31
PENDAHULUAN Latar Belakang Makalah “Konsep Ketuhanan Dalam Islam” ini kami buat atas tugas dari Dosen Agama Islam kami, Bapak Drs. Zainul Muhibbin untuk memenuhi kompetensi pembelajaran pada Bab yang berkaitan. Dalam makalah ini berisi tentang Konsep Ketuhanan Dalam Islam yang kami kelompokkan menjadi 3 garis besar yaitu : Filsafat Ketuhanan, Keimanan dan Ketakwaan serta yang terakhir Wujudulah dan Tauhidulah. Yang mana dari makalah ini nanti akan kami buat sebuah file Power Point yang nantinya akan kami presentasikan di depan kelas dan pada akhirnya dapat dijadikan bahan diskusi oleh kami, teman-teman dan mungkin oleh Bapak Dosen kami. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah: 1. Yang pertama untuk bahan pembelajaran untuk kami dan teman-teman sekalian dalam memahami Bab Konsep Ketuhanan Dalam Islam. Yang kedua untuk bahan diskusi kami dan teman-teman saat pelajaran agama Islam berlangsung. Dan yang terakhir adalah untuk memenuhi kompetensi kami pada bab yang kami bahas ini. 2. Membuktikan adanya tuhan dari kajian ilmiah, sehingga dapat memantapkan iman. 1

Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUGAS

Citation preview

Page 1: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makalah “Konsep Ketuhanan Dalam Islam” ini kami buat atas tugas dari

Dosen Agama Islam kami, Bapak Drs. Zainul Muhibbin untuk memenuhi

kompetensi pembelajaran pada Bab yang berkaitan. Dalam makalah ini berisi

tentang Konsep Ketuhanan Dalam Islam yang kami kelompokkan menjadi 3 garis

besar yaitu : Filsafat Ketuhanan, Keimanan dan Ketakwaan serta yang terakhir

Wujudulah dan Tauhidulah. Yang mana dari makalah ini nanti akan kami buat

sebuah file Power Point yang nantinya akan kami presentasikan di depan kelas

dan pada akhirnya dapat dijadikan bahan diskusi oleh kami, teman-teman dan

mungkin oleh Bapak Dosen kami.

Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1. Yang pertama untuk bahan pembelajaran untuk kami dan teman-teman

sekalian dalam memahami Bab Konsep Ketuhanan Dalam Islam. Yang kedua

untuk bahan diskusi kami dan teman-teman saat pelajaran agama Islam

berlangsung. Dan yang terakhir adalah untuk memenuhi kompetensi kami pada

bab yang kami bahas ini.

2. Membuktikan adanya tuhan dari kajian ilmiah, sehingga dapat memantapkan

iman.

3. Mengimplementasikan iman dengan ibadah dan amal saleh dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Menerangkan peranan iman dan takwa dalam menghadapi tantangan kehidupan

modern, sehingga meyakini benar perlunya beriman dan bertakwa.

1

Page 2: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

I. Filasafat Ketuhanan

1. Arti dari Filsafat Ketuhanan

Pembahasan pertama mengenai konsep ketuhanan Islam dalam makalah

ini akan dimulai dari Filsafat Ketuhanan. Terdiri dari 2 kata yaitu Filsafat dan

Ketuhanan.

Arti kata filsafat dalam KBBI adalah pengetahuan dan penyelidikan

dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya

atau bisa juga teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan dan yang

terakhir ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi.

Untuk kata Ketuhanan berasal dari Kata dasar Tuhan yang memiliki arti-arti yang

berbeda dibalik penamaannya. Ada dua versi asal kata tuhan, yang pertama adalah

Tuhan berasal dari kata Tuan, lalu yang kedua Tuhan bersal dari bahasa

sansekerta yaitu Tu Hyang, yang artinya Kepala Dewa. Versi pertama menyatakan

pada mulanya kata tuhan hanyalah “plesetan“ dari kata tuan. Sedangkan versi

kedua menyebutkan Tuhan berasal dari kata “Tu“ dan “Hyang“. Hyang sendiri

memiliki beberapa makna, yaitu “Dewa“ atau “Eyang“ yang berarti kakek atau

nenek. Menurut Prof. Hamka bahwa Tuhan adalah kata yang didapat oleh Islam

dan terus diapakai. Padahal arti asli kalimat Tuhan itu sama saja dengan dewa.

