8
Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MODO KABUPATEN BUOL 1) Olyn Lahati 1) Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unismuh Palu ABSTRAK Analisis terhadap pertolongan persalinan adalah hal yang sangat penting karena merupakan salah satu indikator dalam upaya penurunan angka kematian ibu yang merupakan target utama dari tujuan ke5 dari Tujuan Pembangunan Millenium. Wilayah dengan proporsi tertinggi dalam hal pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih adalah Eropa yaitu sebesar 99,4%. Di Propinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2008 sebesar 78,86%, dan pada tahun 2009 tercatat sebesar 80,06%. Kabupaten Buol, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2009 sebesar 79,63%. Demikian halnya dengan cakupan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Modo Kecamatan Bukal tahun 2009 hanya sebesar 62,03 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan pertolongan persalinan di wilayah Puskesmas Modo Kecamatan Bukal Kabupaten Buol. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain “Cross Sectional Study”. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin selama waktu periode bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Nopember 2010 yang namanya tercatat dalam data sasaran ibu bersalin, yakni sebanyak 116 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang. Penentuan besar sampel menggunakan formula yang dianjurkan oleh Slovin. Hasil penelitian dianalisis dengan uji statistik untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu dengan Pertolongan Persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan keluarga dengan pertolongan persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol dengan nilai p = 0,000. Terdapat hubungan pengambil keputusan tentang persalinan dalam keluarga dengan pertolongan persalinan dengan nilai p = 0,000. Kemampuan petugas perlu ditingkatkan dalam memberikan penyuluhan mengenai pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan agar masyarakat lebih memahami betapa pentingnya memeriksakan kehamilan dan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Kebiasaan Keluarga, Pertolongan Persalinan. Daftar Pustaka : 31 (1995-2010) PENDAHULUAN Berdasarkan data World Health Organization (WHO) hingga periode April 2007, proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih secara global yakni sebesar 63,1%, dengan proporsi di negara-negara maju yaitu sebesar 99,4%, negara-negara berkembang sebesar 59,1%, dan negara-negara yang sedang berkembang sebesar 34,3%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia meningkat dari 69,16% pada tahun 2002 menjadi 70,62% pada tahun 2003, dan 74,27% pada tahun 2004. Pencapaian target persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di daerah pedesaan tidak seperti yang diharapkan, lebih rendah dari target nasional, kurang dari 80 % (Target Nasional Tahun 2000), bahkan masih ada daerah yang baru mencapai setengahnya. Kondisi ini akan 111

8. Olin Lahati

Embed Size (px)

Citation preview

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MODO KABUPATEN BUOL

    1)

    Olyn Lahati 1)

    Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unismuh Palu

    ABSTRAK

    Analisis terhadap pertolongan persalinan adalah hal yang sangat penting karena merupakan salah satu indikator dalam upaya penurunan angka kematian ibu yang merupakan target utama dari tujuan ke5 dari Tujuan Pembangunan Millenium. Wilayah dengan proporsi tertinggi dalam hal pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih adalah Eropa yaitu sebesar 99,4%. Di Propinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2008 sebesar 78,86%, dan pada tahun 2009 tercatat sebesar 80,06%. Kabupaten Buol, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2009 sebesar 79,63%. Demikian halnya dengan cakupan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Modo Kecamatan Bukal tahun 2009 hanya sebesar 62,03 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pertolongan persalinan di wilayah Puskesmas Modo Kecamatan Bukal Kabupaten Buol.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin selama waktu periode bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Nopember 2010 yang namanya tercatat dalam data sasaran ibu bersalin, yakni sebanyak 116 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang. Penentuan besar sampel menggunakan formula yang dianjurkan oleh Slovin. Hasil penelitian dianalisis dengan uji statistik untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-Square.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu dengan Pertolongan Persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan keluarga dengan pertolongan persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol dengan nilai p = 0,000. Terdapat hubungan pengambil keputusan tentang persalinan dalam keluarga dengan pertolongan persalinan dengan nilai p = 0,000. Kemampuan petugas perlu ditingkatkan dalam memberikan penyuluhan mengenai pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan agar masyarakat lebih memahami betapa pentingnya memeriksakan kehamilan dan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan.

    Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Kebiasaan Keluarga, Pertolongan Persalinan. Daftar Pustaka : 31 (1995-2010) PENDAHULUAN

    Berdasarkan data World Health Organization (WHO) hingga periode April 2007, proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih secara global yakni sebesar 63,1%, dengan proporsi di negara-negara maju yaitu sebesar 99,4%, negara-negara berkembang sebesar 59,1%, dan negara-negara yang sedang berkembang sebesar 34,3%. Cakupan pertolongan

    persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia meningkat dari 69,16% pada tahun 2002 menjadi 70,62% pada tahun 2003, dan 74,27% pada tahun 2004.

    Pencapaian target persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di daerah pedesaan tidak seperti yang diharapkan, lebih rendah dari target nasional, kurang dari 80 % (Target Nasional Tahun 2000), bahkan masih ada daerah yang baru mencapai setengahnya. Kondisi ini akan

    111

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    semakin memprihatinkan untuk mencapai target 2010 yaitu cakupan persalinan nakes sebesar 90%. Cakupan persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah pada tahun 2005 yakni sebesar 71,02%, tahun 2006 sebesar 78,51%, tahun 2007 sebesar 79,12%, tahun 2008 sebesar 78,86%, dan pada tahun 2009 tercatat sebesar 80,06%.

    Kabupaten Buol merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tolitoli dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2009 sebesar 79,63%. Angka ini bahkan belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2009, yaitu cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 87 %.

    Demikian halnya dengan cakupan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Modo kecamatan Bukal tahun 2009 sebesar 62,03 %. Angka ini masih jauh berada dibawah target, dalam arti ada sekitar 37,97 % masih ditolong oleh tenaga selain tenaga kesehatan. Adapun fariabel yang akan diteliti yaitu Pertolongan Persalinan (Variabel Dependen) dan Pengetahuan Ibu, Kebiasaan Keluarga, Pengambil Keputusan Tentang Persalinan. METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross Sectional Study. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2011, sedangkan lokasi penelitian adalah wilayah kerja Puskesmas Modo Kecamatan Bukal Kabupaten Buol. Populasi dan Sampel 1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin selama waktu periode bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Nopember 2010 yang namanya tercatat dalam data sasaran ibu bersalin, dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Modo Kecamatan Bukal, yakni sebanyak 116 orang.

    2. Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 54 orang

    Analisis data 1. Analisis univariat

    Analisis data yang dilakukan adalah analisis distribusi frekuensi dan persentase tunggal yang terkait dengan tujuan penelitian.

    2. Analisis bivariat Analisis variabel dependen dan independen dengan tabulasi silang (crosstab) disertai dengan uji hipotesis melalui uji Chi Square.

    HASIL PENELITIAN Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan tenaga Penolong Persalinan.

    Tabel 1 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pertolongan Persalinan

    di Puskesmas Modo Kabupaten Buol

    Pengetahuan Ibu

    Pertolongan Persalinan TOTAL Nilai

    ( = 0,05) Tidak Beresiko Beresiko

    n % n % n %

    Tinggi 44 95,7 2 4,3 46 100

    P=0,000 Rendah 3 37,5 5 62,5 8 100

    Total 47 87,0 7 13,0 54 100

    Sumber : Data Primer, 2011 Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa,

    dari 46 responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 44 orang (95,7 %) melakukan pertolongan

    112

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    persalinan yang baik dan tidak berisiko, dan 2 orang (4,3 %) melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko. Sedangkan dari 8 responden dengan pengetahuan rendah, sebanyak 3 orang (37,5 %) melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak berisiko, dan 5 orang (62,5 %) melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko.

    Berdasarkan data tersebut, diperoleh fakta bahwa sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan

    yang baik akan melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko. Demikian juga dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah sebagian besar melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko.

    Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000. Karena p < (0,05), maka Ho ditolak ini berarti ada hubungan antara pengetahuan Ibu dengan Pertolongan Persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol.

