Upload
arshavin-rudy
View
126
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Aliran Darah Kecebong Mei 11, 2010
Filed under: Biologi — dsyoghi @ 2:56 pm
I. Judul : Aliran Darah Kecebong
II. Hari / Tanggal : Sabtu, 17 April 2010
III. Tujuan : Memahami sistem peredaran darah pada katak sehingga dapat dibedakan antara pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darahnya.
IV. Kajian Pustaka
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
vTubuh diselubungi kulit yang berlendir.
vMerupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).
vMempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.
vMempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi untuk melompat dan berenang.
vMatanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
vPernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
vBerkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). (anonim a . 2010).
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.
Lapisan terluar arteri disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.
Beberapa jenis pembuluh nadi (arteri) adalah:
a. Arteri pulmonaris
Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru saja dialirkan dari paru-paru.
b. Arteri sistemik
Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
c. Aorta
Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung dan membawa banyak oksigen.
d. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh kapiler.
e. Pembuluh kapiler
Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. (anonim b . 2010).
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. (anonim c . 2010).
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik. (anonim. 2009).
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).
Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala). (anonim d . 2010).
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, dilepaskan CO2 dan O2 diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung O2 dengan darah yang mengandung CO2, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak
juga memilki sistem peredaran limfatik. Sistem peredaran limfatik berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah. (Ickey’z 2009)
Arteri adalah pembuluh dangan tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler. Kartolo (1993).
V. Alat dan Bahan
Alat :
Cawan Petri
Mikroskop
Bahan :
Kecebong
Air
Alkohol 70 %
VI. Prosedur Kerja
Dimasukkan 2-3 ekor kecebong ke dalam gelas berisi Alkohol 2%. Dipindahkan 1 ekor kecebong yang telah terbius ke dalam cawan petri yang berisi sedikit
air. Diamati bagian ekor kecebong di bawah mikroskop. Digambar dan dicatat hasil pengamatan.
VII. Hasil dan Pembahasan
Gambar Hasil pengamatan
Pembuluh darah terbagi menjadi 3 jenis:
1. Pembuluh darah arteri atau nadi
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku.
- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
2. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis.
- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
3. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah. (anonim. 2006)
Menurut Kartolo (1993) arteri memiliki tekanan yang besar sehingga memungkinkan darah mengalir hingga kapiler. Pada pengamatan dilakukan, terlihat pembuluh darah yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan praktikan menyimpulkan itu adalah arteri. Terlihat juga pembuluh yang terdapat darah mengalir dengan kecepatan rendah (namun tetap lebih cepat dari pada aliran pada pembuluh kapiler), pembuluh tersebut adalah vena yang memiliki tekanan yang lebih kecil dibandingkan arteri. Sedangkan pembuluh kapiler adalah pembuluh kecil yang menghubungkan antara arteri dan vena dan memiliki kecepatan paling rendah.
VIII. Kesimpulan
Pembuluh yang aliran darahnya paling cepat adalah arteri. Pembuluh yang aliran darahnya lambat adalah vena. Pembuluh yang menghubungkan antara arteri dan vena adalah pembuluh kapiler. Sistem peredaran darah katak adalah peredaran darah ganda, yaitu darah melalui jantung
dua kali dalam satu kali peredaran. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan
sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak
mengalir kembali ke atrium.
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung.
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.
IX. Daftar Pustaka
anonim. 2006. Pembuluh Darah Arteri / Nadi, Vena / Balik dan Kapiler. http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_ilmu_biologi diakses 30 April 2010
anonim. 2009. Pembuluh Darah Kapiler. http://id.wikipedia.org/wiki/
Pembuluh_darah_kapiler diakses 30 April 2010
anonim a. 2010. Amfibia. http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
diakses 30 April 2010
anonim b. 2010. Pembuluh Nadi. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_nadi
diakses 30 April 2010
anonim c. 2010. Pembuluh Balik. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_balik
diakses 30 April 2010
anonim d. 2010. Berudu. http://id.wikipedia.org/wiki/Berudu
diakses 30 April 2010
Ickey’z. 2009. Katak. http://riezkiy.blogspot.com/2009/06/katak.html
diakses 30 April 2010
Wulangi,kartolo.S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Jurusan Biologi ITB
Sistem sirkulasi tersusun atas dari berbagai komponen utama, yaitu jantung, pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersirkulasi). Jantung berfungsi sebagai pompa penggerak cairan, sedangkan pembuluh berfungsi sebagai saluran yang akan dilalui cairan yang beredar keseluruh tubuh. System sirkulasi pada hewan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu system sirkulasi terbuka dan tertutup. Sistem sirkulasi terbuka antara lain dapat ditemukan pada Moluska dan Arthropoda. Sementara hewan yang mempunyai system sirkulasi tertutup dapat ditemukan pada Vertebrata (Isnaeni, 2006).
