74760195-Refrat-GLAUKOMA

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Keloid adalah pertumbuhan jaringan ikat padat hiperproliferatif jinak 

    akibat respon penyembuhan luka abnormal. Keloid terjadi karena sintesis dan

     penumpukan kolagen yang berlebihan dan tidak terkontrol pada kulit yang

    sebelumnya terjadi trauma dan mengalami penyembuhan luka. (Robles &

    Berg, 2007 !arting dkk, 200"# Keloid berbeda dengan skar hipertrofik 

    karena keloid menyebar mele$ati garis batas luka a$al, mengin%asi kulit

    normal di sekitarnya,  tumbuh mirip pseudotumor dan enderung rekuren

    setelah eksisi. ('rioste dkk, ))) !arting dkk, 200"#.

    *enanganan keloid merupakan tantangan bagi dermatolog, terutama

    karena respon terhadap pengobatan yang ber%ariasi. Berbagai metoda terapi

    telah dilakukan untuk mengobati keloid. +etoda terapi keloid yang banyak 

    digunakan saat ini adalah kortikosteroid, pembedahan, radiasi, laser dan

     silicone gel sheets. Beberapa metoda lain, masih dalam taraf eksperimen,

    seperti interferon, bleomisin dan 5-fluorouracil.  (urani & Bayat, 2007#

    Keloid sering timbul kembali $alaupun telah diterapi dengan berbagai teknik.

    (-akson dkk, 200# ampai saat ini pun, belum ada baku emas penanganan

    keloid. (ridharani dkk, 200# /leh karena itu, pemahaman mendasar tentang

     patogenesis, berbagai metoda penanganan dan penegahan kekambuhankeloid penting untuk dimiliki oleh dokter yang akan menangani kondisi ini.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    2/19

    1.2 Batasan masalah

    ulisan ilmiah  ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi,

    anatomi dan fisiologi kulit, gambaran histologi keloid, pathogenesis dan patofisiologi

    keloid, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan penegahan keloid.

    1.3 Tujuan Penulisan

    *enulisan ilmiah  ini bertujuan menambah pengetahuan para dokter muda

    mengenai Keloid.

    1. !et"#a Penulisan

    *enulisan ilmiah ini disusun berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk 

    kepada berbagai literatur.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    3/19

    BAB II

    TIN$AUAN PU%TA&A

    A. De'inisi

    Keloid adalah pembentukan jaringan parut berlebihan (pertumbuhan

     proliferatif# yang munul di atas kulit yang mengalami trauma atau di atas luka

    operasi dan tidak sesuai dengan beratnya trauma, tidak dapat sembuh seara

    spontan serta dapat berulang setelah dilakukan eksisi (hompson, 200#. Keloid

     juga dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan jinak dari jaringan fibrosa padat,

    yang berkembang dari respon abnormal terhadap penyembuhan edera kulit, yang

    meluas keluar dari perbatasan asli luka atau respon inflamasi. eara klinis, keloid

     berbentuk nodul, ber$arna ato hypopigmentasi, atau bersifat eritematosa

    sekunder untuk telangietasias. Keloid terjadi paling umum pada bagian dada,

     bahu, punggung atas, belakang leher dan telinga (Roble1, 2007#.

    !arus dibedakan antara istilah keloid dan parut hipertropik. *ada parut

    hipertropik, besar parut masih sesuai dengan lukanya, tidak pernah mele$ati batas

    tepi luka dan pada suatu saat akan mengalami fase maturasi. *arut hipertropik 

     juga dapat sembuh seara spontan dalam 2" bulan meskipun tidak komplit.

    edangkan pada keloid, parut melampaui batas tepi luka tetapi jarang meluas

    sampai ke jaringan subkutan, aktif dan menunjukkan tandatanda radang seperti

    kemerahan, gatal dan nyeri ringan. -ika keloid bersifat multipel atau berulang

    maka disebut keloidosis (3auglit1, 20#.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    4/19

    B. E(i#emi"l"gi

    Kebanyakan orang tidak pernah memiliki keloid. 'ntuk alasan yang tidak 

    diketahui, keloid terjadi lebih sering di antara kulit hitam, !ispanik dan 4sia dan

     jarang di Kaukasia 56, 8. ilaporkan sekitar 9: orang afrika hitam menderita

    keloid, sedangkan orang kulit putih dan albino sangat sedikit yang menderita

    keloid (;ohly, 2002#. Keloid juga dilaporkan lebih banyak pada $anita muda

    dibandingkan pria muda. 4B6,

    !>4B2, !>4B$9, !>4B$=, !>4R, !>4?$=, dan golongan

    darah 4. ransmisi dilaporkan seara autosom dominan dan autosom resesif.

