8
ABSES MAMMAE/PAYUDARA A. DEFINISI Abses adalah pengumpulan eksudat purulen yang terjebak di dalam jaringan yang kemudian membentuk rongga yang secara anatomis sebelumnya tidak ada dengan jaringan fibrotik disekitarnya sebagai respon tubuh terhadap infeksi. Abses mammae/payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Payudara yang terinfeksi seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi dengan membentuk sawar jaringan granulasi yang mengelilinginya. Jaringan ini akan menjadi kapsul abses, yang terisi dengan pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang

Abses Mammae

Embed Size (px)

DESCRIPTION

...

Citation preview

Page 1: Abses Mammae

ABSES MAMMAE/PAYUDARA

A. DEFINISI

Abses adalah pengumpulan eksudat purulen yang terjebak di dalam jaringan yang

kemudian membentuk rongga yang secara anatomis sebelumnya tidak ada dengan jaringan

fibrotik disekitarnya sebagai respon tubuh terhadap infeksi.

Abses mammae/payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini

biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat

menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara,

infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil.

Payudara yang terinfeksi seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi dengan

membentuk sawar jaringan granulasi yang mengelilinginya. Jaringan ini akan menjadi

kapsul abses, yang terisi dengan pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang sangat

nyeri, dengan kemerahan panas dan edema pada kulit diatasnya.

B. ETIOLOGI

Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan pada

kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui.

Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada

masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.

Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan dengan

kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan yang tidak

Page 2: Abses Mammae

menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap sekitar puting

susu).

Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui bebebrapa cara yaitu sebagai

berikut :

1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril

2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.

3. Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak

menimbulkan gangguan, kadang bias menyebabkan abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :

1. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.

2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.

3. Terdapat gangguan system kekebalan tubuh.

C. EPIDEMIOLOGI

Terjadinya infeksi pada wanita yang tidak menyusui jarang terjadi. Abses subareolar

berkembang pada wanita muda atau paruh baya yang tidak menyusui.

D. PATOFISIOLOGI

Abses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan payudara kronik.

Peradangan payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,

perembesan sekresi melalui fisura di puting, dan dermatitis yang mengenai puting. Bakteri

yang sering menyebabkan terjadinya mastitis ini adalah Stafilokokus aureus atau streptokok.

Mastitis sering terjadi pada pascapartum selama awal laktasi jika organisme berhasil masuk

dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting. Gejala dan tanda yang sering

ditimbulkan oleh abses payudara adalah tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas

jika disentuh, membengkak, dan nyeri tekan), keluar nanah/pus dari puting, teraba massa,

gejala sistemik berupa demam tinggi, menggigil, malaise, dan timbul limfadenopati

pectoralis, axiller, parasternalis, dan subclavia. Adapun patogenesis dari abses payudara

adalah: luka/lesi pada organisme masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) puting

Page 3: Abses Mammae

produksi susu normal terjadi penyumbatan duktus peradangan terbetuk abses. Penanganan

yang dapat pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan lokal,

antipiretik dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala dengan terus memberikan

ASI atau memompa, dan terapi antibiotika oral. Namun jika sudah terjadi abses, perlu

diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi dan jika perlu drainase. Setiap cairan

aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan.

E. GAMBARAN KLINIS

Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ

atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :

1. Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai

suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih

karena kulit diatasnya menipis.

2. Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise

3. Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)

4. Gatal- gatal

5. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang

terkena.

Menurut Sarwono (2009), pada abses payudara memiliki tanda dan gejala yaitu:

1. Nyeri payudara yang berkembang selama periode laktasi

2. Fisura putting susu

3. Fluktuasi dapat dipalpasi atau edema keras

4. Warna kemerahan pada seluruh payudara atau lokal

5. Limfadenopati aksilaris yang nyeri

6. Pembengkakan yang disertai teraba cairan dibawah kulit

7. Suhu badan meningkat dan menggigil

8. Payudara membesar, keras da akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan

nanah bercampur air susu serta darah.

Page 4: Abses Mammae

F. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam

seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasilpemeriksaan

fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsy payudara.

Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel

darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukanpemeriksaan

roentgen, USG atau CT scan

G. DIAGNOSIS BANDING

1. Mastitis

2. Galaktokel

H. PENATALAKSANAAN

Tatalaksana pada abses payudara dapat dilakukan dengan cara:

1. Aspirasi (dengan atau tanpa bantuan USG)

2. Insisi

3. Penyaliran

Page 5: Abses Mammae

Bila abses telah terbentuk, pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

insisi atau penyaliran, yang biasanya membutuhkan anastesi umum. Tetapi juga dapat

dilakukan dengan aspirasi, dengan bantuan ultrasound bila tersedia. Ultrasound berguna

sebagai alat diagnosis abses payudara dan dengan dilakukan secara menyeluruh, aspirasi pus

dengan bantuan ultrasound dapat bersifat kuratif. Hal ini mempunyai efek yang kurang nyeri

dan melukai jika dibandingkan dengan insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan

anestesi local, sering dilakukan pada pasien rawat jalan.

Pengobatan sistemik dengan antibiotic sesuai dengan sensitivitas organisme biasanya

dibutuhkan sebagai tambahan. Namun, antibiotic saja tanpa pengeluaran pus tidak

mempunyai arti. Hal ini disebabkan karena dinding abses melindungi bakteri pathogen dari

pertahanan tubuh dan membuat tidak mungkin untuk mencapai kadar antibiotik yang efektif

dalam jaringan yang terinfeksi

I. PENCEGAHAN

1. Perawatan Putting Susu Rata

Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah hal

yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffman’s exercises dapat

dimulai sejak 38 minggu kehamilan. Oles sedikit pelicin (contoh Vaseline) pada areola.

Dua ruas jari atau satu jari dan jempol diletakkan sepanjang sisi puting susu dan kulit

dengan lembut ditarik dengan arah horizontal. Kemudian, gerakan ini di ulang dengan

arah horizontal, lakukan pada keduanya beebrapa kali. Jika latihan ini dilakukan

beberapa kali per hari, akan membantu mengeluarkan puting susu. Metode alternatif

adalah penarikan puting susu, digunakan pada lapisan khusus di dalam bra pada saat

kehamilan.

2. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.

3. Setelah menyusui, puting susu diolesi kembali dengan ASI dan biarkan kering dengan

sendirinya (dapat diberikan salep lanolin atau vitamin A dan D)

4. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara

5. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

Page 6: Abses Mammae

6. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara

dengan cara memompanya

7. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada

puting susu.

8. Minum banyak cairan

9. Menjaga kebersihan puting susu

10. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui

J. PROGNOSIS

Prognosis dari abses payudara baik jika cepat ditangani dan ditangani dengan baik dan benar.