167
STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT HARAPAN DHUAFA (LAZ HARFA) BANTEN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Muhamad Asep Syaifulloh NIM: 11140530000094 KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1442 H

STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT,

INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS) DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MUZAKKI

PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT HARAPAN

DHUAFA (LAZ HARFA) BANTEN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh:

Muhamad Asep Syaifulloh

NIM: 11140530000094

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/1442 H

Page 2: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …
Page 3: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …
Page 4: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

i

ABSTRAK

Muhamad Asep Syaifulloh, 11140530000094, Strategi

Fundraising Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) Dalam

Upaya Meningkatkan Kepercayaan Muzakki Pada Lembaga

Amil Zakat (LAZ) Harapan Dhuafa (HARFA) Banten Tahun

2017-2019, di Bawah Bimbingan Drs. Sugiharto, MA, CM.

Strategi fundraising merupakan kegiatan penghimpunan yang

dilakukan oleh setiap organisasi dengan target yang ditetapkan.

Perkembangan zakat di Indonesia terus meningkat, karena

banyaknya lembaga pengelola zakat yang di dirikan oleh

pemerintah dan swasta. Banyaknya lembaga pengelola zakat yang

profesional tidak lepas dari besarnya potensi zakat. Diperlukan

strategi dalam meningkatkan minat masyarakat agar supaya dapat

mengalokasikan dana ZISWAF kepada lembaga zakat.

LAZ HARFA merupakan salah satu lembaga nirlaba yang

bergerak dalam pengelolaan dana zakat. Maka dari itu LAZ

HARFA sudah semestinya memiliki strategi dalam meningkatkan

minat masyarakat untuk berzakat. Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk menganilisis penerapan strategi fundraising pada

LAZ HARFA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan

menggunakan data primer dan sekunder yang bersumber dari hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian pada LAZ HARFA menyatakan bahwa

strategi fundraising dana ZIS dalam meningkatkan jumlah

muzakki yaitu: Menciptakan program, Promosi, Kerjasama

program, dan Maintenance muzakki. Kemudian dilanjutkan pada

evaluasi berdasarkan analisis SWOT. Dapat disimpulkan, bahwa

strategi fundraising dalam meningkatkan kepercayaan muzakki

pada LAZ HARFA Banten terlakasana dengan baik serta efektif

untuk dilanjutkan pada tahun yang akan datang.

Kata kunci : Strategi, Fundraising, Zakat, Infaq, Shadaqah,

Muzakki, dan LAZ HARFA.

Page 5: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah dan

inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

besar Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan bagi

umatnya dan semoga selalu istiqomah di jalan-Nya.

Atas izin Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Strategi Fundraising Dana Zakat, Infaq, dan

Shadaqah (ZIS) Dalam Upaya Meningkatkan Kepercayaan

Muzakki Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Harapan Dhuafa

(HARFA) Banten Tahun 2017-2019”. Skripsi ini dibuat untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada

Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan bantuan dan dukungan dalam proses pembuatan

skripsi ini hingga sampai terselesaikan, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, MA selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Wakil Dekan I, ibu Dr. Siti

Nafsiyah, MSW. Wakil Dekan II, bapak Dr. Sihabuddin

Noor, MA. Wakil Dekan III, bapak Drs. Cecep

Castrawijaya, MA.

Page 6: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

iii

3. Bapak Drs. Sugiharto, MA, CM. Sebagai Ketua Program

Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih banyak

atas semua motivasi dan bimbingan yang diberikan kepada

kami.

4. Bapak Amirudin M.Si. selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima

kasih banyak atas bimbingan yang diberikan kepada kami.

5. Tim Penguji Sidang Skripsi. Penguji 1, Bapak Dr. H. M.

Sungaidi, MA. Penguji 2, Ibu Dra. Hj. Jundah, MA. Ketua

Sidang, Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. dan

Sekretaris Sidang, Bapak Amirudin, M.Si.

6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah yang telah

memberikan pengajaran dan pembelajaran, baik teori

maupun praktek. Semoga ilmu yang diberikan dapat

bermanfaat untuk orang lain.

7. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

melayani perihal administrasi.

8. Bapak Marjaya, S.Pd. selaku Kepala Divisi SDM LAZ

HARFA Banten dan seluruh staff di LAZ HARFA atas

bantuan yang telah bersedia penulis wawancarai dan

dimintai tolong untuk menyuguhkan data-data yang

berkaitan dengan penelitian ini.

Page 7: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

iv

9. Bapak Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, MA. dan Bapak

Saprudin, M.Pd. atas bantuan, doa, serta dukungan kepada

penulis dalam menyelesaikan pembuatan skripsi.

10. Ayahanda (alm) H. Yusman Ruhyat, S.Pd., S.E., M.Si.,

Ibunda HJ . Jumrah, kakak, serta saudara. yang telah

memberikan restu, dan doa, serta sabar, dan ikhlas

mendukung hingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Siti Nur Kartika Sari, S.IP. Selaku partner yang selalu

memberikan dukungan, doa, semangat, dan motivasi serta

saran kepada penulis sehingga memberikan semangat

penulis untuk menyelesaikan proses pembuatan skripsi ini.

12. Rekan-rekan terbaik Jurusan Manajemen Dakwah

khususnya Konsentrasi Manajemen ZISWAf yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi

rasa terima kasih penulis kepada semuanya.

Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan pihak-

pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca.

Page 8: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

v

DAFTAR ISI

Abstrak............................................................................................i

Kata Pengantar...............................................................................ii

Daftar Isi........................................................................................v

Daftar Tabel..................................................................................ix

Daftar Gambar..............................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................1

A. Latar Belakang...........................................................1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah.......................9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian...............................10

D. Metodologi Penelitian..............................................11

E. Tinjauan Pustaka......................................................15

F. Sistematika Penulisan..............................................17

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................19

A. Konsep Strategi........................................................19

1. Pengertian Strategi.............................................19

2. Fungsi Strategi....................................................21

3. Faktor – Faktor Strategi......................................22

4. Tingkatan Strategi..............................................24

5. Tahapan Strategi................................................25

Page 9: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

vi

B. Konsep Fundraising.................................................28

1. Pengertian Fundraising......................................28

2. Tujuan fundraising.............................................29

3. Metode Fundraising...........................................33

4. Strategi Fundraising...........................................35

C. Konsep Zakat, Infaq, dan Shadaqah.........................37

1. Pengertian Zakat................................................37

2. Hukum Zakat.....................................................39

3. Macam – Macam Zakat......................................42

4. Pengertian Infaq.................................................49

5. Pengertian Shadaqah..........................................51

D. Konsep Lembaga Amil Zakat (LAZ) ......................52

1. Pengertian LAZ..................................................52

2. Syarat – Syarat LAZ...........................................53

3. Tujuan dan Fungsi LAZ.....................................54

E. Muzakki...................................................................55

F. Kepercayaan............................................................58

1. Pengertian Kepercayaan....................................58

2. Faktor – Faktor Pembentukan Kepercayaan......59

3. Jenis – Jenis Kepercayaan..................................60

Page 10: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

vii

BAB III GAMBARAN UMUM LAZ HARFA BANTEN.......62

A. Sejarah Berdirinya LAZ HARFA..........................62

B. Visi dan Misi LAZ HARFA..................................65

C. Struktur Kepengurusan LAZ HARFA..................66

D. Legal Formal LAZ HARFA..................................68

E. Program – Program LAZ HARFA........................69

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN......................76

A. Strategi Fundraising LAZ HARFA..........................76

1. Direct Fundraising.............................................77

2. Indirect Fundraising...........................................80

B. Implementasi Strategi Fundraising LAZ HARFA...85

1. Layanan Administrasi LAZ HARFA.................85

2. Layanan Muzakki..............................................86

3. Layanan Pembayaran ZIS..................................86

4. Layanan Jumput Zakat.......................................88

C. Rekapitulasi Penghimpunan dan Jumlah Muzakki...90

1. Rekapitulasi Hasil Penghimpunan.....................90

2. Rekapitulasi Pencapaian Jumlah Muzakki.........91

Page 11: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

viii

BAB V ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING LEMBAGA

AMIL ZAKAT HARAPAN DHUAFA (LAZ HARFA)

BANTEN........................................................................98

A. Strategi Fundraising LAZ HARFA..........................98

B. Implementasi Strategi Fundraising........................102

C. Evaluasi Berdasarkan Analisis SWOT pada Strategi

Fundraising dalam Meningkatkan Kepercayaan

Muzakki.................................................................111

BAB VI PENUTUP..................................................................136

A. Kesimpulan ...........................................................136

B. Saran......................................................................138

DAFTAR PUSTAKA...............................................................140

LAMPIRAN

Page 12: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan

Tabel 3.1 Jumlah Penerima Manfaat Tahun 2017 - 2019.....74

Tabel 4.1 Jumlah Penghimpunan Dana ZIS.........................90

Tabel 4.2 Jumlah Muzakki Tahun 2017...............................91

Tabel 4.3 Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2017....................92

Tabel 4.4 Jumlah Muzakki Tahun 2018...............................93

Tabel 4.5 Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2018....................94

Tabel 4.6 Jumlah Muzakki Tahun 2019...............................94

Tabel 4.7 Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2019....................95

Tabel 4.8 Jumlah Muzakki Tahun 2017 - 2019....................96

Tabel 5.1 Program LAZ HARFA.......................................102

Tabel 5.2 Pengelompokan Strategi Promosi......................106

Tabel 5.3 Pembobotan Faktor Internal...............................117

Tabel 5.4 Perhitungan Skala Bobot....................................118

Tabel 5.5 Matrik IFAS Strength (kekuatan).......................119

Tabel 5.6 Matrik IFAS Weakness (kelemahan).................120

Tabel 5.7 Pembobotan Faktor Eksternal............................122

Tabel 5.8 Perhitungan Skala Bobot....................................123

Page 13: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

x

Tabel 5.9 Matrik EFAS Opportunity (peluang)..................124

Tabel 5.10 Matrik EFAS Threat (ancaman).........................125

Tabel 5.11 Matrik SWOT....................................................130

Page 14: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

xi

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Keterangan

Gambar 3.1 Struktur Kepengurusan LAZ HARFA..................67

Gambar 4.1 Facebook LAZ HARFA......................................82

Gambar 4.2 Twitter LAZ HARFA...........................................83

Gambar 4.3 Instagram LAZ HARFA......................................84

Gambar 4.4 WhatsApp LAZ HARFA.....................................84

Gambar 5.1 Diagram Analisis SWOT...................................127

Page 15: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang memberikan pandangan,

keyakinan, dan jalan hidup bagi manusia agar mampu

mengatasi segala masalah di dunia. Dalam ajarannya, Islam

tidak hanya memperhatikan hubungan antara manusia dengan

tuhannya (Habluminallah), akan tetapi Islam juga sangat

memperhatikan hubungan antara manusia dengan sesamanya

(Habluminannas). Dengan sangat memperhatikan dalam hal

kesejahteraan melalui perekonomian.

Salah satu permasalahan yang terjadi dilingkungan

masyarakat saat ini ialah kemiskinan. Kemiskinan merupakan

kondisi hidup seseorang yang serba kekurangan dan karena hal

ini juga tidak sedikit orang jatuh peradabannya hanya karena

kemiskinan serta dapat membahayakan akidah, akhlak,

kelogisan berfikir suatu masyarakat ataupun keluarga.1

Pada era saat ini adanya kesenjangan sosial yang

merupakan salah satu persoalan dalam paradigma ekonomi di

berbagai Negara khususnya Indonesia sebagai Negara

Berkembang. Munculnya kesenjangan ekonomi akan

menimbulkan masalah lain yang akan bermunculan, seperti

penduduk miskin bertambah, pengangguran meningkat,

1 Yusuf Qardawi, “Dauru Al-Zakat fi ‘illaj Al-Musykilat Al-

Iqtishodiyah” diterjemahkan oleh Sari Nurlita, Spektrum Zakat Dalam

Membangun Ekonomi Kerakyatan, cet. 2 (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005),

h. 21-27

Page 16: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

2

tingkat kejahatan meningkat, kualitas pendidikan menurun,

kemampuan daya beli masyarakat menurun.2

Sehingga fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat

yaitu antara si kaya dan si miskin selalu memunculkan

perbedaan antara keduanya. Orang yang kaya selalu

bergelimangan harta dan kemewahan, sedangkan yang miskin

hidup serba kekurangan. Oleh karena itu, Islam datang

membawa risalah persamaan hak dan kewajiban antar sesama

manusia. Tiada yang membedakan antara si kaya dan si miskin,

kecuali ketaqwaannya. Tiada kemuliaan bagi orang kaya atau

miskin, melainkan harus menunaikan zakatnnya kepada yang

berhak menerima sampai benar-benar tidak ada sekat antara

yang kaya dan miskin.3

Penduduk Indonesia yang mayoritas beragam Islam,

bertahun-tahun mendambakan upaya pemberdayaan ekonomi

umat yang lebih sistematis, transparan, dan modern namun

sesuai dengan syariat Islam. Salah satu bentuk kegiatan syariah

Islam yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi

umat adalah zakat. Maka dengan demikian, Islam dapat

memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam Islam zakat termasuk salah satu dari rukun Islam

yang sangat berperan penting sebagai instrument dalam

perekonomiaan Islam. Maka zakat dapat dijadikan sebagai

instrument keuangan dalam rangka pemerataan pendapatan

2 Nurul Huda, dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta: Kharisma

Putra Utama, 2015), h.10 3 M. Masrur Huda, Syubhat Seputar Zakat, (Solo: Tinta Medina,

2012), h.7

Page 17: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

3

dan pengurangan kemiskinan dapat menjadi sebuah instrument

baru dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih

berkeadilan.4 Kewajiban dalam berzakat hanya dapat

dilakukan oleh para aghniya, yaitu orang yang dipandang kaya

menurut aturan syara’ wajib membayar zakat (muzakki)

kepada mereka yang tergolong orang-orang miskin sesuai

pedoman syari’ (fuqoro) yang telah dikategorikan dalam

delapan golongan penerima (Mustahik).5

Zakat memiliki peran sangat penting dalam Islam, sehingga

para ulama ada yang mensejajarkan antara zakat dan shalat.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah

ayat 43:

كوة لوة وءاتوا ٱلز قيموا ٱلص ٤٣ٱركعوا مع ٱلركعين و وأ

Terjemahan:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah

beserta orang-orang yang ruku’ “. (QS. Albaqarah [2]:43).6

Maka zakat merupakan suatu kewajiban bagi seorang

mukmin yang memenuhi syarat-syarat syariah Islam sebagai

orang yang telah diwajibkan berzakat (muzakki) untuk

mengeluarkan sebagian hartanya guna diberikan kepada para

4 Nurul Huda, dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta: Kharisma

Putra Utama, 2015), h. 133 5 Lili Briadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat & Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), h. 1 6 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung:

CV. Diponegoro, 2010). Q.S Al-Baqarah [2]:43

Page 18: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

4

penerima zakat (mustahik) yang telah di tetapkan Syariah

Islam.7 Terdapat suatu perintah dalam Al-Qur’an untuk

mengumpulkan zakat terhadap para muzakki agar dana zakat

yang terkumpul dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103:

عليهم يهم بها وصل رهم وتزك مولهم صدقة تطه

خذ من أ

سم هم وٱلل ١يع عليم إن صلوتك سكن ل

Terjemahan:

“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan

mereka serta mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa

kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-

Taubah [9]:103).8

Dari ayat di atas telah kita ketahui bersama, bahwa Allah

SWT memerintahkan kepada hambanya khususnya bagi para

muzakki untuk menunaikan zakat. Seseorang yang membayar

zakat karena keimanannya niscaya akan memperoleh

kebaikan yang banyak, karena jiwa dan hartanya menjadi suci

dan bersih.9 Potensi zakat dapat mendukung terwujudnya

sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip:

7 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED,

2005) h. 6 8 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung:

CV. Diponegoro, 2010). Q.S At-Taubah: [9]:103 9 Yeti Priyatna Sari, Zakat Pajak dan Lembaga Keuangan Islam

Dalam Tinjauan Fiqih, (Solo: Era Intermedia, 2004), h. 15

Page 19: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

5

umat yang satu (ummatan wahidah), persamaan derajat, dan

kewajiban (musawamah), Persaudaraan Islam (ukhuwah

Islamiyah), dan tanggung jawab bersama (takaful ijti’ma).

Zakat dapat menjadi unsur penting untuk mewujudkan

keseimbangan pada pendistribusian harta (sosial distribution),

dan keseimbangan tanggung jawab bagi individu terhadap

masyarakat.10

Dengan begitu perlu adanya pengelolaan dana ZIS (zakat,

infaq, dan shadaqah) dengan baik dan benar, agar dapat

terwujudnya kesejahteraan bagi umat muslim khususnya

masyarakat Indonesia. Perlu diketahui, dahulu pengelolaan

dana ZIS dilakukan menggunakan metode klasik, yakni

dengan cara diberikan kepada seorang amil yang sudah

dipercaya dan diamanahkan untuk mengelola dana tersebut.

Akan tetapi proses pengelolaan dana ZIS dengan

menggunakan metode tersebut kurang optimal dalam

meningkatkan peras ZIS dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, karena kurangnnya sosialisasi akan pentingnya

berzakat, serta kurangnnya pelaporan dana ZIS dalam proses

pengelolaan tersebut. Sehingga dapat mengakibatkan

rendahnya ketertarikan umat muslim untuk mengeluarkan ZIS

dan hilangnnya kepercayaan para muzakki terhadap seorang

amil. Jika proses pengelolaan tersebut terus belanjut, maka

10 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat & Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), h. 7

Page 20: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

6

yang terjadi dalam pengelolaan ZIS dari mulai penghimpunan

sampai pendistribusian ZIS tidak maksimal.

Menurut informasi dari para peneliti, perkembangan zakat

di Indonesia terus meningkat, karena dapat dilihat dari

banyaknya lembaga pengelola zakat yang di dirikan oleh

pemerintah dan swasta. Banyaknya lembaga pengelola zakat

yang profesional tidak lepas dari besarnya potensi zakat. Maka

dengan adanya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 saat ini

tidak cukup untuk mengatur perkembangan potensi zakat di

Indonesia, sehingga komisi VIII DPR RI telah merumuskan

kembali Undang-Undang pengelolaan dana zakat yaitu,

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, serta Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono telah menandatangani peraturan

pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-

Undang tersebut pada 14 Februari 2014.11

Peran dari sebuah lembaga amil zakat selain mengelola

dana ZIS, yaitu dapat memberikan motivasi dan ajakan kepada

para muzakki untuk mengeluarkan sebagian harta yang mereka

miliki untuk di zakatkan agar dapat bermanfaat bagi para

mustahik yang akan menjadi suatu amal jariah sebagai sebagai

bekal di akhirat. Untuk itu perlu adanya sosialisasi dengan

memberikan pemahaman akan pentingnya menunaikan zakat,

karena aspek pemahaman tentang tata cara berzakat sangat

11 Iffatul Auliyaa’ Alwi, Optimalisasi Penghimpunan dan

Pendistribusian Zakat Yang Memberdayakan Di Yayasan Dana Sosial Al-

Falah(YDSF) Surabaya, (Skripsi, UIN Sunan Ampel:2014), h. 6.

Page 21: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

7

luas. Selain itu, dana ZIS diharapkan dapat memberikan

manfaat dan memberdayakan para mustahik, agar dapat

merubah kehidupan mustahik menjadi mandiri dan sejahtera

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain,

pengelolaan dana ZIS yang baik dapat mengubah seorang

mustahik menjadi muzakki.

Dengan begitu, Negara Indonesia yang merupakan salah

satu Negara dengan memiliki jumlah penduduk mayoritas

muslim terbesar, sehingga zakat sangat memiliki pengaruh

besar untuk membantu perekonomian Negara agar dapat

mengurangi kesenjangan ekonomi yang terjadi dilingkungan

masyarakat. Dengan demikian, peran zakat yang dilibatkan

langsung terhadap masyarakat akan membantu menstabilkan

kesenjangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Secara garis

besar tugas lembaga pengelola zakat adalah penghimpunan,

pengelolaan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,

infaq, shadaqah, dan wakaf.12

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya

baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dan

pemerintah. Lalu dana tersebut akan digunakan untuk

membiayai segala bentuk program kegiatan suatu organisasi

tertentu.

12 Tim Penyusun Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Islam

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Organisasi Pengelola Zakat,

(Jakarta: CV Refa Bumat Indonesia, 2013), h. 62

Page 22: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

8

Menurut Hamid Abidin, strategi fundraising merupakan

sebuah alat analisis yang digunakan untuk mengenali sumber

pendanaan yang memiliki potensial, menerapkan metode

fundraising yang baik dan selalu mengevaluasi kemampuan

organisasi dalam mobilisasi sumber dana.13 Secara tidak

langsung dengan strategi fundraising yang baik akan menjadi

sebuah proses untuk mempengaruhi masyarakat baik secara

individu atau melalui tokoh masyarakat sebagai perwakilan

dari masyarakat maupun organisasi agar supaya dapat

menyalurkan dana zakat kepada organisasi penglola zakat.14

Namun pada kesempatan ini, penulis akan mengkaji secara

teoritis tentang strategi fundraising dana ZIS terhadap salah

satu lembaga zakat, yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ)

Harapan Dhuafa (HARFA). LAZ Harapan Dhuafa merupakan

lembaga non profit yang berkonsentrasi pada pemberdayaan

kaum dhuafa sejak tahun 2004. Melalui pengelolaan zakat,

infaq, shadaqah, wakaf, dan dana sosial lainnya.15

13 Hamid Abidin, dkk, Membangun Kemandirian Perempuan Potensi

dan Pola Derma untuk Pemberdayaan Perempuan, Serta Strategi

Penggalangnnya, (Depok: Piramedia, 2009), h. 134 14 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi

Pengelolaan Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 12 15 https://lazharfa.org/tentang-harfa/, diakses pada tanggal 18 Oktober

2019

Page 23: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

9

Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti, dan

menjelaskannya dalam bentuk skripsi yang berjudul: Strategi

Fundraising Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS)

Dalam Upaya Menigkatkan Kepercayaan Muzakki Pada

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Harapan Dhuafa (HARFA)

Banten.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan mengenai zakat,

infaq, dan shadaqah (ZIS), maka penulis akan membatasi

permasalahan yang akan di bahas agar penelitian ini

terfokus dan tidak terlalu meluas, maka perlu adanya

batasan masalah. Adapun pembatasan permasalahan

penulis membatasinya, pada:

a. Penelitian membahas terkait strategi fundraising

dalam upaya menigkatkan kepercayaan muzakki.

b. Objek penelitian dilakukan pada Lembaga Amil Zakat

(LAZ) Harapan Dhuafa (HARFA).

c. Data penelitian yang teliti pada tahun 2017-2019.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Apa strategi fundraising yang diterapkan di LAZ

HARFA kepada para muzakki?

