6
122 Aktivitas Daya Hambat Enzim α− α− α− α− α−Glukosidase dan Efek Hipoglikemik Ekstrak Tempe pada Tikus Diabetes (THE INHIBITORY ACTIVITY AGAINST THE a-GLUKOSIDASE ENZYME AND HYPOGLYCEMIC EFFECT OF TEMPE EXTRACT ON DIABETIC RATS) I Nyoman Suarsana 1 , Bambang Pontjo Priosoeryanto 2 , Maria Bintang 3 , Tutik Wresdiyati 4 1 Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali Kampus Unud Bukit Jimbaran Kuta Badung Telepon: 0361-701808, E-mail: [email protected] 2 Laboratorium Patologi Dept. Klinik, Reproduksi dan Patologi FKH Institut Pertanian Bogor 3 Laboratorium Biokimia Dept. Biokimia FMIPA Institut Pertanain Bogor 4 Laboratorium Histologi Dept. Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi FKH Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis Dramaga, Bogor ABSTRACT Isoflavone is a bioactive compound found in fermented soy bean or tempe. This bioactive compound was reported to have beneficial effect on human health as it can certain diseases. The present study was conducted to observe the effect of tempe extract as a potential a-glucosidase inhibitor and the hypoglycemic effects on alloxan-induced diabetic rats. A total of twenty male spraque dawley rats 2 monts old (188.8 + 21.2 g) were used for this study. The rats were divided into four groups, each group consisted of 5 rats respectively. First group was the negative control group, without treatment of alloxan and tempe extract, second group was treated with tempe extracts at 300 mg dose/kg body weight without alloxan treatment, third group was the diabetic group without treated tempe extract and the last group was the diabetic rats treated with tempe extract. Diabetic rats were achieved by alloxan monohydrate intraperitoneal injection (120 mg/kg body weight). Effect of tempe extracts on blood glucose levels of all rats was determined at various time interval at 0, 4, 7, 14, 21, and 28 days. The result of this study showed that tempe extract have a potential a-glucosidase enzyme activities inhibitor with IC 50 value 1.4 mg, while that of genistein, daidzein and acarbose were 0.6, 0.4 and 0.6 mg respectively. The hypoglycemic activity of tempe extract indicates that blood glucose levels of diabetic rats given tempe extract increased 140.36%, while that of rats diabetic without tempe extract treatment increased 359.18%. Therefore, tempe extract can depress the increasing of blood glucose levels equal to 91.04% at diabetic rats. Key word: α-glucosidase enzyme, hypoglycemic, tempe, rats, diabetes, alloxan. Jurnal Veteriner September 2008 Vol. 9 No. 3 : 122-127 ISSN : 1411 - 8327 PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, yaitu meningkatnya kadar gula darah yang melebihi kadar normal. Hiperglikemia umumnya disebabkan oleh malfungsi sekresi insulin dan atau kerja insulin yang tidak memadai (Auroma et al., 2006). Peneltian pada tikus menunjukkan bahwa DM dapat menyebabkan kegagalan metabolisme glukosa, lipid, dan protein. Kegagalan penggunaan karbohidrat akan menyebabkan hiperglikemia dan mempercepat lipolisis sehingga dapat menimbulkan keadaan hiperlipidemia (Kim et al. , 2006). Sementara itu, defisiensi insulin dapat menyebabkan gangguan proses biokimia dalam tubuh, seperti penurunan pemasukan glukosa ke dalam sel dan peningkatan pelepasan glukosa dari hati ke dalam sirkulasi darah. Hal inilah yang menyebabkan hiperglikemia (Dominiczak, 2005) Hiperglikemia kronis pada penderita DM biasanya berhubungan dengan disfungsi/ kerusakan sel-sel beta pankreas. Kerusakan pada sel-sel beta pankreas dapat disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus Coxsackie (Roivainen et al., 2000), reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel-sel beta (Koczwara et al., 2004), zat diabetogenik (stroptozotocin, alloxan) (Szkudelski, 2001), toksisitas glukosa (Robertson et al., 2004), kegemukan, dan faktor genetik.