    Hubungan antara Kebiasaan Keluarga dengan Pertolongan Persalinan Tabel 2

    Hubungan antara Kebiasaan Keluarga dengan Pertolongan Persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol

    Kebiasaan Keluarga

    Pertolongan Persalinan TOTAL Nilai

    ( = 0,05) Tdk Beresiko Beresiko n % n % n %

    Baik 46 97,9 1 2,1 47 100

    P=0,000 Tidak Baik 1 14,3 6 85.7 7 100

    Total 47 87,0 7 13,0 54 100

    Sumber : Data Primer, 2011 Tabel 2 diatas menunjukkan

    bahwa dari 47 responden dengan kebiasaan keluarga yang baik sebanyak 46 orang (97,9 %) melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, sedangkan 1 orang (2,1 %) melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko. Sementara dari 7 responden yang memiliki kebiasaan keluarga yang tidak baik hanya 1 orang (14,3 %) melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, dan 6 orang (85,7 %) melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko.

    Berdasarkan data tersebut, didapatkan fakta bahwa sebagian besar

    responden dengan kebiasaan dalam keluarga yang baik akan melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, demikian pula sebaliknya sebagian besar responden yang mempunyai kebiasaan keluarga yang tidak baik akan melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko.

    Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000. Karena p < (0,05), maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara kebiasaan keluarga dengan pertolongan persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol.

    113

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    Hubungan Antara Pengambil Keputusan dengan Pertolongan Persalinan. Tabel 3

    Hubungan antara Pengambil Keputusan dengan Pertolongan Persalinan di Puskesmas Biau Kabupaten Buol

    Pengambil Keputusan

    Pertolongan Persalinan

    TOTAL Nilai

    ( = 0,05) Tdk

    Beresiko Beresiko

    n % n % n %

    Baik 46 97,9 1 2,1 47 100

    P=0,000 Tidak Baik 1 14,3 6 85.7 7 100

    Total 47 87,0 7 13,0 54 100

    Sumber : Data Primer, 2011 Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa

    dari 47 responden dengan pengambilan keputusan dalam keluarga yang baik sebanyak 46 orang (97,9 %) melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, sedangkan 1 orang (2,1 %) melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko. Sementara dari 7 responden yang melakukan pengambilan keputusan dalam keluarga yang tidak baik hanya 1 orang (14,3 %) melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, dan 6 orang (85,7 %) melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko.

    Berdasarkan data tersebut, didapatkan fakta bahwa sebagian besar responden dengan pengambilan keputusan yang baik akan melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, demikian pula sebaliknya sebagian besar responden dengan pengambilan keputusan yang tidak baik akan melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko.

    Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000. Karena p < (0,05), maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara pengambilan keputusan dalam keluarga dengan pertolongan persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol. PEMBAHASAN Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pertolongan Persalinan

    Menurut Bloom, pengetahuan merupakan domain yang paling penting dalam terbentuknya perilaku seseorang.

    Perilaku yang didasarkan dengan pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yaang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan wawasan terhadap sikap dan perbuatan seseorang.

    Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk melakukan pertolongan persalinan. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang tinggi akan mempunyai kecakapan untuk melakukan pendekatan dan memberikan informasi yang memadai kepada keluarga, sehingga dalam melakukan suatu tindakan terhadap keluarga yang sakit atau keluarga yang membutuhkan pertolongan akan bertindak hati-hati dengan memperhitungkan keselamatan dan kenyamanan.

    Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan sangat baik yakni sebesar 85,2 %, dimana hal ini bisa dilihat dari kemampuan mereka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. Sebagian besar dari responden dapat mengemukakan jawaban sesuai dengan apa yang dialaminya pada saat kehamilan dan persalinan yang lalu. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Bloom yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor dominan dalam menentukan perilaku seseorang,

    114

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    perilaku yang didasarkan pada pengetahuan akan lebih langgeng. Begitupun dengan teori yang dikemukakan oleh WHO yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kehamilan dan persalinan yang aman, akan memberikan dampak yang positif pada tindakan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan pada tenaga kesehatan.

    Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 ( p < 0,05), hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna dengan pertolongan persalinan di Puskesmas Modo Kabupaten Buol. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Mande, Cilaku, dan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan tenaga penolong persalinan.

