Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
95
PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA, BIAYA KULIAH,
DAN SARANA YANG DIMILIKI MAHASISWA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
DI STKIP PGRI PASURUAN
Nunuk Indarti
STKIP PGRI Pasuruan
ABSTRAK, Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Biaya Kuliah, dan Sarana yang Dimiliki
Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa di STKIP PGRI Pasuruan,
Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku.
Dorongan itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu tujuan. Sehingga motivasi
dapat memberikan semangat yang luar biasa terhadap seseorang untuk berprilaku dan dapat
memberukan arah dalam belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar mahasiswa. yaitu pendapatn orang tua, biaya kuliah,
dan sarana belajar yang di miliki mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa STKIP
PGRI Pasuruan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatn orang tua terhadap
motivasi belajar mahasiswa, untuk mengetahui pengaruh biaya kuliah terhadap motivasi
belajar mahasiswa, dan untuk mengetahui pengaruh sarana belajar yang di miliki mahasiswa
terhadap motivasi belajar mahasiswa.
Dalam penelitian ini populasi yang ditetapkan yaitu semua mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan angkatan 2013 yaitu berjumlah 373 mahasiswa.Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik stratifield proporsional sampling Besarnya sampel yang di
teliti adalah 79 responden. Adapun metode penelitian yang digunkaan adalah mertode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan diskriptif. Analisis penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda. Variabel bebas penelitian adalah pendapatan orang tua (X1),
biaya kuliah (X2), sarana belajar (X3), dan variabel terikat adalah motivasi belajar (Y).
Teknik pengumpulan data yaitu menggunkaan kuesioner (angket), dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) berdasarkan uji T dengan menggunakan
SPSS17 tentang pendapatn orang tua, biaya kuliah, dan sarana belajar secara parsial terhadap
motivasi belajar. Diketahui nilai sig untuk variabel pendapatan orang tua sebesar 0,019 lebih
kecil dari nilai signifikansi 0,05 yang berarti variabel pendapatan memiliki pengaruh yang
positif terhadap motivasi belajar. Nilai sig untuk variabel pendapatan orang tua ssebesra 0,857
lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 yang berarti variabel pendapatan orang tua tidak
memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. Nilai sig untuk variabel sarana belajar
sebesar 0,003 lebih kecil dari ni;lai signifikansi 0,05 yang berarti variabel sarana belajar
memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. (b) Berdasarkan uji F (simultan) dengan
menggunakan SPSS17 tentang pendapatan orang tua, biaya kuliah, dan sarana belajar secara
simultan berpengaruh terhadap motivasi belajar di peroleh nilai F hitung sebesar 5,943 dan
nilai signifikan 0,001 artinya nilai signifikan 0,001<dari alpha 5% (0,05) sehingga dapat
disimpilkan bahwa secara bersama-sama pendapatan orang tua, biaya kuliah, sarana belajar
96
memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar. (c) Hasil uji Adjusted R Square
model summary di peroleh nilai sebesar 0,192 yang artinya 19,2% variabel motivasi belajar
dapat di jelaskan dengan pendapatan orang tua, biaya kuliah, dan sarana belajar. Sedangkan
sisanya 100% - 19,2% = 80,8% di jelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Berdasarkan
perhitungan mengkuadratkan nilai r parsial pada tabel cofficiente dan dikalikan 100%.
Diketahui bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel (Y)
penggunaan hijab, karena mempunyai nilai betha (β) terbesar yaitu 0,602 dan nilai SE
(sumbangan Efektif) terbesar yaitu 36,2%. Hal ini bahwa variabel dari faktor yang
berpengaruh paling dominan terhadap penggunaan hijab pada mahasiswi ekonomi di STKIP
PGRI Pasuruan yaitu variabel faktor buadaya (X1).
Pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut (a) faktor pndapatan orang tua
mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar dengan nilai sig 0,019<0,05 (b) biaya
kuliah tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan hijab dengan nilai sig 0, 857>0,05 (c)
sarana belajar mempunyai pengaruh ppositif terhadap motivasi belajar dengan nilai sig
0,003<0,05.