aloksan_1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: aloksan_1

122

Aktivitas Daya Hambat Enzim α−α−α−α−α−Glukosidase danEfek Hipoglikemik Ekstrak Tempe pada Tikus Diabetes

(THE INHIBITORY ACTIVITY AGAINST THE a-GLUKOSIDASE ENZYMEAND HYPOGLYCEMIC EFFECT OF TEMPE EXTRACT

ON DIABETIC RATS)

I Nyoman Suarsana1, Bambang Pontjo Priosoeryanto2,Maria Bintang3, Tutik Wresdiyati4

1Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, BaliKampus Unud Bukit Jimbaran Kuta Badung

Telepon: 0361-701808, E-mail: [email protected] Patologi Dept. Klinik, Reproduksi dan Patologi FKH Institut Pertanian Bogor

3Laboratorium Biokimia Dept. Biokimia FMIPA Institut Pertanain Bogor4Laboratorium Histologi Dept. Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi FKH

Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis Dramaga, Bogor

ABSTRACT

Isoflavone is a bioactive compound found in fermented soy bean or tempe. This bioactive compoundwas reported to have beneficial effect on human health as it can certain diseases. The present study wasconducted to observe the effect of tempe extract as a potential a-glucosidase inhibitor and the hypoglycemiceffects on alloxan-induced diabetic rats. A total of twenty male spraque dawley rats 2 monts old (188.8 +21.2 g) were used for this study. The rats were divided into four groups, each group consisted of 5 ratsrespectively. First group was the negative control group, without treatment of alloxan and tempe extract,second group was treated with tempe extracts at 300 mg dose/kg body weight without alloxan treatment,third group was the diabetic group without treated tempe extract and the last group was the diabetic ratstreated with tempe extract. Diabetic rats were achieved by alloxan monohydrate intraperitoneal injection(120 mg/kg body weight). Effect of tempe extracts on blood glucose levels of all rats was determined atvarious time interval at 0, 4, 7, 14, 21, and 28 days. The result of this study showed that tempe extract havea potential a-glucosidase enzyme activities inhibitor with IC50 value 1.4 mg, while that of genistein,daidzein and acarbose were 0.6, 0.4 and 0.6 mg respectively. The hypoglycemic activity of tempe extractindicates that blood glucose levels of diabetic rats given tempe extract increased 140.36%, while that ofrats diabetic without tempe extract treatment increased 359.18%. Therefore, tempe extract can depress theincreasing of blood glucose levels equal to 91.04% at diabetic rats.

Key word: α-glucosidase enzyme, hypoglycemic, tempe, rats, diabetes, alloxan.

Jurnal Veteriner September 2008 Vol. 9 No. 3 : 122-127ISSN : 1411 - 8327

PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakitmetabolik yang ditandai dengan hiperglikemia,yaitu meningkatnya kadar gula darah yangmelebihi kadar normal. Hiperglikemiaumumnya disebabkan oleh malfungsi sekresiinsulin dan atau kerja insulin yang tidakmemadai (Auroma et al., 2006). Peneltian padatikus menunjukkan bahwa DM dapatmenyebabkan kegagalan metabolisme glukosa,lipid, dan protein. Kegagalan penggunaankarbohidrat akan menyebabkan hiperglikemiadan mempercepat lipolisis sehingga dapatmenimbulkan keadaan hiperlipidemia (Kim etal., 2006). Sementara itu, defisiensi insulin dapat

menyebabkan gangguan proses biokimia dalamtubuh, seperti penurunan pemasukan glukosake dalam sel dan peningkatan pelepasan glukosadari hati ke dalam sirkulasi darah. Hal inilahyang menyebabkan hiperglikemia (Dominiczak,2005)

Hiperglikemia kronis pada penderita DMbiasanya berhubungan dengan disfungsi/kerusakan sel-sel beta pankreas. Kerusakanpada sel-sel beta pankreas dapat disebabkan olehinfeksi virus, seperti virus Coxsackie (Roivainenet al., 2000), reaksi autoimun berupa seranganantibodi terhadap sel-sel beta (Koczwara et al.,2004), zat diabetogenik (stroptozotocin, alloxan)(Szkudelski, 2001), toksisitas glukosa (Robertsonet al., 2004), kegemukan, dan faktor genetik.