Page 24: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

10

b. Bagaimana implementasi strategi fundraising dana ZIS

di LAZ HARFA dalam meningkatkan kepercayaan

para muzakki?

c. Bagaimana evaluasi berdasarkan analisis SWOT pada

strategi fundraising dalam meningkatkan kepercayaan

muzakki di LAZ HARFA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari batasan dan perumusan masalah yang telah

diuraikan diatas, maka dapat diketahui tujuan dari

penulisan ini adalah:

a. Untuk mengetahui apa saja strategi fundraising dana

ZIS di LAZ HARFA.

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi

fundraising dalam meningkatkan kepercayaan para

muzakk pada LAZ HARFA.

d. Untuk mengetahui evaluasi berdasarkan analisis

SWOT pada strategi fundraising dalam meningkatkan

kepercayaan muzakki di LAZ HARFA.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademik

Dengan adanya penelitian ini, agar dapat menambah

pengetahuan tentang manajemen pengelolaan dan ZIS

sekaligus mengamalkan teori-teori yang telah

dipelajari dalam perkuliahan, serta dapat dijadikan

Page 25: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

11

sebagai bahan acuan bagi generasi berikutnya untuk

melanjutkan dan mengkaji lebih dalam tentang zakat.

b. Bagi Praktisi

Secara praktisi hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pemikiran tentang bagaimana cara

strategi fundraising dalam meningkatkan pendapatan

dana serta kepercayaan muzakki.

c. Penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan

pertimbangan bagi lembaga terkait agar mampu

mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang

sudah baik agar menjadi lebih baik lagi dan

memaksimalkan kinerja yang belum optimal.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan seperangkat pengetahuan

tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian

data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah,

dianalisa, dan diambil kesimpulan.16

1. Jenis Penelitian

Jenis dalam penelitian yang dilakukan, penulis

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu

dengan menggunakan metode tertulis atau lisan. Merujuk

pendapat Bogdan dan Taylor mendefinisikan metologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan.17

16 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:

Logos, 1999), cet ke-2, h. 1. 17 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2012), h. 3.

Page 26: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

12

Penelitian kualitatif dengan jenis metode

deskriptif, yaitu masalah yang memadukan peneliti untuk

mengeksplorasi dan memotret situasi yang akan di teliti

secara menyeluruh, luas, dan mendalam.18

2. Sumber Data

Data adalah yang sangat penting dalam sebuah

penelitian karena bila tidak ada data, maka penelitian tidak

dapat dilakukan. Dari sekian banyak data yang

diperolehnya hanya data-data penting sajalah yang penulis

ambil agar arah penelitian tetap pada jalurnya dan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data,

yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung

diperoleh dari hasil wawancara. Wawancara dapat

dipandang sebagai metode pengumpulan data sepihak

yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada

tujuan penelitian. Diaman data ini tertuang dalam

item-item pertanyaan yang dihasilkan dari hasil

wawancara dengan responden.

18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: CV. Alfabeta, 2009)

Page 27: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

13

b. Data Sekunder

Adapun data sekunder merupakan data pendukung

dan pelengkap data penelitian. Data tersebut diperoleh

dari data atau informasi dari buku, jurnal, surat kabar,

artikel, atau internet. Selain itu juga diperoleh dari

literatur-literatur kepustakaan dan sumber lainnya

yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data.19

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

a. Library Research (Penelitian Pustaka)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca,

meneliti, dan mempelajari bahan-bahan tertulis seperti

majalah, buku, artikel, jurnal, dan informasi tertulis

lainnya. Khususnya yang berhubungan dengan proses

pengelolaan dana ZIS. Berdasarkan riset yang

dilakukan akan mendapatkan sebuah konsep, teori, dan

definisi yang akan dipergunakan oleh penulis sebagai

dasar pemikiran dan analisa melalui proses penulisan.

Dari data yang didapatkan menggunakan riset ini

merupakan data sekunder.

19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2005), h. 62

Page 28: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

14

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Dalam penelitian lapangan yang dilakukan, peneliti

berupaya untuk mendapatkan data primer dengan

menggunakan beberapa metode diantaranya:

1. Observasi

Observasi merupakan metode mengumpulkan data

dengan mengamati langsung dilapangan. Dalam

hal ini penulis mengadakan pengamatan secara

cermat dan sistematik.20 Dalam penelitian ini

penulis mengamati secara langsung apa yang bisa

dilihat, dan dingar yang nantinya, akan penulis

tuangkan pada skripsi ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bagian yang

terpenting dari setiap survei, wawancara juga

merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data-data yang di perlukan dengan

cara mencari data dookumentasi tentang strategi

zakat untuk menignkatkan kepercayaan muzakki.

20 Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, (Bandung: Alfabeta, 2007),

h. 105.

Page 29: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

15

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis pergunakan

adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Setelah data

diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi. Maka

langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil wawancara.

Analisa data merupakan proses percandraan (description)

dan penyusunan transkip interview. Data-data yang telah

terkumpul dianalisis dalam terminologi dengan

kesimpulan deskriptif.

5. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman

dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” yang di terbitkan oleh CEQDA,

April 2007, cet. Ke-1.

E. Tinjauan Pustaka

1. Adi Agustiansyah, (1112053000002) jurusan Manajemen

Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Manajemen Zakat,

Infaq, dan Shadaqah Pada Lazis Fathullah UIN

Jakarta.” Persamaan dari peneliti ini, sama-sama

membahas terkait pengelolaan dana ZIS, sedangkan

perbedaan dari peneliti ini yaitu segi pembahasan, jika

peneliti sebelumnnya membahas terkait manajemen ZIS,

lain halnya dengan pembahasan peneliti saat ini terkait

strategi fundraising. Dari segi objek penelitiannya pun

Page 30: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

16

berbeda, jika peneliti sebelumnya di LAZIS Fathullah UIN

Jakarta, sedangkan peneliti saat ini di LAZ HARFA.

2. Iffatul Auliyaa’ Alwi, (C74210184), jurusan Ekonomi

Islam, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel.

“Optimalisasi Penghimpunan dan Pendistribusian

Zakat Yang Memberdayakan di Yayasan Dana Sosial

Al-Falah (YDSF) Surabaya.” Pada skripsi mahasiswa

UIN Sunan Ampel ini penulis membahas terkait proses

optimalisasi pengelolaan zakat mulai dari penghimpunan

sampai pendistribusian.

Persamaan yang ada antara skripsi saat ini dengan

sebelumnya ialah terkait penghimpunan dana ZIS.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian saat ini, yaitu dari

segi pembahasan, peneliti sebelumnnya membahas terkait

optimalisasi penghimpunan sedangkan pembahasan saat

ini terkait strategi fundraising dana ZIS.

3. Aprizal (1110053000060) jurasan Manajemen Dakwah,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. “Strategi Fundraising Dalam

Meningkatkan Penerimaan Dana Zakat Pada Lembaga

Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat.” Persamaan dari

peneliti ini, sama-sama membahas terkait strategi

fundraising, sedangkan perbedaan dari peneliti ini dari

segi pembahasan peneliti sebelumnya membahas terkait

peningkatan penerimaan dana zakat, sedangkan peneliti

saat ini terkait peningkatan kepercayaan muzakki. Dari

segi objek penelitiannya pun berbeda, jika peneliti

Page 31: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

17

sebelumnya di LAZ Al-Azhar sedangkan peneliti saat ini

di LAZ HARFA.

4. Muhammad Fikry (1112053000042) jurusan Manajemen

Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Strategi Fundraising

Dana ZIS Pada LAZIS MD Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”

Persamaan dari peneliti ini, sama-sama membahas terkait

strategi fundraising, sedangkan perbedaan dari peneliti ini

yaitu segi objek penelitiannya berbeda, jika peneliti

sebelumnya di LAZIS MD Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, sedangkan peneliti saat ini di LAZ

HARFA.

F. Sistematika Penulisan

Sistem penulisan skripsi adalah merupakan hal yang

penting karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-

garis besar dari masing-masing bab yang saling berkaitan dan

berurutan. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas,

mempermudah pembaca pada setiap permasalahan yang

dikemukakan. Adapun perinciaan lima bab tersebut adalah:

BAB I Pendahuluan, bab ini berisi tentang: Latar

Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, bab ini berisi tentang:

pengertian ZIS, syarat-syarat ZIS, dasar Hukum

Page 32: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

18

ZIS, macam-macam Zakat, bagaimana proses

strategi fundraising dana ZIS.

BAB III Gambaran umum Lembaga Amil Zakat Harapan

Dhuafa, bab ini berisi tentang: gambaran umum

mengenai Lembaga Amil Zakat Harapan

Dhuafa, Visi, Misi dan Tujuan, proses

pelaksanaan ZIS pada Lembaga Amil Zakat

harapan Dhuafa.

BAB IV Temuan dan Analisis Data, bab ini berisi

tentang: Proses pelaksanaan strategi fundraising

ZIS pada Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa.

BAB V Penutup, bab ini berisi tentang: Kesimpulan dan

Saran, Daftar Pustaka, dan Lampiran-Lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 33: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa

yunani, strategos yang berarti jendral. Strategi pada

mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai

sesuatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada

akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan

organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya,

dan agama.1

Menurut Kamus Besar-Bahas Indonesia (KBBI),

strategi memiliki arti sebagai berikut:2

a. Ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk

melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan

damai.

b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk

menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang

menguntungkan.

c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus.

d. Tempat yang baik menurut siasat perang.

1 Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah,

(Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.76 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 1376-1377

Page 34: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

20

Menurut Fred R. David, strategi adalah cara untuk

mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.3

Menurut Malayu S.P Hasibuan, pada dasarnya

strategi adalah cara yang harus dilakukan agar memperoleh

hasil yang optimal, efektif dan dalam jangka waktu yang

relatif singkat serta tepat menuju mengambil langkah-

langkah perbaikan jika diperlukan.4

Menurut Stephani K. Marrus dikutip oleh Husein

Umar, strategi adalah suatu proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.5

Menurut Sondang Siagian, strategi merupakan cara

terbaik untuk mempergunakan dana, daya, dan tenaga yang

tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.21

Menurut Learned, Christensen, Andrews, dan Guth

yang dikutip oleh Freddy Rangkuti, strategi merupakan alat

untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian

salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis

tersebut harus ada atau tidak ada.6

3 Fred. R. David, manajemen Strategis Konsep, Edisi 12, Terjemahan

Dono Sunardi, (Jakarta: Salemba Empat), h.18 4 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan

Masalah (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) h. 102 5 Husein Umar, Strategic Management In Action, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2001), h. 2 21 Sondang Siagian, Analisis Perumusan Kebijakan dan Strategi

Organisasi (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ke-2, h. 17 6 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), cet. Ke-20, h. 3

Page 35: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

21

Menurut A. M. Kardiman, strategi adalah

penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan

sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta

pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber

daya yang diperlukan untuk tujuan tersebut.7

2. Fungsi Strategi

Strategi merupakan sebuah rancangan awal dalam

menentukan suatu tujuan agar supaya tujuan tersebut

tercapai, maka strategi memiliki fungsi sebagai berikut:8

a. Strategi sebagai perencanaan (Planning)

Strategi menjadi arah tindakan pedoman yang

digunakan untuk menghadapi tantangan lingkungan

tertentu.

b. Strategi sebagai pola (Pattern)

Strategi menjadi sebuah pola dari suatu rangkaian

tindakan untuk menghadapi tantangan/ancaman atau

memanfaatkan peluang yang terdapat dilingkungan.

c. Strategi sebagai kedudukan (Position)

Strategi memiliki peran dalam penempatan

perusahaan di lingkungan makro yang menjadi media

untuk menjembatani organisasi / perusahaan dengan

lingkungannya.

7 A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pron

Hallindo), h. 58 8 Matondang, Kepemimpinan: Budaya Organisasi dan Manajemen

Strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 73

Page 36: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

22

d. Strategi sebagai perspektif

Strategi menjadi suatu perwujudan cara melihat dan

pemaham lingkungan. Disusun bertitik tolak dari tata

nilai budaya kerja dan wawasan koalisi dominan itu.

3. Faktor – Faktor Strategi

a. Faktor Internal

Faktor strategi dapat terjadi pada internal organisasi

atau lembaga itu sendiri, diantaranya:

Pertama, seorang pemimpin yang memiliki hak

atas kepemimpinannya untuk menentukan keputusan

dari setiap kebijakan, sehingga dapat mempengaruhi

faktor strategi yang akan dilakukan.

Kedua, faktor berikutnya ialah adanya SDM yang

berkopetensi sesuai pada bidangnya, serta memiliki

profesionalitas dalam bekerja.

Ketiga, sistem kerja yang baik, karena dengan

adanya sistem kerja yang baik akan memberikan

dampak yang baik terhadap strategi yang akan

direncanakan.

Keempat, citra positif (Brand Image), merupakan

citra lembaga yang harus dibentuk agar mendapatkan

nilai positif yang akan memberikan kemudahan dalam

menjalankan strategi.

Kelima, produk atau layanan jasa, produk berupa

program kegiatan yang dikemas dengan baik menjadi

Page 37: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

23

hal penting untuk memberikan daya tarik kepada

masyarakat.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang akan mempengaruhi strategi

pada organisasi atau lembaga, diantaranya:

Pertama, perubahan regulasi, yang dimaksud

adanya perubahan regulasi pada organisasi terjadi

karena disebabkan oleh pihak lain, contohnya

pemerintah yang memilki keputusan dalam membuat

atau menghapus regulasi, hal itu akan mempengaruhi

strategi yang akan dijalani oleh setiap organisasi.

Kedua, lingkungan masyarakat, kehidupan pada

masyarakat akan terus berubah dan berkembang seiring

berjalannya waktu, peerubahan itu akan mempengaruhi

strategi, karena harus menyesuaikan dan mengikuti

dengan tren masyarakat yang terus berganti setiap

waktunya.

Ketiga, momentum waktu, setiap organisasi atau

lembaga harus mengetahui setiap moment penting yang

akan terjadi dalam kehidupan masyarakat. Karena hal

ini akan manjadi faktor yang akan mempengaruhi

strategi pada organisasi atau lembaga jika berhasil

mendapatkan moment baik pada waktu tertentu.

Contoh moment penting yaitu seperti hari raya yang

menjadi rutinitas masyarakat, dsb.

Page 38: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

24

4. Tingkatan Strategi

Strategi memiliki beberapa tingkatan dalam sebuah

organisasi. Tingkatan tersebut terbagi menjadi 3 bagian,

diantanya:

a. Strategi Tingkat Korporat (Corporate Strategy)

Strategi tingkat korporat memiliki peran pada suatu

perusahaan untuk menyusun strategi dalam berbisnis.

Mulai dari jenis bisnis apa yang akan dilakukan, hal apa

saja yang perlu dikembangkan, serta apa saja yang akan

mempengaruhi perusahaan dari sisi internal maupun

eksternal. Menurut Andrews yang dikutip oleh Freddy

Rangkuti, strategi korporat adalah strategi yang disusun

dalam suatu bisnis, ketika perusahaan akan bersaing

dengan cara mengubah distinctiive competence

(kemampuan spesifik suatu organisasi) menjadi

competitive advantage (keunggulan bersaing).9

b. Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy)

Strategi tingkat bisnis berfokus untuk menciptakan

suatu gagasan secara terperinci, mulai dari jenis bisnis

apa yang akan di lakukan dengan visi, misi, dan tujuan.

Serta memperhatikan peluang dan ancaman-ancaman

dalam persaingan antara perusahaan bisnis lainnya.

9 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), cet. Ke-20, h. 11

Page 39: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

25

c. Strategi Tingkat Operasional/Fungsional

Strategi dalam tingkat operasional/fungsional

berperan untuk merencanakan suatu tujuan jangka

pendek serta merancang metode yang akan diterapkan

pada bidang opersional suatu perusahaan. Strategi pada

level ini berkenaan dengan bagaimana masing-masing

bagian dari organisasi dapat dirangkai secara bersama-

sama membentuk strategic architecture yang secara

efektif mampu menghasilkan arah strategi.10

5. Tahapan Strategi

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi ialah tahap pertama dalam

merencanakan sebuah kegiatan. Namun dalam

perumusan ini memiliki tahapan dalam proses

penyusunannya, diantaranya:

1) Menganalisis lingkungan internal dan eksternal

Awal dari strategi dapat terbentuk dari sebuah

analisis SWOT, kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (oppotunities), dan ancaman

(threats) dalam suatu lingkungan. Maka dengan

begitu, keempat faktor itulah yang akan

menciptakan suatu formulasi strategi dalam

organisasi.

10 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep,

Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta: Indeks, 2013), h. 62

Page 40: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

26

2) Merumuskan visi dan misi

Dalam mambangun suatu organisasi, perlu adanya

visi dan misi pada organisasi. Visi ialah suatu cita -

cita atau harapan suatu organisasi dalam mencapai

tujuannya. Sedangkan misi ialah suatu proses

tahapan yang harus dilakukan oleh organisasi agar

tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Maka

organisasi pengelola zakat perlu merumuskan visi

dan misi yang jelas dan dapat dengan mudah

dipahami, agar supaya dapat memberikan motivasi

dan berdimensi dalam jangka panjang.11

3) Menetapkan tujuan

Menetapkan suatu tujuan dapat dikatakan strategi

apabila dalam penerapannya dilakukan dengan

optimal, mampu mempertegas arah, cakupan,

dan persperktif jangka panjang secara keseluruhan

dari suatu organisasi atau individu.221

4) Mempersiapkan strategi alternatif

Mempersiapkan strategi alternatif dapat

memberikan dampak positif terhadap suatu

organisasi, agar dapat menjadi solusi terbaik dalam

upaya meminimalisir suatu kegagalan yang akan

terjadi.

11 Musa Hubeis, dan Muhammad Najib, Manajemen Strategi Dalam

Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), h. 23-

24

12 Teguh Santoso, Marketing Strategic, (Jakarta: Oriza, 2011), h. 12

Page 41: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

27

b. Pelaksanaan Strategi

Pelaksanaan strategi merupakan suatu proses

tindakan dalam manajemen strategi. Setelah melalui

proses perumusan strategi, maka perlu adanya proses

suatu tindakan, agar supaya hasil dari perumusan

strategi tersebut dapat terealisasikan.

Melalui proses tahapan ini, pelaksanaan strategi

harus mampu menciptakan suatu manajerial mulai dari,

tujuan arah organisasi, struktur organisasi, anggaran

yang dibutuhkan, mempersiapkan serta memanfaatkan

sumber daya yang baik, agar supaya proses

pelaksanaan tersebut berjalan dengan baik.

Maka perlu adanya sebuah komitmen, dan

kerjasama pada saat proses pelaksanaan sedang

berjalan. Oleh karena itu, pembatasan wewenang dan

tanggung jawab. Jangan sampai strategi yang telah

dirumuskan dengan baik, akan tetapi tidak

dilaksanakan dan tidak memberikan manfaat.13

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi merupakan suatu proses akhir,

dengan adanya evaluasi strategi seluruh tindakan-

tindakan strategi yang telah dilakukan dapat dinilai,

apakah strategi yang telah dilakukan sesuai dengan

13 Sentot Imam Wahyono, Manajemen Tata Kelola Manajemen

Bisnis, (Surabaya: Indeks, 2008), h. 61

Page 42: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

28

target yang telah ditetapkan. Pada proses evaluasi

strategi, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan:14

1) Meninjau kembali permasalahan eksternal dan

internal yang terjadi saat ini, apakah terjadi

perubahan pada saat strategi dirumuskan.

2) Adanya pengukuran kemampuan atau kinerja

perusahaan dengan memastikan kembali, apakah

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3) Melakukan perbaikan dari setiap kekurangan untuk

perkembangan lembaga/perusahaan.

4) Membantu untuk mengembangkan model dimasa

yang akan datang.

B. Konsep Fundraising

1. Pengertian Fundraising

Fundraising merupakan suatu proses yang harus

dilakukan oleh OPZ (organisasi pengelola zakat). Menurut

bahasa, fundraising berarti penghimpunan dana atau

penggalangan dana.

Menurut istilah fundraising merupakan suatu upaya

atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana

(zakat) serta sumber daya lainnya dari masyarakat baik

individu, kelompok, organisasi yang akan disalurkan dan

didayagunakan untuk mustahik.15

14 Musa Habies, dan Muhammad Najib, Manajemen Strategik dalam

Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), h. 28 15 Manajemen Pengelolaan Zakat (Direktorat Pemberdayaan Zakat,

Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI,

2009), h. 65

Page 43: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

29

Fundraising dapat diartikan pula sebagai suatu

proses mempengaruhi masyarakat baik perorangan

sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun

lembaga agar menyalurkan dananya kepada sebuah

organisasi.16

Maka dapat disimpulkan bahwa fundraising adalah

suatu proses kegiatan penghimpunan dana serta sumber

daya lainnya dari masyarakat maupun kelompok, dengan

cara mempengaruhi masyarakat atau kelompok

menggunakan program-program kegiatan yang dapat

meyakinkan mereka agar supaya memberikan atau

menyalurkan dananya kepada organisasi.