Kata Kunci: Pendapatan Orang Tua, Biaya Kuliah, Sarana Belajar, Motivasi Belajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum pendidikan dipandang
sebagai faktor utama dalam bidang
pembangunan. Pandangan ini mengandung suatu
pengertian bahwa pendidikan dapat memotori
dan menopang proses pembangunan. Oleh
karena itu, pendidikan menjadi salah satu
kebutuhan masyarakat yang dianggap sangat
penting.
Menurut Saifudin Zuhri (2010:15),
pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar
untuk menumbuh kembangkan potensi sumber
daya manusia dengan cara mendorong dan
menfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara
detail dalam Undang-Undang RI Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I pasal I (I) menjelaskan bahwa:
Pendidikan didefinisikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Namun saat ini cukup banyak permasalahan
yang dihadapi dalam proses pemenuhan akan
pendidikan, khususnya di Indonesia, salah
satunya ialah pendapatan keluarga. Apalagi,
biaya pendidikan saat ini mahal. Biaya
pendidikan merupakan komponen sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak
dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Fatah
(1998:136) mengatakan “pembiayaan
pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat
dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan
komponen-komponen input pendidikan”.
Adapun kriteria pendapatan ekonomi
keluarga menurut Direktorat Jaminan
Kesejahterahan Sosial, sebagai berikut:
1. Rendah : kadang-kadang ada dan kadang
kadang tidak ada
2. Menengah : berkisar dibawah 1 juta perbulan
3. Keatas: berkisar diatas 1 juta perbulan
Ahmad Sirojuddin (2012:4-5) mengatakan
keluarga mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap proses perkembangan anak
karena keluarga adalah lembaga sosial pertama
dalam kehidupan manusia. Di dalam keluarga,
orang tua memiliki tugas dan kewajiban yang
sangat berat sekali terutama dalam memenuhi
seluruh kebutuhan anak, baik itu pendidikan dan
kebutuhan sehari-hari anak. Pada realitanya
dalam kehidupan nyata, banyak orang tua yang
97
pendapatannya tinggi tidak mengalami kesulitan
apapun dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
anaknya karena mereka memiliki uang, jadi
seperti biaya kuliah, perlengkapan-perlengkapan
kuliah(laptop,sepeda motor dll) semua bisa
terpenuhi, karena mereka mempunyai uang dan
dengan uang kita bisa mewujudkan segalanya
apalagi pada zaman yang sudah memasuki era
modernisasi dan globalisasi seperti saat ini.
Sedangkan bagi orang tua yang memiliki
pendapatan rendah akan mengalami kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
anaknya, karena mereka tidak di dukung oleh
keuangan yang cukup.
Di dalam sebuah proses pembelajaran
diperlukan sarana prasarana belajar yang dapat
mendukung proses pembelajaran. Menurut Sri
Minarti (2012:250), sarana prasarana belajar
adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam
proses pembelajaran, yang dapat meliputi
barang bergerak maupun barang tidak bergerak
agar tujuan pendidikan tercapai. Semakin
lengkap sarana dan prasarana belajar yang
dimiliki oleh mahasiswa maka mahasiswa dapat
belajar dengan baik. Dengan demikian besar
pengaruhnya untuk mendukung dan membantu
mahasiswa dalam belajar karena mahasiswa
membutuhkan sarana belajar (laptop, sepeda
motor, buku, dll) untuk dapat mendukung
lancarnya proses belajar mengajar serta sebagai
pendukung berhasilnya prestasi belajar
mahasiswa. Akan tetapi, sarana belajar saat ini
cukup mahal. Akibatnya bagi orang tua yang
tidak mampu memenuhi sarana penunjang
tersebut, maka anak akan terhambat dalam
proses pembelajaran. Sehingga akan dapat
mempengaruhi motivasi belajar anak karena ia
tidak memiliki sarana yang dapat menunjang
dan mempermudah anak dalam proses belajar
mengajar. Dengan demikian, sumber daya
manusia menjadi rendah sehingga menghambat
kemajuan bangsa dan negara.
