Glaukoma simpleks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab II

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKAGLAUKOMA2.1 KORPUS SILIARIS2.1.1. ANATOMIKorpus siliaris yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang, menjembatani segmen anterior dan posterior. Membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris terdiri dari suatu zona anterior yang berombak-ombak (pars plikata) dan zona posterior yang datar (pars plana). Korpus siliaris memiliki dua fungsi penting; membentuk humor akuos dan akomodasi lensa. Processus siliaris berasal dari pars plikata. Processus siliaris ini terutama terbentuk dari kapiler-kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena vorteks. Ada dua lapisan epitel siliaris yaitu satu lapisan epitel tanpa pigmen disebelah dalam, yang merupakan perluasan dari neuroretina ke anterior dan lapisan berpigmen disebelah luar, yang merupakan perluasan dari lapisan epitel pigmen retina. Muskulus siliaris memiliki tiga lapisan fiber; longitudinal, radial, sirkular.2,5 Gambar 2.1. Anatomi korpus siliaris, sudut iridokorneal dan trabekula Meshwork6

Gambar 2.2. Anatomi bilik mata depan, kanalis Schlemm dan trabekula Meshwork6

2.1.2. FISIOLOGITekanan intraokular ditentukan oleh produksi aqueous dan tahanan aliran keluar aqueous. Aqueous merupakan cairan jernih yang mengisi kamera okuli anterior dan posterior. Volumenya sebanyak sekitar 250 mikroliter dan produksinya sekitar 2,5 mikroliter/menit. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dibandingkan plasma. Komposisinya mirip dengan plasma tetapi konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi, dan konsentrasi protein, urea, dan glukosa lebih rendah.2Aqueous diproduksi badan siliaris. Ultrafiltrat plasma diproduksi pada stroma prosesus siliaris, kemudian dimodifikasi dengan sekresi epitel prosesus siliaris. Memasuki kamera okuli posterior, aqueous melewati pupil menuju kamera okuli anterior kemudian ke trabecular meshwork pada sudut kamera okuli anterior dimana terjadi pertukaran komponen dengan darah di iris.2Trabecular meshwork terdiri atas kolagen dan jaringan elastin yang dilapisi sel trabekular yang membentuk filter dengan ukuran pori yang semakin mengecil ketika mendekati kanal Schlemm. Kontraksi muskulus siliaris melalui insersinya pada trabecular meshwork memperbesar ukuran pori sehingga meningkatkan drainase aqueous. Jalan menuju kanal Schlemm tergantung dari formasi siklik kanal transelular pada lapisan endotel. Kanal eferen dari kanal Schlemm menyalurkan cairan ke vena. Sebagian aqueous melewati muskulus siliaris dan melalui sklera (aliran uveoskleral).2Tahanan aliran keluar aqueous dari kamera okuli anterior adalah lapisan endotel pada kanal Schlemm dan sebagian trabecular meshwork. Tekanan pada jaringan vena di episklera menentukan tekanan intraokular minimal yang dapat dicapai dengan terapi medis.2

Gambar 2.3. Aliran aqueous humor2Humor aqueus akan mengalir keluar dari sudut COA melalui dua jalur, yakni:21) Aliran melalui jalur trabekular yang menerima sekitar 85% outflow kemudian akan mengalir kedalam canalis Schlemm. Dari sini akan dikumpulkan melalui 20-30 saluran radial ke plexus vena episcleral (sistem konvensional).2) Aliran melalui sistem vaskular uveoscleral yang menerima sekitar 15% outflow, dimana akan bergabung dengan pembuluh darah vena.