Kebanyakan kata-kata ini berasal dari bahasa sansekerta dipakai setelah agama

Hindu tersiar di Indonesia lalu disambut dan dipakai oleh Islam, dan telah menjadi

bahasa Melayu, selanjutnya menjadi bahasa Indonesia.

Sedangkan dalam bahasa Arab, Tuhan adalah “Ilah” kata “Ilah“ sendiri berasal

dari kata “Aliha“ yang artinya menentramkan. Disebut “Aliha“ karena yang

mengabdi kepada-Nya, cinta dan cenderung kepada-Nya. Jadi, arti dari Filsafat

Ketuhanan adalah pengetahuan yang berkaitan dengan masalah Ketuhanan.

2. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

a. Berdasarkan pemikiran Orang Barat

Menurut pemikiran Orang barat yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut

pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik 2

Page 3: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian

rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori

evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang

amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Proses

perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah

sebagai berikut:

1. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya

kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang

berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh

pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh

negatif.

2. Animisme

Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap

benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh

dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena

itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa

tidak senang apabila kebutuhannya dipenuhi.

3. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan,

karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari

yang lain kemudian disebut dewa.

4. Henoteisme

Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan.

Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak

mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia

meningkat menjadi lebih definitif (tertentu).

5. Monoteisme

3

Page 4: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam

monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat

internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam

tiga paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.

b. Berdasarkan Pemikiran Umat Islam

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam,

atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi

Muhammad SAW. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional,

dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut

adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan

Hadis dengan pendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat

tradisional. Sedang sebagian umat Islam yang lain memahami dengan pendekatan

antara kontektual dengan tektual sehingga lahir aliran yang bersifat antara liberal

dengan tradisional. Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran

ilmu ketuhanan dalam Islam.

Aliran tersebut yaitu:

a. Mu’tazilah yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta

menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan

keimanan dalam Islam. Orang islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan

tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal

manzilatain).

Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani,

satu sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan. Hasil dari

paham Mu’tazilah yang bercorak rasional ialah muncul abad kemajuan ilmu

pengetahuan dalam Islam. Namun kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya

menurun dengan kalahnya mereka dalam perselisihan dengan kaum Islam

ortodoks. Mu’tazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang

Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.

b. Qodariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam

berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan

4

Page 5: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung

jawab atas perbuatannya.

c. Jabariah yang merupakan pecahan dari Murji’ah berteori bahwa manusia tidak

mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku

manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.

d. Asy’ariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan

Jabariah

Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat

islam periode masa lalu. Pada prinsipnya aliran-aliran tersebut di atas tidak

bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Oleh karena itu umat Islam yang memilih

aliran mana saja diantara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang

dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar dari islam. Menghadapi situasi dan

perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, umat Islam perlu mengadakan

koreksi ilmu berlandaskan al-Quran dan Sunnah Rasul, tanpa dipengaruhi oleh

kepentingan politik tertentu. Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat

menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja adalah

aliran Mu’tazilah dan Qadariah.

3. Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu

Pengkajian manusia tentang Tuhan, yang hanya didasarkan atas pengamatan dan

pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar. Sebab Tuhan

merupakan sesuatu yang ghaib, sehingga informasi tentang Tuhan yang hanya

berasal dari manusia biarpun dinyatakan sebagai hasil renungan maupun

pemikiran rasional, tidak akan benar.

