20
CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SDLB B (TUNARUNGU) KELAS 1 SEMESTER 1 (Studi Kasus : Murid Kelas 1 SLB NEGERI 2 BANTUL TA 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Bagus Setiardi Sena 09.11.3455 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.3455.pdfdisembuhkan atau di obati walaupun menggunakan alat bantu dengar. Tentunya hal

Embed Size (px)

Citation preview

CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SDLB B (TUNARUNGU) KELAS 1 SEMESTER 1

(Studi Kasus : Murid Kelas 1 SLB NEGERI 2 BANTUL TA 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Bagus Setiardi Sena

09.11.3455

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2013

CD INTERACTIVE LEARNING MATH FOR SDLB B (DEAF) CLASS 1 SEMESTER 1

(Case Study: Student Class 1 SLB STATE 2 Bantul FY 2012/2013)

CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SDLB B (TUNARUNGU) KELAS 1 SEMESTER 1

(Studi Kasus : Murid Kelas 1 SLB NEGERI 2 BANTUL TA 2012/2013)

Bagus Setiardi Sena Melwin Syafrizal

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Mathematics is a universal science that underlies the development of modern technology, has an important role in a variety of disciplines and advance the human intellect. And to master and create the future teknolologi needed a strong mastery of mathematics from an early age. No exception for people with disabilities or special needs, which in this case is a child with hearing impairment (hearing loss or even deafness). And with their limitations, it is not easy to teach those with special needs in the hearing in any manner or method commonly taught to students or ordinary people. It takes special skills to communicate well and teach them. Data collection techniques will be tailored to the Standard National Education curriculum at the Education Unit Level Curriculum (SBC) basic education prepared by the educational unit with reference to the Content Standards (SI) and the Graduation Competency Standards (SKL) and based on the guidelines developed by the Agency National Education Standards (BNSP). As well as finding the correct reference and simple in teaching this application to the first-grader's SDLB Deaf. This application is expected by the presence of class 1 deaf students can learn easily and have no difficulty in understanding what is being taught by the teacher. And to increase interest in mathematics, mathematical skills, solving mathematical problems, and interpret the obtained solution.

.Key words: Disabilities, Deaf Children, Mathematics for The Deaf, New Methods for The Deaf

1

1. Pendahuluan

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

modern , mempunyai peran penting dalam memajukan daya pikir manusia karena

matematika sebagai dasar terbentuknya atau terciptanya logika. Penyandang tunarungu

merupakan individu yang memiliki hak yang sama seperti individu normal di dalam

pendidikan untuk mendapat perlakuan yang manusiawi, pendidikan yang bermutu dan

sesuai dengan potensi dan tuntutan masyarakat tanpa perlakuan deskriminatif.

Sebagaimana yang kita ketahui, tunarungu adalah berkurangnya daya dengar

atau bahkan bisa disebut tuli. Anak tunarungu mempunyai keterbatasan dalam

mendengar yang disebabkan rusak atau tidak berfungsinya organ-organ pendengaran

sebagaimana mestinya, padahal ketulian bukanlah suatu penyakit yang bisa

disembuhkan atau di obati walaupun menggunakan alat bantu dengar. Tentunya hal ini

menyulitkan penderitanya kesulitan memahami bahasa sebagai komunikasi untuk belajar

dalam bidang apapun.

Tidak sedikit guru yang sudah berkompetensi sekalipun sulit menyampaikan

materi pelajaran karena berbedanya pemahaman, karakter serta kekurangan si anak

didik tersebut. Perlu adanya pendekatan yang harus dilakukan untuk membuat mereka

menyukai pelajaran matematika terlebih dahulu, dengan begitu belajar matematika yang

pada awalnya terasa sulit akan menjadi sangat menyenangkan bagi mereka. Hal ini yang

melatar belakangi penulis untuk membuat aplikasi pembelajaran interaktif untuk kalangan

tunarungu.

Diharapkan aplikasi ini bisa mempermudah atau bahkan mempercepat daya

tangkap terhadap materi yang disajikan. Anak-anak di ajak untuk bermain tapi sekaligus

juga belajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka judul skripsi yang akan diajukan

penulis yaitu “CD Interaktif Pembelajaran Matematika Untuk SDLB B (Tunarungu)

Kelas 1 Semester 1”.