    Keloid dapat disebabkan oleh insisi bedah, luka, penyuntikan %aksinasi (B;3#,

    luka bakar, bekas jera$at, setelah aar, gigitan serangga, pemakaian anting

    (@olfram, 200)#.

    D. Anat"mi #an *isi"l"gi &ulit

    Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

    lingkungan hidup manusia. >uas kulit orang de$asa , m2 dengan berat kirakira

    : berat bada. Kulit merupakan organ yang paling esensial dan %ital serta

    merupakan ermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangan kompleks, elastis

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    5/19

    dan sensitif, ber%ariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung

     pada lokasi tubuh (3auglit1, 20#.

    *embagian kulit seara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaituA

    a. >apisan epidermis atau kutikel, terdiri ataA stratum korneum, stratum lusidum,

    stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas dua

     jenis sel A selsel kolumner dan sel pembentuk melanin#. b. >apisan dermis (korium, kutis %era, true skin#. eara garis besar dibagi

    menjadi dua bagian, yakni A pars papillare dan pars retikulare.. >apisan subkutis (hipodermis# adalah kelanjuta dermis, terdiri atas jaringan

    ikat longgar berisi selsel lemak di dalamnya.

    askularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di

     bagian atas dermis (pleksus superfisial# dan yang terletak di subkutis (pleksus

     profunda#. *leksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil

    dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars papillare juga mengadakan

    anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan

    dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.

    Cungsi utama kulit adalah fungsi proteksi (pelindung terhadap edera fisik,

    kekeringan, 1at kimia, kuman penyakit dan radiasi#, absorpsi, ekskresi, persepsi

    (faal perasa dan peraba yang dijalankan oleh ujung saraf sensoris ater paini,

    +eisner, Krause, dan Ruffini yang terdapat di dermis#, pengaturan suhu tubuh

    (termoregulasi akibat adanya jaringan kapiler yang luas di dermis, adanya lemak 

    subkutan, dan kelenjar keringat#, pembentukan pigmen, pembentukan %itamin ,

    dan keratinisasi.

    E. +ambaran Hist"l"gi &el"i#

    *ada pemeriksaan histologis keloid, ditemukan kolagen dengan jumlah yang

    meningkat dan deposisi glikosaminoglikan, kedua komponen utama matriks

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    6/19

    ekstraselular. Kolagen pada keloid terdiri dari penebalan $horls dari bundel

    kolagen hyalini1ed dalam array yang serampangan, yang dikenal sebagai kolagen

    keloidal (Roble1, 2007#. !al ini berbeda untuk bekas luka normal di mana berkas

     berkas kolagen sejajar berorientasi pada permukaan kulit.

    *. Pat"genesis Dan Pat"'isi"l"gi

    *atogenesis keloid seara jelas masih belum diketahui, tetapi merupakan

     peristi$a yang kompleks dan melibatkan faktor genetik dan lingkungan. Kondisi

    inflamasi kulit seperti akne %ulgaris, folikulitis, infeksi %ariella, atau %aksinasi

    (terutama %aksinasi B;3# dapat menyebabkan pembentukan keloid. Keloid

     paling sering terjadi dalam pengaturan penyembuhan luka bedah atau nonbedah

    (misalnya, laserasi dan penusukan daun telinga#. Keloid berkembang dalam

     beberapa bulan setelah luka atau proses inflamasi, dan dapat berkembang lebih

     pesat, keluar dari batas luka setahun kemudian. Dkspresi menyimpang dari

     berbagai faktor pertumbuhan dan reseptor diperlihatkan melalui fibroblas.

