256
ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGKETA ETIKA BISNIS DALAM MEWUJUDKAN FUNGSI LEMBAGA OMBUDSMAN SWASTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TESIS Diajukan Pada Program Magister Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 Minat Studi Hukum Bisnis Diajukan oleh : NAMA MHS : SIT1 LTMI AKHIROKH, SH NO POKOK MHS : 12 912 098 BKU : HUKUMBISNIS PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARTANA FAKULTAS HUKUM LNVERSIT,4S ISL,AM INDONESIA YOGYAKARTA 2015

ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGKETA ETIKA BISNIS DALAM MEWUJUDKAN FUNGSI LEMBAGA

OMBUDSMAN SWASTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

T E S I S

Diajukan Pada Program Magister Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 Minat Studi Hukum Bisnis

Diajukan oleh :

NAMA MHS : SIT1 LTMI AKHIROKH, SH NO POKOK MHS : 12 912 098 B K U : HUKUMBISNIS

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARTANA FAKULTAS HUKUM

LNVERSIT,4S ISL,AM INDONESIA YOGYAKARTA

2015

Page 2: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

ALTERNATWE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGKETA ETIKA BISNIS DALAM MEWUJUDKAN FUNGSI LEMBAGA

OMBULlSMAN SWASTA DAERAH ISTWIEWA YOGYAKARTA

Diajukan oleh :

NAMA MHS : Siti Umi Akhirokh, SH

NO POKOK MHS : 12.912.098.

B K U : Hukum Bisnis

Telah Diajukan Dihadapan Tim Penguji Dalam Ujian Tesis Dan inyatakan LULUS Pada hari Sabtu, tanggal 20 Juni 2015

Pembimbing ;

Ery Arifudin, SH, MH.

Anggota Penguji ;

1. Zairin Harahap, SH. M.Si.

2. Moh. Hasyim, SH, M.Hum. Y ogyakarta, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . :. . . . . . .

arjana Fakultas Hukum

Page 3: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

M O T T O

ALLOH SWT Berfirman ;

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benar-benar Penegak Keadilan, menjadi saksi karena Alloh SWT, Biarpun terhadap dirimu

sendiri, atau Ibu Bapakmu dan kaum kerabatmu, jika ia kaya atau miskin, maka Alloh lebih tahu kemaslahatannnya, maka janganlah kamu mengikuti Hawa

Nasfu karena ingin menyimpang dari kebenaran, dun jika kamu memutar balikkan (kata2) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya

Alloh SWT adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan". ( Q.S. Annisa' 135 ).

Rasululloh SAW Bersabda ;

"Wahai manusia, ketahuilah sesungguhnya kehancuran umat terdahulu sebelum kamu lantaran apa bila yang mencuri itu "orang yang terpandang" maka

ditinggalkan hukumnya (hukum tidak berdaya menghukumnya), sebaliknya jika yang mencuri itu dari kalangan "Rakyat Jelata", mereka secara tegas

menerapkan hukuman, demi Alloh SWT, Jika FATIMAH BINTI MUHAMMAD (Anaknya sendiri) mencuri, "PASTI" akan aku potong tangannya",

(Hadist Riwayat Imam Bukhori).

Surat Khalifah Umar Kepada Abu Musa Al Asy'ari - Qadli di Kufah ;

"Sama ratakanlah Kedudukan Manusia ( pihak - pihak ) dalam Majelismu,

dalam Pandanganmu, pada Tingkah Lakumu dan dalam Putusanmu, Supaya

yang kaya tidak menganggap wajar ketidaksdilanmu dan yang miskin serta

lemah tidak berputus asa terhadap putusanmu".

"Teguiiurz Keudilurz Dulurrz Durziu Durc Muluilula Dur-i Din-i Kitu Serdir-i "

Page 4: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala lterendahan hati, tesis ini penulis persembahkan kepada ;

1. Untuk kedua orang tua ku Tercinta dan terkasih ayahaiida Moch Ghozali dan ibunda Siti Umi Murfingah.

2. Untuk kakak-kakak dan adik-adik penulis, serta keluarga besar Bani A1 Ghozali, Bani Marzuki dan Bani Jalal Sayuti.

3. Untult almamaterku Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarj ana Fakultas Hukurn Universitas Islam Indonesia.

4. Untuk teman-teman seperjuangan penulis dan masyarakat pada umurnnya.

Page 5: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

SURAT PERNYATAAN

ORISIONALITAS KARYA TULIS ILMIAHITUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Bhismillahirokhman Nirrokhim

Yang bertanda tangan Cibawah ini saya ;

NAMA : Siti Umi Akhirokh, SH NO POKOK MHS : 12.912.098. B K U : Hukum Bisnis

Adalah benar-benar mahasiswa Program Magister Ilmu Hukuin Prograin Pasca sarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang telah melakukan penelitian karya tulis ilmiah (tugas akhir) berupa Tesis dengan judul ; ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGKETA ETIKA BISNIS DALAM MEWUJUDIWN FUNGSI LEMBAGA OMBUDSMAIV SWASTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAIWRTA

Tesis ini telah saya ajukan kepada Tim Penguji dalam ujian pendadaran yang diselenggarakan oleh Program Magister Ilmu Hukurn Progranl Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia pada tanggal 20 Juni 201 5.

Sehubungan dengan ha1 tersebut saya menyatakan ; Bahwa tesis ini benar-benar hasil karyallaporan penelitian yaiig saya lakukan sendiri dan bukan plagiasi dari hasil karya orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam penelitian ini dan disebutkan dalam acuan daftar pustaka.

Demihan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, uiituk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyaltarta, 23 Juni 20 15

Page 6: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan kesehatan, kekuatan, peluang dan kesempatan sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis dengan judul ; ALTERNATIVE DISPUTE

RESOLUTION SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGImTA ETIKA

BISNIS DALAM MEWUJUDKAN FUNGSI LEMBAGA OMBUDSMAN

SWASTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA dengan baik. Sholawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai akhir

zaman, Arnin.

Tesis ini disusun guna memenuhi sebagaian persyaratan dalam mencapai

derajat pendidikan Strata 2 (S-2) dalam bidang Hukum Bisnis pada Program Studi

ilmu Hukum Sekolah Pascasq'ana Universitas islam Indonesia Yogyakarta.

Selama proses perkuliahan hingga penyusunan tesis ini, penulis telah banyak

mendapatkan d ~ k ~ ~ g a i i dari berbagai pihak, kwena itu perkenankanlah penulis

mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada

semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini. Tenstimewa, ucapan

terimakasih dan penghargaan ini penulis sarnpaikan secara khusus kepada yang

terhorrnat :

1. Bapak Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. selaku Rektor Universitas Islain Indonesia.

2. Bapak Dr. Anur Rohim Faqih, SH, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukmn

Universitas Islam Indonesia

3 . Bapak Drs. Agus Triyanta, M.A., M.H., Ph.D. selaku ICetua Program

Magister Ilmu Hukum Program P asca Sarj ana Fakultas Hukum Universitas

Islam Indonesia

4. Bapak Ery Arifudin, SH, MH, selaku Dosen Pembimbing Tesis, yang telah

banyak membantu dan memberikan bimbingan selama penyusunan tesis ini.

5. Para Dosen Pengasuh Pada Minat Studi Hukum Bisnis, Seluruh Staf Dan

Karyawan Program Magister Ilmu Hukuin Program Pascasarjana Fakultas

Hukum Universitas Islam Indonesia.

Page 7: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

6. Ketua, Anggota, Asisten dan Staf di Lembaga Ombudsman Swasta (LOS)

D N yang telah banyak memberikan masukan serta data-data penunjang bagi

proses penyusunan tesis ini.

7. Para Pelapor Dan Para Terlapor di Lembaga Ombudsman Swasta (LOS)

DIY yang juga telah banyak memberikan masukan dan sarannya.

8. Ayah .dan Ibu penulis (Almarhum Moch Ghozali serta Siti Umi

Murfingah), Kakak-kakak dan adik-adik penulis, serta para keponakan yang

semuanya selalu mendoakan dan memotivasi penulis agar sukses selalu dalain

studi.

9. Para sahabat penulis di Sekolah Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas

Islam Indonesia angkatan tahun 2012, khususnya Ibu Sri Widiyastuti, SH

dan Ibu Erma Suharti, SH, yang selalu saling membantu dan inensuport.

10. Teman-teman seperjuangan di LBH ANSOR, KPI DIY, DPD SPN DIY dan

semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dan memberikan dukungan kepada penulis selaina penulis

mengikuti pendidikan dan menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

tesis ini, baik dalarn substansi maupun sistematika penyajiannya. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna kesempurnaan lebih

lanjut. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap kiranya, tesis ini dapat

memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi siapapun yang menlbacanya. Dan

semoga Allah SWT selalu memberikan kepada h t a pengetahuan yang luas dan

benar, ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah dalam rangka mencapai

cita-cita h t a mewujudkan kemaslahatan masyarakat. Semoga Allah SWT selalu

memberikan petunjuk kepada kita jalan yang lurus. Arnin Ya Robbal Alamin

Yogyakarta, 23 Juni 201 5

Penulis ;

Siti Umi Akhirolch, SH.

vii

Page 8: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

DAFTAR IS1

Halanz alz

Halaman Judul ................................................................... i . .

Halaman Pengesahan ............................................................. 11

Halaman Motto ........................................................................................ Halaman Persernbahan ............................................................................. Halaman P ernyataan ............................................................. Kata Pengantar ....................................................................

........................................................................... Daftar Isi

Sistematika Penulisan Tesis .................................................... .............................................................................. Abstrac

BAB 1 . PENDAHULUAN

A . Latar Belakang ........................................................................ B . Rumusan Masalah ..................................................................

C . Tujuan Penelitian ................................................................... D . Manfaat Penelitian .................................................................. E . Metode Penelitian ...................................................................

F . Kerangka Teori ........................................................................

BAB 1 1 . TINJAUAN PUSTAKA

A . Tinjauan Umum Tentang Etika Bisnis .....................................

1 . Pengertian Etika ..................................................................

a . Etika, Hakekat Dan Tujuan ............................................. b . Etika, Moralitas Dan Etiket ............................................

2 . Pengertian Etika Bisnis ...................................................... a . Pengertian Bisnis Dan Etika Bisnis ............................... b . Etika Bisnis Dan Pebisnis ...............................................

c . Etika Bisnis Sebagai Pedoman Bagi Pebisnis ............... 3 . Berbisnis Pada Tataran Norma Dan Nilai .......................... 4 . Nilai-nilai Etika Bisnis .......................................................

a . Leadership ....................................................................... b . Strategi Dan Performa .....................................................

... 111

iv

v

vi ...

Vll l

... Xll l

xiv

16

16

22

24

28

28

32

36

44

50

57

58 ...

Vlll

Page 9: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

....................................................... . c Budaya Perusahaan 58

d . Icarakter Individual ....................................................... 59

....................................... . B Tinjauan Etika Bisnis Dalam Islam 60

............................... . 1 Landasan Filosofis Etika Dalam Islam 60

2 . Landasan Nonnatif Etilta Bisnis Islam ............................... 62

............................................................ . a Landasan Tauhid 63

. .............................. b Landasan Keseimbangan (Iceadilan) 63

............................................. . c Landasan Kehendak Bebas 64

....................................... . d Landasan Pertanggungjawaban 65

.................................................... . 3 Prinsip Etika Bisnis Islam 66

a . Prinsip Otonomi ............................................................... 66

.............................................................. b . Prinsip Kejujuran 66

c . Nilai Baik Dan Tidak Berniat Jahat .................................. 67

d . Prinsip Adil ....................................................................... 67

e . Honnat Pada Diri Sendiri .................................................. 67

C . Tinjauan Umum Tentang Alternative Dispute Resolution (ADR) . 69

1 . Pengertian Alternative Dispute Resolution ( ADR ) .............. 69

......... 2 . Dasar Hukum Alternative Dispute Resolution ( ADR ) 71

............................................................... 3 . Bentuk-bentuk ADR 74

a . The Binding Adjudicative Procedures ............................... 74

b . The Non Binding Adjudicative Procedures ....................... 75

4 . Mediasi Sebagai Salah Satu Model Penyelesaian Sengketa ... 77

a . Pengertian Mediasi ............................................................ 77

b . Prinsip-prinsip Pengaturan Prosedur Mediasi Dalain Penna

No.1 Tahun 2008 ................................................................ 80

c . Factor-faktor Diperlukannya Mediasi Di Indonesia .......... 83

d . Peran D m Fungsi Mediator ............................................... 85

D . Mengenal Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY ................ 87

1 . Pengertian LOS DIY .............................................................. 87

2 . Tujuan Berdiiinya LOS DIY .................................................. 94

3 . Fungsi, Tugas Dan Icewenangan LOS DIY ........................... 95

4 . Visi Dan Misi LOS DIY ......................................................... 97

Page 10: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

BAB 111 . HASIL PE.NELIT1AN DAN PEMRP.H.A.SAN ............................ 103

.................................................... A.GambaranUmumLOSDIY 103

................................................................ . 1 Sejarah LOS DIY 104

............. . 2 Tujuan, Fungsi, Tugas Dan Kewenangan LOS DIY 111

............................................................ . 3 Eksistensi LOS DIY 114

............... . 4 Susunan Organisasi Dan ICeanggotaan LOS DIY 117

.............. a . Bidang Pelayanan. Infestigasi Dan Monitoring 118

.............. b . Bidang ICerjasama Dan Penguatan Masyarakat 118

c . Bidang Penelitian. Pengembangan Dan Penguatan

Kelembagaan .................................................... 118

5 . Prinsip-prinsip Bisnis Beretika Dan Berkelanjutan LOS DIY .. 1 19

................. a . Prinsip Pertanggungjawaban (Responsibility) 120

......................................... b . Prinsip Kewaj arm (Fairness) 120

c . Prinsip Kepatuhan Terhadap Hukum ............................. 120

.............................. d . Prinsip ICeterbukaan (Transparanci) 121

......................... e . Prinsip Akuntabilitas (Tanggung Gugat) 121

f . Prinsip Kejujuran (Honesty) ........................................... 121

g . Prinsip Empati (Compassion) ........................................... 121

h . Prinsip Kemandirian (Independence) .......................... 122

B . Pelayanan IConsultasi Dan Penerimaan Laporan ..................... 123

1 . Prosedur Pelayanan ............................................................. 125

2 . Administrasi Laporan .......................................................... 127

3 . Data ICasus Yang Masuk LOS DIY Tahun 201 1-2013 ......... 128

a . Data Kasus Masuk LOS DIY Tahun 20 1 1 ...................... 128

1) Konsultasi ICasus ....................................................... 129

2) Laporan Masyarakat .................................................. 129

3) Jenis Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus .................. 130

b . Data ICasus Masuk LOS DIY Tahun 2012 ..................... 131

1) IConsultasi ICasus ....................................................... 131

2) Laporan Masyarakat .................................................. 132

3) Jenis Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus .................. 133

c . Data Icasus Masuk LOS DIY Tahun 201 3 ..................... 134

Page 11: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

...................................................... 1) Iconsultasi Kasus 134

................................................. 2) Laporan Masyarakat 135

.................. 3) Jenis Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus 136

...... . C Proses Penyelesaian Sengketa Etika Bisnis Di LOS DIY 137

........................................................................... 1 . IUarifikasi 137

........................................................................... 2 . Investigasi 138

. ............................................................................... 3 Mediasi 145

....................................................................... . 4 Rekomendasi 151

........................................................................... 5 . Monitoring 153

.................... D . Icegiatan Pendukung Dalam Penyelesaian Kasus 156

......................................................................... 1 . Gelar Kasus 156

2 . Pendapat Ahli ...................................................................... 157

3 . FocusGroupDiscussion ..................................................... 158

4 . Workshop ............................................................................ 159

5 . Seminar ............................................................................... 160

6 . Own Motion ........................................................................ 160

7 . Pembentukan Posko Pemantau Pembayaran Tunj angan Hari

.................................................... Raya (THR) Keagamaan 163

8 . Pembentukan Forum Icomunikasi Penegakan Etika Usaha di

..................................................... Bidang Icetenagakerjaan 163

E . Kewenangan LOS DIY Terhadap Laporan Yang Berkaitan

......................................................... Dengan Masalah Hukum 165

F . Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi LOS DIY Dalam

................................................................. Penyelesaian Kasus 169

. G Hasil Wawancara Dengan Responden ........................................ 171

1 . Hasil Wawancara Dengan Para Pelapor .............................. 171

........................... 2 . Hasil Wawancara Dengan Para Terlapor 175

............. . 3 Hasil VJawancara Dengan Para Axggota LOS DIY 180

.............. 4 . Hasil Wawancara Dengan Para Asisten LOS DIY 188

.............................................................................. . H Analisa Data 192

Page 12: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

BAB IV . PENUTUP

A . Kesimpulan .............................................................................. 219

B . Saran ........................................................................................ 221

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 224

LAMPIRAN ;

1 . Contoh Icasus ......................................................................................... 227

2 . Data Icasus Masuk LOS DIY Tahun 201 1 s/d 2013 .............................. 235

3 . Daftar Pertanyaan Untuk IYarasumber .................................................. 248

Page 13: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

SISTEMATIKA PENULISAN TESIS

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

sistematika penulisan tesis dan landasan teori yang digunakan.

BAB 1 1. TINJAUAlV PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang tinjauan urnum tentang etika

bisnis, tinjauan etika bisnis dalam Islam, tinjauan umum tentang

Alternative Dispute Resolution (ADR) dan mengenal Lembaga

Ombudsman Swasta (LOS) DIY.

BAB 1 1 1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian pembahasan mengenai gambaran umum tentang

LOS DIY, pelayanan konsultasi dan penerimaan laporan, proses

penyelesaian sengketa etika bisnis di LOS DIY, kegiatan pendukung

dalam penyelesaian kasus, kewenangan LOS DIY terhadap laporan

yang berkaitan dengan masalah hukum, tantangan dan hambatan yang

dihadapi LOS DIY dalam penyelesaian kasus dan analisa data hasil

penelitian.

BAB 1V. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

xiii

Page 14: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Abstrac

The title of this research is ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION AS DISPUTE SETTLEMENT MODEL OF BUSINESS ETHICS IN THE REALIZING OF THE FUNCTION OF PRIVATE OMBUDSMAN INSTITUTION (LOS) OF SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA. The problem backgrounds of this research are: How does the process of dispute resolution of business ethics in the Private Ombudsman Institution of Special Region of Yogyakarta (LOS DIY) ? and to what extent LOS DIY has the authority to resolute the complaints relating legal issues?

The aims of this research are: to analyze the dispute resolution processes of business ethics in LOS DIY; to find rules that can be used as a handling standard of business ethics dispute; to analyze the authority of LOS DIY in completing reports on complaints related to legal issues and find alternative solutions related to the limitations of authority possessed by LOS DIY. The research resluts can be concluded as follows:

First, complaints of business ethics violaton fi-om the people to LOS DIY immediately followed up by LOS DIY with the appointing of responsible person of the case which consists of two person, one the member and one assistant of LOS DIY. The dispute resolution processes of business ethics in LOS DIY with the model of AlternatifDispute Resolotion or efforts to settle the dispute out of court have been shown to help resolve disputes effectively and efficiently, it can be seen through the case report data followed by LOS DIY, of the data suggests that the case; 90% (ninety percent) report business ethics dispute reported to LOS DIY can be resolved out of coui-t settlement efforts or Alternutif Dispute Resolotion, either through bipartite negotiation, mediation, conciliation, consultation and negotiation, in addition to more than 60% (sixty percent) Recommendations issued by LOS DIY can be followed up either by the recipient, namely recommendations of Rapporteur, Party and of the institutions related to cases that are being handled. The existence of DIY which has the task, function and authority under the mandate given by the Governor of Yogyakarta through the Governor Regulation Number 22 Year 2008 is very useful, especially in terms of protecting the rights of the people, and in order to realize good, clean and sustainable corporate governance.

Second; Although LOS DIY is not a law enforcement agency that its decision was not binding (non-legally binding decision), but nevertheless LOS DIY into an institution that has the leverage (the institution of influence), because the recommendation LOS DIY has a moral force binding (binding moral decision). For that reason, the LOS DIY received many reports related to legal issues both civil law and criminal law, in principle, the case could be resolved by efforts to settle out of court or Alternative Dispute Resolution cases that are civil, but nevertheless still possible LOS DIY helps resolving criminal cases containing elements such as fraud or embezzlement by the terms of the case has not been dealt with by law enforcement agencies such as; the police, prosecutors and courts.

Page 15: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …
Page 16: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dari berbagai masyarakat dan bangsa selalu mengalami

perkembangan dalam berbagai bidang, salah satu perkembangan yang dapat kita lihat

adalah di bidang ekonomi dan tehnologi, ltemajuan tehnologi memungkinkan

manusia memanfaatkan untuk menghadapi tantangan dan memecahkan berbagai

permasalahan yang makin komplek, karena itu perlu solusi yang efektif untuk

mengatasi berbagai masalah tersebut. Di bidang ekonomi, masyarakat dunia tak

terkecuali masyarakat Indonesia diperkirakan akan terus mengalami perkembangan

yang sangat pesat.

Perkembangan yang sangat pesat di bidang ekonomi tersebut tampak jelas

dalam perkembangan dunia bisnis, karena perkembangan dunia bisnis berperan dalam

peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat, ha1 ini terjadi karena setiap perusahaan

selalu berinteraksi dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal perusahaan.

Dengan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat tersebut dapat menimbulkan

persaingan bagi para pelaku bisnis, untuk itu diperlukan interaksi secara efektif

supaya tujuan dan sasaran perusahaan tercapai, karena itu manajemen perusahaan

hams mengelola perusahaan berdasarkan norma-norma moral dan standar etika.

Page 17: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Etika bisnis tidak dapat lepas dari standar moral dan norma yang berlaku bagi

masyarakat dan bangsa secara menyeluruh, karena masyarakat bisnis merupakan

bagian dari padanya, karena sifatnya yang normatif dan berdasarkan standar moral,

unsur-unsur yang terkandung di dalamnya antara lain sebagai berikut ; menyangkut

manfaat atau kerugian yang serius pada kemanusiaan, tidak didasai-kan atas otoritas

beserta lembaganya, melampaui kepentingan diri sendiri, didasarkan atas

pertimbangan-pertimbangan yang tidak memihak dan yang berkaitan dengan emosi-

emosi tertentu. Dengan demikian etika bisnis lebih tinggi derajatnya dan lebih

mendasar dari perundang-undangan yang berlaku, banyak undang-undang yang

ltemudian ltacau saat diberlakukan karena bertentangan dengan etika.'

Persaingan bisnis yang semakin ketat tersebut mestinya diikuti dengan

peningkatan pelayanan kepada konsumen, peningkatan kwalitas barang produksi serta

harga yang terjangkau bagi masyarakat, namun seperti kita ketahui bersama saat ini

masih banyak pelaku bisnis yang mensikapi persaingan dengan tidak melakukan

peningkatan profesional kerja tetapi justru melakukan pelanggaran etika bisnis,

praktek pelanggaran etika bisnis di bidang ketenagakerjaan seperti pelanggaran hak-

hak normatif pekerja, memberi upah pekerja di bawah ketentuan upah minimum

propinsi, melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak dan tidak memberikan

tunjangan hari raya keagamaan saat pekerja merayakan hari raya keagamaan, padahal

l. Kwik Kian Gie, Etika Bisnis Cina, Suatu Kajian Terhadap Perekonomian Di Indonesia, Jakarta, Pusat Pengkajian Cina Universitas Nasional Dengan PT Gramedia Pustaka Utama, 1996, hlm ; 57.

Page 18: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan, oleh

karena itu harus semaksimal mungkin untuk dipertahankan, sedangkan di bidang jasa

keuangan bentuk pelanggaran etika bisnis antara lain penagihan kredit dengan

melakukan kekerasan mental, menarik kendaraan di jalan raya dengan cara

sewenang-wenang dan melakukan pelelangan kendaraan maupun tanah yang menjadi

agunan tanpa pemberitahuan kepada pemilik kendaraan atau tanah tersebut. Tindakan

yang tidalt etis tersebut dapat merugikan perusahaan itu sendiri karena dengan

diperlakukan tidak etis tersebut konsumen dapat melakukan gerakan pemboikotan

untuk tidak menggunakan jasa maupun produk yang dihasilkan oleh perusahan

tersebut.

Kita tidak bisa mengharuskan atau memaksa orang lain untuk berperilaku etis,

ltecuali ada keberpihakan dari pihak yang mempunyai otoritas untuk dapat mengatur

perilaku etis tersebut. Terkait dengan etika bisnis dan tata kelola usaha yang beretika

dan berkelanjutan serta menjamin pemberian pelayanan kepada setiap anggota

masyarakat yang sebaik-baiknya dan perlindungan terhadap hak-hak setiap anggota

masyarakat, maka Pemerintah Propinsi DIY membentuk Lembaga Ombudsman

Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta (LOS DIY). Lembaga ini pertama kali

dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DIY No.135 Tahun 2004 yang

selanjutnya dirubah dengan Peraturan Gubernur No.22 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Ombudsman Swasta di Propinsi DIY.

LOS DIY dibentuk dengan tujuan untuk mendorong dan mewujudkan praktek

usaha yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, tindakan sewenang-

Page 19: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

wenang, serta kesadaran hukum masyarakat dan menjunjung tinggi supremasi

hukum, memb antu setiap warga masyarakat untuk memp eroleh pelayanan yang baik,

berkualitas, profesional dan proporsional berdasarkan asas keadilan, kepastian hukum

dan persamaan. LOS DIY mempunyai hngsi pengawasan, mediasi dan memberikan

rekomendasi penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha informal yang beretika

dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari

praktek penyimpangan usaha dan ma1 praktek bisnis. di satu sisi kuantitas sengketa

cenderung semakin meningkat, sedangkan di sisi lain kemampuan pengadilan yang

bertugas untuk memeriksa dan mengadili serta menyelesaiakan sengketa masih

terbatas.

Hal ini akan berpotensi tirnbulnya tindakan main hakim sendiri, kepercayaan

masyarakat terhadap sistem peradilan akan merosot dan dikhawatirkan dapat

menimbulkan kekacauan dalam kehidupan sosial masyarakat. Karena itu diperlukan

solusi atau alternatif lain dalam proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan,

sisten penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang biasa disebut dengan lembaga

penyelesaian sengketa alternatif atau Alternative Dispute Resolution (ADR) menjadi I

kebutuhan yang perlu dioptimalkan, karena mekanisme penyelesaian sengketa yang

efisien dan mampu memenuhi rasa keadilan sebagai langkah alternatif untuk

membendung derasnya arus perkara mengalir ke pengadilan.

Indra Bastian menegaskan; 'Salah satu model alternatif penyelesaian sengketa

adalah mediasi, yang dimaksud model disini adalah metode atau cara menyelesaikan

sengketa etika bisnis, sedangkan mediasi diartikan sebagai penyelesaian sengketa

Page 20: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

melalui proses perundingan bagi para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak

ketiga yang disebut mediator. Mediator adalah pihak yang netral dan tidak memihak,

berfungsi membantu para pihak dalam mencari berbagai kemunglunan penyelesaian

~ e n ~ k e t a " . ~

Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta (LOS DIY),

. sebagai lembaga yang memiliki tugas, fungsi dan kewenangan untuk melakukan

pengawasan, mediasi dan memberikan rekomendasi terhadap penyelenggaraan tata

kelola usaha yang beretika dan berkelanjutan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat diharapkan dapat menjadi lembaga yang memiliki peran strategis dalam

penegakan etika bisnis terutama dalam konteks penyelesaian sengketa etika bisnis.

Keberadaan lembaga ini diharapkan mampu memberikan pengaruh positif

terhadap kondisi dan dinamika dunia ekonomi dan bisnis yang semakin melaju cepat

di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan kondisi ini maka tingkat kerawanan

terjadinya pralctek bisnis menyimpang di DIY akan semakin berkurang. Oleh

karenanya keberadaan LOS DIY dituntut untuk dapat memenuhi harapan masyarakat

dalam mendorong dan mewujudkan pralctek bisnis atau usaha yang beretika, bersih

dan bebas dari unsur-unsur yang menyimpang serta merugikan masyarakat. Falcta ini

sekaligus menjadi ujian dan tantangan bagaimana eksistensi LOS DIY dengan segala

perangkat dan sumberdayanya mampu membantu setiap warga masyarakat untuk

2 . lndra Bastian, "Mediasi, Alternatiffenyelesaian Sengketa, Manfaat Dan Wawasan Kedepan", Dalam Materi Pendidikan Dan Pelatihan Mediator Bersertifikat, Pusat Mediasi Indonesia Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta, 28 Maret 2012, hlm ; 2.

Page 21: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan proporsional

berdasarkan asas keadilan, kepastian hukum dan persamaan dalam penyelesaian

sengketa etika usaha melalui proses mediasi.

Sebagai satu-satunya lembaga publik yang memiliki kewenangan melakukan

pengawasan dan penyelesaian sengketa etika bisnis yang ada di Indonesia, diharapkan

LOS DIY menjadi lembaga yang dapat dipercaya masyarakat dan dapat memenuhi

lteinginana masyarakat untuk memperoleh hak-hak ekonomi dan sosialnya ketika

~nasyarakat tersebut hams berhadapan dengan pelaku bisnis yang tidak beretika, di

satu sisi LOS DIY memiliki kelemahan dan tantangan yang dihadapi baik secara

internal maupun eksternal, dan di sisi lain banyaknya laporan pengaduan masyarakat

lte LOS DIY menjadi bukti bahwa keberadaan LOS DIY menjadi tumpuan harapan

masyarakat dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka

hadapi, namun fakta tersebut tidak berbanding lurus dengan kewenangan yang

dimiliki yaitu hanya terbatas pada proses klarifikasi, mediasi dan rekomendasi, LOS

DIY tidak mempunyai kewenangan dalam melakukan tindakan terkait adanya

pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pelaku bisnis tersebut.

Terkait dengan uraian di atas, penelitian ini akan dapat mengurai dan

menganalisis model alternatif penyelesaian sengketa etika bisnis dalarn mewujudkan

peran Leinbaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian studi ini

dilatar belakangi oleh realitas empiris banyaknya laporan kasus dugaan pelanggaran

etika usaha di LOS DIY, beberapa fakta menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat

untuk memperjuangkan hak-haknya semakin meningkat, sementara di sisi lain pelaku

Page 22: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

usaha belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya etika bisnis sebagai pedoman

dalam perilalu bisnisnya.

£3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana penyelesaian sengketa etika bisnis di Lembaga Ombudsman Swasta

Daerah Istimewa Yogyakarta ?

2. Sejauhmana LOS DIY mempunyai kewenangan terhadap laporan yang berkaitan

dengan masalah hukum ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengurai dan menganalisis proses penyelesaian sengketa etika bisnia di

LOS DIY.

2. Menemukan aturan yang dapat digunakan sebagai standart penanganan sengketa

etika bisnis.

3. Untuk mengurai dan menganalisis kewenangan LOS DIY dalam menyelesaikan

laporan pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah hukum.

4. Mencari solusi alternatif terkait dengan keterbatasan kewenangan yang dimiliki

LOS DIY.

Page 23: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik

maupun dalam penyelesaian sengketa bisnis. Secara akademik penelitian ini akan

sangat bermanfaat bagi kontribusi ilmu pengetahuan terutama tentang praktik

pengawasan pelanggaran etika bisnis dan penyelesaian sengketa pelanggaran etika

bisnis.

Di samping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang jenis-jenis pelanggaran etika bisnis yang terjadi dan di laporkan

ke LOS DIY. Dengan adanya informasi tersebut maka masyarakat akan lebih berhati-

hati dan lebih kritis untuk berhubungan dengan dunia bisnis, baik dengan lembaga

keuangan seperti perbankan, lembaga pembiayaan, bank perkreditan rakyat maupun

dalam memasuki dunia kerj a.

E. NLETODE PENELITIAIV

Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian ini berupaya memenuhi nilai-nilai

ilmiah dengan melakukan pendekatan-pendekatan (approaches) yang sistematis dan

metodologis sebagaimana dijabarkan berikut ini : Dalam penelitian ini menggunakan

metode Empiris Sosiologi dengan cara pengumpulan data melalui dokumen proses

penyelesaian sengketa dan wawanca.

Page 24: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

E. 1. Objek Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian adalah Lembaga Ombudsman Swasta Daerah

Istimewa Yogyakarta (LOS DIY) sebagai lembaga independen yang memiliki tugas,

fungsi dan kewenangan untuk melakukan pengawasan, mediasi dan memberikan

rekomendasi terhadap penyelenggaraan tata kelola usaha yang beretika dan

berkelanjutan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

E.2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini antara lain ;

a. Perilaku Para pihak yang bersengketa yaitu Pelapor dan Terlapor, pelapor sebagai

pihak yang menjadi korban dugaan pelanggaran etika bisnis dan terlapor sebagai

pihak yang menjadi pelaku adanya dugaan pelanggaran etika bisnis.

Dalam pengambilan sampling terhadap subyek penelitian ini menggunakan metode

probability sampling dengan sistem random, yaitu setiap manusialunit dalam

populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai unsur dalam

sample, tetapi karena masalah yang dilaporkan banyak dan beragam, maka sample

akan diambil berdasarkan prosentase tingginya bidang usaha yang dilaporkan. Baik

Pelapor maupun Terlapor yang menjadi responden dalam penelitian ini masing-

masing berjumlah tiga belas responden.

Page 25: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

b. Anggota dan asisten LOS DIY yang menjadi Mediator dan Co Mediator di LOS

D.IY sebagai pihak yang membantu upaya penyelesaian sengketa dugaan

pelanggaran etika bisnis yang dilaporkan ke LOS DIY.

E.3. Sifat Penelitian

Penelitian mengenai Alternative Dispute Resolution (ADR) Sebagai Model

Penyelesaian Sengketa Etika Bisnis Dalam Mewujudkan Fungsi Lembaga

Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu penelitian

empiris di bidang pengawasan ekonomi (economic supewision-empiric research),

yang mengutamakan pada studi lapangan Geld study) guna mendapatkan data primer.

Dalarn melengkapi data tersebut dilakukan studi kepustakaan (literature study) untuk

mendapatkan data sekunder.

Laporan hasil penelitian ini bersifat deskriptif analitis (descriptive analytics), artinya

laporan yang dibuat mendiskripsikan fakta-fakta empiris di lapangan dengan

menggunakan analisis normatif (normative analytics) sehingga fakta-fakta tersebut

memiliki makna dan kaitan dengan pennasalahan yang diteliti. Dari penelitian ini

dih&apkan dapat memberikan gambaran secara rinci dan sistematis tentang

pennasalahan empiris di lapangan dan akhirnya menemukan solusi berdasarkan data

yang diperoleh.

Page 26: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

E.4. Jenis Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) jenis penelitian yaitu berupa studi

kepustakaan (literature study) dan studi lapangan (field study).

a. Studi Kepustakaan (literature study)

Penelitian dengan studi kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh data

skunder, yakni data yang sudah tersedia berasal dari ;

1) Bahan Primer

Data yang diperoleh dari bahan primer antara lain : Pertama, perundang-

undangan tentang ombudsman yakni Undang-undang .Nornor; 37 Tahun 2008

tentang Ombudsman Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor; 44

Tahun 2000 tentang Pembentukan Komisi Ombudsman Nasional. Kedua,

Peraturan Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor; 22 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Dan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor; 135 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dan Organisasi

Ombudsman Swasta di Propinsi DIY, Ketiga, Undang-undang Nomor; 30

Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Altematif Penyelesaian Sengketa, Peraturan

Mahkamah Agung Nomor; 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan.

2). Bahan Sekunder

Bahan sekunder yakni bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan

primer berupa : Pertama, Literatur yang membahas mengenai etika bisnis baik

Page 27: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

lonvensional maupun etika bisnis dalam Islam, Kedua, Literatur yang

membahas mengenai ombudsman; dan Ketiga, Literatur yang membahas

mengenai lembaga penyelesaian sengketa alternatif atau Alternative Dispute

Resolution (ADR).

3). Bahan Tersier

yakni bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum

primer dan sekunder seperti kamus, ensiklopedia dan lain sebagainya.

4). Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian dengan studi pustaka ini adalah studi

dokumen atas bahan-bahan tersebut.

b. Studi Lapangan field study)

Penelitian studi lapangan dilakukan dengan cara wawancara, tujuan dari studi

lapangan ini untuk memperoleh data primer, yakni data yang langsung diperoleh

dari sumbernya.

E.5. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta

(LOS DIY), Jalan Tentara Zeni Pelajar No. 1 B, Yogyakarta. Pemilihan lokasi ini

dilakukan dengan pertimbangan untuk kemudahan akses penelitian, karena penulis

sering berinteraksi dengan lembaga ini sejak LOS DIY berdiri dan saat ini menjadi

salah satu komisioner untuk periode ketiga tahun 2012 sampai dengan tahun 201 5.

Page 28: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Penelitian ini dilakukan dalarn jangka waktu tiga bulan, sedangkan data yang akan

diteliti adalah data kasus pada tahun 201 1 - 201 3.

E.6. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian studi lapangan ini adalah dengan

melakukan pengamatan dan wawancara yang tidak terstruktur (non-structured

interview), yakni wawancara yang hanya memuat garis besar tentang ha1 yang akan

ditanyakan, selanjutnya dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan teknik wawancara

bebas guna mendapatkan data yang diperlukan. Sementara cara atau teknik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada komisioner LOS DIY,

asisten LOS DIY, maupun pihak-pihak lain yang tekait dengan LOS DIY, seperti

para pihak yang bersengketa masalah etika bisnis yang kasusnya ditangani oleh LOS

DIY, serta dengan menelaah dokumen-dokumen yang ada di Lembaga Ombudsman

Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta baik berupa Laporan Tahunan (Biannual

Report) maupun dokumen lainnya yang relevan.

E.7. Analisis Data

Sebelum analisa data dilakukan, data di pilah menjadi dua jenis yaitu data primer dan

data sekunder, data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumbernya,

sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan.

Seluruh data primer dan sekunder yang diperoleh dari studi lapangan dan kepustakaan

diklasifikasikan dan disusun secara sistematis, sehingga dapat dijadikan acuan dalam

Page 29: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

melakukan analisis. Langkah selanjutnya, dari data primer dan data sekunder yang

telah disusun dan ditetapkan sebagai sumber dalam penyusunan tesis ini kemudian

dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode diskriptif (descriptive

method).

Analisis kualitatif yakni metode analisis data yang mengelompokkan data yang

diperoleh dari studi lapangan menurut kualitas dan kebenarannya kemudian

dikorelasikan dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga akan

didapatkan jawaban atas permasalahan. Sementara metode deskriptif yakni metode

analisis dengan memilih data yang menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan.

F. KERANGKA TEORI

Teori yang digunakan dalam proses mediasi ini adalah Teori Hukum

Responsif, yaitu produk hukum yang berkarakter responsif, proses pembuatannya

bersifat partisipasif, yakni tanggap pada gerakan sosial yang terarah pada "Law

Reform", sedangkan hukum merupakan refleksi aspirasi warga masyarakat, hukum

responsif mencari alternatif dalam penyelesaian sengketa yang mengutamakan

moralitas, hubungan sosial, dan kehendak bersama demi kesejahteraan, karena itu

dalam penyelesaian perselisihan etika usaha dengan cara mediasi yang melibatkan

peran aktif dari kedua pihak yang berselisih untuk berpartisipasi aksif dalam proses

perundingan mediasi merupakan alternatif penyelesaian sengketa yang

mengedepankan moralitas, hubungan sosial dan bersifat aspiratif yang bersumber dari

lceinginan para pihak selaku warga masyarakat, baik secara individu maupun

Page 30: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

lcelompok masyarakat demi tercapainya penyelesaian perselisihan yang cepat, murah

dan lteadilan yang hakiki demi kemaslahatan yaitu tetap menjaga hubungan sosial

yang baik bagi kedua pihak.

Page 31: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …
Page 32: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

BAB I1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Etika Bisnis

1. Pengertian Etika

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kata ethos yang

berarti adat, kebiasaan, watak, akhlak, sikap, perasaan dan cara berpikir. Bentuk

jamak dari ethos yaitu ta etha, yang berarti adat kebiasaan atau pola pikir yang

dianut oleh suatu kelompok orang yang disebut masyarakat atau pola tindakan

yang dijunjung tinggi dan dipertahankan oleh masyarakat tersebut, jadi etika

adalah ta etha atau adat kebiasaan yang baik yang dipertahankan, dijunjung tinggi

dan diwaiiskan secara turun-temurun. Pada tataran ilmu pengetahuan, etika

inerupakan ilmu, yakni ilmu tentang adat istiadat yang baik.

Jika kata etika berasal dari Yunani, maka moral atau moralitas berasal dari

bahasa latin yaitu mos, bentuk jamak dari mos adalah mores yang artinya persis

sama dengan kata Yunani ta etha (adat kebiasaan yang baik). Kedua istilah

tersebut (etika dan moral) menyiratkan adanya hubungan dengan kegiatan-

kegiatan praktis, atas dasar ini maka secara etimologis arti kata moral atau

moralitas persis sama atau identik dengan istilah etika. Moral atau moralitas

selalu mengarah kepada norma, ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang kepadanya

hidup manusia semestinya diarahkan dan dikembangkan. Sedangkan kode etik

lebih merupakan antisipasi atas kemungkinan buruk yang akan terjadi, itu

Page 33: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sebabnya setiap rumusan kode etik selalu juga memuat sanksi terhadap tindakan

yang bertentangan dengan norma yang digaris bawahi dan nilai yang ingin

ditegakkan sebagai tujuan dari kode etik itu sendiri. Disebut juga Code of

Conduct atau Code of Ethical Conduct, dengan demikian etika dapat didefinikan

sebagai kumpulan asas atau nilai-nilai yang berhubungan dengan akhlak atau

moralitas manusia. Etika tidak secara langsung menyentuh aspek kebaikan atau

kejeleltan seseorang, etika hanya merefleksikan hal-ha1 tersebut kemudian

menyodorkan suatu pemahaman yang lebih kritis dan mendasar untuk meinbantu

manusia agar berperilaku hidup lebih baik, jadi setiap orang memang perlu

bermoral kapan dan dimanapun dia berada, namun untuk ha1 seperti ini tidak

perlu beretika atau menjadi etikawan terlebih dahulu, artinya menjadi orang baik

karena selalu mendahulukan pertimbangan-pertimbangan moral sebelum

bertindak merupakan suatu keharusan bagi semua orang tanpa kecuali.

Alasan diperlukannya etika dalam berperilaku hidup lebih baik antara lain ;

Pevtama; etika membantu kita untuk mampu mengambil sikap yang tepat pada

saat menghadapi konflik nilai, Kedua; etika membantu kita untuk mengambil

sikap yang tepat dalam menghadapi transfomasi disegala bidang kehidupan

sebagai akibat modernisasi. Etika membantu kita untuk membedakan manakah

yang hakiki dari nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi selama ini yang relevan

dan hams tetap dipertahankan dan manakah nilai-nilai yang memang perlu

ditransformasikan. Ketiga; etika memampukan kita untuk selalu bersikap laitis

terhadap berbagai ideologi baru. Keempat; etika merupakan sarana pembentukan

Page 34: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sikap kritis terhadap para mahasiswa karena etika dapat memampukan mereka

untult selalu menganalisis setiap persoalan yang dihadapi baik dilingkungan

kampus maupun ditengah masyarakat secara kritis dan sistematis, etika

memampukan untuk membentuk pendirian sendiri yang dapat dipertanggung

jawabkan ketika mengalami konflik nilai dalam kehidupan mereka. Etika bisa

membantu para anggota komunitas intelektual ini untuk mengambil sikap yang

tepat ketika mengalami gelombang transformasi nilai-nilai kehidupan manusia

dan bersikap terbuka dalarn menghadapi beragam ideology baru tersebut.

Secara kongkret, etika mempersiapkan anggota komunitas intelektual atau

para mahasiswa untuk menjadi penjaga sekaligus penegak norma moral dimana

mereka memasuki dunia kerja dan menjadi anggota m a ~ ~ a r a k a t . ~ Etika adalah

sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang

menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik

secara pribadi maupun sebagai kelompok. Meniirat Frans Magnis Suseno (1995 :

2-5) etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Etika adalah sikap kritis

setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas, karena

etilta adalah refleksi kritis terhadap moralitas, maka etika tidak bermaksud untuk

membuat orang bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja, etika bermaksud

membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggung-

3 . L. Sinuor Yosephus, ETlKA BISNIS, Pendekatan Filsafat Moral Terhadap Perilaku Pebisnis Kontemporer, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2010. hlm ; 2-11.

Page 35: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

jawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang

bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggung-jawabkan tindakannya itu

karena memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat

mengapa ia bertindak begitu atau begini, maka kebebasan dan tanggung jawab

adalah kondisi dasar dalam pengambilan keputusan dari tindakan yang etis,

dengan suara hati memainkan peran yang sangat sentral.

D a l a d kaitan dengan nilai dan norma, ada dua macam etika ; Pertama;

etika deskriptif, yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan

pola perilaku mailusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai

sesuatu yang bernilai, etika deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu

mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan

situasi dan realitas konkret yang membudaya, ia berbicara mengenai kenyataan

penghayatan nilai, tanpa menilai dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang

dalam menghadapi hidup ini dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan

manusia bertindak secara etis. Kedua; etika normatif, yang berusaha menetapkan

berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia,

atau apa yang seharusnya diambil untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup

ini. Etika normatif berbicara mengeni norma-norma yang menuntun tingkah laku

manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak

sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma, ia menghimbau manusia

untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek. Keduanya menuntun

manusia untuk mengambil sikap dalam hidup ini, bedanya etika deskriptif

Page 36: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

memberi fakta sebagai dasar untuk mnegambil keputusan tentang perilaku atau

siltap yang mau diambil, sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus

memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Etika

memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian

tindakan sehari-hari, itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap

dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup ini, etika pada akhirnya

membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang mau kita

lakukan dalam situasi tertentu dalam hidup kita sehari-hari, etika membantu kita

untuk menilai sikap dan perilaku kita.4

Franz Magnis Suseno (1995 : 2-5) menegaskan bahwa ; "Etika merupakan

filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai

lima ciri khas antara lain ; Pertama ; Bersifat rasional, berarti mendasarkan diri

pada nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa terkecuali.

Kedua ; Kritis, berarti bahwa filsafat ingin mengerti suatu masalah sampai ke

akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal, Ketiga ; Sistematis,

diadakan langkah demi langkah secara teratur. Keempat ; Mendasar, dan Kelima ;

Normatif, berarti tidak sekedar melaporkan pandangan-pandangan moral,

melainkan menyelidiki pandangan moral yang seharusnya".

4. A.Sonny Keraf-Robert Haryono Imam, Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Kanisius, Cetakan Ketiga, Yogyakarta, 1995, him ; 20-25.

Page 37: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Sedangkan menurut O.P. Simorangkir (1995 : 2-5) yang dimaksud dengan

etilta adalah suatu usaha yang sistematis dengan menggunakan rasio untult

menafsirkan pengalaman moral individual dan sosial sehingga dapat menetapkan

aturan untult mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot

untult bisa dijadikan sasaran dalam hidup. Usaha ini bertujuan untuk

memantapkan serta meyakinkan orang akan ketentuan-ketentuan atau aturan-

aturan dan nilai-nilai yang patut dianut dan dikejar. Redi Panuju (1995 : 2-5)

melihat bahwa etika adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus dan

berusaha menyelaraskan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada

ltehidupan manusia, sebagai suatu proses, etika mempunyai komponen-komponen

yang merupakan unit analisis seperti ; Pertama; Komponen Sumber, berarti

bahwa etika disamping sebagai suatu dialog yang bertujuan mencapai nilai-nilai

ltebenaran, juga memiliki sumber yang dibuat oleh manusia. Orientasi etika

terhadap sumber tersebut meliputi ; kemauan individu, konsensus sosial, nilai-

nilai tradisi, agama, hukum dan peraturan-peraturan. Kedua ; Komponen

Mekanis. adalah suatu upaya melalui berbagai metode dan medium untuk

mencapai ltonsensus tersebut. Ketiga ; Komponen Produk, yang merupakan

prodult dari etika adalah konsensus (kesepakatan) dari para individu-individu

yang lingkupnya bisa semakin luas, dimulai dari keluarga, masyarakat, kelompok

masyarakat hingga suatu bangsa.

Tindakan-tindakan manusia yang dilandasi oleh etika yaitu kemauan untuk

berargumentasi secara rasional dan laitis, pada gilirannya akan membuahkan

Page 38: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tindakan-tindakan etis, tindakan etis seseorang dapat di identifikasi dari akibat-

akibat yang ditimbulkan, seperti tidak menyinggung perasaan orang lain, tidak

menyakiti dan tidak merugikan orang lain. Tindakan-tindakan etis ini akan

membentuk kebiasaan seseorang, membentuk sifat (karakter) maupun kepribadian

(personality), bahkan akan berpengaruh terhadap etos ke rja yang dimiliki.'

a. Etika, Hakekat Dan Tujuan

Bisnis merupakan upaya manusia untuk menjauhi penderitaan atau

kemelaratan dan mendekatkan diri kepada kenyamanan atau kesejahteraan

ekonomis, bisnis merupakan kata ke rja, gerakan dari kemelaratan menuju kepada

kesejahteraan. Itulah hakekat bisnis, karena salah satu keinginan manusia adalah

menjadi lebih baik secara ekonomis, karena itu dari hari ke hari, manusia selalu

dirangsang oleh keinginan untuk menjadi lebih baik dari segi ini, sama seperti

hakekat keinginan, ciri keinginan untuk menjadi lebih baik secara ekonomis juga

bersifat kodrati dan konsisten, ia akan ada dan terus ada selama yang diinginkan

itu belum diperoleh, bahkan keinginan lodrati seperti itu memiliki ciri lain yang

mengherankan, yaitu setelah tercapai keinginan tersebut bukannya berhenti,

melainkan terus meningkat menjadi hasrat dan seterusnya akan menjadi nafsu

untuk mendapatkan dan terus mendapatkan yang lainnya lagi, obyek

keinginanpun meningkat dari sekedar untuk memenuhi kebutuhan menjadi

5 . Redi Panuju, Etika Bisnis, Tinjauan Empiris Dan Kiat Mengembangkan Bisnis Sehat, PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1995. hlm ; 2-5.

Page 39: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

memenuhi keinginan semata. Itulah hakekat bisnis, karena bisnis lahir dari dalam

diri manusia, dari keinginan untuk sekedar bertahan hidup dan meningkat menjadi

the haves dari segi ekonomis.