2. Tujuan Fundraising

Fundraising merupakan suatu kegiatan

penghimpunan dana yang dilakukan oleh OPZ, sebagai

sarana untuk operasional dan menjalankan suatu program

kegiatan yang telah direncanakan.

Kegiatan fundraising memiliki 5 (lima) tujuan

pokok, yaitu menghimpun dana, menghimpun donatur,

menghimpun simpatisan atau pendukung, membangun

citra lembaga (brand image), dan memberikan kepuasan

pada donatur.17

16 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi

Pengelola Zakat, (Yogyakarta: Sukses, 2009), h. 12 17 M. Anwar Sani, Jurus Menghimpun Fulus, Manajemen Zakat

Berbasis Masjid, (jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), hal. 25

Page 44: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

30

Fundraising memiliki beberapa tujuan bagi suatu

organisasi, diantaranya:

a. Pengumpulan dana

Pengumpulan dana (fundraising) merupakan suatu

kegiatan pengumpulan dana. Akan tetapi,

pengumupulan dana yang dimaksud ialah bukan

hanya soal uang, namun dapat berupa sebuah barang

dan jasa yang dapat dimanfaatkan serta dipergunakan

kembali.

b. Meningkatkan jumlah donatur

Meningkatkan jumlah donatur merupakan suatu

tujuan fundraising yang akan menjadi tolak ukur bagi

suatu OPZ, karena OPZ dapat dikatakan baik,

bilamana setiap harinya jumlah donatur selalu

bertambah. Maka setiap OPZ harus memperhatikan

dua hal ini, yaitu pertama, menambah jumlah

sumbangan dana dari setiap donatur, dan kedua,

menambah jumlah donatur terhadap organisasi

pengelola zakat itu sendiri.

c. Meningkatkan citra lembaga

Fundraising selain memiliki tujuan penghimpunan

dana, namun memiliki tanggung jawab untuk

meningkatkan citra lembaga kepada para donatur.

Maka dengan adanya manajemen pengelolaan

keuangan yang baik serta transparan dan membuat

suatu program yang baik dapat meningkatkan minat

dan kepercayaan para donatur yang akan memberikan

Page 45: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

31

dananya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu,

perlu adanya sosialisasi dengan berinteraksi baik

secara langsung maupun tidak langsung,

menyampaikan gambaran-gambaran terkait program

kegiatan organisasi pengelola zakat kepada para

donatur.

d. Meningkatkan pelayanan lembaga dan menjaga

kepuasan donatur

Manajemen yang baik dalam suatu organisasi

pengelola zakat akan mempengaruhi kepuasan para

donatur. Selain itu, kepuasan donatur akan dapat

mempengaruhi jumlah dana yang disalurkan terhadap

suatu organisasi pengelola zakat. Maka organisasi

pengelola zakat perlu memperhatikan tingkat

kepuasan donatur dengan cara memberikan pelayanan

yang terbaik, dan memperlihatkan perputaran

pendapatan donasi secara transparan, dengan begitu

donatur akan semakin puas dengan organisasi

pengelola zakat. Secara tidak langsung, donatur dapat

meningkatkan jumlah dana dan jumlah donatur

dengan memberikan informasi kepada para calon

donatur yang lain agar dapat mendonasikan dananya,

karena mereka percaya dengan kepuasaan dalam

pelayanan organisasi pengelola zakat tersebut.

Page 46: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

32

e. Menciptakan simpatisan atau pendukung

Suatu organisasi pengelola zakat membutuhkan

kepanjangan tangan untuk sampai pada donatur.

Ketika organisasi pengelola zakat telah memiliki citra

yang baik, maka akan banyak mendapatkan simpati

dan dukungan yang diberikan kepadanya.

Bentuk dukungan dan simpati yang diberikan

terhadap organisasi pengelola zakat tidak selalu

berupa dana, namun ada sebagian diantara mereka

tidak mampu untuk memberikan berupa dana atau

sumber dana yang lainnya. Namun mereka dapat

berkontribusi berupa ide gagasan pemikiran, waktu,

dan tenaganya untuk majunya sebuah organisasi

pengelola zakat. Tidak hanya itu, para pendukung

dapat menjadi pemberi kabar informasi kepada setiap

masyarakat yang nanti akan menjadi donatur dan

menyumbangkan dananya kepada organisasi

pengelola zakat tertentu. Dukungan dan simpatisan

yang berbentuk informan seperti ini, memudahkan

lembaga dalam fundraising. Sehingga semakin

banyak relasi dan pendukung organisasi pengelola

zakat juga merupakan diadakannya fundraising.18

18 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi

Pengelola Zakat, (Yogyakarta: Sukses, 2009), h. 22

Page 47: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

33

3. Metode Fundraising

Metode fundraising dalam pelaksanaanya pada

lembaga pengelola zakat dapat dilakukan dengan berbagai

cara sesuai dengan inovasi dari masing-masing organisasi

pengelola zakat itu sendiri.

Metode fundraising harus mampu memberikan

kepercayaan, kemudahan, kebanggaan, dan manfaat lebih

bagi donatur yang berdonasi melalui sebuah organisasi

pengelola zakat. Karena jika hal tersebut terpenuhi maka

donatur akan selalu memberikan donasinya terhadap

lembaga tersebut.

Dalam pelaksanaan fundraising ada beberapa

metode yang harus dilakukan oleh lembaga zakat,

diantaranya:19

a. Metode fundraising langsung

Metode fundraising langsung adalah metode yang

menggunakan suatu cara yang melibatkan partisipasi

donatur secara langsung, yaitu bentuk-bentuk

fundraising dimana proses interaksi dan daya

akomodasi terhadap respon donatur bisa seketika

(langsung) dilakukan. Apabila dalam diri donatur

muncul keinginan untuk melakukan donasi setelah

mendapatkan promosi dari fundriser lembaga, maka

segera dapat dilakukan dengan mudah dan semua

19 Tim Penyusun Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Islam

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Organisasi Pengelola Zakat,

(Jakarta: CV Refa Bumat Indonesia, 2013), h. 68-69

Page 48: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

34

kelengkapan informasi yang diperlukan untuk

melakukan donasi sudah tersedia. Sebagai contoh dari

metode ini adalah: direct mail, direct advesting,

telefundraising, dan presentasi langsung.

b. Metode fundraising tidak langsung

Metode tidak langsung adalah suatu metode yang

meggunakan cara yang tidak melibatkan partisipasi

donatur secara langsung, yaitu bentuk-bentuk

fundraising dimana tidak dilakukan dengan

memberikan daya akomodasi langsung terhadap

respon donatur seketika. Metode ini misalnya

dilakukan dengan cara promosi yang mengarah

kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa

secara khusus diarahkan untuk menjadi transaksi

donasi pada saat itu.

Sebagai contoh dari metode ini adalah: advertorial,

image compaign, dan penyelenggaraan kegiatan

event, menjalin relasi melalui refrensi dan melalui

media para tokoh ternama.

Pada umumnya sebuah lembaga melakukan kedua

metode fundraising ini (langsung atau tidak

langsung). Karena keduanya memiliki kelebihan dan

tujuannya sendiri-sendiri. Metode fundraising

langsung diperlukan karena tanpa metode langsung,

muzakki akan kesulitan untuk mendonasikan

dananya. Sedangkan jika semua bentuk fundraising

dilakukan secara langsung, maka akan tampak

Page 49: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

35

donatur dan berpotensi menciptakan kejenuhan.

Kedua metode tersebut dapat digunakan secara

fleksibel dan semua lembaga harus pandai

mengkombinasikan kedua metode tersebut.

4. Strategi Fundraising

Strategi fundraising merupakan formulasi

rancangan awal dalam kegiatan pengumpulan dana. Selain

itu, tulang punggung dalam kegiatan fundraising

merupakan strategi fundraising yang wajib diterapkan

pada organisasi pengelola zakat.20

Menurut Joyce Young, menggambarkan bila suatu

organisasi yang menjalankan kegiatan organisasinya

tanpa suatu strategi diibaratkan seperti melakukan

perjalanan tanpa menggunakan peta sebagai petunjuk,

strategi fundraising dapat dirumuskan dengan berbagai

cara, salah satunya adalah dengan matriks strategi

menggalang dana. Matriks menggalang dana ini

digunakan mengenali sumber dana yang potensial, metode

menggalang dana, serta untuk mengevaluasi sumber

ataupun metode fundraising .21

Menurut Hamid Abidin, menyatakan bahwa

strategi fundraising merupakan sebuah alat analis untuk

mengenali sumber pendanaan yang berpotensial, metode

20 Michael Norton, Menggalang Dana: Penuntun bagi Lembaga

Swadaya Masyarakat dan Organisasi Sukarela di Negara-Negara Selatan

(Terj. Masri Maris), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h.51 21 Joyce Young, dkk, Menggalang Dana untuk Organisasi Nirlaba,

(Terj. Siti Mashitoh), (Jakarta: PT. Ina Publikatama, 2007), h. 124-125

Page 50: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

36

fundraising dan mengevaluasi kemampuan organisasi

dalam mobilisasi sumber dana.22

Hamid Abidin mengungkapkan, aspek dalam

strategi fundraising dikenal sebagai siklus fundraising

yang terdiri dari identifikasi calon donatur, pengelolaan

dan penjagaan donatur, penggunaan metode fundraising

serta monitoring dan evaluasi fundraising, berikut

penerapannya:23

a. Identifikasi donatur

Identifikasi donatur suatu sikap ketika organisasi

menentukan siapa dan bagaimana profil dari potensial

donatur yang akan digalangnya. Berdasarkan jenis

sumber dayanya, pendekatan fundrising terbagi

menjadi dua, yakni retail fundraising dan

institusional fundraising. Retail fundraising adalah

penggalangan dana dengan memfokuskan target atau

sasarannya pada perorangan. Sedangkan institutional,

lebih memfokuskan pada penggalangan dana dari

lembaga atau organisasi, misalnya perusahaan,

lembaga donor, pemerintah, atau yayasan amal lokal.

b. Penggunaan metode fundraising

Penggunaan metode fundraising adalah penentuan

metode yang tepat untuk melakukan pendekatan

terhadap donatur. Hal ini perlu dilakukan karena akan

22 Hamid Abidin, dkk, Membangun Kemandirian Perempuan Potensi

dan Pola Derma Untuk Pemberdayaan Perempuan, Serta Strategi

Penggalangannya, (Depok: Piramedia, 2009), h. 134 23 Ibid, h. 134

Page 51: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

37

menjadi penentu keberhasilan perolehan dana yang

sebesar-besarnya dari fundraising pada para donatur.

C. Konsep Zakat, Infaq, dan Shadaqah

1. Pengertian Zakat

Pengertian zakat secara etimologi berasal dari

bahasa arab yaitu dari kata “az-zaka’u” yang berarti “an-

nama’, “at-tahara”, dan “al-barakah” yaitu tumbuh atau

berkembang, suci, bertambah, dan berkah.24 Menurut

penulis kitab lisan al-‘arab, Jamaluddin Muhammad bin

Mukarram Al-Anshari Ibnu Mandzur sebagaimana yang

dikutip Sudirman mengungkapkan bahwa sesuatu

dikatakan zaka, apabila sesuatu tersebut tumbuh atau

berkembang, dan seseorang disebut zaka, jika ia baik dan

terpuji.25

Adapun pengertian zakat secara terminologi adalah

beribadah kepada Allah SWT dengan mengeluarkan

bagian wajib secara syara’ dari harta tertentu dan

diberikan kepada sekelompok atau instansi (zakat)

tertentu.26 Menurut Didin Hafidhuddin, zakat adalah

istilah untuk harta tertentu yang sudah mencapai syarat

tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk

24 Rofi Mu’inan, Potensi Zakat (dari Konsumtif-Kariatif ke Produktif-

Bardayaguna) Prespektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Citra Pustaka, Cet. ke 1,

2011), h.23 25 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang: UIN

Malang Press, 2007), h. 13 26 Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsmani dan Imanuel Kamil,

Ensikiopedia Zakat (Kumpulan Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsmani),

(Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2008), Cet-1, h. 45

Page 52: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

38

dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu.27 Kaitan antara

makna bahasa dan istilah sangat erat sekali, yaitu bahwa

setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan

menjadi suci, bersih, baik, tumbuh dan berkembang.28

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

zakat merupakan jumlah harta tertentu yang wajib

dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan

diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya

(fakir miskin, dan sebagainya) menurut ketentuan yang

telah ditetapkan oleh syara’.29

Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal

(harta) dengan mengeluarkannya, tetapi dibalik

pengurangan yang bersifat zhahir ini hakikatnya akan

bertambah dan berkembang (nilai intristik) yang hakiki di

sisi Allah SWT. Zakat merupakan ibadah yang memiliki

dimesi ganda, transedental dan horizontal. Oleh sebab itu

zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat

manusia, terutama ummat Islam.30

Maka dapat disimpulkan bahwa zakat adalah suatu

kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk

27 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infaq Sedekah,

(jakarta: Gema Insani, 2006), Cet-2, h. 13 28 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,

(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), h. 4 29 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1279 30 Lili Bariadi, dkk, Zakat Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1998), h. 692

Page 53: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

39

mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki oleh ummat

Islam sesuai dengan ketentuan dalam syariat Islam.

2. Hukum Zakat

Dalam Islam zakat termasuk salah satu dari rukun

Islam yang sangat berperan penting sebagai instrument

dalam perekonomiaan Islam. Maka zakat dapat dijadikan

sebagai instrument keuangan dalam rangka pemerataan

pendapatan dan pengurangan kemiskinan dapat menjadi

sebuah instrument baru dalam menciptakan pembangunan

ekonomi yang lebih berkeadilan.31

Kewajiban dalam berzakat hanya dapat dilakukan

oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan

syara’ wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang-

orang miskin sesuai pedoman syari’ (fuqoro) yang

dikategorikan dalam delapan golongan penerima

(Mustahik).32

Zakat memiliki peran sangat penting dalam Islam,

sehingga para ulama ada yang mensejajarkan antara zakat

dan shalat.

31 Nurul Huda, dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta:

Kharisma Putra Utama, 2015), h. 133 32 Lili Briadi, Muhammad Zen, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED,

2005), h. 1

Page 54: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

40

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-

Baqarah ayat 43:

اكعين كة واركعوا مع الر لة وآتوا الز قيموا الص ٤٣وأ

Terjemahan:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan

ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ “. (QS.

Albaqarah [2]:43).33

Zakat merupakan suatu kewajiban bagi seorang

mukmin yang memenuhi syarat syariah Islam sebagai

muzakki untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau

harta guna diberikan kepada mustahik yang telah di

tetapkan Syariah Islam.34

Terdapat suatu perintah dalam Al-Qur’an untuk

mengumpulkan zakat terhadap para muzakki agar dana

zakat yang terkumpul dapat bermanfaat bagi

kemaslahatan umat.

33 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung:

CV. Diponegoro, 2010). Q.S Al-Baqarah [2]:43 34 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED,

2005) h. 6

Page 55: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

41

Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat

103:

موالهم صدقة تطه عليهم خذ من أ يهم بها وصل

رهم وتزك

سميع عليم هم والل ١٠٣إن صلتك سكن لTerjemahan:

“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan

mereka serta mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya

doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(QS. At-Taubah [9]:103).35

Dari ayat di atas telah kita ketahui bersama, bahwa

Allah SWT memerintahkan kepada hambanya khususnya

bagi para muzakki untuk menunaikan zakat. Seseorang

yang membayar zakat karena keimanannya niscaya akan

memperoleh kebaikan yang banyak, karena jiwa dan

hartanya menjadi suci dan bersih.36

Potensi dana zakat dapat menunjang terwujudnya

sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-

prinsip: ummatan wahidah (umat yang satu), musawamah

(persamaan derajat, dan kewajiban), ukhuwah Islamiyah

35 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung:

CV. Diponegoro, 2010). Q.S At-Taubah: [9]:103 36 Yeti Priyatna Sari, Zakat Pajak dan Lembaga Keuangan Islam

Dalam Tinjauan Fiqih, (Solo: Era Intermedia, 2004), h. 15

Page 56: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

42

(Persaudaraan Islam), dan takaful ijti’ma (tanggung

jawab bersama).

Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan

keseimbangan dalam distribusi harta (sosial distribution),

dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam

masyarakat.37

3. Macam-macam Zakat

Pada umumnya secara garis besar zakat terbagi

menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.

a. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi

membersihkan jiwa setiap orang Islam dan

menyantuni orang miskin. Waktu pelaksanaan zakat

fitrah dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah pada

bulan suci ramadhan. Zakat futrah merupakan zakat

yang sebab diwajibkannya futhur (berbuka puasa)

pada bulan ramdhan, sehingga wajib zakat fitrah

untuk mensucikan diri dan membersihkan

perbuatannya.38 Zakat fitrah dapat menjadi sebuah

pelengkap ibadah ummat Islam pada bulan Suci

Ramdhan.

37 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED,

2005), h. 7 38 Yusuf Al-Qardawi, Fiqhuz Al-Azakah (Terj. Salman Harun, Hukum

Zakat), (Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), h. 920

Page 57: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

43

Dalam pelaksanaannya zakat fitrah memiliki

beberapa syarat untuk menunaikannya, yaitu sebagai

berikut:39

1) Beragama Islam dan merdeka.

2) Menemui dua waktu yaitu diantara bulan

Ramadhan dan Syawal walaupun hanya sesaat.

3) Mempunyai harta yang lebih dari pada

kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya dan

orang-orang di bawah tanggungan pada hari raya

dan malamnya.

Persyaratan diatas merupakan syarat-syarat untuk

orang yang wajib zakat fitrah, ada juga syarat tidak

wajib zakat fitrah, yaitu:40

1) Orang yang meninggal sebelum terbenam

matahari pada akhir Ramadhan.

2) Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada

akhir Ramadhan.

3) Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah

matahari terbenam pada akhir Ramadhan.

39 https://zakat.or.id/pengertian-zakat-fitrah/, diakses pada tanggal 30

November 2019 40 https://zakat.or.id/pengertian-zakat-fitrah/, diakses pada tanggal 30

November 2019

Page 58: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

44

4) Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas

matahari terbenam pada akhir Ramadhan.

Bagi ummat Islam yang ingin menunaikan zakat

fitrah perlu mengetahui waktu yang baik untuk

melaksanakannya, diantaranya:

Pertama, waktu harus, adalah waktu yang

dilakukan dari awal bulan Ramdhan sampai akhir

bulan Ramdhan.

Kedua, waktu wajib, adalah waktu yang dilakukan

setelah matahari terbenam pada akhir bulan suci

Ramadhan.

Ketiga, waktu afdhal, adalah waktu yang

dilakukan setelah melaksanakan shalat shubuh pada

akhir bulan Ramadhan sampai sebelum pelaksanaan

shalat idul fitri.

Keempat, waktu makruh, adalah yang dilakukan

pada saat melaksanakan sholat idul fitri sehingga

sebelum terbenam matahari.

Kelima, waktu haram, adalah waktu yang

dilaksanakan setelah matahari terbenam pada hari

raya idul fitri.

Page 59: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

45

b. Zakat Maal (Harta)

Menurut bahasa, harta adalah segala sesuatu yang

ingin dimiliki oleh setiap manusia, memanfaatkan dan

menyimpannya.41 Zakat maal adalah bagian dari harta

kekayaan seseorang / lembaga yang wajib dikeluarkan

untuk orang-orang tertentu setelah dimiliki selama

jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal

tertentu.42

Syarat-syarat harta yang harus dikeluarkan sebagai

zakat, diantaranya sebagai berikut:

1) Kepemilikan penuh, yaitu harta tersebut secara

keseluruhan hanya dimiliki oleh muzakki.

2) Berkembang, yaitu harta tersebut akan berpotensi

selalu berkembang atau bertambah dalam

pengelolaanya.

3) Mencapai nisab, maksudnya adalah harta tersebut

telah mencapai ukuran atau jumlah tertentu sesuai

dengan ketetapan dalam syariah Islam.

4) Lebih dari kebutuhan pokok, yaitu harta yang

dimiliki oleh muzakki sebelum digunakan untuk

berzakat hendaklah terlebih dahaulu telah

41 https://www.globalzakat.id/tentang/zakat-maal, diakses pada

tanggal 9 Agustus 2020 42 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED,

2005), h. 10

Page 60: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

46

memenuhi kebutuhan pokok kehidupan sehari-

sehari.

5) Bebas dari hutang, yaitu seseorang yang akan

menunaikan zakat harus bebas dari hutang,

adapun jika muzakki memiliki hutang yang

mengakibatkan tidak tercapainya pada nisab yang

telah ditetapkan, maka orang tersebut tidak wajib

zakat.

6) Haul, yaitu kepemilikan harta yang akan

dizakatkan telah mencapai satu tahun. Syarat ini

khusus hanya berlaku pada harta simpanan, harta

perniagaan, dan hewan ternak.

Adapun harta yang wajib dizakati yaitu:

1) Emas dan Perak, merupakan logam mulia yang

memiliki dua fungsi. Selain sebagai tambang elok

yang dijadikan sebagai perhiasan, emas dan perak

juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu

kewaktu. Syari’at Islam memandang emas dan

perak sebagai harta yang potensia/berkembang.

Oleh karena itu, emas dan perak termasuk dalam

kategori harta yang wajib dizakati.43

43 Hasan Rifa’i Al-Faridy, Panduan Zakat Praktis, (Jakarta: Dompet

Dhuafa Republika, 2003), h. 12

Page 61: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

47

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman

dalam surat At-Taubah ayat 34:

حبار والرهبان ن ال ين آمنوا إن كثيرا م ها ال ي

ياأ

ون عن موال الناس بالاطل ويصدكلون أ

لأ

ة ول هب والفض ون ال ين يكن وال سبيل الل

لم ينفقونها ف سب هم بعذاب أ فبش ٣٤يل الل

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman,

sesungguhnya sebahagian besar dari orang-

orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani

benar - benar memakan harta orang dengan

jalan batil dan mereka menghalang - halangi

(manusia) dari jalan Allah. Dan orang - orang

yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, maka

beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka

akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-

Taubah [9]:34).44

Ayat diatas telah menjelaskan bahwa emas

dan perak dapat menjadi salah satu harta untuk

berzakat.