2. Landasan Teori

2.1. Elemen Multimedia

Menurut Tay Vaughan (2011) Multimedia terdiri dari 6 elemen yaitu :

2

2.1.1 Text

Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah

data text (teks). Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia

yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks bergantung pada penggunaan aplikasi

multimedia.

2.1.2 Image

Image (grafik) merupakan hasil sebuah pengambilan citra yang didapat melalui

alat penangkap citra, seperti kamera dan scanner, yang hasilnya sering disebut

dengan gambar. Gambar bisa berwujud sebuah ikon, foto ataupun simbol.

2.1.3 Audio

Audio (suara) adalah komponen multimedia yang dapat berwujud narasi, musik,

efek suara atau penggabungan diantara ketiganya.

2.1.4 Video

Video merupakan sajian gambar dan suara yang ditangkap oleh sebuah kamera,

yang kemudian disusun ke dalam urutan frame untuk dibaca dalam satuan detik.

2.1.5 Animation

Animation (animasi) merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak

pada layer.

2.1.6 Virtual reality

Virtual reality memungkinkan terjadinya hubungan timbal-balik antar-user dengan

aplikasi multimedia secara nyata.

2.2 Definisi Media Pembelajaran

Menurut Heinich (2002) dan Ibrahim (1997, 2001) menyatakan bahwa kata

media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan

sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju

penerima.(dikutip dalam Daryanto 2010).

Secara umum dapat dikatakan media pembelajaran mempunyai kegunaan, antara

lain:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3

3. Menimbulkan gairah belajar, intraksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar.

4. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalamandan

menimbulkan persepsi yang sama.

5. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, komunikator,

bahan pembelajaran, media pembelajaran, komunikan, dan tujuan

pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2.3 Manfaat Multimedia Dalam Pembelajaran

Multimedia mempunyai kelebihan yaitu menarik indera dan menarik minat,

karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. Lembaga riset

dan penerbitan komputer, yaitu Computer Technology Research (CTR), menyatakan

bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30 % dari yang

didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar dan

80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Maka multimedia menjadi

sangatlah efektif untuk bidang pengajaran dan pendidikan

2.4 Pembelajaran Di SDLB B (Tunarungu)

Beragam kebutuhan untuk anak tunarungu dalam pembelajaran anak tunarungu.

(Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inkluisi Buku 2, 2004) adalah

sebagai berikut:

1. Dalam berbicara tidak membelakangi anak.

2. Anak hendaknya duduk dan berada ditengah paling depan kelas sehingga

memiliki peluang untuk mudah membaca bibir guru

3. Bila telinganya hanya satu yang tunarungu tempatkan anak sehingga telinga

yang baik berada dekat dengan guru

4. Perhatikan postur anak, sering anak menggelengkan kepala untuk

mendengarkan.

5. Dorong anak didik untuk selalu memperhatikan wajah guru dan bicaralah

dengan anak dengan posisi berhadapan dan bila memungkinkan kepala guru

sejajar dengan anak.

4

6. Guru bicara dengan volume biasa tetapi gerakan bibirnya harus jelas.

3. Analisis Sistem

3.1. Tinjauan Umum

SLB N 2 Bantul terletak di dekat Ring Road Selatan Wojo, Bangunharjo Sewon,

Bantul. Tepatnya di Jalan Imogiri Barat Km. 4,5 Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul,

Yogyakarta. Posisi sekolah dari jalan besar agak masuk sekitar 250 m dan dekat

dengan lapangan olahraga. Walaupun letak sekolah tidak di pinggir jalan besar tetapi

masyarakat luas sudah mengenalnya. Terbukti banyak masyarakat jauh dari lokasi

sekolah yang mendaftarkan putra-putrinya masuk belajar di sekolah ini.

SLB N 2 Bantul bermula dari Sekolah Luar Biasa swasta yang bernama SLB

YKALB (Yayasan Kesejahteraan Anak Luar Biasa) menangani anak penyandang

tunarungu wicara dan tunagrahita, berdiri tahun 1968 di Tegal panggung,

Yogyakarta. Pada tahun 1970 terjadi pemisahan pelayanan pendidikan antara

tunagrahita dan tunarungu wicara. SLB yang menangani tunagrahita (C) pindah ke

Jalan Bintaran Tengah sekarang SLB N 1 Yogyakarta. Sedangkan SLB yang

menangani tunarungu wicara (B) pindah di Balai RK Gemblakan Yogyakarta. Tahun

1972 pindah di Balai RK Juminahan dan tahun 1975 pindah ke Gedung Komresko

096. Kemudian pada tahun 1981 pindah ke Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul.

Selanjutnya pada tahun 1997 SLB YKALB dinegerikan dengan SK Mendikbud No.