Informasi tentang asal-usul kepercayaan terhadap Tuhan antara lain tertera dalam:

QS 21 (Al-Anbiya): 92, “Sesungguhnya agama yang diturunkan Allah adalah

satu, yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu

agama, tetapi mereka telah berpecah belah. Mereka akan kembali kepada Allah

dan Allah akan menghakimi mereka.

Ayat tersebut di atas memberi petunjuk kepada manusia bahwa sebenarnya tidak

ada perbedaan konsep tentang  ajaran ketuhanan sejak zaman dahulu hingga

5

Page 6: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

sekarang. Melalui Rasul-rasul-Nya, Allah memperkenalkan dirinya melalui

ajaran-Nya, yang dibawa para Rasul, Adam sebagai Rasul pertama dan

Muhammad sebagai terakhir.

Jika terjadi perbedaan-perbedaan ajaran tentang ketuhanan di antara agama-agama

adalah karena perbuatan manusia. Ajaran yang tidak sama dengan konsep ajaran

aslinya, merupakan manipulasi dan kebohongan manusia yang teramat besar.

2. QS 5 (Al-Maidah):72, “Al-Masih berkata: “Hai Bani Israil sembahlah Allah

Tuhaku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu

dengan) Allah, maka pasti mengharamkan kepadanya syurga, dan tempat mereka

adalah neraka.

3. QS 112 (Al-Ikhlas): 1-4, “Katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah

adalah Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan

tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Dari ungkapan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan adalah Allah. Kata Allah

adalah nama isim jumid atau personal name. Merupakan suatu pendapat yang

keliru, jika nama Allah diterjemahkan dengan kata “Tuhan”, karena dianggap

sebagai isim musytaq.

Tuhan yang haq dalam konsep al-Quran adalah Allah. Hal ini dinyatakan antara

lain dalam surat Ali Imran ayat 62, surat Shad 35 dan 65, surat Muhammad ayat

19. Dalam al-quran diberitahukan pula bahwa ajaran tentang Tuhan yang

diberikan kepada Nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan Allah juga. Perhatikan

antara lain surat Hud ayat 84 dan surat al-Maidah ayat 72. Tuhan Allah adalah esa

sebagaimana dinyatakan dalam surat al-Ankabut ayat 46, Thaha ayat 98, dan Shad

ayat 4.

Dengan mengemukakan alasan-alasan tersebut di atas, maka menurut informasi

al-Quran, sebutan yang benar bagi Tuhan yang benar-benar Tuhan adalah sebutan

“Allah”, dan kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi melainkan melalui

wahyu yang datang dari Allah. Hal ini berarti konsep tauhid telah ada sejak

datangnya Rasul Adam di muka bumi. Esa menurut al-Quran adalah esa yang

6

Page 7: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

sebenar-benarnya esa, yang tidak berasal dari bagian-bagiandan tidak pula dapat

dibagi menjadi bagian-bagian.

Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan dengan

yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat La ilaaha illa

Allah harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan

dan ucapannya.

Konsepsi kalimat La ilaaha illa Allah yang bersumber dari al-quran memberi

petunjuk bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk mencari Tuhan yang

lain selain Allah dan hal itu akan kelihatan dalam sikap dan praktik menjalani

kehidupan.

4. Pembuktian Wujud Tuhan

a. Metode Pembuktian Ilmiah

Pemikiran rasional Thales yang coba menjelaskan mitos-mitos mendorong

pemikiran ilmiah tentang asal-usul alam, seperti plato yang menyatakan bahwa

sumber dari alam adalah Yang Maha Sempurna dan sumber kebaikan Yang Maha

itu adalah satu.

