A08aam

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 A08aam

    1/101

    ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENGdi UD Cahaya Tani, Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes

    Oleh :

    ARWANI AMIN

    A14103034

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2008

  • 7/26/2019 A08aam

    2/101

    RINGKASAN

    ARWANI AMIN. Analisis Strategi Pemasaran Bawang Goreng di UD

    Cahaya Tani Banjaratma, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes (di

    bawah bimbingan YUSALINA)

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar luas

    daerahnya adalah lahan pertanian dan sebagian besar masyarakatnya bermata

    pencaharian petani. Potensi sumberdaya yang ada mampu memberikan kontribusi

    terhadap kesejahteraan bagi bangsa Indonesia diantaranya tanaman padi,

    hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan. Salah satu jenis tanaman

    hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan adalah bawang merah (Allium

    ascolonium L).

    Produksi bawang merah di Propinsi Jawa Tengah memiliki pertumbuhan

    yang bernilai positif dan cukup tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bawang

    merah di daerah sentra produksi lainnya. Kabupaten Brebes merupakan daerahsentra produksi bawang merah di Jawa Tengah. Selain budidaya bawang merah, di

    daerah ini berkembang usaha pengolahan bawang merah.

    Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri tersebut adalah UD

    Cahaya Tani, yang mengalami penurunan penerimaan karena semakin

    meningkatnya pelaku bisnis pengolahan bawang merah sehingga mengakibatkan

    berkurangnya pangsa pasar.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor Internal dan

    Eksternal yang dihadapi perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk bawang

    goreng, serta merumuskan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi

    internal dan eksternal yang dihadapi UD Cahaya Tani. Pengumpulan datadilakukan pada bulan Maret-April 2008.

    Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi atau

    pengamatan langsung ke perusahaan dan melakukan wawancara yang mendalam

    dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan pemasaran bawang goreng, yaitu

    pemilik dan pengelola perusahaan. Data sekunder didapatkan dari pustaka dan

    literatur, skripsi, buku yang relevan dengan penelitian ini, baik yang berasal dari

    UD. Cahaya Tani maupun instansi lain, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas

    Pertanian dan lain-lain. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan

    serta alternatif strategi pemasaran didekati dengan menggunakan analisis SWOT.

    Alternatif-alternatif yang didapat diprioritakan untuk memperoleh alternatif

    terbaik menggunakan QSPMHasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa UD Cahaya Tani

    memiliki kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam menjalankan

    usahanya. Kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain kualitas bawang goreng

    yang baik, pemilik yang telah berpengalaman, produk merupakan produk non

    substitusi, produk bersertifikat dari pemerintah, harga produk lebih murah

    dibandingkan dengan pesaing dalam bisnis ini, lokasi perusahaan yang strategis

    dan perusahaan merupakan pioner. Kelemahan perusahaan adalah kegiatan

    promosi masih terbatas, struktur perusahaan kurang jelas serta distribusi produk

    hanya di daerah tertentu saja.

    Peluang bagi perusahaan adalah tenaga kerja mudah di dapat,

    perkembangan teknologi yang menyesuaikan terhadap kebutuhan produksi,

  • 7/26/2019 A08aam

    3/101

    pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, pangsa pasar yang masih luas serta

    ketersediaan bahan baku yang melimpah. Adapun ancaman yang dihadapi

    perusahaan adalah kenaikan harga minyak goreng, munculnya pesaing baru dan

    daerah distribusi pesaing yang lebih luas. Berdasarkan penggunaan metode

    QSPM, dari beberapa alternatif-alternatif strategi yang ada, strategi diversifikasiproduk saja yang memungkinkan untuk diprioritaskan sebagai alternatif terbaik.

  • 7/26/2019 A08aam

    4/101

    ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENG

    di UD Cahaya Tani, Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes

    Oleh :

    ARWANI AMIN

    A14103034

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2008

  • 7/26/2019 A08aam

    5/101

    Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Bawang Goreng di UD Cahaya

    Tani, Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten

    Brebes

    Nama : Arwani Amin

    NRP : A14103034

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Dra. Yusalina, MSi

    NIP. 131 914 523

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Pertanian

    Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

    NIP 131 124 019

    Tanggal lulus :

  • 7/26/2019 A08aam

    6/101

    PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENG STUDI KASUS

    UD CAHAYA TANI, BANJARATMA, KECAMATAN BULAKAMBA,

    KABUPATEN BREBES. ADALAH HASIL KARYA SAYA DAN BELUM

    PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU

    LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR

    AKADEMIK TERTENTU.

    Bogor, Juli 2008

    Arwani Amin

    A14103034

  • 7/26/2019 A08aam

    7/101

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Lampung pada tanggal 28 Septemberi 1984. Penulis

    adalah anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan Bapak Tulo Syamsuddin dan

    Ibu Sulastri (Alm)

    Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Pugung Raharjo

    dari tahun 1991 sampai tahun 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan

    pendidikan di SLTP Negeri 2 Jabung. Kemudian pada tahun 2000 penulis

    melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Labuhan Maringgai dan lulus pada

    tahun 2003. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di

    Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi

    Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI

    (Undangan Seleksi Masuk IPB).

    Semasa kuliah aktif diberbagai organisasi kemahasiswaan intra kampus,

    antara lain menjadi Staf Minat dan Bakat BEM Fakultas Pertanian IPB tahun

    2004-2005 dan Kepala Departemen Informasi dan Komunikasi BEM Fakultas

    Pertanian tahun 2005-2006.

  • 7/26/2019 A08aam

    8/101

    KATA PENGANTAR

    Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

    limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

    terselesaikan. Semoga setiap langkah selalu dihaturkan untuk senantiasa beribadah

    kepada-Nya. Penelitian ini berjudul Analisisi Startegi Pemasaran Bawang

    Goreng di UD Cahaya Tani Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten

    Brebes. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor

    internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan dalam kegiatan pemasaran

    produk bawang goreng dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat sesuai

    dengan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi UD Cahaya Tani.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

    kekurangan mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama

    berlangsungnya penelitian. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak yang berkepentingan.

    Bogor, Juli 2008

    Arwani Amin.

    A14103034

  • 7/26/2019 A08aam

    9/101

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    memberi rahmat, hidayah, dan karunia Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik, tidak lupa shalawat dan salam selalu

    penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis juga

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bapak dan Ibu (Alm) tercinta yang telah memberikan segenap kasih

    sayangnya untuk penulis, untuk Ibuku yang telah menjadi inspirasi terbaik.

    Walaupun engkau telah tiada tetapi doa ini akan selalu mengalir untuk mu Ibu.

    Semoga segala amal ibadah ibu diterima dan diampunkan dosa-dosa yang

    telah diperbuat selama di dunia. Amin.

    1. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan

    waktu disela-sela kesibukan beliau untuk memberi bimbingan, dukungan dan

    dorongan bagi penulis.

    2. Ir. Narni Farmayanti, MS selaku dosen penguji utama yang telah berkenan

    memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan hasil penelitian ini.

    3. Anita Primasuari, SP, MSi selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan

    Program Studi Manajemen Agribisnis atas segala kritik dan saran yang telah

    diberikan.

    4. Spesial untuk istriku tersayang Endang Setiati yang telah memberikan

    semangat-semangat baru, doa-doa dahsyatmu, kesabaranmu yang luar biasa,

    perhatianmu yang begitu merekat, tidak lupa juga untuk anakku yang sedang

    menunggu hari kelahiranmu. Semoga selalu sehat dan kuat agar bisa menjadi

    seorang mujahid yang tangguh. Amin.

  • 7/26/2019 A08aam

    10/101

    5. Fandi Akhdiar (AGB 41) yang telah bersedia menjadi pembahas dalam

    seminar hasil penelitian penulis.

    6.

    Keluarga Besar Bpk H. M. Suharto beserta keluarga (Pemilik UD Cahaya ani)

    atas parisipasi dan kerjasamanya selama penulis melakukan pengambilan data.

    7. Untuk Mbak Iif yang telah menyediakan waktunya, semoga kebaikan mbak Iif

    bisa dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang lebih baik. Amin.

    8. Buat Bapak Mertua saya di Brebes, terima kasih atas segala sumbangsihnya

    baik materi maupun non materi kebaikan bapak tidak akan saya lupakan

    sampai kapan pundoain saya ya pak semoga sukses.

    9. Mbak Dewi, Mas Eri, Ipen, Atik dan seluruh keluarga besar di Lampung

    Timur atas segala doa dan usahanya buat saya selama kuliah.

    10.Pak Zainal yang sudah memberi motivasi dan semangat kepada saya

    11.Akh Dito (Tole Banyuwangi) atas segala bantuan (Komputer, Laptop, Motor

    dll).

    12.Temen-temen AGB 40 dan 41, warga Al-izzah, dan semua teman-teman dan

    saudara-saudara yang tidak bisa disebutkan, terima kasih atas dos dan

    bantuannya.

