Upload
irvanadilla482
View
2.045
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua,.. dan dapat dipahami isinya
Citation preview
ANALISIS ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS BADAN AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH
(Studi Kasus Pada Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Daerah Lombok Timur)
SKRIPSI
Diajukan sebagai bagian dari syarat-syarat untuk mencapai kebulatan studi program strata satu (S1) pada
Fakultas Ekonomi Universitas Mataram
Oleh
HUMAIDI ALIA1C 004 044
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MATARAM
2009
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
kehendak- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“ANALISIS ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS BADAN
AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH (Studi Kasus Pada Badan Amil
Zakat Infaq dan Shadaqah Daerah Lombok Timur”. Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
Dalam penulisan skripsi ini penulis sadar bahwa tak lepas dari bantuan
berbagai pihak berupa bimbingan, saran – saran dan petunjuk, sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Mahyuddin Nasir, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Mataram.
2. Bapak Drs. R. Sapto Hendri Boedi S,MSi,Ak, selaku Ketua dan ibu
Herlina Pusparini,SE Selaku Sekretaris jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Mataram.
3. Bapak Dr.H. Ahmad Rifa’i, selaku Pembimbing Utama dan ibu Biana
Adha Inapty,SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi beserta para Staf akademik
yang telah banyak memberikan bekal Ilmu Pengetahuan selama penulis belajar
di Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
5. Ketua Bazisda Lombok Timur beserta seluruh setafnya yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada instansi
yang beliau pimpin, semoga alloh membalas kebaikan beliau dan semua setaf
yang ada di sana.
6. INAQ dan BAPAKKU tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang
serta do’anya kepadaku, semoga rahman dan rahim alloh selalu tercurahkan
kepada beliau , diampuni dosa dan diterima seluruh amal sholehnya.
7. Terima kasih juga untuk kakak enul dan adikku iza yang selalu
mendukung dan menghibur disaat pikiran sedang kalut dan buntu.. kalian
bagia saya adalah kakak dan aidik terbaik di pelanet ini
8. Untuk semua keluarga besarku , papuq,niniq, papuq tuan, bi zam , eri
dan semua keluarga yang lain… makasih atas doa dan dukungannya,
9. Teman – temanku yang ada di kos ubur-ubur 22, seperti omy, oleng,
bajang, indra, ali, ridwan, bayu dan semua-muanya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, makasih atas canda dan olok-olokan kalian.
10. Makasih juga untuk semua anak akuntansi angkatan 2004 yang telah
memberikan masukan-masukan demi terselesaikannya skripsi ini
11. Semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
mengingat keterbatasan waktu dan pengetahuan yang dimiliki penulis oleh karena
itu diharapakan kritik dan saran serta mohon maaf atas segala kekurangan dalam
penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan sebagai tambahan Ilmu Pengetahuan serta bagi BAZISDA..
Mataram, 20 Februari 2009
Penuliis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................... iDAFTAR TABEL ................................................................................. iiiDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................ v BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang .................................................................... 11.2. Batasan Masala ............................................................... 71.3. Perumusan Masalah ............................................................. 71.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7
1.3.1. Tujuan Penelitian ......................................................... 71.3.2. Manfaat Penelitian ....................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Penelitian terdahulu.............................................................. 92.2. Pengertian Tentang Sistem dan Prosedur............................. 122.3 Pengertian Sistem Akuntansi................................................ 132.4. Pengertian Sistem Pengendalian Intern................................ 142.5. Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern............................ 152.6. Sistem Pengendalian Intern Kas........................................... 162.7. Manajemen Islami................................................................ 182.8. Pengertian dan Hikmah Zakat.............................................. 192.9. Pengertian Infaq.................................................................... 23 2.10. Pengertian Shadaqah............................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1. Jenis Penelitian ................................................................... 253.2. Lokasi Penelitian ................................................................ 253.3. Jenis Dan Sumber Data Yang Dibutuhkan .......................... 25
3.3.1 Jenis Data.................................................................... 253.3.2.Sumber Data................................................................ 26
3.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 263.4.1.Dokumentasi................................................................ 263.4.2.Wawancara.................................................................. 263.4.3.Pengamatan................................................................. 26
3.5. Metode Analisi Data............................................................. 273.5.1 Prosedur Analisis Data................................................ 273.5.2.Pengukuran Sistem Pengendalian Intern..................... 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Lembaga.................................................. 30
4.1.1. Sejarah Lembaga...................................................... 304.1.2. Visi dan Misi Lembaga............................................ 314.1.3. Tujuan Sasaran dan Kebijakan BAZISDA............... 32
4.1.4. Struktur Organisasi BAZISDA................................ 334.1.5. Program Penghimpunan dan
Pendayagunaan Kas (ZIS)........................................ 414.2.Penerapan Sistem Pengendalian Intern Kas............................ 45
4.2.1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Dalam Penerimaan kas .............................................. 45
4.2.2. Penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam Pengeluaran Kas (ZIS).................................. 49
4.3. Analisis Data ........................................................................ 574.3.1. Masalah Prosedur Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Yang Dihadapi................................. 574.3.2. Interpretasi Data.......................................................... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan .......................................................................... 605.2. Saran-Saran........................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRACT
The function of Intenal Control System of chash is very important. Because, it’s transaction wich has most always haapen and most eazy to be done in the wrong way by BAZISDA Lotim.
The main problem of this research is “Does BAZISDA Lotim has done the internal control system of chash that accourding principles of internal control of cash”
The methode of this research is discription methode with study cassus approach, wich is make effort to discribes and interprates what has been obserbed, condition, the procces is being develope cause of the effect now or the being inclination wich devloping.
From the analizion of data, it uses the principle of internal control system of cash and analizion to the cuessioner data that internal control system of cash of BAZISDA Lotim has been wide, it seen from the principle of internal control system of cash. It seen that there is organization structural that has been formed and the duty of them has been devided , the authority and written procedure that has given enought unberalin to the wealthy and legal practices that done to enhigh the control ceck, rotation position, enter cash inside the bank on the same day of transaction. Outment of cash by ceck and pin up the fisik of wealty by written accourding it.
Wich pay attention to some items that have to be done like sign or receivment of cash ( Bukti setoran muzakki) have to has real number, need to ask data from UPZIS about Muzakki and his nominal deposito and give sign “ Free” by casher after transaction of cash. In order that the internal control system of cash be come better.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Semakin berkembangnya dunia, permasalahan manusia semakin
kompleks. Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri, dalam memenuhi
kebutuhannya akan membentuk suatu kelomok yang kemudian disebut organisasi,
apapun bentuk organisasi itu. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi,
prilaku manusia yang berada dalam suatu kelomok tersebut adalah awal dari
perilaku organisasi.
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang disebut dengan
organisasi, salah satunya dikemukakan oleh Schen (1982) dalam Arni Muhammad
(2002: 3) bahwa "Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
orang untuk mencapai beberapa tujuan umum, melalui pembagian kerja dan
fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab".
Jika ditinjau dari tujuan didirikannya, suatu organisasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu organisasi profit atau organisasi perusahaan dan
organisasi non profit atau organisasi sosial.
"organisasi profit adalah organisasi yang bertujuan untuk mencari laba atau keuntungamn yang sebesar-besarnya dari aktivitas usahanya. Organisasi non profit yaitu organisasi yang tidak semata-mata berorentasi pada laba, tetapi pada organisasi ini lebih menitikberatkan pada pemberian jasa atau layanan kepada masyarakat, sehingga nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan memberi kepuasan atas layanan atau jasa yang diberikan dan bukan memperoleh laba atau non profit motif." (Hasibuan, 2003:59)
Dalam suatu organisasi baik profit atau non profit perlu adanya suatu
sistem pengendalian intern yang memadai, baik pengendalian akuntansi maupun
pengendalian administrasi. ( Baridwan, 1999 : 3)
"Pengendalian intern bidang akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta atau aktiva dan dapat dipercayainya catatan keuangan. Sedang pengendalian administrasi meliputi (tidak terbatas pada) rencana organisasi serta prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang mengarah pada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang". (Hartadi Bambang, 1999 : 3 )
Adapun keriteria-keriteria sistem pengendalian intern yang baik menurut
Baridwan (1985:4) meliputi:
"Adanya suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab-tanggungjawab fungsional secara tepat, adanya suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, hutang, pendapatan dan biaya-biaya, peraktek-peraktek yang sehat harus dijalankan dalam melakukan tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi, serta suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggungjawab nya".
Salah satu tujuan dari sistem pengendalian intern adalah menjaga
kekayaan organisasi (Mulyadi, 1993: 163). Kas merupakan kekayaan organisasi
yang bersifat lancar yang sangat menarik dan mudah diselewengkan atau
digunakan tidak semestinya oleh semua pihak, karena uang kas merupakan aktiva
yang paling bernilai daripada aktiva lainnya, dan uang kas mudah
dipindahtangankan. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau
penyelewengan yang menyangkut uang kas organisasi, maka diperlukan sistem
pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran yang baik atas uang kas tersebut.
Sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang baik adalah penerimaan dan
pengeluaran dimana kas yang ada dapat diatur sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dan tidak terjadi penyimpangan.
Menurut Utami (2003: 4) dalam skripsinya yang berjudul ” Evaluasi
Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas Dari Pendapatan Benda Pos dan
Jasa Pengiriman Wesel di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Gianyar ”
menyebutkan bahwa:
“Sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas akan mengawasi aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas melalui pemisahan tugas, pemberian tanggung jawab, otorisasi yang layak, dan prosedur pembukuan yang baik agar setiap teransaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi dapat dijamin keamanannya dan menghindari penyelewengan yang terjadi”
Berdasarkan Peraturan Daerah kabupaten Lombok Timur nomor 9 tahun
2002, Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh
pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah yang mempunyai tugas
pokok mencatat, mengumpulkan (penerimaan), mendistribusikan (pengeluaran)
serta mendayagunakan zakat infaq dan shadaqoh yang berupa uang tunai atau kas
sesuai dengan ketentuan agama.
Zakat, infaq dan Shadaqah adalah amanat dari muzakki yang berbentuk
kas (uang tunai) yang dikelola oleh BAZISDA Lotim untuk kemaslahatan ummat,
seperti untuk konsumtif, pengobatan, dan modal usaha (dana produktif). Dengan
penyaluran kas (ZIS) diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta tercipta dan memperluas lapangan
kerja untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.
