13
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam yang ada di Indonesia untuk mendukung gerakan slow fashion. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan caraobservasi dan wawancara terhadap pelaku eco printing dan eco fashion yang ada di Bandung seperti Oldtjikko, Medasa dan Toko Encit untuk mendapatkan data yang mendukung dalam perancangan. Pengembangan gagasan Material tumbuhan yang digunakan yaitu tumbuhan yang banyak tumbuh dan mudah untuk dibudidayakan di Indonesia yaitu tanaman Pepaya untuk direalisasikan dengan menggunakan eco printing. Dengan pewarna alami sebagi warna dasar untuk menambah nilai estetik. 39 Pengembangan Desain Dalam perancangan ini desain dikembangkan ke arah fesyen yang berupa busana wanita dengan motif yang berasal dari daun pepaya dengan teknik spotting dalam peletakan motifnya. Eksekusi Desain Evaluasi Karya

A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

  • Upload
    phungtu

  • View
    241

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

39

BAB III

PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecahan Masalah

Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis

Permasalahan

Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan

menggunakan potensi alam yang ada di Indonesia untuk mendukung gerakan

slow fashion.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan caraobservasi dan wawancara terhadap pelaku eco

printing dan eco fashion yang ada di Bandung seperti Oldtjikko, Medasa dan Toko Encit

untuk mendapatkan data yang mendukung dalam perancangan.

Pengembangan gagasan

Material tumbuhan yang digunakan yaitu tumbuhan yang banyak tumbuh dan mudah

untuk dibudidayakan di Indonesia yaitu tanaman Pepaya untuk direalisasikan dengan

menggunakan eco printing. Dengan pewarna alami sebagi warna dasar untuk menambah

nilai estetik.

39

Pengembangan Desain

Dalam perancangan ini desain dikembangkan ke arah fesyen yang berupa busana wanita

dengan motif yang berasal dari daun pepaya dengan teknik spotting dalam peletakan

motifnya.

Eksekusi Desain

Evaluasi Karya

Page 2: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

40

B. Konsep Perancangan

Konsep dalam perancangan ini adalah perancangan tekstil yang berupa

produk fashion yang dihasilkan dari eco printing dengan memanfaatkan potensi

alam yang ada di Indonesia. Perancangan ini bertujuan untuk menyampaikan

pesan kembali ke alam (back to nature) dengan menciptakan produk fashion

ramah lingkungan guna mendukung gerakan slow fashion. Tema yang akan

diangkat yaitu nature botanical of Indonesia. Dalam perancangan ini

dititikberatkan pada eksplorasi eco printing dengan menggunakan bahan baku

yang bersumber dari alam, seperti daun. Dalam perancangan ini hanya akan

menggunakan daun untuk dilakukan eco printing karena daun sangat lekat sekali

dengan visual simbol gerakan kembali ke alam (go green) yang biasanya

disimbolkan dalam bentuk daun. Material daun yang akan digunakan dalam

perancangan ini adalah bahan-bahan yang tersedia melimpah di Indonesia dan

hanya dibatasi satu daun saja yaitu daun pepaya yang memiliki karakter morfologi

daun yang sangat khas sehingga mudah dikenali oleh siapapun yang meihatnya.

Material kain yang digunakan dalam perancangan ini adalah kain tencel organik

yang merupakan kain yang berasal dari serat eucalyptus, kain tencel dipilih karena

dalam uji coba yang dilakukan kain tencel menunjukkan hasil yang paling

maksimal yaitu dalam penyerapan warnanya yang paling baik. Kain organik

dalam perancangan ini dipakai karena untuk mendukung eco fashion yang

didalamnya terdapat kriteria-kriteria, salah satunya yaitu pemakaian kain organik.

Untuk mendukung motif eco printing yang dihasilkan, akan dipakai juga dua jenis

Page 3: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

41

pewarna alam yaitu secang dan kunyit sebagai warna dasar kain (background)

untuk menghasilkan warna orange kecoklat-coklatan yang merepresentasikan

warna tanah. Segmen pasar yang dituju dalam perancangan ini adalah wanita

pekerja dan eksekutif muda dengan kelas ekonomi menengah keatas dengan grade

umur 22-35 tahun dengan selera menginginkan keunikan, kebaruan dan tampilan

berbeda dari yang lain. Produk fashion yang dihasilkan yaitu berupa produk

fashion casual wanita dengan model pakaian yang simple dan memberikan

kenyamanan bagi si pemakai untuk beraktivitas sehari-hari, seperti hangout.