    13.Buat Ibu Mertua, Pipit, Teguh, Tatik, Mbak Titin, Mas Darsono, Waung dan

    seluruh keluarga besar Om Waan (Om Waan, Bulek Sus, Qiqi, Riska, Novi,

    Nova, Sikembar Erwan & Erwin)

  • 7/26/2019 A08aam

    11/101

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

    1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 6

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

    1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 10

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Bawang Merah ............................................................................ 11

    2.2 Budidaya Bawang Merah............................................................ 13

    2.2.1. .................................................................................. Bibit

    ........................................................................................ 13

    2.2.2. .................................................................................. Pengolaha

    n Tanah ............................................................................... 15

    2.2.3. .................................................................................. Penanama

    n dan Pemeliharaan............................................................. 17

    2.2.4. .................................................................................. Pemanena

    n .......................................................................................... 18

    2.3 Manfaat Bawang Merah.............................................................. 202.4 Penelitian Terdahulu ................................................................... 21

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 24

    3.1.1 Pengertian Pemasaran ........................................................ 24

    3.1.2 Strategi Pemasaran ............................................................ 25

    3.1.3 Analisis Lingkungan Pemasaran........................................ 28

    3.1.3.1 Analisis Lingkungan Internal................................ 29

    3.1.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................. 31

    3.1.4 MatriksInternal External(IE) ............................................ 36

    3.1.5 Analisis SWOT ................................................................. 36

    3.1.6. .................................................................................. Matriks

    Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM)............... 37

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 37

    IV METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 40

    4.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 40

    4.3 Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 41

    V GAMBARAN UMUM LOKASI

  • 7/26/2019 A08aam

    12/101

    5.1 Sejarah Perusahaan.................................................................... 43

    5.2 Struktur Organisasi ................................................................... 43

    5.3 Produk ....................................................................................... 46

    5.4 Daerah Pemasaran..................................................................... 46

    5.5 Saluran Distribusi...................................................................... 475.6 Sumber Bahan Baku.................................................................. 48

    5.7 Aktivitas Perusahaan................................................................. 49

    5.7.1 Jam Kerja Karyawan........................................................ 49

    5.7.2 Tata Tertib........................................................................ 49

    5.7.3 Sistem Gaji dan Upah....................................................... 50

    5.7.4 Proses Produksi ................................................................ 50

    VI HASIL DAN PEMBAHASAN

    6.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Internal Perusahaan................ 55

    6.1.1 Manajemen....................................................................... 556.1.2 Sumberdaya Manusia....................................................... 55

    6.1.3 Pemasaran ........................................................................ 56

    6.1.4 Faktor Keuangan.............................................................. 57

    6.1.5 MatriksInternal Factor Evaluation (IFE) ....................... 57

    6.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal ................................ 61

    6.2.1 Lingkungan Makro........................................................... 61

    6.2.1.1 Faktor Ekonomi................................................... 62

    6.2.1.2 Faktor Sosial Budaya .......................................... 62

    6.2.1.3 Faktor Teknologi................................................. 63

    6.2.2 Lingkungan Industri......................................................... 646.2.2.1 Pendatang Baru ................................................... 64

    6.2.2.2 Persaingan Dalam Industri .................................. 64

    6.2.3 MatriksExternal Factor Evaluation (EFE) ..................... 64

    7.1 Analisis IE dan Analisis SWOT................................................ 67

    7.1.1 Analisis Internal-Eksternal (IE) ....................................... 67

    7.1.2 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,

    Threats).............................................................................. 68

    7.1.2.1 Strategi S-O (Strength-Opportunities) ................ 68

    7.1.2.2 Strategi W-O (Weakness-Opportunities) ............ 70

    7.1.2.3 Strategi S-T (Strength-Threats)........................... 70

    7.1.2.4 Strategi W-T (Weakness-Threats)....................... 708.1 Matriks QSPM .......................................................................... 71

    VI KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan ............................................................................... 73

    7.2 Saran.......................................................................................... 74

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 75

    LAMPIRAN........................................................................................... 77

  • 7/26/2019 A08aam

    13/101

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Produksi Bawang Merah Menurut Propinsi Tahun 2002-2006(Ton).............................................................................................. 2

    2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah

    Kabupaten Brebes Tahun 2001-2006............................................ 4

    3. Daftar Industri Bawang Goreng Kabupaten Brebes Tahun 2007 . 7

    4. Kapasitas Penjualan dan Rata-Rata Penerimaan UD Cahaya

    Tani Tahun 2000-2006.................................................................. 7

    5. Syarat Mutu Bawang Merah Manurut SNI ................................... 19

    6. Persyaratan Mutu Bawang Merah Menurut Pemintaan Segmen

    Pasar .............................................................................................. 20

    7. Komposisi Tingkat Pendidikan dan Bagian Kerja UD Cahaya

    Tani ............................................................................................... 45

    8. Jenis Produk Olahan Bawang Merah UD Cahaya Tani................ 46

    9. Jumlah Bawang Goreng Yang Didistribusikan UD Cahaya TaniTahun 2007 ................................................................................... 47

    10 Jenis dan Alat-Alat Produksi Pembuatan Bawang Goreng........... 51

    11. Hasil Analisis Faktor Penentu Internal dengan Menggunakan

    Metode IFE pada UD Cahaya Tani............................................... 58

    12. Hasil Analisis Faktor Penentu Internal dengan Menggunakan

    Metode EFE pada UD Cahaya Tani.............................................. 65

  • 7/26/2019 A08aam

    14/101

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1.

    Konsep Pemasaran .......................................................................... 26

    2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi

    Pemasaran Bawang Goreng UD Cahaya Tani ................................ 39

    3. Saluran Distribusi Pemasaran Bawang Goreng UD Cahaya

    Tani......................... ........................................................................ 47

    4. Tahapan Pengolahan Bawang Goreng Pada UD Cahaya Tani ....... 52

    5.

    Gambar Matriks Internal-Eksternal UD Cahaya Tani .................... 68

    6. Matriks Analisis SWOT UD Cahaya Tani...................................... 69

  • 7/26/2019 A08aam

    15/101

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Struktur Organisasi UD Cahaya Tani Tahun 2007 ....................... 78

    2. Matriks QSPM. ............................................................................. 79

    3. Certificate of AnalysisBawang Goreng........................................ 80

    4. LayoutGedung Penyimpanan dan Gedung Produksi ................... 81

    5. Alat-alat Produksi.......................................................................... 82

    6. Foto Kegiatan Produksi................................................................. 83

    7. Produk Akhir................................................................................. 84

  • 7/26/2019 A08aam

    16/101

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar luas

    daerahnya adalah lahan pertanian dan sebagian besar masyarakatnya bermata

    pencaharian petani. Sektor pertanian dianggap menjadi sektor yang paling handal

    dan mampu memberikan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia melalui potensi

    sumberdaya yang melimpah ruah. Potensi sumberdaya yang ada tersebut meliputi

    tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan.

    Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman

    hias, dan tanaman obat mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai usaha

    agribisnis. Salah satu jenis tanaman hortikultura tersebut adalah bawang merah

    (Allium ascolonium L) yang tergolong tanaman semusim dan termasuk sayuran

    rempah. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak

    bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan, serta bahan obat

    tradisional. Dilihat dari nilai kesehatannya, bawang merah memiliki kandungan

    gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada setiap 100 gram bawang merah

    terkandung 1,50 gram protein dan phospor sebesar 40,00 gram (Ditjen Tanaman

    Pangan dan Hortikultura, 1997).

    Tanaman bawang merah di Indonesia telah lama diusahakan oleh petani

    sebagai usahatani yang bersifat komersial, yang sebagian besar atau seluruh hasil

    produksinya ditujukan untuk memenuhi permintaan. Namun berdasarkan hasil

    pemantauan Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, produksi bawang

  • 7/26/2019 A08aam

    17/101

    merah di Indonesia menurut propinsi mengalami fluktuasi yang sangat signifikan

    selama periode 2002-2006. Produksi bawang merah dari tiap-tiap propinsi di

    Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1

    Tabel 1. Produksi Bawang Merah Indonesia Menurut Propinsi Tahun 2002-2006

    (Ton)Tahun

    No Propinsi2002 2003 2004 2005 2006*)

    Pertumbuhan(%)**

    1 NAD 3995 6325 7884 7856 7621 -2,99

    2 Sumatera Utara 25144 25431 19710 9226 8666 -6,07

    3 Sumatera Barat 10736 8157 13873 19118 18664 -2,37

    4 Jambi 1780 1466 1180 1212 1621 -33,75

    5 Sumatera Selatan 26 18 82 84 45 -64,43

    6 Bengkulu 652 2089 352 290 247 -14,83

    7 Lampung 1364 715 610 605 216 -64,3

    8 Jawa Barat 96619 120219 121194 118795 112964 -4,91

    9 Jawa Tengah 215601 231052 230976 202692 253140 24,89

    10 DI Yogyakarta 27038 24810 18818 21444 23140 9,93

    11 Jawa Timur 223147 213818 224971 233098 253758 8,86

    12 Banten 357 211 222 218 159 -27,06

    13 Bali 12502 12614 12697 11294 9915 -12,21

    14 NTB 91151 82838 77237 81369 85682 5,3

    15 NTT 6524 8367 5739 3837 4396 14,57

    16 Sulawesi Utara 1506 2243 2332 2587 3604 39,31

    17 Sulawesi Tengah 4911 4430 5041 2285 8659 278,95

    18 Sulawesi Selatan 41053 18304 11056 12081 12088 0,06

    19 Maluku 272 524 1093 2079 38 -98,18

    20 Maluku Utara 117 630 198 209 217 3,83

    21 Papua 724 630 1163 946 316 -66,6

    22 Irian Jaya Barat - - 247 421 405 -3,8

    Indonesia 766572 762795 757399 732609 808568 -3,27

    Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2006

    Keterangan: -) Data tidak tersedia

    -) Sejak tahun 2006 termasuk dua propinsi yaitu Kepulauan Riau dan SulawesiBarat

    *)Angka sementara

    **)Antara tahun 2005-2006

    Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sentra produksi bawang merah

    yang ada di Indonesia terpusat pada lima propinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa

    Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. Jika dilihat dari rata-

    rata produksi yang dihasilkan, maka Propinsi Jawa Timur merupakan sentra

    produksi yang paling banyak menghasilkan bawang merah yaitu sebesar

  • 7/26/2019 A08aam

    18/101

    229,758.40 ton/tahun. Untuk daerah Jawa Tengah mempunyai produksi rata-rata

    sebesar226,692.20 ton/tahun. Akan tetapi, Propinsi Jawa Tengah juga berpotensi

    mengalami peningkatan produksi per tahunnya karena didukung dengan kondisi

    iklim dan demografi wilayah yang cocok bagi pertumbuhan tanaman bawang

    merah, sehingga perlu adanya pemanfaatan lahan pertanian bawang merah secara

    optimal.

    Produksi bawang merah di Propinsi Jawa Tengah memiliki pertumbuhan

    yang bernilai positif dan cukup tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bawang

    merah di daerah sentra produksi lainnya. Hal inilah yang menjadi peluang positif

    bagi perkembangan industri pengolahan bawang merah yang semakin

    mendominasi diberbagai daerah, khususnya daerah Jawa Tengah untuk

    mengoptimalkan produksi pengolahannya agar lebih menguntungkan.

    Kecenderungan peningkatan jumlah produksi di Jawa Tengah akan memudahkan

    pelaku industri pengolahan bawang goreng untuk mendapatkan bahan baku. Salah

    satu sentra produksi bawang merah yang berada di Jawa Tengah adalah

    Kabupaten Brebes.