107/O/1997 tanggal 16 Mei 1997 menjadi SLB Negeri Sewon. Pada tahun 2003

dengan SK Gubernur No. 126/2003 berubah menjadi SLB Negeri 4 Yogyakarta.

Kemudian berdasarkan SK Peraturan Gubernur DIY No. 3 tahun 2011 tanggal 12

Januari 2011 berubah nama menjadi SLB N 2 BANTUL.

Berdasarkan sejarah berdirinya sekolah, SLB N 2 Bantul sudah berusia 44 tahun.

Sekolah ini telah banyak memiliki alumni dan banyak mengukir prestasi, baik tingkat

kabupaten, provinsi maupun tingkat nasional. SLB N 2 Bantul menyelenggarakan

pendidikan yang terdiri dari 4 satuan pendidikan yaitu; TKLB, SDLB, SMPLB, dan

SMALB. Keempat satuan pendidikan tersebut dipegang oleh seorang kepala

sekolah. Adapun mayoritas siswanya adalah anak berkebutuhan khusus yang

mengalami tunarungu wicara, dan sebagian ada tunagrahita, tunadaksa dan autis.

Jumlah keseluruhan siswa ada 68 anak.

SLB N 2 Bantul telah ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Berbudaya dan Karakter

Bangsa pada tahun 2010. Sehingga nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

5

diimplementasikan pada semua sikap dan tingkah laku sehari-hari di sekolah dari

siswa, guru, karyawan dan kepala sekolahnya.

3.1.1 Visi Sekolah

Cakap, Mandiri, Terampil, Berbudaya, Beriman Dan Bertaqwa.

3.2 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah sebagai langkah awal

untuk pengembangan sistem yang menentukan keberhasilan sebuah sistem

informasi

Tahap analisis sistem digunakan setelah perencanaan sistem (system planning)

dan sebelum tahap desain sistem(system design). Tahap analis sangat penting

karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap selanjutnya.

Sistem harus berisi tentang video isyarat sebagai alat bantu komunikasi antara

sistem sebagai pengajar dan anak didik tunarungu.

Sistem harus bisa menyediakan alat peraga dalam bentuk maya.

Sistem bisa menjelaskan tentang apa yang akan diajarkan dengan jelas.

Sistem bisa menyediakan soal untuk uji kompetensi siswa.

Sistem bisa mempermudah siswa dalam belajar, karena siswa hanya

menggunakan aplikasi ini dalam belajar tanpa harus selalu didampingi oleh guru

yang berkompeten.

Sistem bisa menggantikan peran guru yang tak harus mengulang pelajaran

berkali-kali.

3.3 Analisis yang Digunakan

Harus dilakukan analisis kinerja (performance, information, economy, control,

eficiency, dan services) dalam mengidentifikasi masalah. Panduan ini dikenal dengan

analisis PIECES yang digunakan untuk mengetahui kelemahan sistem.

3.3.1 Analisis Kinerja (Performance)

6

Tabel 3.1 Analisis Kinerja

Faktor Yang Dinilai Hasil Analisis

Waktu tanggap Bab I 40 jam pelajaran.

Bab II 24 jam pelajaran.

Bab III 8 jam pelajaran.

Response belajar 1 jam pelajaran adalah 35 menit

3.3.2 Analisis Informasi

Ada beberapa hal yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu

mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan, mengklasifikasikan data, dan

mengemas data-data tersebut menjadi data yang menarik.

Tabel 3.2 Analisis Informasi

Faktor Yang Dinilai Hasil Analisis

Penyampaian materi Materi disampaikan dengan menggunakan cara tradisional, dan menggunakan alat bantu gambar atau benda. belum menggunakan teknologi terbaru

Pelajaran yang diajarkan Matematika

Pendidikan agama

Bahasa indonesia

IPA

IPS

SBK

Penjaskes

MULOK

PENGEMBANGAN DIRI

BKPBI, yang semuanya melalui pendekatan tematik.

