31
“ABSES SEREBRI” OLEH: AISYAH MUHRINI SOFYAN Pembimbing: dr. Irmayani A.K, Sp. S

ABSES SEREBRI.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

“ABSES SEREBRI”

OLEH: AISYAH MUHRINI

SOFYANPembimbing:

dr. Irmayani A.K, Sp. S

DEFINISI

• Abses otak (abses serebri) adalah suatu proses infeksi

yang melibatkan parenkim otak.

• Abses serebri adalah suatu lesi desak ruang berupa

suatu penumpukan materi piogenik yang terjadi akibat

invasi dan perkembangan mikroorganisme yang

terlokalisir di dalam atau di antara jaringan otak akibat

infeksi mikroorganisme

EPIDEMIOLOGI

• Amerika Serika terdapat 1500-2000 kasus

abses serebri per tahun

• Rasio laki-laki dan wanita adalah 1,5-3 : 1

• Usia 20-50 tahun

ETIOLOGI

• Adanya penyebaran infeksi di bagian lain dari

kepala (misalnya gigi, hidung, atau telinga).

• Adanya cedera kepala yang menembus ke otak.

• Adanya infeksi di bagian tubuh yang lain, yang

disebarkan melalui darah

• Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada abses

otak, yaitu bakteri, jamur dan parasit.

• Organisme predominan Staphylococcus aureus,

Streptococcus anaerob, Streptococcus beta hemolyticus,

Streptococcus alpha hemolyticus, E. coli dan Bacteroides.

• Beberapa infeksi tertentu memiliki bakteri penyebab yang

spesifik

• Jamur penyebab abses otak antara lain Nocardia

asteroides, Cladosporium trichoides dan spesies

Candida dan Aspergillus.

• Entamuba histolitica, suatu parasit amuba usus

dapat menimbulkan abses otak secara hematogen.

• Kurang lebih 25% abses otak adalah kriptogenik

(tidak diketahui sebabnya)

PATOFISIOLOGI

• Pada otitis media infeksi dapat meluas meluas melalui

kavum timpani atau melalui mastoidea dan meningeal

untuk mencapai jaringan otak.

• Infeksi sinus paranasal dapat menyebar secara retrograde

thrombophlebitis melalui klep vena diploika menuju lobus

frontalis atau temporal. Bentuk absesnya biasanya tunggal,

terletak superficial di otak, dekat dengan sumber infeksinya

Sinusitis frontal anterior atau inferior lobus frontalis

Sinusitis sphenoidalis abses pada lobus frontalis atau temporalis

Sinusitis maxillaris abses pada lobus temporalis

Sinusitis ethmoidalis abses pada lobus frontalis

Infeksi pada telinga tengah abses lobus temporalis

Infeksi pada mastoid dan kerusakan tengkorak kepala karena kelainan bawaan seperti kerusakan tegmentum timpani atau kerusakan tulang temporal

Menyebar ke cerebellum

• Abses Bakteremia cenderung bersifat multipel.

• Infeksi otak traumatika Fragmen tulang yang

belum dibuang serta debris lainnya

• Abses otak multipel menunjukkan penyebaran

hematogen dari sumber jauh dan infeksi sistemik

yang umum

Pembentukan abses

Perubahan yang terjadi selama pembentukan abses

Sel inflamatori akut tampak pada pusat

material yang nekrotik, dikelilingi zona serebritis. Dengan maturasi, timbul neovaskularisasi perifer

dan lambat laun terbentuk cincin fibroblas yang

menimbun kolagen dan makrofagKapsul berbentuk tegas.

MANIFESTASI KLINIS

• Tanda infeksi umum : Demam dan menggigil

• Tanda-tanda peningkatan TIK nyeri kepala yang

kronik progresif, muntah penglihatan kabur, kejang,

kesadaran menurun kadang tampak edema papil pada

pemeriksaan funduskopi

• Tanda-tanda defisit neurologik bergantung pada lokasi

dan luasnya abses

MANIFESTASI KLINIS

Frekuensi dari tanda dan gejala umumnya

berturut-turut:

• sakit kepala 70%,

• perubahan status mental 65%,

• defisit neurologis fokal 65%,

• demam 50%,

• kejang 25-35%,

• mual dan muntah 40%,

• kekakuan 25%,

• dan edema papil 25%10,11.

Lokasi

Lobus

Gejala

Frontalis Mengantuk, tidak ada perhatian hambatan dalam mengambil

keputusan gangguan intelegensi, kadang-kadang kejang.