    Bawang merah bagi Kabupaten Brebes yang berpenduduk 1.583.426

    jiwa1)

    , telah menjadi "trade mark"mengingat posisinya sebagai penghasil terbesar

    komoditi tersebut di tataran nasional. Bawang merah memang bukan merupakan

    kebutuhan pokok, akan tetapi kebutuhannya hampir tidak dapat dihindari oleh

    konsumen rumah tangga sebagai pelengkap bumbu masak sehari-hari

    Brebes merupakan kota kecil di pesisir utara ujung paling barat wilayah

    Jawa Tengah. Letaknya yang berada di jalur lalu-lintas pantai utara (Pantura) dan

    1)http://www.brebes .go.id/profil .htm. Profil Kabupaten Brebes Tanggal 25 Juli 2007

  • 7/26/2019 A08aam

    19/101

    merupakan pintu gerbang ke Jawa Tengah dari arah barat di samping berbatasan

    dengan wilayah Jawa Barat, menjadikan daerah ini sebagai kota lintasan yang

    cukup penting sehingga daerah Brebes menjadi alternatif tempat untuk sekedar

    bersistirahat atau membeli oleh-oleh. Daerah Kabupaten Brebes juga terdiri atas

    dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan dan perbukitan dengan iklim tropis

    yang bercurah hujan rata-rata 18,94 mm; curah hujan maksimum 347 mm dan

    curah hujan minimum 2 mm dan merupakan lahan yang cocok untuk tanaman

    bawang merah12)

    .

    Berdasarkan Tabel 2 memperlihatkan bahwa luas panen bawang merah

    pada tahun 2006 sebesar 18.869 ha dengan potensi produksi 1.792.278 ton/tahun

    dan mempunyai skala produktifitas 94,99 ton/ha. Jika dibandingkan dengan tahun

    sebelumnya, tahun 2006 mempunyai hasil yang stabil mulai dari luas panen,

    produksi, dan produktivitas. Dengan demikian, keseimbangan yang dihasilkan

    sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan ada faktor lain yang

    menyebabkan meningkatnya produktivitas selain luas lahan, yaitu pemupukan

    tanaman, pengendalian hama, cuaca dan sanitasi.

    Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Kabupaten

    Brebes Tahun 2001-2006Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

    2002 18.680 1.538.411 82,36

    2003 21.729 1.931.150 88,87

    2004 19.495 1.681.493 86,25

    2005 24.440 2.319.621 94,91

    2006 18.869 1.792.278 94,99

    Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, 2007 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan luas panen pada

    tahun 2005 sebesar 24.440 ha. Peningkatan ini mempunyai nilai luas panen

    2) http://www.brebes .go.id/profil .htm. Profil Kabupaten Brebes Tanggal 25 Juli 2007

  • 7/26/2019 A08aam

    20/101

    teringgi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini juga mejadikan nilai

    produksi meningkat menjadi 2.319.621 ton dengan nilai produktivitas mencapai

    94,91 ton/ha. Berbeda dengan nilai produksi pada tahun 2006 yang menurun

    dibanding tahun sebelumnya, tetapi nilai produktifitasnya mempunyai nilai

    tertinggi dari tahun sebelumnya. Peningkatan produktivitas ini terjadi dikarenakan

    para petani yang sudah menggunaan teknologi dalam bercocok tanam, teknik

    pemupukan yang baik dan pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan kapasitas

    lahan.

    Bawang merah hingga kini masih menjadi andalan Kabupaten Brebes

    dalam pembangunan perekonomian daerah. Oleh karena itu, peranan industri

    pengolahan bawang merah di Kabupaten Brebes menjadi strategis. Hal ini karena

    industri pengolahan bawang merah diharapkan mampu menciptakan nilai tambah

    dan lapangan kerja, memperbaiki pembagian pendapatan, serta meningkatkan

    penerimaan devisa. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, bawang merah juga

    dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai tinggi yaitu bawang goreng.

    Bawang goreng merupakan salah satu bentuk olahan dari bawang merah

    yang dapat meningkatkan dan memberikan nilai tambah, serta memperpanjang

    daya simpan produk tersebut. Selain itu, produk olahan bawang merah juga

    sebagai salah satu produk tambahan bagi industri mie instan. Jika dilihat dari

    kandungan gizinya, bawang merah memiliki kandungan gizi yang baik bagi

    kesehatan manusia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sayuran rempah ini

    memiliki peranan penting bagi masyarakat Indonesia, terutama sebagai pelengkap

    bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan.

  • 7/26/2019 A08aam

    21/101

    Hal inilah yang mendorong banyak industri kecil rumahan untuk

    mendirikan pabrik-pabrik kecil pengolahan bawang merah, karena mudahnya

    mendapatkan bahan baku dan potensi bisnis yang menjanjikan. Pada akhirnya,

    jumlah industri pengolahan bawang goreng semakin meningkat. Salah satu

    perusahaan yang bergerak dalam industri tersebut adalah UD Cahaya Tani yang

    telah berdiri sejak tahun 1990 menekuni usaha pengolahan bawang merah menjadi

    bawang goreng. Menurunnya pangsa pasar yang ada akibat persaingan,

    menjadikan perusahaan ini berusahaa untuk mengoptimalkan strategi pemasaran

    yang ada.

    1.2Perumusan Masalah

    Peluang pemasaran bawang goreng yang semakin besar ini menjadi

    pemicu makin banyaknya petani dan pengusaha tertarik untuk memulai usaha ini,

    sehingga menimbulkan persaingan pasar yang semakin tajam. Menurut data dari

    Dinas Penanaman Modal Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Brebes tahun

    2007, industri kecil bawang goreng di Kabupaten Brebes sudah ada sejak tahun

    1990, ada sekitar 13 unit usaha industri bawang goreng dengan rata-rata produksi

    mencapai 14 ton bawang goreng pertahun (Dinas Perdagangan, Perindustrian dan

    Penanaman Modal Kabupaten Brebes, 2007). Data tersebut dapat dilihat pada

    Tabel 3.

  • 7/26/2019 A08aam

    22/101

    Tabel 3. Daftar Industri Bawang Goreng Kabupaten Brebes Tahun 2007

    Produksi/tahun

    No Nama Pemilik KecamatanTK

    (Orang)

    Nilai

    Investasi(Juta Rp)

    Jumlah

    (Ton)

    Nilai (Juta

    Rp)

    1 M.Muhsin Wanasari 7 5 7,2 136,8

    2 Nur Brebes 4 5 2 38

    3 Uripah Brebes 5 7 15 285

    4 Achmad Wanasari 7 0,5 7,2 136,8

    5Suharto (UD

    Cahaya Tani)Bulakamba 66 150 1500 1350

    6 Kasturoh Wanasari 4 7,5 15 285

    7 Marmo Wanasari 2 4,75 9,75 185,25

    8 To'ah Wanasari 3 4,5 9,75 185,25

    9 Wasmo Wanasari 4 4,75 9,75 185,25

    10 Waeni Brebes 2 1 4,8 91,2

    11 Giarto Brebes 2 1 4,8 57,6

    12 Sumarno Jatibarang 4 2,25 8,4 159,6

    13 A. Dulali Ketanggungan 4 5 19,5 370,5

    Sumber: Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Brebes, 2007

    Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa industri pengolahan bawang merah yang

    dimiliki Bapak Suharto (UD Cahaya Tani) mempunyai kapasistas produksi

    terbesar dibandingkan dengan yang lainnya. Banyaknya industri pengolahan

    bawang merah di Kabupaten Brebes mendorong perusahaan untuk

    mempertahankan produksinya. Kondisi seperti ini juga yang menjadikan pangsa

    pasar yang dimiliki UD Cahaya Tani menjadi berkurang. Hal ini dapat dilihat

    pada Tabel 4.

    Tabel 4. Data Kapasitas Penjualan dan Rata-Rata Penerimaan UD Cahaya Tani

    tahun 2002-2006

    Tahun Kapasitas Penjualan (Ton) Rata-rata penerimaan (Juta Rp)

    2002 1.410 1.269,0

    2003 1.335 1.201,5

    2004 1.195 1.075,5

    2005 1.147 1.032,3

    2006 1.073 965,7Sumber: UD Cahaya Tani,2007

  • 7/26/2019 A08aam

    23/101

    Tabel 4 memperlihatkan bahwa pada tahun 2002 perusahaan mampu

    menghasilkan produk bawang goreng sebanyak 1.410 ton/tahun dengan nilai

    penerimaan sebesar Rp. 1.269.000.000,-/tahun. Akan tetapi pada tahun-tahun

    berikutnya terjadi penurunan jumlah produksi hal ini dikarenakan adanya

    pendatang baru di bidang industri bawang goreng. Dengan demikian, rata-rata

    penerimaan perusahaan menurun karena pangsa pasar yang berkurang. Untuk itu

    perusahaan harus dapat mengantisipasi adanya persaingan melalui penetapan

    strategi pemasaran yang tepat, mengingat pentingnya peranan startegi pemasaran

    dalam sebuah perusahaan. Perusahaan diharapkan mampu untuk mengembangkan

    suatu strategi bersaing yang tepat untuk menghadapi segala kemungkinan

    perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan.

    Strategi bersaing perusahaan merupakan upaya untuk mencapai posisi

    dalam industri yang dimasuki agar strategi perusahaan tersebut lebih efektif di

    pasar. Strategi perusahaan akan berpengaruh dalam jangka panjang bagi

    kelangsungan usaha perusahaan. Dalam menetapkan strategi bersaing yang tepat,

    perusahaan membutuhkan analisis mengenai lingkungan usahanya, yang meliputi

    lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Melalui analisis

    lingkungan usaha, perusahaan dapat mengidentifikasi kekuatan dan peluang yang

    dapat dimanfaatkan dalam strategi bersaing sekaligus juga menghindari serta

    mengatasi ancaman dan kelemahan perusahaan.

    Pada umumnya strategi pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan

    mencakup komponen-komponen bauran pemasaran yang terdiri dari produk,

    harga, distribusi dan promosi masih belum optimal. Produk yang ada saat ini

    masih terdiri dari empat produk dan berencana akan menambah jenis produknya.

  • 7/26/2019 A08aam

    24/101

    Distribusi produk pada perusahaan mencakup daerah Semarang, Cikampek,

    Pasuruan, Cirebon dan Tegal. Dalam hal harga perusahaan menyesuaikan dengan

    harga yang telah ditetapkan oleh pasar. Adapun bentuk promosi yang dilakukan

    oleh perusahaan adalah melalui keikutsertaan perusahaan dalam pameran-

    pameran yang diadakan oleh masyarakat, memberikan potongan harga pasar

    antara 5 15 persen kepada para distributor dan dengan menyebarkan brosur-

    brosur dan memberikan kalender kepada para pelanggan.

    Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk memperhatikan

    posisi produk dalam industri. Bagi suatu perusahaan, pengetahuan tentang posisi

    produk dalam industri adalah penting, khususnya yang berkaitan dengan

    penguasaan pangsa pasar. Perusahaan yang menguasai pangsa pasar terbesar akan

    lebih leluasa dalam menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan khususnya dalam

    hal penetapan strategi pemasaran.

    Dalam menjalankan usahanya, UD Cahaya Tani menghadapi persaingan

    dari perusahaan sejenis baik yang skala kecil (home industry) ataupun unit usaha

    yang berskala besar, sehingga dibutuhkan suatu strategi besaing yang ditetapkan

    melalui analisis lingkungan usaha. Berdasarkan masalah yang ada tersebut, maka

    rumusan permasalahan yang dapat dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Faktor lingkungan Internal dan Eksternal apakah yang mempengaruhi strategi

    pemasaran UD Cahaya Tani ?

    2. Alternatif strategi pemasaran manakah yang paling tepat untuk dapat

    diterapkan oleh UD Cahaya Tani ?

  • 7/26/2019 A08aam

    25/101

    1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan latar belakang dan

    perumusan masalah tersebut di atas adalah :

    1. Mengidentifikasi faktor-faktor Internal dan Eksternal yang dihadapi

    perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk bawang goreng.

    2. Merumuskan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi internal

    dan eksternal yang dihadapi UD Cahaya Tani.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ;

    1. Perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan alternatif

    strategi pemasaran yang tepat bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan

    terutama untuk menghadapi persaingan industri bawang goreng yang

    semakin ketat.

    2. Pembaca sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dan

    sebagai pembanding untuk penelitian selanjutnya.

  • 7/26/2019 A08aam

    26/101

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Bawang Merah

    Bawang merah merupakan salah satu jenis komoditas sayuran yang

    banyak dikenal di dunia, kalangan internasional menyebutnya shallot. Bawang

    merah memiliki nama ilmiah Allium cepa varietas ascolunicum atau A11ium

    ascolonicum. Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk

    rumput, berakar serabut, daunnya berbentuk silindris, pangkal daun berubah

    bentuk dan fungsinya membentuk umbi lapis sehingga disebut tanaman berumbi

    lapis (Rahayu dan Berlian, 1998). Bawang merah merupakan tanaman, satu marga

    dengan tanaman bawang daun, bawang putih dan bawang bombay yang termasuk

    dalam familiLiliaceae (Rukmana, 1994).

    Tanaman bawang merah telah banyak dibudidayakan di dataran rendah

    yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah, tanaman ini

    juga tidak menyukai tempat-tempat yang tergenang air (Rahayu dan Berlian,

    1998). Tanaman ini dapat dibudidayakan dengan syarat pertumbuhan antara lain:

    tanah subur, banyak mengandung humus, tidak tergenang air, aerasi (pertukaran

    udara dalam tanah) baik, pH antara 5,5 - 6,5. Jika pH terlau rendah (kurang dari

    5,5) maka garam-garam A1umunium (AI) yang terlarut akan bersifat racun

    terhadap bawang merah yang menyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Demikian

    juga dengan pH yang lebih besar dari 6,5 maka unsur mikro Mangan (Mn) tidak

    dapat dlgunakan, sehingga umbi kecil- kecil dan hasil produksi rendah.

  • 7/26/2019 A08aam

    27/101

    Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran

    rendah sampai dataran tinggi, yakni pada ketinggian kurang lebih 1.100 meter di

    atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, ketinggian ideal yang memungkinkan

    bawang merah untuk berproduksi secara optimal adalah pada ketinggian 0 - 800

    meter dpl.

    Bawang merah mampu menghasilkan produksi terbaik di dataran rendah

    dengan suhu 25C - 32C dan iklim kering. Tanaman ini sangat menyukai areal

    yang terbuka dan mendapat sinar matahari kurang lebih 70 persen, karena bawang

    merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup (long day plan).

    Tiupan angin yang sepoi-sepoi akan bcrpengaruh baik terhadap laju proses

    fotosintesis, sehingga akan meningkatkan produksi umbi (Rukmana, 1994).

    Menurut Samadi dan Cahyono (1996), tanaman bawang merah masih

    dapat ditanam di dataran tinggi, tetapi hasilnya tidak sebaik jika ditanam di

    dataran rendah. Tanaman bawang merah yang ditanam di dataran tinggi

    menghasilkan umbi yang kecil-kecil dan umur panennya panjang, yaitu 80 - 90

    hari. Adapun bawang merah yang ditanam di dataran rendah, biasanya akan

    menghasilkan umbi yang besar-besar dan umur panennya sekitar 60 - 70 hari dan

    bisa kurang tergantung varietas yang digunakan. Hasil bawang merah sangat

    dipengaruhi oleh lamanya tanaman menerima sinar matahari. Lama penyinaran

    sinar matahari tergantung varietasnya, berkisar antara 11 - 16 jam. Oleh karena

    itu, tanaman ini paling baik ditanam pada awal musim kemarau, yaitu pada bulan

    Maret atau April sampai bulan Oktober.

  • 7/26/2019 A08aam

    28/101

    2.2 Budidaya Bawang Merah

    Budidaya bawang merah sangat dipengaruhi oleh kemampuan petani

    untuk mengelola sumberdaya pertanian guna memperoleh hasil yang optimal.

    Selain itu di samping kemampuan petani, ada faktor alam yang juga berpengaruh

    dalam budidaya bawang merah. Namun, faktor ini adalah faktor yang di luar

    kendali manusia sehingga tidak dapat dihindari dan susah untuk diukur skala

    pengaruhnya.

    2.2.1 Bibit

    Bibit memegang peranan yang penting untuk menunjang keberhasilan

    produksi tanaman bawang merah. Penggunaan bibit yang bermutu tinggi

    merupakan langkah awal untuk peningkatan produksi. Dalam penggunaan bibit

    harus memilih yang bermutu tinggi, yaitu umbi yang bebas dari hama dan

    penyakit serta berasal dari tanaman yang sehat dan varietas jenis unggul.

    Tanaman bawang merah umumnya diperbanyak dengan menggunakan

    umbinya. Bawang merah juga dapat diperbanyak dengan biji, tetapi kebanyakan

    tanaman bawang merah di Indonesia sulit menghasilkan biji. Penyediaan bibit

    bawang merah dapat diperoleh dengan mengusahakan bibit sendiri atau dengan

    membeli.

    Bibit yang sehat berasal dari tanaman yang sehat, hal ini dapat dilihat dari

    umbi yang warnanya tampak cerah dan tidak terlihat adanya serangan hama dan

    penyakit. Bibit yang baik umbinya berwarna cerah, utuh, tidak cacat, padat,

    berukuran sedang, dan sudah disimpan selama 2 - 3 bulan. Selain itu sebaiknya

    dipilih bibit dari varietas yang unggul (Rahayu dan Berlian, 1998).

  • 7/26/2019 A08aam

    29/101

    Pemilihan varietas yang ditanam biasanya disesuaikan dengan kondisi

    tanah dan kondisi alam tempat budidaya bawang merah. Varietas yang ditanam

    ada varietas lokal dan varietas impor. Masing-masing varietas mempunyai

    kemampuan produksi yang berbeda-beda, varietas impor biasanya tingkat

    produksinya lebih tinggi daripada varietas lokal. Menurut Estu Rahayu dan Nur B

    (1998), terdapat beberapa varietas tanaman bawang merah yang ditanam di

    Indonesia diantaranya:

    a.Varietas Lokal

    Bima Brebes

    Varietas ini berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Varietas ini sudah bisa

    dipanen pada umur 60 hari sesudah tanam. Jumlah produksinya bisa mencapai 10

    ton/ha umbi kering. Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan berlubang.

    Umbinya berwarna merah muda dan bercincin kecil pada leher cakramnya.

    Medan

    Varietas ini banyak ditanam di Samosir, Sumatra Utara. Umur panennya

    70 hari setelah tanam. Jumlah produksi umbi rata -rata 7 ton/ha umbi kering.

    Varietas ini mudah berbunga. Bunganya berwarna putih, daun berbentuk silindris

    dengan bagian tengah berlubang dan berwama hijau. Bentuk umbi bulat dengan

    ujung meruncing dan berwarna merah.

    Maja Cipanas

    Varietas ini merupakan varietas lokal asal Cipanas, Cianjur. Umur

    panennya 60 hari setelah tanam dengan jumlah produksi mencapai 11 ton/ha umbi

    kering. Daunnya berwama hijau tua, berbentuk silindris dan berlubang. Umbinya

    berwarna merah tua, berbentuk bulat gepeng dan berkeriput.

  • 7/26/2019 A08aam

    30/101

    Kuning

    Varietas ini berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Varietas ini sudah dapat

    dipanen pada umur 60 hari setelah tanam. Jumlah produksinya rata-rata tujuh

    ton/ha umbi kering. Daunnya berwana hijau tua kekunigan, berbentuk silindris

    dan berlubang. Umbinya berwarna merah merona dan berbentuk bulat besar.

    b. Varietas Impor

    Varietas impor yang ditanam di Indonesia adalah Bangkok, Philipina dan

    Australia. Varietas ini umumnya memiliki sifat-sifat yang lebih unggu! dari

    varietas lokal. Bawang merah varietas impor dipanen tidak jauh berbeda dengan

    varietas lokal, yaitu 60 - 70 hari setelah tanam. Akan tetapi, dalam budidayanya

    perlu penanganan yang lebih hati-hati karena tanaman masih memerlukan adaptasi

    dengan kondisi ekologis sekitarnya.

    Varietas bawang merah impor yang banyak ditanam di Indonesia terutama

    di daerah Brebes dan Losari Cirebon, adalah Bangkok dan Philipina. Bibit kedua

    varietas tersebut bisa didapatkan di daerah tersebut karena sudah dapat

    dikembangbiakkan sendiri (Rahayu dan Berlian, 1998).

    2.2.2 Pengolahan Tanah

    Lahan yang akan ditanami bawang merah harus diolah terlebih dahulu.

    Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi seperti yang

    diinginkan tanaman bawang merah, yakni berparit untuk pengairan, gembur dan

    subur. Kegiatan pengolahan tanah tersebut terdiri dari pembuatan bedengan dan

    parit serta penggemburan.

    a. Pembuatan Bedengan dan Parit

  • 7/26/2019 A08aam

    31/101

    Tanah dibentuk menjadi bedeng-bedeng, di antara bedengan dibuat parit

    untuk saluran air. Bedengan dibuat dengan lebar sekitar 100 -150 cm. Lebar parit

    sekitar 40 cm dengan kedalaman 40 - 50 cm.

    Untuk membuat bedengan mula-mula dibuat parit. Tanah galian dan parit

    itu dinaikan ke bagian sisinya lmtuk membentuk bedengan itu. Bedengan dibuat

    membujur agar tanaman memperoleh sinar matahari sebanyak-banyaknya.

    Panjang bedengan dan parit disesuaikan dengan kondisi lahan, tetapi jangan

    terlalu panjang, maksimum 10m, agar tidak sulit penanganannya.

    Tinggi bedengan dibuat berdasarkan keadaan tanah. Bila tanahnya agak

    berat, bedengan perlu sedikit ditinggikan. Namun bila tanahnya berpasir,

    bedengan tidak perlu terlalu tinggi.

    b. Penggemburan

    Tanah yang digali untuk dibuat parit dinaikan ke atas bedengan. Sebelum

    tanah di atas bedengan digemburkan ada masa pengeringan tanah yang lamanya

    bervariasi. Setelah diadakan pengeringan baru kemudian tanah di atas bedengan

    tersebut digemburkan.

    Keadaan fisik dan struktur tanah sangat berpengaruh terhadap

    pertumbuhan umbi bawang merah. Tanaman bawang merah memerlukan tanah

    yang berstruktur gembur. Oleh karena itu, sebelum penanaman tanah harus diolah

    sebaik mungkin. Pengolahan tanah sebaiknya mulai dilakukan 3 - 4 minggu

    sebelum tanam pada saat tidak hujan agar pengeringan tanahnya sempurna.

    Pengolahan tanah dalam keadaan kering ini dapat menghindari menggumpal dan

    memadatnya tanah.

  • 7/26/2019 A08aam

    32/101

    Saat penggemburan tersebut, sebaiknya tanah diberikan pupuk dasar.

    Pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang atau kompos yang telah matang dan

    telah dibiarkan selama 2 - 3 bulan. Dosisnya sekitar 10 - 15 ton per hektar. Cara

    pemberian pupuknya dengan ditebarkan merata di permukaan tanah seminggu

    sebelum tanam. Kemudian pupuk dicampur dengan tanah sambil menghaluskan

    tanah di permukaanya. Untuk menjaga kadar asam basa tanah, diadakan

    pengapuran. Dosis pengapuran disesuaikan dengan kondisi asam basa tanah

    (Rahayu dan Berlian, 1998).

    2.2.3 Penanaman dan Pemeliharaan

    a. Penanaman

    Sebelum bibit ditanam, tanah bedengan hendaknya disiram air terlebih

    dahulu dan dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal kecil untuk

    memudahkan penanaman. Umbi bibit yang telah dipotong sebagian ujungnya dan

    telah mengering dibenamkan ke tanah atau ke dalam lubang tanam. Usahakan

    permukaan umbi rata dengan permukaan tanah dan berdiri tegak. Namun, jangan

    terlalu dalam membenamkannya karena bibit akan busuk.

    Dalam budidaya bawang merah, jarak tanam yang digunakan akan

    menentukan kepadatan populasi per satuan luas. Jarak tanam yang terlalu rapat

    atau tingkat kepadatan populasinya tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

    persaingan antar tanaman dalam memperoleh air, unsur hara dan sinar matahari.

    Jarak tanam bawang merah bervariasi, yang sering digunakan antara lain

    20x15 cm, 20x20 cm, 15x15 cm, atau 15xl0 cm. Dengan demikian, pada tiap

    bedengan dapat ditanami 4-6 baris tanaman. Jarak tanam tersebut biasanya akan

  • 7/26/2019 A08aam

    33/101

    memperoleh umbi dengan ukuran yang besar sesuai permintaan kosumen, yaitu

    sekitar 1-7 gr/umbi. Jarak tanam yang semakin rapat (10 x 10 cm), berarti semakin

    banyak populasinya dan produksinya pun semakin tinggi per satuan luas. Akan

    tetapi, ukuran umbinya lebih kecil. Jarak tanam ini baik digunakan untuk

    memproduksi umbi.

    b. Pemeliharaan

    Untuk memperoleh hasil yang optimal, salah satu langkah terpenting

    dalam budidaya bawang merah adalah pemeliharaan. Jika tanaman kurang

    terpelihara maka produksi yang dicapai kurang optimal dan hasil yang diharapkan

    sulit tercapai. Kegiatan pemeliharaan tanaman bawang merah meliputi

    penyiraman, pemupukan, penyiangan, penggemburan tanah dan pemberantasan

    hama dan penyakit tanaman bawang merah. Kegiatan-kegiatan tersebut harus

    dilakukan secara teratur dan optimal supaya memperoleh hasil yang optimal pula.

    2.2.4 Pemanenan

    Panen bawang merah biasanya dilakukan jika tanaman sudah berumur 60-

    70 hari di daerah dataran rendah dan 80-100 hari di daerah dataran tinggi. Tanda-

    tanda tanaman yang sudah siap dipanen adalah : pangkal daun bila dipegang

    sudah lemah, 20 -80 daun berwarna kuning, umbi lapis kelihatan penuh berisi,

    sebagian umbi tersembul diatas permukaan tanah, sudah terjadi pembentukan

    pigmen merah dan timbulnya bau bawang yang khas serta terbentuknya warna

    merah tua atau merah keunguan pada umbi, dan daun bagian atas sudah mulai

    rubuh.

  • 7/26/2019 A08aam

    34/101

    Bawang merah sesudah dipanen akan mengalami proses pelayuan dan

    pengeringan, sortasi dan grading serta penyimpanan sebelum dipasarkan. Untuk

    mendapatkan keseragaman bawang merah maka pemerintah dalam hal ini

    Departemen Pertanian telah mengeluarkan SNI bawang merah yaitu SNI 01

    3159-1992 yang berisi tentang syarat mutu bawang merah. Dapat dilihat pada

    Tabel 4 berikut.

    Tabel 5. Syarat Mutu Bawang Merah Menurut SNI3)2

    SyaratKarakteristikMutu I Mutu II

    Verietas seragam seragam

    Ketuaan tua cukup tua

    Kekerasan keras cukup keras

    Diameter Min. 1,7 cm min. 1,3 cm

    Kerusakan (b/b) maks. 5 % maks. 8 %

    Busuk (b/b) maks. 1 % maks. 2 %

    Kotoran (b/b) tidak ada (%) tidak ada (%)

    Disamping syarat mutu yang ditetapkan dalam SNI bawang merah,

    segmen pasar juga menetapkan persyaratan-persyaratan dan mengelompokan

    dalam beberapa kelas mutu. Persyaratan mutu yang ditetapkan segmen pasar

    bawang merah dapat dilihat pada Tabel 5.

    3)http://www.deptan.go.id/psa/doc/baku_standart_bmerah_ntb.htm. Standar bahan baku

    bawang merah tanggal 04 Juni 2007

  • 7/26/2019 A08aam

    35/101

    Tabel 6. Persyaratan Mutu Bawang Merah Menurut Permintaan Segmen Pasar4)3

    Kelas MutuKriteria

    Mutu I Mutu II

    Ukuran umbi diameter besar, diameter > 2,5 cm

    kecil, diameter 1,5 2,5

    cm

    Warna umbi merah ungu smpai keputhn Idem

    Kesegaran Segar segar

    Kadar air (%) 80 % 85 % 75 % - 80 %

    Kotoran bebas, tidak berakar

    maks. 0.1 %, tidak

    berakar

    kekeringan/layu 3% 3 % 5%

    Hama / penyakit bebas serangga bebas serangga

    Pengolahan dilakukan untuk mendapatkan bentuk variasi konsumsi yang

    lain dari bawang merah, selain dikonsumsi dalam bentuk segar. Dengan demikian

    dapat dihasilkan aneka ragam bentuk penyajian. Selain itu, keawetan produk dapat

    dipertahankan lebih lama sehingga keberadaannya setiap saat dapat lebih terjamin.

    Beberapa bentuk hasil olahan bawang merah antara lain bawang goreng, tepung

    bawang, dan acar bawang.

    2.3

    Manfaat Bawang Merah

    Selain sebagai bumbu penyedap rasa makanan. Adanya kandungan minyak

    asiri dapat menimbulkan aroma yang khas dan memberikan cita rasa yang gurih

    serta mengundang selera. Sebenarnya disamping memberikan cita rasa,

    kandungan minyak asiri juga berfungsi sebagi pengawet karena bersifat

    bakterisida dan fungisida untuk bakteri dan cendawan tertentu. Selain itu juaga,

    umbi bawang merah dapat berkhasiat juga untuk mengobati berbagai jenis

    4) http://www.deptan.go.id/psa/doc/baku_standart_bmerah_ntb.htm. Standar bahan baku

    bawang merah tanggal 04 Juni 2007

  • 7/26/2019 A08aam

    36/101

    penyakit, diantaranya penyakit panas atau demam, masuk angin, luka,

    menghilangkan lendir ditenggorokan serta dapat memperpanjang nafas.

    Menurut sebuah penelitian, bawang merah mampu menurunkan

    kandungan gula dan kolesterol tubuh, menghambat penumpukan trombosit, serta

    meningkatkan aktifitas fibrinolitik sehingga dapat memperlancar aliran darah.

    Bawang merah juga mampu memobilisasi kolesterol dari tempat penimbunannya.

    Untuk pengobatan penyakit tersebut, bawang merah dapat diberikan dalam bentuk

    utuh, baik dalam keadaan mentah atau dimasak dulu. Selain itu, dapat juga dibuat

    sari bawang, ekstrak kering yang berupa bubuk, atau dalam bentuk minyak

    asirinya.

    2.4 Penelitian Terdahulu

    Penelitian tentang analisis strategi pemasaran bawang goreng belum

    pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang ada hanya mengenai pemasaran,

    analisis usahatani dan analisis pendapatan mengenai bawang merah. Dalam hal ini

    peneliti akan membandingkan dengan penelitian lain. Namun peneliti tidak hanya

    membandingkan pada lingkup komoditi saja, etapi juga membandingkan dengan

    analisis yang digunakan terhadap komoditi lain.

