Upload
nindiafanisa
View
22
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penanaman tanaman pertanian
Citation preview
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya
Penanaman merupakan langkah awal bagi tanaman untuk memulai kehidupannya di
tempat yang tetap. Maksud dari penanaman adalah memperoleh hasil yang sebanyak-
banyaknya dengan mutu yang sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal ini, tanaman harus subur
dan sehat, sehingga perlu pengolahan yang sempurna. Setelah dasar-dasar pengolahan selesai
dikerjakan, yakni dibajak, digaru, disisir, dibedeng-bedeng, maka siap untuk ditanami.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan penanaman agar dapat
berhasil dengan baik, (dalam artian tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang
diharapkan) antara lain : tanah, jenis tanaman, bahan tanam yang dipergunakan, musim dan
waktu tanam.
Pola bertanam pada hakekatnya merupakan bentuk tatanan atau kedudukan tanaman
di kebun. Pola bertanam berkaitan dengan efisiensi penggunaan tanah sehingga akan
mempengaruhi pelaksanaan teknik budidaya suatu jenis tanaman. Selain pola bertanam dalam
melakukan penanaman kita perlu memperhatikan jarak antar tanaman yang satu dengan yang
lainnya .
Pada saat ini kita sering mendengar teknik bertanam dengan sistem monokultur atau
pertanaman tunggal dan dengan sistem tumpang sari atau menanam 2 jenis tanaman atau
lebih pada satu lahan dan waktu yang sama, sistem menanam monokultur ataupun tumpang
sari memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing baik dari sisi internal maupun
eksternal.
Dalam usaha budidaya tanaman, pola tanam sangatlah memegang peranan penting
dalam rangka menghasilkan produktivitas yang tinggi, namun kebanyakan dari para petani
kurang memperhatikan tentang pentingnya pengaturan jarak tanam, serta jenis jenis pola
tanam mana yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang di gunakan untuk usaha budidaya
tanaman pertanian
See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/pengertian-pola-tanam-dan-
pertanian_20.html#sthash.mtCwa2Nq.dpuf
B. Tujuan
1. Mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman, baik dari golongan tanaman
semusim maupun tahunan.
2. Mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan tanam yang berbeda-beda.
3. Mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap masing-masing
tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dari pola tanam menurut Novitan (2000) adalah usaha yang dilakukan
dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak
dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa
pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.
Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari),
dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola
tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti
memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah,
tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi).
Monokultur adalah pola tanam dalam dunia pertanian dengan menanam tanaman
sejenis pada suatu bidang lahan bedengan, maupun guludan. Sebagai contoh adalah pada
lahan sawah yang hanya ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.
- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/macam-dan-jenis-jenis-sistem-
pola-tanam.html#sthash.sPKKWs0d.dpuf
Pola Tanam Tumpang Sari Tumpang sari/intercroping adalah penanaman lebih dari
satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dalam pola tanam polikultur terdapat
beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih
dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu
1. Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan
dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis
tanaman yang satu atau pendampingnya.
2. Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam
waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.
3. Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama
selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.
4. Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu
tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling
melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.
5. Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan
dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman
berumur panjang atau tanaman tahunan.
6. Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak
sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup
hama penyakit tanaman (Wirosoedarmo, 1985)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam , yaitu :
• Iklim, dimana pada keadaan musim hujan dan kemarau akan berpengaruh pada persediaan
air untuk tanaman dimana pada msim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam
jumlah yang besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.
• Topografi, merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut yang berpengaruh
terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
• Debit air yang tersedia, dimana debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan
pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika
akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.
• Jenis tanah, yaitu tentang keadaan fisik , bioligis dan kimia tanaman.
• Sosial ekonomi, dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah
sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.
( Setjanata, S.1983 )
Syarat yang Harus diperhatikan dalam Pola Tanam
1. Tanah
Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya.
Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus benar-benar
dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Yang mana tujuan dari pengolahan
tanah itu sendiri antara lain:
Mengetahui suhu, peredaran air dan udara dalam tanah
Meningkatkan sifat fisik tanah
Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah.
2. Jenis tanaman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang
berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang bijinya di tanam langsung, ada juga yang
disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang.
