Upload
fekon-unidayan
View
255
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 1
VII. ANGKA INDEKS
A. Pengertian Angka Indeks
Angka indeks atau indeks adalah angka yang dipakai sebagai alat perbandingan dua atau
lebih kegiatan yang sama untuk kurun waktu yang berbeda.
Angka indeks memiliki satuan persen (%), namun dalam prakteknya jarang atau hampir
tidak pernah disertakan.
1. Periode atau Waktu Dasar
Periode atau waktu dasar adalah periode yang dipakai sebagai dasar dalam
membandingkan kegiatan tersebut. Periode dasar biasanya dinyatakan dalam angka
indeks, sebesar 100.
2. Periode atau Waktu Berjalan
Periode atau waktu berjalan adalah periode yang dipakai yang sedang berjalan atau
periode yang diperbandingkan dalam kegiatan tersebut. Periode berjalan disebut juga
periode bersangkutan.
Cotoh:
Jika penduduk Indonesia pada tahun 2010 = 220.000.000 juta, dan tahun 2011 =
230.000.000 juta, maka:
a. Untuk periode dasar 2010, didapat:
Indeks penduduk Indonesia 2010 = 220 .000 .000
220 .000 .000 𝑥 100% = 100%
Indeks penduduk Indonesia 2011 = 230 .000 .000
220 .000 .000 𝑥 100% = 104,55%
Terjadi kenaikan jumlah penduduk = 104,55% - 100% = 4,55%
b. Untuk periode dasar 2011, didapat:
Indeks penduduk Indonesia 2011 = 230 .000 .000
230 .000 .000 𝑥 100% = 100%
Indeks penduduk Indonesia 2010 = 220 .000 .000
230 .000 .000 𝑥 100% = 95,65%
Terjadi penurunan jumlah penduduk = 100% - 95,65% = 4,35%
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 2
B. Jenis-Jenis Angka Indeks
1. Berdasarkan Penggunaan a. Indeks harga (price index)
Indeks harga adalah angka indeks yang dipakai untuk mengukur atau
menunjukkan perubahan harga barang, baik satu barang maupun sekumpulan
barang. Indeks harga ini adalah persentase kenaikan atau penurunan harga
barang tersebut.
Contoh: (1) Indeks harga konsumen (2) Indeks harga perdagangan besar (3) Indeks harga yang dibayarkan dan diterima petani
b. Indeks kuantitas (quantity index)
Indeks kuantitas adalah angka indeks yang dipakai untuk mengukur kuantitas
suatu barang atau sekumpulan barang, baik yang diproduksi, dikonsumsi,
maupun dijual.
Contoh: (1) Indeks produksi beras (2) Indeks konsumsi kedelai (3) Indeks penjualan jagung
c. Indeks nilai (value index)
Indeks nilai adalah angka indeks yang dipakai untuk melihat perubahan nilai dari suatu barang atau sekumpulan barang, baik yang dihasilkan, diimpor, maupun diekspor. Contoh: (1) Indeks nilai ekspor kopra (2) Indeks nilai impor beras
2. Berdasarkan Cara Penentuannya a. Indeks tidak tertimbang
Indeks tidak tertimbang adalah angka indeks yang dalam pembuatannya tidak memasukkan factor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya angka indeks.
b. Indeks tertimbang
Indeks tertimbang adalah angka indeks yang dalam pembuatannya memasukkan
factor-faktor yang mempengaruhi (penimbang) naik turunnya angka indeks.
c. Indeks rantai
Indeks rantai adalah angka indeks yang disusun berdasarkan interval-interval waktu yang berurutan atau angka indeks yang dipakai untuk membandingkan suatu waktu tertentu dengan waktu kapan saja sebagai waktu dasar.
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 3
C. Cara Penentuan Angka Indeks
1. Indeks harga a. Indeks harga tidak tertimbang
(1) Metode angka relative
𝐼𝑡 ,0 =
𝑃𝑡
𝑃0𝑥 100
Di mana:
I t,0 = indeks harga pada periode t dengan periode dasar 0
Pt = harga pada periode t
P0 = harga pada periode dasar
Contoh soal:
Harga rata-rata (Rp/kg) beberapa komoditas pertanian di Jakarta
dari tahun 1990 sampai 1994 disajikan dalam tabel berikut.
Komoditas 1990 1991 1992 1993 1994
Kacang Kedelai
Kacang Hijau
Kentang
Jagung Kuning
3.090
3.575
2.482
1.169
3.474
4.262
2.785
1.319
3.568
4.898
2.724
1.737
4.146
5.809
3.578
1.831
5.336
6.232
2.964
1.919
Dari data tersebut, tentukan indeks harga kentang dengan metode angka
relative tahun 1991 dan 1994 dengan peride dasar 1990.