Page 2: aloksan_1

123

Belakangan ini komponen bahan aktif daribeberapa tanaman obat, bahan pangan, danproduk pertanian lainnya telah secara empirisdilaporkan mempunyai aktivitas biologis yangberguna untuk pengobatan penyakit diabetes.Efek hipoglikemik komponen bioaktif padatanaman dapat mengembalikan fungsi selpankreas sehingga meningkatkan sekresiinsulin, menghambat absorbsi glukosa di ususdan menghambat kerja enzim α-glukosidase.Kebanyakan tumbuhan yang mengandungsenyawa bioaktif seperti glikosida, alkaloid,terpenoid, flavonoid, dan ceratenoid mempunyaiaktivitas antidiabetes (Kim et al., 2006).

Tempe adalah salah satu bahan panganhasil fermentasi kedelai yang dilaporkanmengandung senyawa isoflavon (genistein,daidzein, glisitein, dan faktor II) yangbermanfaat untuk kesehatan. Isoflavongenistein, daidzein, glisitein, dan faktor IIberperan sebagai antioksidan, antikanker,antiosteoporesis (Cooke et al., 2006), dan sebagaihipokolesterolemik (McVeigh et al., 2006). Selainitu, tempe juga mengandung senyawa bioaktiflainnya gamma-amino butiric acid (GABA) yangberfungsi sebagai antihipertensi (Watanabe etal., 2006).

Enzim α-glukosidase adalah enzim yangberfungsi untuk menghidrolisis karbohidratmenjadi gula sederhana (glukosa) pada usus.Senyawa yang dapat menghambat aktivitasenzim tersebut sangat berpotensi dipakai sebagaiobat antidiabetes karena dapat menurunkankadar gula darah dengan cara memperlambatpenyerapan karbohidrat postprandial. Karenatempe diketahui mengandung bahan bioaktifyang penting, pada penelitian ini, dayahambatnya terhadap enzim α-glukosidase diujisecara in vitro menggunakan p-nitrofenil-α-D-glukosa sebagai substrat. Aktivitas enzimdiukur berdasarkan hasil absorbansi p-nitrofenol, dan apabila ekstrak tempe memilikikemampuan menghambat aktivitas enzim a-glukosidase, maka p-nitrofenol yang dihasilkanakan berkurang atau tidak terbentuk.

METODE PENELITIAN

Uji Daya Hambat Ekstrak Tempe terhadapEnzim ααααα-Glukosidase secara in vitro

Kemampuan ekstrak tempe untukmenghambat aktivitas enzim α-glukosidaseditentukan secara in vitro mengikuti proseduryang dijabarkan oleh Suteja (2003). Padaprinsipnya enzim α-glukosidase secara in vitro