3. Bahan Tanam yang Digunakan. Bahan tana menentukan cara menanam dan
pertumbuhan tanaman, baik biji atau dengan stek dan lain sebagainya.
4. Musim dan Waktu Tanam. Tanaman harus di tanam di musim yang tepat. Tanaman
yang ditanam pada musim yang tidak tepat pertumbuhannya akan lambat atau mudah
terserang serangan hama atau penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap
tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda ada yang baik di tanam pada musim
hujan, kemarau dan akhir musim hujan atau akhir musim kemarau.
(Beets, 1982)
Perbedaan Tumpang Sari dan Monokultur
Setelah di uraikan lebih dalam dan mendetail tentang berbagai jenis pola tanam dalam
budidaya pertanian, perlu di ketahui bahwa pola tanam monokultur dan polikultur masing
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pola tanam
monokultur dan polikultur akan di sajikan dalam tabel seperti di bawah ini :
Tumpang sari Monokultur
Akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga
kerja, pemanfaatan lahan maupun
penyerapan sinar matahari),
Populasi tanaman (berbeda) dapat di atur
sesuai yang dikehendaki
Dalam satu areal diproduksi lebih dari
satu komonitas
Tetap mempunyai peluang mendapatkan
hasil manakala satu jenis tanaman yang
diusahakan gagal
Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat
menciptakan stabilitas biologis sehingga
dapat menekan serangan hama dan penyakit
serta mempertahankan kelestarian sumber
daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
Tidak terjadi peningkatan efisiensi
Tidak dapat mengatur populasi,
karena hanya terdapat satu jenis
Hanya memproduksi satu komonitas
Tidak ada peluang bila satu jenis
tanaman yang diusahakan gagal
Kombinasi beberapa jenis tanaman
dapat menciptakan beberapa jenis
tanaman dapat menciptakan stabilitas
biologis sehingga dapat menekan
serangan hama dan penyakit serta
mempertahankan kelestarian sumber
daya lahan dalam hal ini kesuburan
tanah.
- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pola-tanam-
polikultur.html#sthash.jxhvtPLQ.dpuf
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar udara. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silindris,
dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat
penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku –
buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung varietas. Daun terdiri dari
tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya
membungkus batang. ( Hartono, Rudi. 2005 )
Klasifikasi dari tanaman jagung (Zea mays) yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan),
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas Liliopsida
(berkeping satu / monokotil), Sub Kelas: Commelinidae, Ordo Poales, Famili Poaceae
(suku rumput-rumputan), Genus: Zea, Spesies Zea mays L (Aak, 2008).
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1.
merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai
makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan
Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di
kawasan berair. Masakan yang populer yang menggunakan kangkung adalah kangkung
goreng belacan. Kangkung juga merupakan makanan salah satu spesies hewan Chersina, atau
kura-kura.
Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuhan
diklasifikasikan ke dalam:
Divisi :Spermatophyta
Sub-divisio: Angiospermae
Kelas :dicotyledoneae
Famili :Convolvulaceae
Genus :Ipomoea
Spesies :Ipomea aquatica forsk (kangkung air) , I. reptans Poir (kangkung darat).
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daratan rendah sampai
daratan tinggi (pegunungan) lebih kurang 2.000 m dpl, dan diutamakan lokasi lahannya
terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Kangkung air membutuhkan tanah yang
banyak mengandung air dan lumpur, sedangkan kangkung darat menghendaki tanah yang
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, dan tidak mudah menggenang (becek).
Cara penanaman kangkung dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: sistem sebar,sistem
berisan, sistem huntukala (triangular),dan sistem persegi panjang atau bujur sangkar.
ELVIN SURYANA http://laporandd.blogspot.com/2012/07/contoh-laporan-dasar-
dasar-agronomi.html
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
B. Prosedur Kerja
A. Monokultur Tanaman Jagung
1. Tanah diolah dengan baik terlebih dahulu.
2. Disiapkan biji jagung serta alat dan bahannya.
3. Lahan di cangkul kembali supaya lebih gembur jika perlu.
4. Dibuat lubang sedalam 3 – 4 cm dengan jarak tanam 60 x 40 cm dengan tugal.
5. Dimasukkan 3 biji jagung dan furadan pada setiap lubang tanam dan ditutup
kembali dengan tanah
6. Setelah biji jagung ditanam maka lahan disiram air secukupnya serta dilakukan
penyiraman setiap pagi dan sore hari.
7. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman
dan penghitungan jumlah daun.
B. Monokultur Tanaman Kangkung
1. Tanah diolah dengan baik terlebih dahulu.
2. Disiapkan biji kangkung serta alat dan bahannya.
3. Lahan dicangkul kembali supaya lebih gembur jika perlu.
4. Dibuat lubang sedalam 3 – 4 cm dengan jarak tanam 20 x 20 cm dengan tugal.
5. Dimasukkan furadan dan 3 biji kangkung pada setiap lubang tanam dan ditutup
kembali dengan tanah.
6. Setelah biji kangkung ditanam maka lahan disiram air secukupnya serta
dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari.
7. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman
dan penghitungan jumlah daun.
C. Tumpang Sari Tanaman Jagung dan Kangkung
1. Tanah diolah dengan baik terlebih dahulu.
2. Disiapkan biji jagung dan kangkung serta alat dan bahannya.
3. Lahan di cangkul kembali supaya lebih gembur jika perlu.
4. Dibuat lubang sedalam 3 – 4 cm dengan jarak tanam 20 X 20 cm pada tanaman
kangkung dan jarak tanam 80 x 80 cm untuk tanaman jagung. Pada sela-sela
tanaman jagung dibuat 4 lubang tanam untuk bibit kangkung.
5. Setelah itu tutup lubang tipis – tipis dengan tanah lalu siram petak lahan
penanaman dengan air secukupnya.
6. Setelah ditanam, dilakukan pemeliharaan dan penyiraman setiap pagi dan sore
hari.
7. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman
dan penghitungan jumlah daun.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengertian penanaman dan tujuan penanaman
Penanaman adalah memindahkan bibit atau benih dari persemaian atau memindahkan
benih dari gudang tempat menyimpan langsung ke lahan. Penanaman merupakan langkah
awal bagi tanaman untuk memulai kehidupannya di tempat yang tetap.
Berikut adalah uraian tentang manfaat tanaman bagi lingkungan :
1. Menghasilkan oksigen untuk bernafas
Tanaman hijau merupakan penghasil oksigen terbesar untuk kehidupan di bumi ini. Dengan
melakukan penanaman pohon maka jumlah karbondioksida di sekitar pohon itu akan
berkurang yang berarti juga mengurangi polusi yang dapat menyebabkan pemanasan global.
2. Mengurangi Kebisingan
Penanaman tanaman di sekeliling pagar merupakan solusi praktis untuk rumah yang berada di
pinggir jalan atau di daerah yang selalu ramai dan padat dengan aktifitas kendaraan bermotor,
karena tanaman tersebut dapat meredam suara bising yang dihasilkan dari suara kendaraan
dan mampu menyaring debu yang masuk ke dalam rumah, sehingga rumah Anda akan selalu
bersih. Jenis tanaman yang cocok ditanam untuk kondisi ini adalah tanaman dari jenis
semak.
3.Pendingin Alami
Jenis tanaman rambat dapat digunakan sebagai penutup dinding rumah yang
bersentuhan langsung dengan cahaya matahari. Sinar matahari langsung akan membuat suhu
di dalam rumah meningkat, oleh karena itu menanam tanaman rambat dengan ketebalan
kurang lebih lima sentimeter mampu meredam panas yang masuk ke dalam rumah, sehingga
kerja pendingin ruangan tidak terlalu berat dan juga menghemat penggunaan listrik.
4. Menyimpan Air Tanah
Air hujan yang jatuh langsung ke tanah akan hilang begitu saja jika tidak ada akar tanaman
yang mengikatnya. Dengan curah hujan yang tidak menentu dan musim kemarau yang
semakin sulit ditebak, Anda dapat mensiasati ketersediaan air dengan menanam tanaman di
pekarangan. Lahan tersisa di rumah dapat diubah menjadi penampung air alami.
perakaran tanaman keras tersebut mampu menjerap air lebih baik sebagai persediaan air
ketika musim kemarau tiba. Selain dengan menanam tanaman juga sekaligus bisa membuat
biopori untuk menampung air hujan yang jatuh ke tanah.