Penyelesaian:
Untuk tahun 1991:
I91/90 = 𝑃91
𝑃90 𝑥 100
= 2.785
2.482 𝑥 100 = 112,2
Untuk tahun 1994:
I94/90 = 𝑃94
𝑃90 𝑥 100
= 2.964
2.482 𝑥 100 = 119,42
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 4
(2) Metode agregat
𝐼𝑡 ,0 =
𝑃𝑡
𝑃0𝑥 100
Di mana:
𝑃𝑡 = jumlah seluruh harga pada periode t 𝑃0 = jumlah seluruh harga pada periode dasar
Contoh soal:
Harga rata-rata sembako di pasar pedesaan seluruh Pulau Jawa dan Madura
selama tahun 1976 – 1978 disajikan pada tabel berikut.
Jenis barang Satuan Harga
1976 1977 1978
Beras
Ikan Asin
Minyak kelapa
Gula pasir Garam
Minyak tanah
Sabun cuci
Tekstil
Batik
Kg
Kg
Botol
Kg kg
Liter
Batang
Meter
lembar
134,15
320,41
180,39
190,79 29,29
27,21
62,68
244,25
2.023,98
139,87
356,57
234,26
203,54 26,98
28,59
71,12
259,10
2.173,26
149,67
382,38
269,76
225,75 26,70
29,90
75,12
268,65
2.255,55
Jumlah 3.213,15 3.493,29 3.683,48
Dari data tersebut, tentukan indeks harga dengan metode agregat untuk
tahun 1978 dengan periode dasar 1976.
Penyelesaian:
𝐼78,76 =
𝑃78
𝑃76𝑥 100
𝐼78,76 =3.683 ,48
3.213 ,15𝑥 100= 114,64
(3) Metode rata-rata relative
𝐼𝑡 ,0 =
𝑃𝑡
𝑃0 𝑥 100
𝑘
Di mana:
K = banyaknya barang
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 5
Contoh soal:
Jika kita gunakan data yang ada pada tabel di atas, maka diperoleh indeks
angka relative sebagai berikut:
Jenis barang Satuan Harga Indeks angka
relative (1976) 1976 1977 1978
Beras
Ikan Asin
Minyak kelapa
Gula pasir
Garam Minyak tanah
Sabun cuci
Tekstil
Batik
Kg
Kg
Botol
Kg
kg Liter
Batang
Meter
lembar
134,15
320,41
180,39
190,79
29,29 27,21
62,68
244,25
2.023,98
139,87
356,57
234,26
203,54
26,98 28,59
71,12
259,10
2.173,26
149,67
382,38
269,76
225,75
26,70 29,90
75,12
268,65
2.255,55
111,57
119,34
149,54
118,32
91,16 109,87
119,85
109,99
111,44
Jumlah 3.213,15 3.493,29 3.683,48 1.041,08
Jika indeks rata-rata relative tahun 1976 merupakan rata-rata hitung dari
indeks angka relative keseluruhan barang, maka indeks rata-rata relatifnya
adalah:
Indeks rata-rata relative = (𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔
Indeks rata-rata relative = 1.041,08
9 = 115,67
b. Indeks harga tertimbang
Dalam penentuan indeks harga tertimbang, penimbang yang sering digunakan
adalah kuantitas barang yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi. (1) Metode agregat sederhana tertimbang
𝐼𝑡 ,0 = 𝑃𝑡 . 𝑊
𝑃0 . 𝑊 𝑥 100
Di mana:
W = nilai tertimbang
(a) Metode Laspeyres
Dalam menentukan indeks agregat sederhana tertimbang Laspeyres dipakai penimbang kuantitas pada periode dasar.
𝐼𝐿𝑡 ,0 = 𝑃𝑡 . 𝑄0
𝑃0 . 𝑄0 𝑥 100
Di mana:
ILt,0 = indeks Laspeyres
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 6
Pt = harga pada periode t
P0 = harga pada periode dasar
Q0 = kuantitas pada periode dasar
Contoh soal:
Data berikut adalah harga (Rp/kwt) dan kuantitas (Kwt) perdagangan
besar beberapa komoditas pertanian selama 1993 – 1995 (Rp/kwintal):
Jenis barang Harga (Rp/kwt) Kuantitas Penjualan
1993 (kwt) 1993 1994 1995
Kacang tanah
Ketela rambat
Kentang
86.327
9.088
35.805
100.242
11.055
30.142
118.622
6.976
29.402
65
45
74
Penyelesaian:
Jenis barang P93 P94 P95 Q93 P93.Q93 P94.Q93 P95.Q93
K Tanah K. Rambat Kentang
86.327 9.088
35.805
100.242 11.055 30.142
118.622 6.976
29.402
65 45 74
5.611.255 408.960
2.649.570
6.515.730 497.475
2.230.508
7.710.430 313.920
2.175.748
Jumlah - - - - 8.669.785 9.243.713 10.200.098
𝐼𝐿95,93 = 𝑃95 . 𝑄93
𝑃93 . 𝑄93 𝑥 100
= 10.200.098
8.669.785 𝑥 100
= 1,1765 𝑥 100
= 117,65
(b) Metode Paasche
Dalam menentukan indeks agregat sederhana tertimbang Paasche dipakai penimbang kuantitas pada periodeberjalan.