Perancangan ini diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen dan dapat

mendukung gerakan slow fashion dan eco fashion serta menambah keragaman

jenis tekstil di Indonesia.

Konsep desain diarahkan agar produk yang dibuat tidak sekedar

memenuhi kebutuhan. Berdasarkan studi yang telah dilakukan dalam

pengumpulan data, terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam

melakukan perancangan pakaian dengan eco printing ini seperti aspek fungsi,

aspek bahan, aspek estetis dan aspek teknik.

1. Aspek estetis

Aspek yang merupakan ilmu dasar dalam sebuah perancangan

yang berhubungan dengan keindahan. Aspek estetis ini merupakan

aspek yang pertama kali dilihat oleh konsumen dalam memilih suatu

pakaian. Aspek estetis pada perancangan ini merupakan hasil dari

keseluruhan dari bentuk visual yang meliputi motif, warna dan

komposisi.

Page 4: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

42

a. Motif

Dari hasil pengumpulan data dari beberapa sumber diketahui

bahwa pakaian dengan menggunakan eco printing belum banyak

diterapkan di Indonesia. Eco printing hanya baru diterapkan untuk

penelitian saja, padahal banyak potensi-potensi tanaman di

Indonesia yang dapat dieksplorasi untuk eco printing. Berdasarkan

data tersebut maka perancangan tugas akhir ini akan melakukan

eksplorasi dengan menggunakan daun pepaya. Daun pepaya dipilih

karena terdapat melimpah di Indonesia dan memiliki karakter

morfologi daun yang sangat khas.

b. Warna

Unsur warna tidak dapat dilepaskan dari bentuk yang akan

menentukan keberhasilan sebuah rancangan karena warna dapat

menambah keindahan tampilan dari sebuah rancangan atau

sebaliknya akan memperburuk tampilan. Warna dapat memberi

efek menambah rasa kenyamanan dan percaya diri terhadap

pemakainya. Warna yang menginspirasi pada perancangan ini

adalah warna hijau yang merupakan hasil dari daun yang dilakukan

eco printing dan warna orange kecoklat-coklatan yang dihasilkan

dari percampuran zat pewarna alam secang dan kunyit yang

merepresentasikan warna tanah.

Page 5: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

43

c. Komposisi

Komposisi merupakan perpaduan antara motif dan warna

dalam suatu master desain yang dapat memberikan keindahan pada

perancangan batik. Komposisi motif utama dan pendukung harus

dilakukan secara tepat agar menghasilkan komposisi estetis yang

dapat memenuhi kepuasan batin.

2. Aspek teknik

Aspek teknik merupakan aspek yang dilakukan dalam

perancangan untuk mewujudkan rancangan menjadi produk nyata.

Teknik yang digunakan dalam perwujudan produk ini adalah eco

printing. Pemilihan eco printing dikarenakan untuk mengembangkan

teknik tekstil yang ada di Indonesia, mengurangi penggunaan pewarna

kimia dan mendukung gerakan slow fashion.

3. Aspek fungsi

Perancangan ini akan difungsikan dalam pakaian casual wanita

yang minimalis dan simpel karena untuk mendukung dan

merepresentasikan tujuan dari gerakan slow fashion karena dalam hal

ini pakaian digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan.

Page 6: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

44

4. Aspek bahan

Bahan merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan, sebab

bahan pada tekstil mempengaruhi kenyamanan si pemakai.

Penggunaan bahan pada perancangan batik harus sesuai dengan desain

dan konsep yang dibuat. Apabila penggunaan bahan tidak sesuai maka

produk yang dibuat tidak memenuhi persyaratan. Pemilihan bahan

yang disesuaikan dengan fungsinya sangat mempengaruhi produk

batik yang dibuat. Bahan yang digunakan dalam perancangan ini

adalah kain tencel. Kain tencel merupakan kain yang berasal dari serat

Eucalyptus yang dapat menyerap pewarna lebih baik daripada katun

dan merupakan kain organik bersertifikat. Sifat bahannya yang halus,

dingin dan nyaman sangat cocok digunakan di Indonesia yang beriklim

tropis ini, serta sangat mendukung untuk pengaplikasian eco printing

karena hasilnya menyerap klorofil daun secara maksimal.

5. Segmen pasar

Segmen pasar pada perancangan ini berkaitan dengan beberapa hal

yang dapat mempengaruhi produk yang nantinya dapat diterima oleh

konsumen. Sebuah produk akan laku dipasaran tergantung dari

penciptaan produk itu sendiri yaitu mampu untuk memenuhi selera

konsumen atau tidak. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan

menunjukan bahwa selera konsumen saat ini mengarah pada bentuk

bentuk yang simpel, bebas, unik dan menarik perhatian konsumen.

