85
i ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMASARAN KELAPA MUDA DI KOTA KENDARI SKRIPSI Oleh: SAMSUL NIM. D1A113170 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2017

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

i

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN

USAHA PEMASARAN KELAPA MUDA

DI KOTA KENDARI

SKRIPSI

Oleh:

SAMSUL

NIM. D1A113170

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2017

Page 2: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

ii

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN

USAHA PEMASARAN KELAPA MUDA

DI KOTA KENDARI

Skripsi

diajukan kepada Fakultas Pertanian

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Jurusan/Program Studi Agribisnis

Oleh:

SAMSUL

NIM. D1A113170

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2017

Page 3: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

iii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANA PUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI

TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL

JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI

PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Agustus 2017

SAMSUL

NIM. D1A113170

Page 4: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

iv

iii

Page 5: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

v

iv

Page 6: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

vi

ABSTRAK

SAMSUL (D1A113170). Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Pemasaran

Kelapa Muda di Kota Kendari. Dibimbing oleh Rosmawaty sebagai Pembimbing

I dan Yusna Indarsyih sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetehui (1) biaya yang dikeluarkan pada

usaha pemasaran kelapa muda di Kota Kendari, (2) pendapatan yang diperoleh

pada usaha pemasaran kelapa muda di Kota Kendari dan (3) efisiensi biaya R/C

pada usaha pemasaran kelapa muda di Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan

Metode kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh penjual kelapa muda

gelondongan di Kota Kendari. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode sensus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) rata-rata

biaya yang dikeluarkan pada usaha pemasaran kelapa muda adalah sebesar Rp

6.831.584/bulan, (2) sedangkan pendapatan atas biaya total adalah Rp 59.547.827

per bulan dengan nilai rata-rata sebesar Rp 4.253.416 per bulan dan (3) efisiensi

biaya R/C ratio pada usaha pemasaran kelapa muda adalah 1,6 artinya lebih besar

dari 1 dalam artian bahwa usaha pemasaran kelapa muda menguntungkan dan

layak untuk dikembangkan.

Kata Kunci: Biaya, Pendapatan, efisiensi biaya R/C.

v

Page 7: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

vii

ABSTRACT

SAMSUL (D1A113170). Cost Analysis and Income of Young Coconut

Marketing Enterprises in Kendari City. Guided by Rosmawaty as Advisors I and

Yusna Indarsyih as mentors II

This study aims to recognize (1) the cost incurred in the marketing of young

coconut in Kendari City, (2) income earned on young coconut marketing business

in Kendari City and (3) R/C cost efficiency at young coconut marketing business

in Kota Kendari. This study uses Quantitative method. The population of this

research is all sellers of young coconuts in Kendari City. Determination of

sample in this research is using census method. The results of this study show that

(1) the average cost incurred in the marketing of young coconut is Rp

6,831,584/month, (2) while the total cost of revenue is Rp 59,547,827 per month

with the average value of Rp 4.253.416 per month and (3) cost efficiency R/C

ratio on marketing of young coconut is 1.6 means greater than 1 in the sense that

young coconut marketing business is profitable and feasible to Developed.

Keywords: Cost, Income, efficiency R/C cost.

vi

Page 8: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan

Karunia-Nya jualah, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S.P) pada Jurusan/Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. Seiring

dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghormatan kepada Ibu Dr. Rosmawaty, S.P., M.Si. sebagai Pembimbing I dan

Ibu Yusna Indarsyih, S.P., M.S. sebagai Pembimbing II yang telah banyak

memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis

tujukan khusus kepada Ayahanda La Yta dan Ibunda Wantamo atas perhatian,

fasilitas, dukungan dan do’anya kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan/Program Studi

Agribisnis, Universitas Halu Oleo (UHO) yang telah memberikan kesempatan

dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu

Oleo (kampus harapan, kepercayaan dan kebanggaan bangsa).

2. Dosen penguji dan Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis

khususnya, dan Fakultas Pertanian umumnya yang telah membimbing penulis

selama mengikuti pendidikan.

3. Pegawai staf administrasi Jurusan/Program Studi Agribisnis dan Fakultas

Pertanian atas urusan administrasi yang mendukung penulis dalam masa

pendidikan.

vii

Page 9: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

ix

4. Kapala Asrama Ibnu Sina UHO, seluruh Pembina Asrama Ibnu Sina UHO,

Pembina Asrama Hasriani Tahun 2015 dan seluruh Mahasiswa Bidikmisi

Asrama Hasriani yakni Barzi Ahmad, La Bito S.Pt, Nazar Alnas, Dayat,

Saeruddin, dan Yusran yang telah berkontribusi dalam pembentukan karakter

penulis.

5. Kepada kakakku Idar dan adik-adikku Arsi, Arifudin, Katarina dan Mustam

yang telah mendoakan dan memberikan motivasinya selama penyusunan

skripsi.

6. Kepada sepupu-sepupuku Hidayah S.pd, Dewiyati S.Ners, Farni S.Kep,

Amran, Andi, Janah, Jumi, Suriani, Rika, Rizki yang selalu memberikan

semangat dalam penulisan skripsi ini.

7. Kepada sahabat-sahabatku mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis

angkatan 2013 yang terdiri atas Sunoko Bambang, S.P., Badriadi S.P.,

Filudin, Indra Setiawan, Rahmat India, La Idrus, Ridwan, Khayun, Ririn

Safitri, Dia Puspita Dewi, Masyita, Hartina, dan Irma yang telah banyak

memberikan bantuan berupa motivasi dan partisipasinya selama penyusunan

skripsi ini.

8. Kepada Teman-teman Musholla Az-zaytun Fakultas pertanian dan Remaja

Masjid Nurul Fikri 2017, yaitu Sunahdin, Barzi Ahmad, Nur Ahmad, Navil

yang selalu memberikan semangat dan setia mendampingi selama penulisan

skripsi.

9. Kepada pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

viii

Page 10: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

x

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat dijadikan acuan yang

bermanfaat baik bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Kendari, Juli 2017

Penulis

ix

Page 11: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul...................................................................................................... i

Halaman Judul.......................................................................................................... ii

Halaman Pernyataan................................................................................................. iii

Halaman Pengesahan................................................................................................ iv

Halaman Persetujuan Panitia Ujian.......................................................................... v

Abstrak..................................................................................................................... vi

Abstract.................................................................................................................... vii

Ucapan Terima Kasih ……………………………...……………........................... viii

Daftar Isi .................................................................................................................. iix

Daftar Tabel ............................................................................................................. ix

Daftar Gambar.......................................................................................................... x

Daftar Lampiran…...................................................................................................

xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dan Teori...................................................................................... 6

A.1. Konsep Agribisnis ............................................................................ 6

A.2. Tanaman Kelapa …........................................................................... 8

A.3. Konsep Pemasaran ............................................................................ 10

A.4. Pedagang Kaki Lima ........................................................................ 12

A.5. Teori Biaya........................................................................................ 14

A.6. Teori Pendapatan .............................................................................

A.7. Cost-Ratio (R/C) ...............................................................................

18

20

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 21

C. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................

23

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 27

B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 27

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 28

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28

E. Variabel Penelitian ................................................................................... 29

F. Analisis Data ............................................................................................ 29

G. Konsep Operasional .................................................................................

30

x

Page 12: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

xii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................ 32

A.1. Letak Dan Luas Wilayah...................................................................... 32

A.2. Keadaan Iklim...................................................................................... 34

A.3. Keadaan Demografi............................................................................. 35

B. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda........................................ 39

B.1. Umur..................................................................................................... 39

B.2. Tingkat Pendidikan.............................................................................. 40

B.3. Pengalaman Berdagang........................................................................ 41

B.4. Jumlah Tanggungan Keluarga.............................................................. 42

C. Karakteristik Usaha Kelapa Muda di Kota Kendari..................................... 44

C.1. Biaya Varibel........................................................................................ 44

C.2. Biaya Tetap .......................................................................................... 45

C.3. Struktur Biaya....................................................................................... 46

C.4. Jumlah Hasil Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan .......................... 47

C.5. Analisis Pendapatan Usaha Kelapa Muda............................................ 48

C.6. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C ratio)........................

50

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan.................................................................................................... 51

B. Saran.............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 53

LAMPIRAN............................................................................................................. 56

xi

Page 13: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi Daging Kelapa Berbagai Tingkat Umur, Tahun 1986 ........ 10

2. Luas Wilayah Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2015......................... 33

3. Keadaan iklim Kota Kendari Tahun 2014-2015...................................... 34

4. Keadaan Penduduk berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin di

Kota Kendari Tahun 2015........................................................................

36

5. Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencahrian di Kota Kendari

Tahun 2014..............................................................................................

36

6. Penduduk Kota Kendari Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis

Kegiatan Tahun 2015...............................................................................

37

7. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Sosial Eonomi di Kota Kendari

Tahun 2015..............................................................................................

38

8. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Tingkat

Umur di Kota Kendari Tahun 2017.........................................................

39

9. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Kota Kendari Tahun 2017................................................

41

10. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Tingkat

Pengalaman di Kota Kendari Tahun 2017...............................................

42

11. Karakteristik Pedagang Responden Berdasarkan Tingkat Tanggungan

Keluarga di Kota Kendari Tahun 2017....................................................

43

12. Total dan Rata-Rata Biaya Variabel yang Dikeluarkan Pedagang

Responden Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017 ........

44

13. Total dan Rata-Rata Biaya Tetap yang Dikeluarkan Pedagang

Responden Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017.........

45

14. Total dan Rata-Rata Struktur Biaya yang Dikeluarkan Pedagang

Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017...........................

47

15. Total dan Rata-Rata Hasil Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan

Usaha Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017................

16. Analisis Pendapatan Usaha Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan

April 2017................................................................................................

48

49

xii

Page 14: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.Kerangka Pikir Penelitian.....................................................................26

xiii

Page 15: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Riwayat Hidup....................................................................................... 57

2. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 58

3. Identitas Responden Usaha Pemasaran Kelapa Muda di Kota

Kendari, 2017........................................................................................

59

4. Biaya Variabel yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa Muda di Kota

Kendari, 2017........................................................................................

60 5. Biaya Penyusutan Alat Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari, 2017...... 62 6. Biaya Tetap yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari,

2017...................................................................................................

65 7. Total Biaya yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari,

2017.................................................................................................................

66 8. Volume Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan Pedagang Kelapa Muda di

Kota Kendari, 2017..........................................................................................

67 9. Pendapatan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari, 2017........................... 68

xiv

Page 16: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa (Cocos nucifera.L) merupakan tanaman jenis palma yang

mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan, di Indonesia

merupakan Negara penghasil kelapa terbesar dunia. Sukamto (2001), kelapa di

Indonesia bersaing dengan kelapa sawit. Produk-produk unggulan kelapa antara

lain minuman segar dari kelapa, santan kelapa, kelapa parut kering, gula kelapa

dan kue kelapa. Selain itu produk-produk kelapa banyak digunakan pada

industri-industri non pangan antara lain, industri sabut kelapa, arang aktif,

aleokimia bahkan kerajinan tangan.

Pada umumnya penduduk Sulawesi Tenggara hidup dari sektor pertanian

terutama di sub sektor perkebunan, dimana sebagian besar masyarakatnya adalah

petani, salah satunya bergerak dibidang perkebunan kelapa. Sehingga diharapkan

kesejahteraan petani sebagian besar berasal dari usahatani kelapa. Di Provinsi

Sulawesi Tenggara produksi kelapa menduduki posisi ketiga dengan jumlah

produksi 30.047 ton tahun 2013 setelah kakao dan jambu mete dari total produksi

perkebunan Sulawesi Tenggara (BPS Sulawesi Tenggara, 2014). Pada tahun 2014

luas areal tanaman kelapa di Sulawesi Tenggara tercatat 57.049 ha dengan jumlah

produksi 41.420 ton, dalam sektor pertanian kelapa merupakan komoditas

tradisional yang secara komersial dapat dihasilkan dalam bentuk kopra, minyak

kelapa, makanan segar, dan lain-lain (BPS Sulawesi Tenggara, 2015).

