137
i AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK TUNARUNGU V-B DI SDLB NEGERI SALATIGA TAHUN 2019 Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) SKRIPSI OLEH : VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

i

AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI

ANAK TUNARUNGU V-B DI SDLB NEGERI SALATIGA

TAHUN 2019

Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

SKRIPSI

OLEH :

VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI

NIM. 43010-15-0079

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 2: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

ii

Page 3: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

iii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar Salatiga, 13 Juli 2019

Hal : Naskah Skripsi

a.n Sdri. Viola Diane de J P

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah

Instutut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya

kirimkan skripsi saudara:

Nama : Viola Diane de Johnnie Putri

NIM : 43010-15-0079

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

DIRI ANAK TUNARUNGU V-B DI SDLB NEGERI

SALATIGA TAHUN 2019

Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Dakwah agar

skripsi saudara tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatian Bapak kami

ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PEMBIMBING

Yahya, S.Ag., M.H.I.

NIP.197009152001121001

Page 4: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga50716

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Viola Diane de Johnnie Putri

NIM : 43010-15-0079

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Tanggal UJian : 6 Agustus 2019

Judul Skripsi : AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

DIRI ANAK TUNARUNGU DI SDLB NEGERI SALATIGA

TAHUN 2019

Panitia Munaqosyah Skripsi

1. Ketua Sidang : Dr. Mukti Ali, M.Hum ________________

2. Sekretaris : Yahya, S.Ag., M.H.I. ________________

3. Penguji I : Dr. Achmad Maimun, M. Ag

4. Penguji II : Dra. Maryatin, M. Pd. ________________

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

Dr. Mukti Ali, M.Hum

NIP.197509052001121001

Page 5: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

v

PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Viola Diane de Johnnie Putri

NIM : 43010-15-0079

Fakultas : Dakwah

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

DIRI ANAK TUNARUNGU V-B DI SDLB NEGERI

SALATIGA TAHUN 2019

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip/dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Salatiga, 13 Juli 2019

Yang Menyatakan

Viola Diane de J P

43010-15-0079

Page 6: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

vi

MOTTO

Ambillah waktu untuk merencanakan, tetapi jika tiba waktunya untuk bertindak

maka berhentilah berfikir dan maju terus, karena penghalang terbesar untuk

meraih kesuksesan adalah ketakutan untuk menghadapi

(Merry Riana)

Janganlah menyerah selama kita bisa melakukan berbagai hal, karena kita hanya

akan benar-benar kalah ketika berhenti berusaha

(Viola Diane de Johnnie Putri)

Page 7: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya,

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Mama tercinta Ibu Dessy Iriani, SE yang sudah mendidik, membimbing,

mengingatkan, dan motivator terbesar dalam hidupku, terima kasih untuk

segalanya doa yang terus mengalir, kasih sayang, pengorbanan yang tak kenal

lelah, tetesan keringat yang menghantarkanku hingga sekarang ini dan

kesabaran yang begitu besar.

2. Papa Johhnie Prihanto, S.Sn yang sudah mendidikku dimasa kecil. Walaupun

kini kita sudah tidak bisa hidup bersama sebagai keluarga yang utuh, namun

engkau tetaplah bagian dari hidupku.

3. Adik-adikku tersayang, James, Camila, dan Kevin yang secara tidak langsung

menjadi sumber penyemangatku.

4. Dwi Nugroho yang selalu membantuku, menyemangatiku dan menemaniku

dari awal pembuatan skripsi ini hingga selesai.

5. Bapak Imam Hanafi dan Ibu Suningsih yang selalu mengingatkan dan

mendukung pembuatan skripsi ini.

6. Bapak Yahya, S.Ag., M.H.I. selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

viii

7. Jajaran Komisi Pemilihan Umum Salatiga dan teman-teman seperjuangan

yang telah memberikan pengalaman dan pembelajaran selama dua bulan

penulis bekerja.

8. Jajaran Pemerintahan Kota Yogyakarta bagian Humas dan Protokol yang

telah memberikan pengalaman dan pengetahuan selama kegiatan

Pengembangan Profesi lapangan (PPL).

9. Teman-teman terdekat yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, Uswa, Uut, Rita, dan Machbub.

10. Untuk teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015

dan teman-teman bidikmisi angkatan 2015.

11. Untuk teman-teman KPI 2015 konsentrasi Public Relations.

12. Teman-teman seperjuangan PPL di Pemkot Yogyakarta, Indri, Nona, Bira,

dan Nana.

13. Mbak Puji Lestari KPI 2014 yang selalu saya tanyai tentang skripsi.

14. Teman-teman HMI Cabang Salatiga terutama Komisariat Lafran Pane yang

telah memberikan ruang untuk belajar selain di kampus.

15. Untuk keluarga Racana dan Brigsus yang telah memberikan banyak

pembelajaran berharga.

16. Untuk keluarga Teater Getar yang telah memberikan ruang berkreasi.

17. Keluarga baru yang saya dapatkan ketika KKN 2019

18. Orang-orang yang selalu tanya kapan skripsi ini selesai dan kapan diwisuda.

Page 9: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

ix

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الرحىم

Al-Hamdu li Allāh rabbi al-ālamīn segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia Nya sehingga

penulis dapat melewati proses dalam penyusunan skripsi, dan berhasil

menyelesaikan skripsi dengan judul “Aktivitas Komunikasi Verbal dan

Nonverbal Orang Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga Tahun 2019” guna memenuhi tugas

akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad

Saw yang telah menghantarkan kita dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang

terang benderang seperti sekarang ini, serta yang telah membimbing kita ke jalan

yang lurus, yakni agama Islam. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang

mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat kelak. Āmīn.

Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan, motivasi dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan banyak terimakasih yang tiada terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Salatiga.

3. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Komunikasi

Penyiaran Islam.

Page 10: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

x

4. Bapak Dr. Sa’adi, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

senantiasa membimbing saya dengan sangat baik.

5. Bapak Yahya, S. Ag., M.H.I. selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus

pemberi motivasi dan pengarahan sampai selesainya penulisan skrispsi

ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf IAIN Salatiga yang telah memberikan

pendidikan, bimbingan, pengarahan dan pengetahuan serta dukungan dan

motivasi yang begitu luar biasa.

7. Bapak/Ibu staf akademik Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Yuliani, Bapak Daryanto, Bapak Tukijan, Ananda Zaki, Ananda

Zahra, dan Ananda Khoirul, yang telah berkenan dan bersedia menjadi

informan dalam penelitian ini.

9. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Besar harapan penulis semoga semua perbuatan baik dapat diterima dan

diridhoi Allah Swt. Tak lupa selain itu, penulis selalu mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan.

Page 11: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xi

Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya serta bagi para pembaca pada umunya. Āmīn Yā Robba al-

ālamīn.

Salatiga, 13 Juli 2019

Penulis

Viola Diane de J P

43010-15-0079

Page 12: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xii

ABSTRAK

Putri, Viola Diane de Johnnie. 2019. Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Orang Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarungu V-B di

SDLB Negeri Salatiga Tahun 2019. Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

Kata Kunci: Aktivitas, Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Anak Tunarungu

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana

aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga. 2) Bagaimana

strategi komunikasi orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga. 3) Apa saja faktor penghambat orang

tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri

Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan pendekatan

komunikasi yang menggunakan komunikasi antar pribadi dan teori interaksi

simbolik. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi, hasil data dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Aktivitas komunikasi yang

dilakukan oleh orang tua dan anak tunarungu menggunakan dua bentuk

komunikasi yaitu komunikasi verbal berupa komunikasi secara langsung saling

berbincang-bincang dengan bantuan isyarat gerakan bibir dan komunikasi

nonverbal ketika menyentuh atau menepuk anak tunarungu saat orang tua ingin

berbicara. 2) Strategi komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu adalah dengan melakukan

pendekatan komunikasi tatap muka serta selalu memberikan motivasi. 3)

Hambatan pada aktivitas komunikasi orang tua dalam meningkatkan kepercayaan

diri anak tunarungu, yaitu anak tunarungu tidak mampu menangkap secara cepat

pesan atau informasi yang diberikan karena keterbatasan yang dimilikinya. Peran

orang tua sangat berarti bagi anak tunarungu dalam mendidik atau membina anak

tunarungu yang membutuhkan kesabaran dengan melihat keterbatasan yang

dimiliki oleh anak tunarungu.

Page 13: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................................ xii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

E. Penegasan Istilah .............................................................................. 7

F. Kerangka Berfikir ............................................................................ 10

Page 14: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xiv

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 16

B. Landasan Teori ................................................................................ 23

BAB III METODOLIGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................... 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 48

C. Fokus Penelitian ............................................................................... 49

D. Sumber dan Jenis Data ..................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 51

F. Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 53

G. Teknik Validitas Data ...................................................................... 56

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa (SLB) Salatiga ................... 60

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian ...................................................... 64

2. Gambaran Umum Informan ....................................................... 65

3. Temuan Penelitian ..................................................................... 68

C. Pembahasan

1. Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dan

Anak Tunarungu ........................................................................ 75

Page 15: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xv

2. Strategi Komunikasi Orang Tua Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Anak Tunaruungu ......................................... 77

3. Faktor Penghambat Orang Tua Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Anak Tunarungu ........................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 119

Page 16: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 11

Page 17: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Informan ....................................................................................... 51

Tabel 4.1 Gambaran Umum Informan .................................................................. 57

Page 18: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Dalam kehidupan sehari–hari manusia selalu melakukan aktivitasnya dengan

berinteraksi sesamanya. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya

aktivitas– aktivitas sosial. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai

pada saat itu. Manusia saling menegur, berjabat tangan, saling bicara atau

bahkan berkelahi. Aktivitas tersebut merupakan bentuk adanya interaksi sosial.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih,

komunikasi sudah menjadi bagian penting dalam berinteraksi, menegaskan

bahwa manusia akan selalu berkomunikasi satu dengan yang lainya baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Interaksi sosial akan tercipta dengan adanya proses komunikasi, baik

secara verbal (bahasa) maupun nonverbal (simbol, gambaran, atau media

komunikasi lainnya). Komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

manusia, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan. Kata komunikasi atau communication dalam

bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”.

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan

dianut secara sama (Mulyana, 2010:46).

Page 19: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

2

Komunikasi merupakan kegiatan dasar manusia yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari. Mulyana dalam Dasrun (2012:24) mendefinisikan

komunikasi sebagai usaha untuk membangun kebersamaan pikiran tentang

suatu makna atau pesan yang dianut secara bersama. Manusia tidak akan

menemukan kehidupan yang baik tanpa komunikasi sesamanya. Hal ini

disebabkan karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu,

komunikasi adalah penjembatan agar manusia dapat saling berhubungan.

Komunikasi merupakan penyampaian informasi kepada seseorang

dengan harapan dapat dengan mudah dalam menyampaikan dan menerima

pesan. Komunikasi sangat berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Proses penyampaian komunikasi melalui pikiran atau perasaan seseorang

kepada orang lain bisa menggunakan lambang (symbol) sebagai media.

Salah satu jenis komunikasi yang sering terjadi adalah komunikasi

interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Oleh karena itu, tidak

mengherankan apabila banyak orang yang menganggap bahwa komunikasi

interpersonal mudah dilakukan semudah orang berjalan dan tidur. Komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pribadi yang satu

dengan pribadi yang lain. Dalam jenis komunikasi ini, unsur pribadi terlibat

secara utuh antara satu dengan lainnya dalam penyampaian dan penerimaan

pesan secara nyata. Komunikan dan komunikator tidak hanya memperhatikan

pada isi pesan tetapi juga memperhatikan kadar hubungan antara pribadi

(Diana, 2016:27).

Page 20: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

3

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan melalui dua bentuk

komunikasi yaitu komunikasi yang bersifat verbal dan komunikasi yang

bersifat nonverbal. Komunikasi yang bersifat verbal dilakukan dengan cara

lisan atau dengan kata-kata. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan

proses komunikasi dimana pesan tidak disampaikan menggunakan kata-kata,

namun melalui gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan simbol-simbol.

Pencapaian keberhasilan seseorang tentu membutuhkan peran keluarga

sebagai pendukungnya. Komunikasi yang baik akan mendukung proses

tercapainya kesuksesan keluarga. Keterbukaan dalam berkomunikasi inilah

yang biasanya menciptakan keberhasilan pada keluarga. Bagaimana seseorang

berkomunikasi antar anggotanya akan menghasilkan rasa saling memahami

serta membetuk rasa percaya diri agar kedepannya menjadi pribadi yang lebih

baik. Pada dasarnya di dalam suatu keluarga akan ada aktivitas antar

anggotanya yang berhubungan dengan adanya dorongan, alasan atau kemauan.

Begitu pula kehendak untuk membina dan menjalin hubungan interpersonal

juga dilandasi oleh adanya dorongan tertentu.

Panca indera memiliki peranan penting dalam jalinan komunikasi antar

manusia. Apabila salah satu indera tidak ada, manusia akan sulit menjalin

komunikasi, misalnya pendengaran atau biasa disebut tunarungu. Tunarungu

adalah keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak

dapat menangkap berbagai rangsangan, sehingga mengalami hambatan dalam

perkembangan bahasa. Perlu adanya penanaman sikap positif pada orang tua

agar anak tunarungu dapat berkembang dan mencapai potensi yang

Page 21: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

4

dimilikinya. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa anak, yang pertama

kali didapat dari keluarga, khususnya pengasuh utama (Tubbs & Moss,

2008:219).

Anak yang mengalami tunarungu bukan hanya kehilangan kemampuan

pendengarannya, akan tetapi anak tunarungu juga kehilangan kemampuannya

dalam berbicara. Sehingga hal ini membuat anak tunarungu sulit dalam

menerima atau mencerna secara cepat apa yang disampaikan oleh orang-orang

disekitarnya. Hal ini disebabkan karena anak tunarungu kurang memiliki

pemahaman informasi verbal atau kekurangan bahasa sehingga ia tidak mampu

mengekspresikan apa yang didengar, akibatnya anak akan sulit menerima

materi yang bersifat abstrak, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan

pemahaman suatu konsep pada anak yang mengalami kehilangan pendengaran.

Seringkali ketunarunguan dianggap ketunaan yang paling ringan dan kurang

mengundang simpati dibandingkan dengan ketunaan lainnya. Padahal,

ketunarunguan merupakan gangguan atau ketunaan yang berat dan dapat

mengakibatkan keterasingan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses komunikasi di dalam keluarga merupakan hal yang sangat

penting dimana orang tua mempunyai peran penting dalam proses belajar anak.

Bagi anak berkebutuhan khusus seperti tunarungu, diperlukan peran

komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak. Orang tua sebagai

pengasuh utama harus mampu menyampaikan pesan kepada anak dengan baik.

Orang tua juga diharapkan untuk terus berupaya mengembangkan cara

berinteraksi dan berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima

Page 22: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

5

dan dipahami oleh anak tunarungu. Selain itu, anak tunarungu juga

memerlukan bantuan orang tua untuk membangun rasa percaya diri agar

mereka mampu berinteraksi secara nyaman di masyarakat hingga nantinya

anak mampu hidup membaur bersama masyarakat normal lainnya sebagai

individu dengan keterbatasan diri yang mampu hidup mandiri tanpa

ketergantungan orang lain.

Orang tua sebagai pengasuh utama anak juga bertanggung jawab dalam

hal pendidikan anaknya. Pada umumnya anak berkebutuhan khusus

ditempatkan di sekolah khusus yang mampu menunjang pendidikannya, yaitu

Sekolah Luar Biasa (SLB). Sekolah Luar Biasa Negeri Salatiga adalah

lembaga pendidikan negeri di Kota Salatiga bagi anak berkebutuhan khusus

seperti anak tunarungu. SLB Negeri Salatiga menyelenggarakan pelayanan

pendidikan jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Fokus penelitian

yang peneliti bahas adalah anak SD kelas V di SDLB Negeri Salatiga. SD

adalah masa seseorang tumbuh dari anak-anak menuju remaja, dalam hal ini

adalah anak kelas V SD. Anak kelas V SD adalah anak yang berada dalam

masa pertumbuhan yang sedang senang-senangnya bermain dengan teman-

teman sebayanya. Kelas V SD adalah masa kepercayaan diri sangat dibutuhkan

untuk memasuki peralihan ke masa remaja. Anak tunarungu pada tingkat

Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri Salatiga

masuk ke dalam kategori kelas B.

Penelitian ini ingin melihat mengenai bentuk pesan dalam komunikasi

verbal dan nonverbal yang digunakan orang tua dan anak tunarungu dalam

Page 23: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

6

aktivitas komunikasinya. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih jauh mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk membahas lebih lanjut hal tersebut, yang dituangkan dalam

skripsi dengan judul “Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang

Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarungu V-B di

SDLB Negeri Salatiga Tahun 2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan

anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga?

2. Bagaimana strategi komunikasi orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga?

3. Apa saja faktor penghambat orang tua dalam meningkatkan kepercayaan

diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang ada, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan

anak tunarungu.

Page 24: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

7

2. Mengetahui strategi komunikasi orang tua dengan anak dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu.

3. Mengetahui faktor penghambat orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teori

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah

keilmuan dalam bidang komunikasi, khususnya yang terkait dengan

komunikasi interpersonal, baik verbal dan nonverbal.

2. Secara Praktis

Manfaat secara praktis antara lain:

a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada orang tua agar dapat meningkatkan kepercayaan diri

anaknya, terutama bagi orang tua yang memiliki anak tunarungu.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi pedoman mengenai

aktivitas komunikasi verbal dan non verbal orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu

E. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang

aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam meningkatkan

Page 25: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

8

kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga Tahun 2019,

maka peneliti perlu memberikan penegasan dan penjelasan sebagai berikut :

1. Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan,

kegiatan-kegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang

dilaksanakan tiap suatu organisasi atau lembaga (Dep. Pendidikan dan

Kebudayaan, 2005:23). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali

aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia. Aktivitas

tidak hanya sekedar kegiatan, akan tetapi aktivitas dipandang sebagai

usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan. Dalam penelitian ini, aktivitas

yang dimaksud adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari antara orang tua dan anak tunarungu.

2. Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara

pengirim pesan dengan penerima pesan, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

komunikasi verbal dan nonverbal antara orang tua dan anak tunarungu.

3. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan tulisan

ataupun lisan. Bentuk komunikasi ini membutuhkan alat berupa bahasa

yang outputnya berupa ucapan atau tulisan kata-kata. Komunikasi verbal

efektif selama orang yang berinteraksi mengerti bahasa yang digunakan.

4. Komunikasi Nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan

bahasa secara langsung. Hal seperti lambaian tangan untuk menyatakan

selamat tinggal adalah contoh yang paling sederhana. Dalam peneltian ini

Page 26: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

9

komunikasi nonverbal seperti bahasa isyarat anak tunarungu kepada orang

tuanya.

5. Orang tua adalah ayah ibu kandung atau ayah ibu yang dikenal pertama

kali oleh putra putrinya. Orang tua adalah bagian dari keluarga, atau yang

identik dengan orang membimbing anak dalam lingkungan keluarga.

Orang tua dalam penelitian ini bisa ayah maupun ibu yang memiliki

aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal dengan anak tunarungu.

6. Meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna

proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah, dan tahap

akhir atau tahap puncak. Sedangkan “meningkatkan” yang peneliti

maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kepercayaan diri

anak tunarungu, dari yang belum merasa percaya diri menjadi percaya diri

ataupun yang sudah percaya diri menjadi lebih percaya diri.

7. Percaya diri merupakan adanya sikap individu yang yakin pada

tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannnya, dan tidak

terpengaruh oleh orang lain. Percaya diri yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah tidak merasa minder ketika bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungan sekitar.

8. Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan

kemampuan mendengar.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga

Page 27: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

10

adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan

dengan penerima baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu

kumpulan yang sedarah yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anaknya (tunarungu) yang bersekolah di SDLB Negeri

Salatiga.

F. Kerangka Berpikir

Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sebuah komunikasi, baik yang

bersifat verbal maupun nonverbal. Komunikasi itu sendiri berlangsung dalam

berbagai konteks, mulai dari komunikasi intrapersonal, komunikasi

interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi sampai dengan

komunikasi massa. Masing-masing konteks memiliki karakteristik unik yang

semuanya menghendaki adanya efektivitas dalam prosesnya (Suciati, 2017:1).

Komunikasi interpersonal adalah sebuah bentuk komunikasi yang

terdiri dari dua orang dengan hubungan yang mantap, hubungan personal yang

saling menguntungkan, serta adanya kesadaran dari masing-masing partisipan

untuk berpikir positif tentang hubungan mereka. Hubungan interpersonal ini

dapat terwujud dalam hubungan orang tua dengan anaknya ataupun guru

dengan siswanya.

Mc Leod dan Chaffee memfokuskan studi mereka pada bagaimana

lingkungan komunikasi anak-anak itu lebih ditekankan pada pandangan

mereka tentang realitas sosial. Kedudukan itu telah disesuaikan bahwa anak-

anak belajar suatu gaya komunikasi melalui pengulangan dari interaksi mereka

Page 28: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

11

dengan teman sebaya, guru, dan orang tua mereka. Gaya komunikasi itu anak-

anak pertahankan kemudian membentuk suatu struktur pengalaman interaksi

interpersonal. Struktur dari pengalaman interaksi interpersonal anak tersebut

membantu mendefinisikan kepribadian mereka, bagaimana mereka akan

mempersepsi, bereaksi, dan menghadapi situasi kehidupan (Djamarah,

2004:150).

Kerangka befikir atau kerangka penalaran logis yang digunakan untuk

meneliti ”Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang tua Dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarungu V-B di Sekolah Dasar Luar

Biasa (SDLB) Negeri Salatiga Tahun 2019” juga dapat dijabarkan dalam bagan

sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR

KOMUNIKASI VERBAL

DAN NON VERBAL

ANAK TUNARUNGU ORANG TUA

STRATEGI

KOMUNIKASI

INTERAKSI SIMBOLIK

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI

Page 29: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

12

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata,

baik lisan maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam

hubungan antarmanusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan,

emosi, maupun gagasan.

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata. Komunikasi

ini dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda, dan tindakan. Bahasa tubuh berupa

raut wajah, gerak tangan, dan gerak-gerik tubuh yang mengungkapkan

perasaan, isi pikiran, dan kehendak seseorang. Tanda dalam komunikasi

nonverbal dapat berupa bendera, rambu-rambu, dan aba-aba. Tindakan

sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat

menghantarkan makna, misalnya menggebrak meja dalam pembicaraan

ataupun menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah.

Komunikasi verbal dan nonverbal yang dimaksud dalam bagan

kerangka berfikir adalah mengenai aktivitas komunikasi antara orang tua dan

anak tunarungu dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua sebagai pengasuh

utama harus mampu menyampaikan pesan kepada anak dengan baik. Orang tua

juga diharapkan untuk terus berupaya mengembangkan cara berinteraksi dan

berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh

anak tunarungu.

Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan dan upaya

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada saat berkomunikasi, komunikator

harus bisa membuat strategi komunikasi terlebih dahulu agar pesan yang

disampaikan bisa mencapai target komunikasi yang diinginkan. Dalam

Page 30: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

13

penelitian ini yang dimaksud dari strategi komunikasi adalah upaya orang tua

dalam berkomunikasi dengan anak tunarungu untuk meningkatkan

kepercayaan diri.

Teori interaksionisme simbolik merupakan teori yang memiliki asumsi

bahwa manusia membentuk makna melalui proses komunikasi. Teori ini

menyatakan bahwa manusia berinteraksi satu dengan yang lain tidak secara

langsung, melainkan melalui simbol-simbol. Teori ini menitikberatkan

perhatiannya pada interaksi antarindividu. Menurut teori ini, konsep tentang

masyarakat, lembaga sosial, maupun negara hanyalah konseptual saja dalam

arti hanyalah istilah akademik. Hal yang penting dalam sosiologi adalah

interaksi antaraindividu dan lingkungan dimana mereka berada (Andreas,

2008:16).

Simbol-simbol ini sebagian besar berupa kata-kata, baik lisan maupun

tulisan. Kata tidak lain hanyalah sekedar bunyi dan belum mempunyai arti

tertentu yang melekat pada kata itu sendiri. Kata atau bunyi tertentu tersebut

baru memiliki arti setelah masyarakat atau sekelompok orang sepakat

memberikan arti dari kata atau bunyi tersebut. Bunyi dan tulisannya sama, akan

tetapi jika berada pada masyarakat yang berbeda akan memberikan arti atau

makna yang berbeda (Andreas, 2008:16).

Teori interaksi simbolik memiliki hubungan terhadap komunikasi

verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu. Orang tua dan anak

tunarungu akan saling berinteraksi melalui simbol-simbol dan saling

Page 31: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

14

membentuk makna sehingga akan bertemu pada satu titik paham. Simbol-

simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, baik lisan maupun tulisan.

Orang tua sebagai pengasuh utama anak secara tidak langsung adalah

tempat utama dalam membentuk kepribadian anak. Aktivitas komunikasi

sehari-hari antara orang tua dan anak sangat berpengaruh terhadap

pembentukan pola pikir si anak. Anak tunarungu yang memiliki keterbatasan

fisik dalam mendengar dan berbicara mungkin saja bisa minder dalam

pergaulan dengan anak-anak normal sebayanya.

Berdasarkan gambar bagan di atas, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah komunikasi antara orang tua dengan anaknya yang

berkebutuhan khusus (tunarungu) dapat meningkatkan kepercayaan diri anak

agar mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

G. Sistematika Penulisan.

Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis mencoba menyusun

penelitian ini secara sistematis. Pembahasan penelitian terdiri dari 5 bab,

masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, bagian pendahuluan menjelaskan kepada

pembaca mengapa dan bagaimana penulisan skripsi itu dikerjakan, dan

berfungsi sebagai petunjuk kerja, yang isinya terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah,

kerangka berpikir, dan sistematika penulisan.

Page 32: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

15

BAB II : Kajian Pustaka dan Landasan Teori, kajian pustaka

menjelaskan penelitian-penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan

penelitian yang akan dilakukan, sedangkan landasan teori memuat definisi

tentang komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi orang tua dan anak,

meningkatkan kepercayaan diri, dan anak tunarungu.

BAB III : Metode Penelitian, bab ini menjelaskan mengenai jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan

data, teknik analisis data, dan teknik validitas data.

BAB IV : Hasil Dan Pembahasan, bab ini berisi hasil temuan dan

pembahasan dari penelitian yang sudah dilakukan yakni tentang komunikasi

orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu di SDLB

Negeri Salatiga.

BAB V : Penutup, bab ini memuat kesimpulan uraian yang telah

dipaparkan sebelumnya terutama temuan hasil penelitian untuk kemudian

diajukan saran-saran.

Page 33: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah melakukan

penelusuran dan kajian dari berbagai sumber atau referensi yang memiliki

kesamaan topik atau relevansi terhadap penelitian ini. Berikut adalah karya

tulis ilmiah yang relevan dengan penelitian ini:

Jurnal inject Muslih Aris Handayani yang berjudul Komunikasi Anak

Tunarungu Dengan Bahasa Isyarat di SLB B Yakut Purwokerto. Jurnal ini

menjelaskan model komunikasi anak tunarungu di SLB B Yakut Purwokerto

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil peneltian menunjukan

dalam berkomunikasi, anak-anak SLB B mengutamakan bahasa verbal (oral)

dan nonverbal (isyarat). Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada

penelitian ini terdapat pada objek penelitian, yaitu anak tunarungu. Sedangkan

perbedaannya terdapat pada fokus pembahasannya, dalam penelitian ini fokus

membahas komunikasi anak tunarungu dengan bahasa isyarat, akan tetapi

dalam penelitian yang akan dilakukan fokus pembahasannya adalah mengenai

aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu.

Jurnal Rahmat Aulia dan Ade Irma mahasiswa FISIP Universitas Syiah

Kuala yang berjudul Strategi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak

Page 34: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

17

Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Penyandang Disabilitas. Jurnal

ini berisi bagaimana strategi komunikasi interpersonal orang tua dalam

meningkatkan rasa percaya diri anak penyandang disabilitas kategori

tunagrahita, serta untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat

yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan rasa percaya diri anak

penyandang disabilitas kategori tunagrahita. Teori yang digunakan pada

penelitian ini adalah teori Perencanaan Charles Berger dalam merencanakan

komunikasi. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara

dengan orang tua yang mempunyai anak disabilitas kategori tunagrahita. Hasil

penelitian diperoleh bahwa orang tua menggunakan teori perencanaan yang

dikemukakan Charles Berger, dengan terlebih dahulu menetapkan rencana-

rencana sebagai gambaran untuk langkah- langkah atau kegiatan komunikasi

yang akan dilakukan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian ini

mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan. Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada bagaimana

komunikasi orang tua dan anak dalam meningkatkan rasa percaya diri anak

penyandang disabilitas. Sedangkan perbedaannya terdapat pada orang yang

dipengaruhi, dalam penelitian ini komunikasi orang tua dan anak disabilitas

kategori tunagrahita, akan tetapi dalam penelitian yang akan dilakukan adalah

komunikasi orang tua dan anak disabilitas kategori tunarungu.

Jurnal Darsono Wisadirana, Reza Safitri, dan Sinta Swastikawara dosen

FISIP UB Malang yang berjudul Strategi Komunikasi Guru Dalam Mengasah

Page 35: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

18

Kemampuan Komunikasi Pada Murid Tunarungu. Jurnal ini berisi bagaimana

strategi komunikasi guru dalam mengasah kemampuan komunikasi murid

tunarungu SDLB kelas B, serta mengidentifikasi keadaan murid yang

dilakukan oleh guru SDLB-B terhadap kebutuhan mendasar murid tunarungu

yang mereka bimbing. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori

Komunikasi Interpersonal dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil dari

penelitian ini diketahui bahwa guru menggunakan identifikasi sebagai dasar

untuk membuat strategi komunikasi. Strategi komunikasi yang membentuk

hubungan interpersonal dan diikuti dengan komunikasi pembelajaran untuk

siswa tunarungu. Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada penelitian ini

terdapat pada orang yang dipengaruhi dan diidentifikasi, yaitu anak tunarungu

SDLB-B. Sedangkan perbedaannya terdapat pada fokus penelitian, dalam

penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi guru dalam mengasah

kemampuan komunikasi siswa tunarungu, akan tetapi penelitian yang akan

dilakukan berfokus pada aktivitas komunikasi orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu. Lalu juga terdapat perbedaan pada orang

yang mempengaruhi, dalam penelitian ini yang mempengaruhi adalah guru,

sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan yang mempengaruhi adalah

orang tua.

Jurnal Novita Wuwungan mahasiswi Ilkom FISIP-UNMUL yang

berjudul Peran Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa Tunarungu Dalam

Meningkatkan Sikap Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah

Page 36: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

19

Pembina Luar Biasa Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk

memahami peran komunikasi interpersonal guru dan siswa tunarungu dalam

meningkatkan sikap kemandirian anak berkebutuhan khusus di sekolah

pembina luar biasa Provinsi Kalimantan Timur, serta mengetahui faktor

penghambat dalam komunikasi interpersonal guru dengan siswa tunarungu

dalam meningkatkan sikap kemandirian siswa tunarungu. Metode penelitian

yang digunakan adalah kualitatif deksriptif. Hasil yang didapat dari penelitian

ini adalah komunikasi yang digunakan oleh guru secara interpersonal dalam

interaksi bagi siswa tunarungu menggunakan komunikasi interpersonal non

verbal dan juga lebih mengarahkan ke arah keterampilan yang berpengaruh

terhadap siswa sehingga siswa diharapkan mampu menjadi lebih mandiri.

Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada orang

yang dipengaruhi, yaitu anak tunarungu. Sedangkan perbedaannya terdapat

pada fokus penelitian, dalam penelitian ini berfokus pada peran komunikasi

interpersonal guru dan siswa tunarungu dalam meningkatkan sikap

kemandirian anak berkebutuhan khusus, akan tetapi penelitian yang akan

dilakukan berfokus pada aktivitas dan strategi komunikasi orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu.

Skripsi Rahmah Giassari yang berjudul Proses Komunikasi

Interpersonal Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarungu (Studi

Kasus Orang Tua dan Anak di Depok). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

secara mendalam proses komunikasi interpersonal orang tua dalam

Page 37: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

20

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah

dalam melakukan komunikasi interpersonal, orang tua menyusun pesan

dengan menggunakan sikap keterbukaan sebagai pendidik dan teman, sebagai

pendidik orang tua menyampaikan informasi kepada anak tunarungu secara

real dan transparan tetapi orang tua harus memilah cara penyampaiannya,

sebagai teman orang tua secara intens mengajak anak untuk menceritakan

perihal kehidupan anak tunarungu. Penelitian ini mempunyai beberapa

kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada bagaimana komunikasi orang tua

dan anak tunarungu dalam meningkatkan kepercayaan diri. Sedangkan

perbedaannya terdapat pada fokus penelitian, dalam penelitian ini berfokus

pada komunikasi interpersonal, akan tetapi penelitian yang akan dilakukan

berfokus pada aktivitas dan strategi komunikasi orang tua dan anak.

Skripsi Yusuf Nur Setiyawan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Komunikasi Interpersonal Antara

Guru dan Murid Penyandang Autis Dalam Membentuk Kepercayaan Diri

Siswa di SLB YKAB Surakarta Tingkat Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui proses komunikasi interpesonal guru untuk membuat murid

penyandang autis meningkatkan kepercayaan diri, dan mencari hambatan yang

dialami guru dalam membuat murid dapat percaya diri. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil

penelitian ini menunjukan komunikasi interpersonal guru pada murid lebih

Page 38: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

21

mengutamakan pemberian pesan yang positif agar anak muncul rasa percaya

dirinya, guru juga menggunakan sentuhan pada anak yang kesulitan untuk

percaya diri agar murid merasa tenang dan tidak menjadi tegang, pendekatan

menggunakan hati adalah salah satu kunci utama dalam memahami murid autis

untuk membuatnya menjadi percaya diri. Penelitian ini mempunyai beberapa

kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada fokus penelitian meningkatkan

kepercayaan diri anak di SLB tingkat Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaannya

terdapat pada orang yang mempengaruhi dan dipengaruhi, dalam penelitian ini

membahas tentang komunikasi guru dan murid penyandang autis, akan tetapi

penelitian yang akan dilakukan membahas tentang komunikasi orang tua dan

anak tunarungu.

Skripsi Mirsan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Alauddin

Makassar yang berjudul Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di

Kabupaten Bulukumba. Skripsi ini berisi tentang bagaimana komunikasi

antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu dan

faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

tunarungu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadai guru dalam

meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Negeri Kab. Bulukumba dengan pendekatan komunikasi antarpribadi yang

Page 39: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

22

digunakan oleh guru yang diterpakan dalam metode seperti simbol, gerak

tubuh, peran, dan peraturan. Selain itu juga menerapkan bentuk komunikasi

non verbal yang digabungkan dengan komunikasi verbal, adapun faktor

penghambatnya yaitu kurangnya ruangan, tidak mampu meniru model bahasa

yang diucapkan dan tidak dapat menangkap kata-kata abstrak serta sarana dan

prasarana yang kurang memadai. Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan

dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada

penelitian ini terdapat pada fokus penelitian tentang bagaimana meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu. Sedangkan perbedaannya terdapat pada pada

orang yang mempengaruhi, dalam penelitian ini yang mempengaruhi adalah

guru, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan yang mempengaruhi

adalah orang tua.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini mempunyai perbedaan yang

nyata dari penelitian-penelitian terdahulu yaitu pada penelitan yang telah

dilakukan berfokus pada komunikasi interpersonal guru untuk meningkatkan

rasa percaya diri siswa tunarungu, strategi komunikasi guru dalam

menumbuhkan kemandirian siswa disabilitas, dan lain sebagainya. Sedangkan

pada penelitian ini berfokus pada aktivitas dan strategi komunikasi orang tua

dan anak tunarungu sehari-hari untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Kesamaan pada penelitian ini terletak pada komunikasi interpersonal sebagai

salah satu media untuk memotivasi seseorang agar lebih baik dari sebelumnya.

Page 40: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

23

B. Landasan Teori

1. Aktivitas

Menurut Anton M. Mulyono (2001:26), aktivitas artinya “kegiatan

atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan

terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau

kesibukan yang dilakukan manusia. Namun berarti atau tidaknya kegiatan

tersebut bergantung pada individu tersebut karena aktivitas bukan hanya

sekedar kegiatan. Aktivitas merupakan usaha untuk mencapai sesuatu atau

memenuhi kebutuhan. Aktivitas juga dapat diartikan sebagai kegiatan,

kesibukan, atau kerja sama yang dilakukan oleh setiap individu maupun

kelompok dengan tujuan menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal antara orang tua dan

anak merupakan salah satu indikator adanya kegiatan komunikasi sehari-

hari antara orang tua dan anak.

2. Komunikasi

Istilah Komunikasi berasal dari bahasa inggris “communication”

dan bahasa latin “communicatio” yang berarti sama, sama disini adalah

sama makna. Artinya, tujuan dari komunikasi adalah untuk membuat

persamaan antara sender atau pengirim pesan dan receiver atau penerima

pesan. Keberhasilan komunikasi ditandai oleh adanya persamaan presepsi

terhadap makna atau membangun makna (construct meaning) secara

bersama pula. Berlangsungnya komunikasi juga menyebabkan terjadinya

Page 41: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

24

hubungan antara penyampai pesan dengan penerima pesan (Dasrun,

2012:2).

Berdasarkan paparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat,

perilaku baik langsung maupun tidak langsung.

Komunikasi dapat dijabarkan ke dalam berbagai cabang komunikasi,

dalam pembahasan ini misalnya komunikasi interpersonal. Komunikasi

interpersonal merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima

oleh orang lain dengan adanya umpan balik. Dalam komunikasi

interpersonal, komunikan dan komunikator tidak hanya memperhatikan

pada isi pesan tetapi juga memperhatikan kadar hubungan antar pribadi.

Komunikasi interpersonal merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan

kegiatan yang terjadi secara terus menerus atau bisa dibilang merupakan

suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam

komunikasi interpersonal selalu dalam keadaan berubah, yakni para

pelaku, pesan maupun lingkungannya.

Dalam komunikasi antarpribadi terdapat komunikasi verbal dan

nonverbal, yaitu sebagai berikut:

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-

kata, baik lisan maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak dipakai

dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka

Page 42: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

25

mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud

mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta

menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling

berdebat dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal, bahasa

memegang peranan penting (Agus, 2003:22).

Unsur penting dalam komunikasi verbal, dapat berupa kata dan

bahasa. Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Makna kata

tidak ada pada pikiran orang. Seringkali kita mencoba membuat

kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan

kata. Kata-kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah

disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional

dan harus ‘dibagi’ (share) diantara orang-orang yang terlibat dalam

komunikasi tersebut.

Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang

berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang

digunakan adalah bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun

elektronik. Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat hubungannya dalam

menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk

mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar

sesama, dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Komunikasi verbal ada beberapa jenis, yaitu:

Page 43: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

26

1) Berbicara dan Menulis

Berbicara ialah komunikasi verbal-vokal, sedangkan

menulis ialah komunikasi verbal-nonvokal. Contoh komunikasi

verbal-vokal ialah persentasi dalam rapat dan contoh komunkasi

verbal-nonvokal ialah surat menyurat.

