10
ALKOHOL Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Mekanisme Alkohol Menimbulkan Efek Toksik Di balik kenikmatan sesaat setelah konsumsi minuman beralkohol, tubuh akan mengalami serangkaian perubahan. Hal ini karena alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan langsung diserap dan menyebar melewati organ-organ tubuh melalui aliran darah, dan sisanya masuk ke saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, sampai ke usus untuk dialirkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Jantung akan memompa darah bercampur alkohol ini ke seluruh bagian tubuh, sampai ke otak. Baru terakhir, hati (liver) akan membakar atau menghancurkan alkohol dibantu dengan enzim khusus untuk dikeluarkan melalui air seni dan keringat. Alkohol mengganggu keseimbangan antara eksitantasi dan inhibisi di otak, ini terjadi karena penghambatan atau penekanan saraf perangsangan. Sejak lama diduga efek depresi alcohol pada SSP berdasarkan melarutnya lewat membran iipid. Efek alcohol terhadap berbagai saraf berbeda karena perbedaan distribusi fosfoliid dan kolesterol di membran tidak seragam. Data eksperimental menyokong dugaan mekanisme kerja alcohol di SSP serupa barbiturate. Etanol adalah bahan cairan yang telah lama digunakan sebagai obat dan merupakan bentuk alkohol yang terdapat dalam minuman keras seperti bir, anggur, wiskey maupun minuman lainnya. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa membakar pada mulut maupun tenggorokan bila ditelan. Etanol mudah sekali larut dalam air dan sangat potensial untuk menghambat sistem saraf pusat terutama dalam aktifitas sistem retikular. Aktifitas dari etanol sangat kuat dan setara dengan bahan anastetik umum. Tetapi

Alkohol - Anthony Skenario 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tst

Citation preview

ALKOHOL

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Mekanisme Alkohol Menimbulkan Efek ToksikDi balik kenikmatan sesaat setelah konsumsi minuman beralkohol, tubuh akan mengalami serangkaian perubahan. Hal ini karena alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan langsung diserap dan menyebar melewati organ-organ tubuh melalui aliran darah, dan sisanya masuk ke saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, sampai ke usus untuk dialirkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Jantung akan memompa darah bercampur alkohol ini ke seluruh bagian tubuh, sampai ke otak. Baru terakhir, hati (liver) akan membakar atau menghancurkan alkohol dibantu dengan enzim khusus untuk dikeluarkan melalui air seni dan keringat.Alkohol mengganggu keseimbangan antara eksitantasi dan inhibisi di otak, ini terjadi karena penghambatan atau penekanan saraf perangsangan. Sejak lama diduga efek depresi alcohol pada SSP berdasarkan melarutnya lewat membran iipid. Efek alcohol terhadap berbagai saraf berbeda karena perbedaan distribusi fosfoliid dan kolesterol di membran tidak seragam. Data eksperimental menyokong dugaan mekanisme kerja alcohol di SSP serupa barbiturate. Etanol adalah bahan cairan yang telah lama digunakan sebagai obat dan merupakan bentuk alkohol yang terdapat dalam minuman keras seperti bir, anggur, wiskey maupun minuman lainnya. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa membakar pada mulut maupun tenggorokan bila ditelan. Etanol mudah sekali larut dalam air dan sangat potensial untuk menghambat sistem saraf pusat terutama dalam aktifitas sistem retikular. Aktifitas dari etanol sangat kuat dan setara dengan bahan anastetik umum. Tetapi toksisitas etanol relatif lebih rendah daripada metanol ataupun isopropanol.Secara pasti mekanisme toksisitas etanol belum banyak diketahui. Beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa etanol berpengaruh langsung pada membran saraf neuron dan tidak pada sinapsisnya (persambungan saraf). Pada daerah membran tersebut etanol mengganggu transport ion. Pada penelitian invitro menunjukkan bahwa ion Na+, K+, ATP ase dihambat oleh etanol. Pada konsentrasi 5 10% etanol memblok kemampuan neuron dalam impuls listrik, konsentrasi tersebut jauh lebih tinggi daripada konsentrasi etanol dalam sistem saraf pusat secara invivo.Pengaruh etanol pada sistem saraf pusat berbanding langsung dengan konsentrasi etanol dalam darah. Daerah otak yang dihambat pertama kali ialah sistem retikuler aktif. Hal tersebut menyebabkan terganggunya sistem motorik dan kemampuan dalam berpikir. Disamping itu pengaruh hambatan pada daerah serebral kortek mengakibatkan terjadinya kelainan tingkah laku. Gangguan kelainan tingkah laku ini bergantung pada individu, tetapi pada umumnya penderita turun daya ingatnya. Gangguan pada sistem saraf pusat ini sangat bervariasi biasanya berurutan dari bagian kortek yang terganggu dan merambat ke bagian medula (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Gejala yang diakibatkan oleh toksisitas etanolGejala klinisKonsentrasi alkohol dalam darah (%)Bagian otak yang terkena