Page 17: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

2

Produksi kelapa di Sulawesi Tenggara pada tahun 2010 sebesar 38.224 ton

dan mengalami peningkatan di tahun 2012 dan 2014 dengan nilai 41.420 ton dan

66.671 ton, kecuali antara tahun 2011 dan tahun 2013 mengalami penurunan

produksi, dengan nilai produksi 37.662 ton dan 30.047 ton. Data luas areal dan

produksi menunjukkan bahwa secara ekonomi usahatani kelapa merupakan salah

satu potensi sumber pendapatan utama bagi petani di Sulawesi Tenggara (BPS

Sulawesi Tenggara, 2015)

Komoditi perkebunan terbesar di Kota Kendari adalah kelapa setelah

kakao dan jambu mete. Pada tahun 2015 produksi kelapa di Kota Kendari

mencapai 301 ton. Jumlah tersebut tidak lebih kecil dibandingkan dengan

produksi kakao yaitu sebesar 304 ton. Kecamatan penghasil kelapa terbesar

adalah Kecamatan Puuwatu yaitu sebesar 123 ton (BPS Kota Kendari, 2016).

Produksi kelapa di Kota Kendari dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, pada tahun 2010 produksi sebesar 340 ton dan mengalami

penurunan produksi pada tahun 2012, 2013 dan 2014 sebesar 0,007 persen dengan

nilai produksi sebesar 300,07 ton, 300,05 ton dan 300,05 ton serta mengalami

peningkatan kembali di tahun 2011 dan 2015 sebesar 0,32 persen dengan jumlah

produksi 344 ton dan 301 ton (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kendari,

2016).

Kelapa adalah tanaman dengan banyak manfaat. Tanaman ini dapat

menyediakan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal, juga sebagai

sumber pendapatan dari produk-produk olahannya (Foale, 2003). Selain

sebagai salah satu sumber minyak nabati, tanaman kelapa juga sebagai pendapatan

Page 18: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

3

bagi keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyediaan lapangan kerja,

pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai

pendorong tumbuh berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa dan

produk ikutannya di Indonesia (Rahman, 2010). Buah kelapa juga dapat diolah

menjadi produk-produk lain yang bernilai ekonomis. Alternatif produk yang

dapat dikembangkan antara lain virgin coconut oil (VCO), oleokimia, kelapa

parut kering, coconut cream/milk, arang tempurung, karbon aktif dan serat

kelapa. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan

pendapatannya 5-10 kali lipat dibandingkan dengan bila hanya menjual kopra

(Allorerung, et al., 2005).

Sebagian besar buah kelapa muda dijual para petani kelapa dalam bentuk

biji gelondongan melalui pedagang perantara kepada para pedagang eceran yang

sebagian besar berlokasi di pusat Kota Kendari. Berdasarkan survei awal di

lapangan diketahui bahwa ada sebanyak 14 orang yang bekerja sebagai pedagang

kelapa muda. Namun secara resmi data mengenai jumlah pedagang kelapa muda

di Kota Kendari ini belum tercatat.

Banyaknya jumlah pedagang kelapa muda eceran khususnya di Kota

Kendari karena permintaan konsumen terhadap kelapa muda meningkat, hal ini

sebabkan karena kelapa muda memiliki banyak manfaat baik sebagai bahan

makanan dan minuman yang disukai masyarakat selain itu juga memiliki manfaat

kesehatan bagi tubuh manusia. Berbagai faktor yang mempengaruhi penawaran

kelapa muda antara lain harga beli kelapa muda dari petani hanya berkisar antara

Rp 3.000, 3.500 sampai dengan Rp 4.000 per biji sedangkan harga jual kelapa

Page 19: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

4

muda ke konsumen bervariasi mulai dari kisaran Rp 5.000, Rp 7.000, dan Rp

8.000 per biji tergantung jauh dekatnya lokasi penjualan dari pusat kota. Selain

itu lokasi penjualannya mudah dijangkau oleh konsumen dan buah kelapa muda

yang dijual bisa dalam bentuk biji gelondongan maupun dalam bentuk olahan

minuman siap saji. Namun di sisi lain banyak permasalahan yang terjadi

berkaitan dengan usaha pemasaran kelapa muda di Kota Kendari berdasarkan

pengamatan peneliti diketahui bahwa hampir semua pedagang kelapa muda tidak

memiliki lokasi yang tetap dan terpusat masih dalam bentuk sewa lahan dan

tersebar di berbagai titik di daerah Kota Kendari, selain itu maraknya muncul

pedagang kelapa muda musiman khususnya di Bulan Ramadhan yang menjadi

pesaing para pedagang sehingga harga jual yang ditetapkan pedagang bervariasi,

hal ini menyebabkan jumlah kelapa muda yang ditawarkan menurun sedangkan

kelapa muda merupakan produk hasil pertanian yang memiliki sifat tidak tahan

lama. Sehingga biaya yang dikeluarkan pedagang kelapa muda cukup besar

khususnya dalam penyediaan bahan baku dan tentunya ini berimplikasi terhadap

pendapatan pedagang kelapa muda. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar

belakang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis

Biaya dan Pendapatan Usaha Pemasaran Kelapa Muda di Kota Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah penelitian adalah:

1. Berapa biaya yang dikeluarkan pada usaha pemasaran kelapa muda di Kota

Kendari?

Page 20: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

5

2. Berapa besar pendapatan yang diperoleh pada usaha pemasaran kelapa muda

di Kota Kendari?

3. Berapa besar efisiensi biaya pada usaha pemasaran kelapa muda di Kota

Kendari?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan pada usaha pemasaran kelapa

muda di Kota Kendari.

2. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh pada usaha

pemasaran kelapa muda di Kota Kendari.

3. Untuk mengetahui besarnya efisiensi biaya pada usaha pemasaran kelapa

muda di Kota Kendari?

Adapun kegunaan penelitian ini, yaitu:

1. Sebagai bahan informasi kepada Pemerintah Kota dalam pembinaan sektor

informal pedagang kaki lima di Kota Kendari.

2. Sebagai bahan informasi bagi para pelaku usaha pemasaran kelapa muda

dalam mengembangkan usahanya.

3. Sebagai bahan referensi bagi para pembaca yang akan melakukan penelitian

sejenis.

Page 21: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dan Teori

Desripsi teori dalam penelitian ini terdiri dari konsep agribisnis, tanaman

kelapa, konsep pemasaran, pedagang kaki lima, teori biaya, teori penerimaan dan

teori pendapatan.

A.1 Konsep Agribisnis

Menurut asal muasalnya kata agribisnis berangkat dari kata agribusiness,

dimana agri=agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau

kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana agribisnis (agribusiness)

adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian

berorientasi profit.

Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan

komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari

mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi

(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan

penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha

yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh

kegiatan pertanian (Downey and Erickson, 1992).

Definisi yang lengkap dari pengertian agribisnis oleh Davis and Golberg

dalam Saptana et.al. (2003), yaitu: "Agribisnis included all operations

involved in the manufacture and distribution of farm suplies; production

operations on the farm; the storage, processing and distribution of farm

Page 22: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

7

commodities made from them, trading (whosaler, retailers), consumers to it,

all non farm firm and institution serving them.." Dengan demikian, suatu sistem

agribisnis yang lengkap merupakan suatu gugusan industri (industrial cluster)

yang terdiri dari empat subsistem, yaitu (1) subsistem agribisnis hulu (upstream

agribusiness) yakni seluruh industri yang menghasilkan dan memperdagangkan

sarana produksi pertanian primer, seperti industri pembibitan/pembenihan,

industri agro-kimia, industri agro-otomotif, agri-mekanik dan lain- lain; (2)

subsistem agribisnis budidaya/usahatani (on-farm agribusiness) yakni kegiatan

yang menggunakan sarana produksi untuk menghasilkan komoditas pertanian

primer (farm product); (3) subsistem agribisnis hilir (downstream

agribusiness) yakni industri yang mengolah industri primer menjadi produk

olahan beserta kegiatan perdagangannya; dan (4) subsistem jasa penunjang

(supporting system agribusiness) yakni kegiatan yang menyediakan jasa bagi

ketiga subsistem di atas seperti infrastruktur, transportasi (fisik, normatif),

perkreditan, penelitian dan pengembangan, pendidikan pelatihan, kebijakan

pemerintah, dan lain-lain.

Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh

keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku,

pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dengan definisi ini

dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua kegiatan

pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the

manufacture and distribution of farm supplies), produksi usahatani (production on

the farm) dan pemasaran (marketing) produk usahatani ataupun olahannya. ketiga

Page 23: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

8

kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu

kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis.

Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga

subsistem, serta tambahan satu subsistem lembaga penunjang.

A.2 Tanaman Kelapa

Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan,

tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai

berikut.

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub-divisio : Aogiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L

Pohon kelapa termasuk jenis palmae yang berumah satu (monokotil).

Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Ada kalanya pohon

kelapa dapat bercabang, namun hal ini merupakan keadaan yang abnormal,

misalnya akibat serangan hama tanaman (Warisno, 2003).

Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis, dapat dijumpai baik di dataran

rendah maupun dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berbuah dengan baik

di daerah dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berubah dengan baik di

daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-450 m dari permukaan laut.

Pada ketinggian 450-1000 m dari permukaan laut, walaupun pohon ini dapat

Page 24: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

9

tumbuh, waktu berbuahnya lebih lambat, produksinya lebih sedikit dan kadar

minyaknya rendah (Amin, 2009).

Tanaman kelapa merupakan jenis tanaman palem yang paling dikenal,

banyak tersebar di daerah tropis. Kelapa dapat tumbuh di pinggir laut hingga

dataran tinggi. Kelapa dapat dibedakan menjadi kelapa varietas dalam dan

hibrida. Ada juga yang membedakannya menjadi 3 varietas, yaitu dalam,

genjah dan hibrida (Amin, 2009).

Buah kelapa merupakan bagian paling penting dari tanaman kelapa karena

mempunyai nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Buah kelapa tua terdiri dari empat

komponen utama, yaitu 35 persen sabut, 12 persen tempurung, 28 persen daging

buah, dan 25 persen air kelapa. Daging buah kelapa selain nikmat disantap

langsung (terutama kelapa muda), atau dapat diproses lebih lanjut. Hal ini

dikarenakan pada umumnya produk pertanian memiliki sifat yang mudah rusak, maka

produk pertanian harus segera dipasarkan dalam bentuk segar atau dapat diolah

menjadi bahan pangan tahan simpan (Shantybio, 2006).

Kelapa muda adalah salah satu produk kelapa yang bernilai ekonomi

tinggi, karena mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan

manusia. Di negara-negara tropis, seperti India dan Bangladesh dilaporkan bahwa

sepertiga produksi buah kelapanya digunakan untuk konsumsi kelapa muda,

terutama air kelapa untuk minuman sehat. Buah kelapa yang dipanen untuk

kelapa muda adalah yang berumur 7 - 8 bulan, bahkan pada saat suhu udara yang

sangat tinggi di Bangladesh, konsumsi kelapa muda meningkat terutama untuk air

kelapa sebagai pengganti air tubuh yang hilang, yaitu buah kelapa yang berumur 6

Page 25: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

10

- 6,5 bulan. Buah kelapa pada umur ini belum membentuk daging buah, sehingga

yang dikonsumsi memang hanya air kelapanya, bahkan kadar sukrosa masih

sangat rendah (Shantybio, 2006). Tabel 1 menguraikan tentang komposisi daging

kelapa berbagai tingkat umur.

Tabel 1. Komposisi Daging Kelapa Berbagai Tingkat Umur, Tahun 1986

Analisis (100g) Buah Muda Buah ½Tua Buah Tua

Kalori, kal 68 kal 180 kal 359 kal Protein, gr 1 4 3.4 Lemak, gr 0.9 13 34.7 Karbohidrat, gr 14 10 14 Kalsium, mg 17 8 21 Fosfor, mg 30 35 21 Besi, mg 1 0.5 2 Aktivitas Vit. A, IU - 10 - Thiamin, mg - 70.1

Asam Askorbat, mg 4 4 2 Air, gr 83.3 70 46.9

Sumber: Thieme, J.G. (1986).

A.3 Konsep Pemasaran

Pemasaran (marketing) merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi

bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder

(pelanggan, karyawan, dan pemegang saham). Sebagai ilmu, marketing

merupakan ilmu pengetahuan yang objektif yang diperoleh dengan penggunaan

instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam

membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling

menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau

pemakai. Sebagai strategi bisnis, marketing merupakan tindakan penyesuaian

suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis baik,

Page 26: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

11

dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus berubah (Hasan,

2014).