3.3.3 Analisis Ekonomi

Tabel 3.3 Analisis Ekonomi

Faktor yang dinilai Hasil analisis

Gaji karyawan Guru madya ada 10

Guru utama ada 1

Guru pertama ada 7

Guru muda ada 11

7

Staff TU ada 2

Biaya masuk Gratis, karena semua biaya ditanggung pemerintah kabupaten Bantul.

3.3.4 Analisis Pengendalian (Control)

TABEL 3.4 Analisis Control

Faktor yang dinilai Hasil analisis

Cara mengajar Materi disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat(SIBI), bahasa lisan, dan bahasa tulisan (KOMTAL) dan metode tradisional.

3.3.5 Analisis Eficiency

Tabel 3.5 Analisis Eficiency

Faktor yang dinilai Hasil Analisis

Sumber daya manusia Guru berjumlah 33 orang yang mengajar dari kelas 1 SDLB sampai kelas XII SMA LB,

semua guru bisa menggunakan komputer,

Masih mengajar dengan menggunakan cara tradisional.belum banyak menggunakan metode pembelajaran interaktif berbasis komputer.

Waktu mengajar 1 jam pelajaran memakan waktu 35 menit,

kelas 1 ada 4 jam pelajaran setiap harinya

3.3.6 Analisis Pelayanan (Service)

Tabel 3.6 Analisis Pelayanan

Faktor yang dinilai Hasil Analisis

Pelayanan yang diberikan Sekolah gratis dan dapat fasilitas penunjang berupa alat sekolah saat pertama kali masuk sekolah.

Pelayanan terhadap anak didik anak didik bisa mengikuti ekstra kurikuler.

8

mendapat pelayanan tentang belajar bahasa isyarat dan pengucapan kata yang benar.

3.4 Analisis Kebutuhan Sistem

Fase analisis memiliki tujuan untuk memahami sebenarnya kebutuhan sistem

baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi kebutuhan sistem

tersebut atau memutuskan bahwa sistem baru tersebut tidak dibutuhkan, adapun

kebutuhan sistem yang akan disajikan adalah sebagai berikut:

Sistem membutuhkan seperangkat komputer sebagai alat pemutar aplikasi.

Sistem membutuhkan orang yang mengerti cara menggunakan komputer.

Sistem membutuhkan perhatian anak didik agar mengerti apa yang disampaikan

oleh sistem.

3.5.Merancang Grafik

Gambar 3.1 Rancangan Grafik Intro Dan Menu Utama

9

Gambar 3.2 Rancangan Grafik Sebagian Dari Sub Menu Utama

4 Implementasi

4.1 Memproduksi Sistem

Tahapan ini adalah memproduksi sistem aplikasi multimedia dengan

membangun dan mengembangkan aplikasi multimedia yang akan dikerjakan.

Dengan melakukan pengisian materi , serta menampilkan video isyarat tentang

informasi yang dibutuhkan yang semuanya akan digabungkan menjadi aplikasi

multimedia.

Dalam memproduksi aplikasi multimedia ini, menggunakan beberapa software yang

digunakan dalam membuatan aplikasi multimedia yaitu : Adobe Photoshop CS3,

Adobe Premier Pro CS3 .Semua elemen tersebut digabungkan ke dalam Adobe

Flash CS3 sebagai software utama.

Dibawah ini ditunjukan alur diagram proses produksi aplikasi :

Gambar 4.1 Diagram Alur Proses Produksi Aplikasi

4.2 Implementasi Tombol dan Pendeklarasian Aksi

Tombol pada sebuah aplikasi multimedia interaktif merupakan bagian yang

sangat penting karena tombol merupakan alat yang berfungsi untuk

menghubungkan sebuah halaman dengan halaman lain. Pada aplikasi tombol-

Adobe Photoshop CS3 Adobe Premier Pro CS3

Adobe Flash CS3

10

tombol dan frame akan diberi action script, Berikut script yang digunakan dalam

pembuatan aplikasi

Script untuk menghentikan jalannya frame.

stop();

Artinya setelah melewati frame yang telah diberi script tersebut maka frame akan

berhenti tepat diframe yang diberikan script tersebut.