Persoalannya sekarang adalah hasrat untuk menjadi lebih baik secara

ekonomis, bukan milik pribadi seorang saja, melainkan milik semua orang, pada

tataran inilah bisnis yang pada awalnya dimaknai sebagai kata kerja berubah

menjadi kata keterangan. Bisnis mejadi media pertarungan diantara semua pelaku

bisnis, persaingan dalam bidang ini yang lazimnya disebut sebagai kompetisi

bisnis akan mengubah pemasaran sebagai bagian yang sangat menentukan dalam

proses bisnis. Persaingan atau kompetisis bisnis memang merupakan suatu

entitas yang bersifat kompleks dan dinamis namun terstruktur. Dengan kata lain

bisnis merupakan suatu entitas korporatif (terstruktur) dalam sebuah relasi yang

bersifat sosial-ekonomistik.6

Sedangkan tujuan bisnis, apapun jenis dan bentuknya, bisnis selalu

mempunyai tujuan, satu-satunya tujuan yang diterima dan dipegang teguh hingga

saat ini adalah melipatgandakan keuntungan atau maximizing projt, bisnis

dipahami dan diakui sebagai sarana untuk melipatgandakan keuntungan. Secara

sederhana tujuan suatu aktivitas bisnis adalah melipatgandakan keuntungan bagi

pemilik perusahaan aiau bisnis dengan penjualan barang dan jasa.

6. L. Sinuor Yosephus, op. cit, hlm ; 46-48.

Page 40: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Penegasan bahwa melipatgandakan keuntungan merupakan satu-satunya

tujuan bisnis adalah identik dengan mengatakan bahwa secara hakiki bisnis tidak

dapat dipisahkan dari kapitalisme, menurut para penganutnya, kapitalisme terdiri

dari tiga unsur penting yang saling terkait erat, ketiga unsur itu adalah lembaga

bisnis milik pribadi, upaya pencarian keuntungan dan kompetisi dalam sistem

ekonomi pasar bebas, tujuan bisnis muncul dari interaksi ketiga unsur ini,

keuntungan hanya dapat tenvujud dengan memberdayakan modal milik pribadi

atau rnilik lembaga bisnis tertentu yang justru hanya dimungkinkan dalam suatu

kompetisi pasar yang bersifat bebas, sebaliknya modal yang menjadi inti gagasan

kapitalisme itu dengan sendirinya akan bertambah besar karena pelipatgandaan

keuntungan. Selanjutnya, modal yang berhasil dilipatgandakan dengan sendirinya

akan diinvestasikan kembali guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.

dengan demikian, secara konseptual barangkali juga pada tataran praktis, ide

pokok yang menjadi basis semua kiat dan upaya akan diarahkan untuk menjadi

"the haves" dengan melipatgandakan k e ~ n t u n ~ a n . ~

b. Etika, Moralitas Dan Etiket

Baik atau buruk, suatu keputusan yang diambil oleh perusahaan bisnis akan

mempengaruhi lebih banyak orang selain pengambil keputusan itu sendiri, oleh

ltarena itu, setiap pengambilan keputusan bisnis yang bertanggung jawab secara

etis tidak hanya dilandasi oleh kesadaran bahwa keputusan semacam itu penting

7. Ibid, hlm ; 67-69.

Page 41: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bagi para pemegang saham, tetapi juga adanya kesadaran bahwa keputusan

tersebut juga berdampak terhadap berbagai pemegang atau pemangku

kepentingan (stakeholder).

Secara umum, pemegang kepentingan bisnis adalah siapa pun yang terkena

dampak baik atau buruk dari suatu keputusan yang diambil oleh perusahaan.

Reputasi etis perusahaan dapat memberikan keunggulan ataupun kelemahan yang

kompetitif di pasar, baik dengan para pelanggan, pemasok dan karyawan,

mengelola perusahaan secara etis juga dapat memberikan dividen yang signifikan

dalam struktur dan efisiensi organisasi, kepercayaan, loyalitas, kornitmen,

kreatifitas dan inisiatif merupakan beberapa manfaat yang akan diterima oranisasi

yang stabil dan kredibel secara e t i ~ . ~

Memahami etika pada dasarnya berguna untuk merumuskan dalam

pengambilan keputusan dengan nilai-nilai kebenaran, yang oleh individu maupun

oleh masyarakat menjadi dasar bertindak, berkaitan dengan etika yang bertujuan

untuk mendukung bisnis, etika menjadi pertimbangan-pertimbangan mereka

dalam membuat peratwan-peraturan, kebiasaan-kebiasaan (konvensi), rencana

(planning) dan kesepakatan-kesepakatan, masing-masing memperhatikan dan

memperlihatkan tradisi korporasinya (corporate tradition), pada akhirnya tradisi

korporasi tersebut niembentuk etika terapan yang khas, mulai dari pakaian

seragam, jam kerja, cara menerima tamu, cara menerima telepon, tata cara makan

'. Laura Hartman dan Joe Des Jardins, Penerjemah ; Danti Pqjiati, ETIKA BISNIS, Pengambilan Keputusan Untuk lntegritas Pribadi Dan Tanggung lawab Soci0I. Erlangga, 2011, hlm ; 5.

Page 42: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bersama, sampai dengan cara memberi atensi kepada bawahan, etika terapan ini

lazimnya disebut etiket. Etika terapan dalam bisnis ini akan lebih penting jika

mengambil ukuran dari darnpak yang ditimbulkan oleh perilaku bisnis, ukurannya

tidak lagi bagaimana etika dapat menyenangkan orang tetapi bagaimana etika

mampu meminimalkan kerugian bagi dirinya sendiri, orang lain maupun

inst i tu~i .~

Etika mengarahkan kita untuk mengerti secara mendasar dan tepat

mengapa kita hams hidup sebagai orang yang baik dengan mendasarkan perilaku

kita pada norma atau ajaran tertentu yang dianut dan dijunjung tinggi oleh

masyarakat dimana kita eksis, sedangkan rurnusan ajaran moral selalu memuat

ketentuan perihal apa yang baik dan buruk atau apa yang wajib dilakukan atau

ditabukan bagi manusia, anggota suatu komunitas atau masyarakat, jadi etika

bukan sumber ajaran moral melainkan filsafat atau pemikiran kritis tentang

ajaran-ajaran moral tersebut. Etika tidak menganjurkan bagaimana kita hams

hidup dan bertingkah laku. Etika juga tidak menyediakan ajaran-ajaran bagaimana

kita hams hidup di tengah-tengah dunia, karena semua itu merupakan wilayah dan

wewenang moralitas sebagaimana tersurat dalam ajaran-ajarannya.

Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita hams hidup secara baik

sebagai manusia, sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-

petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan

Redi Panuju, op. cit, hlm ; 97-98.

Page 43: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

secara tumn temurun melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana

manusia hams hidup secara baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik.

Moralitas adalah tradisi kepercayaan, dalam agama atau kebudayaan tentang

perilaku yang baik dan b u d , moralitas memberi manusia aturan atau petunjuk

konkret tentang bagaimana ia hams hidup, bagaimana ia hams bertindak dalam

hidup ini sebagai manusia yang baik dan bagaimana menghindari perilaku-

perilaku yang tidak baik. Sedangkan etika adalah sebuah refleksi kritis dan

rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam

sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai

kelompok.

Dapat dikatakan bahwa moralitas adalah petunjuk konkret yang siap pakai

tentang bagaimana kita hams hidup, sedangkan etika adalah perwujudan dan

pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu,

keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi kita orientasi bagaimana

dan ke mana kita hams melangkah dalam hidup ini. Bedanya moralitas langsung

mengatakan pada kita "inilah caranya anda hams melangkah", sedangkan etika

justm mempersoalkan "apakah saya hams melangkah dengan cara itu? Dan

mengapa hams dengan cara itu?1°

Sedangkan etiket (Etiquette) adalah norma sopan santun seperti halnya

posisi etika terhadap moralitas, etiket pertama-tama memjuk kepada norma atau

ajaran bagaimana manusia hams bertingkah laku dihadapan atau terhadap

10 . A. Sonny Keraf-Robert Haryono Imam, op. cit, hlm ; 20-21.

Page 44: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

manusia lain, sementara etika justru merefleksikan secara kritis sistematik

bagaimana seharusnya manusia saling memperlakukan dalam kebersamaan hidup

ditengah dunia.

Norma moral dan norma sopan santun atau etiket berbeda secara signifikan,

norma sopan santun atau etiket selalu dan hanya selalu menyangkut manusia

dalam kebersamaannya dengan manusia lain dalam berbagai situasi, sementara

moral atau moralitas justru melampaui kondisi seperti itu, ada atau tidak ada

manusia lain, secara moral setiap orang dituntut untuk berperilaku baik."

2. Pengertian Etika Bisnis

a. Pengertian Bisnis Dan Etika Bisnis

Menurut kamus induk istilah ilmiah, kata bisnis berarti bidang usaha, usaha

yang sifatnya mencari keuntungan, usaha di bidang komersial, atau usaha

dagang. Sedangkan kata etika berarti ilmu yang membahas atau menyelidiki nilai

dalam tindakan moral, pengkajian soal keakhlakan atau moralitas.12 Secara

umum etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus, etika umum

berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara

etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-

prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta

tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

11 . L. Sinuor Yosephus,op. cit, ,hlm ; 32-35. 12 . M.Dahlan Y. Al-Barry Dan L.Lya Sofyan Yacub, "Kamus lnduklstilah Ilmiah, Seri

Intelektual", Target Press, Surabaya, 2003, hlm ; 97 dan 194.

Page 45: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Etika umum dapat dianalokan dengan ilmu pengetahuan yang membahas

mengenai pengertian umum dan teori-teori. Sedang etika khusus adalah

penerapan prinsip-prinsip moral dalam bidang kehidupan yang khusus,

penerapan ini dapat berujud bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak

dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan didasari oleh

cara, teori, dan prinsip-prinsip moral dasar. Etika khusus dibagi lagi menjadi

etika individual dan etika sosial, etika individual menyangkut kewajiban dan

sikap manusia terhadap dirinya sendiri, dan etika sosial berbicara mengenai

kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Tujuan dan fungsi dari etika sosial pada dasarnya adalah untuk menggugah

kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai manusia dalam kehidupan bersama

dalam segala dimensinya, etika sosial mau mengajak kita untuk tidak hanya

melihat segala sesuatu dan bertindak dalam kerangka kepentingan kita saja tetapi

juga peduli dengan kepentingan bersama yakni kesejahteraan dan kebahagiaan

bersama. Etika sosial, dalam bidang kekhususan masing-masing berusaha

merumuskan prinsip-prinsip moral dasar yang berlaku untuk bidang khusus

tersebut. l 3

Etika di butuhkan dalam bisnis ketika manusia mulai menyadari bahwa

kemajuan di bidang bisnis justru telah menyebabkan manusia semakin tersisih

dari nilai-nilai kemanusiaannya, sehingga dari pelaku bisnis muncul mitos bahwa

bisnis adalah bisnis, bahwa bisnis hanyalah mengabdi kepada mencari

13 . A.Sonny Keraf-Robert Haryono Imam, op. cit, hlm ; 41-43.

Page 46: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented). Banyak perusahaan yang

ingin menunjukkan bahwa perusahaan mereka etis, sehingga mempunyai suatu

ethical code of practice, kode etika profesi ini mempunyai beberapa tujuan

pokok dari standar-standar etika antara lain ;

1) Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada

klien, lembaga (institusi) dan masyarakat pada umumnya.

2) Standar-standar etika membantu tenaga ahli, profesi dalam menetukan apa

yang hams mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika

dalam pekerjaan.

3) Standar etika mencerminkan atau membayangkan penghargaan moral dari

komunitas, dengan demikian standar-standar etika profesi menjamin bahwa

para anggota profesi akan mentaati undang-undang dan etika profesi dalam

pelayanannya.

4) Standar-standar etika membiarkan profesi mengejar reputasi atau nama dan

fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan yang jahat dari anggota-

anggota masyarakat tertentu.

5) Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas

atau kejujuran dari tenaga ahli profesi sendiri.

Upaya manusia dalam menegakkan etika tak lepas dari obsesi pemikiran

yang mendasarinya. Para ahli pada urnumnya membagi etika ke dalam dua aliran

besar yaitu ; Pertamal, Aliran deontology, yang hanya menilai perbuatan orang

Page 47: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dan memandang kewajiban moral dapat diketahui secara intuitif tanpa

memperhatikan konsep yang baik. Kedua, aliran-aliran teleology, yang menilai

perbuatan orang dari tujuan yang hendak dicapainya. Perbuatan seseorang itu

dinilai buruk atau baik kalau perbuatannya itu menghalangi atau memajukan

tercapainya sesuatu tujuan yang dianggap baik.

Istilah deontology berasal dari kata Yunani yang berarti "kewajiban', suatu

tindakan baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik

dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik bagi

dirinya sendiri. Maka tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu

dilaksanakan berdasarkan kewajiban, sedangkan etika teleology justru mengukur

baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan

tindakan itu atau berdasarkan akibat yang timbul (ditimbulkan) oleh tindakan

itu. l4

Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan

dapat dipertanggung-jawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari

keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggung-

jawabkan tindakannya itu karena memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-

15 pertimbangan yang kuat mengapa ia bertindak begitu. Alasan-alasan yang baik

untuk menjalankan sebuah bisnis secara etis antara lain ; Menjauhkan dari

tuduhan atau tuntutan hukurn, Kebebasan pengaturan, Penerirnaan masyarakat,

14 . Redi Panuju, op. cit, hlm ; 9-10. 15 . Ibid, him ; 22.

Page 48: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Kepercayaan investor, Kepercayaan pemasok atau rnitra, Kesetiaan pelanggan,

Kine rja karyawan, Harga diri dan Karena ha1 itu diyakini benar. l6

b. Etika Bisnis dan Pebisnis

Dalam bisnis orang mempertaruhkan dirinya, nama baiknya, seluruh

hidupnya, keluarganya, hidup serta nasib karyawan beserta keluargan mereka,

dan bahkan hidup serta nasib urnat manusia pada umumnya. Dimensi yang

dipertaruhkan jauh lebih luas dan dalam serta punya bobot juga nilai yang lebih

berat, pertaruhan dalam bisnis tidak sekedar menyangkut nilai material

melainkan menyangkut pula nilai manusiawi, nilai kehidupan, maka dalam bisnis

orang tidak sekedar main-main, kalau memang ia orang bisnis sungguhan.

Karena dalam bisnis ada nilai manusiawi yang dipertaruhkan, mau tidak

mau cara untuk memperoleh keuntungan atau untuk menang juga hams

manusiawi, bisnis perlu dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan yang etis,

dengan menggunakan pandangan ideal, bisnis tidak hanya bertujuan untuk

meraih keuntungan melainkan juga untuk memperjuangkan nilai-nilai yang

manusiawi, karena kalau tidak bisnis itu sendiri akan mengorbankan bidup

banyak orang, bahkan hidup orang bisnis itu sendiri, maka dalam lingkup sosial,

masyarakatpun berkepentingan agar bisnis dilaksanakan secara etis.

16 . Laura Hartrnan Dan Joe Desjardins, op. cit, hlrn ; 6.

Page 49: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Bisnis adalah kegiatan yang penting dari manusia, bisnis te rjadi dan

berlangsung dalam masyarakat, bisnis dilakukan diantara manusia yang satu

dengan manusia yang lainnya, bisnis menyangkut hubungan antar manusia,

sebagai kegiatan antar manusia, bisnis juga membutuhkan kita sebagai pemberi

pedoman dan orientasi bagi keputusan, kegiatan dan tindak tanduk manusia

dalam berhubungan (bisnis) satu dengan yang lainnya. Kegiatan bisnis adalah

kegiatan manusiawi, maka bisnis dapat dinilai dari sudut pandang moral, lingkup

kegiatan bisnis ditentukan oleh masyarakat, oleh norma dan nilai-nilai yang

berlaku dimasyarakat, orang bisnis yang bersaing dengan tetap memperhatikan

norma-norma etis pada iMim bisnis yang semakin profesional justru akan

menang karena tetap dipercaya masyarakat,17

Dalam kaitannya dengan bisnis, etika memang bukan ajaran, melainkan

merupakan usaha sadar manusia, dalam ha1 ini para pebisnis untuk

mempergunakan rasionya sedemikian rupa agar mampu memecahkan persoalan-

persoalan moral yang kerap terjadi di dunia bisnis, etika bisnis mengandaikan

bahwa ketika menghadapi benturan-benturan atau persoalan-persoalan moral

dalam praktik bisnis, para pebisnis akan merefleksikan hal-ha1 tersebut baik

secara kritis maupun secara sistematis sehingga mereka dapat mengambil

langkah-langkah yang tepat demi pengembangan diri semua yang terkait dalam

keseluruhan proses bisnis melalui pelaksanaan tugas dan kewajiban secara

bertanggung-jawab, dengan demikian etika bisnis atau etika dalam berbisnis

17 . A. Sonny Keraf-Robert Haryono Imam, op. cit. hlm ; 60-61.

Page 50: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

memampukan pare pebisnis untuk memilih berbagai ajaran moral dan

menerapkannya secara bertanggung-jawab dalam wilayah kegiatan ekonomis

atau bisnis, etika bisnis juga memberikan orientasi kepada para pebisnis,

khususnya para pebisnis kontemporer agar mampu bersikap secara tepat dan

bertanggung-jawab menghadapi transformasi ekonomi, social, budaya dan

transformasi intelektual. I g

Etika bisnis merupakan unsur penting karena dapat melanggengkan suatu

bisnis, atau bahwa etika merupakan prasarat tumbuhnya sikap-sikap moral

khususnya sikap saling percaya, jujur, adil dan bertanggung-jawab dalam

kaitannya dengan stakeholder, tingginya pengaruh etika bisnis terhadap para

pebinis adalah etika bisnis membantu para pebisnis terutama dalam ketiga ha1

berikut ; Pertama; etika bisnis menyadarkan para pebisnis tentang adanya

dimensi etis yang melekat dalam usaha mereka, dalam kapasitasnya sebagai ilmu

atau sebagai refleksi kritis sistematik atas norma-norma moral, dengan sendirinya

etika akan menjadikan para pebisnis menyadari bahwa diluar tujuan bisnis yang

satu, yakni maksimalisasi keuntungan itu ternyata masih ada ha1 lain yang ketika

diterapkan akan menjadikan bisnis mereka tidak hanya mampu mendatangkan

keuntungan maksimal, melainkan juga melanggengkan bisnisnya, Kedua; etika

bisnis juga memampukan para pebisnis untuk membuat pertimbangan-

petimbangan moral dan pertimbangan-pertimbangan ekonomis secara memadai,

18 . L. Sinuor Yosephus, op. cit,. hlm ; 127-128.

Page 51: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

secara langsung etika bisnis dapat menimbulkan suatu kesadaran yang khas

dalarn diri para pebisnis bahwa secara kodrati sesungguhnya mereka terbatas,

etika bisnis menimbulkan suatu kesadaran baru didalam diri mereka bahwa

keuntungan tidak dapat diraup begitu saja tanpa keterlibatan pihak-pihak lain

baik secara langsung maupun tidak langsung, etika bisnis memberikan

kesempatan kepada para pebisnis untuk belajar menerima pihak-pihak lain secara

tepat dan baik.

Sikap-sikap yang tepat seperti kepercayaan, keuletan, sportifitas dan

tanggung jawab yang teramu dalam sebuah sistem perilaku yang khas yang

lazimnya disebut kritis, etika bisnis menjadikan seorang pebisnis mengerti bahwa

dia memang hams mengoperasikan usahanya secara jujur dan adil serta

bertanggung jawab, namun ia juga tidak boleh membiarkan dirinya dicurangi

oleh pihak lain, etika bisnis merupakan sarana pembelajaran bagi seorang

pebisnis untuk mengembangkan tanggun-jawabnya, tidak hanya secara internal

terhadap semua karyawan tanpa kecuali melainkan juga secara eksternal,

menyangkut pelanggan, konsumen bahkan terhadap Negara.

Indikator untuk perluasan tanggung jawab seorang pebisnis adalah ia mulai

bergerak dari tanggung jawab yang sempit, hanya memperhatikan kepentingan

pribadi dan keluarganya kepada memperhatikan kepentingan pihak lain, ia tidak

hanya menuntut pihak lain melakukan kewajiban mereka terhadap dirinya,

melainkan juga bersedia untuk dituntut oleh pihak lain dalam kontek penegakan

hak dan kewajiban semua pihak. Ketiga ; etika bisnis memberi arah yang tepat

Page 52: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bagi para pebisnis ketika mereka akan menerapkan pertimbangan-pertimbangan

moral etis dalam seti.ap kebijakan dan keputusan bisnis demi tercapainya tujuan

yang ditargetkan. Etika bisnis menyadarkan para pebisnis dan semua pihak yang

terkena dampak bisnis bahwa secara kodrati, mereka sesungguhnya terbatas,

secara ekonomi mereka memerlukan campur tangan berbagai pihak dalam upaya

peningkatan taraf dan kwalitas hidup, kesadaran atas ciri kodratiah itu

selanjutnya akan menggugah daya kritis para pebisnis dan semua pihak terkait,

memotifasi mereka untuk mendahulukan kepentingan bersama dan

menumbuhkan sikap saling percaya diantara mereka.

Ketepatan para pebisnis mengaplikasikan norma-norma moral dapat

ditelusuri melalui perilaku etis para pebisnis dalam kaitannya dengan sikap

mereka terhadap isu penegakan hak-hak asasi atau harkat dan martabat manusia,

bukti bahwa para pebisnis menerapkan norma-norma moral secara bertanggung

jawab adalah bahwa mereka tidak memperlakukan para pekerja atau karyawan

sebagai sarana untuk memperkaya diri sendiri.I9

c. Etika Bisnis Sebagai Pedoman Bagi Pebisnis

Secara filosofis, etika mempunyai arti yang luas sebagai pengkajian soal

moralitas, apakah yang benar dan apakah yang salah dalam hubungan antar

manusia, dalam kaitannya dengan moralitas berarti melibatkan pengetahuan

19 . Ibid, hlm ; 136-139.

Page 53: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

individu atau kelompok tentang pemahamannya terhadap kondisi diluar diri

manusia itu sendiri, dalam etika sesuai dengan fimgsi serta penvujudannya,

terdapat tiga bidang yang besar yaitu etika deskriptif (descriptive ethics), etika

normatif (normative ethics) dan metaetika (metaethics). Dalam konteks ini, etika

normatif dimaksudkan sebagai usaha untuk menjelaskan pengalaman moral

secara deskriptif, berusaha untuk mengetahui motivasi, kemauan dan tujuan

sesuatu tindakan dalam tingkah laku manusia. Keterkaitan dari tingkah laku

perorangan dengan tingkah laku social, sehingga etika deskriptif berusaha untuk

menjelaskan dan membedakan apa yang ada sebagai kenyataan dan apa yang

hams ada.

Etika deskriptif berusaha menjelaskan secara deskriptif apa yang hams ada

dan tenvujud dalam kenyataan, sedangkan etika normatif berusaha menjelaskan

apa yang seharusnya ada, sehingga bersifat abstrak. Dalam konteks ini etika

normatif mempertimbangkan sesuatu yang dapat diterima tentang apa yang hams

ada dalam pilihan dan penilaian, etika normatif berusaha untuk memberikan

penjelasan mengapa manusia bertindak seperti yang mereka lakukan dan apakah

prinsip-prinsip dari kehidupan manusia. Tingkatan ketiga adalah metaetika, yang

berusaha untuk memberikan arti istilah dan bahasa yang dipakai dalam

pembicaraan etika, serta cara berpikir yang dipakai untuk membenarkan

pernyatan-pernyatan etika. Dalam metaetika tidak menganjurkan sesuatu prinsip

atau tujuan moral, etika metaetika atau etika kefilsafatan adalah mempertanyakan

Page 54: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

makna yang dikandung oleh istilah-istilah kesusilaan yang dipakai untuk

membuat tanggapan-tanggapan kesusilaan.

Kedudukan etika dalam pemikiran manusia, akan menjadi suatu acuan bagi

manusia tersebut secara individu maupun kelompok untuk mendorong

terwujudnya tingkah laku. Berkaitan dengan pedoman yang menjadi acuan bagi

tingkah laku, maka mau tidak mau manusia menggunakannya sebagai gambaran

bagi tingkah lakunya apakah sesuai atau tidak, sebagai etika apabila ketentuan

dalam etika tersebut dilanggar oleh manusia secara individual, maka si manusia

tersebut akan merasa bersalah walaupun pada dasarnya tidak ada sanksi fisik

yang mengikutinya.20

Pemimpin bisnis memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan bisnis,

yakni budaya perusahaan, untuk meningkatkan atau melemahkan perilaku etis,

keterampilan pimpinan bisnis yang etis mampu menciptakan keadaan dimana

orang-orang yang baik dapat melakukan ha1 yang tepat dan orang-orang yang

jahat dicegah dari melakukan yang buruk. Pada tingkat dasar, etika berkaitan

dengan cara kita bertindak dan cara kita menjalani kehidupan ini, etika berkaitan

dengan pertanyaan bagaimana seharusnya kita hidup ? dalam ha1 ini etika bersifat

praktis, berkaitan dengan cara kita bertindak, memilih berperilaku, melakukan

hal-ha1 yang baik.

20 . Bambang Rudito & Melia Famiola, Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Indonesia, Rekayasa Sains, Cetakan Pertama, Bandung, 2007, hlm; 34-35.

Page 55: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Para filsuf biasanya menekankan bahwa etika bersifat normatif, yaitu

berhubungan dengan alasan bagaimana seharusnya kita bertindak. " Beberapa

alasan etika sebagai pedoman yang efektif dalam pengambilan keputusan antara

lain ;

1) Berpegangan pada kepatuhan terhadap hukum yang etis.

2) Masyarakat yang menghargai kebebasan individu akan enggan mewajibkan

secara hukum aturan susila untuk lebih dari sekedar minimum, kelakuan yang

baik secara umum dan integritas pribadi yang mungkin mencakup struktur

social dari budaya maju.

3) Pada tahapan yang lebih praktis, memberitahu perusahaan bahwa tanggung

jawab etisnya hanya sebatas kepatuhan terhadap hukum hanya mengundang

lebih ban yak peraturan hukum.

4) Aturan hukum tidak mungkin mengantisipasi setiap masalah baru yang

mungkin dihadapi perusahaan, sering kali tidak ada peraturan untuk dilema

tertentu yang dihadapi seorang pemimpin bisnis. Ketika muncul dilema baru,

kita hams inarnpu bergantung pada etika, karena hukum belum dapat atau

mungkin tidak akan bisa menyediakan solusi. Pandangan bahwa kepatuhan

dianggap cukup bergantung pada pemahaman hukum yang menyesatkan. 22

21 . Laura Hartman Dan Joe Desjardins, op. cit, hln ; 8. 22 . Ibid. hlm ; 15.

Page 56: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Shibusawa Eiichi ; sebagai peletak pembangunan masyarakat bisnis Jepang

(1840-193 1) mempunyai falsafah sebagai berikut ; "Uang adalah hasil sampingan

pekerjaan, Keprihatinan (concern) perusahaan adalah keprihatinanmu sendiri,

uang adalah harta kekayaan milik semua orang yang bekerja diperusahaan,

pekerjaan itu sendiri yang hams menjadi tujuan hidupmu, kejujuran terhadap

sikap berusaha merupakan prinsip bisnis dan menjadi etika bisnis". Hak

senantiasa muncul berkaitan dengan kewajiban, jika anda lebih memprioritaskan

hak dari pada kewajiban, anda tidak akan mendapat kepercayaan dari orang lain.

Kita berhak menuntut laba yang adil, jika kita telah menjalankan kewajiban

dengan adil pula, etika yang dianut adalah ; bekerja dengan rajin, sikap hormat,

kemalasan dan pemborosan adalah dosa.

Etika bisnis adalah tuntutan harkat etis manusia dan tidak bisa dipenggal

atau ditunda untuk membenarkan tindakan yang tidak adil dan tidak bermoral,

etika bisnis merupakan tuntutan kebijaksanaan, tetapi dalam realita ha1 ini

seringkali dikesampingkan. Jadi ada norma-norma yang hams diinternalisasikan

dalam setiap proses pengambilan keputusan bisnis, kepekaan moral etis hams

tetap menyatu dalam pelaku bisnis, dengan demikian, inti setiap pengambilan

keputusan baik strategi maupun operasional dalam bisnis adalah interaksi antara

otak rasional dan kepekaan moral etis, mereka juga hams terus menghayati

Page 57: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bahwa didalam diri sebagai pengambil keputusan senantiasa ada ukuran

kebenaran, keadilan dan kepekaan moral e t i ~ . ~ ~

Dunia bisnis telah mengalami perubahan yang dramatis selama beberapa

decade, kemajuan tehnologi, peningkatan globalisasi, persaingan yang semakin

keras, pergeseran demogrfis, semakin banyak perusahaan yang telah melakukan

usaha untuk memperkuat reputasinya atau menjadi lebih responsif terhadap

kebutuhan dan kepentingan berbagai konstituennya, daftar inisiatif tersebut

sepertinya tidak ada akhirnya, diantara inisiatif yang benar-benar mengemuka

adalah keragaman, kualitas, pelayanan pelanggan, kesehatan dan keselamatan,

linglungan, kepatuhan terhadap hukum, profesionalisme, budaya perusahaan,

membina hubungan dengan para pemegang kepentingan perusahaan, reputasi

managemen, identiias perusahaan, manajemez lintas budaya, keseimbangan

antara pekerjaan dan keluarga, pelecehan seksual, privasi, spiritualitas, corporate

citizenship (kewarganegaraan perusahaan), cause-related marketing (pemasaran

terkait dengan kegiatan amal 1 kegiatan yang mulia), peraturan bagi pemasok,

keterlibatan terhadap komunitas dan hak-hak asasi manusia.

Beberapa contoh motivasi dari beberapa Negara yang menggambarkan

ltondisi perusahaan yang lebih peduli terhadap para pemegang kepentingan dan

lebih peduli terhadap norma-norma yang mengarahkan perilaku mereka seperti ;

23 . Etika Bisnis Cina, Suatu Kajian Terhadap Perekonomian Di Indonesia, Pusat Pengkajian Cina (PPC) Universitas Nasional Dengan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996. hlm ; 80.

Page 58: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

1) Sekelompok eksekutif dari Thailand berkeinginan melindungi reputasi

perusahaannya dalam ha1 integritas dan tanggung jawab sosial agar tidak

memudar dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

2) Seorang eksekutif dari perusahaan perangkat lunak di India melihat sikap

etis perusahaannya sebagai ha1 yang penting dalam membangun kepercayaan

pelanggan dan juga untuk menarik dan mempertahankan karyawan dan para

professional perangkat lunak tersebut.

3) Seorang eksekutif dari Cina percaya bahwa membentuk sistem nilai yang

benar dan melayani masyarakat merupakan komponen utama dalam

membangun sebuah merek global.

4) Seorang eksekutif dari perusahaan di AS melihat usaha mereka sebagai ha1

yang penting dalam membangun organisasi yang terdesentralisasi dan

budaya kewirausahaan di seluruh dunia.

5 ) Seorang eksekutif dari AS percaya bahwa fokus pada etika dan nilai-nilai

merupakan ha1 penting guna memungkinkan perusahaannya melakukan

desentralisasi tanggung-jawab sambil mengejar sasaran finansial yang

agresif.24

Untuk menjawab pertanyaan kapankah sebuah keputusan bisnis menjadi

sebuah keputusan etis ? maka ; Pertama kita perlu menyadari bahwa keputusan-

keputusan bisnis atau ekonomi dan keputusan-keputusan etis tidak terpisah satu

24 . Laura Hartman dan Joe DesJardins,op. cit, hlm : 21-22.

Page 59: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sama lain, hanya karena sebuah keputusan diambil berdasarkan pertimbangan

ekonomi tidak berarti bahwa ha1 itu tidak melibatkan pertimbangan etis juga,

menjadi sensitif terhadap isu etis merupakan sebuah karakteristik penting yang

perlu ditanamkan pada orang-orang yang bertanggung jawab secara etis. Diluar

sensitifitas, kita juga perlu bertanya bagaimana dampak dari keputusan kita

terhadap kesejahteraan orang-orang yang terlihat.

Dalam pengambilan keputusan yang etis melibatkan satu dari elemen

vitalnya, kita diminta untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua

pihak yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan, orang-orang ini biasa disebut

dengan para pemegang atau pemangku kepentingan (stakeholder), para

pemegang kepentingan mencakup semua kelompok danlatau individu-individu

yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan, kebijakan atau operasi suatu

perusahaan atau seseorang.

Mempertimbangkan isu-isu dari berbagai sudut pandang orang lain selain

sudut pandang diri sendiri dan selain dari kebiasaan setempat, akan membantu

kita dalam membuat keputusan yang lebih masuk aka1 dan bertanggung-jawab,

sebaliknya berpikir dan mempertimbangkan dalam sudut pandang pribadi yang

sempit dapat menyebabkan kita tidak sanggup memahami situasi yang dihadapi

secara menyeluruh, mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang pribadi

yang sempit juga berarti bahwa kita membuat sebuah keputusan yang tidak

memperhatikan atau pertimbangan sudut pandang orang lain. Sebuah tradisi

filosofis menyatakan bahwa menguji legitimasi etis adalah dengan melihat

Page 60: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

apakah sebuah keputusan diterima dari sudut pandang semua pihak yang

terlibat.25

d. Berbisnis Pada Tataran Norma Dan Nilai

Ada anggapan bahwa berbisnis di atas budaya mereka sendiri lebih baik

dari pada berbisnis dengan budaya orang lain, persoalan seputar relativisme

budaya dan universalisme etis muncul karena daya jelajah globalisasi yang tak

ltenal kendali, globalisasi yang dicirikan oleh pencabutan sekat-sekat ruang dan

waktu itu telah menjadikan dunia sebagai satu medan tanpa sekat atau batas yang

di dalarnnya semua pebisnis kontemporer saling bertempur untuk keluar sebagai

pemenang yang patut. Hakekat pertempuran itu adalah kompetisi atau persaingan

yang ltian hari kian mengetat sementara tolok ukur untuk kepatutan sebagai

pernenang adalah norma-norma dan nilai-nilai moral. Penegasan bahwa

keberhasilan suatu bisnis sangat ditentukan oleh kompetensi professional,

komitmen dan loyalitas memang benar, namun ha1 itu belum menjawab semua

persoalan menyangkut pebisnis sebagai manusia, karena bisnis tidak semata-mata

bernilai ekonomis, tapi bisnis juga memilki nilai-nilai sosial, nilai-nilai hukum

dan tentu saja nilai-nilai moral, karena yang melakukan bisnis itu adalah manusia

yang secara hakiki merupakan makhluk etis sekaligus makhluk bermoral.

25 . Ibid, hlm ; 39.

Page 61: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Pada tataran global, persoalan yang seharusnya dimunculkan adalah

norma-norma siapa yang seharusnya dipakai sebagai landasan dalam berbisnis

dan nilai-nilai yang mana yang patut diperhatikan dan diterapkan dalam

melakukan sebuah bisnis, persoalan tersebut terkait dengan lingkungan nilai dan

moral manusia baik nilai -nilai moral yang masih bersifat lokal maupun

sepenuhnya bersifat universal.

Richard T.De George mempunyai gagasan yang terkenal dengan

Competing With Integrity in International Business (1986-34), ia menegaskan

perlunya memperhatikan tiga pandangan atau anggapan yang dianut dalam

masyarakat, seperti ; Pertama; Pandangan yang mengatakan bahwa norma-

norma moral berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena itu

pebisnis kontemporer hams berprinsip "When in Rome, do as Romans do"

(ketika di Roma berlakulah seperti orang-orang Roma), implikasinya adalah

bahwa dimana saja suatu perusahaan beroperasi atau dimana saja seseorang

berbisnis, perusahaan atau pengusaha, wajib mentaati norma-norma dan nilai-

nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat setempat, jadi setiap masyarakat

memiliki norma-norma dan nilai-nilai moralnya sendiri. Kedua; Pandangan

bahwa norma-norma moral itu sendirilah yang benar, maka prinsip yang

seharusnya dipegang teguh oleh para pebisnis adalah "Bertindaklah dimana saja

sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai moral yang dianut di negerimu

sendiri," disini norma-norma dan nilai-nilai moral berlaku universal untuk semua

masyarakat dimanapun juga, artinya apa yang dijunjung tinggi sebagai norma-

Page 62: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

norma dan nilai-nilai moral di negeri sendiri atau ditempat sendiri juga berlaku di

tempat-tempat lain. Ketiga ; Pandangan yang mengatakan bahwa tidak ada

norma-norma moral yang perlu ditaati sama sekali, dalam ha1 ini prinsip yang

berlaku adalah "Lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan karena tidak ada

norma dan nilai-nilai moral yang perlu anda hiraukan", tentu saja pandangan ini

berasal dari orang-orang atau para penganut kebebasan yang keliru, kebebasan

yang bebas untuk melakukan apa saja, bukan bebas dari halangan-halangan

melakukan sesuatu yang baik, "Bebas dari" adalah kebebasan yang bertanggung

jawab, sedangkan "Bebas untuk" adalah bebas yang kebablasan atau berlebihan,

karena itu Richard T. De George menyebut pandangan ketiga ini sebagai

pandangan "Immoralis naij-", karenanya tidak dapat diterima khususnya dalam

praktek bisnis kontemporer.

Hal yang dengan sendirinya akan mempengaruhi sebuah bisnis ketika

hendak beroperasi di negara lain, norma-norma dan nilai-nilai moral di negara

lain yang sudah dikodifikasikan dalam hukum tertulis tentu saja dapat

diberlakukan di negara tujuan bisnis karena telah di yakini sebagai baik dan

benar, namun perusahaan pendatang (asing) sering memaksakan norma dan nilai-

nilainya sendiri di negara lain, padahal belum tentu sesuai dengan norma-noma

dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat karena norma-norma

hukumnya mungkin berbeda. Kaum Komunitarian tentu tidak akan begitu saja

menerima pebisnis asing yang masuk dengan budaya dari negeri asalnya, karena

masuknya pebisnis asing dari opened-society dengan norma-norma dan nilai-nilai

Page 63: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

moral negeri asal akan dianggap membahayakan budaya setempat pada closed-

society, karena norma-norma dan nilai-nilai moral pendatang dikawatirkan akan

melunturkan atau memperlemah norma-norma dan nilai-nilai budaya setempat

yang telah lama dijunjung tinggi masyarakat. Singkatnya ekspansi bisnis dengan

sendirinya akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya jika bisnis yang mereka

jalankan dengan mengedepankan nama baik dan high degree of personal

integrity.26

Secara umum norma dapat dibedakan menjadi dua ; norma umum dan

norma khusus, norma-khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan

atau kehidupan yang khusus, misalnya aturan dalain bermain olah raga,

sedangltan norma umum mempunyai sifat keberlakuan yang lebih umum dan

universal, norma umum ini ada tiga macam ; norma sopan santun (etiket), norma

hulcum dan norma moral. Norma sopan santun yakni norma yang mengatur pula

perilaku dan sikap lahiriyah dalam pergaulan sehari-hari, misalnya tata cara

bertamu. Sedangkan norma hukurn yakni norma yang dituntut dengan tegas oleh

masyarakat karena dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan

masyarakat. Keberlakuan norma hukum ini lebih tegas dan pasti karena dijamin

dengan hukuman bagi para pelanggarnya. Norma moral yakni aturan mengenai

sikap dan perilaku manusia sebagai manusia, norma moral mengacu pada baik

buruknya manusia sebagai manusia, norma moral menjadi tolok ukur yang

dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruhya manusia sebagai

26 . .L. Sinuor Yosephus, op. cit, hlm ; 219-225.

Page 64: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

manusia dan bukan dalam kaitannya dengan tugas atau jabatan t e r t e n t ~ . ~ ~

Pemimpin bisnis memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan bisnis, yakni

budaya perusahaan, untuk meningkatkan atau melemahkan perilaku etis,

keterampilan pimpinan bisnis yang etis mampu menciptakan keadaan dimana

orang-orang yang baik dapat melakukan ha1 yang tepat dan orang-orang yang

jahat dicegah dari melakukan yang buruk. Pada tingkat dasar, etika berkaitan

dengan cara kita bertindak dan cara kita menjalani kehidupan ini, etika berkaitan

dengan pertanyaan bagaimana seharusnya kita hidup ? dalam ha1 ini etika bersifat

praktis, karena berkaitan dengan cara kita bertindak, memilih berperilaku dan

melakukan hal-ha1 yang akan kita lakukan. Para filsuf biasanya menekankan

bahwa etika bersifat normatif, yaitu berhubungan dengan alasan bagaimana

seharusnya kita bertindak. 28

Untuk mengatakan bahwa etika merupakan sebuah disiplin normatif adalah

mengataltan bahwa etika berhubungan dengan norma-norma (norms), standar

perilaku yang sesuai dan benar atau normal. Norma-norma membentuk panduan

atau standar dalam menentukan apa yang seharusnya kita lakukan, bagaimana

seharusnya kita bertindak, seharusnya kita menjadi tipe orang yang seperti apa,

pengertian lainnya adalah bahwa norma berhubungan dengan nilai tertentu yang

27 .A. Sonny Keraf-Robert Haryono Imam, op. cit, hlm ; 23-24. 28 .Laura Hartman dan Joe Desjardins, op. cit, hlm ; 8.

Page 65: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

akan ditunjukkan dengan tindakan tertentu, disiplin-disiplin normatif

mengisyaratkan beberapa nilai yang ditekanka~~.'~

Pertanyaan etika yang paling mendasar adalah Bagaimana seharusnya kita

hidup ? Kata kita dapat berarti masing-masing dari kita secara individu atau

mungkin kita secara keseluruhan, pada arti kita secara individu dapat berari

bagaimana saya menjalani hidup atau bagaimana saya bertindak, apa yang

seharusnya saya lakukan, pengertian etika seperti ini dapat disebut sebagai

moralitas ( morality ), dan itu adalah aspek dari etika yang kita sebut sebagai

"integritas pribadi". Sedangkan untuk merujuk bagaimana suatu masyarakat dan

institusi sosial seperti perusahaan seharunsya merniliki struktur sebagai etika

sosial ( social ethics ) dan ha1 itu memicu pertanyaan-pertanyaan mengenai

keadilan, kebijakan publik, hukum, kebaikan yang berkaitan dengan kepentingan

umum, struktur organisasi dan filosofi politik.

Dalam arti ini etika bisnis berkaitan dengan bagaimana seharusnya struktur

institusi bisnis dibentuk, mengenai tanggung-jawab sosial perusahaan dan

mengenai mengambil keputusan yang akan berdampak pada banyak orang selain

dari pengambil keputusan itu sendiri. Pada intinya pengambilan keputusan

managerial akan selalu melibatkan kedua aspek etika ini, setiap keputusan yang

dibuat oleh manager bisnis tidak hanya melibatkan keputusan pribadi, tetapi juga

29 . Ibid, hlm ; 11

Page 66: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

melibatkan sebuah lingkungan sosial, hukum dan politik tertentu. Dalam

lingkungan bisnis, seseorang akan secara konstan diminta untuk membuat

lteputusan yang mempengaruhi baik integritas pribadi maupun tanggung-jawab

s o ~ i a l n ~ a . ~ ~

Menurut Agus Arijanto, etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan

rasional mengenai ; Pertama ; Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana

manusia hams hidup baik sebagai manusia. Kedua ; Masalah kehidupan manusia

dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima,

sehingga dalam praktek melakukan bisnis bagi pelaku bisnis hams mengetahui

norma-norma yang berlaku dimana kegiatan tersebut dilakukan. 31

e. Nilai - Nilai Etika Bisnis

Secara umum kita dapat menganggap nilai-nilai (Values) sebagai keyakinan

yang membuat kita cenderung bertindak atau memilih satu cara dibandingkan

yang lainnya, sebagai contoh nilai inti perusahaan merupakan keyakinan dan

prinsip yang menyediakan panduan utama dalam pengambilan keputusan

perusahaan itu. Ada beberapa macam nilai yang dapat diketahui antara lain ;

finansial, religius, hukum, historis, gizi, politik, ilmiah dan estetika, setiap

30 . Ibid, hlm ; 10. 31 . Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, Cora Cerdas Dalam Memahami Konsep Dan

Faktor-faktor Etika Bisnis Dengan Beberapa Contoh Praktis, PT. Rajagrafindo Persada, Cetakan Pertama, Jakarta, 2011, hln ; 8.

Page 67: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

individu dapat memiliki nilai pribadi mereka sendiri dan yang terpenting

institusi juga memiliki nilai.

Berbicara mengenai nilai intsitusi, maka budaya perusahaan merupakan

cara untuk mengatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki sekumpulan nilai

yang dapat di identifikasi dan membentuk harapan mengenai apa yang normal di

dalam perusahaan, norma - norma ini mengarahkan karyawannya untuk

berperilaku dengan cara yang dipandang perusahaan lebih berharga dan

b e r ~ ~ i l a i . ~ ~ Suatu cara untuk membedakan berbagai macam nilai ini adalah dari

tujuan akhir yang yang ingin dicapai oleh nilai-nilai tersebut, nilai financial

untuk mencapai tujuan moneter, nilai religius untuk mencapai tujuan akhir

spiritual, nilai estetika untuk mencapai tujuan akhir keindahan, nilai legal untuk

mencapai tujuan akhir hukum, tata tertib dan keadilan, berbagai macam nilai

dibedakan dari berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh tindakan dan pilihan

tersebut.

Secara umum nilai awalnya digambarkan sebagai keyakinan yang membuat

kita cenderung bertindak dan memilih suatu ha1 dari pada lainnya. Dua elemen

penting dari nilai-nilai etis (ethical values ) yaitu ; Pertama ; Nilai yang etis

bertujuan untuk mencapai kesejahteraan manusia, perbuatan dan pilihan yang

untuk meningkatkan kemakrnuran manusia merupakan perbuatan dan pilihan

yang bertujuan untuk meningkatkan yang etis, kesejahteraan merupakan bagian

dari kehormatan, hxga diri, integritas dan arti. Kedua ; Kesejahteraan yang

32 . Laura Hartman Dan Joe Desjardins, op. cit, hlm ; 12.

Page 68: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

ditingkatkan oleh nilai yang etis bukan merupakan kesejahteraan yang bersifat

pribadi dan egois, etika mengharuskan peningkatan kebahagiaan manusia

dilakukan dengan adil. Karena dari sudut pandang etika, kesejahteraan seseorang

tidak dinilai lebih berharga dibandingkan kesejahteraan orang lainnya, tindakan

dan pilihan yang etis hams dapat diterima dan beralasan dari semua sudut

pandang yang relevan. Nilai-nilai yang etis adalah keyakinan dan prinsip-prinsip

yang secara adil meningkatkan kesejahteraan m a n ~ s i a . ~ ~

Sebuah perusahaan juga menpunyai tujuan-tujuan tertentu dan cara-cara

untuk mencapai tujuan-tujuan serta alasan-alasannya. Kita harus menghargai

kepentingan individu baik secara hakiki maupun secara etis didalam suatu

kebersamaan, sebaliknya perusahaan juga mempunyai tanggung jawab secara

moral dan ketanggapan sosial (social responsiveness) akan segala sesuatu yang

dikerjakannnya. Tanggung jawab moral itu tidak berasal dari luar, dipaksakan

oleh pemerintah atau masyarakat, namun juga hams tumbuh dari dalam

perusahaan itu sendiri, artinya di internalisasikan. Yang pasti etika bisnis

berkenaan dengan refleksi yang berlandaskan nilai (value-based) yang sistematis

oleh para eksekutif secara individual dan tumbuh dalam kerangka kolektif atas

pentingnya arti moral (moral significance) dari tindakan-tindakan individual dan

organisasi serta berbagai konsekuensinya bagi para stakeholders. Refleksi moral

adalah titik sentralnya, pada hakekatnya isunya adalah bagaimana perilaku bisnis

menj aw ab berbagai pertanyaan yang erat kaitannya dengan nilai-nilai

33 . Ibid, hlm ; 12-13.

Page 69: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

fundamental dalam masyarakat luas seperti ; hak, keadilan, persamaan, manfaat

dan kebajikan. Upaya mencari efisiensi ekonomi merupakan inti ilmu

manajemen, sedangkan upaya mencapai keadilan dan perdamaian melalui

managemen yang peka dan efektif pada tata nilai adalah intisarinya, jadi

managemen bukan hanya tehnik semata, tetapi ada values nya.34

Etika, moral dan spiritual memang sekarang baru gencar-gencarnya

diteriakan oleh sedikit orang dalam kehidupan bisnis, menurut sedikit orang

tersebut, bisnis hams selalu menyertakan etika, moral bahkan spiritual, karena

kecurangan, intrik, politicking, kongkalingkong yang selama ini dijalankan di

dunia bisnis mulai digugat keberadaannya, dengan kata lain bisnis hams benar,

baik dan adil. Etika, moral dan spiritual memang erat hubungannya dengan

organisasi suci yang bernama agama, tak peduli agama apa pun, pasti selalu

menyerukan etika, moral dan spiritual kepada seluruh umat manusia, agama

memberi tidak saja janji tetapi juga bukti bahwa kehidupan yang dipayungi

dengan tiga ha1 tersebut akan di dapat sebuah kehidupan yang tenteram, adil,

aman, jujur, penuh toleransi dan nilai-nilai kebahagiaan lainnya. Ketiga dogma

tersebut memang baik adanya, namun karena ketiganya bermain dalam wilayah

manusia maka kebaikan tersebut sering tergagap-gagap untuk beroperasi

dikehidupan sehari-hari, bahkan yang menjadi ironi, karena moral, etika dan

34 . Etika Bisnis Cina, Suatu Kajian Terhadap Perekonornian Di Indonesia, Pusat Pengkajian Cina (PPC), Universitas Nasional Dengan PT Grarnedia Pustaka Utarna, Jakarta, 1996, him ; 75-76.

Page 70: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

spiritual hanya hidup di tembok-tembok tempat ibadah sedangkan dalam

ltehidupan sehari-hari nyaris tidak tertangkap jejaknya.

Krisis ekonomi beberapa tahun lalu memang membawa dampak yang maha

hebat, pereltonomian nasional terpuruk, kehidupan sosial politik tidak jelas,

lteamanan dan kenyamanan hilang, namun segala sesuatu tetap membawa

hikmah, krisis ekonomi juga membawa hikmah, lembaga bisnis yang ditopang

oleh sistem manajemen curang akhirnya tergilas tak mampu berkompetisi dan

sudah tidak h a t untuk hidup, ratusan perusahaan di Indonesia gulung tikar

dengan meninggalkan setumpuk hutang, di sisi lain lembaga bisnis yang pekat

dengan nilai-nilai etika mampu bertahan hingga detik ini.

Konsep Good Corporate Governance (GCG) bermula dari kerinduan

manusia untuk menyaksikan perilaku bisnis yang etis, empat prinsip dari GCG

yaitu ; transparansi, akuntabilitas, tanggung j awab dan sikap yang adil fairness),

diharapkan akan menjadi sebuah tindakan nyata dalam berbisnis apabila ada

komitmen dari para pelaku bisnis untuk tunduk pada peraturan-peraturan illahi.

Dengan kata lain GCG akan menyangkut dimensi illahiah bernama etika, moral

dan spiritual, GCG adalah sebuah kearifan bisnis yang bertanggung jawab

kepada shareholders, stakeholders dan yang lebihtinggi lagi nurani, dengan kata

lain Good Corporate Governance adalah turunan dari God Corporate

Governance.

God Corporate Governance bukan lagi sekedar konsep secara lahiriah

setiap manusia, pelaku bisnis diberi karunia bernama nurani untuk

Page 71: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

mempertimbangkan sebuah tindakan itu baik atau buruk, benar atau salah, dalam

ha1 ini nurani jelas lebih tinggi kedudukannya dibanding dengan aturan -aturan

bernama etika bisnis, karena itu dalam konsep GCG ataupun tanggung jawab

sosial perusahaan, nurani ini yang akan mewarnai perilaku para pelaku bisnis.