2.2 DEFINISIGlaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.Glaukoma adalah suatu keadaan meningkatnya tekanan intraokuler/tekanan bola mata yang menyebabkan kerusakan saraf optik yang diikuti gangguan pada lapang pandang.1

2.3 EPIDEMIOLOGIBerdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma. Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tertinggi, 2% penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma. Glaukoma juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih banyak diserang daripada wanita.2,3Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia diatas 40 tahun, tingkat resiko menderita glaukoma meningkat sekitar 10%. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Ras kulit hitam memiliki risiko yang lebih besar mengalami onset dini, keterlambatan diagnosis, dan penurunan penglihata yang berat dibadingkan ras kulit putih. Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih. Glaukoma sudut tertutup primer berperan pada lebih dari 90% kebutaan bilateral akibat glaukoma di China.2,4

2.4 ETIOLOGIPenyebab dari glaukoma itu sendiri bergantung pada jenis glaukoma yang diderita. Tidak semua jenis glaukoma diketahui penyebabnya. Berdasarkan ada atau tidaknya penyebab, glaukoma dibedakan menjadi dua jenis. Jenis glaukoma yang diturunkan dan tidak diketahui sebabnya disebut glaukoma primer. Jenis glaukoma yang tidak diturunkan dan diketahui penyebabnya disebut sebagai glaukoma sekunder. Apabila dalam satu keluarga diketahui ada yang menderita glaukoma primer, maka keluarga terdekat mempunyai risiko yang besar menderita jenis ini juga. Glaukoma sekunder bisa disebabkan oleh banyak hal, antara lain trauma mata, peradangan, diabetes, perdarahan dalam mata, bahkan katarak pun bisa menyebabkan glaukoma.1Glaukoma terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses produksi dan ekskresi/aliran keluar aqueous humor. Beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya glaukoma adalah riwayat glaukoma dalam keluarga, tekanan darah yang tinggi, diabetes melitus, kelainan refraksi berupa miopia dan hipermetropi, ras, pertambahan usia, pasca bedah.1

2.5 KLASIFIKASIKlasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:2a. Glaukoma primer, tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk:1) Glaukoma sudut sempit/tertutup (close angle glaucoma, acut congestive glaucoma)2) Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks, open angle glaucoma, chronic simple glaucoma)b. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan:1) Perubahan lensa2) Kelainan uvea3) Trauma4) Bedah5) Rubeosis6) Steroidc. Glaukoma kongenital1) Primer atau infantile2) Menyertai kelainan kongenital lainnyad. Glaukoma absolut, keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.

Gambar 2.4. Bentuk glaukoma

Glaukoma Primer Sudut TerbukaPenyebab patologis yang utama pada glaukoma ini adalah proses degeneratif pada trabekular meshwork, termasuk deposisi materi ekstraselular antara meshwork dan di bawah lapisan endotelial kanal schlemm. Hal ini berbeda dengan proses penuaan normal. Sebagai akibatnya adalah penurunan drainase aqueus humor yang menyebabkan peningkatan TIO. Peningkatan TIO mendahului perubahan pada optik disk dan perubahan lapang pandang selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Walaupun terdapat hubungan yang jelas antara level TIO, keparahan dan progresivitas kehilangan penglihatan, ada variabilitas yang besar antara individual yang berdampak pada saraf optik. Beberapa individu dapat mentoleransi peningkatan TIO tanpa perubahan optik disk atau lapang pandang (hipertensi okular), individu yang lain dapat berkembang menjadi glaukoma dengan TIO yang konsisten normal (low-tension glaukoma). Tekanan intraokular merupakan satu-satunya faktor risiko yang dapat diterapi sehingga penting dalam memfokuskan terapi. Terdapat bukti yang kuat bahwa pengawasan TIO memperlambat kerusakan disk dan kehilangan penglihatan. Setiap penurunan TIO 1 mmHg dapat menurunkan risiko progresi glaukoma sebesar 10%.2Glaukoma Primer Sudut TertutupGlaukoma primer sudut tertutup terjadi pada mata yang memberi kecenderungan secara anatomis tanpa patologis lain. Peningkatan TIO merupakan akibat dari obstruksi aliran aqueus humor karena oklusi trabekular meshwork oleh iris bagian perifer. Kondisi tersebut mungkin bermanifestasi sebagai kegawatdaruratan atau asimtomatik sampai terjadi kehilangan penglihatan. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan segmen anterior dan gonioskopi yang teliti. Glaukoma primer sudut tertutup adalah istilah yang digunakan hanya ketika sudut tertutup primer muncul pada kerusakan saraf optik dan kehilangan lapang penglihatan. Faktor risiko termasuk diantaranya adalah bertambahnya usia, jenis kelamin perempuan, riwayat glaukoma pada keluarga, orang Asia Tenggara, orang Chinese.2Glaukoma KongenitalGlaukoma kongenital adalah kasus yang jarang. Terbagi menjadi (1) glaukoma kongenital primer, dimana abnormalitas perkembangan terbatas pada sudut kamera okuli anterior; (2) kelainan perkembangan segmen anterior, dimana perkembangan iris dan kornea juga tidak normal; dan (3) jenis lainnya seperti aniridia, sindrom sturge-weber, neurofibromatosis-1, rubella kongenital, dimana kelainan perkembangan sudut berkaitan dengan abnormalitas okular atau ekstraokular.2Glaukoma sekunderGlaukoma sekunder adalah peningkatan TIO yang terjadi sebagai salah satu manifestasi dari beberapa penyakit mata yang lain. Glaukoma sekunder dapat terjadi pada penggunaan tetes mata steroid jangka waktu lama, dislokasi lensa, pasca trauma, pasca operasi, dan seclutio pupil pasca uveitis. Tatalaksananya antara lain mengontrol TIO dengan obat dan dengan cara pembedahan tetapi juga mengatasi penyakit yang mendasarinya jika memungkinkan.2