Gambar 4.2 Script Menghentikan Frame

Script untuk tombol menuju ke frame tertentu

on (release) {gotoAndPlay(frame);

}

Artinya jika tombol home di klik akan menuju frame home. Lakukan cara tersebut di

tombol yang lain sesuai dengan nama frame yang diinginkan.

Gambar 4.3 Script Menuju Menu Home

Script untuk menjalankan backsound

Pause = false;

function mainkanMusik() {

musik = new Sound();

musik.attachSound("bgm");

musik.start(0, 999);

11

}

Artinya untuk memainkan Musik ketika swf pertama kali aplikasi dijalankan dan

diputar sebanyak 999 kali

Script untuk mematikan musik

on (press) {posisi = Math.floor(musik.position/1000);

musik.stop();

Pause = true;

}

Artinya jika tombol off ditekan maka musik akan berhenti, pause menjadi true.

Script untuk menghidupkan musik kembali

on (press) {if (Pause) {

musik.start(posisi, 1);

Pause = false;

}

musik.onSoundComplete = function() {

mainkanMusik();

};

}

Artinya tombol ini hanya berfungsi jika ada pendeklarasian pause,maka pause disini

menjadi false dan memainkan fungsi mainkan musik untuk memainkan musik

kembali

Script untuk membuat fullscreen

fscommand("fullscreen", "true");

Script untuk keluar dari aplikasi

fscomand(quit,” “);

Script drag and drop

function dragSetup(clip, targ) {

clip.onPress = function() {

startDrag(this);

this.beingDragged=true;

};

clip.onRelease = clip.onReleaseOutside=function () {

stopDrag();

this.beingDragged=false;

if (eval(this._droptarget) == targ) {

12

this.onTarget = true;

_root.targ.gotoAndStop(2);

clip.onRelease = clip.onReleaseOutside=function (){

stopDrag();

this.beingDragged=false;}

} else {

this.onTarget = false;

_root.targ.gotoAndStop(1);

}

};

clip.myHomeX = clip._x;

clip.myHomeY = clip._y;

clip.myFinalX = targ._x;

clip.myFinalY = targ._y;

clip.onEnterFrame = function() {

if (!this.beingDragged && !this.onTarget) {

this._x -= (this._x-this.myHomeX)/5;

this._y -= (this._y-this.myHomeY)/5;

} else if (!this.beingDragged && this.onTarget) {

this._x -= (this._x-this.myFinalX)/5;

this._y -= (this._y-this.myFinalY)/5;

}

};

}

dragSetup(circle_mc,targetCircle);

dragSetup(circle_mc2,targetCircle2);

Script untuk acak soal pilihan ganda

total_frame = 6;

array_frame = [];

for (i=2; i<=total_frame; i++) {

array_frame.push(i);

}

array_frame.sort(function () {

return random(2) ? 1 : -1;

});

jumlah_frame = array_frame.length;

13

main_btn.onPress = function() {

jumlah_frame--;

gotoAndStop(array_frame[jumlah_frame]);

};

Script untuk pilihan ganda

tombolb.onPress = function() {

if (jumlah_frame>=0) {

jumlah_frame--;

gotoAndStop(array_frame[jumlah_frame]);

}

if (jumlah_frame<0) {

gotoAndStop(12);

}

};

Script untuk menambahkan score

score = 0;

Script jika pilihan ganda benar

score += 1;

Script untuk menampilkan score akhir

scoreAkhir = "Score : "+score;

if (score>=4) {

komentar = "Pertahankan Prestasimu";

}

if (score<=3) {

komentar = "Anda Harus banyak Belajar";

}

4.3 Pemberian Interaksi Pada jarum jam

Untuk membuat jarum jam yang berputar di porosnya,yang berfungsi untuk

memutar menunjukkan jam/pukul berapa yang akan diinginkan untuk diputar video

isyaratnya, maka ketik script pada movie clip jarum jam yang telah disediakan

sebelumnya, scriptnya adalah sebagai berikut:

stop();

panahjam.onEnterFrame = function() {

14

jarak = Math.sqrt(Math.pow(_root._xmouse-panahjam._x,

2)+Math.pow(_root._ymouse-panahjam._y, 2));

sudut = Math.asin((_root._xmouse-panahjam._x)/jarak);

sudut = sudut*(180/Math.PI);

if (_root._ymouse>panahjam._y) {

if ((_root._xmouse>panahjam._x) || (_root._xmouse<panahjam._x)) {

sudut = 180-sudut;