Sistem peredaran darah ikan terdiri dari jantung sebagai pusatnya dan pembuluh darah nadi (arteri) dan balik (vena). Jantung terletak dalam rongga pericardium dibawah faring. Jantung ikan terdiri dari dua ruang, serambi (atrium) dan bilik (ventrkel). Jantung berisi darah yang sudah dipakai yang berasal dari tubuh again depan dan belakang. Dari jantung melalui bulbus artriosus darah mengalir ke insang. Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi dalam arteri branchialis afferent dan arteri branchialis efferent dalam filament insang. Selanjutnya melalui aorta dorsalis, darah menuju ketubuh bagian depan dan belakang (Soemadji.dkk, 1993). Sinus venosus menerima darah dari vena hepatica dan vena cardialis. Darah dari kepala dikumpulkan oleh vena cardial anterior dan darah dari ginjal dan gonad dikumpulkan oleh vena kardial posterior. Darah dari ekor menuju system portal renalis lalu ke kapiler ginjal (Sukya, 2003). Pada waktu darah melalui insang, karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil, hal ini mengubah darah menjadi darah arteri. Aorta dorsal membagi darah ini melalui cabang-cabangnya keseluruh bagian tubuh (Ville.dkk, 1988).
Macam-macam pembuluh darah
1. Arteri. Merupakan pembuluh darah yang menimbulkan tahanan rendah dan berperan dalam menyalurkan darah keseluruh jaringan tubuh. Bertindak sebagai reservoir tekanan untuk mempertahankan aliran darah anatara sistol bilik jantung.
2. Arteriol. Pembuluh darah yang merupakan tempat utama tahanan terhadap aliran darah dan berperan dalam mendistribusikan atau membagi-bagi darah keberbagai alat tubuh.
3. Kapiler. Pembuluh darah dimana terjadi pertukaran zat antara darah dengan cairan jaringan.
4. Venula. Pembuluh darah yang menampung darah dari kapiler dan mengalirkan ke pembuluh darah vena.
5. Vena. Pembuluh darah yang memiki tahanan terhadap aliran darah kecil dan berperan menampung darah dari seluh tubuh melalui venula dan mengalirkan kembali kejantung (Wulangi, 1994).
Prosedur Pengamatan A. Alat dan bahan Alat : a. Gelas piala b. Pipet tetes c. Cawan Petri d. Kaca benda e. Mikroskop Cahaya
Bahan : a. Ikan Kepala Timah b. Kapas c. Air
B. Cara kerja
1. Mengambil 1 ekor Ikan Kepala Timah (gatul) kemudian membungkus tubuhnya, kecuali bagian ekor dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi air.
2. Menempatkan ikan pada kaca benda dengan posisi miring. Mengusahakan agar ikan tidak kekeringan (selalu ditetesi air).
3. Mengamati ikan tersebut di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10.4. Mengenali macam-macam pembuluh darah yaitu arteri, arteriole, kapiler, vena, dan
venula pada ekor ikan.5. Mengamati laju aliran darah, arah aliran darah dan percabangannya.
Hasil Pengamatan:
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat efisiensi metabolisme yang dilakukan oleh hewan vertebrata.
Untuk menghitung pertambahan berat badan tikus, dan tingkat efisiensi pakan.
1.2. Tinjauan Teoritis
1.2.1. Pengertian Umum Metabolisme
Metabolisme (bahasa Yunani: μεταβολισμος, metabolismos, perubahan) adalah
semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.
Atau dapat diartikan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai
makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan,
hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk
mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme)
senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal
lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau
detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak
beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
1. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkanenergi.
2. Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk
diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon,
dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebutpromoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah
metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan
dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang
merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat
pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika
1.2.2. Katabolisme
Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana
mencakup:
a) Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH)
dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur metabolisme
respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
Katabolisme karbohidrat
Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa.
Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen.
Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa.
Katabolisme protein, hidrolisis protein menjadi asam amino.
b) Respirasi aerobik
Transpor elektron
Fosforilasi oksidatif
c) Respirasi anaerobik,
Daur Cori
Fermentasi asam laktat
Fermentasi
Fermentasi etanol
1.2.3. Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat
senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses
ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi
bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
1. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul kimia yang
lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil
2. Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan
energi
3. Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi oksidasi.
4. Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses katabolisme.
1.3. Tikus (Rattus sp.)
1.3.1. Tikus Putih
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling
dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di
semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi juga
merupakan hewan peliharaan yang populer, dengan ciri antara lain berambut warna putih, mata
merah, reproduksi dengan melahirkan, menyusui dan merupakan hewan yang biasa digunakan
untuk penelitian.
Gambar 1.1 : Rattus sp
1.3.2. Biologi dan Pencirian Tikus
KlasifikasiTikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewan menyusui).
Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk menggolongkannya kedalam ordo Rodensia
(hewan yang mengerat), subordo Myomorpha,family Muridae, dan sub famili Murinae. Untuk
lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subklas : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub family : Murinae
Genus : Bandicota, Rattus, dan Mus
Biologi
Anggota Muridae ini dominan disebagian kawasan didunia. Potensi reproduksi tikus dan
mencit sangat tinggi dan ciri yang menarik adalah gigi serinya beradaptasi untuk mengerat
(mengerat + menggigit benda-benda yang keras). Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan
bawah, masing-masing sepasang. Gigi seri ini secara tepat akan tumbuh memanjang sehingga
merupakan alat potong yang sangat efektif. Tidak mempunyai taring dan graham (premolar).
Karakteristik lainnya adalah cara berjalannya dan perilaku hidupnya. Semua rodensia
komensal berjalan dengan telapak kakinya. Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus,
Rattus rattus diardi, Mus musculus yang perbandingan bentuk tubuhnya seperti terlihat pada
gambar 1.2. Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan hidup
dilibang tersebut. Sebaliknya Rattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal ditanah tetapi
disemak-semak dan atau diatap bangunan. Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan untuk
kekuatan menarik dan memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak kaki
terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensia penggali bantalan telapak kakinya halus
(Gambar 1.3.) Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui
di dalam dinding, lapisan atap (eternit), kotak penyimpanan atau laci.
Gambar 1.2 Gambar 1.3.
Beberapa jenis rodensia (tikus dan mencit) Tipe kaki rodensia
berdasarkan ukuran bentuk tubuhnya. (tikus dan mencit)
Reproduksi
Tikus dan mencit mencapai umur dewasa sangat cepat, masa kebuntingannya sangat
pendek dan berulang-ulang dengan jumlah anak yang banyak padab setiap kebuntingan.
Gambar 1.4. Siklus hidup tikus
1.3.3 Pemeliharaan Tikus Putih
Pemeliharaan tikus putih mudah saja, yaitu :
1. Kandang harus kering dan menggunakan litter (alas) bisa dari sekam atau serbuk gergaji.
2. Gunakan kotak plastik ukuran sekitar 60 cm x 50 cm atau lebih besar dengan tutup yang terbuat
dari kawat.
3. Air minum buat seperti botol dot, harus selalu ada .
4. Biasanya tikus yang baru disatukan untuk dikawinkan butuh masa adaptasi sebelum kawin
sekitar satu minggu
5. Satu jantan efektif bisa mengawini 6-8 ekor betina
6. Baiknya kawinkan 2 jantan dengan 8 betina dalam satu kandang besar
7. Tikus bisa bunting-beranak selama 3-5 minggu tergantung pakan, sama tingkat kesuburan.
8. Ganti litter selama 1 minggu sekali.
9. Kalau sudah beranak jangan pisahkan dengan induk, jangan dipegang-pegang, pisahkan dengan
jantan, biarkan terjadi seleksi alam, pakan tidak boleh kekurangan, minum harus cukup.
10. Bila anak sudah 4 minggu bisa dipisahkan dari induk dan dipelihara secara berkelompok dengan
tikus lain.
11. Anak sudah cukup dewasa umur 4 minggu tapi masih belum matang untuk bunting dan
melahirkan.
1.3.4. Bahan Pakan
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan.