44 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung:

CV. Diponegoro, 2010). Q.S At-Taubah: [9]:34

Page 62: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

48

2) Zakat Perdagangan, dalam istilah Fiqh, barang

dagangan disebut ‘urudh (عروض) jamak dari

yang artinya benda apa saja yang bisa (عرض)

ditukarkan dengan mata uang, emas atau perak,

dan siap diperjual belikan.45

Perdagangan yang dimaksud yaitu dapat berupa

barang seperti alat-alat kebutuhan pokok,

perhiasan, sandang pangan, dll. Nisab awal

barang dagangan sama dengan nisab emas, yaitu

20 misqal atau 20 dinar. Besarnya zakat yang

harus dikeluarkan juga sama dengan emas, yaitu

2,5% dari keseluruhan nilai barang serta uang

yang dimiliki.

3) Zakat pertanian, merupakan hasil pertanian

berupa tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang

bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-

umbian, buah-buahan, sayuran, tanaman hias,

rerumputan, dan dedauanan.

Tanam-tanaman adalah seluruh jenis tanaman,

yakni tanaman yang ditanam menggunakan benih

dengan tujuan agar tanahnya bisa menghasilkan

bahan makanan pokok dan lainnya, yang

dimaksud dengan buah-buahan adalah semua

jenis buah-buahan, yakni buah-buahan yang bisa

45 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Wanita, (Semarang: Asy-

Syifa, 1986), h. 191

Page 63: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

49

dimakan baik yang tumbuh di pohon atau tumbuh

ditanah.46

4) Zakat peternakan, merupakan zakat yang dapat

dikeluarkan berupa hewan ternak diantaranya

seperti unta, sapi, dan kambing.

Adapun syarat zakat ini yaitu binatang tersebut

memperoleh makanan dengan digembalakan,

binatang tersebut disiapkan untuk peternakan

guna memperoleh turunan yang produktif,

mencapai nishab, dan telah lewat satu tahun.47

4. Pengertian Infaq

Infaq berasal dari bahasa arab, yaitu anfaqa yang

artinya mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan

sesuatu. Infaq dapat dilakukan bagi umat muslim, karena

dalam infaq tidak ada istilah nisab bagi seseoarang yang

ingin mengeluarkannya. Setiap seseorang yang ingin

mengeluarkan infaq tidak hanya bagi mereka yang

berpenghasilan tinggi, melainkan bagi mereka yang

berpenghasilan rendah atau dalam keadaan lapang maupun

sulit, dapat mengeluarkan infaq bagi mereka yang

membutuhkan.

46 Ayyub, Hasan, Fiqh Ibadah Terj. Abdul Rosyad Shiddiq, (jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2008), h. 528-529 47 Imam Zainuddin bin Abdul Latif, Ringkasan Shahih Al Bukhari,

diterjemahkan Cecep Samsul Hari dan Tolib dan Anis, Cet. V, (Bandung:

Mizan media Utama, 2001), h. 285

Page 64: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

50

Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam

surat Ali Imran ayat 134:

اء والكظمين الغيظ اء والض ين ينفقون ف الس ال

يب المحسنين ١٣٤والعافين عن الناس والل Terjemahan:

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan

(hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan

orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan

(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan.” (QS. Al-Imran [3]:134).48

Sedangkan menurut istilah, infaq yakni

mengeluarkan sebagian dari pada harta yang dimiliki

untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.

Maka infaq dapat lakukan oleh siapapun bagi mereka

yang beriman, serta dapat diberikan kepada siapapun,

seperti kedua orang tua, anak – anak yatim, orang – orang

miskin, dan bagi mereka yang membutuhkan.

48 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung:

CV. Diponegoro, 2010). Q.S Al-Imran: [3]:134

Page 65: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

51

5. Pengertian Shadaqah

Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang artinya

benar. Menurut Al-Ashfahani dalam Mufradat Alfazh Al-

Qur’an, sedekah adalah apa yang dikeluarkan seseorang

dari hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah

SWT.49 Orang yang suka bershadaqah adalah orang yang

benar pengakuan imannya.

Sedangkan shadaqah menurut istilah syariat Islam,

pengertian shadaqah sama dengan pengertian infaq,

termasuk dalam hukum dan ketentuan – ketentuannya.50

Namun diantara keduanya memiliki perbedaan,

infaq hanya dapat diberikan berupa materi, sedangkan

shadaqah tidak hanya berupa materi, melainkan juga dapat

berupa non materi. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan

Imam Muslim dari Abu Dzar, yang artinya:

“Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW bahwasanya

beliau bersabda “Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh

persendian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih

adalah shadaqah, setiap bacaan tahmid adalah shadaqah,

dan setiap amar ma’ruf adalah shadaqah, setiap nahi

mungkar adalah shadaqah, ini semua bisa dicukupi

dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 rakaat.

49 Abu Qasim Al Ashfahani, Mufradat Alfazh Al-Qur’an, (Damsyiq,

Daar Al-Qalam, t.t) 1/575-576 50 Ibrahim, Yasin, Kitab Zakat, Hukum, Tata Cara dan Sejarah,

(Bandung: Marja, 2008), h. 45

Page 66: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

52

(HR. Muslim).51 Maka dari hadist diatas menjelaskan

bahwa, jika tidak mampu bershadaqah dengan harta, dapat

dilakukan dengan cara lain, seperti membaca tasbih,

takbir, tahmid, dan tahlil, serta melakukan amar ma’ruf

nahi mungkar.

Menurut Ahmad Sangid, shadaqah dalam konsep

Islam mempunyai arti luas, tidak hanya terbatas pada

pemberian sesuatu yang sifatnya materil kepada orang –

orang miskin. Shadaqah itu mencakup semua perbuatan

kebaikan, baik fisik maupun non fisik.52

D. Konsep Lembaga Amil Zakat

1. Pengertian LAZ

LAZ adalah sebuah lembaga pengelola zakat yang

dibentuk oleh sekumpulan masyarakat yang bersifat

swasta. Dengan demikian bahwa LAZ (lembaga amil

zakat) merupakan suatu organisasi yang dibentuk sebagai

wadah untuk pengeleloaan dana ZIS dalam upaya

memberi kemaslahatan kepada umat muslim.

Dalam Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2011

Pasal 17, dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014

Pasal 56, untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan,

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,

masyarakat dapat membentuk LAZ. Maka lembaga amil

zakat yang selajutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang

51 Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi Al-Naisaburi, Al-Jami’ Al-

Shahih Al-Musamma Shahih Muslim, jilid 5, h. 176 52 Ahmad Sangid, Dahsyatnya Sedekah, (Jakarta: Qultum Media,

2008), h. 25

Page 67: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

53

dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan

zakat.53

2. Syarat – syarat LAZ

LAZ memiliki peran untuk membantu BAZNAS

dalam pelaksanaan pengelolaan dan zakat, infaq, dan

shadaqah. Maka sebelum membetuk LAZ perlu adanya

ketentuan syarat yang harus diketahui. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Pasal 57, tertulis

sebagai berikut:

Pembentukan LAZ sebagaimana dimaksud dalam

pasal 56 wajib mendapat izin menteri atau pejabat yang

ditunjuk oleh menteri setelah memenuhi persyaratan:

a) Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam

yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan

sosial, atau lembaga berbadan hukum.

b) Mendapat rekomendasi dari BAZNAS.

c) Memiliki pengawas syariat.

d) Memiliki kemampuan teknis, administratif, dan

keuangan untuk melaksanakan kegiatannya.

e) Bersifat nirlaba.

f) Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi

kesejahteraan umat, dan

g) Bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

53 Undang – Undang No 23 Tahun 2011 Pasal 17, dan Peraturan

Pemerintah No 14 Tahun 2014, Tentang Lembaga Amil Zakat, diakses pada

tanggal 21 Februari 2020

Page 68: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

54

3. Tujuan dan Fungsi LAZ

LAZ memiliki tujuan dalam pengelolaan dana

zakat, agar supaya zakat dapat berkembang dengan baik.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2011

Pasal 3, tujuan pengelola zakat sebagai berikut:

a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan

dalam pengelolaan zakat; dan

b) Menigkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan penaggulanan

kemiskinan.

Lembaga amil zakat yang baik semestinya dapat

mampu mengelola zakat yang terkumpul secara efektif

dan efisien. Maka agar supaya pengelolaan dana zakat

berjalan dengan, LAZ harus menjalankan fungsi

sebagaimana mestinya.

Dalam pengelolan zakat yang dikelola oleh

lembaga amil zakat memiliki fungsi, diantaranya:

a) LAZ berfungsi untuk membuat perencanaan dalam

pengumpulan dan pendistribusian zakat.

b) LAZ berfungsi untuk pelaksanaan pengumpulan dan

pendistribusian zakat agar perencanaan yang telah

dibuat dapat berjalan dengan baik.

c) LAZ berfungsi untuk membuat laporan dan

pertanggung jawaban terkait pelaksanaan yang telah

dilakukan.

d) LAZ berfungsi untuk mengevaluasi setiap proses

yang telah dilalui agar supaya segala kekurangan yang

Page 69: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

55

dapat diperbaiki, dengan harapan dalam jangka waktu

panjang pengelolaan zakat dapat berjalan dengan

baik.

E. Muzakki

Muzakki adalah orang yang telah diwajibkan untuk

mengeluarkan zakat atas harta kepemilikan yang telah

mencapai nisab dan haul. Zakat yang dikeluarkan oleh seorang

muzakki (pemberi) harus diberikan kepada para mustahiq

(penerima) sesuai dengan ketentuan syari’at Islam. Muzakki

adalah orang yang berkecukupan dalam harta serta dipandang

orang kaya, menurut syariat Islam orang yang wajib untuk

mengeluarkan zakat diantaranya, yaitu:54

a. Mencatat harta kekayaan yang dimiliki

b. Menghitung zakat dengan benar

c. Membayarkan zakat pada amil zakat

d. Meniatkan membayar zakat karena Allah SWT

e. Melafalkan akad pada saat membayar zakat

f. Menunaikan infaq dan shadaqah jika harta masih berlebih

54 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam

(Tinjauan Teoritis dan Prakits), (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. Ke-2, h. 299

Page 70: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

56

Adapun penjelasan tentang mustahiq terbagi menjadi

delapan asnaf, diantarnya sebagai berikut:55

a. Fakir

Fakir merupakan golongan orang mereka yang

tidak memiliki pekerjaan sama sekali atau memiliki

pekerjaan tapi penghasilannya tidak mencukupi sebagian

kebutuhannya. Kebutuhannya jauh lebih banyak dari pada

harta yang dimilikinya.

b. Miskin

Miskin merupakan golongan orang yang memiliki

harta untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan

keluarganya, akan tetapi tidak memenuhi standar.

c. Amil

Amil merupakan golongan orang yang diberikan

tugas atau mandat oleh pemerintah atau masyarakat secara

organisasi untuk mengurus kewajiban zakat, yaitu dengan

mengumpulkan, menjaga, dan menyalurkannya. Amil

memiliki hak zakat yang terkumpul untuk digunakan

sebagai operasional, administrasi dan honor / gaji bagi

anggota. Setiap amil berhak mengambil bagiannya sesuai

dengan kedudukan dan prestasi kerjanya, meskipun ia

tergolong orang kaya.

55 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat & Wirausaha,

(Jakarta: CED, 2005), h. 12.

Page 71: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

57

d. Muallaf

Muallaf merupakan golongan orang yang baru

masuk Islam dengan kekurangan serta lemahnya keimanan

yang baru diyakininya, maka perlu adanya bimbingan

berkelanjutan, agar supaya keimanannya semakin kuat.

e. Riqab

Riqab merupakan golongan hamba sahaya atau

budak, maka perlu disalurkan untuk membantu

memerdekakannya. Namun di zaman sekarang,

perbudakan dalam makna harfiah sudah tidak ada lagi,

yang ada adalah perbudakan dalam makna lain, seperti

orang yang tertindas oleh penjajah atau golongan lain.

f. Gharim

Gharim merupakan golongan orang yang memiliki

hutang dan tidak mampu untuk melunasinya.

g. Fi sabilillah

Fi sabilillah merupakan golongan orang yang

mencari sarana untuk menuju keridhaan Allah dalam

semua kepentingan umat Islam secara umum, untuk

kejayaan agama dan negara bukan untuk keperluan

pribadi. Golongan ini meliputi banyak perbuatan yang

meliputi berbagai bidang perjuangan dan amal ibadah,

baik segi agama, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya,

kesenian, kesehatan, pengiriman da’i, penerbitan mushaf,

dll.

Page 72: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

58

h. Ibnu sabil

Ibnu sabil merupakan golongan musafir, yaitu

orang yang berpergian jauh dan kehabisan bekal, dan saat

itu ia samgat membutuhkan bantuan untuk memenuhi

kebutuhannya agar sampai ke tempat tujuan. Pada masa

sekarang, bagian ini dapat disalurkan untuk beasiswa bagi

pelajar mahasiswa yang kurang mampu, mereka yang

belajar dari kampung halaman, penyediaan sarana

pemondokan yang terjangkau bagi musafir muslim atau

asrama pelajar.

F. Kepercayaan

1. Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan (trust) merupakan sebuah keyakinan

yang diberikan oleh pihak pertama individu atau organisasi

kepada pihak lain berupa prilaku/sikap (amanah, adil,

bertanggung jawab), komitmen, berkompetensi, serta

memiliki profesionalitas yang berkaitan dengan individu

seseorang, atribut, dan objek tertentu.

Menurut Mowen dan Minor menjelaskan bahwa

kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang

dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat

konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya.56

Menurut Sumarwan, kepercayaan merupakan

pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan

manfaatnya. Kepercayaan itu sering disebut perkaitan

56 Jhon Mowen, dan Michael Minor, “Perilaku Konsumen,

Terjemahan Dwi Kartika Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 312.

Page 73: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

59

objek-atribut (object-attribute linkage), yaitu kepercayaan

konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara

sebuah objek dengan atributnya yang relevan.57

2. Faktor – Faktor Pembentukan Kepercayaan

Mendapatkan sebauh kepercayaan dari konsumen atau

pihak lain merupakan hal penting bagi suatu organisasi atau

perusahaan. Karena kepercayaan dapat memberikan dampak

terhadap kemajuan organisasi atau perusahaan yang disebabkan

oleh dasar pemikiran dan pengalaman. Kepercayaan dapat

dibentuk dengan beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Reputasi (Reputation)

Reputasi merupakan suatu atribut yang diberikan

kepada penjual berdasarkan pada informasi dari orang atau

sumber lain. Reputasi dapat menjadi penting untuk

membangun kepercayaan seorang konsumen terhadap

penjual karena konsumen tidak memiliki pengalaman

pribadi dengan penjual. 58

b. Integritas (Integrity)

Integritas merupakan keselarasan antara niat, pikiran,

perkataan dan perbuatan. Dalam prosesnya, berjanji akan

melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan

profesional dalam arti akan mengerahkan segala

57 Ujang Sumarwan, “Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya

dalam Pemasaran”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 165-166.

58 McKnight et al, “Developing and Validating Trust Measures for E-

Commerce: An Integrative Typology”, Infromation System Reasearch, No.3

Vol. 13, ( Semptember, 2002), h. 334-359.

Page 74: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

60

kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk

memberikan hasil kerja terbaik.59

c. Kompetensi (Competence)

Kompetensi merupakan keyakinan seseorang terhadap

kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu

konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang

dibutuhkan konsumen tersebut.

d. Predictability

Predictability merupakan konsistensi perilaku oleh

pihak penjual. Kemampuan penjual untuk memberikan

kepastian akan barang yang dijual, sehingga konsumen

dapat mengantisipasi dan memprediksi tentang kinerja

penjual. Predictability meliputi citra diri dari penjual, resiko

atau akibat yang mampu diprediksi dan konsistensi.60

3. Jenis – Jenis Kepercayaan

Menurut Mowen dan Minor terdapat beberapa jenis

kepercayaan, diantaranya sebagai berikut:61

a. Kepercayaan atribut produk

Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki sebut

atribut khusus yang disebut kepercayaan atribut objek.

Kepercayaan atribut - objek menghubungkan sebuah atribut

dengan objek, seperti seseorang, barang atau jasa. Melalui

kepercayaan atribut objek, konsumen menyatakan apa yang

diketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya.

59 Wibowo, “Manajemen Perubahan”, (Jakarta: PT. Grafindo

Persada, 2006), h. 380.

60 Restika, Firdayanti, “Persepsi Risiko Melakukan E-Commerce

dengan Kepercayaan Konsumen dalam Membeli Produk Fashion Online”,

Jurnal of Sosial and Industrial Psychology, Vol. 1, 2012, h. 178.

61 Jhon Mowen, dan Michael Minor, “Perilaku Konsumen,

Terjemahan Dwi Kartika Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 312.

Page 75: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

61

b. Kepercayaan manfaat atribut

Seseorang mencari produk dan jasa yang akan

menyelesaikan masalah – masalah dan memenuhi

kebutuhannya dengan kata lain memiliki atribut yang akan

memberikan manfaat yang dapat dikenal. Hubungan antara

atribut dan manfaat ini menggambarkan jenis kepercayaan

kedua. Kepercayaan atribut manfaat merupakan persepsi

konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu

menghasilkan, atau memberikan, manfaat tertentu.

c. Kepercayaan manfaat objek

Jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan

menghubungkan objek dan manfaatnya. Kepercayaan

manfaat objek merupakan persepsi konsumen tentang

seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan

memberikan tertentu.

Maka kepercayaan dapat memberikan pengaruh besar

terhadap organisasi, perusahaan, dan individu seseorang. Karena

dengan adanya kepercayaan yang telah terbangun, akan

memberikan keyakinan lebih untuk memberikan amanah

sepenuhnya kepada individu atau organisasi serta dapat menjalin

hubungan jangka panjang.

Page 76: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

62

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT

HARAPAN DHUAFA (LAZ HARFA) BANTEN

A. Sejarah Berdirinya LAZ HARFA

Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ HARFA)

berdiri pada tanggal 25 September 2004 sebagai fusi dari

empat LAZ yang berada ditingkat kabupaten dan kota, yaitu

LAZ Harapan umat (HaRum) dan Lembaga Yatim Dhuafa

(Latifa) yang berkantor di Kabupaten Serang, LAZ Dompet

Amanah Amal Insani (DAAI) yang berkantor di Kota Cilegon

dan LAZ Amal Sejahtera yang berkantor di Kabupaten

Tangerang. Semua LAZ diatas difusikan disebabkan karena

LAZ yang diakui pemerintah hanya ada ditingkat provinsi dan

pusat.

Empat LAZ tersebut beryayasan dan telah mendapatkan

izin dan legalitas dari walikota dan bupati, dibentuk oleh para

aktivis dan pemerhati ekonomi Islam dari berbagai organisasi

dan perguruan tinggi, seperti PII, ICMI, dan IAIN dalam

rangka menyambut Undang–Undang Zakat Nomor 23 Tahun

1999 yang terbit pada era Kepresidenan BJ. Habibi. Disamping

mereka juga melihat LAZ baru ada ditingkat nasional, seperti

LAZ Dompet Dhuafa, Harapan Kita, tapi untuk tingkat

regional belum ada, hingga munculah inisiatif dari mereka

untuk membentuk LAZ tingkat regional.

Tahun 2003 terbitlah Keputusan Mentri Agama Republik

Indonesia No. 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-

Page 77: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

63

undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam

Pasal 22 Undang–Undang tersebut, dijelaskan kriteria dan

persyaratan pendirian LAZ. Pasal tersebut hanya

mengakomodir dan menjelaskan LAZ yang bisa dikukuhkan

oleh pemerintah hanya ada di dua tingakatan saja, tingkat pusat

dan tingkat provinsi, sehingga keberadaan empat LAZ yang

berada di tingkat kabupaten atau kota tidak bisa dikukuhkan

oleh pemerintah. Dengan demikian para aktivis dari empat

LAZ di atas berinisiatif untuk menggabungkan diri satu sama

lain, hingga akhir 2004 September lahirlah LAZ HARFA.

LAZ tersebut menyepakati nama HARFA, karena mereka

ingin fokus dan concern dengan kaum dhuafa yang di

dalamnya termasuk anak yatim. Kantor pusat LAZ HARFA

berlokasikan di Ciceri Serang Banten, yang dahulunya kantor

LAZ Harapan Umat (HARUM), sedangkan kanto yang ada di

Cilegon dan Tangerang menjadi kantor cabang LAZ HARFA.

Akhir Desember 2004 terjadi tsunami di Aceh, HARFA

yang baru terbentuk langsung menggalang dana besar–besaran,

mengumpulkan sumbangan pakaian yang masih layak pakai,

lalu Januari 2005 LAZ HARFA memberangkatkan tim medis,

mengirimkan pakaian layak pakai, logistik, obat–obatan dan

sebagainya, kerja sama dengan korem. Saat itu satu–satunya

lembaga yang menggaung mengadakan penggalangan dana

dan bantuan di Provinsi Banten hanya LAZ HARFA.

Operasional terus berjalan, program–program aksi peduli

cerdas, aksi peduli sehat, aksi peduli ekonomi, aksi peduli

sosial, dan aksi peduli kemanusiaan juga terus dijalankan.

Page 78: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

64

Undang–Undang zakat terus berkembang dan mengalami

revisi. LAZ HARFA secara yayasan sudah legal, tapi secara

kelembagaan, LAZ HARFA belum mendapatkan rekomendasi

dari gubernur, pada tahun 2008 para aktivis mengajukan

permohonan izin dan legalitas dari Kementrian Agama

Provinsi dan gubernur, tetapi mereka tidak langsung

memberikan rekomendasi, karena menunggu UU zakat yang

sedang direvisi. Kemudian terbitlah UU Zakat Nomor 23

Tahun 2011, namun belum juga bisa dikeluarkan rekomendasi,

karena harus menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah dan

Keputusan Menteri Agama.

