III. PERAWAI DAN TUNA LONGLINE
3.1. Pengertian Umum dan Klasifikasi Perawai dan Tuna Longline
Perawai dan tuna longline adalah suatu jenis pancing. Pancing merupakan salah
satu jenis alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat, terlebih dikalangan nelayan.
Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu “tali” (line) dan “mata
pancing” (hook). Tali pancing biasa dibuat dari bahan benang katun, nilon, polyethilin,
plastik (senar), dan lain-lain. Mata pancingnya dibuat dari kawat baja, kuningan atau
bahan lain yang tahan karat. Mata pancing tersebut umumnya ujungnya berkait balik,
namun ada juga yang tanpa kait balik. Jumlah mata pancing yang terdapat pada tiap
perangkat (satuan) pancing itu bisa tunggal maupun ganda (dua-tiga buah) bahkan
banyak sekali (ratusan sampai ribuan) tergantung dari jenis pancingnya. Ukuran mata
pancing bervariasi, disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang akan ditangkap (Subani,
1989).
3.1.1. Pengertian umum dan klasifikasi perawai
3.1.1.1. pengertian umum perawai
Menurut Sadhori (1985), perawai merupakan salah satu alat penangkap ikan
yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang bercabang-cabang dan pada tiap-tiap ujung
cabangnya dikaitkan sebuah pancing. Secara teknis operasional rawai termasuk dalam
jenis perangkap, karena dalam operasionalnya tiap-tiap pancing diberi umpan yang
tujuanya untuk menarik ikan sehingga ikan memakan umpan tersebut dan terkait oleh
pancing. Secara material ada yang mengklasifikasikan rawai termasuk dalam golongan
penangkapan ikan dengan tali line fishing karena bahan utama untuk rawai ini terdiri dari
tali-temali.
Alat penangkapan ikan ini disebut rawai karena bentuk alat sewaktu
dioperasikan adalah rawe-rawe (rawe = bahasa Jawa) yang berarti sesuatu yang
ujungnya bergerak bebas. Rawai disebut juga dengan longline yang secara harfiah dapat
diartikan dengan tali panjang. Alat ini konstruksinya berbentuk rangkaian tali-temali yang
disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali
cabang (Sadhori, 1985).
Menurut Mulyono (1986), Perawai terdiri dari sejumlah mata kail yang di
pasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali
pokok atau utama (main line) dari suatu rangkaian pancing-pancing perawai. Pada tali
utama terdapat tali-tali pendek yang disebut tali cabang (branch line). Menurut bentuk,
sasaran dan cara penangkapannya perawai termasuk dalam jenis “Bottom Set Longline“.
Cara penangkapannya pancing ini dilepas atau dilabuhkan sampai posisinya dapat
mendasar.
3.1.1.2. klasifikasi perawai
Menurut Sadhori (1985), ada berbagai macam bentuk rawai yang secara
keseluruhan dapat dikelompokkan dalam berbagai kelompok antara lain :
1. Berdasarkan letak pemasangannya di perairan rawai dapat dibagi menjadi :
a. Rawai permukaan (Surface longline);
b. Rawai pertengahan (Midwater longline);
c. Rawai dasar (Bottom longline).
2. Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama :
a. Rawai tegak (Vertikal longline);
b. Pancing ladung;
c. Rawai mendatar (Horizontal longline).
3. Berdasarkan jenis-jenis ikan yang banyak tertangkap :
a. Rawai Tuna (Tuna longline);
b. Rawai Albacore (Albacore longline);
c. Rawai Cucut (Shark longline), dan sebagainya.
Perawai terdiri dari sejumlah mata kail yang di pasangkan pada panjangnya tali
yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali pokok atau utama (main line)dari
suatu rangkaian pancing-pancing perawai. Tali utama terdapat tali-tali pendek yang
disebut tali cabang (branch line). Menurut bentuk, sasaran dan cara penangkapannya
perawai termasuk dalam jenis “Bottom Set Longline“. Cara penangkapannya pancing ini
dilepas atau dilabuhkan sampai posisinya dapat mendasar (Mulyono, 1986).
Menurut Sadhori (1985), persyaratan daerah operasi perawai yaitu :
1. Pantai yang keadaannya landai;
2. Kedalamanya merata;
3. Bersih dari tonggak atau kerangka kapal yang rusak;
4. Terhindar dari kesibukan lalu-lintas.
3.1.2. Pengertian umum dan klasifikasi tuna longline
3.1.2.1. pengertian umum tuna longline
Ada beberapa jenis alat tangkap longline. Ada yang dipasang di dasar perairan
secara tetap dalam jangka waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom
longline. atau set longline yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan-ikan
demersal. Ada juga rawai yang hanyut yang biasa disebut dengan drift longline, biasanya
untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Paling terkenal adalah tunalongline atau disebut
dengan rawai tuna (Ayodhyoa,1975).