Bahan pakan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman, dan kadang - kadang berasal dari ternak
serta hewan yang hidup di laut. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor
hewan yang mampu menyajikan hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh,
pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi. Bahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak mengandung racun
yang dapat membahayakan ternak yang mengkonsumsinya.
Pellet merupakan pakan yang baik untuk digunakan sebagai pakan penambah berat
badan. Kebanyakan pakan di banyak negara diproduksi dalam bentuk butiran maupun pellet.
Keuntungan memproses pellet adalah :
a. Mengurangi pengambilan pakan secara seletif,
b. Meningkatkan ketersediaan nutrisi,
c. Menurunkan energi yang dibutuhkan sewaktu mengkonsumsi pakan,
d. Mengurangi kandungan bakteri pathogen,
e. Meningkatkan kepadatan pakan sehingga dapat mengurangi biaya penggunaan truk,
f. Mengurangi penyusutan pakan karena debu,
g. Dan memperbaiki penanganan pakan pada penggunaan alat makan otomatis.
Semua keuntungan ini akan secara dratis menurunkan biaya produksi.
Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhann dan kelangsungan
hidup tikus. Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat dari beberapa jenis bahan baku.
Pakan buatan yang baik adalah pakan yang mengandung gizi yang penting untuk tikus, memiliki
rasa yang disukai oleh tikus dan mudah dicerna oleh tikus. Konsumsi pakan harian dapat
mempengaruhi bobot badan.
1.3.5. Konsumsi air
Air merupakan bahan pakan utama yang tidak bisa diabaikan, tubuh hewan terdiri dari
70% air, sehingga air benar-benar termasuk kebutuhan utama yang tidak dapat diabaikan.
Kebutuhan air bagi ternak tergantung pada berbagai faktor yaitu kondisi iklim, bangsa sapi, umur
dan jenis pakan yang diberikan. Air dalam tubuh berfungsi sebagai transportasi zat pakan melalui
dinding-dinding usus ke dalam peredaran darah, mengangkut zat-zat sisa, sebagai pelarut
beberapa zat dan mengatur suhu tubuh. Air minum sangat dibutuhkan bagi kesehatan tikus.
Kebutuhan air minum tikus kurang lebih 8 - 11 ml/100 g bb yang harus disediakan dalam
kandang.
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1. Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun waktu yang dilakukan dalam percobaan ini dilakukan pada bulan
Maret mulai dari tanggal 2 Maret sampai tanggal 29 Maret (25 hari). Dan tempatnya adalah
dilokasi kandang percobaan FMIPA Unimed Medan.
2.2. Alat dan Bahan
2.2.1. Alat :
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 metabolisme cage sebagai
kandang tikus, 1 buah timbangan analitik untuk menimbanga berat badan tikus, jumlah pakan
sisa, dan jumlah feces tikus, dan 1 botol minuman sebagai tempat air minum tikus .
2.2.2. Bahan :
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 ekor Rattus sp. Yang mana
umur tikus masih berumur 1,5 bulan atau 45 hari dan jenis kelaminnya adalah betina. Bahan
lainnya adalah air bersih sebagai air minum tikus sebanyak 60 cc/hari, sekam sebagai alas tikus
untuk tidur yang juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh dari suhu dingin, dan pakan yang
digunakan adalah pakan kering yaitu pellet , yang mana setiap harinya diberikan sebanyak 20 gr/
hari.
2.3. Prosedur Kerja
a. Praktikan menimbang tikus (Rattus sp) untuk mengetahui berat badan awalnya.
b. Setelah itu, praktikan menyediakan metabolisme cage, dan memasukkan tikus ke dalam
metabolisme cage.
c. Setiap 24 jam, praktikan memberi pakan sejumlah 20 gr/hari, berupa pellet dan memberi
air bersih sebagai minum dengan menggunakan botol, dan volume air dan pakan yang
diberi dicatat.
d. Praktikan meletakkan metabolisme cage pada ruang yang kondisinya baik. Selang waktu
24 jam, praktikan menimbang jumlah pakan sisa, jumlah air sisa, dan feses yang
dikeluarkan selama 24 jam. Kemudian praktikan memberi pakan dan minum seperti pada
awalnya selama 4 x 24 jam.
e. Selanjutnya, praktikan mengukur efisiensi laju pertumbuhan dengan membandingkan
berat badan awal dengan berat badan akhir. Setelah itu, praktikan membandingkan
tingkat efisiensi antara laju pertumbuhan tikus pada saat suhu kamar dan suhu
lingkungan.