Ketika nurani pelaku bisnis tajam dan peka, maka ia akan menjalankan bisnisnya

dengan baik dan benar, sebaliknya apa bila terjadi nurani yang tumpul, maka

bisnisnya akan buruk dan salah.

Menghadirkan nurani dalam berbisnis ditengah kepungan kapital global

memang berat, bahkan terasa utopis manakala kita melihat praktek bisnis curang

seperti yang selama ini kita saksikan dilapangan, namun yang berat dan terasa

utopis akan menjadi ringan dan nyata bila kita mempunyai keyakinan bersama

yaitu tekad untuk maju, bersih, jujur dan fair dalam menjalankan bisnis,

bukankah pada dasarnya kita diciptakan sebagai makhluk religius dan makhluk

sosial ? 35

Pada dasarnya korporasi selalu bermain dalam dua peran, yakni peran

manajerial dan etikal, peran manajerial merupakan peran konvensional yang

memang sudah muncul sejak awal mula bisnis berdiri, peran ini tidak bisa

dipinggirkan, bahkan bila korporasi tergagap-gagap dalam peran manajerial bisa

dipastikan korporasi demikian tinggal tunggu waktu untuk bangkrut. Peran

manajerial bermain dalam kaidah-kaidah manajemen, operasional, keuangan,

35 . A.M. Lilik Agung, Ketika Nurani lkut Berbisnis, 26 Praktik Etika Bisnis Kontemporer, PT Elek

Media Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta, 2010, hlm ; 7-12.

Page 72: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sumber daya dan pemasaran. Melalui peran managerial ini korporasi akan

memupuk keuntungan yang akan digunakan bagi kelangsungan hidupnya

sekaligus ekspansinya. Melalui peran manajerial kinerja korporasi dapat diukur

dan sahamnya dapat dinilai.

Berbeda dengan peran manajerial, peran etikal ini tidak lagi bermain pada

hitung-hitungan keuntungan, turun naik nilai saham atau besar kecil asset yang

dimiliki, peran etikal bermain pada wilayah baik buruk, benar salah atau dalam

bahasa J. P. Morgan yang menyat akan bahw a bermain pada karakter, sebenamya

peran etikal berusia panjang, sepanjang usia bisnis sendiri, John P Davis dalam

bukunya The Origin Of The American Busines Corporation ; 1780-1970

menuturkan bahwa pada awal abad ini (abad 17 ) tidak dapat dibenarkan

mendirikan perusahaan untuk tujuan yang sifatnya tidak mewakili kepentingan

umum. Atau bila melihat Virginia Company yang didirikan di Inggris Tahun

1800-an dimana misinya memperluas peradaban Inggris dengan menciptakan

kemakmuran, menyediakan lapangan kerja, menggalakkan peradaban dan

mengembangkan produk-produk baru yang akan dipasarkan di Inggris.

Berbasis pada awal mula korporasi dilembagakan, maka memajukan

peradaban, berpihak pada kepentingan mum dan menciptakan kemakmuran

tidak saja bagi pemegang saham, namun juga seluruh pemangku kepentingan

merupakan peran yang tidak terelakkan bagi korporasi, menciptakan manusia-

manusia berkarakter di dalam organisasi merupakan langkah pertama dan utama

yang hams segera dipraktikan. Membangun karakter tangguh pada manusia-

Page 73: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

manusia bisnis jelas merupakan agenda utama agar diperoleh korporasi yang

santun dan etis, berkaca pada pengalaman, membangun karakter ternyata bukan

dimulai dari pemerintah, justru sang pengendali utama (pemilik atau CEO) yang

altan berpengaruh besar dalarn menciptakan karakter tangguh para pekerjanya.36

Dari sekian banyak faktor etika kepada para pemimpin perusahaan,

kejujuran adalah tiang utamanya, jujur dapat berarti dapat dipercaya, karena

bisnis merupakan atau berarti melakukan suatu hubungan ekonomi dengan semua

pihak terkait (stakeholders), maka untuk menjadi pebisnis yang berhasil haruslah

mempertimbangkan semua kepentingan stakeholders tersebut, karena itu etika

sangat berhubungan dengan trust (kepercayaan) bagi dan terhadap stakeholders,

karena itu suatu perusahaan yang dibangun dengan etis diyakini akan

membangun kepercayaan dari para stakeholders.

Menurut Steiner (2006) faktor penting yang dapat mempengaruhi bisnis

terpercaya dan beretika antara lain ;

1) Leadership

Aktifitas manajerial dalam menjalankan perusahaan memerlukan gaya

kepemimpinan yang beretika, dalam pengambilan keputusan yang beretika dan

perilaku beretika, karena tanggung-jawab dari seorang pemimpin adalah

membuat keputusan yang beretika dan berperilaku secara beretika pula, serta

36 . Ibid, hlm ; 15-17.

Page 74: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannya dalam kode etik.

Bila pemimpin yang beretika memiliki nilai-nilai etika pribadi yang jelas dan

nilai-nilai etika organisasi, maka perilaku etika dalam pe~jalanan organisasinya

juga akan sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

2) Strategi Dan Performa

Sebuah fungsi penting dari manajemen adalah untuk kreatif dalam

menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya dapat

mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa hams menodai

aktifitas bisnisnya, berbagai kompromi etika sebuah perusahaan yang dijalankan

dengan tidak etis akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang

ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika, karena keseluruhan

strategi perusahaan yang disebut excellence hams bisa melaksanakan seluruh

kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara

yang jujur.

3) Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sebuah kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual

dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu perusahaan, setiap budaya

perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh

kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tetapi juga karena kebiasaan-kebiasaan

sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga

Page 75: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kemudian dipercaya sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku

yang pantas dan mana yang tidak pantas. Setiap perilaku yang berkembang

dalam perusahaan menj adi budaya p erusahaan dan budaya p erusahaan akan

membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja serta moral yang dipakai

untuk melayani para stakeholdersnya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat

dijadikan salah satu cara untuk membangun budaya perusahaan yang baik, ha1 ini

terkait dengan visi dan misi perusahaan.

4) Karakter Individual

Perjalanan hidup suatu perusahaan adalah tidak lain karena peran banyak

individu yang menjalankan hngsinya dalam perusahaan tersebut, perilaku para

individu ini tentu akan sangat mempengaruhi terhadap tindakan-tindakan mereka

di tempat kerja atau dalarn menjalankan aktifitas bisnisnya, perilaku individu

sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengaruh dan nilai-nilai yang dianut

dalam keluarganya, luasnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki serta

lingkungan kerjanya, Peran seseoarng dalam organisasi tersebut juga akan

menentukan perilakunya dalam ~ r ~ a n i s a s i . ~ ~

37 . Bambang Rudito dan Melia Famiola, op. cit, hlm ; 66-74.

Page 76: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

B. Tinjauan Etika Bisnis Dalam Islam

1. Landasan Filosofis Etika Dalam Islam

Etika, moral dan spiritual sangat terkait dengan keyakinan agama, tak peduli

apa pun agamanya, pasti selalu menyerukan etika, moral dan spiritual, dalam Islam

sumber etika mengacu pada Al-Qur'an dan Sunah Nabi, karena kedua sumber ini

merupakan sentral segala sumber yang membimbing segala perilaku manusia

dalam menjalankan ibadah, perbuatan atau aktifitas umat Islam yang benar-benar

menjalankan ajaran Islam, namun dalam implementasinya sesuai dengan tuntutan

perkembangan budaya dan zaman yang lebih dinamis implementasi pemberlakuan

dua sumber ini diperlukan suatu proses penafsiran, ijtihad baik bersifat kontekstual

maupun tekstual. Karena itu diperlukan proses pemikiran dan logika yang

terbimbing oleh nalar sehat, pikiran jernih, nurani yang cerdas dalain pemahaman

ayat-ayat Al-Qur'an dan Sunah Nabi dalam rangka memperoleh filosofi etika di

dalam masyarakat Islam, karena dalam Al-Qur'an, Allah SWT memerintahkan

umat manusia agar menggunakan aka1 dalam mensikapi dan mengkritisi

kehidupan yang dinamis.

Hukum alam dan hukum kausa prima yang menyangkut asal usul alam

semesta dan manusia serta hubungan antar manusia sejak awal peradaban dalam

sejarah umat manusia secara filosofis telah lama menjadi bahan kajian dalam

rangka menemukan'dan mensintesakan bagaimana sebaiknya dan seharusnya serta

sepatutnya hubungan antar manusia dan alam serta kerugian bagi banyak pihak

terutama pada diri pengguna dan pemilik dana. Hal ini sesuai dengan istilah dalam

Page 77: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

financial managemen yang dalam penggunaan dana berorientasi pada maksud

probabilitas dan tolok ukur Return On Investmen (ROI), sehingga pemilik dana

mendapat manfaat ekonomi dan finansial yang lebih tinggi. Penggunaan dana juga

hams memperhatikan kelancaran pembayaran kembali kepada pemilik dana,

karena dana yang dipergunakan memiliki batas waktu tertentu yang hams ditepati

oleh pengguna dana pada saat yang disepakati atau ditentukan. Dalam bahasa

finansial manajemen dikenal dengan istilah pertimbangan likuiditas usaha dan

perusahaan. Baik likuiditas operasi perusahaan maupun likuiditas dalam konteks

tepatnya waktu pengembalian sesuai dengan pe janjian yang dibuat oleh pengguna

dengan pemilik dana.

Dalam konteks filsafat Islam perbuatan baik dikenal dengan istilah perbuatan

ma'ruf dimana secara kodrati manusia sehat dan normal tahu dan mengerti serta

menerima sebagai kebaikan, akal sehat dan nuraninya mengetahui dan menyadari

akan ha1 ini, sedangkan perbuatan buruk dikenal sebagai perbuatan munkar,

dimana semua manusia secara kodrati dengan akal budi dan nuraninya dapat

mengetahui dan menyadari bahwa perbuatan ini ditolak dan tak diterima oleh akal

sehat. Nilai baik atau buruk ini bersifat universal, ha1 ini sesuai dengan perintah

Allah SWT kepada manusia untuk melakukan perbuatan ma'ruf dan menghindari

perbuatan munkar, dalam surat AliYImran ayat 104 yang artinya ; "Dan hendaklah

ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang malruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang

yang beruntung ".

Page 78: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Maka secara filosofis etika Islam mendasarkan diri pada nalar ilmu dan

agama untuk menilai suatu perilaku manusia, landasan penilaian ini dalam praktek

kehidupan di masyarakat sering kita temukan banwa secara agama dinilai baik

atau buruk sering diperkuat dengan alasan-alasan dan argument-argumen ilmiah

atau ilmu dan agama Islam. Oleh karena itu kebenaran agama yang didasarkan

pada wahyu dari Alloh SWT yang dijamin kebenarannya pasti sesuai bahkan

terbukti sering diperkuat dengan kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu

pengetahuan.38

2. Landasan Normatif Etika Bisnis Islam

Sumber hukum bagi umat Islam adalah Al-Qur'an dan Hadist, karena itu

landasan normatif dalam etika bisnis Islam sudah pasti bersumber dari ajaran

Islam yaitu Al-qur'an dan Hadis yang menjadi Sunah Nabi Muhammad Saw,

karena Al-Qur'an telah banyak memberikan acuan bagi para pelaku bisnis dalam

menjalankan atau mengelola bisnis secara Islami, dalam ha1 ini norma-norma yang

memberikan pedomari dalam mengelola bisnis secara Islami bagi para pelaku

bisnis yang komit untuk membumikan ajaran Islam dalam lapangan kegiatan

bisnisnya. Landasan normatif etika bisnis Islam setidaknya mengandung empat

elemen yang menjadi landasan di dalam sistem etika, yaitu ;

38 . MUSLICH, ETIKA BlSNlS ISLAMI, Landasan Filosofis, Normatif Dan Substansi Implementatif, Ekonisia FE UII, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 2004, hlm ; 22-29.

Page 79: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

a. Landasan Tauhid

Landasan Tauhid merupakan fondasi utama bagi setiap langkah orang muslim

yang beriman dalam menjalankan hngsi kehidupannya, landasan tauhid dapat

dikonotasikan dengan bunyi Firman Allah AWT yang secara vertikal berkait

dengan Allah SWT sebagai pemilik atas segala sesuatu yang di titahkan di dunia,

termasuk manusia sendiri yang akan kembali semua menuju kepada Allah SWT,

yaitu dalam swat Al-An'am ayat ; 162 yang artinya ; katakanlah sesungguhnya

sholatku, hidupku dan matiku haruslah untuk Allah SWT, Tuhan semesta alarn.

Dalam kontek ini landasan tauhid akan logis kiranya jika perilaku baik yang

mesti ditunjukan manusia sebagai kholifah di bumi, haius mencerminkan sifat dan

perilaku Allah SWT yang tercermin pada 99 Asmaul Husna seperti sifat ; bijak,

ihsan, rokhman dan rokhim, adil, seimbang dan lain sebagainya yang patut ditiru

oleh manusia dalam mengelola bisnisnya teiutama dalam kaitan pemberdayaan

sumber daya yang dibutuhkan dan diperlukan. Landasan tauhid atau ilahiyah ini

bertitik tolak pada keridlaan Allah SWT, tata cara yang dilakukan sesuai dengan

syariahnya, kegiatan bisnis, baik dalam aspek produksi, perdagangan dan distribusi

yang dikaitkan pada prinsip dan tujuan Ilahiyah.

b. Landasan Keseimbangan (Keadilan)

Ajaran Islam memang berorientasi pada terciptanya karakter manusia yang

memiliki sikap dan perilaku yang seimbang dan adil dalam konteks hubungan

antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan.

Page 80: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Allah sendiri punya nama dalam Asmaul Husna A1 Adil, karena sifat Tuhan dan

nama Allah mempakan cermin dari sifat dan acuan yang patut ditiru oleh manusia

dalam perilakunya terhadap diri sendiri, orang lain atau masyarakat dan

lingkungan fisik yang hams mencerminkan sifat adil ini. Implementasi jalan

keseimbangan dan keadilan pada kegiatan bisnis hams dikaitkan dengan

pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat baik

langsung maupun tidak langsung sesuai dengan peran dan kontribusi yang telah

mereka berikan terhadap keberhasilan atau kegagalan dari kegiatan bisnis yang

dilakukan oleh pelaku bisnis secara seimbang dan adil atau sepadan, manfaat yang

diraih hams didistribusikan sesuai dengan peraturan atau kesepakatan yang adil

dan seimbang, begitu juga jika terjadi resiko maka ha1 ini juga hams

didistribusikan sesuai dengan kontribusi beban dan peran yang diberikan oleh

pihak-pihak tertentu yang relevan dengan peran yang diberikan. Hal ini tercennin

dalam Surat Al-Isra' ayat 35 yang artinya ; "Dan sempui*nakanlah takaran jika

lcamzr menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar, itulah yang lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya ".

c. Landasan Kehendak Bebas

Islam sangat memberikan keleluasaan terhadap manusia untuk menggunakan

segala potensi sumber daya yang dimiliki, demikian juga kemerdekaan manusia,

Islam sangat memberikan kelonggaran dalam kebebasan berkreasi, melakukan

Page 81: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

transaksi dan melaksanakan bisnis atau investasi, karena manusia disatu sisi

memiliki atau dianugerahi oleh Allah unsur atau potensi emosi, akal, daya nalar

atau argumentasi, namun disisi lain manusia dianugerahi oleh Allah SWT berupa

kemampuan dasar spiritual, akal budi dan insting sehingga dengan potensi ini

manusia mampu berkreasi menciptakan segala produk yang mampu membedakan

manusia dengan makluk lain yang diciptakan Allah SWT dimuka bumi ini.

d. Landasan Pertanggung-jawaban

Segala kebebasan dalam melakukan segala aktivitas bisnis manusia tidak lepas

dari pertanggung-jawaban yang harus diberikan lnanusia atas aktivitas yang

dilakukan, mengingat bahwa manusia dengan segala fasilitas dan sarana kehidupan

yang dirniliki secara amanah ini hanya sekedar diserahi a~nanah untuk mengelola

secara benar sesuai yang diberikan petunjuk-petunjuk oleh Allah SWT di dalam

Al-Qur'an dan Sunah Nabi, sudah tentu manusia yang sudah di titipi amanah

dalam mengelola sumber daya ini harus mempertanggung-jawabkan kepada Allah

SWT sebagai pemilik yang sebenarnya baik di dunia inaupun diakhirat kelak,

kebebasan yang dimiliki manusia dibatasi oleh koridor hukum, norma dan etika.39

39 . Ibid, hlm ; 30-44.

Page 82: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

3. Prinsip Etika Bisnis Islam

Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kecenderungan untuk

berkembang dan mempunyai sifat kreatif, namun perkembangan dan kreatifitas

manusia tersebut hams mengacu pada prinsip etika yang ada di masyarakat, tidak

terkecuali bagi para pelaku bisnis, dalam pelaksanaan etika bisnis yang harus

dianut oleh para pelaku bisnis antara lain ;

a. Prinsip Otonomi

Dalam rangka mencapai tujuan, pelaku bisnis dapat menggunakan berbagai

sarana dan prasarana yang tersedia, pilihan penggunaan sarana dan prasarana ini

sangat terkait dengan tujuan yang akan dicapai, pelaku bisnis memiliki

kewenangan untuk mengambil keputusan secara otonom, sekalipun keputusan

yang secara otonom ini juga terikat dengan kebebasan orang lain yang terlibat baik

secara langsung maupun tidak langsung, karena keputusan yang diambil mesti ada

pertanggung-jawaban oleh pelaku bisnis kepada pihak-pihak yang terkait, secara

umum pertanggung-jawaban pengambilan keputusan oleh pelaku bisnis diberikan

kepada pelaku bisnis itu sendiri, pihak terkait secara partnership, masyarakat luas

dan Tuhan sebagai pencipta alam.

b. Prinsip Kejujuran

Prinsip yang penting dan merupakan modal utama bagi pelaku bisnis adalah

kejujuran, karena dengan kejujuran maka bisnisnya akan mendapat kepercayaan

Page 83: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dari masyarakat dan stakeholder yang terkait dengan bisnis yang sedang

dilakukan.

c. hTilai Baik Dan Tidak Berniat Jahat

Niat dan tujuan yang baik pelaku bisnis pada saat pendirian bisnis akan terlihat

dari sikap yang transparan, mempunyai visi dan misi yang jelas yang akan menjadi

tolok ukur penilaian bagi masyarakat terkait dengan pelaksanaan rencana bisnis.

d. Prinsip Adil

Prinsip yang cukup sentral dalam kegiatan bisnis adalah adil, karena hampir di

segala aspek kegiatan bisnis bermuara pada sikap dan perilaku yang adil terhadap

semua stakeholder yang terkait, karena sikap yang tidak adil akan menjadi sumber

kegagalan bagi pelaku bisnis.

e. Hormat Pada Diri Sendiri

Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaan yang positif pada

diri sendiri, karena sebelum menghargai orang lain kita terlebih dahulu mesti

menghargai diri sendiri dan apa yang kita lakukan seharusnya sebagai

penghormatan kepada orang lain. Secara praktis, etika bisnis sebenarnya !.

termanifestasikan kedalam semua aktifitas hngsional bisnis yang terdiri atas

kegiatan ; produksi, pemasaran, managemen SDM dan managemen keuangan

Page 84: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dengan menggunakan norma dan moralitas untuk mencapai tujuan tertentu agar

semua pihak yang berkepentingan memperoleh manfaat positif dan tidak ada yang

dirugikan. Dengan demikian maksud dan tujuan teraplikasikannya etika bisnis oleh

para pelaku bisnis antara lain diharapkan agar ; orang-orang bisnis sadar tentang

dimensi etis, belajar bagaimana melakukan pertimbangna yang baik, etis maupun

ekonomi dan bagaimana pertimbangan etis dimasukkan kedalam kebijakan bisnis

perusahaan.40

Etika sebagai ajaran baik buruk, benar salah, atau ajaran tentang moral

khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama

dari ajaran agama, etika yang bersumber dari ajaran agama mengandung prinsip

yang berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran yang berkaitan dengan sikap dan

perilalu yang di "Kasih" Tuhan.

Hans Kung (2005) dalam bukunya yang berjudul Etika Ekonomi-Politik

Global, Qalam, Yogyakarta menyebutkan bahwa pada intinya ada persamaan

prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar etika yang ada dalaln ketiga agama Nabi

Ibrahim AS yaitu ; Pertama; Keadilan ; yang berkaitan dengan hak orang lain,

kejujuran dan mempergunakan kekuatan untuk menjaga kebenaran. Kedzia; Saling

menghormati sesama; cinta dan perhatian terhadap orang lain. Ketiga; Pelayanan ;

manusia hanya sebagai pelayan dan pengawas serta menjaga sumber-sumber dam.

Iceempat; Kejujuran ; bersikap jujur, dapat dipercara dalam semua hubungan

manusia, dan menjaga integritas yang h a t .

40 . Ibid,, hlm ; 20-21.

Page 85: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Dalam tulisan Bapak Mubyarto (2002) yang be judul ; Etika, Agama Dan

Sistem Ekonomi, yang dimuat dalain jurnal ekonomi rakyat, Tahun 1 Nomor 2,

bulan April 2002, beliau menulis bahwa ; Etika bisnis menurut ajaran Islam digali

langsung dari Al-Qur'an dan Hadist Nabi, dalam ajaran Islam, etika bisnis Islam

menekankan pada empat ha1 yaitu; Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium),

kebebasan free will), dan tanggung-jawab (responsibility). Ajaran Islam

memandang bahwa manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan didunia tidak

mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi

adalah milik Allah semata dan manusia adalah kepercayaannya di bumi. Etika

bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran dan keadilan,

sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat

ltekeluargaan (br~therhood).~'

C. Tinjauan Umum Tentang Alternative Dispute Resolution (ADR)

1. Pengertian Alternative Dispute Resolution (ADR)

Penyelesaian sengketa, baik sengketa hukum maupun sengketa bisnis dapat

di lalukan dengan dua cara yaitu dengan cara Litigasi dan Non litigasi,

penyelesaian sengketa dengan cara non litigasi atau biasa disebut dengan

41 . Bambang Rudito & Melia Famiola, Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Indonesia, Rekayasa Sains, Cetakan Pertama, Bandung, 2007. hlm ; 56-57.

Page 86: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

penyelesaian diluar pengadilan ini umurnnya dinarnakan dengan Alternative

Dispute Resolution (ADR), ha1 ini menjadi pilihan masyarakat karena saat

masyarakat memperjuangkan hak-haknya dengan cara litigasi di anggap tidak

mudah, biaya tinggai dan adanya penumpukan perkara di pengadilan (court

congestion) yang berakibat pada proses penyelesaian sengketa semakin panjang,

ADR merupakan suatu istilah asing yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan

sebagai pengelolaan suatu konflik berdasarkan managemen kooperatif

(cooperation conflict management), atau sebagai alternatif penyelesaian

sengketa.

Alternatif penyelesaian sengketa mei-upakan lembaga penyelesaian

senglteta melalui prosedur yang disepakati oleh para pihak yang sedang berselisih

atau berbeda pendapat, yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan cara ;

konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli, pilihan penyelesaian

sengketa diluar pengadilan hanya dapat ditempuh apa bila para pihak telah

menyepakati bahwa sengketanya akan diselesaikan melalui jalur penyelesaian

diluar pengadilan. Namun penyelesaian sengketa melalui ADR hanya terbatas

pada sengketa dibidang perdata saja.

Tujuan penyelesaian dalam bentuk perdamaian ini hanya bisa tercapai apa

bila didasarkan pada itikad baik dan tekat untuk mengesampingkan pilihan

penyelesaian dengan cara litigasi. Penyelesaian dengan cara non litigasi ini

biasanya melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral untuk membantu adanya

proses menyelesaiakan sengketa yang sedang terjadi, pihak ketiga yang netral ini

Page 87: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dapat bertindak sebagai konsultan, mediator, konsiliator maupun seorang ahli

yang dimintai pendapatnya terkait dengan persoalan yang sedang terjadi.

Pengembangan ADR dilatarbelakangi oleh kebutuhan - kebutuhan antara lain ;

Pertama; Mengurangi kemacetan di Pengadilan, banyaknya ltasus yang diajukan

ke Pengadilan menyebabkan proses pengadilan seringkali berkepanj angan,

sehingga memakan biaya yang tinggi dan sering memberikan hasil yang kurang

memuaskan. Kedua; Meningkatkan ketertiban masyarakat dalam proses

penyelesaian sengketa. Ketiga; Memberikan kesempatan untuk tercapainya

penyelesaian sengketa yang menghasilkan keputusan yang dapat diterima dan

memuaskan semua pihak.42

2. Dasar Hukum Alternative Dispute Resolution (ADR)

Dasar hukum Mediasi yang merupakan salah satu dari sistem ADR di

Indonesia adalah dasar negara yaitu Pancasila, dimana dalam filosofmya

tersiratkan bahwa asas penyelesaian sengketa adalah musyawarah untuk mufakat,

ha1 tersebut juga tersirat dalam Undang-undang Dasar Tahun 1945. Hukum

tertulis lainnya yang mengatur tentang mediasi adalah Undang-undang Nomor; 4

Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal3 ayat (1) menyatakan bahwa ;

"Ketentuan ini tidak menutup kemungkinan untuk usaha penyelesaian perkara

dilakukan diluar Pengadilan Negara melalui perdamaian atau arbitrase".

42 Susanti Adi Nugrobo, Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa, PT. Telaga llmu Indonesia, Cetakan Pertama, Jakarta, 2009, hlm ; 1-7.

Page 88: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Dalam undang-undang Nomor; 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa yang lebih mempertegas keberadaan lembaga

mediasi sebagai lembaga alternatif penyelesaian sengketa di Pasal 1 angka 10

menyatakan bahwa;"Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga

penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati

para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi,

negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli ".

Sedangkan dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor;.30 Tahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa memberikan pedoman atau cara

penyelesaian sengketa bahwa ; pada awal penyelesaian sengketa diselesaiakan

dalam pertemuan langsung oleh para pihak yang hasilnya dituangkan dalam suatu

kesepakatan tertulis, atau dengan melibatkan pihak ketiga yang netral apakah

sebagai mediator, konsiliator, atau pendapat ahli.

Menurut PERMA No.1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan. Mediasi diartikan sebagai penyelesaian sengketa melalui proses

perundingan yang melibatkan para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak

ketiga yang disebut Mediator. Mediator adalah pihak ketiga yang bersifat netral

dan tidalt memihak, yang berhngsi membantu para pihak dalam mencari berbagai

ltemungkinan p enyelesaian sengketa.

Pengertian mediasi adalah proses penyelesaian sengketa di pengadilan

melalui perundingan antara pihak-pihak yang berperkara dengan difasilitasi

mediator yang berkedudukan dan berhngsi sebagai pihak ketiga yang netral dan

Page 89: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tidak bei-pihak dan sebagai pembantu atau penolong untuk mencapai berbagai

ltemungkinan atau alternatif penyelesaian sengketa yang terbaik dan saling

menguntungkan bagi para pihak. Mediator tidak mempunyai ltewenangan

membuat keputusan selama proses perundingan berlangsung, Fungsi yang hams

di jalankan oleh mediator antara lain ; sebagai katalisator, sebagai pendidik,

sebagai penerjemah, sebagai narasumber, sebagai penyandang berita jelek dan

sebagai agen realitas.

Selain Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa dan PERMA No.1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi

di Pengadilan, peraturan lain yang mengatur penyelesaian sengketa dengan cara

mediasi antara lain ; Undang-undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang,

Undang-undang No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, Undang-undang

No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang

Merk, Undang-undang No. 1 8 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-

undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-undang No.2

Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-

undang No.23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup, Undang-undang No.36

Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Presiden No.10 Tahun 2006 tentang

Badan Pertanahan Nasional dan Peraturan Bank Indonesia No.7/7/PB1/2005

tentang Mediasi di Bank Indonesia.

Page 90: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

3. Bentuk-bentuk Alternative Dispute Resolution (ADR) ;

Bentuk alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan ada barbagai

macam bentuk penyelesaian, diantaranya ;

a. The Binding Adjudicative Procedures

Prosedur ini mengikat karena biasanya menghasilkan keputusan yang

mengikat tentang hak-hak dari para pihak yang di putuskan oleh pihak

ketiga yang netral. Bentuk penyelesaian sengketa ini antara lain ;

1). Litigasi

Litigasi merupakan proses penyelesaian sengketa antara para pihak

melalui jalur peradilan.

2). Arbitrasi

Yaitu penyelesaian sengketa melalui proses yang disetujui sejak awal

dimana proses tersebut ditentukan oleh para pihak yang berperkara.

3). Med-Arb (Mediasi-Arbitrase)

Merupakan penyelesaian sengketa dimulai dengan proses mediasi oleh

mediator yang netral dan apabila ada persoalan teknis yang tidak dapat

diputuskan maka dapat dilanjutkan dengan proses arbitrase.

4). Hakim Partikulir

Yaitu pemeriksaan isu tertentu atau keseluruhan didepan hakim pertikulir

yang menjadi wasit melalui penunjukan atau persetujuan para pihak.

Page 91: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

b. The Non Binding Adjudicative Procedures

Prosedur ini tidak mengikat dan murni sekedar pemberian nasihat, prosedur

ini tergantung sepenuhnya kepada kerelaan para pihak melakukan proses

perundingan dan sering sekali dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yang

tidak memihak. Jenis penyelsaian ini antara lain ;

1). Konsiliai

Y aitu adanya peneng ah yang akan bertindak menj adi konsiliator deng an

kesepakatan para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima

para pihak, bila sepakat, maka keputusannya menjadi mengikat.

2). Mediasi

Yaitu adanya pihak ketiga yang disebut mediator, dimana mediator

membantu para pihak untuk melakukan proses perundingan sampai

mencapai penyelesaiaas perdamaian atas dasar negosiasi suka sama suka

untuk mencapai titik temu dari perbedaan p endapat diantara mereka.

3). Mini Trial

Cara ini biasanya digunakan dalam sengketa perusahaan-perusahaan

besar, umumnya lawyer dari masing-masing pihak melakukan

pembicaraan terlebih dahulu sebelum pimpinan eksekutif dari kedua

perusahaan bertemu, dengan didampingi penasehat pihak ketiga yang

netral yang dapat memberikan nasehat secara rahasia kepada pimpinan

eksekutif, selanjutnya mereka dapat berunding sendiri untuk memperoleh

Page 92: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

penyelesaian berdasarkan usulan-usulan yang mereka sampaikan, secara

sederhana proses ini pembicaraan mengenai materi sengketa.

4). Summary Jury Trial

Bentuk ini hampir sama dengan mini trial, proses penyelesaiannya

diawali dengan penunjukan beberapa orang dalam grup yang akan

bertindak sebagai juri, pengacara masing-masing diberi kesempatan

secara singkat untuk mempresentasikan perkaranya dan pada akhirnya

meminta pendapat para juri untuk mengambil keputusan, keputusan

diambil berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan pada penyampaian

pennasalahan kasus.

5) . Neutral Expert Fact Finding

Adanya pendapat para ahli untuk suatu ha1 yang bersifat tehnis dan sesuai

bidangnya sebelurn litigasi dilakukan, cara ini banyak di gunakan dalam

sengketa konstruksi, kasus perburuhan, sehingga hasil dari fact finder ini

dapat digunakan sebagai dasar perundingan lebih lanjut.

6). Early Neutral Avaluation

Merupakan praktisi hukum yang handal, netral, berpengalaman yang siap

membantu para pihak untuk menganalisa isu-isu kritis yang sedang

diperkarakan.

Page 93: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

7 ) . Settlement Conference

Sistem ini hampir sama dengan di Indonesia yaitu penerapan mediasi di

pengadilan, disini hakim hadir tidak dalam kapasitas kewenangan

memutus perkara, fhngsinya hanya mendorong para pihak mencari

penyelesaian sendiri dengan cara m u ~ ~ a w a r a h . ~ ~

Dengan adanya beberapa jenislcara penyelesaian tersebut akan memudahkan

pihak yang sedang bersengketa untuk memilih cara penyelesaian sesuai yang

di kehendaki.

4. Mediasi Sebagai Salah Satu Model Penyelesaian Sengketa

a. Pengertian Mediasi

Dalam konsideran Peraturan Mahkamah Agung Nomor ; 1 Tahun 2008

tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan menyebutkan bahwa ; Mediasi

merupakan salah satu proses penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan

murah serta dapat memberikan akses yang lebih besar kepada para pihak

menemukan penyelesaian yang memuaskan dan memenuhi rasa keadilan.

Sedangkan dalam Pasal 1, Mediasi diartikan sebagai cara penyelesaian

43 .Indra Bastian, "Mediasi, Alternutif Penyelesaian Sengketa, Manfaat dun Wawasan

Kedepan", Dalam Pendidikan dan Pelatihan Mediator Bersertifikat, Pusat Mediasi Indonesia Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta, 28 Maret 2012, hlm ; 2-4

Page 94: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para

pihak dengan dibantu oleh mediator.

Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses

perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa

tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.

Dengan kata lain pengertian mediasi adalah proses penyelesaian sengketa di

pengadilan melalui perundingan antara pihak-pihak yang berperkara dengan

difasilitasi mediator yang berkedudukan dan berfungsi sebagai pihak ketiga

yang netral dan tidak berpihak, mediator sebagai pembantu atau penolong

untuk mencapai berbagai kemungkinan atau alt ernatif penyelesaian sengketa

yang terbaik dan saling menguntungkan bagi para pihak, Mediator tidak

mempunyai kewenangan membuat keputusan selama proses perundingan

berlangsung, Fungsi yang hams di jalankan oleh mediator antara lain ; sebagai

katalisator, sebagai pendidik, sebagai penerjemah, sebagai narasumber dan

sebagai agen realitas. Prosedur mediasi dalam PERMA No.1 Tahun 2008 di

dasarkan pada asas sebagai berikut :

1). Asas Sederhana

Prosedur mediasi sebagian besar tidak begitu rumit, karena tidak banyak

formalitas atau peraturan. Di dalam mediasi tidak memerlukan

serangkaian mekanisme yang sulit seperti dalam litigasi, dalam ha1 ini

para pihak diberi hak secara penuh dan aktif untuk menyelesaikan

sengketa dengan cara musyawarah dengan didampingi mediator.

Page 95: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Asas Cepat

Mengenai pelaksanaan asas cepat ini tergantung dari para pihak dalam

menyediakan waktu untuk melakukan proses perundingan, etikat baik dan

keaktifan para pihak sangat menentukan cepat atau lambatnya proses

mediasi akan selesai.

Asas Biaya Ringan:

Apabila dibandingkan dengan proses litigasi di pengadilan memang tidak

dipungut biaya, namun bagi para pihak sendiri akan merasa terbebani

untuk biaya sarana dan fasilitas yang dibutuhkan terhadap

kepentingannya, seperti biaya transport selama proses persidangan dan

biaya kuasa hukum. ha1 ini berbeda jika dibandingkan dengan proses

mediasi yang memberikan kesempatan bagi para pihaknya yang terlibat

langsung dalam proses perundingan, sehingga tidak memerlukan biaya

kuasa hukum dan waktunya dapat fleksibel disesuaikan dengan

kesepakatan para pihak. Pada akhirnya asas sederhana, cepat, dan biaya

ringan dapat terpenuhi apabila mediasi Eerhasil (mencapai kesepakatan).

Sebaliknya akan menjadi complicated, lama, dan biaya mahal apabila

memasuki litigasi.

Page 96: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

b. Prinsip-prinsip Pengaturan Prosedur Mediasi Dalam PERMA No. 1 Tahun 2008

Mediasi mempakan salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang dj

selenggarakan di luar pengadilan, dimana pihak-pihak yang bersengketa

meminta atau menggunakan bantuan dari pihak ketiga yang netral untuk

membantu menyelesaikan sengketa di antara mereka. Mediasi ini berbeda

dengan bentuk penyelesaian sengketa alternatif yang lain seperti negosiasi

atau arbritrasi, karena dalam mediasi selain menghadirkan seorang penengah

(mediator) yang netral, mediasi dilakukan dengan berpegang pada prinsip-

prinsip antara lain ;

1). ConJidentiality (kerahasiaan)

Segala sesuatu yang terjadi di dalam proses mediasi bersifat rahasia dan

tidak boleh di publikasikan, begitu juga mediator hams menjaga

kerahasiaan baik menyangkut isi maupun selama proses mediasi tersebut,

karena itu sebaiknya catatan mediator sebaiknya segera dimusnahkan.

Masing-masing pihak yang bertikai (disputants) disarankan untuk saling

menghonnati kerahasiaan tiap-tiap isu dan kepentingan dari masing-masing

pihak. Jaminan kerahasiaan ini hams diberikan supaya masing-masing

pihak dapat mengungkapkan masalah dan kebutuhannya secara langsung

dan terbuka. Mediator juga tidak bisa dipanggil sebagai saksi dalam kasus I

tersebut apabila kasus tersebut dibawa ke forum yang lain, seperti

pengadilan. Penerapan prinsip ini tercantum dalam :

Page 97: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

a) Pasal 6 PERMA No. 1 Tahun 2008 yang berbunyi, "Proses mediasi

pada asasnya tertutup kecuali para pihak menghendaki lain".

b) Pasal 19 ayat (2) PERMA No. 1 Tahun 2008 yang berbunyi, "Catatan

mediator wajib dimusnahkan".

c) Pasal 19 ayat (3) PERMA No. 1 Tahun 2008 yang berbunyi, "Mediator

tidak boleh diminta menjadi saksi dalam proses persidangan perkara

yang bersangkutan".

2). Voluntariness (kesukarelaan)

Maksudnya masing-masing pihak yang bersengketa (disputants)

melakukan mediasi atas kemauan diri sendiri secara suka rela dan tidak

ada paksaan dari pihak lain. Prinsip sukarela ini dibangun atas dasar

bahwa para pihak yang bersengketa akan mau bekerja sama untuk

menemukan jalan keluar dari persoalan mereka apa bila mereka melakukan

mediasi atas pilihan mereka sendiri.

3). Empowerment (pemberdayaan)

Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa orang yang akan melakukan

mediasi sebenarnya mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi dalam

penyelesaian masalah mereka sendiri sehingga dapat mencapai

kesepakatan sesuai keinginan mereka. dalam ha1 ini kemampuan mereka

hams diakui dan dihargai, karena itu setiap solusi atau jalan penyelesaian

sebaiknya tidak dipaksakan dari luar tetapi hams muncul dari

pemberdayaan terhadap masing-masing pihak (disputants) karena ha1 itu

Page 98: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

akan lebih memungkinkan bagi keduanya untuk menerimanya. Penerapan

prinsip ini tercantum dalam ;

a) Pasal 7 ayat (3) PERMA No. 1 Tahun 2008, yang berbunyi "Hakim,

melalui kuasa hukum atau langsung kepada para pihak, mendorong

para pihak untuk berperan langsung atau aktifdalam proses mediasi ".

b) Pasal 15 ayat (2) PERMA No. 1 Tahun 2008, yang berbunyi ;

"Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung

berperan dalam proses smediasi ".

c) Pasal 15 ayat (4) PERMA No. 1 Tahun 2008, yang berbunyi

"Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dun

menggali kepentingan mereka dun mencari berbagai pilihan

penyelesaian yang terbaik bagi para pihak ".

4). Neutrality (kenetralan)

Dalam proses mediasi peran seorang mediator hanya memfasilitasi proses

perundingan saja dan hasil mediasi menjadi tanggung-jawab para pihak

yang bersengketa, dalam mediasi mediator tidak bertindak layaknya

seorang hakim atau juri yang memutuskan salah atau benarnya salah satu

pihak, mendukung pendapat dari salah satunya, atau memaksakan jalan

keluar atau penyelesaian kepada para pihak. Penerapan prinsip ini

tercantum dalam Pasal 1 angka 6 PERMA No. 1 Tahun 2008 yang

berbunyi ; "Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak

dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan

Page 99: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau

memaksakan sebuah penyelesaian ".

5) . Unique Solution (solusi yang unik)

Suatu solusi atau hasil perundingan dari proses mediasi tidak hams sesuai

dengan standar legal, tetapi dihasilkan dari proses kreatifitas dan kerelaan

para pihak, karena itu hasil perundingan kemungkinan akan lebih banyak

dan beragam, ha1 ini berkaitan erat dengan konsep pemberdayaan terhadap

masing-masing pihak. /

Di dalarn PERMA No. 1 Tahun 2008 tidak menjelaskan tentang prinsip

mediasi yang dalam proses pelaksanaannya tidak mengedepankan

pembuktian materiil karena memang tidak untuk memenangkan salah satu

pihak dan mengalahkan pihak lainnya.

c. Factor-faktor Diperlukannya Mediasi Di Indonesia

Mediasi sebenarnya bersifat universal, artinya bahwa dinegara manapun

mediasi dilakukan, pelaksanaannya sama namun tetap ada perbedaan, karena

adanya sistem hukum suatu Negara. Secara umum mediasi dapat dial-tikan

upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan kesepakatan bersama

melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral, tidak memiliki kewenangan

mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa

mencapai penyelesaian atau solusi yang dapat diterima oleh para pihak yang

sedang bersengketa. Dengan kata lain mediator sebagai pihak luar yang tidak

Page 100: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

memihak (imparsial) dan netral bekelja dengan pihak yang bersengketa untuk

membantu mereka memperoleh kesepakatan peljanjian yang memuaskan.

Beberapa alasan mengapa mediasi sebagai alternatif penyelesaian

sengketa mulai mendapat perhatian yang lebih di Indonesia antra lain :

Pertama ; Faktor Ekonomis, dimana mediasi sebagai altematif penyelesaian

sengketa memiliki potensi sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa yang

lebih ekonomis, baik dari sudut pandang biaya maupun waktu. Kedua : Faktor

iuang lingkup yang dibahas, mediasi memiliki kemampuan untuk membahas

agenda permasalahan secara lebih luas, komprehensif dan fleksibel. Ketiga :

Faktor pembinaan hubungan baik, dimana mediasi yang mengandalkan cara-

cara penyelesaian yang kooperatif sangat cocok bagi mereka yang

menekankan pentingnya hubungan baik antar manusia (relationship), yang

telah berlangsung maupun yang akan datang.

Disamping alasan-alasan tersebut, juga ada faeor-faktor yang

mendasari diperlukannya proses penyelesaian sengketa dengan cara mediasi

di Indonesia, faktor-faktor tersebut antara lain ; Adanya tuntutan bisnis

Internasional yang akan memberlakukan sistem perdagangan bebas,

meningkatkan jumlah dan bobot sengketa di masyarakat sehingga perlu di cari

cara dan sistem penyelesaian sengketa yang cepat, efektif dan efisien, era

globalisasi mengharuskan adanya suatu sistem penyelesaian sengketa yang

dapat menyesuaikan dengan laju kecepatan perkembangan perekonomian dan

perdagangan yang menuju pasar bebas free market) dan persaingan bebas

Page 101: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

free competition) karena itu diperlukannya suatu lembaga yang mewadahinya

serta mekanisme penyelesaian sengketa yang efisien dan mampu memenuhi

rasa keadilan, Untuk mewadahi perbedaaan pendapat yang muncul dari

keperan-sertaan masyarakat, Untuk menumbuhkan iklim persaingan yang

sehat bagi lembaga peradilan dan sebagai langkah alternatif dalam

membendung derasnya arus perkara yang mengalir ke pengadilan.44

d. Peran Dan Fungsi Mediator

Dalam proses penyelesaian sengketa dengan cara mediasi, mediator

mempunyai peran dan fungsi antara lain sebagai berikut ;

1). Menyelenggarakan pertemuan, seorang mediator dituntut untuk berperan

aktif mengajak para pihak yang bersengketa untuk melakukan pertemuan

guna merundingkan dalam rangka mencari solusi atas permasalahannya.

2). Memimpin diskusi rapat, dalam setiap pertemuan perundingan seorang

mediator bertindak sebagai pemimpin pertemuan dan mengelola serta

menjaga agar proses perundingan berlangsung dengan baik dan berjalan

sesuai yang direncanakan.

3)..Mengendalikan emosi para pihak, sebagai mediator hams menyadari

bahwa para pihak yang sedang dalam proses perundingan dapat bersikap

emosional.

44 .Naskah Akademis IVlediasi, Puslitbang Hukum Dan Peradilan, Badan Litbang Diklat Kumdil, Mahkamah Agung R I, Jakarta, 2007, hlm ; 1V.

Page 102: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

4). Mendorong pihak yang segan mengemukakan pandangannya untuk

berbicara dan mengemukakan pendapat dan kehendaknya.

5). Mempersiapkan dan membuat notulen pertemuan, perundingan mediasi

tidak selalu dapat selesai dalam satu kali pertemuan karena itu

mediatorharus membuat notulensi pertemuan supaya pada pertemuan

berikutnya dapat langsung melanjutkan proses tanpa hams mengulang

proses sejak awal lagi. disamping itu notulansi pertemuan juga berguna

sebagai alat bukti jika ada salah satu pihak mengingkari hasil

kesepakatan.

6). Merumuskan titik temu atau kesepakatan dari para pihak, jika dalam

proses perundingan tercapai kesepakatan maka mediator hams membantu

merumuskan hasil kesepakatan tersebut.

7). Menyadarkan bahwa sengketa bukanlah sebuah pertarungan untuk

menang, mediator hams selalu mengingatkan kepada para pihak bahwa

sengketa yang sedang terjadi bukanlah untuk mencari pemenang tetapi

menjaga hubungan baik itu yang paling penting, dan karena itu

diupayakan agar kemenangan menjadi milik kedua pihak yaitu win win

solution.

8). Menyusun dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah, apabila proses

perundingan terjadi kebuntuan, maka mediator dapat mengusulkan

alternati f pemecahan masalah yang di taw arkan kepada para pihak.

Page 103: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

9). Membantu para pihak menganalisa alternatif pemecahan masalah,

mediator hams mendayagunakan atau melipatgandakan kemanfaatan

sumber-sumber informasi yang tersedia, sehingga mampu membantu

menganalisa alternatif pemecahan masalah.

10). Membujuk para pihak untuk menerima usulan tertentu, seorang mediator

hams menjadi agen realitas yaitu harus memberitahu atau memberi

pengertian kepada satu pihak atau para pihak bahwa sasarannya tidak

mungkin dicapai tanpa melalui sebuah proses pemndingan. 45

D. Mengenal Lernbaga Ombudsman Swasta EIY

1. Pengertian LOS DIY

Mendengar kata Ombudsman tentu terasa asing di telinga masyarakat

Yogyaltarta, karena itu Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa

Yogyakarta belum dikenal secara luas oleh masyarakat, ha1 ini karena kata

ombudsman itu sendiri berasal dari bahasa Skandinavia yang berarti pengawas

penyelenggaraan Negara, lembaga ombudsman pertama kali dibentuk di

Swedia pada tahun 1809, namun demikian Swedia bukanlah Negara pertama

yang membangun sistem pengawasan ombudsman, sejarah pengawasan

ombudsman tertua justru telah ditemukan pada masa kekhalifahan Islam.

45 .Indra Bastian, "Mediasi, Alternutif Penyelesaian Sengketa, Manfaat Dan Wawasan Kedepan", Dalam Pendidikan dan Pelatihan Mediator Bersertifikat, Pusat Mediasi Indonesia Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta, 28 Maret 2012, hlm ; 19.

Page 104: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Dean M Gottehrer, mantan presiden asosiasi ombudsman Amerika Serikat

menemukan bahwa pada dasarnya ombudsman berakar dari prinsip-prinsip

keadilan yang menjadi bagian dari mekanisme pengawasan dalam sistem

ltetatanegaraan Islam. Hal ini dapat dilihat pada masa Khalifah Umar Bin

Khatab (634-644 SM) yang saat itu memposisikan diri sebagai Muhtasih,

yaitu orang yang menerima keluhan dan menjadi mediator dalam

mengupayakan proses penyelesaian perselisihan antara masyarakat dengan

pejabat pemerintah. Tugas sebagai Muhtasih dijalankan Khalifah Umar Bin

Khatab dengan cara melakukan penyamaran,46 mengunjungi berbagai wilayah

secara diam-diam guna mendengar langsung keluhan dari rakyat terhadap

pemerintah (Gottehrer:2000), kemudian Khalifah Umar Bin Khatab

membentuk lembaga Qodi A1 Quadat (Ketua Hakim Agung) dengan tugas

khusus melindungi warga masyarakat dari tindakan sewenang-wenang dan

penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat pemerintah (Gilling: 1 998).47

Di Indonesia ombudsman pertama kali ada pada tahun 2000 di masa

pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid yang membentuk Komisi

Ombudsman Nasional (KON) melalui Keppres Nomor ; 44 Tahun 2000

46 .Dalam sejarah Islam diriwayatkan ketika Khalifah Umar Bin Khatab melakukan perja;anan penyamarannya beliau dilapori oleh seorang Yahudi tua dan miskin yang tanahnya terkena proyek pemerintah tanpa ganti rugi secara layak, mendengar keluhan tersebut Khalifah Umar Bin Khatab secepatnya mengirimkan hadiah untuk Gubernur berupa sepotong tulang yang digerat dengan mata pedangnya, karena kewibawaannya Umar Bin Khatab sebagai Khalifah, maka pada saat i tu juga Gubernur menyelesaikan permasalahan ganti rugi tanah tersebut dengan penuh keadilan.

47 Budhi Masthuri, Mengenal Ombudsman Indonesia, P'r Pradnya Paramita, cetakan pertama, Jakarta, 200S,.hlm ; 1-2.

Page 105: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tentang Pembentukan Komisi Ombudsman Nasional, Keputusan Presiden

tersebut dikeluarkan pada tanggal 10 Maret 2000 sebagai bagian dari program

pembangunan demokrasi di tanah air dengan jalan menghidupkan mekanisme

checks and balances, dimana setiap warga Negara (civil societyl diberi

kesempatan untuk berperan dalam melaksanakan kontrol terhadap

penyelenggaraan Negara dan pemerintahan.

Dengan dibentuknya Komisi Ombudsman Nasional menunjukan

komitmen seorang pemimpin yang sedang berkuasa untuk membuka mang

pengawasan oleh masyarakat melalui ombudsman yang diberi wewenang

mengawasi kinerja pemerintah dan pelayanan umum termasuk lembaga

peradilan. Pembentukan Komisi Ombudsman Nasional ini bertujuan untuk

membantu menciptakan dan atau mengembangkan kondisi yang kondusif

dalam melaksanakan pemberantasan kolusi, kompsi dan nepotisme (KKN)

serta meningkatkan perlindungan hak-hak masyarakat agar memperoleh

pelayanan umum, keadilan dan kesejahteraan secara lebih baik. Adapun tugas

pokok komisi ombudsman nasional adalah menyiapkan konsep rancangan

undang-undang (RUU) tentang ombudsman, melakukan koordinasi dan atau

lterja sama dengan instansi pemerintah, perguman tinggi, lembaga swadaya

masyarakat (LSM), para ahli, praktisi, organisasi profesi serta melakukan

langkah untuk menindaklanjuti laporan atau informasi tentang penyimpangan

yang dilakukan oleh penyelenggara Negara pada saat melaksanakan tugasnya

maupun dalam memberikan pelayanan umum.