2) Mendengarkan dan Membaca.

Mendengar dan mendengarkan mememiliki makna yang

berbeda, mendengar berarti semata-mata memungut getaran

bunyi sedangkan mendengarkan ialah mengambil makna dari apa

yang didengar. Mendengarkan melibatkan empat unsur, yakni

mendengar, memperhatikan, memahami, dan mengingat.

Membaca ialah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari

sesuatu yang ditulis.

b. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya

dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata

komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komuniasi

verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi

nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat

tetap dan selalu ada (Agus, 2003:26).

Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk

ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan

bahasa nonverbal, contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala

Page 44: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

27

kita mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan

hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi nonverbal

memiliki beberapa jenis, yaitu:

1) Sentuhan (heptic)

Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal

nonvisual dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit,

yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang

disampaikan seseorang melalui sentuhan. Alma I Smith, seorang

peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory

mengungkapkan bahwa berbagai perasaan yang dapat

disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah kasih sayang

(mothering) dan sentuhan itu memiliki kasiat kesehatan.

2) Komunikasi Objek

Pengguna komunikasi objek yang paling sering adalah

penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang

digunakannya, walaupun ini termasuk bentuk penilaian terhadap

seseorang hanya berdasarkan presepsi. Contohnya dapat dilihat

pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang

menyatakan identitas perusahaan tersebut.

3) Kronemik

Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal

yang dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan

dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Contohnya

Page 45: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

28

mahasiswa menghargai waktu. Adakalanya kita mampu menilai

bagaimana mahasiwa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan

waktunya secara tepat dan efektif.

4) Gerakan Tubuh (kinestetik)

Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan

suatu kata atau frasa. Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan mata

(gaze) dalam komunikasi nonverbal. Gaze adalah penggunaan

mata dalam proses komunikasi untuk memberi informasi kepada

pihak lain dan menerima informasi pihak lain. Fungsi gaze

diantaranya mencari umpan balik antara pembicara dan

pendengar, menginformasikan pihak lain untuk berbicara,

mengisyaratkan sifat hubungan (hubungan positif bila pandangan

terfokus dan penuh perhatian. Hubungan negatif bila terjadi

penghindaran kontak mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya

saat bertemu pasangan yang bertengkar, pandangan kita alihkan

untuk menjaga privasi mereka.

5) Proxemik

Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang digunakan

ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat

atau lokasi posisi ibadah. Pengaturan jarak menentukan seberapa

dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. Jarak

mampu mengartikan suatu hubungan. Richard West dan Lynn H.

Page 46: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

29

Turner pada Introducing Communication theory (2007) membagi

zona proxemik pada berbagai macam pembagian, yaitu:

a) Jarak intim, jaraknya dari 0-45 cm.

Fase dekat 0-15 cm, fase jauh 15-45 cm, jarak ini

dianggap terlalu dekat sehingga tidak dilakukan di depan

umum.

b) Jarak personal, jaraknya 45-120 cm.

Fase dekat 45-75 cm yang bisa disentuh dengan uluran

tangan, fase jauh 75-120 cm yang bisa disentuh dengan dua

uluran tangan, jarak ini menentukan batas kendali fisik atas

orang lain, yang bisa dilihat rambut, pakaian, gigi, muka. Bila

ruang pribadi ini diganggu, kita sering merasa tidak nyaman.

c) Jarak sosial, jaraknya 120-360 cm.

d) Jarak publik, jaraknya >360-750 cm.

6) Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang,

jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

7) Vokalik

Vokalik atau para language adalah unsur nonverbal dalam

sebuah ucapan, yaitu cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara,

nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,

kualitas suara, intonasi, dan lain sebagainya.

Page 47: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

30

3. Strategi Komunikasi

Strategi dalam komunikasi adalah cara mengatur pelaksanaan

operasi komunikasi agar berhasil. Strategi komunikasi pada hakikatnya

adalah perencanaan (planning) dan manajemen (magement) untuk

mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga

harus menunjukkan taktik operasionalnya (Abidin, 2015:155).

Oleh karenanya dari paparan secara teori diatas, agar komunikator

pada saat berkomunikasi harus bisa membuat strategi komunikasi terlebih

dahulu agar pesan yang kita sampaikan bisa mencapai target komunikasi

yang diinginkan. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

dalam bentuk simbol atau kode dari dari satu pihak kepada yang lain

dengan efek untuk mengubah sikap, atau tindakan.

Strategi komunikasi adalah tahapan konkret dalam rangkaian

aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi

pengimplemintasian tujuan komuniasi, adapun teknik adalah satu pilihan

tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan

sebelumnya (Uchana, 2005:32).

Rencana yang meliputi metode, teknik, dan tata hubungan

fungsional antara unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi

guna kegiatan operasional dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.

Pada hakikatnya adalah sebuah perencanaan dan manajemen untuk

mencapai sebuah tujuan.

Page 48: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

31

Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton membuat

definisi dengan menyatakan strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik

dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran

(media) penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk

mencapai tujuan komunikasi yang optimal (Cangara, 2013:61).

Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang

tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan

strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga

memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran. Dengan

demikian, strategi komunikasi merupakan keseluruan perencanaan, taktik

dan cara yang dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan

memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Orang Tua

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, orang tua

adalah ayah ibu kandung (KBBI, 1990:629). Orang tua merupakan

pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Karena dari

merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian

bentukan pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada

umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari

kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,

melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan

kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu

Page 49: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

32

terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi

secara timbal balik antara orang tua dan anak (Zakiah, 2012:35).

Menurut Miami dalam Zaldy Munir (2010:2) dikemukakan bahwa

orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap

sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak

yang dilahirkannya. Sedangkan menurut Widnaningsih dalam Indah

Pertiwi (2010:15) menyatakan bahwa orang tua merupakan seorang atau

dua orang ayah-ibu yang bertanggung jawab pada keturunannya semenjak

terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa tubuh maupun sifat-

sifat moral dan spiritual.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

orang tua mempunyai tanggung jawab yang berat dalam memberikan

bimbingan kepada anak-anaknya, tokoh ayah dan ibu sebagai pengisi hati

nurani yang pertama harus melakukan tugas yang pertama adalah

membentuk kepribadian anak dengan penuh tanggung jawab dalam

suasana kasih saying antara orang tua dengan anak.

Pada keluarga anak pertama kali mengenal lingkungannya,

kehidupan di luar dirinya. Sebagai makhluk sosial, ia menyesuaikan diri

dengan kehidupan bersama, dan yang memperkenalkan semua itu adalah

orang tua, sehingga perkembangan anak ditentukan oleh situasi dan

kondisi yang ada serta pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang

tuanya.

Page 50: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

33

Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang

tuanya. Melalui lingkungan inilah anak mengenal dunia sekitarnya dan

pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Melalui lingkungan kelurga

inilah anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua biasanya

mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak, agar anak tersebut

meperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik, melalui

penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasiannya. Pada saat ini

orang tua dan anggota keluarga lainnya melakukan sosialisasi melalui

kasih sayang, atas dasar kasih sayang itu didik untuk mengenal nilai-nilai

tertentu, seperti nilai ketertiban, nilai ketentraman dan nilai yang lainnya.

Keluarga juga merupakan pelaksana pengawasan sosial yang penting.

Banyak norma-norma kelompok yang dipelajari dalam keluarga dan

dengan demikian merupakan pembatas tingkah laku yang sesuai.

Pada lingkungan keluarga, orang tualah yang bertanggung jawab

dalam suatu keluarga atau rumah tangga, dan sudah layaknya apabila

orang tua mencurahkan perhatian, mengawasi dan bimbingan untuk

mendidik anak agar supaya anak tersebut memperoleh dasar-dasar dasar,

pola pergaulan, dan pendidikan yang baik dan benar.

5. Tunarungu

Secara etimologi, tunarungu berasal dari kata “tuna” dan “rungu”.

Tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Jadi, orang dikatakan

tunarungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu

mendengar suara (Ahmad, 2012:17). Agar dapat diperoleh pengertian

Page 51: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

34

yang lebih jelas tentang anak tunarungu, berikut ini dikemukakan definisi

anak tunarungu oleh beberapa ahli.

Murni Winarsih (2007:23), menyatakan tunarungu adalah seseorang

yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik

sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak fungsinya sebagian

atau seluruh alat pendengaran, sehingga anak tersebut tidak dapat

menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal

tersebut berdampak terhadap kehidupannya secara kompleks terutama

pada kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting.

Gangguan mendengar yang dialami anak tunarungu menyebabkan

terhambatnya perkembangan bahasa anak, karena perkembangan tersebut

sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi

dengan orang lain membutuhkan bahasa dengan artikulasi atau ucapan

yang jelas sehingga pesan yang akan disampaikan dapat tersampaikan

dengan baik dan mempunyai satu makna, sehingga tidak ada salah tafsir

makna yang dikomunikasikan.

Iwin Suwarman dalam Edja Sadjaah (2005:75), pakar bidang medik,

memiliki pandangan yang sama bahwa anak tunarungu dikategorikan

menjadi dua kelompok. Pertama, hard of hearing adalah seseorang yang

masih memiliki sisa pendengaran sedemikian rupa sehingga masih cukup

untuk digunakan sebagai alat penangkap proses mendengar sebagai bekal

primer penguasaan kemahiran bahasa dan komunikasi dengan yang lain

baik dengan maupun tanpa mengguanakan alat bantu dengar. Kedua, the

Page 52: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

35

deaf adalah seseorang yang tidak memiliki indera dengar sedemikian

rendah sehingga tidak mampu berfungsi sebagi alat penguasaan bahasa

dan komunikasi, baik dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu

dengar. Kemampuan anak tunarungu yang tergolong kurang dengar akan

lebih mudah mendapat informasi sehingga kemampuan bahasanya akan

lebih baik. Anak tuli yang sudah tidak mempunyai sisa pendengaran

otomatis untuk mendapat informasi sulit sehingga kemampuan bahasanya

kurang baik.

Pengertian tunarungu sangat beragam, namun pada intinya

tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukan kesulitan

mendengar sehingga menghambat proses informasi dengan bahasa melalui

indera pendengaran. Adapun ciri-ciri anak tunarungu adalah sebagai

berikut:

a. Kemampuan bahasanya terlambat.

b. Tidak bisa mendengar.

c. Lebih sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi.

d. Kata yang diucapkan tidak begitu jelas.

e. Kurang/ tidak menanggapi komunikasi yang dilakukan oleh orang lain

terhadapnya.

Aqila (2010:35) menjelaskan bahwa menurut beberapa ahli,

tunarungu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

Page 53: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

36

a. Faktor internal

1) Faktor keturunan dari salah satu atau kedua orangtua yang

mengalami tunarungu.

2) Penyakit campak Jerman (Rubella) yang diderita ibu yang sedang

mengandung.

3) Keracunan darah atau Toxaminia yang diderita ibu yang sedang

mengandung.

b. Faktor eksternal

1) Anak mengalami infeksi saat dilahirkan. Misalnya, anak tertular

virus herpes simpleks yang menyerang alat kelamin ibu.

2) Meningitis atau radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri

yang menyerang labyrinth (telinga dalam) melalui sistem sel-sel

udara pada telinga tengah.

3) Radang telinga bagian tengah (otitis media) pada anak. Radang

ini mengeluarkan nanah yang menggumpal dan mengganggu

hantaran bunyi.

Jika diihat secara fisik, anak tunarungu tidak memiliki perbedaan

dengan anak normal pada umumnya. Orang lain dapat mengetahui bahwa

ia penyandang tunarungu yaitu pada saat ia berkomunikasi, khususnya jika

ia dituntut untuk berbicara. Penyandang tunarungu berbicara tanpa suara

atau dengan suara yang kurang jelas artikulasinya. Bahkan penyandang

tunarungu tidak berbicara sama sekali, namun menggunakan bahasa

isyarat.

Page 54: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

37

Sebagaimana disebutkan di atas, tunarungu berdampak pada

gangguan bicara atau tidak berkembangnya kemampuan bicara. Namun,

ada dampak yang lebih besar bahkan terbesar dari tunarungu yaitu

terjadinya kemiskinan bahasa dan dalam penguasaan bahasa secara

keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan pelayanan pendidikan khusus

agar mereka mengenal bahasa atau nama benda, kegiatan, peristiwa, dan

perasaan sehingga mereka dapat menggunakan bahasa dengan baik di

lingkungannya.

6. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri atau keyakinan diri adalah kepercayaan terhadap

diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta

bagaimana individu tersebut memandang dirinya secara utuh dengan

mengacu pada konsep diri.

Percaya diri (self confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan

dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memlih

pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas

kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan

kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan

diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti

individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang

diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya

Page 55: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

38

beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa

memiliki kompetensi, yakin, mampu, dan percaya bahwa dia bisa karena

didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang

realistik terhadap diri sendiri.

Percaya diri berarti merasa positif tentang berbagai hal yang bisa

individu lakukan dan tidak mengkhawatirkan berbagai hal yang tidak bisa

individu lakukan, tetapi memiliki kemauan untuk belajar. Kepercayaan

diri adalah pelumas yang mempelancar roda hubungan antara individu,

kemampuan (bakat, keahlian, dan potensi) dan cara anda

memanfaatkannya (Martin, 2006:9).

Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap

atau keyakinan atau kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-

tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal

yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan

dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster

menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki

ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan

dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Menurut Rahmat (2000:109) kepercayaan diri dapat diartikan

sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap

orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang

dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.

Page 56: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

39

Menurut Thantaway dalam Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling

(2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri

seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau

melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep

diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering

menutup diri.

Kepercayaan diri merupakan rasa percaya pada kemampuan yang

dimiliki dirinya sendiri untuk mencapai tujuan tertentu, percaya diri juga

merefleksikan cara berperilaku kita tanpa kita sadari. Hakim dalam Yusuf

(2018:4) menjelaskan rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan

seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan

keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk mencapai berbagai

tujuan di dalam hidupnya. Agar percaya diri seseorang matang emosinya,

mereka yang sudah matang emosinya akan berpikiran panjang dan bebas

dari rasa cemas, memperoleh kematangan emosi merupakan landasan

kokoh bagi kepercayaan diri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

percaya diri (self confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan

kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang

diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,

bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang

lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri memiliki ciri-ciri: toleransi,

tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil

Page 57: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

40

keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis ,

serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.

Dalam kehidupan, pergaulan merupakan syarat seseorang bisa

diterima orang lain. Tidak mungkin kita bisa berbisnis, bernegoisasi, dan

melakukan deal tertentu tanpa kontak langsung. Sikap kita dalam bergaul

menunjukkan kepribadian. Percaya diri merupakan syarat utama agar kita

bisa diperhatikan. Kepercayaan diri dan kepribadian yang kuat bisa

menunjang seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang di

sekitarnya. Sayangnya tidak semua orang secara lahiriah mempunyai

kemampuan itu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang

muncul pada dirinya, menurut Hakim (2002:121) salah satunya adalah

keluarga. Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama

dan utama dalam kehidupan setiap manusia, lingkungan sangat

mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang. Rasa

percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek

kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku

sehari-hari.

Berdasarkan pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa tumbuh

dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada di dalam

lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika lingkungan tidak

memadai menjadikan individu tersebut untuk percaya diri maka individu

tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya

Page 58: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

41

sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama

yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang.

7. Sekolah Luar Biasa

Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah salah satu jenis sekolah yang

bertanggung jawab melaksanakan pendidikan untuk anak-anak yang

berkebutuhan khusus. Sebagai warga negara Indonesia, mereka yang

kebetulan memiliki kelainan fisik dan mental memiliki hak yang sama

dengan mereka yang fisik dan mentalnya sempurna untuk mendapatkan

pendidikan (Fathurrahman, 2014:72).

Pada pasal 31 UUD 1945 di atas adalah sebuah jaminan adanya hak

yang diberikan kepada setiap warga negara untuk mendapatkan

pengajaran. Hak tersebut tidak membatasi warga negara tertentu,

melainkan seluruh warga negara termasuk warga yang memiliki kelainan

fisik dan mental. Pengertian ini diperjelas dengan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional (UUSPN) sebelumnya yaitu tahun 1989 pasal 8 ayat

(1) yang berbunyi: “Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau

mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”. Dalam Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan pendidikan khusus

(pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa. Untuk melaksanakan amanat negara

tersebut, pemerintah telah menjabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.

Page 59: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

42

28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Peraturan Pemerintah No.

29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yakni yang mengatur

penyediaan fasilitas pendidikan berupa:

a. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) bagi mereka yang menyandang

kelainan fisik dan/mental yang akan mengikuti pendidikan setingkat

Sekolah Dasar (SD).

b. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) bagi mereka yang

akan mengikuti ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP/SMP).

c. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) bagi mereka yang

ingin mengikuti pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Umum

(SMU/SMA) (Fathurrahman, 2014:72).

Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus disediakan dalam tiga

macam lembaga pendidikan, yaitu Sekolah Berkelainan atau Sekolah Luar

Biasa (SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Pendidikan Terpadu.

Sekolah Berkelainan atau Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai lembaga

pendidikan khusus tertua, menampung anak dengan jenis kelainan yang

sama, sehingga ada SLB Tunanetra, SLB Tunarungu, SLB Tunagrahita,

SLB Tunadaksa, SLB Tunalaras, dan SLB Tunaganda. Sedangkan SDLB

menampung berbagai jenis anak berkelainan, sehingga di dalamnya

mungkin terdapat anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,

tunalaras, ataupun tunaganda. Sedangkan pendidikan terpadu adalah

sekolah biasa yang juga menampung anak berkebutuhan khusus dengan

Page 60: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

43

kurikulum, guru, sarana pengajaran, dan kegiatan belajar mengajar yang

sama.

8. Interaksi Simbolik

Paham mengenai interaksi simbolis (symbolic interactionism)

adalah suatu cara berpikir mengenai pikiran (mind), diri, dan masyarakat

yang telah memberikan banyak kontribusi kepada tradisi sosiokultural

dalam membangun teori komunikasi (Morissan, 2013:110). Dengan

menggunakan sosiologi sebagai fondasi, paham ini mengajarkan bahwa

ketika manusia berinteraksi satu sama lainnya, mereka saling membagi

makna untuk jangka waktu tertentu dan untuk tindakan tertentu.

George Herbert Mead menyatakan bahwa orang bertindak

berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu,

karena makna diciptakan dari interaksi pada sebuah realitas. Blumler

mengajukan tiga premis utama yang mendasari interaksi simbolik

(Kuswarno, 2008:22), yaitu:

a. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna-

makna yang diberikan kepada mereka.

b. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh

orang lain.

c. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial

sedang berlangsung.

George Hebert Mead dipandang sebagai pembangun teori interaksi

simbolik. Ia mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil interaksi di

Page 61: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

44

antara manusia baik secara verbal maupun nonverbal. Melalui aksi dan

respons yang terjadi, kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau

tindakan, dan karenanya kita dapat memahami suatu peristiwa dengan

cara-cara tertentu. Menurut teori ini, masyarakat muncul dari percakapan

yang saling berkaitan di antara individu.

Menurut teori interaksi simbolik, makna suatu objek sosial serta

sikap dan rencana tindakan tidak merupakan sesuatu yang terisolasi satu

sama lain. Seluruh ide paham interaksi simbolik menyatakan bahwa

makna muncul melalui interaksi. Orang-orang terdakat memberikan

pengaruh besar dalam kehidupan kita. Mereka adalah orang-orang dengan

siapa kita memiliki hubungan dan ikatan emsional seperti orang tua dan

saudara. Mereka memperkenalkan kita dengan kata-kata baru, konsep-

konsep tertentu, atau kategori-kategori tertentu yang kesemuanya

memberikan pengaruh kepada kita dalam melihat realitas.