}

}

panahjam._rotation = sudut;

};

4.4 Pengujian Sistem

4.4.1 Pengujian Pada Komputer Lain

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kelayakan sistem aplikasi saat dioperasikan

pada komputer lain dengan spesifikasi komputer yang berbeda dengan komputer yang

digunakan untuk pembuatan aplikasi. Spesifikasi yang digunakan untuk pengujian sistem

adalah sebagai berikut:

1. Processor INTEL CORE I3 dengan RAM 4 GB(digunakan untuk pembuatan

aplikasi)

2. Processor Intel Pentium 4 (1,50 GHZ),RAM 1.99 GB.

Tabel 4.1 Pengujian Sistem

Spesifikasi sistem Keterangan

Intel Core I3

Ram 4 GB

Display 14” LED

VGA ATI RADEON 1 GB

Aplikasi dapat dijalankan.

Pada saat tombol diklik langsung berpindah sesuai alur yang telah dibuat.

Video isyarat lancar.

Intel Pentium 4

Ram 2 GB

Display 14”CRT

VGA intel

Aplikasi dapat berjalan dengan baik.

Tak ada jeda saat perpindahan frame yang telah dibuat.

Video isyarat lancar.

4.5 Tampilan Program

15

Gambar 4.4 Menu Intro Dan Menu Utama

Gambar 4.5 Sebagian Dari Sub Menu Utama

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari semua uraian dalam skripsi CD interaktif “ Matematika untuk SDLB B

(Tunarungu) Kelas 1 Semester 1 “ dengan studi kasus di SDLB NEGERI 2 BANTUL ini

dapat diambil kesimpulan antara lain:

1. Aplikasi ini merupakan media informasi tentang materi belajar untuk siswa

tunarungu yang memungkinkan guru tidak mengulang banyak materi

sebelumnya dikarenakan anak didik lupa, karena anak didik bisa mempelajari

video ini dirumah untuk belajar dengan arahan orang tua siswa yang dapat

diputar sendiri dan menggunakan animasi sehingga akan membantu bagi guru

dalam menyampaikan materi kepada murid didik yang dapat membangkitkan

minat belajar, dan memiliki nilai lebih dalam penyajiannya.

16

2. CD interaktif “ Matematika untuk SDLB B (Tunarungu) Kelas 1 Semester 1 “

dirancang menggunakan file gambar, teks, dan video yang digabung dan

dikemas dalam bentuk aplikasi multimedia yang terdiri dari menu-menu yang

berisi tentang informasi berupa materi serta soal untuk anak tunarungu kelas 1

semester 1

3. CD interaktif “ Matematika untuk SDLB B (Tunarungu) Kelas 1 Semester 1 “ ini

bertujuan untuk dapat mendukung dalam penyampaian informasi sehingga bisa

mudah dipahami dan lebih diminati oleh penyandang tunarungu kelas 1 semester

1

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan dalam skripsi CD interaktif “

Matematika untuk SDLB B (Tunarungu) Kelas 1 Semester 1 “ dengan studi kasus di

SDLB NEGERI 2 BANTUL ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis

mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun dan bermanfaat untuk

pengembangan selanjutnya.

Kekurangan dalam pembuatan CD interaktif “ Matematika untuk SDLB B

(Tunarungu) Kelas 1 Semester 1 “ dengan studi kasus di SDLB NEGERI 2 BANTUL ini

adalah sebagai berikut:

1. Tidak menggunakan database sehingga tidak bisa sehingga untuk merubah data

harus membuka file data dengan catatan software pendukung file itu sudah

terinstal dikomputer yang akan dioperasikan untuk merubah data.

2. Gambar di video kurang tajam, yang mungkin menyulitkan murid untuk

memahami apa yang disampaikan oleh peraga.

Semoga dalam pengembangan aplikasi ini selanjutnya dapat menambahkan

fitur-fitur lainnya lagi agar aplikasi ini semakin menarik.

Daftar Pustaka

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: GAVA MEDIA.

DIREKTORAT PENDIDIKAN LUAR BIASA. 2004. Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan Terpadu/Inkluisi Buku 2.

17

Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: ANDI.

Vaughan, Tay. 2011. Multimedia: Making It Work Eight Edition. USA: The McGrawl-Hill

Companies.