Undang–Undang Zakat No. 23 Tahun 2011, mengharuskan

lembaga zakat sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan

atau lembaga berbadan hukum, maka pada tanggal 27 Februari

2012 disahkan Akta pendirian Yayasan Harapan Dhuafa

Banten dengan Surat Keterangan Kementrian Hukum dan

HAM Republik Indonesia Nomor : AHU – 1799. AH. 01. 04

Tahun 2012 Tentang Pengesahan Yayasan Harapan Dhuafa

Banten. Maka berdasarkan akta tersebut, didirikanlah Lembaga

Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ HARFA). LAZ HARFA

kemudian diresmikan pada tahun 2016 dengan Surat

Keputusan Dirjen BIMAS Kementrian Agama RI:DJ.III /651

Tahun 2016.

LAZ HARFA menghimpun dana sosial dari individu atau

korporasi, berupa zakat, infaq, shadaqah, atau bantuan

kemanusiaan lainnya untuk didayagunakan dan orang – orang

yang terlantar sesuai perintah Allah dalam Al – Qur’an Surat

Page 79: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

65

Al – Mau’un dan amanat konstitusi, UUD 1945 Pasal 27.

Selain berupa bantuan langsung tunai yang bersifat konsumtif,

dana sosial disalurkan melalui program pendidikan, kesehatan,

dan pemberdayaan ekonomi.62

B. Visi dan Misi LAZ HARFA

1. Motto :

“Menggugah peduli mewujudkan harapan”

2. Visi :

“Menjadi lembaga terpercaya dalam pemberdayaan

dhuafa”

3. Misi :

a) Membangun partisipasi dan kepedulian masyarakat

terhadap dhuafa

b) Mengelola ZISWAF dan dana lainnya untuk

peningkatan kesejahteraan

c) Mengembangkan potensi masyarakat melalui

program pemberdayaan dan kemitraan

d) Membangun profesionalisme lembaga melalui

pelayanan yang prima

e) Membangun SDM yang berkarakter dan profesional

sebagai pelopor perubahan

4. Tujuan :

“Memberikan kemudahan pelayanan, ketetapan sasaran

dan penyaluran, dan kejelasan program serta akuntabilitas

pelaporan”.

62 Dokumen Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa

Page 80: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

66

C. Struktur Kepengurusan LAZ HARFA63

1. Pembina LAZ HARFA

a) Ketua : Drs. KH. Sulaiman Ma’ruf

b) Anggota : Wahyu Suwargi, SKM, M.Pd.

2. Pengawas Manajemen LAZ HARFA

a) Ketua : H. Subandiono, MM

b) Anggota : Ir. H. Hartono

3. Pengawas Syariah

a) Ketua : Drs. Asmuni, M.Pd.

b) Anggota : - Ustd. Ucu Samsudin, Lc

- Ustd. Zaenul Haq, Lc

4. Pengurus LAZ HARFA

a) Ketua : Mulyadi Firdaus, S.Ag.

b) Sekretaris : Dr. Fadlullah, M.Si.

c) Bendahara : Yudi Hermawan

5. Direktur LAZ HARFA

a) Indah Prihanande, SE.

6. Manajer LAZ HARFA

a) Manajer Keuangan dan SDM : Ii Irfan, SE.

b) Manajer Humas, Media, dan Fundraising:

Muhammad Mukri, S.Pd.

c) Manajer Program : Imam Hidayat

63 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 81: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

67

7. Kepala Divisi LAZ HARFA

a) Kepala Divisi Keuangan : Hatma Wigati, SE.

b) Kepala Divisi SDM : Marjaya, S.Pd.

c) Kepala Divisi Fundraising : Sopan, S.Pd.I.

d) Kepala Divisi IT : M. Yusuf Fadilah

e) Kepala Divisi Humas : Raisa Divania, S.Kom.

f) Kepala Divisi Pendistribusian : Akhmad Hidayatullah

g) Kepala Divisi Pendayagunaan : Supriyadi

Gambar 3.1

Struktur Kepengurusan LAZ HARFA

Sumber: Dokumentasi LAZ HARFA

Page 82: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

68

D. Legal Formal LAZ HARFA

Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ HARFA)

menjadi salah satu lembaga resmi yang bergerak dalam

pengelolaan dana ZIS, dari mulai proses fundraising,

pendistribusia, dan pendayagunaan. Legalitas formal lembaga

ini dapat dibuktikan sebagai berikut:64

1. Akta Notaris:

HM. Islamsyah Arifin, SH. No. 27 Tanggal 27 Februari

Tahun 2012

2. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia:

AHU – 1799.AH.04.Tahun 2012

3. Direktorat Kesatuan Bangsa dan Politik:

220 – 12 – 08/0017/VII/2012

4. Dinas Sosial :

460/1836/LKS/DINSOS/2018

5. Kementerian Keuangan :

PEM-0003745ER/WJP.08/KP.0103/2012

6. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI :

DJ.III/651 Tahun 2016

64 Dokumen Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa

Page 83: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

69

E. Program – Program LAZ HARFA

1. Program LAZ HARFA

LAZ HARFA memiliki program – program

pendayagunaan dana zakat, infaq, shadaqah (ZIS)

diantaranya sebagai berikut:65

a) Channel Pendidikan

1. Gerakan teman asuh

2. Kafalah da’i

3. Harfa skill center

4. Rumah tahfidz harfa

5. Ngaji bareng abang becak (NGABACA)

6. Sentuhan hati muallaf

7. Kajian remaja masjid

b) Channel Kesehatan

1. Advokasi kesehatan

2. Khitanan Gen – Ha

3. Ambulance gratis

4. Klinik medika harfa

c) Channel Ekonomi

1. Qordhul hasan

2. Bantuan gerobak usaha

3. Pemberdayaan ekonomi muallaf

4. Kelompok keuangan mikro (KKM)

65 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 84: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

70

d) Program Khusus

1. Semangat ramdhan

2. Qurban VAGANZA

3. Aqiqah

e) Program Disaster

1. Pengurangan resiko bencana Tas Antisipasi

Bencana, Sosialisasi Penanggulangan Resiko

Bencana (PRB), Pelatihan Penaggulangan Resiko

Bencana (PRB).

2. Tanggap darurat (Rescue, Food Item, Non Food

Item, Wash, Shelter, Health)

3. Disaster Recovery Program HUNTARA (Hunian

Sementara), WASH (Water, Sanitation, and

Hygiene), Bantuan Fasilitas Usaha, Dukungan

Psikososial, Bantuan Pendidikan, Pembentukan

Karakter Nelayan, Pemberian Modal Usaha,

Pendampingan Belajar Anak.

f) Program Humanitarian Relief

LAZ HARFA ikut serta dalam memberikan

bantuan kemanusiaan bagi saudara – saudara kita di

luar Indonesia yang terdampak konflik kemanusiaan

maupun kebencanaan. Bantuan kemanusiaan ini LAZ

HARFA sudah membantu dan tersebar ke beberapa

negara, seperti: Palestina, Suriah, dan Rohingya.

Page 85: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

71

g) Program Desa Harapan

Desa harapan adalah proses pembangunan dimana

masyarakat berinisiatif untuk memulai proses

kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi

diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya berhasil

dinilai sebagai “pemberdayaan masyarakat” apabila

kelompok komunitas atau masyarakat tersebut

menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai

subyek. Pada program desa harapan terdapat program

khusus, diantaranya sebagai berikut:

1. Community Lead Total Sanitation (CLST)

Program CLST merupakan penyedia sarana

untuk MCK yang telah terbagi di beberapa desa

yang menjadi kebutuhan masyarakat.

2. Kelompok Keuangan Mikro (KKM)

Kelompok Keuangan Mikro (KKM)

merupakan program dana bergulir, salah satu

sarana untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Melalui program ini diharapkan aktivitas

perekonomian di suatu daerah akan semakin

meningkat seiring bertambahnya tingkat

pendapatan mereka, karena memperoleh

pembiayaan yang bukan untuk kegiatan

konsumtif, melainkan wajib digunakan untuk

modal usaha.

Page 86: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

72

3. Sarana Air Bersih (SAB)

Program pembangunan sarana air bersih

melibatkan partisipasi masyarakat melalui

pendekatan CLST. Pendekatan CLST adalah

suatu pendekatan yang diterapkan untuk

memfasilitasi masyarakat dalam memahami

permasalahan dan potensi peningkatan sanitasi di

komunitasnya.

4. Promosi Kesehatan (PROMKES)

Promosi kesehatan, kegiatan mengedukasi

masyarakat untuk hidup sehat dan memberikan

informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat

memicu kesadaran masyarakat mengenai

program atau gerakan yang tengah direncanakan

oleh pemerintah.

5. Pemanfaatan Lahan Pekarangan (PLP)

Pemanfaatan lahan pekarangan, kegiatan

yang sangat memberikan pengaruh positif dan

melibatkan semua elemen masyarakat khususnya

perempuan yang berstatus sebagai ibu rumah

tangga, sebagai wujud kemandirian pangan.

6. Pemberdayaan DIFABEL

Setiap warga berhak hidup sejahtera lahir

dan batin serta bertempat tinggal di lingkungan

hidup yang baik serta berhak mendapatkan

Page 87: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

73

layanan kesehatan termasuk para kaum

DIFABEL. LAZ HARFA peduli DIFABEL

dengan cara memberikan modal usaha non

bergulir dengan tujuan para kaum DIFABEL

terus berkembang menuju kehidupan yang lebih

baik.

7. Sosialisasi Perlindungan Anak dan Sosialisasi

Gender

Sosialisasi perlindungan anak sebagai

wujud dalam melindungi anak – anak negeri dari

kekerasan di dalam rumah tangga dan melakukan

pendekatan secara edukasi kepada para orang tua

sebagai wujud terciptanya keharmonisan

keluarga.

LAZ HARFA tengah berusaha membangun

pemahaman agar kerja – kerja yang difasilitasi

oleh LAZ HARFA tidak memicu terjadinya

beragam bentuk ketidakadilan yang berbasis pada

gender, antara lain diskriminasi, marjinalisasi,

beban berlebihan, pemberian label negative, dan

kekerasan.

Page 88: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

74

Tabel 3.1

Jumlah Penerima Manfaat Tahun 2007-2018

No. Program Jumlah Penerima

1 Pendidikan 11.794

2 Kesehatan 18.534

3 Ekonomi 2.036

4 Khusus 20.523

5 Disaster 96.387

6 Humanitarian Relief

7 Desa Harapan 40.966

2. Wilayah Program66

a) Kota Serang

b) Kabupaten Serang

c) Kota Cilegon

d) Kabupaten Pandeglang

e) Kabupaten Lebak

66 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 89: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

75

3. Alamat Kantor67

a) Kantor Pusat (Serang)

Jalan Ciwaru Raya, Komplek Pondok Citra I, No. 1B

RT. 04/18, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang,

Kota Serang, Provinsi Banten, Telp. (0254) 200825.

b) Kantor Cabang Cilegon

Jalan Letnan Jenderal R. Suprapto Link. Ramanuju

Baru RT. 08/04 Kelurahan Purwakarta, Kota Cilegon.

c) Kantor Cabang Pandeglang

Jalan Rangkasbitung KM. 3 Pandeglang, Kampung

Sabitangtu, RT. 06/02, Desa Bangkonol, Kecamatan

Koroncong Pandeglang, Telp. (0253) 5501222.

d) Kantor Cabang Lebak

Jalan. Soekarno Hatta Bypass, Kelurahan Cibadak,

Rangkasbitung, Kab. Lebak, Provinsi Banten.

67 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 90: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

76

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Strategi Fundraising LAZ HARFA

LAZ HARFA merupakan salah satu lembaga nirlaba yang

bergerak dalam penghimpunan dan pengelolaan dana zakat,

infaq, shadaqah, dan wakaf. Maka dari itu LAZ HARFA sudah

semestinya memiliki strategi dalam meningkatkan minat

masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq, shadaqah, dan

wakaf, mulai dari individu, kelompok, instansi, atau organisasi

lainnya.

Strategi dalam meningkatkan minat masyarakat agar dapat

mengalokasikan dana ZISWAF kepada lembaga zakat. Maka

hal yang perlu dilakukan oleh lembaga zakat itu sendiri, yaitu

mempersiapkan metode fundraising dengan membuat

perencanaan program – program kegiatan agar pesan tentang

ZISWAF dapat tersampaikan kepada masyarakat.

Strategi fundraising sangat penting untuk dipersiapkan

dalam upaya pendukung dalam menjalankan suatu program

bagi lembaga zakat. Setiap lembaga zakat pasti memiliki

caranya masing – masing dalam proses penghimpunan, khusus

bagi LAZ HARFA strategi fundraising yang kami terapkan

menjadi dua cara, pertama melakukan penghimpunan secara

langsung, dan kedua penghimpunan secara tidak langsung.68

68 Hasil wawancara bapak Marjaya, S.Pd (Ka. Divisi SDM), pada

tanggal 11 September 2020

Page 91: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

77

Dalam pelaksanaannya LAZ HARFA melakukan beberapa

strategi fundraising yang terbagi menjadi dua metode, yaitu

pertama dengan cara direct fundraising, dan metode kedua

dengan cara inderct fundraising. Dari kedua metode tersebut

terdapat program kegiatan yang dipersiapkan untuk

memfasilitasi penghimpunan dana yang akan diberikan

masyarakat, berikut penjelasan dari metode yang terdapat di

LAZ HARFA: 69

1. Direct Fundraising (penghimpunan secara langsung)

Direct fundraising merupakan suatu metode dalam

pelaksanaannya menggunakan teknik – teknik atau cara

penghimpunan dana yang dilakukan secara langsung

dengan melibatkan partisipasi fundraiser berhadapan

langsung dengan muzakki. Ada beberapa metode direct

fundraising yang diaplikasikan oleh LAZ HARFA

diantaranya sebagai berikut:

a. Pelayanan di kantor LAZ HARFA

Dalam optimalisasi pelayanan perlu adanya sebuah

kantor sebagai sarana untuk memberikan fasilitas

kepada para muzakki agar mereka dapat lebih mudah

mendapatkan informasi secara langsung. Sekaligus

dapat meningkatkan kepercayaan muzakki terhadap

lembaga zakat itu sendiri dan memudahkan mereka

69 Hasil wawancara bapak Marjaya, S.Pd (Ka. Divisi SDM), pada

tanggal 11 September 2020

Page 92: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

78

untuk membayar ZIS dengan mendatangi kantor LAZ

HARFA secara langsung.

b. Gerai zakat

Memberikan solusi kemudahan bagi para muzakki

untuk mendapatkan informasi dan memabayar ZIS

tidak hanya di kantor lembaga zakat itu sendiri, akan

tetapi LAZ HARFA memberikan solusi dengan

membuka beberapa gerai zakat agar dapat

memberikan kemudahan bagi para muzakki. Gerai

zakat LAZ HARFA belokasikan di berbagai titik

seperti di perkantoran, di pusat perbelanjaan (mall,

pasar, dsb), di sekitar masjid besar, di beberapa

moment event Islami, dan di tempat umum lainnya

yang memiliki potensi banyaknya muzakki.

c. Sosialisasi door to door

Mensosialisasikan informasi secara langsung

sangat penting dalam upaya memberikan pemahaman

perihal ZIS kepada para muzakki serta meningkatkan

minat muzakki untuk menunaikan ZIS, perlu adanya

sosialisasi door to door dengan cara mendatangi

langsung kelokasi para muzakki atau membuat janji

pertemuan di waktu tertentu. Dengan cara ini dapat

mempengaruhi muzakki dengan memberikan

motivasi, karena mereka akan merasa bahwa mereka

diikut sertakan sebagai partisipasi untuk memberikan

kesejahteraan bagi orang yang membutuhkan.

Page 93: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

79

d. Brosur

Brosur merupakan salah satu media sebagai sarana

untuk memberikan informasi produk yang berisikan

program – progaram, gambar pendukung, alamat,

nomor telepon, dan no. rekening bagi lembaga itu

sendiri, yang kemudian akan disebar luaskan

diberbagai tempat.

e. Spanduk

Spanduk merupakan sarana untuk memberikan

informasi dengan berupa gambar dan kalimat ajakan

yang dipasang di beberapa tempat umum dan event

tertentu, agar pesan yang ingin disampaikan dapat

diketahui oleh para muzakki.

f. Kotak keping cinta (KKC)

Kotak keping cinta (KKC) adalah salah satu metode

berupa celengan yang dibuat oleh LAZ HARFA untuk

memberikan motivasi kepada para muzakki agar

supaya mereka dapat melatih diri untuk bersedekah

harian, hal ini menjadi cara yang baik untuk

menumbuhkan rasa peduli di lingkungan keluarga

khususnya bagi anak-anak karena dari kecil mereka

sudah dilatih menabung untuk sedekah. Jika celengan

sudah terisi penuh dapat diberikan langsung ke kantor

LAZ HARFA atau bisa menggunakan layanan jemput

zakat dengan cara menghubungi langsung bagian

pelayanan di LAZ HARFA.

Page 94: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

80

g. Menjalin kerjasama dengan pihak lain

Strategi fundraising yang dilakukan LAZ HARFA

dalam memaksimalkan penghimpunan agar dapat

berjalannya program dengan baik, maka perlu adanya

kerjasama dengan pihak lain. LAZ HARFA telah

membangun kerjasama dengan beberapa pihak

diantaranya seperti para pelaku usaha, instansi, dan

kepemerintahan.

2. Indirect Fundraising (penghimpunan secara tidak

langsung)

Indirect fundraising merupakan suatu metode

dalam pelaksanaanya menggunakan teknik – teknik atau

cara penghimpunan dana yang dilakukan dengan cara

tidak melibatkan partisipasi muzakki secara langsung

melalui beberapa sarana. Ada beberapa metode indirect

fundraising yang diaplikasikan oleh LAZ HARFA

diantaranya sebagai berikut:

a. Telepon

Telepon merupakan media komunikasi yang sering

digunakan untuk memberikan kemudahan bagi para

muzakki agar mendapatkan informasi tentang zakat

atau lembaga zakat itu sendiri. Bagi para muzakki

yang ingin membutuhkan pelayanan zakat dapat

mencari kontak telepon lembaga melalui brosur,

spanduk, dan media iklan lainnya.

Page 95: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

81

b. SMS Blast

SMS Blast menjadi sarana untuk menyampaikan

pesan singkat dengan mengatas namakan lembaga. Isi

pesan yang dikirim kepada muzakki berisikan

informasi ajakan untuk berzakat, serta memberikan

informasi laporan donasi yang telah diterima oleh

lembaga.

c. Website

LAZ HARFA memiliki website yang dapat diakses

dengan mudah oleh muzakki untuk mencari informasi

tentang zakat. Website resmi LAZ HARFA yang

diakses oleh masyarakat yaitu https://lazharfa.org/,

website tersebut berisikan informasi tentang profile

LAZ HARFA, program kegiatan, pelayanan zakat,

berita seputar zakat, laporan penghimpunan dan

pendistribusian dana ZIS.

d. Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu sarana media

komunikasi yang hanya dapat digunakan secara

online. Para pengguna media sosial dapat

memanfaatkan hal ini untuk berkomunikasi, berbagi

informasi, berinterkasi, serta dapat menyampaikan

pesan melalui gambar dan video.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein

mendesinisikan media sosial sebagai “sebuah

kelompok aplikasi yang berbasis internet yang

dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0

Page 96: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

82

dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user –

generated content”.2

LAZ HARFA memiliki akun media sosial aktif

yang dipergunakan untuk menyampaikan infomasi

zakat, ajakan untuk berdonasi, dokumentasi kegiatan,

dan laporan donasi. Ada beberapa media sosial yang

digunakan oleh LAZ HARFA diantaranya sebagai

berikut:

1) Facebook

Facebook meruapakan akun media sosial

yang dapat dimanfaat untuk menyampaikan

informasi melalui kalimat pesan atau gambar dan

video kegiatan, agar supaya kegiatan lembaga

dapat diketahui oleh para muzakki. Untuk akun

facebook LAZ HARFA yaitu @laz.harfa.

Gambar 4.1

Facebook LAZ HARFA

Sumber: Facebook LAZ HARFA

2 Kaplan, Andreas dan Michael Haenlein, User of The World, Untiled

The Challenges and Opportunities of Sosial Media (Business Horizons: 2010),

53(1): 59-68.

Page 97: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

83

2) Twitter

Selain media sosial facebook yang

dipergunakan oleh LAZ HARFA, terdapat akun

media sosial lain yaitu twitter untuk

menginfomasikan perkembangan kegiatan.

Nama akun twitter LAZ HARFA dapat diakses

oleh para muzakki yaitu @laz_harfa.

Gambar 4.2

Twitter LAZ HARFA

Sumber: Twitter LAZ HARFA

3) Instagram

Akun media sosial selanjutnya yang

dipergunakan oleh LAZ HARFA yaitu

instagram. Instagram memiliki fungsi yang sama

seperti facebook dan tweeter untuk

menyampaikan informasi kepada muzakki

melalui gambar dan video. Nama akun instagram

LAZ HARFA yaitu @laz.harfa.

Page 98: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

84

Gambar 4.3

Instagram LAZ HARFA

Sumber: Instagram LAZ HARFA

4) WhatsApp

Berikutnya media sosial yang digunakan

oleh LAZ HARFA yaitu whatsapp, media sosial

yang dipergunakan untuk mengirim pesan kepada

para muzakki berupa ajakan berdonasi, laporan

penghimpunan dan pendistribusian, program

kegiatan, serta foto dan video kegiatan.