    +isalnya, fibroblas keloidal ditunjukkan untuk lebih mengekspresikan faktor 

     pertumbuhanA D3C, 3CE, 3CE2, ;3C, serta *3CF reseptor. *ada

    sebuah penelitian didapatkan bah$a 3CE berperan sebagai patogenesis

     jaringan parut abnormal dan banyak penelitian difokuskan pada jalur ini. ebuah

    studi terbaru oleh ;apaner dkk. melaporkan bah$a ekspresi lebih dari 3CE

    merupakan komponen penting dalam pembentukan keloid. etapi bukan

    merupakan faktor utama atau independen, karena keloid juga merupakan adalah

     proses multifaktorial. alam sebuah penelitian, fibroblas keloidal ditemukan

    memiliki tingkat yang lebih rendah dari apoptosis, diduga terkait dengan

     peraturan turunapoptosis gen terkait. ibandingkan dengan fibroblas dermal

    yang normal, fibroblas pada keloid menunjukkan peningkatan produksi kolagen

    dan matriks metalloproteinase (Roble1, 2007#.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    7/19

    aat proses penyembuhan luka harus ada keseimbangan antara produksi

    kolagen yang meningkat dan kerusakan jaringan yang difasilitasi oleh

    metaloproteinase matriks. Bekas luka yang normal memiliki mekanisme umpan

     balik negatif, dimana fibroblas berfungsi untuk memperbaiki aat kulit tetapi

    akti%itas mereka juga dihambat untuk menegah perbaikan yang berlebihan.

    alam hal ini, fibroblas berasal dari bekas luka matang mampu menekan

     proliferasi in%itro yang dapat menyebabkan jaringan parut patologis. !al ini

    menunjukkan mekanisme umpan balik negatif fibroblas keloidal yang pada

    akhirnya mengakibatkan pembentukan parut yang mempunyai keenderungan

    untuk kambuh.

    ampai saat ini, tidak ada gen tertentu telah dikaitkan dengan perkembangan

    keloid. ebagian besar kasus terjadi seara sporadis, meskipun temuan dari

    sejarah keluarga yang positif adalah hal yang biasa. +arneros dan rekannya

    mempelajari empat belas keluarga dengan anggota yang terkena dampak ganda

    dan berasal sebuah autosomal dominan dengan pola $arisan penetrasi tidak 

    lengkap berdasarkan analisis mereka. Berbagai polimorfisme gen enoding 3C

    E, E2 E= serta reseptor 3CE telah die%aluasi, tetapi tidak ada asosiasi signifikan

    seara statistik dengan keloid telah diidentifikasi.

    Kemungkinan bah$a beberapa gen memberikan kerentanan terhadap

     perkembangan keloid, dengan gen yang berbeda memberikan kontribusi bagi

     pembentukan keloid dalam keluarga yang berbeda. !al ini akan membuat

    identifikasi gen tertentu bermasalah. atish dkk. melaporkan data yang

    membandingkan profil ekspresi gen dari sejumlah keil sampel jaringan keloid

    dan kulit normal. idapatkan hasil bah$a terdapat peningkatan ekspresi kedua

    fibronektin dan rantai F tipe protein kolagen yang umumnya terkait dengan

     penyembuhan luka yang abnormal. elain itu, isoform aktin beberapa orang atas

    disajikan dalam fibroblast keloid. +enariknya, ada beberapa gen terkait apoptosis

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    8/19

    yang menunjukkan ekspresi yang meningkat pada fibroblast keloid. !al ini

    mendukung gagasan bah$a disregulasi apoptosis dapat menyebabkan

     pembentukan keloid. ari data yang ada juga diketahui bah$a beberapa tumor 

    yang berhubungan dengan gen yang ditemukan dalam fibroblast keloid, terdapat

     peningkatan jumlah pada *rotein Ribosomal " (R*"# yang merupakan protein

     penting untuk pertumbuhan sel tat=, lain onkogen yang terlibat dalam

     proliferasi sel, juga telah dihubungkan dengan pathogenesis keloid.