Teori interaksi simbolik memiliki hubungan terhadap komunikasi

verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu. Orang tua dan

anak tunarungu akan saling berinteraksi melalui simbol-simbol dan saling

membentuk makna sehingga akan bertemu pada satu titik paham. Simbol-

simbol yang dimaksud dapat berupa kata-kata, baik lisan maupun tulisan.

Page 62: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

45

9. Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua Dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarngu V-B di SDLB

Negeri Salatiga Tahun 2019

Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua Dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarngu V-B di SDLB Negeri

Salatiga Tahun 2019 adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan

antara pengirim pesan dengan penerima baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam suatu kumpulan yang sedarah yang dilakukan orang

tua dengan anak tunarungu untuk mengetahui aktivitas komunikasi orang

tua dengan anak tunarungu sehari-hari dalam meningkatkan kepercayaan

diri anak. Komunikasi orang tua dan anak dilihat dari komunikasi verbal

dan nonverbal dalam memberikan pemahaman kepada anak tunarungu

bahwa keterbatasan bukanlah batasan untuk berinteraksi dan bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar. Berikut beberapa cara komunikasi orang tua

dalam memberikan pemahaman kepada anak tunarungu agar merasa

percaya diri, yaitu:

a. Menanamkan pada diri anak akan pentingnya pendidikan dan rasa

percaya diri.

b. Menjalin hubungan lebih dekat dengan anak agar terjalin rasa saling

membutuhkan satu sama lainya. Hal ini akan membuat anak merasa

diperhatikan dan mengikuti nasihat dari orang tua.

c. Tidak memaksa anak untuk selalu mendapatkan kesempurnaan dalam

semua hal, akan tetapi memaksimalkan potensi diri dari anak.

Page 63: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

46

d. Memberikan perhatian lebih ketika anak sedang belajar.

e. Memberikan kepercayaan penuh pada anak bahwa setiap manusia

mampu untuk meraih kesuksesan.

f. Memberi teladan yang baik untuk anak.

g. Mensyukuri setiap hal yang diberikan Allah adalah yang terbaik

baginya.

h. Meyakini kepada anak bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang

untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Page 64: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan elemen penting untuk menjaga

reliabilitas dan validitas dari hasil penelitian yang dilakukan. Metode penelitian

diperlukan agar peneliti mengetahui dengan cara apa dan bagaimana data

diperlukan dapat dikumpulkan, sehingga hasil akhir dari penelitian dapat

menyajikan informasi yang valid dan reliabel (Bungin, 2003:42).

Menurut Chaedar, metode kualitatif memiliki kelebihan, yaitu adanya

fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah

penelitian (Hikmat, 2011:36).

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, data yang

disampaikan dalam bentuk verbal yang lebih menekankan pada persoalan

kontekstual dan tidak terikat dengan perhitungan angka-angka, ukuran yang

bersifat empiris. Umumnya data diperoleh melalui wawancara, observasi,

rekaman, dan lain sebagainya. Biasanya diamati dengan menggunakan logika

ilmiah (Azwar, 2014:5).

Penelitian ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan mendiskripsikan keadaan subjek penelitian baik itu

seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain. Data yang diambil berdasarkan

fakta-fakta yang nyata. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interpretasi atas

perilaku seseorang, sehingga diharapkan mampu memaparkan gambaran

mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam

Page 65: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

48

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu V-B di Sekolah Dasar Luar

Biasa (SDLB) Negeri Salatiga Tahun 2019”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

komunikasi dengan menggunakan komunikasi antar pribadi dan teori interaksi

simbolik. Komunikasi antar pribadi adalah Komunikasi antar pribadi

(interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang-orang secara

tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang

lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal (Dasrun, 2012:43). Dalam

teori Interaksi simbolik yaitu bagaimana seorang individu berinteraksi dengan

individu lain dengan menggunakan simbol yang di dalamnya berisi tanda-

tanda, isyarat dan kata-kata, dan juga menekankan studinya pada perilaku

individu pada hubungan antar pribadi. Pendekatan ini untuk memudahkan

penulis untuk berinteraksi atau komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dan

anak tunarungu dalam menerapakan komunikasi antar pribadi untuk

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti akan mengadakan sebuah penelitian mengenai aktivitas

komunikasi orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu

V-B di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri Salatiga. Penelitian ini

dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga pada tingkat SD

dan di rumah informan. Waktu penelitian yang akan dilaksanakan pada bulan

Februari-Juni 2019.

Page 66: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

49

Alasan peneliti memilih lokasi di rumah informan adalah agar

wawancara dapat lebih kondusif dan peneliti dapat mengamati aktivitas

komunikasi verbal dan nonverbal antara orang tua dan anak. Peneliti

melakukan pengamatan atau observasi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri

Salatiga, pada tingkat SD kelas V-B karena letaknya yang strategis. Kelas V

SD adalah masa peralihan menuju remaja dimana kepercayaan diri perlu untuk

ditingkatkan agar mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan

sekitar. Anak tunarungu di SDLB Negeri Salatiga dikategorikan dalam kelas

B, sesuai dengan judul peneliti yang meneliti mengenai aktivitas komunikasi

verbal dan nonverbal orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiaga Tahun 2019.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal

orang tua dengan anaknya yang berkebutuhan khusus (tunarungu) untuk

meningkatkan rasa percaya diri anak agar anak mampu berinteraksi dan

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Untuk memperoleh data penelitian

ini akan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena

fenomena yang diamati perlu pengamatan terbuka, lebih mudahnya berhadapan

dengan realitas, kedekatan emosional antara peneliti dan informan sehingga

didapatkan data yang mendalam.

Konteks penelitian yang dikaji ini berfokus pada pendiskripsian

mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam

Page 67: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

50

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga

Tahun 2019.

D. Sumber dan Jenis Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan subjek

penelitian dan beberapa orang terdekat dari subjek penelitian. Observasi

peneliti lakukan dengan cara mengamati secara langsung sebagaimana

adanya data yang ada di lapangan, peneliti akan memasuki lapangan,

berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang diselidiki, kemudian

mencari tahu bagaimana aktivitas komunikasi orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu. Sesuai dengan judul,

peneliti akan meneliti aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB

Negeri Salatiga. Kelas V-B di SDLB Negeri Salatiga terdapat lima anak

tunarungu. Peneliti mengambil tiga informan dari orang tua anak

tunarungu dan tiga anak tunarungu yang diamati peneliti. Berikut ini tabel

nama-nama informan dalam penelitian ini:

Page 68: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

51

Tabel 3.1 Data Informan

No Nama Informan Umur Status

1. Ibu Yuliani 36 tahun Ibu rumah tangga

2. Bapak Daryanto 38 tahun Buruh

3. Bapak Tukijan 44 tahun Tenaga kebersihan

4. Ahmad Zaki 12 tahun Pelajar SDLB V-B

5. Zahra 14 tahun Pelajar SDLB V-B

6. Khoirul Anwar 14 tahun Pelajar SDLB V-B

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk

melengkapi data primer. Data ini dapat diperoleh melalui literatur yang

sesuai dengan kajian penelitian. Sumber data sekunder dapat berupa buku,

dokumentasi lain yang dapat menambah kebutuhan informasi yang terkait

dengan penelitian. Dari beberapa elemen di atas merupakan unsur yang

dapat menunjang keberhasilan penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan buku, jurnal, dan

penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian sebagai sumber data

sekunder.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

field research, yaitu dengan turun langsung ke lokasi pusat penelitian dengan

cara mengamati objek penelitian dengan teknik sebagai berikut:

Page 69: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

52

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan

menyaksikan langsung, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau

pengamat dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang

sedang ditelitinya. Dalam hal ini penulis secara langsung mengamati

aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB Negeri Salatiga.

2. Wawancara

Teknik interview atau wawancara merupakan salah satu cara

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Wawancara adalah bentuk

komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Dalam

hal ini penulis melakukan wawancara mendalam yang dilakukan dengan

berbagai informan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa catatan atau

dokumentasi yang tersedia serta pengambilan gambar di sekitar objek

penelitian yang akan dideskripsikan pembahasan yang akan membantu

dalam penyusunan hasil akhir penelitian atau bukti-bukti yang mendukung

proses penelitian aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu V-B di SDLB

Page 70: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

53

Negeri Salatiga. Dokumentasi dalam penelitian ini mengacu pada foto-foto

dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Catatan Pengamatan

Catatan pengamatan merupakan salah satu dari yang terkait

teknik pengumpulan data kualitatif, pengamatan untuk memperoleh

data dalam penelitian memerlukan ketelitian untuk mendengarkan,

memperhatiakan dan terperinci pada yang dilihat. Catatan

pengamatan pada umumya berupa tulisan tangan.

b. Rekaman Audio

Rekaman audio adalah salah satu dari teknik pengumpulan data

kualitatif. Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman

audio, untuk menangkap inti pembicaraan diperlukan kejelian dan

pengalaman seseorang yang melakukan wawancara sehingga dapat

digunakan untuk menggali isi wawancara lebih lengkap pada saat

pengelohan data dilakukan.

c. Data dari Buku

Mengambil data dari buku merupakan salah satu teknik

pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data

yang berasal dari halaman tertentu dari suatu buku. Data dari halaman

buku tersebut dapat digunakan dalam pengelohan data bersama yang

Page 71: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

54

lainnya. Data-data yang dapat diolah dari buku seperti data yang

memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang

menyangkut masalah yang berhubungan.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data setelah

hasil penelitian, sehingga dapat diambil sebagai kesimpulan berdasarkan

data yang faktual. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain. Data kualitatif adalah data yang

bersifat abstrak atau tidak terukur. Sehingga dalam mengolah data penulis

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data yang dimaksudkan di sini ialah proses pemilihan,

pemusatan perhatian untuk menyederhanakan, mengabstrakan, dan

transformasi data “kasar” yang bersumber dari catatan tertulis di

lapangan. Reduksi ini diharapkan untuk menyederhanakan data yang

telah diperoleh agar memberikan kemudahan dalam menyimpulkan

hasil penelitian. Dengan kata lain seluruh hasil penelitian dari

lapangan yang telah dikumpulkan kembali dipilah untuk menentukan

data mana yang tepat untuk digunakan.

Page 72: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

55

b. Penyajian Data (data display )

Penyajian data yang telah diperoleh dari lapangan terkait dengan

seluruh permasalahan penelitian dipilih antara mana yang dibutuhkan

dengan yang tidak, lalu dikelompokkan kemudian diberikan batasan

masalah. Dari penyajian data tersebut, maka diharapkan dapat

memberikan kejelasan mana data yang substantif dan mana data

pendukung.

c. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi, setiap kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Upaya penarikan kesimpulan yang

dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada di lapangan

setelah pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti penjelasan-

penjelasan. Kesimpulan-kesimpulan itu kemudian diverifikasi selama

penelitian berlangsung dengan cara memikir ulang dan meninjau

kembali catatan lapangan sehingga terbentuk penegasan kesimpulan.

Sebagai upaya untuk melengkapi, memperoleh, maupun mengolah

data untuk memudahkan proses penelitian di lapangan, maka

dibutuhkan suatu metode yang relevan dan validnya data serta

sistematika yang baik dan benar. Teknik analisis data yang dianggap

relevan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang

Page 73: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

56

pengelolaan datanya diperoleh menggunakan pengolahan kualitatif.

Data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, baik yang diperoleh

dari wawancara mendalam maupun observasi. Setelah data terkumpul

dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian untuk dianalisis

dan diberikan interpretasi dengan cara mengklarifikasikan dengan

kerangka teori yang yang ada dan akhirnya disimpulkan.

G. Teknik Validasi Data

Demi terjaminya keakuratan data, maka peneliti akan melakukakan

validasi data. Data yang salah akan menghasilkan hasil penelitian yang salah,

demikian pula sebaliknya, data yang nyata akan menghasilkan hasil penelitian

yang akurat. Pelaksanaan teknik validasi data pada penelitian ini didasarkan

atas kriteria credibility. Untuk menguji tingkat kepercayaan pada penelitian ini,

maka peneliti melakukanya dengan cara:

1. Meningkatkan Ketekunan

Ketekunan dalam pengambilan data dapat membantu diperolehnya

data lebih teliti dan sistematis.

2. Menggunakan Referensi

Referensi digunakan oleh peneliti sebagai bahan pendukug

penggambilan data. Peneliti mengambil referensi dari jurnal, buku, dan

penelitian yang terdahulu.

Page 74: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

57

3. Perpanjangan Waktu Penelitian

Perpanjangan waktu penelitian dapat diartikan cara peneliti

mengonfirmasi data dengan kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,

melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah ditemui

maupun yang baru ditemui, dengan perpanjangan waktu penelitian ini,

hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin

terbentuk, akrab, terbuka, dan saling mempercayai, sehingga tidak ada

informasi yang disembunyikan lagi.

4. Melakukan Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009:330).

Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan

atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena

yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.

Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: triangulasi metode,

triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok),

triangulasi sumber data, dan triangulasi teori (Rahardjo, 2010:2). Adapun

penjelasan dari keempat triangulasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi Metode

Jenis triangulasi ini membandingkan informasi atau data dengan

cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan

metode wawancara, obervasi, dan survey. Untuk memperoleh

Page 75: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

58

kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai

informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara dan

obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu,

peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk

mengecek kebenaran informasi tersebut. Triangulasi tahap ini

dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau

informan penelitian diragukan kebenarannya.

b. Triangulasi Antar-Peneliti

Jenis triangulasi ini menggunakan lebih dari satu orang dalam

pengumpulan dan analisis data. Teknik ini untuk memperkaya

khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek

penelitian. Namun orang yang diajak menggali data itu harus yang

telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari konflik

kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias

baru dari triangulasi.

c. Triangulasi Sumber Data

Jenis triangulasi ini menggali kebenaran informai tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain

melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan

observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsip,

dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan

gambar atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti

Page 76: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

59

atau data yang berbeda, selanjutnya akan memberikan pandangan

(insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

d. Triangulasi Teori

Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan

informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari

bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman

pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik

secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.

Penelitian ini menggunakan triangulasi kombinasi, yaitu

triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Kombinasi triangulasi

sumber data dan triangulasi metode seperti circle, yang dapat diawali

dari penemuan data dari sumber mana saja lalu dicross-check pada

sumber lain dengan metode lain pula. Sampai data lengkap sekaligus

validasi dari berbagai sumber sehingga dapat menjadi dasar untuk

penarikan kesimpulan. Dengan teknik ini diharapkan data yang

dikumpulkan memenuhi konstruk penarikan kesimpulan. Kombinasi

triangulasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan di lapangan,

sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data secara lengkap.

Dengan demikian, diharapkan data yang dikumpulkan layak untuk

dimanfaatkan.

Page 77: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga

1. Letak

Letak SLB Negeri Salatiga menempati areal tanah seluas 3810 m².

Tanah tersebut dijadikan bangunan permanen untuk sekolah TKLB,

SDLB, SMPLB, dan SMALB. Adapun batas-batasnya adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk.

c. Sebelah timur berbatasan dengan villa permata Banjaran.

d. Sebelah barat berbatasan dengan SD Mangunsari 02.

Lokasi SLB Negeri Salatiga adalah Jl. Hasanudin Gang.III (Cakra)

Banjaran Mangunsari Salatiga (Observasi dan Dokumentasi pada tamggal

11 Februari 2019).

2. Sejarah Berdiri

Pada tahun 1983 diresmikan berdirinya SLB Negeri Mangunsari

Salatiga yang berlokasi di Jln. Hasanudin gang III (cakra) Banjaran

Mangunsari Salatiga. SLB Negeri Salatiga adalah Sekolah Luar Biasa

yang berdiri dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pada

awalnya SLB Negeri Salatiga adalah SMPLB Negeri Mangunsari Salatiga

(jenjang sekolah menengah pertama) yang berdiri tahun 1983 berdasar

Inpres Nomor 4 /1983 dengan jumlah siswa awal empat anak jenis

Page 78: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

61

ketunaan tunagrahita (C) yang diasuh oleh lima orang guru. Menyesuaikan

perkembangan dan sesuai dengan situasi dan kondisi untuk lebih

memberikan fasilitas anak dalam memperoleh layanan pendidikan, dengan

SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 421.8/24686

Tanggal 25 Juni 2007 beralih status menjadi SLB Negeri Salatiga yang

menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang TKLB, SDLB, SMPLB

dan SMALB.

SLB Negeri Salatiga adalah sekolah yang melayani pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus/ luar biasa/ cacat jenis:

a. Tunanetra (A)

Tunanetra adalah anak yang memiliki gangguan penglihatan

(buta).

b. Tunarungu (B)

Tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan pendengaran,

baik ringan, sedang, ataupun berat. Sedangkan tunarungu wicara

merupakan anak yang kehilangan daya pendengaran yang

mengakibatkan gangguan komunikasi verbal. Tunarungu wicara

dilambangkan dengan huruf B.

c. Tunagrahita (C)

Tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ dibawah rata-rata.

Tunagrahita dilambangkan dengan huruf C, kelas C1 untuk

tunagrahita sedang.

Page 79: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

62

d. Tunadaksa (D)

Tunadaksa adalah anak yang memiliki gangguan fisik (cacat

tubuh). Tunadaksa dilambangkan dengan huruf D, sedangkan untuk

tunadaksa ringan dilambangkan dengan huruf D1.

e. Tunalaras (E)

Tunalaras adalah anak yang mengalami hambatan dalam

mengendalikan emosi dan kontrol sosial.

f. Tunaganda (G)

Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik

dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah

pendidikan yang serius sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan

suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja,

melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai

kelainan yang dimiliki.

g. Autis

Autis di SLB Negeri Salatiga merupakan kriteria yang masih bisa

dikatakan baru, sehingga kelas autis tidak dilambangkan huruf.

3. Identitas Sekolah (dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id)

a. Nama Sekolah : SLB Negeri Salatiga

b. NPSN : 20328473

c. Provinsi : Jawa Tengah

d. Kecamatan : Sidomukti

e. Kelurahan : Mangunsari

Page 80: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

63

f. Jenjang : TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB

g. Alamat : Jl. Hasanudin, Banjaran, Mangunsari, Salatiga, Jawa

Tengah, Indonesia

h. Kota : Salatiga

i. Propinsi : Jawa Tengah

j. Kode Pos : 50721

k. Telepon/ Fax : +62298238036

l. Status Sekolah : Negeri

4. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Visi yang dikembangkan SLB Negeri Salatiga adalah sebagai

berikut:

1) Mendidik siswa bisa mandiri,

2) Berkemampuan optimal, dan

3) Berakhlak mulia.

b. Misi

Dalam rangka mencapai visi tersebut SLB Negeri Salatiga

mempunyai Misi sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengacu pada

perundang-undangan yang berlaku.

2) Melaksanakan program kurikulum yang berlaku.

3) Menambah kegiatan ketrampilan.

4) Mengintensifkan kegiatan Agama.

Page 81: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

64

c. Tujuan

1) Menampung anak berkebutuhan khusus (anak luar biasa atau

penyandang ketunaan) di daerah salatiga dan sekitarnya dalam

lembaga pendidikan formal.

2) Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa

depan yang kompetitif.

3) Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan

berkesinambungan.