Glaukoma absolutGlaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total (visus persepsi cahaya negatif) akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Dapat terjadi pada semua jenis glaukoma (primer-sekunder-kongenital dan sudut mata terbuka ataupun tertutup). Glaukoma akut dapat menyebabkan glaukoma absolut terjadi akibat kerusakan papil nervus II tahap lanjut, kerusakan lapisan serat saraf retina serta gangguan vaskularisasi pada serat-serat saraf tersebut.1,2 Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan kebutaan ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali. Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.2

2.6 PATOGENESISMekanisme yang paling berkontribusi dalam kehilangan visual pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan nervus dan nuklear dalam pada retina dan hilangnya akson pada nervus optikus. Optic disc mengalami atrofi dan optic cup membesar. Iris dan korpus siliaris juga mengalami atrofi, dan prosesus siliaris mengalami degenerasi hialin.2Efek peningkatan tekanan intraokular dipengaruhi waktu dan besarnya peningkatan tekanan. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular mencapai 60-80 mm Hg, menyebabkan kerusakan iskemik akut pada iris dengan edema kornea dan kerusakan nervus optikus. Pada glaukoma sudut terbuka primer, tekanan intraokular biasanya tidak meningkat di atas 30 mm Hg dan kerusakan sel ganglion retina terjadi pada jangka waktu yang lama (beberapa tahun). 2

2.7 MANIFESTASI KLINISGejala klinis glaukoma sebagai berikut: 71. Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan asimptomatik, sampai terjadi penurunan penglihatan.2. Pasien mengeluhkan adanya sakit kepala dan nyeri pada bola mata.3. Beberapa pasien mengeluhkan adanya defek lapangan pandang apabila sudah mencapai stadium lanjut.4. Terjadi kesulitan dalam kemampuan membaca dekat akibat kegagalan akomodasi karena adanya tekanan pada muskulus siliaris dan suplai darah sehingga penderita mengganti kaca mata bacanya secara berulang-ulang.5. Terjadi keterlambatan dalam adaptasi gelap.6. Riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lamaTanda klinis glaukoma: 71. Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp didapatkan bilik mata depan normal.2. Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri Schiotz, aplanasi Goldmann dan Non Contact Tonometry (NCT). Peningkatan TIO pada glaukoma yang disebabkan kortikosteroid biasanya terjadi secara perlahan-lahan.3. Perubahan pada diskus saraf optik, dibagi menjadi early glaukomatous dan advanced glaucomatous changes.a. Early glaucomatous changes ditandai dengan : Perubahan cup menjadi lebih oval dibagian vertikal akibat adanya kerusakan pada jaringan saraf dibagian kutub inferior dan superior. Asimetri dari cup (cekungan ) papil saraf optik. Cup yang besar (normal 0,3-0,4) Perdarahan disekitar papil saraf optik. Diskus tampak lebih pucat. Atrofi dari papil saraf optik.