    Keloid dapat dijelaskan sebagai suatu %ariasi dari penyembuhan luka. *ada

    suatu luka, proses anabolik dan katabolik menapai keseimbangan selama kurang

    lebih 9" minggu setelah suatu trauma. *ada stadium ini, kekuatan luka kurang

    lebih =060: dibandingkan kulit sehat. eiring dengan maturnya jaringan parut

    (skar#, kekuatan meregang dari skar juga bertambah sebagai akibat pertautan yang

     progresif dari serat kolagen. *ada saat itu, skar akan nampak hiperemis dan

    mungkin menebal, tepi penebalan ini akan berkurang seara bertahap selama

     beberapa bulan sampai menjadi datar, putih, lemas, dapat diregangkan sebagai

    suatu skar yang matur. -ika terjadi ketidakseimbangan antara fase anabolik dan

    katabolik dari proses penyembuhan, lebih banyak kolagen yang diproduksi dari

    yang dikeluarkan, dan skar bertumbuh dari segala arah. kar sampai diatas

     permukaan kulit dan menjadi hiperemis. kar yang meluas ini akan timbul

    sebagai keloid dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lainA semua

    rangsang fibroplasia yang berkelanjutan (infeksi kronik, benda asing dalam luka,

    tidak ada regangan setempat $aktu penyembuhan, regangan berlebihan pada

     pertautan luka#, usia pertumbuhan, bakat, ras dan lokasi (3auglit1, 20#.

    +. Diagn"sis

    iagnosis keloid dibuat berdasarkan gambaran klinis (penampakan kulit

    atau jaringan parut#A

    a. Konsistensi keloid yang ber%ariasi dari lunak, seperti karet sampai keras.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    9/19

     b. >esi a$al biasanya kemerahan.

    . >esi menjadi merah keoklatan atau seperti $arna daging.

    d. >esi biasanya tidak mengandung folikel rambut ataupun kelenjar adneksalainnya#

    Keloid memberikan gambaran klinik yang ber%ariasi. Kebanyakan lesi

    tumbuh selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi ada pula yang

    tumbuh dalam beberapa tahun. *ertumbuhan biasanya lambat, tetapi kadang

    kadang melebar seara epat, menjadi = kali lebih lebar dalam beberapa bulan.

    4da pula keloid yang berhenti tumbuh, keloid tidak selalu memberikan gejala dan

    menjadi stabil. Keloid tumbuh berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya

    menimbulkan gatal dan enderung kambuh bila dilakukan inter%ensi bedah.

    Keloid pada telinga, leher, dan abdomen biasanya bertangkai. Keloid pada

    daerah tengah dada dan ekstremitas biasanya datar, dimana dasarnya lebih luas

    dari punaknya.

    Kebanyakan keloid berbentuk bulat, o%al, atau persegi panjang dengan tepi

    reguler, tetapi ada pula yang berbentuk seperti bekas akaran dengan tepi yang

    irreguler. Kebanyakan pasien datang dengan 2 keloid, tetapi ada juga dengan

     banyak keloid seperti pada pasien yang keloid munul akibat jera$at atau bekas

    aar.

    Keloid pada sendi dapat mengganggu pergerakan akibat kontraktur. Keloid

    tidak pernah berubah menjadi keganasan dan hanya menimbulkan masalah

    kosmetik saja. Crekuensi lokasi keloid pada orang 4sia biasanya pada uping

    telinga, ekstremitas atas, leher, payudara, bahu, sternum, pinggang, dan $ajah.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    10/19

    H.

    Penatalaksanaan

    Berbagai maam terapi yang ada untuk keloid, dengan modalitas yang paling

    umum digunakan ini, injeksi steroid intralesi, eksisi bedah, ryotherapy, terapi

    laser, terapi radiasi dan penerapan lembaran gel silikon. *engobatan lain yangtelah digunakan dengan tingkat keberhasilan %ariabel meliputi, GmiHuimod, C',

     bleomyin, retinoid, alium hannel blokers, mitomyin ; dan interferonF 2b

    (Roble1, 2007#.

    a. Konser%atif 

    • Gnjeksi steroid

    Keloid ditangani seara konser%atif dengan penyuntikan sediaan

    kortikosteroid intrakeloid yang diulang 2= minggu sekali sampai efek 

    yang diinginkan terapai (Dspana, 20#. eara keseluruhan, modalitas

    ini memiliki tingkat tinggi toleransi serta efekti%itas dalam mengurangi

    gejala. riaminolone aetonide (Kenalog, Bristol+yers Huibb,

    *rineton,

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    11/19

    tergantung pada ukuran dan lokasi lesi. 'ntuk lesi pada batang atau

    ekstremitas terapi biasanya dimulai di 60mgIml dan kemudian dititrasi

    sesuai pada kunjungan berikutnya. Beberapa suntikan pada inter%al

     bulanan umumnya dibutuhkan untuk keloid yang lebih besar. untikan

    steroid intralesi membantu melembutkan dan mengurangi gejala pruritus

    dan nyeri tekan.