Menurut Saifudin Zuhri (2010:15-16)
dalam proses pembelajaran faktor motivasi
mahasiswa dalam belajar menjadi tantangan
tersendiri yang harus dihadapi dan diselesaikan
oleh seorang dosen. Selain bertugas untuk
menyampaikan materi kuliah, dosen juga
berkewajiban untuk membangkitkan motivasi
belajar mahasiswanya. “Motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya” (Hamzah, 2009:3) . Motivasi
belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proes belajar. Motivasi
belajar pada diri mahasiswa dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya
motovasi belajar akan melemahkan prestasi pada
mahasiswa. Sebaliknya apabila motivasi belajar
mahasiswa tinggi maka prestasi mahasiswapun
akan meningkat.
Unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain: cita-cita atau
aspirasi mahasiswa, kemampuan mahasiswa,
kondisi mahasiswa, kondisi lingkungan
mahasiswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar
dan pembelajaran, dan upaya dosen dalam
membelajarkan mahasiswa. Salah satu unsur
yang mempengaruhi motivasi belajar ialah
kondisi lingkungan mahasiswa. Kondisi
lingkungan mahasiswa ini termasuk kondisi
ekonomi orang tua. Kondisi ekonomi orang tua
sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar
mahasiswa, baik positif maupun negatif.
Dimyati dan Mujiono (2006:85),
mengatakan, Pentingnya motivasi belajar adalah
: 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar,
proses, dan hasil belajar, 2. Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar, 3. Mengarahkan
kegiatan belajar, 4. Membesarkan semangat
belajar, 5.Menyadarkan tentang adanya
perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang
berkesinambungan”. Menurut Rini Darsini
(2012:12-13), dalam proses pembelajaran, tanpa
adanya motivasi belajar yang tinggi mahasiswa
tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Kenyataan ini dapat diperhatikan bahwa banyak
dijumpai mahasiswa yang kemampuan ekonomi
orang tuanya rendah cenderung malas belajar.
Hal ini karena selain tidak memiliki sarana
penunjang belajar anak dirumah, juga anak tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk belajar
karena harus membantu orang tuanya mencari
uang.
98
Berdasarkan penelitian Rini Darsini juga
diperoleh kesimpulan bahwasnya kondisi
ekonomi orang tua sangat berpengaruh terhadap
motivasi belajar yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar
siswa yang optimal. Latar belakang/kondisi
ekonomi orang tua yang mapan dapat
berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil
belajar yang baik. Sebaliknya latar
belakang/kondisi ekonomi orang tuanya yang
rendah, dapat berpengaruh terhadap kurangnya
motivasi belajar dan hasil belajar yang kurang
memuaskan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Saifudin Zuhri diperoleh kesimpulan bahws
terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat
ekonomi orang tua tehadap motivasi belajar
siswa. Artinya semakin tinggi tingkat ekonomi
orang tua, maka semakin tinggi motivasi belajar
siswa. Selain itu pada penelitian lain yang
dilakukan oleh Nanang Fatah dengan judul studi
tentang pembiayaan pendidikan sekolah dasar
menyimpulkan bahwa sebagian biaya
pendidikan memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap upaya peningkatan mutu
pendidikan, baik terhadap mutu proses maupun
hasil belajar.
Kenyataan dan pernyataan tersebut diatas
menggambarkan bahwa, latar belakang atau
kondisi pendapatan orang tua serta biaya
pendidikan yang cukup mahal, serta sarana
belajar yang cukup mahal pula sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian
hasil belajar.