Gambar 2.5. Early glaukomatous changes. 7

b. Advanced glaukomatous changes ditandai dengan : Ekskavasi dari cup sampai ke diskus saraf optik dengan CDR : 0,7 0.9 Penipisan jaringan neuroretinal. Adanya pergeseran ke nasal dari pembuluh darah retina. Pulsasi dari arteriol retina mungkin tampak saat TIO sangat tinggi dan patognomonik untuk glaukoma. Lamellar dot sign

Gambar 2.6. A dan B. Advanced glaukomatous change.s C dan D. Atrofi optik glaukomatous.74. Atrofi optik glaukomatous. Sebagai akibat progresif dari glaukoma dimana semua jaringan retina pada diskus mengalami kerusakan dan papil saraf optik terlihat putih/pucat. Factor mekanik dan vascular memegang peranan penting terhadap terjadinya cupping dari diskus saraf optik. Efek mekanik dari peningkatan TIO menyebabkan penekanan terhadap nervus optikus pada lamina kribrosa sehingga mengganggu aliran aksoplasmik dari nervus optikus. Selain itu peningkatan TIO menyebabkan penekanan pada pembuluh darah di retina sehingga terjadi iskemik pada retina.5. Defek lapangan pandang

2.8 DIAGNOSISPenegakan diagnosis dapat dilakukan dengan cara.81. Mengukur peningkatan TIO dengan menggunakan tonometri Schiotz, Aplanasi goldman, dan NCT. Penggunaan tonometer schiotz, pasien ditidurkan dengan posisi horizontal dan mata ditetesi dengan obat anestesi topikal atau pantokain 0,5%. Penderita diminta melihat lurus ke suatu titik di langit-langit, atau penderita diminta melihat lurus ke salah satu jarinya, yang diacungkan, di depan hidungnya. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita. Dengan ibu jari tangan kiri kelopak mata digeser ke atas tanpa menekan bola mata; jari kelingking tangan kanan yang memegang tonometer, menyuai kelopak inferior. Dengan demikian celah mata terbuka lebar. Perlahan-lahan tonometer diletakkan di atas kornea. Semakin rendah tekanan intraokular, semakin dalam pin tonometri yang masuk dan semakin besar jarak dari jarum bergerak.

Gambar 2.7. Tonometer di tempatkan pada mata yang sebelumnya ditetesi pantokain.82. Gonioskopi. Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata dengan goniolens. Sudut kamera okuli anterior dibentuk oleh pertemuan kornea bagian perifer dan iris, diantaranya terdapat trabekular meshwork. Lebar sudut kamera okuli anterior dapat diperkirakan dengan illuminasi secara obliq menggunakan penlight atau dengan menggunakan slitlamp untuk memeriksa kedalaman kamera okuli anterior bagian perifer, namun cara terbaik adalah dengan gonioskopi, yang memberikan visualisasi secara langsung struktur sudut tersebut. Jika dalam pengamatan dapat terlihat batas penuh trabekular meshwork, skleral spur, prosessus siliaris, artinya sudut kamera okuli anterior terbuka. Bila hanya dapat melihat garis Schwalbe atau sebagian kecil trabekular meshwork berarti sudutnya sempit. Tetapi jika tidak dapaat melihat garis schwalbe berarti sudut tertutup.2

Gambar 2.8 Estimasi kedalaman kamera okuli anterior dengan illuminasi obliq

Gambar 2.9 Ilustrasi anatomi (kiri) dan gonioskopi (kanan)3. Funduskopi. Pemeriksaan oftalmoskopi dapat melihat saraf optik di dalam mata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik. Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari mangkok saraf optik pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada kerusakan akibat glaukoma yang sedang diderita.Pemeriksaan untuk melihat papil nervus optikus, untuk melihat adanya cupping dan atropi papil glaukomatosa.