Menurut Hasyim (2012), pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan

untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara

paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Dalam

pemasaran terjadi suatu aliran barang dari produsen ke konsumen dengan

melibatkan lembaga perantara pemasaran. Seluruh lembaga perantara pemasaran

memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan saluran pemasaran,

karena jika terdiri dari rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran

yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,

mendistribusikan barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan kepada pembeli

yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan Sukotjo, 2002). Pemasaran

adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,

2002).

Konsep pemasaran adalah falsafah manajemen pemasaran mengatakan

bahwa, untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan

dan keinginan pasar sasaran (target market ) dan memuaskan pelanggan secara

lebih efektif dan efisien dari pada yang dilakukan pesaing (Kotler dan Amstrong,

2005). Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk

Page 27: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

12

mengetahui apa yang diinginkan konsumen kemudian memuaskan konsumen

tersebut dan pada akhirnya perusahaan bertujuan memperoleh laba.

A.4 Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit

berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-jasa) untuk

memenuhi kebutuhan kelompok tertentu didalam masyarakat, usaha tersebut

dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana

lingkungan yang informal. Pedagang kaki lima sangat populer di negara kita.

Kepopuleran pedagang kaki lima ini mungkin dalam arti yang positif dan

mungkin juga dalam arti negatif. Positifnya pedagang kaki lima pasti dapat

menyerap lapangan pekerjaan, dari sekian banyak penganggur. Para

penganggur ini mencoba berkreasi, berwirausaha, dengan modal sendiri ataupun

tanpa modal. Negatifnya, pedagang kaki lima tidak menghiraukan tata tertib,

keamanan, kebersihan, dan kebisingan (Alma, 2009).

Di dalam PERDA No. 17 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6 adalah pedagang

yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dengan

mempergunakan sarana/perlengkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar

pasang dan mempergunakan fasilitas umum sebagai tempat usahanya.

Menurut hasil penelitian dari Fakultas Hukum Unpar tahun 1980 yang

berjudul “Masalah Pedagang Kaki Lima di Kotamadya Bandung dan

penertibannya melalui operasi TIBUM”, menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan pedagang kaki lima ialah orang (pedagang-pedagang) golongan ekonomi

Page 28: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

13

lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa dengan

modal yang relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan di

tempat terlarang ataupun tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat

di tepi jalan yang lebarnya lima kaki (5 feet). Tempat ini umumnya terletak

didepan toko dan tepi jalan (Alma, 2009).

Lupiyadi dan Jero Wacik dalam Laporan Penelitian Pendidikan (2002)

menjelaskan pedagang kaki lima termasuk pedagang kecil dan mereka

melakukan usaha yang tidak tergantung kepada pemilik dan manajemennya

serta tidak menguasai atau mendominasi pasar dimana dia berada. Pedagang kaki

lima adalah sektor informal yang melakukan aktifitas ekonominya menggunakan

ruas trotoar yang tidak mendapatkan tempat yang sebenarnya dari pemerintah.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

pedagang kaki lima adalah salah satu kegiatan ekonomi dalam wujud sektor

informal. Pedagang kaki lima adalah orang yang membuka usahanya dalam

bidang produksi dan jasa dengan menggunakan modal yang relatif kecil dan

menempati ruang publik.

Menurut Alma (2009), ada beberapa ciri-ciri pedagang kaki lima ialah:

a) Kegiatan usaha tidak terorganisir secara baik.

b) Tidak memiliki surat izin usaha.

c) Tidak teratur dalam kegiatan berusaha, baik ditinjau dari tempat usaha

maupun jam kerja.

d) Bergerombol di trotoar, atau di tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat

dimana banyak orang ramai.

Page 29: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

14

e) Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari

mendekati konsumen.

A.5 Teori Biaya

Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis

dimanfaatkan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik

yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat ditukar dalam satuan uang,

yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya

merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan harga pokok dan harga

jual.

Menurut Supriyono (2000), biaya adalah harga perolehan yang

dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue

yang akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan. Sedangkan menurut

Simamora (2000), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau dimasa

mendatang bagi organisasi. Serupa dengan hal tersebut Mulyadi (2009)

menyatakan bahwa pengertian biaya dalam artian luas adalah “biaya merupakan

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi

atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Husen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa “biaya adalah aset kas atau

nonkas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan keuntungannya

bagi perusahaan pada masa sekarang atau masa yang akan datang”. Menurut

Mulyadi (2009) biaya dapat digolongkan menjadi 5 golongan besar yaitu:

Page 30: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

15

1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran. Menurut cara

penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan

biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua

pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan

bakar”.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur,

ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi

administrasi dan umum. Oleh karena itu, dalam perusahaan manufaktur,

biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:

a. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi bahan produk jadi yang siap untuk dijual.

Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji

karyawan baik langsung maupun tidak langsung yang berhubungan

dengan proses produksi. Biaya produksi secara garis besar dibagi

menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead

pabrik.

b. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Yang termasuk kedalam

kegiatan pemasaran adalah biaya iklan dan biaya promosi.

c. Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya

yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya gaji karyawan.

Page 31: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

16

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam

hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan

menjadi 2 golongan.

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya

karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung dapat dengan

mudah diindentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produk

langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam

hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak

langsung atau biaya overhead pabrik.

4. Penggolongan biaya menurut perlakuan dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktivitas.

a. Biaya variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung.

Page 32: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

17

b. Biaya semi variabel

Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume

kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur

biaya variabel.

c. Biaya semi fixed

Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah

dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

d. Biaya tetap

Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan

tertentu. Contoh: gaji direktur produksi.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya. Jika dilihat

menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi:

a. Pengeluaran modal

Biaya ini hanya mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Contoh pembelian aktiva tetap.

b. Pengeluaran pendapatan

Biaya ini hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadi

pengeluaran tersebut. Contoh: biaya telepon, biaya iklan.

Menurut Sudarman (2001), total biaya adalah total biaya tetap ditambah

dengan total biaya variabel. Total biaya dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Page 33: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

18

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp).

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap) (Rp).

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel) (Rp).

A.6 Teori Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut Sukirno (2000), pendapatan

individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumahtangga dalam

perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi yang

dimilikinya dari sumber lain. Selanjutnya menyatakan pada tahun 2006, bahwa

pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi

kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun

tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa

nilai uang yang diterima dari penjualan pokok yang dikurangi biaya yang telah

dikeluarkan.

Hendriksen (2000) menjelaskan bahwa pendapatan adalah secara umum

sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga

pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah

proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktik ini biasanya

pendapatan diakui pada saat penjualan.

Soekartawi (2002) menyatakan penerimaan adalah hasil kali antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Selain itu, Pangandaheng (2012)

Page 34: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

19

menyatakan pendapatan merupakan penerimaan yang dikurangi dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan. Pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung dari

pekerjaan dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan,

tingkat pendapatan perjam yang diterima.

Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah

output. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan

barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P

(Rahman, 2010).

Penerimaan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang dijual

dengan harga barang. Jika terdapat banyak barang maka cara menghitung

penerimaan adalah sebagai berikut:

R = ∑(Yi . Pyi)

Keterangan:

R = Penerimaan (Rp)

Yi = Jumlah Penjualan (Kg)

Pyi = Harga (Rp)

Menurut Sinungan (2003), kriteria pendapatan yang ditetapkan dalam

seminar pendapatan nasional dan salah satu pokok adalah batasan tingkat

pendapatan untuk tingkat pendapatan untuk kriteria pendapatan rendah, sedang

dan tinggi sebagai berikut:

1. Kriteria untuk pendapatan rendah

a. Penduduk yang pendapatan rendah yaitu Rp 1.000.000-Rp 10.000.000.

pertahun atau rata-rata Rp 750.000 perkapita perbulan.

b. Tidak memiliki pekerjaan tetap

c. Tidak memiliki tempat tinggal tetap (sewa)

Page 35: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

20

d. Tingkat pendidikan terbatas

2. Kriteria untuk pendapatan sedang

a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp 10.000.000- Rp

25.000.000, Rp 1.250.000 perkapita perbulan.

b. Memiliki pekerjaan tetap

c. Memiliki tempat tinggal yang sederhana

d. Memiliki tingkat pendidikan.

3. Kriteria untuk pendapatan tinggi

a. Penduduk yang berpendapatan tinggi yaitu Rp 25.000.000-Rp

50.000.000 atau rata-rata Rp 2.083.333 perkapita perbulan.

b. Memiliki lahan dan lapangan pekerjaan

c. Memiliki tempat tinggal tetap

d. Memiliki tingkat pendidikan

A. 7 Cost-Ratio (R/C)

Soekartawi (2016), komponen biaya dapat dianalisis keuntungan usaha

dengan menggunakan analisis R/C. R/C adalah Singkatan dari (Revenue Cost

Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya. Analisis

ini digunakan untuk mengetahui apakah usaha itu menguntungkan atau tidak dan

layak untuk dikembangkan. Jika hasil R/C lebih dari satu maka usaha tersebut

menguntungkan, sedangkan jika hasil R/C sama dengan satu maka usaha tersebut

dikatan impas atau tidak mengalami untung atau rugi dan apabila hasil R/C

kurang dari satu maka usaha tersebut mengalami kerugian.

Page 36: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

21

Rahim dan Hastuti (2007), mengemukakan analisis R/C ratio merupakan

perbandingan (Ratio) antara penerimaan (Ravenue) dan biaya (Cost). Analisis ini

digunakan untuk menghitung besarnya penerimaan/pendapatan yang diperoleh

dari setiap rupiah. Rumus R/C sebagai berikut.

Dimana:

R = Penerimaan (Revenue)

C = Biaya (Cost)

Yi = Jumlah produk i

Pyi = Harga unit produk i

Xi = Input produksi i

Pxi = Harga per unit ke-i

Jika R/C mendekati 1 berarti efisiensi penggunaan modal rendah karena

jika R/C = 1 berarti perusahaan hanya mencapai kondisi pulang pokok. Artinya

jumlah penerimaan yang diperoleh hanya sebesar modal yang digunakan untuk

memperoleh penerimaan tersebut. Jika R/C < 1 berarti penggunaan modal rugi

karena jumlah penerimaan lebih kecil dari jumlah modal yang digunakan.

Dapat disimpulkan bahwa nilai R/C yang makin lebih besar dari 1 berarti

penggunaan modal makin efisien.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Agus (2005) tentang tingkat pendapatan

pedagang es kelapa muda di Lombok Timur menemukan bahwa rata-rata

pendapatan pedagang es kelapa muda yaitu berkisar Rp 8.000.000-Rp

10.000.000/bulan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan

pedagang es kelapa muda yaitu volume produksi dan jam kerja.

Page 37: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

22

Penelitian lainnya tentang penjualan es kelapa muda yaitu Sutrisno (2007)

yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang es

kelapa muda di Manokwari yang menemukan bahwa faktor yang paling

mempengaruhi pendapatan pedagang es kelapa muda yaitu cuaca. Jika cuacanya

cerah maka volume penjuaan dan pendapatan dapat meningkat, namun jika musim

penghujan tiba, maka usaha penjualan es kelapa muda tidak dapat dijalankan

sehingga mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang.

Penelitian yang dilakukan oleh Merta (2013) dengan judul Analisis

Komporatif Pendapatan Pedagang Kelapa Muda di Kelurahan Tatura Utara

dengan Kelurahan Talise Kota Palu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pendapatan pedagang kelapa muda di Kelurahan Tatura Utara relatif sama besar

dengan pendapatan pedagang kelapa muda di Kelurahan Talise. Hal ini

ditunjukkan oleh besarnya rata-rata pendapatan pedagang kelapa muda di Kelurahan

Tatura Utara selama 2 bulan sebesar Rp 5.952.660 atau dalam 1 bulan sebesar

Rp 2.976.330 sedangkan rata-rata pendapatan pedagang kelapa muda di

Kelurahan Talise selama 2 bulan sebesar Rp 5.590.025 atau dalam 1 bulan

sebesar Rp 2.795.013.

