 Juni 2009, pukul 08.00, di teras sekolah)

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau mata

pelajaran yang di dalamnya mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Silabus disusun berdasarkan panduan dari Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP). Pada kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, silabus

mata pelajaran matematika, IPA Biologi, IPA Fisika dan Bahasa Inggris disusun

berdasarkan panduan KTSP dari BSNP plus adaptasi kurikulum dari lembaga tes

internasional yaitu Cambridge dan dirumuskan secara bilingual ke dalam bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya, silabus

disusun berdasarkan panduan atau contoh dari BSNP yang kemudian

dikembangkan secara kelompok sesuai karakteristik mata pelajaran, kondisi dan

kebutuhan masing-masing sekolah.

Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso, Drs. H.M Haeri, M.Pd, menjelaskan

dalam wawancara:

Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Bondowoso adalahKTSP untuk kelas reguler. Sedangkan kelas Rintisan BertarafInternasional menggunakan KTSP plus adaptasi dari Cambridge.Silabus dan RPP untuk kelas Rintisan Bertaraf Internasionaldisusun dalam dua bahasa, namun hanya untuk pelajaran tertentu

Page 92: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

76

yaitu MIPA dan bahasa Inggris. Sedangkan silabus mata pelajaranlainnya seperti Pendidikan Kewarganegaraan, disusun sesuai KTSPdengan beberapa pengembangan. (Wawancara, 3 Juni 2009, pukul09.00, di ruang Kepala Sekolah)

Sedangkan Direktur RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso, Bapak Riduwan,

S.Pd, juga menjelaskan dalam wawancara:

Untuk kelas Rintisan Bertaraf Internasional, kurikulum yangdigunakan adalah KTSP dan adaptasi dari unsur x. Sehingga untuksilabus mata pelajaran MIPA mengikuti dua pedoman tersebut.Sedangkan silabus mata pelajaran lainnya disusun sesuai KTSPdengan beberapa pengembangan. (Wawancara, 1 Juni 2009, pukul10.00, di ruang tamu kantor Tata Usaha)

Senada dengan keterangan kepala sekolah dan direktur RSBI SMP Negeri

1 Bondowoso, Bapak Samsul, S.Pd selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan

kelas VII A yang merupakan kelas Rintisan Bertaraf Internasional, mengatakan

dalam wawancara:

Silabus Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas Rintisan BertarafInternasional saya susun berdasarkan contoh silabus yangdikeluarkan oleh BSNP, kemudian dilakukan pengembangan secarakelompok bersama guru Pendidikan Kewarganegaraan lainnyayaitu Bapak Antonius dan Bapak H. Muslimin. (Wawancara, 29Mei 2009, pukul 09.00, di ruang kurikulum)

Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa silabus mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) disusun

berdasarkan panduan dari BSNP yang kemudian dilakukan pengembangan secara

kelompok oleh guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1

Bondowoso, serta disusun ke dalam bahasa Indonesia.

Page 93: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

77

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur

sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya

dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam

bentuk perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun dalam

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan

guru dalam jangka waktu yang lebih pendek. RPP ini merupakan satuan atau unit

program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi

rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu atau satu tema yang

akan dibahas. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar

peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar.

Komponen-komponen RPP ini lebih rinci dan lebih spesifik dibandingkan

dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk RPP yang dikembangkan

pada berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan

prinsipnya seharusnya sama. Komponen minimal yang ada dalam RPP adalah

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar,

penilaian hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa penyusunan

RPP di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso juga dilakukan pengembangan dalam

komponen indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, dan metode

pembelajaran. Untuk RPP mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas

RSBI pada dasarnya sama dengan RPP yang diterapkan pada kelas reguler.

Namun, perbedaannya terletak pada pengembangan variasi metode dan kecepatan

Page 94: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

78

penyampaian materi. Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas

VII A, Samsul, S.Pd mengatakan dalam wawancara:

Dalam penyusunan RPP juga dilakukan pengembangan padaindikator, tujuan pembelajaran, dan metode pembelajaran. UntukRPP Pendidikan Kewarganegaraan sebenarnya sama antara kelasRSBI dengan kelas reguler, yang berbeda adalah variasi metodedan kecepatan penyampaian materi. (Wawancara, 29 Mei 2009,pukul 09.00, di ruang kurikulum)

Drs. HM. Haeri, M.Pd juga menjelaskan dalam wawancara:

Sesuai dengan penyusunan silabus maka penyusunan RPP pastinyajuga ada pengembangan. Untuk RPP kelas reguler dengan kelasRSBI tentu ada perbedaan misalnya dari pemilihan metodepembelajaran. Sebab pada kelas RSBI tersedia fasilitas yangmemungkinkan guru untuk lebih kreatif dalam kegiatanpembelajaran. Sehingga suasana belajar lebih hidup. Kemudianuntuk RPP kelompok mata pelajaran MIPA kelas RSBI disusundalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan untuk matapelajaran lainnya seperti Pendidikan Kewarganegaraan disusundalam bahasa Indonesia. (Wawancara, 3 Juni 2009, pukul 09.00, diruang Kepala Sekolah)

Samsul, S.Pd selaku pengurus kurikulum mengatakan dalam wawancara:

RPP itu sangat penting dan akan lebih baik bila menyesuaikandengan keadaan di lapangan. Namun, RPP hanyalah rambu-rambu,tidak harus ajeg dilaksanakan sama persis, yang terpenting adalahimprovisasi guru. (Wawancara, 29 Mei 2009, pukul 09.00, di ruangkurikulum)

Makna RPP bagi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso adalah sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar

bagi siswa. Untuk mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan

perencanaan pengajaran. Melalui perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi

apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan

konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses.

RPP sangat penting dalam proses pembelajaran dan akan lebih baik jika

Page 95: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

79

penyusunannya disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Namun, RPP hanya

bersifat rambu-rambu dalam proses pembelajaran, bukan pedoman yang ajeg yang

harus dilaksanakan sama persis, sebab RPP merupakan pedoman ideal proses

pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan secara riil bisa berbeda, dalam artian tidak

harus sama dengan target ideal. Hal ini dapat dikarenakan faktor alokasi waktu

yang mungkin berbeda antara pelaksanaan dengan perencanaan. Hal terpenting

dalam pelaksanaan RPP adalah improvisasi dari guru yang bersangkutan. Rencana

pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII semester 2

RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso dengan standar kompetensi menampilkan

perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dapat dilihat dalam lampiran 1.

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Jadwal mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A adalah

hari Kamis pada jam pelajaran ke-5 sampai dengan jam ke-6 tepatnya pukul

10.00-11.20 WIB. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A yang berlangsung pada tanggal 4 Juni

2009 diperoleh data sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A yaitu

Bapak Samsul, S.Pd memasuki kelas tepat pada pukul 10.00 WIB. Suasana kelas

hening, tidak lama kemudian ketua kelas VII A yaitu Vidya Sukma Fitriawan

memberi aba-aba, “Everybody be ready, give regards!”. Ketika mengucapkan

salam, sebagian siswa mengucapkan salam, “Good morning, Sir.” dan sebagian

lagi mengucapkan, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”.

Page 96: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

80

Mendengar salam siswa yang tidak seragam, guru tersenyum sambil

menjawab salam dengan dua jawaban yaitu “good morning” dan

“Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh”. Kemudian guru berkata,

“Ketidakseragaman salam kalian barusan merupakan sedikit gambaran mengenai

materi yang akan kita bahas hari ini. Tidak masalah, karena hal itu adalah bagian

dari kebebasan.”

Guru menyiapkan media pembelajaran PowerPoint mengenai materi yang

akan diajarkan. Kemudian guru berkata, “Sebelum kita masuk pada materi, saya

ingin kalian menyimak beberapa gambar berikut.”. Guru menayangkan media

visual berupa beberapa gambar aksi penyampaian pendapat di muka umum. Hal

ini dilakukan guru sebagai bagian dari kegiatan apersepsi untuk menggugah

pengetahuan dan gagasan siswa, sebagaimana terlihat dalam gambar 3 berikut.

Gambar 3: Media visual dalam kegiatan apersepsi

Page 97: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

81

Dalam gambar 3 terdapat 2 gambar yang memperlihatkan bentuk

penyampaian pendapat di muka umum. Gambar pertama merupakan aksi pawai

yang dilakukan oleh massa pendukung seorang calon legislatif. Sedangkan

gambar kedua merupakan aksi damai yang dilakukan mahasiswa melalui orasi dan

teatrikal di sebuah persimpangan jalan. Melalui tayangan gambar-gambar

tersebut, diharapkan siswa dapat menemukan konsep mengenai apa yang

dimaksud dengan penyampaian pendapat di muka umum.

Kemudian, guru melakukan tanya jawab, “Kira-kira apa yang kalian

pikirkan? Gambar-gambar tadi menunjukkan kegiatan apa?”. Kemudian kelas

menjawab “Demonstrasi, Pak.”. “Betul. Gambar-gambar tadi merupakan bentuk-

bentuk penyampaian pendapat di muka umum. Ada empat bentuk penyampaian

pendapat di muka umum yaitu pawai, demonstrasi, rapat umum, dan mimbar

bebas. Kira-kira bila kebebasan berpendapat kita dibatasi, apa yang akan terjadi?”

tanya guru. Siswa menjawab, “Konflik.”. Guru membenarkan, “Ya, akan terjadi

konflik. Kebebasan berpendapat di Indonesia telah diatur dalam UUD dan juga

ada undang-undangnya. Jadi, berpendapat tidak dilarang tentunya dengan cara-

cara yang sopan, tidak anarkis.”.

Selanjutnya siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam materi menguraikan pentingnya

kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

melalui tayangan PowerPoint dan RPP yang ditayangkan langsung oleh guru.

Standar kompetensi yang akan dibahas adalah menampilkan perilaku

kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi dasar menguraikan

pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan

Page 98: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

82

bertanggung jawab. Sedangkan indikator pencapaian kompetensi terdiri dari 1)

Menguraikan landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di

Indonesia; 2) Menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat

secara bebas dan bertanggung jawab; 3) Menjelaskan akibat pembatasan

terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Menguraikan tata cara penyampaian

pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Menjelaskan akibat

mengemukakan pendapat tanpa batas; dan 6) Menyampaikan pendapat secara

demokratis.

Setelah itu, siswa menyimak peta konsep yang dijelaskan guru. Peta

konsep tersebut berisi gambaran materi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara garis besar. Peta konsep tersebut memuat antara

lain: hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat, landasan hukum

kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia, asas-asas penyampaian

pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, dan bentuk-bentuk

penyampaian pendapat di muka umum. Pelaksanaan kegiatan pendahuluan ini

berlangsung selama 10 menit.

b. Kegiatan Inti

Guru membagi kelas menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 6 orang. Seluruh kelompok mendengarkan instruksi yang disampaikan

guru. Tugas masing-masing kelompok adalah menyusun skenario penyampaian

pendapat di muka umum yang berbentuk demonstrasi dalam waktu yang telah

ditentukan dengan tema yang telah ditentukan guru. Selanjutnya tiap kelompok

wajib mendemonstrasikan skenario yang dibuatnya di depan kelas melalui

pengundian. Tiap kelompok dibebaskan menggunakan properti sesuai dengan

Page 99: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

83

tema demonstrasi. Pada sesi presentasi, masing-masing kelompok diberi

kesempatan mengajukan 2 pertanyaan kepada kelompok yang mendapat giliran

tampil. Skenario dan penampilan akan dinilai.

Terdapat 4 tema demonstrasi yang disediakan guru yaitu 1) Buruh

menolak PHK; 2) Siswa menuntut pendidikan gratis; 3) Masyarakat menuntut

pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu; dan 4) Warga

menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun tragedi Lapindo. Pembagian tema

sesuai dengan nama kelompok. Kelompok 1 mendapatkan tema nomor 1,

demikian juga dengan kelompok 2, 3, dan 4. Setelah pembagian kelompok dan

tema, masing-masing kelompok segera berdiskusi untuk menyusun skenario

demonstrasi, sebagaimana dalam gambar 4, 5, 6, dan 7 berikut.

Gambar 4: Suasana diskusi kelompok 1

Gambar 5: Suasana diskusi kelompok 2

Page 100: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

84

Gambar 6: Suasana diskusi kelompok 3

Gambar 7: Suasana diskusi kelompok 4

Berdasarkan pengamatan seperti tampak dalam gambar 4, 5, 6, dan 7, pada

waktu kegiatan diskusi, suasana kelas ramai namun tetap tertib. Siswa ramai

dikarenakan saling menyampaikan gagasannya satu sama lain dalam kelompok

mereka. Tampak kesibukan kelompok 1 sedang mengadakan pembagian peran.

Kelompok 2 dan kelompok 3 sedang menyusun skenario demonstrasi. Sedangkan

kelompok 4 sedang mencoba mendemonstrasikan skenario mereka. Hal lainnya

yang tidak tampak dalam gambar adalah kesigapan siswa dalam menyiapkan

properti yang dirasa cocok dengan tema yang diangkat. Dari gambar-gambar

tersebut dapat dimaknai bahwa para siswa antusias dan semangat dalam mengikuti

Page 101: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

85

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Setelah berdiskusi selama kurang lebih 20 menit, guru meminta

perwakilan kelompok untuk mengambil undian urutan penampilan. Kemudian

guru menginformasikan peraturan dalam kegiatan demonstrasi. Peraturan tersebut

yaitu 1) penampilan masing-masing kelompok terbagi dalam dua sesi, sesi

pertama adalah mendemonstrasikan skenario dan sesi kedua adalah sesi tanya

jawab dengan kelompok lain; 2) dalam sesi tanya jawab, masing-masing

kelompok boleh mengajukan 1 pertanyaan dan 1 tanggapan balik kepada

kelompok yang sedang mendapat giliran tampil; 3) keseluruhan durasi sesi adalah

10 menit. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab

pertanyaan akan dinilai.

Demonstrasi dengan nomor urut pertama adalah demonstrasi dari

kelompok 2, sebagaimana dalam tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5: Demonstrasi kelompok 2

Penampilan I : Kelompok 2Tema: Tuntutan Sekolah Gratis

Nama anggota : Ana G.A (Aparat keamanan/polisi)Ardini Y.R (Pendemo I)Nayundha M.A.P (Kepala Dinas Pendidikan)Nurullia A (Pendemo II)Qurfistana D.N.U (Provokator)Ulfa W.N (Pendemo III)

Property : 1. Poster2. Bola kertas3. Alat pengaman polisi

SkenarioPembuka : Mengungkapkan maksud dan tujuan dalam penampilan kali iniPendemo II : Mengamen (menyanyi lagu Sekolah Gratis)

Hilang satu beban dalam hidup ini

Semogalah… masa depan lebih cerah

Sekolah gratis ada di mana-mana

Betapa riangnya… lega rasanya…

Dam didam didam dam dam dam...3x

Page 102: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

86

.......

Pendemo III : MengemisProvokator : “Kenapa Adik mengamen dan mengemis disini? Padahal sekarang jam sekolah,

apakah adik-adik ini tidak sekolah?”P II dan P III : “Saya tidak sekolah karena kemarin dikeluarkan dari sekolah karena tidak

membayar uang sekolah.”Provokator : “Adik jangan bersedih ya..seharusnya pemerintah lebih memperhatikan nasib

anak-anak kurang beruntung ini.”Pendemo I : “Ya sudah kita adakan demonstrasi saja ke kantor pendidikan

nasional!”Semua : “Ayo!!”Polisi : “Selamat pagi bu!”Kepdiknas : “Selamat pagi, ada apa?”Polisi : “Bu, ada pendemo di luar menuntut sekolah gratis.”Kepdiknas : “Baiklah akan saya tangani segera.”Polisi : “Tenang-tenang!”Provokator : “Kami menuntut sekolah gratis! Adakan sekolah gratis! Kapan diadakan

sekolah gratis?”Pendemo I : “Lihat nasib anak-anak ini. Mereka putus sekolah hanya karena tidak mampu

membayar uang sekolah. Mereka juga punya hak untuk mendapatkanpendidikan!”

Kepdiknas : “Pemerintah saat ini tengah menangani kasus ini. Mohon sabar.”Para pendemo : “Pemerintah bohong!! Jangan hanya mengumbar janji-janji!”Kepdiknas : “Baiklah, anda semua harus sabar. Pemerintah sedang bermusyawarah untuk

program sekolah gratis ini. Selesaikan perkara dengan kepala dingin.”P I : “Tapi kapan? Kami menunggu lama! Sampai kami semakin bodoh?”Kepdiknas : “Secepatnya, saya janji.”Para pendemo: “Huuuuu...!” (sambil melempar bola-bola kertas ke arah Kepdiknas)Setelah dihalau oleh petugas kepolisian, mereka pergi meninggalkan lokasi demonstrasi.

Sesi tanya jawab

1. Pertanyaan (Vidya Sukma Fitriawan: kelompok 4)Bagaimana solusi yang tepat untuk menangani anak-anak putus sekolah karena tidak memilikibiaya?Jawaban (Ulfa W.N)Menurut kami pemerintah hendaknya menambah anggaran pendidikan, melaksanakan sekolahgratis seperti yang sudah diiklankan di televisi. Selain itu, kita bisa membangun tempat belajarbagi anak-anak putus sekolah tersebut. Kita bisa membantu mereka dengan meminjamkanbuku atau belajar bersama.

2. Pertanyaan (Afif Pandu Abdullah: kelompok 1)Menurut anda apakah berdemonstrasi dengan melempar-lempar batu atau benda-bendalainnya merupakan cara yang sopan dan diperbolehkan dalam berdemonstrasi?Jawaban (Ana G)Menurut kami berdemonstrasi dengan cara tersebut sangatlah tidak sopan dan tidakdibenarkan, karena tindakan itu termasuk perbuatan anarkis.Tanggapan balikLalu mengapa anda tadi berdemonstrasi dengan melempar-lempar kertas begitu?Jawaban (Qurfistana)Maaf, maaf, kami memasukkan unsur emosi ke dalam cerita ini. Namanya juga belajar.Terima kasih atas perhatiannya.

(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 2)

Page 103: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

87

Demonstrasi kelompok 2 yang membawakan tema Tuntutan Sekolah

Gratis sebagaimana dalam gambar 8 dan gambar 9 berikut.