Page 106: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Keputusan Presiden Nomor ; 44 Tahun 2000 tentang Komisi

Ombudsman Nasional yang selanjutnya dirubah dengan Undang-undang

Nomor; 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia (OM).

Tujuan pembenblkan OM adalah untuk mewujudkan negara hokum yang

demokratis, adil, dan sejahtera; mendorong penyelenggaraan negara dan

pemerintahan yang efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari

korupsi, kolusi, dan nepotisme; meningkatkan mutu pelayanan negara di

segala bidang agar setiap warga negara dan penduduk memperoleh keadilan,

rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin baik; membantu menciptakan dan

meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan pencegahan praktek-praktek

ma1 administrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta nepotisme;

meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukurn masyarakat, dan

supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.

Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor ; 37 Tahun 2008 tentang

Ombudsman Republik Indonesia, OR1 mempunyai fungsi mengawasi

penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara

Negara dan pemerintahan, baik di level pusat maupun di daerah termasuk

yang diselenggarakan oleh badan usaha milik daerah, dan badan hukurn milik

negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas

menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

Page 107: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Sedangkan dalam Pasal 7 menyebutkan bahwa Ombudsman bertugas

antara lain ; menerima laporan atas dugaan ma1 administrasi4' dalam

penyelenggaraan pelayanan publik; melakukan pemeriksaan substansi atas

laporan; menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup

kewenangan ombudsman; melakukan investigasi atas prakarsa sendiri

terhadap dugaan ma1 adrninistrasi dalam penyelenggaraan pelayanan public,

melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga

pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan;

membangun jaringan ke rja; melakukan upaya pencegahan ma1 administrasi

dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan melakukan tugas lain yang

diberikan oleh undang-undang.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan propinsi pertama yang

membentuk lembaga ombudsman daerah, dan Asahan (Sumatra Utara) adalah

kabupaten pertama yang membentuk ombudsman daerah. Lembaga

ombudsman yang dibentuk di propinsi DIY ada dua jenis yaitu Lembaga

Ombudsman Daerah (LOD) yang mengawasi penyelenggaraan pelayanan

umum kepada masyarakat ynag diselenggarakan oleh pemerintah dan

Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) yang mengawasi penyelenggaraan

48 Mal Administrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hokum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hokum dalam penyelenggaraan Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan / atau immaterial bagi masyarakat dan orang perorang.Undang- undang Nomor; 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman republic Indonesia, Pasall poin 3.

Page 108: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pelayanan umum kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh sektor

swasta.

Pembentukan lembaga ombudsman di Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan keinginan Gubemur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk

membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat dapat berpartisipasi dalam

mengawasi j alannya pemerintahan yang dipimpinnya, sebagai seorang Raja

dan sekaligus seorang Gubemur, Sri Sultan Hamengkubuwono X tentu

memegang kekuasaan yang sangat besar, baik secara struktural maupun

kultural, oleh karena itu pembentukan ombudsman di Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan cerminan komitmen seorang penguasa yang

merelakan diri dan jajarannya diawasi oleh masyarakat melalui ~ m b i d s m a n . ~ ~

Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) pertama kali di bentuk di Daerah

Istimewa Yogyakarta dan sampai saat ini merupakan satu-satunya di

Indonesia, Dengan terbentuknya LOS DIY di harapkan dapat menjadi bagian

penting dalam melindungi hak masyarakat dari praktik bisnis yang tidak

beretika dan berkelanjutan. Tekad mulia ini kemudian secara formal telah

diawali dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubemur DIY Nomor ; 135

Tahun 2004 Tertanggal 30 Juni 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi

Ombudsman Swasta di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Surat

Keputusan Gubemur ini kemudian ditindaklanjuti dengan SK Nomor

49 Budhi Masthuri, Mengenal Ombudsman Indonesia, PT Pradnya Paramita, Cetakan Pertama, Jakarta, 2005,.hlm ; 8-10.

Page 109: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

291TIIW2004 tentang Pembentukan Tim Seleksi Anggota Ombudsman

Swasta di Propinsi DIY. Selain itx tehh ditandatangani Memory of

Understanding (MOU) antara Pemerintah DIY dengan Gatra Tri Brata untuk

pelaksanaan pembentukan LOS DIY.

Dengan merujuk pada Surat Keputusan Gubernur DlY Nomor : 135

Tahun 2004 Tertanggal 30 Juni 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi

Ombudsman Swasta di Propinsi DIY dapat diketahui bahwa relasi antara

swasta dengan birokasi pemerintah sangat besar pengaruhnya dalam

penvujudan good governance dan good corporate governance.

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pelayanan yang sebaik-

baiknya kepada setiap anggota masyarakat berdasarkan asas keadilan dan

persamaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menciptakan

penyelenggaraan pemerintahan daerah, lembaga penegakan hukum dan

lembaga-lembaga negara lainnya serta badan usaha yang bersih dan bebas

KKN, penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan dan perbuatan sewenang-

wenang.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang amanah serta bebas dari

KKN juga dipengaruhi oleh sektor swasta. Dan untuk menjamin pemberian

pelayanan kepada setiap anggota masyarakat yang sebaik-baiknya dan

perlindungan terhadap hak-hak setiap anggota masyarakat dan praktik yang

tidak amanah serta KKlU yang melibatkan sektor swasta, maka perlu adanya

peran serta masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap praktik

Page 110: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan badan usaha termasuk lembaga-

lembaga penegak hukum. Selanjutnya Surat Keputusan Gubernur Nomor :

135 Tahun 2004 dirubah dengan Peraturan Gubernur Nomor ; 22 Tahun 2008.

Hal ini dilakukan karena di sesuaikan dengan perkembangan situasi dan

kondisi yang terjadi saat itu, namun secara prinsip, kedua regulasi ini

mempunyai substansi yang sama.

2. Tujuan Berdirinya LOS DIY

Penyelenggaraar~ pemerintahan yang baik (good public governance)

tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi sektor swasta

dan masyarakat juga perlu berperan aktif agar harapan tersebut dapat segera

diwujudkan. Prakarsa pelembagaan LOS DIY diawali dengan pencarian

terobosan atas kompleksitas kebijakan publik sehingga iklim bisnis tidak

kondusif. Keberadaan LOS DIY sebagai ombudsman swasta yang pertama

ada di Indonesia, dapat menjadi bagian penting dalam perlindungan hak

masyarakat dari praktik bisnis yang tidak beretika dan berkelanjutan.

Karena itu dalarn Pasal 5 Peraturan Gubernur No. 22 Tahun 2008

menyatakan bahwa pendirian Lembaga Ombudsman Swasta mempunyai

tujuan antar lain : Pertama ; Mendorong dan mewujudkan praktek usaha yang

bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, tindakan sewenang-wenang

serta kesadaran hukum masyarakat dan menjunjung tinggi supremasi hokum.

Kedzia ; Membantu setiap warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan

Page 111: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

yang baik, berkualitas, profesional dan proporsional berdasarkan asas

keadilan, kepastian hukum, dan persamaan. Ketiga ; Memfasilitasi dan

memberikan mediasi untuk mendapatkan perlindungan hukum kepada setiap

warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas,

profesional dan porposional dalam praktek usaha serta mendorong

terwujudnya etika usaha yang baik dan berkelanjutan.

3. Fungsi, Tugas, dan Kewenangan LOS DIY

Terkait dengan fungsi, tugas dan kewenangan LOS DlY dapat kami

sarnpaikan bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur No. 22 Tahun 2008, dalam

Pasal6 dinyatakan bahwa ; Lembaga Ombudsman Swasta mempunyai fungsi

pengawasan, mediasi dan memberikan rekomendasi yang terkait dengan

penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha informal yang beretika dan

berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari

praktek penyimpangan usaha dan ma1 praktek bisnis.

Sedangka~i tugas Lembaga Ombudsman Swasta secara jelas diatur

dalam Pasal 7 yang menyebutkan antara lain : Pertama; Menyusun program

kerja ombudsman swasta. Kedua; menyebarluaskan pemahaman mengenai

kedudukan, fungsi, tugas, wewenang dan program kerja ombudsman swasta

kepada seluruh masyarakat di daerah. Ketiga; melakukan koordinasi dan atau

kerjasama dengan berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta dalam

rangka mendorong dan mewujudkan penyelenggaraan usaha yang bersih dan

Page 112: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan kekuasslan atau jabatan

dan tindakan sewenang-wenang serta praktek usaha yang tidak beretika.

Keempat; menerima pengaduan dari masyarakat atas keputusan, tindakan dan

atau perilaku usaha dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

dirasakan tidak adil, diskriminatif, tidak patut, merugikan atau bertentangan

dengan hukum dan etika bisnis. Kelima; menindaklanjuti pengaduan dari

masyarakat mengenai penyimpangan usaha yang tidak beretika dan

berkelanjutan. Keenam; membuat laporan triwulan dan tahunan kepada

Gubernur terkait pelaksanaan tugas, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya kewenangan yang dimiliki LOS DN, dalam pasal 8

Peraturan Gubernur mengatur bahwa Lembaga Ombudsman Swasta diberi

kewenangan antara lain : Pertama; menerima dan mengelola pengaduan dan

informasi dari para pihak berkaitan dengan penyimpangan yang dilakukan

oleh badan usaha dan atau usaha informal. Kedua; mengklarifikasi bukti-bukti

dan saksi-saksi yang terkait dengan penyimpangan yang dilakukan oleh badan

usaha dan atau usaha informal. Ketiga; membuat rekomendasi berkaitan

dengan penyimpangan yang dilakukan oleh badan usaha dan atau usaha

informal yang menimbulkan keresahan atau kerugian bagi masyarakat

berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggung-jawabkan. Keempat;

memberikan rekomendasi kepada pihak pelapor dan terlapor dalam rangka

memfasilitasi penyelesaian masalah di antara para pihak, serta untuk

Page 113: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

mendorong perbaikan tata kelola badan usaha dan atau usaha informal.

Kelima; semua rekomendasi yang dikeluarkan ombudsman swasta

tembusannya disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Hukurn. Keenam;

mengumumkan hasil rekomendasi untuk diketahui masyarakat setelah

mendapat kepastian hukum.

4. Visi Dan Misi LOS DIY

Pendirian LOS DIY merupakan bagian dari upaya Pemerintah DIY

dalam mendorong dan mewujudkan pemerintahan yang baik (good

governance). Salah satu pilar penting dalam mewujudkan pemerintahan yang

good governance adalah adanya keterlibatan sektor swasta yang mampu

mengangkat citra diri bangsa dan menciptakan kesejahteraan rakyat melalui

pembukaan lapangan ke~ja, pertumbuhan ekonomi serta praktek usaha

yang sehat dan tidak merugikan konsumen maupun usaha lainnya. Pilar

lainnya adalah terwujudnya masyarakat sipil yang h a t dan mampu

melakukan kontrol serta pengawasan terhadap setiap kebijakan pemerintah

dan terselenggaranya tata kelola usaha sektor swasta yang beretika dan

mampu memberikan jaminan perlindungan kepada masyarakat.

Diantara kedua pilar tersebut LO$ DIY memiliki peran yang sangat

strategis dalam menjembatani komunikasi dan menyeimbangkan posisi

keduanya yang selama ini masih belum seimbang. Sehubungan dengan ha1 itu

LOS DIY bisa menjadi sebuah instrumen yang efektif dalam membantu dunia

Page 114: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

usaha untuk mewujudkan praktek usaha yang beretika dan berkelanjutan

sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik dan tidak merugikan

konsumen, dalam upaya ini LOS DIY senantiasa akan melibatkan partisipasi

masyarakat untuk melakukan kontrol dan pengawasan melalui program-

program sosialisasi dan edukasi penguatan masyarakat agar memiliki

kesadaran kritis dan berani mengadukan setiap pelanggaran etika usaha yang

dialarninya, selain melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah yang

berkaitan dengan penyelenggaran usaha sektor swasta.

Mengingat kondisi ini dan dalam upaya mengemban mandat untuk

mendorong tenvujudnya tata kelola usaha sektor swasta yang beretika dan

berkelanjutan, maka pada periode ketiga tahun ; 2012 sld 2015, visi LOS DIY

adalah ; mewujudkan LOS DIY sebagai lembaga yang dipercaya oleh

masyarakat, pe lah bisnis, pemerintah dan lembaga lain untuk melakukan

pengawasan terhadap perwujudan tata kelola usaha yang beretika, berkeadilan

dan berkelanjutan guna menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat

dari praktek penyimpangan usaha dan malpraktek bisnis di Daerah Istimewa

Y ogyakarta.

Dalam mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilakukan

LOS DIY adalah : Pertama; Mendorong dan mewujudkan praktek usaha

sektor swasta yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,

tindakan sewenang-wenang, serta kesadaran hukum dan menjunjung tinggi

supremasi hokum, Kedua; Membantu setiap warga masyarakat untuk

Page 115: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional berdasarkan asas

keadilan, kepastian hukum dan persarnaan, Ketiga; Memfasilitasi proses

mediasi untuk musyawarah dalam rangka membantu setiap warga masyarakat

untuk mendapatkan perlindungan hukum, memperoleh pelayanan yang baik,

berkualitas, profesional dan proporsional dalam praktek usaha, dan Keempat ;

Mendorong terwujudnya usaha yang beretika dan berkelanjutan. Dalam

rangka mewujudkan visi-misi tersebut, maka LOS DIY perlu menetapkan

strategi agar pelaksanaan tujuan dalam melaksanakan misi tersebut lebih

terarah.

Tujuan LOS DIY adalah mewujudkan praktek tata kelola usaha swasta

yang beretika, berkeadilan, dan berkelanjutan, agar tujuan LOS DIY dapat

tercapai secara efektif dan efisien, maka strategi yang digunakan adalah:

Pertama; Corporate empowerment yaitu upaya untuk mendorong

pelembagaan etika dalam praktek usaha yang dijalankan pemsahaan, Kedua;

Society empowerment and networking yaitu upaya untuk menumbuhkan peran

serta masyarakat dalam pengawasan praktek bisnis dan membangun jaringan

ke~jasama dengan lembaga lain, Ketiga; Government empowerment yaitu

mengusulkan pembentukan atau penyempurnaan peraturan atau keputusan

tentang tata kelola usaha swasta, dan Kelima; Institution empowerment yaitu

Page 116: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengaduan masyarakat dan

menggunakan hik inisiatif."

Dalam pelaksanaannya LOS DIY dapat menerima konsultasi dan

laporan masyarakat terkait adanya dugaan penyimpangan usaha yang tidak

beretika serta menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat tersebut. LOS DIY

bekerja dengan berdasarkan prinsip imparsial, independen dan non-

diskriminasi. Hasil akhir LOS DIY dalam menindak lanjuti laporan

masyarakat tersebut adalah memberikan rekomendasi yang didasarkan pada

analisa data dan informasi serta penilaian hasil kajian untuk perbaikan tata

kelola usaha yang beretika dan berkelanjutan serta mengurnumkan hasil

temuan dan rekomendasi untuk diketahui masyarakat, rekomendasi LOS DIY

disampaikan kepada Gubernur DIY sebagai bentuk laporan dan usulan

perubahan kebijakan.

Terkait dengan perubahan kebijakan publik, LOS DIY dapat

mengusulkan kepada Gubernur DIY, Bupati atau Walikota di wilayah DIY

serta DPRD baik pada tingkatan wilayah DIY, kabupaten atau kota untuk

inembentuk dan mengadakan penyempurnaan peraturan daerah dan peraturan

lainnya dalam rangka mendorong, mewujudkan, menumbuh kembangkan

serta mengawasi tata kelola usaha sektor swasta yang beretika dan

berkelanjutan.

50 . Pedoman Tata Kelola Usaha Beretika, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Cetakan Pertama, Yogyakarta, 2013, hlm ; 32-38

Page 117: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Dengan cara ini perilaku bisnis yang tidak beretika dan berpotensi

merugikan masyarakat dapat dihindari. Dengan demikian dapat terlihat bahwa

yang menjadi target utama LOS DIY adalah perubahan kebijakan yang

berkaitan dengan sistem pengelolaan usaha yang tidak beretika menjadi

beretika, sehingga keberhasilan LOS DIY tidak diukur dari banyaknya

laporan yang masuk, namun banyaknya laporan yang masuk ke LOS DIY

dapat menjadi acuan adanya praktek bisnis yang tidak beretika, sehingga

lembaga pengawasan masih diperlukan cian membantu masyarakat dalam

penyelesaian permasalahannya.

Rekomendasi LOS DIY diharapkan dapat menjadi masukan yang

positif bagi berbagai pihak untuk perbaikan tata kelola usaha, karena salah

satu yang mendasar dari rekomendasi LOS DIY adalah sifatnya yang morally

binding dan bukannya legally binding. Hal ini menarik karena secara faktual

ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum sebenarnya masih rendah.

Kekuatan mengikat surat rekomendasi yang dikeluarkan, meski hanya

mengikat secara moral, setidaknya tampak dari upaya yang dilakukan LOS

DIY untuk mengajak dan mendorong pihak-pihak terkait dapat memberi

perhatian dan mengambil peran dalam menindaklanjuti temuan LOS DIY

tersebut, karena itu LOS DIY akan selalu meneruskan surat rekomendasinya

ke instansi atau lembaga yang terkait dengan masalah tersebut. Dengan

adanya koordinasi dalam proses penanganan laporan, maka sinergitas antara

LOS DIY dengan pemerintah untuk mewujudkan penyelenggaraan

Page 118: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pemerintahan yang baik serta mewujudkan usaha yang beretika dan

berkelanjutan akan t e n v ~ j u d . ~ ~

51 . Ibid, hlm ; 1-8.

Page 119: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …
Page 120: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

BAB I11

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta

Pemerintahan yang baik dan akuntabel tentu menjadi dambaan semua orang,

karena pemerintahan yang baik dan akuntabel sangat berkaitan dengan kesejahteraan

rakyat, tentu semua orarig percaya bahwa pemerintahan yang baik tidak serta merta

ada tetapi perlu perjuangan dan kerja keras serta komitmen dari semua pihak, tidak

hanya dari aparatur pemerintah saja tetapi peran swasta dan masyarakat akan banyak

menentukan keberhasilan cita-cita tersebut.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan satu-satunya wilayah yang memiliki

lembaga pengawasan pelayanan public di sektor swasta yang kita kenal dengan nama

Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa di singkat

dengan LOS DIY, Hal ini karena penyelenggaraan pemerintahan daerah yang amanah

sei-ta bebas dari praktek kolusi, korupsi dan nepotisme antara lain dipengaruhi oleh

sektor swasta. Karena itu sejarah pendirian LOS DIY menjadi menarik dan

mengundang perhatian dari beberapa daerah untuk mempelajari sejarah dan eksistensi

LOS DIY.

Page 121: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

1. Sejarah Lenlbags Onlbudsman Swasta Daerzh 1st-newa Yogyakarta

Sebagai lembaga yang mempunyai fbngsi pengawasan terhadap pelayanan

publik di sektor swasta dan satu-satunya di Indonesia maka keberadaan Lembaga

Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta (LOS DIY) menjadi menarik

untuk diketahui sejarah pendiriannya. Gagasan pendirian Lembaga Ombudsman

Swasta berasal dari adanya inisiatif dan prakarsa kalangan dunia usaha dan kelompok

masyarakat sipil di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan perbaikan tata

kelola usaha di sektor swasta, karena dunia usaha menjadi salah satu penyumbang

penting terhadap terjadinya penyelenggaraan tata pemerintahan yang tidak amanah

akibat tata kelola yang belum baik dan adanya praktek korbpsi, kolusi serta

nepotisme, lemahnya pemenuhan hak-hak perlindungan konsumen dan hak-hak sosial

ekonoini serta pelayanan publik yang dijalankan oleh sektor swasta, dalam era

kompetitif disegala bidang saat itu, maka diharapkan keberadaan LOS DIY sangat

strategis dalam mendorong tenvujudnya penyelenggaraan sektor usaha dan praktek-

praktek bisnis yang baik (good corporate governance) yang di dukung oleh

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) menjadi ha1 yang perlu

segera diwujudkan.

Prakarsa perbaikan pelayanan publik ini pada awalnya muncul dari kalangan

usaha kecil yang membentuk SBC (Small Business Council) yang selanjutnya

berkembang menjadi Gatra Tri Batra yang consern melakukan kontrol publik

terhadap praktek bisnis khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya yang

dilalcukan untuk mewujudkan prakarsa ini dimulai dengan serangkaian kegiatan

Page 122: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

seperti workshop multi stakeholder dan konsultasi publik yang difasilitasi oleh

lembaga Partnership selama bulan Januari s/d April 2003 dengan melibatkan dunia

usaha, Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM dan masyarakat di Daerah Istimewa

Yogyaltarta. Salah satu rekomendasi dari rangkaian kegiatan tersebut adalah perlu

adanya keterlibatan sektor swasta untuk melakukan pengawasan terhadap praktek

bisnis yang beretika dan berkelanjutan, termasuk dalarn penyelengaraan negara dan

pemerintahan yang terkait dengan kepentingan sektor swasta dan berdampak luas

bagi masyarakat. Sehubungan dengan itu perlu dibentuk sebuah instrumen yang

efelttif membantu dunia usaha dalam mewujudkan praktek sektor usaha yang beretika

berltelanjutan, sehingga mampu memberikan pelayanan, menjalani proses produksi

dan menghasilkan produk yang melindungi masyarakat selaku konsumen dan sesuai

dengan standar yang seharusnya.

Seperti di banyak negara lain, Ombudsman swasta yang dibayangkan seperti

lembaga Better Business Bureau, merupakan lembaga yang dipercaya publik,

transparan dan dapat memenuhi tanggung gugat masyarakat dalam mengawasi tingkat

ltepatuhan dan kepatutan dalam tata kelola usaha dan paktek-praktek bisnis yang baik

dan inenjamin hak-hak konsumen. Kebutuhan serupa juga dirasakan oleh warga

masyarakat Yogyakarta, harapan adanya peran serta masyarakat dalam keterlibatan

pengawasan praktek pelaku bisnis yang selalu terhambat karena adanya keterbatasan

dalain berbagai sumberdaya. Kemauan baik Pemerintah Propinsi DIY baik eksekutif

inaupun legislatif untuk pelembagaan lembaga ini diharapkan dapat memberikan

pengaruh nyata dalam perbaikan yang diinginkan sekaligus sebagai penvujudan

Page 123: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

jaminan hak-hak sosial ekonomi warga masyarakat di DIY dalam menghadapi praktik

bisnis yang tidak fair, sekaligus untuk membangun iklim usaha yang kondusif dan

keterbukaan kesempatan bagi semua pihak di DIY tanpa meminggirkan hak-hak

masyarakat.

Pada awal bergulirnya prakarsa pembentukan lembaga ombudsman swasta,

pembicaraan mengenai pemberantasan korupsi dalam relasi dunia usaha dengan

pemerintah sedang hangat dibicarakan, namun dalam perkembangannya penegakan

etika bisnis dan perlindungan terhadap konsumen juga mengemuka. Dengan

demikian keberadaan ombudsman swasta di DIY akan sangat strategis di tengah

lemahnya pemenuhan hak dan kepentingan masyarakat dalam pelayanan publik baik

di pemerintahan maupun dunia usaha, diharapkan ombudsman swasta DIY, sebagai

lembaga pengawas di sektor swasta yang baru pertama ada di Indonesia akan dapat

inenjadi bagian penting dalam upaya perlindungan hak masyarakat dari praktek bisnis

yang tidak beretika dan berkelanjutan. Dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat

dan inenghasilkan keinginan bersama untuk segera mewujudkan pembentukan

Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) di DIY, maka dilakukan serangkaian kegiatan

diantaranya ;

a. Lokakarya penyuswian kerangka kerja pembeatukan ombudsman swasta yang

diselenggarakan pada tanggal 13 sld 14 Mei 2004 bertempat di Kepatihan

Yogyakrta. Dalam workshop ini menghasilkan kesepakatan "Butir-butir

Konsensus Peserta Lokakarya" yang kemudian disusun dalam bentuk kerangka

lterja pembentukan Ombudsman Swasta. Kemudian pihak Gatra Tri Brata (GTB),

Page 124: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

PUSHAM UII dan Pemerintah Propinsi DIY meminta stakeholders lain termasuk

lembaga donor untuk memenuhi rencana tindak lanjut (action plan) yang telah

disusun. Action plan yang disepakati antara lain : Penanda tanganan MOU

pelembagaan antara Pusham UII, Gatra Tri Brata dan Gubernur DIY, Penyiapan

tim proses pelembagaan ombudsman, Penyusunan draft akademik lembaga

ombudsman swasta, Workshop/Konsultasi publik untuk draft akadeinik (konsep

paper), Penyusunan Legal Drafting (Keputusan Gubernur), Pengembangan Tools

(SIM, Decision Making, SOP, Sistem audit keuangan internal, Overall

Performance Audit, Social Impact Audit, dan Sistem penelusuran pengaduan

masyarakat), Publikasi surat keputusan Gubernur, Fit and Proper Test, Penetapan

personal LOS DIY dan LOD DIY oleh Keputusan Gubernur, Start u p operasional

LOS DIY dan LOD DIY serta kampanye publik.

b. Pembuatan Policy Paper Ombudsman Swasta.

Kegiatan ini dilakukan beb erapa kali untuk merurnuskan policy paper

ombudsman swasta dari bulan Mei 2004 sampai dengan Juni 2004 di sekretariat

Gatra Tri Brata.

c. Semiloka dan Penandatanganan MOU Pelembagaan Ombudsman Swasta dan

Ombudsman Daerah DIY. Semiloka dan penandatanganan MOU ini

diselenggarakan atas kerjasama Pemerintah Propinsi DIY, Partnership for

Government Reform Indonesia (PGRI), Gatra Tri Brata dan Pusham UII.

Penandatanganan MOU antara Gubernur Propinsi DIY dengan Gatra Tri Brata

untuk kesepahaman bersama pelembagaan LOS DIY dan MOU Gubernur

Page 125: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Propinsi DIY dengan Pusham UII untuk LOD DIY. Stakeholders yang hadir

antara lain ; unsur pemerintah seperti ; DPRD DIY, Kepolisian Daerah, Kejaksaan

Tinggi, Pengadilan Tinggi, Komisi Ombudsman Nasional (KON), Pelaku bisnis

(swasta), Asosiasi Bisnis DIY, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di DIY,

Lembaga Donor (PGRI dan Swiss Contact), Media massa baik cetak maupun

elektronik, LSM serta organisasi non pemerintah dari Yogyakarta dan Jakarta

diharapkan dapat memberikan pengenalan terhadap nota kesepaharnan tersebut.

d. Roadshow ke media masa cetak dan elektronik, acara ini berlangsung pada bulan

Agustus 2004 diantaranya ; TVRI, RRI dan Unisi FM.

e. Penyusunan Draft SK Gubernur untuk Ombudsman Swasta dan SK Tim Seleksi

Ombudsman Swasta. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama antara Pemerintah

Propinsi DIY, Pusham UII dan Gatra Tri Brata.

f. Rapat-rapat Tim Seleksi Ombudsman Swasta.

g. Penyusunan dan Pelaksanaan Time Schedule Pelembagaan Ombudsman Swasta.

h. Pemasangan iklan pengumuman Rekruitmen Ombudsman Swasta di beberapa

Media Cetak.

Setelah melalui serangkaian pertemuan dan pembahasan antara dunia usaha,

peinerintah dan masyarakat sipil akhirnya secara formal Gubernur Propinsi DIY yaitu

Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 30 Juni 2004 mengeluarkan Surat

Keputusan Gubernur Nomor : 135 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga

Ombudsman Swasta (LOS) sebagai landasan hukum keberadaan LOS DIY. Selain itu

Page 126: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Gubernur juga mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor : 29lTIMl2004

Tentang Pembentukan Tim Seleksi Anggota Ombudsman Swasta di Propinsi DIY.

Dengan kedua keputusan tersebut Pemerintah Propinsi DIY telah melapangkan jalan

untuk keberlanjutan keberadaan LOS DIY. Selain kedua SK Gubernur tersebut, juga

dilakukan penandatangailan nota kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Propinsi

DIY dengan Gatra Tri Brata untuk pelaksanaan pembentukan Lembaga Ombudsman

Swasta.

Penerbitan SK Gubernur DIY Nomor : 135 Tahun 2004 Tentang

Pembentukan Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) didasarkan pada pertimbangan

sebagai berikut : Pertama, pelayanan yang sebaik-b aiknya kepada setiap anggota

masyarakat berdasarkan asas keadilan dan persamaan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari upaya untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintah daerah,

lembaga-lembaga penegakan hukum dan lembaga-lembaga negara lainnya serta

badan usaha yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme (KKN),

penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan, dan perbuatan sewenang-wenang, Kedua,

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang amanah serta bebas dari praktik KKN

antara lain dipengaruhi oleh sektor swasta. Ketiga, untuk menjamin pemberian

pelayanan kepada setiap anggota masyarakat yang sebaik-baiknya dan perlindungan

terhadap hak-hak setiap anggota masyarakat dan praktek yang tidak amanah serta

KKN yang melibatkan sektor swasta maka perlu pemberdayaan masyarakat melalui

peran serta untuk melakukan pengawasan terhadap praktek penyelenggaraan

pemerintah daerah, badan usaha termasuk lembaga-lembaga penegakan hukum.

Page 127: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Berdasarkan kesepahaman bersama, maka ombudsman swasta akan menjadi

lembaga independen, sebagai lembaga publik yang menjamin partisipasi publik

dalam proses kerja maupun dalam pengawasan. Dalam setiap proses pelembagaan

ombudsman swasta, sejak tahapan awal hingga kini selalu melibatkan multi

stakeholders khususnya asosiasi usaha dan kelompok-kelompok masyarakat agar apa

yang telah dihasilkan merupakan pencenninan dari aspirasi dan kebutuhan

masyarakat. Meskipun SK Gubernur DIY tentang Pembentukan Lembaga

Ombudsman Swasta (LOS) telah diterbitkan sejak tahun 2004, namun secara formal

dan efektif bekerja baru dimulai tanggal 8 Juni 2005. Hal ini disebabkan karena

anggota LOS DIY untuk periode pertama tahun 2005 - 2008 yang terpilih beljurnlah

lima orang baru dikuku'niian oieh Gubernur Propinsi DIY pada tanggal 7 Juni 2 0 0 5 . ~ ~

Pada saat yang bersamaan dengan berakhirnya masa tugas para anggota LOS

DIY periode pertama tahun 2005-2008, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku

Buwono X mengeluarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor : 22 Tahun 2008 sebagai

landasan hukum organisasi LOS DIY pengganti SK Gubernur DIY Nomor; 135

Tahun 2004, secara prinsip kedua regulasi ini mempunyai substansi yang sama.

Melalui Peraturan Gubernur DIY Nomor : 22 Tahun 2008 tersebut dijelaskan bahwa

Ombudsman Swasta adalah sebuah lembaga yang bersifat mandiri dan diadakan

untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan tata kelola usaha yang

dilakukan oleh badan usaha dan usaha informal yang beretika dan berkelanjutan. Di

52 . Pedaman Tata Kelola Usaha Beretika, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 2013, hlm ; 24-33.

Page 128: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

samping itu Ombudsman Swasta merupakan lembaga pengawasan pelayanan

masyarakat yang bersifat non-struktural dan mandiri untuk melakukan pengawasan

dan menindaklanjuti laporan masyarakat terhadap adanya dugaan praktek usaha yang

tidak beretika serta mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan usaha

yang beretika dan berkelanjutan.

Pengukuhan anggota baru periode kedua tahun 2008-201 1 yang terdiri dari 5

orang dengan Surat Keputusan Gube~nur DIY Nomor : 146/Kep/2008. Para anggota

baru ini mulai bertugas pada tanggal 19 Oktober 2008. Dan pada saat ini tahun 2014,

keanggotaan LOS DIY yang sedang menjalankan tugas merupakan anggota LOS DIY

periode ketiga yang dikukuhkan pada tanggal 10 Januari 2012 dengan masa tugas

tahun 2012-2015.~~

2. Tujuan, Fungsi, Tugas Dan Kewenangan LOS DIY

Berdasarkan pasal 5 Peraturan Gubernur DIY No. 22 Tahun 2008 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta Di Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, pendirian Lembaga Ombudsman Swasta mempunyai tujuan antara lain:

a. Mendorong dan mewujudkan praktek usaha yang bersih dan bebas dari korupsi,

lcolusi dan nepotisme;

53 . Ibid, hlm ; 24-29

Page 129: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

b. Membantu setiap warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang baik,

berkualitas, profesional dan proporsional berdasarkan asas keadilan, kepastian

hulain dan persamaan;

c. Memfasilitasi dan memberikan mediasi untuk memberikan perlindungan hukum

kepada setiap warga masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang baik,

berkualitas, profesional dan proporsional dalam praktek usaha;

e. Mendorong tenvujudnya etika usaha yang baik dan berkelanjutan. Dengan adanya

tata kelola yang baik dan beretika, maka diharapkan usaha tersebut akan

berkelanjutanl

Adapun hngsi dari LOS DIY berdasarkan pasal 6 Peraturan Gubernur DIY

No. 22 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta Di

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai lembaga pengawasan, mediasi

dan memberikan rekomendasi penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha

informal yang beretika dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi

kepentingan masyarakat dari praktek penyimpangan usaha dan ma1 praktek bisnis.

Berkaitan dengan tugas dan hngsi tersebut maka LOS DIY memiliki tugas antara

lain :

a. Menyusun program kerja ombudsman swasta;

b. Menyebarluaskan pemahaman mengenai kedudukan, fbgsi , tugas, wewenang dan

program kerja ombudsman swasta kepada seluruh masyarakat di daerah;

Page 130: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

c. Melakukan koordinasi dan atau kerjasama dengan berbagai lembaga baik

pemerintah maupun swasta dalam rangka mendorong dan mewujudkan

penyelenggaraan usaha yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme,

penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan dan tindakan sewenang-wenang serta

praktek usaha yang tidak beretika.

d. Menerima pengaduan dari masyarakat atas keputusan, tindakan dan atau perilaku

usaha dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dirasakan tidak

adil, diskriminatif, tidak patut, merugikan atau bertentangan dengan hukum dan

etika bisnis;

e. Menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat mengenai penyimpangan usaha yang

tidak beretika dan berkelanjutan;

f. Membuat laporan triwulanan dan tahunan kepada Gubernur terhadap

pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang b e r ~ a k u . ~ ~

Dengan merdasarkan pada tugas yang ada, maka LOS DIY diberikan wewenang

antara lain :

a. Menerima dan mengelola pengaduan dan informasi dari para pihak berkaitan

dengan penyimpangsn yang dilakukan oleh badan usaha dan atau usaha informal;

b. Mengldarifikasi bukti-bukti dan saksi-saksi yang terkait dengan penyimpangan

yang dilakukan oleh badan usaha dan atau usaha informal;

54 .Peraturan Gubernur DIY No. 22 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta Di Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, Pasal ; 7.

Page 131: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

c. Membuat rekomendasi berkaitan dengan penyimpangan yang dilakukan oleh

badan usaha dan atau usaha informal yang menimbulkan keresahanlkerugian bagi

masyarakat berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Memberikan rekomendasi kepada pihak pelapor dan terlapor dalam rangka

memfasilitasi penyelesaian masalah di antara para pihak, serta untuk

mendorong perbaikan tata kelola badan usaha dan atau usaha informal;

e. Semua rekomendasi yang dikeluarkan Ombudsman Swasta tembusannya

disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Hukum;

f. Mengumumkan hasil rekomendasi untuk diketahui oleh masyarakat setelah

mendapatkan persetujuan ~ u b e r n u r . ~ ~

3. Eksistensi Lembaga Ombudsman Swasta Daeran Istimewa Yogyakarta

Bahwa pelayanan yang sebaik-baiknya kepada setiap anggota masyarakat

berdasarkan asas keadilan dan persamaan merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari upaya untuk inewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah, lembaga-

lembaga penegakan hukum dan lembaga-lembaga Negara lainnya serta badan hukum

yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, penyalahgunaan kekuasaan

atau jabatan dan perbuatan sewenang-wenang. Berdasarkan pertimbangan tersebut

maka pemerintah Propinsi DIY mendorong perbaikan pelayanan publik oleh sektor

swasta sekaligus merupakan sarana untuk penvujudan pemerintahan yang baik di

55 . Peraturan Gubernur DIY No. 22 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta Di Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, Pasal ; 8.

Page 132: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Propinsi DIY, setelah lahirnya Komisi Ombudsman IVasional, Pemerintah Propinsi

DIY secara bersamaan membentuk Ombudsman Daerah dan Ombudsman Swasta.

Lembaga Ombudsman Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan satu-

satunya di Indonesia.

Sebagai sebuah instrumen kontrol, LOS DIY menambah inisiatif yang tidak

semata terletak pada kapasitas kelembagaan yang h a t serta tata laksana yang baik,

namun seberapa jauh dapat diterima dan melibatkan masyarakat dalan menjalankan

peran dan fungsinya. Dengan kata lain untuk dapat mewujudkan negara yang

demokratis diperlukan adanya partisipasi masyarakat. Partisipasi ini akan menjamin

praktek bisnis yang mengindahkan kaidah hukum maupun etika bisnis, sehingga

terjaga keberlanjutannya. Karena itu diperlukan upaya memperkuat sekaligus

melembagakan akses dan kontrol masyarakat untuk mengawal keberadaan LOS DIY

dan praktek bisnis yang beretika dan berkelanjutan.

Sebagaimana diamanatkan dalam SK Gubernur No.135 Tahun 2004,

pembentukan LOS DIY antara lain didasarkan pada perlunya peran serta dari

masyarakat sipil untuk mengawasi pelayanan publik di sektor swasta sehingga dalam

aktifitasnya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etis. Dalam ha1 ini LOS DIY dapat

berperan baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pelaku

usaha, peran LOS DIE' yang berhubungan dengari pelaku usaha antara lain dalam

bentuk sosialisasi ke pelaku usaha, pemberian rekomendasi kepada pelaku usaha

untuk perbaikan tata kelola bisnis supaya beretika berkelanjutan maupun

pengumpulan informasi baik yang berhubungan dengan proses klarifikasi terkait

Page 133: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

suatu persoalan yang dilaporkan, koordinasi dengan instansi terkait maupun hasil

ltajian LOS DIY terhadap suatu praktek bisnis yang terjadi di masyarakat. LOS DIY

juga melakukan sosialisasi edukasi ke masyarakat sehingga mereka memahami

keberadaan lembaga ini dan sekaligus memberdayakan mereka sehingga dapat

mengawasi pelaku bisnis agar selalu berlandaskan etika, manakala mereka

menemukan indikasi adanya perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis

malta mereka berani bersikap kritis. Selain itu dalam mendorong dan mewujudkan

penegakan bisnis beretika juga dilakukan kerja sama dengan pemerintah, kerja sama

yang dilakukan antara lain dalarn bentuk rekomendasi berdasarkan hasil kajian,

penelitian dan investigasi yang dilakukan oleh LOS DIY berupa usulan perbaikan

kebijakan yang berpotensi menghambat implementasi bisnis beretika berkelanj~tan.'~

Lembaga Ombudsman Swasta yang memegang prinsip imparsial, independen

dan non-diskriminasi ini membawa mandat dan amanah dari masyarakat untuk

mewujudkan hak-hak publik terhadap praktek tata kelola usaha sektor swasta yang

baik dan adil dan mendorong terwujudnya tata kelola usaha sektor swasta yang baik

dan beretika, serta menumbuhkan peran serta masyarakat dalam pengawasan praktek

bisnis di sektor swasta. Keberadaan LOS DIY akan sangat strategis di tengah

lemahnya pemenuhan hak dan kepentingan masyarakat dalam pelayanan publik di

pemerintahan dan dunia usaha. Lebih lanjut keberadaan Ombudsman Swasta di DIY

yang pertama kali ada di Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh dan cerminan

56 . Pedoman Prinsip Dan Penilaian Bisnis Beretika Berkelanjutan, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, 2006, hlm ; 3.

Page 134: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bagi daerah lain yang menyangkut keseriusan pemerintah daerah dan masyarakat

bisnis dalam meinberikan perlindungan hak-hak publik dari praktek bisnis yang tidak

beretika. Karena kehadiran LOS DIY juga dimaksudkan untuk dapat mewujudkan

praktek bisnis di sektor swasta yang beretika berkelanjutan, sehingga mampu

memberikan pelayanan dan menghasilkan produk yang melindungi publik selaku

konsumen sesuai dengan standar yang seharusnya.

4. Susunan Organisasi Dan Keanggotaan LOS DIY

Berdasarkan pasal 9 Peraturan Gubernur DIY Nomor ; 22 Tahun 2008,

susunan organisasi Ombudsman Swasta terdiri dari ; Pertama, Unsur anggota yang

terdiri dari ketua merangkap anggota, wakil ketua merangkap anggota dan anggota,

Kedua, Unsur penunjang yang terdiri dari ; asisten-asisten dan sekretariat.

Keanggotaan LOS DIY yang berjumlah 5 (lima) orang, bersifat kolektif kolegial,

oleh karena itu dalam struktur organisasi LOS DIY, rapat anggota LOS DIY

memegang kekuasaan tertinggi, artinya segala kebijakan LOS DIY baik yang bersifat

internal maupun eksternal ditentukan oleh rapat anggota.

Dalam pelaksanaannya dilakukan pembagian tugas, tanggungjawab dan

wewenang yang diatur oleh anggota lembaga ombudsman swasta. Secara struktural

anggota LOS DIY terdistribusi dalam tiga posisi yakni ketua, wakil ketua dan ketua

bidang. Ketua bertanggungjawab mengkoordinasikan seluruh aktifitas di LOS DIY,

wakil ketua di samping mempunyai fungsi membantu kerja-kerja ketua juga

bertanggungjawab atas kesekretariatan yang dibantu oleh tiga orang staf yakni staf

Page 135: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

adininistrasi, staf keuangan dan staf IT. sedangkan tiga bidang yang diketuai oleh tiga

anggota LOS DIYdiantaranya ;

a. Bidang Pelayanan, Investigasi Dan Monitoring

Bidang ini memiliki tugas mengkordinasikan dan atau melaksanakan segala

kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan, baik pelayanan konsultasi maupun

pelayanan penerimaan laporan yang berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran

etilta bisnis, mengkoordinasikan tindak lanjut laporan seperti melakukan

klarifiltasi dengan pihak terlapor, memfasilitasi proses mediasi, melakukan

investigasi jika diperlukan kelengkapan data dan informasi, membuat dan

inenyampaikan rekomendasi serta melakukan monitoring rekomendasi.

b. Bidang Kerjasama Dan Penguatan Masyarakat

Bidang ini memiliki tugas untuk mengkoordinasikan dan atau menjalin ke rjasama

dengan semua stakeholder dalam rangka mencegah terjadinya penyimpangan ma1

admiilistrasi tata kelola usaha di sektor swasta, melaksanakan sosialisasi terkait

dengan tugas, hngsi dan kewenangan LOS DIY kepada seluruh masyarakat DIY,

melakukan edukasi kepada masyarakat agar bersikap kritis dan proaktif dalam

mensikapi setiap pelanggaran praktek bisnis yang tidak beretika yang terjadi di

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Penguatan Keiembagaan

Bidang ini memiliki tugas utarna melakukan penelitian dan pengembangan baik

yang menyangkut kelembagaan maupun pengembangan pelaksanaan tugas dan

hngsi LOS DIY dalam rangka penegakan etika bisnis, sedangkan dalam bidang

Page 136: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

penguatan kelembagaan mempunyai tugas untuk mengembangkan sumber daya

personil LOS DIY agar mampu memberikan pelayanan secara profesional dan

akuntabel.

Dalam rangka menjalankan tugas, setiap ketua bidang dibantu oleh satu atau dua

orang asisten yang akan membantu anggota untuk melaksanakan program yang

telah direncanakan, asisten bertugas membantu ketua bidang untuk tugas-tugas

keombudsmanan, sedangkan staf bertugas membantu wakil ketua untuk tugas-

tugas ~teor~anisas ian .~~

5. Prinsip-prinsip Bisnis Beretika Dan Berkelanjutan LOS DIY

Pengertian bisnjs beretika berkelanjutan atau etika usaha yang baik

sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DIY Nomor ; 22 Tahun

2008 adalah penyelenggaraan usaha yang didasari oleh seperangkat nilai kebaikan

(goodness), kejujuran (honesty), keadilan Gustice), keterbukaan (transparency), rasa

tanggungjawab (responsibility), ketidak-pemaksaan kehendak, yang mengatur

penyelenggaraan atau tata kelola usaha sehingga tidak merugikan dan memberikan

kemanfaatan baik bagi produsen, pedagang, konsumen, masyarakat, pemerintah dan

Negara serta lingkungan sehingga akan te jamin keberlangsungan dan kemanfaatan

usaha dimasa depan. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya LOS DIY

merumusltan beberapa nilai dan prinsip etika bisnis yang selama ini banyak diabaikan

57 . Laporan Pelaksanaan Tugas Lembaga Ombudsman Swasta DIY Tahun 2013, Yogyakarta, h im ;.lo-32.

Page 137: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

oleh para pelaku bisnis, nilai dan prinsip etika bisnis beretika berkelanjutan dan

berlteadilan yang menjadi pedoman kerja LOS DIY antara lain ;

a. Prinsip Pertanggung-jawaban ( Responsibility ).

Yang dimaksud dengan prinsip pertanggung jawaban adalah prinsip kesesuaian

dalam pengelolaan perusahaan atau institusi ierhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Selain itu

prinsip ini juga bisa berarti pemenuhan kewajiban institusi atau perusahaan

kepada semua pemangku kepentingan baik di internal maupun eksternal yang

menjadi hak mereka. Termasuk dalam responsibility adalah tanggung jawab

sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan.

b. Prinsip Icewajaran ( Fairness ).

Prinsip kewajaran mengandung arti bahwa pengelolaan pel-usahaan atau institusi

seharusnya di dasarkan pada keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak

stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangm yang berlaku.

c. Prinsip Icepatuhan Terhadap Aturan Dan Hukum.

Prinsip ltepatuhan terhadap aturan dan hukum adalah ketaatan penyelenggaraan

usaha atau bisnis terhadap hukuin dan peraturan pel-undang-undangan yang

berlaku. Sehingga institusi atau perusahaan yang dikelola dengan tidak melanggar

hukuin dan peraturan akan berdampak positif bagi keberlangsungan perusahaan

tersebut.

Page 138: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

d. Prinsip Transparansi atau Keterbukaan.

Prinsip transparansi atau keterbukaan adalah prinsip untuk bersedia melakukan

lteterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan

mengemultaltan informasi materiil yang relevan mengenai jasa, produk dan

kebijakan dari institusi atau perusahaan kepada stakeholder dan shareholder, baik

yang berhubungan dengan internal maupun eksternal.

e. Prinsip Akuntabilitas atau Tanggung Gugat.

Prinsip akuntabilitas atau tanggung gugat adalah prinsip bisnis beretika

berkelanjutan yang berkaitan dengan kejelasan hngsi pelaksanaan dan

pertanggung jawaban manajemen perusahaan atau institusi sehingga pengelolaan

perusahaan terlaksana secara efektif dan efisien.

f. Prinsip Kejujurar~ ( ,?mesty).

Prinsip kejujuran adalah prinsip kesesuaian antara perkataan, perbuatan dengan

kondisi sebenarnya dan atau aturan yang ada menyangkut materi atau informasi

yang relevan dalam kegiatan, praktek atau pengelolaan perusahaan atau institusi.

g. Prinsip Empati ( Compassion ).

Prinsip empati merupakan prinsip perlakuan kepada stakeholder dan shareholder

oleh sebuah perusahaan atau institusi sebagaimana mereka sendiri ingin

diperlakukan dalam pengelolaan bisnis atau usaha. Secara operasional prinsip ini

dapat terlihat bagaimana perusahaan atau institusi memperlakukan pihak lain

seolah-olah memperlakukan din sendiri.

Page 139: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

h. Prinsip Kemandirian ( Independence )

Prinsip kemandirian merupakan suatu keadaan dimana perusahaan atau institusi

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan

dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang ~ e h a t . ~ '

Prinsip-prinsip etika bisnis yang menjadi pedoman kerja LOS DIY juga

selaras dengan ajaran Islam seperti ; Nilai ketaatan pada hukum yang ada di LOS

DIY terakomodasi dari nilai ketaatan pada hukum Tuhan yakni syari'ah yang

bermakna integritas dan loyalitas. Nilai transparansi, akuntabilitas dan kemandirian

(independence) sejalan dengan nilai-nilai kekhilafahan yang bermakna intelektualitas,

kebebasan dan kebertanggungjawaban. Nilai kewajaran fairness) dan kejujuran

(honesty) selaras dengan nilai-nilai tazkiyah yang bemakna kejujuran, keadilan dan

keterbukaan. Sementara nilai empati (compassion) seirama dengan nilai-nilai ihsan

yang bermakna kebersamaan dan kebaikan bagi orang lain.59 Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pedoman nilai-nilai etika bisnis LOS DIY yang bertujuan

melindungi masyarakat akan membawa kebaikan bagi masyarakat khususnya

masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

58 . Pedoman Prinsip Dan Penilaian Bisnis Beretika Berkelanjutan, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, 2006, hlm ; 48.

59 - . thalis Noor Cahyadi, Hasil Penelitian "Siknifikansi Ombudsman Swasta Dalam Menegakkan Bisnis Beretika Dan Berkelanjutan Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Studi Atas Lembaga Ombudsman Swasta Daerah lstimewa Yogyakarta (LOS DIY)", Yogyakarta, 2010, hlm ; 154.