𝐼𝑃𝑡 ,0 = 𝑃𝑡 . 𝑄𝑡
𝑃0 . 𝑄𝑡 𝑥 100
Di mana:
IP t,0 = indeks Paasche
Pt = harga pada periode t
P0 = harga pada periode dasar
Q t = kuantitas barang pada periode t
Contoh soal:
Tentukan indeks Paasche dari data berikut untuk tahun 1995 dengan
tahun dasar 1993 jika kuantitas penjualan tahun 1995 berturut-turut
untuk ketiga hasil pertanian tersebut adalah 80 kwt, 52 kwt, dan 95 kwt.
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 7
Jenis barang P93 P95 Q95 P93.Q95 P95.Q95
K Tanah K. Rambat Kentang
86.327 9.088
35.805
118.622 6.976
29.402
80 52 95
6.906.160 472.576
3.401.475
9.489.760 362.752
2.793.190
Jumlah - - - 10.780.211 12.645.702
𝐼𝑃95,93 = 𝑃95 . 𝑄95
𝑃93 . 𝑄95 𝑥 100
= 12.645.702
10.780.211 𝑥 100
= 1,1730 𝑥 100
= 117,30
(c) Metode Drobisch
Metode Drobisch merupakan penggabungan antara metode Laspeyres
dan metode Paasche dengan mengambil rata-rata hitungnya.
𝐼𝐷𝑡 ,0 = 𝐼𝐿𝑡 ,0 + 𝐼𝑃𝑡 ,0
2
Di mana:
ID t,0 = indeks Drobisch
IL t,0 = indeks Laspeyres
IP t,0 = indeks Paasche
Contoh soal:
Tentukan indeks Drobisch dengan menggunakan data pada tabel
sebelumnya untuk tahun 1995 dan tahun dasar 1993.
Penyelesaian:
Dari perhitungan diketahui:
IL 95,93 = 117,65
IP 95,93 = 117,30
𝐼𝐷95,93 =𝐼𝐿95,93 + 𝐼𝑃95,93
2
=117,65 + 117,30
2
=234,94
2
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 8
= 117,47
(d) Metode Fischer
Metode Fischer merupakan penggabungan antara metode Laspeyres dan
metode Paasche dengan mengambil rata-rata ukurnya.
𝐼𝐹𝑡 ,0 = 𝐼𝐿𝑡 ,0 . 𝐼𝑃𝑡 ,0
Contoh soal:
Dengan menggunakan data yang sudah ada, buatlah indeks Pischer
untuk tahun 1995 dengan tahun dasar 1993.
Penyelesaian:
Dari perhitungan dengan metode Laspeyres dan metode Paasche
diketahui:
IL 95,93 = 117,65
IP 95,93 = 117,30
𝐼𝐹95,93 = 𝐼𝐿95,93 . 𝐼𝑃95,93
= 117,65 (117,30)
= 13.800,345
= 117,47
(e) Metode Marshal-Edgeworth
Metode ini menggunakan enimbang total kuantitas dari periode berjalan dengan periode dasar.
𝐼𝑀𝐸𝑡 ,0 = 𝑃𝑡(𝑄0 + 𝑄𝑡)
𝑃0(𝑄0 + 𝑄𝑡) 𝑥 100
Contoh soal:
Tentukan indeks Marshal-Edgeworth dari data sebelumnya untuk tahun
1995 dengan tahun dasar 1993.
Penyelesaian:
Jenis barang P93 P95 Q93 Q95 Q93+Q95 P93(Q93+Q95) P95(Q93+Q95)
K Tanah
K. Rambat
Kentang
86.327
9.088
35.805
118.622
6.976
29.402
65
45
74
80
52
95
145
97
169
12.517.415
881.536
6.051.045
17.200.190
676.672
4.968.938
Jumlah - - - - - 19.449.996 22.845.800
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 9
𝐼𝑀𝐸95,93 = 𝑃95(𝑄93 + 𝑄95)
𝑃93(𝑄93 + 𝑄95) 𝑥 100
= 22.845.800
19.449.996 𝑥 100
= 1,1746 𝑥 100
= 117,46
(2) Metode rata-rata tertimbang
Metode rata-rata tertimbang juga merupakan pengembangan dari metode
angka relative, yaitu dengan member timbangan pada angka relative.
Pemberian timbangan menggunakan prinsip rata-rata hitung, sedangkan
penimbang biasanya berupa nilai yang dikonsumsi atau dijual atau
diproduksi.
𝐼𝑅𝐻𝑡 ,0 =
𝑃𝑡
𝑃0 𝑊
𝑊 𝑥 100
Di mana:
𝐼𝑅𝐻𝑡 ,0 = indeks rata-rata tertimbang
W = penimbang
Oleh karena penimbang dapat berupa nilai pada periode dasar atau nilai
pada periode berjalan, maka rumus di atas dapat diubah menjadi dua
rumus, yaitu rumus dengan menimbang nilai barang pada periode dasar
dan rumus dengan penimbang nilai barang pada periode berjalan.