Berikut ini perkembangan penerimaan dan pengeluaran kas BAZISDA
Lotim dari tahun 2003 – 2007.
Tabel: Perkembangan Penerimaan dan Pengeluaran Kas BAZISDA Lotim Tahun 2003- 2007
Tahun Penerimaan (Rp.)
Peningkatan atau
Penurunan(%)
Pengeluaran (Rp)
Peningkatan atau
Penurunan(%)
Saldo(Rp.)
2003
2004
2005
2006
2007
396.615.062
5.330.543.874
5.009.312.949
1.910.524.303
3.215.931.254
-
1.244
-6,03
-61,86
68,38
16.531.071
2.676.224.319
4.387.057.219
4.029.339.369
1.929.487.500
-
16,09
63,92
-8,15
-52,11
380.083.991
3.034.403.546
3.656.659.276
1.537.844.210
2.824.287.964
Sumber : Data Arus Kas Bazisda Lotim Tahun 2003-2007
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 penerimaan dan
pengeluaran kas masih sangat kecil, hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut
BAZISDA Lombok timur baru didirikan. Sedangkan pada tahun 2004
penerimaan kas mengalami peningkatan sangat fantastis yaitu sebesar 1.244 %,
peningkatan ini disebabkan karena pada tahun itu mulai dilaksanakannya Surat
Keputusan (SK) bupati Lotim nomor 4 tahun 2004 yang merupakan implementasi
Perda no 9 Th 2002 yang mengatur pemungutan zakat atas gaji pegawai negeri
sipil (PNS) dan guru sebesar 2,5% (dua setengah persen). Tetapi pada tahun 2005
dan 2006 terjadi penurunan masing-masing sebesar 6,03% dan 61,86%,
penurunan ini merupakan dampak dari aksi protes yang dilakukan oleh para guru
dan PNS atas pemotongan yang lakukan atas gaji mereka. Dan pada tahun 2007,
seiring dengan mulai stabilnya kadaan yang sempat rusuh karna adanya protes
dari para PNS dan guru, penerimaan kas kembali mengalami peningkatan sebesar
68,38 %.
Sedang pada sisi pengeluaran kas, terjadi peningkatan pada tahun 2004
dan 2005 masing masing sebesar 16,09% dan 63,92%. Selanjutnya, pada tahun
2006 mengalami penurunan sebesar 8,15%, tetapi pada tahun ini jumlah
penerimaan kas lebih randah dari pengeluaran kas, kadaan ini disebabkan karna
dikembalikannya zakat yang dipungaut dari gaji para PNS dan guru yang
melakukan protes atas pemungutan tersebut. Sedang pada tahun 2007, juga
mengalami penurunan sebesar 52,11%, tetapi pada tahun ini jumlah penerimaan
lebih besar dari pengrluaran.
Secara umum, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di BAZISDA
Lotim adalah sebagai berikut. Untuk penerimaan kas (ZIS), selain menerima
langsung dana ZIS dari muzakki, BAZISDA Lotim juga melakukan kerjasama
dengan beberapa bank yang ada di Lombok Timur yang dapat dimanfaatkan oleh
muzakki untuk menyetor ZIS yang akan dikeluarkan, dan selanjutnya pada setiap
bulannya akan dilakukan cross check antara data penerimaan kas dari bank
dengan data penerimaan kas dari BAZISDA. Sedang dalam hal pengeluaran kas
(penyaluran ZIS), BAZISDA Lotim terlebih dahulu melaksanakan survey
lapangan terkait dengan surat permohonan dana ZIS yang diajukan oleh calon
mustahik (penerima zakat). Sehingga, dengan hasil survey itu maka baru akan
diputuskan melalui rapat apakah perlu atau tidak dicairkan dana untuk calon
mustahik yang bersangkutan.
Mengingat mayoritas transaksi yang ada di BAZISDA Lotim melibatkan
kas, maka pengawasan kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya
penyelewengan yang dilakukan terhadap kas. Pengawasan kas ini tercakup dalam
suatu pengendalian intern terhadap kas. Disebutkan dalam Manahan Nasution
(2004 : 2) bahwa pada dasarnya tujuan pengawasan kas adalah:
a. Diperolehnya data akuntansi mengenai kas yang sebenarnya.b. Untuk mengecek kecermatan antara dana dari catatan menurut
pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.c. Untuk mengcek pelaksanaan kegiatan atau aktivitas mengenai kas
sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.
Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan transaksi yang frekuensinya
paling sering terjadi dan paling mudah untuk disalahgunakan dalam organisasi.
Sehingga, kejujuran dan amanah memang sangat penting sebagai syarat
pengelolaan kas (ZIS). Namun, pengurus yang mempunyai sifat jujur dan amanah
sulit dicari dan alat untuk mengukur dan menentukan tingkat kejujuran dan
amanah tersebut sulit dilakukan. Dengan melihat hal tersebut maka diperlukan
penerapan sistem pengendalian intern yang baik sehigga dapat diperoleh
pengawasan dan pengendalian yang memadai dalam organisasi BAZISDA.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan “Analisis atas Sistem
Pengendalian Intern Kas Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Daerah
(Studi kasus pada Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Kabupaten Lombok
Timur)
1.2. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas. Hal ini didasarkan alasan :
a. Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan transaksi yang
frekuensi terjadinya paling sering di Badan Amil Zakat Infaq dan
Shadaqah Kabupaten Lombok Timur.
b. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas merupakan transaksi
yang paling mudah untuk disalahgunakan dalam suatu organisasi.
1.3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: Apakah Sistem Pengendalian Intern Kas yang diterapkan BAZISDA
Lotim sudah sesuai dengan prinsip-perinsip pengendalian intern kas?
1.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah sistem pengendalian intern kas BAZISDA Lotim yang dijalankan saat ini
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern kas.
1.4.2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis untuk melatih penulis dalam menerapkan
pengetahuan-pengetahuan yang selama ini diperoleh dari bangku
kuliah.
b. Secara praktis sebagai bahan masukan yang dapat bermanfaat bagi
BAZISDA Lotim hususnya dalam Sistem Pengendalian Intern Kas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Untuk penelitian terdahulu, peneliti mengambil dari Penelitian yang
dilakukan oleh Abdul Karim (2002) dengan judul “ Evaluasi Atas Sistem
Pengembalian Intern Kas Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Studi Kasus
Pada Gerakan Zakat Infaq Dan Shadaqah BAZDA NTB)”
Dalam penelitian ini evaluasi atas sistem pengendalian intern kas BAZDA
dilakukan dengan melakukan analisis atas formulir-formulir / dokumen-dokumen
yang digunakan, bagian-bagian yang terlibat dan prosedur yang sedang
diterapkan. Dan mesalah yang yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Apakah sistem pengendalian intern kas yang diterapkan BAZDA NTB sudah
sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern?”
Analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah di atas adalah
teknik kualitatif. Analisis data dilakuakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mempelajari penerapan sistam pengendalian intern pada BAZDA
NTB.
2. Menganalisis kelemahan-kelemahan dalam penerapan sistem
pengendalian intern pada BAZDA NTB dengan mengevaluasi
questioner, formulir dan dokumen-dokumen lainnya.
3. Menarik kesimpulan secara konfrehensip tentang permasalahan
yang dihadapi serta membuat suatu rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan dalam penyempurnaan sistem pengendalian intern pada
BAZDA NTB.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam penerapan sistem pengendalian kas pada BAZDA NTB
masih terdapat beberapa kelemahan kelemahan dalam prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas.
Kelemahan tersebut diantaranya adalah:
a. Fungsi penerimaan dan pengeluaran kas di BAZDA NTB ditangani
secara lengkap oleh satu bagian saja yaitu sekretaris BAZDA NTB.
b. Pencatatan dalam catatan akuntansi tidak didasarkan atas dokumen
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung ( slip penerimaan
atau bukti setoran muzakki) yang lengkap.
c. Formulir penerimaan dan pengeluaran kas di BAZDA NTB tidak
bernomor urut tercetak sehingga memberikan peluang untuk
disalahgunakan oleh fungsi-fungsi yang terkait.
d. Saldo yang ada ditangan BAZDA NTB tidak dilindungi dari
kemungkinan pencurian atau penggunaan tidak semestinya.
e. Tidak adanya penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas
secara priodik dan secara mendadak oleh fungsi penerimaan kas.
Penelitian yang berkaitan dengan Sistem Pengendalain Intern Kas juga
dilakukan oleh Luh Putu Sri Utami (2003) dalam skripsinya yang berjudul
”Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas dari Pendapartan Benda
Pos dan Jasa Pengiriman Wesel di PT. Pos Indonesia (persero), Kantor Pos
Gianyar”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah ” Apakah Sistem
dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pendapatan benda Pos dan Jasa Pengiriman
Wesel di PT. Pos Indonesia( Persero) di Kantor Pos Gianyar sudah memadai dari
sudut Sistem Pengendalian Intern nya?”
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif.
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari Sistem Pengendalian Intern penerimaan
kas yang diterapakan kantor pos Gianyar, menilai Sistem Pengendalaian Intern
tersebut untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, membandingkan dengan
teori dan kemudian menarik kesimpulan serta memberikan rekomendasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem dan prosedur penerimaan kas dari pendapatan benda
pos dan jasa pengiriman wesel di kantor pos gianyar sudah memadai dan epektif
pelaksanaannya.
Hal-hal yang mendukung kesimpulan tersebut adalah:
a. Telah ada pembagian tugas dan tanggung jawab atas transaksi pada
beberapa orang atau bagian.
b. Sistem wewenag dan prosedur pencatatan telah memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dalam hal ini adalah kas
perusahaan.
c. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi
telah diterapkan cara-cara sebagai berikut:
Pemeriksaan mendadak tanpa ada pemberitahuan terlebih
dahulu kepada pihak yang akan diperiksa
Setiap transaksi tidak dilakukan oleh satu bagian saja.
Adanya perputaran jabatan.
Secara priodik dilakukan pencocokan kekayaan (kas dan
benda pos) dengan catatan yang terkait.