Ringan :1. Penglihatan menurun2. Reaksi lambat3. Kepercayaan diri meningkat0,005 0,10Lobus depan

Sedang :1. Sempoyongan2. Berbicara tidak menentu3. Fungsi saraf motorik menurun4. Kurang perhatian5. Diplopia6. Gangguan persepsi7. Tidak tenang0,15 0,30Lobus parietalLobus ocipitalisSerebellum

Berat :1. Gangguan penglihatan2. Depresi3. Stupor0,30 0,50Lobus ocipitalisSerebellumDiencephalon

Koma :Kegagalan pernafasan0,50Medulla

Sumber: Gossel and Bricker, 1984

Alkohol dalam Tubuh1. Absorpsi dan distribusiAlkohol diabsorpsi dalam jumlah yang sedikit melalui mukosa mulut dan lambung. Sebagaian besar (80%) diabsorpsi di usus halus dan sisanya diabsorpsi di kolon. Kecepatan absorpsi tergantung pada takaran dan konsentrasi alkohol dalam minuman yang diminum serta vaskularisasi dan motalitas dan pengisisan lambung dan usus. Bila konsentrasi optimal alkohol diminum dan dimasukkan ke dalam lambung kosong, kadar puncak dalam darah 30-90 menit sesudahnya. Alkohol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar air jaringan tersebut. Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadarnya. Biasanya dalam 12 jam telah tercapai kesimbangan kadar alkohol dalam darah, usus, dan jaringan lunak. Konsentrasi dalam otak, sedikit lebih besar dari pada dalam darah.2. MetabolismeAlkohol yang dikonsumsi 90% akan dimetabolisme oleh tubuh terutama dalam hati oleh enzim alkoholdehidrogenase (ADH) dan koenzim nikotinamid-adenin-dinukleotida (NAD) menjadi asetaldehid dan kemudian oleh enzim aldehida dehidrogenase (ALDH) diubah menjadi asam asetat. Asam asetat dioksidasi menjadi CO2dan H2O. Piruvat, levulosa (fruktosa), gliseraldehida (metabolit dari levulosa) dan alanina akan mempercepat metabolisme alkohol.Sebenarnya di dalam tubuh ditemukan juga mekanisme pemecahan alkohol yang lain, yaitu hydrogen peroksida katalase dan sistem oksidasi etanol mikrosomal, namun kurang berperan. Kadar alkohol darah kemudian akan menurun dengan kecepatan yang sangat bervariasi (12-20 mg% per jam), biasanya penurunan kadar tersebut dianggap rata-rata 15 mg% atau 14 mg% setiap jam. Pada alkohol kronik, yang telah dipercepat metabolismenya, eliminasi alkohol dapat mencapai 40 mg% per jam.Hepatosit memiliki tiga jalur metabolisme alkohol, yang masing-masing terletak pada bagian yang berlainan. Jalur yang pertama adalah jalur alkohol dehidrogenase (ADH) yang terletak pada sitosol atau bagian cair dari sel. Dalam keadaan fisiologik, ADH memetabolisir alkohol yang berasal dari fermentasi dalam saluran cerna dan juga untuk proses dehidrogenase steroid dan omega oksidasi asam lemak. ADH memecah alkohol menjadi hidrogen dan asetaldehida, yang selanjutnya akan diuraikan menjadi asetat. Asetat akan terurai lebih lanjut menjadi H2O dan CO2.Jalur kedua ialah melalui Microsomal Ethanol Oxydizing System (MEOS) yang terletak dalam retikulum endoplasma. Dengan pertolongan tiga komponen mikrosom yaitu sitokrom P-450, reduktase, dan lesitin, alkohol diuraikan menjadi asetaldehida.Jalur ketiga melalui enzim katalase yang terdapat dalam peroksisom (peroxysome). Hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme alkohol dapat mengubah keadaan redoks, yang pada pemakaian alkohol yang lama dapat mengecil. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat, mungkin menyebabkan bertambahnya jaringan kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesa protein.Perubahan redoks menimbulkan perubahan dari piruvat ke laktat yang menyebabkan terjadinya hiperlaktasidemia. Bila sebelumnya sudah terdapat kadar laktat yang tinggi karena sebab lain, bisa terjadi hiperurikemia. Serangan kejang pada delirium tremens juga meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Pada pasien gout, alkohol dapat meningkatkan produksi asam urat sehingga kadarnya dalam darah makin meningkat.Meningkatnya rasio NADH/NAD akan meningkatkan pula konsentrasi alfa gliserofosfat yang akan meningkatkan akumulasi trigliserida dengan menangkap asam lemak dalam hepar. (NAD= Nicotinamide Adenine Dinucleotide; NADH = reduced NAD.) lemak dalam hepar berasal dari tiga sumber: dari makanan, dari jaringan lemak yang diangkut ke hepar sebagai Free Fatty Acid (FFA), dan dari hasil sintesis oleh hepar sendiri. Oksidasi alkohol dalam hepar menyebabkan berkurangnya oksidasi lemak dan meningkatnya lipogenesis dalam hepar.