(a) Untuk nilai pada periode dasar (rata-rata tertimbang dengan rumus
Laspeyres)
𝐼𝑅𝐻𝑡 ,0 =
𝑃𝑡
𝑃0 𝑃0 . 𝑄0
𝑃0 . 𝑄0 𝑥 100
(b) Untuk nilai pada periode berjalan (rata-rata tertimbang dengan rumus
Paasche)
𝐼𝑅𝐻𝑡 ,0 =
𝑃𝑡
𝑃0 𝑃𝑡 . 𝑄𝑡
𝑃𝑡 . 𝑄𝑡 𝑥 100
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 10
Contoh soal:
Dengan menggunakan data yang sudah ada, buatlah indeks rata-rata
tertimbang untuk tahun 1995 dengan waktu dasar tahun 1993. Gunakan
rumus Laspeyres dan rumus Paasche.
Penyelesaioan:
Jenis
barang P93 P95 Q93 Q95
𝑃95
𝑃93 P93Q93 P95Q95
𝑃95
𝑃93 P93Q93
𝑃95
𝑃93P95Q95
K Tanah K. Rambat
Kentang
86.327 9.088
35.805
118.622 6.976
29.402
65 45
74
80 52
95
1,37 0,77
0,82
5.611.255 408.960
2.649.570
9.489.760 362.752
2.793.190
7.687.419,35 314.899,20
2.172.647,40
13.000.971,20 279.319,04
2.290.415,80
Jumlah - - - - - 8.669.785 12.645.702 10.174.965,95 15.570.706,04
Indeks rata-rata tertimbang dengan menggunakan rumus Laspeyres:
𝐼𝑅𝐻95,93 =
𝑃95
𝑃93 𝑃93 . 𝑄93
𝑃93 . 𝑄93 𝑥 100
=10.174.965,95
8.669.785 𝑥 100
= 1,1736 x 100
= 117,36
Indeks rata-rata tertimbang dengan menggunakan rumusPaasche:
𝐼𝑅𝐻95,93 =
𝑃95
𝑃93 𝑃95 . 𝑄95
𝑃95 . 𝑄95 𝑥 100
=15.570.706,04
12.645.702 𝑥 100
= 1,2313 𝑥 100
= 123,13
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 11
2. Indeks kuantitas
a. Indeks kuantitas tidak tertimbang
(1) Metode angka relative
𝐼𝐾𝑡 ,0 =𝑄𝑡
𝑄0 𝑥 100
(2) Metode agregat
𝐼𝐾𝑡 ,0 = 𝑄𝑡
𝑄0 𝑥 100
(3) Metode rata-rata relative
𝐼𝐾𝑡 ,0 =
𝑄𝑡
𝑄0 𝑥 100
𝑘
b. Indeks kuantitas tertimbang
(1) Metode Laspeyres
𝐼𝐾𝐿𝑡 ,0 = 𝑄𝑡 . 𝑃0
𝑄0 . 𝑃0 𝑥 100
(2) Metode Paasche
𝐼𝐾𝑃𝑡 ,0 = 𝑄𝑡 . 𝑃𝑡
𝑄0 . 𝑃𝑡 𝑥 100
(3) Metode Drobisch
𝐼𝐾𝐷𝑡 ,0 = 𝐼𝐾𝐿𝑡 ,0 + 𝐼𝐾𝑃𝑡 ,0
2
(4) Metode Fischer
𝐼𝐾𝐹𝑡 ,0 = 𝐼𝐾𝐿𝑡 ,0 . 𝐼𝐾𝑃𝑡 ,0
(5) Metode Marshal-Edgeworth
𝐼𝐾𝑀𝐸𝑡 ,0 = 𝑄𝑡 (𝑃0 + 𝑃𝑡)
𝑄0 (𝑃0 + 𝑃𝑡) 𝑥 100
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 12
(6) Metode rata-rata tertimbang
(a) Menggunakan rumus Laspeyres
𝐼𝑅𝐾𝑡 ,0 =
𝑄𝑡
𝑄0 . 𝑄𝑡 . 𝑃0
𝑄0 . 𝑃0 𝑥 100
(b) Menggunakan rumus Paasche
𝐼𝑅𝐾𝑡 ,0 =
𝑄𝑡
𝑄0 . 𝑄𝑡 . 𝑃𝑡
𝑄𝑡 . 𝑃𝑡 𝑥 100
Contoh soal:
Berikut ini adalah data mengenai kuantitas konsumsi dan
harga eceran tiga jenis barang tahun 1994 dan 1995.
Jenis barang
Produksi (unit) Harga (Rp/unit)
1994 1995 1994 1995
X Y Z
44 125 86
65 174 134
25 75 40
50 100 60
Dari data tersebut, tentukan:
1) Indeks kuantitas relative barang Y tahun 1994, jika tahun
dasar 1995. 2) Indeks kuantitas rata-rata relative tahun 1995, jika tahun
dasar 1994. 3) Indeks kuantitas Laspeyres tahun 1995, jika tahun dasar
1994. 4) Indeks kuantitas Paasche tahun 1995, jika tahun dasar
1994. 5) Indeks Marshal-Edgeworth 1995, jika tahun dasar 1994. 6) Indeks rata-rata tertimbang kuantitas relative tahun 1994
dengan rumus Laspeyres dan Paasche.