    Penelitian untuk pemasaran bawang merah, dilakukan oleh Shintania

    (1999) dalam penelitian usahatani bawang merah yang dilakukan oleh petani desa

    Sindangsari dan Desa Sukamulya. Hasil penelitisn menunjukkan usahatani ini

    mampu memberikan pendapatan yang positif atau memberikan keuntungan.

    Saluran pemasaran di Desa Sindangsari terdiri dari dua pola, sedangkan saluran

    pemasaran yang ada di Desa Sukamulya ada tiga pola. Berdasarkan analisis nilai

  • 7/26/2019 A08aam

    37/101

    tambah menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan bawang merah menjadi bawang

    goreng pada pabrik skala kecil, menengah dan besar mampu memberikan nilai

    tambah. Nilai tambah yang diperoleh pabrik skala besar lebih besar dibandingkan

    pabrik skala menengah/kecil. Tingkat keuntungan yang diperoleh pabrik skala

    besar lebih besar dibandingkan pabrik skala menengah dan kecil

    Berdasarkan metode IFE, EFE, analisis bauran pemasaran, BCG dan

    SWOT, Putri (2004) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi

    pemasaran Pisang Sale, Kasus CV Kiniko Enterprise, Tabek Patah, Sumatera

    Barat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran

    yang dilakukan perusahaan saat ini dan mengidentifikasi faktor-faktor internal

    eksternal perusahaan serta memformulasikan strategi perusahaan. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa perusahaan melakukan strategi pengembangan produk yaitu

    mengembangkan jenis produk baru dengan memperdalam bauran promosi,

    menambah anggaran modal dan melakukan promosi yang lebih gencar,

    meningkatkan efesiensi tenaga kerja, pengembangan dan penelitian produk,

    melakukan perencanaan produksi dengan baik, dan melakukan orientasi pasar

    yang telah ada.

    Kristanto (2006) menganalisis strategi pemasaran jamu tradisional pada

    PT Fito Medisina Kotamadya Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah

    Analisis Lingkungan Pemasaran (Internal dan Eksternal), Analisis Matriks IE, dan

    Analisis SWOT. Berdasarkan identifikasi faktor internal bahwa kekuatan utama

    perusahaan adalah perputaran keuangan yang teratur, kualitas dan khasiat produk

    bagus dan harga jual produknya sangat kompetetif (lebih murah dari pesaing).

    Adapun kelemahan utamanya adalah kegiatan promosi masih sangat kurang dan

  • 7/26/2019 A08aam

    38/101

    pendistribusian yang kurang merata. Kemudian, jika diidentifikasikan dari faktor

    eksternal bahwa peluang utama perusahaan adalah adanya pemasok utama yang

    memiliki etika bisnis yag baik dan harga produk (obat farmasi) impor yang terus

    naik. Ancaman utamanya adalah adanya pesaing aktif yang memiliki jalur

    distribusi kuat dan kapasitas produksi yang besar.

    Hasil analisa yang diperoleh dari matriks IE bahwa posisi perusahaan

    adalah tumbuh bina (sel IV) maka strategi yang harus diimplementasikan

    perusahaan terkait dengan posisinya tersebut (dengan menggunakan matriks

    SWOT) untuk dapat bersaing di pasar yaitu: (a) mempertahankan iklim kerja,

    yang kondusif dan etika bisnis yang baik, (b) meningkatkan loyalitas dengan tetap

    mempertahankan kualitas produk, (c) harga jual yang kompetitif dengan tetap

    mempertahankan minimum margin, (d) mencari dan membina hubungan baik

    dengan distributor-distributor baru, (e) melakukan promosi yang aktif baik

    terhadap konsumen maupun terhadap distributor, dan (f) mengembangkan produk

    dan membuat kemasan yang lebih praktis seperti sachetuntuk pemakaian satu kali

    minum.

    Berdasarkan ketiga penelitian tersebut dapat dijadikan referensi bagi

    peneliti karena masalah yang diangkat berkaitan dengan komoditi dan alat

    analisisnya. Terdapat persamaan permasalahan, yakni strategi pemasaran suatu

    produk dan penafsiran penggunaan alat analisis yang berbasis pada manajemen

    strategi berupa SWOT dan analisis faktor internal dan eksternal. Sedangkan

    perbedaanya terletak pada objek yang diteliti yaitu berupa bawang goreng.

  • 7/26/2019 A08aam

    39/101

    BAB III

    KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1 Pengertian Pemasaran

    Pemasaran merupakan salah satu fungsi bisnis manajemen perusahaan

    yang langsung menghasilkan penerimaan (output) bagi perusahaan. Menurut

    Kotler (2000), pemsaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan

    kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam

    menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang

    bernilai dengan pihak lain.

    Kotler (1997), menyatakan bahwa pemasaran adalah fungsi bisnis yang

    mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi,

    mengidentifikasi dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang

    paling baik yang dapat dilayani, menentukan berbagai produk dan jasa, serta

    program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan meminta setia orang dalam

    organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan.

    Menurut Swastha (2000), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari

    kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga,

    mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

    kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

    Dengan demikian pemasaran adalah salah satu fungsi manajemen

    perusahaan yang langsung menghasilkan penerimaan (output) bagi perusahaan

    melalui proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran penetapan harga,

  • 7/26/2019 A08aam

    40/101

    promosi., serta penyaluran barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang

    dapat memenuhi keinginan konsumen.

    3.1.2 Strategi Pemasaran

    Ditinjau dari asal usul katanya, strategi berasal dari bahasa Yunani

    (strategia = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk

    menjadi seorang jendral. Selain itu, strategi juga bisa diartikan sebagai suatu

    rencana alokasi atau pengerahan kekuatan militer dan materialpada daerah-daerah

    tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. (M. Thaufik, 2005)Dalam melaksanakan

    pemasaran, perusahaan harus memiliki konsep pemasaran yang tepat sehingga

    pemasaran yang dijalankan akan lebih ektif daripada pesaing dalam menciptakan,

    menyerahkan, dan mengkomunikasikan produk barang atau jasa kepada

    pelanggan. Konsep pemasaran berfokus kepada kebutuhan pembeli dan

    mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana

    produk dan keseluruhan barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan,

    menyerahkan, dan akhirnya mengkonsumsi (Kotler, 2000)

    Menurut Swastha (2000), bagian pemasaran mempunyai peranan aktif

    sejak dimulainya proses produksi semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan

    dan menjual barang yang didasarkan pada masalah pemasaran, sehingga secara

    difinitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis

    yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat

    ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

    Menurut Kotler (2000), konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar yaitu

    pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pesaran terpadu, dan kemampuan

  • 7/26/2019 A08aam

    41/101

    menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam

    yang artinya konsep ini dimulai dari pasar yang berfokus pada kebutuhan

    pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi

    pelanggan, dan menghasilkan laba yang memuaskan pelanggan. Hal ini terlihat

    pada gambar 1.

    Gambar 1. Konsep Pemasaran

    Sumber : Kotler (2000)

    Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas, dan integritas yang

    menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan

    dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai

    melalui strategi yang tepat dari suatu organisasi.

    Menurut Kotler (1997), strategi pemasaran terdiri atas prinsip-prinsip

    dasar yang melandasi manajemen untuk mencapai sasaran, bauran pemasaran, dan

    alokasi pemasran. Dalam strategi pemasran terdapat bauran pemasran (Marketing

    mix) yang merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan-

    perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Keputusan-keputusan

    Pasar

    Sasaran

    Kebutuhan

    Pelanggan

    Pemasaran yang

    Terintegritas

    Laba melalui

    Kepuasan Pelanggan

  • 7/26/2019 A08aam

    42/101

    dalam bauran pemasaran dapat dikelompokan menjadi empat elemen yang terdiri

    atas Produk (Product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).

    1.

    Produk

    Produk diartikan sebagai sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk

    diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga memuaskan

    keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Strategi produk didefinisikan

    sebagai suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang

    berhubungan erat dengan produk yang dipasarkan. Strategi ini mencakup

    konsep produk total yang meliputi barang, kemasan, merek, label,

    pelayanan, dan jaminan.

    2. Harga

    Harga diartikan sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh

    konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Dalam strategi penetapan

    harga terdapat beberapa tujuan yaitu berorientasi laba, berorientasi volume

    (volume pricing objective), berorientasi citra (image of volume), tujuan

    stabilitas harga serta tujuan lain yang meliputi nilai sosial (social price),

    mempertahankan loyalitas konsumen. Strategi harga meliputi strategi

    penetapam harga, keseragaman harga, potongan harga, tingkat harga dan

    syarat-syarat pembayaran.

    3. Ditribusi

    Distribusi merupakan seperangkat lembaga yang melakukan semua

    kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status

    kepemilikan dari produsen ke konsumen. Dalam saluran distribusi terdapat

    beberapa perantara yang jumlahnya sangat bervariasi. Tingkatan-tingkatan

  • 7/26/2019 A08aam

    43/101

    dalam saluran distribusi berdasarkan jumlah perantaranya terdiri dari

    saluran tingkat nol (zero level chanel) yang menunjukan tidak adanya

    perantara dalam pemasaran, saluran tingkat satu (one level chanel) dimana

    perantaranya hanya satu, saluran tingkat dua (two level chanel) yang

    menggunakan dua perantara, dan seterusnya (Kotler, 1997).

    4. Promosi

    Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para produsen

    untuk mengkomnunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan

    mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut

    (Kotler, 1997).

    Menurut Swastha (2000), promosi merupakan salah satu variabel

    marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi

    dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berkelanjutan

    karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh

    karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi satu arah yang menciptakan

    pertukaran dalam pemasaran.

    Bentuk-bentuk promosi adalah periklanan (advertising), promosi

    penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan

    secara pribadi (personal selling), dan pemasran langsung.

    3.1.3. Analisis Lingkungan Pemasaran

    Penguasaan strategi pemasaran tergantung pada kemampuan perusahaan

    tersebut untuk mengenal lingkungan pemasaran dan menggunakan secara tepat

    informasi tersebut. Lingkungan pemasaran yang dianalisis adalah lingkungan

  • 7/26/2019 A08aam

    44/101

    internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

    perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan yang meliputi peluang dan

    ancaman yang dihadapi perusahaan.