Gambar 2.10. A. Batas diskus optikus menjadi tegas dan lebih pucat disertai pelebaran dari cup nervus optikus (tanda dari suatu atrofi papil) B. Pembuluh darah menjorok kedalam cup (bayonet shaped kink)84. Pemeriksaan lapang pandangGangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 lapang pandang bagian tengah. Kelainan pandang pada glaucoma yaitu terjadinya pelebaran blind spot dan perubahan scotoma menjadi bjerrum, kemudian jadi arcuata dan berakhir dengan pembentukan ring, serta terdapatnya seidel sign.2

Gambar 2.11 Perubahan Lapang Pandang pada Glaukoma2.9 TATALAKSANAMEDIKAMENTOSAPenatalaksanaan medikamentosa dibagi berdasarkan cara kerjanya dalam menghambat produksi aqueus humor, fasilitasi aliran aqueus, reduksi volume vitreus serta miotik, midriatik dan siklopegik. 2MedikamentosaSupresi Pembentukan Humor Akueus1) Penghambat adrenergik betaObat yang sekarang paling luas digunakan untuk terapi glaukoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-preparat yang sekarang tersedia. Kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahun-terutama asma-dan defek hantaran jantung. Untuk betaksolol, selektivitas relatif reseptor 1-dan afinitas keseluruhan terhadap semua reseptor yang rendah-menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek samping sistemik ini. Depresi, kacau pikir dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian obat penghambat beta topikal.22) ApraklonidinSuatu agonis adrenergik 2 baru yang menurunkan pembentukan humor akueus tanpa efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipivefrin memiliki efek pada pembentukan humor akueus.23) Inhibitor karbonat anhidraseSistemik-asetazolamid adalah yang paling banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metazolamid- digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor akueus sebesar 40-60%. Asetazolamid dapat diberikan per oral dalam dosis 125-250 mg sampai tiga kali sehari atau sebagai Diamox Sequels 500 mg sekali atau dua kali, atau dapat diberikan secara intravena (500 mg). Inhibitor karbonat anhidrase menimbulkan efek samping sistemik yang membatasi penggunaan obat-obat ini untuk terapi jangka panjang. Obat-obat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan humor akueus serta menyebabkan dehidrasi korpus vitreum.2,9Fasilitasi Aliran Keluar Humor Akueus1) Obat parasimpatomimetikMeningkatkan aliran keluar humor akueus dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan hingga 4 kali sehari atau gel 4% yang diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif. Obat-obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang dapat menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien juga harus diberitahu kemungkinan ablasio retina. Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan terutama pada pasien katarak dan spasme akomodatif yang mungkin mengganggu pada pasien muda.22) Epinefrin 0,25-2% epinefrin diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran keluar humor akueus dan disertai sedikit penurunan pembentukan humor akueus. Terdapat sejumlah efek samping okular eksternal, termasuk vasodilatasi konjungtiva reflek, endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis dan reaksi alergi. Efek samping intraokular yang dapat tejadi adalah edema makula sistoid pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus.23) DipivefrinProdrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk aktifnya. Epinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera anterior sempit karena kedua agen ini memiliki afek samping terhadap hasil akhir pembedahan drainase glaukoma berikutnya.2Penurunan Volume Korpus Vitreum1) Obat-obat hiperosmotikMenyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. Selain itu, terjadi penurunan produksi humor akueus. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut tetutup akut dan glaukoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan (disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid) dan menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder).22) Gliserin (gliserol) Gliserin oral, 1 mL/kg berat dalam larutan 50% dingin dicampur sari lemon adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi pemakaian pada penderita diabetes harus berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral dan urea atau manitol intravena.2Miotik dan SiklopegikKontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior.2Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior, siklopegik (siklopentolat dan atropine) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang.2NONMEDIKAMENTOSA: BEDAHPada umumnya operasi ditangguhkan selama mungkin dan baru dilakukan bila terjadi beberapa keadaan antara lain: TIO tak dapat dipertahankan di bawah 22 mmHg Lapang pandang yang terus mengecil