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Keluarga merupakan sekolah pendidikan pertama bagi anak dalam

kehidupan ini. Sebagai lingkungan paling kecil dalam organisasi, keluarga

mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan masa depan

anak. Setiap orang tua pasti menginginkan kesuksesan selalu berpihak

pada anaknya, tak pernah ada dalam sejarah orang tua menginginkan

keburukan terjadi kepada anaknya. Kasih sayang orang tua yang besar

menjadikan anak merasa dimiliki, begitu sebaliknya. Menjalani kehidupan

ini tidak selamanya dapat menjadi seperti yang kita inginkan, kesenjangan

sosial terkadang membuat manusia merasa bahwa kehidupan yang

diberikan Allah tidaklah adil. Manusia memang tergolong sebagai

makhluk yang tak pernah puas dengan yang telah didapat, hal ini akan

membuat manusia lupa bersyukur dengan nikmat yang sudah ada dan

Page 82: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

65

menjadi rahmat dari Allah. Salah satu kenikmatan yang telah diberikan

Allah kepada setiap manusia adalah nikmat mempunyai keluarga yang

saling mengasihi satu dengan yang lainya.

Orang tua merupakan pendidik pertama anak yang mampu

menumbuhkan sikap dasar anak, termasuk kepercayaan diri anak.

Aktivitas komunikasi sehari-hari antara orang tua dan anak dapat

memberikan dampak yang luar biasa bagi kehiupan anak. Setiap orang tua

selalu menginginkan yang terbaik bagi kehidupan anaknya, termasuk saat

anak memasuki masa peralihan menuju remaja.

Anak yang memiliki keterbatasan, dalam hal ini anak tunarungu

adalah anak yang sangat membutuhkan peran orang tua dalam

menguatkannya dan memberikan pemahaman tentang kondisi yang

dihadapinya. Tidak jarang anak tunarungu justru minder dan takut untuk

berinteraksi dengan teman sebayanya yang normal. Dalam hal inilah peran

orang tua sangat diperlukan dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarungu yang diwujudkan dalam aktivitas komunikasi verbal dan

nonverbal sehari-hari.

2. Gambaran Umum Informan

Dalam penelitian ini ada beberapa kendala yang di alami yaitu

awalnya ada informan yang tidak bersedia karena malu, sehingga peneliti

harus mencari penggantinya. Proses wawancara dilakukan berdasarkan

guide line atau panduan pertanyaan wawancara yang sudah disiapkan oleh

peneliti. Akan tetapi yang ditanyakan tidak berurutan sesuai dengan

Page 83: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

66

susunan pertanyaan peneliti sebelumnya, karena saat wawancara

berlangsung peneliti mengembangkannya sehingga proses wawancara

lebih santai dan bisa mendapatkan informasi sesuai yang peneliti

harapkan. Selama wawancara berlangsung peneliti merekam semua

pembicaraan antara informan dan peneliti yang dianggap penting dan

mendukung hasil wawancara, dalam merekam ini awalnya ada informan

yang tidak mau karena takut suara mereka disebarluaskan di media namun

karena peneliti menjelaskan kalau hasil rekaman ini peneliti saja yang

mendengarkan barulah mereka mau diwawancarai.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tiga informan

ibu/bapak yang memiliki anak tunarungu dan tiga informan anak

tunarungu. Secara umum identitas keenam informan tersebut dapat

ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Gambaran Umum Informan

Nama Umur Asal Agama Pendidikan Profesi

I1 Ibu Yn 36 Salatiga Islam SMA Ibu rumah

tangga

I2 Bapak Dy 38 Kab.

Semarang Islam SMA Buruh

I3 Bapak Tj 44 Kab.

Semarang Islam SMA

Tenaga

kebesihan

I4 Ananda Az 12 Salatiga Islam V-B SDLB Pelajar

I5 Ananda Zh 14 Kab.

Semarang Islam V-B SDLB Pelajar

I6 Ananda Kh 14 Kab.

Semarang Islam V-B SDLB Pelajar

Page 84: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

67

a. Informan satu merupakan ibu yang memiliki anak tunarungu yang

berasal dari Salatiga. Saat peneliti meminta (I1) untuk menjadi

informan penelitian, (I1) bersedia dan wawancara dilakasanakan pada

tanggal 25 Maret 2019 pukul 11.30 – 13.45 di rumah Informan satu.

Wawancara dimulai dengan peneliti menjelaskan tujuan dari

penelitian tersebut dan wawancara dilakukan sekitar dua jam lebih.

Informan satu adalah orang tua dari Informan empat (I4). Informan

empat merupakan siswa tunarungu kelas V-B di SDLB Negeri

Salatiga.

b. Informan dua merupakan bapak yang memiliki anak tunarungu dan

biasa mengantar jemput anaknya ke sekolah. Saat peneliti meminta

(I2) untuk menjadi informan penelitian, (I2) bersedia dan wawancara

dilakasanakan pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 13.00 – 14.30 di

rumah Informan dua yang terletak di Kabupaten Semarang.

Wawancara dimulai dengan peneliti menjelaskan tujuan dari

penelitian tersebut dan wawancara dilakukan sekitar satu jam lebih.

Informan dua adalah orang tua dari Informan lima (I5). Informan lima

merupakan siswi tunarungu kelas V-B di SDLB Negeri Salatiga.

c. Informan tiga merupakan bapak yang memiliki anak tunarungu yang

berasal dari Salatiga dan biasa mengantar jemput anaknya ke sekolah.

Saat peneliti meminta (I3) untuk menjadi informan penelitian, (I3)

bersedia dan wawancara dilakasanakan pada tanggal 22 Juni 2019

pukul 13.00 – 15.15 di rumah Informan tiga. Wawancara dimulai

Page 85: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

68

dengan peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut dan

wawancara dilakukan sekitar dua jam lebih. Informan tiga adalah

orang tua dari Informan enam (I6). Informan enam merupakan siswa

tunarungu kelas V-B di SDLB Negeri Salatiga.

3. Temuan penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah bagaimana aktivitas komunikasi

verbal dan nonverbal orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarugu. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi berikut hasil wawancara dan

observasi yang telah didapatkan:

a. Aktvitas Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Tunarungu.

Perlakuan orang tua pada anak tunarungu sama dengan anak

normal pada umumnya. Pada kehidupan sehari-hari orang tua tidak

menunggu atau menemani anak di sekolah, akan tetapi orang tua

hanya mengantar dan menjemput anak di sekolah dikarenakan anak

sudah mandiri.

“Cara saya memperlakukan Zaki ya biasa memperlakuan

anak pada umumnya. Zaki kalau gak mau sekolah ya saya

paksa untuk sekolah, harus disiplin. Kalau biasanya kan

orang tua pada nungguin anaknya di sekolahan, saya hanya

antar jemput saja. Dia sudah mandiri kok mbak.”

(Wawancara Ibu Yn, 25 Maret 2019 Pukul 11.42 WIB).

Page 86: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

69

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Dy dan Bapak Tj yang

juga memiliki anak tunarungu dan sehari-hari mengantar jemput anak

ke sekolah.

“Zahra ke sekolah hanya saya antar lalu saya jemput. Dia

sama kayak anak-anak lainnya, sudah mandiri. Ya saya

memperlakukan Zahra biasa-biasa aja, sama seperti bapak

memperlakukan anak pada umumnya. Disiplin sekolahnya

bagus, jarang bolos. Saya juga sering ingatkan untuk rajin

ke sekolah.” (Wawancara Bapak Dy, 21 Mei 2019 Pukul

13.14 WIB).

“Kalau Irul disuruh gak berangkat sekolah malah gak mau.

Rajin banget sekolahnya, disiplin juga. Jadi ya saya

memperlakukan Irul sama seperti memperlakukan anak

normal biasanya. Saya juga gak pernah nungguin di sekolah,

saya antar, lalu saya tinggal, terus saya jemput lagi. Kan

sudah besar, jadi harus memang harus mandiri. Apalagi

saya kerja dan ibunya ke sawah.” (Wawancara Bapak Tj, 22

Juni 2019 Pukul 13.08 WIB).

b. Bentuk Pesan Verbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua

Dengan Anak Tunarungu.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-

kata, baik lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan sehari-hari,

aktivitas komunikasi verbal orang tua dan anak tunarungu adalah

dalam bentuk lisan dengan bantuan pesan nonverbal berupa isyarat

gerakan bibir. Orang tua tidak menggunakan komunikasi verbal dalam

bentuk tulisan saat berkomunikasi sehari-hari dengan anak tunarungu.

“Saya dengan Zaki sehari-hari ya ngomong-ngomong biasa.

Pakai gerakan bibir kayak bobo berarti, terus mimik ya

minum, mam artinya makan, ibuk, ayah, abang, pulsa dan

Page 87: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

70

lain-lainnya, dari kecil sudah saya ajarkan seperti itu. Gak

ada dengan tulisan.” (Wawancara Ibu Yn, 25 Maret 2019

Pukul 11.42 WIB).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Dy dan Bapak Tj yang

kesehariannya lebih sering berkomunikasi dengan anaknya

(tunarungu).

“Saya omong-omong dengan Zahra setiap hari ya ngomong-

ngomong biasa. Seperti seorang bapak dengan anak pada

umumnya. Tidak pernah pakai tulisan. Ngobrol-ngobrol

biasa gini dengan suara yang agak dikerasin. Tapi

ngobrolnya dengan bahasa Indonesia, kalau pakai bahasa

Jawa Zahra gak paham.” (Wawancara Bapak Dy, 21 Mei

2019 Pukul 13.14 WIB).

“Dari dulu sampai sekarang saya dengan Irul kalau

ngomong pakai gerakan bibir. Ya dengan kata-kata seperti

ngomong-ngomong biasa. Palingan kadang saya suka

bercandain Irul, kalau saya mau ke warung terus Irul mau

nitip beli sesuatu, saya pura-pura tidak tahu, terus Irul nulis

di kertas. Ya Cuma gitu aja, ya keseharian ngobrol biasa

pakai gerakan bibir.” (Wawancara Bapak Tj, 22 Juni 2019

Pukul 13.08 WIB).

c. Bentuk Pesan Nonverbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua

Dengan Anak Tunarungu.

Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi dimana

pesan tidak disampaikan menggunakan kata-kata, namun dengan

gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan simbol-simbol.

Komunikasi nonverbal yang dilakukan orang tua dengan anaknya

(tunarungu) dilakukan berupa gerakan wajah, gerakan bibir dan

Page 88: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

71

sesekali dengan sentuhan ketika anak (tunarungu) tidak mendengar

saat dipanggil.

“Saya gak pernah mengajak Zaki ngobrol dengan bahasa

isyarat baku, pasti dengan omong-omong biasa pakai

gerakan bibir. Dia bisa, apa yang kita suruh dia tahu karena

melihat gerakan bibir. Makanya di sekolah saya tidak mau

Zaki pakai bahasa isyarat selain gerakan bibir. Saya sudah

bilang ke gurunya, khusus Zaki saya tidak mau pakai bahasa

isyarat selain bahasa bibir. Kalau mau ngomong gitu saya

nepuk pundaknya agar Zaki tahu kalau lagi diajak ngobrol.

Terus kadang dari ekspresi wajah Zaki jadi paham apa yang

saya maksudkan.” (Wawancara Ibu Yn, 25 Maret 2019

Pukul 11.42 WIB).

Bapak Dy dan Bapak Tj juga tidak menguasai bahasa isyarat,

dalam kesehariannya beliau mengajarkan kepada anak untuk

berkomunikasi dengan gerakan bibir.

“Isyarat baku untuk anak tunarungu saya malah gak paham.

Dari Zahra kecil sampai sekarang ya saya ngajak ngobrol

seperti biasa, dengan bahasa Indonesia pakai gerakan bibir,

volumenya agak besar dan jaraknya saling berdekatan.

Kadang kalau saya lagi marah Zahra juga paham karena

melihat dari gerakan wajah saya.” (Wawancara Bapak Dy,

21 Mei 2019 Pukul 13.14 WIB).

“Dengan kata-kata pakai gerakan bibir bahasa Indonesia,

dikit-dikit ya dia keluar suaranya. Gak pernah pakai bahasa

isyarat baku dengan gerakan tangan, paling kalau dia tidak

dengar, nah saya tepuk punggungnya gitu. Saya malah tidak

tahu bagaimana bahasa isyarat baku untuk anak

tunarungu.” (Wawancara Bapak Tj, 22 Juni 2019 Pukul

13.08 WIB).

Page 89: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

72

d. Strategi Komunikasi Orang Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Anak Tunarungu.

Orang tua memiliki strategi komunikasi masing-masing dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu. Berkomunikasi

dengan anak tunarungu memang berbeda dengan anak normal pada

umumnya, perlu pendekatan yang lebih intens dan kesabaran yang

tinggi. Anak tunarungu memiliki daya tangkap yang berbeda dari anak

normal pada umumnya, seringkali mereka akan mengalami kesulitan

dalam memahami suatu hal.

Banyak orang yang menganggap tunarungu adalah ketunaan

yang ringan dan tidak terlalu diperhatikan. Namun pada kenyataannya

tunarungu memiliki ketunaan yang sama pentingnya dengan ketunaan

lainnya, sehingga dibutuhkan perhatian yang lebih dan komunikasi

yang intens agar anak tunarungu mampu percaya diri dalam

bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Strategi komunikasi yang dilakukan Ibu Yn dalam

meningkatkan kepercayaan diri Az (anak tunarungu) berupa mengajak

anak jalan-jalan, menyuruh anak bermain dengan teman-teman

sebayanya, mengajak anak berbicara tatap muka, memuji anak, dan

memberikan motivasi kepada anak.

Bapak Dy juga memiliki strategi komunikasi dalam

meningkatkan kepercayaan diri Zh (anak tunarungu), yaitu berupa

mendekati anak dan selalu mengajak berkomunikasi tatap muka,

Page 90: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

73

memuji anak, menyuruh anak bermain dengan teman sebayanya, tidak

menunggui anak di sekolah, dan mendukung hobi anak selama itu

positif.

Sedangkan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Bapak Tj

dalam meningkatkan kepercayaan diri Kh (anak tunarungu) adalah

berupa membebaskan anak bermain sesuai waktu yang ditentukan,

mengajak anak ngobrol tentang hal-hal yang terjadi di sekolah,

memuji anak, memberikan HP agar anak tidak ketinggalan teknologi,

dan mendukung anak dalam segala aspek yang positif.

e. Pengamatan Mengenai Kepercayaan Diri Anak Tunarungu.

Kepercayaan diri merupakan aspek yang penting dimiiki oleh

seseorang terutama anak-anak dalam bersosialisasi dengan

lingkungan di sekitarnya. Masa anak-anak adalah masa bermain,

dalam hal ini kepercayaan diri sangat dibutuhkan. Berdasarkan

pengamatan peneliti, ananda Az, Zh, dan Kh sudah memiliki tingkat

kepercayaan diri yang baik.

Ananda Az memiliki bentuk kepercayaan diri berupa mau

menyapa orang baru, mau berbicara dengan orang baru dengan

caranya sendiri, mau mengajak orang lain bermain, dan bermain

dengan anak-anak normal.

“Dia sih kepercayaan dirinya udah bagus, ada peningkatan.

Dulu suka malu-malu kalau ketemu orang baru, sekarang

udah mau diajak ngobrol orang yang baru dia kenal. Tiap

Page 91: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

74

sore juga mau main sama anak-anak sekitaran sini, gak

minder kok dia.” (Wawancara Ibu Yn, 25 Maret 2019 Pukul

11.42 WIB).

Ananda Zh memiliki memiliki bentuk kepercayaan diri berupa

mau menyapa orang baru, mau berbicara dengan orang baru dengan

caranya sendiri, menawarkan makanan pada orang lain, mau

mengajak orang lain bermain, dan bermain dengan anak-anak normal.

“Kepercayaan diri Zahra sudah meningkat dari yang

sebelumnya. Udah gak malu lagi bertemu orang yang baru

dia kenal. Ada tamu datang, dia sekarang sudah pede

mempersilakan tamu untuk minum atau makan kue. Teman-

temannya yang anak-anak normal biasa juga banyak di

sekitaran sini.” (Wawancara Bapak Dy, 21 Mei 2019 Pukul

13.14 WIB).

Sedangkan ananda Kh memiliki bentuk krepercayaan diri

berupa mau menyapa orang baru, mau berbicara dengan orang baru

dengan caranya sendiri, bermain dengan teman-teman di sekolah,

bermain dengan anak-anak normal di lingkungan sekitar.

“Irul anaknya pede banget, kalau di sekolah dia mainnya

sama yang anak besar-besar kayak yang SMP, SMA yang

swasta di depan sekolahnya. Kadang juga sama anak SMP

dan SMA yang satu lokasi sama dia. Percaya dirinya sudah

mengalami peningkatan. Sekarang udah mau nyapa orang

yang baru dia kenal. terus juga sering main sama anak-anak

sekitaran sini.” (Wawancara Bapak Tj, 22 Juni 2019 Pukul

13.08 WIB).

Page 92: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

75

C. Pembahasan

1. Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dan Anak

Tunarungu.

Pada dasarnya aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu

berdasarkan kegiatan sehari-hari. Komunikasi verbal melalui tulisan tidak

dilakukan karena dalam aktivitas komunikasi sehari-hari orang tua tidak

membiasakan untuk berkomunikasi dengan tulisan. Pesan verbal lisan

masih memerlukan bantuan isyarat nonverbal berupa gerakan tangan,

gerakan bibir, dan gerakan wajah.

”Saya tiap hari ngajak Zaki ngobrol terus, tapi dengan bahasa

bibir, tidak pernah dengan bahasa isyarat lainnya. Dia bisa, apa

yang kita suruh dia tahu karena melihat gerakan bibir. Makanya

di sekolah saya tidak mau Zaki pakai bahasa isyarat selain

gerakan bibir. Saya sudah bilang ke gurunya, khusus Zaki saya

tidak mau pak pakai bahasa isyarat selain bahasa bibir. Jadinya

Zaki dengan saya di rumah tidak pernah pakai isyarat gerakan

tangan, paling saya nyentuh dia dulu kalau mau berbicara. Saya

juga tidak paham apa itu gerakan-gerakan tangannya. Ngomong,

ngomong, kamu ngomong apa? Saya bilang gitu ke Zaki. Saya

juga komunikasi dengan Zaki pakai gerak wajah, dia tau kalau

saya lagi serius atau bercanda.” (Wawancara Ibu Yn, 25 Maret

2019 Pukul 11.42 WIB).

“Sehari-hari dengan gerak bibir tapi bahasa Indonesia, kalau

bahasa Jawa ya tidak nyambung. Seharusnya orang kayak Zahra

gini kan bahasanya satu. Kalau dengan orang di rumah Zahra

selalu pakai bahasa bibir, tapi volumenya agak dikerasin.

Sedikit-sedikit bisa paham dianya. Nah biar supaya dia tau kalau

kita lagi ngomong ya kasih sentuhan atau tepukan gitu. Kadang

saya juga menunjukan lewat gerakan wajah, dia tau kalau saya

lagi marah, liat dari wajah saya.” (Wawancara Bapak Dy, 21

Mei 2019 Pukul 13.14 WIB).

“Saya berkomunikasi sehari-hari dengan Irul ya pakai kata-kata.

Kalau dia kurang dengar langsung saya tepuk. Suruh ke warung

Page 93: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

76

beli apa-apa ya dia mau. Dengan kata-kata pakai gerakan bibir

bahasa Indonesia, dikit-dikit ya dia keluar suaranya. Jarang

pakai bahasa isyarat dengan gerakan tangan, paling kalau dia

tidak dengar, nah saya tepuk punggungnya gitu.” (Wawancara

Bapak Tj, 22 Juni 2019 Pukul 13.08 WIB).

Aktivitas Komunikasi yang dilakukan orang tua kepada anaknya

(tunarungu) dilakukan dengan dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi

yang bersifat verbal dan komunikasi yang bersifat non verbal. Komunikasi

yang bersifat verbal dilakukan dengan cara lisan seperti sering melakukan

perbincangan kepada anak (tunarguungu) dibantu dengan isyarat gerakan

bibir dan anak mampu memahami.

Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi, yaitu pesan

tidak disampaikan menggunakan kata-kata, misalnya gerak isyarat, bahasa

tubuh, ekspresi wajah dan simbol-simbol. Komunikasi non verbal yang

dilakukan orang tua dengan anaknya (tunarungu) dalam penelitian ini

berupa ekspresi wajah dan sesekali dengan menepuk pundak di saat

memanggil si anak.

Ketika orang tua berkomunikasi verbal dengan lisan menggunakan

bantuan gerakan bibir, volume dikeluarkan harus lebih besar dari biasanya,

sehingga anak tunarungu mampu memahami maksud dari pembicaraan.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa orang tua tidak menguasai bahasa

isyarat baku anak tunarungu pada umumnya. Oleh karena itu, orang tua

menerapkan komunikasi verbal secara lisan dengan bantuan isyarat bibir

dalam aktivitas komunikasi sehari-hari dengn anak tunarungu. Isyarat

Page 94: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

77

spasial (jarak intim dan jarak personal) selalu dipakai karena keharusan

menyentuh anak sebelum memulai komunikasi.

2. Strategi Komunikasi Orang Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Anak Tunarungu.

a. Strategi Komunikasi Orang Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Anak Tunarungu

Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu adalah dengan

melakukan pendekatan serta selalu memberikan motivasi sehingga

anak tunarungu tidak merasa malu dengan orang-orang di sekitarnya

dan merasa dirinya diperhatikan serta menjadikan bagi dirinya dapat

beradaptasi di lingkungannya. Ibu Yn, Bapak Dy, dan Bapak Tj

menilai bahwa komunikasi yang dilakukan secara tatap muka dengan

memberikan pemahaman dan nasihat dapat mendorong atau

memotivasi anak dalam belajar dan berinteraksi dengan teman-teman

sebayanya yang normal. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu, dengan demikian

orang tua dapat melakukan pendekatan secara pribadi terhadap anak

tunarungu guna membangun pola pikir anak menjadi anak yang

mampu bersaing dengan anak normal pada umumnya. Peneliti melihat

bahwa, komunikasi antara orang tua dan anak tunarungu betul-betul

perlu dilakukan dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang tua

Page 95: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

78

dengan pendekatan yang lebih mendalam terhadap anak tunarungu,

serta orang tua mampu membangun karakter anak tunarungu tersebut.

“Setiap hari saya selalu mengajak Zaki ngobrol, apapun

saya obrolkan dengan Zaki. Pelajarannya di sekolah

bagaimana? Lalu saya tanyakan juga tentang teman-

temannya di sekolah. Kalau Zaki menceritakan tentang hal-

hal yang menurut saya kurang baik, ya saya nasehati.

Sesekali saya juga kasih pujian juga ke Zaki agar dia merasa

percaya diri. Kalau Zaki lagi malas gitu ya saya kasih

semangat, pokoknya jangan sampai dia melamun atau

berpikir yang aneh-aneh. Saya juga suruh Zaki bermain

dengan teman-teman sebanya di lingkungan sini, ya kadang

emang ada anak yang usil lalu mengejek Zaki. Tapi saya

selalu memberikan nasihat dan hal-hal positif aja. Ya

Alhamdulillah dia nyaman dan percaya diri bermain dengan

teman-teman sebayanya yang normal.” (Wawancara Ibu Yn,

25 Maret 2019 Pukul 11.42 WIB).

“Zahra ya kegiatannya tiap hari kayak gitu. Pagi sekolah,

pulang sekolah ya siang-siang gini sampe sore main sama

teman-temannya sekitaran sini. Gak pernah minder atau

malu sih dia, pede-pede aja tu anaknya. Kan tiap hari saya

selalu ngajak ngobrol, ngasih nasihat juga. Bilang kalau dia

itu sama kayak anak-anak lainnya, hanya kurang

pendengaran saja. Kan kalau ngomong pakai gerakan bibir

gitu masih paham orang-orang disekitarnya. Jadi ya saya

bilang gak usah malu. Saya juga tanya tentang pelajarannya

di sekolah, ya dia cerita baik-baik saja gitu. Ya kadang juga

saya puji beberapa kali saat dia bisa maju di depan kelas

atau disuruh gurunya mengerjakan tugas dan dia bisa, ya

saya puji.” (Wawancara Bapak Dy, 21 Mei 2019 Pukul 13.14

WIB).

“Kalau dia itu kalau gak mau ya walaupun disuruh tetep gak

mau. Jadi misalnya ada temennya nakal, terus besoknya

disuruh main lagi sama temannya itu ya tetap gak mau, dia

lebih milih di rumah. Tapi ya main sehari-hari sama teman-

temannya yang normal ya dia biasa. Dia pede aja gitu. Kalau

di sekolah, Irul mainnya sama yang anak besar-besar kayak

yang SMP, SMA yang swasta di depan sekolahnya. Kadang

juga sama anak SMP dan SMA yang satu lokasi sama dia.

Saya ngasih pemahaman aja ke dia kalau gak perlu takut dan

Page 96: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

79

minder. Ya main aja, pede aja. Sebagai orang tua setiap saya

di rumah ya saya ngajak dia ngobrol. Dia anaknya juga

nurut. Ibunya ke sawah, bapaknya kerja ya dia di rumah jaga

rumah, sore baru main dengan anak-anak sekitaran sini. Dia

minta hp ya saya kasih, selama itu positif ya saya motivasi

aja. Saya juga usahain buat ngasih pujian ke dia supaya

merasa percaya diri. Kadang saya lagi benerin apa gitu

rusak, ya dia ikut bantuin, lalu saya puji dia karena rajinnya

itu.” (Wawancara Bapak Tj, 22 Juni 2019 Pukul 13.08 WIB).

Ketika komunikasi dengan pendekatan tatap muka sudah intens

dilakukan oleh orang tua, maka orang tua berusaha sesekali waktu

memuji anak agar anak merasa percaya diri. Menurut Ibu Yn, Bapak

Dy dan Bapak Tj memberikan pujian kepada anak merupakan aspek

yang penting untung meningkatkan kepercayaan diri anak. Tidak

jarang pula orang tua memberikan dukungan dan semangat kepada

anak dalam belajar agar anak mampu menguasai pelajaran di sekolah

dan secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan diri pada

anak.

b. Bentuk Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Tunarungu

percaya diri (self confidence) merupakan adanya sikap individu

yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai

dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada

tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak

terpengaruh oleh orang lain.

Masa anak-anak adalah masa bermain dan berinteraksi dengan

teman-teman sebayanya. Kekurangan fisik pada pendengaran atau

biasa disebut tunarungu dapat mempengaruhi pembentukan

Page 97: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

80

kepercayaan diri seorang anak. Agar dapat berinteraksi dengan teman

sebayanya, anak tunarungu harus memiliki tingkat kepercayaan diri

yang kuat.

“Dia sih kepercayaan dirinya udah bagus, ada peningkatan.

Dulu suka malu-malu kalau ketemu orang baru, sekarang

udah mau diajak ngobrol orang yang baru dia kenal. Tiap

sore juga mau main sama anak-anak sekitaran sini, gak

minder kok dia.” (Wawancara Ibu Yn, 25 Maret 2019 Pukul

11.42 WIB).

“Kepercayaan diri Zahra sudah meningkat dari yang

sebelumnya. Udah gak malu lagi bertemu orang yang baru

dia kenal. Ada tamu datang, dia sekarang sudah pede

mempersilakan tamu untuk minum atau makan kue. Teman-

temannya yang anak-anak normal biasa juga banyak di

sekitaran sini.” (Wawancara Bapak Dy, 21 Mei 2019 Pukul

13.14 WIB).

“Irul anaknya pede banget, kalau di sekolah dia mainnya

sama yang anak besar-besar kayak yang SMP, SMA yang

swasta di depan sekolahnya. Kadang juga sama anak SMP

dan SMA yang satu lokasi sama dia. Percaya dirinya sudah

mengalami peningkatan. Sekarang udah mau nyapa orang

yang baru dia kenal. terus juga sering main sama anak-anak

sekitaran sini.” (Wawancara Bapak Tj, 22 Juni 2019 Pukul

13.08 WIB).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti jika dilihat dari sisi anak

tunarungu, Az, Zh, dan Kh memang sudah memiliki kepercayaan diri

yang cukup baik. Mereka dengan mudah berkenalan dengan orang

baru lalu mengajak berbicara dengan cara mereka. Lalu mereka tidak

merasa malu ketika bermain dengan teman sebayanya yang normal di

lingkungan sekitar. Kepercayaan diri mereka terbentuk karena orang

tua yang senantiasa memberikan motivasi kepada anak.

Page 98: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

81

3. Faktor Penghambat Orang Tua Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Anak Tunarungu.

Berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus itu sangat

berbeda dengan anak normal pada umumnya, hal ini sesuai dengan apabila

berkomunikasi dengan anak normal pada umumnya akan lebih cepat atau

lebih mudah menerima pesan yang disampaikan. Perbedaaan tersebut bisa

terlihat dari hambatan komunikasi dalam proses komunikasi yang terjadi

pada anak tunarungu, dimana anak tunarungu tidak mampu menangkap

secara cepat pesan atau informasi yang diberikan karena keterbatasan yang

dimilikinya. Peran orang tua sangat berarti bagi anak tunarungu dalam

mendidik atau membina anak tunarungu yang membutuhkan kesabaran

dengan melihat keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu. Oleh

karena itu, berkomunikasi dengan anak tunarungu dilakukan orang tua

secara tatap muka dengan berdiri atau duduk di depan anak tunarungu

sehingga wajah orang tua dapat dilihat oleh anak tunarungu tanpa

terhalang apapun, sehingga anak tunarungu dapat memahami apa yang

disampaikan oleh orang tua. Setiap kata yang keluar dari mulut orang tua

diulangi sehingga anak tunarungu benar-benar paham maksud dari kata

tersebut, kemudian memperagakan atau memperaktikannya, dengan hal ini

akan lebih mudah memahami.

Berbicara dengan anak tunarungu harus berbicara jelas dengan

artikulasi yang tepat sehingga dapat dipahami oleh anak tunarungu. Segala

Page 99: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

82

sesuatu yang diajarkan kepada anak tunarungu harus disertai dengan

contoh-contoh yang mudah dipahami. Komunikasi menjadi salah satu

sarana bagi orang tua dalam memberikan pengetahuan serta memberikan

motivasi belajar pada anak tunarungu. Peran orang tua dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu yang mengalami

keterbatasan dapat dilihat dari sebagai mana orang tua dalam mendidik

anak tunarungu di rumah.

”Hambatannya ya palingan cuma harus sabar aja, kadang Zaki

agak lama memahami apa yang saya bicarakan. Biasanya sih

saya bebicara dengan Zaki dalam jarak yang cukup dekat, lalu

gerakan bibir saya pelan-pelan, terus Zaki saya suruh ulang apa

yang saya bicarakan. Kalau soal berinteraksi dengan lingkungan

sekitar ya aman-aman aja, tidak ada hambatan sama seperti anak

normal saat berinteraksi dengan teman-temannya.” (Wawancara

Ibu Yn, 25 Maret 2019 Pukul 11.42 WIB).

“Kalau ditanya soal hambatan ya sebenarnya tidak ada

hambatan. Hanya harus sabar saja saat berbicara dengan Zahra,

ya maklum karena pendengarannya yang kurang normal.

Makanya saya kalau berbicara sama Zahra dengan jarak yang

dekat dan volume suara yang keras. Ya diulang-ulang lama-lama

dia paham. Ya kalau soal dia berinteraksi dengan teman-

temannya atau bergaul gitu gak ada hambatan. Baik-baik aja, dia

juga pede.” (Wawancara Bapak Dy, 21 Mei 2019 Pukul 13.14

WIB).

”Irul anaknya nurut, gak pernah nakal. Saya berbicara dengan

dia ya baik-baik aja gak ada hambatan. Dia juga sangat pede,

gak pernah minder dalam bergaul dengan teman-temannya. Ya

namanya juga pendengarannya kurang normal, kendala saya ya

kalau dia kurang paham dengan apa yang saya bicarakan dan

saya kurang paham dengan yang dia maksud. Dah gitu aja. Ya

yang penting sabar aja.” (Wawancara Bapak Tj, 22 Juni 2019

Pukul 13.08 WIB).

Page 100: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

83

Tidak ada hambatan yang terlalu berpengaruh dalam aktivitas

komunikasi orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarungu. Pada realitanya kehidupan anak tunarungu sama seperti anak

normal pada umumnya. Kepercayaan yang dimiliki anak tunarungu pun

juga tidak berbeda jauh dengan anak normal pada umumnya.

Page 101: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aktivitas komunikasi orang tua dalam meningkatkan kepercayaan diri

anak tunarungu adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara

pengirim pesan dengan penerima baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam suatu kumpulan yang sedarah yang dilakukan orang tua dengan anak

tunarungu untuk mengetahui aktivitas komunikasi orang tua dengan anak

tunarungu sehari-hari dalam meningkatkan kepercayaan diri anak. Komunikasi

orang tua dan anak dilihat dari komunikasi verbal dan nonverbal dalam

memberikan pemahaman kepada anak tunarungu bahwa keterbatasan bukanlah

batasan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Berdasarkan pembahasan penelitian skripsi ini, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dan anak tunarungu

menggunakan dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi verbal berupa

komunikasi secara langsung saling berbincang-bincang dengan bantuan

isyarat gerakan bibir dan komunikasi nonverbal menggunakan gerakan

bibir, gerakan wajah, dan gerakan tangan ketika menyentuh atau menepuk

anak tunarungu saat orang tua ingin berbicara.

2. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu adalah dengan melakukan pendekatan

Page 102: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

85

komunikasi tatap muka serta selalu memberikan motivasi sehingga anak

tunarungu tidak merasa malu dengan orang-orang di sekitarnya, lalu

sesekali waktu orang tua memuji anak agar anak merasa percaya diri. Ada

peningkatan dalam kepercayaan diri anak tunarungu. Mereka dengan

mudah berkenalan dengan orang baru dan mengajak berbicara dengan cara

mereka. Lalu mereka tidak merasa malu ketika bermain dengan teman

sebayanya yang normal di lingkungan sekitar.

3. Anak tunarungu tidak mampu menangkap secara cepat pesan atau

informasi yang diberikan karena keterbatasan yang dimilikinya. Peran

orang tua sangat berarti bagi anak tunarungu dalam mendidik atau

membina anak tunarungu yang membutuhkan kesabaran dengan melihat

keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu.

B. Saran

Pada kesempataan ini penulis memberikan saran yang ditujukan kepada

masyarakat luas, terutama bagi para orang tua adalah:

1. Hendaknya para orang tua memberikan perhatian yang lebih besar kepada

anak, khususnya di bidang pendidikan. Wujud perhatian yang diberikan

dapat dilakukan dengan pemenuhan fasilitas untuk menunjang kegiatan

belajar dan perhahatian yang sifatnya membangun semangat anak untuk

belajar.

2. Wujud dukungan secara psikologis orang tua kepada anak dapat dilakukan

dengan komunikasi yang baik dan intens. Salah satu bentuk komunikasi

Page 103: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

86

yang baik diterapkan orang tua kepada anaknya adalah komunikasi yang

sifatnya interpersonal.

3. Agar hubungan orang tua dengan anak dekat, sebaiknya melakukan

komunikasi yang sifatnya aktif dan membangun. Umpan balik dari kedua

belah pihak akan menciptakan hubungan yang semakin dekat sehingga

anak merasa nyaman dan terbuka kepada keluarga terutama kepada orang

tua.

4. Berikan motivasi dan dukungan kepada anak, khususnya anak tunarungu

agar anak mampu percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Page 104: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

87

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi (Filosofi, Konsep, dan

Aplikasi). Bandung: Pustaka Setia.

Anton, M. Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung: Yrama.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Edja Sadjaah. 2005. Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam

Keluarga. Jakarta: Depdiknas Dirjend. Pend. Tinggi Direktorat Pembinaaan

Pend. Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Efendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Hafied Cangara. 2013. Perencanaan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Hakim, T. 2004. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.

Hardjana, M. Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal.

Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta:

Graha.

Jalaludin, Rahmat. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan Contoh

Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran.

L. Tubbs, Stewart & Moss, Sylvia. 2008. Human Communication : Prinsip-prinsip

Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lauster, Peter. 2002. Tes Kepribadian (Alih Bahasa: D.H Gulo). Edisi Bahasa

Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 105: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

88

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana.

Mulyana, Deddy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munir, Zaldy. 2010. Pengertian Orang Tua. Bandung: PT Refika Aditama.

Winarsih, Murni. 2007. Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan

Bahasa. Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. Direktorat Keuangan.

R, Thantawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.

Smart, Aqila. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat. Yogyakarta: Kata Hati.

Suciati. 2017. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.

West, Richard, Lynn H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory:

Analysis and Application. McGraw-Hill.

Sumber Jurnal:

1. Jurnal Rahmat Aulia dan Ade Irma mahasiswa FISIP Universitas Syiah

Kuala yang berjudul Strategi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan

Anak Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Penyandang

Disabilitas.

2. Jurnal Darsono Wisadirana, Reza Safitri, dan Sinta Swastikawara dosen

FISIP UB Malang yang berjudul Strategi Komunikasi Guru Dalam

Mengasah Kemampuan Komunikasi Pada Murid Tunarungu.

3. Jurnal Novita Wuwungan mahasiswi Ilkom FISIP-UNMUL yang berjudul

Peran Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa Tunarungu Dalam

Page 106: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

89

Meningkatkan Sikap Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah

Pembina Luar Biasa Provinsi Kalimantan Timur.

Sumber Skripsi:

1. Skripsi Rahmah Giassari yang berjudul Proses Komunikasi Interpersonal

Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tunarungu (Studi Kasus

Orang Tua dan Anak di Depok).

2. Skripsi Yusuf Nur Setiyawan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Komunikasi Interpersonal Antara

Guru dan Murid Penyandang Autis Dalam Membentuk Kepercayaan Diri

Siswa di SLB YKAB Surakarta Tingkat Sekolah Dasar.

3. Skripsi Mirsan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Alauddin

Makassar yang berjudul Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa

(SLB) Negeri di Kabupaten Bulukumba.

Sumber Website:

dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id

Page 107: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 108: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

91

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana cara berkomunikasi Bapak/Ibu dengan anak?

2. Bagaimana bentuk komunikasi verbal (lisan/tulisan) yang biasa dilakukan

Bapak/Ibu dengan anak?

3. Bagaimana bentuk komunikasi nonverbal (isyarat) yang biasa dilakukan

Bapak/Ibu dengan anak?

4. Bagaimana anak berangkat ke Sekolah? Apakah Bapak/Ibu bersedia

mengantar jemput dan menemani anak di sekolah?

5. Bagaimana perlakuan Bapak/Ibu kepada anak khususnya dalam

kedisiplinan bersekolah dan bermain?

6. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam meningkatkan rasa kepercayaan diri

anak?

7. Upaya apa saja yang Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kepercayaan

diri anak?

8. Apakah ada hambatan yang Bapak/Ibu alami ketika membentuk

kepercayaan diri anak? Jika ada, apa saja hambatannya?

Page 109: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

92

Hasil Wawancara

Nama : Yuliani

Tanggal : 25 Maret 2019

Waktu : 11.42 WIB

Tempat : Rumah Ibu Yuli

1. Ya diajak ngomong terus, pokoknya jangan sampai dia gak ada teman ngobrol.

Dia diajarin pakai bahasa bibir, gak pernah pakai bahasa isyarat.

2. Saya dengan Zaki ya ngobrol-ngobrol biasa. Pakai bahasa Indonesia, dia

paham liat gerakan bibir saya. Gak pernah saya pakai tulisan ngobrol sama dia.