dapat memecah substrat p-nitrofenil-α-D-glukosidase menjadi p-nitrofenol yang berwarnakuning dan glukosa. Tingkat kepekatan warnakuning (jumlah p-nitrofenol yang dihasilkan)kemudian diukur dengan spektrofotometer padapanjang gelombang 400 nm. Prosedur kerjanyaadalah sebagai berikut. Sebanyak 1,0 mg enzima-glukosidase dilarutkan dalam 100 ml buferfosfat (pH 7,0). Sebanyak 1 ml larutan enzimtersebut diencerkan 25 kali dengan bufer fosfat(pH 7,0). Campuran reaksi terdiri atas 250 µl20 mM r-nitrofenil α-D-glukopiranosa sebagaisubstrat, 490 µl mM bufer fosfat (pH 7,0), 10 µllarutan sampel dalam dimetil sulfo oksida/DMSO dan 10 µl DMSO. Setelah campuranreaksi diinkubasi dalam penangas air pada suhu37oC selama 5 menit, 250 µl larutan enzimditambahkan dan selanjutnya diinkubasi lagidalam penangas air pada suhu 37oC selama 15menit. Reaksi enzim dihentikan denganpenambahan 1.000 µl 200 mM natriumkarbonat. Hasil reaksi kemudian dibacaabosorbansinya pada panjang gelombang 400nm. Konsentrasi sampel yang digunakandengan variasi konsentrasi 3,125; 6,25; 12,5;25; dan 50 ppm dengan pelarut DMSO. Ujidilakukan terhadap sampel ekstrak metanol-tempe, isoflavon genestein®, daidzein®,glisitein® isoflavon murni, (Sigma St. LouisUSA) dan acarbose® (obat positif antidiabet,generik). Persentase hambatan dihitung denganpersamaan: [(C-S)/C]x100, S=absorbansi sampel(S1-S0), S1=absorbansi sampel denganpenambahan enzim, dan S0=absorbansi sampeltanpa penambahan enzim) dan C=absorbansikontrol (DMSO) tanpa sampel (kontrol-blanko).

Uji Daya Hipoglikemik Ektsrak Tempepada Tikus Diabetes

Pada penelitian ini digunakan 20 ekor tikusjantan putih strain Spraque dawley umursekitar 2 bulan dengan bobot badan antara 188,8± 21,2 g. Tahap persiapan tikus percobaanmeliputi masa adaptasi selama 2 minggu denganpemberian ransum standar dan air minumsecara ad libitum. Tikus dibuat menjadi diabatesmelalui induksi alloxan dengan dosis 120 mg/kg bb secara intraperitoneal (Kim et al., 2006).Dosis ekstrak tempe yang diberikan adalah 300mg/kg bb yang diberi secara oral. Tikuspercobaan kemudian dibagi menjadi 4 kelompokperlakuan, tiap perlakuan terdiri atas 5 ekortikus. Kelompok I (kontrol), yaitu tikus normalhanya diberi ransum standar, Kelompok II yaitutikus normal yang diberi ransum standar dan

Suarsana et al Jurnal Veteriner

Page 3: aloksan_1

124

Gambar 1. Persen inhibisi ekstrak tempe, genistein, daidzein, glisitein dan acarbose terhadap enzimα-glukosidase.

ekstrak tempe 300 mg/kg bb, Kelompok III(tikus DM), yaitu tikus yang diberi ransumstandar dan diinduksi dengan alloxan 120 mg/kg bb, dan Kelompok IV, yaitu tikus yang diberiransum standar, diinduksi alloxan 120 mg/kgbb, dan diberi ekstrak tempe 300 mg/kg bb.

Perlakuan pada seluruh kelompokdilakukan selama 28 hari dan kadar glukosadarah tikus diamati pada hari ke-0, 4, 7, 14, 21,dan 28 setelah perlakuan. Sebelum pengukurankadar glukosa darah, tikus dipuasakan selama15 jam (Aybar et al., 2001), tetapi tetap diberiair minum. Kadar glukosa darah tikuspercobaan diukur menggunakan glukometer.

Pengukuran Kadar Glukosa DarahKadar glukosa darah tikus percobaan

ditentukan dengan metode glucose oxidasebiosensor, menggunakan alat Blood Glucose TestMeter GlucoDr® model AGM-2100 (AllmedicusCo Ltd., Korea). Darah diambil dari ujung ekortikus yang sebelumnya telah dibersihkandengan alkohol 70%, lalu diurut perlahan-lahankemudian ujung ekor ditusuk dengan jarumspoit tuberkulin (Kerato et al., 2006). Darahyang keluar kemudian disentuhkan pada stripglukometer. Kadar glukosa darah akan terbacadilayar GlucoDr® setelah 11 detik dan kadarglukosa darah dinyatakan dalam mg/dl.