2.2. Pengertian Tentang Sistem dan Prosedur
Dalam memberikan pengertian sistem dan prosedur, masing-masing ahli
mempunyai penekanan tersendiri untuk pengertian tersebut. Terdapat dua
kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada
prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya.
Menurut Jogianto dalam Utami (2003:11) menyebutkan bahwa:
“Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.“suatu prosedur adalah urutan urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerapkan apa (What) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (When) dikerjakan dan bagaimana (How) mengerjakannya”.
Sedang menurut Richard F. Neuchel yang juga dalam Utami (2003 : 11)
menyebutkan bahwa:
“sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.“suatu prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam atau di luar departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi”.
Berdasarkan pengertian di atas, sistem dinyatakan sebagai rangkaian atas
sejumlah prosedur, dan prosedur dikatakan sebagai kegiatan administrasi dalam
hal catat-mencatat transaksi yang terjadi di dalam subsistem yang akan
memberikan gambaran mengenai penyelenggaraan daripada tujuan pokok
perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem dan prosedur itu
ditekankan pada pekerjaan tulis menulis dan juga adanya arus informasi diantara
anggota dari organisasi sistem tersebut.
Sedang menurut Mulyadi (1993 : 6) menyatakan bahwa:
“sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.“prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dari suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri
dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal
(Clerical Operation) terdiri dari kegiatan menulis, menggandakan, menghitung,
memberi kode, mendaftar, memilih, memindah dan membandingkan yang
dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar.
2.3. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (1993 : 3)
“sistem akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan”.
Dari definisi Sistem Akuntansi tersebut , unsur suatu sistem akuntansi
pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku
pembantu serta laporan.
2.4. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Definisi sistem Pengendalian Intern menurut AICPA (American Institute
of Certified Public Accountant), sebagai berikut:
“Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua ukuran-ukuran serta metode-metode yang dikoordinasikan yang diterapkan dalam suatu organisasi dengan tujuan menjaga keamanan harta milik organisasi atau perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi , meningkatkan efisiensi dalam operasi serta membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan”.
Sistem Pengendalian Intern dapat mempunyai beberapa pengertian, yaitu
sistem pengendalian dalam arti sempit dan luas. Menurut Hartadi ( 1999:2)
disebutkan bahwa :
"Dalam arti sempit, sistem pengendalian intern sama dengan internal check yang merupkan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi seperti misalnya pencocokan, penjumlahan mendatar dan melurus. Dalam arti luas, sistem pengendalian intern dapat dipandang sebagai sistem sosial (sosial sistem) yang mempunyai wawasan atau makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan. Sistem tersebut terdiri dari kebijakan, teknik dan prosedur, alat-alat fisik, dokumentasi orang-orang dengan berinteraksi satu sama lain di arahkan untuk; (a) melindungi harta (b) menjamin terhadap terjadinya hutang yang tidak layak; (c) menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi, (d) dapat diperolehnya operasi secara efisien dan (e) menjamin ditaatinya kebijakan perusahaan.
"Pengertian sistem pengendalian intern dalam arti luas dibagi menjadi
pengendalian akuntansi dan pengendalian administrasi." (Hartadi, 1999:2)
Mulyadi (1997:166) menyebutkan pengendalian akuntansi dan
administrasi sebagai berikut:
"pengendalian intern akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern administrasi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen". Menurut Hartadi (1999:2) faktor-faktor di bawah ini sebagai alasan
mengapa Sistem Pengendalian Intern diperlukan:
a. Luas dan ukuran kesatuan usaha yang menjadi begitu kompleks dan meluas sehingga manajemen harus mempercayai berbagai laporan-laporan dan analisis-analisis untuk mengendalikan operasi secara epektif.
b. Pengawasan dan penelaahan yang melihat pada Sistem pengendalian Intern yang baik mampu melindungi terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan atau ketidakberesan yang akan terjadi.
c. Tidak peraktis apabila akuntan untuk memeriksa secara keseluruhan dengan keterbatasan uang jasa (fee) tanpa mempercayai sistem pengendalian intern.
2.5. Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi , Auditing (1998 : 173), Sistem Pengendalian Intern
setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Berikut ini adalah keterbatasan
bawaan yang melekat dalam setiap struktur pengendalian intern.
a. Kesalahan Dalam Pertimbangan Seringkali, manajemen dan personal lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin, karna tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain.
b. Gangguan Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi
karena personal dapat keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersipat sementara atau permanent dalam personal atau dalam system dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
c. Kolusi Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut
dengan kolusi (Collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian Intern untuk melindungi kebanyakan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh sistem pengendalian intern.
d. Pengabaian Oleh Manajemen Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah
ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seprti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau keputusan semu.
e. Biaya Lawan Manfaat Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pengendalian
intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus mempertimbangkan dan memperkirakan secara kuantitatif atau kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu sistem pengendalian intern.
2.6. Sistem Pengendalian Intern Kas
Sistem Pengendalian Intern Kas merupakan bagian yang tidak terpisah
dari pengawasan intern secara umum. Oleh karena itu segala sesuatu mengenai
system pengendalian intern juga berlaku terhadap Sistem Pengendalian Intern
Kas.
Ada lima karakteristik sistem pengendalian intern kas yang dapat
dipercaya. Disebutkan dalam Mulyadi ( 1997 : 167 ) sebagai berikut:
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
a. Fungsi penerimaan dan pengeluaran kas terpisah dari fungsi akuntansi.
b. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri secara lengkap oleh fungsi penyimpanan kas sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.d. Penerimaan dan pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari
pejabat yang berwenang.e. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang.f. Pencatatan dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas (atau
dalam metode pencatatan tertentu register cek) harus didasarkan bukti kas masuk dan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi yang berwenang dan dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.g. Formulir penerimaan kas bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.h. Jumlah kas yang diterima dari penerimaan disetor ke bank pada
hari yang sama dengan transaksi penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya.
i. Adanya perputaran jabatan.j. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan
pencurian dan penggunaan tidak semestinya.k. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran
kas harus dibubuhi cap "lunas" oleh fungsi penyimpanan kas setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
l. Penggunaan rekening Koran bank yang merupakan informasi dari pihak ke tiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh unit organisasi yang tidak dalam pencatatan dan penyimpanan kas (bagian pemeriksaan intern)
m. Semua pengeluaran kas harus dilakukan denga cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
n. Jika pengeluaran hanya menyangkut jumlah kecil, pengeluaran dilakukan lewat dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan sistem imprest.
o. Secara priodik dilakukan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan menurut catatan.
p. Kas yang ada ditangan dan kas yang dalam perjalanan diasuransikan dari kerugian.
q. Kasir diasuransikan.
r. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah pencurian kas yang ada di tangan( misalkan mesin register kas, almari besi, dan strong room)
s. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kas.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan pencatatan, serta bagaimana cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat, semuanya akan sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya. Diantara empat unsur pokok pengendalian intern di atas, unsur mutu karyawan merupakan unsur SPI yang paling penting.
2.7. Manajemen Islami
Zakat adalah persoalan faridhah sultaniyah: yaitu suatu kewajiban yang
terkait dengan kekuasaan. Karena itu, pelaksanaannya dilakukan oleh amilin-
amilin alaiha (petugas-petugas zakat). Dan walaupun amilin ada aturan tersendiri
dalam masyarakat , surat keputusan asalnya ada dalam alqur'an dan merupakan
bagian organik dari undang-undang islam secara keseluruhan.
Fungsi BAZISDA adalah sebagai pengelola penerimaan, pengumpulan
dan pendayagunaan zakat infaq dan shadaqah dalam rangka peningkatan
masyarkat sebagai wujud partisipasi ummat islam dalam pembangunan sosial. Di
satu sisi BAZISDA adalah lembaga suwadaya masyarakat sedang di sisi lain
BAZISDA adalah organisasi islam yang mendasarkan diri pada etika manajemen
islami. Etika manajemen islami ini pada akhirnya akan membatasi dan
mengarahkan para pemegang tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai universal
yang bersumber dari ajaran islam.
"Zakat diperuntukkan bagi yang berhak menerimanya. Namun, ketika amil
zakat diperbolehkan mengambil haknya, maka hal itu mengisyaratkan perlunya
anggaran atau administrasi tersendiri bagi pengelolaan zakat " ( Sambutan Mensos
dalam profil tujuh BAZDA Provinsi dan Kabupaten Potensial, 2006).
Konsekuensi dari hal tersebut adalah , perlunya menerapkan manajemen modern
yang mendasarkan diri pada etika menajemen islami yang tidak melanggar
ketentuan-ketentuan hakikinya (Al- Qur'an dan Hadis).
Penerapan manajemen modern menuntut adanya suatu pendekatan sistem
yang bisa menjamin keamanan dari harta organisasi ( dalam hal ini zakat) dan
kecepatan pencapaian informasi yang diperlukan oleh pihak pemimpin. Sistam
yang dirancang harus sekaligus memperkecil biaya-biaya yang dikeluarkan
organisasi, seperti biaya operasional organisasi yang pemakaiannya tidak efektip
dan efisien.
2.8. Pengertian dan Hikmah Zakat
Zakat secara bahasa (lughat), berarti: tumbuh, berkembang dan berkah
atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan. Seorang yang membayar
zakat karena keimanannya niscaya akan memperoleh kebaikan yang banyak,
Allah SWT berfirman dalam Qs. At-taubah : 103 yang artinya" Pungutlah zakat
dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka."
Sedang Berdasarkan Perda Lotim No.9 Th 2002 disebutkan bahwa "zakat
adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki
orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya".
Hukum zakat adalah wajib (Fardhu) atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk kategori ibadah yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-sunnah, dan sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan ummat manusia.
Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh
islam, mereka tidak mempunyai kewajiban untuk mengeluarkan zakat. Syarat-
syarat itu dalam Mahmud (2006:8) disebutkan sebagai berikut:
a. Islam, zakat hanya diwajibkan bagi orang-orang islam.b. Merdeka, hamba sahaya (budak) tidak wajib mengeluarkan zakat
kecuali zakat fitrah, sedangkan tuannya wajib mengeluarkan untuknya.c. Harta yang dimiliki telah mencapai nisab dan mempunyai nilai lebih
dari nisab tersebut jika dihitung kecuali pada zakat binatang ternak.d. Kepemilikan penuh, harta yang akan dizakati harus merupakan milik
sepenuhnya seorang muslim yang merdeka. Bagi harta yang merupakan hasil kerjasama dengan non muslim, maka hanya harta orang muslim itu saja yang dikeluarkan zakatnya.
e. Telah melewati haul, harta tersebut telah dimiliki genap satu tahun, yakni selam 354 hari menurut penaggalan Hijriah atau 365 hari menurut penaggalan Masehi.