    3.1.3.1Analisis Lingkungan Internal

    Analisis internal merupakan tahap pengkajian faktor-faktor dan kekuatan-

    kekuatan di dalam organisasi itu sendiri. Lingkungan internal perusahaan

    menggambarkan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial

    perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan (weakness) dan kekuatan

    (strength) struktur organisasi maupun manajemen perusahaan (Pearce dan

    Robinson, 1997). Faktor internal perusahaan merupakan faktor yang

    mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari intern perusahaan.

    Faktor internal ini dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu menghitung rasio,

    mengukur prestasi dan membandingkan dengan periode sebelumnya serta rata-

    rata industri. Berdasarkan analisis ini, dapat dievaluasi kekuatan dan kelemahan

    yang dimiliki oleh perusahaan yang akan digunakan sebagai informasi untuk

    membangun strategi pemasaran.

    Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis, diantaranya (David, 1998) :

    1.

    Faktor Pemasaran

    Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran, termasuk

    penjualan, promosi, harga, distribusi dan penelitian pasar.

    2. Faktor Produksi

    Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pabrikasi dan produksi

    serta teknologi yang digunakan.

  • 7/26/2019 A08aam

    45/101

    3. Faktor Sumberdaya Manusia

    Menganalisis kemampuan sumberdaya manusia yang ada, baik ditingkat

    manajemen dan tenaga kerja.

    4. Faktor Keuangan

    Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sistem yang telah dijalankan

    melalui kinerja keuangan perusahaan.

    Keberhasilan dari suatu strategi pemasaran diukur berdasarkan beberapa

    kriteria, yakni :

    1. Pertumbuhan penjualan & kualitas produk

    2. Pangsa pasar & tingkat pertumbuhan pasar

    3. Distribusi & konsumsi

    4. Jumlah tenaga kerja & efektivitas tenaga penjualan

    5. Penggudangan & tingkat persediaan

    6.

    Anggaran biaya & efektivitas iklan

    7. Pelatihan tenaga penjualan

    8. Biaya penjualan & harga jual

    Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, keputusan setiap perusahaan akan berbeda

    satu dengan yang lainnya dalam menentukan kriteria yang digunakan untuk

    mengukur keberhasilan suatu strategi. Pada hakekatnya suatu strategi pemasaran

    berlaku untuk jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena konsumen

    senantiasa bersifat dinamis, artinya berubah dari waktu ke waktu. Untuk itu

    diperlukan suatu keputusan atau tindakan yang mengarah pada perkembangan

    suatu strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Adapun

  • 7/26/2019 A08aam

    46/101

    langkah-langkah operasional dalam manajemen strategis terdiri dari tahap analisis

    dan diagnosa, pemilihan, implementasi dan evaluasi.

    3.1.3.2Analisis Lingkungan Eksternal

    Analisis eksternal menekankan pada mengenali dan mengevaluasi

    kecenderungan dan peristiwa yang di luar kendali sebuah perusahaan. Tujuan dari

    analsisi eksternal adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang

    dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari.

    Terdapat banyak faktor eksternal yang meliputi berbagai faktor diluar

    perusahaan yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Menurut

    Kotler (1997), peluang pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana

    perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan, sedangkan ancaman

    lingkungan menurut Kotler (1997) adalah tantangan akibat kecenderungan atau

    perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan

    dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensive. Perusahaan yang

    berhasil dan dapat memperoleh keunggulan bersaing adalah perusahaan yang

    dapat memanfaatkan peluang pemasaran secara efektif serta tanggap terhadap

    ancaman lingkungan yang dihadapinya untuk bias dengan segera melakukan suatu

    tindakan yang bias mengatasinya.

    Dalam analisis lingkungan eksternal, faktor yang diidentifikasi adalah

    lingkungan makro dan pelaku lingkungan mikro (Kotler, 1997). Lingkungan

    makro terdiri dari peubah-peubah sosial, ekonomi, politik atau hukum, demografi,

    teknologi dan alam, sedangkan lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam

    lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi

  • 7/26/2019 A08aam

    47/101

    perusahaan untuk melayani pasar. Selain analisis lingkungan makro dan mikro,

    dalam analisis lingkungan pemasaran yang dihadapi pada pasar sasaran

    perusahaan perlu juga untuk memperhatikan lingkungan industri untuk

    mengetahui intensitas persaingan dalam industri yang sejenis (Umar, 1999)

    a. Lingkungan Makro

    Menurut Kotler dan Amstrong (1997), lingkungan makro terdiri dari

    kekuatan-kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku di

    lingkungan mikro perusahaan yaitu demografi, ekonomi, alam, teknologi dan

    sosial budaya. Kekuatan-kekuatan ini merupakan faktor yang bersifat tidak dapat

    dikendalikan, sehingga harus memantau dan cepat tanggap terhadap kekuatan-

    kekuatan tersebut.

    Dari faktor demografi terdapat beberapa kondisi penting yang secara

    umum mempengaruhi lingkungan pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong

    (1997), kondisi tersebut terutama adalah perubahan jumlah penduduk dan

    distribusi umur penduduk. faktor demografi sangat populer digunakan dalam

    penetapan segmentasi pasar oleh pemasar, karena variabel demografi sering

    berkaitan dengan keinginan, preferensi dan tingkat kegunaan suatu produk atau

    jasa.

    Menurut Kotler dan Amstrong (1997), lingkungan ekonomi terdiri dari

    faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelian konsumen. Daya beli

    konsumen dalam perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan,

    hutang, dan ketersediaan kredit. Pemasar harus memperhatikan dengan cermat

    peubah-peubah dalam pendapatan dan pola pembelanjaan konsumen dalam

    perencanaan strategi bersaing.

  • 7/26/2019 A08aam

    48/101

    Faktor alam berkaitan erat dengan kegiatan produksi perusahaan. Dalam

    situasi yang global perusahaan perlu mengantisipasi ancaman maupun peluang

    yang mungkin timbul dari kecenderungan lingkungan alam yang saat ini terjadi

    seperti ketersediaan bahan baku dan energi yang meningkat, tingkat polusi yang

    meningkat dan peran pemerintah.

    Faktor teknologi yang memiliki kecenderungan untuk senantiasa berubah

    seiring dengan penemuan-penemuan dan inovasi baru memberikan dampak

    revolusi terhadap produk-produk dan proses produksinya. Perubahan teknologi

    akan berpengaruh terhadap daur hidup produk. Para pemasar harus memahami

    lingkungan teknologi yang fleksibel dan bagaimana teknologi tersebut dapat

    memenuhi kebutuhan manusia, sehingga peusahaan dapat menambahkan

    penyesuaian-penyesuaian yang perlu bagi produk maupun teknologi peroduksinya

    (Umar, 1999). Suatu teknologi baru dapat menjadi kekuatan bagi perusaahaan

    karena dapat memberikan nilai keunggulan dalam memuaskan kebutuhan

    konsumen yang akan merangsang aktivitas investasi dan ekonomi.

    Lingkungan politik dan hukum adalah salah satu faktor yang kuat

    mempengaruhi keputusan pemasaran. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum,

    badan pemerintah dan badan penekan yang mempengaruhi dan membatasi

    beragam organisasi dan individu.

    Faktor sosial dan budaya berkaitan dengan kepercayaan, norma dan sikap

    individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi dalam penentuan strategi

    perusahaan. Penilaian ini pada umumnya disalurkan dalam bentuk gaya hidup dan

    konsumsi. Pemasar perlu memperhatikan sistem sosial budaya dimana perusahaan

  • 7/26/2019 A08aam

    49/101

    akan memasarkan produknya dan senantiasa memonitor perkembangan atau

    kecenderungan yang terjadi.

    b.

    Lingkungan Mikro

    Lingkungan mikro terdiri dari berbagai kekuatan yang berada didekat

    perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan, yakni

    pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan dan para pesaing (Kotler dan

    Amstrong, 1997). Menurut Kotler (2000), lingkungan mikro terdiri dari pelaku

    dalam lingkungan perusahaan yang langsung mempengaruhi kemampuan

    perusahaan untuk melayani pasarnya yaitu pemasok, perantara pemasaran,

    pelanggan dan pesaing.

    1. Pemasok

    Pemasok menyediakan sumberdaya yang diperlukan oleh perusahaan untuk

    menghasilkan barang dan jasa. Sumberdaya yang disediakan pemasok ini

    dapat berupa bahan baku, modal, tenaga kerja, jasa dan sebagainya.

    Perkembangan pemasok dapat secara serius mempengaruhi pemasar.

    2. Perantara pemasran

    Perantara pemasar yakni perusahaan atau perorangan yang membantu

    perusahaan dalam mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang-

    barang ke pembeli akhir. Perantara pemasaran ini meliputi perantara

    (middlemen), perusahaan pendistribusi fisik, agen jasa pemasaran dan

    perantara keuangan.

    3. Pelanggan

    Seluruh kegiatan dicurahkan oleh perusahaan untuk memberikan pengaruh

    positif dalam membangun dan memperluas hubungan dengan pelanggan.

  • 7/26/2019 A08aam

    50/101

    Pelanggan merupakan inti dari kegiatan analisis pasar. Perubahan prilaku

    pelanggan harus selalu diantisipasi oleh perusahaan agar dapat disusun strategi

    yang tepat. Perusahaan dapat melakukan kegiatannya ke dalam lima tipe pasar

    pelanggan, yaitu :

    a.Pasar konsumen terdiri dari individual rumah tangga yang membeli barang

    dan jasa untuk konsumsi pribadi.

    b.Pasar bisnis yaitu membeli barang dan jasa untuk diproses lebih lanjut atau

    digunakan dalam proses produksi.

    c.Pasar penjual yaitu membeli barang dan jasa untuk dijual lagi dengan

    mengmbil laba.

    d.Pasar pemerintah terdiri dari kantor pemerintah yang membeli barang dan

    jasa untuk menyediakan fasilitas umum atau mngalihkan barang dan jasa

    pada pihak lain yang membutuhkan.

    e.

    Pasar Internasional terdiri dari pembeli di luar negeri, termasuk konsumen,

    produsen, penjual dan pemerintah.

    4. Pesaing

    Setiap perusahaan akan menghadapi sejumlah pesaing, baik yang menawrakan

    produk sejenis atau sama dengan produk perusahaan atau produk

    substitusinya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar sukses, sebuah

    perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar

    dari pada pesaingnya. Sehingga perusahaan memperoleh keunggulan strategi

    dan mendapatkan posisi yang kuat atas barang atau jasa yang ditawarkan.