Page 140: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

B. Pelayanan Konsultasi dan Penerimaan Laporan

Tahap konsultasi dan penerimaan laporan adalah tahap awal dalam pelayanan

di LOS DIY. Konsultasi dan penerimaan laporan bisa dilakukan dengan berbagai cara

sepei-ti telepon, sms, email maupun datang langsung ke kantor LOS DIY, khusus

untuk laporan resmi, disarankan agar Pelapor dapat datang langsung ke kantor LOS

DIY supaya informasi dapat disampaikan secara lengkap beserta data-data

pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang dilaporkan. Permasalahan yang

dapat di konsultasikan maupun dilaporkan adalah mengenai pelayanan publik yang

diselenggarakan oleh sektor swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada tahap konsultasi maupun laporan, Pelapor diminta untuk mengisi form

yang telah disediakan yaitu form konsultasi maupun form laporan. Dalam tahap ini

Pelapor diterima oleh 2 orang yang terdiri dari satu orang anggota dan satu orang

asisten. Meskipun demikian dalam kondisi tertentu, dapat diterima oleh sekurang-

kurangnya dua orang asisten. Kemudian Pelapor dirninta menyampaikan

permasalahannya dan selanjutnya penerima laporan berkewajiban antara lain ;

Menjelaskan tugas dan kewenangan LOS DIY, mendengarkan, mencatat dan

menggali informasi, membuat kronologi serta menerima bukti-bukti yang dibawa

Pelapor, menilai materi laporan apakah persoalan tersebut berkaitan dengan

kewenangan LOS DIY, apabila materi aduan atau permasalahan yang dilaporkan

bultan ltewenangan LOS DIY maka penerima laporan dapat memberikan saran atas

peilnasalahan yang disampaikan, termasuk menunjukkan tempat atau lembaga yang

kompeten menangani permasalahan tersebut. Jika diperlukan, LOS DIY dapat

Page 141: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

membuat surat mjukan kepada lembaga yang dituju disertai dengan kronologi singkat

laporan. Namun apabila laporan menjadi kewenangan LOS DIY, maka Pelapor

diminta untuk melengkapi syarat-syarat antara lain ; foto copy identitas diri dan

mengisi formulir pengaduan, penerima laporan menjelaskan kepada Pelapor bahwa

LOS DIY dapat menjalankan fungsi mediasi jika dikehendaki para pihak (Pelapor

maupun Terlapor), dan menjelaskan kepada Pelapor, bahwa hasil rekomendasi yang

dikeluarkan oleh LOS DIY adalah dokumen publik sehingga rekomendasi akan

ditembuskan ke pihak-pihak terkait.60 Hal ini sesuai dengan standar operasional

prosedur (SOP) pelayanan yang ditetapkan dengan surat keputusan ketua lembaga

ombudsman swasta DIY Nomor : 14lKEPl2012 Tentang Prosedur Operasional

Standar Pelayanan Lembaga Ombudsman Swasta Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Dalam ltetentuan umum Pasal 1, yang dimaksud dengan prosedur pelayanan

adalah tahapan-tahapan yang dilalui mulai dari penerimaan laporan sampai dengan

monitoring, sedangkan pihak yang dapat melaporkan permasalahannya ke LOS DIY

atau biasa disebut dengan Pelapor adalah perseorangan, kelompok masyarakat atau

badan usaha yang melaporkan praktek bisnis yang tidak beretika sedangkan Terlapor

adalah perseorangan, kelompok masyarakat atau badan usaha yang dilaporkan

melakukan praktek bisnis yang tidak beretika.

60 . Pedoman Tata Kelola Usaha Beretika, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, 2013, hlm ; 48-49.

Page 142: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

1. Prosedur Pelayanan

Dalam Pasal 2 surat keputusan ketua lembaga ombudsman swasta DIY

Nomor : 14lKEPl2012 Tentang Prosedur Operasional Standar (SOP) Pelayanan

Lembaga Ombudsman Swasta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.dijelaskan

bahwa prosedur pelayanan di LOS DIY dapat dibedakan menjadi dua yaitu tahap

konsultasi dan penerimaan laporan, artinya masyarakat dapat berkonsultasi atau

menyampaikan laporan mengenai adanya dugaan pelayanan publik yang tidak

beretika yang diselenggarakan oleh sektor swasta. Bagi masyarakat yang akan

berkonsultasi diminta mengisi formulir konsultasi, yaitu fonnulir yang berisi identitas

orang yang berkonsultasi, bidang yang dikonsultasikan, lnateri konsultasi dan

kesimpulan tindak lanjut konsultasi, sedangknn bagi pelapor yang aka11 inelaporkai~

permasalahannya maka pelapor diminta mengisi formulir pengaduan, formulir ini

berisi identitas Pelapor, identitas Terlapor, bidang usaha Terlapor, penanganan yang

diinginkan dan kronologi kejadian.

Pada saat melaporkan permasalahannya, Pelapor diteriina oleh dua orang yang

terdiri dari satu orang anggota dan satu orang asisten, ineskipun demikian dalam

kondisi tertentu, dapat diterima oleh sekurang-kurangnya dua orang asisten. Pelapor

diininta menyampaikan permasalahannya dan selanjutnya penerima laporan

berkewajiban untuk : menjelaskan tugas dan kewenangan LOS DIY, mendengarkan,

mencatat dan menggali informasi, serta menerima bukti-bukti pendukung yang

dibawa pelapor dan menilai materi laporan berkaitan dengan kewenangan LOS DIY,

Page 143: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

apabila laporan menjadi kewenangan LOS DIY, maka Pelapor diminta melengkapi

persyaratan seperti foto copy identitas diri dan mengisi formulir pengaduan.

Penerima laporan menjelaskan kepada Pelapor bahwa LOS DIY dapat

menjalankan fungsi mediasi jika dikehendaki oleh para pihak baik Pelapor maupun

Terlapor dan menjelaskan kepada Pelapor bahwa setelah kasus selesai maka LOS

DIY akan menerbitkan rekomendasi dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh LOS

DIY adalah dokumen publik sehingga rekomendasi akan ditembuskan kepada pihak-

pihak terkait.

Apabila materi aduadpermasalahan yang diadukan bukan kewenangan LOS

DIY maka penerima laporan dapat memberikan saran atas permasalahan yang

disamp aikan, termasuk menunjukkan tempatllembaga yang kompeten menang ani

peimasalahan tersebut. Jika diperlukan LOS DIY dapat membuat surat rujukan

kepada lembaga yang dituju disertai dengan kronologi singkat laporan. Apabila

laporan dilakukan melalui telepodfaximile/e-maille-complaint, Pelapor diminta

menginformasikan identitas diri dan menyiapkan bukti-bukti yang relevan, supaya

laporan bisa ditindaklanjuti, Pelapor diminta hadir ke kantor LOS DIY untuk melapor

secara resmi sesuai dengan tahapan yang ada.

Bagi Pelapor yang menguasakan kepada penasehat hukum atau pihak lain,

wajib membuat surat kuasa dan wajib hadir kecuali bagi Pelapor yang berdomisili

jauh atau berhalangan tetap. Apabila Pelapor datang berkelompok untuk

laporadkasus yang sama, maka untuk memudahkan penanganan, Pelapor dirninta

memilih beberapa orang sebagai wakil kelompok. Meskipun laporan yang

Page 144: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

disampaikan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, laporan tersebut tetap dapat

ditindaklanjuti. Selanjutnya berkas laporan yang terdiri dari formulir konsultasi,

formulir pengaduan, kronologi kasus dan kelengkapan identitas diri diselesaikan

paling lambat dua hari sejak Pelapor resmi melaporkan ke LOS DIY.

2. Adrninistrasi Laporan

Sesudah menerima laporan dari masyarakat dan melakukan penilaian bahwa

laporan dapat ditindaklanjuti, maka sesuai dengan pasal 3 standart operasional

prosedur (SOP) LOS DIY, selanjutnya penerima laporan inembuat resume laporan

untuk dilampirkan pada formulir pengaduan dan disusun menjadi satu bendel dengan

bukti-bukti dokumen yang relevan. Penerima laporan menyerahkan bendel kasus

tersebut ke bidang pelayanan, investigasi dan monitoring (PIM) untuk ditindaklanjuti.

Bidang PIM menginformasikan resume kasus kepada setiap ailggota untuk

dimintakan penilaian awal atas laporan tersebut, terkait adanya dugaan pelanggaran

yang terjadi dan pihak-pihak yang perlu diklarifikasi. Selailjutnya dari penilaian

anggota tersebut diberikan kepada bidang PIM untuk dimasukkan ke database dan

diteruskan ke pengampu kasus. Berkas laporan yang lengkap masuk ke bidang PIM

ditindaklanjuti dengan pembuatan surat penugasan pengampuan kasus. Kabid PIM

menugaskan sekurang-kurangnya satu orang anggota dan satu orang asisten untuk

menjadi pengampu kasus dengan mempertimbangkan beban kerja masing-masing

dalam mempertimbangkan jumlah pengampu kasus didasarkan kompleksitas

permasalahan kasus tersebut.

Page 145: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Pengampu kasus bukan orang yang punya kepentingan langsung atau tidak

langsung dengan Pelapor, Terlapor atau kasus yang ditangani, Pada saat penugasan

pengampuan kasus, bidang PIM menyertakan formulir rencana tindak lanjut kasus

untuk diisi pengampu kasus dan bidang PIM mendapat salinannya selambat-

lambatnya 2 hari setelah penugasan pengampuan kasus, namun apabila kasus yang

dilaporkan ternyata bukan menjadi kewenangan LOS D1Y atau akan lebih efektif dan

efisien bila ditangani oleh lembaga lain, maka dengan persetujuan Pelapor,

penanganan kasus bisa dirujuk ke lembaga lain, rujukan laporan bisa keseluruhan

materi laporan atau sebagian saja, artinya dalam suatu lapornn mungkin semuanya

dirujuk ke lembaga lain atau sebagian dirujuk ke lembaga Iili11 clan sebagian lainnya

tetap ditangani oleh LOS DIY sesuai dengan fungsi, tugas dn!i kcwenangannya.

3. Data Kasus Y ang Masuk LOS DIY Tahun 20 1 1-20 13

Dalam rangka menjalankan tugas dan kewenangan terscbut maka LOS DIY

telah menerima laporan dan konsultasi terkait adanya dugaan pelanggaran etika usaha

yang disampaikan oleh masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam

tiga tahun terakhir yaitu tahun 201 1 sld tahun 2013, kasus yang masuk di LOS DIY

dapat kami sampaikan sebagai berikut ;

a. Data Kasus Masuk LOS DIY Tahun 201 1

Pada tahun 201 1 terjadi proses peralihan pergantian komisioner LOS DIY dari

periode kedua ke periode ketiga, pada bulan Juli 201 1 komisioner periode kedua telah

habis masa tugasnya namun penggantinyai sedang dalam proses seleksi . dan baru

Page 146: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dilantilt pada tanggal 10 Januari 201 2, sehingga terj adi kekosongan ltepemimpinan

ltomisioner sejak akhir bulan Juli sampai tanggal 9 Januari 2012, akibatnya pelayanan

kepada masyarakat baik yang akan konsultasi maupun laporan untuk sementara

dihentikan sampai ada mggota LOS DIY yang baru, karena itu di tahun 2011 data

kasus yang ada di bidang pelayanan, investigasi dan monitoring tercatat mulai 1

Januari 201 1 s/d 20 Juli 201 1, selama tujuh bulan tersebut LOS DIY telah menerima

laporan dan konsultasi dari masyarakat terkait adanya dugaan pelanggaran etika

usaha. Berdasarkan data kasus yang ada di bidang Pelayanan, Investigasi dan

Monitoring LOS DlY telah melayani masyarakat sebagai berikut ;

1) Konsultasi Kasus

Konsultasi yang masuk di LOS DlY pada tahun 201 1 tercatat sebagai berikut ;

9 Pelanggaran hak konsumen sebanyak 29 kasus

9 Pelanggaran hak tenaga kerja ada 8 kasus

Secara rinci Konsultasi yang masuk di LOS D m paling banyak di sektor

lteuangan yaitu ada 18 kasus, perdagangan 1 kasus, Jasa 1 kasus, Pendidikan 1

kasus, Komunikasi dan Tekhnologi Informasi 1 kasus, PerumahadProperty 1

ltasus dan kasus lain 6 kasus, total kasus yang dikonsultasikan terkait dugaan

pelanggaran hak konsumen dan pelanggaran hak tenaga kerja ada 37 kasus.

2) Laporan Masyarakat

Data laporan masyarakkat yang masuk dan ditindaklanjuti LOS DIY pada tahun

201 1 diklasifikasikan menjadi 2 yaitu ;

9 Pelanggaran hak konsumen ada 17 kasus

Page 147: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

> Pelanggaran hak tenaga kerja ada 5 kasus

Secara rinci Laporan masyarakat terkait dengan dugaan Pelanggaran Hak

ltonsumen dapat kami sampaikan sebagai berikut ; Bidang Keuangan ada 8

kasus, bidang perdagangan 2 kasus, bidang pendidikan 1 kasus, Bidang

PerumahadProperty 2 kasus, bidang Komunikasi dan Tekhnologi Informasi 1

kasus serta bidang kesehatan 2 kasus, dan bidang lain ada 1 kasus, sehingga

jumlah laporan dugaan pelanggaran hak konsumen ada 17 kasus. Sedangkan

Laporan adanya dugaan pelanggaran hak tenaga kerja ada 5 kasus, sehingga total

kasus yang dilaporkan ada 22 kasus.

3) Jenis Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus

Dari 22 lapora111per:gaduan tersebut LOS DIY telah melakukan Klarifikasi,

Investigasi, Mediasi dan mengeluarkan Rekomendasi. Secara rinci jenis tindak

lanjut penyelesaian kasus dapat kami sarnpaikan sebagai berikut ; kasus selesai

melalui proses mediasi dan LOS DIY mengeluarkan Rekomendasi ada 4 kasus,

dirujuk ke lembaga lain karena bukan menjadi kewenangan LOS DIY ada 1

kasus, dicabut karena ada penyelesaian secara bipartit setelah kasusnya

dilaporltan ke LOS DIY ada 4 kasus dan kasus sedang dalam proses penyelesaian

baik proses klarifikasi maupun proses mediasi ada 13 kasus.

Prosentase jenis tindak lanjut penyelesaian terhadap kasus yang dilaporkan pada

tahun 201 1 dapat kami sampaikan sebagai berikut ; kasus selesai melalui proses

mediasi dan LOS DIY mengeluarkan rekomendasi ada : 18 %, dirujuk ke lembaga

lain karena bukan menjadi kewenangan LOS DIY ada : 5 %, dicabut karena dapat

Page 148: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

diselesaikan secara bipartit ada : 18 % dan kasus sedang dalam proses

penyelesaian baik klarifikasi maupun mediasi ada 59 %.

b. Data Kasus Masuk LOS DIY Tahun 2012

Pada tanggal 10-'Januari 2012 keanggotaan LOS DIY periode ke tiga yaitu

tahun 2012 s/d 2015 dilantik oleh Gubernur DIY dan tanggal 11 Januari 2012

keanggotaan periode ketiga mulai menjalankan tugasnya, karena itu maka data kasus

yang masuk pada tahun 2012 dihitung mulai tanggal 11 Januari 2012 s/d 25

Desember 2012, dimana setiap tanggal 25 karni hams mengirim laporan bulanan

kepada Gubernur DIY melalui Biro Hukum Pemerintah Propinsi DIY, pada tahun

2012 LOS DIY telah menerima laporan dan konsultasi dari masyarakat terkait

adanya dugaan pelanggaran etika usaha. Berdasarkan data kasus yang ada di bidang

pelayanan, investigasi dan monitoring, LOS DIY telah melayani masyarakat sebagai

berikut ;

1). Konsultasi Kasus

Konsultasi yang masuk di LOS DIY pada periode ketiga sejak tanggal 11 Januari

2012 s/d 25 Desember 2012 tercatat sebagai berikut ;

k Pelanggaran hak konsumen sebanyak 63 kasus

k Pelanggaran hak tenaga kerj a ada 1 7 kasus

Secara rinci kasus yang paling banyak dikonsultasikan LOS DIY adalah kasus di

sektor keuangan yaitu mencapai 30 kasus, perdagangan 11 kasus, Jasa 5 kasus,

Pendidiltan 3 kasus, komunikasi dan Tekhnologi Inforrnasi 3 kasus, Lingkungan 2

Page 149: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kasus, perumahadproperty 1 kasus, transportasi 1 kasus dan lain-lain 7 kasus,

total kasus yang dikonsultasikan terkait dugaan pelanggaran hak konsumen ada

63 kasus.

Untuk ltonsultasi terkait dengan adanya dugaan pelanggaran hak tenaga kerja ada

17 kasus, sehingga total kasus yang dikonsultasikan ke LOS DIY ada 80 kasus.

Tidak semua masyarakat yang berkonsultasi ke LOS DIY kemudian

menindaklanjuti menjadi sebuah laporan resmi, sebagian ada yang dilaporkan ke

lembaga lain karena tidak terkait dengan etika usaha atau dapat di selesaikan

sendiri setelah menerima masukan dari LOS DIY, ada juga yang masih

inemerlukan pertimbangan untuk melaporkan kasusnya ke LOS DIY.

2). Laporan Masyarakat

Data laporan masyarakkat yang masuk dan ditindaklanjuti LOS DIY sejak

dilantik oleh Gubernur DIY tanggal 10 Januari 2012 sampai dengan akhir

Desember 20 12 diklasifikasikan menjadi 2 yaitu ;

P Pelanggaran hak konsumen ada 53 kasus

P Pelanggaran hak tenaga kerja ada 14 kasus

Secara rinci laporan masyarakat terkait dengan adanya dugaan pelanggaran hak

konsumen dapat kami sampaikan sebagai berikut ; bidang keuangan ada 30

kasus, bidang perdagangan 7 kasus, bidang pendidikan 6 kasus, lingkungan 4

kasus, bidang perumahadproperti 3 kasus, bidang komunikasi dan tekhnologi

informasi 2 kasus serta bidang kesehatan 1 kasus. Total laporan dugaan adanya

pelanggaran hak konsumen ada 53 (lima puluh tiga) kasus. Sedangkan laporan

Page 150: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

adanya dugaan pelanggaran hak tenaga kerja ada 14 ( empat belas ) kasus.

Sehingga total kasus yang dilaporkan ada 67 (enam puluh tujuh) kasus.

3). Jenis Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus

Dari 67 laporan atau pengaduan masyarakat terkait adanya dugaan pelanggaran

etika bisnis yang masuk ke LOS DIY telah di tindak lanjuti dengan melakukan

klarifikasi, investigasi, mediasi dan mengeluarkan rekomendasi, secara rinci jenis

tindak lanjut penyelesaian kasus dapat kami sampaikan sebagai berikut ; Kasus

selesai pada saat proses klarifikasi tanpa melalui mediasi dan LOS DIY

mengeluarkan rekomendasi ada 21 kasus, Kasus selesai melalui mediasi dan LOS

DIY mengeluarkan rekomendasi ada 12 kasus, Kasus selesai melalui mediasi

tetapi LOS DIY tidak mengeluarkan rekomendasi karena tidak ada unsur

pelanggaran etika usaha ada 1 kasus, Dirujuk ke lembaga lain karena tidak

menjadi kewenangan LOS DIY ada 2 kasus, Di cabut karena ada penyelesaian

secara bipartit setelah dilaporkan ke LOS DIY ada 7 kasus, Dihentikan atau tidak

selesai ada 1 kasus dan kasus sedang dalam proses klarifikasi dan mediasi ada 23

kasus.

Prosentase jenis tindak lanjut penyelesaian terhadap kasus yang dilaporkan pada

tahun 2012 dapat kami sampaikan sebagai berikut ; kasus selesai melalui proses

inediasi dan konsiliasi serta LOS DIY mengeiuarkan rekomendasi ada : 51 %,

dirujuk ke lembaga lain karena bukan menjadi kewenangan LOS DIY ada : 3 %,

dicabut karena dapat diselesaikan secara bipartit ada : 10 %, kasus dihentikan atau

Page 151: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tidak selesai ada 2 % dan kasus sedang dalam proses penyelesaian baik klarifikasi

maupun mediasi ada : 34 %..

Untuk kasus yang tidak selesai atau dihentikan prosesnya oleh LOS DIY dapat

terjadi karena Terlapor tidak datang saat proses klarifikasi atau mediasi tanpa

memberikan alasan, sekalipun LOS DIY telah mengirim surat undangan

klarifikasi atau mediasi secara resmi tiga kali, kemungkinan lain tidak selesai atau

dihentikannya kasus karena pada saat proses mediasi tidak tercapai kesepakatan

perdamaian, dengan demikian mediator LOS DIY menghentikan proses

penyelesaian kasus dan mengembalikan kasus tersebut kepada para pihak yang

bersengketa untuk menyelesaikan sendiri atau menempuh jalur hukum.

c. Data Kasus Masuk LOS DIY Tahun 201 3

Tahun 2013 merupakan tahun kedua dalam periode ketiga sejak dilantik pada

tanggal 10 Januari 2012, sampai akhir tahun 2013, LOS DIY telah melayani

masyarakat yang berl:msultasi dan menyampaikan laporan adanya dugaan

pelanggaran etika usaha dapat karni sampaikan sebagai berikut ;

1) Konsultasi Kasus

Konsultasi yang masuk di LOS DIY pada tahun kedua di periode ketiga, terhitung

mulai tanggal 26 Desember 2012 sampai dengan 23 Desember 2013 tercatat

sebagai berikut ;

P Pelanggaran hak konsumen sebanyak 84 kasus

P Pelanggaran hak tenaga ke rja ada 29 kasus

Page 152: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Secara rinci konsultasi kasus yang masuk di LOS DIY paling banyak di sektor

lteuangan yaitu ada 44 kasus, perdagangan 10 kasus, Jasa 2 kasus, Pendidikan 6

lasus, perumahadprope;ty 4 kasus, Kesehatan 2 kasus, lingkungan 1 kasus dan

lain-lain 2 kasus, total kasus yang dikonsultasikan terkait dugaan pelanggaran hak

konsumen ada 84 kasus. Untuk konsultasi terkait dengan adanya dugaan

pelanggaran hak tenaga kerja ada 29 kasus, sehingga total kasus yang

dikonsultasikan ke LOS DIY ada 103 kasus.

Laporan Masyarakat

Data laporan masyarakat yang masuk dan ditindaklanjuti LOS DIY pada tahun

20 13 di ltlasifikasikan menjadi 2 yaitu ;

9 Pelanggaran hak konsumen ada 58 kasus

> Pelanggaran hak tenaga kerja ada 23 kasus

Secara rinci laporan masyarakat terkait adanya dugaan pelanggaran hak

konsumen dapat kami sampaikan sebagai berikut ; bidang keuangan ada 32 kasus,

bidang jasa 9 kasus, bidang perdagangan 6 kasus, bidang pendidikan 3 kasus,

lingkungan 1 kasus, bidang perumahadproperty 4 kasus, bidang komunikasi dan

tekhnologi informasi 1 kasus, bidang lingkungan 1 kasus serta lain-lain 2 kasus.

Total laporan dugaan pelanggaran hak konsumen ada 58 kasus. Sedangkan

laporan adanya dugaan pelanggaran hak tenaga kerja ada 23 kasus. Sehingga total

kasus yang dilaporkan ada 8 1 kasus.

Page 153: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

3) Jenis Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus

Seperti pada kasus-kasus sebelumnya, laporan arm pengaduan masyarakat terkait

adanya dugaan pelanggaran etika bisnis yang masuk ke LOS DIY pada tahun

20 13 ada 8 1 laporan, jenis tindak lanjut yang sudah dilakukan seperti klarifikasi,

investigasi, mediasi dan mengeluarkan rekomendasi, secara rinci jenis tindak

lanjut penyelesaian kasus dapat disampaikan sebagai berikut ; Kasus selesai pada

saat proses klarifikasi tanpa melalui mediasi dan LOS DIY mengeluarkan

rekomendasi ada 35 kasus, Kasus selesai melalui mediasi dan LOS DIY

mengeluarkan rekomendasi ada 31 kasus, Kasus selesai melalui mediasi tetapi

LOS DIY tidak mengeluarkan rekomendasi karena tidak ada unsur pelanggaran

etika usaha ada 1 kasus, Dirujuk ke lembaga lain karena tidak menjadi

kewenangan LOS DIY ada 7 kasus, Di cabut karena ada penyelesaian secara

bipartit setelah dilaporkan ke LOS DIY ada 10 kasus, pernyataan pendapat karena

tidak ada pelanggaran etika usaha ada 2 kasus, Dihentikan atau tidak selesai ada 1

kasus dan kasus sedang dalam proses klarifikasi dan mediasi ada 61 kasus.

Prosentase jenis tindak lanjut penyelesaian terhadap kasus yang dilaporkan pada

tahun 2013 dapat kami sampaikan sebagai berikut ; kasus selesai melalui proses

mediasi dan konsiliasi serta LOS DIY mengeluarkan rekomendasi ada : 69 %,

dirujuk ke leinbaga lain karena bukan menjadi kewenangan LOS DIY ada : 5 %,

dicabut karena dapat diselesaikan secara bipartit ada : 6 %, kasus dihentikan atau

tidak selesai ada 1 % dan kasus sedang dalam proses penyelesaian baik klarifikasi

maupun mediasi ada : 41 %.

Page 154: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

C. Proses Penyelesaian Sengketa Etika Bisnis Di LOS DIY

Salah satu tugas Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta

adalah menerima dan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat mengenai adanya

dugaan penyimpangan usaha yang tidak beretika dan berkelanjutan, agar pelayanan

LOS DIY berjalan lebih efektif dan efisien maka diperlukan standar operasional

prosedur (SOP) pelayanan yang ditetapkan dengan keputusan ketua lembaga

ombudsman swasta DIY.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka ketua ombudsman swasta Daerah

Istimewa Yogyakarta menetapkan Keputusan Nomor: 14/KEP/2012 tentang Prosedur

Operasional Standar Pelayanan Lembaga Ombudsman Swasta Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Dalam ketentuan umum pasal 1 yang dimaksud dengan

prosedur pelayanan adalah tahapan-tahapan yang dilalui mulai dari penerimaan

laporan sampai dengan monitoring, Sesuai tugas dan kewenangan yang dimiliki LOS

DIY untuk menerima dan menindaklanjuti laporan masyarakat, maka LOS DIY

menetapkan proses penyelesaian sengketa sebagai berikut ;

1. Klarifikasi

Setelah LOS DIY menerima laporan masyarakat terkait adanya dugaan

pelanggaran etika bisnis di wilayah DIY, maka LOS DIY akan mengundang pihak

yang dilaporkan atau biasa disebut dengan Terlapor untuk datang ke kantor LOS DIY

guna memberikan klarifikasi, Klarifikasi adalah tahapan untuk merninta penjelasan

kepada Terlapor atas laporan yang disampaikkan Pelapor dan pihak terkait lainnya.

Klarifikasi sangat diperlukan untuk memperoleh informasi yang berimbang dari

Page 155: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kedua pihak dan menjaga LOS DIY tetap imparsial..Klarifikasi dilakukan dengan

cara mengirimkan surat undangan klarifikasi secara resmi kepada pihak Terlapor.

Undangan klarifikasi dapat dilakukan sebanyak tiga kali dan jika Terlapor tidak

menanggapi, maka keterangan Pelapor dianggap benar. Permintaan penjelasan ini

wajib dilakukan sebelum diadakan proses medias; i i a t ~ k mendapatkan informasi yang

berimbang dan menjaga LOS DIY tetap imparsial.

Apabila diperlukan, LOS DIY dapat meminta penjelasan atau klarifikasi

bersama dari semua pihak terkait tentang persoalan yang dilaporkan guna

mengumpulkan fakta - fakta untuk memperjelas posisi kasus. Klarifikasi bersama

adalah mendengarkan penjelasan pihak - pihak yang terkait dalam waktu yang

bersamaan terkait persoalan yang dilaporkan. Pada tahap klarifikasi ini, pengampu

kasus menjelaskan secara singkat tugas, fungsi, dan kewenangan LOS DIY. Apabila

setelah proses klarifikasi ternyata informasi yang terkumpul belum mencukupi, maka

dapat dilakukan i n ~ e s t i ~ a s i . ~ '

2. Investigasi

Lembaga Ombudsman Sw asta Daerah Istimew a Yogyakarta diberi wewenang

untuk menerima dan menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya dugaan

pelanggaran tata kelola usaha swasta di wilayah DIY. dalam proses menindaklanjuti

pengaduan masyarakat tersebut diperlukan upaya investigasi untuk melengkapi

61 . Keputusan Ketua Lembaga Ombudsman Swasta Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor : 14/KEP/2012 Tentang Prosedur Operasional Standar Pelayanan.

Page 156: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

informasi, bukti dan data yang akan memperkuat analisa permasalahan dalam rangka

penyelesaian sengketa adanya dugaan pelanggaran etika usaha dan penyampaian

pernyataan pendapat atau rekomendasi oleh LOS DIY.

Secara khusus, tindakan investigatif adalah serangkaian tindakan pemeriksaan

bukti-bukti dan saksi-saksi maupun pihak-pihak yang terkait dengan suatu kasus yang

akan maupun sedang ditangani LOS DIY. Pada dasarnya tindakan ini berkaitan

dengan upaya pencarian dan penemuan fakta (fact Jinding) dan kebenaran, sehingga

dapat memberikan masukan dan informasi yang berguna dan mendukung kinerja

LOS DIY dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Tindakan investigasi sangat penting dan diperlukan dalam ha1 : Pertama, pada

tahap klarifikasi LO$ DIY belum memperoleh kejelasan informasi dan fakta yang

berkaitan dengan pokok persoalan. Kedua, tahap pengujian validitas informasi dan

keterangan yang diberikan baik oleh pihak Pelapor maupun Terlapor, yang diragukan

kebenarannya. Ketiga, tahap penyerahan dan pengumpulan bukti-bukti yang dinilai

belum cukup diberikan baik oleh pihak Pelapor maupun Terlapor. Upaya investigasi

oleh LOS DIY diatur secara terperinci dan khusus dalam Surat Keputusan Ketua

Lembaga Ombudsman Swasta DIY Nomor : 13/KEP/20 12 tentang Standar

Operasional Prosedur Investigasi yang menjadi pedoman bagi seluruh anggota, asisten

dan staf Lembaga Ombudsman Swasta DIY yang ditetapkan dalam Surat Keputusan

Ketua Lembaga Ombudsman Swasta DIY

Pengertian investigasi adalah sebuah tahapan proses menindaklanjuti

pengaduan dengan cara mengumpulkan dan mengklarifikasi bukti-bukti dan

Page 157: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

keterangan saksi-saksi, meminta keterangan dari para pihak yang terkait dengan

adanya dugaan penyimpangan tata kelola usaha swasta yang dilakukan oleh

perorangan, badan usaha dadatau usaha informal yang bisa dilakukan secara terbuka

yaitu wawancara atau secara tertutup dengan melakukan pengamatan.

Yang dimaksud wawancara dalam investigasi adalah meminta keterangan dari

pihak tertentu secara terstruktur dengan pertanyaan yang sudah ditentukan

sebelumnya atau secara tidak terstruktur yaitu dengan pertanyaan yang mengikuti

perkembangan pembicaraan, sesuai dengan kondisi dilapangan. Disamping

wawancara, investigasi juga dapat dilakukan dengan cara pengamatan atau biasa

disebut dengan investigasi secara tertutup, pengamatan adalah melihat dari jarak

tertentu terhadap suatu obyek atau peristiwa yang sedang diselidiki.

Investigasi dilakukan oleh anggota, asisten, staf LOS DIY atau seseorang yang

dipekerjakan oleh LOS DIY untuk melakukan upaya investigasi. Seseorang yang

melakukan investigasi karni sebut investigator. Dalam melakukan investigasi perlu

memperhatikan ketentuan yang berlaku sebagai berikut ; Pertama Investigasi

bertujuan mengumpulkan data, informasi, keterangan saksi danlatau fakta di lapangan

yang berhubungan dengan permasalahan yang diadukan masyarakat. Kedua

Wawancara dilakukan dengan orang yang memiliki kompetensi dan pengetahuan

terkait serta punya kapasitas untuk menjawab. Tidak semua kasus yang masuk di

LOS DIY dilakukan investigasi, kasus yang perlu dilakukan investigasi apabila :

Data yang diserahkan o?eh pelapor d d a t a u terlapor atau informasi yang diperoleh

LOS DIY saling bertentangan, belurn ada, belurn lengkap atau meragukan. Investigasi

Page 158: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

hanya dilakukan terhadap pokok permasalahan yang diadukan, Investigasi hanya

dilakukan oleh pengampu kasus dan atau pihak yang dipekerjakan oleh LOS DIY

secara kusus, Investigasi yang dilakukan hanya terkait dengan adanya dugaan

pelanggaran etika usaha, Investigasi dilakukan tidak melebihi masa penanganan kasus

dan Invetigasi tidak mengungkap kehidupan pribadi.

Dalam melakukan investigasi, investigator harus memperhatikan hal-ha1

sebagai berikut ; Investigator dilarang memaksakan kehendak untuk berkunjung atau

wawancara bila yang mau dikunjungi tidak bersedia atau menolak kunjungan dan

atau diwawancarai. Investigator dilarang bertemu dengan pihak yang dikunjungi di

tempat-tempat yang rawan fitnah, seperti di kamar hotel atau di tempat tertutup lain

atau ditempat-tempat yang membahayakan diri dan pihak yang diwawancarai.

Investigator dilarang menerima dan atau meminta fasilitas, hadiah atau kenang-

kenangan apa pun dari pihak manapun yang ada hubungan langsung dengan para

pihak yang berpotensi mempengaruhi prinsip imparsial, independen dan non-

diskriminasi.

Prosedur Investigasi adalah tahapan-tahapan yang hams dilaksanakan oleh

investigator yang meliputi antara lain ; Identifikasi permasalahan, penyusunan

hipotesa, penetapan sasaran dan obyek investigasi, penentuan langkah-langkah dan alat-

alat investigasi, wawancara dan pengamatan, pencatatan, klarifikasi dan konfirmasi,

serta penyusunan laporan investigasi. Prosedur dalam melakukan proses investigasi

di LOS DIY terbagi menjadi dua tahap yaitu ;

Page 159: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

a. Tahap Pra Investigasi

yaitu tahap proses persiapan bagi investigator dalam melakukan investigasi yang

meliputi antara lain ; Pengampu kasus rnenyusun hipotesa atas substansi

pengaduan berdasarkan data laporan, data klarifikasi, data peraturan dan atau

kajian pustaka yang dianggap akan mempermudah pelaksanaan investigasi,

menyusun pertanyaan dan melakukan identifikasi terhadap pihak-pihak yang akan

diwawancarai, mengkualifikasi jenis data yang diharapkan serta mempersiapkan

surat-surat yang diperlukan, Investigator menentukan teknik dan strategi serta

sarana yang akan digunakan untuk mempermudah pelaksanaan investigasi

terrnasuk tanda pengenal atau surat keterangan maupun check-list terhadap hal-ha1

yang akan dilakukan investigasi, mernperkirakan jurnlah anggaran yang diperlukan

serta menetapkan waktu dan sasaran investigasi dan Investigator memberitahukan

kegiatan investigasi kepada Ketua Bidang Pelayanan Investigasi dan Monitoring

dan staf administrasi umurn untuk dicatat dalam agenda kegiatan luar.

b. Tahap Investigasi

Tahap investigasi merupakan tahapan dimana investigator sedang melakukan

proses investigasi, dalam melakukan proses investigasi ini investigator perlu

memperhatikan hal-ha1 sebagai berikut ; Pada saat melakukan investigasi terbuka

(wawancara), investigator memperkenalkan diri dengan patut dan cukup, dengan

menunjukkan kartu identitas LOS DIY daniatau surat keterangan penugasan, bila

investigasi terbuka tidak memungkinkan, investigator bisa melakukan investigasi

tertutup dan juga dapat melakukan investigasi terbuka maupun investigasi

Page 160: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tertutup untuk saling melengkapi, investigator menyatakan maksud kunjungan

dan meminta kesediaan kepada pihak yang akan diwawancarai kepada pihak

yang dikunjungi, apabila pihak yang dikunjungi tidak bersedia untuk

diwawancarai, investigator dilarang memaksakan kehendak, menyuap,

mengintimidasi dan atau menakut-nakuti, apabila yang dikunjungi sudah

menyatakan kesediaannya, investigator melakukan wawancara dengan sopan dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, mencatat danlatau merekam data

dan informasi yang disampaikan secara cermat, bila pihak yang dikunjungi setuju,

investigator bisa meminta data-data materiil dan atau mengambil gambar atau

foto yang diperlukan, investigator tidak boleh membuat pertanyaan atau

pernyataan yang dapat menyinggung perasaan dan atau yang berbau sentimen

SARA, investigator tidzk boleh membuat kesimpulan kasus pada saat wawancara

investigatif, investigator mendorong pihak yang dikunjungi berkata jujur dan

menjamin kerahasiaan identitas yang diwawancarai.

Bila diperlukan dan bila memungkinkan, investigator bisa meminta pihak yang

dikunjungi menandatangani catatan wawancara investigasi yang dibuatnya, bila

data-data dan informasi yang diperoleh belum dianggap cukup, investigator dapat

melakukan wawancara komparasi dengan pihak lain yang dianggap mengerti

tentang permasalahan yang ditindaklanjutinya dan investigasi dilakukan selama

jam kerja LOS DIY dan atau diluar jam kerja LOS DIY.

Page 161: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Selanjutnya dalam tahap pasca investigasi, investigator membuat risalah hasil

investigasi berdasarkan waktu dan tahapan investigasi serta membuat kesimpulan

akhir, Investigator menggunakan risalah investigasi sebagai referensi untuk

analisa substansi pengaduan dan rekomendasi, untuk memperkuat analisanya,

investigator dan pengampu kasus dapat meminta pendapat ahli, akademisi dan

atau pelaku usaha lain sejenis yang dianggap kompeten dan dapat memberikan

penilaian secara obyektif terhadap substansi pengaduan, pengampu kasus wajib

melaporkan pelaksanaan dan kesimpulan investigasi di dalam rapat kasus yang

diikuti seluruh anggota dan seluruh asisten yang dikoordinasikan oleh kabid

pelayanan investigasi dan monitoring. laporan pelaksanaan investigasi sekurang-

kurangnya memuat hal-ha1 sebagai berikut : Identitas investigator (nama lengkap

dan jabatan), identitas yang dikunjungi (nama lengkap, alamat, nomor telpon,

jabatanlkedudukan), pokok aduan, hipotesa atau kesimpulan awal, teknik dan

strategi investigasi, jadwal rencana dan nama-nama pihak terkait, resume

wawancara, bukti-bukti, komparasi pendapat ahli dan k e ~ i m ~ u l a n . ~ '

Karena tidak semua kasus yang masuk di LOS DIY dilakukan investigasi, dan

investigasi hanya dilakukan terhadap pokok permasalahan yang diadukan, maka

selama tahun 2011 tidak ditemukan data investigasi terkait dengan kasus yang

dilaporkan dan dilakukan investigasi. Sedangkan pada tahun 2012, berdasarkan

laporan kinerja LOS D N tahun 2012, pelaku usaha yang dilaporkan warga

-

62 . Keputusan Ketua Lembaga Ombudsman Swasta DIY Nomor : 13/KEP/2012 Tentang Standar Operasional Prosedur Investigasi, LOS DIY, Yogyakarta, 2012.

Page 162: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

masyarakat dan telah ditindaklanjuti LOS DIY dengan melakukan investigasi ada 9

(sembilan) kasus. Dan pada tahun 2013 data kasus yang tercatat dalam laporan

pelaksanaan tugas tahun 2013 kasus yang dilakukan investigasi tercatat sampai

tanggal 25 Desember 2013 ada 15 (lima belas) kasus.

3. Mediasi

Salah satu tujuan dibentuknya Lembaga Ombudsman Swasta DIY adalah

rnenfasilitasi proses mediasi kepada setiap masyarakat untuk mendapatkan

perlindungan hukum, memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan

proporsional dalam praktek usaha. mediasi merupakan bagian dari proses

penyelesaian sengketa etika usaha di LOS DIY, Berdasarkan Keputusan Ketua LOS

DIY Nomor : 12/KEP/2012 Tentang Prosedur Operasional Standar Mediasi di LOS

DIY, dalam pasal 1 yang dimaksud dengan nlediasi acialah proses musyawarah secara

kekeluargaan untuk pemecahan suatu masalah dimana pihak ketiga (mediator) yang

tidak memihak membantu proses musyawarah untuk memperoleh kesepakatan yang

memuaskan. Sedangkan prosedur mediasi adalah tahapan-tahapan yang dilalui sejak

mulai penunjukan mediator sampai pembuatan perjanjian perdamaian di bawah

tangan atau dengan penetapan pengadilan. Dalam Pasal 2 Standard Operasional

Prosedur Nomor : 12/KEP/2012 mengatur mengenai tahapan mediasi yang antara

lain;

Page 163: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

a. Tahap Pra Mediasi

Sebelum dilakukan mediasi, mediator menjelaskan gambaran bahwa mediator

hanya inembantu para pihak untuk menyelesaikan sengketa tata kelola usaha dan

mediator bersifat netral tidak boleh berpihak, permasalahan yang dapat

ditangani dengan proses mediasi mempakan permasalahan yang terkait dengan

etika bisnis, dengan syarat selain dari ; perkara-perkara yang sedang ditangani

Pengadilan Niaga, Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), Keberatan atas putusan

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan Keberatan atas putusan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPP-u j.

Sebelum dilakukan mediasi, mediator memberitahukan bahwa mediator hanya

membantu para pihak menyelesaikan sengketa antara para pihak, dan tidak

menghentikan kemungkinan dikeluarkannya rekomendasi perbaikan tata kelola

usaha oleh LOS DIY, Para pihak yang menghendaki mediasi hams mengisi dan

menandatangani formulir persetujuan dilakukan mediasi, selanjutnya mediator

menjelaskan aturan serta tata tertib mediasi dan para pihak hams menyetujuinya.

Kemudian mediator menyiapkan mangan dan perlengkapan yang diperlukan.

Pendampingan oleh kerabat, keluarga, teman atau kuasa hukum selama proses

mediasi hams seijin mediator dan persetujuan para pihak. Mediator dapat

membatasi jumlah peserta mediasi dengan kesepakatan para pihak.

b. Tahap Mediasi

Sebelum mediasi dilakukan, Mediator memperkenalkan diri dengan patut dan

cukup, Mediator membacakan resume permasalahan dihadapan para pihak dan

Page 164: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bila diperlukan memberi kesempatan yang sama kepada para pihak untuk

melengkapi atau meluruskannya secara bergantian, adil dan tertib, bila

dimungkinkan dibatasi waktu paling lama 5 menit. Mediator menentukan jadwal

proses mediasi yang meliputi sasaran, macam kegiatan, urutan kegiatan, durasi

tiap sesi dan alokasi waktu untuk mediasi, serta target waktu mediasi dapat

dilakukan dan meminta persetujuan para pihak, bila diperlukan, mediator bisa

menawarkan para pihak untuk menggunakan Co-mediator atau pendapat ahli.

Mediator mendorong para pihak untuk berunding dengan mempertimbangkan

ltepentingan bersama, jika ada tanda-tanda mediasi tidak mencapai titik para

pihak dan hams disetujui kedua belah pihak, Mediator memberi kesempatan yang

sama kepada para untuk berbicara secara terpisah. temu, maka Mediator dapat

berbicara secara kaukus kepada para pihak dan hams disetujui kedua belah pihak,

Mediator memberi kesempatan yang sama kepada para untuk berbicara secara

t e ~ - ~ i s a h . ~ ~

Selama proses mediasi, mediator mengarahkan para pihak untuk bermusyawarah

dan bermufakat supaya tercapai win-win solution, apabila dalam proses mediasi

tersebut tercapai kesepakatan, Mediator menyusun draft nota kesepakatan

perdamaian dan membacakannya di depan para pihak, jika para pihak telah

63 .Kaukus adalah pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya. Pasal 1 point (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor; 03. Tahun 2008Tentang Prosedur Mediasi.

Page 165: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sepakat dengan isi nota kesepakatan perdamaian tersebut, maka para pihak

wajib menandatangani nota kesepakatan perdamaian tersebut.

Namun apabila dalam proses mediasi tersebut tidak mencapai kesepakatan, atau

para pihak tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan permasalahannya

maka mediator bisa menghentikan mediasi setelah 3 (tiga) kali pertemuan mediasi

yang disepakati oleh para pihak, karena mediasi hanya dapat dilakukan apabila

para pihak sepakat mencari penyelesaian dan bukan memperdebatkan substansi

permasalahan. Mediator hanya membantu proses mediasi apabila sebelumnya

para pihak telah menempuh perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan.

Dalam Pasal 3 diatur tentang pelaksanaan mediasi antara lain ; Keputusan

dilaksanakannya mediasi hams berasal dari para pihak, mediator hanya sebatas

memberikan pemahaman tentang mediasi, Para pihak bertanggung-jawab atas

keputusan mediasi dan menyatakan bahwa mediator terbebas dari segala

tanggung-jawab dan akibat dari hasil mediasi, Para pihak sepakat menjunjung

tinggi nilai-nilai kesopanan, kepatutan dan tata krama, Para pihak sepakat

mengikuti tata tertib yang ditentukan oleh mediator, Para pihak sepakat bahwa

bila terjadi kebuntuan, maka mediator benvenang menghentikan mediasi dan

mengembalikan pemndingan kepada para pihak. Mediator tidak memungut uang

jasa mediasi dalam bentuk apa pun dari para pihak, Mediator harus merahasiakan

identitas para pihak dan seluruh proses serta hasil mediasi kepada pihak-pihak

lain tanpa ijin para pihak, Hasil keputusan mediasi tidak boleh bertentangan

Page 166: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dengan norma agarna, kesusilaan, kemasyarakatan, maupun peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Berdasarkan SOP pasal 4, tata tertib mediasi diatur sebagai berikut ; Para pihak

hams berpakaian secara patut dan sopan, Mediator wajib memberitahukan bahwa:

Para pihak hams berbicara dan berperilaku sopan dan hams menghindarkan

siltap, perilaku dan ucapan yang berbau SARA, Masing-masing pihak baru

berbicara setelah dipersilakan oleh mediator dan tidak melakukan interupsi ketika

pihak lain sedang berbicara, Para pihak dilarang membawa senjata dalam bentuk

apa pun dan / atau benda apa pun yang mengurangi kenyamanan d m keamanan

di dalam ruangan mediasi, Para pihak dilarang membawa pendukung atau

menggelar unjuk rasa atau mengerahkan massa di lokasi mediasi dan Para pihak

memasuki dan meninggalkan ruangan seijin mediator;

Terkait dengan Co-Mediator dan Pendapat Ahli, dalam pasal 5 mengatur bahwa;

Dengan persetujuan para pihak, mediator bisa meminta pendapat co-mediator.

Dengan persetujuan para pihak, mediator bisa meminta pendapat ahli dan seorang

ahli tersebut hanya boleh disediakan oleh mediator. Kasus yang bisa dimediasi

oleh LOS DIY dalam pasal 10 dibatasi hanya untuk kasus-kasus yang berkaitan

dengan tata kelola usaha, Sengketa yang sebelumnya gaga1 diselesaikan para

pihak, bukan sengketa yang pernah dimediasi oleh instansi lain yang benvenang

dan tidak membahas isu sentimen Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan.

Page 167: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

c. Tahap Pasca Mediasi

Dalam setiap tahapan proses mediasi, baik tercapai kesepakatan atau tidak ada

kesepakatan, mediator membuat risalah hasil mediasi, risalah mediasi berupa hasil

kesepahaman sementara dari proses mediasi yang berguna untuk mengingatkan

kembali para pihak pada saat dilakukan mediasi selanjutnya, namun apabila

dalam mediasi terset3:lt mencapai kesepakatan, maka mediator membuat rumusan

hasil kesepakatan dalam bentuk nota kesepakatan perdamaian, Nota kesepakatan

tersebut ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Bila para pihak

menghendaki, para pihak dapat meminta penetapan nota kesepakatan perdamaian

ini menjadi akta kesepakatan perdamaian di Pengadilan Negeri setempat dengan

surat pengantar dari LOS DIY.

Berdasarkan data yang ada di LOS DIY selama bulan Januari sampai dengan

Desember 2012 menyebutkan bahwa LOS DIY telah mengirimkan surat undangan

mediasi kepada para pihak sebanyak 71 surat undangan, kasus-kasus yang dilakukan

mediasi ada 21 kasus, dari 21 kasus yang dilakukan mediasi tersebut ada 11 kasus

yang mencapai kesepakatan perdamaian dan ada 10 kasus yang tidak dapat mencapai

kesepakatan perdamaian. Sedangkan data di bulan Januari sampai dengan bulan

Desember 2013 menyebutkan undangan mediasi yang telah dikirimkan oleh LOS

DIY ada 69 surat undangan mediasi, kasus-kasus yang dilakukan mediasi ada 28

ltasus dari 28 kasus yang dilakukan mediasi tersebut ada 23 kasus yang mencapai

Page 168: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kesepakatan perdamaian dan ada 5 kasus yang tidak dapat mencapai kesepakatan

perdamaian.

4. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan sebuah anjuran perbaikan mengenai tata kelola

usaha yang baik yang ditujukan kepada Terlapor berdasarkan prinsip-prinsip etika

bisnis. Reltomendasi yang akan diterbitkan disusun oleh pengampu kasus dengan

format yang telah disepakati yang berisi antara lain ;

a. Pendahuluan

Pendahuluan rekomendasi yakni berisi pengantar tentang identitas LOS DIY dan

tujuan yang ingin dicapai sekaligus informasi tentang pelaltsanaan rapat pleno

pembahasan rekomendasi oleh para anggota LOS DIY.

b. Kronologis

Kronologis berisi runtutan peristiwa terjadinya permasalahan dan proses

penanganan perkara yang terdiri dari Keterangan Pelapor, Keterangan Terlapor,

Pendapat Ahli (bila perlu) dan hasil investigasi lapangan (bila perlu).

c. Analisa Fakta

Analisa Fakta yakni rangkuman fakta setelah cross check dengan para pihak yang

berselisih, instansi terkait dan data yang ada.

d. Pernyataan Pendapat

Pernyataan pendapat berisi ulasan tentang permasalahan, dan kajian peraturan

perundangan j ika diperlukan.

Page 169: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

e. Penilaian LOS DIY

Penilaian LOS DIY berisi tentang penilaian atas pelanggaran etika bisnis yang

telah dilalcukan oleh para pihak, baik pelapor maupun terlapor.

f. Rekomendasi LOS DIY

Rekomendasi LOS DIY yang berisi saran perbaikan tata kelola usaha yang

beretika supaya beretika dan berkelanjutan kepada para pihak dan lembaga terkait.

Sesudah draft surat rekomendasi selesai disusun oleh pengampu kasus,

kemudian di informasikan kepada semua anggota LOS DIY untuk segera diadakan

rapat pleno anggota guna membahas dan menyepakati isi surat rekomendasi. Anggota

wajib memberikan catatan tertulis dan diserahkan kepada pengampu kasus. Inisiatif

untuk melakukan rapat rekomendasi dilakukan oleh pengampu kasus yang

dikoordinasikan dengan ketua bidang pelayanan, investigasi dan monitoring. Rapat

pleno rekomendasi sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) orang anggota LOS

DIY.

Dalam rapat ini akan disepakati berbagai ha1 antara lain: tulisan atau kalimat

yang dipakai (redaksi), ~esesuaian antara fakia daii penilaian, isi rekomendasi, dan

keinungkinan dipublikasikannya kasus tersebut dengan mempertimbangkan

efektivitas. Anggota yang tidak dapat hadir dalam rapat rekomendasi, dapat

memberikan masukan tertulis untuk penyempurnaan draft rekomendasi sebelum rapat

pleno dimulai. Jika rapat pleno rekomendasi menilai masih perlu dilakukan tahap

Page 170: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

klarifikasi dan atau investigasi, maka pengampu kasus wajib untuk melakukan

tahapan yang direkomendasikan tersebut.

Apabila kemudian hasil rapat menyepakati draft surat rekomendasi, pengampu

kasus kemudian menyempurnakan draft swat final rekomendasi untuk dikirimlcan

kepada Terlapor dan ditembuskan kepada pihak-pihak terkait sesuai dengan inti

permasalahan dan Gubernw DIY sebagai bentuk laporan. Berdasarkan Laporan tahun

201 1, jumlah rekomendasi yang telah dikeluarkan LOS DIY ada 28 rekomendasi.

sedangkan pada tahun 2012 rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh LOS DIY ada

37 rekomendasi dan pada tahun 2013 ada 39 rekomendasi.