Dari latar belakang inilah penulis tertarik
untuk mengadakan kajian lebih mendalam
tentang skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pendapatan Orang Tua, Biaya Kuliah, dan
Sarana Belajar yang dimiliki oleh Mahasiswa
Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa STKIP
PGRI Pasauruan”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah pengaruh pendapatan orang
tua terhadap motivasi belajar mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan secara parsial?
b. Bagaimanakah pengaruh biaya kuliah
terhadap motivasi belajar mahasiswa STKIP
PGRI Pasuruan secara parsial?
c. Bagaimanakah pengaruh sarana belajar yang
dimiliki mahasiswa terhadap motivasi belajar
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan secara
parsial?
d. Apakah ada pengaruh antara pendapatan
orang tua, biaya kuliah, dan sarana yang
dimiliki mahasiswa terhadap motivasi belajar
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan secara
simultan?
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang diajukan yang telah
memiliki kebenaran, tetapi baru merupakan
kebenaran taraf teoritis atau kebenaran logis dan
masih membutuhkan pembuktian atau pengujian
(Sangaji, 2010:90). Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
H1:Ada pengaruh yang signifikan antara
pendapatan orang tua terhadap motivasi
belajar mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara biaya
kuliah terhadap motivasi belajar mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan.
H3: Ada pengaruh yang signifikan antara sarana
belajar yang dimiliki mahasiswa terhadap
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan.
H4: Ada pengaruh yang signifikan antara
pendapatan orang tua, biaya kuliah, dan
sarana yang dimiliki mahasiswa terhadap
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan tercapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai acuan serta
memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik terutama dibidang
99
pendidikan. Kemampuan ekonomi atau
pendapatan sebuah keluarga, biaya kuliah dan
motivasi belajar mahasiswa sangat menarik
untuk di kaji. Kemampuan keluarga dalam
membiayai pendidikan anak merupakan dasar
bagi mahasiswa untuk mendorong dirinya
menjadi yang lebih baik. Artinya dapat
menjadikan mahasiswa menjadi lebih semangat
dalam belajar. Dengan kata lain memiliki
motivasi belajar yang tinggi.
2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai dasar
pertimbangan bagi lembaga, maupun dinas-
dinas khususnya dinas pendidikan terkait dalam
pembuatan kebijakan, misal kebijakan dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya dalam perbaikan kebijakan anggaran
yang lebih efektif dan efisien . Bagi lembaga
sekolah (perguruan tinggi), ini dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan
biaya kuliah karena mengingat mereka
(mahasiswa) berasal dari tingkat ekonomi
keluarga yang berbeda-beda. Sedangkan bagi
pemerintah penelitian ini dapat dijadikan dasar
bahwa masih banyak masyarakat yang tingkat
ekonominya masih rendah. Maka dari itu dunia
pendidikan dan perekonomian harus berjalan
seimbang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Asumsi Penelitian
Menurut (PPKI, 2010:17) “asumsi
penelitian adalah anggapan-anggapan dasar
tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir
dan bertindak dalam melaksanakan penelitian”.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai
berikut:
a. Masing-masing mahasiswa dianggap sudah
mengalami berbagai situasi belajar selama 2
tahun.
b. Tidak semua mahasiswa memiliki sarana
belajar (laptop, sepeda motor, buku) yang
dapat menunjang proses pembelajaran.
c. Tidak semua mahasiswa mampu memenuhi
pembayaran kuliah sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
d. Responden (Mahasiswa) dapat memahami
isi angket penelitian sesuai dengan maksud
peneliti.
e. Sikap responden (Mahasiswa) dalam
mengisi angket penelitian jujur dan
obyektif.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di STKIP PGRI Pasuruan
ini peneliti hanya membatasi pada hal-hal
tertentu saja yaitu :
a. Populasi penelitian ini meliputi seluruh
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan angkatan
2013.
b. Sarana belajar yang dimiliki mahasiswa
disini meliputi laptop, sepeda motor, dan
buku-buku.
c. Pemenuhan biaya kuliah mahasiswa disini
adalah dibiayai oleh orang tua.
d. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi
intrinsik atau ekstrinsik.
