9
III. PERAWAI DAN TUNA LONGLINE 3.1. Pengertian Umum dan Klasifikasi Perawai dan Tuna Longline Perawai dan tuna longline adalah suatu jenis pancing. Pancing merupakan salah satu jenis alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat, terlebih dikalangan nelayan. Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu “tali” (line) dan “mata pancing” (hook). Tali pancing biasa dibuat dari bahan benang katun, nilon, polyethilin, plastik (senar), dan lain-lain. Mata pancingnya dibuat dari kawat baja, kuningan atau bahan lain yang tahan karat. Mata pancing tersebut umumnya ujungnya berkait balik, namun ada juga yang tanpa kait balik. Jumlah mata pancing yang terdapat pada tiap perangkat (satuan) pancing itu bisa tunggal maupun ganda (dua-tiga buah) bahkan banyak sekali (ratusan sampai ribuan) tergantung dari jenis pancingnya. Ukuran mata pancing bervariasi, disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang akan ditangkap (Subani, 1989). 3.1.1. Pengertian umum dan klasifikasi perawai 3.1.1.1. pengertian umum perawai Menurut Sadhori (1985), perawai merupakan salah satu alat penangkap ikan yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang bercabang-cabang dan pada tiap-tiap ujung cabangnya dikaitkan sebuah pancing. Secara teknis operasional rawai termasuk dalam

ALAT TANGKAP PERAWAI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ALAT TANGKAP PERAWAI

III. PERAWAI DAN TUNA LONGLINE

3.1.      Pengertian Umum dan Klasifikasi Perawai dan Tuna Longline

Perawai dan tuna longline adalah suatu jenis pancing. Pancing merupakan salah

satu jenis alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat, terlebih dikalangan nelayan.

Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu “tali” (line) dan “mata

pancing” (hook). Tali pancing biasa dibuat dari bahan benang katun, nilon, polyethilin,

plastik (senar), dan lain-lain. Mata pancingnya dibuat dari kawat baja, kuningan atau

bahan lain yang tahan karat. Mata pancing tersebut umumnya ujungnya berkait balik,

namun ada juga yang tanpa kait balik. Jumlah mata pancing yang terdapat pada tiap

perangkat (satuan) pancing itu bisa tunggal maupun ganda (dua-tiga buah) bahkan

banyak sekali (ratusan sampai ribuan) tergantung dari jenis pancingnya. Ukuran mata

pancing bervariasi, disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang akan ditangkap (Subani,

1989).

3.1.1.     Pengertian umum dan klasifikasi perawai

3.1.1.1.  pengertian umum perawai

Menurut  Sadhori (1985), perawai merupakan salah satu alat penangkap ikan

yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang bercabang-cabang dan pada tiap-tiap ujung

cabangnya dikaitkan sebuah pancing. Secara teknis operasional rawai termasuk dalam

jenis perangkap, karena dalam operasionalnya tiap-tiap pancing diberi umpan yang

tujuanya untuk menarik ikan sehingga ikan memakan umpan tersebut dan terkait oleh

pancing. Secara material ada yang mengklasifikasikan rawai termasuk dalam golongan

Page 2: ALAT TANGKAP PERAWAI

penangkapan ikan dengan tali line fishing karena bahan utama untuk rawai ini terdiri dari

tali-temali.

Alat penangkapan ikan ini disebut rawai karena bentuk alat sewaktu

dioperasikan adalah rawe-rawe (rawe = bahasa Jawa) yang berarti sesuatu yang

ujungnya bergerak bebas. Rawai disebut juga dengan longline yang secara harfiah dapat

diartikan dengan tali panjang. Alat ini konstruksinya berbentuk rangkaian tali-temali yang

disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali

cabang (Sadhori, 1985).

Menurut Mulyono (1986), Perawai terdiri dari sejumlah mata kail yang di

pasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali

pokok atau utama (main line) dari suatu rangkaian pancing-pancing perawai. Pada tali

utama terdapat tali-tali pendek yang disebut tali cabang (branch line). Menurut bentuk,

sasaran dan cara penangkapannya perawai termasuk dalam  jenis “Bottom Set Longline“.

Cara penangkapannya pancing ini dilepas atau dilabuhkan sampai posisinya dapat

mendasar.

3.1.1.2.  klasifikasi perawai

Menurut Sadhori (1985), ada berbagai macam bentuk rawai yang  secara

keseluruhan dapat dikelompokkan dalam berbagai kelompok antara lain :

1.      Berdasarkan letak pemasangannya di perairan rawai dapat dibagi menjadi :

a.       Rawai permukaan (Surface longline);

b.      Rawai pertengahan (Midwater longline);

c.       Rawai dasar (Bottom longline).

Page 3: ALAT TANGKAP PERAWAI

2.      Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama :

a.       Rawai tegak (Vertikal longline);

b.      Pancing ladung;

c.       Rawai mendatar (Horizontal longline).

3.      Berdasarkan jenis-jenis ikan yang banyak tertangkap :

a.       Rawai Tuna (Tuna longline);

b.      Rawai Albacore (Albacore longline);

c.       Rawai Cucut (Shark longline), dan sebagainya.

Perawai terdiri dari sejumlah mata kail yang di pasangkan pada panjangnya tali

yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali pokok atau utama (main line)dari

suatu rangkaian pancing-pancing perawai. Tali utama terdapat tali-tali pendek yang

disebut tali cabang (branch line). Menurut bentuk, sasaran dan cara penangkapannya

perawai termasuk dalam  jenis “Bottom Set Longline“. Cara penangkapannya pancing ini

dilepas atau dilabuhkan sampai posisinya dapat mendasar (Mulyono, 1986).