Temporalis Tidak mampu menyebut objek, tidak mampu membaca, menulis,

atau mengerti kata-kata, hemianopia

Parietalis Gangguan sensasi posisi dan persepsi stereognostik, kejang fokal,

hemianopia, homonym, disfasia,akalkulia, agrafia

Serebelum Sakit kepala suboksipital leher kaku gangguan koordinasi,

nistagmus, gangguan berjalan tremor intensional (bertujuan)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

• Serum C-reactive protein (CRP) atau sedimentasi Westergren

• Tes serologik

• Kultur darah

Cairan cerebrospinal

Pungsi lumbal jarang dilakukan dan merupakan

kontraindikasi jika tekanan intrakranial meningkat

• Aspirasi abses Aspirasi kultur abses untuk organisme

aerob, anaerob dan tahan asam

• Radiologi

• Foto polos kepala

• CT-Scan

• MRI dipertimbangkan sebagai metode diagnostik pertama untuk

diagnosis abses otak

• Tes lain EEG

DIAGNOSIS

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,

gambaran klinik, pemeriksaan laboratorium

disertai pemeriksaan penunjang lainnya

• Pada pemeriksaan neurologis dapat dimulai

dengan mengevaluasi status mental, derajat

kesadaran, fungsi saraf kranialis, refleks

fisiologis, refleks patologis, dan juga tanda

rangsang meningeal

DIAGNOSIS

• Electroencephalography, brain scanning,

computerized tomography (CT) dan

encephalography dapat membantu diagnosa

dan menentukan lokasi abses otak.

• Pemeriksaan terbaik untuk menemukan abses

otak adalah CT scan atau MRI

GAMBARAN CT-SCAN ABSES OTAK

DIAGNOSIS BANDING

• Meningitis

Dapat dibedakan pada pemeriksaan liquor cerebrospinalis (LCS).

Pemeriksaan dengan CT-scan atau MRI dapat menunjang

diagnosis.

• Ensefalitis

Biasanya encephalitis tidak memperlihatkan tanda-tanda fokal

abses otak dan biasanya menyebabkan manifestasi yang lebih akut

dengan status mental umumnya konfusi, delirium dan disorientasi

• Tumor Serebri

Tidak terdapat riwayat atau adanya infeksi yang

mendahului

• Empiema Subdural

Infeksi purulen ruang subdural. CT scan dan

MRI memperlihatkan koleksi subdural

PENATALAKSANAAN

• Secara umum, penatalaksaan pasien dengan

abses otak meliputi:

• Identifikasi organisme penyebab

• Tes sensitivitas antibiotik

• Menurunkan tekanan intracranial dan efek massa

• Mencegah rupture abses intraventrikular

TERAPI EMPIRIS

• Oxacillin 2 gr IV tiap 4 jam atau penicillin G 4 juta unit IV tiap 4

jam, metronidazole 500 mg IV tiap 6 jam, dan ceftriaxone 2-4 gr

tiap 12 jam. Jika tidak ada respon, dipertimbangkan pemberian

amfoterisin B untuk menangani kemungkinan infeksi jamur.

• Abses yang menyebabkan bertambahnya tekanan dan

pembengkakan di dalam otak kortikosteroid dexamethasone 4-

10 mg IV tiap 6 jam selama 4-6 hari dan obat lainnya (misalnya

manitol)

PEMBEDAHAN

• Pembedahan darurat harus dilakukan jika terdapat

abses tunggal dengan ukuran lebih dari 2,5 cm

dieksisi atau aspirasi.

• Pembedahan dengan drainase merupakan terapi

yang paling optimal, dengan teknik aspirasi yang

merupakan prosedur paling umum dan sering

dilakukan dengan bantuan CT scan atau MRI

KOMPLIKASI

Kejang dan gejala neurologis:Seperti kelumpuhan atau masalah berbicara, bervariasi tergantung pada lokasi abses dan efektivitas pengobatan.

Pembengkakan otak (edema) :Terkait dengan abses atau perdarahan (hemorrhage) pada abses dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorakmendorong cerebrum ke bawah ke dalam ruang yang biasanya ditempati oleh otak bawah (batang otak) HERNIASI

PROGNOSIS

• Prognosis dari abses otak ini tergantung dari:

1) Cepatnya diagnosis ditegakkan

2) Derajat perubahan patologis

3) Soliter atau multipel

4) Penanganan yang adekuat.

Terima Kasih