    Hubungan antara Kebiasaan Keluarga dengan Pertolongan Persalinan

    Kebiasaan dalam keluarga biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, sosial ekonomi dan budaya. Setiap masyarakat mengembangkan cara yang turun temurun untuk mencari, memilih, dan melakukan tindakan untuk menangani dan membantu dalam pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. Kebiasaan keluarga adalah hal-hal yang bersifat tradisi dan telah dilakukan oleh keluarga secara turun-temurun. Faktor ini juga dapat menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Jika generasi sebelumnya (memiliki hubungan kerabat dengan responden) melakukan suatu kebiasaan, dalam hal ini penolong persalinan misalnya, maka generasi selanjutnya (responden), jelas akan mengikuti apa yang telah dipilih oleh pendahulunya karena telah diyakini secara turun-temurun.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa sekitar 97,9 % responden dengan kebiasaan

    keluarga yang baik melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko, sedangkan ada sekitar 87,5 % keluarga yang memiliki kebiasaan tidak baik cenderung untuk melakukan pertolongan persalinan yang tidak baik pula atau yang beresiko. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mayoritas responden yang keluarganya memiliki kebiasaan yang baik cenderung untuk memilih bidan/perawat bidan sebagai tenaga penolong persalinan, sedangkan mayoritas responden yang memiliki kebiasaan keluarga yang tidak baik cenderung memilih dukun tidak terlatih sebagai tenaga penolong persalinan.

    Kebiasaan keluarga dikategorikan baik apabila orang yang paling sering menolong persalinan dalam keluarga dan orang yang memeriksakan kandungan ibu selama kehamilan adalah bidan/perawat bidan atau petugas kesehatan. Sedangkan kebiasaan keluarga dikategorikan tidak baik apabila orang yang paling sering menolong persalinan dalam keluarga dan orang yang memeriksakan kandungan ibu selama kehamilan adalah dukun tidak terlatih, atau salah satu dari kedua proses tersebut ditangani oleh dukun tidak terlatih.

    Dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 (p

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    pengambilan keputusan oleh orang tertentu tanpa dibekali pengetahuan yang cukup dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 47 orang responden dengan pengambil keputusan yang baik, terdapat 47 orang (97,9 %) memilih pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko dan hanya 2,1 % responden yang memilih melakukan pertolongan persalinan yang berisiko dan tidak baik. Sementara dari 7 orang responden dengan pengambil keputusan yang tidak baik, terdapat 6 orang (85,7 %) responden yang memilih melakukakan pertolongan persalinan yang tidak baik dan beresiko dan hanya 1 orang (14,3 %) responden memilih melakukan pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko. Dikatakan pertolongan persalinan yang beresiko dan tidak baik oleh karena pertolongan persalinan hanya dilakukan oleh dukun yang tidak terlatih atau yang lainnya. Sementara pertolongan persalinan yang baik dan tidak beresiko bila pertolongan persalinan dilakukan oleh bidan, perawat, dokter.

    Hal ini berarti mayoritas responden yang menentukan sendiri tenaga penolong persalinannya cenderung untuk memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan, sedangkan mayoritas responden yang penolong persalinannya ditentukan oleh orang lain cenderung memilih dukun tidak terlatih sebagai tenaga penolong persalinan.

    Hasil uji statistik diperoleh nilai nilai p = 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengambil keputusan tentang persalinan dalam keluarga dengan pemilihan tenaga penolong persalinan.

    Pengambilan keputusan dalam hal pertolongan persalinan di wilayah Puskesmas Modo masih didominasi oleh orang lain selain ibu, khususnya oleh suami, orang tua / mertua atau orang yang dituakan. Hal ini disebabkan karena anggapan responden masih

    terlalu dini untuk memutuskan penolong persalinannya, apalagi jika umur responden masih muda, dan kebanyakan pasangan yang baru menikah masih tinggal dengan orang tua mereka.

    Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa isteri atau ibu bersalin dan suami cukup dominan dan mempunyai otoritas dalam pengambilan keputusan di keluarga, khususnya dalam menentukan penolong persalinan. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara Pengetahuan

    ibu dengan pertolongan persalinan di wilayah Puskesmas Modo Kabupaten Buol.

    2. Ada hubungan antara kebiasaan keluarga dengan pertolongan persalinan di wilayah Puskesmas Modo Kabupaten Buol.

    3. Ada hubungan antara pengambil keputusan tentang persalinan dengan pertolongan persalinan di wilayah Puskesmas Modo Kabupaten Buol.