Definisi Istilah
Untuk menghindari timbulnya perbedaan
pengertian atau kekurangjelasan makna dalam
judul penelitian “Pengaruh Pendapatan Orang
Tua dan Boaya Kuliah Terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan”,
maka perlu diberikan definisi istilah yang
terdapat dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang
timbul dari sesuatu (orang, benda, dan
sebgainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan
(gaib, dan sebagainya). Pengaruh yang
dimaksud adalah seberapa besar pengaruh
pendapatan orang tua, biaya kuliah, dan sarana
beljar yang dimiliki mahasiswa terhadap
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan.
2. Pendapatan
Menurut Yuliana Sudremi (2007 : 133)
“pendapatan merupakan semua penerimaan
seseorang sebagai balas jasanya dalam proses
produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa upah,
bunga, sewa, maupun laba tergantung pada
faktor produksi yang dilibatkan dalam proses
produksi”. Adapun yang dimaksud pendapatan
100
dalam penelitian ini adalah pendapatan orang
tua artinya penghasilan yang diperoleh orang tua
yang berasal dari pekerjaannya atau modal yang
lainnya.
3. Orang Tua
Orang tua berarti terdiri dari ayah dan ibu
yang mempunyai hubungan darah dengan
anaknya dimana mereka mempunyai kewajiban
untuk memenuhi semua kebutuhan anak. Orang
tua merupakan faktor utama dalam memotivasi
anak dalam pembelajaran terkait dengan kondisi
sosial ekonominya.
4. Biaya Kuliah
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
seseorang yang diukur dalam satuan uang
dimana pengorbanan tersebut telah terjadi,
sedang terjadi, dan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Dengan kata lain pengorbanan yang
dikeluarkan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan kuliah.
5. Sarana belajar
Sarana belajar merupakan peralatan belajar
yang dibutuhkan dalam proses belajar agar
pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan
lancar, teratur, efektif, dan efisien. (Tim
Penyusun Pedoman Media Pendidikan dan
Kebudayaan) http/belajar psikologi.com/
Refrensi. Sarana belajar disini adalah meliputi
lapotop, sepeda motor, dan buku-buku.
6. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan suatu pernyataan yang
kompleks didalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke
suatu tujuan atau perangsang. Belajar adalah
suatu proses yang dilakukan sesorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Motivasi belajar yang dimaksud
adalah keinginan mahasiswa untuk memperoleh
perubahan tingkah secara keseluruhan sesuai
dengan tujuan.
Dari pengertian atau batasan istilah-istilah
diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksdkan
judul skripsi diatas adalah suatu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui secara jelas apakah
terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua,
biaya kuliah, dan sarana yang dimiliki
mahasiswa terhadap motivasi belajar
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan. Dimana
pada dasarnya faktor ekonomi merupakan faktor
utama kebutuhan akan pendidikan.
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Yang Relevan
No Nama Judul Hasil Penelitian
1 Rini Darsini,
2012
Pengaruh ekonomi
keluarga siswa
terhadap prestasi
belajar siswa di mts
mafatihul huda
padakaton brebes.
Kondisi ekonomi orang tua sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar
siswa yang optimal. Latar belakang/kondisi
ekonomi orang tua yang mapan dapat berpengaruh
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar yang
baik. Sebaliknya latar belakang/kondisi ekonomi
orang tuanya yang rendah, dapat berpengaruh
terhadap kurangnya motivasi belajar dan hasil
belajar yang kurang memuaskan.
2 Saifudin
Zuhri, 2010
Pengaruh tingkat
ekonomi orang tua
terhadap motivasi
belajar siswa mts
nuril huda tarub
grobogan
Terdapat pengaruh yang signifikan antara
tingkat ekonomi orang tua terhadap motivasi
belajar siswa. Artinya semakin tinggi tingkat
ekonomi orang tua, maka semakin tinggi
motivasi belajar siswa di MTs Nuril Huda
Tarub Grobogan.