Menurut Sadhori (1985), persyaratan daerah operasi perawai yaitu :

1.      Pantai yang keadaannya landai; 

2.      Kedalamanya merata;

3.      Bersih dari tonggak atau kerangka kapal yang rusak;

4.      Terhindar dari kesibukan lalu-lintas.

Page 4: ALAT TANGKAP PERAWAI

3.1.2.     Pengertian umum dan klasifikasi tuna longline

3.1.2.1.  pengertian umum tuna longline

Ada beberapa jenis alat tangkap longline. Ada yang dipasang di dasar perairan

secara tetap dalam jangka waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom

longline. atau set longline yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan-ikan

demersal. Ada juga rawai yang hanyut yang biasa disebut dengan drift longline, biasanya

untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Paling terkenal adalah tunalongline atau disebut

dengan rawai tuna (Ayodhyoa,1975).

Tuna longline merupakan bagian dari rawai yang didasarkan atas jenis ikan yang

ditangkap, yaitu ikan tuna. Tuna longline atau yang disebut dengan rawai tuna merupakan

jenis rawai yang paling terkenal. Kenyataanya bahwa hasil tangkapannya bukan hanya

ikan Tuna, tetapi juga berbagai jenis ikan lain seperti ikan Layaran, ikan Hiu dan lain-lain

(Sudirman, 2004).

Pada prinsipnya ”rawai tuna” terdiri dari komponen-komponen utama yang

biasanya terdiri dari : tali utama (main line), tali cabang (tali pancing, branch line) berikut

bagian-bagiannya, yaitu : tali pelampung (float line) berikut pelampungnya, batu pemberat

dan tali penyambungnya (Subani, 1989).

3.1.2.2.  klasifikasi tuna longline

Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) tuna longline dibagi dua yaitu :

1.         Tuna longline pada perairan yang bersifat dangkal (subsurface). Pada tunalongline jenis

ini dalam satu basket rawai diberi sekitar 5 pancing;

Page 5: ALAT TANGKAP PERAWAI

2.         Tuna longline pada perairan yang bersifat dalam (Deep). Pada tuna longlinejenis ini

dalam satu basket rawai diberi sekitar 11 - 13 pancing sehingga lengkungan tali utama

menjadi lebih dalam.

Menurut Mulyono (1986), jenis ikan yang menjadi sasaran/tujuan penangkapan

adalah untuk penangkapan ikan tuna. Ikan tuna termasuk ikan pelagis-oceanis, artinya

ikan pelagis lepas pantai yang bila sudah mendekati mencapai kedewasaannya menurut

hasil-hasil penelitian tempat kehidupannya dari dekat permukaan berpindah ke lapisan

yang lebih dalam, sehingga alat-alat penangkapan yang dioperasikan di dekat permukaan

tidak akan pernah memperoleh ikan tersebut.

3.2.     Teknik Pengoperasian Perawai dan Tuna Longline

3.2.1.  Teknik pengoperasian perawai

Penangkapan dengan mengopersikan perawai dapat dilaksanakan pada waktu

siang atau malam hari. Teknik pengoperasian perawai adalah sebagai berikut :

1.            Perahu tiba pada lokasi fishing ground;

2.            Mula-mula pengapung pertama diikat dengan talinya begitu pula batu   pemberatnya;

3.            Perahu dijalankan secara perlahan, sementara pancing demi pancing dilemparkan

kedalam air setelah terlebih dahulu pada masing-masing mata pancing di beri umpan

berupa ikan segar yang dipotong-potong;

4.            Tali cabang diikatkan pada tali utama;

5.            Sementara perahu masih tetap berjalan, tali cabang di ulur sampai panjang yang

dibutuhkan, setelah itu kapal atau perahu dapat dihentikan;

Page 6: ALAT TANGKAP PERAWAI

6.            Rangkaian pancing oleh nelayan dibiarkan hanyut oleh arus dan angin, lamanya tidak

ditentukan oleh waktu dan hauling (Penarikan);

7.            Hauling dilakukan dengan cara :

a.          Tali cabang perlahan-lahan di tarik kedalam perahu, setelah penarikannya sampai pada

pelampung, untuk penarikan selanjutnya dilakukan dengan cara menarik tali utama;

b.         Ikan-ikan yang tertangkap dilepaskan dari kaitnya, mata-mata pancing yang umpannya

telah tanggal, segera di gantikan yang baru.

8.            Begitulah seterusnya hingga penarikan alat selesai.

3.2.2.  Teknik pengoperasian tuna longline

Teknik pengoperasian tuna longline tidak jauh beda dengan perawai adalah

sebagai berikut :

1.            Mula-mula kita siapkan semua peralatan yang telah disiapkan dan tiba pada suatu fishing

ground yang telah ditentukan;

2.            Setting diawali dengan penurunan pelampung bendera dan penebaran tali utama,

selanjutnya dengan penebaran pancing yang telah dipasang umpan. Rata-rata waktu

yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit per pancing. Pelepasan dilakukan

menurut garis yang menyerong atau tegak lurus. Waktu melepas pancing biasanya waktu

tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi saat ikan sedang giat

mencari mangsa;

Page 7: ALAT TANGKAP PERAWAI

3.            Penarikan alat tangkap dilakukan jika telah berada dalam air selama 3 - 6 jam. Penarikan

dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Lama penarikan

alat tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan cuaca. Penarikan

biasanya memakan waktu 3 menit per pancing.