3. Saya tiap hari ngajak Zaki ngobrol terus, tapi dengan bahasa bibir, tidak pernah

dengan bahasa isyarat lainnya. Dia bisa, apa yang kita suruh dia tahu karena

melihat gerakan bibir. Makanya di sekolah saya tidak mau Zaki pakai bahasa

isyarat selain gerakan bibir. Saya sudah bilang ke gurunya, khusus Zaki saya

tidak mau pakai bahasa isyarat selain bahasa bibir. Jadinya Zaki dengan saya

di rumah tidak pernah pakai isyarat gerakan tangan, paling saya nyentuh dia

dulu kalau mau berbicara. Saya juga tidak paham apa itu gerakan-gerakan

tangannya. Ngomong, ngomong, kamu ngomong apa? Saya bilang gitu ke

Zaki. Saya juga komunikasi dengan Zaki pakai gerak wajah, dia tau kalau saya

lagi serius atau bercanda.

4. Zaki tiap hari berangkat ke sekolah saya antar, lalu saya tinggal. Nanti jamnya

pulang Sekolah saya jemput.

5. Saya perlakukan biasa saja, seperti anak normal pada umumnya, tidak saya

bedakan. Ya sekolah saya suruh berangkat terus walaupun kadang dia suka

males. Bermain, saya suruh malah main dengan teman-teman sebayanya di

sekitaran sini. Biasanya sore dia mainnya.

6. Setiap hari saya selalu mengajak Zaki ngobrol, apapun saya obrolkan dengan

Zaki. Pelajarannya di sekolah bagaimana? Lalu saya tanyakan juga tentang

teman-temannya di sekolah. Kalau Zaki menceritakan tentang hal-hal yang

menurut saya kurang baik, ya saya nasehati. Sesekali saya juga kasih pujian

Page 110: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

93

juga ke Zaki agar dia merasa percaya diri. Kalau Zaki lagi malas gitu ya saya

kasih semangat, pokoknya jangan sampai dia melamun atau berpikir yang

aneh-aneh. Saya juga suruh Zaki bermain dengan teman-teman sebanya di

lingkungan sini, ya kadang emang ada anak yang usil lalu mengejek Zaki. Tapi

saya selalu memberikan nasihat dan hal-hal positif aja.

7. Saya ajak Zaki jalan-jalan. Saya juga menyuruh dia bermain dengan teman-

teman sebayanya. Tiap hari saya ajak dia berbicara tatap muka, dan tidak lupa

juga saya berusaha memuji Zaki terus ngasih motivasi supaya dia semangat.

8. Hambatannya ya palingan cuma harus sabar aja, kadang Zaki agak lama

memahami apa yang saya bicarakan. Biasanya sih saya bebicara dengan Zaki

dalam jarak yang cukup dekat, lalu gerakan bibir saya pelan-pelan, terus Zaki

saya suruh ulang apa yang saya bicarakan. Kalau soal berinteraksi dengan

lingkungan sekitar ya aman-aman aja, tidak ada hambatan sama seperti anak

normal saat berinteraksi dengan teman-temannya.

Page 111: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

94

Hasil Wawancara

Nama : Daryanto

Tanggal : 21 Mei 2019

Waktu : 13.14 WIB

Tempat : Rumah Bapak Daryanto

1. Ngobrol bapak dengan anak ya pada umumnya. Diajakin ngomong-ngomong

aja tiap hari.

2. Ngobrol ya biasa seperti ini, tapi dengan bahasa Indonesia. Kalau bahasa Jawa

ya gak nyambung. Seharusnya orang kayak Zahra gini kan bahasanya satu.

Tulisan tidak pernah, saya ke Zahra tidak pernah, Zahra ke saya juga tidak

pernah.

3. Kalau dengan orang di rumah Zahra selalu pakai bahasa bibir, tapi volumenya

agak dikerasin. Sedikit-sedikit bisa paham dianya. Nah biar supaya dia tau

kalau kita lagi ngomong ya kasih sentuhan atau tepukan gitu. Kadang saya juga

menunjukan lewat gerakan wajah, dia tau kalau saya lagi marah, liat dari wajah

saya.

4. Saya antar jemput. Jadi pagi saya antar, siangnya pas jamnya pulang sekolah

saya jemput.

5. Perlakuan saya ke Zahra ya biasa pada umumnya. Ya kayak orang tua ke anak

biasanya, bapak ke anak pada umumnya. Waktunya sekolah ya saya suruh

berangkat. Pagi sekolah, pulang sekolah ya siang-siang gini sampe sore main

sama teman-temannya sekitaran sini.

6. Kan tiap hari saya selalu ngajak ngobrol, ngasih nasihat juga. Bilang kalau dia

itu sama kayak anak-anak lainnya, hanya kurang pendengaran saja. Kan kalau

ngomong pakai gerakan bibir gitu masih paham orang-orang disekitarnya. Jadi

ya saya bilang gak usah malu. Saya juga tanya tentang pelajarannya di sekolah,

ya dia cerita baik-baik saja gitu. Ya kadang juga saya puji beberapa kali saat

dia bisa maju di depan kelas atau disuruh gurunya mengerjakan tugas dan dia

bisa, ya saya puji.

Page 112: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

95

7. Saya selalu berusaha untuk melakukan pendekatan ke Zahra, lalu saya ajak

komuniksi tatap muka, ya kayak ngasih pujian ke Zahra pasti saya lakukan.

Saya juga nyuruh dia bermain dengan teman sebayanya sekitaran sini. Seperti

saya tidak menunggui Zahra di sekolah kan udah melatih kepercayaan dirinya

juga. Terus saya juga selalu berusaha mendorong hobi dia selama itu positif.

8. Kalau ditanya soal hambatan ya sebenarnya tidak ada hambatan. Hanya harus

sabar saja saat berbicara dengan Zahra, ya maklum karena pendengarannya

yang kurang normal. Makanya saya kalau berbicara sama Zahra dengan jarak

yang dekat dan volume suara yang keras. Ya diulang-ulang lama-lama dia

paham. Ya kalau soal dia berinteraksi dengan teman-temannya atau bergaul

gitu gak ada hambatan. Baik-baik aja, dia juga pede.

Page 113: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

96

Hasil Wawancara

Nama : Tukijan

Tanggal : 22 Juni 2019

Waktu : 13.08 WIB

Tempat : Rumah Bapak Tukijan

1. Saya dengn Irul ya komunikasi pada umumnya. Seperti orang tua ngobrol-

ngobrol dengan anak.

2. Saya berkomunikasi sehari-hari dengan Irul ya pakai kata-kata, tidak pernah

dengan tulisan.

3. Dengan kata-kata pakai gerakan bibir bahasa Indonesia, dikit-dikit ya dia

keluar suaranya. Jarang pakai bahasa isyarat dengan gerakan tangan, paling

kalau dia tidak dengar, nah saya tepuk punggungnya gitu.

4. Saya antar, lalu saya tinggal. Siangnya ya saya jemput.

5. Sehari-hari saya ke Irul ya biasa aja. Itu dia kalau disuruh gak berangkat malah

gak mau. Kesadaranya tinggi untuk bersekolah. Di sekolah saya suruh main

dengan teman-temannya, di rumah juga begitu. Kalau dia itu kalau gak mau

ya walaupun disuruh tetep gak mau. Jadi misalnya ada temennya nakal, terus

besoknya disuruh main lagi sama temannya itu ya tetap gak mau, dia lebih

milih di rumah. Tapi ya main sehari-hari sama teman-temannya yang normal

ya dia biasa.

6. Saya ngasih pemahaman aja ke dia kalau gak perlu takut dan minder. Ya main

aja, pede aja. Sebagai orang tua setiap saya di rumah ya saya ngajak dia

ngobrol. Dia anaknya juga nurut. Ibunya ke sawah, bapaknya kerja ya dia di

rumah jaga rumah, sore baru main dengan anak-anak sekitaran sini. Dia minta

hp ya saya kasih, selama itu positif ya saya motivasi aja. Saya juga usahain

buat ngasih pujian ke dia supaya merasa percaya diri. Kadang saya lagi benerin

apa gitu rusak, ya dia ikut bantuin, lalu saya puji dia karena rajinnya itu.

7. Membebaskan Irul bermain dengan waktu yang udah saya kasih, misalnya sore

hari. Kadang saya juga ajak Irul ngobrol tentang hal-hal yang terjadi di sekolah.

Page 114: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

97

Nah kalau dia udh bercerita tentang hebatnya dia di sekolah, saya langsung

memuji Irul. Lalu saya juga memberikan HP ke Irul agar dia tidak ketinggalan

teknologi. Dukungan positif ke dia juga tidak saya lupakan, itu untuk

memotivasi dia.

8. Irul anaknya nurut, gak pernah nakal. Saya berbicara dengan dia ya baik-baik

aja gak ada hambatan. Dia juga sangat pede, gak pernah minder dalam bergaul

dengan teman-temannya. Ya namanya juga pendengarannya kurang normal,

kendala saya ya kalau dia kurang paham dengan apa yang saya bicarakan dan

saya kurang paham dengan yang dia maksud. Dah gitu aja. Ya yang penting

sabar aja.

Page 115: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

98

Tabel Pengamatan Terhadap Anak Tunarungu

Nama : Ahmad Zaky Musada

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 12 tahun

NO

GEJALA YANG DIAMATI DALAM

ASPEK KEPERCAYAAN DIRI

ANAK TUNARUNGU

HASIL OBSERVASI

YA KADANG TIDAK

1. Menyapa orang baru √

2. Berbicara dengan orang baru dengan

caranya sendiri √

3. Menawarkan makanan pada orang lain √

4. Mengajak orang lain bermain √

5. Membantu orang lain √

6. Berani berhadapan dengan orang

banyak atau berbicara di depan umum √

7. Bergaul dengan anak-anak normal √

8. Bermain dengan teman-teman di

Sekolah √

9. Menampilkan hasil karya seni buatan

sendiri √

Page 116: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

99

Tabel Pengamatan Terhadap Anak Tunarungu

Nama : Zahra

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 14 tahun

NO

GEJALA YANG DIAMATI DALAM

ASPEK KEPERCAYAAN DIRI

ANAK TUNARUNGU

HASIL OBSERVASI

YA KADANG TIDAK

1. Menyapa orang baru √

2. Berbicara dengan orang baru dengan

caranya sendiri √

3. Menawarkan makanan pada orang lain √

4. Mengajak orang lain bermain √

5. Membantu orang lain √

6. Berani berhadapan dengan orang

banyak atau berbicara di depan umum √

7. Bergaul dengan anak-anak normal √

8. Bermain dengan teman-teman di

Sekolah √

9. Menampilkan hasil karya seni buatan

sendiri √

Page 117: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

100

Tabel Pengamatan Terhadap Anak Tunarungu

Nama : Khoirul Anwar

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 14 tahun

NO

GEJALA YANG DIAMATI DALAM

ASPEK KEPERCAYAAN DIRI

ANAK TUNARUNGU

HASIL OBSERVASI

YA KADANG TIDAK

1. Menyapa orang baru √

2. Berbicara dengan orang baru dengan

caranya sendiri √

3. Menawarkan makanan pada orang lain √

4. Mengajak orang lain bermain √

5. Membantu orang lain √

6. Berani berhadapan dengan orang

banyak atau berbicara di depan umum √

7. Bergaul dengan anak-anak normal √

8. Bermain dengan teman-teman di

Sekolah √

9. Menampilkan hasil karya seni buatan

sendiri √

Page 118: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

101

REDUKSI DATA

No Rumusan Masalah Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana aktivitas

komunikasi verbal

dan nonverbal orang

tua dengan anak

tunarungu V-B di

SDLB Negeri

Salatiga?

Bagaimana

cara

berkomunikasi

Bapak/Ibu

dengan anak?

Ya diajak ngomong terus,

pokoknya jangan sampai dia gak

ada teman ngobrol. Dia diajarin

pakai bahasa bibir, gak pernah

pakai bahasa isyarat. (Ibu Yn)

Ngobrol bapak dengan anak ya

pada umumnya. Diajakin

ngomong-ngomong aja tiap hari.

(Bapak Dy)

Saya dengn Irul ya komunikasi

pada umumnya. Seperti orang tua

ngobrol-ngobrol dengan anak.

(Bapak Tj)

Bagaimana

bentuk

komunikasi

verbal

(lisan/tulisan)

yang biasa

dilakukan

Bapak/Ibu

dengan anak?

Saya dengan Zaki ya ngobrol-

ngobrol biasa. Pakai bahasa

Indonesia, dia paham liat gerakan

bibir saya. Gak pernah saya

pakai tulisan ngobrol sama dia.

(Ibu Yn)

Ngobrol ya biasa seperti ini, tapi

dengan bahasa Indonesia. Kalau

bahasa Jawa ya gak nyambung.

Seharusnya orang kayak Zahra

gini kan bahasanya satu. Tulisan

tidak pernah, saya ke Zahra tidak

pernah, Zahra ke saya juga tidak

pernah. (Bapak Dy)

Saya berkomunikasi sehari-hari

dengan Irul ya pakai kata-kata,

tidak pernah dengan tulisan.

(Bapak Tj)

Page 119: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

102

Bagaimana

bentuk

komunikasi

nonverbal

(isyarat) yang

biasa

dilakukan

Bapak/Ibu

dengan anak?

Saya tiap hari ngajak Zaki

ngobrol terus, tapi dengan bahasa

bibir, tidak pernah dengan bahasa

isyarat lainnya. Dia bisa, apa

yang kita suruh dia tahu karena

melihat gerakan bibir. Makanya

di sekolah saya tidak mau Zaki

pakai bahasa isyarat selain

gerakan bibir. Saya sudah bilang

ke gurunya, khusus Zaki saya

tidak mau pak pakai bahasa

isyarat selain bahasa bibir.

Jadinya Zaki dengan saya di

rumah tidak pernah pakai isyarat

gerakan tangan, paling saya

nyentuh dia dulu kalau mau

berbicara. Saya juga tidak paham

apa itu gerakan-gerakan

tangannya. Ngomong, ngomong,

kamu ngomong apa? Saya bilang

gitu ke Zaki. Saya juga

komunikasi dengan Zaki pakai

gerak wajah, dia tau kalau saya

lagi serius atau bercanda. (Ibu

Yn)

Kalau dengan orang di rumah

Zahra selalu pakai bahasa bibir,

tapi volumenya agak dikerasin.

Sedikit-sedikit bisa paham

dianya. Nah biar supaya dia tau

kalau kita lagi ngomong ya kasih

sentuhan atau tepukan gitu.

Kadang saya juga menunjukan

lewat gerakan wajah, dia tau

kalau saya lagi marah, liat dari

wajah saya. (Bapak Dy)

Dengan kata-kata pakai gerakan

bibir bahasa Indonesia, dikit-

dikit ya dia keluar suaranya.

Jarang pakai bahasa isyarat

dengan gerakan tangan, paling

kalau dia tidak dengar, nah saya

tepuk punggungnya gitu. (Bapak

Tj)

Page 120: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

103

2.

Bagaimana strategi

komunikasi orang

tua dalam

meningkatkan

kepercayaan diri

anak tunarungu V-B

di SDLB Negeri

Salatiga?

Bagaimana

anak

berangkat ke

sekolah?

Apakah

Bapak/Ibu

besrsedia

mengantar

jemput dan

menemani

anak di

sekolah?

Zaki tiap hari berangkat ke

sekolah saya antar, lalu saya

tinggal. Nanti jamnya pulang

sekolah saya jemput. (Ibu Yn)

Saya antar jemput. Jadi pagi saya

antar, siangnya pas jamnya

pulang sekolah saya jemput.

(Bapak Dy)

Saya antar, lalu saya tinggal.

Siangnya ya saya jemput. (Bapak

Tj)

Bagaimana

perlakuan

Bapak/Ibu

kepada anak

khususnya

dalam

kedisiplinan

bersekolah

dan bermain?

Saya perlakukan biasa saja,

seperti anak normal pada

umumnya, tidak saya bedakan.

Ya sekolah saya suruh berangkat

terus walaupun kadang dia suka

males. Bermain, saya suruh

malah main dengan teman-teman

sebayanya di sekitaran sini.

Biasanya sore dia mainnya. (Ibu

Yn)

Perlakuan saya ke Zahra ya biasa

pada umumnya. Ya kayak orang

tua ke anak biasanya, bapak ke

anak pada umumnya. Waktunya

sekolah ya saya suruh berangkat.

Pagi sekolah, pulang sekolah ya

siang-siang gini sampe sore main

sama teman-temannya sekitaran

sini. (Bapak Dy)

Sehari-hari saya ke Irul ya biasa

aja. Itu dia kalau disuruh gak

berangkat malah gak mau.

Kesadaranya tinggi untuk

bersekolah. Di sekolah saya

suruh main dengan teman-

temannya, di rumah juga begitu.

Kalau dia itu kalau gak mau ya

walaupun disuruh tetep gak mau.

Jadi misalnya ada temennya

nakal, terus besoknya disuruh

main lagi sama temannya itu ya

tetap gak mau, dia lebih milih di

rumah. Tapi ya main sehari-hari

Page 121: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

104

sama teman-temannya yang

normal ya dia biasa. (Bapak Tj)

Bagaimana

cara

Bapak/Ibu

dalam

meningkatkan

rasa

kepercayaan

diri anak?

Setiap hari saya selalu mengajak

Zaki ngobrol, apapun saya

obrolkan dengan Zaki.

Pelajarannya di sekolah

bagaimana? Lalu saya tanyakan

juga tentang teman-temannya di

sekolah. Kalau Zaki

menceritakan tentang hal-hal

yang menurut saya kurang baik,

ya saya nasehati. Sesekali saya

juga kasih pujian juga ke Zaki

agar dia merasa percaya diri.

Kalau Zaki lagi malas gitu ya

saya kasih semangat, pokoknya

jangan sampai dia melamun atau

berpikir yang aneh-aneh. Saya

juga suruh Zaki bermain dengan

teman-teman sebanya di

lingkungan sini, ya kadang

emang ada anak yang usil lalu

mengejek Zaki. Tapi saya selalu

memberikan nasihat dan hal-hal

positif aja. (Ibu Yn)

Kan tiap hari saya selalu ngajak

ngobrol, ngasih nasihat juga.

Bilang kalau dia itu sama kayak

anak-anak lainnya, hanya kurang

pendengaran saja. Kan kalau

ngomong pakai gerakan bibir

gitu masih paham orang-orang

disekitarnya. Jadi ya saya bilang

gak usah malu. Saya juga tanya

tentang pelajarannya di sekolah,

ya dia cerita baik-baik saja gitu.

Ya kadang juga saya puji

beberapa kali saat dia bisa maju

di depan kelas atau disuruh

gurunya mengerjakan tugas dan

dia bisa, ya saya puji. (Bapak

Dy)

Page 122: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

105

Saya ngasih pemahaman aja ke

dia kalau gak perlu takut dan

minder. Ya main aja, pede aja.

Sebagai orang tua setiap saya di

rumah ya saya ngajak dia

ngobrol. Dia anaknya juga nurut.

Ibunya ke sawah, bapaknya kerja

ya dia di rumah jaga rumah, sore

baru main dengan anak-anak

sekitaran sini. Dia minta hp ya

saya kasih, selama itu positif ya

saya motivasi aja. Saya juga

usahain buat ngasih pujian ke dia

supaya merasa percaya diri.

Kadang saya lagi benerin apa

gitu rusak, ya dia ikut bantuin,

lalu saya puji dia karena rajinnya

itu. (Bapak Tj)

Upaya apa

saja yang

Bapak/Ibu

lakukan untuk

meningkatkan

kepercayaan

diri anak?

Saya ajak Zaki jalan-jalan. Saya

juga menyuruh dia bermain

dengan teman-teman sebayanya.