Allah berfirman :

“ Dan jika kamu tanyakan kepada mereka “Siapakah yang menciptakan langit dan

bumi ?” pasti mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh yang Maha

Perkasa, Maha Mengetahui.” (QA : 43 : 9)

Selanjutnya pemikiran mereka dilanjutkan oleh filusuf Muslim seperti Al-Kindi,

Ibnu Sina, Al-Farabi, dan lain-lain. Al-Kindi berpendapat bahwa Tuhan tidak

mempunyai hakikat dalam arti aniah atau maiah. Tuhan tidak aniah karena Dia

adalah pencipta alam. Dia tidak tersusun dari materi dan bentuk (Al-Hayula Wa

At-Surah) tuhan juga tidak mempunyai hakikat dalam bentuk mahiah karena

tuhan tidak merupakan genus atau species. Tuhan hanya satu dan tidak ada yang

serupa dengannya.

b. Metode pembuktian dengan alam

7

Page 8: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik,

tidak boleh tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah

menciptakannya, suatu “Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal

percaya bahwa dirinya “ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan

dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan

kehidupan.

c. Metode pembuktian dengan Pendekatan Fisika

Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya

sendiri (alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan

“hukum kedua termodinamika”  (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini

telah kehilangan landasan berpijak.

d. Metode pembuktian dengan Pendekatan Astronomi

Metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan

keserasian alam tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah “dalil ikhtira”. Di samping

itu Ibnu Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu “dalil inayah”. Dalil ‘inayah

adalah metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan

manfaat alam bagi kehidupan manusia (Zakiah Daradjat, 1996:78-80).

II. Keimanan dan Ketakwaan

1. Pengertian Iman

Kebanyakan orang menyatakan bahwa kata iman berasal dari kata kerja

amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti

percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang

percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun

dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan dan kepatuhan (taqwa)

kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal itu

disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati

manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi

Islam.

Dalam surah al-Baqarah ayat 165  dikatakan bahwa orang yang beriman

adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh

8

Page 9: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah,

yaitu Al-Quran menurut Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang dikehendaki

Allah, menjadi kehendak orang yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad

untuk mengorbankan segalanya dan kalau perlu mempertaruhkan nyawa.

Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan

dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan

amal perbuatan (Al-Immaanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun

bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara

hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan

dan sikap hidup atau gaya hidup.

Istilah iman dalam al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata  lain yang

memberikan corak dan warna tentang sesuatu yang diimani, seperti dalam surat

an-Nisa’:51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut

(realita/naturalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan

kata bathil, yaitu walladziina aamanuu bil baathili. Bhatil berarti tidak benar

menurut Allah. Dalam surat lain iman dirangkaikan dengan kata kaafir atau

dengan kata Allah. Sementara dalam al-Baqarah: 4, iman dirangkaikan dengan

kata ajaran yang diturunkan Allah (yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila

min qablika).

Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an,

mengandung arti positif. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan

dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq.

Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.

2. Wujud Iman

Akidah Islam dalam al-Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya,

melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh

karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang

dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh.

Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan

kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu

9

Page 10: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

sesuai dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau

diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan

dalam perbuatannya.

Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia

merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal.

Seseorang dipandang sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada

akidahnya. Apabila ia berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya

akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak

beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun

perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.

Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat

dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi

seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur

dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

3. Tanda-tanda Orang Beriman

Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah

tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka

bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan

memahami ayat yang tidak dia pahami.

2. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah,

diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut

Sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52,

Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun:13).

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-

Anfal: 3 dan al-Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk

waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun:4). Hal ini

dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah

10

Page 11: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara

yang kaya dengan yang miskin.

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-

Mukminun: 3,5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang

berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.

6. Memelihara amanah dan menepati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min

tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.

7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal:74). Berjihad di jalan

Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan

harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap

seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang

berpandangan dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

Para ulama telah banyak yang memberikan pengertian tentang takwa diantaranya

adalah perkataan Thalq bin Habib rahimahullah, beliau mengatakan: “Takwa yaitu

melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan ilmu yang datang dari Allah

semata-mata mengharap pahala dari-Nya. Dan meninggalkan kemaksiatan kepada

Allah berdasarkan ilmu yang datang dari Allah karena takut akan adzab-Nya.”