Tuna longline merupakan bagian dari rawai yang didasarkan atas jenis ikan yang
ditangkap, yaitu ikan tuna. Tuna longline atau yang disebut dengan rawai tuna merupakan
jenis rawai yang paling terkenal. Kenyataanya bahwa hasil tangkapannya bukan hanya
ikan Tuna, tetapi juga berbagai jenis ikan lain seperti ikan Layaran, ikan Hiu dan lain-lain
(Sudirman, 2004).
Pada prinsipnya ”rawai tuna” terdiri dari komponen-komponen utama yang
biasanya terdiri dari : tali utama (main line), tali cabang (tali pancing, branch line) berikut
bagian-bagiannya, yaitu : tali pelampung (float line) berikut pelampungnya, batu pemberat
dan tali penyambungnya (Subani, 1989).
3.1.2.2. klasifikasi tuna longline
Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) tuna longline dibagi dua yaitu :
1. Tuna longline pada perairan yang bersifat dangkal (subsurface). Pada tunalongline jenis
ini dalam satu basket rawai diberi sekitar 5 pancing;
2. Tuna longline pada perairan yang bersifat dalam (Deep). Pada tuna longlinejenis ini
dalam satu basket rawai diberi sekitar 11 - 13 pancing sehingga lengkungan tali utama
menjadi lebih dalam.
Menurut Mulyono (1986), jenis ikan yang menjadi sasaran/tujuan penangkapan
adalah untuk penangkapan ikan tuna. Ikan tuna termasuk ikan pelagis-oceanis, artinya
ikan pelagis lepas pantai yang bila sudah mendekati mencapai kedewasaannya menurut
hasil-hasil penelitian tempat kehidupannya dari dekat permukaan berpindah ke lapisan
yang lebih dalam, sehingga alat-alat penangkapan yang dioperasikan di dekat permukaan
tidak akan pernah memperoleh ikan tersebut.
3.2. Teknik Pengoperasian Perawai dan Tuna Longline
3.2.1. Teknik pengoperasian perawai
Penangkapan dengan mengopersikan perawai dapat dilaksanakan pada waktu
siang atau malam hari. Teknik pengoperasian perawai adalah sebagai berikut :
1. Perahu tiba pada lokasi fishing ground;
2. Mula-mula pengapung pertama diikat dengan talinya begitu pula batu pemberatnya;
3. Perahu dijalankan secara perlahan, sementara pancing demi pancing dilemparkan
kedalam air setelah terlebih dahulu pada masing-masing mata pancing di beri umpan
berupa ikan segar yang dipotong-potong;
4. Tali cabang diikatkan pada tali utama;
5. Sementara perahu masih tetap berjalan, tali cabang di ulur sampai panjang yang
dibutuhkan, setelah itu kapal atau perahu dapat dihentikan;
6. Rangkaian pancing oleh nelayan dibiarkan hanyut oleh arus dan angin, lamanya tidak
ditentukan oleh waktu dan hauling (Penarikan);
7. Hauling dilakukan dengan cara :
a. Tali cabang perlahan-lahan di tarik kedalam perahu, setelah penarikannya sampai pada
pelampung, untuk penarikan selanjutnya dilakukan dengan cara menarik tali utama;
b. Ikan-ikan yang tertangkap dilepaskan dari kaitnya, mata-mata pancing yang umpannya
telah tanggal, segera di gantikan yang baru.
8. Begitulah seterusnya hingga penarikan alat selesai.
3.2.2. Teknik pengoperasian tuna longline
Teknik pengoperasian tuna longline tidak jauh beda dengan perawai adalah
sebagai berikut :
1. Mula-mula kita siapkan semua peralatan yang telah disiapkan dan tiba pada suatu fishing
ground yang telah ditentukan;
2. Setting diawali dengan penurunan pelampung bendera dan penebaran tali utama,
selanjutnya dengan penebaran pancing yang telah dipasang umpan. Rata-rata waktu
yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit per pancing. Pelepasan dilakukan
menurut garis yang menyerong atau tegak lurus. Waktu melepas pancing biasanya waktu
tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi saat ikan sedang giat
mencari mangsa;
3. Penarikan alat tangkap dilakukan jika telah berada dalam air selama 3 - 6 jam. Penarikan
dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Lama penarikan
alat tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan cuaca. Penarikan
biasanya memakan waktu 3 menit per pancing.