5. Monitoring

Monitoring merupakan sebuah kegiatan pemantauan terhadap tindak lanjut

rekomendasi yang diberikan oleh LOS DIY kepada Terlapor dan pihak-pihak terkait

dengan permasalahan yang dilaporkan. Pada tataran ini, apa dan bagaimana isi

relomendasi dipantau dan dikaji, apakah terdapat perubahan perilaku, sistem, ataupun

cara terlapor dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan etis kepada

masyarakat. Dalam ha1 ini, setiap surat rekomendasi yang dikeluarkan, sudah

diproyeksiltan sebelumnya, mengenai indikator apa yang akan menjadi tolok ukur

ltegiatan monitoring.

Monitoring dilakukan 3 (tiga) bulan setelah rekomendasi diberikan. Metode

yang digunakan dalam monitoring adalah melalui surat monitoring yang ditujukan

kepada pelapor, terlapor dan pihak-pihak yang mendapatkan tembusan rekomendasi

Page 171: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dimaksud. Keterlibatan pihak terkait digunakan untuk menciptakan sistem control

yang seimbang sehingga semua pihak merasa berkepentingan terhadap penvujudan

tata kelola usaha di sektor swasta yang beretika dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan monitoring LOS DIY mendapaika~i beberapa hambatan, antara lain :

a. Terlapor atau pihak yang diberikan rekomendasi tidak merespon surat monitoring

yang dikirimkan sehingga LOS DIY tidak mendapatkan informasi perkembangan

relomendasi atau perubahan tata kelola usaha dari terlapor.

b. LOS DIY tidak dapat mengetahui perkembangan hasil rekomendasi dari pelapor

dikarenakan :

1) Pelapor tidak dapat dihubungi.

2) Pelapor sudah tidak peduli dengan kasus yang dihadapi.

3) Pelapor tidak dapat mengakkses informasi apapun dari terlapor setelah

diterbitkannya rekomendasi.

4) Pelapor merasa keberatan dengan isi rekomendasi LOS DIY terhadap Pelapor.

c. Terlapor merespon surat rekomendasi secara negatif dan menyatakan keberatan

dengan hasil rekomendasi.

d. Lemahnya koordinasi antar instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan

terkait .

Berdasarkan data di bagian administrasi LOS DIY, selama tahun 2011 LOS

DIY telah mengirimkan surat monitoring sebanyak 22 surat monitoring, tahun 2012

ada 28 surat monitoring yang dikirim dan pada tahun 2013 ada 39 surat monitoring

Page 172: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

yang telah dikirimkan oleh LOS DIY. Respon dari terlapor atau pelaku usaha yang

mendapatkan surat monitoring beragam seperti menelpon LOS DIY untuk

menanyakan maksud dari surat monitoring, ada yang menelpon guna menjelaskan

telah melakukan perubahan manajemen, dan ada juga pelaku usaha langsung

memberikan jawaban setelah surat monitoring diterimanya. Isi jawaban yang

disampaikan para pelaku usaha sebagian menanggapi dengan positif dan sedang

dalam proses menindaklanjuti pelaksanaan rekomendasi LOS DIY.

Selain untuk mengetahui tindak lanjut rekomendasi, monitoring juga

dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan dan permasalahan yang timbul dalam

tindak lanjut rekomendasi. Dalam ha1 ini LOS DIY akan lebih intensif melakukan

komunikasi dengan pe!aku usaha dan pihak terltzit. Melihat pentingnya monitoring

ini, maka LOS DIY telah mengambil kebijakan sebagai berikut :

1) Pengampu kasus diminta untuk melakukan monitoring untuk setiap kasus yang

ditanganinya sesudah 3 bulan sejak dikeluarkannya rekomendasi.

2) Pengampu kasus diminta untuk mendokumentasikan setiap hasil monitoring.

3) Monitoring dapat dilakukan dengan memanfaatkan media telepon, surat

monitoring, kunjungan langsung atau mengundang para pihak terkait untuk

meminta informasi.

Sehubungan dengan pentingnya proses monitoring ini, maka LOS DIY

senantiasa mendorong semua pihak, termasuk pemerintah, untuk terus memberikan

dukungan dan tanggapan positif atas proses monitoring yang dilakukan. Hal ini dirasa

Page 173: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sangat penting karena perbaikan tata kelola usaha di sektor swasta yang beretika dan

berkelanjutan tidak mungkin tenvujud tanpa adanya peran serta dan partisipasi dari

semua pihak, termasuk pemerintah.

Sebagaimana diketahui bahwa rekomendasi yang dikeluarkan oleh LOS DIY

tembusannya selalu disampaikan kepada instansi yang terkait baik lembaga swasta

maupun pemerintah, ha1 ini dilakukan dengan harapan instansi tersebut dapat

menindaklanjuti rekomendasi guna mempercepat adanya proses pelaksanaan

rekomendasi dalam rangka perbaikan tata kelola usaha, karena ha1 ini dapat

mempengaruhi kenyamanan usaha dan kenyarnanan bekerja sehingga dapat tercipta

iklim usaha yang kondusif tanpa ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

D. Kegiatan Pendukung Dalam Penyelesaian Kasus

Selain menindaklanjuti kasus dengan cara membantu proses penyelesaian,

untuk kasus-kasus tertentu bidang Pelayanan Investigasi Dan Monitoring (PIM) juga

melakukan kegiatan pendukung terkait dengan penanganan kasus, kegiatan

pendukung yang sudah dilakukan oleh LOS DIY selama periode ketiga tahun 2012

sld 20 13 antara lain ;

1. Gelar Kasus

Ada dua jenis gelar kasus di LOS DIY, pertama gelar kasus internal dan gelar

kasus yang melibatkan pihak eksternal, gelar kasus internal merupakan

pembahasan kasus yang dilaporkan untuk dikaji permasalahan apakah kasus

tersebut menjadi kewenangan LOS DIY atau tidak, apabila kasus tersebut menjadi

Page 174: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kewenangan LOS DIY maka dalam rapat tersebut sekaligus menunjuk pengampu

untuk menindaklanjuti kasus yang telah dilcpor!<~n, narnun apabila kasus tersebut

ternyata tidak menjadi kewenangan LOS DIY maka LOS DIY akan merujuk ke

instansi yang benvenang untuk menindaklanjuti kasus tersebut, sedangkan gelar

ltasus dengan melibatkan pihak eksternal adalah pembahasan kasus yang

permasalahannya bersifat komplek dan pengusaha kurang memiliki etika untuk

menyelesaikan permasalahannya dengan baik, seperti diundang klarifikasi tidak

datang, saat mediasi berperilaku tidak baik dan terkesan memaksakan kehendak,

tujuan diadakannya gelar kasus ini adalah untuk melakukan koordinasi dengan

instansi dan semua stakeholder yang terkait supaya kasus tersebut dapat

diselesaikan secara bersama-sama sesuai dengan kapasitas kewenangan masing-

masing instansi.

Permasalahan yang telah dilakukan gelar kasus dengan melibatkan eksternal antara

lain ; Kasus PT Sung Chang Indonesia, Kasus UGAMA/IKMI/ASMI, Kasus

Investasi Rumah Kebun Jamur, Yayasan Dian Desa, Kasus Hutang Kekurangan

Setoran Sopir Taksi, FAVE Hotel Yogyakarta, Kasus Dugaan Pencemaran

Lingkungan Oleh CV. Chrisma Grafindo dan kasus SPBE Bumi Purnama Raya di

manding Bantul.

2. Pendapat Ahli

Untuk kasus-kasus yang bersifat khusus dan perlu penanganan yang cermat maka

dalam menindaklanjuti penyelesaian LOS DIY mengundang seorang ahli di

Page 175: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bidang tertentu terkait dengan kasus yang dilaporkan untuk rnernberikan

pendapatnya berdasarkan keahliannya tersebut, kasus yang melibatkan ahli untuk

rnernberikan pendapatnya antara lain ;

a. Kajian Tentang Tugas, Wewenang Notaris Dan PPAT.

b. Kajian Tentang Penyelesaian Sengketa Pertanahan

c. Kasus Investasi Rurnah Kebun Jarnur

d. Yayasan Dian Desa

e. FAVE Hotel Y ogyakarta.

f. Kasus Dugaan Pencemaran Lingkungan Oleh CV. Chrisrna Grafindo.

g. SPBE Burni Purnama Raya.

3. Focus Group Discussion (FGD)

FGD terkait dengan tindak lnnjut penyelesaian kasus yang sudah' di lakukan

sebanyak lirna kali, dengan rnengangkat terna antara lain ;

a. Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi Kunjungan Tim Independen ke

Perusahaan- perusahaan yang dianggap rawan terjadinya perselisihan di

wilayah DIY

b. Problernatika Penyelenggaran Pendidikan di Sekolah Swasta.

c. Penahanan ijasah Pekerja Oleh Pengusaha

d. Modus Pelanggaran Etika Dalarn Perekrutan Mitra Kerja Dengan Cara Iklan

Lowongan Kerja Pengelirnan Teh Celup Oleh Perusahaan PT Hadena

Indonesia.

Page 176: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

e. Kepemilikan IIak Komunal Sebagai Srrategi Perlindungan Produk UMKM

Dan Perwujudan Kawasan Berbudaya HAKI Di DIY.

f. Review Kebijakan Produk Air Minum Kemasan.

g. Pemantauan pelaksanaan UMK dan BPJS Ketenagakerjaan.

h. Manfaat Jaminan Fiducia sebagai sarana penjaminan dalam perjanjian kredit

pembiayaan.

i. Desa Dan Kampung Wisata Sebagai Daya Tarik Wisata Guna

Mensejahterakan Masyarakat.

4. Workshop

Workshop dilakukan untuk menindaklanjuti permasalahan atau kasus-kasus yang

paling banyak dilaporkan, workshop dimaksudkan untuk membahas secara

mendalam permasalahan yang banyak dilaporkan tersebut, dalarn pembahasan

tersebut LOS DIY mengundang pihak-pihak terkait dan narasumber yang ahli di

bidangnya untuk mengupas dan menggali akar permasalahan, bila dimungkinkan

dapat mencari solusi serta merumuskan usulan perubahan kebijakan kepada

pemerintah supaya masyarakat dapat terlindungi dengan kebijakan tersebut.

Kegiatan workshop yang telah dilakukan oleh LOS DIY mengangkat tema antara

lain ;

a. Pentingnya Pengawas Independen Dalam Penegakan Etika Usaha di Bidang

ketenagakerj aan.

b. Kajian Tentang Tugas, Wewenang Notaris Dan PPAT.

Page 177: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

c. Kajian Tentang Penyelesaian Sengketa Pertanahan.

d. Mewujudkan Pengelolaan Sekolah Swasta Yang Beretika Dan Berkelanjutan.

e. Penahanan ijasah Pekerja Oleh Pengusaha, Tinjauan Hukum Dan Etika

Bisnis.

f. Workshop Tentang Pengaturan Toko Ritail Modern Berjejaring.

5. Seminar

Seminar dilakukan untuk mengangkat permasalahan yang sedang marak terjadi di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan menimbulkan keresahan di masyarakat, selain

untuk mengangkat kasus yang dilaporkan ke LOS DIY, seminar juga ditujukan

untuk mencari dukungan dan solusi terhadap kasus yang sedang dihadapi

masyarakat seperti dampak pembangungan bangunan komersial antara lain ; hotel,

kondominium, kondotel, apartemen dan SPBE, terhadap persoalan dampak

pembangungan bangunan komersial tersebut LOS DIY menyelenggar

pembangungan bangunan komersialakan seminar dengan tema ; Hak Warga Atas

Tata Kelola Lingkungan Dalam Melawan Komersialisasi Tanah.

6. Own Motion

LOS DIY tidak hanya menindaklanjuti laporan masyarakat yang masuk 1

dilaporkan ke LOS DIY tetapi juga melakukan inisiatif melakukan investigasi

terhadap kasus yang sedang terjadi di masyarakat sekalipun kasus tersebut belum

dilaporkan ke LOS DIY, tindakan ini di istilehkm dengan nama own motion,

Page 178: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tujuan adanya own motion ini adalah untuk melihat sejauh mana kasus tersebut

berpotensi merugikan masyarakat sekaligus melakukan tindakan pencegahan

supaya korbannya tidak semakin banyak. Untuk itu LOS DIY telah melakukan

inisiatif investigasi terhadap PT Hadena Indonesia di J1. Palagan No. 91 A,

Ngaglik, Sleman. Perusahaan tersebut di investigasi karena ada indikasi penipuan

dan berpotensi merugikan masyarakat. Investigasi dilakukan dua kali dengan cara

datang langsung ke perusahaan pada tanggal 3 September 2013 dan 4 September

2013, tim investigator dalam kasus tersebut Bagus Sasmito dan Hanum Aryani,

adapun hasil investigasi antara lain ; adanya informasi penawaran mitra kerja

pengeleman teh rosella dengan imbalan 70 ribu perbok di beberapa tempat,

sehingga masyarakat mendatangi perusahaan, ternyata sampai di tempat yang

dituju disuruh membayar Rp.5000,- (lima ribu rupiah) untuk biaya pendaftaran dan

informasi seputar cara pengeleman, selanjutnya pendaftar dikenakan biaya

Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan mendapatkan satu buah

parfum dengan harga Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan satu bok label teh

yang dilem.

Disamping itu setiap pendaftar diwajibkan menyebar brosur informasi dan mencari

anggota baru untuk mendaftar ke perusahaan tersebut. ijin yang dipakai adalah

untuk produk kosmetik, makanan dan minuman, tapi pada kenyataannya menjual

produk cincin magnetic dan parfum, dan perusahaan tidak mau disebut sebagai

MLM. Tindak lanjut hasil investigasi tersebut, maka LOS DIY mengadakan FGD

pada hari selasa, tanggal 17 September 2013, dengan mengundang pihak

Page 179: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

perusahaan PT Hadena Indonesia dan semua stakeholder yang terkait dengan

kasus tersebut, dalam FGD tersebut diperoleh informasi bahwa ; iklan tidak sesuai

dengan ijin yang ada karena ijin untuk kosmetik sedangkan iklan pengeliman teh

rosella, produk yang dicanturnkan di label tidak ada ijinnya jadi masih elegal,

rekruitmen tenaga kerja tidak sesuai prosedur dan tanpa ijin dinas terkait, untuk itu

PT Hadena diminta untuk mengurus proses perijinan dan menghentikan dulu

operasional sebelum produhya dilegalkan.h4

Sedangkan Investigasi terhadap persoalan yang tidak dilaporkan ke LOS DIY

tetapi kasus tersebut berpotensi terjadinya aksi masa karena melibatkan ribuan 'i

buruh dan masyarakat, maka kami telah aktif melakukan investigasi di salah satu

perusahaan pembuatan rambut palsu ( wig ) di daerah Bantul. Perusahaan tersebut

bernama PT. Dong Young Tress, jumlah pekerja sekitar 2000 orang, Pemilik

perusahaan Warga Negara Korea. Dalam investigasi tersebut di tenemukan adanya

pelanggaran ketenagakerjaan yang sangat parah antara lain : gaji dibawah UMR,

Sakit lebih dua hari dianggap alfa dan potong gaji, uang lembur Rp.3000,-/(tiga

ribu rupiah) perjam flat tidak naik, tidak ada cuti hamil sehingga kalau ada pekerja

yang hamil diminta mengundurkan diri dan kalau mau masuk setelah melahirkan

disuruh melamar kembali, jam kerja dari jam 06.30 s/d 21.00 WIB dan tidak ada

Jamsostek.

64 Laporan Pelaksanaan Tugas, Lembaga Ombudsman Swasta DIY Tahun 2013,.Yogyakarta, 2013, hlm ; 21-31.

Page 180: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

7. Pembentukan Posko Pemantau Pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan

(THR)

Pembentukan posko pemantauan pembayaran THR pada tahun 2012 dilaksanakan

kerjasama dengan Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY), tujuan dari pembentukan

poslto ini antara laian ;

a. Melakukan monitoring pembayaran THR terkait dengan besamya nilai THR

dan waktu pembayaran THR oleh Pengusaha

b. Menerima pengaduan dan konsultasi terkait dengan masalah THR

c. Melakukan mediasi permasalahan pemberian T H R . ~ ~

8. Pembentukan Forum Komunikasi Penegakan Etika Usaha di Bidang

Ketenagake rjaan

Pengawasan di bidang ketenagakerjaan sangat lemah karena jurnlah sumber daya

manusia yang ada tidak sebanding dengan jumlah perusahaan yang ada di wilayah

DIY. Hal ini berdampak pada tingginya kasus ketenagake rjaan yang dilaporkan ke

LOS DIY, bahkan kasus ketenagakerjaan menduduki ranking tertinggi kedua

setelah kasus keuangan, Melihat kenyataan yang ada maka LOS DIY berinisiatif

untuk membentuk Forum Pengawas Penegakan Etika Usaha di Bidang

Ketenagakerjaan. Pembentukan forum ini bertujuan antara lain ; Agar setiap

pelanggaran ketenagakerjaan dapat segera di atasi dan dapat mengurangi

65 . Laporan Kinerja Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, 2012, hlm ; 44-47.

Page 181: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pelanggaran etika bisnis di bidang ketenagakerjaan. Stakeholder yang terlibat

dalam forum ini antara lain ;

a. Pemerintah ; Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupatenl kota, Dinas tenaga

kerja dan transmigrasi propinsi DIY, PT Jamsosteks Cabang DIY

b. Pelaku usaha ; Apindo, Asmindo, Kadin.

c. Serikat pekerja ; SPN, SPSI, ABY, SP Mandiri, SBI, SP NIBA, SP LEM, SP

FARKES, SP PT Pos Indonesia, SP sekar Telkom.

d. Lembaga swadaya Masyarakat ( LSM ) ; LABH, LBH Yogya, LBH ANSOR,

Yasanti, LBH SIKAP, PSB.

Disamping kegiatan yang terkait dengan penanganan kasus yang telah

dilakukan oleh bidang pelayanan, investigasi dan monitoring, bidang penelitian dan

pengembangan juga ielah melakukan kegiatan seperti sosialisasi dan edukasi kepada

masyarakat tentang etika usaha, penelitian yang berkaitan dengan isu-isu etika usaha

terkini, melakukan kajian untuk mengusulkan review kebijakan, diskusi dan seminar

tentang etika usaha dan pemberian LOS award setiap tahun kepada kepala daerah di

tingkat kabupaten atau kota, kepada media cetak dan asosiasi pengusaha, sedangkan

di bidang kerjasama dan penguatan masyarakat melakukan kerjasama dan menjalin

lomunikasi dengan semua pihak serta penguatan masyarakat dengan cara

menggalang kerjasama dengan para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan

LOS DIY. melakukan upaya penyadaran baik pelaku usaha maupun masyarakat

terkait pentingnya etika bisnis guna terciptanya bisnis yang berkelanjutan, disisi lain

Page 182: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bidang kerjasama dan penguatan masyarakat juga telah melakukan penguatan

masyarakat melalui gerakan-gerakan perubahan sebagai upaya mewujudkan tata

kelola usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan.

E. Kewenangan LOS DIY terhadap Laporan Yang Berkaitan dengan Masalah

Hukum

Mediasi merupakan salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang

diselenggarakan di luar pengadilan, dimana pihak-pihak yang bersengketa meminta

atau menggunakan bantuan dari pihak ketiga yang netral untuk membantu

menyelesaikan pertikaian di antara mereka. Pada prinsipnya kasus yang dapat

diselesaiakan dengan cara mediasi adalah kasus-kasus yang bersifat keperdataan,

namun secara teoritis masih terbuka kemungkinan untuk menyelesaiakan kasus tindak

pidana tertentu melalui proses mediasi atau penyelesaian di luar peradilan.

Kemungkinan ini karena sifat dari sanksi pidana itu sendiri sebagai ultimum

remedium, menurut soedarto, konsekuensi dari sifat atau cirri ini yaitu bilamana

sarana hukurn lainnya seperti perdata dan administrasi bisa atau lebih baik digunakan,

maka hukurn atau sanksi pidana tidak perlu digunakan.

Ada beberapa kasus yang masuk di LOS DIY yang mengandung unsur pidana

seperti penipuan atau penggelapan, selama kasus tersebut belum ditangani oleh

penegak hukurn seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, maka LOS DIY dapat

membantu proses penyelesaian kasus pidana tersebut. Hal ini karena penyelesaian

Page 183: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kasus melalui proses mediasi memilki keluwesan atau keleluasaan dan tidak

terkungkung dalam bentuk-bentuk formalitas seperti dalam proses litigasi, dalam

proses inediasi ini para pihak dapat membahas substansi persoalan tanpa hams lebih

dahulu memperdebatkan masalah-masalah tehnis hukum, disamping itu para pihak

yang tidal< memiliki pengetahuan atau ketrampilan hukurn dapat menempuh proses

mediasi karena proses ini memungkinkan para pihak untuk melihat dan membahas

persoalan tidak hanya dari sisi hukum tapi juga aspek--aspek lain seperti hubungan

sosial dan ekonomi para pihak, seperti salah satu contoh kasus yang dilaporkan ke

LOS DIY yaitu kasus Perselisihan Antara Para Pemegang Saham Terkait

Transparansi Laporan Keuangan di Perusahaan.

Dalam situasi tertentu, meskipun secara hukum satu pihak belum tentu

bersalah dan bertanggung jawab atas kerugian namun mungkin saja pihak tersebut

bersedia membayar ganti rugi kepada pihak lair, demi mempertahankan hubungan

sosial dengan pihak lain, selain itu proses mediasi yang berlangsung atas dasar

pendekatan-pendekatan konsensus atau mufakat cenderung membangun suasana

kerjasama dalam mencari pemyelesaian yang dapat diterima para pihak.

Secara singkat kasus perselisihan antara para pemegang saham terkait

transparansi laporan keuangan perusahaan di PT. LESTARI JAYA dapat kami

sampaikan sebagai berikut ; kasus permasalahan di bidang usaha pelayanan kesehatan

ini cukup rumit karena permasalahan yang dilaporkan tidak terkait dengan pelayanan

kesehatan tapi terkait dengan transparansi laporan keuangan perusahaan, kasus ini

dilaporkan oleh salah satu pemegang saham yang sekaligus menjabat sebagai direktur

Page 184: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

keuangan di perusahaan tersebut, sedangkan pihak yang dilaporkan adalah pemegang

saham yang menjabat direktur utama.

Menurut Pelapor bahwa awal pendirian perusahaan di bidang pelayanan

ltesehatan tersebut di dirikan oleh dua keluarga yaitu keluarga Pelapor dan keluarga

Terlapor yang masing-masing keluarga memiliki saham 50%, pada awal pendiriannya

berbentuk yayasan dengan nama Yayasan Tunas Husada Bhakti, namun pada

perkembangannya yayasan tersebut berubah menjadi persero dengan nama PT.Lestari

Jaya. Sejak adanya perubahan nama pada tanggal 3 1 Juli 2002 sampai kasus tersebut

dilaporkan ke LOS DlY pada tanggal 12 Maret 2012 belum pernah ada pemeriksaan

keuangan atau audit terhadap PT.Lestari Jaya dan yang ada hanya laporan keuangan

dari Pelapor selaku direktur keuangan rumah sakit pada saat rapat umum pemegang

saham (RUPS) yang dilakukan setiap tahun. Dalam RUPS tanggal 28 Juni 2003,

Pelapor selaku pemegang saham meminta supaya PT. Lestari Jaya ada audit secara

keseluruhan dengan auditor independen dan segera melakukan appraisal atau

penilaian, usulan Pelapor tersebut disetujui dalam RUPS, namun pihak Terlapor tidak

pernah melaksanakan keputusan RUPS tersebut bahkan Pelapor menemukan adanya

selisih keuangan senilai Satu Miliar Rupiah lebih, beberapa upaya telah dilakukan

ileh Pelapor namun upaya tersebut tidak pernah berhasil, karena itu Pelapor

menganggap Terlapor tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan

tersebut.

Untuk mendapatkan informasi yang seimbang maka LOS DIY mengundang

pihak Terlapor guna memberikan klarifikasi pada tanggal 2 April 2012, dalam

Page 185: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

klarifikasi tersebut hadir kuasa hukum Terlapor yang menyampaikan bahwa ; selaku

direktur keuangan seharusnya Pelapor bertanggungjawab penuh terhadap masalah

keuangan perusahaan, mengenai kondisi keuangan perusahaan selama ini Terlapor

selalu transparan dan tindakan Terlapor juga di dasarkan pada keputusan RUPS, sejak

terjad permasalahan, Pelapor tidak pernah hadir dalam RUPS, Terlapor

menyayangkan tindakan Pelapor yang tidak mempercayai kinerja Terlapor selaku

direktur utama, manaj emen perusahaan pernah melakukan audit keuangan internal

dan Pelapor dianggap tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagai direktur

keuangan selama empat tahun, akibatnya kondisi perusahaan menjadi tidak kondusif

dan terjadi konflik dalam perseroan.

Dalam klarifikasi tersebut LOS DIY mencoba merninta bukti pendukung hasil

audit internal yang pernah dilakukan pihak Terlapor namun pihak Terlapor selalu

inencari alasan untuk tidak memberikan hasil audit yang dimaksud. Sesuai standar

operasional prosedur penyelesaian sengketa, maka LOS DIY menempuh cara mediasi

dengan mengundang para pihak yang berselisih untuk datang dan melakukan

perundingan, namun pada undangan mediasi pertama pihak Terlapor tidak hadir

dengan alasan ada kepentingan lain, begitu juga pada undangan mediasi kedua dan

ketiga pihak Terlapor juga tidak hadir tanpa alasan yang jelas, sedangkan pihak

Pelapor sejak undangan mediasi pertama sampai mediasi ketiga selalu hadir tepat

waktu, karena sudah tiga kali undangan pertemuan mediasi pihak Terlapor tidak

pernah hadir maka mediasi tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana, sementara itu

pihak Pelapor berharap permasalahannya dapat diselesaikan di LOS DIY, karena itu

Page 186: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

LOS DIY mengundang seorang ahli untuk dapat memberikan pendapatanya sesuai

dengan keahliannya, pada saat itu LOS DIY mengundang ahli hukum bisnis

perusahaan dari Universitas Islam Indonesia Bapak. Ery Arifudin, S.H, M.H. guna

memberikan penjelasan dan pemahaman sesuai dengan kemampuan dan ilmu

pengetahuan yang dimilikinya, acara dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Juli 2012

di kantor LOS DIY, disamping mengundang ahli, LOS DIY juga melakukan

konfirmasi ulang melalui telephone kepada pihak Terlapor untuk mendapatkan

kejelasan, informasi yang diperoleh dari pihak Terlapor bahwa permasalahan antara

Pelapor dan Terlapor sudah masuk Peradilan, karena kasus sudah masuk di ranah

Peradilan maka LOS DIY tidak memiliki kewenangan lagi untuk melanjutkan proses

penyelesaian dan menghentikan kasus tersebut untuk dikembalikan kepada para pihak

yang bersengketa yaitu Pelapor dan Terlapor. Secara lengkap tentang kasus

perselisihan antara para pemegang saham terkait transparansi laporan keuangan

perusahaan di PT. LESTARI JAYA dapat di lihat dalam lampiran tesis ini.

F. Tantangan dan Hambatan Yang Dihadapi LOS DIY Dalam Penyelesaian Kasus

Dalam menindaklanjuti setiap kasus yang dilaporkan, LOS DIY selalu

berpegang pada Standard Operasional Prosedur (SOP) yang telah disepakati, namun

tidak semua permasalahan dapat di tangani secara maksimal, ha1 ini karena LOS DIY

menghadapi beberapa kzndala dalam menjalankan mandat, kendala yang dihadapi

antara lain ; Pihak Terlapor tidak mau datang saat di undang untuk memberikan

Page 187: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

ltlarifikasi atau pada saat dilakukan mediasi, ha1 ini dapat terjadi karena Terlapor

belum memahami secara jelas hngsi dan wewenang LOS DIY. Persepsi Terlapor

yang muncul adalah : LOS DIY disamakan dengan lembaga konsumen atau lembaga

bantuan hukum dan belum memahami posisi LOS DIY yang independen dan

imparsial. Terkadang pihak Terlapor yang hadir bukan orang yang dapat membuat

keputusan atau pembuat kebijakan dan tidak diberi wewenang apapun untuk

memutuskan sehingga proses mediasi berjalan lambat dan terkadang sulit untuk

mencapai kesepakatan perdamaian (deadlock) dan tidak menghasilkan keputusan

apapun, alamat terlapor tidak jelas atau pindah alamat sehingga sulit dilacak, baik

pelapor atau terlapor sangat sibuk bahkan sering keluar kota atau keluar negeri

sehingga memperlambat proses penyelesaian dan ada juga pelapor yang menghilang

sementara HP dihubungi tidak aktif.

Sedangkan dalam melakukan investigasi hambatan yang dialami LOS DIY

diantaranya ; Domisili terlapor berpindah-pindah dan atau tidak diketahui

keberadaannya sehingga sulit dilacak. Tidak ada akses masuk untuk mendapatkan

suatu dokumen yang penting sebagai bahan penilaian dalam rekomendasi. Kendala-

kendala yang di hadapi LOS DIY tersebut tentu saja memperlambat proses

penyelesaian permasalahan yang sedang di tangani dan bisa jadi persoalan menjadi

tidak terselesaikan, karena ketika terlapor tidak mau menghadiri undangan, maka

persoalan menjadi semakin panjang, dengan adanya persoalan tersebut maka LOS

DIY menggunakan alternatif penyelesaian dengan cara melakukan koordinasi dengan

instansi terkait atau melakukan gelar kasus untuk mencari penyelesaian yang terbaik

Page 188: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

terhadap kasus tersebut, ha1 ini dilakukan dengan harapan instansi yang memiliki

ltewenangan melakukan tindakan dapat bekerjasama dengan LOS DIY untuk

bersama-sama menyelesaikan persoalan tersebut.

G. Hasil Wawancara Dengan Responden

Dalam penelitian ini peneliti mengelompokan jenis responden menjadi dua

bagian yaitu responden dari internal LOS DIY dan responden dari eksternal LOS

DIY, responden dari internal LOS DIY merupakan anggota, mantan anggota dan

asisten LOS DIY, sedangkan responden dari eksternal LOS DIY adalah para Pelapor

dan Terlapor yang kasusnya ditangani oleh LOS DIY. Untuk menjaga kepentingan

para pihak baik Pelapor maupun Terlapor, maka identitas Responden dari eksternal

tidak kami sebutkan, namun dapat kami sampaikan jenis kasus yang dilaporkan

diantaranya kasus keuangan ada empat responden, kasus ketenagakerjaan lima

responden, kasus perdagangan satu responden, kasus pendidikan dua responden dan

kasus yayasan satu responden, dengan demikian responden dari para Pelapor dan para

Terlapor masing-masing tiga belas responden, dengan tidak adanya identitas

responden maka hasil wawancava yang dilakukan pada bulan Nofember 2013 sld

Maret 2014 dapat kami sampaikan sebagai berikut ;

1. Hasil Wawancara Dengan Para Pelapor

Responden yang berhasil kami wawancarai merupakan penvakilan dari para

Pelapor yang kasusnya ditangani oleh LOS DIY, responden para Pelapor mengetahui

lteberadaan LOS DIY diantaranya dari Kopertis Wilayah V, relasi, hubungan

Page 189: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

persahabatan atau teman, media masa, brosur LOS DIY dan internet. Menurut

pemahaman para Pelapor LOS DIY adalah ; Lembaga independent yang menjadi

tempat alternatif untuk menyelesaikan sengketa antara pengusaha dan masyarakat

konsumen, tempat pengaduan berkaitan pennasalahan hubungan kerja dengan pihak

perusahaan swasta, Lembaga yang membela kaum buruh, Sebagai lembaga Penegak

kebenaran, Lembaga yang menangani perselisihan, Lembaga yang dapat melakukan

mediasi, Lembaga perlindungan konsumen, Lembaga yang mengusahakan supaya

transaksi dilakukan secara etis sesuai dengan hukum yang berlaku, Lembaga yang

membantu masyarakat yang dirugikan lembaga lain, Tempat mediasi antara

pengusaha dan konsumen dan Lembaga independen yang mengawasi pelaku usaha.

Berkaitan dengan prosedur penyelesaian sengketa etika usaha di LOS DIY

menurut para Pelapor bahwa ; 30% responden menjawab baik dan cepat bertindak

sesuai etika usaha dan bagus, 10% responden menjawab Rekomendasi LOS DIY

sangat membantu pennasalahan responden, 10% responden menjawab cukup bagus

dan bisa diterima, 10% responden menjawab sengketa bisa selesai dan sangat

membantu, 10% responden menj awab sangat baik, 10% responden menjawab cepat

dan segera ditangani, 10% responden menjawab bertahap dan 10% responden yang

menjawab masih kuranq agresif. Disamping itu para Responden menyarankan

sebaiknya ada penambahan kewenangan, untuk menyelesaikan sengketa dengan

ketetapan hukum, sehingga memberi efek jera pada pelaku bisnis yang menyimpang

dengan berbagai dalih semisal kasus saya dengan Wom Finance, yang dulu disepakati

oleh wom finance tidak ada kelanjutan sama sekali, cenderung mengabaikan

Page 190: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kesepaltatan yang telah dibuat di kantor LOS DIY antara saya selaku korban

(konsumen) dan Wom Finance (selaku terlapor) kata salah satu responden.

Pandangan para Pelapor terhadap LOS DIY dalam membantu penyelesaian

sengketa yang sedang mereka alami antara lain ; Minimal dapat membuat pelajaran

bagi perusahaan dalam memperlakukan karyawan agar tidak semena-mena,

Pandangan saya cukup adil dan berimbang, Menangani dan menyelesaikan masalah

atau sengketa dengan baik dan sesuai dengan prosedur, LOS DIY sangat membantu

dalam penyelesaian masalah, baik dan berharap ke depan lebih baik, segera

ditanggapi dan cepat diproses, lebih realistik, cepat, adil dan tidak memihak, sangat

manusiawi dan ada satu responden yang menjawab masih kurang lancar. Terkait

kewenangan LOS DIY untuk ikut mengawasi tata kelola usaha menurut para Pelapor

antara lain ; 50% menjawab setuju, 50% Responden menjawab sangat setuju, alasan

dari responden yang terdiri dari para pelapor menjawab setuju dan sangat setuju

karena menyangkut kepentingan orang banyak.

Model penyelesaian yang diharapkan oleh para Pelapor terhadap LO S DIY

kedepan antara lain ; Para pelapor menyampaikan bahwa ke depan LOS DIY Lebih

baik, bisa membantu hingga pennasalahan benar-benar terselesaikan dan dapat

diambil jalan damai tanpa hams masuk dalam ranah hukum (pengadilan), LOS DIY

bisa memperoleh kewenangan untuk memberikan efek jera, Tetap eksis dan bisa

melakukan eksekusi seperti KPK, Ke depan LOS DIY bisa menyediakan pembela di

bidang hukum, LOS DIY punya kewenangan menegur pelanggar etika langsung,

Mediasinya ditingkatkan lagi dan kewenangan LOS DIYdiperbesar dan ada satu

Page 191: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Responden menjawab sudah cukup. Manfaat keberadaan LOS DIY bagi masyarakat,

khususnya pada dunia bisnis, para Pelapor berpendapat bahwa ; 50% Responden

menjawab Sangat memberikan manfaat karena ada yang membantu penyelesaian

masalah, 10% Responden menyatakan sangat memberikan manfaat, apalagi sekarang

Lembaga Konsumen Yogya yang menjadi rujukan disaat ada sengketa bisnis antara

konsumen dan produsen di wilayah Yogya agak melempem, 10% responden

menjawab manfaatnya banyak, 20% responden menjawab bermanfaat sekali selarna

netral dan 10% responden menjawab sangat membantu karena LOS DIY bisa menjadi

satu lembaga yang dapai meinbantu penyelesaiar~ perselisihan dan LOS DIY hams

dipertahankan karena sangat bermanfaat, agar ada pihak independent yang

mengingatkan perusahaan ketika ia berlaku semena-mena terhadap karyawannnya.

Pandangan para Pelapor terhadap independensi LOS DIY dalam melakukan tugas dan

kewenangannya, menurut para Pelapor Sudah bagus dan Cukup Independent,

Keunggulan yang dirniliki LOS DIY antara lain : berani memanggil pihak-pihak yang

bersengketa, Membela dan memperhatikan kaum buruh, penegak kebenaran, sangat

membantu penyelesaian perselisihan, perhatian dan cepat, karena LOS DIY memang

independen, jadi sebagai jembatan dari masyarakat dan pelaku bisnis sangat positif.

Sedangkan yang menjadi kelemahan LOS DIY yaitu karena sifatnya rekomendasi

maka kurang h a t dalam eksekusi, LOS DIY tidak bisa langsung melakukan

eksekusi, berharap ke depan LOS dapat atau memiliki kewenangan hukum dalam

eksekusi perselisihan, disamping itu kewenangan LOS DIY kurang has. Berkaitan

dengan penilaian terhadap penegakan hukum, 40% Responden menyatakan bahwa

Page 192: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

keberadaan LOS DIY masih sangat diperlukan dan sangat bermanfaat, dan 60%

responden menjawab LOS DIY sangat membantu sekali yang tidak tahu hukum

menjadi tahu hukum, Semakin diperlukaii iifitirk mensuport para pimpinan

pemerintah yang mempertaruhkan jabatannya demi tegaknya Undang-undang dan

peraturan, Sangat membantu sekali yang tidak tahu hukum menjadi tahu hukum.

Dalam wawancara dengan para responden yang terdiri dari para Pelapor

menyampaikan saran untuk perbaikan kinelja LOS DIY ke depan antara lain ; LOS

DIY dapat dipertahankan independensinya, Kewenangan diperluas agar bisa

memberikan efek jera kepada pelaku usaha yang nakal. Meningkatkan kinerjanya, ke

depan LOS DIY lebih baik dalam membantu dan melayani permasalahan sengketa,

kebenaran hams ditegakkan, SDM hams jujur. Meningkatkan pelayanan yang lebih

baik, cepat, aman dan damai. Lebih kreatif dan memiliki kewenangn hukum.

Mungkin ke depan perlu dipikirkan tindakan yang mungkin lebih dapat bersifat

"memaksa" untuk melakukan hasil rekomendasi LOS DIY. Sosialisasi ke media masa

ditingkatkan, Banyak sosialisasi ke masyarakat dan membantu tenaga kerja yang

diperlakukan diskriminasi. Memberikan pendidikan dan pelatihan akan hak-hak

sebagai konsumen dan Memberikan pemahaman kewajiban-kewajiban produsen.

2. Hasil Wawancara Dengan Para Terlapor

Responden yang terdiri dari para Terlapor mengetahui keberadaan LOS DIY

dari anak buah di kantor, dari internet, dari teman, dari media masa dan karena ada

panggilan atau undangan klarifikasi dari LOS DIY. Menurut para Terlapor LOS DIY

Page 193: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

merupakan lembaga yang menampung keluhan masalah hukum bagi warga DIY,

Lembaga penyelesaian masalah antara pebisnis dengan pekerja, Lembaga yang

menjembatani antara Pelapor dan Terlapor untuk mencapai mufakat, Lembaga yang

menangani perselisihan konsumen dengan perusahaan dengan cara mediasi, Lembaga

penengah yang berkualitas, profesional sebagai solusi penyelesaian masalah sengketa

dan Lembaga yang dibentuk Pemerintah Daerah DIY untuk mediasi permasalahan

disektor swasta.

Sedangkan terkait dengan prosedur penyelesaian sengketa etika usaha di LOS

DIY pendapat para Terlapor diantaranya ; bahwa LOS DIY sudah melakukan dengan

baik, proses penyelesaian dilakukan dengan melibatkan dari dua kepentingan baik

pelapor maupun terlapor, Sudah baik, memberi masukan untuk tata kelola atau

standar operasional prosedur agat terlapor lebih baik dan lebih terbuka, Baik dan

benar, karena permasalahannya hanya etika, maka penyelesaiannya tidak memuaskan

dan satu orang responden menjawab mengecewakan, ha1 ini karena kasusnya tidak

mencapai kesepakatan.

Menurut para Terlapor kinerja LOS DIY dalam mewujudkan visi misinya

untuk mendorong tegaknya bisnis yang beretika dan berkelanjutan antara lain ; 30%

Responden menjawab sudah cukup baik, 20% Responden menjawab baik, benar dan

selalu mendukung penegakan etika bisnis, 20% Responden.menjawab LOS DIY tidak

berpihak pada salah satu pihak dan melihat kejadian yang terjadi bukan hanya dari

sisi pelapor, 20% responden menjawab sangat baik dan sangat membantu bagi

masyarakat yang membutuhkan keadilan dan kepentingan kedua belah pihak

Page 194: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

diperhatiltan dan 10% responden menjawab lembaga bisnis jangan hanya dipandang

yang selalu akan mengambil keuntungan sehingga muncul asumsi LOS DIY hanya

berpihak pada pelapor. Pandtingan Responden dari para Terlapor terhadap LOS DIY

dalam membantu penyelesaian sengketa yang sedang para Terlapor hadapi, para

Terlapor berpendapat bahwa LOS DIY bekerja netral, baik, proporsional dan

profesional, sesuai ketentuan, menyelesaikan dengan proses yang tidak sulit, tetapi

ada juga Terlapor yang menyatakan bahwa LOS DIY masih cenderung berpihak pada

Pelapor yang merasa dirugikan dan kepentingan bisnis belurn diperhatikan, kurang

melihat kompetensi perselisihan antar hubungan kerja bisnis dengan hubungan kerja

disektor pendidikan dan terkesan memihak Pelapor.

Pandangan responden para Terlapor terhadap kewenangan yang dimiliki LOS

DIY antara lain ; 30% responden menjawab setuju, 20% responden menjawab setuju

sekali, 20% Responden menjawab setuju sekali, 20% Responden Setuju ada batasan-

batasannya supaya masing-masing pihak paham dan ada 10% responden Terlapor

yang menyampaikan bahwa LOS DIY Tidak perlu campur tangan terlalu jauh biarkan

perusahaan membentuk sendiri lembaga semacam LOS DIY.

Harapan ke depan terhadap LOS DIY dan model penyelesaian yang

diharapkan oleh para Terlapor diantaranya seperti yang sudah berjalan, lebih memberi

pengertian yang umurn atau khusus kepada masing-masing pihak yang sedang

menyelesaiakan masalah, ada kesepakatan bersama yang bisa memberikan masukan

kepada kedua belah pihak, melakukan monitoring dan evaluasi hubungan buruh dan

majikan setahun sekali dan On-line. Manfaat keberadaan LOS DIY khususnya bagi

Page 195: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dunia bisnis yang di geluti oleh Terlapor, para Terlapor menyatakan bahwa

keberadaan LOS DIY sangat bermanfaat sekali, sangat bermanfaat untuk

menciptakan hubungan industrial yang harmonis pada setiap perusahaan sehingga

bisa tenvujud keinginan pekerja dan keinginan perusahaan dan sepanjang

independensi dapat selalu dijaga akan selalu ada manfaatnya, tapi ada satu responden

Terlapor yang menyatakan LOS DIY belum memberikan manfaat (terlapor ini

kasusnya tidak mencapai kesepakatan saat dilakukan mediasi di LOS DIY karena

tidak memiliki niat baik untuk rnnyelesaikan dan lebih cenderung bersifat arogan

sehingga banyak memberikan penilaian yang negatif terhadap LOS DIY). Pandangan

Terlapor terhadap independensi LOS DIY dalarn melakukan tugas dan

kewenangannya, para Terlapor menjawab antara lain ; Sudah bagus, Independensinya

bagus, baik, benar dan netral, Sudah cukup independen dan semakin ditingkatkan

dengan indikator yang jelas tapi juga ada salah satu responden yang berpendapat

bahwa LOS DIY masih terkesan berpihak pada pelapor. Menurut para Responden

Terlapor, LOS DIY memiliki kelemahan seperti ; LOS DIY tidak memberikan

putusan yang mengikat dan pemahaman terhadap permasalahan masih kurang.

Sedangkan keunggulannya adalah LOS DIY netral, independent dan berpegang pada

kebenaran.

Berkaitan dengan keberadaan dan manfaat LOS DIY bagi masyarakat, para

Terlapor menyampaikan antara lain ; ada 60% Responden menjawab masih sangat

diperlukan dan sangat bermanfaat, 20% Responden menjawab sangat membantu

sekali yang tidak tahu hukum menjadi tahu hukum, 20% responden menyampaikan

Page 196: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

semakin diperlukan untuk mensuport para pimpinan pemerintah yang

mempertaruhkan j abatannya demi tegaknya Undang-undang dan peraturan. Saran

yang disampaikan oleh responden para Terlapor untuk perbaikan kinerja LOS DIY ke

depan antara lain ; Ada laporan terbuka dimedia masa dalam kurun waktu tertentu

tentang penyelesaian masalah yang sedang dikerjakan, akan dikerjakan dan sudah

dikerjakan. Menunjukkan secara tertulis prosedur penyelesaian masalah, supaya

masing-masing pihak puas, waktu, mekanisme pelaporan. senang, bagus ada cara

yang efektif untuk penyelesaian sengketa. SDM LOS DIY juga hams mendalami

etika bisnis agar tahu perilaku majikan maupun buruhnya. Sudah baik dan sesuai

harapan kami, lebih disosialisasikan tentang hngsi dan wewenang LOS DIY dan

lebih meningkatkan kinerja serta lebih melihat dari sudut pandang pebisnis.

Dari wawancara dengan responden Pelapor dan Terlapor ini juga menunjukan

bahwa mayoritas mereka mengetahui keberadaan LOS DIY dari media, baik media

cetak atau swat kabar maupun media elektronik seperti Televisi, Radio dan Website

yang mencapai sekitar 50%. Informasi dari media ini adalah terkait dengan sosialisasi

edukasi kepada masyarakat maupun pemberitaan tentang kegiatan atau aktifitas LOS

DIY serta publikasi kasus yang sudah dan sedang ditangani oleh LOS DIY.

Efektiftas media cetak dan elektronik sebagai media sosialisasi cukup relevan

jika melihat fakta bahwa responden mengikuti secara intensif informasi setiap hari

yang disajikan oleh media cetak lokal seperti Kedaulatan Rakyat, Radar Jogja, harian

Jogja, Tribun, Kompas Jogja dan Media lain yang cukup efektif adalah lewat

Televisi, Radio danwebsite. Perlu diketahui bahwa setiap bulan LOS DIY melakukan

Page 197: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sosialisasi melalui siaran televisi maupun radio yang ada di Daerah Istimewa

Yogyaltarta seperti TVRI, Jogja TV, Radio Istakalista, Radio Komunitas Angkringan,

Sindo Radio, Radio Komunitas Honocoroko, Radio Komunitas Pasar Argosari, Radio

UTY Medari FM dan I Radio Jogja.

Disamping sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik, sosialisasi juga

dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke sekolah-sekolah, Perguruan .Tinggi

dan Desa-desa di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta. Sosialisasi yang dilakukan

oleh LOS DIY tidak hanya memberikan kontribusi bagi pengetahuan masyarakat

tentang LOS DIY tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat dengan cara

mengangkat tema kasus yang sedang menjadi tren di masyarakat baik kasus tersebut

dilaporkan ke LOS DIY maupun tidak dilaporkan. informasi dari teman sekitar 30%

Dan yang lainnya seperti brosur LOS DIY, dari kopertis, karena mendapat undangan

Marifikasi dari LOS DIY sekitar 20%.

3. Hasil Wawancara Dengan Para Anggota LOS DIY

Para anggota LOS DIY yang kami wawancarai adalah anggota LOS DIY pada

periode kedua dan ketiga, untuk anggota di periode kedua tahun 2008-201 1 antara

lain ; Ananta Heri Pramono Farid B Siswantoro dan Supriyono, sedangkan anggota

pada periode ketiga tahun 2012-201 5 diantaranya ; Nukman Firdausie, Nursya'bani

Purnarna, Dwi Priyono dan Slamet Nursanto.

Keyakinan dan harapan dari responden Pelapor dan Terlapor yang mewakili

masyarakat tersebut nampaknya juga diikuti oleh komitmen para anggota LOS DIY

Page 198: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

yang dengan segala upaya mencoba memberikan layanan terbaik bagi proses

penegakan bisnis beretika dan berkelanjutan, seperti diungkapkan oleh Bapak Ananta

Heri Pramono, selaku Ketua LOS DIY periode kedua pada tahun 2008-201 1. Dalam

wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013 Bapak Heri Ananta

mengungkapkan bahwa dalam upaya mewujudkan tata kelola usaha yang sehat,

beretika dan berkelanjutan LOS DIY telah melakukan antara lain ; Institution

Empowevment (Penguatan Kelembagaan LOS DIY), Human Resouvces

Empowevment (Penguatan SDM LOS DIY), Social Empowevment (Penguatan sisi

masyarakat di DIY), dan Govevnment Empowevment (Penguatan sisi Pemda DIY,

kabupatedkota dan DPRD), perbaikan masih perlu dilakukan dan terus menerus,

sosialisasi tentang tugas dan hngsi LOS DIY ke masyarakat, perusahaan swasta,

instansi pemerintah, dan DPRD. Menurut Bapak Heri Ananta bahwa seluruh laporan

dugaan pelanggaran etika bisnis ditindaklanjuti oleh LOS DIY dan diselesaikan

dalam waktu paling lama 35 hari kerja, ini menjadi komitmen dan tanggung jawab

atas penyelesaian laporan pelanggaran etika bisnis di LOS DIY.

Bapak Farid B Siswantoro mantan anggota LOS DIY periode kedua tahun

2008-2010, wawancara dilakukan pada tanggal : 22 Agustus 2014, menurut Bapak

Farid, LOS DIY adalah iembaga yang bisa diandalkan untuk mencermati penegakan

etika bisnis di DIY, karena selain LOS DIY proaktif dalam menanggapi laporan, juga

tidak membayar alias gratis. prosedur penyelesaian sengketa etika usaha di LOS DIY

sudah baik, sesuai dengan standar operasional prosedur yang sekarang diterapkan.

Harapan terhadap LOS DIY ke depan beliau membayangkan kasus-kasus etika bisnis

Page 199: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

yang dibawa ke pengadilan, lewat mekanisme legal oleh Pengadilan Negeri

disarankan untuk dibawa dulu ke LOS DIY. Jadi mirip kasus sengketa perdata yang

oleh Pengadilan Negeri didorong dulu untuk diselesaikan lewat mediasi dengan

bantuan seorang mediator. independensi LOS DIY dalam melakukan tugas dan

kewenangannya menurut bapak Farid bahwa LOS DIY kelewat berada di bawah

birokrat Pemerintah Provinsi DIY, mestinya LOS DIY sejajar dengan dinas atau

lembaga yang ada atau "lebih mendekat" kepada Gubernur karena LOS DIY adalah

tangan kanan Gubernur. Meski sudah ada Ombudsman Republik Indonesia, namun

keberadaan LOS DIY masih diperlukan dan bennanfaat bagi masyarakat, LOS DIY

sangat penting keberadaannya, saran untuk perbaikan kinerja LOS DIY ke depan

sebaiknya masa bakti LOS DIY diperpanjang, bukan tiga tahun tapi empat sampai

lima tahun, agar kegiatan-kegiatan yang sifatnya terus menerus bisa selesai dengan

tuntas.