Gambar 8: Adegan mengamen dan mengemis anggota kelompok 2

Gambar 9: Kelompok 2 melakukan demonstrasi

Dari tabel 4. 5 serta gambar 8 dan gambar 9 dapat dijelaskan bahwa jalan

cerita yang dibawakan kelompok 2 adalah diawali dengan munculnya dua remaja

sedang mengamen dan mengemis di jalanan pada jam sekolah. Kemudian ada

seseorang (provokator) yang bertanya kepada mereka mengapa mereka berdua

tidak bersekolah. Keduanya menjawab bahwa mereka putus sekolah karena tidak

mampu membayar biaya sekolah. Akhirnya, sang provokator mengajak mereka

Page 104: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

88

dan sejumlah massa untuk melakukan aksi demonstrasi ke kantor pendidikan

nasional.

Secara umum demonstrasi kelompok 2 berjalan lancar, walaupun sesekali

diiringi gelak tawa para audien ketika menyaksikan adegan mengamen, namun

tidak mengurangi keseriusan kelompok 2 dalam berdemonstrasi. Keseriusan

mereka tampak dari penghayatan peran dan kesiapan properti yang digunakan.

Pada saat sesi tanya jawab, anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan dari

kelompok 4 dan kelompok 1 dengan baik. Ada dua pertanyaan yang ditujukan

kepada kelompok 2 yaitu mengenai 1) solusi yang tepat untuk menangani anak-

anak putus sekolah karena tidak memiliki biaya, dan 2) boleh tidaknya

berdemonstrasi dengan melempar-lempar batu atau benda-benda lainnya. Jawaban

dari kelompok 2 cukup mengena dengan isi pertanyaan. Hal terpenting adalah

mereka berani untuk menyatakan pendapat di depan kelas.

Selanjutnya, demonstrasi dengan nomor urut kedua adalah demonstrasi

dari kelompok 1, sebagaimana dalam tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6: Demonstrasi kelompok 1

Penampilan II : Kelompok 1Tema: Buruh Menolak PHK

Nama anggota : Iqbal Lucky (Pembicara)Afif Pandu (Buruh)Andre Rahmat (Buruh)Dimas Fathur (Perwakilan perusahaan)Silfani M (Perwakilan perusahaan)Satrio Wibowo (Polisi)

Property : 1. Tameng polisi (kursi)2. Poster (kertas karton)3. Pagar (kursi)

4. Gendang (galon)

SkenarioPara buruh PT Persada Merdeka sedang berdemonstrasi di depan pabrik. Mereka menolak

keputusan perusahaan yang akan mengadakan pemutusan hubungan kerja.Pembicara : “Mari tolah PHK! Lihat nasib sekarang! Apa jadinya hidup kami jika

kami di PHK?!

Page 105: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

89

Karyawan : “Tolak PHK! Tolak PHK! Kami tidak setuju adanya PHK!”Pembicara : “Bagaimana dengan janji-janji anda dulu? Di mana hak-hak kami

setelah mengabdi pada perusahaan ini! Apa yang akan kami berikanpada anak istri kami! Kami butuh makan! Kami butuh pendidikan!Kami butuh hidup!

Karyawan : “Tolak PHK! Kembalikan hak-hak kami! Mana janji-janji anda dulu!(seluruh karyawan berteriak untuk menolak PHK)

Tidak lama kemudian perwakilan PT Persada Merdeka menemui para demonstran.Perwakilan PT: “Harap tenang saudara-saudara! Mohon tenang! Masalah ini bisa

kita bicarakan secara baik-baik tanpa kisruh seperti ini.”

Para buruh hening sejenak mendengarkan penjelasan dari pihak perusahaan, sepertinyamereka setuju dengan tawaran perwakilan PT Persada Merdeka untuk melakukan perundingan.Pembicara : “Baiklah kami setuju melakukan pembicaraan dengan pihak

perusahaan.”Perwakilan PT : “Baik, silahkan masuk ke kantor.”

Kemudian perwakilan demonstran memasuki kantor perusahaan untuk bernegosiasi.Negosiasi berlangsung cukup alot. Perwakilan demonstran menginginkan pembatalan PHK. Didalam ruangan terjadi ketegangan, petugas kepolisian berjaga-jaga mengantisipasi tindakan yangtidak diinginkan.Pembicara : “Kami ke sini untuk memperjuangkan hak-hak kami sebagai buruh.”Perwakilan PT : “Bagaimana kalau persahaan menerapkan pemberlakuan paruh

waktu? Apakah anda setuju?”Pembicara : “Kami tidak setuju. Teman-teman menginginkan pemberlakuan kerja

seperti semula.” (pembicara terlihat berapi-api, ia berbicara sambilmenggebrak meja)

Polisi : “Tenang, Pak! Diam!”Perwakilan PT : “Begini saudara-saudara. Kami memberlakukan kerja dengan

sistem paruh waktu sebenarnya untuk memenuhi hak-hak kalianjuga.”

Pembicara : “Apanya?!”Perwakilan PT : “Daripada saudara-saudara diPHK lebih baik saudara bekerja

kembali dengan sistem paruh waktu bukan? Pilihan ini cukupmenguntungkan saudara.”

Suasana hening, perwakilan demonstran sedang berunding. Akhirnya disepakati bahwapara buruh setuju dengan pemberlakuan sistem kerja paruh waktu tersebut.Pembicara : “Baik, kami setuju dengan tawaran ini.”Perwakilan PT : “Baiklah kalau begitu, kami akan memberlakukan sistem tersebut

mulai besok.”Para buruh membubarkan diri.

Sesi tanya jawab

1. Pertanyaan (Nayundha M.A.P: kelompok 2)Silfana itu berperan sebagai apa? Sepertinya hanya diam saja?Jawaban (Silfana M)Saya berperan sebagai perwakilan PT. Persada Merdeka yaitu sebagai sekretaris.

(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 1)

Page 106: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

90

Demonstrasi kelompok 1 yang membawakan tema Buruh Menolak

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagaimana dalam gambar 10 dan gambar

11 berikut.

Gambar 10: Anggota kelompok 1 sedang berorasi sambil mengangkat tangannya

Gambar 11: Kelompok 1 melakukan demonstrasi

Dari tabel 4. 6 serta gambar 10 dan gambar 11 dapat dijelaskan bahwa

jalan cerita yang dibawakan kelompok 1 adalah diawali dengan munculnya

seorang demonstran yang berorasi menyuarakan tuntutannya untuk menolak PHK

dengan suara lantang dan menggebu-gebu. Sementara demonstran lainnya

Page 107: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

91

memukul-mukul galon dan mengangkat poster penolakan PHK. Seketika suasana

kelas riuh oleh tepuk tangan audien. Sang demonstran kemudian melanjutkan

orasinya, sampai akhirnya bertemu dengan perwakilan perusahaan dan diperoleh

suatu kesepakatan.

Demonstrasi kelompok 1 dibawakan dengan baik dan serius, walaupun

anggota kelompok 1 tampak tersenyum pada saat demonstrasi lantaran terkesima

dengan akting anggotanya yang berperan sebagai demonstran yang melakukan

rorasi, namun hal tersebut tidak mengganggu jalannya cerita yang telah ditulis

dalam skenario. Ketika sesi tanya jawab, hanya ada satu pertanyaan yang berasal

dari kelompok 2 dan mampu dijawab kelompok 1 dengan jelas.

Demonstrasi dengan nomor urut ketiga adalah demonstrasi dari kelompok

3, sebagaimana dalam tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7: Demonstrasi kelompok 3

Penampilan III : Kelompok 3Tema: Menuntut Pelunasan Ganti Rugi Pasca Tiga Tahun Tragedi Lapindo

Nama anggota : Christine Negeri A : AparatDita Erline K : PendemoFatah Amanati : AparatFesty F.S : PemerintahRahmawati S.A : PendemoZahila F.Z : Pendemo

Property : 1. Asduk Pramuka2. Dasi Spasa3. Kertas HVS4. Kertas buku5. Spidol6. Jangka kelas

SkenarioPendemo : Bernyanyi “Ganti rugi..ganti rugi..ganti rugi sekarang..sekarang ganti rugi..rumah

hilang, sawah hilang, masa depanku hilang..sekarang ganti rugi..ganti rugisekarang..!”

Pendemo : “Ayo tutup LAPINDO!!!”Dita : “Dasar pembual kelas kakap! Ganti rugi sekarang!”Jese : “Mana hak kita? Kita sudah terlalu sabar..cepat ganti rugi!”Ila : “Selama ini kita sengsara..dari dendeng ke nasi aking..dari kasur ke tikar..dari

rumah ke tenda!”Aparat : “Sudah...sudah...tenang..kami minta perwakilan dari kalian.”Dita : “Baiklah, saya yang akan mewakilkan.”

Page 108: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

92

Dita : “Begini Bu..kami sudah terlalu sabar menunggu pasca 3 tahun LAPINDO. Kitamenunggu ganti rugi dari anda Bu..”

Pemerintah : “Baiklah saya akan mengganti kerugiannya. Tetapi, bukan untuk saat ini. Karenakami saat ini juga sedang merugi karena pasca LAPINDO ini. Mohon pengertiandari anda.”

Pendemo : “Janji palsu..janji palsu..janji palsu sekarang..sekarang janji palsu..janji palsusekarang..”

Aparat : “Tenang..wakil kalian sedang berdiskusi dengan pemerintah.”Dita : “Terus bagaimana dengan kami?”Pemerintah : “Baiklah kami akan mengganti kerugian kalian. Jika memang janji kami tidak

terbukti, kalian boleh kembali lagi pada kami untuk menagih janji kami saat ini.”Dita : “Terima kasih kalau begitu Bu..Selamat siang.”

Sesi tanya jawab

Pada sesi tanya jawab ini tidak ada perwakilan kelompok 1, 2, dan 3 yang mengajukanpertanyaan.

(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 3)

Demonstrasi kelompok 3 yang membawakan tema Menuntut Pelunasan

Ganti Rugi Pasca Tiga Tahun Tragedi Lapindo sebagaimana dalam gambar 12

berikut.

Gambar 12: Demonstran kelompok 3 menyuarakan tuntutannya melalui lagu

Dari tabel 4. 7 dan gambar 12 dapat dijelaskan bahwa jalan cerita yang

dibawakan kelompok 3 adalah diawali dengan munculnya para demonstran yang

menyuarakan tuntutannya untuk menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun

tragedi Lapindo yang disampaikan dengan cara menyanyikan lagu yang berjudul

“Makan Apa Sekarang” dengan lirik diganti sesuai isi tuntutan demonstran.

Page 109: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

93

Demonstrasi oleh kelompok 3 dibawakan cukup baik. Namun, ketika adegan

pertemuan antara demonstran dengan perwakilan Lapindo, suara anggota

kelompok 3 kurang terdengar jelas. Pada sesi tanya jawab tidak ada pertanyaan

yang ditujukan kepada kelompok 3 ini, sehingga demonstrasi diakhiri tanpa tanya

jawab dengan kelompok lainnya.

c. Penutup

Setelah penampilan dari kelompok 3, bel sekolah berbunyi menandakan

jam ke-6 telah berakhir. Padahal kelompok 4 belum mendemonstrasikan

skenarionya, sehingga skenario kelompok 4 akan ditampilkan pada pertemuan

berikutnya. Guru belum sempat melakukan kegiatan penutup yaitu membuat

kesimpulan akhir sebagai penguatan kegiatan yang telah dilakukan, refleksi dan

pemberian tugas rumah kepada siswa. Sebelum meninggalkan kelas, guru

menginformasikan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan standar

kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat karena

pertemuan berikutnya akan dilakukan tes tulis. Kemudian ketua kelas VII A

memberi aba-aba, ” “Everybody be ready, give regards!”, kelas memberi salam,

“Goodbye, Sir!”.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh beberapa catatan lapangan dalam

pengambilan data kali ini. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

yang berlangsung hari Kamis tanggal 4 Juni 2009 berjalan cukup lancar. Jumlah

siswa yang hadir adalah 24 orang, artinya, semua siswa kelas VII A hadir.

Interaksi siswa dan guru tampak baik. Hal ini terlihat dari respon siswa pada

kegiatan apersepsi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

Selain itu, tampak pula ketika guru menginformasikan metode demonstrasi, siswa

Page 110: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

94

aktif bertanya mengenai informasi guru yang dirasa kurang jelas.

Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode

demonstrasi dapat dikatakan tinggi. Hal ini terlihat dari kecekatan siswa dalam

melaksanakan instruksi dari guru. Mereka dengan cepat merespon penjelasan

guru, menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti, kemudian langsung

mengerjakan tugas yang diinstruksikan tanpa membuang-buang waktu. Suasana

demonstrasi masing-masing kelompok cukup hidup karena kreatifitas penyusunan

cerita, penghayatan peran, dan penggunaan properti yang sesuai dengan tema.

Selain itu, siswa telah berani mengajukan pertanyaan seputar konsep

penyampaian pendapat di muka umum dan mengungkapkan pendapatnya di

hadapan teman dan guru.

Kelas kecil dengan jumlah siswa 24 orang seperti kelas VII A ini efektif

dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dalam kegiatan diskusi kelompok.

semua anggota kelompok turut berpikir menyumbangkan idenya dan saling

bekerja sama. Tidak ada satu anggota kelompok yang hanya berdiam diri

mengandalkan hasil pekerjaan anggota lainnya. Hal yang sama juga terlihat pada

saat pembagian kelompok, tidak ada satupun siswa yang mengeluh karena

ditentukan sebagai kelompok 1, 2, 3, ataupun kelompok 4. Sebaliknya, mereka

langsung bekerja tanpa protes kepada guru. Kelas kecil memungkinkan para siswa

saling mengenal dengan baik sehingga ketika berkelompok dengan teman

manapun mereka langsung bisa bekerja sama dengan baik.

Untuk bahasa pengantar dalam proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso tepatnya di kelas VII A

menggunakan bahasa Indonesia. Namun, menurut guru mata pelajaran Pendidikan

Page 111: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

95

Kewarganegaraan kelas VII A untuk penggunaan bahasa pengantar kembali

kepada kompetensi guru, apabila ia mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris

maka hal tersebut diperbolehkan. Sedangkan untuk buku penunjang, tetap

menggunakan buku Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun dalam bahasa

Indonesia.

Pengambilan data berikutnya dilakukan sesuai jadwal mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A yaitu hari Kamis tanggal 11 Juni 2009

pada jam pelajaran ke-5 sampai dengan jam ke-6 tepatnya pukul 10.00-11.20

WIB. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas VII A yang berlangsung pada tanggal 11 Juni 2009

diperoleh data sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Tepat pada pukul 10.00 WIB guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas VII A yaitu Bapak Samsul, S.Pd memasuki kelas.

Suasana kelas hening, tidak lama kemudian ketua kelas VII A yaitu Vidya Sukma

Fitriawan memberi aba-aba, “Kelas VII A siap! Beri salam!”. Kemudian seluruh

siswa menjawab, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”. Guru pun

menjawab salam siswa. Guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah

mempelajari materi kemerdekaan mengemukakan pendapat. Siswa menjawab

bahwa mereka sudah belajar. Kemudian guru menyampaikan rencana kegiatan

pembelajaran pada pertemuan hari itu. Beberapa kegiatan pada pertemuan tersebut

adalah melanjutkan demonstrasi pertemuan sebelumnya yaitu penampilan dari

kelompok 4, review materi standar kompetensi menampilkan perilaku

kemerdekaan mengemukakan pendapat, tes tulis, dan tes penilaian diri.

Page 112: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

96

b. Kegiatan inti

Guru mempersilahkan kelompok 4 untuk mendemonstrasikan skenarionya.

Demonstrasi dari kelompok 4, sebagaimana dalam tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8: Demonstrasi kelompok 4

Penampilan IV : Kelompok 4Tema: Menuntut pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu

Nama anggota : Alfian Nafi P : massaDara Aza S : perwakilan massaM Fahmi A.W : massaNurcholik W.B : perwakilan massa

Kamiliyana P.A : perwakilan KPUVidya S.F : perwakilan KPU

Property : 1. Gumpalan kertas2. Spanduk (kertas)3. Kursi4. Meja

SkenarioMassa : “Daftar ulang DPT..laksanakan daftar ulang DPT!! Kami menuntut hak

kami sebagai warga negara yang berhak untuk memilih!!”Perwakilan KPU : “Tenang-tenang! Kita bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.”Massa : “Kami hanya ingin pengulangan DPT.”Perwakilan KPU : “Saya harap anda tenang sejenak. Pertama kami meminta maaf atas

keterlambatan kami dalam menjalankan daftar ulang DPT.”Massa : “Kami tidak membutuhkan ocehan dan bualan anda..kami hanya ingin

daftar ulang DPT dilaksanakan...Huuu...” (melempar kertas).Perwakilan KPU : “Baik, saya meminta perwakilan dari kalian.”Perwakilan KPU : “Silahkan duduk.”Perwakilan massa : “Baiklah, anda sudah tahu maksud kedatangan kami kesini, jadi apa yang

akan anda lakukan segera?”Perwakilan KPU : “Saya berjanji, kami akan segera melaksanakan daftar ulang DPT.”Perwakilan massa : “Apa yang akan anda pertaruhkan jika anda tidak bisa melaksanakan janji

anda?”Perwakilan KPU : “Saya akan mempertaruhkan jabatan saya. Apakah anda setuju?”Perwakilan massa : “Baik kami setuju.” (bersalaman).

Sesi tanya jawab

1. Pertanyaan (Afif Pandu: kelompok 1)Seandainya anda tidak terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu apa yang akan anda lakukan?Jawaban (Dara Aza)Kami akan protes dengan mendatangi petugas pendaftar pemilih agar kami bisa mengikutipemilu.Tanggapan balik (Dimas Fathur: kelompok 1)Tapi bagaimana jika seandainya keluhan anda tidak segera ditangani sehingga anda tidak bisamengikuti pemilu?Jawaban (M Fahmi)Kami akan mengirim sms kepada bapak presiden bahwa ada masyarakat yang belum terdaftardalam pemilu. Kalau tidak cepat diproses berarti kami tidak ikut pemilu.

(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 4)

Page 113: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

97

Demonstrasi kelompok 4 yang membawakan tema Menuntut pendaftaran

ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu sebagaimana dalam gambar 13

berikut.