Yang dimaksud dengan nisab seperti pada poin c di atas adalah nilai
terkecil harta yang dikeluarkan zakatnya. Umumnya standar nisab zakat harta
(maal) menggunakan harga emas saat ini, yang jumlahnya 85 gram. Nilai emas
inilah yang menjadi ukuran nisab dari berbagai zakat harta seperti zakat uang
simpanan, zakat emas perak, zakat saham dan obligasi, zakat perniagaan, zakat
simpanan pensiun dan zakat pendapatan profesi. Zakat harta yang memakai
standar emas ini besarnya 2,5% (dua setengah persen) dari nilai harta yang akan
dizakati. Sedang harta-harta lain seperti ternak, pertanian biji-bijian memakai cara
perhitungan tersendiri.
Salah satu pembahasan yang paling penting dalam fiqih zakat adalah
menentukan sumber-sumber kekayaan yang dikeluarkan zakatnya. Terkait dengan
hal tersebut dan dengan semakin berkembangnya pola kegiatan ekonomi maka
pemahaman tentang kewajiban zakatpun perlu diperdalam sehingga ruh syari’at
yang terkandung di dalamnya dapat dirasakan tidak bertentangan dengan
kemajuan tersebut.
Dalam hal ini, terdapat perbedaan yang jauh antara pemikiran ulama-
ulama klasik dengan ulama kontemporer mengenai harta yang wajib dizakati.
Pada umumnya ulama klasik mengkategorikan bahwa harta yang kena zakat
adalah: "Binatang ternak, emas dan perak, barang dagangan, harta galian dan yang
terakhir adalah hasil pertanian" (Dalam fiqih zakat kontemporer oleh PKPU,
30.10.2001). Tetapi dalam ijtihad kontemporer saat ini yang salah satunya
diwakili oleh bukunya Dr. Yusuf Qardawi, beliau merinci banyak sekali model-
model harta kekayaan yang kena zakat, sebanyak model dan bentuk kekayaan
yang lahir dari semakin kompleknya kegiatan prekonomian.
Dalam fiqih zakat kontemporer oleh PKPU (30.10.2001) disebutkan
bahwa Dr. Yusuf Qardawi dalam bukunya membagi zakat ke dalam sembilan
kategori, meliputi:
a.Zakat binatang ternak b.Zakat emas dan perak yang juga meliputi uang c.Zakat kekayaan dagang d.Zakat hasil pertanian meliputi tanah pertaniane.Zakat madu dan produksi hewani f.Zakat barang tambang dan hasil laut g.Zakat investasi pabrik,gedung dan lain-lainh.Zakat pencarian,jasa dan profesii.Zakat saham serta obligasi.
Pembagian zakat harus disalurkan kepada pihak yang berhak (mustahik)
yang terdiri dari delapan golongan masyarakat. Hal ini tercantum dalam firman
Allah SWT dalam surat At-taubah ayat 60 yang artinya " Sesungguhnya zakat-
zakat itu hanya disalurkan kepada orang-orang fakir, orang-orang mskin,
pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan sebagi sesuatu ketetapan yang diwajibkan
Allah , sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana." (Dalam Fiqih
Lima Mazhab oleh Mughniyah, 1999: 189)
Zakat terdiri atas dua macam seperti yang tercantum dalam UU no 38 Th
1999 pasal 11 yaitu:
" zakat terdiri atas zakat maal dan zakat fitrah. Zakat maal adalah bagian harta yang dibersihkan oleh seorang atau badan yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat fitrah adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan oleh setiap orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya, yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari pada hari raya idul fitri."
Zakat adalah pilar utama penegakan keadilan sosial, seperti ditegaskan di
dalam al-qur'an : "Dan pada harta mereka terdapat hak orang miskin yang
meminta-minta dan hak orang yang tidak meminta-minta".(Az-Zariyat, 51:1).
Berdasarkan UU no. 38 Th 1999 pasal 16 disebutkan bahwa pendayagunaan zakat
adalah sebagai berikut "Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahik
sesuai dengan ketentuan agama serta berdasarkan skala prioritas kebutuhan
mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif"
Sedangkan hikmah zakat disebutkan dalam Pengertian Zakat dan
Perbedaannya dengan Infaq dan Shadaqah oleh PKPU (2006) adalah:
a. Menghindari kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskinb. Pilar amal jama’i antara aghniyah dengan para mujtahid dan da’i yang
berjuang dan berdakwah dalam rangka menegakkan kalimat Allahc. Membersihkan dan mengikis akhlak yang burukd. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahate. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikanf. Untuk mengembangkn potensi ummatg. Dukungan moral untuk orang yang baru masuk islamh. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi
ummat
2.9. Pengerian Infaq
Berdasarkan penjelasan UU no 38 Th 1999 pasal 13 disebutkan bahwa
"infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seorang badan, di luar zakat untuk
kemaslahatan ummat".
Infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang
diperintahkan ajaran islam. Jika zakat ada nisabnya, infaq tak mengenal nisab.
"Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik dalam kadaan lapang
maupun dalam kadaan sempit. infaq boleh diberikan kepada siapapun, misalnya
untuk kedua orang tua, anak yatim dan sebagainya" (Dalam Urgensi dan Hikmah
ZIS Oleh PKPU, 26.06.2001)
2.10. Pengertian Shadaqah
Dalam penjelasan UU no 38 Th 1999 pasal 13 tertuis dengan jelas bahwa
"Shadaqah adalah harta yang dikeluarkan seorang muslim atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim, di luar zakat untuk kemaslahatan umum."
Jika ditinjau dari terminologi syari'ah, pengertian shadaqah sama dengan
infaq termasuk juga ketentuan dan hukumnya. Hanya saja shadaqah memiliki arti
luas, tak hanya menyangkut hal uang namun juga yang bersifat non material.
Dalam hadits Rasulullah untuk memberi jawaban kepada orang-orang
miskin yang cemburu terhadap orang-orang kaya yang banyak bershadaqah
dengan hartanya, beliau bersabda: " Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir
adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah,
amar ma'ruf shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada
istri shadaqah". ( Dalam pengertian zakat dan perbedaannya dengan infaq dan
shadaqah oleh PKPU)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan latarbelakang di atas, jenis penelitian yang digunakan adalah
diskriptif. Tujuan dari penelitian diskriptif yaitu “ untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain" (Sugiyono, 1999:11)
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada sebuah badan yang bersifat sosial yaitu Badan
Amil Zakat, Infaq dan Shadakah Daerah Kabupaten Lombok Timur Daruzzakat,
yang beralamat di Jl. S. Parman 56 Selong, Tlp/fax.(0376) 23769. Lombok Timur.
3.3. Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka tetapi berupa kata, kalimat, skema
dan gambar seperti misalnya sejarah organisasi, lokasi, formulir dan lain-lain.
Sedang data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka seperti data penerimaan
dan pengeluaran kas.
3.3.2. Sumber Data
a. Data primer, diperoleh langsung dari BAZISDA Lotim seperti
struktur organisasi, data pengeluaran dan data penerimaan, prosedur-
prosedur dan lain-lain.
b. Data sekunder, diperoleh dari pihak lain di luar BAZISDA Lotim,
seperti dari internet, buku-buku dan sumber lainnya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan
menggunakan laporan-laporan, catatan-catatan maupun formulir-formulir yang
terdapat di badan, yang dilakukan dengan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.4.2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data melalui tanya jawab
secara langsung dengan pengurus badan amil zakat yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dengan kuesioner.
3.4.3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan
secara langsung terhadap aktivitas yang terjadi dalam obyek penelitian dengan
mengamati langsung proses penyetoran/penerimaan dan pengeluaran kas di
BAZISDA Lotim.
3.5. Metode Analisis Data
3.5.1. Prosedur Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif komparatif, yaitu
setelah memperoleh data dan informasi yang diperlukan kemudian dilakukan
analisis data dengan membandingkan teori dengan sistem pengendalian intern kas
BAZISDA Lotim. Sehingga, dapat diketahui apakah perlu diadakan perbaikan
dalam menciptakan sistem pengendalian intern kas yang memadai dan efektip.
Adapun prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Mempelajari sistem pengendalian intern kas BAZISDA Lotim
melalui pengamatan terhadap penerapannya. Seperti mengikuti arus
dokumen dari satu bagian ke bagian yang lain.
2) Menilai sistem pengendalian intern kas dari tahap permohonan
sampai tahap pendistribusian untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
yang mungkin terdapat dalam sistem. Penilaian tersebut ditinjau dari
unsur-unsur sistem pengendalian intern, seperti apakah perlu diadakan
panambahan atau pengurangan bagian yang terlibat, prosedur maupun
dokumen dan apakah dokumen digunakan sebagaimana mestinya dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat tercipta pelayanan yang
memadai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilaian meliputi:
a. Bagian-bagian yang terlibat atau struktur organisasi.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan .
c. Praktek-praktek yang sehat, dan
d. Pegawai yang cakap.
3) Memberikan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya penyempurnaan Sistem Pengendalian Intern
Kas.
3.5.2. Pengukuran Sistem Pengendalian Intern
Dalam pengukuran sistem pengendalian intern sudah memadai atau belum,
dapat dilakukan dengan :
1)Melihat unsur-unsur sistem pengendalian intern yang mendukung
perosedur penerimaan dan pengeluaran kas dari tahap penyetoran oleh
muzakki sampai pendistribusian kepada mustahik. Meliputi:
a. Struktur organisasi yang menggambarkan kerangka dan sasaran
pola tetap hubungan diantara unit organisasi yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab fungsional yang
berbeda-beda.
b. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik; sehingga
dapat diketahui kepada siapa bertanggung jawab dan kepada siapa
memerintah. Demikian pula dengan prosedur pencatatannya,
sehingga akan memudahkan pengendalian dan pencapaian tujuan
organisasi. Seperti apakah setiap dokumen memiliki nomor dan
tanggal serta pihak yang mengesahkannya.
c. Praktek yang sehat, sebagai pelaksanaan aturan-aturan dan
prosedur yang telah ditetapkan dalam organisasi.
d. Pegawai pada bagian kas, kecakapan pegawai yang sesuai dengan
tanggung jawab akan menunjang sistem pengendalian intern yang
memadai.