5. Bumbu Dapur Dan Obat Untuk Keluarga
Tanaman untuk bumbu dapur seperti daun pandan, lengkuas, dan jahe sangat mudah
ditanam dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jika memiliki keterbatasan lahan, bisa
menggunakan pot tanaman yang tersedia dalam aneka desain bahkan yang berbentuk boneka.
Gunakanlah pot yang sesuai dengan besar tanaman yang akan ditanam dan sesuai dengan luas
ruangan Anda. Aneka desain pot yang lucu juga bisa digunakan untuk menambah keindahan
rumah.
6. Bunga Hias
Jika menginginkan tanaman untuk hiasan meja sebaiknya gunakanlah tanaman hidup yang
dapat dibudidayakan sendiri di rumah seperti tanaman bonsai atau kaktus mini. Tanaman
tersebut akan tetap hidup selama dirawat dengan baik dan jangan lupa untuk meletakkannya
di luar rumah ketika malam hari karena tanaman akan menggunakan oksigen untuk
pernafasannya di malam hari dan mengeluarkan karbondioksida.
http://www.bonekapotty.com/artikel/recent_do_you_know/
manfaat_tanaman_bagi_lingkungan_hidup
b. Monokultur dan tumpangsari
Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman
yang sama. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan
perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya
tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman
kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan
penyakit tanaman) (Wirosoedarmo, 1985)
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan
dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman.
Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan dan waktu yang sama , dua atau lebih
jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada
beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda (Warsana, 2009)
Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan yaitu: mengurangi
kegagalan panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani (sukoco,et.al.1992).
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan
beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air,
kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. (Warsana, 2009)
Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya
disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal
ini dimaksudkan untuk menghindari persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak
lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan
antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam dan tanaman yang mempunyai
perakaran relatif dangkal (Warsana, 2009).
c. Kelebihan dan kekurangan monokultur dan tumpangsari
Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada
pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan
terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar
matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal
diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil
manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi beberapa jenis
tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis
sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian
sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah (warsana, 2009).
Keuntungan secara agronomis dari pelaksanaan sistem tumpangsari dapat dievaluasi
dengan cara menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai ini menggambarkan
efisiensi lahan, yaitu jika nilainya > 1 berarti menguntungkan. (Beets,1982).
Pada umumnya sistem tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan sistem
monokultur karena produktivitas lahan menjadi lebih tinggi, jenis komoditas yang dihasilkan
beragam, hemat dalam pemakaian sarana produksi dan resiko kegagalan dapat diperkecil
(Beets, 1982).
Kelemahan pola tanam tumpang sari inter cropping antara lain:
• Persaingan dalam hal unsur hara
Dalam pola tanam tumpangsari, akan terjadi persaingan dalam menyerap unsur hara antar
tanaman yang ditanam. Sebab, setiap tanaman memiliki jumlah kebutuhan unsur hara yang
berbeda-beda, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu tanaman akan
mengalami defisiensi unsur hara akibat kkalah bersaing dengan tanaman yang lainnya.
• Pemilihan komoditas
Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman sela sebagai pendamping dari
tanaman utama, karena tidak semua jenis tanaman cocok ditanam berdampingan. Kecocokan
tanaman-tanaman yang akan ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan unsur haranya,
drainase, naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.
• Permintaan Pasar
Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang menjadi tanaman sela, memiliki
permintaan yang tinggi. Sedangkan, untuk memilih tanaman sela yang cocok
ditumpangsarikan dengan tanaman utama, merupakan usaha yang tidak mudah karena
diperlukan wawasan yang lebih luaslagi. Maka dari itu, diperlukan strategi pemasaran yang
tepat agar hasil dari tanaman sela tersebut dapat mendatangkan keuntungan pula bagi petani.
• Memerlukan tambahan biaya dan perlakuan
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah,
sinar matahari dan hama penyakit.
https://zaifbio.wordpress.com/tag/tumpangsari/
Kelebihan pola tanam Monokultur ini adalah untuk meningkatkan hasil pertanian
karena pada suatu bidang lahan yang sama hanya di tanami tanaman sejenis saja sehingga
produktivitas yang di hasilkan lebih banyak dan maksimal.