Penyelesaian: 1) Indeks kuantitas relative barang Y tahun 1994 dengan
tahun dasar 1995:
𝐼𝐾(𝑌)94,95 =𝑄94
𝑄95 𝑥 100
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 13
=125
174 𝑥 100
= 0,7184 𝑥 100
= 71,84
2) Indeks kuantitas rata-rata relative tahun 1995 dengan tahun dasar 1994:
Jenis barang Indeks angka reltif 1995
X
Y
Z
147,73
139,20
155,81
Jumlah 442,74
𝐼𝐾95,94 =(𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔
=442,74
3
= 147,58
3 dan 4) Penyelesaian Indeks Laspeyres dan indeks
Paasche dengan menggunakan tabel berikut:
Jenis
barang Q94 Q95 P94 P95 Q95P94 Q94P94 Q95P95 Q94P95
X
Y
Z
44
125
86
65
174
134
25
75
40
50
100
60
1.625
13.050
5.360
1.100
9.375
3.440
3.250
17.400
8.040
2.200
12.500
5.160
Jumlah - - - - 20.035 13.915 28.690 19.860
3) Indeks kuantitas Laseyres 1995 dengan tahun dasar 1994:
𝐼𝐾𝐿95,94 = 𝑄95 . 𝑃94
𝑄94 . 𝑃94 𝑥 100
= 20.035
13.915 𝑥 100
= 1,4398 𝑥 100
= 143,98
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 14
4) Indeks kuantitas Paasche 1995 dengan tahun dasar 1994:
𝐼𝐾𝑃95,94 = 𝑄95 . 𝑃95
𝑄94 . 𝑃95 𝑥 100
= 28.690
19.860 𝑥 100
= 1,4446 𝑥 100
= 144,46
5) Indeks Marshal-Edgeworth 1995 dengan tahun dasar 1994:
Jenis
barang Q94 Q95 P94 P95 P94+P95 Q95(P94+P95) Q94(P95+P95)
X
Y
Z
44
125
86
65
174
134
25
75
40
50
100
60
75
175
100
4.875
30.450
13.400
3.300
21.875
8.600
Jumlah - - - - 48.725 33.775
𝐼𝐾𝑀𝐸95,94 = 𝑄95 (𝑃94 + 𝑃95)
𝑄94 (𝑃94 + 𝑃95) 𝑥 100
= 48.725
33.775 𝑥 100
= 1,4426 𝑥 100
= 144,26
6) Indeks rata-rata tertimbang kuantitas relative tahun 1995
dan tahun dasar 1994 dengan menggunakan Laspeyres dan Paasche:
Jenis
barang Q94 Q95 P94 P95
𝑄95
𝑄94
Q94P94 Q95P95 𝑄95
𝑄94𝑄94 .P94
𝑄95
𝑄94Q95.P95
X
Y
Z
44
125
86
65
174
134
25
75
40
50
100
60
1,48
1,39
1,56
1.100
9.375
3.440
3.250
17.400
8.040
1.628,00
13.031,25
5.366,40
4.810,00
24.186,00
12.542,40
Jumlah - - - - - 13.915 28.690 20.025,65 41.538,40
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 15
Metode Laspeyres:
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 =
𝑄95
𝑄94 . 𝑄95 . 𝑃94
𝑄94 . 𝑃94 𝑥 100
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 = 20.025,65
13.915 𝑥 100
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 = 1,4391 𝑥 100
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 = 143,91
Metode Paasche:
𝐼𝑅𝐾(𝑃)95,94 =
𝑄95
𝑄94 . 𝑄95 . 𝑃95
𝑄95 . 𝑃95 𝑥 100
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 = 41.538,4
28.690 𝑥 100
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 = 1,4478 𝑥 100
𝐼𝑅𝐾(𝐿)95,94 = 144,78
3. Indeks produktivitas
Indeks produktivitas adalah indeks yang dipakai untuk mengukur tingkat efektifnya
factor yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang ekonomis, atau
indeks yang dipakai untuk mengukur rasio antara output dan input.
𝐼𝑃𝑟𝑜𝑑 = 𝑃𝑟𝑜𝑑(𝑡)
𝑃𝑟𝑜𝑑(0) 𝑥 100
Contoh soal:
(1) Sebuah perusahaan pembuat tas pada tahun 1991 mepekerjakan 500 jam kerja
untuk menghasilkan 300 tas dan pada tahun 1990 mepekerjakan 550 jam kerja untuk menghasilkan 250 tas. Tentukan nilai indeks produktivitas tahun 1991 dengan tahun 1990 sebagai tahun dasar.