Bapak Supriyono anggota LOS DIY pada periode kedua sebagai ketua

bidang penelitian dan pengembangan yang kemudian beralih tugas menjadi ketua

bidang pelayanan, investigasi dan monitoring, dalam wawancara yang dilakukan pada

tanggal 7 Maret 2014, bapak supriyono menyatakan bahwa untuk mewujudkan tata

kelola usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara

integrasi system dari hulu ke hilir, intensifikasi hubungan dengan stake holder, stake

keeper dan stake watcher, perubahan paradigma cool oriented ke transformation

oriented sebagai lokomotif perubahan bukan sebagai petugas kebersihan menuju

perubahan cultural dapat menjadi solusi perbaikan LOS DIY kedepan. Sepanjang

Page 200: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

melakukan perubahan transfonnasional, bukan sekedar menyelesaikan kasus,

kejelasan dengan para pihak untuk sinergi langkah, maka LOS DIY akan tetap eksis

dan memberikan manfaat bagi masyarakat. The golden rule sama dengan hati nurani,

empati dan audit sosial menjadi standar penanganan sengketa etika bisnis di LOS

DIY disamping fair, sliil d m tidak boleh berprasangka menjadi komitmen dan

tanggung jawab dalam penyelesaian setiap laporan pelanggaran etika bisnis. Dalam

konteks persaingan usaha dan perlindungan konsumen mestinya LOS DIY memakai

prinsip Caveat Van ditor dan caveat emptor, resolusi tanpa konflik dan untuk

perbaikan LOS DIY kedepan bapak supriyono menyarankan supaya LOS DIY focus

Ice edukasi transformative baik untuk pengusaha dan mas yarakat dan perlunya

advokasi kebijakan pemerintah.

Menurut Bapak Nursya'bani Purnama, anggota LOS DIY periode ketiga

tahun 20 12-20 15 yang menj abat selaku ketua bidang penelitian dan pengembangan,

dalam wawancara tanggal 26 Nopember 2013, sebagai upaya mewujudkan tata kelola

usaha yang sehat, beretika, dan berkelanjutan LOS DIY telah melakukan berbagai

kegiatan antara lain : Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang etika usaha,

penelitian yang berkaitan dengan isu-isu etika usaha terkini, review kebijakan, diskusi

dan seminar tentang etika usaha dan pemberian LOS award setiap tahun kepada

kepala daerah, asosiasi usaha dan media massa.

Keberadaan ORI, LOD DIY, dan LOS DIY adalah lembaga yang saling

mendukung dan tidak saling tumpang tindih, antara ORI, LOD DIY dan LOS DIY

inestinya bisa menjalin kerjasama secara sinergis dengan memadukan program-

Page 201: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

program yang bisa dilaksanakan bersama-sama. LOS DIY akan tetap eksis dan

memberikan manfaat jika ada dukungan dan kerjasama beberapa pilar penegakan

etilta, yaitu: pemerintah, dunia usaha, masyarakat, lembaga pendidikan, dan pilra-

pilar yang lain. Masing-masing pilar hams memiliki komitmen yang h a t dan terjadi

kerjasama yang kuat serta berkelanjutan. Standar penanganan sengketa etika usaha di

LOS DIY yang telah disusun oleh LOS DIY berdasar pada tugas dan kewenangan

yang diberikan oleh pemberi mandat yaitu Gubernur DIY. Saran untuk perbaikan

LOS DIY kedepan antara lain : Perlu mengupayakan agar Peraturan Gubernus No. 22

Tahun 2008 diperkuat lagi agar kewenangan LOS DIY makin h a t dan perlu

peningkatan komitmen dan tanggung jawan anggota maupun asisten agar kredibilitas

meningkat .

Bapak Dwi Priyono anggota LOS DIY perinde ketiga, menjabat sebagai ketua

bidang kerjasama dan pengembangan masyarakat, Dalam wawancara tanggal 22

Januari 201 3 bapak Dwi Priyono menyatakan bahwa melakukan upaya penyadaran

baik pelaku usaha maupun masyarakat terkait pentingnya etika bisnis guna

terciptanya bisnis yang berkelanjutan, disisi lain kita juga telah melakukan penguatan

masyarakat melalui gerakan-gerakan perubahan sebagai upaya mewujudkan tata

kelola usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan, LOS DIY merupakan lembaga

non litigasi yang selesai atau tidaknya suatu sengketa menjadi domain para pihak

namun tugas utama LOS DIY adalah mendorong tata kelola bisnisnya, itulah yang

menjadi komitmen dan tanggung jawab dalam penyelesaian pelanggaran etika bisnis.

Kontribusi LOS DIY dalam upaya perlindungan konsurnen cukup banyak karena

Page 202: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bicara soal fair trade dan hak konsumen merupakan bagian dari etika bisnis. Saran

bagi perbaikan LOS DIY menurut Dwi Priyono yaitu Perlunya d dikuatkan dengan

dasar hulam LOS DIY dengan peraturan daerah dan disisi lain perlunya

keberlanjutan program dari tiap-tiap periode kepemimpinan.

Bapak Slamet Nursanto merupakan anggota LOS DIY periode ketiga dan

sebelumnya menjadi asisten di LOS DIY sejak periode pertama sampai periode kedua

yaitu tahun 2005-201 1, wawancara yang dilakukan pada tanggal 17 Januari 2013,

bapak Slamet menyatakan bahwa dalam penanganan kasus hams ada kesediaan kedua

pihak dan netralitas mediator menjadi syarat mutlak. Ukuran penyelesaian laporan

pelanggaran etika adalah perubahan perilaku tata kelola bukan semata-mata

penyelesaian masalah antara pelapor dan terlapor, ha1 ini dibuktikan dengan tidak

munculnya masalah yang sama dikemudian hari. Dengan tenvujudnya tata kelola

usaha yang beretika akan menjamin hak konsumen dan pelaku usaha menjadi

terlindungi, Untuk optimalisasi peran dan fbngsi LOS DIY slamet menyarankan

hams dikembangkan kajian usulan kebijakan pengembangan model pembinaan dan

tidak semata-mata hanya menangani masalah yang dilaporkan. Kembangkan

komunikasi efektif dengan para pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat untuk

menjawab pennasalah dan kebutuhan masing-masing secara seimbang. Menangani

laporan, melakukan kajian, mempublikasikan hasil kajian sudah dilakukan oleh

slamet dalam upaya mewujudkan tata kelola usaha yang beretika dan berkelanjutan.

Bapak Nukman Firdausie ketua LOS DIY pada periode ketiga tahun 2012-

20 15, dalam wawancwa tanggal : 10 Januari 23: 3, tspak Nukman menyampaikan

Page 203: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bahwa LOS DIY telah melakukan berbagai kegiatan sebagai upaya mewujudkan tata

kelola usaha yang sehat, beretika, dan berkelanjutan, antara lain : Penanganan kasus

yang dilaporkan dan pemberian rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkaitan,

diskusi, seminar dan workshop terkait dengan persoalan tata kelola usaha sektor

swasta dan pendidikan kepada masyarakat luas tentang usaha yang beretika dan

berkelanjutan melalui media masa dan produksi media.

Terkait dengan eksistensi dan manfaat LOS DIY bagi masyarakat, nukman

menyatakan bahwa keberadaan LOS DIY telah dapat dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat DIY, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk bagi pelaku usaha.

Manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakkat khususnya inereka yang

menjadi 'korban' dari pelanggaran praktek bisnis yang tidak etis adalah

terselesaikannya masalah yang mereka hadapi. Penyelesaian yang dimaksud biasanya

dapat dicapai melalui 2 jalan, yaitu Pertama, jalan mediasi dimana pelapor dan

terlapor bertemu untuk bermus yawarah mencari penyelesaian bersama yang

difasilitasi LOS DIY. Kedua, pihak Terlapor secara sadar berinisiatif langsung

menghubungi Pelapor untuk menyelesaikan keluhan dan permasalahan tersebut

sebelum atau setelah menerima rekomendasi LOS DIY.

Selain masalah dapat diselesaikan, sesungguhnya kehadiran LOS DIY juga

memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam memberikan edukasi tentang

pemahaman tata kelola usaha sektor swasta kepada mereka. Edukasi ini

diorientasikan pada bagaimana masyarakat dapat bersikap kritis dan cukup informasi

sebelum melakukan sebuah transaksi atau relasi yang melibatkan para pelaku usaha

Page 204: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dalam berbagai sektor. Penyebaran informasi yang gencar dilakukan oleh LOS DIY

melalui berbagai media membuat masyarakat menjadi paham akan informasi dan

tidak menjadi korban praktek bisnis yang tidak etis. Dengan demikian LOS DIY

secara sistematis telah mampu mencegah potensi masyarakat untuk menjadi 'korban'

pelanggaran praktek bisnis tidak etis.

Terkait dengan komitmen dan tanggung jawab atas penyelesaian laporan

pelanggaran etika bisnis menurut Nukrnan bahwa LOS DIY bekerja secara

profesional dan memegang teguh prinsip ombudsmanship, seperti independen,

imparsial dan non diskriminatif dalam menjalankan usaha penyelesaian laporan yang

masuk. Cara-cara dan strategi yang elegan dan efektif juga menjadi pilihan yang

dilakukan mengingat keberadaan Lua ul r yang oelum alpanam secara umn

kedudukan, tugas dan fungsinya. LOS DIY juga berkomitmen secara penuh untuk

mengawal proses penyelesaian kasus melalui proses monitoring yang dilakukan

terhadap rekomendasi yang diterbitkan. Surat rekomendasi LOS DIY itu tidak

memiliki kekuatan mengikat secara hukum (legally binding) dan hanya mempunyai

kekuatan mengikat secara moral (morally binding). Atas dasar posisi ini, memang

diakui tugas untuk mendorong terwujudnya tata kelola usaha sektor swasta yang

beretika dan berkelanjutan sangat berat.

Untuk lebih mengefektifkan rekomendasi yang diterbitkan, LOS DIY

melakukan koordinasi secara aktif dengan SKPD pemerintahan yang mengampu

inasalah teknis dan mempunyai kewenangan sanksi administrative, cara ini

diharapkan dapat memberikan tekanan terhadap pelaku usaha untuk berkomitmen

Page 205: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dalam menjalankan rekomendasi yang diberikan oleh LOS DIY. Saran yang

diberiltan Nukrnan untuk perbaikan LOS DIY kedepan adalah LOS DIY dapat

memberiltan rekomendasi sanksi administratif keparla SKPD terkait untuk

permasalahan yang berltaitan dengan sektor swasta.

4. Hasil Wawancara Dengan Para Asisten LOS DIY

Para asisten LOS DIY yang kami wawancarai sebanyah lima orang,

diantaranya ; Muh Pramulya Kurniawan, SHY asisten LOS DIY pada lrcriode ke tiga,

Yustina Setiarini, asisten periode ke tiga, Hanum Aryani asisten periodc pel-tama

sampai dengan periode ketiga, Sugeng Raharjo, asisten periode kedua clan kctiga dan

M. Bagus. Sasmita asisten periode ke tiga. Muh Prarnulycl Kurniawan, SH, adalah

asisten LOS DIY pada periode ke tiga, dalarn wawancara pada tal~ggnl 5 Desember

2013, menurut Kurniawan, Perbaikan yang masih diperlukan dalani upaya target

penyelesaian kasus, yaitu perbaikan sistem tata kelola dimasa yang ak;rtl datang.

solusinya adalah adanya sanksi bagi para Terlapor yang tidak lnelaksanakan

rekomendasi, Terkait dengan eksistensi dan manfaat LOS DIY bagi masyarakat DIY

menurutnya bahwa LOS DIY hams tetap eksis karena lembaga ini merupakan satu-

satunya lembaga yang mengawasi tata kelola usaha di sektor swasta karena

pelanggaran tata kelola sektor swasta sangatlah banyak sehingga saya harap le~nbaga

ini bisa lebih menasional, dari Jogja untuk Indonesia, yang menjadi standar

penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY tolak ukurnya adalah prinsip-plinsip

dalam bisnis, komitmen dan tanggung jawab atas penyelcsaian laporan pelanggaran

Page 206: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

etika bisnis yaitu dengan selalu berupaya untuk mendorong tata kelola usaha yang

beretika melalui kegiatan FGD, workshop dan rekomendasi kepada Terlapot dan

pihak-pihak terkait serta ikut dalam review kebijakan daerah atau pusat, saran untuk

perbaikan LOS DIY ke depan menurut Muh Pramulya Kurniawan keberadaan LOS

DIY perlu diatur dalam Perda bukan peraturan Gubernur.

Yustina Setiarini, asisten periode ke tiga, wawancara dengan rini kami

lakukan pada tanggal 12 Desember 2013, menurut Rini yang telah dilakukan oleh

LOS DIY dalam upaya mewujudkan tata kelola usaha yang sehat, beretika dan

berkelanjutan antara lain menerima pengaduan masyarakat, menindaklanjuti serta

menerbitltan rekomendasi terkait perbaikan tata kelola usaha yang beretika dan

berkelanjutan, mengedukasi masyarakat tentang tata kelola dengan cara sosialisasi

penguatan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan LOS DIY seperti seminar, diskusi

publik atau FGD. Yang perlu diperbaiki di LOS LIIY adalah bahwa kekuatan LOS

DIY dalam memaksa badan usaha untuk menerapkan rekomendasi LOS DIY di

tingkatkan dengan penguatan di Peraturan Gubernur atau aturan lainnya. Yang

menjadi standar penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY ada 9 (sembilan)

prinsip dasar yang hams diterapkan oleh pelaku usaha, jika salah satu dilanggar,

maka ada kemunglunan terjadi sengketa, penanganan sengketa di LOS DIY sesuai

standar operasional prosedur (SOP) pelayanan yaitu ada prosedur klarifikasi, mediasi,

investigasi, rekomendasi dan monitoring, komitmen dan tanggung jawab atas

penyelesaian laporan pelanggaran etika bisnis di LOS DIY yaitu penyelesaian

masalah bisa melalui mediasi, tetapi selesai tidaknya masalah melalui mediasi akan

Page 207: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

tetap dikeluarkan rekomendasi perbaikan tata kelola. Setelah rekomendasi keluar

maka LOS DIY akan melakukan monitoring untuk mengetahui dilaksanakan atau

tidaknya rekomendasi yang telah dibuat. Saran untuk perbaikan LOS DIY kedepan

Yustina Setiarini menyarankan adanya penguatan tupoksi LOS DIY melalui Pergub,

penambahan sumber daya manusia (SDM) untuk memaksiinalkan kinerja dan

penambahan anggaran untuk meningkatkan kegiataii.

Hanum Aryani menjadi asisten sejak periode pertarna sampai dengan periode

ketiga, wawancara pada tanggal 23 Desember 2013, Yang menjadi standar

penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY menurut Hanum bahwa di LOS DIY

ada SOP pelayanan dimana di dalarnnya mengatur dari proses pengaduan laporan

sampai keluarnya rekomendasi dan proses monitoring, adapun SOP pelayanan LOS

DIY dapat dirubah melihat perkembangan penanganan kasus yang ada di LOS DIY.

Komitmen dan tanggung jawab atas penyelesaian laporan pelanggaran etika bisnis di

LOS DIY menurutnya bahwa di LOS DIY ada ruang mediasi yaitu mempertemukan

Pelapor dan Terlapor untuk mencari titik temu penyelesaian, akan tetapi pada

prinsipnya mediasi adalah sebuah tawaran dimana keputusan untuk mediasi berasal

dari itikat baik Pelapor dan Terlapor, LOS DIY hanya memfasilitasi pertemuan. Saran

yang disampaikan Hanum Aryani untuk perbaikan LOS DIY ke depan adalah

perlunya ineningkatkan jaringan yang terkait dengan penegakan etika usaha, lebih

banyak mensosialisasikan keberadaan LOS DIY dan meningkatkan kedekatan dengan

media cetak maupun elektronik agar kegiatan-kegiatan LOS DIY bisa terpublikasi

keluar.

Page 208: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Sugeng Raharjo, asisten periode kedua dan ketiga, wawancara tanggal 28

Desember 201 3, Dalam upaya mewujudkan tata kelola usaha yang sehat, beretika dan

berkelanjutan menurutt Sugeng LOS DIY sudah cukup banyak mendorong

penegakan tata kelola usaha yang sehat, baik ditujukan ke masyarakat, pelaku usaha

maupun pemerintah, yang perlu diperbaiki di LOS DIY adalah keakuratan dan

kecepatan pelayanan, perlu disepakati adanya sistem layanan yang cepat, mudah dan

sederhana, eksistensi dan manfaat LOS DIY bagi masyarakat DIY menurut Sugeng

bahwa eksistensi tergantung para stakeholders, memberikan manfaat pasti karena

sudah banyak bukti bahwa masyarakat memperoleh manfaat, yang menjadi standar

penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY menurut sugeng sudah ada SOP

tentang pelayanan, investigasi dan mediasi. untuk perbaikan LOS DIY ke depan

Sugeng menyarankan supaya menerapkan sistem managemen kaizen dan perbaikan

secara terus menerus.

M. Bagus. Sasmita asisten periode ke tiga, wawancara tanggal 4 Desember

201 3, menurut Bagus yang telah dilakukan oleh LOS DIY dalam upaya mewujudkan

tata kelola usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan diantaranya ; Selain

menyelesaikan aduan, LOS DIY juga melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait

tugas dan fungsinya, yang perlu diperbaiki oleh LOS DIY adalah penguatan internal

dan penegasan fhngsi masing-masing agar lebih optimal. Yang menjadi standar

penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY yaitu Terlapor berada di DIY,

melanggar prinsip etika bisnis, antara lain kewajaran, keterbukaan, ketaatan hukum,

akuntabilitas, kejujuran, tolak ukumya adalah prinsip-prinsip dalam bisnis, komitmen

Page 209: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dan tanggung jawab atas penyelesaian laporan pelanggaran etika bisnis di LOS DIY

menurutnyat sangat baik, karena para pihak umumnya memberikan respon positif atas

penanganan kasus di LOS DIY. Saran yang diberikan Bagus untuk perbaikan LOS

DIY ke depan semakin ditingkatkan kerjasama, penegakan peraturan kelembagaan

dan penegasan fungsi dan pelaksanaan masing-masing bidang.

Terkait dengan adanya Undang-undang Ombudsman Republik Indonesia

(ORI) yang dalam salah satu pasalnya melarang penggunaan kata Ombudsman selain

ORI, menurut para anggota dan asisten bahwa LOS DIY telah mengajukan Judicial

Review (JR) dan JR sudah dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK), Beberapa

ombudsman termasuk LOS DIY telah melakukan JR ke MK dan melewati proses

yang panjang akhirnya nama ombudsman boleh dipakai selain ORI, Sesuai dengan

hasil JR di MK maka ketentuan tersebut (pelarangan) ditiadakan, jadi sudah tidak ada

masalah dengan penggunaan istilah Ombudsman, sehingga nama lembaga

Ombudsman di daerah boleh digunakan LOS DIY dan empat lembaga independent ;

LOS DIY, LOD DIY, ORI, KPI dan KIP telah menandatangani nota kerjasama

dalam melakukan tugasnya sehingga sifatnya saling mendukung dan bekerjasama.

H. Analisa Data

Menurut kamus induk istilah ilmiah kata bisnis dapat berarti bidang usaha,

usaha yang sifatnya mencari keuntungan, usaha di bidang komersial atau usaha

dagang, sedangkan kata sengketa menurut kamus hukum dapat berarti perselisihan,

sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat, dengan kata lain sengketa adalah

Page 210: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

adanya pertentangan antara dua orang atau lebih yang menimbulkan suatu akibat

hukum, dan karena pertentangan itu dapat diberikan sanksi hukum bagi salah satu

diantara keduanya. Sengketa dapat terjadi karena adanya perbuatan melawan hukum,

adanya kerugian salah satu pihak atau karena wanprestasi.

Dengan demikian sengketa bisnis adalah sengketa yang timbul diantara pihak-

pihak yang terlibat dalam berbagai macam kegiatan bisnis atau perdagangan,

termasuk di dalarnnya unsur-unsur yang lebih luas seperti pekerjaan, profesi,

penghasilan, mata pencaharian atau k e ~ n t u n ~ a n . ~ ~ Dan sengketa etika usaha atau

etika bisnis berarti sengketa yang timbul karena tidak terpenuhinya seperangkat nilai

kebaikan, kejujuran, keadilan, keterbukaan, rasa tanggungjawab, atau terjadinya

pemaksaan kehendak diantara pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai macam

kegiatan bisnis atau perdagangan sehingga tmenimbulkan kerugian baik bagi

produsen, pedagang, konsumen, masyarakat, pemerintah serta lingkungan. Jika terjadi

penyimpangan etika usaha maka pihak yang dirugikan dapat melaporkan

permasalahannya ke Lembaga Ombudsman Swasta DIY, ha1 ini sesuai dengan fimgsi

LOS DIY yaitu mela!wkan pengawasan, mediasi dan memberikan rekomendasi

penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha informal yang beretika dan

berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari praktek

penyimpangan usaha dan ma1 praktek b i ~ n i s . ~ ~

66 . Ba m bang Sutiyoso, Penyelesaian Sengketa Bisnis Dan AntisipasiBagi Peminat Bisnis Dalam MenghadapiSengketa Kini Dan Mendatang, Citra Medika, Yogyakarta, 2006, hlm ; 6-7.

67 . Peraturan Gubernur DIY Nomor; 22 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kelola Lembaga Ombusdman Swasta DIY, pasal ; 6.

Page 211: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Mencermati data kasus yang masuk ke LOS DIY dalam tiga tahun terakhir

yaitu tahun 201 1 - 2013, kasus pelanggaran hak konsumen di bidang keuangan dan

kasus pelanggaran hak tenaga kerja selalu berpacu untuk menduduki ranking tertinggi

kasus yang dilaporkan ke LOS DIY. Laporan kasus pelanggaran dibidang keuangan

pada tahun 201 1 mencapai 36%, tahun 2012 mencapai 45% dan tahun 2013 mencapai

40% dari total kasus yang dilaporkan.

Untuk kasus katenagakerjaan yang dilaporkan ke LOS DIY pada tahun 201 1

mencapai 23 %, tahun 2012 mencapai 21 % dan tahun 2013 mencapai 28% dari total

kasus yang dilaporkan, tingginya laporan pelanggaran hak tenaga kerja ini

menunjukkan bahwa pengawasan di bidang ketenagakerjaan masih sangat lemah,

tentu saja ini hams menjadi perhatian yang serius dari semua pihak karena masalah

pelanggaran hak tenaga kerja ini dapat berpotensi terjadinya perselisihan hubungan

industrial.

Mencermati tata kelola LOS DIY dalam menjalankan tugas, fbngsi dan

kewenangannya selama tahun 201 1-201 3 nampaknya LOS DIY telah mampu

memberikan kontribusi positif dalam rangka mendorong dan menegakkan tata kelola

bisnis yang beretika dan berkelanjutan di Daerah Istimewa Yogyakai-ta. Berbagai

keluhan, aduan atau laporan dari masyarakat terkait dengan adanya dugaan bisnis

yang tidak beretika ke LOS DIY memang bukan menjadi ukuran keberhasilan LOS

DIY, tetapi sebagai lembaga pengawas, mediator dan rekomendator terhadap

penyelenggaraan praktek bisnis yang beretika dan berkelanjutan paling tidak LOS

DIY telah mampu berperan aktif dalam upaya menjamin dan melindungi kepentingan

Page 212: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

masyarakat dari praktek penyimpangan usaha dan mal-praktek bisnis secara

independen, imparsial dan non-diskriminasi sebagaimana diamanahkan oleh

Peraturan Gubernur Noaor; 22 tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

kasus yang masuk ke LOS DIY baik yang dikonsultasikan maupun dilaporkan, kasus

yang masuk dan ditindaklanjuti oleh LOS DIY dalam tiga tahun terakhir secara

ringkas dapat kami sampaikan sebagai berikut ; Tahun 201 1 laporan kasus masuk

LOS DIY ada 22 kasus, prosentase jenis penyelesaian kasus yang dapat diselesaikan

LOS DIY baik melalui perundingan bipartit, mediasi maupun konsiliasi ada 36 %,

dirujuk ke lembaga lain karena bukan kewenangan LOS DIY ada 5 %, dalam proses

Marifikasi dan mediasi ada 59 %. Sedangkan tahun 2012 laporan kasus yang masuk

LOS DIY ada 67 kasus, prosentase tindak lanjut jenis penyelesaian antara lain ; dapat

diselesaikan LOS DIY baik melalui perundingan bipartit, mediasi maupun konsiliasi

ada 61 %, dirujuk ke lembaga lain karena bukan kewenangan LOS DIY ada 3 %,

dalam proses Marifikasi dan mediasi ada 34 % dan dihentikan atau tidak selesai ada 2

%. Dan pada tahun 2013 laporan kasus yang masuk LOS DIY ada 148 kasus,

prosentase tindak lanjut jenis penyelesaian antara lain ; dapat diselesaikan LOS DIY

baik melalui perundingan bipartit, mediasi maupun konsiliasi ada 75 %, dirujuk ke

lembaga lain karena bukan kewenangan LOS DIY ada 5 %, dalam proses klarifikasi

dan mediasi ada 41 % dan dihentikan atau tidak selesai ada 1 %.

Dengan mencermati data kasus yang ada serta tindak lanjut yang telah

dilakukan oleh LOS DIY telah menunjukkan bahwa kasus yang tidak selesai atau

dihentikan karena Terlapor tidak hadir atau karena mediasi tidak mencapai

Page 213: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

kesepakatan perdamaian dibawah 5 % dan kasus yang dirujuk ke lembaga lain karena

bukan menjadi kewenangan LOS DIY untuk menangani kasus tersebut hanya

mencapai 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa laporan kasus masuk ke LOS DIY

yang dapat diselesaikan baik melalui proses perundingan bipartit, mediasi maupun

konsiliasi mencapai ; 90%, ha1 ini karena dalam menindaklanjuti setiap laporan yang

masuk, LOS DIY akan mengkaji apakah laporan tersebut ada unsur pelanggaran etika

usaha atau tidak, kalau tidak ada unsur pelanggaran etika usaha, maka LOS DIY

akan merujuk kasus tersebut ke lembaga terkait yang memiliki kewenangan

menangani kasus tersebut, tetapi apabila ada unsur pelanggaran etika usaha maka

LOS DIY akan meng~ndang pihak terlapor untuk memberikan klarifikasi terkait

dengan persoalan yang dilaporkan, ha1 ini diperlukan supaya LOS DIY mendapat

informasi secara lengkap dan seimbang dari kedua belah pihak yang berselisih,

sehingga bisa melihat persoalan secara utuh dan dapat membantu penyelesaian

dengan baik, hasil klarifikasi juga di sampaikan kepada pihak Pelapor, apabila

Pelapor sudah bisa menerima hasil klarifikasi maka kasus selesai, seperti beberapa

kasus klaim asuransi yang setelah dilakukan klarifikasi kemudian segera mendapat

kepastian bahwa klaim asuransi bisa dicairkan dalam waktu yang telah ditentukan dan

Pelapor dapat menerima klarifikasi Terlapor sehingga kasusiya selesai.

Jika pihak pelapor tidak menerima hasil klarifikasi tersebut, maka pengampu

kasus LOS DIY akan menawarkan kepada para pihak untuk dilakukan mediasi oleh

mediator LOS DIY, apabila para pihak bersedia dilakukan mediasi maka pengampu

kasus akan mengagendakan waktu mediasi yang disepakati oleh para pihak sendiri,

Page 214: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pertemuan mediasi untuk setiap kasusnya dilakukan sebanyak tiga kali mediasi,

biasanya satu kali atau dua kali mediasi kasus dapat selesai karena ada kesepakatan

perdamaian, tapi ada juga yang sudah tiga kali mediasi tetap tidak ada titik temu

untuk mencapai perdamaian, maka mediator LOS DIY dapat menyatakan bahwa

mediasi dinyatakan gaga1 atau deadlock, kemudian mediator mengembalikan

permasalahan tersebut kepada para pihak yang berselisih, apabila para pihak akan

melanjutkan masalahnya ke lembaga lain, maka LOS DIY akan menyediakan surat

rujukan ke lembaga dimaksud agar dapat membantu penyelesaian.

Disamping inelakukan klarifikasi dan mediasi, untuk melengkapi data dan

informasi LOS DIY juga melakukan investigasi terhadap pihak-pihak yang terkait

dengan permasalahan yang sedang terjadi. Selesai atau tidak selesainya kasus yang

ditangani, apa bila ada pelanggaran etika usaha, maka LOS DIY tetap mengeluarkan

surat rekomendasi yang berisi kronologis kasus, pendapat para pihak, proses

penyelesaian yang dilakukan di LOS DIY, pernyataan pendapat, penilaian LOS DIY

dan rekomendasi LOS DIY untuk perbaikan tata kelola usaha ke depan, rekomendasi

ini di sampaikan kepada para pihak yang berselisih, instansi yang terkait dengan

kasus yang dilaporkan, 2ernerintah daerah yang terkait dan Gubernur DIY sebagai

bentuk laporan. Setelah rekomendasi dikirimkan, maka LOS DIY akan melakukan

monitoring terhadap pelaksanaan rekomendasi tersebut, monitoring dapat dilakukan

secara langsung dengan cara mendatangi para pihak atau dengan cara mengirim surat

monitoring oleh LOS DIY, monitoring dilakukan satu bulan setelah rekomendasi di

kirim dan dilakukan setiap bulan selarna tiga bulan kedepan secara berturut-turut,

Page 215: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

hasil monitoring ini untuk menilai sejauh mana rekomendasi dapat dilaksanakan oleh

para pihak yang berselisih.

Apa yang dikeluhkan, dikonsultasikan, diadukan atau dilaporkan masyarakat

kepada LOS DIY terkait praktek penyimpangan usaha atau ma1 praktek bisnis secara

laantitas inasih jauh jumlahnya jika dibandingkan dengan praktek kegiatan usaha

yang ada di seluruh Propinsi DIY. Minimnya jumlah keluhan, aduan atau laporan dari

masyarakat dari dua kabupaten yaitu kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo bukan

karena minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh LOS DIY namun ha1 itu karena

lokasi LOS DIY yang jauh dari dua kabupaten tersebut, disamping itu kesadaran

masyarakat serta keberanian untuk memperjuangkan haknya masih sangat rendah, ha1

ini dapat terlihat pada saat masyarakat dari kedua kabupaten tersebut hendak

konsultasi atau mengadu ke LOS DIY mereka selalu ditemani oleh saudar-saudaranya

dan perangkat desa setempat seperti dukuh atau staf dari kantor kelurahan, sehingga

tidak jarang mereka datang secara berombongan dengan menyewa angkutan m u m

yang ada di desa mereka.

Jika ada laporan masuk, namun kasus tersebut berkaitan dengan masalah hukum

maka LOS DIY akan melakukan koordinasi dengan lembaga terkait apakah kasus

tersebut sudah ditangani oleh lembaga yang memiliki kewenangan tersebut telah

menangani atau belum, kalau ternyata kasus tersebut belum masuk ke lembaga

tersebut, maka LOS DIY akan menindaklanjuti kasus tersebut karena pada prinsipnya

kasus yang dapat diselesaiakan dengan cara mediasi adalah kasus-kasus yang bersifat

keperdataan, namun ada beberapa kasus yang masuk di LOS DIY mengandung unsur

Page 216: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pidana seperti penipuan atau penggelapan, selama kasus tersebut belum ditangani

oleh penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, maka LOS DIY

dapat membantu proses penyelesaian kasus pidana tersebut. Hal ini karena

penyelesaian kasus melalui proses mediasi memilki keluwesan atau keleluasaan dan

tidak terkungkung dalam bentuk-bentuk formalitas seperti dalam proses litigasi,

dalam proses mediasi ini para pihak dapat membahas substansi persoalan tanpa harus

lebih dahulu memperdebatkan masalah-masalah tehnis hukum, disamping itu para

pihak yang tidak merniliki pengetahuan atau ketrampilan hukum dapat menempuh

proses mediasi karena proses ini memungkinkan para pihak untuk melihat dan

membahas persoalan tidak hanya dari sisi hukum tapi juga aspek--aspek lain seperti

hubungan sosial dan ekonomi para pihak, disamping itu penyelesaian perselisihan

dengan upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan atau Alternatif Dispute

Resolotion baik melalui cara perundingan bipartit, mediasi atau konsiliasi merniliki

kelebihan antara lain ;

1). Hemat biaya, tenaga dan waktu, ha1 ini terjadi karena jadwal pertemuan

ditentukan oleh para pihak sendiri dan tidak perlu jasa advokad karena para pihak

sendiri yang hams alctif dalam proses perundingan.

2). Prosedur cepat, proses perundingan dilakukan secara informal dan tidak

inemerlukan prosedur birokrasi yang bertele-tele, disamping itu posisi para pihak

yang seimbang sangat membantu para pihak untuk menyampaikan

permasalahannya secara tenang dan leluasa.

Page 217: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

3). Bersifat sukarela dan fleksibel, karena selesai atau tidak selesainya penyelesaian

perselisihan diantara para pihak yang berselisih sangat tergantung iktikad baik

dari para pihak sendiri, karena itu niat baik dan keaktifan para pihak dalam

proses perundingan sangat menentukan keberhasilan tercapainya kesepakatan

perdamaian.

4). Prosedur penyelesaian bersifat tertutup dan rahasia, karena hanya para pihak

sendiri yang terlibat langsung dalam proses perundingan, dengan adanya proses

perundingan yang bersifat tertutup dan rahasia ini maka nama baik para pihak

akan tetap terjaga.

5). Memelihara atau menjaga hubungan baik para pihak tetap terjaga, dengan adanya

musyawarah secara kekeluargaan ini diharapkan masing-masing pihak tetap

menjaga hubungan baik yang sudah terj alin, sehingga memungkinkan kerjasama

bisnis diantara para pihak dapat dilanjutkan.

6). Dapat mengurangi tingginya tumpukan perkara di pengadilan, karena dengan

berhasilnya upaya penyelesaian perselisihan diluar pengadilan ini akan

mendorong masyarakat membiasakan diri melakukan musyawarah mufakat dari

pada melakukan gugatan melalui peradilan dimana tidak semua orang

mengetahui proses beracara di pengadilan.

7). Putusan pengadilan yang memenangkan salah satu pihak akan menumbuhkan

rasa ketidakpuasan bagi pihak lain, sehingga dapat menumbuhkan kebencian dan

rasa dendam bagi pihak yang merasa dikalahkan.

Page 218: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Walaupun upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan atau Alternutif

Dispute Resolotion memiliki banyak kelebihan, tidak berarti penyelesaian

perselisihaii etika bisnis di LOS DlY tidak ada hambatan dan tantangan, adanya

hambatan dan tantangan yang dihadapi LOS DIY berasal dari internal dan eltsterla,

hambatan dan tangtangan yang berasal dari eksternal seperti pihak Terlapor tidak mau

datang saat di undang klarifikasi atau pada saat dilakukan mediasi, pihak Terlapor

yang hadir bukan orang yang dapat membuat keputusan atau pembuat kebijakan dan

tidak memiliki kewenangan apapun untuk membuat keputusan, akibatnya proses

mediasi berjalan lambat dan terkadang sulit untuk mencapai kesepakatan perdamaian

(deadlock) dan tidak menghasilkan keputusan apapun, alamat Terlapor tidak jelas

atau pindah alamat sehingga sulit dilacak, baik Pelapor atau Terlapor sangat sibuk

bahkan sering keluar kota atau keluar negeri yang dapat memperpanjang waktu

proses penyelesaian dan ada juga pelapor yang menghilang sementara mobilephon

tidak aktif, disamping itu ada juga instansi yang merasa kewenangannya diambil alih

oleh LOS DIY sehingga tidak mendukung proses penyelesaian etika bisnis maupun

program LOS DIY, sedangkan hambatan dan tantangan yang berasal dari internal

LOS DIY seperti kurangnya keberanian, tanggungjawab dan komitrnen dari

pengampu kasus yang rmnyebabkan lambannya pznyelcsaian kasus.

Sedangkan dalam melakukan investigasi hambatan yang dialami LOS DIY

diantaranya ; Domisili Terlapor berpindah-pindah dan atau tidak diketahui

keberadaannya sehingga sulit dilacak, tidak ada akses masuk untuk mendapatkan

suatu dokumen yang penting sebagai bahan penilaian dalam rekomendasi. Kendala-

Page 219: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

ltendala yang di hadayi LOS DIY tersebut tentu saja memperlambat proses

penyelesaian permasalahan yang sedang di tangani dan bisa jadi persoalan menjadi

tidak terselesaikan, karena ketika terlapor tidak mau menghadiri undangan, maka

persoalan menjadi semakin panjang, dengan adanya persoalan tersebut tidak

menyurutkan semangat dan komitmen pengampu kasus baik anggota maupun asisten

LOS DIY dalam membantu menyelesaikan kasus perselisihan pelanggaran etika

bisnis yang dilaporkan ke LOS DIY, ha1 ini tertuang dalam hasil penelitian yang karni

lakukan.

Dalam penelitian ini peneliti mengelompokan jenis responden menjadi dua

bagian yaitu responden dari internal LOS DIY dan responden dari eksternal LOS

DIY, responden dari internal LOS DIY merupakan anggota, mantan anggota dan

asisten LOS DIY, sedangkan responden dari eksternal LOS DIY adalah para Pelapor

dan Terlapor yang kasusnya ditangani oleh LOS DIY. Sesuai dengan prinsip mediasi

di dalam peraturan Mahkamah Agung Nomor ; 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan yang salah satunya adalah kerahasiaan (Confidentiality) yaitu

segala sesuatu yang terjadi di dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh mediator

dan disputants (pihak-pihak yang bertikai) bersifat rahasia dan tidak boleh

disampaikan kepada publik atau media masa oleh masing-masing pihak.

Demikian juga sang mediator hams menjaga kerahasiaan dari isi mediasi

tersebut serta sebaiknya menghancurkan semua catatannya di akhir sesi mediasi yang

ia lakukan. Mediator juga tidak bisa dipanggil sebagai saksi dalarn kasus yang

dilakukan penyelesaiannya di dalam mediasi yang ia prakarsai apabila kasus tersebut

Page 220: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

dibawa ke foruin yang lain, seperti Peradilan. Masing-masing pihak yang bertikai

(disputants) disarankan untuk saling menghormati kerahasiaan tiap-tiap isu dan

kepentingan dari masing-masing pihak. Jaminan kerahasiaan ini hams diberikan

supaya masing-masing pihak dapat mengungkapkan masalah dan kebutuhannya

secara langsung dan terbuka. Penerapan prinsip ini tercantum dalam : a). Pasal 6

PERMA No. 1 Tahun 2008 yang berbunyi; "Proses mediasi pada asasnya tertutup

kecuali para pihak menghendaki lain ". b) Pasal 1 9 ayat (2 ) PERMA No. 1 Tahun

2008 yang berbunyi; "Catatan mediator wajib dimusnahkan". c). Pasal 19 ayat (3)

PERMA No. 1 Tahun 2008 yang berbunyi ; "Mediator tidak boleh diminta menjadi

saksi dalam proses persidangan perkara yang bersangkutan ".

Dengan tetap menjaga prinsip kerahasiaan tersebut maka identitas dari

eksternal baik Pelapor maupun Terlapor tidak dapat kami sebutkan, adapun

kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan pada bulan Nofember 2013 s/d Maret

2014 dapat kami sampaikan sebagai berikut; Responden para Pelapor yang

memberikan apresiasi positif kepada LOS DIY mencapai 90 % dan hanya 10%

responden yang merasa belum puas dengan proses penyelesaian sengketa usaha di

LOS DIY. Para Pelapor merasa sangat terbantu LOS DIY karena dalam

menyelesaikan sengketa LOS DIY dapat berlaku adil, tidak memihak kepada salah

satu pihak, prosesnya cepat dan memperlakukan para pihak yang sedang bersengketa

dengan sangat manusiawi.

Para Pelapor berharap LOS DIY tetap eksis karena keberadaan LOS DIY

masih sangat diperlukan dan sangat bermanfaat dalam membantu menyelesaikan

Page 221: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

sengketa etika bisnis yang sedang mereka hadapi. Para pelapor juga menyarankan

perlunya penambahan kewenangan bagi LOS DIY untuk dapat menyediakan pembela

hukum bagi masyarakat yang tidak mampu dan dapat memberikan ketetapan hukum

serta melakukan eksekusi sehingga dapat memberi efek jera bagi pelaku usaha yang

melanggar etika, cenderung mengabaikan kesepakatan perdamaian dan tidak

melaksanakan rekomendasi LO S DIY.

Hasil wawancara dengan Para Terlapor 90% responden menyatakan bahwa

Terlapor merasa terbantu oleh LOS DIY kareca LOS DIY memperhatikan

kepentingan kedua belah pihak yaitu Pelapor dan Terlapor secara seimbang dan

netral, proses penyelesaian yang melibatkan kedua belah pihak dengan cara

musyawarah dapat dilakukan oleh LOS DIY secara efektif dan efisien sehingga tidak

perlu membuang banyak waktu, tenaga dan pikiran bagi pelaku usaha, disamping itu

proses penyelesaian yang dilakukan LOS DIY dengan cara musyawarah akan tetap

menjaga hubungan baik antara Pelapor dan Terlapor sehingga kerjasarna yang telah

terjalin diantara keduanya dapat dilanjutkan.

Para Terlapor menyatakan bahwa keberadaan LOS DIY sangat bermanfaat

karena dapat memberikan contoh cara penyelesaian sengketa dengan darnai,

musyawarah secara kekeluargaan dan tetap menghargai para pihak secara seimbang

sehingga dapat menciptakan hubungan industrial yang harmonis pada setiap

perusahaan. Menurut para Terlapor LOS DIY memiliki keunggulan karena bersikap

netral, independen dan berpegang pada kebenaran, namun LOS DIY juga memiliki

kelemahan karena tidak bisa memberikan putusan yang bersifat mengikat.

Page 222: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Keberadaan LOS DIY masih sangat diperlukan dan sangat bermanfaat karena

disamping membantu penyelesaian sengketa LOS DIY juga diperlukan untuk

mensuport para pimpinan di pemerintahan yang mempertaruhkan jabatannya demi

tegaknya peraturan perundang-undangan. Para Terlapor menyarankan supaya LOS

DIY menyampaikan laporan secara terbuka melalui media masa dalam kurun waktu

tertentu terkait dengan penyelesaian sengketa yang sedang dilakukan oleh LOS DIY,

yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan, karena laporan secara terbuka di

media masa dapat menjadi media sosialisasi yang efektif kepada masyarakat. Para

Terlapor juga berharap LOS DIY dapat melakukan monitoring dan evaluasi kepada

para pelaku usaha secara berkala setahun sekali dan dapat diakses secara On-line.

Kesimpulan hasil wawancara dengan para anggota dan para asisten LOS DIY

selaku mediator dan Co-mediator dapat kami sampaikan sebagai berikut ; dalam

mewujudkan tata kelola usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan, LOS DIY telah

melakukan berbagai kegiatan penguatan masyarakat seperti sosialisasi dan edukasi

kepada masyarakat tentang etika usaha baik dengan cara bertemu langsung dengan

inasyaraltat disuatu desa, sekolah-sekolah, Perguruan Tinggi, maupun melalui media

masa bailt cetak atau elektronik seperti siarm rcdio, siaran TV serta melakukan

diskusi untuk membuat usulan perubahan kebijakan kepada pemerintah, workshop

dan seminar tentang etika usaha dan pemberian LOS Award setiap tahun kepada

ltepala daerah, asosiasi pengusaha dan media masa.

Menurut para anggota dan mantan anggota LOS DIY bahwa proses

penyelesaian sengketa bisnis di LOS DIY sudah baik karena sudah ada standar

Page 223: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

operasional prosedur (SOP) penyelesaian sengketa yang telah disususn oleh LOS

DIY pada setiap periode kepemimpinan dengan mengacu pada tugas, h g s i dan

kewenangan yang telah diberikan oleh yang memberi mandat yaitu Gubernur DIY,

namun karena setiap kasus memiliki keunikan sendiri-sendiri sedangkan para pihak

yang bersengketaa belum tentu bersedia dilakukan mediasi, maka setiap pengarnpu

kasus memiliki cara atau strategi sendiri dalam menyelesaikan kasus seperti dengan

cara konsiliasi, negosiasi, mediasi, mengundang ahli maupun perundingan secara

bipartit, namun tetap mengedepankan musyawarah mufakat.

Eksistensi dan manfaat keberadaan LOS DIY telah dapat dirasakan oleh

masyarakat baik langsung maupun tidak langsung termasuk para pelaku usaha,

inanfaat langsung yang dirasakan oleh masyarakat khususnya mereka yang menjadi

korban dari pelanggaran praktek bisnis yang tidak etis adalah terselesaikannya

masalah yang mereka hadapi dan bagi pelaku usaha selaku Terlapor nama baik

perusahaan tetap terjaga karena model penyelesaian yang dilakukan oleh LOS DIY

dilakukan secara tertutup demi menjaga kerahasiaan para pihak, disamping itu

Terlapor tidak perlu menggunakan jasa advokad karena para pihak sendiri didorong

untuk terlibat aktif dalam proses penyelesaian sengketa, disamping itu LOS DY tidak

memungut biaya apapun.

Para anggota LOS DIY menyarankan perlunya keberlanjutan program dari

setiap periode kepemimpinan, perlu dikembangkan lagi kajian usulan kebijakan

pengembangan model pembinaan dan komunikasi yang eektif dengan para pelaku

usaha, pemerintah dan masyarakat untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan

Page 224: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

masing-masing secara seimbang supaya tata kelola usaha yang beretika dan

berltelanjutan dapat terwujud. Disamping penyelesaian laporan pelanggaran etika

usaha perlu juga adanya perubahan perilaku tata kelola usaha yang beretika sehingga

tidak muncul lagi mas~lah yang sama dikemudim hari, dasar hukum pendirian LOS

DIY yang semula berupa peraturan Gubernur perlu diperkuat dengan peraturan

daerah.

Sedangkan para asisten LOS DIY menyampaikan bahwa sebagai satu-satunya

lembaga yang mengawasi tata kelola usaha supaya beretika dan berkelanjutan,

diharapkan LOS DIY tetap eksis dan bisa menasional, dari Jogja untuk Indonesia.

Dalam mewujudkan tata kelola usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan LOS

DIY telah melayani konsultasi, menerima pengaduan serta menerbitkan rekomendasi,

disamping itu LOS DIY juga melakukaan kegiatan penguatan dan edukasi kepada

masyarakat dengan cara sosialisasi, diskusi publik, seminar maupun focus group

discussion (FGD).

Dengan mengacu pada mandat Gubernur DIY melalui peraturan Gubernur

DIY, maka SOP penyelesaian sengketa akan dilakukan dengan cara mediasi, namun

dengan melihat perkembangan kasus yang ada maka proses penanganan kasus dapat

berubah, ha1 ini terjadi karena mediasi hanya dapat dilakukan atas persetujuan dari

para pihak yang bersengketa dan LOS DIY selaku mediator dan Co-mediator hanya

memfasilitasi proses perundingan, karena itu jika para pihak tidak bersedia dilakukan

mediasi maka LOS DIY akan mencari solusi lain seperti gelar kasus, penilaian ahli,

mengajak para pihak untuk melakukan negosiasi, konsiliasi atau berunding secara

Page 225: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bipartit. Para asisten menyarankan supaya kedepan LOS DIY semakin meningkatkan

kerjasama jaringan dan menerapkan sistem manajemen kaizen, Perlunya ada sanksi

bagi Terlapor yang tidak melaksanakan rekomendasi karena itu keberadaan LOS DIY

perlu diatur dengan peraturan daerah bukan peraturan Gubernur.

Terkait dengan adanya Undang-undang Ombudsman Republik Indonesia

(ORI) yang dalam salah satu pasalnya melarang penggunaan kata Ombudsman selain

ORI, menurut para anggota dan asisten bahwa beberapa ombudsman termasuk LOS

DIY telah melakukan Judicial Review (JR) ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan esuai

dengan hasil JR di NIK maka sudah tidak ada lagi masalah menggunakan kata

Ombudsman, sehingga narna lembaga Ombudsman di daerah boleh digunakan LOS

DIY dan empat lembaga independent ; LOS DIY, LOD DIY, ORI, KPI dan KIP

telah menandatangani nota kerjasama dalam melakukan tugasnya sehingga sifatnya

saling mendukung dan bekerjasama.

Setelah mencermati dan mengkritisi data kasus dan hasil wawancara dengan

responden diatas yang terkait dengan fungsi, tugas dan wewenang LOS DIY maka

dapat kami sampaikan hasil analisis terhadap peraturan perundang-undangan yang

terltait dengan masalah proses penyelesaian sengketa serta kewenangan LOS DIY

terhadap laporan yang berkaitan dengan masalah hukum antara lain ; Bahwa

Peraturan Gubernur DIY telah mengamanatkan adanya fungsi pengawasan, mediasi

dan memberikan rekomendasi penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha

informal yang beretika dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi

kepentingan masyarakat dari praktek penyimpangan usaha dan ma1 praktek bisnis.

Page 226: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Disamping itu LOS DIY memiliki tugas antara lain : Menyusun program kerja

ombudsman swasta; Menyebarluaskan pemahaman mengenai kedudukan, fungsi,

tugas, wewenang dan program ke rja ombudsman swasta kepada seluruh masyarakat

di daerah; Melakukan koordinasi dan atau kerjasama dengan berbagai lembaga baik

pemerintah maupun swasta dalam rangka xendorong dan mewujudkan

penyelenggaraan usaha yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme,

penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan dan tindakan sewenang-wenang serta praktek

usaha yang tidak beretika, Menerima pengaduan dari masyarakat atas keputusan,

tindakan dan atau perilaku usaha dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

yang dirasakan tidak adil, diskriminatif, tidak patut, merugikan atau bertentangan

dengan hukum dan etika bisnis, Menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat

mengenai penyimpangan usaha yang tidak beretika dan berkelanjutan dan Membuat

laporan triwulanan dan tahunan kepada Gubernur terhadap pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.68

Dengan merdasarkan pada tugas yang ada, maka LOS DIY diberikan

wewenang antara lain : Menerima dan mengelola pengaduan dan infbrmasi dari para

pihak berkaitan dengan penyimpangan yang dilakukan oleh badan usaha dan atau

usaha informal, Mengklarifikasi bukti-bukti dan saksi-saksi yang terkait dengan 1

penyimpangan yang dilakukan oleh badan usaha dan atau usaha informal, Membuat

rekomendasi berkaitan dengan penyimpangan yang dilakukan oleh badan usaha dan

68.Peraturan Gubernur DIY No. 22 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta Di Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, Pasal ; 7.