2) Penelaahan Terhadap Kuesioner, dalam kuesioner tersebut akan
diperoleh jawaban "ya" yang berarti menunjukkan sistem pengendalian
intern sudah memadai dan jawaban "tidak" mangambarkan sistem
pengendalian intern belum memadai. Berdasarkan penjelasan di atas
maka jika pada kuesioner jawaban "ya" lebih dominnan daripada
jawaban "tidak" maka sistem pengendalian tersebut memadai,
demikian pula sebaliknya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lembaga
4.1.1. Sejarah Singkat Lembaga
Untuk menindaklanjuti undang-undang No.38/1999 tentang pengelolaan
zakat, maka pemerintah Kabupaten Lombok Timur membuat Perda No.9/2002.
Sejak dikeluarkan sampai jabatan terakhir bupati Sahdan pada waktu itu, Perda ini
belum sempat dijalankan. Sejauh yang dapat diamati, kendalanya adalah tidak
adanya prosedur yang baku untuk mengoperasikan Perda tersebut.
Namun pasca terpilihnya bupati Lotim tahun 2003, membawa angin segar
bagi dunia perzakatan di Lombok Timur. Gagasan pelaksanaan program zakat ini
tidak lepas dari peran H. Moh. Ali bin Dahlan yang juga pendiri LSM terbesar di
Lombok Timur yaitu Yayasan Swadaya Membangun (YSM) Mataram. Pada
yayasan tersebut para karyawan menyisihkan gajinya untuk zakat, dalam istilah
mereka disebut sebagai kontribusi staf untuk membantu orang yang kurang
mampu.
BAZISDA Lotim lahir 1 tahun setelah terbitnya Perda No. 9 tahun 2002
dan 3 tahun setelah keluarnya Undang-Undang No.38/1999 tentang pengelolaan
Zakat. BAZISDA Kabupatan dibentuk oleh Bupati atas usul kepala kantor urusan
agama dan disemua tingkatan memiliki hubunganb kerja yang bersifar koordinatif
(konsultatif dan Informatif), seperti denga BAZNAS, BAZISDA Provinsi dan
dengan BAZISKEL atau BAZISDES. Badan Amil Zakat mempunyai tugas pokok
mencatat, mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai
dengan ketentuan agam. Dalam menjalankan tugasnya badan amil zakat
bertanggung jawab pada pemerintah deaerah.
Setelah terjadinya suksesi kepemimpinan pada tahun 2003 di kabupaten
Lombok Timur, dari bupati Sahdan ke bupati penggantinya H. Moh. Ali Bin
Dahlan, BAZIS yang ada waktu itu diganti menjadi BAZDA. Prakarsa bupati ini
lahir karna BAZIS yang ada belum berjalan secara maksimal. Pada kurun waktu
2005-2006 , BAZDA Lotim mengalami banyak masalah terutama karena adanya
demo yang dilakukan oleh para guru dan PNS terkait dengan pemotongan 2,5%
atas gaji mereka. Sehingga, pada akhir tahun 2006 Bupati Ali Bin Dahlan
mengeluarkan Instruksi Bupati yang berisi pemberian kebebasan kepada para
guru dan PNS untuk mengeluarkan zakat secara sukarela tenpa harus ada
pemotontan oleh Pemda, dan sekaligus dengan keluarnya instruksi tersebut maka
BAZDA yang ada dikembalikan menjadi BAZISDA hingga sekarang.
4.1.2. Visi dan Misi Lembaga
1) Visi
Visi BAZISDA kabupaten Lonbok timur adalah “ Terwujudnya
masyarakat sadar zakat menuju kesejahtraan sosial dan keadialan”.
2) Misi
Selanjutnya, untuk mewujudkan visi tersebut dan memberikan arah serta
tujuan yang ingin dicapai dan untuk memberikan fokus terhadap program yang
akan dilaksanakan, maka ditetapkan misi BAZISDA Lotim sebagai berikut:
a. Meningkatakan pemahaman masyarakat terutama muzakki dalam
menunaikan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan ketentuan agama
untuk kemaslahatan ummat.
b. Memberdayakan pranata keagamaan dalam upaya memberdayakan
sadara zakat ummat.
c. Meningkatkan fungsi pranata keagamaan dalam uapaya mewujudkan
kesejahtraan sosial dan keadilan.
d. Meningkatkan kesejahtraan mustahik melalui pemberdayaan ekonomi
ummat.
4.1.3. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan BAZISDA
1) Tujuan
Adapuan tujuan dari BAZISDA kabupaten Lombok Timur adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat meningkatkan ibadah zakat.
b. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan.
c. Meningkatkan fungsi pranata keagamaan dalam meningkatkan
kesejahtraan sosial dan keadilan.
d. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq dan shadaqah.
2) Sasaran
Agar tujuan dapat terwujud maka sasaran harus ditentukan. Karna apabila
sasaran tidak tepat, maka semua program BAZISDA akan gagal. Untuk itu,
sasaran BAZISDA dikelola dengan baik untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan. Sasaran BAZISDA ada tiga yaitu:
a. Pranat-pranata keagamaan.
b. Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat
c. Muzakki dan Mustahik.
3) Kebijakan
Implementasi dari sasaran akan terlihat dalam kebijakan yang akan
diambil dimana kaitannya tidak terlepas berdasarkan sasaran tersebut di atas,
yaitu:
a. Peningkatan kesadaran ummat untuk berzkat
b. Peningkatan Kualitas Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat.
c. Peningkatan kualitas pelayanan
d. Peningkatan kualitas sumberdaya muzakki dan mustahik
4.1.4. Struktur Organisasi BAZISDA Lotim
Pengurus BAZISDA Lotim terdiri dari Dewan Pertimbangan, Komisi
Pengawas, dan Badan Pelaksana. Masing masing bagian punya tugas dan
tanggung jawab, adapun pembagian tugas dan tanggung jawab nya adalah sebagai
berikut:
1) Dewan Pertimbangan
o Menetapkan garis-garis kebijakan umum BAZISDA bersama komisi
pegawas dan badan pelaksana.
o Mengeluarkan fatwa syari’ah baik diminta maupun tidak berkaitan
dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus BAZISDA.
o Memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi kepada badan
pelaksana dan komisi pengawas.
o Menampung, mengolah dan menyampaikan pendapat ummat tentang
pengelolaan zakat.
2) Komisi Pengawas
o Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.
o Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
o Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana,
yang mencakup pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan dan
pengembangan.
3) Badan Pelaksana
Secara umum badan pelaksana mempunyai tugas sebagai berikut:
o Membuat rencana pelaksanaan pengumpulan, penyaluran, dan
pendayagunaan serta pengembangan ZIS
o Melaksankan operasional pengelolaan ZIS sesuai dengan rencana kerja
yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
o Menyampaikan laporan berkala dan tahunan.
o Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Lotim.
o Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama BAZISDA baik
ke dalam maupun ke luar.
4) Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Badan Pelaksana
Bikut pembagian tugas dan tanggung jawab badan pelaksana di
BAZISDA kabupaten Lombok Timur.
I. 1. Ketua
o Bertanggung jawab atas operasional BAZISDA baik ke dalam
maupun ke luar.
o Melaksanakan garis kebijakan BAZISDA dalam program
pengumpulan, penyaluran, pendayagunaan dan pengembangan
ZIS.
o Memimpin pelaksanaan program-program BAZISDA.
o Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemerintah
dan DPRD Lotim serta masyarakat.
2. Ketua I
o Bertanggung jawab atas pendayagunaan dan pendistribusian ZIS.
o Membantu ketua dalam menjalankan tugas.
o Melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua.
o Mewakili ketua apabila ketua berhalangan.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab pada ketua.
3. Ketua II
o Bertanggung jawab atas pengembangan dan pengumpulan ZIS.
o Membantu ketua dalam menjalankan tugasnya
o Menjalankan tugas lain yang diberikan ketua.
o Mewakili ketua apabila ketua berhalangan dalam menjalankan
tugasnya.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada ketua.
II. 1. Skretaris
o Melaksanakan tata administrasi
o Menyediakan bahan untuk pelaksanaan kegiatan BAZISDA
serta mempersiapkan bahan laporan.
o Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
o Menyiapkan laporan BAZISDA
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada
ketua.
2. Skretaris I
o Membantu tugas skretaris
o Melaksanakan kegiatan ketatausahaan, pendayagunaan dan
pendistribusian.
o Menyediakan fasilitas untuk kelancaran pelaksanaan program
pendayagunaan dan pendistribusian ZIS.
o Menyiapkan laporan pendayagunaan dan pendistribusian ZIS.
o Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
o Dalam menjalankan tugas bertanggung jawab pada skretris.
3. Skretaris II
o Membantu tugas skretaris
o Melaksanakan kegiatan ketatausahaan pengembangan dan
pengumpulan ZIS
o Menyediakan fasilitas untuk kelancaran pelaksanaan program
pengembangan dan pengumpulan ZIS
o Menyiapkan laporan pengembangan dan pengumpulan ZIS
o Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
o Dalam menjalankan tugsanya bertanggung jawab kepada skretaris.
III. 1. Bendahara
o Bertanggung jawab atas administrasi keuangan.
o Melaksankan pembukuan dan laporan keuangan.
o Menerima tanda bukti setoran dan penyaluran ZIS.
o Menyusun dan menyampaikan laporan berkala atas penerimaan
dan penyaluran kas (ZIS)
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab pada ketua.