Penyelesaian:
Produktivitas tahun 1990 = 250
550
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 16
= 0,45 tas per jam kerja
Produktivitas tahun 1991 = 300
500
= 0,60 tas per jam kerja
𝐼𝑃𝑟𝑜𝑑 = 𝑃𝑟𝑜𝑑(91)
𝑃𝑟𝑜𝑑(90) 𝑥 100
= 0,60
0,45 𝑥 100
= 1,3333 𝑥 100
= 133,33
(2) Cara lain untuk menghitung indeks produktivitas adalah:
𝐼𝑃𝑟𝑜𝑑 =
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡
𝑥 100
Contoh soal: Sebuah industri barang-barang kulit tahun 1995 memerlukan 1,25 jam kerja per sepatu, 2,5 jam kerja per tas, dan 0,50 jam kerja per ikat pinggang. Tahun 1997 industri tersebut memakai 550.000 jam kerja untuk membuat 125.000 sepatu, 225.000 tas, dan 90.000 ikat pinggang. Hitunglah indeks produktivitas industri tersebut untuk tahun 1997 dengan periode dasar 1995.
Penyelesaian:
Tahun 1997 jumlah jam kerja yang digunakan adalah 550.000 jam kerja.
Tahun 1995 jumlah jam kerja yang digunakan adalah:
(a) Untuk membuat 125.000 sepatu diperlukan (125.000)(1,25) = 156.250 jam kerja. (b) Untuk membuat 225.000 tas diperlukan (225.000)(2,5) = 562.500 jam kerja. (c) Untuk membuat 90.000 ikat pinggang diperlukan (90.000)(0,5) = 45.000 jam
kerja.
Jadi, tahun 1995 jumlah jam kerja yang digunakan adalah (156.250 +
562.500 + 45.000) jam kerja = 763.750 jam kerja.
𝐼𝑃𝑟𝑜𝑑 =
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑠𝑒𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡
𝑥 100
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 17
𝐼𝑃𝑟𝑜𝑑 = 763.750
550.000 𝑥 100
= 1,3886 𝑥 100
= 138,86
4. Indeks nilai
𝐼𝑁𝑡,0 = 𝑃𝑡 . 𝑄𝑡
𝑃0 . 𝑄0 𝑥 100
Contoh soal: Berikut ini adalah tabel berisikan harga dan banyaknya produksi tahun 1995 sampai tahun 1996 dari jenis tanaman tertentu.
Jenis tanaman Harga (Rp/unit) Produksi (unit)
1995 1996 1995 1996
X Y Z
400 550 325
750 825 615
55 72 92
82 98 113
Dari data tersebut, tentukanlah indeks nilai tahun 1996 dengan tahun dasar 1995. Penyelesaian:
Jenis tanaman P0 Pt Q0 Qt P0 Q0 Pt Qt
X Y Z
400 550 325
750 825 615
55 72 92
82 98 113
22.000 39.600 29.900
61.500 80.850 69.495
Jumlah - - - - 91.500 211.845
𝐼𝑁96,95 = 211.845
91.500 𝑥 100
= 2,3152 𝑥 100
= 231,52
D. Indeks Rantai
Indeks rantai merupakan perbandingan yang berpasangan dan disusun secara berantai dari tahun ke tahun (tidak terbatas pada satu tahun atau periode saja). Indeks rantai umumnya
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 18
lebih fleksibel terhadap penggantian jenis barang ataupun timbangan dibandingkan dengan angka-angka indeks biasa sebelumnya. Sebenarnya, untuk membuat indeks rantai prosedurnya hampir sama dengan cara membuat angka indeks sebelumnya, hanya kalau ingin membuat indeks berantai harus ditentukan terlebih dahulu berapa satuan waktu sebelumnya yang akan digunakan sebagai waktu dasar. Kemudian, mengganti Po menjadi Pt-1 atau Pt-2, Qo menjadi Qt-1 atau Qt-2 dan seterusnya.
1. Indeks rantai harga
𝐼𝑡 , 𝑡−1 = 𝑃𝑡
𝑃𝑡−1 𝑥 100
2. Indeks rantai kuantitas
𝐼𝑡 , 𝑡−1 = 𝑄𝑡
𝑄𝑡−1 𝑥 100
3. Indeks rantai dengan metode agregat tertimbang dengan timbangan tetap (Q0)
𝐼𝑡 , 𝑡−1 = 𝑃𝑡 . 𝑄0
𝑃𝑡−1 . 𝑄0 𝑥 100
Contoh soal:
Berikut ini data mengenai perkembangan harga suatu komoditas tertentu selama lima
tahun dari tahun 1991 sampai 1995.
Tahun 1991 1992 1993 1994 1995
Harga (Rp/kg) 750 925 1.150 1.300 1.550
Buatlah indeks rantai untuk tahun 1992, 1993, 1994, dan 1995 dengan tahun dasar
1991.