2.4. Analisis Data
2.4.1. PBBH (Pertambahan Berat Badan harian)
Pertumbuhan dalam istilah sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran panjang
atau berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah keturunan, jenis kelamin, umur, parasit
dan penyakit dan faktor luar adalah makanan dan suhu perairan, pH dan salinitas air . Rumus
untuk menghitung PBBH pada tikus adalah :
PBBH (kg) = Berat Badan Pengamatan - Berat Badan AwalPengamatan Lama Pengamatan
2.4.2. Efisiensi Pakan
Efisiensi Pakan adalah nilai perbandingan antara pertambahan bobot dengan pakan yang
dikonsumsi yang dinyatakan dalam persen. Efisiensi pakan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus NRC (1977), sebagai berikut:
e = (wt + D) – Wo x 100 %
F
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HASIL PERCOBAAN
Tabel 2.1. Data Pengamatan Pertambahan Berat Badan pada Rattus sp
NO PENGAMATAN PARAMETER TANGGAL02-03-11 03-03-11 04-03-11 05-03-11
1 I Berat badan (Gr) 85,6 89,5 97,1 100,2Konsumsi pakan (Gr)
20 16,5 10 9,6
Konsumsi minum (cc)
60 18 20 17
Berat kotoran (Gr)
- 3,2 3 4,5
PBB (Gr) - 3,9 7,6 3,107-03-11 08-03-11 09-03-11 10-03-11
2 II Berat badan (Gr) 105,2 110 120 122,1Konsumsi pakan (Gr)
40 20 20 20
Konsumsi minum (cc)
35 20 25 10
Berat kotoran (Gr)
11,2 11 9,5 6
PBB (Gr) 5 4,8 10 2,111-03-11 12-03-11 14-03-11 15-03-11
3 III Berat badan(Gr) 134,5 146 152,6 137,5Konsumsi pakan(Gr)
20 20 40 20
Konsumsi minum (cc)
15 18 60 20
Berat kotoran (Gr)
6,8 5,7 6,8 7
PBB (Gr) 12,4 11,5 6,6 15,1
16-03-11 17-03-11 18-03-11 19-03-114 IV Berat badan (Gr) 138,2 145 147 149,6
Konsumsi pakan (Gr)
20 20 20 20
Konsumsi minum (cc)
25 18 30 19
Berat kotoran (Gr)
7,2 8 10,7 6,3
PBB (Gr) 0,7 6,8 3 2,621-03-11 22-03-11 23-03-11 24-03-11
5 V Berat badan (Gr) 150,7 153 156,3 160,8Konsumsi pakan(Gr)
40 20 20 20
Konsumsi minum (cc)
40 19 21 31
Berat kotoran (Gr)
8,3 5,8 7,6 8
PBB (Gr) 1.1 2,3 3,3 4,5
25-03-11 26-03-11 28-03-11 29-03-116 VI Berat badan(Gr) 162,9 165,4 167 170
Konsumsi pakan (Gr)
20 20 40 20
Konsumsi minum (cc)
30 40 38 20
Berat kotoran (Gr)
9,3 6,1 6,4 3
PBB (Gr) 2,1 2,5 1,6 3
3.2. PEMBAHASAN
Dari data diatas dapat dilihat bahwa ada pertambahan berat badan tikus setiap harinya.
Namun, ada yang mengalami kenaikan dan mengalami penurunan setiap harinya.