Penelitian yang dilakukan oleh Darmanto (2013) tentang Analisis Biaya

dan Pendapatan Usahatani Kelapa Dalam di Desa Jatimulya Wonosari, Kabupaten

Boalemo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur biaya usahatani pada

tahun 2009 sebesar Rp 316.803,55; tahun 2010 sebesar Rp 943.417,75; tahun

2011 sebesar Rp 1.138.167,80; dan tahun 2012 sebesar Rp 1.817.542,70.

Pendapatan tahun 2009 senilai Rp 683.196,20; tahun 2010 senilai Rp

Page 38: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

23

1.947.082,25; tahun 2011 senilai Rp 2.343.282.20; dan tahun 2012 senilai Rp

2.058.967,30. Analisis R/C Ratio tahun 2009 sebesar 3,16; tahun 2010 dan 2011

masing-masing 3,06; dan tahun 2012 sebesar 2,13. Maka petani kelapa dalam di

Desa Jatimulya Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo dikatakan

menguntungkan dikarenakan R/C Ratio > 1.

Penelitian yang dilakukan oleh Firnawati (2016) dengan judul Analisis

Biaya Produksi dan Pendapatan Petani Rumput Laut di Desa Ollo Selatan

Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi dengan permasalahan berapa biaya

produksi yang dikeluarkan oleh usahatani rumput laut di Desa Ollo Selatan

Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi dan berapa besar pendapatan yang

diperoleh usahatani rumput laut di Desa Ollo Selatan Kecamatan Kaledupa

Kabupaten Wakatobi serta usahatani rumput laut Desa Ollo Selatan Kecamatan

Kaledupa Kabupaten Wakatobi mengalami keuntungan, impas atau kerugian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani rumput

laut dalam satu kali proses produksi yaitu sebesar Rp 10.805.719,16, dengan R/C

rasio sebesar 8,75 berarti usaha budidaya rumput laut menguntungkan dan layak

untuk dikembangkan serta penggunaan biaya produksi efisien.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Pedagang adalah orang yang melakukan pembelian dan penjualan kembali

barang yang telah dibelinya dan atau menjual barang yang diproduksinya sendiri.

Pedagang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah khusus pedagang kelapa

muda yang melakukan usaha pemasaran kelapa muda itu sendiri. Biaya adalah

Page 39: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

24

harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis dimanfaatkan.

Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud

maupun tidak berwujud yang dapat ditukar dalam satuan uang, yang telah terjadi

atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya merupakan salah satu

faktor penting dalam menentukan harga pokok dan harga jual. Penggolongan

biaya menurut perlakuan dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas

yakni: (1) biaya variabel yakni biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, komunikasi,

pipet, tisu dan biaya plastik, (2) biaya tetap yakni biaya yang jumlah totalnya tetap

dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contoh: sewa lahan/iuran, listrik, air dan

penyusutan alat.

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar

arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan

maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Dalam pemasaran terjadi suatu

aliran barang dari produsen ke konsumen. Harga pokok produk bermanfaat bagi

manajemen untuk menentukan harga jual. Dalam menetapkan harga jual kelapa

muda, biaya bahan baku merupakan salah satu data yang dipertimbangkan

disamping biaya lain. Harga jual kelapa muda akan mempengaruhi besarnya

volume penjualan kelapa muda.

Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat pada tingkat pendapatan yang

diperoleh usaha itu sendiri karena tujuan utama usaha pada umumnya adalah

untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dan pencapaian pendapatan

merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup usaha yang kita

Page 40: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

25

jalani. Pendapatan bisa didapat secara optimal, jika volume penjualan mencapai

hasil yang maksimal. Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara volume

penjualan dengan pendapatan dapat dilihat pada komponen-komponen biaya.

Volume penjualan terhadap pendapatan ada hubungan yang erat, karena dalam hal

ini dapat diketahui bahwa pendapatan akan timbul jika penjualan kelapa muda

lebih besar dibanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan usaha

pemasaran kelapa muda diperoleh dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran

usaha atau penerimaan total dikurangi total biaya dalam satu periode pemasaran.

Setelah itu akan dihitung R/C yakni perbandingan antara penerimaan dan biaya

agar diketahui apakah usaha yang dijalankan menguntungkan, impas atau rugi.

Berdasarkan kerangka pemikiran maka dirumuskan dalam bentuk Gambar 1.

Page 41: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

26

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Struktur Biaya:

a. Biaya Variabel

b. Biaya Tetap

Pendapatan Usaha

Pemasaran Kelapa Muda

Usaha Pemasaran

Kelapa Muda

Penerimaan

Harga Jual

Pedagang

Volume Penjualan

Kelapa Muda

R/C

Page 42: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

27

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari. Pemilihan lokasi

tersebut ditentukan secara purposive didasarkan pada pertimbangan bahwa di

lokasi tersebut, terdapat pedagang yang memasarkan khusus kelapa muda. Waktu

penelitian dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan April 2017.

B. Populasi dan Sampel

Pedagang kelapa muda dalam penelitian ini ditentukan dengan

mengunakan metode sensus. Dengan metode sensus maka seluruh populasi

pedagang kelapa muda menjadi sampel penelitian yakni sebanyak 14 orang

pedagang. Menurut Rianse dan Abdi (2009), pengambilan sampel secara sensus

yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 50 orang. Pengunaan metode sensus

didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu: (1) jumlah populasi pedagang

kelapa muda relatif kecil, (2) dapat memperoleh informasi yang lengkap tentang

ciri dan sifat populasi pedagang kelapa muda, dan (3) dapat menghasilkan

gambaran yang lengkap dan dapat dipercaya tentang usaha pemasaran kelapa

muda yang dilakukan pedagang di lokasi penelitian.

Page 43: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

28

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder:

1. Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di

lapangan melalui wawancara dengan pedagang kelapa muda.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga yang terkait yakni

BPS Provinsi, BPS Kota Kendari, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota

Kendari, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mendukung analisis

data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Teknik Wawancara

Teknik pengumpulan data primer adalah wawancara terstruktur dengan

menggunakan daftar pertanyaan serta melakukan pengamatan langsung

dilapangan.

2. Metode Pencatatan

Data sekunder dikumpulkan dengan mengoleksi berbagai data (dokumentasi)

yang berhubungan dengan hasil-hasil penelitian diberbagai sumber yang

relevan dengan penelitian ini.

Page 44: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

29

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Identitas responden meliputi: umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah

tanggungan keluarga, dan pengalaman berdagang kelapa muda.

2. Profil usaha pemasaran kelapa muda meliputi: sewa lahan, jumlah bahan baku

kelapa muda, penyusutan alat, harga beli bahan baku kelapa muda, harga jual

kelapa muda, penerimaan dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan pada usaha pemasaran kelapa

muda digunakan perhitungan total biaya sebagai berikut:

TC= FC + VC

Keterangan:

TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp).

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp).

VC = Variable Cost (Biaya Variabel) (Rp)

2. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh pada usaha pemasaran kelapa

muda dengan mengunakan persamaan menurut Soekartawi (2016) sebagai

berikut:

a. TR = Y . Py

Keterangan:

TR = Total Penerimaan (Rp)

Y = Produksi yang diperoleh dalam pemasaran kelapa muda

(Rp/buah)

Py = Harga (Rp)

Page 45: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

30

b. Pd = TR - TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan Usaha (Rp)

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)

TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)

3. Untuk mengetahui efisiensi usaha mengunakan Rumus:

R/C=TR/TC

Keterangan:

TR = Penerimaan Total (Total Revenue)

TC = Biaya Total (Total Cost)

Dengan kriteria:

R/C Ratio > 1, berarti usaha i menguntungkan,

R/C Ratio < 1, berarti usaha i merugikan secara ekonomis

R/C Ratio = 1, berarti usaha i tidak merugikan dan tidak menguntungkan.

G. Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan pengertian dari istilah-istilah yang

digunakan yang juga merupakan batasan untuk mempermudah pengumpulan data

dan memperjelas ruang lingkup dalam penelitian terdiri dari:

1. Responden yaitu pedagang yang melakukan usaha pemasaran kelapa muda di

Kota Kendari (orang)

2. Umur adalah usia pedagang kelapa muda pada saat penelitian ini dilakukan

(Tahun).

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani pedagang

kelapa muda (Tahun).

4. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah tanggungan kepala keluarga (orang).

5. Pengalaman berdagang buah kelapa muda adalah lamanya pedagang kelapa

muda menekuni pekerjaan memasarkan buah kelapa muda (Tahun).

Page 46: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

31

6. Bahan baku adalah buah kelapa muda yang dipasarkan oleh pedagang dalam

bentuk bulat utuh jenis varietas kelapa dalam (butir)

7. Harga beli yaitu harga bahan baku kelapa yang dibeli dan berlaku ditingkat

pedagang kelapa (Rp/butir).

8. Harga jual adalah harga buah kelapa muda ditingkat pedagang kelapa muda

yang berlaku pada saat transaksi dengan konsumen (Rp/butir).

9. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan dan

terus dikeluarkan walaupun jumlah buah kelapa muda yang dipasarkan

banyak atau sedikit (Rp/bulan).

10. Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh jumlah buah kelapa muda yang dipasarkan (Rp/bulan).

11. Total biaya adalah semua pengeluaran dalam usaha pemasaran buah kelapa

muda (Rp/bulan)

12. Penerimaan adalah jumlah harga dari total buah kelapa muda yang dipasarkan

setelah dikalikan dengan harga jual satuan buah kelapa muda yang dijual

(Rp/bulan).

13. Pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran usaha

atau penerimaan total dikurangi total biaya dalam satu periode pemasaran

(Rp/bulan).

14. R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan ( Revenue) dan biaya

(Cost).

Page 47: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian merupakan penjelasan mengenai

karakteristik Kota Kendari yang berisi letak dan luas wilayah, keadaan iklim, dan

keadaan demografi wilayah. Gambaran umum tersebut lebih rinci dalam bagian

ini.

A.1 Letak dan Luas Wilayah

Kota Kendari terletak di bagian Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah

daratannya terdapat di dataran Pulau Sulawesi dan mengelilingi Teluk Kendari.

Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai

Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara astronomis Kota Kendari terletak

dibagian selatan Garis Khatulistiwa, berada diantara 3 54’30” dan 4 5’05”

Lintang Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke Timur di antara

122 26’33’dan 122 39’14’’ Bujur Timur (BT). Berdasarkan posisi geografisnya,

Kota Kendari memiliki batas-batas wilayah, yaitu:

1. Sebelah Utara: Kecamatan Soropia (Kabupaten Konawe);

2. Sebelah Timur: Kecamatan Moramo Utara ( Kabupaten Konawe Selatan) dan

Laut Banda;

3. Sebelah Selatan: Kecamatan Konda dan Kecamatan Ranomeeto (Kabupaten

Konawe Selatan); dan

4. Sebelah Barat: Kecamatan Sampara (Kabupaten Konawe Selatan)

Page 48: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

33

Batas wilayah Kota Kendari sebagian besar adalah daratan. Ini

memudahkan pemasok buah kelapa dalam mendistribusikan buah kelapa dari luar

Kota Kendari. Posisi Kota Kendari yang dekat dengan sentra produksi kelapa di

Kabupaten Konawe Selatan (Moramo, Ranomeeto, Landono dan Soropia)

memungkinkan kelancaran pasokan buah kelapa di Kota Kendari.

Kota Kendari memiliki luas wilayah 267,37 atau 0,7% dari luas

daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang terdiri dari 10 kecamatan dan 64

kelurahan. Secara jelas luas wilayah Kota Kendari menurut kecamatan disajikan

dalam Tabel 2.

Tabel 2. Luas Wilayah Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2015

Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah

(Km2) (%) Terhadap Total

Abeli 13 43,85 16,40

Baruga 4 48,00 17,95

Poasia 4 37,74 14,12

Puuwatu 6 39,72 14,86

Mandonga 6 20,77 7,77

Kambu 4 24,63 9,21

Kendari Barat 9 19,11 7,15

Kendari 9 15,68 5,86

Wua-Wua 4 11,16 4,17

Kadia 5 6,71 2,51

Jumlah 64 267,37 100,0

Sumber: BPS Kota Kendari, 2016

Tabel 2 menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki luas wilayah

terluas adalah Kecamatan Baruga (48,00 ) dan kecamatan yang memiliki luas

wilayah tersempit adalah Kecamatan Kadia (6,71 ). Jika ditinjau berdasarkan

persebaran jumlah kelurahan pada setiap kecamatan di Kota Kendari, dapat dilihat

kecamatan yang memiliki kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Abeli dengan

13 Kelurahan dan kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan terkecil adalah

Page 49: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

34

Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Wua-

Wua dengan jumlah kelurahan masing-masing adalah 4 kelurahan. Ini

menunjukkan bahwa luas wilayah tidak berpengaruh terhadap penyebaran jumlah

kelurahan pada setiap kecamatan di Kota Kendari. Kelurahan yang mandiri dan

maju adalah wilayah pasar yang potensial bagi pemasaran produk pertanian

termasuk buah kelapa.