101
3 Darwin
Bangun,
2008
Hubungan presepsi
siswa tentang
perhatian orang tua,
kelengkapan
fasilitas belajar, dan
penggunaan waktu
belajar dirumah
dengan prestasi
belajar ekonomi
Ada hubungan persepsi siswa tentang perhatian
orang tua, kelengkapan fasilitas belajar di
rumah dan penggunaan waktu belajar di
rumah dengan prestasi belajar ekonomi. Hasil
perhitungan Fhitung > Ftabel yaitu 84,94 >
3,94 dengan koefisien determinan (R2 )
sebesar 0,6889 yang berarti ada hubungan
Persepsi Siswa Tentang Perhatian Orang Tua,
Kelengkapan Fasilitas Belajar, dan Penggunaan
Waktu Belajar di Rumah dengan Prestasi
Belajar Ekonomi
4 Elda Ningsih,
2013
Pengaruh Motivasi
dan Tingkat
Pendapatan Orang
Tua Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS
di Smpn 2 Batang
Anai Kecamatan
Batang Anai
Kabupaten Padang
Pariaman
Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif
antara motivasi orang tua terhadap hasil
belajar siswa
Pada mata pelajaran IPS di SMPN 2 Batang
Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten
Padang Pariaman karena thitung > ttabel;
(4,686 > 1,666), kekuatan termasuk sedang
(r = 0,483) dan kontribusi yang diberikan
termasuk kecil (23,4%), (2) terdapat
pengaruh yang signifikan dan positif antara
pendapatan orang tua terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS di SMPN 2
Batang Anai Kecamatan Batang Anai
Kabupaten Padang Pariaman karena
thitung > ttabel; (2,569 > 1,666), kekuatan
hubungan termasuk rendah (r = 0,290) dan
kontribusi yang diberikan sangat kecil (8,4%)
terdapat pengaruh yang signifikan dan positif
antara motivasi orang tua dan pendapatan
orangtua secara bersama-sama terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
SMPN 2
Batang Anai Kecamatan Batang Anai
Kabupaten Padang Pariaman
Pendapatan Orang Tua
a. Pengertian Pendapatan
Dalam Kamus Ekonomi pendapatan
(income) adalah uang yang diterima
seseorang dalam perusahaan dalam bentuk
gaji, upah, sewa, bunga, laba dan lain
sebagainya, bersama dengan tunjangan
pengangguran, uang pensiun dan lain
sebagainya. Menurut Yuliana Sudremi
(2007:133) “pendapatan merupakan semua
penerimaan seseorang sebagai balas jasanya
dalam proses produksi. Balas jasa terebut
bisa berupa upah, bunga, sewa, maupun,
102
laba tergantung pada faktor produksi pada
yang dilibatkan dalam proses produksi.”
Sedangkan Suyanto (2000:80)
mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan adalah sejumlah dana yang
diperolah dari pemanfaatan faktor produksi
yang dimiliki. Sumber pendapatan tersebut
meliputi:
1. Sewa kekayaan yang digunakan oleh
orang lain, misalnya menyewakan rumah,
tanah.
2. Upah atau gaji karena bekerja kepada
orang lain ataupun menjadi pegawai
negeri.
3. Bunga karena menanamkan modal di
bank ataupun perusahaan, misalnya
mendepositokan uang di bank dan
membeli saham.
4. Hasil dari usaha wiraswasta, misalnya
berdagang, bertenak, mendirikan
perusahaan, ataupun bertani”.
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah uang
yang diterima selama periode tertentu
dari balas jasa dari perusahaan yang bisa
berupa bentuk gaji, upah, tunjangan,
seperti kesehatan dan pensiun.