4. Makna Takwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,

memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka

taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam

pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).

Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan

kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.

1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata

lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan

memelihara fitrah iman.

2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang

miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta 11

Page 12: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

– minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi

kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini,

dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan

melalui kesanggupan mengorbankan harta.

3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara

ibadah formal.

4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.

5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain

memiliki semangat perjuangan.

5. Hubungan taqwa dengan Allah SWT

Seseorang yang bertaqwa ( muttaqi ) adalah orang yang menghambakan

dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat.

Memelihara Hubungan dengan Allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya

sehingga dapat menghindar dari kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya

konsisten terhadap aturan – aturan Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Memelihara hubungan dengan Allah SWT dimulai dengan melaksanakan

tugas perhambaan dengan melaksanakan ibadah secara sungguh – sungguh

( khusuk ) dan ikhlas seperti mendirikan solat dengan khusuk dan penuh

penghayatan sehingga solat memberikan bekas dan memberi warna dalam

kehidupannya. Melaksanakan puasa dengan ikhlas melahirkan kesabaran dan

pengendalian diri. Zakat mendatangkan sikap peduli dan menjauhkan diri dari

ketamakan dan kerasukan. Dan haji mendatangkan sikap persamaan, menjauhkan

dari takabur dan mendekatkan diri kepada Allah.

Memelihara hubungan dengan Allah dilakukan juga dengan menjauhi

perbuatan yang dilarang Allah, yaitu perbuatan dosa dan kemungkaran.

Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah pada dasarnya adalah bentuk

– bentuk prilaku yang lahir dari pengendalian diri atau mengendalikan hawa nafsu

yang ada dalam dirinya.

12

Page 13: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

6. Hubungan taqwa dengan Sesama Manusia

Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia.

Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari peranannya di tengah – tengah

masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong

orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan.

Karena itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong dan

kerja sama dalam segala bentuk kebaikan dan kebajikan.

Allah menjabarkan cirri – cirri orang yang bertaqwa dengan ciri – ciri

perilaku yang berimbang antara pengabdian formal kepada Allah dengan

hubungan sesama manusia pada ayat berikut ini : Pada surat Al – Baqarah ayat

177, menerangkan bahwa diantara cirri – cirri orang bertaqwa itu ialah orang –

orang yang beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat – malaikat, kitab –

kitab Allah. Aspek – aspek tersebut merupakan dasar keyakinan yang dimiliki

orang yang taqwadan dasar hubungan dengan Allah dalam bentuk ubudiah.

Selanjutnya Allah menggambarkan hubungan kemanusiaan, yaitu mengeluarkan

harta, dan orang – orang yang menepati janji. Dalam ayat itu Allah

menggambarkan dengan jelas dan indah, bukan saja karena aspek tenggang rasa

terhadap sesame manusia dijelaskan secara terurai, yaitu siapa saja yang mesti

diberi tenggang rasa, tetapi juga mengeluarkan harta diposisikan diantara aspek

keimanan dan sholat.

7. Hubungan Takwa dengan Lingkingan Sekitar

Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus

disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan

memeliharanya dengan sebaik – baiknya. Disamping nikmat Allah, ala mini juga

amanat yang harus dipelihara dan dirawatnya dengan baik. Mensyukuri nikmat

Allah dengan cara yang demikian itu akan menambah kadar dan kualitas nikmat

yang akan diberikan Allah kepada manusia. Tambahan nikmat itu dalam bentuk

nilai tambah manfaat dari lingkungan alam. Sebaliknya orang yang tidak

bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi azab yang menyedihkan. Azab Allah

dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat eksploitasi alam yang tanpa batas

karena kerakusan manusia.