    SARAN 1. Perlunya melakukan penyuluhan

    agar pemahaman masyarakat lebih meningkat terutama terhadap pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan.

    2. Kemampuan petugas perlu ditingkatkan dalam memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan.

    3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian mengenai masalah pertolongan persalinan dengan variabel yang sama ataupun variabel yang lain agar dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan dan meningkatkan cakupan program dimasa yang akan datang.

    DAFTAR PUSTAKA Adlany. M, 2007 Substansi dan

    Definisi Pengetahuan. Internet :

    116

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    http://isyraq.wordpress.com,. Diakses tanggal 19 Desember 2010.

    Almi. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Kesehatan Sebagai Tenaga Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bulian Kabupaten Batang Hari Tahun 2003. Internet, www.fkm-undip.or.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Anonim. Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan. Internet, www.jombangkab.go.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Anshayari.A, 2009. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah,

    Anwar Musadad, dkk. Pengambilan Keputusan dalam Pertolongan Persalinan di Nusa Tenggara Timur Tahun 2000 Internet, www.ekologi.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Badan Pusat Statistik. Indikator Kesejahteraan Rakyat tahun 2004. Internet: http://[email protected]. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Batalipu.M, 2009, Profil Kesehatan Kabupaten Buol, Dinas Kesehatan Kabupaten Buol.

    Besung. I Nengah Kerta, 2006. Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan Di Tinjau dari Filsafat Ilmu, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Bali.

    Chandra, Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : EGC.

    Covey, Stephen R. 2001. 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif (alih bahasa). Jakarta : Binarupa Aksara.

    Department of Reproductive Health and Research. Global Action for Skilled Attendants for Pregnant Women. Internet, http://www.who.int. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Depkes RI. Pencapaian Indonesia Sehat di Tahun 2001 : Bab V. Internet, http://bankdata.depkes.go.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Hapsoro.Umar, Apa itu Pengetahuan? Internet :

    http://umarhapsoro.blogdetik.com, 2009. Diakses tanggal 19 Desember 2010.

    Ito, Makoto. Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia (Kasus Kematian Ibu Hamil di Sulawesi Selatan). Analisis, Tahun II, Nomor 3, Januari 2001. Diakses 29 Oktober 2010.

    Kaswiranarsih. Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pertolongan Persalinan Ibu Hamil di Kec. Maritenggae Kab. Sidenreng Rappang Tahun 2006. Makassar : Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

    Manuaba, Ida Bagus Gde. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. 1999.

    Musadad.A, dkk.2000. Pengambilan Keputusan dalam Pertolongan Persalinan di Nusa Tenggara Timur Tahun 2000 Internet, www.ekologi.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    Nguyen, Tuong. Keselamatan Ibu : Keberhasilan dan Tantangan. Outlook Edisi Khusus Keselamatan Ibu Volume 16, tahun 1999. Diakses tanggal 20 Oktober 2007.

    Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

    Prisandi, Riza Tegar. Quran Version of 7 Habits of Highly Effective People. Internet, Diakses tanggal 10 November 2010.

    Sakung. Jamaluddin, dkk. 2010. Pedoman Penulisan dan Penilaian Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Muhammadiyah Palu.

    Shobur, Sherli. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Tenaga Kesehatan oleh Ibu Bersalin di Kecamatan Seberang

    117

  • Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 111-118 Artikel VIII

    Ulu I Kota Palembang Tahun 2005. Internet, http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 10 November 2010.

    Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

    Tinse, Berthiana. Budaya Tradisional Masyarakat dalam Memperoleh Pertolongan Persalinan dan Nifas.

    Internet, http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 10 Nopember 2010.

    WHO. 2007. Proportion of births attended by skilled health personnel : Global, regional and subregional. Internet : http://www.who.int. Diakses tanggal 29 Oktober 2010.

    WHO-Depkes RI-FKM UI. 1998. Modul Safe Motherhood 2, Modul Pengajaran. Jakarta : FKM UI.

    ________ 2010. Definisi. Internet : http://definisionline.com, Diakses tanggal 19 Desember 2010.

    ________2010. Pengertian dan Definisi Pengetahuan. Internet: http://pengetahuan.iblogger.org, Diakses tanggal 19 Desember 2010.

    ________2010. Pengetahuan, Internet : http://id.wikipedia.org,. Diakses tanggal 19 Desember 2010.

    118