25
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan , bahan baku industri , atau sumber energi , serta untuk mengelola lingkungan hidupnya Penanaman merupakan langkah awal bagi tanaman untuk memulai kehidupannya di tempat yang tetap. Maksud dari penanaman adalah memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya dengan mutu yang sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal ini, tanaman harus subur dan sehat, sehingga perlu pengolahan yang sempurna. Setelah dasar-dasar pengolahan selesai dikerjakan, yakni dibajak, digaru, disisir, dibedeng-bedeng, maka siap untuk ditanami. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan penanaman agar dapat berhasil dengan baik, (dalam artian tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan) antara lain : tanah, jenis tanaman, bahan tanam yang dipergunakan, musim dan waktu tanam. Pola bertanam pada hakekatnya merupakan bentuk tatanan atau kedudukan tanaman di kebun. Pola bertanam berkaitan dengan efisiensi penggunaan tanah sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan teknik budidaya suatu jenis tanaman. Selain pola bertanam dalam melakukan penanaman kita perlu memperhatikan jarak antar tanaman yang satu dengan yang lainnya . Pada saat ini kita sering mendengar teknik bertanam dengan sistem monokultur atau pertanaman tunggal dan dengan sistem tumpang sari atau menanam 2 jenis tanaman atau lebih

acara 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penanaman tanaman pertanian

Citation preview

Page 1: acara 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia

untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk

mengelola lingkungan hidupnya

Penanaman merupakan langkah awal bagi tanaman untuk memulai kehidupannya di

tempat yang tetap. Maksud dari penanaman adalah memperoleh hasil yang sebanyak-

banyaknya dengan mutu yang sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal ini, tanaman harus subur

dan sehat, sehingga perlu pengolahan yang sempurna. Setelah dasar-dasar pengolahan selesai

dikerjakan, yakni dibajak, digaru, disisir, dibedeng-bedeng, maka siap untuk ditanami.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan penanaman agar dapat

berhasil dengan baik, (dalam artian tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang

diharapkan) antara lain : tanah, jenis tanaman, bahan tanam yang dipergunakan, musim dan

waktu tanam.

Pola bertanam pada hakekatnya merupakan bentuk tatanan atau kedudukan tanaman

di kebun. Pola bertanam berkaitan dengan efisiensi penggunaan tanah sehingga akan

mempengaruhi pelaksanaan teknik budidaya suatu jenis tanaman. Selain pola bertanam dalam

melakukan penanaman kita perlu memperhatikan jarak antar tanaman yang satu dengan yang

lainnya .

Pada saat ini kita sering mendengar teknik bertanam dengan sistem monokultur atau

pertanaman tunggal dan dengan sistem tumpang sari atau menanam 2 jenis tanaman atau

lebih pada satu lahan dan waktu yang sama, sistem menanam monokultur ataupun tumpang

sari memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing baik dari sisi internal maupun

eksternal.

Dalam usaha budidaya tanaman, pola tanam sangatlah memegang peranan penting

dalam rangka menghasilkan produktivitas yang tinggi, namun kebanyakan dari para petani

kurang memperhatikan tentang pentingnya pengaturan jarak tanam, serta jenis jenis pola

tanam mana yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang di gunakan untuk usaha budidaya

tanaman pertanian

See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/pengertian-pola-tanam-dan-

pertanian_20.html#sthash.mtCwa2Nq.dpuf

B. Tujuan

1.     Mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman, baik dari golongan tanaman

semusim maupun tahunan.

Page 2: acara 3

2.     Mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan tanam yang berbeda-beda.

3.     Mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap masing-masing

tanaman.

Page 3: acara 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dari pola tanam menurut Novitan (2000) adalah usaha yang dilakukan

dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak

dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa

pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.

Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari),

dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola

tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti

memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah,

tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi).

Monokultur adalah pola tanam dalam dunia pertanian dengan menanam tanaman

sejenis pada suatu bidang lahan bedengan, maupun guludan. Sebagai contoh adalah pada

lahan sawah yang hanya ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.

- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/macam-dan-jenis-jenis-sistem-

pola-tanam.html#sthash.sPKKWs0d.dpuf

Pola Tanam Tumpang Sari Tumpang sari/intercroping adalah penanaman lebih dari

satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dalam pola tanam polikultur terdapat

beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih

dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu

1. Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan

dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis

tanaman yang satu atau pendampingnya.

2. Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam

waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.

3. Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama

selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.

4. Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu

tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling

melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.

5. Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan

dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman

berumur panjang atau tanaman tahunan.