    Komplikasi dari penggunaan steroid intralesi meliputi, atrofi kulit,

    hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, dan pengembangan telangietasias.

    Karena pasien biasanya membutuhkan beberapa jarum suntik, terutama

    untuk lesi yang lebih besar, beberapa penulis menganjurkan prapera$atan

    dengan lidokain topikal atau penambahan lidokain di suntik untuk 

    membantu mengurangi rasa sakit pada daerah yang akan disuntik.

    riaminolone aetonide telah ditunjukkan untuk menghambat sintesis

    kolagen dan pertumbuhan fibroblast in %itro 5608. elah dilaporkan bah$a

     perlakuan fibroblas dengan hasil asetonid triamsinolon dalam

     pengurangan 3CE ekspresi dan peningkatan produksi bC3C. Gnjeksi

    steroid intralesi mungkin tidak praktis untuk keloid yang sangat besar atau

     beberapa, karena rasa sakit injeksi mungkin ukup besar dan ada

    kekha$atiran tambahan karena dosis besar kortikosteroid.

    • *engobatan GmiHuimod

    GmiHuimod adalah imunomodulator topikal yang disetujui C4 untuk 

     pengobatan kutil genital dan perianal eksternal dan yang terbaru, untuk 

     pengobatan atini keratosis. /bat ini bekerja melalui reseptor sitokin

     proinflamasi, termasuk

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    12/19

    sekitarnya dengan total " minggu 5978. 3atal, terbakar, sakit dan leet

    adalah efek samping yang dilaporkan. +eskipun tidak ada rekurensi yang

    diatat, tindak lanjut dibatasi sampai 26 minggu. alam studi lain keil

    dan tidak terkontrol, terapi imiHuimod setelah eksisi keloid delapan daun

    telinga mengakibatkan kekambuhan 2 persen 59"8. +engingat jumlah

    keil diobati dan kurangnya tindak lanjut jangka panjang, manfaat klinis

    GmiHuimod masih belum jelas.

    • Cluorourasil

    Cluorourasil (C'# adalah analog pirimidin yang diubah seara

    intraseluler pada substrat yang menyebabkan penghambatan sintesis

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    13/19

    kombinasi dan triaminolone. alam tiga bulan masa tindak lanjut

    dilaporkan, tidak ada rekurensi 57"8.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    14/19

    sebaiknya menghindari prosedur elektif operasi atau kosmetik untuk 

    menghindari risiko keloid masa depan 5698.

    • ;ryotherapy

    ;ryotherapy telah digunakan untuk lesi yang lebih keil, namun

     penggunaannya dibatasi oleh rasa sakit dan kadangkadang lama

     pengobatan penyembuhan berikut 598. Karena banyak pera$atan sering

    diperlukan, risiko untuk hipopigmentasi dalam berkulit gelap pasien

    adalah kelemahan signifikan. ;ryotherapy telah dilaporkan untuk 

    mengubah sintesis kolagen dan menginduksi diferensiasi fibroblas

    keloidal menuju fenotip yang lebih normal 5678. Beberapa penulis

    menganjurkan penggunaan ryotherapy hanya sebelum injeksi steroid

    untuk menginduksi edema dan dengan demikian memfasilitasi injeksi

    streroid 56"8. igunakan nitroge liHuid yang mempengaruhi

    mikro%askularisasi dan menyebabkan kerusakan sel melalui kristal intrasel

    yang mengakibatkan anoksia sel. *enggunaan krioterapi tanpa modalitas

    tanpa modalitas terapi yang lain menghasilkan resolusi tanpa rekurensi pada 76: pasien setelah =0 bulan obser%asi (Kelly, 2006#.