Rancangan Percobaan dan Analisis DataRancangan percobaan yang digunakan

adalah rancangan acak lengkap. Data yangdiperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Jika

perlakuan memberikan pengaruh yang nyata,maka pengujian dilanjutkan dengan analisisbeda Duncan pada taraf 5% (Steel dan Torrie,1999) untuk mengetahui pengaruh antarperlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Daya Hambat Ekstrak Tempeterhadap Enzim a-Glukosidase.

Hasil penelitian evaluasi aktivitas enzim α-glukosidase dari ekstrak metanol-tempe,genistein®, daidzein®, dan acarbose®menunjukkan adanya daya hambat terhadapenzim α-glukosidase, sedangkan glisitein® tidakmemiliki daya hambat terhadap enzim tersebut.Daya hambat ekstrak tempe dan berbagaisenyawa aktif lainnya adalah sebagai berikut,yaitu ekstrak tempe (11,89%), genistein(14,19%), daidzein (13,28%), acarbose (15,33%),dan glisitein (negatif) (Gambar 1).

Data tersebut menunjukkan bahwa ekstraktempe sangat berpotensi sebagai antidiabetesdengan cara menghambat kerja enzim α-glukosidase. Tampaknya senyawa bioaktif padatempe yang mampu menghambat kerja enzimα-glukosidase adalah isoflavon genistein dandaidzein. Hal ini dapat dilihat dari persentasehambatan genistein dan daidzein terhadap enzimα-glukosidase masing-masing sebesar 14,19%dan 13,28%, yaitu lebih besar dari persentasedaya hambat ekstrak tempe. Obat antidiabetesyang dipakai sebagai kontrol positif, yaituacarbose, memperlihatkan persentase hambatan

Jurnal Veteriner September 2008 Vol. 9 No. 3 : 122-127

0 0

11.89

0 0

14.19

0 0

13.28

0 0 00 0

15.33

0

5

10

15

20

12.50 25.00 50.00

Konsentrasi (ppm)

% Inhibisi

Ekstrak tempe Genistein Daidzein Glisitein Acarbose

Page 4: aloksan_1

125

sebesar 15,33%. Konsentrasi ekstrak tempeyang diperlukan untuk menghambat 50% (IC50)aktivitas enzim α-glukosidase adalah 1,4 mg,sedangkan nilai IC50 untuk genistein, daidzein,dan acarbose masing-masing 0,6 mg; 0,6 mg;dan 0,4 mg.

Persentase hambatan ekstrak tempeterhadap enzim α-glucosidase masih lebih kecilbila dibandingkan dengan genistein dan daidzeinpada konsentrasi yang sama, hal inikemungkinan disebabkan karena ekstrak tempemasih dalam bentuk kasar dan masih banyakkomponen lainnya yang tidak memiliki dayahambat terhadap enzim α-glucosidase.Sementara genistein dan daidzein adalahkomponen isoflavon tempe dalam bentuk murni.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaekstrak tempe mampu mengatur kadar glukosadarah dengan cara memperlambat penyerapanglukosa postprandial.

Hirsh et al (1997) melaporkan bahwapenggunaan 0,1 mg/ml acarbose pada tikusdapat menurunkan absorpsi glukosa sebesar20%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaacarbose sebagai inhibitor a-glucosidase bekerjasecara khusus terhadap pemasukan glukosa kedalam lumen jejenum dan ini berarti acarbosedapat menurunkan hiperglikemia postprandial.Menurut Lee dan Lee ( 2001), mekanisme kerjagenistein terhadap enzim a-glukosidase bersifatreversible dengan pengikatan yang lambat(slow-binding) dan bersifat inhibitor non-kompetitif. Genistein kemungkinan berikatanpada bagian aktif tempat pengikatan glukosapada enzim a-glukosidase, akibatnya enzimtidak mampu mencerna substrat.