Gambar 13: Kelompok 4 melakukan demonstrasi

Dari tabel 4. 8 dan gambar 13 dapat dijelaskan bahwa jalan cerita yang

dibawakan kelompok 4 adalah diawali dengan munculnya demonstran yang

berteriak-teriak menuntut hak mereka sebagai warga negara untuk memilih dalam

Pemilu. Mereka memprotes Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena tidak

memasukkan nama para demonstran ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Demonstrasi diwarnai aksi rusuh demonstran dengan melempari kantor Komisi

Pemilihan Umum (KPU). Pada akhirnya, setelah melakukan pembicaraan,

diperoleh suatu kesepakatan antara demonstran dengan Komisi Pemilihan Umum

(KPU). Pada sesi tanya jawab, kelompok 1 menanyakan tentang tindakan apa

yang akan dilakukan kelompok 4 jika tidak terdaftar sebagai pemilih dalam

Pemilu. Jawaban kelompok 4 kemudian ditanggapi balik oleh kelompok 1, namun

anggota kelompok 4 mampu menjawab tanggapan tersebut dengan baik.

Page 114: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Setelah penampilan dari

demonstrasi baik pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari itu. Menurut

Bapak Samsul, S.Pd penampilan masing

walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain keseriusan

dalam berdemonstrasi, sebab

Pengembangan cerita salah satu kelompok masih tidak maksimal. Selain itu, etika

dalam berdemonstrasi juga kurang dijaga. Hal ini terlihat dari skenario yang

menampilkan adegan melempari pihak

Namun, beliau juga mengungkapkan rasa senangnya karena siswa sangat antusias

mengikuti proses pembelajaran dengan metode

cocok dengan materi

Samsul, S.Pd mengenai jalannya kegiatan demonstrasi sebagaimana gambar 14

berikut.

Gambar

Setelah penampilan dari kelompok 4, guru menanggapi jalannya kegiat

demonstrasi baik pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari itu. Menurut

Bapak Samsul, S.Pd penampilan masing-masing kelompok bisa dikatakan baik

walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain keseriusan

dalam berdemonstrasi, sebab beberapa siswa tampil sambil bercanda.

Pengembangan cerita salah satu kelompok masih tidak maksimal. Selain itu, etika

dalam berdemonstrasi juga kurang dijaga. Hal ini terlihat dari skenario yang

menampilkan adegan melempari pihak-pihak yang menjadi sasar

Namun, beliau juga mengungkapkan rasa senangnya karena siswa sangat antusias

mengikuti proses pembelajaran dengan metode Demonstration ini dan kebetulan

cocok dengan materi kemerdekaan mengemukakan pendapat. Tanggapan Bapak

genai jalannya kegiatan demonstrasi sebagaimana gambar 14

14: Guru melakukan tanggapan kegiatan demonstrasi

98

jalannya kegiatan

demonstrasi baik pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari itu. Menurut

masing kelompok bisa dikatakan baik

walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain keseriusan

siswa tampil sambil bercanda.

Pengembangan cerita salah satu kelompok masih tidak maksimal. Selain itu, etika

dalam berdemonstrasi juga kurang dijaga. Hal ini terlihat dari skenario yang

pihak yang menjadi sasaran demonstrasi.

Namun, beliau juga mengungkapkan rasa senangnya karena siswa sangat antusias

ini dan kebetulan

Tanggapan Bapak

genai jalannya kegiatan demonstrasi sebagaimana gambar 14

Guru melakukan tanggapan kegiatan demonstrasi

Page 115: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

99

Dari gambar 14 tampak guru berdiri di depan kelas memberikan tanggapan

terhadap jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi yang telah

berlangsung pada pertemuan hari itu dan pertemuan sebelumnya. Sedangkan

siswa tampak serius mendengarkan penjelasan dari guru. Melalui kegiatan

tanggapan oleh guru ini, siswa menjadi tahu bagaimana mengungkapkan pendapat

di muka umum dengan cara-cara yang benar dan sopan. Sehingga hal tersebut

dapat menjadi bekal para siswa dalam kehidupan mereka.

Sebelum melaksanakan penilaian kognitif berupa tes tulis, guru melakukan

review materi yang telah diajarkan tentang kemerdekaan mengemukakan

pendapat. Dalam kegiatan ini, guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa.

Salah satu siswa yaitu Iqbal Lucky Eptanto bertanya mengapa setiap penyampaian

pendapat di muka umum seperti unjuk rasa harus dilaporkan kepada Kepolisian

Republik Indonesia? Bapak Samsul menjawab bahwa sesuai tata cara

penyampaian pendapat sebagaimana diatur dalam UU No. 9 tahun 1998 tentang

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, penyampaian pendapat

di muka umum (unjuk rasa, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas) wajib

diberitahukan secara tertulis kepada Polri. Jadi, sebelum melakukan aksi unjuk

rasa, pawai, rapat umum, ataupun mimbar bebas, pihak bersangkutan harus

mengurus ijin kepada polri terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar pihak

kepolisian mengetahui maksud dan tujuan dilakukannya aksi, siapa

penanggungjawabnya, kapan dan di mana tempatnya. Nantinya kepolisian akan

melakukan pengamanan di sekitar lokasi penyampaian pendapat tersebut.

Sehingga apabila terjadi suatu tindakan anarkis yang dilakukan anggota

penyampaian pendapat, Polri tidak kesulitan menindak oknum yang melakukan

Page 116: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

100

tindakan tersebut.

Setelah kegiatan review, guru melaksanakan penilaian kognitif dan

penilaian diri. Pertama-tama guru melaksanakan penilaian kognitif berupa tes

tulis. Soal tes tulis berbentuk Short Answer yang berjumlah 10 soal. Masing-

masing siswa mengerjakan tes tulis selama 20 menit. Soal tes tulis ditayangkan

langsung melalui LCD proyektor, siswa hanya menyiapkan lembar jawaban.

Ketika waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tulis telah berakhir,

selanjutnya guru melaksanakan penilaian diri dengan membagikan

kuesioner/lembar penilaian diri. Kuesioner ini berisi 10 pernyataan yang harus

dijawab oleh siswa dengan salah satu jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),

netral (N), tidak setuju (TS), ataukah sangat tidak setuju (STS) dalam waktu 10

menit. Alat penilaian tes tulis dan kuesioner penilaian diri Pendidikan

Kewarganegaraan dengan standar kompetensi Menampilkan perilaku

kemerdekaan mengemukakan pendapat ditampilkan pada sub bab ke-3.

Setelah penilaian diri selesai dilaksanakan, guru mengadakan koreksi

bersama untuk soal-soal tes tulis. Kunci jawaban langsung ditayangkan melalui

LCD proyektor. Sedangkan untuk instrumen penilaian diri dikumpulkan kembali

kepada guru dan akan dilakukan penilaian sendiri oleh guru. Ketika siswa

mengerjakan tes tulis dan penilaian diri, guru melakukan pengamatan terhadap

siswa dengan mengisi lembar pengamatan siswa dalam proses pembelajaran.

Lembar pengamatan tersebut terdiri dari 5 aspek pengamatan yang nantinya akan

dilakukan penilaian. Kelima aspek tersebut adalah hormat kepada guru, kerajinan,

kerja sama, etika dalam menyampaikan pendapat, dan kedisiplinan.

Page 117: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

101

c. Penutup

Setelah melakukan koreksi soal tes tulis bersama siswa, guru melakukan

refleksi terhadap rangkaian materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.

Kegiatan refleksi dilakukan guru dengan mengajukan beberapa pertanyaan yaitu

1) Apakah kalian sudah memahami keseluruhan materi yang diajarkan?; 2)

Bagian manakah dari materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang belum

kalian pahami?; 3) Apakah kalian merasa senang setelah mempelajari materi

Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat?

Dari jawaban siswa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah

memahami materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat namun mereka

kesulitan untuk menghafal materi yang bersifat teoritik tersebut sehingga hasil tes

tulis mereka kurang maksimal. Materi yang sulit diingat adalah tata cara

penyampaian pendapat di muka umum. Sedangkan materi yang sangat mengena

pada pikiran siswa adalah bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum.

Selain itu, siswa juga merasa senang setelah mempelajari materi Kemerdekaan

Mengemukakan Pendapat dengan metode Demonstration sebab mereka bisa

mempraktikkan penyampaian pendapat di muka umum yang berbentuk

demonstrasi dan mengetahui cara-cara berdemonstrasi yang baik. Sebelum

meninggalkan kelas, guru meminta siswa mengumpulkan laporan naskah skenario

penyampaian pendapat di muka umum dan penjelasan jalannya demonstrasi.

Page 118: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

102

3. Penilaian Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang

prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan

evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses

pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta

didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata

pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata

pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk

tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah

standar kompetensi lulusan (SKL).

Penilaian pendidikan dimaknai sebagai proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam pembelajaran Standar Kompetensi

Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada siswa kelas

VII A RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso adalah penilaian kognitif, penilaian unjuk

kerja, penilaian diri, dan pengamatan guru.

Penilaian kognitif dilakukan dengan menggunakan teknik tes tulis yang

berbentuk isian singkat. Penilaian unjuk kerja terdiri dari penilaian naskah

skenario hasil diskusi kelompok dan penilaian demonstrasi dari skenario yang

telah disusun oleh masing-masing kelompok. Penilaian diri dilakukan melalui

kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh masing-masing

siswa. Sedangkan pengamatan dilakukan guru terhadap siswa selama proses

pembelajaran berdasarkan instrumen pengamatan. Berikut disajikan hasil

penilaian kognitif, hasil penilaian unjuk kerja, hasil penilaian diri, dan hasil

Page 119: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

103

pengamatan guru terhadap siswa kelas VII A RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Standar Kompetensi

Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat.

a. Penilaian Kognitif

Aspek kognitif merupakan suatu kawasan piranti pertama untuk memasuki

kawasan afektif dan psikomotor. Seorang siswa dapat mengembangkan aspek

afektif dan psikomotor dengan baik apabila berbekal dengan kemampuan kognitif

yang cukup baik pula. Kemampuan yang penting dalam aspek kognitif adalah

kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecahkan segala permasalahan

yang ada.

Penilaian kognitif yang dilakukan kepada siswa VII A RSBI SMP Negeri

1 Bondowoso untuk Standar Kompetensi Menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat dengan menggunakan teknik tes tulis yang berbentuk

isian singkat. Tes tulis ini berisi 10 soal dan harus dijawab dalam waktu 20 menit.

Penskoran isian singkat ini dilakukan dengan memberikan skor 10 untuk jawaban

benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Alat penilaian kognitif berbentuk isian

singkat yang dilakukan siswa VII A RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso

sebagaimana dalam tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9: Alat penilaian kognitif

Alat penilaian ulangan harianSoal Short AnswerWaktu: 20 menit

Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban singkat dan tepat!1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk

menyampaikan pendapat secara ....2. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal ....3. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum diatur dalam undang-undang

....4. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum ialah ....5. Pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengan tema

Page 120: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

104

tertentu disebut ....6. Kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran

dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara demonstratif di muka umum disebut ....7. Penyampaian pendapat di muka umum wajib diberitahukan kepada ....8. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk

umum, kecuali, ....a)b)

9. Asas-asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum dua diantaranyaadalah ....

10. Pembatasan kemerdekaan berpendapat akan mengakibatkan terjadinya ... antaramasyarakat dengan pemerintah.

Kunci Jawaban1. Bebas dan bertanggung jawab2. Pasal 28, pasal 28 E ayat (3)3. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka

Umum4. Unjuk rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas5. Rapat umum6. Unjuk rasa/demonstrasi7. Polri (Kepolisian Republik Indonesia)8. a) Pilih salah satu:

Di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit,pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyek-obyek vital nasional

b) Pada hari besar nasional9. Pilih dua di antara:

a. Asas keseimbangan antara hak dan kewajibanb. Asas musyawarah mufakatc. Asas kepastian hukum dan keadiland. Asas proporsionalitase. Asas manfaat

10. Konflik

Pedoman penskoranNo. Soal Tidak Menjawab (Skor) Jawaban Salah

(Skor)Jawaban Benar

(Skor)1 0 0 102 0 0 103 0 0 104 0 0 105 0 0 106 0 0 107 0 0 108 0 0 109 0 0 1010 0 0 10

Skor maksimal 100

(Sumber: RPP KD Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secarabebas dan bertanggung jawab)

Page 121: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

105

Hasil skor penilaian kognitif dengan alat penilaian isian singkat siswa

kelas VII A adalah sebagaimana dalam tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10: Hasil penskoran tes tulis kelas VII A

No. Absen No. Induk Siswa L/P Skor1. 11524 L 902. 11533 L 653. 11537 P 854. 11540 L 82,55. 11553 P 736. 11567 P 967. 11570 P 688. 11579 L 659. 11584 P 6010. 11596 P 6511. 11602 P 65,512. 11626 L 6813. 11632 P 8014. 11637 L 7015. 11658 P 10016. 11661 L 85,517. 11664 P 8618. 11675 P 8319. 11677 P 9020. 11698 L 85,521. 11700 P 6522. 11708 P 8323. 11711 P 8824. 11719 P 80

(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah

100 sedangkan skor terendah adalah 60. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso adalah 75. Dengan demikian,

dari 24 siswa kelas VII A, sebanyak 14 (empat belas) siswa dinyatakan tuntas

yaitu siswa dengan skor 100; 96; 90; 88; 86; 85,5; 85; 83; 82,5; dan 80, sehingga

14 siswa ini nantinya akan mendapatkan pengayaan. Sedangkan 10 (sepuluh)

siswa dinyatakan tidak tuntas yaitu siswa dengan skor 73; 70; 68; 65,5; 65; dan

60, sehingga 10 siswa ini nantinya akan mendapatkan remedial.

Page 122: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

106

b. Penilaian Unjuk Kerja Kelompok

Penilaian unjuk kerja atau disebut juga penilaian performance, digunakan

untuk kompetensi yang berhubungan dengan praktik. Penilaian unjuk kerja yang

dilakukan kepada siswa VII A terdiri dari penilaian naskah skenario hasil diskusi

kelompok dan penilaian demonstrasi dari skenario yang telah disusun oleh

masing-masing kelompok. Penilaian keduanya akan dijabarkan lebih rinci

sebagai berikut.

1) Penilaian Skenario Kelompok

Dalam penilaian skenario hasil diskusi kelompok, ada tiga aspek yang

akan dinilai yaitu 1) Kerapian tulisan dalam naskah skenario; 2) Pengembangan

cerita dalam skenario; dan 3) Signifikan isi cerita dalam skenario dengan tema

yang diangkat. Masing-masing aspek memiliki kriteria sama dengan bobot skor

yang berbeda. Pada aspek kerapian tulisan, kriteria skor terdiri dari kriteria sangat

kurang dengan skor 4, kriteria kurang dengan skor 8, kriteria cukup dengan skor

12, kriteria baik dengan skor 16, dan kriteria sangat baik dengan skor 20.

Penjumlahan skor dari ketiga aspek akan dikualifikasikan ke dalam kriteria

penilaian yaitu kriteria sangat kurang dengan rentangan 0-49, kriteria kurang

dengan rentangan 50-54, kriteria cukup dengan rentangan 55-69, kriteria baik

dengan rentangan 70-84, dan kriteria sangat baik dengan rentangan 85-100.

Pedoman penilaian skenario sebagaimana dalam tabel 4.11 berikut ini.

Page 123: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

107

Tabel 4.11 : Pedoman penilaian skenario

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian

1. Kerapian tulisan

4 : sangat kurang8 : kurang

12 : cukup16 : baik20 : sangat baik

85-100 : sangat baik70-84 : baik55-69 : cukup50-54 : kurang0-49 : sangat kurang

2. Pengembangan cerita

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

3. Isi signifikan dengan tema

14 : sangat kurang18 : kurang22 : cukup26 : baik30 : sangat baik

(Sumber: RPP KD 4.2 kelas VII semester 2)

Sedangkan hasil penilaian skenario kelompok dapat dilihat dalam tabel

4.12 berikut.

Tabel 4.12: Hasil penilaian skenario kelompok kelas VII A

No. Nama siswa

Aspek yang

dinilai JumlahKriteria

penilaian1 2 3

1. Kelompok 11. Afif Pandu Abdullah2. Andre Rahmad Kurnia3. Dimas Fathur Rozak4. Iqbal Lucky Eptanto5. Satrio Wibowo6. Silfani Minamakkata

4 40 26 70 Baik

2. Kelompok 21. Ana Ghayatul Arifah2. Ardini Yuniarta Rizki3. Nayundha Maharani A.P4. Nurullia Arisandy5. Qurfistana Dyah Novita6. Ulfa Wara Nadya

16 50 26 92 Sangat baik

3. Kelompok 31. Christine Negeri Aris2. Dita Erline Kurnia3. Fatah Amanati4. Festy Fildia Siswana5. Rahmawati Salsabila A6. Zahila Firdaus Zain

16 50 26 92 Sangat baik

4. Kelompok 41. Dara Aza Smara Y2. Kamiliyana Putri Astuti3. M. Fahmi Adi Rekso W4. Nurcholik Widya B5. Vidya Sukma Fitriawan6. Alfian Nafi Pradipta

12 30 26 68 Cukup

(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)

Page 124: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

108

Dari tabel 4.12 diketahui bahwa dua kelompok yaitu kelompok 2 dan

kelompok 3 memperoleh penilaian skenario sangat baik dengan jumlah skor yang

sama yaitu 92, satu kelompok yaitu kelompok 1 memperoleh penilaian skenario

kualifikasi baik dengan jumlah skor 70, sedangkan kelompok 4 memperoleh

penilaian skenario kualifikasi cukup dengan skor 68. Untuk kelompok 1 aspek

yang perlu diperbaiki adalah aspek kerapian tulisan, sedangkan untuk kelompok 4

aspek yang perlu diperbaiki adalah aspek kerapian tulisan dan pengembangan

cerita. Sehingga nantinya, apabila ada tugas serupa, kelompok-kelompok tersebut

dapat memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat baik.

2) Penilaian Demonstrasi Kelompok

Penilaian ini merupakan penilaian demonstrasi skenario yang telah disusun

oleh tiap-tiap kelompok. Tema skenario mengenai kegiatan penyampaian

pendapat di muka umum yang berbentuk demonstrasi/unjuk rasa. Dalam penilaian

demonstrasi kelompok, ada tiga aspek yang akan dinilai yaitu 1) Keseriusan

dalam demonstrasi; 2) Penghayatan peran ; dan 3) Etika berdemonstrasi. Masing-

masing aspek memiliki kriteria sama dengan bobot skor yang berbeda. Pada aspek

keseriusan dalam demonstrasi, kriteria skor terdiri dari kriteria sangat kurang

dengan skor 14, kriteria kurang dengan skor 18, kriteria cukup dengan skor 22,

kriteria baik dengan skor 26, dan kriteria sangat baik dengan skor 30.