Page 4: acara 3

6. Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak

sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup

hama penyakit tanaman (Wirosoedarmo, 1985)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam , yaitu :

• Iklim, dimana pada keadaan musim hujan dan kemarau akan berpengaruh pada persediaan

air untuk tanaman dimana pada msim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam

jumlah yang besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.

• Topografi, merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut yang berpengaruh

terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan

tanaman.

• Debit air yang tersedia, dimana debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan

pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika

akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.

• Jenis tanah, yaitu tentang keadaan fisik , bioligis dan kimia tanaman.

• Sosial ekonomi, dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah

sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.

( Setjanata, S.1983 )

Syarat yang Harus diperhatikan dalam Pola Tanam

1. Tanah

Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya.

Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus benar-benar

dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Yang mana tujuan dari pengolahan

tanah itu sendiri antara lain:

Mengetahui suhu, peredaran air dan udara dalam tanah

Meningkatkan sifat fisik tanah

Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah.

2. Jenis tanaman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang

berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang bijinya di tanam langsung, ada juga yang

disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang.

3. Bahan Tanam yang Digunakan. Bahan tana menentukan cara menanam dan

pertumbuhan tanaman, baik biji atau dengan stek dan lain sebagainya.

4. Musim dan Waktu Tanam. Tanaman harus di tanam di musim yang tepat. Tanaman

yang ditanam pada musim yang tidak tepat pertumbuhannya akan lambat atau mudah

terserang serangan hama atau penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap

Page 5: acara 3

tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda ada yang baik di tanam pada musim

hujan, kemarau dan akhir musim hujan atau akhir musim kemarau.

(Beets, 1982)

Perbedaan Tumpang Sari dan Monokultur

Setelah di uraikan lebih dalam dan mendetail tentang berbagai jenis pola tanam dalam

budidaya pertanian, perlu di ketahui bahwa pola tanam monokultur dan polikultur masing

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pola tanam

monokultur dan polikultur akan di sajikan dalam tabel seperti di bawah ini :

Tumpang sari Monokultur

          Akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga

kerja, pemanfaatan lahan maupun

penyerapan sinar matahari),

          Populasi tanaman (berbeda) dapat di atur

sesuai yang dikehendaki

          Dalam satu areal diproduksi lebih dari

satu komonitas

          Tetap mempunyai peluang mendapatkan

hasil manakala satu jenis tanaman yang

diusahakan gagal

          Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat

menciptakan stabilitas biologis sehingga

dapat menekan serangan hama dan penyakit

serta mempertahankan kelestarian sumber

daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

          Tidak terjadi peningkatan efisiensi

          Tidak dapat mengatur populasi,

karena hanya terdapat satu jenis

          Hanya memproduksi satu komonitas

          Tidak ada peluang bila satu jenis

tanaman yang diusahakan gagal

          Kombinasi beberapa jenis tanaman

dapat menciptakan beberapa jenis

tanaman dapat menciptakan stabilitas

biologis sehingga dapat menekan

serangan hama dan penyakit serta

mempertahankan kelestarian sumber

daya lahan dalam hal ini kesuburan

tanah.

- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pola-tanam-

polikultur.html#sthash.jxhvtPLQ.dpuf

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar

seminal, akar adventif, dan akar udara. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silindris,

dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat

penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku –

buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung varietas. Daun terdiri dari

Page 6: acara 3

tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya

membungkus batang. ( Hartono, Rudi. 2005 )

Klasifikasi dari tanaman jagung (Zea mays) yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan),

Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta

(Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas Liliopsida

(berkeping satu / monokotil), Sub Kelas: Commelinidae, Ordo Poales, Famili Poaceae

(suku rumput-rumputan), Genus: Zea, Spesies Zea mays L (Aak, 2008).

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1.

merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai

makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan

Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di

kawasan berair. Masakan yang populer yang menggunakan kangkung adalah kangkung

goreng belacan. Kangkung juga merupakan makanan salah satu spesies hewan Chersina, atau

kura-kura.

Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuhan

diklasifikasikan ke dalam:

        Divisi     :Spermatophyta

        Sub-divisio: Angiospermae

        Kelas       :dicotyledoneae

        Famili        :Convolvulaceae

        Genus    :Ipomoea

      Spesies   :Ipomea aquatica forsk (kangkung air) , I. reptans Poir (kangkung darat).