IV. Seksi-Seksi
1. Seksi Pendayagunaan
o Melakukan studi dan analisis
kelayakan untuk usaha produktif.
o Melakukan pendataan mustahik
yang akan mendapat dana ekonomi produktif.
o Menetapkan jenis usha produktif.
o Melakukan bimbingan dan
penyuhan.
o Melakukan pemantauan
pengendalian dan pengawasan
o Membuat laporan pendayagunaan
ZIS
o Mencatat dan mengadiministrasi
pendayagunaan ZIS
o Menjalankan tugas lain yang
diberikan pimpinan
o Dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab pada ketua I
2. Seksi Distribusi
o Melakukan pengecekan terhadap mustahik yang akan mendapat
bantuan emergeny dan konsumtif.
o Mencatat dan mengadiministrasikan mustahik yang mendapat
bantuan dana emergency, konsumtif dan produktif.
o Melakukan penyaluran dana emergency, konsumtif dan
produktif kepada mustahik yang sudah disetujui oleh BAZISDA.
o Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada mustahik.
o Membuat laporan pendistribusian dana ZIS.
o Menjalankan tugas lain yang diberikan pimpinan.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada ketua I.
3. Seksi Pengumpul
o Melakukan pendataan Muzakki.
o Melakukan usaha penggalian ZIS dan ainnya
o Melakukan monitoring pada UPZIS
o Mencatat dan mengadiministrasikan pengumpulan ZIS
o Menjalankan tugas lain yang diberikan pimpinan.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada ketua II
4. Seksi Pengembangan
o Melakukan pengembangan sistem dan kelembagaan BAZISDA
o Megembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain
o Melakukan pembinaan dan pelatihan kepada
Bazkec/Bazkel/Bazdes.
o Memberi usul, saran dan masukan mengenai pengembangan ZIS
o Menjalankan tugas lain yang diberikan pimpinan.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab pada ketua II
V. Staf
1. Staf Umum
o Menjaga dan mengamankan inventaris kantor
o Menyiapkan logistik
o Mendistribusikan surat keluar
o Menjalankan tugas lain yang diberikan pimpinan
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada
skretaris.
2. Staf Administrasi.
o Menerima dan meregister surat keluar/masuk, proposal dan
yang lainnya serta menyampaikannya kepada ketua
o Menjalankan tugas lain yang dijalankan oleh pimpinan
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada
skretaris.
3. Bagian arsip
o Meregister semua surat masuk/keluar, proposal dan yang
lainnya yeng telah didisposisi oleh ketua dan selanjutnya diarsifkan
(disimpan)
o Menjalankan tugas lain yang diberikan pimpinan.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada
skeretaris
4. Staf Keuangan
o Mencatat semua transaksi keuangan setiap hari dan
membukukan nya.
o Menyiapkan laporan keuangan setiap bulan
o Menjalankan tugas lain yang dijalankan oleh pimpinan
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada
bendahara.
5. Juru Bayar/Kasir
o Mencatat semua transaksi keuangan setiap hari pada buku kas
umum
o Membuat laporan setiap hari mengenai transaksi keuangan yang
terjadi.
o Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada
bendahara.
4.1.5. Program Penghimpunan dan Pendayaguanaan Kas (ZIS)
1) Program Penghimpunan
Penghimpunan kas dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. BAZISDA melakukan penghimpunan kas dengan menerima
setoran kas secara sukarela dari para guru dan PNS yang ada di
lingkungan Pemda kabupaten Lotim. Kas yang akan dikeluarkan oleh
guru dan PNS disetor ke Unit Pengumpul Zakat (UPZIS) yang berada
di instansi tempat mereka bekerja yang merupakan mitra dari
BAZISDA, dan jika telah terkumpul maka UPZIS akan menyetor kas
tersebut ke BAZISDA atau ke Bank yang ditunjuk.
b. Menghimpun dari instansi pemerintah di luar Pemda seperti dari
BUMN dan organisasi profesi lainnya. Pada instansi ini juga dibentuk
UPZIS Yang nantinya akan menghimpun kas dari karyawan yang
bekerja di sana dan menyetorkannya langsung ke BAZISDA atau ke
Bank yang ditujuk.
c. Mendorong terbentuknya Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah (BAZIS)
di tingkat kelurahan atau desa sebagai mitra BAZISDA. BAZIS yang
ada ini akan memungut kas (zakat) dan hasil pertanian, perdagangan
dan zakat lainnya dari masyarakat umum dimana
BAZISKEL/BAZISDES berada. Selanjutnya, dengan bantuan
BAZISDA kabupaten, setiap BAZISDES/BAZISKEL akan diberikan
kewenangan penuh dalam membangun unit pengumpul zakat yang
sesuai dengan desa/kelurahan baik melalui masjid, kepala dusun dan
lain-lain, yang penting prosesnya berjalan dengan tertib dalam arti
adanya pencatatan jumlah kas terkumpul asal dan sasaran distribusi.
2) Program Pendayagunaan
BAZISDA Lotim berupaya agar program pendayagunaan dilaksanakan
dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara modern dalam arti seseuai dengan
standar lembaga-lembaga intenasional, misalnya seperti adanya transparnsi,
profesionalitas dan akuntabilitas. Ada beberapa program pendayagunaan ZIS di
BAZISDA Lotim. Secara umum dana kas diperuntukkan untuk pembiayaan
sebagai berikut:
a. Usaha Ekonomi Produktif.
o Bantuan untuk kegiatan ekonomi produktif yang bersifat
menciptakan lapangan kerja bagi kelompok dan bersifat padat karya.
o Bantuan dalam bentuk alat dan barang-barang bagi mereka yang
memiliki potensi.
o Kerjasama investasi bagi hasil dengan mitra usaha yang
mempekerjakan orang miskin
o Bantuan ekonomi produktif untuk muallaf
Sifat bantuan dalam program ini harus brsifat mendidik. Diberikan dengan
sistem dana bergulir tanpa ada bunga dan kaharusan untuk mengembalikan.
Namun demikian, BAZISDA setiap bulan akan melakukan monitoring untuk
memastikan bahwa modal tersebut digunakan sebagaimana mestinya. Kegiatan
yang dapat dibantu adalah usaha ekonomi produktif oleh suatu kelompok dalam
bentuk kegiatan industri kecil, industri rumah tangga, kegiatan yang bersifat
memberikan nilai tambah bagi produk komuditi dan memiliki perputaran modal
yang terus menerus serta memberikan pendapatan setiap hari. Termasuk di sini
adalah kelompok pedagang bakulan, pedagang kaki lima, dan lain-lain.
Kegiatan yang mengarah kepada industri andalan kelurahan/lingkungan
(industri unggulan) akan mendapat perhatian yang lebih. Sifat bantuan pada
program produktif ini adalah dana bergulir yang akan dikerjasamakan dengan
bank syari’ah.
b. Bantuan Konsumtif
o Bantuan rutin/bulanan untuk panti asuhan
o Bantuan beasiswa bagi anak keluarga miskin
o Bantuan bagi guru honor pada sekolah-sekolah swasta
o Bantuan santunan bagi orang tua jompo non produktif yang
terlantar
Untuk katgori kosumtif ini, diberikan kepada kelompok usia di bawah 14
tahun serta di atas 64 tahun (yang terlantar). Mereka diberikan santunan bahan
pangan atau uang sebesar harga bahan pangan tersebut. Kelompok tersebut, bila
memungkinkan dapat ditampung pada suatu tempat khusus.
Bantuan konsumtif ini juga bisa diberikan untuk menyelenggarakan
pendidikan gratis bagi anak-anak miskin usia sekolah. Upaya ini dilakukan
dengan menyediakan honor bagi pendidik atau guru yang bersedia mengajar
anak-anak miskin. Selain itu, bantuan konsumtif juga diberikan sebagai insentif
kepada para marbot (penjaga masjid), guru ngaji, dan khotib masjid di
RW/lingkungn dimana UPZ BAZISDES / BAZISKEL berada.
c. Bantuan Emergency
Bantuan juga disalurkan kepada orang miskin yang sakit dan tertimpa
musibah. Bantuan seperti ini biasa disebut dengan bantuan emergency. Program
Cuma-cuma ini selain berbentuk bantuan , juga berupa perawatan kesehatan
secara gratis bagi mereka yang bernar-benar dhuafa. Program ini diupayakan
dapat bekerjasama dengan perusahaan, asuransi kesehatan, rumah sakit, dan dinas
kesehatan.
d. Revolving Fund (Kerjasama dengan Bank Syari’ah)
o Program Qardul Hasan untuk bantuan modal
o Program pelunasan /pengalihan hutang dengan system bebas bunga
bagi masyarakat desa dan juga bagi muzakki (PNS/guru) dalam
kondisi darurat.
4.2. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Kas
4.2.1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam Penerimaan Kas
1) Bagian yang Terlibat dalam Penerimaan Kas (ZIS)
a. Seksi Pengumpul
Dalam sistem penerimaan kas yang ada di BAZISDA Lotim, seksi
pengumpul bertanggungjawab untuk menerima setoran kas dari
muzakki, mengisi kwitansi setoran muzakki dan bukti setoran bank
serta menyetor kas setoran muzakki tersebut ke PT BANK NTB
Cabang Selong.
b. Staf Keuangan
Staf keuangan dalam BAZISDA Lotoim merupakan fungsi akuntansi
yang bertugas mencatat penerimaan kas dan penyetoran kas ke Bank
dalam jurnal umum berdasarkan bukti-bukti pendukung yang
diserahkan oleh seksi pengumpul seperti kwitansi setoran muzakki dan
salinan bukti setoran bank. Disamping itu juga staf keuangan bertugas
menyiapkan laporan penerimaan kas setiap bulan dan
mempertanngung jawabknnya kepada bendahara.
2) Dokumen Yang Digunakan
a. Kwitansi Setoran Muzakki
Kwitansi ini merupakan bukti setoran ZIS yang diberikan oleh seksi
pengumpul kepeda muzakki atau UPZIS jika langsung menyetorkan
ZIS yang dikeluarkan ke BAZISDA Lotim. Dalam formulir kwitansi
ini berisikan pembayaran kepada, banyak uang, untuk pembayaran,
tanggal serta nama, pekerjaan dan alamat pengumpul. Dokumen ini
dijadikan refrensi oleh staf keuangan untuk mencatat penerimaan kas
dalam jurnal umum. Untuk lebih jelasnya formulir ini dapat dilihat di
lampiran 2.
b. Salinan Bukti Setoran ke Bank
Dokumen ini diberikan oleh Bank yang ditujuk BAZISDA kepada
muzakki atas penyetoran secara langsung dana ZIS ke bank yang
bersangkutan. Dokumen ini juga diberikan kepada seksi pengumpul
atas penyetoran dana ZIS yang dilakukan. Selanjutnya, Dokumen ini
akan digunakan oleh staf keuangan untuk mencatat penyetoran kas ke
Bank dan menambah saldo Bank. Salinan bukti setoran bank ini
terdapat di lampiran 3.