3. EkskresiAlkohol yang dikonsumsi 10% akan dikeluarkan dalam bentuk utuh melalui urin, keringat dan udara napas. Dari jumlah ini sebagian besar dikeluarkan melalui urin (90%).

Pengaruh Alkohol dalam tubuh1. Sistem Saraf PusatSebagai depresan susunan saraf pusat, etil alkohol (etanol) mengikuti hukum tekanan ke bawah, karena itu yang pertama kali diinhibisi adalah korteks serebral, kemudian serebelum, medula spinalis dan pusat medula. Otak dan sistem saraf pusat merupakan bagian yang terkena dampak kerusakan pertama akibat konsumsi alkohol berlebihan. Timbulnya kerusakan ini ditandai dengan gejala-gejala seperti sulit berkonsentrasi, berkurangnya daya ingat, serta mempercepat kepikunan. Suatu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Amerika Archives of Neurology menyatakan bahwa konsumsi alkohol dapat memperkecil volume otak manusia. Semakin banyak alkohol yang diminum maka semakin kecil volume otaknya.2. Intake Akut AlkoholPada konsumsi dalam jumlah sedikit, alkohol memberikan sensasi yang nyaman. Konsumsi dalam jumlah banyak, alkohol menimbulkan perilaku lebih meledak-ledak. Kontrol diri menjadi hilang dan penguasaan diri menjadi berkurang. Alkohol bekerja dengan menekan mekanisme kontrol inhibisi dan aktivasi sistem retikular. Jika alkohol dalam jumlah besar dikonsumsi dalam jangka waktu pendek, akan berlanjut pada kehilangan kesadaran dan sensasi mati rasa. Kematian dapat terjadi akibat gagal nafas dan gagal jantung.3. Sistem KardiovaskulerAlkohol mengakibatkan dilatasi dari pembuluh darah kulit dan sensasi hangat. Alkohol juga berperan didalam proses vasokonstriksi di kulit pada respon terhadap suhu dingin. Panas tubuh hilang secara tiba-tiba dan temperatur menurun secara menetap. Pada level toksik alkohol, mekanisme regulasi temperatur hipotalamus menjadi tertekan dan menurunya temperatur tubuh menjadi nyata. Untuk alasan ini, konsumsi alkohol dengan alasan agar tubuh tetap hangat selama cuaca dingin secara jelas tidak dapat diterima. Penggunaan alkohol berlebih dalam jangka panjang dapat berkontribusi pada gangguan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan gagal jantung. Minum dalm jumlah sedikit pun dapat rnenyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur.4. Saluran PencernaanAlkohol menstimulasi produksi dari asam lambung yang kaya akan asam dan pepsin. Karena itu konsumsi alkohol adalah kontraindikasi pada orang dengan kelainan asam-pepsin yang tidak diobati. Sebagai tambahan, alkohol melepaskan histamin yang nantinya akan menyebabkan pengeluaran asam lambung. Efek ini tidak diblok oleh atropin hingga dapat disimpulkan bahwa alkohol dalam jumlah sedikit menstimulasi rasa lapar dan membantu pencernaan tetapi jumlah yang banyak bisa menyebabkan pencernaan terhambat. Alkohol juga dapat membuat pengeluaran gas dari lambung. Alkohol dapat mengganggu saluran pencernaan yang dilaluinya dengan merusak sel-sel pada sistem pencernaan sehingga penyerapan dan penghancuran nutrisi terganggu. Sebagian kanker kerongkongan, kanker laring, dan kanker mulut berkaitan dengan alkohol.5. GinjalMengkonsumsi alkohol secara akut meningkatkan ekskresi amonium melalui ginjal . Dalam keadaan normal, ginjal berfungsi mengatur keseimbangan air, asam basa, dan beberapa hormon dan mineral tubuh. Konsumsi minuman beralkohol dapat mempengaruhi fungsi keseimbangan di ginjal dan merusak organ ini. Pasien yang mengalami gangguan dalam asidifikasi ginjal akan cenderung mengalami koma hepatikum. Ini disebabkan karena meningkatnya pembentukan amonia dalam ginjal dan meningkatnya amonia ke dalam pembuluh darah. Alkohol dapat mengubah respon hipotalamus terhadap perubahan osmolalitas plasma. Dalam keadaan normal, bila osmolalitas plasma meningkat maka hormon antidiuretik dalam plasma meningkat pula sehingga mengurangi produksi urine. Kadar alkohol yang meningkat secara akut akan memperbanyak urine, sedangkan saat putus alkohol, akan bekerja