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daratan rendah sampai

daratan tinggi (pegunungan) lebih kurang 2.000 m dpl, dan diutamakan lokasi lahannya

terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Kangkung air membutuhkan tanah yang

banyak mengandung air dan lumpur, sedangkan kangkung darat menghendaki tanah yang

subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, dan tidak mudah menggenang (becek).

Cara penanaman kangkung dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: sistem sebar,sistem

berisan, sistem huntukala (triangular),dan sistem persegi panjang atau bujur sangkar.

ELVIN SURYANA http://laporandd.blogspot.com/2012/07/contoh-laporan-dasar-

dasar-agronomi.html

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

B. Prosedur Kerja

Page 7: acara 3

A. Monokultur Tanaman Jagung

1. Tanah diolah dengan baik terlebih dahulu.

2. Disiapkan biji jagung serta alat dan bahannya.

3. Lahan di cangkul kembali supaya lebih gembur jika perlu.

4. Dibuat lubang sedalam 3 – 4 cm dengan jarak tanam 60 x 40 cm dengan tugal.

5. Dimasukkan 3 biji jagung dan furadan pada setiap lubang tanam dan ditutup

kembali dengan tanah

6. Setelah biji jagung ditanam maka lahan disiram air secukupnya serta dilakukan

penyiraman setiap pagi dan sore hari.

7. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman

dan penghitungan jumlah daun.

B. Monokultur Tanaman Kangkung

1. Tanah diolah dengan baik terlebih dahulu.

2. Disiapkan biji kangkung serta alat dan bahannya.

3. Lahan dicangkul kembali supaya lebih gembur jika perlu.

4. Dibuat lubang sedalam 3 – 4 cm dengan jarak tanam 20 x 20 cm dengan tugal.

5. Dimasukkan furadan dan 3 biji kangkung pada setiap lubang tanam dan ditutup

kembali dengan tanah.

6. Setelah biji kangkung ditanam maka lahan disiram air secukupnya serta

dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari.

7. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman

dan penghitungan jumlah daun.

C. Tumpang Sari Tanaman Jagung dan Kangkung

1. Tanah diolah dengan baik terlebih dahulu.

2. Disiapkan biji jagung dan kangkung serta alat dan bahannya.

3. Lahan di cangkul kembali supaya lebih gembur jika perlu.

4. Dibuat lubang sedalam 3 – 4 cm dengan jarak tanam 20 X 20 cm pada tanaman

kangkung dan jarak tanam 80 x 80 cm untuk tanaman jagung. Pada sela-sela

tanaman jagung dibuat 4 lubang tanam untuk bibit kangkung.

5. Setelah itu tutup lubang tipis – tipis dengan tanah lalu siram petak lahan

penanaman dengan air secukupnya.

6. Setelah ditanam, dilakukan pemeliharaan dan penyiraman setiap pagi dan sore

hari.

Page 8: acara 3

7. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman

dan penghitungan jumlah daun.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengertian penanaman dan tujuan penanaman

Penanaman adalah memindahkan bibit atau benih dari persemaian atau memindahkan

benih dari gudang tempat menyimpan langsung ke lahan. Penanaman merupakan langkah

awal bagi tanaman untuk memulai kehidupannya di tempat yang tetap.

Berikut adalah uraian tentang manfaat tanaman bagi lingkungan :

1.  Menghasilkan oksigen untuk bernafas

Tanaman hijau merupakan penghasil oksigen terbesar untuk kehidupan di bumi ini. Dengan

melakukan penanaman pohon maka jumlah karbondioksida di sekitar pohon itu akan

berkurang yang berarti juga mengurangi polusi yang dapat menyebabkan pemanasan global.

2.  Mengurangi Kebisingan

Penanaman tanaman di sekeliling pagar merupakan solusi praktis untuk rumah yang berada di

pinggir jalan atau di daerah yang selalu ramai dan padat dengan aktifitas kendaraan bermotor,

karena tanaman tersebut dapat meredam suara bising yang dihasilkan dari suara kendaraan

dan mampu menyaring debu yang masuk ke dalam rumah, sehingga rumah Anda akan selalu

bersih. Jenis tanaman yang cocok ditanam untuk kondisi ini adalah tanaman dari jenis

semak.

3.Pendingin Alami

            Jenis tanaman rambat dapat  digunakan sebagai penutup dinding rumah yang

bersentuhan langsung dengan cahaya matahari. Sinar matahari langsung akan membuat suhu

di dalam rumah meningkat, oleh karena itu menanam tanaman rambat dengan ketebalan

kurang lebih lima sentimeter mampu meredam panas yang masuk ke dalam rumah, sehingga

kerja pendingin ruangan tidak terlalu berat dan juga menghemat penggunaan listrik.