Gambar 4.4

WhatsApp LAZ HARFA

Sumber: WhatsApp LAZ HARFA

Page 99: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

85

B. Implementasi Strategi Fundraising LAZ HARFA

Implementasi strategi fundraising pada LAZ HARFA

dalam meningkatkan kepercayaan muzakki, telah terealisasikan

dengan adanya beberapa program pelayanan yang diberikan

agar dapat memeberikan kemudahan kepada para muzakki

untuk membayar zakat. Berikut bentuk pelayanan yang

terdapat di LAZ HARFA:70

1. Layanan Administrasi LAZ HARFA

a. Infomasi lembaga dan program kegiatan.

b. Layanan pemesanan aqiqah,

Formulir pemesanan aqiqah:

1) Nama:

2) Email:

3) No. Handphone:

4) Kantor pemesanan:

5) Petugas input:

6) Sumber info aqiqah dari:

c. Recruitment relawan zakat,

Formulir relawan zakat:

1) Nama:

2) Tanggal lahir:

3) No. Handphone:

4) Email:

5) Alamat:

6) Mengapa ingin jadi relawan:

70 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 100: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

86

7) Posisi relawan:

8) Upload foto diri terbaru:

d. Layanan untuk donasi

e. Rekening LAZ HARFA

f. Form mustahik

g. Konfirmasi donasi jemput zakat

2. Layanan Muzakki

a. Konsultisasi zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf.

b. Infomasi laporan penghimpunan dan penditribusian

zakat, dan bukti setoran donasi.

c. Konfirmasi pembayaran zakat dan donasi melalui SMS

atau Email.

3. Layanan Pembayaran ZIS

a. Pembayaran ZIS dapat dilakukan melalui kantor LAZ

HARFA, pembayaran ZIS dapat dilakukan melalui

gerai zakat yang berlokasi di beberapa titik keramaian

seperti masjid besar, mall, dan perkantoran khususnya

pada saat bulan ramadhan.

Page 101: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

87

b. Pembayaran ZIS dapat melalui Bank via transfer ATM,

internet banking, mobile banking, dan SMS banking.

Para muzakki dapat berdonasi melalui rekening LAZ

HARFA sebagai berikut:71

1) Rekening zakat

a. Bank : BTN Syriah

No. Rekening : 7191111114

Atas Nama : Yayasan Harfa Banten

b. Bank : Bank Syariah Mandiri

No. Rekening : 7105718408

Atas Nama : LAZ HARFA

c. Bank : BJB Syariah

No. Rekening : 0050301000942

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

d. Bank : BNI

No. Rekening : 2001616162

Atas Nama : Harapan Dhuafa Banten

2) Rekening Infaq

a. Bank : BTN Syariah

No. Rekening : 7191003624

Atas Nama : Yayasan Harfa Banten

b. Bank : Bank Syariah Mandiri

No. Rekening : 7003346538

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

71 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 102: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

88

c. Bank : BJB

No. Rekening : 0078118441100

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

d. Bank : BNI

No. Rekening : 2001717171

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

e. Bank : BNI Syariah

No. Rekening : 0264089319

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

f. Bank : BRI

No. Rekening : 008401000593562

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

g. Bank : BCA

No. Rekening : 2451369221

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

h. Bank : Mandiri

No. Rekening : 1630003848580

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

3) Rekening Wakaf

a. Bank : Muamalat

No. Rekening : 3930000477

Atas Nama : Yayasan HARFA Banten

4. Layanan jemput zakat

Layanan jemput zakat adalah dalah satu program

yang dibuat oleh LAZ HARFA untuk memberikan

kemudahan bagi para muzakki yang tidak bisa datang

langsung ke kantor atau gerai zakat. Bagi para muzakki

Page 103: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

89

yang ingin menggunakan layanan jemput zakat dapat

menghubungi ke nomor telepon sesuai domisili muzakki.

Berikut nomor telepon kantor pusat dan cabang LAZ

HARFA:72

a. Kantor Pusat

Jalan Ciwaru Raya, Komplek Pondok Citra 1 No. 1b,

Kota Serang Banten. (0254) 200825.

b. Cabang Pandeglang

Jalan Raya Rangkasbitung KM. 3 Sabitangtu, Desa

Bangkonol, Kecematan Keroncong, Kabupaten

Pandeglang. (0253) 5213960.

c. Cabang Cilegon

Jalan Letnan Jedral R. Suprapto KM. 37, Kecamatan

Purwakarta, Kelurahan Ramanuju Cilegon Banten.

(0254) 7819478.

d. Cabang Lebak

Jalan Soekarna Hatta Bypass, Kelurahan Cibadak,

Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

(08179612122).

72 https://lazharfa.org/, diakses pada tanggal 8 Agustus 2020

Page 104: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

90

C. Rekapitulasi Penghimpunan dan Jumlah Muzakki

LAZ HARFA selalu berupaya dalam merealisasikan

penghimpunan dana ZIS, jumlah muzakki, dan pendistribusian

sesuai dengan target pencapaian dan tepat pada sasaran yang

nanti akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan

baik bersifat konsumtif atau bersifat produktif. Berikut ini

beberapa realisasi pencapian LAZ HARFA yang telah

berlangsung dalam 3 tahun kebelakang pada tahun 2017 –

2019:73

1. Rekapitulasi Hasil Penghimpunan LAZ HARFA

Penghimpunan dana ZIS pada LAZ HARFA setiap

tahun mengalami penigkatan, karena LAZ HARFA dalam

setiap proses penghimpunan selalu mengimplementasikan

strategi untuk mempengaruhi para muzakki serta

memahami perubahan kondisi yang selalu berubah setiap

tahunnya.

Tabel 4.1

Jumlah Pengimpunan Dana ZIS

73 Dokumen Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa

0

5.000.000.000

10.000.000.000

15.000.000.000

20.000.000.000

Penghimpunan Dana ZIS

2017 2018 2019

Page 105: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

91

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa

penghimpunan dana ZIS terbesar pada tahun 2019 yaitu

Rp. 16.502.365.654, kemudian pada tahun 2018 LAZ

HARFA memperoleh penghimpunan sebesar Rp.

8.510.953.988, dan adapun jumlah peroleh yang terkecil

yaitu pada tahun 2017 sebesar Rp. 5.035.080.766.

2. Rekapitulasi Pencapaian Jumlah Muzakki

LAZ HARFA selalu berupaya dalam meningkatkan

pencapaian jumlah muzakki setiap tahunnya, dengan

memberikan pelayanan terbaik kepada para muzakki agar

supaya mendapatkan kepercayaan serta profesionalitas

lembaga. Dengan harapan para muzakki akan memberikan

amanah sebagian harta yang mereka berikan kepada

lembaga zakat untuk dikelola dengan baik dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Pada tahun 2017 hingga sampai tahun 2019

pencapaian jumlah muzakki dalam setiap bulannya

mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut dapat

disebabkan karena adanya momentum waktu yang dapat

mempengaruhi para muzakki, sebagai contoh moment

tersebut terjadi pada bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya

bagi ummat muslim.

Page 106: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

92

Tabel 4.2

Jumlah Muzakki Tahun 2017

Pada tahun 2017 pencapai jumlah muzakki tertinggi

terjadi pada bulan Juni berjumlah 1.750 pencapian

tertinggi pada bulan Juni terjadi karena bertepatan pada

waktu bulan Ramdhan, sehingga banyak para muzakki

yang mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah kepada

LAZ HARFA, dan pencapaian terendah terjadi pada bulan

Januari berjumlah 108.

No. Bulan Jumlah

1 Januari 108

2 Februari 154

3 Maret 297

4 April 297

5 Mei 258

6 Juni 1.750

7 Juli 314

8 Agustus 318

9 September 269

10 Oktober 211

11 November 239

12 Desember 182

Total 4.397

Page 107: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

93

Tabel 4.3

Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2017

Kemudian pada tahun 2018 jumlah muzakki

kembali bertambah, namun sama seperti tahun 2017 dalam

setiap bulan jumlah muzakki mengalami kenaikan dan

penurunan.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Page 108: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

94

Tabel 4.4

Jumlah Muzakki Tahun 2018

Pada tahun 2018 peroleh jumlah muzakki terjadi

pada akhir tahun yaitu bukan Desember berjumlah 1.050

pencapaian terbesar pada bulan Desember terjadi karena

adanya bencana tsunami di Banten, sehingga banyaknya

bantuan yang diberikan kepada LAZ HARFA, dan jumlah

muzakki terendah terjadi pada bulan Juni 136.

Jika diakumulasikan secara keseluruhan jumlah

muzakki tahun 2018 berjumlah 4.624 lebih banyak

dibangingkan tahun 2017 dengan jumlah 4.397.

No. Bulan Jumlah

1 Januari 274

2 Februari 326

3 Maret 392

4 April 427

5 Mei 837

6 Juni 136

7 Juli 380

8 Agustus 549

9 September 398

10 Oktober 538

11 November 367

12 Desember 1.050

Total 4.624

Page 109: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

95

Tabel 4.5

Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2018

Kemudian pada tahun 2019 jumlah muzakki setiap

bulannya sama seperti tahun sebelumnya, perolehan

jumlah muzakki selalu naik turun.

Tabel 4.6

Jumlah Muzakki Tahun 2019

No. Bulan Jumlah

1 Januari 706

2 Februari 309

3 Maret 371

4 April 376

5 Mei 3.392

6 Juni 1.273

7 Juli 518

8 Agustus 531

0

200

400

600

800

1000

1200

Page 110: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

96

Pada tahun 2019 jumlah muzakki mengalami

kenaikan yang sangat signifikan bila dibandingkan tahun

sebelum yaitu tahun 2017 dan 2018, dengan perolehan

sebanyak 9.931 muzakki, dan perolehan tertinggi terjadi

pada bulan Mei berjumlah 3.392, pencapian tertinggi pada

bulan Mei terjadi karena bertepatan pada waktu bulan

Ramdhan, sehingga banyak para muzakki yang

mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah kepada LAZ

HARFA, dan jumlah terendah terjadi bulan Februari

berjumlah 309.

Tabel 4.7

Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2019

9 September 533

10 Oktober 512

11 November 672

12 Desember 738

Total 9.931

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Page 111: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

97

Tabel 4.8

Grafik Jumlah Muzakki Tahun 2017 - 2019

Dari uraian tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dalam

upaya meningkatkan pertumbuhan jumlah muzakki yang terjadi

pada LAZ HARFA mengalami penigkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2017 pertumbuhan jumlah muzakki yaitu 4.397, lalu

kemudian pada tahun 2018 bertambah menjadi 4.624, dan

mengalami peningkatan terbanyak terjadi pada tahun 2019

mencapai 9.931.

Maka dapat disimpulkan bahwa LAZ HARFA dalam

pencapaian penghimpunan, dan jumlah muzakki dalam waktu 3

tahun mulai dari tahun 2017 – 2019 mengalami peningkatan dan

akan terus bertambah setiap tahun. Dikarenakan strategi

fundrising dana ZIS pada LAZ HARFA berjalan dengan baik

dan sesuai dengan target pencapian.

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

Pertumbuhan Muzakki

2017 2018 2019

Page 112: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

98

BAB V

ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING LEMBAGA AMIL

ZAKAT HARAPAN DHUAFA (LAZHARFA)

A. Strategi Fundraising LAZ Harapan Dhuafa (HARFA)

Zakat semakin berkembang seiring berjalannya waktu

dengan adanya permasalahan yang terjadi karena suatu kondisi

yang membedakan antara zaman dahulu dengan era modern

saat ini. zakat suatu kewajiban bagi masyarakat beragama

Islam yang memenuhi syarat syariah Islam sebagai muzakki

untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau harta guna

diberikan kepada mustahik yang telah di tetapkan Syariah

Islam.

Perlu diketahui, dahulu pengelolaan dana ZIS dilakukan

menggunakan metode klasik, yakni dengan cara diberikan

kepada seorang amil yang sudah dipercaya dan diamanahkan

untuk mengelola dana tersebut. Akan tetapi proses pengelolaan

dana ZIS dengan menggunakan metode tersebut kurang

optimal dalam meningkatkan peran ZIS dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, karena kurangnnya sosialisasi akan

pentingnya berzakat, serta kurangnnya pelaporan dana ZIS

dalam proses pengelolaan tersebut. Sehingga dapat

mengakibatkan rendahnya ketertarikan umat muslim untuk

mengeluarkan ZIS dan hilangnnya kepercayaan para muzakki

terhadap seorang amil. Jika proses pengelolaan tersebut terus

belanjut, maka yang terjadi dalam pengelolaan ZIS dari mulai

penghimpunan sampai pendistribusian ZIS tidak maksimal.

Page 113: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

99

Perkembangan zakat di Indonesia mengalami peningkatan,

hal ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga yang di dirikan

oleh pemerintah maupun swasta. Tingginya perkembangan

lembaga zakat tidak lepas dari besarnya potensi zakat. Maka

dari itu Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 dirasa tidak cukup

untuk mengakomodir perkembangan potensi zakat di

Indonesia sehingga komisi VIII DPR RI merumuskan Undang-

Undang tentang pengelolaan dana zakat yang baru yaitu,

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 dan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono telah menandatangani peraturan

pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-

Undang tersebut pada 14 Februari 2014.1

Pemerintah serta para ulama dan akademisi memiliki peran

dalam menciptakan lembaga pengelola zakat dengan tujuan

untuk memberikan pengetahuan zakat kepada seluruh

masyarakat serta memfasilitasi pelayanan zakat yang baik agar

supaya dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat

untuk membayar zakat. Dengan begitu adanya lembaga

pengelola ZIS (zakat, infaq, dan shadaqah) akan terwujudnya

kesejahteraan bagi umat muslim khususnya masyarakat

Indonesia. Maka berdirilah salah satu Organisasi pengelola

zakat yaitu Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ

HARFA) yang merupakan lembaga nirlaba yang bergerak

dalam penghimpunan dan pengelolaan dana zakat, infaq,

1 Iffatul Auliyaa’ Alwi, Optimalisasi Penghimpunan dan

Pendistribusian Zakat Yang Memberdayakan Di Yayasan Dana Sosial Al-

Falah(YDSF) Surabaya, (Skripsi, UIN Sunan Ampel:2014), h. 6.

Page 114: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

100

shadaqah, dan wakaf. Maka dari itu LAZ HARFA sudah

semestinya memiliki strategi dalam meningkatkan minat

masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq, shadaqah, dan

wakaf, mulai dari individu, kelompok, instansi, atau organisasi

lainnya.

Diperlukan strategi dalam meningkatkan minat masyarakat

agar dapat mengalokasikan dana ZISWAF kepada lembaga

zakat. Maka hal yang perlu dilakukan oleh lembaga zakat itu

sendiri, yaitu mempersiapkan strategi dan konsep fundraising

dengan membuat perencanaan program – program kegiatan

agar pesan tentang ZISWAF dapat tersampaikan kepada

masyarakat.

Dalam pelaksanaannya LAZ HARFA melakukan beberapa

strategi fundraising yang terbagi menjadi empat strategi pokok,

yaitu pertama menciptakan program, kedua kampanye, ketiga

kerjasama program, keempat membuat layanan terbaik. Dari

keempat strategi tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan minat masyarakat untuk menunaikan zakat serta

meningkatkan jumlah donasi dana zakat, infaq, dan shadaqah.

Berikut penjelasan dari keempat strategi yang terdapat di LAZ

HARFA:

1. Strategi Menciptakan Program

Menciptakan program merupakan strategi awal

agar dapat mempengaruhi donatur dengan membuat

program yang menarik dengan kreatifitas yang terus

berkembang sesuai dengan kondisi yang terjadi di

masyarakat. Program kegiatan lembaga zakat menjadi

Page 115: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

101

sebuah produk yang akan ditawarkan kepada para donatur.

Jika program kegiatan dibuat dengan konsep yang dapat

menarik simpati para donatur serta dikemas dengan baik,

maka hal itu akan mempengaruhi para donatur agar dapat

berpartisipasi dalam mensukseskan program kegiatan

tersebut.

2. Strategi Promosi

Strategi promosi merupakan proses kegiatan untuk

mensosialisasikan pengetahuan tentang zakat, program

kegiatan maupun infomasi seputar lembaga zakat itu

sendiri. mempromosikan program kegiatan lembaga zakat

dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. hal itu

bertujuan agar supaya masyarakat dapat memahami

pengetahuan tentang zakat, mensukseskan program

kegitan, serta dapat meningkatkan minat masyarakat untuk

membayar zakat, infaq, dan shadaqah.

3. Strategi Kerjasama Program

Membangun suatu kerjasama dengan pemerintah

dan lembaga swasta merupakan bentuk aktualisasi dalam

merealisasikan program-program kegiatan zakat mulai dari

penghimpunan sampai pendayagunaan dana zakat.

Lembaga zakat harus mampu memiliki sistem

pengelolaan dana yang baik serta dapat menciptakan

program dengan konsep yang terbaik, agar supaya

mendapatkan kepercayaan dari mitra untuk menjalin

kerjasama dengan tujuan mensukseskan program kegiatan

zakat.

Page 116: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

102

4. Strategi Membuat Layanan Terbaik

Membuat layanan terbaik merupakan salah satu

strategi untuk meningkatkan kepercayaan serta

memberikan kemudahan kepada para donatur untuk

membayar zakat, hal itu bertujuan untuk meningkatkan

minat donatur untuk mendonasikan sebagian hartanya.

Meningkatkan kepercayaan dapat dilakukan dengan

memberikan program layanan konsultasi ZIS sampai

transparansi laporan dana mulai dari penghimpunan sampai

pendistribusian dana zakat, dan menjalin kedekatan

emosional kepada para donatur dengan mempertahankan

hubungan komunikasi yang baik.

Keempat strategi tersebut merupakan cara untuk

mendapatkan kepercayaan minat para donatur dan

meningkatkan jumlah donasi mulai dari individu atau

kelompok. Dengan berjalan secara bersamaan dan saling

bersinergi satu sama lain, maka keempat strategi tersebut akan

mampu mencapai target sesuai dengan harapan lembaga zakat

itu sendiri.

B. Implementasi Strategi Fundraising

Implementasi strategi merupakan tahap proses realisasi

dari sebuah formulasi strategi yang telah dibuat. Dalam tahap

ini akan menentukan hasil dari formulasi strategi yang akan

menjadi sebuah tolak ukur dalam kesuksesan strategi pada

LAZ HARFA.

Page 117: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

103

Implementasi strategi LAZ HARFA dalam optimalisasi

penghimpunan dana ZIS serta meningkatkan minat muzzaki

untuk berzakat terbagi menjadi beberapa strategi, diantaranya:

1. Strategi Menciptakan Program

Proses pembuatan program di LAZ HARFA

dilakukan secara maksimal dengan konsep yang baik agar

supaya dapat mempengaruhi donatur dengan program yang

menarik dengan kreatifitas yang terus berkembang sesuai

dengan kondisi yang terjadi di masyarakat. Jika program

kegiatan dibuat dengan konsep yang dapat menarik simpati

para donatur serta dikemas dengan baik, maka hal itu akan

mempengaruhi para donatur agar dapat berpartisipasi

dalam mensukseskan program kegiatan lembaga.

Tabel 5.1

Program LAZ HARFA

No Program Kegiatan

1 Chanel Pendidikan 1. Gerakan teman asuh

2. Kafalah da’i

3. Harfa skill center

4. Rumah tahfidz harfa

5. Ngaji bareng abang becak

(NGABACA)

6. Sentuhan hati muallaf

7. Kajian remaja masjid

Page 118: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

104

2 Chanel Kesehatan 1. Advokasi kesehatan

2. Khitanan Gen – Ha

3. Ambulance gratis

4. Klinik medika harfa

3 Chanel Ekonomi 1. Qordhul hasan

2. Bantuan gerobak usaha

3. Pemberdayaan ekonomi

muallaf

4. Kelompok keuangan

mikro (KKM)

4 Program Khusus 1. Semangat ramdhan

2. Qurban VAGANZA

3. Aqiqah

5 Program Disaster 1. Pengurangan resiko

bencana Tas Antisipasi

Bencana, Sosialisasi

Penanggulangan Resiko

Bencana (PRB), Pelatihan

Penaggulangan Resiko

Bencana (PRB).

2. Tanggap darurat (Rescue,

Food Item, Non Food

Item, Wash, Shelter,

Health)

3. Disaster Recovery

Program HUNTARA

Page 119: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

105

(Hunian Sementara),

WASH (Water,

Sanitation, and Hygiene),

Bantuan Fasilitas Usaha,

Dukungan Psikososial,

Bantuan Pendidikan,

Pembentukan Karakter

Nelayan, Pemberian

Modal Usaha,

Pendampingan Belajar

Anak.

6 Humanitarian Relief LAZ HARFA ikut serta

dalam memberikan bantuan

kemanusiaan bagi saudara

kita di luar Indonesia yang

terdampak konflik

kemanusiaan maupun

bencana.

7 Desa Harapan 1. Community Lead Total

Sanitation (CLST)

2. Kelompok Keuangan

Mikro (KKM)

3. Sarana Air Bersih (SAB)

4. Promosi Kesehatan

(PROMKES)

Page 120: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

106

5. Pemanfaatan Lahan

Pekarangan (PLP)

6. Pemberdayaan DIFABEL

7. Sosialisasi Perlindungan

Anak dan Sosialisasi

Gender

4. Strategi Promosi

Terdapat strategi promosi yang diterapkan untuk

penghimpunan serta mensosialisasikan program kegiatan

lembaga dan pengetahuan tentang zakat. Strategi ini

dilakukan dengan beberapa metode yaitu promosi proses

kegiatan untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang

zakat, program kegiatan dan infomasi seputar lembaga

zakat itu sendiri. Strategi promosi fundraising telah

dijelaskan pada bab 4 dengan dua metode yang dapat

memberikan dampak besar terhadap kemajuan LAZ

HARFA.