pengaruh antidiuretik.6. HatiOrgan yang bekerja paling keras untuk mengeluarkan racun alkohol di dalam tubuh dilakukan oleh hati. Karena kerja yang terlalu berat, maka hati bisa mengalami gangguan seperti penumpukan lemak di hati serta penyakit sirosis hati. Pemakaian alkohol yang lama akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan terjadinya perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan pemakaian alkohol yang berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan, meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan vitamin A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat karsinogen. Walaupun jarang, alkohol juga dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia (karena menghambat glukoneogenesis) dan ketoasidosis.Alkohol juga menghambat sintesis protein. Asetaldehida mempengaruhi mikrotubulus sehingga hapatosit menggembung. Sebaliknya, sintesis kolagen bertambah sehingga menambah jaringan fibrotik. Itulah sebabnya 8-20% peminum alkohol yang kronik dalam jumlah banyak mengalami sirosis hepatis.Sirosis hati merupakan jaringan parut atau bekas luka yang menggantikan sel-sel hati yang sehat sehingga kerja dan fungsi hati terganggu.7. PankreasPenyalahgunaan alkohol baik secara akut maupun kronis dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fungsi pankreas, yaitu perubahan pada membran sel, meningkatkan fluiditasnya dan mengubah permeabilitasnya terhadap ion, asam amino, dan senyawa lain yang penting untuk metabolisme sel. Melalui mekanisme neurohumoral, alkohol mengubah sekresi kelenjar eksokrin pankreas. Alkohol dapat menyebabkan nekrosis akut, edema akut, pankreatitis akut, kronik maupun asimtomatik, mungkin melaui aktivasi zimogen yang tidak memadai.8. OtotMiopatia alkoholika akut adalah suatu sindroma nekrosis otot secara tiba-tiba pada seorang yang secara terus-menerus minum alkohol. Ditandai dengan adanya rasa nyeri pada otot, mioglobinuria, dan meningkatnya serum kreatin kinase. Miopatia alkoholika kronis ditandai dengan adanya kelemahan otot-otot proksimal dan atrofi otot-otot. Miopatia alkoholika ini mungkin disebabkan gangguan keseimbangan elektrolit, yaitu turunya kadar kalium, turunnya kadar fosfat dalam darah, serta adanya defisiensi magnesium.9. DarahAlkohol secara langsung merusak sumsum tulang, terutama prekursor eritrosit dan prekursor leukosit, sehingga menimbulkan anemia dan leukopenia. Pada pemakaian alkohol yang kronis, anemia disebabkan kurang gizi dan anemia hemolitika yang terjadi karena kerusakan pada hepar. Alkohol juga secara langsung menghambat pembentukan trombosit serta mempengaruhi fungsinya sehingga memperpanjang waktu pendarahan. Hal ini diperhebat apabila ada defisiensi asam folat dan splenomegalia. Pada pemakaian alkohol yang kronis, defisiensi vitamin K dan faktor koagulasi terjadi sebagai akibat sirosis hepatis, bukan semata-mata karena alkohol itu sendiri.10. Kelenjar EndokrinEfek alkohol terhadap kelenjar endokrin yang paling jelas ialah terjadinya hipogonadisme pada pria. Alkohol melalui pengaruhnya pada testes dan hipotalamus mengurangi produksi testeron. Feminisasi pada pemakai alkohol kronis disebabkan hipogonadisme tersebut di atas dan juga karena terganggunya fungsi hepar akibat alkohol, yaitu terganggunya kemampuan untuk memecah hormon estrogen. Pada beberapa peminum alkohol kronis dapat dijumpai gejala mirip sindroma Cushing. Hal tersebut kemungkinan disebabkan efek stimulasi alkohol terhadap sekresi cortisol pada waktu intoksikasi maupun waktu putus alkohol, yang bekerja melaui ACTH atau langsung pada kelenjar adrenalis. Aksis hipofisis paling kurang mendapat pengaruh dari alkohol. Tetapi, pada penyakit hepar karena alkohol, konversi T4 ke T3 menurun, sedangkan konversi T3 ke T4 meningkat. Thyroid binding protein juga berkurang. Kedua hal tersebut menyebabkan perubahan pada pemeriksaan darah tetapi secara klinis tidak sampai menimbulkan hipotiroidisme.