Penyelesaian:
𝐼92,91 = 𝑃92
𝑃91 𝑥 100 =
925
750 𝑥 100 = 1,2333 𝑥 100 = 123,33
𝐼93,92 = 𝑃93
𝑃92 𝑥 100 =
1.150
925 𝑥 100 = 1,2432 𝑥 100 = 124,32
𝐼94,93 = 𝑃94
𝑃93 𝑥 100 =
1.300
1.150 𝑥 100 = 1,1304 𝑥 100 = 113,04
𝐼95,94 = 𝑃95
𝑃94 𝑥 100 =
1.550
1.300 𝑥 100 = 1,1923 𝑥 100 = 119,23
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 19
Indeks rantai di atas merupakan indeks rantai dengan tahun dasar yang berubah-
ubah. Dari indeks tersebut dapat dibuat indeks rantai dengan dasar yang tetap.
It+1,t-1 = (It,t-1)(It+1,t)
Rumus di atas berlaku sebelum masing-masing indeks dikalikan dengan 100, hasil
perkaliannya baru dikalikan dengan 100.
Contoh soal:
Buatlah indeks rantai dengan tahun dasar tetap, yaitu 1991 dari data di atas.
Penyelesaian:
Dari uraian di atas diketahui:
𝐼92,91 = 𝑃92
𝑃91 𝑥 100 =
925
750 𝑥 100 = 1,2333 𝑥 100
𝐼93,92 = 𝑃93
𝑃92 𝑥 100 =
1.150
925 𝑥 100 = 1,2432 𝑥 100
𝐼94,93 = 𝑃94
𝑃93 𝑥 100 =
1.300
1.150 𝑥 100 = 1,1304 𝑥 100
𝐼95,94 = 𝑃95
𝑃94 𝑥 100 =
1.550
1.300 𝑥 100 = 1,1923 𝑥 100
Jadi:
𝐼92,91 = 1,2333 𝑥 100 = 123,33
𝐼93,91 = 𝐼92,91 𝐼93,92 𝑥 100
= (1,2333)(1,2432) 𝑥 100
= 1,5332 x 100
= 153,32
𝐼94,91 = 𝐼92,91 𝐼93,92 𝐼94,93 𝑥 100
= 𝐼93,91 𝐼94,93 x 100
= (1,5332)(1,1304) 𝑥 100
= 1,7331 x 100
= 173,31
𝐼95,91 = 𝐼92,91 𝐼93,92 𝐼94,93 𝐼95,94 𝑥 100
= 𝐼94,91 𝐼95,94 x 100
= (1,7331)(1,1923) 𝑥 100
= 2,0664 x 100
= 206,64
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 20
E. Mengubah Tahun atau Periode Dasar
Pengubahan atau pemindahan tahun atau periode dasar dari angka-angka indeks perlu
dilakukan untuk kepentingan tertentu, seperti: 1. Tahun dasar yang sudah lama dan terlalu jauh di belakang, 2. Ingin membandingkan indeks sekumpulan barang pada tahun-tahun yang sama dengan
tempat yang berbeda.
Cara mengubah tahun atau periode dasar ialah:
1. Angka indeks dari tahun dasar yang baru disamakan dengan 100. 2. Angka-angka indeks dari tahun-tahun berikutnya (mungkin juga dari tahun-tahun
sebelumnya), dibagi dengan indeks dari tahun dasar baru dan dikalikan dengan 100.
Contoh soal: Berikut ini adalah angka indeks untuk tahun-tahun tertentu:
Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990
Angka indeks 100 (dasar)
125 147 165 183 197
Buatlah angka indeks yang baru dengan tahun dasar 1987.
Penyelesaian:
Tahun dasar 1987 diubah menjadi sama dengan 100.
Angka indeks untuk tahun 1985, 1986, 1988, 1989, dan 1990 dihitung sebagai berikut:
Angka indeks 1985 = 100
147 𝑥 100 = 0,6803 𝑥 100 = 68,03
Angka indeks 1986 = 125
147 𝑥 100 = 0,8503 𝑥 100 = 85,03
Angka indeks 1987 = 147
147 𝑥 100 = 0,1000 𝑥 100 = 100,00
Angka indeks 1988 = 165
147 𝑥 100 = 1,1224 𝑥 100 = 112,23
Angka indeks 1989 = 183
147 𝑥 100 = 1,2449 𝑥 100 = 124,49
Angka indeks 1990 = 197
147 𝑥 100 = 1,3401 𝑥 100 = 134,01
Jadi angka indeks dengan tahun dasar 1987 adalah:
Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 21
Angka indeks 68,03 85,03 100 (dasar)
112,23 124,49 134,01
F. Kegunaan Angka Indeks
Dalam kehidupan sehari-hari, angka indeks dapat digunakan dalam pendeflasian,
penghitungan daya beli, escalator kontrak kerja, dan indicator dunia perdagangan.
1. Pendeflasian
Pendeflasian adalah penghitungan upah nyata dengan cara mengalikan uapah uang dengan daya beli rupiah atau uang dengan indeks harga. Upah nyata adalah daya beli dari upah yang diterima. Upah uang adalah upah yang diterima pekerja dalam bentuk uang. Upah nyata lebih berarti daripada upah uang, karena daya beli dari upah uang sangat dipengaruhi oleh harga umum dan barang-barang konsumsi atau biaya hidup. Misalnya, upah pekerja yang dinaikkan 30% dari tahun-tahun sebelumnya tidak akan berarti apabila upah nyata tidak ikut dinaikkan.