Namun kekurangan pola tanam monokultur adalah dapat menyebabkan
terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap karena hanya terdiri satu jenis tanaman
saja dalam suatu bidang atau lahan pertanian. Fakta yang lain adalah pada tanah pertanian
harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah
terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu
cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas, sehingga dalam hal ini petani tidak dapat
panen dan memanen hasil pertanianya dikarenakan tanamannya terserang hama semua.
Kelebihan sistem pola tanam ini adalah teknis budidayanya yang relatif mudah karena
tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun di sisi lain,
kelemahan sistem pola ini adalah tanaman relative mudah terserang hama maupun penyakit.
- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/macam-dan-jenis-jenis-sistem-
pola-tanam.html#sthash.sPKKWs0d.dpuf
d. Jelaskan sistem mixed cropping, relay, multi-storey, strip, aley, inter, squential,
sorjan
1. Penggolongan sistem pola tanam tumpangsari antara lain :
Mixed Cropping merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam dilahan
yang sama, pada waktu yang sama atau dengan jarak/interval waktu tanam yang
singkat, dengan pengaturan jarak tanam yang sudah ditetapkan dan populasi
didalamnya sudah tersusun rapi. Kegunaan sistem ini dalam substansi pertanian adalah
untuk mengatur lingkungan yang tidak stabil dan lahan yang sangat variable, dengan
penerapan sistem ini maka dapat melawan/menekan terhadap kegagalan panen total.
Pada lingkungan yang lebih stabil dan baik total hasil yang diperoleh lebih tinggi pada
lahan tersebut, sebab sumber daya yang tersedia seperti cahaya, unsur hara, nutrisi
tanah dan air lebih efektif dalam penggunaannya.
2. Relay Cropping merupakan sistem pola tanam dengan penanaman dua atau lebih
tanaman tahunan. Dimana tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih panjang
ditanam pada penanaman pertama, sedang tanaman yang ke-2 ditanam setelah tanaman
yang pertama telah berkembang atau mendekati panen. Kegunaan dari sistem ini yaitu
pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan
sampai selesai panen pada tahun itu.
3. Strip Cropping/Inter Cropping adalah sistem format pola tanam dengan penanaman
secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya
sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai
jenis tanaman. Kegunaan sistem ini yaitu biasanya digunakan pada tanaman yang
mempunyai umur berbuah lebih pendek, sehingga dalam penggolahan tanah tidak
sampai membongkar lapisan tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat
menekan penggunaan waktu tanam.
4. Multiple Cropping merupakan sistem pola tanam yang mengarahkan pada peningkatan
produktivitas lahan dan melindungi lahan dari erosi. Teknik ini melibatkan tanaman
percontohan, dimana dalam satu lahan tumbuh dua atau lebih tanaman budidaya yang
mempunyai umur sama serta pertumbuhan dari tanaman tersebut berada pada lahan dan
waktu tanam yang sama, dalam satu baris tanaman terdapat dua atau lebih jenis
tanaman.
(Romulo A. del Castillo, 1994)
5. Tumpang sari (Intercropping)
Pengertian Tumpangsari adalah pola penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada waktu
yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa
keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela
tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam
penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan
panen dan menekan pertumbuhan gulma - See more at:
http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pola-tanam-
polikultur.html#sthash.jxhvtPLQ.dpuf
6. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting)
Pengertian tanaman bergiliran ( Sequintial Planting ) adalah pola tanam atau
penanaman dengan dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah
tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan
tersebut.
- See more at: http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pola-tanam-
polikultur.html#sthash.jxhvtPLQ.dpuf
ALEY
Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan
dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur
panjang atau tanaman tahunan. (Wirosoedarmo, 1985)
SORJAN
e. Faktor yang perlu diperhatikan dlm penanaman
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat menanam, menurut Karnomo (1989)
adalah:
1. Syarat hidup tanaman
Terutama dalam hubungannya dengan keadaan iklim atau cuaca. Dalam hal ini perlu
diperhitungkan agar saat menanam stadia perkembangan tanamannya sesuai dengan
keadaan lingkungannya. Untuk tanaman yang membutuhkan sedikit air sebaiknya
ditanam pada musim kemarau, sedangkan tanaman yang membutuhkan banyak air
ditanam pada akhir musim kemarau. Tanaman yang memerlukan hari panjang
sebaiknya ditanam pada bulan-bulan dimana foto periodnya panjang.