13

Page 14: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

8. Janji Allah untuk Orang Bertakwa

Allah azza wa jalla telah banyak menyebutkan janji-janji-Nya dalam Al-

Qur’an bagi orang-orang yang bertakwa, dan Allah azza wa jalla tidak akan

pernah mengingkari janji-Nya. Diantara janji-janji-Nya adalah:

1. Akan diberi jalan keluar dari kesulitan yang dia alami dan diberi rizki dari arah

yang tidak disangka-sangka. Allah azza wa jalla berfirman (yang artinya):

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya

jalan keluar. Dan (Dia akan) memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-

sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3)

2. Akan dimudahkan segala urusannya. Hal tersebut sebagaimana yang telah

dijelaskan oleh Allah azza wa jalla dalam firman-Nya (yang artinya):

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya

kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4)

3. Akan diampuni dosanya dan diberi pahala yang besar. Sebagaimana firman

Allah azza wa jalla (yang artinya):

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus

kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (Ath-

Thalaq: 5)

4. Akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan

kelezatan serta penuh dengan ampunan. Allah azza wa jalla telah menjelaskan

dalam firman-Nya (yang artinya):

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang

yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah

rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-

sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari

madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-

buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam

Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-

motong ususnya?” (Muhammad: 15)

14

Page 15: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

9. Peran Iman

Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini

dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan

manusia.

a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda

Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau

Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang

dapat mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah hendak menimpakan bencana, maka

tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menahan dan mencegahnya.

Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan

manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan

kepercayaan pada kesaktian benda-benda kramat, mengikis kepercayaan pada

khurat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman

adalah firman Allah surat al-Fatihah ayat 1-7 .

b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut

Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak di

antara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut

menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di

tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah

firman Allah dalam QS 4 (al-Nisa’):78:

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu

di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh“

c. Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan .

Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, karena kepentingan

penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip,

menjual kehormatan, bermuka dua, menjilat, dan memperbudak diri, karena

kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah

dalam QS 11 (Hud):6:

15

Page 16: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

“Dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang

memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat

penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata. (lauh mahfud)“.

 III. Tauhidullah dan Wujudullah

Konsep mengesakan Allah dibangun atas tiga landasan pemikiran,

yaitu Wujudullah (keberadaan Allah), Wahddaniyatullah (keesaan Allah),

dan Rububiyatullah (ketuhanan Allah).

1. Arti dari Tauhidullah

Tauhidullah teriri dari 2 kata yaitu Tauhid dan Ullah, Menurut KBBI,

Tauhid memiliki arti kuat kepercayaannya bahwa Allah hanya satu, Kuatnya.

Sedangkan Ullah adalah Allah SWT. Jadi bisa dikatakan bahwa Tauhidullah memiliki

arti mengesakan Allah SWT, beribadah, memohon, tunduk hanya pada Allah

SWT.

2. Macam-macam Tauhid

1. Tauhid Rububiyah

Rububiyah berasal dari kata rabba-yarubbu yang artinya adalah sesuai dengan

fungsinya. Tauhid rububiyah berarti mengesakan Allah SWT sebagai pencipta,

pemilik, pemelihara, dan penguasa makhluk dan seluruh alam. Di Al

Qur'an, Allah SWT telah menyatakan pujian hanya bagi dirinya dan menyifatkan

DiriNya sebagai Rabb Alamin.

Firman Allah : Q.S Al Baqoroh : 21-22

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang

yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai

hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari

langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki

untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,

padahal kamu mengetahui.”

2. Tauhid Uluhiyah

16

Page 17: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

Adalah : Meyakini Allah sebagai satu-satunya sembahan, tujuan hidup, dan

beribadah hanya kepada Nya.

Firman Allah : Q.S Al Anbiya : 25

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami

wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,

maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".

3. Tauhid Asma’ wa Sifat

Adalah : beriman terhadap segala apa yang terkandung dalam Al-Qur'anul Karim

dan hadits shahih tentang sifat-sifat Allah dan tidak ada yang menyerupai dengan-

Nya.