A.2 Keadaan Iklim

Keadaan iklim berpengaruh dalam pemasaran buah kelapa di Kota

Kendari. Faktor pembentuk iklim yang sangat berpengaruh dalam pemasaran buah

kelapa adalah intensitas cahaya matahari, curah hujan dan suhu udara. Ini

disebabakan karena intensitas cahaya matahari dan suhu udara berpengaruh

terhadap kebutuhan konsumsi air manusia termasuk air kelapa muda. Curah hujan

yang terlalu tinggi dapat menurunkan supply buah kelapa muda dari sentra

produksi kelapa serta menurunkan juga tingkat serapan buah kelapa muda di

pasaran. Keadaan iklim di Kota Kendari selama 2 (dua) tahun terakhir dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Keadaan Iklim Kota Kendari, Tahun 2014-2015

Keadaan Iklim Tahun

2014 2015

Intensitas Cahaya Matahari (rata-

rata/tahun)

172,0 169,0

Curah Hujan (mm/tahun) 2.263,6 1.595

Maksimun 31,8 33,24

Suhu (ْC) Minimun 23,4 21,8

Rata-rata 26,8 26,9

Sumber: BPS Kota Kendari, 2015-2016

Page 50: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

35

Tabel 3 menunjukkan bahwa curah hujan Kota Kendari berada diatas

1500-2.000 mm/tahun. Curah hujan pada tahun 2015 adalah sejumlah 1.595

mm/tahun, menurun dari tahun sebelumnya dengan jumlah 2.263,6 mm/tahun

2014. Perubahan pola dan intensitas curah hujan di Kota Kendari mengikuti

iklim global yang tidak menentu. Kota Kendari juga memiliki fluktuasi suhu

harian sepanjang tahun. Suhu maksimun tahun 2014 dan tahun 2015 tidak

terlampau jauh, yaitu 31,8 dan 33,2 , dan keadaan serupa pula terjadi pada

suhu minimun yang tidak memiliki perbedaan yang jauh, yaitu 23,4 . Tahun

2014 dan 21,8 . tahun 2015. Sedangkan suhu rata-rata tahunan Kota Kendari

hampir sama, dimana pada Tahun 2014 suhu rata-rata tahunan sebesar 26,8 .

sementara pada tahun 2015 hanya sebesar 26,9 .

A.3 Keadaan Demografi

Keadaan demografi pendidik Kota Kendari ditabulasi berdasarkan

golongan umur, mata pencaharian, tingkat pendidikan, jenis dan jumlah sarana

dan prasarana sosial ekonomi. Keadaan demografi memiliki peran dalam

mendukung pemasaran buah kelapa. Jumlah penduduk dan jenis mata pencaharian

merupakan bagian dari potensi target pasar, sementara jenis dan jumlah sarana

dan prasarana merupakan faktor pendukung pemasaran produk kelapa. Kelemahan

dari faktor demografis adalah bagian dari hambatan dalam pemasaran produk

kelapa muda. Gambaran mengenai keadaan penduduk berdasarkan golongan umur

dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 51: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

36

Tabel 4. Keadaan Penduduk berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin di

Kota Kendari Tahun 2015.

Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin( jiwa) Total

(jiwa)

%

Laki-Laki % Perempuan %

≤14 52.169 29,8 49.802 28,93 101.971 29,3

15-54 112.044 63,90 111.267 64,63 223.311 64,3

≥55 11.124 6,3 11.090 6,44 22.214 6,4

Total 175.337 100,00 172.159 100,00 347.496 100,00

(Sumber: BPS Kota Kendari, 2016)

Tabel 5 menunjukkan bahwa umur produktif mendominasi penduduk Kota

Kendari sejumlah 223,311 jiwa. Ini menunjukkan pula bahwa potensi sumberdaya

manusia yang besar bagi pembangunan dan pengembangan usaha atau industri

hilir yang membutuhkan buah kelapa gelondongan. Jumlah penduduk Kota

Kendari yang besar memungkinkan penyerapan konsumsi buah kelapa yang cepat.

Penduduk Kota Kendari terbagi atas beberapa jenis pekerjaan. Secara

umum, gambaran mata pencaharian penduduk di Kota Kendari dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Kota Kendari

Tahun 2014.

Jenis

Pekerjaan

Jenis Kelamin(jiwa) Total

(jiwa)

%

Laki-Laki % Perempuan %

Pertanian 6.911 8,71 401 0,93 7.312 5,97

Manufaktur 20.720 26,12 3.298 7,24 24.018 19,61

Jasa-jasa 51.702 65,17 39.468 91,43 91.170 74,42

Jumlah 79,333 100,00 43.167 100,00 122.500 100,00

(Sumber: BPS Kota Kendari, 2015)

Tabel 5 menunjukkan bahwa mata pencaharian masyarakat Kota Kendari

sebagian besar sebagai penyedia jasa-jasa yang memiliki keuntungan cepat yang

menunjang pemenuhan ekonomi keluarga. Keuntungan yang cepat dan pasti pula

memungkinkan terhadap peningkatan permintaan produk kuliner termasuk air

Page 52: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

37

kelapa muda segar. Pekerjaan sebagai penyedia jasa sudah tentu melelahkan dan

menikmati produk kelapa muda merupakan salah satu alternatif untuk melepas

penat/lelah dan bersantai.

Keadaan demografi pula tidak lepas dari aktivitas penduduk termasuk

memiliki pekerjaan atau masih mencari pekerjaan serta aktivitas lainya. Data

mengenai aktivitas penduduk Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penduduk Kota Kendari Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis

Kegiatan, 2015.

Pendidikan Terakhir Jenis Kelamin Total %

Laki-Laki % Perempuan %

A. Angkatan Kerja

Bekerja 84.344 68,1 49.256 40,02 133.600 54,09

Mencarai Pekerjaan 5.643 4,6 8.001 6,50 13.644 5,52

B. Bukan Angkatan Kerja

Sekolah 25.666 20,7 25.034 20,33 50.700 20,53

Mengurus Rumahtangga 5.298 4,3 39.905 32,42 45.203 18,30

Lainnya 2.956 2,3 893 0,73 3.849 1,56

Jumlah 123,907 100,00 123.089 100,00 246.996 100,00

Sumber: BPS: Kota Kendari 2016

Tabel 6 menunjukkan bahwa angkatan kerja penduduk Kota Kendari yang

bekerja sebesar 54,09% menunjukkan presentase yang lebih besar dibanding

dengan yang mencari pekerjaan yakni sebesar 5,52%, bahkan lebih tinggi dari

total presentase bukan angkatan kerja sebesar 40,39%. Keadaan ini merupakan

salah satu potensi bagi pemasaran kelapa muda dikarenakan Kota Kendari

memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.

Perkembangan suatu daerah tentunya tidak terlepas dari ketersediaan

sarana dan prasarana baik sarana sosial maupun sarana ekonomi pada segala aspek

kehidupan sebagai faktor penunjang yang sangat penting bagi masyarakat dalam

melakukan aktivitasnya. Sarana dan prasarana sangat berpengaruh dalam

Page 53: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

38

distribusi kelapa muda. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sarana dan

prasarana yang dapat dimanfaatkan penduduk Kota Kendari dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Sosial Eonomi di Kota Kendari

Tahun 2015

Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Satuan

Sarana sosial

Sekolah

SD/RA 115 unit

SD/MI 144 unit

SMP/MTs 55 unit

SMA/MA/SMK 55 unit

Kesehatan

Rumah Sakit dan Puskesmas 27 unit

Ekonomi

Pasar Umum 8 unit

Transportasi

Jalan Diaspal 422,29 Km

Jalan Tidak diaspal 91,25 Km

Sumber: BPS Kota Kendari, 2016.

Tabel 7 menunjukkan bahwa sarana pendidikan di Kota Kendari sudah

cukup memadai dengan jumlah TK/RA 115 unit, SD/MI 144 unit, SMP/MTs 55

unit dan SMA/MA serta SMK berjumlah 55 unit. Sarana pendidikan adalah faktor

yang menunjang peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang lebih baik.

Sedangkan sarana kesehatan di Kota Kendari yang tersedia berjumlah 27 unit.

Keberadaan sarana kesehatan sanggatlah diharapkan oleh masyarakat dikarenakan

merupakan kebutuhan yang harus ada/tersedia. Sarana dan prasarana ekonomi

yang ada di Kota Kendari salah satunya yakni pasar umum yang berjumlah 8 unit.

Page 54: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

39

B. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda

Identitas pedagang responden merupakan gambaran mengenai identitas

diri pedagang responden yang turut mempengaruhi kemampuannya dalam

memasarkan buah kelapa muda. Gambaran umum usaha pemasaran kelapa muda

meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman

berdagang kelapa muda.

B.1 Umur

Umur manusia berpengaruh terhadap tingkat kematangan berpikir dan

kemampuan fisik seorang dalam mengelola usahanya. Seorang pedagang yang

masih berumur muda memiliki kemampuan berpikir yang lebih maju, dinamis dan

lebih kuat dibanding dengan seorang yang usianya lebih tua. Menurut Undang-

Undang No.13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan bahwa kategori umur

produktif adalah mulai dari usia 15-64 tahun dan selebihnya masuk kategori umur

non produktif. Lebih jelasnya gambaran umur responden pemasaran kelapa muda

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Keadaan

Umur di Kota Kendari, 2017

No. Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 15 – 64 13 92,86

2. > 64 1 7,14

Total 14 100,00

Tabel 8 menunjukkan di Kota Kendari didominasi oleh pedagang

responden yang berumur produktif sebesar 92,86%. Artinya bahwa pedagang

responden kelapa muda di Kota Kendari lebih ditunjang oleh pelaku-pelaku usaha

Page 55: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

40

yang berkemampuan fisik tinggi dan cenderung tanggap dengan perubahan serta

masih muda sehingga berpeluang untuk mengembangkan usaha yang lebih besar

lagi di masa yang akan datang. Sedangkan usia yang tidak produktif dari

pedagang responden kelapa muda yaitu sebesar 7,14%. Menurut para pedagang

responden kelapa muda, usaha ini hanya berdasarkan kesabaran dan kemauan

yang kuat serta ketekunan untuk tetap bertahan dalam usaha ini.

B.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal dapat mempengaruhi pola pikir pedagang responden

kelapa muda dalam mengelola usahanya. Kemampuan merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan dan kontrol atas pengembangan usaha

pemasaran kelapa muda merupakan indikator-indikator yang dapat membedakan

pola pikir yang dimiliki oleh setiap pedagang responden kelapa muda. Namun

demikian, pendidikan formal memberikan pedalaman wawasan yang berbeda-

beda berdasarkan tingkatannya. Oleh karena itu, makin tinggi pendidikan

pedagang responden kelapa muda, maka dia akan makin tanggap dalam

menghadapi persaingan pasar. Dalam pemasaran kelapa muda sudah pasti

memerlukan keterampilan dalam menghitung berbagai transaksi yang telah dan

akan dilakukan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memperkuat pengetahuan

dalam pemasarannya. Untuk lebih jelasnya mengenai pendidikan formal pedagang

responden kelapa muda dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 56: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

41

Tabel 9. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Kota Kendari, 2017

No. Tingkat Pendidikan Formal Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. SD 2 14,29

2. SMP 7 50,00

3. SMA 4 28,57

4. (S1) 1 7,14

Total 14 100,00

Tabel 9 menunjukkan pedagang responden kelapa muda di Kota Kendari

didominasi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebanyak

7 orang (50%), dan sebanyak 1 orang (7,14%) telah menempuh pendidikan

tingkat sarjana (S1). Hal ini berarti bahwa pada umumnya pedagang responden

kelapa muda di Kota Kendari telah menempuh pendidikan formal, baik dari

pendidikan dasar, menengah, atas maupun perguruan tinggi.