2. Serangan hama atau penyakit
Saat menanam sebaiknya diatur agar selama stadia perkembangan tanaman tidak
banyak populasi hama atau penyakit. Hama biasanya akan menyerang tanaman lebih
besar pada waktu stadia reprodiksi tanaman.
3. Pertimbangan ekonomi
Saat menanam suatu jenis tanaman dilakukan pada waktu petani tidak banyak
menanamnya sehingga harga-harga tanamannya lebih tinggi karena jumlah permintaan
akan hasil pertanian lebih banyak dari jumlah produksinya.
f. Bahas hasil: jarak tanamkedalaman lubang tanam, kebutuhan benih per
lubang
Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang seamkin besar. Apalagi
jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan
oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum. (Aak, 2007)
Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhan jagung tidaklah istimewa.
Syarat yang terpenting adalah bahwa keadaan tanah tidak terlalu kurus dan padat. Kondisi
yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah yang gembur ini tidak hanya baik
bagi tanaman jagung juga mudah dalam pencabutan tanaman jagung pada saat panen. Tanah-
tanah yang terlalu masam atau alkalis tidak baik untuk tanaman jagung, sebaiknya jagung
ditanam pada pH yang netral.(Suprapto, 1986)
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak antar barisan
tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm. Kebutuhan benih jagung
setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam),
sehingga populasi tanaman jagung dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang (Novizan, A.
2003).
Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam
kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-
petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung
kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak
20 x 20 cm.
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak
20x20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya
(tergantung ukuran bedengan).
http://agzik.blogspot.com/2012/01/laporan-akhir-praktikum-dasar-dasar.html
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Maksud dari penanaman adalah memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya dengan
mutu yang sebaik-baiknya, maka dari itu penanaman perlu dilakukan dengan baik dan
benar.
2. Yang perlu diperhatikan dalam penanaman adalah persiapan, waktu tanam dan cara
mananam.
3. Pola tanam yang diterapkan dalam praktikum ini ada dua macam yaitu secara
monokultur dan tumpang sari.
4. Cara menanam untuk tanaman tahunan mempunyai 3 langkah : menetapkan
letak/kedudukan tanaman dikebun, membuat/menggali lubang tanaman dan menanam
bibit.
5. Jagung dan kangkung ditanam dengan menggunakan biji tanpa persemaian.
6. Pada jarak tanam 20x20 memiliki hasil yang lebih baik dari pada jarak tanam 20x15
atau 20x10 cm.
B. Saran
Pada setiap kegiatan yang dilakukan hendak nya memperhatikan syarat – syarat
tumbuh dengan baik, apabila tidak diperhatikan dengan baik tentu tidak akan memperoleh
hasil yang maksimal.
Aak . 2007. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius
Beets, W,C. 1982. Multiple cropping and tropical faring system growth pusb. Co. Ltd.
Aldersho
Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Karnomo W.H, dkk. 1989. Diktat Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Purwokerto:
Fakultas Pertanian Unsoed.
Novitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Mada University Press. Yogyakarta
Novizan, A. 2003. Pemupukan Tanaman. Kanisius, Jakarta.
Nazaruddin. 1995. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar
Swadaya. Jakarta.
muhammad aziz Muslim
Purwono. 2007. Budi Daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penerbit Penebar Swadaya:
Jakarta.
Romulo A. del Castillo, 1994. Terjemahan Budiono. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha
Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan Dampak Penelitian Pola
Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanam.
Sukoco,Y.,Reintjes.Havertkort,dan Woker, 1992. Pertanian Masa Depan. Kamisus.
Yogyakarta
Suprapto, HS. 1986. Bertanam Jagung. Jakarta. Penebar Swadaya
Warsana,2009.Introduksi Tanaman Tumpang Sari Jagung Dengan Kacang Tanah. BPTP
Jawa Tengah: Jawa Tengah
Wirosoedarmo. 1985. Dasar-dasar Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.
ELVIN SURYANA http://laporandd.blogspot.com/2012/07/contoh-laporan-dasar-
dasar-agronomi.html
https://zaifbio.wordpress.com/tag/tumpangsari/