3) Prosedur Penerimaan Kas BAZISDA Lotim
Dalam prosedur pernerimaan kas terdapat dua model prosedur yang dapat
digunakan oleh muzakki untuk menyetor kas yang akan dikeluarkan yaitu:
o Model Pertama
1. Muzakki atau UPZIS menyetor ZIS ke bank yang ditunjuk oleh
BAZISD Lotim, yaitu P.T BANK NTB Cabang Selong.
2. Selanjutnya Muzakki atau UPZIS akan menerima Salinan Bukti
Setoran Bank (SBSB) dan kemudian menembuskannya ke
BAZISDA (Seksi Pengumpul). Penerimaan SBSB oleh seksi
pengumpul dari UPZIS tanpa ada lampiran mengenai muzakki dan
nominal setorannya. Dan selanjutnya SBSB dikirim ke staf
keuangan oleh seksi pengumpul.
3. Berdasarkan SBSB yang diterima dari seksi pengumpul maka staf
keuangan akan mencatat penambahan jumlah saldo bank ke dalam
jurnal umum.
Untuk lebih jelasnya flow chart prosedur pertama ini dapat dilihat
dilampiran 7
o Model ke Dua
1. Muzakki atau UPZIS
langsung datang ke BAZISDA untuk menyetor kas yang akan
dikeluarkan.
2. Setoran kas dari
Muzakki atau UPZIS diterima oleh seksi pengumpul dan
selanjutnya seksi pengumpul mengisi Kwitansi Setoran Muzakki
(KSM) sebanyak dua lembar. Penyetoran kas oleh UPZIS tanpa
ada lampiran mengenai siapa yang berzakat dan jumlah setorannya.
3. Berdasarkan KSM,
maka seksi pengumpul akan mengisi bukti setoran bank dan
selanjutnya KSM lembar pertama di berikan ke muzakki atau
UPZIS dan KSM lembar ke dua di kirim ke staf keuangan sabagai
dasar pencatatan penerimaan kas. Pada hari yang sama atau pada
hari kerja berikutnya seksi pengumpul menyetor kas yang
terkumpul tersebut ke bank dan akan memperoleh salinan bukti
storan bank.
4. Salinan bukti storan
bank dikirim oleh seksi pengumpul ke staf keuangan .
5. Staf keuangan akan
mencatat penyetoran kas ke bank berdasarkan salinan bukti setoran
Bank ke dalam jurnal umum dan selanjutnya salinan bukti setoran
bank diarsipkan berdasarkan tanggal.
Untuk lebih jelasnya flow chart mengenai prosedur ke dua ini bisa di
lihat lampiran 8
4) Praktek Yang Sehat
a. Jumlah uang kas yang diterima dari muzakki, disetor
sepenuhnya ke bank pada hari yang sama atau pada hari kerja
berikutnnya oleh seksi pengumpul.
b. Sudah ada perputaran jabatan yang dilakukan setiap tiga
tahun. Sehingga, persekongkolan antara karyawan dapat dicegah dan
dihindari.
4.2.2. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Dalam Pengeluaran Kas
1) Bagian-Bagian yang Terlibat
a. Seksi Pendistribusian
Seksi pendistribusian bertugas untuk melakukan pengecekan terhadap
mustahik yang mendapat bantuan dana konsumtif dan emergency serta
melaksanakan penyaluran dana emergency, konsumtif dan produktif
kepada mustahik yang telah disetujui oleh BAZISDA.
b. Skretaris
Skretaris bertanggung jawab untuk mengajukan permohonan pencairan
kas kepada ketua berdasarkan berita acara putusan rapat pengurus yang
membahas hasil survey yang dilakukan oleh seksi yang ditunjuk
terkait dengan proposal yang diajukan oleh mustahik.
c. Ketua
Ketua secara umum bertanggung jawab atas jalannya kegiatan
operasional BAZISDA. Dalam prosedur ini ketua bertanggung jawab
untuk memberikan otorisasi terhadap permohonan pencairan kas yang
diajukan skretaris dengan mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan
Alokasi Bantuan ZIS. Disamping itu juga ketua berwenang
memberikan persetujuan serta otorisasi dalam pengeluaran kas untuk
biaya opersional.
d. Bendahara
Bendahara akan memberikan otorisasi terkait dengan pencairan cek
yang akan dilakukan oleh kasir baik untuk pendistribusian ZIS maupun
untuk pembentukan kas kecil.
e. Kasir/juru bayar
Bertugas mengisi dan menguangkan cek sesuai dengan jumlah yang
tercantum dalm dokumen surat keputusan yang di keluarkan ketua
untuk pendistribusian ZIS. Disamping itu Kasir juga bertindak sebagai
pemegang dana kas kecil.
f. Staf Keuangan
Sama hal nya dengan prosedur penerimaan kas, dalam prosedur ini
juga Staf keuangan bertugas mencatat jumlah kas yang diterima dari
pencairan cek dan pengeluaran kas untuk pendistribusian ZIS maupun
biaya operasional ke dalam jurnal umum berdasarkan bukti-bukti yang
ada. Disamping itu juga staf keuangan bertugas menyiapkan laporan
pengeluaran kas setiap bulan dan mempertanngungjawabkan nya
kepada bendahara.
g. Masing-Masing Seksi (Pemakai Dana Kas Kecil)
Dalam hal pengeluaran kas untuk biaya operasional, masing-masing
seksi yang merupakan pemakai dana berkewajiban untuk mengajukan
usulan kebutuhan dana terkait dengan kebutuhan dana yang diperlukan
untuk aktivitas yang akan dilaksanakan.
2) Dokumen-Dokumen Yeng Digunakan
a. Surat Keputusan Ketua (SK)
Dokumen ini merupakan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh ketua
BAZISDA terkait dengan jumlah kas yang distujui untuk
pendistribusian ZIS berdasarkan hasil putusan rapat pengurus.
b. Cek
Cek dikeluarkan oleh kasir untuk pencairan dana deposito yang ada di
PT.Bank NTB Cabang Selong untuk penyaluran ZIS dan untuk
pembentukan kas kecil.
c. Kwitansi Pencairan Cek (KPC)
Kwitansi ini di isi oleh kasir sebagai bahan pertanngungjawaban atas
pencairan cek yang dilakukan. Contoh kwitansi ini dapat dilihat di
lampiran 5.
d. Kwitansi Penyaluran ZIS (KP ZIS)
Kwitansi ini merupakan bukti yang harus ditandatangani oleh mustahik
ketika menerima dana ZIS dari seksi distribusi BAZISDA, dalam
kwitansi tersebut berisikan terima dari, banyak uang, tujuan
pembayaran, persetujuan seksi keuangan dan kasir serta nama,
pekerjaan dan alamat penerima dana. Kwitansi dengan format ini dapat
dilihat di lampiran enam.
e. Usulan Kebutuhan Dana (UKD)
Usulan Kebutuhan dana merupakan dokumen yang dibuat oleh kasir
untuk meminta persetujuan kepada ketua terkait dengan pembentukan
maupun pengisian kembali kas kecil.
f. Rincian Kebutuhan Dana (RKD)
Dokumen ini di buat oleh pemakai dana kas kecil untuk permintaan
pengeluaran kas kecil.
g. Laporan Pengeluaran Kas Kecil (LPKK)
Laporan ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil sebagai bahan
pertanggungjawaban kepada pemegang dana kas kecil (kasir) atas
pemakain dana kas kecil.
3) Prosedur Pengeluaran Kas di BAZISDA Lotim.
Dalam hal pengeluaran kas, terdapat dua prosedur sesuai dengan tujuan
pengeluaran kas tersebut yaitu pengeluaran kas untuk pendistribusian ZIS kepada
mustahik dan pengeluaran kas untuk biaya operasional.
o Prosedur Pengeluaran Kas untuk pendistribusian dana ZIS
1. Skretaris akan mengajukan permohonan
pencairan dana kepada ketua berdasarkan putusan rapat pengurus
terkait dengan jumlah dana ZIS yang disetujui dan tanggal
pencairannya.
2. Ketua akan mengeluarkan surat keputusan
penetapan alokasi bantuan ZIS.
3. Surat Keputusan selanjutnya dikirim ke
kasir dan selanjutnya kasir akan mengisi kwitansi pencairan cek
sebanyak dua lembar dan mengisi cek serta meminta otorisasi
kepada ketua dan bendahara.
4. Cek akan dicairkan oleh kasir dan kas hasil
pencairan cek tersebut diserahkan ke seksi distribusi
5. Kwitansi Pencairan cek lembar pertama
beserta Surat Keputusan dikirim ke staf keuangan sebagai dasar
mencatat jumlah kas yang diterima dari pencairan cek ke dalam
jurnal umum .
6. Kas yang diterima dari kasir diserahkan ke
mustahik oleh seksi pendistribusian serta mengisi Kwitansi
Penyerahan ZIS sebanyak dua lembar yang harus ditandatangani
oleh mustahik sebagai bukti telah diserahkannya dana ZIS dan
sebagai refrensi bagi staf keuangan untuk mencatatnya sebagai
pengeluaran kas dalam jurnal umum.
Flow chart untuk prosedur pengeluaran kas untuk pendistribusian ZIS di
BAZISDA Lotim dapat dilihat di lampiran 9
o Prosedur Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional
Pada BAZISDA Lotim Pengeluaran kas untuk biaya opersional dipenuhi
dengan menggunakan kas kecil yang diselenggarakan dengan system saldo
berfluktuasi. Dalam system ini saldo rekening kas kecil berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Penyelenggaraan dana kas kecil ini dilaksanakan melalui tiga prosedur
yaitu:
a. Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil
1. Kasir sebagai pemegang dana kas kecil membuat Usulan
Kebutuhan Dana satu rangkap setelah memprediksi jumlah yang
dibutuhkan.
2. Selanjutnya Usulan Kebutuhan Dana diajukan ke ketua untuk
ditelaah dan disetujui.