  • 7/26/2019 A08aam

    51/101

    3.1.4 MatriksInternal External (IE)

    Untuk menentukan posisi perusahaan digunak~n matriks IE yang

    merupakan matiiks portfolio, maksudnya bahwa alat analisis ini dapat

    menggambarkan bagaimana posisi suatu unit bisnis strategis dalam industri. Sel-

    sel pada matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama dengan implikasi strategi

    yang berbeda-beda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV dapat disebut

    tumbuh dan bina. Strategi yang cukup mewakili divisi ini adalah strategi intensif

    dan strategi integratif. Daerah kedua terdiri dari sel III, V, dan VII dapat dikelola

    dengan pertahanan dan pelihara (hold and mantain). Strategi yang dapat mewakili

    adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Daerah ketiga terdiri dari sel

    VI, VIII, dan IX lebih baik menggunakan strategi panen atau divestasi.

    3.1.5 Analisis SWOT

    Analisis SWOT adalah identifikasi sistematis atas kekuatan dan

    kelemahan serta peluang dan ancaman berdasarkan analisis internal dan eksternal

    yang dihadapi perusahaan, dengan analisis ini diharapkan perusahaan dapat

    rnenyusun strategi bersaing berdasarkan kombinasi antara faktor-faktor tersebut.

    Perumusan alternatif strategi dari matriks SWOT terdiri dari empat alternarif

    strategi, yaitu strategi S-O atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan

    internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal strategi W-O atau

    strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk mernperbaiki kelemahan dengan

    memenfaatkan peluang eksternal, strategi S-T atau strategi kekuatan-ancaman

    menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak

    ancaman eksternal, dan strategi W-T atau strategi kelemahan-ancaman merupakan

  • 7/26/2019 A08aam

    52/101

    taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan

    menghindari ancaman lingkungan eksternal (David, 2002)

    3.1.6 Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

    QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi

    alternatif strategi secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang baik,

    berdasarkan faktor-faktor kritis eksternal dan internal yang telah diketahui

    sebelumnya. Tujuan matriks QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif

    (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih,

    dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

    diimplementasikan terlebih dahulu atau menentukan prioritas dari alternatif

    strategi yang ada. Kelebihan dari QSPM adalah bahwa set strategi dapat diperiksa

    secara berurutan atau bersamaan, tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat

    dievaluasi atau jumlah set strategi yang dapat diperiksa sekaligus menggunakan

    QSPM. Kelebihan lain dari QSPM adalah alat ini mengharuskan ahli strategi

    untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait ke dalam

    proses keputusan sedangkan keterbatasan alat QSPM adalah proses ini selalu

    memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan (David, 2002).

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

    UD. Cahaya Tani merupakan salah satu industri usaha yang memproduksi

    bawang merah olahan berupa bawang goreng. Produk yang dihasilkan dipasarkan

    dibeberapa kota besar di pulau Jawa seperti Tegal, Semarang, Pasuruan, Cirebon

    dan Cikampek.

  • 7/26/2019 A08aam

    53/101

    Semakin bertambahnya jumlah pendatang baru dalam industri bawang

    goreng mengakibatkan berkurangnya pangsa pasar yang dimiliki perusahaan..

    untuk mengantisipasi adanya penurunan omset penjualan maka perusahaan perlu

    mencari alternatif strategi untuk mencari pasar atau pelanggan yang baru,

    sehingga untuk memperoleh keuntungan maksimal dan mempertahankan

    kelangsungan hidup perusahaan, maka UD. Cahaya Tani harus menerapkan

    strategi pemasaran yang baik dan tepat. Strategi yang baik bagi suatu unit usaha

    adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal unit

    usaha yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan untuk memanfaatkan peluang dan

    mengantisipasi ancaman yang ada di dalam lingkungan yang selalu berubah dan

    semakin kompetitif

    Selain mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, perlu

    melakukan pengkajian mengenai strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan

    oleh perusahaan sehingga dapat diketahui bagaimana posisi pangsa pasar

    perusahaan tersebut. Dari berbagai analisis di atas akan dirumuskan alternatif

    strategi pemasran yang tepat berdasarkan kondisi internal eksternal perusahaan.

    Dari identifikasi analisis internal eksternal, bauran pemasaran akan dianalisis

    dengan metode analisis SWOT, dan QSPM. Metode QSPM ditujukan untuk

    mengevaluasi strategi alternatif secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang

    baik, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternaldan internal yang

    telah diketahui sebelumnya. QSPM merupakan dasar sasaran untuk memilih

    strategi spesifik atau strategi alternatif yang terbaik, karena QSPM

    mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif yaitu berbagai strategi

  • 7/26/2019 A08aam

    54/101

    berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor sukseskritis eksternal dan internal

    dimanfaatkanatau diperbaiki.

    Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi

    Pemasaran Bawang Goreng UD Cahaya Tani

    Matrik IFE Matrik EFE

    UD Cahaya Tani

    Produksi Bawang Merah Olahan

    (Bawang Goreng)

    Pangsa pasar berkurang akibat munculnya para

    pendatang baru

    Faktor Lingkungan Internal :

    Manajemen

    Sumberdaya Manusia

    Pemasaran

    Keuangan

    Analisis Matrik IE dan SWOT

    Faktor Lingkungan Eksternal :

    1.Analisis lingkungan makro

    (demografi, ekonomi, sosial

    politik, teknologi dan alam/fisik)

    2.Analisis lingkungan mikro

    Pelanggan

    Perantara Pemasaran

    Pesaing

    Pemasok

    Alternatif Strategi Pemasaran Terbaik UD Cahaya Tani

    Matrik QSPM

  • 7/26/2019 A08aam

    55/101

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini bertempat di perusahaan pengolahan bawang goreng UD

    Cahaya Tani Banjaratma Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Pemilihan

    lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan alasan bahwa UD. Cahaya Tani

    merupakan salah satu industri pengolahan bawang goreng terbesar di daerah

    Brebes yang telah lama berdiri dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai

    strategi pemasaran bawang goreng sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan

    pada bulan Maret-April 2008.

    4.2

    Jenis dan Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder, baik

    kualitatif maupun kuantitatif. Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui

    observasi atau pengamatan langsung ke perusahaan yang dilakukan secara

    intensif pada kegiatan pemasaran dan semua aspek pendukungnya yang dilakukan

    oleh pemasaran dan wawancara yang mendalam dengan pihak-pihak yang

    berhubungan dengan pemasaran bawang goreng, yaitu pemilik dan pengelola

    perusahaan. Data sekunder didapatkan dari pustaka dan literatur, skripsi, buku

    yang relevan dengan penelitian ini, baik yang berasal dari UD. Cahaya Tani

    maupun instansi lain, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian,

    Kehutanan, dan Konservasi Tanah dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

    Penanaman Modal.

  • 7/26/2019 A08aam

    56/101

    Keseluruhan data yang diperoleh dapat digolongkan menjadi data

    kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tersebut meliputi gambaran umum

    perusahaan dan situasi pemasaran yang dihadapi. Sedangkan data kuantutatif

    meliputi data penjualan bawang goreng, pembobotan dan pemeringkatan faktor-

    faktor internal dan eksternal. Kedua jenis data tersebut digunakan sebagai

    masukan untuk menghasilkan alternative strategi.

    Pengolahan dan Analisi Data

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    deskriptif dalam bentuk studi kasus di UD. Cahaya Tani. Penelitian dengan

    menggunakan metode deskriptif dapat menggambarkan sifat sesuatu yang terjadi

    berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu

    gejala tertentu, disamping itu dapat juga menjawab pertanyaan yang menyangkut

    sesuatu pada waktu berlangsungnya proses riset. Sedangkan studi kasus

    dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai suatu obyek

    tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh,

    termasuk lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi teknik

    pengambilan sampel.

    Metode pengolahan dan analisis data menggunakan program Microsoft

    Excel dengan pendekatan konsep manajemen strategis pemasaran. Adapun

    tahapan-tahapan yang diterapkan dalam analisis dan pengolahan data adalah

    analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran umum perusahaan, analisis

    persaingan industri untuk mengidentifikasi kondisi persaingan industri yang

    dihadapi oleh perusahaan, analisis matriks IFE dan EFE untuk menganalisis

  • 7/26/2019 A08aam

    57/101

    faktor-faktor lingkungan internal dan ekstemal, analisis matriks IE yang

    digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan kemudian dilanjutkan dengan

    melakukan analisis SWOT untuk mendapatkan altematif strategi bagi perusahaan

    dengan memadukan dan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

    perusahaan dengan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan.

    Tahap terakhir adalah membuat matriks QSPM untuk memberikan alternatif

    strategi mana yang paling baik dalam membuat keputusan berdasarkan faktor

    eksternal dan internal dari tahap sebelumnya.

  • 7/26/2019 A08aam

    58/101

    BAB V

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    5.1 Sejarah Perusahaan

    UD Cahaya Tani adalah sebuah industri pengolahana bawang merah yang

    terletak di Desa Banjaratma Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.

    Perusahaan ini berdiri pada tanggal 2 Juni 1995 didirikan oleh bapak Suharto yang

    memulai usaha dengan modal awal sebesar Rp 97. 000.000,- dan memproduksi

    produk olahan bawang merah.

    5.2 Struktur Organisasi

    UD Cahaya Tani mempunyai struktur organisasi yang berbentuk lini/garis.

    Bentuk ini menunjukan wewenang dari atas ke bawah dan tanggung jawab dari

    bawah ke atas. Hal ini berarti dalam organisasi tersebut karyawan hanya

    mempunyai satu atasan. Struktur orgainsasi UD Cahaya Tani terdiri dari bagian

    Keuangan dan Administrasi, bagian Penjualan dan bagian Produksi dan Promosi.

    Bagian Keuangan dan Administrasi membawahi sekretariat dan kauangan. Bagian

    Penjualan bertugas langsung dalam bidang pemasaran komoditi hasil produksi.

    Bagian Produksi dan Promosi bertugas melakukan kegiatan pembelanjaan bahan

    baku dan kegiatan promosi. Struktur organisasi UD Cahaya Tani disajikan dalam

    Lampiran 1.

    Berdasarkan strutur organisasi UD Cahaya Tani ditetapkan job deskripsi

    setiap jabatan dalam strukltur tersebut. Uraian mengenai job deskripsi berdasarkan

    jabatan yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • 7/26/2019 A08aam

    59/101