Efek alkohol berdasarkan kadar alkohol dalam darah1. 0,01-0,05% efek depresan dari alkohol mulai bekerja. Peminum akan mengalami sensasi positif, seperti perasaan rileks dan kegembiraan (euforia). Pada kadar ini peminum alkohol masih terlihat normal-normal saja.2. 0,06-0,10% syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Mulai terlihat perbedaan dalam berjalan, pergerakan tangan dan berbicara. Peminum juga terlihat gembira, banyak bicara, dan kewaspadaan berkurang. Di beberapa negara, kadar mabuk didefinisikan sebagai kadar alkohol yang mencapai 0,08-0,10% di dalam darah.3. 0,11-0,20% syaraf motorik seseorang sudah mulai lumpuh, keadaan emosi orang tersebut mulai terganggu, terjadi penurunan ingatan dan pemahaman, berkurangnya respon dan tanggapan, serta koordinasi otot terganggu.4. 0,21-0,40% pada fase ini keseimbangan dan kesadaran lemah, bisa ter jadi kolaps atau peminum pingsan. Peminum tidak mampu berdiri atau berjalan, muntah-muntah, kehilangan kesadaran, dan sulit bereaksi terhadap rangsangan dari luar.5. 0,4 sampai 0,5% peminum akan berada dalam keadaan pingsan, kehilangan refleks, bahkan koma. Beberapa bagian di otak yang mengatur detak jantung dan pernafasan akan sangat terganggu sehingga dapat menimbulkan kematian.

Penatalaksanaan TerapiHal terpenting pada pengobatan intoksikasi akut alkohol ialah mencegah terjadinya depresi pernapasan yang berat dan teraspirasinya muntahan. Bahkan dengan kadar alkohol darah yang sangat tinggi, pasien masih mungkin hidup asalkan sistem pernapasan dan kardiovaskuler dapat di tunjang. Kadar rata-rata alkohol darah pada kasus yang fatal ialah di atas 400mg.Hipoglikemik dan ketosis diatasi dengan pemberian glukosa. Pasien alkoholik yang mengalami dehidrasi dan muntah-muntah harus diberikan larutan elektrolit. Bila muntah-muntah berat, sejumlah besar kalsium mungkin dibutuhkan asal fungsi ginjal normal. Perlu diperhatikan adanya penurunan kadar fosfat, yang dapat diperburuk dengan pemberian glukosa. Rendahnya persediaan fosfat dapat memperburuk penyembuhan luka, kelainan neurologik dan meningkatnya risiko infeksi.Penanganan ketergantungan alkohol biasanya dilakukan dengan terapi psikososial, ditambah dengan pemberian obat sebagai penunjang keberhasilan terapi. Obat yang digunakan ialah disulfiram dan naltrekson.