Penjumlahan skor dari ketiga aspek akan dikualifikasikan ke dalam beberapa

kriteria penilaian dengan rentangan tertentu yaitu kriteria sangat kurang dengan

rentangan 0-49, kriteria kurang dengan rentangan 50-54, kriteria cukup dengan

rentangan 55-69, kriteria baik dengan rentangan 70-84, dan kriteria sangat baik

dengan rentangan 85-100.

Page 125: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

109

Tabel 4.13: Pedoman penilaian unjuk kerja (demonstrasi)

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian

1. Keseriusan dalam demonstrasi

14 : sangat kurang18 : kurang22 : cukup26 : baik30 : sangat baik

85-100 : sangat baik70-84 : baik55-69 : cukup50-54 : kurang0-49 : sangat kurang

2. Penghayatan peran

14 : sangat kurang18 : kurang22 : cukup26 : baik30 : sangat baik

3. Etika berdemonstrasi

8 : sangat kurang16 : kurang24 : cukup32 : baik40 : sangat baik

(Sumber: RPP KD 4.2 kelas VII semester 2)

Hasil penilaian demonstrasi kelompok kelas VII A sebagaimana dalam

tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14: Hasil penilaian demonstrasi kelompok kelas VII A

No. Nama siswaAspek yang

dinilai Jumlah Kriteria penilaian1 2 3

1. Kelompok 11. Afif Pandu Abdullah2. Andre Rahmad Kurnia3. Dimas Fathur Rozak4. Iqbal Lucky Eptanto5. Satrio Wibowo6. Silfani Minamakkata

22 40 26 88 Sangat baik

2. Kelompok 21. Ana Ghayatul Arifah2. Ardini Yuniarta Rizki3. Nayundha Maharani A.P4. Nurullia Arisandy5. Qurfistana Dyah Novita6. Ulfa Wara Nadya

26 50 18 84 Baik

3. Kelompok 31. Christine Negeri Aris2. Dita Erline Kurnia3. Fatah Amanati4. Festy Fildia Siswana5. Rahmawati Salsabila A6. Zahila Firdaus Zain

22 40 26 88 Sangat baik

4. Kelompok 41. Dara Aza Smara Y2. Kamiliyana Putri Astuti3. M. Fahmi Adi Rekso W4. Nurcholik Widya B5. Vidya Sukma Fitriawan6. Alfian Nafi Pradipta

22 30 26 78 Baik

(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)

Page 126: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

110

Dari tabel 4.14 diketahui bahwa dua kelompok yaitu kelompok 1 dan

kelompok 3 memperoleh penilaian demonstrasi sangat baik dengan jumlah skor

yang sama yaitu 88, sedangkan kelompok 2 dan kelompok 4 memperoleh

penilaian demonstrasi kualifikasi baik dengan skor 84 dan 78. Dari hasil

demonstrasi keempat kelompok aspek yang kurang menonjol adalah aspek

keseriusan dalam demonstrasi. Untuk itu, perlu dilakukan arahan-arahan agar

apabila ada tugas serupa siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal.

c. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana

subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata

pelajaran tertentu. Penilaian diri yang dilakukan kepada siswa kelas VII A RSBI

SMP Negeri 1 Bondowoso menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner

tersebut berisi 10 pernyataan yang berkaitan dengan materi Kemerdekaan

mengemukakan pendapat. Masing-masing siswa harus menjawab 10 pernyataan

itu dengan salah satu jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak

setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS), sebagaimana dalam tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15: Instrumen penilaian diriNo Pernyataan SS S N TS STS

1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebasdan bertanggung jawab merupakan hak sekaliguskewajiban setiap warga negara Indonesia.

2. Ratusan siswa berunjuk rasa menuntut penghapusanbiaya pendidikan dengan merusak fasilitas sekolah.

3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat dibatasi olehperaturan perundang-undangan.

4. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebasdan bertanggung jawab dimulai dari keluarga.

5. Pemerintah membatasi kebebasan warga negaranyadalam mengemukakan pendapat.

6. Kita boleh mengacuhkan pendapat teman yang tidaksejalan dengan kita dalam diskusi.

7. Agar tuntutannya didengar orang banyak, Rudi

Page 127: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

111

mengemukakan pendapatnya dengan mengirimkansurat pembaca di surat kabar.

8. Sejumlah orang melakukan aksi mogok makan agartuntutannya dipenuhi.

9. Keamanan jalannya demonstrasi, pawai, rapat umum,dan mimbar bebas adalah tanggung jawab aparatkepolisian.

10. Seseorang menerbitkan buku yang berisi penghinaanterhadap agama tertentu.

(Sumber: Data guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan SekolahBertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso)

Masing-masing jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak

setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) sebagaimana dalam tabel 4.15 tersebut

memiliki skor berbeda, yaitu 1) bobot skor jawaban Sangat Setuju adalah 10 jika

pernyataan positif, 2 jika pernyataan negatif; 2) bobot skor jawaban Setuju adalah

8 jika pernyataan positif, 4 jika pernyataan negatif; 3) bobot skor jawaban

Netral/tidak berpendapat adalah 6; 4) bobot skor jawaban Tidak Setuju adalah 4

jika pernyataan positif, 8 jika pernyataan negatif; dan 5) bobot skor jawaban

Sangat Tidak Setuju adalah bobot 2 jika pernyataan positif, 10 jika pernyataan

negatif. Pedoman penilaian diri dapat dilihat dalam tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16: Pedoman penilaian diri

NomorPernyataan

SkorKriteria penilaian

SS S N TS STS1. 10 8 6 4 2

85-100 : sangat baik70-84 : baik55-69 : cukup50-54 : kurang0-49 : sangat kurang

2. 2 4 6 8 103. 10 8 6 4 24. 10 8 6 4 25. 2 4 6 8 106. 2 4 6 8 107. 10 8 6 4 28. 2 4 6 8 109. 2 4 6 8 10

10. 2 4 6 8 10(Sumber: Data guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan SekolahBertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso)

Page 128: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

112

Hasil penilaian diri siswa kelas VII A sebagaimana dalam tabel 4.17

berikut.

Tabel 4.17: Hasil penilaian diri siswa kelas VII A

NoNo.

IndukSiswa

Aspek yang dinilai∑ Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. 11524 10 10 6 8 8 10 8 6 8 10 84 B2. 11533 10 10 8 8 6 10 8 10 6 10 86 SB3. 11537 8 10 6 8 8 10 8 8 8 10 84 B4. 11540 8 10 6 8 6 10 10 6 8 10 82 B5. 11553 8 10 8 8 10 10 8 8 10 10 90 SB6. 11567 10 10 10 10 8 10 8 8 6 10 90 SB7. 11570 8 10 8 10 6 10 10 8 8 10 88 SB8. 11579 6 10 4 10 8 10 10 6 8 10 82 B9. 11584 8 10 8 10 6 10 8 10 8 10 88 SB

10. 11596 8 10 10 8 6 10 10 8 8 10 88 SB11. 11602 8 10 8 10 4 10 10 8 4 10 82 B12. 11626 8 10 6 10 6 10 10 8 8 10 86 SB13. 11632 8 10 8 8 8 10 8 10 6 10 86 SB14. 11637 8 10 4 10 4 10 8 8 10 10 82 B15. 11658 10 10 10 8 6 10 10 8 8 10 90 SB16. 11661 10 10 8 8 6 10 10 6 6 10 84 B17. 11664 8 10 8 8 8 10 8 8 10 10 88 SB18. 11675 10 10 8 10 8 10 8 8 8 10 90 SB19. 11677 10 10 8 8 6 10 8 8 8 10 86 SB20. 11698 10 10 10 8 6 10 10 8 10 10 92 SB21. 11700 8 10 8 10 6 10 10 8 8 10 88 SB22. 11708 8 10 8 8 8 10 10 8 8 10 88 SB23. 11711 8 10 6 10 10 10 10 8 10 10 92 SB24. 11719 8 10 10 10 6 10 10 8 8 10 90 SB

(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)

Dari tabel 4.17 diketahui bahwa dari 24 siswa kelas VII A sebanyak 17

(tujuh belas) siswa mendapatkan kriteria penilaian diri sangat baik, dan sisanya

sebanyak 7 (tujuh) siswa mendapatkan kriteria penilaian diri baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas VII A mampu menilai dirinya sendiri berkaitan

dengan kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan

pendapat.

Page 129: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

113

d. Pengamatan

Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan

menggunakan indera secara langsung. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan pedoman pengamatan yang berisi sejumlah indikator perilaku yang

diamati. Pengamatan yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap

siswa kelas VII A menggunakan lembar pengamatan yang terdiri dari lima aspek

perilaku yang diamati yaitu 1) Hormat kepada guru; 2) Kerajinan; 3) Kerjasama;

4) Etika dalam menyampaikan pendapat; 5) Kedisiplinan. Pemberian skor untuk

masing-masing perilaku dilakukan berdasarkan kriteria skor yaitu skor 4 untuk

kriteria sangat kurang, skor 8 untuk kriteria kurang, skor 12 untuk kriteria cukup,

skor 16 untuk kriteria baik, dan skor 20 untuk kriteria sangat baik.

Tabel 4.18: Lembar Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

NoNama siswa

L/P

Aspek yang diamatiJumlah

Urut Induk 1 2 3 4 5

1.2.3.dst

(Sumber: RPP KD Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secarabebas dan bertanggung jawab)

Dari tabel 4.18 aspek yang harus diamati adalah 1) Hormat kepada guru,

2) Kerajinan, 3) Kerjasama, 4) Etika dalam menyampaikan pendapat, dan 5)

Kedisiplinan. Sedangkan untuk pedoman penskoran adalah skor 4 jika kriteria

sangat kurang, skor 8 jika kriteria kurang, skor 12 jika kriteria cukup, skor 16 jika

kriteria baik, dan skor 20 jika kriteria sangat baik. Penjumlahan skor dari kelima

aspek akan dikualifikasikan ke dalam beberapa kriteria penilaian dengan

rentangan tertentu yaitu kriteria sangat kurang dengan rentangan 0-49, kriteria

kurang dengan rentangan 50-54, kriteria cukup dengan rentangan 55-69, kriteria

Page 130: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

114

baik dengan rentangan 70-84, dan kriteria sangat baik dengan rentangan 85-100.

Hasil pengamatan guru terhadap siswa kelas VII A dalam proses pembelajaran

sebagaimana dalam tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.19: Hasil pengamatan guru terhadap siswa kelas VII A dalam proses pembelajaran

No Aspek yang diamatiJumlah Ket.

Urut Induk 1 2 3 4 51. 11524 20 20 20 20 12 92 SB2. 11533 20 12 16 12 12 72 B3. 11537 20 20 20 12 16 88 SB4. 11540 20 16 16 12 12 76 B5. 11553 20 16 16 16 12 80 B6. 11567 20 16 16 16 16 84 B7. 11570 20 20 12 16 12 80 B8. 11579 20 20 20 12 12 84 B9. 11584 20 16 12 20 16 84 B10. 11596 20 16 12 20 16 84 B11. 11602 20 16 16 20 16 88 SB12. 11626 20 12 12 16 12 72 B13. 11632 20 16 12 16 12 76 B14. 11637 20 20 12 12 12 76 B15. 11658 20 20 20 16 16 92 SB16. 11661 20 12 16 16 12 76 B17. 11664 20 12 16 16 12 76 B18. 11675 20 20 20 16 12 88 SB19. 11677 20 16 16 20 16 88 SB20. 11698 20 12 12 20 16 80 B21. 11700 20 16 16 16 12 80 B22. 11708 20 20 20 12 16 88 SB23. 11711 20 20 20 12 16 88 SB24. 11719 20 16 16 20 16 88 SB

(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)

Dari tabel 4.19 diketahui 9 (sembilan) siswa mendapatkan kriteria

penilaian sangat baik dan sisanya sebanyak 15 (lima belas) siswa mendapatkan

kriteria penilaian baik. Berdasarkan kelima aspek yang diamati oleh guru yaitu

aspek hormat kepada guru, kerajinan, kerjasama, etika dalam menyampaikan

pendapat, dan kedisiplinan, menunjukkan bahwa siswa kelas VII A dapat

mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dengan baik.

Page 131: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

115

4. Pengawasan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Tugas pengawas sekolah diantaranya melaksanakan pembinaan dan

penilaian teknik dan administratif pendidikan terhadap sekolah yang menjadi

tanggung jawabnya. Tugas ini dilakukan melalui pemantauan, supervisi, evaluasi,

pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

a. Pemantauan

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data bahwa kegiatan pemantauan

proses pembelajaran di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso dilakukan langsung ke

kelas-kelas tanpa menggunakan instrumen. Pemantauan di sini berarti mengamati

secara langsung proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Biasanya Kepala

SMP Negeri 1 Bondowoso melakukan pemantauan dengan berkeliling dari kelas

yang satu ke kelas lainnya. Kepala sekolah cukup melihat apakah proses

pembelajaran di kelas berlangsung lancar. Misalnya, Kepala Sekolah mengamati

apakah pada jam pelajaran guru mata pelajaran yang bersangkutan masuk ke kelas

atau tidak atau apakah pada saat jam pelajaran berlangsung siswa disiplin

mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disampaikan oleh Drs. H.M Haeri, M.Pd

dalam wawancara:

Pemantauan dilakukan langsung ke kelas-kelas ketika jampelajaran berlangsung, semacam pengamatan atau observasi.Misalnya, apakah pada jam itu guru mata pelajaran yangbersangkutan mengajar atau tidak, apakah siswa mengikuti prosespembelajaran dengan disiplin. (Wawancara, 1 Juli 2009, pukul10.00, di ruang Kepala Sekolah)

Page 132: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

116

b. Supervisi

Supervisi oleh pengawas sekolah meliputi supervisi akademik yang

berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi

manajerial yang berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah.

Supervisi akademik dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, dan guru

yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan tugas sebagai penyelia.

Demikian halnya di SMP Negeri 1 Bondowoso, supervisi proses pembelajaran

dilakukan oleh kepala sekolah atau didelegasikan kepada guru yang dipandang

berwibawa dan mampu melakukan supervisi. Hal ini diungkapkan Drs. H.M

Haeri, M.Pd dalam wawancara:

Supervisi proses pembelajaran idealnya dilakukan oleh kepalasekolah, namun dapat didelegasikan kepada guru yang dipandangberwibawa atau disegani oleh guru lainnya, misalnya guru senioratau wakil kepala sekolah urusan kurikulum. (Wawancara, 1 Juli2009, pukul 10.00, di ruang Kepala Sekolah)

Hal tersebut dibenarkan wakil kepala sekolah urusan kurikulum, Bapak

Samsul, S.Pd dalam wawancara:

Karena kesibukan kepala sekolah yang begitu padat, maka kegiatansupervisi proses pembelajaran didelegasikan kepada guru, danbiasanya saya yang menerima tugas itu. (Wawancara, 4 Juli 2009,pukul 10.00, di ruang Kurikulum)

Pendelegasian tugas supervisi dilakukan karena kesibukan dan jadwal

kegiatan kepala sekolah yang begitu padat. Namun terkadang, praktiknya hasil

supervisi menjadi tidak maksimal atau tidak obyektif. Hal ini dikarenakan faktor

keprofesionalan penyelia yang kurang maksimal ketika melakukan supervisi

terhadap guru. Sebab tidak jarang karena alasan teman maka kegiatan supervisi

Page 133: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

117

terkesan dilakukan seadanya. Hal ini diungkapkan Drs. H.M Haeri, M.Pd dalam

wawancara:

Namun prakteknya, pelaksanaan pengawasan menjadi tidakmaksimal (hasilnya tidak objektif) karena alasan teman atau darifaktor usia penyelia yang lebih muda dari guru yang disupervisi.Sehingga supervisi seolah-olah hanya formalitas saja. (Wawancara,1 Juli 2009, pukul 10.00, di ruang Kepala Sekolah)

Supervisi dilakukan idealnya minimal 2 kali setahun, yaitu setiap semester

yang dilakukan pada tengah semester setelah kepala sekolah menyusun jadwal

supervisi. Supervisi dilakukan dengan menggunakan instrumen. Biasanya

supervisi dilakukan dengan cara kepala sekolah masuk ke kelas guru yang akan

disupervisi, duduk di bangku belakang, melakukan pengamatan terhadap

penampilan dan pemeriksaan perangkat pembelajaran lalu dinilai sesuai dengan

instrumen yang ada. Setelah itu guru dipanggil untuk dilakukan pembinaan bila

ada kekurangan-kekurangan. Format instrumen supervisi yang digunakan terdiri

dari dua bagian yaitu persiapan dan kegiatan pembelajaran sebagaimana dalam

tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20: Format Instrumen Supervisi

No Aspek yang diamati

Ya

Tidakada

Ket.baik

perludiper-baiki

I PERSIAPAN

1 Program Tahunan

2 Program Semester

3 Silabus

4 KKM untuk KD yang dibahas

5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

6Buku nilai memuat semua tagihan yangtelah dilaksanakan

Page 134: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

118

JUMLAH I ......

II KEGIATAN PEMBELAJARAN

A PENDAHULUAN

1 Kesiapan alat bantu & media pembelajaran

2 Motivasi

3 Apersepsi

4 Kejelasan kompetensi dasar / indikator

5 Kesiapan bahan ajar

JUMLAH II A ......

B KEGIATAN POKOK

1 Penguasaan materi

2 Pengelolaan kelas

3 Pengelolaan waktu

4 Metode/ pendekatan yang bervariasi

5 Penggunaan alat bantu/media pembelajaran

6Peran guru sebagai fasilitator/bimbinganyang diberikan kepada peserta didik

7 Teknik bertanya

8 Penggunaan papan tulis/ white board

(Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso)

Instrumen ini diawali dengan identitas yang harus diisi oleh penyelia.

Nomor 1 diisi nama sekolah; nomor 2 diisi nama guru yang disupervisi; nomor 3

mata pelajaran yang diobservasi; nomor 4 kelas/semester yang disupervisi; nomor

5 diisi hari, tanggal, dan jam pelajaran keberapa supervisi dilaksanakan; nomor 6

diisi kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang ditulis guru dalam

RPPnya; nomor 7 diisi jumlah seluruh siswa di kelas yang disupervisi, jumlah

siswa yang hadir, dan yang tidak hadir. Identitas yang harus diisi oleh penyelia

dalam instrumen supervisi sebagaimana dalam tabel 4.21 berikut.