Aktivitas Daya HipoglikemikAktivitas hipoglikemik ekstrak tempe

dievaluasi dengan cara mengukur kadarglukosa darah tikus diabetes yang diinduksidengan alloxan (Tabel 1 dan Gambar 2). Terlihatbahwa mulai hari ke-4 sampai hari ke-28, kadarglukosa darah tikus pada perlakuan tempe-alloxan lebih rendah dan berbeda nyata (P<0,05)bila dibandingkan dengan tikus perlakuanalloxan, sedangkam pada tikus kontrol dengantikus perlakuan tempe kadar glukosa darahnyatidak berbeda nyata (P>0,05).

Gambar 2 memperlihatkan bahwa kadarglukosa darah tikus selama pengamatan sangatbervariasi. Salah satu faktornya adalah adanyadaya tahan individu tikus yang berbeda terhadapalloxan sehingga menyebabkan kondisi awalkeadaan diabates tidak seragam. Kim et al.(2006) melaporkan tikus yang diinjeksi denganalloxan 120 mg/kg bb secara intraperitoneal,menghasilkan diabetes dengan kriteria kadarglukosa darah 200-300 mg/dl serta glukosuria(terdapat glukosa dalam urin) dipilih dandigunakan sebagai model tikus diabetes dalampenelitiannya.

Perubahan kadar glukosa darah sepertidiperlihatkan pada Gambar 2 menunjukkanbahwa tikus kontrol (normal) kadar glukosadarahnya tetap normal dengan kisaran nilaiantara 88,2-101,4 mg/dl, keadaan yang samajuga diperlihatkan pada tikus kelompokperlakuan ekstrak tempe, yang mana kadarglukosa darahnya masih terdapat dalamkisaran normal (90,2-98,4 mg/dl). Data kadarglukosa darah normal pada tikus menurut Farret al. (1999) adalah 78-150 mg/dl, sedangkanmenurut Kim et al. (2006) adalah 90,4-142,1mg/dl.

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwakadar glukosa darah tikus normal yang hanyadiberi ekstrak tempe tidak berbeda nyata(P>0,05) dengan kadar glukosa darah tikus

Suarsana et al Jurnal Veteriner

Hari ke-

047142128

Kelompok Perlakuan

Kontrol Tempe Alloxan Tempe-aloksan

89,8 ± 2,9a*) 89,6±8,0a 192,4±35,7b 174,6±19,2b

101,4 ± 1,8a 98,0±6,0a 415,6±41,9c 280,4±47,6b

100,0 ± 5,4a 98,4±1,9a 405,8±30,5c 285,8±38,0b

98,2 ± 5,0a 94,0±4,5a 387,8±21,6c 260,2±46,6b

91,6 ± 6,7a 92,6±5,9a 426,6±94,2c 249,2±28,2b

88,2 ± 3,6a 90,2±7,8a 405,0±43,6c 242,0±25,9b

Tabel 1. Kadar glukosa darah (mg/dl) tikus selama 28 hari penelitian

*) Angka yang diikuti dengan huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidakberbeda nyata (P>0,05).

Page 5: aloksan_1

126

kontrol. Hal ini dapat dijelaskan bahwa senyawabioaktif tempe bekerja menghambat pemecahankarbohidrat menjadi glukosa pada usus,sehingga hanya mengurangi penyerapan glukosake dalam tubuh. Selain itu, pada tikus normaldi dalam tubuhnya terjadi pengaturan(homeostasis) yang menjaga agar kadar glukosadarah tetap dalam kisaran normal. Homeostasiskadar glukosa darah dapat dilakukan oleh kerjahormon insulin dan glukagon. MenurutMontgomery (1993) hormon insulin berfungsiuntuk menurunkan kadar glukosa darahdengan memacu glikolisis, sintesis glikogen,lemak dan protein, sedangkan hormon glukagonberfungsi meningkatkan kadar glukosa darahdengan memacu proses glikogenolisis danlipolisis melalui mekanisme cAMP. Selain itu,glukagon juga memacu glukoneogenesis di dalamhati.