Sedangkan pengertian orang tua
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 802) orang tua adalah “ayah ibu
kandung, orang yang dianggap tua, orang
yang dihormati”. Pendapat yang
dikemukakan oleh Thamrin Nasution adalah
“Orang tua adalah setiap orang yang
bertanggung jawab dalam suatu keluarga
atau tugas rumah tangga yang dalam
kehidupan sehari-hari disebut sebagai
bapak dan ibu.” (Nasution:1986).
b. Pengertian Pendapatan Orang Tua
Menurut (Tri Wahini 2007:11)
“pendapatan orang tua yaitu pendapatan
yang diperoleh selama jangka waktu satu
bulan dan pendapatan berupa uang atau
barang yang dimiliki dengan mata uang
setempat pada masa itu yang berupa suatu
pendapatan yang siap untuk dibelanjakan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau
keluarganya.”
T. Gilarso (1992:63) berpendapat
bahwa “Pendapatan keluarga adalah segala
bentuk balas karya yang diperoleh sebagai
imbalan atau balas jasa atas sumbangan
seseorang terhadap proses produksi”. Selain
itu Slameto (2010: 63) berpendapat bahwa:
Keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misalnya makan,
minuman, pakaian, perlindungan kesehatan,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti
ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat
tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas
belajar itu hanya dapat terpenuhi jika orang
tua mempunyai cukup uang. Jika anak
hidup dalam keluarga yang miskin,
kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi
sehingga belajar anak terganggu. Akibat
yang lain anak selalu dirundung kesedihan
sehingga anak merasa minder dengan
temannya, hal ini juga pasti akan
mengganggu belajar anak.
Dari pengertian diatas bisa ditarik
kesimpulan bahwa pendapatan orang tua
adalah segala bentuk balas karya yang
diperoleh oleh ayah/ibu sebagai imbalan
atas balas jasa baik berupa uang ataupun
barang dalm kurun waktu tertentu.
B. Biaya Kuliah
a. Pengertian Biaya
Menurut Henry Simamora (2002:36),
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat pada saat ini
atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang
103
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi ini,
ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber
ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau kemungkinan
akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk memperoleh
manfaat saat ini dan/atau mendatang
Dengan demikian, biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dengan satuan uang, untuk memperoleh
barang atau jasa yang diharapkan
memberikan manfaat saat ini maupun akan
datang. Pengorbanan sumber ekonomis
tersebut bisa merupakan biaya historis dan
biaya masa yang akan datang. Sedangkan
dalam arti sempit biaya dapat diartikan
sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva atau secara tidak
langsung untuk memperoleh penghasilan,
disebut dengan harga pokok.
b. Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2005:13), biaya
digolongkan sebagai berikut;
1. Menurut Objek Pengeluaran.
Penggolongan ini merupakan
penggolongan yang paling
sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan
singkat mengenai suatu objek
pengeluaran, misalnya pengeluaran
yang berhubungan dengan telepon
disebut “biaya telepon”.
2. Menurut Fungsi Pokok dalam
Perusahaan, biaya dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Biaya Produksi, yaitu semua biaya
yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk selesai.
Biaya produksi dapat digolongkan ke
dalam biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya
yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya
biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel,
dll.
3. Biaya Administrasi Umum, yaitu biaya-
biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan produksi dan
pemasaran produk, contohnya gaji bagian
akuntansi, gaji personalia, dll.
3. Menurut Hubungan Biaya dengan
Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan,
yaitu:
1. Biaya Langsung (direct cost) yaitu biaya
yang terjadi dimana penyebab satu-
satunya adalah karena ada sesuatu yang
harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan
produk, biaya langsung terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
yaitu biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai,
dalam hubungannya dengan produk,
biaya tidak langsung dikenal dengan
biaya overhead pabrik.
4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya
dengan Perubahan Volume Kegiatan,
biaya dibagi menjadi 4 yaitu
1. Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya
yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume kegiatan
atau aktivitas sampai tingkat kegiatan
tertentu, contohnya; gaji direktur
produksi.
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah
biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan
volume kegiatan atau aktivitas, contoh;
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung.
104
3. Biaya Semi Variabel adalah biaya yang
jumlah totalnya berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya semi variabel mengandung unsur
biaya tetap dan biaya variabel, contoh;
biaya listrik yang digunakan.