Page 135: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

119

Tabel 4.21: Identitas dalam format instrumen supervisi

INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK

1. Nama sekolah : ………………………………………………….

2. Nama guru : ………………………………………………….

3. Mata pelajaran : ………………………………………………….

4. Kelas / semester : ………………………………………………….

5. Hari/ tanggal/ jam ke : ………………………………………………….

6. Kompetensi Dasar/ : …………………………………………………..

Indikator …………………………………………………..

7. Jumlah siswa : ………orang, hadir: ………orang,tidak hadir: ……. Orang

(Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso)

1) Persiapan

Persiapan terdiri dari 6 aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.

a) Program tahunan. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat

menunjukkan program tahunan untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu,

pada tahun pelajaran yang sedang berjalan, lengkap dengan Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan pembagian alokasi waktu selama satu

tahun pelajaran sesuai dengan minggu efektif belajar.

b) Program semester. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat

menunjukkan program semester untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu,

pada semester yang sedang berjalan (semester 1 atau 2), lengkap dengan

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, pembagian alokasi waktu, dan

rincian penyajian pada minggu-minggu tertentu selama satu semester sesuai

dengan minggu efektif belajar.

Page 136: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

120

c) Silabus. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan

silabus untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, tahun yang sedang

berjalan, lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi

Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi waktu, dan Sumber belajar.

d) KKM untuk KD yang dibahas. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika

Kriteria Ketuntasan Minimum untuk Kompetensi Dasar yang sedang dibahas

> 75 dan sesuai dengan aturan perhitungan kriteria tersebut, dan ditulis pada

kolom keterangan nilai KKMnya.

e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika

guru dapat menunjukkan RPP untuk pembelajaran yang sedang dilaksanakan,

dilengkapi dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang sistematis dan

logis, serta melibatkan siswa secara aktif untuk mencapai tujuan

pembelajaran/indikator/KD, materi pembelajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar.

f) Buku nilai. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan

buku nilai yang berisi nilai-nilai siswa untuk semua penilaian yang telah

dilaksanakan, baik untuk pengetahuan, praktik, maupun sikap.

g) Selanjutnya, jika penyelia mengisi tanda cek (v) pada kolom “perlu

diperbaiki”, maka pada kolom ”keterangan” ditulis secara singkat dan jelas.

2) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan

pokok, dan penutup.

a) Pendahuluan

Terdiri dari lima aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.

Page 137: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

121

(1) Kesiapan alat bantu dan media pembelajaran (Sumber Belajar). Kolom “Ya”

diisi, jika guru telah menyiapkan sumber belajar yang diperlukan secara

lengkap.

(2) Motivasi, artinya membangkitkan kemauan belajar siswa, agar siswa merasa

tertarik ingin tahu, apa yang akan dipelajarinya. Hal ini dapat diamati,

misalnya ketika guru:

(a) mengawali pelajaran dengan ceria,

(b) menunjukkan kegunaan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas

dalam kehidupan sehari-hari atau hubungannya dengan mata pelajaran

yang lain,

(c) memberi permasalahan yang menantang sehingga membangkitkan

keinginan siswa untuk memecahkannya.

(3) Apersepsi. (Pengetahuan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang akan

dibahas). Ini dapat dilihat apakah guru mengajukan pertanyaan mengenai

materi pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan materi yang akan

dibahas. Kolom “Ya” diisi bila hal tersebut dilakukan dengan baik.

(4) Kejelasan Kompetensi Dasar/Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika guru

menyampaikan baik lisan maupun tertulis KD/Indikator yang harus dikuasai

siswa setelah selesai pembelajaran.

(5) Kesiapan bahan ajar (Sumber Belajar). Kolom “Ya” diisi, jika guru telah

menyiapkan bahan ajar, baik berupa buku teks, modul, kaset/CD

pembelajaran, dsb.

Page 138: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

122

b) Kegiatan pokok

Terdiri dari 13 aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.

(1) Penguasaan Materi. Kolom “Ya” diisi jika guru tampak mantap dan percaya

diri, tidak ragu-ragu dalam menyajikan pembelajaran, serta pertanyaan-

pertanyaan siswa dijawab dengan tepat. Jika penyelia berlatar belakang

pendidikan sama dengan guru yang disupervisi pengamatan dapat lebih teliti

dengan memperhatikan kebenaran konsep-konsep yang disampaikan oleh

guru.

(2) Pengelolaan kelas. Kolom “Ya” diisi, jika terjadi kemudahan bagi siswa untuk

berinteraksi dengan guru, antar teman, bahan ajar, dan alat-alat pembelajaran

(Sumber Belajar).

(3) Pengelolaan waktu. Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan waktu yang tersedia

dikelola dengan baik dalam pembelajaran, dan lebih banyak digunakan untuk

kegiatan siswa dibandingkan dengan kegiatan guru

(4) Metode/pendekatan yang bervariasi. Kolom “Ya” diisi, jika terlihat guru tidak

hanya menggunakan satu macam metode, misalnya hanya ceramah saja

selama pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi, dan

sebagainya.

(5) Penggunaan alat bantu/media pembelajaran. Kolom “Ya” diisi, jika guru

tampak terampil, efektif, dan efisien menggunakan alat bantu/media

pembelajaran (Sumber Belajar) yang telah disiapkan

(6) Peran guru sebagai fasilitator. Kolom “Ya” diisi, jika guru tidak mendominasi

kegiatan pembelajaran, tetapi memberi kesempatan/memfasilitasi siswa untuk

Page 139: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

123

melakukan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian indikator/kompetensi

dasar, dan selalu siap membantu siswa bila diperlukan

(7) Teknik bertanya. Kolom “Ya” diisi, jika guru menerapkan teknik bertanya

dengan baik, misalnya:

(a) mengajukan pertanyaan kepada semua siswa

(b) memberi waktu tunggu bagi siswa untuk berpikir.

(c) menghindari jawaban serentak dengan menunjuk salah seorang siswa

untuk menjawab

(8) Penggunaan papan tulis. Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan papan tulis

dengan pembagian sebagai berikut:

untuk menuliskan hal-hal yang segera dihapus, dan yang tidak dihapus

sampai akhir pembelajaran,

untuk menulis pokok-pokok penting saja, dan teknik menulis tidak

membelakangi siswa.

(9) Interaksi guru – peserta didik

(10)Interaksi antar peserta didik. Kolom “Ya” diisi, jika hubungan guru dan siswa

atau hubungan antar siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling

menghormati

(11)Aktivitas peserta didik a – g. Kolom “Ya” diisi, jika semua kegiatan dapat

dilakukan dengan baik

(12)Sikap dan minat peserta didik dalam pembelajaran:

Kolom “Ya” diisi, jika jumlah siswa yang hadir> 95 %

Kolom “Ya” diisi, jika tampak sebagian besar ( > 75%) siswa membawa

buku pelajaran yang relevan

Page 140: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

124

Kolom “Ya” diisi, jika sebagian besar (> 75%) siswa tampak mencatat

(13)Pencapaian KD/Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika pertanyaan-pertanyaan guru

yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran/indikator/KD, baik yang

disampaikan selama pembelajaran maupun di akhir pembelajaran, sebagian

besar ( > 75%) dapat dijawab oleh siswa dengan baik.

c) Penutup

Terdiri dari 2 aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.

a. Rangkuman. Kolom “Ya” diisi, jika siswa membuat rangkuman dibimbing

oleh guru

b. Tugas untuk pertemuan berikutnya. Kolom “Ya” diisi, jika guru memberikan

tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya.

c. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil supervisi. Setelah melakukan

supervisi, penyelia melakukan evaluasi hasil supervisi. Selain itu, di SMP Negeri

1 Bondowoso juga terdapat evaluasi yang dilakukan peserta didik terhadap guru.

Pada awal semester tiap-tiap siswa memperoleh lembar evaluasi guru semua mata

pelajaran. Evaluasi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan guru yang

bersangkutan. Pada akhir semester lembar tersebut dikumpulkan kembali.

Menurut Bapak Samsul, S.Pd selaku wakil kepala sekolah urusan kurikulum,

evaluasi yang dilakukan siswa lebih mengena daripada evaluasi oleh penyelia. Hal

ini dikarenakan untuk menuju tingkat kepuasaan siswa dalam pembelajaran maka

akan lebih baik apabila siswa sendiri yang mengevaluasi guru dalam proses

pembelajaran. Lembar evaluasi guru SMP Negeri 1 Bondowoso sebagaimana

dalam tabel 4.22 berikut.

Page 141: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

125

Tabel 4.22: Lembar Evaluasi Guru

LEMBAR EVALUASI GURU

Mata pelajaran :Kelas :Nama pendidik :Materi :Hari/tanggal :Jumlah jam :

No Butir penilaian Nilai1 Penguasaan materi2 Sistematika penyajian3 Kemampuan menyajikan4 Relevansi materi dengan tujuan instruksional5 Penggunaan metode belajar dan sarana diklat6 Penggunaan bahasa7 Nada dan suara8 Cara menjawab pertanyaan peserta9 Gaya/sikap dan perilaku10 Pemberian motivasi kepada peserta11 Kualitas bahan diklat12 Kerapihan berpakaian13 Disiplin kehadiran

Rata-rata nilai

Bondowoso,Siswa

........................Kriteria Rata-Rata NilaiSangat baik = 86-100Baik = 71-85Cukup = 60-70

Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso

C. Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan data yang telah dijelaskan sebelumnya, diperoleh

beberapa temuan penelitian sebagai berikut.

1. Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A

di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus adalah

rencana pembelajaran pada suatu dan/atau mata pelajaran yang di dalamnya

Page 142: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

126

mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan makna rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) bagi RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso adalah

sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bukan pedoman ajeg yang harus

dilaksanakan sama persis, namun yang terpenting dalam pelaksanaan RPP

adalah improvisasi dari guru yang bersangkutan. Silabus Pendidikan

Kewarganegaraan untuk kelas RSBI disusun berdasarkan contoh silabus yang

dikeluarkan oleh BSNP, kemudian dilakukan pengembangan secara

kelompok. Sedangkan RPP mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas

RSBI pada dasarnya sama dengan RPP yang diterapkan pada kelas reguler.

Namun, perbedaannya terletak pada pengembangan variasi metode dan

kecepatan penyampaian materi.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Temuan penelitian dalam rumusan

masalah pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso kelas VII

A terdiri dalam dua bagian sesuai tanggal pengambilan data yaitu sebagai

berikut.

a. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tanggal 4 Juni 2009

terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan yang

berlangsung selama 10 menit terdiri dari apersepsi dengan menayangkan

Page 143: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

127

media visual berupa gambar-gambar penyampaian pendapat di muka

umum. Selanjutnya siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi

dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai beserta peta konsep

materi menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat

secara bebas dan bertanggung jawab melalui tayangan PowerPoint dan

RPP yang ditayangkan langsung oleh guru. Kegiatan inti dengan metode

pembelajaran Demonstration terdiri dari pembagian kelompok,

penginstruksian tugas kelompok yaitu menyusun skenario penyampaian

pendapat di muka umum yang berbentuk demonstrasi, diskusi kelompok,

dan pelaksanaan demonstrasi kelompok di depan kelas. Demonstrasi

kelompok ditampilkan oleh kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3,

sedangkan demonstrasi kelompok 4 dilakukan pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan inti berlangsung selama 60 menit. Sehingga kegiatan penutup

tidak maksimal dilakukan. Dalam kegiatan penutup guru hanya

menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan dilakukan tes

tulis.

b. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tanggal 11 Juni 2009

terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan

pendahuluan siswa menyimak rencana kegiatan pembelajaran pada

pertemuan hari itu yang terdiri dari demonstrasi kelompok 4, review

materi standar kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat, tes kognitif, dan penilaian diri. Sedangkan

kegiatan inti yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit terdiri dari

demonstrasi kelompok 4, tanggapan guru Pendidikan Kewarganegaraan

Page 144: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

128

kelas VII A mengenai jalannya kegiatan demonstrasi, review materi

kemerdekaan mengemukakan pendapat, pelaksanaan penilaian kognitif,

penilaian diri dan pengamatan. Pada kegiatan penutup guru melakukan

refleksi terhadap rangkaian materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat

selama kurang lebih 10 menit.

3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso kelas VII A terdiri

dari penilaian kognitif dilakukan dengan menggunakan teknik tes tulis yang

berbentuk isian singkat. Penilaian unjuk kerja terdiri dari penilaian naskah

skenario hasil diskusi kelompok dan penilaian demonstrasi dari skenario yang

telah disusun oleh masing-masing kelompok. Penilaian diri dilakukan melalui

kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh masing-

masing siswa. Sedangkan pengamatan dilakukan guru terhadap siswa selama

proses pembelajaran berdasarkan instrumen pengamatan.

4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso dilakukan melalui

pemantauan, supervisi, evaluasi, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Pemantauan proses pembelajaran di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso

dilakukan langsung ke kelas-kelas tanpa menggunakan instrumen oleh kepala

sekolah. Supervisi meliputi supervisi akademik yang berhubungan dengan

aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi manajerial yang

berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah. Supervisi

proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah atau didelegasikan kepada

guru yang dipandang berwibawa dan mampu melakukan supervisi. Evaluasi

Page 145: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

129

dilakukan berdasarkan hasil supervisi. Setelah melakukan supervisi, penyelia

melakukan evaluasi hasil supervisi. Hasil evaluasi dijadikan dasar dalam

tindak lanjut pengawasan yaitu pemanggilan guru bersangkutan untuk

menginformasikan hasil evaluasi. Apabila hasil yang diperoleh sudah baik

maka guru dipersilahkan untuk melanjutkan dan meningkatkan kualitas

pembelajarannya. Sedangkan apabila hasil yang diperoleh masih dirasa

kurang, maka dilakukan pembinaan terhadap guru bersangkutan. Selain itu, di

SMP Negeri 1 Bondowoso juga terdapat evaluasi yang dilakukan peserta didik

terhadap guru dengan instrumen yang telah disediakan oleh sekolah. Evaluasi

guru semua mata pelajaran dilakukan siswa tanpa sepengetahuan guru yang

bersangkutan. Evaluasi yang dilakukan siswa lebih mengena daripada evaluasi

oleh penyelia. Hal ini dikarenakan untuk menuju tingkat kepuasaan siswa

dalam pembelajaran maka akan lebih baik apabila siswa sendiri yang

mengevaluasi guru dalam proses pembelajaran.

Page 146: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

130

BAB V

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII

A di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

1. Silabus

Berdasarkan hasil penelitian, silabus mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam penelitian ini memuat antara lain: 1) Identitas silabus; 2)

Standar Kompetensi (SK) yaitu menampilkan perilaku kemerdekaan

mengemukakan pendapat; 3) Kompetensi Dasar (KD) yaitu menjelaskan hakekat

kemerdekaan mengemukakan pendapat, menguraikan pentingnya kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, dan

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab. Identitas silabus terdiri dari 1) Nama sekolah yaitu SMP

Negeri 1 Bondowoso; 2) Kelas yaitu kelas VII; 3) Identitas mata pelajaran yaitu

Pendidikan Kewarganegaraan; dan 4) Semester yaitu semester II.

Untuk Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hakekat kemerdekaan

mengemukakan pendapat dengan alokasi waktu 4 kali 40 menit, indikator

pencapaian kompetensi adalah: 1) Menjelaskan hakekat kemerdekaan

mengemukakan pendapat; 2) Menguraikan cara-cara mengemukakan pendapat;

Page 147: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

131

dan 3) Menjelaskan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum.

Sedangkan materi pokok yang akan dipelajari adalah: 1) Hakekat kemerdekaan

mengemukakan pendapat; 2) Cara mengemukakan pendapat secara lisan, tulisan,

dan cara lain; 3) Bentuk penyampaian pendapat di muka umum yaitu unjuk

rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas. Kegiatan pembelajaran

yang akan dilaksanakan meliputi: 1) Mengkaji berbagai sumber belajar tentang

hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat, cara-cara mengemukakan

pendapat, dan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum; dan 2)

Menganalisis artikel dalam media massa yang merupakan cara mengemukakan

pendapat secara tertulis. Penilaian yang akan digunakan adalah dengan teknik tes

tulis berbentuk pilihan ganda dan teknik penugasan berbentuk tugas rumah.

Untuk Kompetensi Dasar (KD) menguraikan pentingnya kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab dengan alokasi

waktu 8 kali 40 menit, indikator pencapaian kompetensi adalah: 1) Menguraikan

landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2)

Menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3) Menjelaskan

akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Menguraikan tata cara

penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Menjelaskan

akibat mengemukakan pendapat tanpa batas; dan 6) Menyampaikan pendapat

secara demokratis. Sedangkan materi pokok yang akan dipelajari adalah: 1)

Landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2)

Pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3) Akibat pembatasan terhadap

kemerdekaan berpendapat; 4) Tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab; 5) Akibat mengemukakan pendapat tanpa batas; dan 6)

Page 148: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

132

Penyampaian pendapat secara demokratis. Kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan meliputi: 1) Mengkaji berbagai sumber belajar tentang landasan

hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2) Mendiskusikan

pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat, akibat pembatasan terhadap

kemerdekaan berpendapat, tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab; 3) Diskusi kelompok mendemonstrasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, kemudian siswa

diminta melaporkan tentang pelaksanaan diskusi tersebut. Penilaian yang akan

digunakan adalah teknik tes unjuk kerja berbentuk tes simulasi, yaitu siswa secara

berkelompok mendemonstrasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara

bebas dan bertanggungjawab di depan kelas.

Untuk Kompetensi Dasar (KD) mengaktualisasikan kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab dengan alokasi

waktu 8 kali 40 menit, indikator pencapaian kompetensi adalah: 1) Menunjukkan

sikap positif terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab; 2) Menunjukkan sikap positif dalam menghargai

penyampaian pendapat. Materi pokok yang akan dipelajari adalah: 1) Sikap positif

terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung

jawab; 2) Sikap positif menghargai penyampaian pendapat dalam arti pasif dan

aktif. Penilaian yang akan digunakan adalah kuesioner berbentuk tes skala sikap

dengan intrumen berisi pernyataan yang harus dijawab dengan jawaban sangat

setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju

(STS).