Page 227: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

atau usaha informal yang menimbulkan keresahan atau kerugian bagi masyarakat

berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan, Memberikan

rekomendasi kepada pihak pelapor dan terlapor dalam rangka memfasilitasi

penyelesaian masalah di antara para pihak, serta untuk mendorong perbaikan tata

kelola badan usaha dan atau usaha informal dan Semua rekomendasi yang

dikeluarkan Ombudsman Swasta tembusannya disarnpaikan kepada Gubernur melalui

Biro Hukum; serta Mengumumkan hasil rekomendasi untuk diketahui oleh

masyarakat setelah mendapatkan persetujuan ~ u b e r n u r . ~ ~

Berdasarkan Undang-undang Nomor; 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman pasal 58 menyatakan bahwa; "Upaya penyelesaian sengketa perdata

dapat dilakukan diluar Pengadilan Negara melalui arbitrase atau Alternatif

Penyelesaian Sengketa". Begitu juga dalam pasal 60 yang menyatakan bahwa ;

"Alternatif Penyelesaian Sengketa merupakan lembaga penyelesaian sengketa atau

beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian

diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau

penilaian ahli. Hasil dari upaya penyelesaian tersebut dituangkan dalam

kesepakatan tertulis yang bersifat final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan

dengan itikad baik".

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh LOS

DIY dalam melayani masyarakat baik memberikan konsulatsi maupun

69 . Peraturan Gubernur DIY No. 22 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata ~ e r j a Ombudsman Swasta Di Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, Pasal ; 8.

Page 228: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

menindaklanjuti pengaduan adanya dugaan pelanggaran etika usaha telah sesuai

dengan mandat yang diberikan Gubernur DIY maupun peraturan perundang-

undangan yang ada. Namun demikian upaya penyelesaian yang dilakukan LOS DIY

berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimiliki memang berbeda dengan

Undang-undang Nomor; 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman maupun

peraturan Mahkamah Agung Nomor; 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan, karena upaya penyelesaian sengketa bisnis di LOS DIY didasarkan atas

mandat yang diberikan Gubemur DIY melalui Peraturan Gubernur DIY Nomor ; 22

Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ombudsman Swasta di Propinsi DIY.

Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus sengketa etika bisnis yang masuk di LOS

DIY dan dapat diselesaikan dengan upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan

(Alternutif Dispute Resolotion) baik dengan cara mediasi, konsiliasi, perundingan

bipartit maupun negosiasi, disamping itu LOS DIY juga melayani konsultasi

masyarakat serta mengundang ahli untuk memberikan penilaian dan pendapatnya

terhadap kasus-kasus tertentu yang memerlukan penanganan secara khusus. Proses

penyelesaian perselisihan yang dilakukan LOS DIY dengan upaya penyelesaian

sengketa di luar pengadilan atau AlternatifDispute Resolotion, telah dilakukan sesuai

standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh ketua LOS DIY dan

SOP tersebut dibuat dengan mengacu pada Undang-undang No. 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman serta Peraturan Mahkamah Agung Nomor ; 01 Tahun

2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. - -

Page 229: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Dalam pasal 6 Peraturan Mahkamah Agung Nomor ; 01 Tahun 2008 tentang

Prosctlur Mediasi di Pengadilan menyebutkan bahwa ; "Proses mediasipada asasnya

tertzrtirp lcecuali pcrrtl pihak menghendaki lain ", dengan mendasarkan pada pasal 6

tersebut malta LOS DIY setiap akan melakukan publikasi kasus ke media selalu

meminta pessetujuan dari para pihak yang bersengketa khusunya kepada Pelapor pada

saat LOS DIS menerima laporan maupun pada saat akan melakukan proses rnediasi.

Dalam pasal 13 Peraturan Mahkamah Agung Nomor ; 01 Tahun 2008 tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan menyataltan bahwa ; "Proses mediasi berlangsung

paling lama 40 hari kerja sejak mediator di pilih oleh para pihak atau di tunjuk oleh

ketua majelis hakim, atas dasar kesepalcat~~n para pihak, jika waktu mediasi dapat

diperpanjang paling lama 14 hari keva sejak berakhirnya masa 40 hari". Dengan

mengacu pada pasal tersebut, maka LOS DlIY melalui standar operasional prosedur

menentukan waktu mediasi 35 hari keIJa sejak ditunjuk pengampu kasus, namun

demikian karena alasan kesibukan para pihak atau salah satu pihak dapat dilakukan

penundaan waktu mediasi dengan persetujuan atau kesepakatan para pihak yang

bersengketa.

Dalam melakukan mediasi setiap kasus, LOS DIY menentukan 3 (tiga) kali

pertemuan mediasi kecuali para pihslk menghendaki lain, namum apa bila ada salah

satu pihalt sudah dua kali bertumt-turut tidak menghadiri pertemuan tanpa alasan

yang jelas setelah di undang dengall padut atau setelah 3 (tiga) kali perundingan

namun tidak menghasilkan kesepakatan niaka mediator menyatakan gaga1 dan

mediator mengembalikan pernasalahem kejlada para pihak. Hal ini sesuai dengan

Page 230: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pasal 14 Peraturan Mahkamah Agung Nomor; 01 Tahun 2008 tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan yang menyatakan bahwa; "Mediator berkewajiban

menyatakan mediasi telah gaga1 jika salah satu pihak atau para pihak atau kuasa

hukumnya telah dua kali berturut-turut tidak menghadiri pertemuan mediasi sesuai

dengan jadwal pertemuan mediasi yang telah disepakati atau telah 2 (dua) kali

berturut-turut tidak menghadiri pertemuan mediasi tanpa alasan setelah dipanggil

secnra patzft ".

Apa bila permasalahan cukup rumit dan para pihak berpegang teguh pada

pendapatnya, sementara mediator kurang menguasai peraturan perundang-undangan

berkaitan dengan permaralahan yang disengketakan dan memerlukan seorang ahli di

bidang tersebut untuk memberikan keterangan dan pendapatnya, maka LOS DIY

akan mengundang seorang ahli dibidang tersebut untuk memberikan keterangan dan

pendapatnya terhadap permasalahan yang menjadi sengketa tersebut, seperti dalam

contoh kasus perselisihan antara para pemegang saham terkait transparansi laporan

keuangan di salah satu perusahaan yang berlokasi di kota Yogyakarta.

Dalam kasus tersebut LOS DIY mengundang ahli hukum bisnis perusahaan

dari Universitas Islam Indonesia Bapak. Ery Arifudin, S.H, M.H. guna memberikan

penjelasan dan pemahaman sesuai dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang

dimilikinya, juga kepentingan penilaian dalam rekomendasi serta masukan solusi

terhadap permasalahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pasal 16 yang menyatakan

bahwa atas persetujuan para pihak atau kuasa hukum, mediator dapat mengundang

seorang atau lebih ahli dalam bidang tertentu untuk memberikan penjelasan atau

Page 231: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

pertimbangan yang dapat membantu menj elaskan perbedaan pendapat di antara para

pihak yang berselisih, sehingga para pihak mendapat pencerahan dan dapat

memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yang

disengketaltan, dengan demikian para pihak dapat melanjutnya proses perundingan

dengan tidak memaksakan kehendaknya dan diharapkan dapat mencapai kesepakatan

perdamaian. Namun demikian selesai atau tidak selesaianya sengketa etika bisnis di

LOS DIY sangat ditentukan niat baik dari para pihak yang bersengketa untuk

menyelesaikan permasalahannya, ha1 ini sesuai dengan pasal 12 Peraturan Mahkamah

Agung yang menyatakan bahwa para pihak wajib menempuh proses mediasi dengan

ikrikad baik dan jika salah satu pihak menempuh mediasi dengan iktikad tidak baik

maka pihak yang lainhawan dapat menyatakan mundur dari proses mediasi, karena

upaya penyelesaian ini bersifat suka rela, maka waktu pertemuan ditentukan oleh para

pihak sendiri dan kesepakatan yang dicapai atas kehendak serta itikad baik para pihak

sendiri, itikad baik para pihak ini sangat menentukan pelaksanaan hasil perundingan

yang disepakati oleh para pihak sendiri, karena mediator hanya berperan sebagai

fasilitator, artinya memfasilitasi adanya perundingan untuk membantu supaya proses

perundingan berjalan lancar dan mendorong para pihak untuk secara langsung

berperan aktif dalam proses perundingan.

Dengan mencermati proses penyelesaian sengketa etika bisnis dan data kasus

di atas, maka dapat disampaikan bahwa permasalahan sengketa etika bisnis yang

dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh LOS DIY 90 % (sembilan puluh persen) dapat

selesai dengan upaya penyelesaian diluar pengadilan atau Alternutif Dispute

Page 232: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Resolotion, baik melalui proses mediasi, konsiliasi, konsultasi, negosiasi maupun

perundingan bipartit. Keberhasilan LOS DIY dalam menyelesaikan sengketa etika

bisnis menunjukkan bahwa upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan atau

Alternatif Dispute Resolotion sangat efektif dan efisien untuk menyelesaian sengketa

etika bisnis di LOS DIY, bahkan upaya penyelesaian ini dapat diterapkan dan

dikembangkan di masyarkat, karena disamping prosedur yang cepat dan murah,

hubungan baik para pihak akan tetap terjaga, apabila upaya penyelesaian ini

berkembang di masyarakat maka kerukunan yang selama ini sudah terjalin dengan

baik di masyarakat akan tetap terjaga, dengan demikian kekerasan dapat dihindari dan

akan mengurangi tumpukan perkara yang masuk di pengadilan.

Masih kuamya praktik-praktik usaha yang tidak sehat dan merugikan

masyarakat menunjukkan bahwa praktek bisnis yang beretika dan berkelanjutan

belum menjadi tujuan pelaku bisnis dan sekaligus menjadi tantangan yang cukup

serius di DIY, artinya bisnis beretika belum menjadi kesadaran bersarna di kalangan

pelaku usaha di DIY. Hal ini dapat terjadi karena lemahnya sistem kontrol dan

pengawasan dari pemerintah telah mengakibatkan praktik-praktik bisnis dengan

perilaku KKN yang justru dilakukan oleh aparat pemerintah dan pelaku usaha. Maka

keberadaan LOS DIY yang telah memasuki 10 tahun ini dan satu-satunya di

Indonesia dapat menjadi daya tarik dan ciri khas bagi keistimewaan di Daerah

Istimewa Yogyakarta, Tentu saja, dalam mengemban amanah ini LOS DIY tidak bisa

bekerja sendiri karena LOS DIY tidak memiliki kewenangan melakukan tindakan,

ltarena itu diperlukan kerjasama dengan semua stakeholder terkait untuk saling

Page 233: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

bekerjasama dan bahu membahu guna mendorong sistem dan tata kelola usaha

beretika yang benar-benar mampu memberikan pelayanan dan perlindungan kepada

masyarakat sebagaimana yang diharapkan.

Sebagai lembaga yang diberi kewenangan untuk menampung dan

menindaklanjuti pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan praktik tata kelola

usaha yang tidak beretika, maka LOS DIY memiliki kewajiban untuk

menindaklanjuti setiap laporan dengan tetap memegang prinsip independen, imparsial

dan non-diskriminasi, karena itu setiap kasus yang dilaporkan ke LOS DIY akan

ditindaklanjuti dengan cara meminta klarifikasi dari Terlapor, melakukan investigasi,

memfasilitasi mediasi serta memberikan rekomendasi yang disampaikan kepada

pihak-pihak terkait. Dalam menjalankan tugas dan hngsinya, LOS DIY memiliki

area kewenangan dalam sektor swasta yang sangat luas, karena itu perlu dipikirkkan

penambahan kewenangan yang dimiliki LOS DIY terutama kewenangan untuk

memeriksa bukti-bukti dan saksi-saksi.

Dengan adanya kewenangan untuk memeriksa bukti-bukti dan saksi-saksi

akan sangat mempengaruhi kualitas kinerja LOS DIY, terutama dalam memberikan

penilaian dan rekomendasi. Karena proses penyelesaian dengan cara mediasi

memiliki banyak keunggulan seperti ; waktu penyelesaian lebih cepat, hubungan baik

antara para pihak tetap terjaga, kerahasiaan terjamin dan tidak di pungut biaya.

Disamping itu penyelesaian perselisihan dengan upaya penyelesaian sengketa diluar

pengadilan atau Alternatif Dispute Resolotion memiliki kelebihan antara lain :

Pertama; Lebih Fleksibel, karena peraturan dalam proses perundingan dapat dibuat

Page 234: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

oleh orang yang bersangkutan asalkan berpijak pada peraturan saat dilakukan

pembicaraan. Kedua; Lebih cepat, karena waktu dan tempat penyelesaian ditentukan

sendiri oleh para pihak yang bersengketa. Jadwal pertemuan juga disepakati oleh para

pihaknya langsung yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-

masing. Ketiga; Terj aga kerahasiaannya karena proses perundingan bersifat tertutup

dan hanya pihak-pihak yang bersengketa saja yang dapat ikut dalam proses

perundingan. Keempat; Biaya murah karena tidak selalu memerlukan jasa pengacara,

karena dalam proses perundingan mediasi diperlukan peran aktif dari pihak yang

bersengketa secara langsung untuk membuat keputusan karena isi kesepakatan

perdamaian dalam rangka penyelesaian sengketa sepenuhnya merupakan hasil

musyawarah dan inisiatif dari para pihak. Kelima; Hubungan personal antara para

pihak yang bersengketa setelah adanya kesepakatan perdamaian akan tetap terjaga,

karena tidak ada pihak yang merasa dimenangkan dan dikalahkan, tetapi semua

menang (win-win solution) sehingga para pihak tidak ada yang merniliki rasa

dendam. Dengan dernikian maka penyelesaian dengan cara mediasi perlu lebih

banyak disosialisasikan dan dikembangkan di masyarakat supaya masyarakat juga

terbiasa menyelesaikan persoalannya dengan cara musyawarah mufakat dan tindakan

kekerasan dapat diantisipasi sedini mungkin.

Saat ini keberadaan LOS DIY telah di gabung dengan Lembaga Ombudsman

Daerah (LOD) DIY dan berganti narna menjadi Lembaga Ombudsman (LO) DIY.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan Peraturan Gubemur DIY Nomor; 69 Tahun

2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja LO DIY poin (d) yang menyatakan bahwa

Page 235: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

setelah dilakukan evaluasi terhadap Peraturan Gubemur Nomor; 22 tahun 2008 dan

Peraturan Gubemur Nomor; 21 tahun 2008 dipandang perlu untuk menyatukan LOS

DIY dan LOD DIY menjadi LO DIY agar berhasil guna dan berdaya guna. LO DIY

adalah lembaga daerah yang bersifat independen untuk mengawasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan badan usaha, khususnya pada bidang pelayanan publik.70

70 . Peraturan Gubernur DIY Nomor; 69 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ombudsman DIY, pasal 1 ayat (4).

Page 236: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …
Page 237: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

BAB 1V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarakan data dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka

dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut ;

1. Banyaknya laporan yang masuk ke LOS DIY menunjukkan bahwa keberadaan

LOS DIY semakin dikenal secara luas oleh masyarakat di Daerah Istimewa

Yogyakarta, ha1 iai Juga menunjukka~ bahxa praltek bisnis yang beretika dan

berkelanjutan belum menjadi kesadaran bersama di kalangan pelaku bisnis di

DIY. Laporan adanya dugaan pelanggaran etika bisnis dari masyarakat yang

masuk ke LOS DIY segera ditindaklanjuti oleh bidang pelayanan, investigasi dan

monitoring dengan menunjuk pengampu kasus yang terdiri dua orang, satu orang

anggota dan satu orang asisten LOS DIY. Proses penyelesaian sengketa etika

bisnis di LOS DIY dengan model Alternatif Dispute Resolotion atau upaya

penyelesaian sengketa diluar pengadilan telah terbukti dapat membantu

menyelesaikan sengketa secara efektif dan efisien, ha1 ini dapat dilihat melalui

data kasus sengketa etika bisnis yang dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh LOS

DIY, dari data kasus tersebut menunjukkan bahwa ; 90 % (sembilan puluh

persen) laporan sengketa etika bisnis yang dilaporkan ke LOS DIY dapat di

selesaikan dengan upaya penyelesaian di luar pengadilan atau Alternatif Dispute

Resolotion, baik melalui proses perundingan bipartit, mediasi, konsiliasi,

Page 238: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

ltonsultasi maupun negosiasi, disamping itu lebih dari 60 % (enam puluh persen)

Rekomendasi yang dikeluarkan oleh LOS DIY dapat ditindak lanjuti secara baik

oleh penerima rekomendasi.

2. Meskipun LOS DIY bukan lembaga penegak hukum sehingga keputusannya tidak

mengikat (non legal binding decision), namun LOS DIY merupakan lembaga

yang memiliki pengaruh (the institution of influence), karena rekomendasi LOS

DIY memiliki kekuatan moral yang mengikat (moral binding decision). Karena

alasan itulah maka LOS DlY banyak menerima laporan yang berkaitan dengan

masalah hukum baik hukum perdata maupun hukum pidana, secara prinsip kasus

yang dapat diselesaiakan dengan upaya penyelesaian diluar pengadilan atau

Alternatif Dispute Resolotion adalah kasus-kasus yang bersifat keperdataan,

namun demikian masih terbuka kemungkinan LOS DlY membantu

menyelesaiakan kasus yang mengandung unsur pidana ringan seperti penipuan

atau penggelapan dengan syarat kasus tersebut belum ditangani oleh penegak

hukum seperti ; institusi kepolisian, kejaksaan dan pengadilan.

Dalam menindaklanjuti setiap laporan, LOS DIY menemui hambatan dan

tantangan yang berasal dari faktor internal LOS DIY sendiri dan faktor eksternal

yaitu dari Pelapor, 'I erlapor maupun dari insrar~si yang berkaitan dengan kasus

yang sedang ditangani. Hambatan dan tantangan dari internal seperti keberanian,

komitmen dan tanggungjawab pengampu kasus baik anggota maupun asisten

LOS DIY yang belum maksimal terkadang menjadi kendala dalam proses

penyelesaian sengketa etika bisnis, sedangkan hambatan dan tantangan yang

Page 239: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

berasal dari ekstemal seperti pihak Terlapor tidak mau datang saat di undang

klarifikasi atau pada saat dilakukan mediasi, pihak Terlapor yang hadir bukan

orang yang memiliki kewenangan membuat keputusan atau pembuat kebijakan

apapun, alubatnya proses mediasi berjalan lambat dan terkadang sulit untuk

mencapai kesepakatan perdamaian (deadlock) dan tidak menghasilkan keputusan

apapun, alamat Terlapor tidak jelas atau pindah alamat sehingga sulit dilacak,

baik Pelapor atau Terlapor sangat sibuk bahkan sering keluar kota atau keluar

negeri yang dapat memperpanjang waktu proses penyelesaian dan ada juga

pelapor yang menghilang sementara mobile phone tidak aktif, disamping itu ada

juga instansi yang merasa kewenangannya diambil alih oleh LOS DIY sehingga

tidalc mendukung proses penyelesaian etika bisnis maupun program LOS DIY,

B. SARAN

Iceberhasilan LOS DIY dalam menyelesaikan sengketa etika bisnis

menunjukkan bahwa upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan atau Alternatif

Dispute Resolotion sangat efektif dan efisien dalam menyelesaian sengketa etika

bisnis di LOS DIY, dengan pertimbangan tersebut diatas penulis menyarankan antara

lain ;

1. Model penyelesaian sengketa dengan Alternatif Dispute Resolotion atau upaya

penyelesaian diluar pengadilan perlu disosialisasikan dan dikembangkan di

masyarkat, apabila upaya penyelesaian ini berkembang di masyarakat maka

kerukunan yang selama ini sudah terjalin dengan baik di masyarakat akan tetap

Page 240: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

terjaga dan masyarakat terbiasa menyelesaikan persoalannya dengan cara

musyawarah mufakat sehingga tindakan kekerasan dapat diantisipasi sedini

mungkin dan secara otomatis akan mengurangi tumpukan perkara yang masuk di

pengadilan.

2. Sebagai lembaga per:gawasan yang independen, imparsial dan non-diskriminasi,

LOS DIY dapat menjadi sebuah pilihan dalam menyelesaikan sengketa etika

bisnis. Proses penyelesaian sengketa dengan cara damai dan persuasif ternyata

cukup efektif untuk mendorong perubahan, bahkan dalam proses menyelesaikan

konflik. Disamping itu untuk meningkatkan akses keadilan masyarakat dan

mendorong penvujudan good governance and good corporate governance, melalui

pengawasan terhadap kinelja sektor usaha akan meningkatkan citra perusahaan

sehingga mendapat kepercayaan, daya saing dan simpati dari masyarakat yang

akan berdampak pada keberlanjutan usaha itu sendiri dan secara tidak langsung

mengawasi juga kinerja aparat pemerintah dari institusi terkait.

3. Bahwa terkait dengan Perda Pelayanan Publik Nomor ; 5 Tahun 2014 Tentang

Pelayanan Publik pasal 1 point (14) bahwa Ombudsman Swasta yang dibentuk

oleh Pemerintah Daerah merupakan lembaga independen yang berfimgsi

melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik, maka

dasar hukum pendirian LOS DIY yang sebelurnnya berupa Peraturan Gubernur

selanjutnya perlu dikembangkan dan dituangkan dalam Peraturan Daerah Propinsi

DIY. Dengan dituangkannya dalam Perda DIY akan memberikan berbagai

keuntungan antara lain: Pertama, akuntabilitas lebih dapat dipertanggungjawabkan

Page 241: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

karena langsung kepada publik. Kedua, dari sisi keuangan, maka akan ditanggung

oleh pemerintah daerah dalam bentuk APBD. Ketiga, akan dapat mengurangi

kerawanan penyimpangan kewenangan dari para anggota, asisten dan karyawan

LOS DIY yang selama ini berstatus sebagai tenaga kontrak, kondisi ini tidak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan. Dengan

legalitas Perda, maka posisi mereka dapat diusulkan menjadi PNS atau jika tidak

memungkinkan, maka perlu ada PNS yang diperbantukan di lembaga tersebut,

dengan tetap mempertimbangkan kredibilitas, kapasitas dan profesionalitas bagi

anggota, asisten serta staf sebagai syarat dapat diterima di ombudsman, karena

menjadi independen di tengah perubahan dan konstelasi politik saat ini memang

tidak mudah dilakukan, penuh tantangan, sekaligus juga risiko, dengan demikian

sangat dibutuhkan orang-orang yang memiliki berkomitmen tinggi demi

menegakkan kebenaran dan keadilan guna melindungi kepentingan masyarakat

dengan cara yang elegan dan berbudaya.

4. Walaupun saat ini LOS DIY telah digabung dengan LOD DIY dan berganti nama

menjadi LO DIY, namun hasil penelitian ini dapat di manfaatkan atau digunakan

di LO DIY, karena fungsi, tugas dan kewenangan yang di miliki LO DIY tidak

jauh berbeda dengan LOS DIY, disamping itu tujuan dari pendirian LOS DIY atau

LO DIY oleh Pemerintah Daerah DIY adalah memberikan pelayanana yang

sebaik-baiknya kepada setiap anggota masyarakat berdasarkan asas keadilan dan

persamaan serta upaya untuk menciptakan penyelenggaraan badan usaha yang

bersih dari penyimpangan usaha.

Page 242: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

DAFTAR PUSTAKA

LITERATURE BUKU ;

Abdul R.Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Teori Dan Corztoh ICasus, Cetakan ke-6, Jakarta, Prenada Media Group, 201 1.

Amril M. Etika Islam, Telaah Pemikiran Filsafat Moral Raghib Al-Isfalzalzi, Lembaga Studi Filsafat, Kemasyarakatan, Icependidikan dan Perempuan, 2002.

A.M. Lilik Agung. ICetika Nuralzi Ikut Berbislzis, 26 Praktek Etika Bisnis Kontemporer, Cetakan ke-1, Jakarta, PTElex Media Komputindo, 201 0.

Agus Anjanto, ETIKA BISNIS BA GI PELAICU BISNIS, Cara Cerdas Dalam Memalzami Konsep Dan Faktor-faktor Etika Bisnis Delzgalz Beberapa Contolz Praktis, PT Rajagrafindo Persada, Cetakan ke 1, Jakarta, 20 1 1.

Bambang Sutiyoso, PENYELESAUNSENGILETA BISNIS, Solusi Dan Antisipasi Bagi Peminat Bisnis Dalam Menghadapi Selzgketa ICiilzi Dan Mendatang, Citra Media, Yogyakarta, 2006.

Bambang Rudito & Melia Famiola, ETIILA BISNIS DAN TANGGUNG JA WAB SOSUL PER USAHMN DI INDONESIA, Rekayasa Sains, Cetakan Pertama, Bandung, 2007.

Budhi Masturi,. Mengenal Ombudsmalz Indonesia, ICepzitusalz Presidelz Nollzor 44 Tahun 2000 Ten tang Pembentukalz Kom isi Oilz budsnzalz Nasiolzal, Jakarta, PT. Pradnya Paramita, 2005.

Hendrik Budi Untung. Corporate Social Responsibility, Cetakan ke-1, Jakarta, Sinar Grafika, 2008.

Icwik Ician Gie, Etika Bislzis Cina, Suatu Kajiaiz Terliadap Perekolzol~zia~z Di Indonesia, Jakarta, Pusat Pengkajian Cina Universitas Nasional deiigan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.

Laura Hardman Dan Joe Desjardins. Penerjemah ; Danti Pujiati. Etika Bisnis, Pengambilan ICeputusan Untuk Integritas Pribadi Dan Talzggulzg Jawab Sosial, Jakarta, Erlangga, 2008.

L. Sinuor Yoseplius. Etika Bisnis, Pendekatalz Filsafat Moral Terhadap Perilaku Pebisnis Kontemporer, Cetakan pertama, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 20 10.

MEWUJUDKAN ETIIi4 DALAM BISNIS, Lembaga Ombudsinan Swasta, D N Yogyakarta, 2009.

Page 243: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

MUS LICH, M.M. ETIXA BISNIS ISLAMI, Landasan Filosofis, Nornzatif Dan Substansi Implementat$ Ekonisia FE UII, Yogyakarta, Cetakan Pertama 2004.

M. Syamsudin. Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007.

M. Dahlan. Y. Al-Barry dan L.Lya Sofyan Yacub, XAMUS INDUK ISTILAH ILMIAH, Seri Intelektual, Target Press, Surabaya, 2008.

M. Marwan dan Jimmy P, ILAMUS HUICUM, Dictionary Of Law Complete Edition, Reality Publisher, Surabaya, 2009.

Matthew B. Miles Dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, diterj emahkn oleh Tj etj ep Rohendi Rohidi, Pendamping Mulyarto, Yogyakarta, UII Press.

Philippe Nonet dan Philip Selznick, Hukum Responsif, Bandung, Nusamedia, 2008.

Pedoman Tata Icelola Usaha Beretika, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, 20 1 3.

Ridwan Khairandy dan Camelia Malik, Good Corporate Governance Perkembangan Pemikiran Dan Implementasi~zya Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum, Yogyakarta, Kreasi Total Media, 2007.

Sunaryati Hartono. Penelitian Hukunz Di Indonesia Pada Aklzir Abad Ke-20, Edisi Pertanla, Cetakan Ke-1 , Bandung, Alumni, 1994.

Sondang P. Siagian, Etika Bisnis, Jakarta, PT Pustaka Binaman Pressindo, 1996.

Sayid Mujtaba Musawi Lari. Etika Dan Pertumbuhan Spiritual, Cetakan ke-1, Jakarta, Lentera, 2001.

Susanti Adi Nugroho, Mcdicisi Sebagai AlternatifPenyelesaia~z Se~zgketa, Cetakan ke-1, Jakarta, PT Telaga llmu Indonesia, 2009.

Takdir Rahrnadi, Mediasi, Penyelesaian Sengketa Melalui Pelzdekatalz M~lfakat, Cetakan ke-1, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2010.

LITERATURE HASIL PENELITIAN ;

Thalis Noor Cahyadi, Hasil Penelitian "Sikizifika~zsi Onlbudsnla~z Swasta Dalam Menegakka~z Bisnis Beretika Dan Berkelanjutaiz Dalanl Perspektif Ekonomi Islam, Studi Atas Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta (LOS DIY)", Yogyakarta, 2010.

Page 244: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

LITERATURE MAKALAH ;

Indra Bastian, "Mediasi, AltevnatifPenyelesaian Sengketa, Man faat Dan Wawasan Kedepan ", Dalam Materi Pendidikan dan Pelatihan Mediator Bersertifikat, Pusat Mediasi Indonesia Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta, 28 Maret 2012.

LITERATURE PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN ;

Undang-undang Nomor ; 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kelzakinza~z, Jakarta, 2009.

Undang-undang Nomov ; 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsma~z Republik Indonesia, Ombudsman Republik Indonesia, Jakarta.

Undang-undang Nomov ; 30 Tahun 1999 Tentang Avbitvase dun Altev~zatif Penyelesaian Sengketa, Pusat Mediasi Indonesia Sekolah Pascasarjana UGM, Y ogyakarta, 20 12.

Pevaturan Makkamalz Agung Nomov : 1 Tahu~z 2008 Tentang Pvosedur Mediasi di Pengadilan, Pusat Mediasi Indonesia Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta, 2012.

Pevatuvan Gubevnuv Daerah Istimewa Yogyakavta Nomov : 22 Tahu~z 2008 Tentang Ovganisasi Dan Tata Keija Ombudsman Swasta di Pvopi~zsi Daevah Istimewa Yogyakarta, Lembaga Ombudsman Swasta DIY, Yogyakarta, 2013.

Suvat Iceputusan Gubevnuv Daevah Istimewa Yogyakavta Nomov ; 135 Takun 2004 Tentang Pembentukan Dan Ovganisasi Ombudsman Swasta Di Pvopinsi DIY, Lembaga Ombudsman Swasta DlY, Yogyakarta, 20 1 3.

Page 245: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …
Page 246: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Lampiran : 1 : Contoh Kasus (nama perusahaan dan identitas para pihak disamarkan)

Kasus Perselisihan Antara Para Pemegang Saham Terkait Transparansi Laporan Keuangan Perusahaan di PT. LESTARI JAYA

Kasus di bidang kesehatan yang dilaporkan ke LOS DIY bisa di bilang relatif

kecil, selama periode kedua kasus kesehatan yang dilaporkan LOS DIY ada tiga kasus,

permasalahan yang dilaporkan terkait adanya dugaan ma1 praktek karena saat

operasi cecar anak yang dilahirkan meninggal serta operasi usus buntu yang

dilakukan tanpa melalui proses foto rongsent yang dilakukan oleh salah satu klinik,

akibatnya operasi gagal dan menimbulkan inveksi pada usus,pasien, kasus yang lain

adanya dugaan diskriminasi pelayanan terhadap pasien yang terkena virus HIV Aids.

Pada periode ketiga kasus perusahaan di bidang pelayanan kesehatan hanya

ada satu kasus yang dilaporkan, namun kasus di bidang kesehatan ini cukup unik

karena permasalahan yang dilaporkan tidak terkait dengan pelayanan tapi terkait

dengan transparansi keuangan perusahaan. Kasus ini di laporkan oleh salah satu

pemegang saham perusahaan yang bernama Ir. Setiani Dewi yang diwakili oleh

pemegang kuasa yang bernama Etik Pratiwi, S.H., M.H. yang beralamat di JI. Kusuma

GK IV No. 640 Baciro Yk. (selanjutnya disebut sebagai Pelapor). Disamping sebagai

pemegang saham, di PT. LESTARI JAYA, Pelapor juga menjabat sebagai Direktur

Keuangan di perusahaan tersebut, dalam laporannya, Pelapor mengeluhkan tidak

dipenuhinya hak-hak pelapor sebagai direktur keuangan di PT. LESTARI JAYA oleh

dr. P. Budi Agni, M.M. selaku Direktur Utama PT. LESTARI JAYA, (yang selanjutnya

disebut sebagai Terlapor).

Keterangan Pelapor

Berdasarkan keterangan pelapor yang disampaikan pada hari Senin tanggal 12 Maret

2012, Pelapor menjelaskan kronologi permasalahan sebagai berikut :

Bahwa PT. LESTARI JAYA didirikan berdasarkan Akta Notaris H. Budi Prasetyo,

SH. NIIVl. Nomor 93 tertanggal 3 1 Juli 2002 tentang Pernyataan Keputusan

Rapat Yayasan Tunas Husada Bhakti dengan susunan Direksi sebagai berikut :

Direktur Utama : dr. P. Budi Agni, Direktur : Ir. Setiani Dewi, Komisaris Utama :

Wijaya kusumo, Komisaris : drg. Maria dewi, Ir. Budi susanto dan Dhoya

wardana, SE.MM;

Bahwa perusahaan tersebut didirikan oleh Pelapor dan orang tua Terlapor yang

mana dalam akta pendirian PT. LESTARI JAYA tersebut dibuat oleh Notaris yang

adalah adik kandung Terlapor dengan susunan kepengurusan 50% dari keluarga

Pelapor Setiani Dewi, Wijaya Kusumo dan Dhoya Wardana, SE, M M dan 50%

dari keluarga Terlapor.

Berdasarkan Akta Notaris H. Budi prasetyo, SH.MM No. 94 tertanggal 3 1 Juli

2002, maksud dan tujuan pendirian PT. LESTARI JAYA adalah usaha di bidang

Page 247: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

jasa pelayanan kesehatan dengan mendirikan rumah sakit beserta sarana dan

prasarana penunjangnya;

Dalam Akta pendirian kepemilikan pemegang saham tercatat sebagai berikut :

dr. P. Budi Agni, 25 lembar saham (12,5%), Ir.Setiani Dewi 25 lembar saham

(12,5%), Wijaya I<usumo 25 lembar saham (12,5%), Dokter gigi Maria Dewi. 20

lembar saham (lo%), lnsinyur Budi Bedjo Susanto 5 lembar saham (2,5%),

Dhoya Wardana, SE.NIM (2,5%).

Untuk melaksanakan maksud dan tujuannya PT. LESTARI JAYA telah

metqjalankan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dalam Rumah Sakit

LESTARI IhlDAH yang beralamat di JI. Wiratama No. 14 Tegalrejo Yogyakarta.

Adapun yang menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit LESTARI INDAH adalah

Terlapor (yang bertindak sebagai pemegang saham sekaligus direktur PT).

Sejak adanya perubahan status dari Yayasan Tunas Husada Bhakti mepjadi PT.

LESTARI JAYA pada tanggal 3 1 Juli 2002 sampai dengan ditulisnya surat ini

belum pernah ada pemeriksaan keuangan (audit) terhadap PT. LESTARI JAYA

dan khususnya terhadap RS. LESTARI INDAH (yang ada hanya laporan keuangan

dari Pelapor selaku Direktur Keuangan RS pada saat RUPS tiap tahun);

Pelapor dalam posisi sebagai pemegang saham yang juga sebagai direktur

keuangan rumah sakit LESTARI INDAH dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RLIPS) tanggal 28 Juni 2003 telah mengusulkan adanya pemeriksaan Iceuangan

secara menyeluruh guna mendapatkan data dan keterangan yang benar

mengenai kondisi keuangan perusahaan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) tersebut diputuskan untuk dilakukan audit dengan menggunakan auditor

independen yang ditargetkan akan dilakukan pada akhir bulan Juli 2003;

Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Juni 2003

untuk melaksanakan pemeriksaan keuangan atau tanggal audit tersebut tidak

pernah dilaksanakan;

Selanjutnya dalam RUPS Tanggal 5 Maret 2005 Pelapor meminta kembali

kepada Direktur Utama untuk dilakukan transparansi laporan keuangan dan

untuk menghindari kerugian, baik bagi para pemegang saham maupun

perusahaan, Pelapor kembali meminta adanya Appraisal (Penilaian) perusahaan

dan ha1 tersebut telah disetujui bersama dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) Tanggal 25 Februari 2006. Namun keputusan tersebut kembali tidak

dilaksanakan oleh Terlapor sehingga Pelapor harus menggunakan bantuan

hukum dari Yayasan Penanganan Hukum lndonesia Perwakilan Daerah lstimewa

Yogyakarta untuk mendesak pihak Terlapor yang juga merangkap sebagai

Direktur RS LESTARI INDAH untuk segera melaksanakan Appraisal (Penilaian)

dengan Surat Nomor 085/YPHI.YK/V11/06 tertanggal 3 Juli 2006;

Surat dari Yayasan Penanganan Hukum lndonesia Perwakilan Daerah lstimewa

Yogyakarta Nomor : 085/YPHI.YK/V11/06 tertanggal 3 Juli 2006 tersebut telah

dijawab oleh Terlapor selaku Direktur Utama PT. LESTARI JAYA dengan surat

Page 248: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Nomor : lO/LSU/Sekret/VI1/2006 tertanggal 28 Juli 2006 yang pada intinya

menyampaikan Appraisal terhadap RS LESTARI INDAH akan dilaksanakan dalam

jangka waktu satu atau dua bulan (dari saat ditulisnya surat tersebut) dengan

perusahaan Appraisal (Penilaian) yang akan ditunjuk. Namun sampai Sabtu, 25

Juni 2011 ha1 tersebut tidak pernah terlaksana sehingga Pelapor tidak

mendapatkan data dan keterangan yang benar mengenai Icondisi keuangan PT.

LESTARI JAYA dan RS LESTARI INDAH.

Untuk mendukung pelalcsanaan tugas Pelapor sebagai Direktur Keuangan RS

LESTARI INDAH dan guna pengajuan laporan pertanggung-jawaban keuangan

terhadap perusahaan, Pelapor pada tanggal 10 Juli 2010 telah berupaya untuk

meminta data mengenai laporan keuangan yang realistis dalam tahun 2009

kepada seluruh Divisi yang ada, namun Pelapor tidak mendapatkan laporan

yang semestinya;

Pada tanggal 8 September 2010 pihak sekretariat secara tertulis menyampaikan

tidak bisa memberikan data atau laporan mengenai keadaan keuangan

perusahaan yang sebenarnya sesuai permintaan Pelapor sebelum adanya ijin

dari Terlapor selaku Direktur PT. LESTARI JAYA.

Karena tidak adanya transparansi keuangan dan adanya laporan keuangan pada

tanggal 24 Juni 2010 yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, Terdapat

selisih Rp. 1.250.273.070,- (Satu Milyar Dua Ratus Lima Puluh Juta Dua Ratus

Tujuh Puluh Tiga Ribu Tujuh Puluh Rupiah) dari kondisi keuangan yang ada pada

rekening Giro BRI Nomor 0029-01-000649-30-7 atas nama PT. LESTARI JAYA

pada Tanggal 10 Juni 2010, maka pada tanggal 16 Oktober 2010 Pelapor

membuat laporan adanya dugaan tindak pidana penggelapan dan tidak adanya

itikad baik Terlapor untuk menyelesaikan masalah keuangan perusahaan,

kepada pihak Kepolisian Daerah lstimewa Yogyakarta dengan laporan polisi

Nomor LP/564/X/2010/DIY/Ditreskrim, ha1 ini dilakukan karena Pelapor tidak

mendapatkan keterangan dari Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi RS LESTARI

INDAH mengenai selisih tersebut;

Setelah pemeriksaan di Kepolisian terkait laporan dari Pelapor tersebut,

diketahui adanya pembukaan rekening Giro baru atas nama PT. LESTARI JAYA di

BhII Cabang Trikora dan BPD cabang utama Yogyakarta tanpa pemberitahuan

kepada Pelapor. Bahkan pembukaan rekening tersebut terjadi sejak bulan

Oktober 2009 dan baru diberitahukan kepada Pelapor setelah fakta terungkap

dalam penyidikan mengenai adanya rekening lain yang tanpa sepengetahuan

Pelapor pada Tanggal 7 Februari 2011;

Dengan adanya laporan Kepolisian tersebut ternyata Pelapor tidak bisa

mendapatkan data dan keterangan yang sebenarnya mengenai kondisi

keuangan perusahaan karena data di Kepolisian bersifat rahasia;

Page 249: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Pada tanggal 3 1 Januari 2011 Pelapor mengirimkan surat peringatan kepada

Terlapor dengan Surat Nomor : O~O/SK/LPBHP-SV/I /~O~~ untuk segera

melaksanakan audit, namun surat tersebut tidak ditanggapi.;

Dengan tidak adanya transparansi keuangan atau tidak adanya laporan yang

benar mengenai kondisi keuangan perusahaan pada Direktur Keuangan maka

semua laporan keuangan menjadi tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya

sehingga bisa menyesatkan perusahaan dan jalannya perusahaan tidak akan

baik dan akan berdampak pada pelayanan perusahaan terhadap pasien Rumah

sakit;

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pelapor untuk mendapatkan data dan

keterangan yang benar dengan melakukan pemeriksaan keuangan secara

menyeluruh (audit) terhadap PT. LESTARI JAYA dan RS LESTARI INDAH namun

semua upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena tidak ada respon dari

Pelapor;

Pada tanggal 10 Maret 2011 Pelapor mengajukan gugatan perbuatan melawan

hukum ke Pengadilan Negeri Yogyakarta terhadap PT. LESTARI JA LESTARI

IIVDAHYA dan RS. LESTARI INDAH, setelah perkara gugatan Perbuatan Melawan

Hukum yang diajukan oleh Pelapor dilakukan mediasi serta persidangan

berjalan, sampai saat ini tidak terlihat itikad baik dari Terlapor untuk mengelola

sebagaimana semestinya.

Keterangan Terlapor

Untuk memperjelas permasalahan yang disampaikan Pelapor dan mendapatkan

informasi yang berimbang, maka LOS DIY mengundang Terlapor untuk memberikan

klarifikasi pada hari Senin Tanggal 2 April 2012, hadir dalam klarifikasi yaitu Thomas

Simanjuntak, SH dan Cipta Priyatna, SH selaku Kuasa Hukum Terlapor, dalam

klarifikasi tersebut Kuasa Hukum Terlapor menyampaikan penjelasan antara lain :

Bahwa Pelapor tidak pernah masuk kantor sejak ada permasalahan ini; sebagai

direktur keuangan seharusnya Pelapor bertanggung jawab penuh untuk

masalah keuangan, sehingga seharusnya yang mengetahui dan yang mengurusi

perihal keuangan Perusahaan adalah Pelapor sendiri selaku direktur Iceuangan

bukan Terlapor selaku direktur utama;

Menurut Kuasa Hukum Terlapor, Terlapor selalu transparan mengenai kondisi

keuangan, seharusnya ha1 tersebut merupakan tanggung jawab Pelapor selaku

direktur keuangan yang memiliki kewajiban mengelola keuangan perusahaan

dan tindakan Terlapor didasarkan pada keputusan RUPS;

Sejak terjadi permasalahan ini, Pelapor tidak pernah hadir di dalam forum RUPS,

Terlapor menyayangkan tindakan Pelapor yang tidak mempercayai kinerja dari

Terlapor selaku direktur utama;

Menurut Terlapor, Falapsr sebagai direktur keuangan seharusnya mengetahui

tentang kondisi dan posisi keuangan perusahaan. Dengan demikian permintaan

Page 250: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

DATA JENlS TINDAK LANJUT PENYELESAIAN KASUS TAHLlN 2012

JENlS TINDAK.LANJUT I JUMLAH 1 1.

2.

3.

( 8. ( Dihentikan atau tidak selesai

4'

5'

7'

1 9. 1 Dalam proses

Rekomendasi (selesai tanpa mediasi)

Rekomendasi dan Mediasi

Rekomendasi dan Dirujuk Mediasi (tanpa rekomendasi karena tidak ada unsur pelanggaran etika bisnis) Dirujuk (bukan menjadi kewenangan LOS DIY atau ditempuh jalan lain) Pernyataan Pendapat (tidak ada pelanggaran etika usaha) Dicabut (karena ada langkah penyelesaian bipartit

, setelah dilaporkan ke LOS DIY)

I I I JUMLAH 1 67

21

12

-

DIAGRAM JENlS TINDAK LANJUT PENYELESAIAN KASUS

Dalarn Proses

dan Mediasi

Sumber : Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 251: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

B. Pelanggaran Hak Tenagakerja

KONSULTASI 1

1 11. I Ketenagakerjaan

DIAGRAM KASUS MASUK BERDASARKAN BIDANG USAHA TERLAPOR

Ketenaeakeriaan

Lingkungan 1 kasus (1%) -

Properti Teknologi Perdagangan 4 kasus (5%) . Informasi 6 kasus (8%)

1 kasus (1%)

GRAFIK JUMLAH LAPORAN DAN KONSLILTASI PER BLILAN TAHLIN 2013 PERIODE : JANUARl - DESEMBER 2013

Page 252: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

DATA JUNILAH LAPORAN BIDANG KEUANGAN

"VIAGRAM KASUS BIDANG KEUANGAN

BPR 5 kasus (16%)

KONSLILTASI

11 10

4 3 -

16

44

Bank Umum

MELAPOR

6 5 4 1 -

16

32

NO

1.

2.

3.

Ko~erasi & BMT 6 kasus (18 %)

SLlB BIDANG USAHA

Bank : a. Bank Umum b. BPR

Non Bank : a. Asuransi b. Koperasi & BMT c. lnvestasi

Perusahaan Pembiayaan Konsumen

JUMLAH

Pembiayaan Konsumen

16 kasus (50 %)

DATAKASUSBERDASARKANBENTUKBADANUSAHATERLAPOR

1 3. 1 Koperasi I 1 1

NO 1.

1 5. 1 Perseorangan

BADANUSAHA PT

JUMLAH 55

J Ll M LAH 8 1

Page 253: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

DIAGRAM KASUS BERDASARKAN BENTLIK BADAN USAHA TERLAPOR

Yayasan Perseorangan 10 usaha 112%) 9 usaha (11%)

55 usaha (68%)

DATAKASUSMASUKBERDASARKANKABUPATENIKOTA TENIPAT USAHA TERLAPOR

DIAGRAMKASUSMASUKBERDASARKANKABUPATENIKOTA TEMPAT USAHA TERLAPOR

NO

1.

2.

3.

4.

5.

-

Kab. 1 I Kab. Bantul Kulonprogo I

LOKASI

Kota Yogyakarta

Kabupaten Sleman

Kabupaten Bantul

Kabupaten Kulonprogo

Kabupaten Gunung Kidul

-- JUMLAH

JUMLAH

48

21

11

1

-

81

Page 254: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

DATA JENIS TINDAK LANJUT PENYELESAIAN KASUS Periode ; Januari 2012 s/d 23 Desember 2013

JENIS TINDAK LANJUT I JUMLAH ~ Rekomendasi (selesai tanpa mediasi)

1 2. 1 Rekomendasi dan Mediasi 1 31 1 Rekomendasi dan Dirujuk

Mediasi (tanpa rekomendasi karena tidak ada unsur

Dirujuk (bukan menjadi kewenangan LOS DIY atau ditempuh jalan lain)

7

Pernyataan Pendapat (tidak ada pelanggaran etika usaha) 2

DIAGRAM JENIS TINDAK LANJUT PENYELESAIAN KASUS TAHUN 2013

Dicabut (karena ada langkah penyelesaian bipartit setelah dilaporkan ke LOS DIY)

Dihentikan atau tidak selesai

Dalam proses

JUMLAH

Dalam Proses Rekomendasi

Rekomendasi dan Mediasi

3 1 kasus (21%)

Pernyataan Pendapat

Mediasi 2 kasus (2 %) 7 kasus (5%) 1 ka5.U (1%)

10 kasus (6 %)

10

1 6 1

148

Sumber : Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 255: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Lampiran : 3 : Daftar Pertanyaan Untuk Narasumber

Daftar Pertanyaan Narasumber ( Khusus Anggota dan Asisten LOS DIY )

Nama ............................................. Jabatan ............................................. Alamat ............................................. Tanggal Wawancara : ...........................................

Pertanyaan ; 1. Anda menjadi anggotdasisten LOS DIY untuk periode ke berapa ? 2. Apa tugas Anda di LOS DIY ? 3. Apakah Anda telah melakukan tugas secara efektif ? Jelaskan. 4. Apa saja yang telah LOS DIY lakukan dalam upaya mewujudkan tata kelola

usaha yang sehat, beretika dan berkelanjutan? 5. Dari apa yang telah dilakukan LOS DIY selarna ini, apa saja yang masih perlu

diperbaiki di LOS DIY ? Bagaimana anda memberikan solusi atas kelemahan tersebut?

6. Tahun 2008 lalu, DPR RI telah mengesahkan Undang-undang Ombudsman Republik Indonesia (ORI), dalam salah satu pasalnya menyatakan bahwa selain ORI, penggunaan kata "ombudsman" dan hngsinya di larang digunakan oleh lembaga lain, bagi yang menggunakan diberikan waktu dua tahun untuk segera melakukan perubahan. Nah, di DIY ada LOD dan LOS yang sama-sama menggunakan kata "ombudsman", dan pada bulan Oktober 2010 ini, toleransi penggunaan kata ombudsman telah habis. Apa solusi yang bisa anda usulkan dalam memandang persoalan ini? Apa saja langkah-langkah yang telah dilakukan oleh LOS DIY dalam merespon persoalan ini?

7. Menurut anda, apakah LOS DIY akan tetap eksis dan memberikan manfaat bagi mas yarakat DIY? Jelaskan alasan anda.

8. Apa yang menjadi standar penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY ? 9. Bagaimana komitmen dan tanggung jawab atas penyelesaian laporan pelanggaran

etika bisnis di LOS DIY ? 10. Bagaimana penanganan sengketa etika bisnis di LOS DIY yang terkait dengan

permasalahan hukum ? 11. Dalam konteks persaingan usaha dan perlindungan ltonsuinen, apakah LOS DIY

cukup membeiikan kontribusi terhadap ha1 tersebut ? 12. Saran-saran untuk perbaikan LOS DIY ?

Page 256: ALTERNATNE DISPUTE RESOLUTION SEBAGAI MODEL …

Daftar Pertanyaan Narasumber ( Khusus Pelapor Dan Terlapor )

Nama .............................................. Jabatan .............................................. Alamat ............................................... Tanggal wawancara : .............................................

Pertanyaan : 1. Dari mana Anda mengetahui lteberadaan LOS DIY ? 2. Apa yang Anda ketahui tentang LOS DIY? 3. Apakah Anda merasa terbantu dengan adanya LOS DIY ini? 4. Apakah LOS DIY memberikan layanan dengan baik ? 5. Apakah LOS DIY memberikan layman dengan memuaskan ? 6. Apakah LOS DIY menyediakan prosedur layanan dengan cepat dan mudah ? 7. Apakah LOS DIY menunjukkan perhatian yang serius terhadap permasalah yang

sedang Anda hadapi ? 8. Bagaimana pendapat Anda tentang prosedur penyelesaian sengketa etika usaha di

LOS DIY ? 9. Menurut Anda bagaimana kinerja LOS DIY selama ini dalam mewujudkan visi

misinya dalam mendorong tegaknya bisnis beretika dan berkelanjutan ?

10. Sebagai pelaporlterlapor, bagaimana anda memandang LOS DIY dalam penyelesaian sengketa yang anda alami ?

11. Jika anda melihat salah satu kewenangan LOS DIY adalah sebagai pengawasan, apakah anda setuju LOS DIY ikut mengawasi tata kelola usaha?

12. Apa harapan anda terhadap LOS DIY ke depan? Model penyelesaian seperti apa yang anda harapkan ?

13. Menurut anda, apakah keberadaan LOS DIY memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya pada dunia bisnis yang anda geluti? Apa pendapat anda?

14. Bagaimana anda memandang independensi LOS D N dalam melakukan tugas d m kewenangannya? Apa sisi kelemahan dan keunggulannya?

15. Saat ini banyak pihak menilai bahwa penegakan hukurn semakin tidak jelas, Menurut Anda, apakah keberadaan LOS DIY masih diperlukan dan bermanfaat bagi masyarakat?

16. Apa saran Anda untuk perbaikan kinerja LOS DIY ke depan?