4. Menyimpan Air Tanah

Air hujan yang jatuh langsung ke tanah akan hilang begitu saja jika tidak ada akar tanaman

yang mengikatnya. Dengan curah hujan yang tidak menentu dan musim kemarau yang

semakin sulit ditebak, Anda dapat mensiasati ketersediaan air dengan menanam tanaman di

pekarangan. Lahan tersisa di rumah dapat diubah menjadi penampung air alami.

Page 9: acara 3

perakaran tanaman keras tersebut mampu menjerap air lebih baik sebagai persediaan air

ketika musim kemarau tiba. Selain dengan menanam tanaman juga sekaligus bisa membuat

biopori untuk menampung air hujan yang jatuh ke tanah.

5. Bumbu Dapur Dan Obat Untuk Keluarga

Tanaman untuk bumbu dapur seperti daun pandan, lengkuas, dan jahe sangat mudah

ditanam dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jika memiliki keterbatasan lahan, bisa

menggunakan pot tanaman yang tersedia dalam aneka desain bahkan yang berbentuk boneka.

Gunakanlah pot yang sesuai dengan besar tanaman yang akan ditanam dan sesuai dengan luas

ruangan Anda. Aneka desain pot yang lucu juga bisa digunakan untuk menambah keindahan

rumah.

6. Bunga Hias

Jika menginginkan tanaman untuk hiasan meja sebaiknya gunakanlah tanaman hidup yang

dapat dibudidayakan sendiri di rumah seperti tanaman bonsai atau kaktus mini. Tanaman

tersebut akan tetap hidup selama dirawat dengan baik dan jangan lupa untuk meletakkannya

di luar rumah ketika malam hari karena tanaman akan menggunakan oksigen untuk

pernafasannya di malam hari dan mengeluarkan karbondioksida.

http://www.bonekapotty.com/artikel/recent_do_you_know/

manfaat_tanaman_bagi_lingkungan_hidup

b. Monokultur dan tumpangsari

Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman

yang sama. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan

perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya

tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman

kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan

penyakit tanaman) (Wirosoedarmo, 1985)

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan

dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman.

Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan dan waktu yang sama , dua atau lebih

jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada

beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda (Warsana, 2009)

Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan yaitu: mengurangi

kegagalan panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani (sukoco,et.al.1992).

Page 10: acara 3

Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan

beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air,

kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. (Warsana, 2009)

Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya

disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar

diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal

ini dimaksudkan untuk menghindari persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak

lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan

antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam dan tanaman yang mempunyai

perakaran relatif dangkal (Warsana, 2009).

c. Kelebihan dan kekurangan monokultur dan tumpangsari

Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada

pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan

terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar

matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal

diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil

manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi beberapa jenis

tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis

sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian

sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah (warsana, 2009).

Keuntungan secara agronomis dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasi

dengan cara menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai ini menggambarkan

efisiensi lahan, yaitu jika nilainya > 1 berarti menguntungkan. (Beets,1982).

Pada umumnya sistem tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan sistem

monokultur karena produktivitas lahan menjadi lebih tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan

beragam, hemat dalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil

(Beets, 1982).

Kelemahan pola tanam tumpang sari inter cropping antara lain:

• Persaingan dalam hal unsur hara

Dalam pola tanam tumpangsari, akan terjadi persaingan dalam menyerap unsur hara antar

tanaman yang ditanam. Sebab, setiap tanaman memiliki jumlah kebutuhan unsur hara yang

berbeda-beda, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu tanaman akan

mengalami defisiensi unsur hara akibat kkalah bersaing dengan tanaman yang lainnya.

Page 11: acara 3

• Pemilihan komoditas

Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman sela sebagai pendamping dari

tanaman utama, karena tidak semua jenis tanaman cocok ditanam berdampingan. Kecocokan

tanaman-tanaman yang akan ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan unsur haranya,

drainase, naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.

• Permintaan Pasar

Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang menjadi tanaman sela, memiliki

permintaan yang tinggi. Sedangkan, untuk memilih tanaman sela yang cocok

ditumpangsarikan dengan tanaman utama, merupakan usaha yang tidak mudah karena

diperlukan wawasan yang lebih luaslagi. Maka dari itu, diperlukan strategi pemasaran yang

tepat agar hasil dari tanaman sela tersebut dapat mendatangkan keuntungan pula bagi petani.