Page 149: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

133

Sumber belajar yang akan digunakan antara lain: 1) Buku Pendidikan

Kewarganegaraan untuk SMP kelas VII tahun 2006 yang disusun oleh Saronji

Dahlan dan Asy’ari terbitan Erlangga, Jakarta; 2) Buku Pendidikan

Kewarganegaraan tahun 2007 yang disusun oleh Setyo Haryono terbitan Teguh

Karya, Surakarta; 3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

diamandemen; 4) UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekan Menyampaikan

Pendapat di Muka Umum; 5) Media massa; dan 6) Sumber belajar yang berasal

dari internet.

Pada dasarnya silabus merupakan rencana pembelajaran jangka panjang

pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar

(Depdiknas, 2008: 4). Demikian pula dalam Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan

Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat identitas mata pelajaran atau

tema pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

komponen-komponen silabus dengan Standar Kompetensi (SK) menampilkan

perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat telah memenuhi kriteria silabus

sebagai perencanaan proses pembelajaran yang diamanatkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Page 150: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

134

Menurut penulis, terpenuhinya kriteria silabus sebagaimana hasil penelitian

memang sudah seharusnya dipenuhi oleh guru SMP Negeri 1 Bondowoso. Hal ini

mengingat sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang berangkat dari

sekolah standar nasional (SSN), SMP Negeri 1 Bondowoso dianggap telah memenuhi

delapan standar nasional pendidikan, yang salah satunya adalah standar proses. Oleh

karena telah diterapkannya standar nasional pendidikan, maka dalam penyusunan

silabus, setiap guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Bondowoso telah memiliki

pedoman baku sebagai acuan sehingga tidak ada kesulitan dalam menyusun silabus.

Pengembangan silabus dengan Standar Kompetensi (SK) menampilkan

perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dilakukan secara kelompok

antarguru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso. Hal ini sesuai dalam Panduan

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar

Nasional Pendidikan (BNSP) yang menjelaskan bahwa apabila guru kelas atau

guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan

silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk

membentuk kelompok guru kelas atau kelompok guru mata pelajaran untuk

mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.

Menurut Suharta Ristian Dwiputra (www.suhartaristian.blogspot.com)

guru kini tidak hanya mengajar di depan kelas melainkan juga perlu memiliki

keterampilan dalam mengembangkan kurikulum. Tugas sebagai pengembang

kurikulum ini termasuk di dalamnya menentukan dan mengembangkan sumber

belajar, strategi pembelajaran dan sistem penilaian/evaluasinya.

Page 151: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

135

Pengembangan silabus disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yaitu menghargai perbedaan dan kemerdekaan dalam mengemukakan

pendapat dengan bertanggung jawab. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pengembangan silabus di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP

Negeri 1 Bondowoso dilakukan dengan memperhatikan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sebagaimana

diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai

satu kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan dalam standar isi (SI) dan telah

dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan hasil penelitian, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini memuat identitas mata pelajaran yang

meliputi: 1) Satuan pendidikan yaitu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso; 2) Kelas yaitu kelas VII; 3) Semester yaitu

semester II; 4) Mata pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan; dan 5) Jumlah

pertemuan yaitu dua kali pertemuan.

Komponen lainnya yang termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Standar kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik adalah

Page 152: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

136

menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi

dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah menguraikan pentingnya

kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

Perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat

secara bebas dan bertanggung jawab sebagaimana dijabarkan dalam indikator

pencapaian kompetensi adalah sebagai berikut: 1) Menguraikan landasan hukum

kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2) Menjelaskan pentingnya

kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3) Menjelaskan akibat pembatasan

terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Menguraikan tata cara penyampaian

pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Menjelaskan akibat

mengemukakan pendapat tanpa batas; 6) Menyampaikan pendapat secara

demokratis.

Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab adalah sebagai berikut: 1) Dengan mengkaji berbagai sumber

belajar, siswa mampu menguraikan landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan

pendapat di Indonesia; 2) Melalui diskusi kelompok dengan model

Demonstration, siswa mampu menjelaskan pentingnya kemerdekaan

mengeluarkan pendapat; 3) Melalui mengkaji berbagai sumber belajar, siswa

mampu menjelaskan akibat pembatasan terhadap kemerdekaan mengeluarkan

pendapat; 4) Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa

mampu menguraikan tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan

Page 153: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

137

bertanggung jawab; 5) Dengan mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu

menjelaskan akibat mengemukakan pendapat tanpa batas; 6) Melalui diskusi

kelompok dengan model Demonstration, siswa mampu mendemonstrasikan

penyampaian pendapat secara demokratis.

Materi ajar yang disampaikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi adalah: 1) Landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan

pendapat di Indonesia yang terdiri dari landasan idiil, landasan konstitusional, dan

landasan operasional; 2) Pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3)

Akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Tata cara penyampaian

pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Akibat mengemukakan

pendapat tanpa batas; 6) Menyampaikan pendapat secara demokratis. Materi ajar

tidak hanya ditulis dalam bentuk butir-butir, melainkan diuraikan pula secara

rinci. Hal ini dapat memudahkan bagi siapa pun yang membaca rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersebut, artinya guru lain pun bisa

melaksanakan RPP tersebut seandainya guru mata pelajaran yang bersangkutan

berhalangan hadir di kelas. Materi ajar akan disampaikan dalam alokasi waktu 4

kali 40 menit dengan metode pembelajaran demonstrasi. Metode pembelajaran

demonstrasi dipilih sesuai dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi

yang ingin mengukur sikap siswa dalam penyampaian pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab.

Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup. Kegiatan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

ini terbagi dalam pertemuan ke-15 dan pertemuan ke-16. Pendahuluan merupakan

Page 154: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

138

kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (Lampiran Permen Nomor 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah). Pada

pertemuan ke-15, pendahuluan yang direncanakan bertujuan membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran adalah melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan

siswa tentang bentuk-bentuk kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum.

Sedangkan pada pertemuan ke-16, melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan

siswa tentang akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat. Kegiatan inti

merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD). Dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini kegiatan inti yang direncanakan pada

pertemuan ke-15 adalah siswa mengkaji berbagai sumber belajar mengenai materi

yang akan diajarkan, diskusi kelompok menyusun skenario penyampaian pendapat

di muka umum, dan demonstrasi penyampaian pendapat di muka umum.

Sedangkan kegiatan inti pada pertemuan ke-16 adalah siswa mengkaji berbagai

sumber belajar mengenai akibat pembatasan terhadap kemerdekaan mengeluarkan

pendapat serta akibat mengemukakan pendapat tanpa batas dan siswa

mengerjakan soal-soal tes tulis. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un-

tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Kegiatan penutup dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini adalah guru

bersama siswa membuat kesimpulan akhir sebagai penguat tentang materi

menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan

Page 155: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

139

bertanggung jawab, melakukan refleksi secara lisan tentang materi yang dipelajari,

dan melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa secara

individu.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini disusun dengan

memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan (RPP) yaitu: 1) Memperhatikan

perbedaan individu peserta didik; 2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik; 3)

Mengembangkan budaya membaca dan menulis; 4) memberikan umpan balik dan

tindak lanjut; 5) Keterkaitan dan keterpaduan; dan 6) Menerapkan teknologi

informasi dan komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perbedaan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas reguler dengan kelas Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) terletak pada variasi metode pembelajaran

dan kecepatan penyampaian materi. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) ini disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal

siswa, yang mana siswa kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

berasal dari input dengan seleksi ketat dan standar tinggi serta kecepatan belajar

yang tinggi. Pemilihan metode pembelajaran demonstrasi diharapkan dapat

mendorong kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar

siswa. Pemberian tugas menyusun skenario penyampaian pendapat di muka

umum dapat mengembangkan kegemaran membaca dan berekspresi dalam bentuk

tulisan. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini juga memuat penguatan

yang merupakan bagian rancangan program pemberian umpan balik positif dan

disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar

Page 156: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

140

dalam satu keutuhan pengalaman belajar serta dengan mempertimbangkan

penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso telah disusun secara lengkap dan sistematis

untuk mewujudkan pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Hal tersebut merefleksikan proses pembelajaran yang harus mampu

menumbuhkan potensi siswa secara menyeluruh, mulai dari pemahaman konsep

dan pengertian pengetahuan hingga mengimplementasikan ke dalam kegiatan dan

perilaku yang disertai kompetensi tertentu. Secara umum pembelajaran harus

memiliki proses yang berdasar pada hati (qolbu) yang senang (happy) dan siap

(ready) untuk mengembangkan olah pikir, olah rasa, dan olah raga (Baedhowi,

www.depdiknas.go.id).

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, pelaksanaan proses

pembelajaran terdiri dari persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan

pelaksanaan pembelajaran. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran terdiri

dari rombongan belajar, beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran, dan

pengelolaan kelas. Rombongan belajar (rombel) kelas Rintisan Sekolah Bertaraf

Page 157: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

141

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari 24 siswa. Kelas kecil

dengan jumlah siswa 24 orang ini memungkinkan para siswa untuk cepat saling

mengenal dan dapat bekerja sama dengan baik sehingga efektif dalam proses

belajar mengajar. Persyaratan beban kerja minimal guru Pendidikan

Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1

Bondowoso mencakup merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,

melaksanakan tugas tambahan serta memenuhi beban kerja 24 (dua puluh empat)

jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

Selain itu, persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1

Bondowoso yang telah dipenuhi berkaitan dengan pengelolaan kelas antara lain

volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran dapat didengar dengan

baik oleh siswa; tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa; guru

menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa;

guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan

kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran; guru

memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa

selama proses pembelajaran berlangsung; guru menghargai pendapat siswa; guru

memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; guru memulai dan mengakhiri

proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berdasarkan hasil penelitian

Page 158: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

142

dapat dijelaskan bahwa pada kegiatan pendahuluan guru telah menyiapkan siswa

secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan

menayangkan media visual yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

yaitu berupa beberapa gambar aksi penyampaian pendapat di muka umum.

Setelah itu, guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang

tema dalam gambar untuk mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai dan menyampaikan cakupan materi melalui peta konsep.

Dengan demikian guru telah melakukan kegiatan pendahuluan sebagaimana diatur

dalam standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

siswa dan mata pelajaran, yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi. Dalam proses eksplorasi, guru menggunakan media pembelajaran

yang variatif sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan metode

pembelajaran demonstrasi, di samping melibatkan siswa secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran, guru telah memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa

serta antara siswa dengan guru. Sedangkan dalam proses elaborasi, melalui

pemberian tugas menyusun skenario penyampaian pendapat di muka umum, guru

telah membiasakan siswa membaca dan menulis serta memfasilitasi siswa untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Dengan membagi

siswa menjadi beberapa kelompok, guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif serta berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar. Guru juga memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang

Page 159: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

143

dilakukan tertulis secara kelompok. Sedangkan melalui metode pembelajaran

demonstrasi, guru telah memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja

kelompok serta menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. Dalam

proses konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk isyarat terhadap keberhasilan siswa dengan memberikan applause (tepuk

tangan) dan senyum lebar setelah kelompok mendemonstrasikan skenario

penyampaian pendapat di muka umum. Selain itu, guru juga memfasilitasi siswa

untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

dengan berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan dalam penyusunan skenario dan

memberikan informasi untuk bereksplorasi lebih jauh melalui penggunaan

berbagai properti dalam kegiatan demonstrasi.

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa telah membuat kesimpulan

mengenai materi yang diajarkan, umpan balik terhadap proses pembelajaran, dan

refleksi secara lisan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Guru juga telah

melakukan penilaian dan sebelum pelajaran berakhir guru menyampaikan rencana

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-15 dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tidak dapat dilakukan secara ideal sebagaimana mestinya.

Ada kegiatan yang belum selesai dilaksanakan yaitu pelaksanaan demonstrasi

hanya dilakukan oleh kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3, sedangkan

kelompok 4 tidak bisa mendemonstrasikan skenarionya pada pertemuan hari itu.

Selain itu, ada pula beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu

membuat kesimpulan tentang materi dan refleksi secara lisan tentang materi yang

Page 160: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

144

dipelajari serta pemberian tugas kepada siswa secara individu pada kegiatan

penutup. Sedangkan pada pertemuan ke-16, kegiatan yang tidak dapat dilakukan

adalah kegiatan pendahuluan yang terdiri dari penyampaian standar kompetensi

(SK), kompetensi dasar (KD), tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan peta

konsep tentang penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Hal

tersebut dikarenakan faktor waktu yang pada kondisi riil di lapangan tidak

mencukupi alokasi waktu seperti yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Namun demikian, kegiatan pembelajaran yang belum selesai

dilaksanakan dan tidak dapat dilaksanakan pada pertemuan ke-15 telah

dilaksanakan pada pertemuan ke-16 yaitu demonstrasi kelompok 4, membuat

kesimpulan akhir sebagai penguat tentang materi menguraikan pentingnya

kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, dan

melakukan refleksi secara lisan tentang materi yang dipelajari.

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso tidak dapat dilaksanakan sama persis

seperti kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Namun, proses pembelajarannya sebagian besar telah

memenuhi pelaksanaan pembelajaran dalam Lampiran Peraturan Menteri Nomor

41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Penilaian Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan

beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil

Page 161: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

145

belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.

Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar

seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan

naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Penilaian dilakukan

untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, mendiagnosa kesulitan

belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan

penentuan kenaikan kelas.

Berbagai kegiatan dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi

guna menentukan kemajuan belajar (prestasi) siswanya. Untuk menaksir prestasi

siswa, guru melakukan penilaian dengan membaca apa yang telah dilakukan para

siswa, mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan

pada umumnya memakai indera untuk mengumpulkan informasi yang relevan

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengumpulan informasi dapat dilakukan

dalam suasana formal atau pun informal, di dalam atau di luar jam pelajaran

(khususnya yang berkaitan dengan pendidikan nilai), baik melalui tes maupun

nontes, dan terintegrasi di dalam proses pembelajaran (di awal, di tengah atau di

akhir proses pembelajaran).

Demikian pula dengan penilaian hasil pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1

Bondowoso. Teknik penilaian yang digunakan antara lain: 1) Tes tulis berbentuk

isian singkat (penilaian kognitif); 2) Tes unjuk kerja berbentuk simulasi; 3)

Penilaian diri berbentuk kuesioner/lembar penilaian diri; dan 4) Teknik observasi

(pengamatan). Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan,

penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Page 162: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

146

dilakukan melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk

menilai perkembangan afektif dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian,

ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik

(Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 64 ayat (3)).

Dari penilaian kognitif dengan teknik tes tulis berbentuk isian singkat

diperoleh hasil skor tertinggi 100 dan skor terendah 60. Dari 24 siswa kelas VII A,

satu orang siswa memperoleh skor 100; satu orang siswa memperoleh skor 96;

dua orang siswa memperoleh skor 90; satu orang siswa memperoleh skor 88; satu

orang siswa memperoleh skor 86; dua orang siswa memperoleh skor 85,5; satu

orang siswa memperoleh skor 85; dua orang siswa memperoleh skor 83; satu

orang siswa memperoleh skor 82,5; dua orang siswa memperoleh skor 80, satu

orang siswa memperoleh skor 73; satu orang siswa memperoleh skor 70; dua

orang siswa memperoleh skor 68; satu orang siswa memperoleh skor 65,5; empat

orang siswa memperoleh skor 65; dan satu orang siswa memperoleh skor 60.

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso

adalah 75. Dengan demikian, sebanyak 14 (empat belas) siswa dinyatakan tuntas,

sedangkan 10 (sepuluh) siswa dinyatakan tidak tuntas.

Penilaian unjuk kerja yang dilakukan kepada siswa VII A terdiri dari

penilaian naskah skenario hasil diskusi kelompok dan penilaian demonstrasi dari

skenario yang telah disusun oleh masing-masing kelompok. Dari penilaian

skenario, dua kelompok memperoleh penilaian sangat baik dengan jumlah skor

92, satu kelompok memperoleh penilaian baik dengan jumlah skor 70, dan satu

Page 163: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

147

kelompok memperoleh penilaian cukup dengan skor 68. Sedangkan dari penilaian

demonstrasi skenario, dua kelompok memperoleh penilaian sangat baik dengan

jumlah skor 88, dua kelompok memperoleh penilaian baik dengan jumlah skor 84

dan 78.

Dari penilaian diri yang menggunakan kuesioner dengan skala Likert

sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS) diperoleh hasil sebanyak 17 (tujuh belas) siswa mendapatkan kriteria

penilaian sangat baik, dan sisanya sebanyak 7 (tujuh) siswa mendapatkan kriteria

penilaian baik. Sedangkan dari hasil observasi/pengamatan guru diketahui bahwa

9 (sembilan) siswa mendapatkan kriteria penilaian sangat baik dan sisanya

sebanyak 15 (lima belas) siswa mendapatkan kriteria penilaian baik.

Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tidak selalu

melalui tes tulis melainkan bisa dengan beragam teknik penilaian. Hasil dari

beragam teknik penilaian dapat memberikan informasi yang akurat khususnya

kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tentang penyelenggaraan

pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa, guru, serta proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. Hasil penilaian yang baik memudahkan

guru untuk menentukan apakah seorang siswa harus diberi pengayaan

(enrichment) atau perbaikan (remedial), di samping untuk mendiagnosis serta

memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran, bahan/buku pelajaran, dan

silabus. Selain itu, penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso

Page 164: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

148

dilakukan seiring dan seirama dengan kegiatan belajar mengajar, tidak hanya

dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau akhir semester melainkan

terintegrasi di dalam proses pembelajaran.

D. Pengawasan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso

Kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi,

membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh

kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Di samping itu,

kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan

manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan

mengembangkan kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak ke arah

pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara

efisien dan efektif. Oleh karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan

mengarah kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi

oleh guru dalam melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala

sekolah harus melakukan supervisi sekolah yang memungkinkan kegiatan

operasional itu berlangsung dengan baik.

Guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus

berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,

sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru

tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan,

tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai

pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala

Page 165: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

149

sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala

sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam

meningkatkan kinerja guru.

Demikian halnya dengan guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri

1 Bondowoso tidak hanya bertugas sebagai pengajar yang melakukan transfer

ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-

nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun

siswa dalam belajar. Untuk menilai kinerja guru yang berkaitan dengan tugas

sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing maka diadakan suatu pengawasan

yang terdiri dari pemantauan (monitoring), supervisi, dan evaluasi.