3. Usulan kebutuhan dana yang sudah disetujui ketua dikembalikan
lagi ke kasir untuk kemudian dibuatkan Kwitansi Pencairan Cek
satu rangkap dan mengisi Cek serta meminta otorisasi kepada
ketua dan bendahara.
4. Cek diuangkan oleh kasir dan kas yang diperoleh akan disimpan.
5. Usulan Kebutuhan Dana dan Kwitansi Pencairan cek selanjutnya
dikirim ke staf keuangan oleh kasir.
Flow chart prosedur pengeluaran kas untuk pembentukan kas kecil di
BAZISDA Lotim dapat dilihat di lampiran 10
b. Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana Kas
Kecil
1. Pemakai dana kas kecil membuat rincian kebutuhan dana
dan diajukan ke kasir sebagai pemegang dana kas kecil.
2. Kasir akan meminta persetujuan ketua terkait dengan
rincian kebutuhan dana yang diajukan oleh pemakai dana kas kecil.
3. Jika disetujui ketua maka kasir akan menyerahkan dana
kas kecil ke pemakai dana.
4. Dana kas kecil diterima oleh pemakai dana dan
penggunaan dana kas kecil dibuatkan laporan pengeluaran kas
kecil serta dilampiri dokumen pendukung. Selanjutnya dokumen-
dokumen tersebut di kirim ke kasir
5. Kasir akan memeriksa penggunaan dana kas kecil
berdasarkan laporan pengeluaran kas kecil dan dokumen
pendukung serta rincian kebutuhan dana yang sudah diarsipkan
sementara. Selanjutnya, dokumen-dokumen tersebut di kirim ke
staf keuangan.
6. Staf keuangan akan mencatat pengurangan dana kas kecil
ke dalam jurnal umum dan selanjutnya mengarsipkan ketiga
dokumen yang diterima dari kasir berdasarkan nomor.
Flow chart untuk prosedur permintaan dan pertanggungjawaban kas kecil
di BAZISDA Lotim dapat dilihat di lampiran 11
c. Prosedur Pengisian Kembali Kas Kecil
Proaedur pengisian kembali kas kecil pada BAZISDA Lotim sama
dengan prosedur pembentukan kas kecil.
4) Praktek- Praktek yang Sehat
a. Semua nomor urut cek dipertanggung jawabkan oleh bagian kas
b. Saldo kas yang ada di tangan BAZISDA Lotim dilindungi dari
kemungkinan pencurian atau penggunaan tidak semesinya yaitu
dengan adanya berankas.
c. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
d. Secara mendadak dilakukan pencocokan jumlah fisik yang ada di
tangan dengan jumlah kas menurut catatan.
4.3. Analisis Data
4.3.1. Masalah Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang Dihadapi.
Berdasarkan data yang telah dikemukakan, maka dilakukan analisis
terhadap sistem pengendalian intern kas sehingga dapat diketahui masalah yang
sedang dihadapi BAZISDA Lotim. Adapun analisis data lebih terfokus pada
pelaksanaan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang dijalankan, dimana
dalam prosedur tersebut sebagian besar sudah menerapkan sistem pengendalian
intern kas yang sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern kas itu
sendiri.
Untuk lebih jelasnya maslah-masalah yang dihadapi tersebut adalah:
1. Formulir penerimaan kas di BAZISDA Lotim tidak bernomor urut
tercetak. Sehingga, dengan demikian formulir tersebut akan mudah
disalahgunakan untuk menyelewengkan kas yang diterima dari
muzakki.
2. Tidak adanya data dari UPZIS mengenai muzakki dan nominal
setorannya. Sehingga tidak bisa dilakukan pengendalian untuk
menjamin apakah jumlah kas yang disetor UPZIS sama dengan kas
yang disetor mustahik.
3. Tidak ada pemberian tanda oleh bagian kas (kasir) setelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan. Akibatnya, ada kemungkinan dokumen
yang sudah digunakan dapat digunakan kembali untuk melakukan
permintaan pembayaran pada bagian kas.
4.3.2. Interpretasi Data
Dengan melakukan analisis atas sistem Pengendalian Intern Kas, penulis
dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan upaya menciptakan Sistam
Pengendalian Intern yang memadai. Sistem Pengendalian Intern diperlukan
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem
Pengendalian Intern yang memadai harus memenuhi unsur-unsur sistem
pengendalian intern yang baik, antara lain meliputi: Apakah stuktur organisasi
yang ada telah mencerminkan pemisahan fungsi atau tugas, Apakah bagian bagian
yang terlibat dalam suatu prosedur perlu ditambah atau dikurangi, sehingga
prosedur suatu transaksi dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisen dalam
rangka mencapai tujuannya; Apakah sistem otorisasi atau wewenang tidak dengan
proses yang cukup panjang, apakah dokumen yang ada sudah menjamin
keamanan harta perusahaan serta mencerminkan suatu prosedur transaksi; Apakah
praktek yang sehat serta pegawai dalam BAZISDA sudah memadai untuk
melindungi prosedur dan tujuan organisasi serta menekan peluang timbulnya
penyimpangan yang dapat terjadi dan apakah pegawai dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Berdasarkan pengamatan penulis, Sistem Pengendalian Intern Kas yang
diterapkan di BAZISDA Lotim sudah memadai jika ditijau dari unsur-unsur
Sistem Pengendalian Intrn Kas tersebut. Sehingga, prosedur yang dijalankan dapat
berjalan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan
pengelolaan kas dan menekan tingkat resiko seminimal mungkin.
Namun di sisi lain perlu diperhatikan baberapa hal yang belum diterapkan
dan menjadi bahan pertimbangan dalam usaha untuk meningkatkan Sistem
Pengendalian Intern Kas tersebut antara lain:
1. Perlunya formulir penerimaan kas (bukti setoran muzakki) harus
bernomor urut tercetak. Sehingga, dengan demikian penyalahgunaan
terhadap formulir tersebut untuk tujuan penyelewengen kas dapat
dihindari atau dicegah.
2. Perlunya meminta data dari UPZIS mengenai muzakki dan nominal
setorannya. Sehingga bisa dilakukan pengendalian untuk memastikan
bahwa jumlah kas yang disetor UPZIS sama dengan kas yang disetor
muzakki.
3. Perlunya pemberian tanda “Lunas” oleh bagian kas (kasir) setelah
transaksi pengeluaran kas dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari penggunaan kembali dokumen pengeluaran kas untuk
meminta kembali uang kepada bagian kas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Sistem Pengendalian Intern Kas BAZISDA
Lotim dari sudut pandang sistem pengendalian intern kas ternyata sudah memadai
Hal-hal yang mendukung kesimpulan di atas adalah:
1. Struktur organisasi yang telah memisahkan pembagian tugas dan
tanggung jawab atas transaksi pada beberapa orang atau bagian.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, dalam hal ini berupa kas
BAZISDA.
3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi telah
ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:
Jumlah uang kas yang diterima dari muzakki disetor sepenuhnya ke
bank pada hari yang sama.
Sudah ada perputaran jabatan yang dilakukan setiap tiga tahun
Saldo kas yang ada dilindungi dari kemungkinan pencurian atau
penggunaan yang tidak semestinya.
Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek
Secara mendadak dilakukan pencocokan jumlah fisik dengan
jumlah catatan.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian terhadap Sistem Pengendalian Intern Kas BAZISDA
Lotim, maka hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat pengendalian di
bidang kas adalah:
1) Formulir penerimaan kas (Kwitansi storan muzakki) harus bernomor
urut tercetak Sehingga, dengan demikian penyalahgunaan terhadap formulir
tersebut untuk tujuan penyelewengen kas dapat dihindari atau dicegah.
2) Perlunya meminta data dari UPZIS mengenai muzakki dan nominal
setorannya. Sehingga bisa dilakukan pengendalian untuk memastikan bahwa
jumlah kas yang disetor UPZIS sama dengan kas yang disetor muzakki.
3) Perlunya pemberian tanda “Lunas” oleh bagian kas (kasir) setelah
transaksi pengeluaran kas dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
penggunaan kembali dokumen pengeluaran kas untuk meminta kembali uang
kepada bagian kas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ba'ly, Abdul Al-hamid Mahmud.2006. Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari'ah.Jakart: Raja Grafindo Persada.
Bagian Hukum Sekeretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur. 2004. Brosur Hukum 'Perda Pengelolaan Zakat'.
Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Lombok Timur. 2007. 'Job Manual'.
Baridwan, Zaki. 1985. Sistem Akuntansi. Jogjakarta: Bagian Penerbit Akademi Akuntansi YKPN.
Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Intern Dalam Hubungannya dengan Manajemen dan Audit edisi 3. Jogjakarta: BPFE- Jogjakarta.
Hasibuan, Malayu. 2001. Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara
Institute Manajemen zakat. 2006. Profil Badan Amil Zakat Daerah Provensi dan Kabupaten Potensial di Indonesia. Jakarta: Mitra Cahaya Utama.
Jugianto. 2005. Metodelogi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE
Karim, Abdul.2002.Evaluasi Atas Sistem Pengendalian Intern Kas Badan Zakat Infaq dan Shadaqah (Studi Kasus Gerakan Zakat Infaq Shadaqah BAZDA NTB).Mataram: Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.Skripsi
Mughniyah, Mahmud Jawad. 1999. Fiqih Lima Mazhab. Jakarta: Lentera.
Mulyadi. 1997. Sistem Akuntans Edisi3 . Jogjakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Nasution, Manahan. 2004. Pengawasan Terhadap Kas. USU Digital Library.
Penjelasan Atas UU Republik Indonsia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
PKPU. 2001. Fikih 'Zakat Kontemporer'.
--------- 2001. 'Peran Amilin (Pengelola)' Zakat.
--------- 2001. Pengertian Zakat dan Perbedaanya dengan Infaq dan Shadaqah.
--------- 2001. Urgensi dan Hikmah Zakat.Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Safitri, Ikhwania. 2005. Analisis Sistem Kredit Investasi Umum ( Studi Kasus PT Bank NTB Cabang Mataram). Mataram: Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.Skripsi
Sigit, Suhardi.Pengantar Metodelogi Penelitian ,Sosial, Bisnis, Manajemen.
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
Utami, Luh Putu Sri. 2003. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas Dari Pendapatan Benda Pos dan Jasa Pengiriman Wesel di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Gianyar. Mataram: Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.Skripsi
LAMPIRAN