Data biologik
- Konsumsi pakan per hari- Konsumsi air minum per hari- Diet protein- Ekskresi urine per hari- lama hidup- Bobot badan dewasa
Jantan Betina
- Bobot lahir- Dewasa kelamin (jantan=betina)- Siklus estrus (menstruasi)- Umur sapih- Mulai makan pakan kering- Rasio kawin- Jumlah kromosom- Suhu rektal- Laju respirasi- Denyut jantung- Pengambilan darah maksimum
5 g/100 g bb8-11 ml/100 g bb
12%5,5 ml/100 g bb
2,5 - 3 tahun
300-400 g250-300 g
5-6 g50+10 hari
5 hari (polyestrus)21 hari, 40-50 g
12 hari1 jantan – 3 atau 4 betina
4237,5oC
85 x/mn300 – 500 x/mn
5,5 ml/Kg
- Jumlah sel darah merah (Erytrocyt)- Kadar haemoglobin(Hb)- Pack Cell Volume (PCV)- Jumlah sel darah putih (Leucocyte)
7,2-9,6 X 106 / μl15,6 g/dl
46%14 X 103 /μl
Gambar 3.1 : Tikus dalam metabolism cage / kandang buatan
3.2.1 Parameter Yang Diukur
a. Berat Badan
Pada awalnya berat badan tikus dalam percobaan ini adalah 85,6 gr. Perkembangan bobot
badan tikus selama masa perlakuan disajikan pada table 2.1. Pada kelompok perlakuan bobot
badan tikus selama masa percobaan rata- rata cenderung meningkat. Bobot badan tikus rata-rata
pada percobaan adalah 136 gr. Selama masa perlakuan bobot badan tikus menunjukkan
kecenderungan naik. Umur dari tikus percobaan adalah 45 hari. Sehingga pertambahan berat
badannya pun belum stabil.
b. Konsumsi Pakan
Setiap harinya diberikan pakan sebanyak 20 gr/hari, kecuali pada hari sabtu sebanyak 40
gr. Hal ini disebabkan oleh karena pada hari minggu tidak dilakukan pengamatan, untuk
menghindari kematian tikus. Menurut Waynfort dan Flecknell asupan pakan yang normal untuk
tikus adalah 5 gr/ 100 gr berat badan. Hal ini tidak sesuai dengan konsumsi pakan yang diperoleh
dari percobaan. Karena dalam percobaan ini, rata-rata konsumsi pakan 24 gr/ hari. Namun,
secara teoritis hanya 5 gr/100 gr berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam percobaan ini
terdapat kesalahan praktikan dalam hal pemberian pakan yang mungkin tempat dari pakan yang
dibuat tidak pada posisi yang tepat, atau tempatnya terjatuh sehingga pakan sepertinya habis
dimakan oleh tikus padahal tidak semua yang dikonsumsi.
c. Konsumsi Minum
Setiap harinya diberikan air bersih sebanyak 60 cc/hari pada botol minumnya. Jadi, rata-
rata yang habis dikonsumsi pada setiap harinya adalah 27 cc/hari.
Gambar 3.2. : Tikus sedang minum melalui botol minum
d. Berat Kotoran
Berat kotoran dipengaruhi oleh konsumsi makanan oleh tikus putih. Adapun
Rata-rata berat fecesnya adalah yaitu 6.68 gr/ hari percobaan. Jika pakan yang dikonsumsi per
harinya banyak maka diperoleh berat kotoran yang banyak juga. Feces tikus ini berbentuk bulat
lonjong berwarna kecoklatan.
e. PBBH
Laju pertumbuhan harian berfungsi untuk menghitung persentase pertumbuhan berat
tikus per hari. Adapun rata- rata pertambahan berat badan pada percobaan diatas adalah jumlah
PBBH dibagi dengan jumlah hari pengamatan. Sehingga dapat dihitung rata-rata PBB tikus
adalah 4,8 gr/ hari
Gambar 3.3. Grafik pada Pengamatan I
Gambar 3.4. Grafik pada Pengamatan II
Gambar 3.5. Grafik pada Pengamatan III
Gambar 3.6. Grafik pada Pengamatan IV
Gambar 3.7. Grafik pada Pengamatan V
Gambar 3.8. Grafik pada Pengamatan VI
Dari setiap grafik diatas dapat kita lihat bahwa pertambahan berat badan pada tikus
cenderung mengalami kenaikan daripada penurunan setiap harinya. Yang tentunya hal ini
dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman setiap harinya.
3.3. PBBH (Pertambahan Berat Badan Harian)
PBBH (kg) = Berat Badan Pengamatan - Berat Badan Awal Pengamatan Lama Pengamatan
Pengamatan I = 100.2 gr - 85.6 gr = 3,65 x 10 -2 Kg4 hari
Pengamatan II = 122,1 gr - 105.2 gr = 4,225 x 10 -2 Kg4 hari
Pengamatan III = 137,5 gr - 134,5 gr = 0,75 x 10 -2 Kg4 hari
Pengamatan IV = 149,6 gr - 138.2 gr = 2,85 x 10 -2 Kg4 hari
Pengamatan V = 160,8 gr - 150,7 gr = 2,525 x 10 -2 Kg4 hari
Pengamatan VI = 170 gr - 162,9 gr = 1,775 x 10 -2 Kg4 hari
Dari hasil perhitungan PBBH diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulksn
bahwa PBBH yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 4, 225 x 10 -2 Kg.