Kadar glukosa darah tikus kelompokperlakuan ekstrak tempe-alloxan cenderungmenurun bila dibandingkan dengan kelompokperlakuan alloxan. Apabila dibandingkanantara tikus kelompok normal dan tikusperlakuan alloxan dan tikus perlakuan tempe-alloxan sampai pada akhir percobaan (hari ke-28), maka pada kelompok tikus yang diberialloxan, kadar glukosa darah naik sebesar359,18%, sementara pada tikus kelompokperlakuan tempe-alloxan kadar glukosa darahnaik sebesar 140,36%. Hal ini berarti pemberianekstrak tempe mampu menekan kenaikankadar glukosa darah sebesar 67,36% padaeksperimental tikus DM. Data ini menunjukkanbahwa ekstrak tempe pada tikus diabetesmampu menurunkan kadar glukosa darah,meskipun belum sampai ke tingkat kadarnormal.

Beberapa penelitian pada hewan percobaanmenunjukkan bahwa diet yang mengandungkedelai berpengaruh pada metabolisme glukosa,dan dapat mengontrol metabolisme hormon.Menurut Tsai et al. (1983), konsumsi diet kedelaiternyata mampu menekan kadar glukosa dantrigliserida postprandial. Sementara,Vedavanam et al., (1999), melaporkan bahwasecara in vitro pemberian ekstrak kedelai dapatmenghambat masuknya glukosa ke membranbrush border usus kelinci. Hasil keduapenelitian ini menunjukkan bahwa pengaruhpemberian ekstrak kedelai mampumenurunkan kadar glukosa darah postprandial.

Peneliti lain melaporkan, genistein mampumenstimulasi sekresi insulin basal secara invitro (Liu et al., 2006). Sementara, Howe (1990)menduga penurunan kadar glukosa pada hewanpercobaan yang mendapat diet kedelai berkaitandengan tingginya kadar insulin yang dapatmenstimulasi sebagian besar komponenkarbohidrat diubah menjadi energi.

SIMPULAN

Ekstrak tempe mempunyai daya hambatterhadap enzim α-glukosidase in vitro sebesar11,89% dengan nilai IC50 sebesar 1,4 mg. Dayahambat ekstrak tempe disebabkan oleh kerjagenistein dan daidzein yang mempunyai nilaiIC50 masing-masing 0,6 dan 0,4 mg. Ekstraktempe dapat menekan kenaikan kadar glukosadarah sebesar 67,36% pada tikus diabetes.

UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ini merupakan bagian dari disertasipada Program Studi Sains Veteriner Program

Gambar 2. Perubahan kadar glukosa darah tikus selama percobaan (28 hari)

Jurnal Veteriner September 2008 Vol. 9 No. 3 : 122-127

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

0 4 7 14 21 28

P engam atan hari ke-

Kadar glukosa darah (mg

K ontrol Tem pe A loksan Tem pe-aloksan

Page 6: aloksan_1

127

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulismengucapkan terima kasih kepada BPPS Dikti,Depdiknas 2006-2009 dan Rektor Unud atasbantuan pendidikan tahun 2008 yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Auroma OI, Neergheen VS, Bahorun T, Jen LS.2006. Free radicals, Antioxidants andDiabetes: Embryopathy, Retinopathy,Neuropathy, Nephropathy and Cardio-vascular Complications. NeuroembryolAging 4: 117-137

Aybar JM, Riera NS, Grau A, Sanchez SS. 2001.Hypoglicemic effect of water extract ofSallantus sonchifolius (yacon) leaves innormal and diabetic rats. J Ethnophar-macology 74: 125-132

Cooke GM. 2006. A review of the animal modelsused to investigate the health benefits of soyisoflavones. J AOAC Int 89: 1215-1227

Dominiczak MH. 2005. Glucose homeostasis,fuel metabolism and insulin. In Baynes JW,Dominiczak MH (Ed). Medical Bioche-mistry. 2nd ed. Elsivier Mosby. Pp. 273-197

Farr AK, Braun RD, Cefalu WT, Bell-FarrowAD, Wang ZQ, Hatchell DL. 1999.Increased non enzimatically glycosylatedprotein in vitreous humor of diabeticanimals. Lab Anim Sci 49: 58-61