Page 7: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

45

Segmen pasar dalam perancangan ini dikhususkan untuk wanita

dengan rentang umur 22-35 tahun yang ingin berpenampilan berbeda

dan unik serta mempunyai kepeduliannya terhadap alam dan produk-

produk eco fashion dengan kelas ekonomi menengah ke atas.

C. Kriteria Desain

Kriteria desain meliputi pemakaian/kenyamanan, penampilan, selera, dan

harga. Kenyamanan merupakan hal yang paling penting dalam merancang sebuah

produk fesyen, dalam perancangan ini bahan tencel dipilih karena dingin dan

dapat menyerap warna dengan baik dan sangat nyaman ketika dikenakan. Dari

segi penampilan dan selera produk pakaian yang dihasilkan dalam perancangan

ini sangat cocok dengan para pengguna fesyen yang menyukai produk yang ramah

lingkungan dan yang ingin tampil beda dari yang lain. Dari segi harga, dalam

perancangan ini produk pakaian yang dihasilkan cukup terjangkau.

Page 8: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

46

D. Pemecahan Masalah

1. Eksplorasi Motif

Eksplorasi visual motif digunakan beberapa jenis tanaman untuk dipilih satu

tanaman yang paling cocok untuk diterapkan dalam desain perancangan yaitu

tanaman pepaya yang mempunyai karakter bentuk morfologi daun yang menarik.

Gambar 5. Hasil Eksplorasi Motif

Sumber : Vitasari, 2016

Page 9: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

47

2. Pembuatan master desain

Pembuatan master desain ditujukan untuk merancang master desain dalam

sebuah kain agar mendapatkan komposisi visual yang pas dan menarik.

Pembuatan master desain mencakup pemilihan warna dan mengolahan motif dari

material daun pepaya kedalam desain khusus dimana motif didesain disesuaikan

dengan pola baju dan bentuk baju. Peletakan motifnya digunakan teknik spotting

agar lebih terlihat dan lebih menonjol sehingga eco printing langsung dapat

terlihat. Peletakan motif dari satu pakaian ke pakaian lainnya tidak akan sama

karena menyesuaikan dengan bentuk baju dari masing-masing desain baju yang

dipilih.

Gambar 6. Hasil Desain

Sumber : Vitasari 2016

Page 10: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

48

3. Visualisasi Produk

a. Pecah Pola

Hal yang pertama dilakukan dalam memvisualisasikan produk yaitu

melakukan pecah pola, karena dalam proses pengerjaan produk fesyen ini

dalam bentuk kain yang sudah dipola.

Gambar 7. Pecah Pola

Sumber : Vitasari 2016

b. Proses Mordanting

Proses mordanting yaitu proses pembukaan serat dan penghilangan kanji

pada kain. Proses ini sangat penting karena dapat mempengaruhi hasil

dari pewarnaan dasar pada kain. Proses Mordanting dilakukan dengan

merebus dengan tawas.

Page 11: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

49

Gambar 8. Proses Mordanting

Sumber : Vitasari, 2016

c. Pewarnaan Dasar

Proses selanjutnya yang dilakukan yaitu pemberian warna dasar pada

kain yang telah berbentuk pola dengan menggunakan percampuran antara

ekstraksi warna dari kunyit dan ekstraksi warna dari kayu secang untuk

menghasilkan warna orange kecoklat-coklatan. Dengan pengunci yaitu

tawas.

Page 12: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

50

Gambar 9. Pewarnaa Dasar Dengan Pewarna Alam

Sumber : Vitasari 2016

d. Proses Pemberian Motif

Proses pemberian motif dilakukan dengan eco printing yaitu dengan

mentransfer warna asli daun dengan cara dipukul langsung diatas

permukaan kain. Lalu setelah selesai dikunci dengan menggunakan tawas

untuk mendapatkan hasil yang tetap seperti warna asli.

Page 13: A. Bagan Pemecahan Masalah - abstrak.ta.uns.ac.id · A. Bagan Pemecahan Masalah slow fashion Eksekusi Desain Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan ... aspek yang pertama

51

Gambar 10. Proses Eco Printing

Sumber : Vitasari 2016

e. Proses Penjahitan

Proses selanjutnya yaitu proses penjahitan yang dilakukan untuk

menyambungkan dari pola-pola yang sudah dipotong untuk menjadi

pakaian yang bisa dikenakan.