Pemantauan (monitoring) yang dilakukan kepala sekolah diberlakukan

kepada guru. Sistem pemantauan (monitoring) terhadap guru Pendidikan

Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri

1 Bondowoso sebagaimana pula pemantauan (monitoring) terhadap guru mata

pelajaran lainnya dilakukan dengan kunjungan kelas secara langsung oleh kepala

sekolah dan dilakukan secara kondisional. Sedangkan supervisi dilakukan dengan

menggunakan instrumen supervisi dan menyesuaikan dengan jadwal supervisi

yang telah ditentukan oleh kepala sekolah. Evaluasi yang dilakukan kepala

sekolah adalah dengan memberikan penilaian dan penghargaan atau reward

kepada guru yang menunjukkan prestasi dalam bekerja atau memberikan motivasi

untuk memperbaiki kekurangannya kepada guru yang masih terdapat kekurangan

dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

keprofesionalan, kedisiplinan dan etos kerja. Untuk menuju tingkat kepuasaan

Page 166: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

150

siswa dalam pembelajaran maka akan lebih baik apabila siswa sendiri yang

mengevaluasi guru dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya, evaluasi

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso sebagaimana juga diterapkan

pada mata pelajaran lainnya juga dilakukan oleh siswa dengan menggunakan

instrumen yang disediakan oleh sekolah. Supervisi proses pembelajaran dilakukan

oleh kepala sekolah atau didelegasikan kepada guru yang dipandang berwibawa

dan mampu melakukan supervisi. Pendelegasian tugas supervisi dilakukan karena

kesibukan dan jadwal kegiatan kepala sekolah yang begitu padat. Namun

terkadang, pada praktiknya hasil supervisi menjadi tidak maksimal atau tidak

obyektif. Hal ini dikarenakan faktor keprofesionalan penyelia yang kurang

maksimal ketika melakukan supervisi terhadap guru.

Page 167: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

151

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dapat

disimpulkan bahwa:

1. Komponen-komponen silabus Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso telah

memenuhi kriteria silabus sebagai perencanaan proses pembelajaran yang

diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengembangan

silabus juga dilakukan dengan memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sebagaimana

diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Sedangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso telah disusun

secara lengkap dan sistematis untuk mewujudkan pembelajaran yang berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

Page 168: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

152

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis siswa.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso tidak dapat

dilaksanakan sama persis seperti kegiatan pembelajaran yang direncanakan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Namun, proses

pembelajarannya sebagian besar telah memenuhi pelaksanaan pembelajaran

dalam Lampiran Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tidak selalu

melalui tes tulis melainkan dilakukan dengan beragam teknik penilaian. Hasil

dari beragam teknik penilaian dapat memberikan informasi yang akurat

khususnya kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tentang

penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa, guru, serta

proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. Penilaian hasil

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso dilakukan seiring dan seirama

dengan kegiatan belajar mengajar, tidak hanya dilakukan pada akhir proses

pembelajaran atau akhir semester melainkan terintegrasi di dalam proses

pembelajaran.

4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari

Page 169: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

153

pemantauan (monitoring), supervisi, dan evaluasi. Sistem pemantauan

(monitoring) dilakukan dengan kunjungan kelas secara langsung oleh kepala

sekolah dan dilakukan secara kondisional. Sedangkan supervisi dilakukan

dengan menggunakan instrumen supervisi dan menyesuaikan dengan jadwal

supervisi yang telah ditentukan oleh kepala sekolah. Evaluasi yang dilakukan

kepala sekolah adalah dengan memberikan penilaian dan penghargaan atau

reward kepada guru yang menunjukkan prestasi dalam bekerja atau

memberikan motivasi untuk memperbaiki kekurangannya kepada guru yang

masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran. Selain itu, evaluasi

juga dilakukan oleh siswa untuk menuju tingkat kepuasaan siswa dalam

pembelajaran. Mengingat kesibukan dan jadwal kegiatan kepala sekolah yang

begitu padat maka tugas pengawasan, khususnya supervisi, dapat

didelegasikan kepada guru yang dipandang berwibawa dan mampu melakukan

supervisi. Namun terkadang, hasil supervisi menjadi tidak maksimal atau tidak

obyektif dikarenakan faktor keprofesionalan penyelia yang kurang maksimal

ketika melakukan supervisi terhadap guru.

B. Saran

Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian, pembahasan serta

kesimpulan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah hendaknya lebih aktif melakukan pengawasan terhadap kinerja

guru dalam proses pembelajaran agar mutu pendidikan yang diterapkan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso

Page 170: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

154

semakin meningkat sehingga masyarakat akan terus percaya terhadap kualitas

pendidikan di dalamnya.

2. Kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso diharapkan mampu

melakukan pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) secara mandiri.

3. Kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan kunci utama

dalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya bisa

menciptakan dan/atau mempertahankan kreativitas dan inovasi baru dalam

pembelajaran, menggunakan metode yang bervariasi serta berupaya

menciptakan suasan belajar yang kondusif sehingga siswa tidak jenuh dan

mudah dalam menerima materi yang diajarkan.

4. Kepada siswa-siswi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP

Negeri 1 Bondowoso hendaknya terus berupaya untuk mempertahankan

prestasi yang selama ini diraih oleh sekolah dan berupaya lagi untuk

meningkatkan prestasi baik di bidang akademik maupun dalam bidang non

akademik dengan jalan menambah jam belajar dan aktif mengikuti program-

program yang dicanangkan sekolah. Sehingga kepercayaan pemerintah dan

masyarakat kepada pihak sekolah bisa terus meningkat sehingga mudah dalam

melakukan kerjasama.

Page 171: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

155

DAFTAR RUJUKAN

Al Hakim, Suparlan dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk PerguruanTinggi. Malang: UM Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan. 2007. Pedoman Penjaminan MutuSekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasardan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baedhowi. __. Kebijakan Assesment dalam KTSP, (Online), (www.depdiknas.go.id,diakses 10 April 2009).

Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi. 2000. PedomanPenulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. PanduanSistim Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) UntukPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. SistemPenyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Untuk PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fekrynur. 2007. Sistem Penilaian, (Online), ([email protected],diakses 10 April 2009).

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentangStandar Isi.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentangMetode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Muttaqien, Zainal. 2008. Pengertian dan Hakekat Pembelajaran, (Online),(http://elmuttaqie.wordpress.com, diakses 15 Mei 2009).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang StandarProses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 172: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

156

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Puskur Balitbang. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan KurikulumPendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ristian Dwiputra, Suharta. 2007. Jalan Panjang Kurikulum 2006, (Online),(http://suhartaristian.blogspot.com, diakses 10 April 2009).

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Setiawan, Darsana. 2008. Penilaian Kelas/Classroom Assessment, (Online),(http://darsanaguru.blogspot.com, diakses 10 April 2009).

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Penilaian Hasil Belajar, (Online),(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 10 April 2009).

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2003. Jakarta: Sinar Grafika.

Untari, Sri. 2005. Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan BidangStudi Pendidikan Kewarganegaraan. Malang: UPT PPL UniversitasNegeri Malang.

Whandie. 2007. Pengertian Belajar, (Online), (http://whandi.net/, diakses 15 Mei2009).

Widyastomo, Irine. 2006. Upaya Sekolah Dalam Menyongsong PenerapanStandar Nasional Pendidikan (Studi di SLTP N I Magetan). Skripsi tidakditerbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan Action Research. Malang: Rasindo.

___. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, PenugasanTerstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, (Online),(http://www.docstoc.com/ , diakses 15 Mei 2009).

Page 173: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

157

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Wahyuningtias

NIM : 105811479395

Jurusan/Prodi : Hukum dan Kewarganegaraan/ Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

Fakultas/Program : Ilmu Sosial/S-1

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran

saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 21 Desember 2009

Yang membuat pernyataan,

Dewi Wahyuningtias

Page 174: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Lampiran-lampiran

Page 175: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bondowoso

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/semester : VII / 2

Pertemuan Ke : 15-16

Alokasi waktu : 4 x 40 menit

STANDAR KOMPETENSI :4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat

KOMPETENSI DASAR :4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara

bebas dan bertanggung jawab

INDIKATOR :1. Menguraikan landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di

Indonesia2. Menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat3. Menjelaskan akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat4. Menguraikan tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab5. Menjelaskan akibat mengemukakan pendapat tanpa batas6. Menyampaikan pendapat secara demokratis

I. TUJUAN PEMBELAJARAN :1. Dengan mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu menguraikan

landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia.2. Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa mampu

menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat.3. Melalui mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu menjelaskan akibat

pembatasan terhadap kemerdekaan mengeluarkan pendapat.4. Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa mampu

menguraikan tata cara penyampaian pendapat secara bebas danbertanggung jawab.

5. Dengan mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu menjelaskan akibatmengemukakan pendapat tanpa batas.

6. Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa mampumendemonstrasikan penyampaian pendapat secara demokratis.

II. MATERI PEMBELAJARANPeta Konsep (lampiran 3)

A. Landasan Hukum Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat di IndonesiaPelaksanaan kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia dilandasi

oleh aturan yang berlaku, yaitu:

Page 176: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

1. Landasan Idiil: PancasilaSila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan

2. Landasan Konstitusional: UUD 1945a. Pasal 28 menyebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainyaditetapkan dengan undang-undang.

b. Pasal 28 E ayat (3) menyatakan bahwa setiap orang berhak ataskebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

3. Landasan Operasional: UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang KemerdekaanMenyampaikan Pendapat di Muka Umuma. Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara, secara

perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagaiperwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

b. Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa penyampaian pendapat di mukaumum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

c. Pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa bentuk penyampaian pendapat dimuka umum dapat dilaksanakan dengan:a) unjuk rasa atau demonstrasib) pawaic) rapat umum, dan/ataud) mimbar bebas

d. Pasal 9 ayat (2) menyatakan bahwa penyampaian pendapat di mukaumum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum, kecuali:a) Di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer,

rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminalangkutan darat, dan obyek-obyek vital nasional;

b) Pada hari besar nasional.e. Pasal 9 ayat (3) menyatakan bahwa pelaku atau peserta penyampaian

pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarangmembawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum.

B. Pentingnya Kemerdekaan Mengeluarkan PendapatHak untuk mengeluarkan pendapat diperlukan oleh setiap orang agar dirinya

dapat menyampaikan apa yang menjadi kepentingannya, kehendak atauharapannya bahkan keluhan yang mungkin dirasakannya. Upaya untukmenyampaikan pendapat akan menjadi sarana bagi setiap orang untukberkomunikasi. Jika kita tidak diperbolehkan berkomunikasi, maka satu pihakakan memaksakan kehendaknya kepada pihak lain. Sementara pihak yangdipaksa tersebut tidak memiliki hak untuk bersuara apalagi memprotes. Untukitulah diperlukan adanya kemerdekaan menyampaikan pendapat, baik melaluisarana lisan maupun sarana tulisan.

Selain itu, kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat bisa mendorongterwujudnya pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang demokratis, sebabmasyarakat bebas untuk mengkritik atau mendukung kebijakan dan aturan yangdibuat pemerintah.

C. Akibat Pembatasan Terhadap Kemerdekaan BerpendapatPembatasan kemerdekaan berpendapat akan berakibat:1. Munculnya sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap perkembangan

demokrasi

Page 177: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

2. Munculnya kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah karena merasadikebiri, dibodohi, dan dipasung hak-haknya.

3. Terbentuknya tirani penguasa yang menghambat terciptanyapemerintahan yang jujur, adil, dan demokratis

4. Terbatasnya arus informasi dalam masyarakat5. Terkekangnya komunikasi sosial dalam masyarakat6. Terancamnya stabilitas politik, ekonomi, sosial dan budaya

D. Tata Cara Penyampaian Pendapat yang Demokratis dan BertanggungJawabKemerdekaan mengeluarkan pendapat harus berpedoman pada asas-asas

berikut:1. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban2. Asas musyawarah mufakat3. Asas kepastian hukum dan keadilan4. Asas proporsionalitas5. Asas manfaatTata cara penyampaian pendapat sebagaimana diatur dalam UU No. 9 tahun

1998 sebagai berikut:1. Penyampaian pendapat di muka umum (unjuk rasa, pawai, rapat umum,

dan mimbar bebas) wajib diberitahukan secara tertulis kepada Polri olehyang bersangkutan, pemimpin, atau penanggung jawab kelompokselambat-lambatnya 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sebelumkegiatan dimulai.

2. Pembatalan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umumdisampaikan langsung oleh penanggung jawab kepada Polri sekurang-kurangnya 24 jam sebelum waktu pelaksanaan.

3. Pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di dalamkampus dan kegiatan keagamaan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab, yaitu:

1. Pendapatnya harus disertai argumentasi yang kuat dan masuk akal,sehingga tidak sembarang pendapat.

2. Pendapat hendaknya mewakili kepentingan orang banyak, sehinggamemberi manfaat bagi kehidupan bersama.

3. Pendapatnya dikemukakan dalam kerangka peraturan yang berlaku,sehingga tidak melanggar hukum.

4. Orang yang berpendapat sepatutnya terbuka terhadap tanggapan,sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik.

5. Penyampaian pendapat hendaknya dilandasi oleh keinginan untukmengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan.

E. Akibat Mengemukakan Pendapat Tanpa BatasMengemukakan pendapat yang tanpa batas dan tidak bertanggung jawab berarti:

1. Melanggar hak dan menginjak-injak kebebasan orang lain2. Melanggar aturan dan norma susila yg diakui umum3. Tidak menaati peraturan perundang-undangan/hukum yang berlaku4. Menimbulkan provokasi massa menuju tindakan yang anarkis dan tidak

bermoral5. Mengganggu ketenteraman, keamanan, atau ketertiban umum6. Bersifat adu domba yang memecah belah persatuan dan kesatuan

bangsa

Page 178: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

F. Menyampaikan pendapat secara demokratisKemerdekaan mengeluarkan pendapat bukanlah kemerdekan tanpa batas.

Kemerdekaan akan kehilangan maknanya apabila kita menjadikannya sebagaialat untuk merenggut kemerdekaan orang lain. Penyampaian pendapat harusdilaksanakan secara demokratis, bertanggung jawab berdasarkan hukum yangberlaku. Di dalam negara demokrasi seperti halnya Indonesia, setiap warganegara bebas mengemukakan pendapat asalkan tidak bertentangan denganfalsafah negara Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, dan tujuan NKRI.

III. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN: Metode: tanya jawab, diskusi, penugasan Model: Demonstration

IV. SKENARIO PEMBELAJARAN :Pertemuan ke-15a. Pendahuluan (10 menit) Siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dalam materi pokok kemerdekaanmengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

Melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan siswa tentang bentuk-bentuk kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum.

Siswa menyimak peta konsep yang dijelaskan guru tentang penyampaianpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa mengkaji berbagai sumber belajar mengenai landasan hukum

kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia, pentingnyakemerdekaan mengeluarkan pendapat, dan tata tata cara penyampaianpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

Siswa membentuk kelompok yang anggotanya 6 orang secara heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas mengkaji materi pentingnya

kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan tata cara penyampaian pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab serta menyusun skenariopenyampaian pendapat di muka umum (unjuk rasa, pawai, rapat umum,mimbar bebas) sesuai tema yang telah ditentukan guru, yaitu:1) Buruh menolak PHK2) Siswa menuntut pendidikan gratis3) Masyarakat menuntut pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT)

dalam pemilu4) Warga menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun tragedi Lapindo

Masing–masing kelompok mendemonstrasikan skenarionya di depan kelaskemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya.

Masing-masing kelompok membuat laporan yang berisi naskah skenario danpenjelasan jalannya demonstrasi.

Guru mengevaluasi keaktifan siswa baik dalam kegiatan diskusi ataupundalam kegiatan demonstrasi.

c. Kegiatan penutup (10 menit) Guru bersama siswa membuat kesimpulan akhir sebagai penguat tentang

materi menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab.

Guru bersama siswa melakukan refleksi secara lisan tentang materi yangdipelajari.

Page 179: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

Guru memberi tugas kepada siswa secara individu untuk dikumpulkan padapertemuan berikutnya.

Pertemuan ke-16a. Pendahuluan (10 menit) Siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dalam materi pokok kemerdekaanmengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

Melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan siswa tentang akibatpembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat.

Siswa menyimak peta konsep yang dijelaskan guru tentang penyampaianpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.

b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa mengkaji berbagai sumber belajar mengenai akibat pembatasan

terhadap kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan akibat mengemukakanpendapat tanpa batas.

Siswa mengerjakan soal-soal tes tulis.c. Kegiatan penutup (10 menit) Guru bersama siswa membuat kesimpulan akhir sebagai penguat tentang

materi menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab.

Guru bersama siswa melakukan refleksi secara lisan tentang materi yangdipelajari.

V. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN :a. Alat:

Peta konsepLKS

b. Sumber belajar:1) Dahlan, Saronji & Asy’ari. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.3) UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekan Menyampaikan

Pendapat di Muka Umum

VI. PENILAIAN1. Tes tulis (lampiran 1)

a. Short Answer : 10 soalb. Pensekoran : lihat rubrik penilaian

2. Unjuk kerja (skenario dan demonstrasi): lihat rubrik penilaian3. Pengamatan (lembar pengamatan): lampiran 2

Bondowoso,Mengetahui

Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso Guru Pengajar

Drs. H.M Haeri, M.Pd Samsul, SPdNIP 196204251984121001 NIP 197303061998021003

Page 180: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

RUBRIK PENILAIAN

1. Pedoman penilaian skenario

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian

1. Kerapian tulisan

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74

2. Pengembangan cerita

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74

3. Isi signifikan dengan tema

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74

2. Pedoman penilaian unjuk kerja (Demonstrasi)

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian

1. Keseriusan dalam demonstrasi

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74

2. Penghayatan peran

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74

3. Etika berdemonstrasi

10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik

Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74

3. Tes tulis (short answer)

No. Soal Tidak Menjawab (Skor)Jawaban Salah

(Skor)Jawaban Benar

(Skor)1 0 0 102 0 0 103 0 0 104 0 0 105 0 0 106 0 0 107 0 0 108 0 0 109 0 0 1010 0 0 10

Skor maksimal 100

Page 181: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

LEMBAR KERJA KELOMPOK

Kompetensi Dasar:4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara

bebas dan bertanggung jawab

Tugas untuk seluruh kelompok:Buatlah skenario penyampaian pendapat di muka umum (unjuk rasa, pawai,rapat umum, mimbar bebas) secara demokratis dan bertanggung jawab sesuaidengan tema berikut ini:

1) Buruh menolak PHK2) Siswa menuntut pendidikan gratis3) Masyarakat menuntut pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT)

dalam pemilu4) Warga menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun tragedi Lapindo

LEMBAR KERJA INDIVIDU

Carilah contoh foto demonstrasi, pawai, rapat umum, atau mimbar bebas darisurat kabar. Tentukan siapa pelakunya, di mana tempatnya, kapan dilakukan,dan apa tema yang dikemukakan.