B.3 Pengalaman Berdagang

Pengalaman merupakan suatu proses pendidikan yang diperoleh diluar

bangku sekolah dari suatu kejadian atau peristiwa yang pernah dialami, yang

sangat berguna bagi seseorang untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya,

khususnya pengalaman berdagang kelapa muda. Pengalaman usaha juga

membentuk mental bisnis yang semakin teguh dan mampu membentuk strategi

usaha yang lebih tepat. Soeharjo dan Patong (1984) mengkategorikan tiga

golongan kriteria pengalaman dalam melakukan usaha, yaitu kurang

berpengalaman (<5 tahun), cukup berpengalaman (5-10 tahun) dan

berpengalaman (>10 tahun). Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai

pengalaman pedagang responden kelapa muda dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 57: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

42

Tabel 10. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Tingkat

Pengalaman di Kota Kendari, 2017

No. Pengalaman Berdagang (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. < 5 7 50,00

2. 5 – 10 6 42,86

3. > 10 1 7,14

Total 14 100,00

Tabel 10 menunjukkan pedagang responden yang menjalankan usaha

pemasaran kelapa muda di Kota Kendari sebesar 7 orang atau 50% termasuk

dalam ketegori kurang pengalaman, jumlah pedagang responden dengan kategori

sedang berjumlah 6 orang atau 42,86% dan yang berada pada kategori

berpengalaman berjumlah 1 orang atau 7,14%. Kondisi pengalaman berdagang

yang masih minim memungkinkan para pedagang responden kelapa muda akan

mengalami kerugian dan keuntungan yang tidak begitu besar. Lama berdagang

akan berdampak pada jaringan pemasaran dan strategi pemasaran dalam bersaing,

sehingga usaha yang dijalankan bisa bertahan dan mengalami perkembangan

bahkan kemajuan.

B.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan anggota keluarga yang tinggal

satu rumah dan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit

manajemen. Besarnya jumlah tanggungan keluarga sangat terkait dengan tingkat

pendapatan seseorang. Jumlah tanggungan yang semakin besar menyebabkan

seseorang memerlukan tambahan pengeluaran atau kebutuhan penghasilan yang

lebih tinggi untuk membiayai kehidupanya.

Page 58: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

43

Menurut Tohir (1982), apabila terdapat tiga orang jumlah tanggungan

keluarga dikatakan keluarga kecil, empat sampai enam orang dikatakan keluarga

sedang dan keluarga besar lebih dari enam orang. Jumlah anggota keluarga yang

produktif dapat menyediakan jumlah tenaga kerja keluarga yang besar pula dalam

berusaha sehingga akan berpengaruh pada pendapatan keluarga. Lebih jelasnya

mengenai keadaan pedagang responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Karakteristik Pedagang Responden Kelapa Muda Berdasarkan Tingkat

Tanggungan Keluarga di Kota Kendari, 2017

No. Jumlah Tanggungan Keluarga

(Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 1 – 3 6 42,86

2. 4 – 6 7 50,00

3. > 6 1 7,14

Jumlah 14 100,00

Sumber: Data primer diolah, 2017

Tabel 11 menunjukkan pedagang responden di Kota Kendari 42,86%

termasuk dalam kategori keluarga kecil, sebesar 50% tergolong dalam kategori

keluarga sedang dan pedagang responden yang termasuk dalam kategori keluarga

besar hanya 7,14%. Artinya bahwa konsekuensi alokasi tenaga kerja dan

pendapatan pedagang termasuk kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik

konsumsi maupun untuk kepentingan lain seperti pendidikan, kesehatan dan lain

sebagainya.

Page 59: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

44

C. Karakteristik Usaha Kelapa Muda di Kota Kendari

Usaha kelapa muda di Kota Kendari tersebar dibeberapa kecamatan, antara

lain: di Kecamatan Mandonga tepatnya di Bundaran Stainless, dan Pasar Lawata,

Kecamatan Poasia tepatnya di Pasar Anduonohu serta berada di Kecamatan Kadia

tepatnya di Pasar Panjang. Biaya yang dikeluarkan pedagang responden terdiri

dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya-biaya yang dikeluarkan pedagang

kelapa muda dijelaskan pada uraian berikut ini

C.1 Biaya Variabel

Biaya variabel yakni biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel dalam penelitian ini adalah:

biaya barang dagangan, telepon, pipet, tisu, plastik dan biaya sampah yang

dikeluarkan pedagang responden selama proses penjualan kelapa muda selama

sebulan. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan usaha kelapa muda berdasarkan

biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Total dan Rata-Rata Biaya Variabel yang Dikeluarkan Pedagang

Responden Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017

No. Komponen Total (Rp)

Rata-rata (Rp)

1. Barang Dagangan 86.690.000 6.192.143

2. Plastik 165.000 11.786

3. Pipet 120.000 8.571

4. Telepon 313.000 22.357

5.

6.

Tisu

Sampah

136.000

1.650.000

9.714

117.857

Total Biaya Variabel (Rp) 89.074.000

Rata-rata Biaya Variabel (Rp) 6.362.429

Page 60: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

45

Tabel 12 menunjukkan bahwa penggunaan biaya variabel usaha kelapa

muda di Kota Kendari yang tertinggi adalah biaya barang dagangan yaitu sebesar

Rp 6.192.143 hal ini disebabkan jumlah penggunaan barang dagangan yang besar

dapat memberikan pendapatan yang tinggi, sehingga semakin banyak barang

dagangan yg tersedia dan yang terjual maka pendapatan usaha kelapa muda akan

mengalami keuntungan yang tinggi. Sedangkan biaya yang terendah adalah biaya

pipet sebesar Rp 8.571 hal ini disebabkan karena pipet kurang digunakan dan

harganya juga relatif murah dibandingkan dengan biaya plastik, telepon dan biaya

sampah. Sehingga total biaya variabel usaha kelapa muda di Kota Kendari pada

bulan April adalah sebesar Rp 89.074.000 dengan rata-rata biaya variabel adalah

sebesar Rp 6.362.429.

C.2 Biaya Tetap

Biaya tetap yakni biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume

kegiatan tertentu. Biaya tetap dalam penelitian ini terdiri dari: sewa lahan/iuran,

listrik, air, sampah dan penyusutan alat. Lebih jelasnya mengenai keadaan

pedagang responden berdasarkan penggunaan biaya tetap dapat dilihat pada Tabel

13.

Tabel 13. Total dan Rata-Rata Biaya Tetap yang Dikeluarkan Pedagang

Responden Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan Aril 2017

No. Komponen Total (Rp) Rata-rata (Rp)

1. Penyusutan Alat

1. Pisau 3.625 259

2. Parang Kecil 6.771 484

3. Parang Besar 16.944 1.210

4. Gerobak Roli 63.889 4.563

Page 61: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

46

2.

3.

4.

5. Terpal

6. Payung Tenda

7. Gelas

8. Sendok

Listrik

Air

Sewa Lahan

25.625

76.250

12.361

2.708

1.470.000

1.370.000

3.520.000

1.830

5.446

883

193

105.000

97.857

251.429

Total Biaya Tetap (Rp) 6.568.173

Rata-rata Biaya Tetap (Rp) 469.155

Tabel 13 menunjukkan bahwa jumlah biaya tetap yang tertinggi yaitu

biaya sewa lahan yakni sebesar Rp 3.520.000 hal ini disebabkan harga sewa lahan

relatif tinggi dibandingkan dengan biaya-biaya lain. Selain itu lahan merupakan

tempat usaha sehingga merupakan kebutuhan yang pokok bagi pedagang

responden. Sedangkan biaya tetap yang terendah yaitu sendok sebesar Rp 2.708

hal ini dikarenakan harga dari sendok tersebut lebih murah dibandingkan dengan

peralatan lain. Sehingga total biaya tetap pedagang responden kelapa muda pada

bulan April adalah sebesar Rp 6.568.173 dengan nilai rata-rata biaya tetap adalah

sebesar Rp 469.155.

C.3 Struktur Biaya (Total Biaya)

Biaya total (Total Cost) adalah jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya total rata-rata yang digunakan dalam usaha pemasaran kelapa muda di Kota

Kendari dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 62: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

47

Tabel 14. Total dan Rata-rata Struktur Biaya yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa

Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017 No. Komponen Biaya Total (Rp)

1. Biaya Variabel 89.074.000

2. Biaya Tetap 6.568.173

Total Biaya 95.642.173

Rata-rata Total Biaya 6.831.584

Tabel 14 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penjumlahan dari total

biaya variabel yaitu sebesar Rp 89.074.000 dan total biaya tetap sebesar Rp

6.568.173 dalam usaha pemasaran kelapa muda di Kota Kendari, maka diperoleh

jumlah biaya total pada bulan April sebesar Rp 95.642.173 dengan rara-rata total

biaya sebesar Rp 6.831.584.

C.4 Jumlah Hasil Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan Kelapa Muda

Salah satu ukuran keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari volume

penjualan yang diperoleh. Volume penjualan yang tinggi menunjukkan bahwa

kelapa muda yang ditawarkan memiliki pangsa pasar yang bagus. Tercapainya

penjualan dengan keuntungan yang tinggi sangat ditentukan oleh kemampuan

pemilik usaha dalam mengkomunikasikan nilai dan memelihara hubungan yang

memuaskan konsumen baik sebelum maupun sesudah transaksi penjualan.

Kepuasan konsumen sangat ditentukan oleh harga yang pantas, kualitas barang

dagangan yang masih segar dan pelayanan yang diberikan/baik. Faktor penentu

kepuasan konsumen sangatlah berpengaruh terhadap pemasaran kelapa muda,

karena jika faktor pemuas konsumen tidak diutamakan maka akan terjadi peluang

Page 63: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

48

kegagalan pemasaran. Lebih jelasnya mengenai keadaan pedagang responden

berdasarkan jumlah penjualan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Total dan Rata-rata Hasil Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan Usaha

Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017 No. Uraian Hasil (Biji) Harga Jual Penerimaan

1. Penjualan Tertinggi 3.000 8.000 24.000.000

2. Penjualan Terendah 150 5.000 750.000

Total 21.570 98.000 155.190.000

Rata-rata 1.541 7.000 11.085.000

Tabel 15 menunjukkan keadaan pedagang responden yang melakukan

usaha penjualan kelapa muda berdasarkan jumlah penjualan buah kelapa muda di

Kota Kendari tertinggi adalah sebesar 100 biji per hari dan 3.000 biji per bulan

dan jumlah penjualan buah kelapa muda terendah adalah sebesar 5 biji per hari

dan 150 biji per bulan dengan total penjualan sebesar 21.570 biji per bulan dengan

rata-rata 1.541 biji per bulan. Perbedaan jumlah penjualan yang diperoleh masing-

masing pedagang responden dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca,

lokasi/tempat penjualan dan kemampuan pedagang responden dalam memelihara

hubungan serta pelayanan yang baik terhadap konsumen.

C.5 Analisis Pendapatan Usaha Kelapa Muda

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan biaya total

pemasaran yang dikeluarkan oleh pemilik usaha pemasaran kelapa muda.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan usaha pemasaran kelapa muda maka

pemilik usaha harus pandai melihat perubahan iklim dan cuaca, pemilihan

tempat/lokasi penjualan serta menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

Page 64: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

49

memperoleh penerimaan yang maksimal. Variasi tingkat harga buah kelapa muda

sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha pemasaran kelapa muda. Lebih

jelasnya mengenai Pendapatan Usaha Kelapa Muda dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Analisis Pendapatan Usaha Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan

April 2017

No. Komponen Nilai (Rp)

1. Total Penerimaan 155.190.000

2. Total Biaya Variabel 89.074.000

3. Total Biaya Tetap 6.568.173

4. Total Biaya 95.642.173

5. Pendapatan atas Biaya Variabel 66.116.000

6. Pendapatan atas Total Biaya 59.547.827

R/C atas Biaya Variabel 1,7

R/C atas Total Biaya 1,6

Jumlah hasil penjualan sebesar Rp 155.190.000 per bulan. Harga jual

kelapa muda sebesar Rp 7.000 per biji, sehingga rata-rata penerimaan pedagang

sebesar Rp 11.085.000 per bulan. Total biaya yang dikeluarkan pedagang selama

sebulan sebesar Rp 95.642.000 sehingga pendapatan atas biaya totalnya sebesar

Rp 59.547.827 per bulan. Sedangkan, besar rata-rata biaya variabel yang

dikeluarkan pedagang responden sebesar Rp 6.362.429 per bulan sehingga

pendapatan atas biaya variabel sebesar Rp 66.116.000 per bulan. Jika dilihat dari

sisi R/C ratio antara penerimaan dan biaya yakni 1,6 sehingga jika dilihat dari sisi

penerimaan dan pendapatan atas biaya total, maka usaha kelapa muda

menguntungkan bagi pedagang responden.