Hirsh AJ, Yao SY, Young DJ, Cheeseman Cl.1997. Inhibition of glucose absorption inthe rat jejunum: A novel action of alpha-D-glucosidase inhibitors. Gastroenterology113: 205-211

Howe JC. 1990. Postprandial response ofcalcium metabolism in postmenopausewomen to meal varying in protein level.Metabolism 39: 1246-1252

Kerato M, Yamaguchi K, Takei S, Kino T,Yazawa K. 2006. Inhibitory Effects ofPasuchaca (Geranium dielsianum) Extracton a-Glukosidase in Mouse. BiosciBiotechnol Biochem 70: 1482-1484

Kim JS, Ju JB, Choi CW, Kim SC. 2006.Hypoglycemic and antihyperlipidemic Effectof Four Korean Medicinal Plants in AlloxanInduced Diabetic Rats. Am J Biochem andBiotech 2: 154-160

Koczwara K, Bonifacio E, Ziegler AG. 2004.Transmission of Maternal Islet Antibodiesand Risk of Autoimmune Diabetes inOffspring of Mothers With Type 1 Diabetes.Diabetes 53: 1-4

Lee DS, Lee SH. 2001. Genistein, a soy iso-flavone, is a potent a-glucosidase inhibitor.FEBS Letters 501: 84-86

Liu D, Zhen W, Yang Z, Carter JD, Si H, Rey-nolds, KA. 2006. Genistein AcutelyStimulates Insulin Secretion in Pancreatic-Cells Through a cAMP-Dependent ProteinKinase Pathway. Diabetes 55: 1043-1050

McVeigh B, Dillingham BL, Lampe JW, DuncanAM. 2006. Effect of soy protein varying inisoflavone content on serum lipids in healthyyoung men. Am J Clin Nutr 83: 244-251

Montgomery R, Dryer RL, Conway TW, SpectorAA. 1993. Biokimia: suatu pendekatanberorientasi kasus (terjemahan Ismadi, M).Jogjakarta: Gadjah Mada University Press

Robertson RP, Harmon J, Tran PO, Poitout V.2004. â-Cell Glucose Toxicity, Lipotoxicity,and Chronic Oxidative Stress in Type 2Diabetes. Diabetes 53: S119-S124

Roivainen M, Rasilainen S, Ylipaasto S, NissinenR, Ustinov J, Bouwens L, Eizirik DCL, HoviT, Otonkoski T. 2000. Mechanisms ofCoxsackievirus-Induced Damage to HumanPancreatic b-Cells. J Clin Endoc & Metab85: 432-440

Steel RGD, Torrie JH. 1999. Prinsip danProsedur Statistika, suatu pendekatanbiometrik. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama

Sutedja L. 2003. Bioprospecting TumbuhanObat Indonesia Sebagai Sediaan Fitofar-maka Antidiabetes. Laporan kemajuanTahap II Riset Unggulan Terpadu. PusatPenelitian Kimia-LIPI.

Szkudelski T. 2001. The mechanism of alloxanand sreptozotocin action in cells of the ratpancreas. Physiol Res 50: 536-546

Tsai AC, Mott EL, Owen GM. 1983. Effects ofsoy polysaccaride on gastrointestinalfunctions, nutrient balance, steroidexcretions, glucose tolerance, serum lipidsand other parameter in humans. Am J ClinNutr 38: 504-511

Vedavanam K, Srijayanta S, O’Reilly J. 1999.Antioxidant action and potential antidiabeticproperties of an isoflavonoid-containingsoybean phytochemical extract (SPE).Phytother Res 13: 601-1068

Watanabe N, Endo Y, Fujimoto K, Aoki H. 2006.Tempeh-like Fermented Soybean (GABA-tempeh) Has an Effective Influence on LipidMetabolism in Rats. J Oleo Sci 55: 391-396

Suarsana et al Jurnal Veteriner