• Memerlukan tambahan biaya dan perlakuan

Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa

faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah,

sinar matahari dan hama penyakit.

https://zaifbio.wordpress.com/tag/tumpangsari/

Kelebihan pola tanam Monokultur  ini adalah untuk meningkatkan hasil pertanian

karena pada suatu bidang lahan yang sama hanya di tanami tanaman sejenis saja sehingga

produktivitas yang di hasilkan lebih banyak dan maksimal. 

Namun kekurangan pola tanam monokultur adalah dapat menyebabkan

terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap karena hanya terdiri satu jenis tanaman

saja dalam suatu bidang atau lahan pertanian. Fakta yang lain adalah pada  tanah pertanian

harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah

terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu

cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas, sehingga dalam hal ini petani tidak dapat

panen dan memanen hasil pertanianya dikarenakan tanamannya terserang hama semua.

Kelebihan sistem pola tanam ini adalah teknis budidayanya yang  relatif mudah karena

tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun di sisi lain,

kelemahan sistem pola  ini adalah tanaman relative mudah terserang hama maupun penyakit.

- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/macam-dan-jenis-jenis-sistem-

pola-tanam.html#sthash.sPKKWs0d.dpuf

d. Jelaskan sistem mixed cropping, relay, multi-storey, strip, aley, inter, squential,

sorjan

Page 12: acara 3

1. Penggolongan sistem pola tanam tumpangsari antara lain :

Mixed Cropping merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam dilahan

yang sama, pada waktu yang sama atau dengan jarak/interval waktu tanam yang

singkat, dengan pengaturan jarak tanam yang sudah ditetapkan dan populasi

didalamnya sudah tersusun rapi. Kegunaan sistem ini dalam substansi pertanian adalah

untuk mengatur lingkungan yang tidak stabil dan lahan yang sangat variable, dengan

penerapan sistem ini maka dapat melawan/menekan terhadap kegagalan panen total.

Pada lingkungan yang lebih stabil dan baik total hasil yang diperoleh lebih tinggi pada

lahan tersebut, sebab sumber daya yang tersedia seperti cahaya, unsur hara, nutrisi

tanah dan air lebih efektif dalam penggunaannya.

2. Relay Cropping merupakan sistem pola tanam dengan penanaman dua atau lebih

tanaman tahunan. Dimana tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih panjang

ditanam pada penanaman pertama, sedang tanaman yang ke-2 ditanam setelah tanaman

yang pertama telah berkembang atau mendekati panen. Kegunaan dari sistem ini yaitu

pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan

sampai selesai panen pada tahun itu.

3. Strip Cropping/Inter Cropping adalah sistem format pola tanam dengan penanaman

secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya

sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai

jenis tanaman. Kegunaan sistem ini yaitu biasanya digunakan pada tanaman yang

mempunyai umur berbuah lebih pendek, sehingga dalam penggolahan tanah tidak

sampai membongkar lapisan tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat

menekan penggunaan waktu tanam.

4. Multiple Cropping merupakan sistem pola tanam yang mengarahkan pada peningkatan

produktivitas lahan dan melindungi lahan dari erosi. Teknik ini melibatkan tanaman

percontohan, dimana dalam satu lahan tumbuh dua atau lebih tanaman budidaya yang

mempunyai umur sama serta pertumbuhan dari tanaman tersebut berada pada lahan dan

waktu tanam yang sama, dalam satu baris tanaman terdapat dua atau lebih jenis

tanaman.

(Romulo A. del Castillo, 1994)

5. Tumpang sari (Intercropping)

Pengertian Tumpangsari adalah pola penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada waktu

yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa

keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela

Page 13: acara 3

tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam

penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan

panen dan menekan pertumbuhan gulma - See more at:

http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pola-tanam-

polikultur.html#sthash.jxhvtPLQ.dpuf

6. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting)

Pengertian tanaman bergiliran ( Sequintial Planting ) adalah pola tanam atau

penanaman dengan dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah

tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan

tersebut.

- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pola-tanam-

polikultur.html#sthash.jxhvtPLQ.dpuf

ALEY

Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan

dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur

panjang atau tanaman tahunan. (Wirosoedarmo, 1985)

SORJAN

e. Faktor yang perlu diperhatikan dlm penanaman

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat menanam, menurut Karnomo (1989)

adalah:

1. Syarat hidup tanaman

Terutama dalam hubungannya dengan keadaan iklim atau cuaca. Dalam hal ini perlu

diperhitungkan agar saat menanam stadia perkembangan tanamannya sesuai dengan

keadaan lingkungannya. Untuk tanaman yang membutuhkan sedikit air sebaiknya

ditanam pada musim kemarau, sedangkan tanaman yang membutuhkan banyak air

ditanam pada akhir musim kemarau. Tanaman yang memerlukan hari panjang

sebaiknya ditanam pada bulan-bulan dimana foto periodnya panjang.