    . Radioterapi

    Beberapa studi menggunakan terapi radiasi sebagai tambahan untuk 

    eksisi bedah telah dilaporkan, tetapi kurangnya rejimen standar membuat

     perbandingan antara studi sulit 56), 0, , 28. Berbagai teknik dapat

    ditemukan dalam literatur, termasuk dangkal Jray, berkas elektron, dan

    tingkat rendah atau dosis tinggi brahytherapy 528. *asa DJisional

    radioterapi biasanya digunakan segera setelah eksisi bedah. Ketika

    dikombinasikan dengan eksisi, tingkat keberhasilan lebih tinggi, antara 9

    sampai )) persen 5=8. Dfek samping dari terapi radiasi termasuk eritema

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    15/19

    sementara dan hiperpigmentasi. Risiko karsinogenesis dari terapi radiasi

    keloid kemungkinan menjadi sangat rendah, terutama dengan teknik modern.

    d. >aser  

    *enggunaan laser untuk ablasi keloid dianggap kurang bermanfaat.

    *enggunaan karbon dioksida dan argon laser mempunyai tingkat kekambuhan

    )0 persen. Clashlamp pulseddye laser dikaitkan dengan penurunan 3CE

    dan upregulasi dari metaloproteinase ++*=, penekanan proliferasi

    fibroblast keloidal serta induksi apoptosis 5), 90 8. *enggunaan

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    16/19

     b# Rekurensi

    # tress psikologik jika keloid sangat luas dan menimbulkan aat.

    $. PEN)E+AHAN

    *asien dengan keloid sebelumnya atau ri$ayat keluarga keloid mempunyai

     peningkatan risiko untuk mengembangkan bekas luka yang abnormal. *asien

     pasien ini harus diberi konseling terhadap tindakan menindik tubuh dan harus

    menghindari prosedur kosmetik elektif dengan risiko untuk jaringan parut.

    ebagaimana dibahas di atas, luka harus ditutup dengan ketegangan minimal dan

     penggunaan tindakantindakan adjunti%e setelah eksisi bedah termasuk 

     penggunaan lembaran gel silikon dapat mengurangi kekambuhan.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    17/19

    BAB III

    &E%I!PULAN

    *enanganan keloid merupakan tantangan bagi dermatolog. Beberapa metoda

    terapi telah digunakan dengan tingkat keberhasilan ber%ariasi. Berdasarkan

     pemahaman tentang patogenesis keloid yang ada saat ini, terdapat tiga pendekatan

    terapi yang dapat digunakanA manipulasi terhadap aspek mekanis penyembuhan luka,

    koreksi terhadap ketidakseimbangan antara sintesis dan degradasi kolagen, dan

     perubahan respon imunIinflamasi. Berbagai metoda terbaru, seperti penggunaan

    antineoplasti agent, hasilnya ukup baik dan menjanjikan. erdapat algoritma

     penanganan yang ukup baik, namun diskusi dengan pasien untuk menentukan tujuan

    akhir terapi merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam menangani keloid.

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    18/19

    DA*TA- PU%TA&A

    4lphonso, +arline. 200. !ypertrophi sarring. iakses dari

    $$$.bu11le.omIartilesIhypertrophisarring.html 

    4rinudh. 20. !ypertrophy ar;auses, reatment and Remo%al. iakses dari

    $$$.primehealthhannel.om 

    ;hiu,!., sai C., 20. Keloidal +orphea. The New England Journal of Medicine 

    =966 edisi 2"

    Dspana. 4,. et al . 200. Bleomyin in the reatment of Keloid an !ypertrophi ars

     by +ultiple needle *untures. Dermatol Surg. pp. 2= L 27

    3auglit1, 3erd, et al. 20. !ypertrophi arring and KeloidsA *athomehanisms

    and ;urrent and Dmerging reatment trategies. Mol Med. *p. = L 29

    Kokoska, +imi. 200. Keloid and !ypertrophi ar. iakses dari $$$.medsape

    medline.om 

    Kelly. 4,. 2006. +edial and surgial therapies for keloids. Dermatologic Therapy. 

    *p. 22 L 2"

    *atel R., *apaspyros ;., -a%angula k;.,

  • 8/16/2019 74760195-Refrat-GLAUKOMA

    19/19

    *eptidase G>ike 4ti%ity +ediate 4ntifibroti Dffets in