Page 121: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

107

Tabel 5.2

Pengelompokan Strategi Promosi

No Direct Indirect

1 Pelayanan di kantor

• Layanan administrasi

• Layanan muzakki

• Layanan pembayaran ZIS

• Layanan jemput zakat

Telpon

2 Gerai zakat SMS blast

3 Sosialisasi door to door Website

4 Brosur Media sosial

• Facebook

• Twitter

• Instagram

• WhatsApp

5 Spanduk

6 Kotak keping cinta (KKC)

7 Kerjasama dengan pihak lain

Page 122: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

108

5. Strategi membangun kerjasama dengan mitra

Menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah,

perusahaan, dan organisasi lainnya, merupakan bentuk

aktualisasi dalam merealisasikan program kegiatan zakat

mulai dari penghimpunan sampai pendayagunaan dana

zakat. Program kegiatan dan kerjasama oleh LAZ HARFA

dari yang sudah berakhir hingga kerjasama yang masih

berjalan sampai saat ini yaitu sebagai berikut:

a. Pada tahun 2005 LAZ HARFA bekerjasama dengan

KUIS (koalisi untuk indonesia sehat), dalam rangka

program kegiatan advokasi, komunikasi, dan mobilisasi

sosial pada program TBC di 10 kecamatan yang berada

di kabupaten pandeglang

b. Pada tahun 2006 LAZ HARFA bekerjasama dengan

KUIS (koalisi untuk indonesia sehat), dalam rangka

program kegiatan kampanye cuci tangan pakai sabun.

c. Pada tahun 2007 LAZ HARFA bekerjasama dengan

CARITAS dan AUSAID dalam rangka program CLTS

(Community Led Total Sanitation) yang merupakan

sebuah program pendekatan dalam pembangunan

sanitasi pedesaan di 11 desa dari 5 kecamatan yang

berada di kabupaten pandeglang.

d. Pada tahun 2005 – 2007 LAZ HARFA bekerjasama

dengan PCI (project concern internasional), dalam

rangka program CLTS (Community Led Total

Sanitation) yang merupakan sebuah program

Page 123: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

109

pendekatan dalam pembangunan sanitasi pedesaan di 3

kecamatan yang berada di kabupaten pandeglang.

e. Pada tahun 2013 LAZ HARFA bekerjasama dengan

BPZIS Mandiri dalam rangka program kegiatan bakti

sosial.

f. Pada tahun 2015 LAZ HARFA bekerjasama dengan

Dinas Kesehatan, Bappeda dalam rangka program

kegiatan menyusun buku putih sanitasi.

g. Pada tahun 2015 LAZ HARFA bekerjasama dengan

LAZNAS BSM dalam rangka program kegiatan bedah

rumah dan sarana air bersih.

h. Pada tahun 2013 dan 2016 LAZ HARFA bekerjasama

dengan Dare Foundation dalam rangka program

kegiatan pemberian alat bantu gerak untuk DIFABEL.

i. Pada tahun 2013 LAZ HARFA bekerjasama dengan

Komunitas Al – Ikhlas Tangerang pimpinan bapak

Nasuha dan PT. Panca Pastika Mandiri dalam rangka

program kegiatan bakti sosial, santunan Yatim dan

Dhuafa, dan bantuan bencana banjir di desa Pairloa,

desa Waringin Jaya, dan desa Pasirkadu.

j. Pada tahun 2016 LAZ HARFA bekerjasama dengan

LAZIS PLN dalam rangka program kegiatan bantuan

sarana air bersih.

k. Pada tahun 2016 LAZ HARFA bekerjasama dengan

Universitas Indonesia dalam rangka program kegiatan

bank sampah.

Page 124: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

110

l. Pada tahun 2016 LAZ HARFA bekerjasama dengan

Komunitas Al – Ikhlas Tangerang pimpinan bapak

Nasuha dan PT. Panca Pastika Mandiri dalam rangka

program kegiatan bantuan pembangunan Madrasah

Diniyah Pasirkadu.

m. Program berkelanjutan yang dilakukan setiap tahun

LAZ HARFA bekerjasama dengan PKPU, RZ, dan ACT

dalam rangka program kegiatan penyaluran qurban.

n. Program berkelanjutan yang dilakukan setiap tahun

LAZ HARFA bekerjasama dengan PKPU, ACTB, RZ,

BSMI, DD dan ACT dalam rangka program kegiatan

tanggap darurat bencana banjir.

6. Maintenance muzakki

Maintenance muzakki merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan kepercayaan para muzakki untuk

menunaikan zakat, hal itu bertujuan untuk meningkatkan

minat muzakki untuk mendonasikan sebagian hartanya.

Cara ini dilakukan dengan menyesuaikan apa yang

menjadi kebutuhan bagi para muzakki, terdapat beberapa

maintenance muzakki yang dilakukan oleh LAZ HARFA,

diantaranya sebagai berikut:

a. Aktif dan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Memabngun relasi dengan para muzakki yang loyal,

aktif, tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar

di masyarakat, dan peduli kesejahteraan masyarakat.

Page 125: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

111

c. Mengadakan acara dengan mengundang para muzakki

dengan tujuan untuk mempererat hubungan dengan

para muzakki.

d. Infomasi laporan penghimpunan, penditribusian, dan

bukti setoran donasi.

e. Membangun komunikasi yang baik dengan para

muzakki.

f. Memberikan kemudahan kepada para muzakki untuk

membayar zakat.

g. Memberikan informasi program terbaru dan seputar

lembaga secara berkala.

h. Menjaga dan melindungi privasi muzakki.

C. Evaluasi berdasarkan Analisis SWOT pada Strategi

Fundraising dalam Meningkatkan Kepercayaan Muzakki

Pada umumnya setiap Badan Amil Zakat (BAZ) dan

Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki manajemen strategi

yang diterapkan dalam proses pengelolaan dana zakat, berawal

dari merancang sebuah formulasi strategi yang dilanjutkan

dengan implementasi strategi serta sampai pada tahap

pembuktian yaitu realisasi terhadap strategi yang telah

dilaksanakan.

Akan tetapi pada dasarnya manajemen strategi bersifat

progresif, dalam prosesnya strategi dibuat untuk mencapai

suatu target yang menjadi sebuah tujuan pada masa yang akan

datang. Maka tahap akhir dalam manajemen strategi yakni

evaluasi, dalam tahap ini kita dapat mengetahui dengan secara

detail terkait proses strategi yang telah dilaksanakan. Dengan

Page 126: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

112

informasi data yang telah didapatkan maka kita akan

mengetahui strategi yang telah dibuat berfungsi dengan baik

atau tidak, dengan begitu pada tahap ini kita akan mengetahui

segala permasalahan yang terjadi pada lembaga dan mencari

solusi untuk penyelesaian dari setiap permasalahan tersebut,

adanya evaluasi manajemen strategi pada lembaga, dengan

harapan kedepannya akan diperbaiki serta menjadi lebih baik

dari sebelumnnya.

1. Analisis SWOT Strategi Fundraising LAZ HARFA

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan

analisis SWOT agar supaya dapat mengidentifikasi

berbagai faktor secara sistematis dalam merancang strategi

pada organisasi atau perusahaan.

Menurut Rangkuti, SWOT adalah singkatan dari

lingkungan internal strength dan weakness serta

lingkungan eksternal opportunity dan threat yang dihadapi

dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara

faktor eksternal peluang (opportunity), dan ancaman

(threat) dengan faktor internal kekuatan (strength), dan

kelemahan (weakness).74

74 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisi SWOT,

Cet. Ke-24 pada November 2018, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1997), h. 18.

Page 127: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

113

Berdasarkan hasil temuan data pada LAZ

HARFA, analisis SWOT pada strategi fundraising dalam

meningkatkan kepercayaan muzakki sebagai berikut:

a. Strength (kekuatan)

1) Memiliki badan hukum dan struktur organisasi,

LAZ HARFA memiliki legalitas formal yang

menjadikan salah satu lembaga resmi yang

bergerak dalam pengelolaan dana ZIS dan memiliki

struktur kepengurusan yang jelas.

2) Memiliki bangunan kantor khusus, LAZ HARFA

memberikan kemudahan bagi para muzakki agar

dapat membayar zakat dan konsultasi langsung

tentang zakat dengan amil yang terpercaya dan

profesional.

3) Loyalitas tenaga kerja, LAZ HARFA memiliki

tenaga kerja yang loyalitas dalam melayani para

muzakki, dengan mengedapankan niat ibadah dan

peduli akan kesejahteraan masyarakat.

4) Program kegiatan pemberdayaan unggulan, dengan

program unggulan yang diberikan kepada para

muzakki untuk kesejahteraan masyarakat,

meningkatkan kepercayaan para muzakki.

5) Kerjasama dengan pihak lain, menjalin kerjasama

dengan pihak lain seperti tokoh masyarakat,

perusahaan, pemerintah, dan lembaga zakat

lainnya. Menjadi sebuah kekuatan bagi LAZ

Page 128: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

114

HARFA dalam mensukseskan program kegiatan

lembaga.

6) Pendistribusian zakat terprogram, dana ZIS yang

terkumpul selanjutnya akan disalurkan secara

terprogram, adil, dan bertanggung jawab.

7) Memiliki relawan zakat, para relawan zakat yang

terdaftar di LAZ HARFA memberikan kontribusi

untuk berjalannya kegiatan lembaga.

b. Weakness (kelemahan)

1) Belum dikenal oleh masyarkat, salah satu yang

menjadi kelemahan pada LAZ HARFA yaitu

banyaknya masyarakat yang belum mengenal LAZ

HARFA.

2) Latar belakang pendidikan tenaga kerja berbeda,

sebagian tenaga kerja yang ada di LAZ HARFA

bukan berasal dari bidang ZISWAF, maka hal ini

menjadi sebuah keharusan bagi para tenaga kerja

untuk mempelajari tentang zakat, infaq, shadaqah,

dan wakaf (WAKAF).

3) LAZ HARFA masih berada pada tingkat provinsi,

jangkauan LAZ HARFA kepada masyarkat masih

berada di tingkat provinsi belum pada tingkat

nasional, sehingga masih banyak masyarakat diluar

Banten yang belum mendapatkan informasi tentang

LAZ HARFA.

Page 129: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

115

c. Opportunity (peluang)

1) Mayoritas masyarkat Banten bergama Islam,

banyaknya masyarakat yang beragam Islam dapat

dengan mudah mensosialisasikan dan mengajak

masyarakat untuk berzakat karena bagi umat

muslim zakat merupakan salah satu rukun Islam,

sehingga memiliki potensi muzakki yang sangat

besar.

2) Besarnya dukungan dari berbagai pihak, adanya

dukungan dari pemerintah daerah dan para tokoh

masyarakat menjadi peluang besar bagi LAZ

HARFA untuk mensosialisasikan seputar lembaga

dan program kegiatan.

3) Perkembangan teknologi informasi dikalangan

masyarakat terus berkembang, teknologi yang terus

berkembang memberikan kemudahan bagi LAZ

HARFA untuk memberikan informasi kepada

seluruh masyarakat.

4) Kesadaran masyarakat untuk berzakat terus

bertambah, hal ini dapat terjadi karena adanya peran

para tokoh agama yang selalu menyuarakan untuk

berzakat dan manfaat bagi yang melakukannya.

Page 130: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

116

d. Threat (ancaman)

1) Kebijakan pemerintah, perubahan regulasi yang

sewaktu-waktu dilakukan oleh pemerintah dapat

mempengaruhi manajemen dan proses kegiatan

BAZ atau LAZ.

2) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang zakat,

banyaknya masyarakat yang belum mengetahui

informasi seputar zakat, akan menjadi sebuah

hambatan bagi LAZ HARFA.

3) Tingkat kepercayaan masyarakat kepada LAZ

masih rendah, hal ini dapat disebabkan karena

kurangnya transparansi laporan keuangan lembaga

serta bersifat umum, sehingga masyarakat masih

lebih percaya untuk menyalurkan zakat secara

langsung ke para mustahik.

4) Berdirinya LAZ lain di Banten, adanya LAZ lain

selain LAZ HARFA menjadi sebuah tantangan

dalam proses penghimpunan dana ZIS dan

mendapatkan kepercayaan muzakki.

2. Analisis SWOT Berdasarkan IFAS dan EFAS

Tahap selanjutnya dari analisis SWOT pada strategi

fundraising LAZ HARFA yaitu analisis matrik IFAS dan

EFAS dengan melakukan pembobotan atas faktor-faktor

internal dan eksternal dari yang telah dijelaskan

sebelumnya. Analisis menggunakan matrik IFAS dan

EFAS digunakan untuk mengetahui bagaimana keadaan

perusahaan dari segi internal dan eksternal. Setelah

Page 131: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

117

diketahui nilai dari matrik IFAS dan matrik EFAS, maka

dapat dapat dilihat posisi perusahaan berdasarkan nilai

matrik IFAS dan EFAS pada Diagram SWOT.75

Melakukan perhitungan total nilai dengan

menghitung perkalian bobot dan rating. Penilaian terhadap

poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi

penilaian lainnya. Rentang besaran bobot adalah 1 – 4.

Angka yang paling kecil menunjukan bobotnya tidak

berpengaruh hingga angka terbesar menunjukan bobot

yang berpengaruh. Sedangkan rating adalah bagaimana

menilai faktor dengan tingkat kepentingannya.76Dari hasil

analisis SWOT pada strategi fundraising LAZ HARFA,

dapat diidentifikasikan menggunakan analisis IFAS dan

EFAS, hasil analisis dari strategi fundraising adalah

sebagai berikut:

a. Hasil Internal Factor Analysist Summary (IFAS)

Setelah faktor-faktor strategi internal pada LAZ

HARFA telah diidentifikasikan, maka selanjutnya

dapat dirumuskan strategi internal tergolong sebagai

kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) pada

lembaga.

75 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisi SWOT,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), Cet. Ke-24 pada November

2018, h. 27.

76 Muhammad Ismail Yusanto, dan Muhammad Karebet

Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Pejaten: Khairul

Bayaan, 2003), h. 333-34

Page 132: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

118

Tabel 5.3

Pembobotan Faktor Internal

No Faktor Internal Bobot

1 2 3 4

1 Memiliki badan hukum dan struktur

organisasi √

2 Memiliki bangunan kantor √

3 Loyalitas tenaga kerja √

4 Program kegiatan unggulan √

5 Kerjasama dengan pihak lain √

6 Pendistribusian terprogram √

7 Memiliki relawan zakat √

8 Belum dikenal oleh masyrakat √

9 Latar belakang pendidikan tenaga

kerja berbeda √

10 LAZ HARFA masih tingkat provinsi √

Keterangan:

1. Kurang penting

2. Agak penting

3. Penting

4. Sangat penting

Menurut Rangkuti, rating adalah analisis terhadap

kemungkinan yang akan terjadi. Faktor internal

didapat dari penjumlahan keseluruhan bobot, total

keseluruhan sebagai berikut: 4 + 4 + 3 + 3 + 4 + 3 + 3

Page 133: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

119

+ 3 + 2 + 3 = 32 , setiap skala akan dibagi dengan total

keseluruhan skala faktor, maka akan menghasilkan

angka 1.77

Tabel 5.4

Perhitungan Skala Bobot

No Rating Jumlah

1 4/32 0,12

2 4/32 0,12

3 3/32 0,09

4 3/32 0,09

5 4/32 0,12

6 3/32 0,09

7 3/32 0,09

8 3/32 0,09

9 2/32 0,06

10 3/32 0,09

Jumlah 1,00

Setelah nilai bobot telah didapat dari faktor –

faktor internal, tahap selanjutnya yaitu membuat

matrik IFAS, berikut penjelasan matrik IFAS dalam

bentuk tabel:

77 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisi SWOT,

Cet. Ke-24 pada November 2018, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1997), h. 22.

Page 134: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

120

Tabel 5.5

Matrik IFAS Strengths (kekuatan)

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Strength (kekuatan)

1

Memiliki badan

hukum dan

struktur organisasi

0,13 4 0,52

2 Memiliki

bangunan kantor 0,13 4 0,52

3 Loyalitas tenaga

kerja 0,09 4 0,36

4 Program kegiatan

unggulan 0,09 3 0,27

5 Kerjasama dengan

pihak lain 0,13 4 0,52

6 Pendistribusian

terprogram 0,09 3 0,27

7 Memiliki relawan

zakat 0,09 3 0,27

Jumlah Skor Strength (kekuatan) 2,73

Keterangan:

1. Sedikit kuat

2. Agak kuat

3. Kuat

4. Sangat kuat

Page 135: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

121

Tabel 5.6

Matrik IFAS Weakness (kelemahan)

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Weakness (kelemahan)

1 Belum dikenal

oleh masyrakat 0,09 2 0,18

2

Latar belakang

pendidikan tenaga

kerja berbeda

0,04 1 0,04

3

LAZ HARFA

masih berada pada

tingkat provinsi

0,09 3 0,27

Jumlah Skor Weakness (kelemahan) 0,49

Keterangan:

1. Sedikit lemah

2. Agak lemah

3. lemah

4. Sangat lemah

Total Skor Pembobotan:

• Jumlah Skor (S) - Jumlah Skor (W)

= 2,73 - 0,49

= 2,24

Page 136: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

122

Berdasarkan dari uraian tabel 5.5 dan 5.6, bahwa

faktor internal pada strength (S) dan weakness (W)

menunjukan hasil yang berbeda. Faktor kekuatan

tertinggi adalah memiliki badan hukum, struktur

organisasi, memiliki bangunan kantor, dan kerjasama

dengan pihak lain. Sedangkan pada faktor kelemahan

tertinggi terjadi pada LAZ HARFA masih berada pada

tingkat provinsi.

b. Hasil Eksternal Factor Analysist Summary (EFAS)

Setelah faktor-faktor strategi eksternal pada LAZ

HARFA telah diidentifikasikan, maka selanjutnya

dapat dirumuskan strategi eksternal tergolong sebagai

peluang (opportunity) dan ancaman (threat) pada

lembaga.

Page 137: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

123

Tabel 5.7

Pembobotan Faktor Eksternal

No Faktor Eksternal Bobot

1 2 3 4

1 Mayoritas masyarkat Banten

bergama Islam √

2 Besarnya dukungan dari berbagai

pihak √

3

Perkembangan teknologi informasi

dikalangan masyarakat terus

berkembang

4 Kesadaran masyarakat untuk

berzakat terus bertambah √

5 Kebijakan pemerintah √

6 Kurangnya pemahaman masyarakat

tentang zakat √

7 Tingkat kepercayaan masyarakat

kepada LAZ masih rendah √

8 Berdirinya LAZ lain di Banten √

Keterangan:

1. Kurang penting

2. Agak penting

3. Penting

4. Sangat penting

Page 138: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

124

Faktor internal didapat dari penjumlahan

keseluruhan bobot, total keseluruhan sebagai berikut:

4 + 4 + 4 + 4 + 3 + 3 + 4 + 3 = 29 , setiap skala akan

dibagi dengan total keseluruhan skala faktor, maka

akan menghasilkan angka 1.

Tabel 5.8

Perhitungan Skala Bobot

No Rating Jumlah

1 4/29 0,13

2 4/29 0,13

3 4/29 0,13

4 4/29 0,13

5 3/29 0,10

6 3/29 0,10

7 4/29 0,13

8 3/29 0,10

Jumlah 1,00

Setelah nilai bobot telah didapat dari faktor –

faktor eksternal, tahap selanjutnya yaitu membuat

matrik EFAS, berikut penjelasan matrik EFAS dalam

bentuk tabel:

Page 139: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

125

Tabel 5.9

Matrik EFAS Opportunity (peluang)

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Opportunity (peluang)

1

Mayoritas

masyarkat Banten

bergama Islam

0,13 4 0,52

2

Besarnya

dukungan dari

berbagai pihak

0,13 3 0,39

3

Perkembangan

teknologi

informasi

dikalangan

masyarakat terus

berkembang

0,13 4 0,52

4

Kesadaran

masyarakat untuk

berzakat terus

bertambah

0,13 3 0,39

Jumlah Skor Opportunity (peluang) 1,82

Keterangan:

1. Sedikit berpeluang

2. Agak berpeluang

3. Berpeluang

4. Sangat berpeluang

Page 140: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

126

Tabel 5.10

Matrik EFAS Threat (ancaman)

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Threat (ancaman)

1 Kebijakan

pemerintah 0,10 2 0,20

2

Kurangnya

pemahaman

masyarakat

tentang zakat

0,10 4 0,40

3

Tingkat

kepercayaan

masyarakat

kepada LAZ

masih rendah

0,13 3 0,39

4 Berdirinya LAZ

lain di Banten 0,10 4 0,40

Jumlah Skor Threat (ancaman) 1,39

Keterangan:

1. Sedikit terancam

2. Agak terancam

3. Terancam

4. Sangat terancam

Total Skor Pembobotan:

• Jumlah Skor (O) - Jumlah Skor (T)

= 1,82 - 1,39

= 0,43

Page 141: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

127

Berdasarkan dari uraian tabel 5.9 dan 5.10,

bahwa faktor eksternal pada opportunity (O) dan threat

(T) menunjukan hasil yang berbeda. Faktor peluang

tertinggi terdapat pada faktor mayoritas masyarakat

Banten beragama Islam, dan Perkembangan teknologi

informasi dikalangan masyarakat terus berkembang.

Sedangkan pada faktor ancaman terbesar pada LAZ

HARFA yaitu Kurangnya pemahaman masyarakat

tentang zakat, dan Berdirinya LAZ lain di provinsi

Banten.

3. Analisis Diagram SWOT

Setelah mengelompokan dari hasil data pada

faktor internal dan eksternal, maka perlu adanya analisis

diagram SWOT dengan menggunakan data yang telah

diolah pada faktor internal tabel 5.5, dan 5.6, serta faktor

eksternal tabel 5.9, dan 5.10.

Menentukan titik koordinat dengan melakukan

pengurangan antara jumlah total pengurangan strength (S)

dengan weakness (W) atau (X= S – W), dan jumlah total

pengurangan opportunity (O) dengan treath (T) atau (Y= O

– T), sehingga akan menjadi titik sumbu demi mencari

posisi organisasi yang akan ditunjukan oleh titik (X,Y).78

Hasil skor yang telah didapat yaitu (X= 2,73 – 0,49 = 2,24)

dan (Y= 1,82 – 1,39 = 0,43).