a. Iridektomi dan iridotomi periferSumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara keduanya menghilang. Hal ini dapat dicapai dengan laser neodinium:YAG atau argon (iridotomi perifer) atau dengan tindakan iridektomi perifer. Walaupun lebih mudah, terapi laser memerlukan kornea yang relatif jernih dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular yang cukup besar, terutama apabila terdapat penutupan sudut akibat sinekia luas. Iridotomi perifer secara bedah mungkin menghasilkan keberhasilan jangka panjang yang lebih baik, tetapi juga berpotensi menimbulkan kesulitan intraoperasi dan pascaoperasi. Iridotomi laser YAG adalah terapi pencegahan yang digunakan pada sudut sempit sebelum terjadi serangan penutupan sudut.2b. Trabekuloplasti laserPenggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar humor akueus karena efek luka bakar tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan fungsi jaringan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan untuk berbagai macam bentuk glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan pengurangan terapi medis dan penundaan tindakan bedah glaukoma. Pengobatan dapat diulang. Penelitian-penelitian terakhir memperlihatkan peran trabekuloplasti laser untuk terapi awal glaukoma sudut terbuka primer. 2

Gambar 2.12 Argon Laser Trabeculoplastyc. Bedah drainase galukomaTindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga terbentuk akses langsung humor akueus dari kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau orbita dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. Trabekulotomi telah menggantikan tindakan-tindakan drainase full-thickness (misalnya sklerotomi bibir posterior, sklerostomi termal, trefin). Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan epikslera. Hal ini lebih mudah terjadi pada pasien berusia muda, berkulit hitam dan pasien yang pernah menjalani bedah drainase glaukoma atau tindakan bedah lain yang melibatkan jaringan episklera. Terapi ajuvan dengan antimetabolit misalnya fluorourasil dan mitomisin berguna untuk memperkecil risiko kegagaln bleb.2Penanaman suatu selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi humor akueus adalah tindakan alternatif untuk mata yahg tidak membaik dengan trabekulektomi atau kecil kemungkinannya berespon terhadap trabekulektomi. Pasien dari kelompok terakhir adalah mereka yang mengidap glaukoma sekunder, terutama glaukoma neovaskular, glaukoma yang berkaitan dengan uveitis dan glaukoma setelah tindakan tandur kornea.2Sklerostomi laser holmium adalah tindakan baru yang menjanjikan sebagai alternatif bagi trabekulektomi. Goniotomi adalah suatu teknik yang bermanfaat mengobati glaukoma kongenital primer yang tampaknya terjadi sumbatan drainase humor akueus di bagian dalam jalinan trabekular.2d. Tindakan SiklodestruktifKegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan mempertimbangkan tindakan destruksi korpous siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan intraokular. Krioterapi, diatermik, ultrasonografi frekuensi tinggi dan yang paling mutakhir terapi laser neodinium:YAG termalmode, dapat diaplikasikan ke permukaan mata tepat di sebelah posterior limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris di bawahnya. Juga sedang diciptakan energi laser argon yang diberikan secara trasnpupilar dan transvitreal langsung ke prosesus siliaris. Semua teknik siklodestruktif tersebut dapat menyebabkan ftisis dan harus dicadangkan sebagai terapi untuk glaukoma yang sulit diatasi.2

2.10 KOMPLIKASITanpa pengobatan glaukoma sudut terbuka dapat bekembang secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total.2

2.11 PROGNOSISApabila obat tetes anti-glaukoma dapat mengontrol TIO pada mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatousa luas, prognosis akan baik (walupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut walupun TIO telah normal). Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. 2

11