Firman Allah : Q.S As Syuura : 11

(dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri

pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),

dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang

serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.

3. Keutamaan Tauhid

1. Firman Allah : Q.S Al An’am : 82

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka

itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

2. Sabda Rosulullah :

Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang. Cabang yang paling utama

adalah 'Laa Ilaaha Illallah'dan cabang paling rendah adalah menyingkirkan

kotoran dari jalan."(HR. Muslim)

Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan

utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam serta ruh

daripadaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga adalah benar adanya dan Neraka

17

Page 18: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

pun benar adanya maka Allah pasti memasukkannya ke dalam Surga, apapun

amal yang diperbuatnya.(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Wujudullah

Konsep mengesakan Allah dibangun atas tiga landasan pemikiran,

yaitu Wujudullah (keberadaan Allah),Wahddaniyatullah (keesaan Allah),

dan Rububiyatullah (ketuhanan Allah). Menanamkan benih pemikiran tauhid akan

sangat kondusif pada anak dalam usia pra sekolah dimana dalam fase itu daya

serap anak terhadap segala masukan -positif maupun negatif- sangatlah besar.

‘Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi. Aku ingin agar dikenal,

maka Aku menciptakan mahluk. Lalu Kuperkenalkan diriKu kepada mereka,

maka mereka mengenalKu’ (HR Tirmidzi).

18

Page 19: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

KESIMPULAN

Kesimpulannya, bahwa setap makhluk wajib meyakini bahwa Allah itu

ada. Konsep mengesakan Allah dibangun atas tiga landasan pemikiran,

yaitu Wujudullah (keberadaan Allah),Wahddaniyatullah (keesaan Allah),

dan Rububiyatullah (ketuhanan Allah). Setiap generasi dan aliran yang dianut

manusia setiap zaman juga melahirkan pandangan yang berbeda-beda tentang

Tuhan. Menurut umat islam juga ada beberapa pemikiran tentang Tuhan.

Metode pembuktian bahwa Tuhan itu ada telah dibuktikan dengan

beberapa metode, seperti metode pendekatan ilmiah, pendekatan secara alam, dan

astronomi, tetapi masih ada juga Ilmuwan yang menganggap bahwa alam semesta

itu terjadi dengan sendirinya.

Selain itu, pada materi ini juga membahas tentang peran fungsi keimanan

dan ketakwaan, baik itu dengan Allah maupun dengan sesama makhluk, ciri-ciri

orang yang beriman, dan keuntungan menjadi orang yang beriman.

Dibahas juga tentang wujudullah dan tauhidullah, dimana wujudullah ialah

mengesakan Allah tauhidullah adalah meyakini bahwa Allah itu ada. Dijelaskan

juga jenis-jenis tauhid.

19

Page 20: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

DAFTAR PUSTAKA

http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/

http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_Islam

http://hikmah.blog.uns.ac.id/2010/05/08/konsep-ketuhanan-dalam-islam/

http://arieshieddin.blogspot.com/2009/04/konsep-ketuhanan-dan-hakikat

manusia.html

http://kirliankid.wordpress.com/2010/04/02/konsep-ketuhanan-dalam-islam/

http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/11/makna-tauhid-kepada-allah-

tauhidullah/

http://www.isparmo.com/2006/02/tauhidullah.html

http://religionforheaven.blogspot.com/2009/09/tauhidullah.html

Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi

Umum. Jakarta. Departemen Agama RI

Ahmadi Abu, dkk. 1991. Dasar – Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Bumi

Aksara

Darajat, Zakiah, dkk. 1986. Dasar – Dasar Agama Islam. Jakarta. Departemen

Agama RI

http://www.isparmo.com/2006/02/tauhidullah.html

http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/11/makna-tauhid-kepada-allah-

tauhidullah/

20

Page 21: Agama Kel2 Konsep Ketuhanan

21