Page 182: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

(Lampiran 1)

Tes TulisSoal Short AnswerWaktu: 20 menit

Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban singkat dan tepat!1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara

untuk menyampaikan pendapat secara ....2. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di Indonesia diatur dalam UUD 1945

pasal ....3. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum diatur dalam undang-

undang ....4. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum ialah ....5. Pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengan

tema tertentu disebut ....6. Kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengeluarkan

pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara demonstratif di mukaumum disebut ....

7. Penyampaian pendapat di muka umum wajib diberitahukan kepada ....8. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan di tempat-tempat

terbuka untuk umum, kecuali, ....a)b)

9. Asas-asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum duadiantaranya adalah ....

10. Pembatasan kemerdekaan berpendapat akan mengakibatkan terjadinya ...antara masyarakat dengan pemerintah.

Kunci Jawaban1. Bebas dan bertanggung jawab2. Pasal 28, pasal 28 E ayat (3)3. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di

Muka Umum4. Unjuk rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas5. Rapat umum6. Unjuk rasa/demonstrasi7. Polri (Kepolisian Republik Indonesia)8. a) Pilih salah satu:

Di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumahsakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutandarat, dan obyek-obyek vital nasional

b) Pada hari besar nasional9. Pilih dua di antara:

a. Asas keseimbangan antara hak dan kewajibanb. Asas musyawarah mufakatc. Asas kepastian hukum dan keadiland. Asas proporsionalitase. Asas manfaat

10. Konflik

Page 183: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

(Lampiran 2)

LEMBAR PENGAMATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARANNo

Nama siswa L/PAspek yang diamati

JumlahUrut Induk 1 2 3 4 511.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.34.

Keterangan:1. Hormat kepada guru2. Kerajinan3. Kerja sama4. Etika dalam menyampaikan pendapat5. Kedisiplinan

Pedoman penskoran4 : sangat kurang8 : kurang12 : cukup16 : baik20 : sangat baik

Kriteria penilaianRentang Jumlah Taraf Keberhasilan Nilai Huruf

85-100 Sangat Baik A

70-84 Baik B

55-69 Cukup C

50-54 Kurang D

0-49 Sangat Kurang E

Page 184: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

(Lampiran 3)Peta Konsep Standar Kompetensi 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat

dirinci menjadi

Adalah dirinci menjadi

Untuk yaitu yaitu

Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat

Hakikat/Pengertian Penyampaian Pendapat secara Bebas dan Bertanggung Jawab

Hak setiap warga negaraperorangan/kelompok

Menyampaikanpendapat secara bebasdan bertanggung jawab

dalam kehidupanbersama

Landasan hukum Asasnya Penyajian pendapatsecara demokratis

Bentuk

UUD 1945

UU No. 9Tahun 1998

Asas keseimbanganantara hak dankewajiban

Asas musyawarahmufakat

Asas kepastianhukum dan keadilan

Asas proporsionalitas Asas manfaat

Dijamin dalamnegara

berdasarkanhukum

Demonstrasi Rapat umum Pawai Mimbar bebas

Page 185: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

SILABUS

Sekolah : RSBI SMP Negeri 1 BondowosoKelas : VIIMata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanSemester : II (dua)Standar Kompetensi : 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR

TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

4.1 Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakan pendapat

Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakanpendapat

Menguraikancara-caramengemukakanpendapat

Menjelaskanbentuk-bentukpenyampaianpendapat dimuka umum

Hakekatkemerdekaanmengemukakan pendapat

Caramengemukakan pendapatsecara lisan,tulisan, dancara lain

Bentukpenyampaianpendapat dimuka umum:unjukrasa/demonstrasi, pawai,rapat umum,mimbarbebas,

Mengkajiberbagai sumberbelajar tentanghakekatkemerdekaanmengemukakanpendapat, cara-caramengemukakanpendapat, danbentuk-bentukpenyampaianpendapat dimuka umum

Menganalisisartikel dalammedia massayang merupakancaramengemukakanpendapat secaratertulis

Testulis

Penugasan

Pilihanganda

Tugasrumah

Setiap orang berhak atas kebebasanberserikat, berkumpul, danmengeluarkan pendapat”, kalimat initerdapat dalam UUD 1945 pascaperubahan pasal...a. Pasal 28 Bb. Pasal 28 Dc. Pasal 28 Cd. Pasal 28 ECara menyampaikan pendapat denganarak-arakan di jalan umum disebut...a. Unjuk rasa/demonstrasib. Pawaic. Rapat umumd. Mimbar bebas

Buatlah kliping yang terdiri atas artikeldan foto yang dimuat di surat kabaryang mengungkapkan suatu pendapat.Jelaskan tema ungkapan pendapatyang dikemukakan dalam isi artikeldan foto tersebut!

8 x 40’ SaronjiDahlan &Asy’ari.2006.PendidikanKewarganegaraanUntukSMPKelas VII.Jakarta:Erlangga.

SetyoHaryono.2007.PendidikanKewarganegaraan.Surakarta:TeguhKarya.

UUD

Page 186: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR

TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

NegaraRepublikIndonesiaTahun1945 yangtelahdiamandemen

UU Nomor9 Tahun1998tentangKemerdekanMenyampaikanPendapatdi MukaUmum

MusthafaKamalPasha.2002.PendidikanKewarganegaraan.Yogyakarta: CitraKarsaMandiri

Mediamassa

Internet

4.2 Menguraikanpentingnyakemerdekaanmengemukakanpendapatsecarabebas danbertanggungjawab

Menguraikanlandasan hukumkemerdekaanmengeluarkanpendapat diIndonesia

Menjelaskanpentingnyakemerdekaanmengeluarkanpendapat

Menjelaskanakibatpembatasanterhadapkemerdekaanberpendapat

Menguraikantata carapenyampaianpendapat secarabebas danbertanggungjawab

Menjelaskanakibatmengemukakanpendapat tanpabatas

Menyampaikanpendapat secarademokratis

Landasanhukumkemerdekaanmengeluarkan pendapat diIndonesia

Pentingnyakemerdekaanmengeluarkan pendapat

Akibatpembatasanterhadapkemerdekaanberpendapat

Tata carapenyampaianpendapatsecara bebasdanbertanggungjawab

Akibatmengemukakan pendapattanpa batas

Penyampaianpendapatsecarademokratis

Mengkajiberbagai sumberbelajar tentanglandasan hukumkemerdekaanmengeluarkanpendapat diIndonesia

Mendiskusikanpentingnyakemerdekaanmengeluarkanpendapat, akibatpembatasanterhadapkemerdekaanberpendapat,tata carapenyampaianpendapat secarabebas danbertanggungjawab

Diskusikelompokmendemonstrasikankemerdekaanmengemuka kanpendapat secarabebas danbertanggungjawab.

Tesunjukkerja

Tessimulasi

Buatlah skenario demonstrasikemerdekaan mengemukakanpendapat secara bebas danbertanggungjawab dengan temaBuruh Menolak Pemutusan HubunganKerja (PHK). Demonstrasikan skenariotersebut di depan kelas.

4 x 40’

Page 187: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR

TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

4.3Mengaktualisasikankemerdekaanmengemukakan pendapatsecara bebasdanbertanggungjawab

Menunjukkansikap positifterhadappenggunaan hakmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawab

Menunjukkansikap positifdalammenghargaipenyampaianpendapat

Sikap positifterhadappenggunaanhakmengemukakan pendapatsecara bebasdanbertanggungjawab

Sikap positifmenghargaipenyampaianpendapatdalam artipasif dan aktif

Mengamati danmencermatipelaksanaankemerdekaanmengemukakanpendapat di lingkungan masyarakat,bangsa dan negara

Kuesioner

Skalasikap

Petunjuk!Berilah tanda cek (V) pada kolomyang sesuai dengan pendapat kalian!

no

PernyataanSS

S NTS

STS

1 Ratusansiswaberunjukrasamenuntutpenghapusan biayapendidikandenganmerusakfasilitassekolah.

2 Kemerdekaanmengemukakanpendapatsecarabebas danbertanggungjawabdimulai darikeluarga.

3 Pemerintahmembatasikebebasanwarganegaranyadalammengemukakanpendapat.

4 x 40’

Page 188: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR

TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

Keterangan:SS= Sangat Setuju (bobot skor 10 jika

pernyataan positif dan 2 jika negatif)

S = Setuju (skor 8 jika pernyataanpositif dan 4 jika negatif)

N = Tidak Berpendapat/Netral (skor 6)TS = Tidak Setuju (bobot skor 4 jika

pernyataan positif dan 8 jikanegatif)

STS = Sangat Tidak Setuju (bobotskor 2 jika pernyataan positif dan10 jika negatif)

Page 189: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

SILABUS

Sekolah : ................................................Kelas : VIIMata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanSemester : II ( dua )Standar Kompetensi : 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBER BELAJARTEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

4.1 Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakan pendapat

Menjelaskanhakekatkemerdekaanmenge mukakanpendapat

Mengkaji akibatpem batasankemerdekaanmengemukakanpendapat

Mendeskripsikankonsekuensikebebasan

Kemerdekaanmengemukakan pendapat

Mengamati ,mencermati danmembuat laporantentang pelaksanaankemerdekaanmengemukakan pendapat di lingkungankeluarga, sekolahdan masyarakatsekitar tempattinggal

Tes tulis

Teslisan

Teslisan

Tes PilihanGanda

Daftarpertanyaan

Daftarpertanyaan

Kemerdekaan menyampaikan pendapatdi muka umum adalah hak setiap...A. WNIB. WNAC. PendudukD. Manusia

Wujud pelaksanaan kemerdekaanmenyampaikan pendapat di mukaumum ....A. demonstrasiB. pawaiC. rapat umumD. mimbar bebas

Bagaimana pendapat kalian, apaakibatnya kalau terhadap kebebasanmengemukakan pendapat dilakukanpembatasan-pembatasan?

Kemukakan oleh kalian, apa akibatnyakalau dalam mengemukakan pendapattanpa dilakukan pembatasan-pembatasan?

8 x 40’Buku Paket, BukuPengayaan, UUD1945 pascaperubahan,Media massaUU ParpolTokoh masyarakat

Page 190: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBER BELAJARTEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

mengemu kakanpenda pat tanpa

4.2 Menguraikanpentingnyakemerdekaan mengemukakanpendapatsecarabebas danbertanggungjawab

Menjelaskandasar hukumkemerdekaanmengemukakanpendapat

Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawab

Mengemukakantata caramengemuka kanpendapat secara bebas danbertanggungjawab

Kemerdekaanmengemukakan pendapat

Diskusimempraktekkankemerdekaanmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawabdengan tema “Larangan mero kokdi kalanganpelajaran SMP”.Siswa diminta melaporkan tentangkesan dan pesanpelaksanaan diskusitersebut .

Testulis

Testulis

Testulis

TesPilihanGanda

TesPilihanGanda

TesPilihanGanda

UUD 1945 memberikan jaminan terhadap kemerdekaan mengeluarkanpendapat. Jaminan tersebut tertuangdalam ....A. Pasal 27B. Pasal 28C. Pasal 29D. Pasal 30

Dalam menyampaikan pendapat dimuka umum berkewajiban danbertanggung jawab untuk, kecuali :A. menjaga keutuhan, persatuan dan

kesatuan bangsaB. menjaga keamanan dan ketertibanC. menjaga kepen tingan kelom

pok/etnis tertentuD. menghormati hak dan kebebasan

orang lain

Demonstrasi merupakan salah satuperwujudan mengemukakan penda patsecara bebas dan bertanggung jawab.Sebelum melakukan demonstrasipimpinan demo terlebih dahulu harus....A. mendata jumlah anggotanya yang

akan berdemoB. mengadakan mobilisasi anggota

yang akan berdemoC. mengajak organisasi lain untuk

berdemoD. melaporkan dan meminta izin ke

4 x 40’ Buku Paket, BukuPengayaan, UUD1945 pascaperubahan,Media massaUU ParpolTokoh masyarakat

Page 191: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

KOMPETENSIDASAR

INDIKATOR MATERIPOKOK

KEGIATANPEMBELAJARAN

PENILAIAN WAKTU SUMBER BELAJARTEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN

aparat berwenang

4.3Mengakuatlisasikankemerdekaanmengemukakan pendapatsecara bebasdanbertanggungjawab

Menunjukkansikap positifterhadappenggunaan hakmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawab

Kemerdekaanmengemukakan pendapat

Mengamati ,mencermati danmembuat laporanpelaksanaankemerdekaanmengemukakanpendapat di lingkungan keluarga,sekolah danmasyarakat sekitartempat tinggal

Kuesioner

Skala sikap Petunjuk!Berilah tanda cek (V) pada kolom yang sesuaidengan pendapat kalian!

Keterangan:SS= Sangat Setuju ( bobot skor 5 kalau pernyataan positi

dan 1 kalau negatif )S = Setuju ( skor 4 kalau pernyataan positif dan 1 kalau

negatif )N = Tidak Berpendapat/Netral ( skor 3 )TS = Tidak Setuju ( bobot skor 2 kalau pernyataan positif

dan 4 kalau negatif )STS = Sangat Tidak Setuju ( bobot skor 5 kalau

pernyataan positif dan 1 kalau negatif )

4 x 40’Buku Paket, BukuPengayaan, UUD1945 pascaperubahan,Media massaUU ParpolTokoh masyarakat

NO PERNYATAAN SS

S N TS

STS

1 Bagi kelompok yangakan ber demodiahrus kan memintaizin terlebih dahulu

2 Dalamberdemoharus jelas sia yangmenjadi papimpinan,berapa jumlahpeserta dan apayang akandisampaikan nya

3 Hari Minggu ti dakboleh mela kukandemo

4 Membakar potopresiden, danlambang negaradalam berdemomeru pakantindakan pidana

5 Berdemo yangdisertai pengrusakan fasili tasumum merupakantindakan anrkis

Page 192: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

182

LEMBAR KONSULTASI PENYUSUNAN SKRIPSIPRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAANJURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANGSEMESTER GASAL 2009/2010

Nama Mahasiswa/NIM : Dewi Wahyuningtias/105811479395Judul Skripsi : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bondowoso)

Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Suparlan, M.Si2. Dra. Sri Untari, M.Si

NO. TANGGAL MATERI/BAB SARAN PEMBIMBING PARAF

1. 31-03-2009 Judul skripsiJudul ACC dan lanjutkan kelayout/outline

2. 02-04-2009Layout/outlineproposal

ACC outline

3. 14-05-2009 Proposal SkripsiRevisi

4. 16-05-2009 Proposal SkripsiRevisi

5. 25-05-2009 Proposal SkripsiACC proposal skripsi

6. 22-06-2009 Skripsi (Bab IV)Revisi

7. 13-07-2009 Skripsi (Bab IV)Revisi

8. 20-08-2009 Skripsi (Bab IV) ACC

9. 15-10-2009 Skripsi (Bab V) Revisi

10. 27-10-2009 Skripsi (Bab V) ACC

11. 17-11-2009 Skripsi (Bab VI) Revisi

12. 09-12-2009 Skripsi (Bab VI) ACC

13. 21-12-2009 Skripsi lengkap ACC

Malang, 22 Desember 2009MengetahuiKetua Jurusan Hukum danKewarganegaraan

Drs. Kt. Diara Astawa, S.H, M.SiNIP. 19540522 198203 1 005

Page 193: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

183

LEMBAR KONSULTASI PENYUSUNAN SKRIPSIPRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAANJURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANGSEMESTER GASAL 2009/2010

Nama Mahasiswa/NIM : Dewi Wahyuningtias/105811479395Judul Skripsi : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bondowoso)

Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Suparlan, M.Si2. Dra. Sri Untari, M.Si

NO. TANGGAL MATERI/BAB SARAN PEMBIMBING PARAF

1. 31-03-2009 Judul skripsiJudul ACC dan lanjutkan kelayout/outline

2. 02-04-2009Layout/outlineproposal

ACC outline

3. 14-05-2009 Proposal Skripsi Revisi

4. 16-05-2009 Proposal Skripsi Revisi

5. 25-05-2009 Proposal Skripsi ACC proposal skripsi

6. 23-06-2009 Skripsi (Bab IV) Revisi

7. 10-07-2009 Skripsi (Bab IV) Revisi

8. 19-08-2009 Skripsi (Bab IV) ACC

9. 15-10-2009 Skripsi (Bab V) Revisi

10. 26-10-2009 Skripsi (Bab V) ACC

11. 17-11-2009 Skripsi (Bab VI) Revisi

12. 08-12-2009 Skripsi (Bab VI) ACC

13. 21-12-2009 Skripsi lengkap ACC

Malang, 22 Desember 2009MengetahuiKetua Jurusan Hukum danKewarganegaraan

Drs. Kt. Diara Astawa, S.H, M.SiNIP. 19540522 198203 1 005

Page 194: PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel99028D6BA59623481A96CD4... · dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai

184

RIWAYAT HIDUP

Dewi Wahyuningtias dilahirkan di

Bondowoso, Jawa Timur, pada tanggal 5

Maret 1986, anak pertama dari dua

bersaudara, pasangan Agus Prayitno dan

Dearty Yuliwati. Alamat asalnya adalah di

Pondok Pancoran Mas Blok H.22, Kecamatan

Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.

Pendidikan penulis dimulai dari Taman

Kanak-Kanak Mastrip Kecamatan

Bondowoso dan lulus tahun 1993. Kemudian

dilanjutkan ke SD Negeri Pancuran 1 Bondowoso lulus tahun 1999, SLTP Negeri

1 Bondowoso lulus tahun 2002, dan SMU Negeri 2 Bondowoso lulus tahun 2005.

Pendidikan yang ditempuh selanjutnya adalah di Universitas Negeri

Malang (UM) Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan

(FIP) melalui jalur PMDK angkatan tahun 2005.

Penulis yang kos di Jl. Bendungan Sutami IC No. 423 Malang ini

mempunyai motto hidup ”hidup harus disikapi dengan tenang dan biarkan

mengalir”. Mahasiswi yang mempunyai hobi wisata kuliner dan nonton ini akan

senang sekali apabila karya tulisnya dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga

ilmu kita bermanfaat amien…..