3.4. Efisiensi Pakan (e)
Efisiensi Pakan (e) = PBBH (Kg) x 100 %Konsumsi Pakan
Pengamatan I = 3,65 x 10 -2 Kg x 100 % 0,02 Kg
= 18,25 %
Pengamatan II = 4,225 x 10 -2 Kg x 100 % 0,02 Kg
= 21,125 %
Pengamatan III = 0,75 x 10 -2 Kg x 100 % 0,02 Kg
= 3,75 %
Pengamatan IV = 2,85 x 10 -2 Kg x 100 % 0,02 Kg
= 14,25 %
Pengamatan V = 2,525 x 10 -2 Kg x 100 % 0,02 Kg
= 12,625 %Pengamatan VI = 1,75 x 10 -2 Kg x 100 %
0,02 Kg
= 8,88 %Dari hasil perhitungan efisiensi (e) diatas pada enam pengamatan tersebut dapat
disimpulksn bahwa efisiensi (e) yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 21,125 %.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa hasil tidak sesuai dengan teori, baik hasil dari
segi jumlah konsumsi pakan dan konsumsi minun, hal ini disebabkan oleh adanya kekurang
telitian dari praktikan dalam pengukuran tersebut.
2. Dari grafik yang diperoleh bahwa pertambahan berat badan pada tikus cenderung mengalami
kenaikan daripada penurunan setiap harinya. Yang tentunya hal ini dipengaruhi oleh konsumsi
makanan dan minuman setiap harinya.
3. Dari hasil perhitungan PBBH diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa
PBBH yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 4, 225 x 10 -2 Kg.
4. Dari hasil perhitungan efisiensi (e) diatas pada enam pengamatan tersebut dapat disimpulkan
bahwa efisiensi (e) yang paling tinggi terlihat pada pengamatan II yaitu 21,125 %.
5. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
Rata-rata bobot berat badan tikus adalah 136 gr/hari
Rata-rata konsumsi pakan tikus adalah 24 gr /hari
Rata-rata konsumsi minum tikus adalah 27 cc/ hari
Rata-rata berat kotoran tikus adalah 6,68 gr/hari
Rata-rata PBBH tikus adalah 4,8 gr/hari
4.2.Saran
Diharapkan kepada praktikan lainnya yang akan melakukakan percobaan ini agar
lebih teliti dalam pengukurannya, baik konsumsi pakan, konsumsi minum, penimbangan berat
badan, dan berat kotoran (feces). Agar dapat terlihat jelas hasil percobaan secara praktikum dan
secara teoritis.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Pedoman Pengendalian Tikus Khusus Di Rumah Sakit, http://www.org.ac/Pedoman pengendalian tikus, diakses tanggal 4 april 2011
Anonim, (2010), Metabolisme Sel, http://www.google.com.org/metabolisme-sel-html. Diakses tanggal 31 maret 2011
Hotimah B. 2003. Efek Pemberian Minuman Benalu Teh Terfermentasi Scurrula atropurpurea (BL.) Dans. Oleh Konsorsium Acetobacter-accharomyces terhadap Tikus Putih Hiperkolesterolemia. [Skripsi], Jurusan Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor, Bogor
Riani, Hardiningsih dan Novik, Nurhidayat., (2006), Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolesterolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat, Pusat Penelitian
Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor 16122, Volume 7, Nomor 2 1412-033X April 2006, Halaman: 127-130
Syarkiah, Loeki, E.F., Astutik, P., (2008), pengaruh Pemberiam Minyak Buah Merah Terhadap pembentukan Foam Cell pada Aorta Tikus Galur Wistar Dengan diet Ateorogenik, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Volume XXIV No 1
Widiana, P. S., Agustono., dan Yudi, C., (2009), Pemberian Pakan Dengan Energi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis ), 18 hal
Yuliati, (2003), Pengaruh Pemberian Tambahan kalsiun dan Estrogen terhadap Pertumbuhan Tuklang Tikus Putih Jantan (Rattus norfegicus), JBP, Volume 5:21 -27