Page 65: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

50

6.4. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Analisis R/C ratio)

Dari hasil analisis pendapatan dan biaya kelapa muda didapat rasio R/C

atas biaya total sebesar 1,6. Artinya bahwa untuk setiap satuan biaya total yang

dikeluarkan dalam kelapa muda, maka pedagang responden akan memperoleh

penerimaan sebesar Rp 1,6. Sedangkan rasio R/C atas biaya variabel adalah

sebesar 1,7 yang berarti bahwa untuk setiap satuan biaya variabel yang

dikeluarkan untuk usaha kelapa muda, maka pedagang responden akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,7. Berdasarkan nilai rasio R/C atas biaya

total yang lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,6, maka dapat disimpulkan bahwa

usaha kelapa muda menguntungkan bagi pedagang responden. Syarat suatu usaha

dikatakan menguntungkan jika rasio R/C atas biaya total lebih besar dari 1.

Page 66: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

51

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam usaha pemasaran kelapa muda di Kota

Kendari adalah sebesar Rp 6.831.584/bulan.

2. Pendapatan atas biaya variabel adalah Rp 66.116.000 per bulan, sedangkan

pendapatan atas biaya total adalah Rp 59.547.827 per bulan dengan

pendapatan rata-rata sebesar Rp 4.253.416 per bulan.

3. Dengan analisis imbangan penerimaan dan biaya (analisis R/C ratio),

diperoleh nilai rasio R/C atas biaya total sebesar 1,6 (lebih besar dari satu),

sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha kelapa muda Kota Kendari

menguntungkan bagi pedagang responden kelapa muda.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Bagi para pelaku usaha pemasaran kelapa muda hendaknya perlu untuk lebih

selektif dalam memilih buah kelapa gelondongan yang dipasok oleh supplier,

untuk lebih terencana dalam mempersiapkan pemasaran setiap harinya,

mengelola limbah biji kelapa sehingga bernilai ekonomis dan meningkatkan

pelayanan.

2. Bagi pemerintah hendaknya mengusahakan peningkatan kualitas sumberdaya

manusia para pelaku usaha pemasaran kelapa muda melalui pelatihan.

meningkatkan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi.

Page 67: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

52

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian yang berkaitan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha pemasaran kelapa

muda di Kota Kendari; dan analisis harapan konsumen dan pelaku usaha

pemasaran kelapa muda di Kota Kendari.

Page 68: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

53

DAFTAR PUSTAKA

Allorerung, D., Z. Mahmud, A. Wahyudi, GS. Hardono, H. Novarianto, dan

HT.Luntungan. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis

Kelapa. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Pertanian. Jakarta.

Alma, Buchori. 2009. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung

Amin. 2009. Cocopreneurship. Aneka Peluang Bisnis dari Kelapa. Lily

Publisher. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara, 2014. Provinsi

Sulawesi Tenggara dalam Angka 2015. Kendari.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari 2010-2015. Kota Kendari dalam

Angka 2106. Kendari.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kendari, 2016. Kendari.

Downey, W.D., dan S.P. Erickson, 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua,

Cetakan Ketiga. R. Ganda. S. dan A. Sirait, Penerjemah: Erlangga.

Terjemahan dari: Agribusiness Management. Jakarta.

Foale, M., 2003. The Coconut Odyssey: The Bounteous Possibilities of The

Tree of Life. Australian Centre for International Agricultural

Research. Canberra.

Hasan, A., 2014. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. CAPS (Center Academic

Publishing Service) Cetakan Kedua. Yogyakarta.

Hasyim, A.I., 2012. Tataniaga Pertanian. Diktat Kuliah. Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

Hendriksen, E. S., 2002. Teori Akuntansi. Buku 2, (diterjemahkan oleh: Wibowo,

Herman), Interaksara. Batam.

Husen dan Mowen., 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 8. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta.

Kotler, P., 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. CV Intermedia. Jakarta.

Kotler, P. dan Amstrong, G., 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan.

Erlangga. Jakarta.

Page 69: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

54

Pangandaheng, Yanti., 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan

Saliabu Kabupaten Talaud. Skripsi. Universitas Sam Ratulanggi.

Manado.

Rahim, A. Dan Hastuti, D.R.D. 2007. Pengantar, Teori, dan Kasus Pertanian.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahman, 2010. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Bogor.

Rianse, U. dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan

Aplikasi). Alfabeta. Bandung.

Saptana, dkk., 2003. Kinerja Kelembagaan Agribisnis Beras di Jawa

Barat. Makalah Seminar Penyusunan Profil Investasi dan Pengembangan

Agribisnis Beras di Jawa Barat. Dinas Pertanian Propinsi Jawa

Barat. Bandung.

Shantybio, 2006. Nata De Coco Yang Kaya Serat Biology Mikrobiologi.

http:// Transdigit.com.

Sinungan, M., 2003. Produktifitas dan Pendapatan Masyarakat. Bumi Aksara.

Jakarta.

Soeharjo, A dan Patong, D., 1984. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani. Lembaga

Unhas. Ujung pandang.

Soekartawi, 2002. Teori Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Soekartawi, 2006. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya.

PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi, 2016. Analisis Usahatani. Penerbit UI-Press. Jakarta.

Sudarman, 2001. Ekonomi Mikro. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sukamto, 2001. Upaya Meningkatkan Produksi Kelapa. PT. Penebar Swadaya.

Jakarta

Sukirno, Sadono, 2000. Mikro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari

Klasik Sampai Keynesian Baru, Edisi 1. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Supriyono, R.A., 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya

Serta Pembuatan Keputusan, Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Page 70: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

55

Swastha DH, Basu dan I. Sukotjo W., 2002. Pengantar Bisnis Modern, Edisi 3.

Liberty. Yogyakarta.

Thieme, J. G., 1986. Coconut Oil Processing FAO Agriculture Development.

Roma.

Tuwo, Muhammad Akib. 2011. Ilmu Usahatani : Teori dan Aplikasinya Menuju

Sukses. Unhalu Press. Kendari.

Warisno, 2003. Budi Daya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta.

PERDA No. 17 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6

Undang-Undang No.13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.

Page 71: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

56

LAMPIRAN

Page 72: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

57

Lampiran 1.

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kecamatan Mawasangka, 13 Mei 1995.

Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara, dari

pasangan La Ita dan Wantamo.

Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah

di SDN 3 Mawasangka tahun 2001 dan tamat tahun 2007, kemudian melanjutkan

ke pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Mawasangka pada tahun 2007 dan

tamat tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1

Mawasangka pada tahun 2010 dan tamat tahun 2013. Setelah tamat SMA penulis

diterima di perguruan tinggi di Universitas Halu Oleo (UHO) tahun 2013, di

Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis dengan Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian (SEP) melalui jalur SLMPTN.

Page 73: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

58

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian pada Usaha Pemasaran Kelapa Muda di

Kota Kendari Tahun 2017

a. Wawancara dengan para pedagang responden kelapa muda

Page 74: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

59

b. Dokumentasi konsumen kelapa muda di Kota Kendari

Page 75: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

60

Lampiran 3. Identitas Responden Usaha Pemasaran Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017

No. Resp.

Nama Responden

Umur

(tahun)

Jml Tangg.

Keluarga

(jiwa)

Pengalaman

Usaha

(tahun)

Pendidikan

Jenis

Kelamin

Lokasi Usaha

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Waode Alambe 50 8 7 SMP P Jalan Poros Bypass 2 Mukmin 30 4 3 SMA P Jalan Poros Bypass

3 Wa Ido 50 2 6 SMP P Jalan Poros Bypass

4 Wa Bido 50 1 4 SMP P Jalan Poros Bypass

5 Tia 40 3 3 SD P Bundaran Stainless

6 Karmila 33 4 0,3 SMP P Bundaran Stainless

7 Ati 54 5 1 SD P Bundaran Stainless

8 Irwan 30 5 7 SMA L Pasar Anduonohu

9 Sahidin 70 6 10 SMP L Pasar Panjang 10 La Ode Sabilu 29 3 5 S-1 L Bundaran Stainless

11 Dedi 30 3 1 SMA L Pasar Anduonohu

12 Yani 22 3 0,25 SMA P Bundaran Stainless

13 Yadi 39 4 20 SMP L Pasar Lawata

14 Surna 28 6 9 SMA P Pasar Lawata

Total (Σ) 549 57 77

Rata-rata (x) 39 4 5,5

Page 76: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

61

Lampiran 4. Biaya Variabel yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017

No. Resp

Barang Dagangan Telepon (Pulsa HP) Pipet

Jumlah

(biji)

Harga Beli

Satuan

(Rp/biji)

Biaya Barang

Dagangan

(Rp)

Harga Pulsa

HP (Rp)

Jumlah

Pengisian

Pulsa HP

(Kali)

Biaya

Telepon

(Rp)

Jumlah

(bungkus)

Harga Satuan

(Rp/bungkus)

Biaya Pipet

(Rp)

1 2 3 4 = 2 x 3 5 6 7 = 5 x 6 8 9 10 = 8 x 9

1. 2.580 4.000 10.320.000 7.000 4 28.000 1 15.000 15.000 2. 2.580 4.000 10.320.000 12.000 3 36.000 0 0 0

3. 3.420 4.000 13.680.000 12.000 2 24.000 0 0 0

4. 630 3.500 2.205.000 12.000 2 24.000 0 0 0

5. 1.710 3.500 5.985.000 7.000 3 21.000 1 15.000 15.000

6. 1.200 3.500 4.200.000 0 0 0 1 15.000 15.000

7. 1.500 3.500 5.250.000 7.000 4 28.000 1 15.000 15.000

8. 2.580 3.000 7.740.000 7.000 4 28.000 1 15.000 15.000

9. 420 4.000 1.680.000 7.000 3 21.000 0 0 0

10. 1.500 3.500 5.250.000 12.000 3 36.000 2 15.000 30.000

11. 220 3.000 660.000 7.000 1 7.000 0 0 0

12. 400 3.500 1.400.000 0 0 0 1 15.000 15.000

13. 3.000 3.000 9.000.000 12.000 2 24.000 0 0 0

14. 3.000 3.000 9.000.000 12.000 3 36.000 0 0 0

Total (Σ) 24.740 49.000 86.690.000 114.000 34 313.000 8 105.000 120.000 Rata-rata (x) 1.767 3.500 6.192.143 8.143 2 22.357 1 7.500 8.571

Page 77: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

62

Lanjutan Lampiran 4.

