25
ALAT BANTU DENGAR OLEH : KAMARUDIN RIZAL 030.07.131

Alat Bantu Dengar

Embed Size (px)

Citation preview

OLEH : KAMARUDIN RIZAL 030.07.131

Pendengaran

yang baik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting bagi kita. Jika kita mengalami gangguan pendengaran maka hal itu akan sangat berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari.

Gangguan

pendengaran dapat dikatakan memiliki kategori berat, dimana suara yang cukup keras tidak dapat terdengar atau yang biasanya terjadi orang tersebut sangat sulit mengerti kata-kata yang diucapkan. Dalam kasus-kasus tersebut beberapa jenis suara atau percakapan sulit untuk didengar, terutama di lingkungan suara yang bising.

Pemasangan

alat bantu dengar (ABD) merupakan upaya pertama dalam habilitasi pendengaran yang akan dikombinasikan dengan terapi wicara atau terapi audio verbal

Organ

untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis) kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis)

Saraf

Proses

mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea

Alat

bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar

Microphone Amplifier Receiver atau loudspeaker Batere

Menurut

sistim kerjanya Secara umum sistim kerja ABD dibedakan menjadi: a. Analog b. Digital

Menurut

hantarannya Berdasarkan jenis hantaran suaranya, ABD dapat dibedakan menjadi 2 macam: a. ABD Jenis hantaran tulang b. ABD Jenis hantaran udara

Menurut

bentuknya:

a. ABD Jenis Saku (Pocket / Body Worn Type)

Faktor yang merugikan dari ABD jenis saku: Penampilan kosmetik kurang baik Kemampuan mikrofon melokalisir bunyi dari belakang terhalang oleh tubuh Tidak praktis karena ukuran relatif besar Kabel dapat putus Dapat timbul bunyi gesekan antara ABD dengan kain saku

b.

ABD jenis Belakang Telinga (BT) / Behind The Ear (BTE) Open-fit mini BTE

c. d.

ABD Jenis Dalam Telinga (DT) / In The Ear (ITE) ABD tipe kanalis / In The Canal (ITC) & Completely In Canal (CIC)

e.

f.

ABD jenis kacamata / Spectacle Aid

1.

Mild Hearing Loss (20-40 dB) Penggunaan alat bantu dengar dapat membantu kemampuan komunikasi pasien. Beberapa pasien dapat mempertimbangkan pemakaian alat bantu dengar paruh waktu / pada kondisi-kondisi tertentu saja

2.

Moderate Hearing Loss (45-65 dB) Penggunaan alat bantu dengar sudah menjadi kebutuhan bagi pasien dalam kategori ini. Pada umumnya alat bantu dengar memberikan hasil yang baik bila dipakai dengan strategi pemakaian yang sesuai

3.

Severe Hearing Loss (70-85 dB) Alat bantu dengar harus digunakan bila pasien masih ingin berkomunikasi dengan suara sebagai media penerimaan primernya. Pada beberapa kasus pasien dengan tingkat gangguan pendengaran ini membutuhkan implantasi koklea

4.

Profound Hearing Loss (>85 dB) Keberhasilan penggunaan alat bantu dengar pada pasien ini berbeda-beda tergantung umur dan berbagai faktor lainnya. Pada kasus yang baik, kemampuan komunikasi pasien dapat membaik, dan pada kasus terburuk pun, setidaknya alat bantu dengar masih dapat membantu sebagai warning device. Pasien dengan gangguan pendengaran jenis ini merupakan kandidat kuat untuk implantasi koklea

klinisi

harus menentukan apakah pasien membutuhkan alat bantu pendengaran pada satu atau kedua telinga. Bilamana mungkin sangat dianjurkan menggunakan alat bantu pada kedua telinga (binaural)

Keuntungan

amplifikasi binaural antara

lain : 1. Minimalisasi / Eliminasi efek bayangan kepala (Head Shadow) 2. Peningkatan kemampuan lokalisasi 3.Efek peredam atau penekanan bising latar belakang (Binaural squelch) 4. Sumasi binaural (Binaural loudness summation)

TERIMA KASIH