Tiap hari saya ajak dia berbicara

tatap muka, dan tidak lupa juga

saya berusaha memuji Zaki terus

ngasih motivasi supaya dia

semangat. (Ibu Yn)

Saya selalu berusaha untuk

melakukan pendekatan ke Zahra,

lalu saya ajak komuniksi tatap

muka, ya kayak ngasih pujian ke

Zahra pasti saya lakukan. Saya

juga nyuruh dia bermain dengan

teman sebayanya sekitaran sini.

Seperti saya tidak menunggui

Zahra di sekolah kan udah

melatih kepercayaan dirinya

juga. Terus saya juga selalu

berusaha mendorong hobi dia

selama itu positif. (Bapak Dy)

Page 123: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

106

Membebaskan Irul bermain

dengan waktu yang udah saya

kasih, misalnya sore hari.

Kadang saya juga ajak Irul

ngobrol tentang hal-hal yang

terjadi di sekolah. Nah kalau dia

udh bercerita tentang hebatnya

dia di sekolah, saya langsung

memuji Irul. Lalu saya juga

memberikan HP ke Irul agar dia

tidak ketinggalan teknologi.

Dukungan positif ke dia juga

tidak saya lupakan, itu untuk

memotivasi dia. (Bapak Tj)

3.

Apa saja faktor

penghambat orang

tua dalam

meningkatkan

kepercayaan diri

anak tunarungu V-B

di SDLB Negeri

Salatiga?

Apakah ada

hambatan

yang

Bapak/Ibu

alami ketika

berkomunikasi

dengan anak,

khususnya

dalam

meningkatkan

kepercayaan

diri si anak?

Jika ada, apa

saja

hambatannya?

Hambatannya ya palingan cuma

harus sabar aja, kadang Zaki

agak lama memahami apa yang

saya bicarakan. Biasanya sih

saya bebicara dengan Zaki dalam

jarak yang cukup dekat, lalu

gerakan bibir saya pelan-pelan,

terus Zaki saya suruh ulang apa

yang saya bicarakan. Kalau soal

berinteraksi dengan lingkungan

sekitar ya aman-aman aja, tidak

ada hambatan sama seperti anak

normal saat berinteraksi dengan

teman-temannya. (Ibu Yn)

Kalau ditanya soal hambatan ya

sebenarnya tidak ada hambatan.

Hanya harus sabar saja saat

berbicara dengan Zahra, ya

maklum karena pendengarannya

yang kurang normal. Makanya

saya kalau berbicara sama Zahra

dengan jarak yang dekat dan

volume suara yang keras. Ya

diulang-ulang lama-lama dia

paham. Ya kalau soal dia

berinteraksi dengan teman-

temannya atau bergaul gitu gak

ada hambatan. Baik-baik aja, dia

juga pede. (Bapak Dy)

Page 124: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

107

Irul anaknya nurut, gak pernah

nakal. Saya berbicara dengan dia

ya baik-baik aja gak ada

hambatan. Dia juga sangat pede,

gak pernah minder dalam bergaul

dengan teman-temannya. Ya

namanya juga pendengarannya

kurang normal, kendala saya ya

kalau dia kurang paham dengan

apa yang saya bicarakan dan saya

kurang paham dengan yang dia

maksud. Dah gitu aja. Ya yang

penting sabar aja. (Bapak Tj)

Page 125: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

108

TRIANGULASI DATA

No Rumusan

Masalah Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1.

Bagaimana

aktivitas

komunikasi

verbal dan

nonverbal

orang tua

dengan anak

tunarungu V-

B di SDLB

Negeri

Salatiga?

Bagaimana

cara

berkomunikasi

Bapak/Ibu

dengan anak?

Ya diajak ngomong

terus, pokoknya

jangan sampai dia gak

ada teman ngobrol.

Dia diajarin pakai

bahasa bibir, gak

pernah pakai bahasa

isyarat. (Ibu Yn)

Orang tua

(bapak/ibu)

berkomunikasi

intens dengan

anak dan selalu

mengajak anak

berkomunikasi

dalam kehidupan

sehari-hari.

Bapak/ibu

mengajak anak

tunarungu

berkomunikasi

seperti orang

normal pada

umumnya.

Ngobrol bapak dengan

anak ya pada

umumnya. Diajakin

ngomong-ngomong

aja tiap hari. (Bapak

Dy)

Saya dengan Irul ya

komunikasi pada

umumnya. Seperti

orang tua ngobrol-

ngobrol dengan anak.

(Bapak Tj)

Bagaimana

bentuk

komunikasi

verbal (lisan/

tulisan) yang

biasa

dilakukan

Bapak/Ibu

dengan anak?

Saya dengan Zaki ya

ngobrol-ngobrol biasa.

Pakai bahasa

Indonesia, dia paham

liat gerakan bibir saya.

Gak pernah saya pakai

tulisan ngobrol sama

dia. (Ibu Yn)

Bentuk

komunikasi

verbal yang

dilakukan oleh

orang tua

(bapak/ibu)

kepada anak

tunarungu adalah

dengan lisan

berupa kata-kata

tanpa tulisan.

Komunikasi lisan

menggunakan

bahasa Indonesia.

Ngobrol ya biasa

seperti ini, tapi dengan

bahasa Indonesia.

Kalau bahasa Jawa ya

gak nyambung.

Seharusnya orang

kayak Zahra gini kan

bahasanya satu.

Tulisan tidak pernah,

saya ke Zahra tidak

pernah, Zahra ke saya

juga tidak pernah.

(Bapak Dy)

Page 126: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

109

Saya berkomunikasi

sehari-hari dengan Irul

ya pakai kata-kata,

tidak pernah dengan

tulisan. (Bapak Tj)

Bagaimana

bentuk

komunikasi

nonverbal

(isyarat) yang

biasa

dilakukan

Bapak/Ibu

dengan anak?

Saya tiap hari ngajak

Zaki ngobrol terus,

tapi dengan bahasa

bibir, tidak pernah

dengan bahasa isyarat

lainnya. Dia bisa, apa

yang kita suruh dia

tahu karena melihat

gerakan bibir.

Makanya di sekolah

saya tidak mau Zaki

pakai bahasa isyarat

selain gerakan bibir.

Saya sudah bilang ke

gurunya, khusus Zaki

saya tidak mau pak

pakai bahasa isyarat

selain bahasa bibir.

Jadinya Zaki dengan

saya di rumah tidak

pernah pakai isyarat

gerakan tangan, paling

saya nyentuh dia dulu

kalau mau berbicara.

Saya juga tidak paham

apa itu gerakan-

gerakan tangannya.

Ngomong, ngomong,

kamu ngomong apa?

Saya bilang gitu ke

Zaki. Saya juga

komunikasi dengan

Zaki pakai gerak

wajah, dia tau kalau

saya lagi serius atau

bercanda. (Ibu Yn)

Bentuk

komunikasi

nonverbal

(isyarat) yang

biasa dilakukan

oleh orang tua

kepada anak

tunarungu adalah

dengan gerakan

bibir dan gerakan

wajah. Namun,

sesekali dengan

gerakan tangan,

seperti menyentuh

anak tunarungu

sebelum

mengajak

berbicara.

Page 127: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

110

Kalau dengan orang di

rumah Zahra selalu

pakai bahasa bibir,

tapi volumenya agak

dikerasin. Sedikit-

sedikit bisa paham

dianya. Nah biar

supaya dia tau kalau

kita lagi ngomong ya

kasih sentuhan atau

tepukan gitu. Kadang

saya juga menunjukan

lewat gerakan wajah,

dia tau kalau saya lagi

marah, liat dari wajah

saya. (Bapak Dy)

Dengan kata-kata

pakai gerakan bibir

bahasa Indonesia,

dikit-dikit ya dia

keluar suaranya.

Jarang pakai bahasa

isyarat dengan

gerakan tangan, paling

kalau dia tidak dengar,

nah saya tepuk

punggungnya gitu.

(Bapak Tj)

2.

Bagaimana

strategi

komunikasi

orang tua

dalam

meningkatkan

kepercayaan

diri anak

tunarungu V-

B di SDLB

Negeri

Salatiga?

Bagaimana

anak berangkat

ke sekolah?

Apakah

Bapak/Ibu

besrsedia

mengantar

jemput dan

menemani

anak di

sekolah?

Zaki tiap hari

berangkat ke sekolah

saya antar, lalu saya

tinggal. Nanti jamnya

pulang Sekolah saya

jemput. (Ibu Yn)

Anak tunarungu

berangkat ke

sekolah diantar

dan dijemput oleh

orang tua

(bapak/ibu).

Orang tua tidak

menemani atau

menunggu anak

tunarungu di

sekolah

Saya antar jemput.

Jadi pagi saya antar,

siangnya pas jamnya

pulang sekolah saya

jemput. (Bapak Dy)

Saya antar, lalu saya

tinggal. Siangnya ya

saya jemput. (Bapak

Tj)

Bagaimana

perlakuan

Bapak/Ibu

Saya perlakukan biasa

saja, seperti anak

normal pada

Perlakuan orang

tua kepada anak

tunarungu adalah

Page 128: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

111

kepada anak

khususnya

dalam

kedisiplinan

bersekolah dan

bermain?

umumnya, tidak saya

bedakan. Ya sekolah

saya suruh berangkat

terus walaupun

kadang dia suka

males. Bermain, saya

suruh malah main

dengan teman-teman

sebayanya di sekitaran

sini. Biasanya sore dia

mainnya. (Ibu Yn)

sama seperti

orang tua

memperlakukan

anak normal pada

umumnya,

termasuk dalam

hal kedisiplinan

sekolah dan

bermain.

Perlakuan saya ke

Zahra ya biasa pada

umumnya. Ya kayak

orang tua ke anak

biasanya, bapak ke

anak pada umumnya.

Waktunya sekolah ya

saya suruh berangkat.

Pagi sekolah, pulang

sekolah ya siang-siang

gini sampe sore main

sama teman-temannya

sekitaran sini. (Bapak

Dy)

Sehari-hari saya ke

Irul ya biasa aja. Itu

dia kalau disuruh gak

berangkat malah gak

mau. Kesadaranya

tinggi untuk

bersekolah. Di sekolah

saya suruh main

dengan teman-

temannya, di rumah

juga begitu. Kalau dia

itu kalau gak mau ya

walaupun disuruh

tetep gak mau. Jadi

misalnya ada

temennya nakal, terus

besoknya disuruh

main lagi sama

temannya itu ya tetap

gak mau, dia lebih

milih di rumah. Tapi

Page 129: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

112

ya main sehari-hari

sama teman-temannya

yang normal ya dia

biasa. (Bapak Tj)

Bagaimana

cara Bapak/Ibu

dalam

meningkatkan

rasa

kepercayaan

diri anak?

Setiap hari saya selalu

mengajak Zaki

ngobrol, apapun saya

obrolkan dengan Zaki.

Pelajarannya di

sekolah bagaimana?

Lalu saya tanyakan

juga tentang teman-

temannya di sekolah.

Kalau Zaki

menceritakan tentang

hal-hal yang menurut

saya kurang baik, ya

saya nasehati. Sesekali

saya juga kasih pujian

juga ke Zaki agar dia

merasa percaya diri.

Kalau Zaki lagi malas

gitu ya saya kasih

semangat, pokoknya

jangan sampai dia

melamun atau berpikir

yang aneh-aneh. Saya

juga suruh Zaki

bermain dengan

teman-teman sebanya

di lingkungan sini, ya

kadang emang ada

anak yang usil lalu

mengejek Zaki. Tapi

saya selalu

memberikan nasihat

dan hal-hal positif aja.

(Ibu Yn)

Orang tua

(bapak/ibu)

meningkatkan

kepercayaan diri

anak dengan cara

selalu mengajak

berbicara,

memberikan

semangat, nasihat,

pujian dan

pemahaman agar

anak tunarungu

dapat

bersosialisasi

dengan

lingkungan

sekitar tanpa rasa

minder.

Kan tiap hari saya

selalu ngajak ngobrol,

ngasih nasihat juga.

Bilang kalau dia itu

sama kayak anak-anak

lainnya, hanya kurang

pendengaran saja. Kan

kalau ngomong pakai

Page 130: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

113

gerakan bibir gitu

masih paham orang-

orang disekitarnya.

Jadi ya saya bilang

gak usah malu. Saya

juga tanya tentang

pelajarannya di

sekolah, ya dia cerita

baik-baik saja gitu. Ya

kadang juga saya puji

beberapa kali saat dia

bisa maju di depan

kelas atau disuruh

gurunya mengerjakan

tugas dan dia bisa, ya

saya puji. (Bapak Dy)

Saya ngasih

pemahaman aja ke dia

kalau gak perlu takut

dan minder. Ya main

aja, pede aja. Sebagai

orang tua setiap saya

di rumah ya saya

ngajak dia ngobrol.

Dia anaknya juga

nurut. Ibunya ke

sawah, bapaknya kerja

ya dia di rumah jaga

rumah, sore baru main

dengan anak-anak

sekitaran sini. Dia

minta hp ya saya

kasih, selama itu

positif ya saya

motivasi aja. Saya

juga usahain buat

ngasih pujian ke dia

supaya merasa

percaya diri. Kadang

saya lagi benerin apa

gitu rusak, ya dia ikut

bantuin, lalu saya puji

dia karena rajinnya

itu. (Bapak Tj)

Page 131: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

114

Upaya apa

saja yang

Bapak/Ibu

lakukan untuk

meningkatkan

kepercayaan

diri anak?

Saya ajak Zaki jalan-

jalan. Saya juga

menyuruh dia bermain

dengan teman-teman

sebayanya. Tiap hari

saya ajak dia berbicara

tatap muka, dan tidak

lupa juga saya

berusaha memuji Zaki

terus ngasih motivasi

supaya dia semangat.

(Ibu Yn) Upaya yang

dilakukan oleh

orang tua

(bapak/ibu) untuk

meningkatkan

kepercayaan diri

anak tunarungu

adalah berupa mendekati anak,

lalu mengajak

berkomunikasi

tatap muka,

memuji anak,

menyuruh anak

bermain dengan

teman sebayanya,

tidak menunggui

anak di sekolah,

mendorong hobi

anak selama itu

positif, dan

menyemangati

anak dalam segala

aspek.

Saya selalu berusaha

untuk melakukan

pendekatan ke Zahra,

lalu saya ajak

komuniksi tatap

muka, ya kayak

ngasih pujian ke Zahra

pasti saya lakukan.

Saya juga nyuruh dia

bermain dengan teman

sebayanya sekitaran

sini. Seperti saya tidak

menunggui Zahra di

sekolah kan udah

melatih kepercayaan

dirinya juga. Terus

saya juga selalu

berusaha mendorong

hobi dia selama itu

positif. (Bapak Dy)

Membebaskan Irul

bermain dengan waktu

yang udah saya kasih,

misalnya sore hari.

Kadang saya juga ajak

Irul ngobrol tentang

hal-hal yang terjadi di

sekolah. Nah kalau dia

udh bercerita tentang

hebatnya dia di

sekolah, saya

langsung memuji Irul.

Lalu saya juga

memberikan HP ke

Page 132: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

115

Irul agar dia tidak

ketinggalan teknologi.

Dukungan positif ke

dia juga tidak saya

lupakan, itu untuk

memotivasi dia.

(Bapak Tj)

3.

Apa saja

faktor

penghambat

orang tua

dalam

meningkatkan

kepercayaan

diri anak

tunarungu V-

B di SDLB

Negeri

Salatiga?

Apakah ada

hambatan yang

Bapak/Ibu

alami ketika

berkomunikasi

dengan anak,

khususnya

dalam

meningkatkan

kepercayaan

diri si anak?

Jika ada, apa

saja

hambatannya?

Hambatannya ya

palingan cuma harus

sabar aja, kadang Zaki

agak lama memahami

apa yang saya

bicarakan. Biasanya

sih saya bebicara

dengan Zaki dalam

jarak yang cukup

dekat, lalu gerakan

bibir saya pelan-pelan,

terus Zaki saya suruh

ulang apa yang saya

bicarakan. Kalau soal

berinteraksi dengan

lingkungan sekitar ya

aman-aman aja, tidak

ada hambatan sama

seperti anak normal

saat berinteraksi

dengan teman-

temannya. (Ibu Yn)

Tidak ada

hambatan yang

dialami orang tua

(bapak/ibu) dalam

meningkatkan

kepercayaan diri

anak tunarungu.

Hanya saja anak

tunarungu kurang

tanggap dalam

memahami

perkataan dari

orang tua, karena

keterbatasan

pendengaran yang

dimilikinya.

Kalau ditanya soal

hambatan ya

sebenarnya tidak ada

hambatan. Hanya

harus sabar saja saat

berbicara dengan

Zahra, ya maklum

karena

pendengarannya yang

kurang normal.

Makanya saya kalau

berbicara sama Zahra

dengan jarak yang

dekat dan volume

suara yang keras. Ya

diulang-ulang lama-

lama dia paham. Ya

Page 133: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

116

kalau soal dia

berinteraksi dengan

teman-temannya atau

bergaul gitu gak ada

hambatan. Baik-baik

aja, dia juga pede.

(Bapak Dy)

Irul anaknya nurut,

gak pernah nakal.

Saya berbicara dengan

dia ya baik-baik aja

gak ada hambatan.

Dia juga sangat pede,

gak pernah minder

dalam bergaul dengan

teman-temannya. Ya

namanya juga

pendengarannya

kurang normal,

kendala saya ya kalau

dia kurang paham

dengan apa yang saya

bicarakan dan saya

kurang paham dengan

yang dia maksud. Dah

gitu aja. Ya yang

penting sabar aja.

(Bapak Tj)

Page 134: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

117

Gambar 1.

Wawancara dengan Ibu Yuliani

Gambar 2.

Berbincang-bincang dengan Zaky

(anak tunarungu V-B SDLBN

Salatiga)

Gambar 3.

Wawancara dengan Bapak Daryanto

Gambar 4.

Berbincang-bincang dengan Zahra

(anak tunarungu V-B SDLBN

Salatiga)

Page 135: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

118

Gambar 5.

Wawancara dengan Bapak Tukijan

Gambar 6.

Berbincang-bincang dengan Khoirul

(anak tunarungu V-B SDLBN Salatiga)

Gambar 7.

SLB Negeri Salatiga tampak depan

Gambar 8.

Lapangan dan kelas-kelas SLB Negeri

Salatiga

Page 136: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

119

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Viola Diane de Johnnie Putri

Alamat Tinggal : Purbaya IV RT.04 RW.07 Karang Alit, Salatiga

Kode Pos : 50722

Nomor Telepon : 082232017746

E-mail : [email protected]

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Agustus 1995

Status Marital : Belum menikah / Mahasiswi

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan Formal

Pendidikan Jurusan/ Fakultas Sekolah/ Perguruan

Tinggi Tahun Ajaran

SD SD Pemuda Bangsa Depok 2002/2008

SMP SMP Negeri 4 Salatiga 2008/2011

SMA IPA SMA Negeri 3 Salatiga 2011/2014

Strata I

Komunikasi

Penyiaran Islam /

Dakwah

Institut Agama Islam Negeri

Salatiga 2015/2019

Page 137: AKTIVITAS KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL ORANG TUA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5827/1/fiks.pdf · VIOLA DIANE DE JOHNNIE PUTRI NIM. 43010-15-0079 JURUSAN KOMUNIKASI

120

Pendidikan Nonformal

No. Jenis Kursus Tempat Kursus Tahun

1. Kursus Bahasa Inggris EGYPT Course

Pare, Jawa Timur 2017

2. Kursus Bahasa Arab EGYPT Course

Pare, Jawa Timur 2018

Pengalaman Organisasi

1. Bendum HmI Komisariat Lafran Pane Cabang Salatiga 2016- 2017

2. Wabendum HmI Cabang Salatiga 2017- 2018

3. Wakil I Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga 2017-2018

4. Panter Brigsus Dilaga Woro Srikandhi 2016- sekarang

5. Anggota Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi 2016- sekarang