Tisu Plastik

Sampah (Rp/bulan)

Total Biaya Variabel

(Rp/bulan)

Jumlah

(gulung)

Harga

Satuan

(Rp/gulung

)

Biaya

Tisu (Rp)

Jumlah

(ball)

Harga

Satuan

(Rp/ball)

Biaya

Plastik

(Rp/ball)

11 12 13 = 11 x 12 14 15 16 = 14 x 15 17 18 = 4+7+10+13+16+17

2 17.000 34.000 10 2.000 20.000 600.000 11.017.000 0 0 0 6 3.000 18.000 450.000 10.824.000

0 0 0 7 3.000 21.000 600.000 14.325.000

0 0 0 3 5.000 15.000 0 2.244.000

2 17.000 34.000 5 3.000 15.000 0 6.070.000

0 0 0 3 3.000 9.000 0 4.224.000

2 17.000 34.000 3 3.000 9.000 0 5.336.000

0 0 0 3 10.000 30.000 0 7.813.000

0 0 0 1 4.000 4.000 0 1.705.000

2 17.000 34.000 10 1.500 15.000 0 5.365.000

0 0 0 0 0 0 0 667.000

0 0 0 3 3.000 9.000 0 1.424.000

0 0 0 0 0 0 0 9.024.000

0 0 0 0 0 0 0 9.036.000

8 68.000 136.000 54 40.500 165.000 1.650.000 89.074.000

1 4.857 9.714 4 2.893 11.786 117.857 6.362.429

Page 78: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

63

Lampiran 5. Biaya Penyusutan Alat Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017

No. Resp

Pisau Parang Kecil Parang Besar

Harga

Awal (Rp)

Harga

Akhir

(Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan)

Harga

Awal (Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan)

Harga

Awal (Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomi

s (UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan) 1 2 3 4 6=(2-3)/4 7 8 9 11=(7-8)/9 12 13 14 16=(12-13)/14

1 0 0 0 0 0 0 0 0 150.000 75.000 36 2.083 2 20.000 10.000 12 833 0 0 0 0 150.000 75.000 36 2.083

3 30.000 15.000 24 625 0 0 0 0 150.000 80.000 36 1.944

4 0 0 0 0 0 0 0 0 150.000 70.000 36 2.222

5 0 0 0 0 0 0 0 0 100.000 50.000 36 1.389

6 5.000 1.000 48 1.333,33 0 0 0 0 40.000 20.000 24 833

7 0 0 0 0 50.000 25.000 24 1.042 0 0 0 0

8 0 0 0 0 250.000 125.000 48 2.604 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 50.000 25.000 24 1.042

10 20.000 10.000 24 833,00 0 0 0 0 60.000 30.000 24 1.250

11 0 0 0 0 50.000 25.000 24 1.042 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 0 0 0 50.000 25.000 24 1.042

13 0 0 0 0 100.000 50.000 24 2.083 100.000 50.000 36 1.389

14

0 0 0 0 0 0 0 0 75.000 35.000 24 1.667

Total (Σ) 75.000 36.000 108 3.625 450.000 225.000 120 6.771 1.075.000 535.000 336 16.944

Rata-rata (x)

5.357 2.571 8 259 32.143 16.071 9 484 76.786 38.214 24 1.210

Page 79: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

64

Lanjutan Lampiran 5

Gerobak Roli Terpal Payung Tenda

Harga

Awal (Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan)

Harga

Awal (Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan)

Harga Awal

(Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya Penyusutan

(Rp/bulan)

17 18 19 21=(17-18)/19 22 23 24 26=(22-23)/24 27 28 29 30=(27-28)/29

1.500.000 750.000 48 15.625 120.000 60.000 24 2.500 235.000 117.500 24 4.896 800.000 400.000 36 11.111 125.000 62.500 24 2.604 0 0 0 0

400.000 200.000 36 5.556 125.000 62.500 24 2.604 0 0 0 0

0 0 0 0 210.000 100.000 24 4.583 250.000 125.000 24 5.208

0 0 0 0 50.000 25.000 24 1.042 750.000 375.000 24 15.625

0 0 0 0 125.000 62.500 24 2.604 125.000 62.500 24 2.604

0 0 0 0 65.000 32.500 24 1.354 250.000 125.000 24 5.208

475.000 237.500 36 6.597 210.000 105.000 24 4.375 250.000 125.000 24 5.208

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

150.000 75.000 3 25.000 120.000 60.000 24 2.500 600.000 300.000 24 12.500

0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 250.000 125.000 24 5.208

0 0 0 0 0 0 0 0 700.000 350.000 24 14.583

0 0 0 0 65.000 30.000 24 1.458 250.000 125.000 24 5.208

3.325.000 1.662.500 159 63.889 1.215.000 600.000 240 25.625 3.660.000 1.830.000 240 76.250

237.500 118.750 11 4.563 86.786 42.857 17 1.830 281.538 140.769 18 5.446

Page 80: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

65

Lanjutan Lampiran 5

Gelas Sendok

Total Biaya

Penyusutan Alat

(Rp/bulan)

Harga

Awal (Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan)

Harga Awal

(Rp)

Harga

Akhir (Rp)

Umur

Ekonomis

(UE)

Biaya

Penyusutan

(Rp/bulan)

31 32 33 34=(31-32)/33 35 36 37 38=(35-36)/37 39

100.000 100.000 36 2.778 80.000 40.000 36 1.111 28.993 10.000 10.000 24 417 5.000 2.500 36 69 17.118

20.000 20.000 24 833 10.000 5.000 36 139 11.701

10.000 10.000 24 417 5.000 2.500 36 69 12.500

35.000 35.000 24 1.458 15.000 7.500 36 208 19.722

60.000 60.000 24 2.500 15.000 7.500 36 208 10.083

35.000 35.000 24 1.458 15.000 7.500 36 208 9.271

0 0 0 0 0 0 0 0 18.785

0 0 0 0 0 0 0 0 1.042

60.000 60.000 24 2.500 35.000 17.500 36 486 45.069

0 0 0 0 0 0 0 0 1.042

0 0 0 0 15.000 7.500 36 208 6.458

0 0 0 0 0 0 0 0 18.056

0 0 0 0 0 0 0 0 8.333

330.000 330.000 204 12.361 195.000 97.500 324 2.708 208.173

23.571 23.571 15 883 13.929 6.964 23 193 14.870

Page 81: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

66

Lampiran 6. Biaya Tetap yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017

No. Resp

Pisau

(Rp/bulan)

Parang

Kecil

(Rp/bulan)

Parang

Besar

(Rp/bulan)

Gerobak

Roli

(Rp/bulan)

Terpal

(Rp/bulan)

Payung

Tenda

(Rp/bulan)

Gelas

(Rp/bulan)

Sendok

(Rp/bulan)

Biaya

Penyusutan Alat

(Rp/bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10=2+3+4+5+6+7+8+9

1. 0 0 2.083 15.625 2.500 4.896 2.778 1.111 28.993 2. 833 0 2.083 11.111 2.604 0 417 69 17.118

3. 625 0 1.944 5.556 2.604 0 833 139 11.701

4. 0 0 2.222 0 4.583 5.208 417 69 12.500

5. 0 0 1.389 0 1.042 15.625 1.458 208 19.722

6. 1.333 0 833 0 2.604 2.604 2.500 208 10.083

7. 0 1.042 0 0 1.354 5.208 1.458 208 9.271

8. 0 2.604 0 6.597 4.375 5.208 0 0 18.785

9. 0 0 1.042 0 0 0 0 0 1.042

10. 833 0 1.250 25.000 2.500 12.500 2.500 486 45.069

11. 0 1.042 0 0 0 0 0 0 1.042

12. 0 0 1.042 0 0 5.208 0 208 6.458

13. 0 2.083 1.389 0 0 14.583 0 0 18.056

14. 0 0 1.667 0 1.458 5.208 0 0 8.333

Total (Σ) 3.625 6.771 16.944 63.889 25.625 76.250 12.361 2.708 208.173

Rata-rata (x) 259 484 1.210 4.563 1.830 5.446 883 193 14.870

Page 82: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

67

Lanjutan Lampiran 6.

Listrik

(Rp/bulan)

Air

(Rp/bulan)

Sewa

Lahan

(Rp/bulan)

Total Biaya Tetap

(Rp/bulan)

11 12 13 14=10+11+12+13

200.000 250.000 580.000 1.058.993 100.000 200.000 580.000 897.118

100.000 200.000 580.000 891.701

50.000 50.000 200.000 312.500

200.000 300.000 250.000 769.722

150.000 0 200.000 360.083

150.000 100.000 300.000 559.271

200.000 20.000 50.000 288.785

0 0 0 1.042

200.000 250.000 500.000 995.069

0 0 0 1.042

100.000 0 200.000 306.458

20.000 0 40.000 78.056

0 0 40.000 48.333

1.470.000 1.370.000 3.520.000 6.568.173

105.000 97.857 251.429 469.155

Page 83: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

68

Lampiran 7. Total Biaya yang Dikeluarkan Pedagang Kelapa Muda di Kota

Kendari pada Bulan April 2017

No. Resp

Total Biaya

Variabel

(Rp/bulan)

Total Biaya Tetap

(Rp/bulan)

Total Biaya

(Rp/bulan)

1 2 3 4=2

+3 1. 11.017.000 1.058.993 12.075.993

2. 10.824.000 897.118 11.721.118

3. 14.325.000 891.701 15.216.701

4. 2.244.000 312.500 2.556.500

5. 6.070.000 769.722 6.839.722

6. 4.224.000 360.083 4.584.083

7. 5.336.000 559.271 5.895.271

8. 7.813.000 288.785 8.101.785

9. 1.705.000 1.042 1.706.042

10. 5.365.000 995.069 6.360.069

11. 667.000 1.042 668.042

12. 1.424.000 306.458 1.730.458

13. 9.024.000 78.056 9.102.056

14. 9.036.000 48.333 9.084.333

Total (Σ) 89.074.000 6.568.173 95.642.173

Rata-rata (x) 6.362.429 469.155 6.831.584

Page 84: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

69

Lampiran 8. Volume Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari

pada Bulan April 2017

No. Resp.

Volume Penjualan

Kelapa Muda

(Biji/hari)

Volume Penjualan

Kelapa Muda

(Biji/bulan)

Harga Jual

Kelapa Muda

(Rp/biji)

Penerimaan

Pedagang Kelapa

Muda (Rp/hari)

Penerimaan

Pedagang Kelapa

Muda (Rp/bulan)

1 2 3 4 5=2x4 6=3x4

1. 75 2.250 8.000 600.000 18.000.000 2. 75 2.250 8.000 600.000 18.000.000

3. 100 3.000 8.000 800.000 24.000.000

4. 35 1.050 7.000 245.000 7.350.000

5. 40 1.200 7.000 280.000 8.400.000

6. 30 900 7.000 210.000 6.300.000

7. 30 900 7.000 210.000 6.300.000

8. 75 2.250 5.000 375.000 11.250.000

9. 14 420 7.000 98.000 2.940.000

10. 50 1.500 8.000 400.000 12.000.000

11. 5 150 5.000 25.000 750.000

12. 10 300 7.000 70.000 2.100.000

13. 90 2.700 7.000 630.000 18.900.000

14. 90 2.700 7.000 630.000 18.900.000

Total (Σ) 719 21.570 98.000 5.173.000 155.190.000

Rata-rata (x) 51 1.541 7.000 369.500 11.085.000

Page 85: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A113170_sitedi_SKRIPSI LENGKAP.pdf · i analisis biaya dan pendapatan usaha pemasaran kelapa muda di kota

70

Lampiran 9. Pendapatan Pedagang Kelapa Muda di Kota Kendari pada Bulan April 2017

No. Resp

Penerimaan

Pedagang Kelapa

Muda (Rp/bulan)

Total Biaya

Variabel

(Rp/bulan)

Total Biaya

(Rp/bulan)

R/C

Pendapatan atas

Total Biaya

Variabel

(Rp/bulan)

Pendapatan atas

Total Biaya

(Rp/bulan)

1 2 3 4 5=2/4 6=2-3 7=2-4

1. 18.000.000 11.017.000 12.075.993 1,5 6.983.000 5.924.007 2. 18.000.000 10.824.000 11.721.118 1,5 7.176.000 6.278.882

3. 24.000.000 14.325.000 15.216.701 1,6 9.675.000 8.783.299

4. 7.350.000 2.244.000 2.556.500 2,9 5.106.000 4.793.500

5. 8.400.000 6.070.000 6.839.722 1,2 2.330.000 1.560.278

6. 6.300.000 4.224.000 4.584.083 1,4 2.076.000 1.715.917

7. 6.300.000 5.336.000 5.895.271 1,1 964.000 404.729

8. 11.250.000 7.813.000 8.101.785 1,4 3.437.000 3.148.215

9. 2.940.000 1.705.000 1.706.042 1,7 1.235.000 1.233.958

10. 12.000.000 5.365.000 6.360.069 1,9 6.635.000 5.639.931

11. 750.000 667.000 668.042 1,2 83.000 81.958

12. 2.100.000 1.424.000 1.730.458 1,2 676.000 369.542

13. 18.900.000 9.024.000 9.102.056 2,1 9.876.000 9.797.944

14. 18.900.000 9.036.000 9.084.333 2,1 9.864.000 9.815.667

Total (Σ) 155.190.000 89.074.000 95.642.173 22,8 66.116.000 59.547.827

Rata-rata (x) 11.085.000 6.362.429 6.831.584 1,6 4.722.571 4.253.416