78 Muhammad Ismail Yusanto, dan Muhammad Karebet

Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Pejaten: Khairul

Bayaan, 2003), h. 33-34

Page 142: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

128

Y

Stren

gth

(2,7

3)

Threat (-1,39)

Wea

knes

s (-

0,4

9)

Opportunity (1,82)

X

4

3

2

1

-4 1

-4

4 3 2 -1 -2 -3

-1

-2

-3

Q I: Agresif

Q IV: Defensif

Q III: Turn Around

Q II: Diversifikasi

(1,8

2)

Y=(0,43) X=(2,24)

Gambar 5.1

Diagram Analisis SWOT

Keterangan:

Kuadran 1:

Kuadran satu merupakan situasi yang menguntungkan.

Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif (growt oriented

stratefy).

Page 143: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

129

Kuadran 2:

Kuadran dua merupakan situasi menghadapi berbagai

ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi

internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/pasar).

Kuadran 3:

Kuadran tiga merupakan situasi menghadapi peluang yang

sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran

ini mirip dengan Question Mark pada BCG Matrix. Fokus

strategi ini adalah meminimalkan masalah – masalah

internal perusahaan sehingga dapat membuat peluang pasar

yang lebih baik.

Kuadran 4:

Kuadran empat merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi

beberbagai ancaman dan kelemahan internal.79

79 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisi SWOT,

Cet. Ke-24 pada November 2018, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1997), h. 27.

Page 144: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

130

Berdasarkan hasil diagram analisis SWOT pada

gambar 5.1 diatas. Letak titik koordinat LAZ HARFA

dalam diagram SWOT berada pada kuadran 1, maka dapat

disimpulkan bahwa posisi LAZ HARFA berada pada

kuadran 1. Mengartikan bahwa LAZ HARFA berada pada

situasi yang menguntungkan. Lembaga tersebut memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan

peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam

kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan

yang agresif. Maka fokus strategi ini dilakukan dengan

tujuan mencapai pertumbuhan pada kekuatan legalitas

lembaga, program kegaiatan unggulan, manajemen

lembaga, dan kepercayaan muzakki. Dengan harapan dapat

menjadi lembaga amil zakat (LAZ) yang terpercaya dan

terbaik.

4. Analisis Matrik SWOT

Matrik SWOT dapat menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat

menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi.80

80 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah......, h. 83.

Page 145: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

131

Tabel 5.11

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

Strength (S)

1. Memiliki

badan hukum

dan struktur

organisasi

2. Memiliki

bangunan

kantor

3. Loyalitas

tenaga kerja

4. Program

kegiatan

unggulan

5. Kerjasama

dengan pihak

lain

6. Pendistribusia

n terprogram

7. Memiliki

relawan zakat

Weakness (W)

1. Belum dikenal

oleh masyrakat

2. Latar belakang

pendidikan

tenaga kerja

berbeda

3. LAZ HARFA

masih berada

pada tingkat

provinsi

Opportunity

(O)

1. Mayoritas

masyarkat

Banten

bergama

Islam

2. Besarnya

dukungan

dari

berbagai

pihak

3. Perkembang

an teknologi

informasi

dikalangan

Strategi SO

1. Meningkat

hubungan

baik dengan

masyarakat

2. Meningkatkan

kerjasama

dengan pihak

lain, serta

menjaga

hubungan

baik dengan

para mitra

3. Meningkatkan

strategi

berbasis

Strategi WO

1. Meningkatkan

sosialisasi

program

kegiatan

lembaga kepada

masyarakat

2. Meningkatkan

pengetahuan

para amil

tentang lembaga

dan fiqh

ZISWAF

3. Meningkatkan

jangkauan

Page 146: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

132

masyarakat

terus

berkembang

4. Kesadaran

masyarakat

untuk

berzakat

terus

bertambah

teknologi

informasi

komukasi

(online) yang

baik

4. Meningkatkan

syiar motivasi

tentang

pengetahuan

ZISWAF

kepada

masyarakat

5. Meningkatkan

program yang

beragam

sehingga

dapat

meningkatkan

minat donatur

dan

memperluas

saluran

pendistribusia

n

lembaga hingga

tingkat nasional

4. Meningkatkan

kemampuan IT

kepada para

tenaga kerja

Threat (T)

1. Kebijakan

pemerintah

2. Kurangnya

pemahaman

masyarakat

tentang

zakat

3. Tingkat

kepercayaan

masyarakat

kepada LAZ

masih

rendah

Strategi ST

1. Membangun

kerjasama

dan menjaga

hubungan

baik dengan

pihak

pemerintah

2. Meningkatka

n aktivitas

dakwah

tentang

ZISWA

kepada

masyarakat

Strategi WT

1. Meningkatn

citra lembaga

yang baik

2. Bersinergi

dengan

organisasi

pengelola zakat

(OPZ) lainnya,

untuk

memberikan

manfaat kepada

masyarakat

3. Meninkatkan

hubungan

dengan para

Page 147: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

133

4. Berdirinya

LAZ lain di

Banten

3. Meningkatka

n integritas,

profesionalit

as, dan

transparansi

lembaga

4. Meningkatka

n manajemen

lembaga dan

membangun

hubungan

baik dengan

organisasi

pengelola

zakat lainnya

tokoh

masyarakat

untuk

mensosialisasik

an program

kegiatan

lembaga

Berdasarkan hasil matrik SWOT diatas, maka

alteranatif strategi yang dapat diterapkan pada LAZ

HARFA, sebagai berikut:

a. Strategi SO (Strength dan Opportunity)

1) Meningkat hubungan baik dengan masyarakat

2) Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain, serta

menjaga hubungan baik dengan para mitra

3) Meningkatkan strategi berbasis teknologi informasi

komukasi (online) yang baik

4) Meningkatkan syiar motivasi tentang pengetahuan

ZISWAF kepada masyarakat

5) Meningkatkan program yang beragam sehingga

dapat meningkatkan minat donatur dan memperluas

saluran pendistribusian

Page 148: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

134

b. Strategi WO (Weakness dan Opportunity)

1) Meningkatkan sosialisasi program kegiatan

lembaga kepada masyarakat

2) Meningkatkan pengetahuan para amil tentang

lembaga dan fiqh ZISWAF

3) Meningkatkan jangkauan lembaga hingga tingkat

nasional

4) Meningkatkan kemampuan IT kepada para tenaga

kerja

c. Strategi ST (Strength dan Threat)

1) Membangun kerjasama dan menjaga hubungan

baik dengan pihak pemerintah

2) Meningkatkan aktivitas dakwah tentang ZISWA

kepada masyarakat

3) Meningkatkan integritas, profesionalitas, dan

transparansi lembaga

4) Meningkatkan manajemen lembaga dan

membangun hubungan baik dengan organisasi

pengelola zakat lainnya

d. Strategi WT (Weakness dan Threat)

1) Meningkatn citra lembaga yang baik

2) Bersinergi dengan organisasi pengelola zakat

(OPZ) lainnya, untuk memberikan manfaat kepada

masyarakat

3) Meninkatkan hubungan dengan para tokoh

masyarakat untuk mensosialisasikan program

kegiatan lembaga

Page 149: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

135

Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap strategi

fundraising pada LAZ HARFA dalam meningkatkan

kepercayaan muzakki menunjukan hasil yang baik dalam

setiap proses berjalannya aktivitas program yang telah dibuat,

dengan kekuatan, peluang, dan kemampuan dalam manajemen

strategi yang baik sehingga dapat berjalan dengan baik dalam

meningkatkan kepercayaan para muzakki. Dari hasil

kesimpulan analisis SWOT bila diintegrasikan dengan hasil

data pencapaian jumlah donatur yang telah didapatkan,

bahwasannya dalam setiap tahun LAZ HARFA mengalami

peningkatan pada jumlah donatur.

Hasil dari penerepan strategi fundraising dalam pencapaian

jumlah donatur dari tahun 2017 sampai 2019 terus bertambah,

pencapaian jumlah donatur pada tahun 2017 mencapai 4.397,

lalu pada tahun 2018 jumlah donatur meningkat mencapai

4.624 donatur yang artinya mengalami peningkatan hingga

5.1% dari tahun sebelumnya. Peningkatan strategi fundraising

pada LAZ HARFA terus dilakukan, sehingga hasil dari

evaluasi tersebut memberikan pengaruh besar pada LAZ

HARFA, karena pada tahun 2019 pencapaian jumlah donatur

meningkat hingga 114.7% dibandingkan dengan tahun 2018

yaitu mencapai 9.931donatur.

Maka hal ini dapat disimpulkan, bahwa strategi fundraising

dalam meningkatkan kepercayaan muzakki pada LAZ

HARFA Banten terlakasana dengan baik serta efektif untuk

dilanjutkan pada tahun yang akan datang.

Page 150: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

136

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang

Strategi Fundraising Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS)

Dalam Upaya Menigkatkan Kepercayaan Muzakki Pada

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Harapan Dhuafa (HARFA)

Banten Tahun. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut.

1. Strategi Fundraising LAZ Harapan Dhuafa (HARFA)

LAZ HARFA membuat rancangan strategi fundraising

yang terbagi menjadi empat strategi. Dari keempat strategi

tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan minat

masyarakat untuk menunaikan zakat serta meningkatkan

jumlah donatur dan himpunan dana zakat, infaq, dan

shadaqah. Berikut keempat strategi yang terdapat di LAZ

HARFA:

a. Strategi Menciptakan Program

b. Strategi Promosi

c. Strategi Kerjasama Program

d. Strategi Membuat Layanan Terbaik

Page 151: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

137

2. Implementasi Strategi

Dalam pelaksanaannya LAZ HARFA melakukan

beberapa strategi fundraising diantaranya sebagai berikut:

a. Strategi Menciptakan Program

LAZ HARFA memiliki beberapa program kegiatan,

diantaranya:

1) Chanel Pendidikan

2) Chanel Kesehatan

3) Chanel Ekonomi

4) Program Khusus

5) Program Disaster

6) Humanitarian Relief

7) Desa Harapan

b. Strategi Promosi

Strategi promosi terbagi menjadi dua metode:

1) Direct Fundraising (penghimpunan secara langsung)

2) Indirect Fundraising (penghimpunan secara tidak

langsung)

c. Strategi Membangun Kerjasama dengan Mitra

d. Strategi Maintenance Muzakki

3. Evaluasi Berdasarkan Analisis SWOT pada Strategi

Fundraising dalam Meningkatkan Kepercayaan

Muzakki

Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap strategi

fundraising pada LAZ HARFA dalam meningkatkan

kepercayaan muzakki menunjukan hasil yang baik dalam

setiap proses berjalannya aktivitas program yang telah

Page 152: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

138

dibuat, dengan kekuatan, peluang, dan kemampuan dalam

manajemen strategi yang baik sehingga dapat berjalan

dengan baik dalam meningkatkan kepercayaan para

muzakki. Dari hasil kesimpulan analisis SWOT bila

diintegrasikan dengan hasil data pencapaian jumlah

donatur yang telah didapatkan, bahwasannya dalam setiap

tahun LAZ HARFA mengalami peningkatan pada jumlah

donatur.

Maka hal ini dapat disimpulkan, bahwa strategi

fundraising dalam meningkatkan kepercayaan muzakki

pada LAZ HARFA Banten terlaksana dengan baik serta

efektif untuk dilanjutkan pada tahun yang akan datang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka

penulis memberikan saran dalam upaya meningkatkan strategi

fundraising pada LAZ HARFA agar kedepannya dapat

menjadi lebih baik. Saran yang diberikan kepada LAZ HARFA

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap muzakki dalam

meningkatkan kepercayaan pada LAZ HARFA.

2. Meningkatkan profesionalitas dan integritas SDM pada

LAZ HARFA agar supaya LAZ HARFA akan terus

berkomitmen dan konsisten dalam memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat.

3. Meningkatkan sistem manajemen yang baik dalam hal

data laporan program kegiata, pencapaian hasil

penghimpunan, pendistribusian, pendayagunaan, dan

Page 153: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

139

database para donatur yang telah berkontribusi pada LAZ

HARFA.

4. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan lembaga

yang ada di indonesia terkait program kegiatan dan betapa

pentingnya berzakat.

5. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga, instansi, dan

organisasi lainnya agar dapat meningkatkan kepercayaan

dan jumlah donatur.

6. Meningkatkan ilmu teknologi dan informasi dalam hal

multimedia untuk membantu mensosialisasikan kegiatan

lembaga melalui website, media sosial, dsb. Karena pada

umumnya hampir seluruh masyarakat indonesia memiliki

gadget untuk berkomunikasi, dengan harapan sosialisasi

tentang penting berzakat dapat tersampaikan secara

maksimal.

Page 154: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

140

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hamid, dkk. (2009). Membangun Kemandirian

Perempuan Potensi dan Pola Derma untuk

Pemberdayaan Perempuan, Serta Strategi

Penggalangannya. Depok: Piramedia.

Ashfahani, Abu Qasim, Al. Mufradat Alfazh Al-Qur’an

(Terjemahan Ahmad Zaini Dahlan). Depok: Khazanah

Fawa'id.

Faridy, Hasan Rifa'i, Al. (2003). Panduan Zakat Praktis. Jakarta:

Dompet Dhuafa Republika.

Jamal, Ibrahim Muhammad, Al. (1986). Fiqh Wanita,

(Terjemahan Zaid Husein Al-Hamid). Semarang: Asy-

Syifa.

Qardawi, Yusuf, Al. (2011). Fiqhuz Al-Azakah, (Terjemahan

Salman Harun, Hukum Zakat). Jakarta: PT. Pustaka

Litera Antar Nusa.

Utsmani, dkk. M, Al. (2008). Ensikiopedia Zakat (Kumpulan

Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsmani). Jakarta:

Pustaka As-Sunnah.

Shiddiieqy, Tengku Muhammad Hasbi, Ash. (1999). Pedoman

Zakat. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Ayyub, hasan. (2008). Fiqh Ibadah, Terjemahan Abdul Rosyad

Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Bachtiar, Wardi. (1999). Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah.

Jakarta: Logos.

Bariadi, Lili. dkk. (Jakarta). Zakat & Wirausaha. 2005: CED.

David, Fred. R. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12,

Terjemahan Dono Sunardi. Jakarta: Salemba Empat.

Page 155: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

141

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Islam Direktorat Panduan

Zakat. (2013). Panduan Organisasi Pengelola Zakat.

Jakarta: CV. Refa Bumat Indonesia.

Hafidhuddin, Didin. (2006). Panduan Praktis Tentang Zakat,

Infaq, Sedekah. Jakarta: Gema Insani.

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen: Dasar, Pengertian,

dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hubeis, Musa, dan Muhammad Najib. (2008). Manajemen

Strategi Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Huda, M. Masrur. (2012). Syubhat Seputar Zakat. Solo: Tinta

Medina.

Huda, Nurul, dkk. (2015). Ekonomi pembangunan Islam. Jakarta:

Kharisma Putra Utama.

Huda, Nurul, dkk. (2015). Ekonomi Pembangunan Islam.

Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Kardiman, A. M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Pron

Hallindo.

Matondang. (2008). Kepemimpinan: Budaya Organisasi dan

Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mu'inan, Rofi. (2011). Potensi Zakat (dari Konsumtif-Kariatif ke

Produktif-Bardayaguna) Prespektif Hukum Islam.

Yogyakarta: Citra Pusaka.

Nasional, Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pusat Bahasa.

Norton, Michael. (2002). Menggalang Dana: Penuntun Bagi

Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Sukarela

di Negara-Negara Selatan, Terjemahan Masri Maris.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 156: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

142

Purwanto, April. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi

Pengelola Zakat. Yogyakarta: Teras.

Qardawi, Yusuf. (2005). Dauru Al-Zakat fi’illaj Al-Musykilat Al-

Iqtishodiyah” terjemahan Sari Nurlita, “Spektrum Zakat

Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan. Jakarta: Zikrul

Hakim.

Rafiudin, dan Manna Abdul Djaliel. (1997). Prinsip dan Strategi

Dakwah. Bandung: Pustaka Setia.

Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus

Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sangid, Ahmad. (2008). Dahsyatnya Sedekah. Jakarta: Qultum

Media.

Sani, M. Sani. (2010). Jurus Menghimpun Fulus, Manajemen

Zakat Berbasis Masjid. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Santoso, Teguh. (2011). Marketing Strategic. Jakarta: Oriza.

Sari, Yeti. Priyatna. (2004). Zakat Pajak dan Lembaga Keuangan

Islam Dalam Tinjauan Fiqih. Solo: Era Intermedia.

Siagian, Sondang. Analisis Perumusan Kebijakan dan Strategi

Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Sudirman. (2007). Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas.

Malang: UIN Malang Press.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sumarsan, Thomas. (2013). Sistem Pengendalian Manajemen:

Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja. Jakarta:

Indeks.

Umar, Husein. (2001). Strategic Management In Action. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Page 157: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

143

Wahyono, Sentot Imam. (2008). Manajemen Tata Kelola

Manajemen Bisnis. Surabaya : Indeks.

Yasin, Ibrahim. (2008). Kitab Zakat, Hukum, Tata Cara dan

Sejarah. Bandung: Marja.

Young, Joyce, dkk. (2007). Menggalang Dana untuk Organisasi

Nirlaba, Terjemahan Siti Mashitoh. Jakarta : PT. Ina

Publikatama.

Yusanto Muhammad Ismail, dkk. (2003). Manajemen Strategis

Perspektif Syariah. Pejaten: Khairul Bayaan.

Zainuddin, Imam, Bin Abdul Latif. (2001). Ringkasan Shahih Al-

Bukhari, Terjemahan Cecep Samsul Hari dan Tolib dan

Anis. Bandung: Mizan Media Utama.

Internet

https://lazharfa.org/tentang-harfa/

https://zakat.or.id/pengertian-zakat-fitrah/

https://www.globalzakat.id/tentang/zakat-maal

Wawancara

Wawancara dengan Bapak Marjaya, S.Pd (Ka. Divisi SDM),

Pada Tanggal 11 September 2020

Page 158: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

LAMPIRAN

Page 159: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Transkip Wawancara

Responden : Marjaya, S.Pd.

Jabatan : Ka. Divisi SDM

T : Apa strategi yang diterapkan pada LAZ HARFA dalam

penghimpunan dana ZIS untuk meningkat kepercayaan

para muzakki?

J : Dalam pelaksanaannya LAZ HARFA melakukan beberapa

strategi fundraising yang terbagi menjadi empat strategi, yaitu

pertama menciptakan program, kedua kampanye,

ketiga kerjasama program, keempat membuat layanan terbaik.

keempat strategi tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan minat masyarakat untuk menunaikan zakat

serta meningkatkan kepercayaan muzakki serta jumlah donasi

dana zakat, infaq, dan shadaqah.

T : Apa Metode yang diterapkan pada LAZ HARFA dalam

penghimpunan dana ZIS?

J : LAZ HARFA melakukan beberapa strategi fundraising yang

terbagi menjadi dua metode, yaitu pertama dengan cara direct

fundraising (penghimpunan secara langsung), dan metode

kedua dengan cara inderct fundraising (penghimpunan secara

tidak langsung). Dari kedua metode tersebut terdapat program

kegiatan yang dipersiapkan untuk memfasilitasi penghimpunan

dana yang akan diberikan masyarakat.

T (Tanya)

J (Jawab)

Page 160: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

T : Siapakah mitra yang bekerjasama dengan LAZ HARFA

dalam penghimpunan serta mensukseskan program

kegiatan pendistribusian?

J : Menjalin kerjasama dengan mitra dalam manjalankan aktivitas

kegiatan lembaga sangat penting kita lakukan. Mulai pada

tahun 2005 hingga sampai saat ini LAZ HARFA telah menjalin

kerjasama dengan beberapa mitra yaitu pihak pemerintah,

perusahaan, dan organisasi lainnya. Kerjasama yang telah

terjalin merupakan bentuk aktualisasi dalam merealisasikan

program-program kegiatan zakat mulai dari penghimpunan

sampai pendayagunaan dana zakat

T : Bagaimana realisasi pencapaian strategi fundraising dalam

meningkatkan kepercayaan donatur, penghimpunan, dan

pendistribusian pada LAZ HARFA?

J : Pencapaian LAZ HARFA dalam penghimpunan dalam setiap

tahun terus meningkat dan terus bertambah. Dalam waktu 3

tahun mulai dari tahun 2017 – 2019. Dari laporan akhir yang

telah kita buat, bahwa pencapaian penghimpunan di tahun 2019

mencapai Rp. 16.502.365.654, pendistribusian 151.985, dan

kontribusi para donatur terus bertanbah hingga mencapai

9.931. Dari hasil pencapaian tersebut, proses yang telah kami

jalani berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang

diharapkan.

Page 161: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Lampiran 2: Dokumentasi

Kantor Pusat LAZ HARFA

Layanan Customer Service LAZ HARFA

Foto bersama dengan Bapak Marjaya, S.Pd. (Ka. Divisi SDM)

Page 162: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Lampiran 3: Struktur Organisasi LAZ HARFA

Struktur Kepengurusan LAZ HARFA

Page 163: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian (Skripsi)

Page 164: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Lampiran 5: Surat Bimbingan Skripsi

Page 165: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Lampiran 6: Surat Keterangan Penelitian Skripsi

Page 166: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Lampiran 7: Program Kegiatan LAZ HARFA

Program Pendidikan

HARFA Skill Center (HSC) Program Pendidikan

Beasiswa Prestasi Yatim

Program Pendidikan Khadijah Islamic School (KIS)

Program Pendidikan Tahfidz Qur’an

Program Kesehatan Community Lead Total Sanitation

Program Kesehatan Cuci Tangan Pakai Sabun

Page 167: STRATEGI FUNDRAISING DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS …

Program Kesehatan Bantuan Sarana Air Bersih

Program Kesehatan Promosi Kesehatan (PROMKES)

Seperti HYGIEN NUTRISIS

Program Ekonomi NGABACA

(Ngaji Bareng Abang Becak)

Program Kemanusiaan Aksi Peduli Kemanusiaan

LAZ HARFA