Contoh: Berikut ini adalah data mengenai rata-rata upah mingguan (Rp 10.000) dari sebuah perusahaan garmen beserta indeks biaya hidup selama lima tahun.
Tahun Rata-rata upah mingguan Indeks biaya hidup
1991
1992
1993
1994
1995
5,03
5,52
6,02
6,52
6,80
98,0
102,2
101,8
104,5
108,1
Dari data tersebut:
a. Tentukan upah nyata mingguan, b. Tentukan kenaikan upah uang dan kenaikan upah nyata dari tahun 1991 sampai tahun
1995. c. Apa kesimpulannya?.
Penyelesaian:
Indeks biaya hidup (IBH) yang baru dengan tahun dasar 1991:
IBH91,91 =100
IBH92,91 = 102,2
98 𝑥 100 = 1,0428 = 104,28
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 22
IBH93,91 = 101,8
98 𝑥 100 = 1,0388 = 103,88
IBH94,91 = 104,5
98 𝑥 100 = 1,0663 = 106,63
IBH95,91 = 108,1
98 𝑥 100 = 1,1031 = 110,31
a. Indeks upah nyata mingguan (IUNYM):
IUNYM91 = 5,03
100 ,00 𝑥 100 = 0,0503 𝑥 100 = 5,03
IUNYM92 = 5,52
104 ,28 𝑥 100 = 0,0529 𝑥 100 = 5,29
IUNYM93 = 6,02
103 ,88 𝑥 100 = 0,0579 𝑥 100 = 5,79
IUNYM94 = 6,52
106 ,63 𝑥 100 = 0,0611 𝑥 100 = 6,11
IUNYM95 = 6,80
110 ,31 𝑥 100 = 0,0616 𝑥 100 = 6,16
b. Kenaikan upah uang dan upah nyata dari tahun 1991 sampai tahun 1995:
(1) Kenaikan upah uang dari tahun 1991 sampai tahun 1995:
=6,80 − 5,03
5,03 𝑥 100% =
1,77
5,03 𝑥 100% = 0,35 𝑥 100% = 35,19 %
(2) Kenaikan upah nyata dari tahun 1991 sampai tahun 1995:
=6,16 − 5,03
5,03 𝑥 100% =
1,13
5,03 𝑥 100% = 0,2247 𝑥 100% = 22,47 %
c. Kesimpulan:
Kenaikan upah uang tidak dapat mengimbangi kenaikan indeks yang terjadi
sebelumnya, sehingga kenaikan upah nyata kurang sebanding.
2. Daya beli
Daya beli merupakan angka relative terhadap periode dasar pada waktu indeks disusun.
Cara memperoleh daya beli untuk berbagai tahun adalah dengan membagi daya beli
tersebut dengan indeks tahun bersangkutan, kemudian mengalikannya dengan 100.
Contoh soal:
Tentukanlah daya beli (DB) rupiah dari tahun ke tahun dari data sebelumnya, jika daya
beli satu rupiah pada tahun 1991 bernilai Rp 1,00.
Angka Indeks
D:\DATA KERJA\Website FEKON\Fekon Maret 2013 (Sulhan)\Statistika-1 Rev 070313\Statistika-1 Rev 200512\7-Sttk-
1AI (Rev 200512)I.docx 23
Penyelesaian:
Daya beli Rp 1,00 untuk tahun 1991 tetap maka daya beli Rp 1,00 untuk tahun-tahun
selanjutnya:
DB91 = 1
100,00 𝑥 100 = 0,0100 𝑥 100 = 1,00
DB92 = 1
104,28 𝑥 100 = 0,0096 𝑥 100 = 0,96
DB93 = 1
103,88 𝑥 100 = 0,0096 𝑥 100 = 0,96
DB94 = 1
106,63 𝑥 100 = 0,0094 𝑥 100 = 0,94
DB95 = 1
110,31 𝑥 100 = 0,0091 𝑥 100 = 0,91
3. Eskalator Kontrak kerja
Angka indeks dapat digunakan sebagai syarat penyesuaian dalam berbagai kontrak atau
perjanjian yang dilakukan perusahaan. MIsalnya, penggunaan indeks harga konsumen
dalam perjanjian kerja atau kontrak upah dan indeks harga grosir untuk penyesuaian
harga-harga pada waktu pengiriman dalam kontrak dagang jangka panjang.
4. Indikator dunia perdagangan
Angka indeks dapat juga digunakan sebagai indicator dari kondisi perdagangan regional
dan dunia pada umumnya. Misalnya, indeks harga grosir untuk mengikuti dasar
pergerakan hargadan perencanaan kebijakan harga, indeks produksi untuk mengikuti
perubahan volume produksi fisik, membuat perbandingan-perbadingan, dan membuat
perencanaan yang sesuai.