2. Serangan hama atau penyakit

Saat menanam sebaiknya diatur agar selama stadia perkembangan tanaman tidak

banyak populasi hama atau penyakit. Hama biasanya akan menyerang tanaman lebih

besar pada waktu stadia reprodiksi tanaman.

3. Pertimbangan ekonomi

Page 14: acara 3

Saat menanam suatu jenis tanaman dilakukan pada waktu petani tidak banyak

menanamnya sehingga harga-harga tanamannya lebih tinggi karena jumlah permintaan

akan hasil pertanian lebih banyak dari jumlah produksinya.

f. Bahas hasil: jarak tanamkedalaman lubang tanam, kebutuhan benih per

lubang

Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang seamkin besar. Apalagi

jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh

lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan

oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum. (Aak, 2007)

Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhan jagung tidaklah istimewa.

Syarat yang terpenting adalah bahwa keadaan tanah tidak terlalu kurus dan padat. Kondisi

yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah yang gembur ini tidak hanya baik

bagi tanaman jagung juga mudah dalam pencabutan tanaman jagung pada saat panen. Tanah-

tanah yang terlalu masam atau alkalis tidak baik untuk tanaman jagung, sebaiknya jagung

ditanam pada pH yang netral.(Suprapto, 1986)

Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak antar barisan

tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm. Kebutuhan benih jagung

setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam),

sehingga populasi tanaman jagung dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang (Novizan, A.

2003).

Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam

kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-

petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung

kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak

20 x 20 cm.

Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak

20x20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya

(tergantung ukuran bedengan).

http://agzik.blogspot.com/2012/01/laporan-akhir-praktikum-dasar-dasar.html

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Maksud dari penanaman adalah memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya dengan

mutu yang sebaik-baiknya, maka dari itu penanaman perlu dilakukan dengan baik dan

benar.

Page 15: acara 3

2. Yang perlu diperhatikan dalam penanaman adalah persiapan, waktu tanam dan cara

mananam.

3. Pola tanam yang diterapkan dalam praktikum ini ada dua macam yaitu secara

monokultur dan tumpang sari.

4. Cara menanam untuk tanaman tahunan mempunyai 3 langkah : menetapkan

letak/kedudukan tanaman dikebun, membuat/menggali lubang tanaman dan menanam

bibit.

5. Jagung dan kangkung ditanam dengan menggunakan biji tanpa persemaian.

6. Pada jarak tanam 20x20 memiliki hasil yang lebih baik dari pada jarak tanam 20x15

atau 20x10 cm.

B. Saran

Pada setiap kegiatan yang dilakukan hendak nya memperhatikan syarat – syarat

tumbuh dengan baik, apabila tidak diperhatikan dengan baik tentu tidak akan memperoleh

hasil yang maksimal.

Aak . 2007. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius

Beets, W,C. 1982. Multiple cropping and tropical faring system growth pusb. Co. Ltd.

Aldersho

Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Karnomo W.H, dkk. 1989. Diktat Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Purwokerto:

Fakultas Pertanian Unsoed.

Novitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Mada University Press. Yogyakarta

Novizan, A. 2003. Pemupukan Tanaman. Kanisius, Jakarta.

Nazaruddin. 1995. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar

Swadaya. Jakarta.

muhammad aziz Muslim

Purwono. 2007. Budi Daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penerbit Penebar Swadaya:

Jakarta.

Romulo A. del Castillo, 1994. Terjemahan Budiono. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah

Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha

Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan Dampak Penelitian Pola

Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanam.

Page 16: acara 3

Sukoco,Y.,Reintjes.Havertkort,dan Woker, 1992. Pertanian Masa Depan. Kamisus.

Yogyakarta

Suprapto, HS. 1986. Bertanam Jagung. Jakarta. Penebar Swadaya

Warsana,2009.Introduksi Tanaman Tumpang Sari Jagung Dengan Kacang Tanah. BPTP 

Jawa Tengah: Jawa Tengah

Wirosoedarmo. 1985. Dasar-dasar Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.

ELVIN SURYANA http://laporandd.blogspot.com/2012/07/contoh-laporan-dasar-

dasar-agronomi.html

https://zaifbio.wordpress.com/tag/tumpangsari/