4. Biaya Semi Fixed adalah biaya yang
tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tertentu.
5. Menurut Jangka Waktu dan Manfaatnya,
biaya dibagi 2 bagian yaitu
1. Pengeluaran Modal (Capital
Expenditure) yaitu pengeluaran yang
akan memberikan manfaat/benefit pada
periode akuntansi atau pengeluaran yang
akan dapat memberikan manfaat pada
periode akuntansi yang akan datang.
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue
Expenditure) yaitu pengeluaran yang
akan memberikan manfaat hanya pada
periode akuntansi dimana pengeluaran itu
terjadi.
http://harlona.blogspot.com/2013/04/pen
gertian-biaya.html
c. Pengertian Kuliah
Menurut Sun Education Goup Kuliah
adalah proses pembelajaran tingkat lanjut di
mana seseorang telah menentukan pilihan
jurusan. Biasanya dalam pemilihan jurusan
dilakukan berbagai pertimbangan, salah
satunya minat dan bakat. Untuk memulai
kuliah, pengorbanannya tidak sedikit. Mulai
dari menghabiskan banyak waktu, biaya,
tenaga, dll. Tentu, di balik suatu impian
yang ingin kita capai melalui kuliah, ada
harga yang harus dibayar.
Awal perjalanan memang akan terasa
sangat menyenangkan, banyak pengalaman
baru dan teman baru yg dirasakan. Akan
tetapi, lama kelamaan kita akan tiba
masanya kita akan jenuh. Kuliah itu bukan
sekedar rutinitas saja. Kuliah ini adalah
proses, proses membentuk diri kita menjadi
apa yang kita inginkan di masa mendatang.
Di sisi lain mahasiswa dihadapkan pada
pilihan antara idealis dan ketatnya
persaingan di dunia
kerja.http://www.suneducationgroup.com/ap
a-tujuan-kuliah.html?lang=en
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud biaya
kuliah adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang dikeluarkan untuk memenuhi biaya-
biaya kuliah yang telah ditentukan dalam
kurun waktu tertentu yang diharapkan
memberikan manfaat saat ini maupun akan
datang.
d. Jenis-jenis Biaya Kuliah
Adapun jenis-jenis biaya kuliah di
STKI PGRI Pasuruan bagi mahasiswa
angkatan 2013 terdiri dari :
1. Biaya uang kuliah
2. Herregistrasi
3. Uang SPP
4. UAS
5. DPP
6. Perlngkapan
7. Ordik
C. Sarana Belajar
Menurut H. M Daryanto (2006: 51),
“sarana belajar adalah alat langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan”. Sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku
bacaan, alat dan fasilitas laboraturium
sekolah dan berbagai media pembelajaran
yang lain.
Telah disinggung di muka bahwa
kemampuan dan kemauan (motivasi) sangat
berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa,
demikian juga halnya dengan fasilitas yang
menunjang untuk kelancaran jalannya
proses belajar di perguruan tinggi. Fasilitas
ini dapat dibagi 2 (dua) yaitu: pertama,
Fasilitas di lingkungan kampus : Fasilitas
Ruang Perkuliahan, Fasilitas Perpustakaan,
105
Fasilitas Laboratorium, Fasilitas Pelayanan
Komputer, Kualitas Dosen, Bimbingan dan
penyuluhan masalah akademik maupun non
akademik, kedua, Faslitas di luar kampus :
Kualitas lingkungan keluarga : ada tidaknya
pesawat TV, kamus, komputer, ensiklopedi,
surat kabar, almari es, transportasi dan
sebagainya. (Krisnandi, 2008:171-172)
Slameto (2003: 63) mengemukakan
bahwa anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan
lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku
dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya
dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai
cukup uang.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
diketahui bahwa fasilitas belajar erat
kaitannya dengan kondisi ekonomi orang
tua siswa. Dengan kondisi ekonomi orang
tua yang baik, maka orang tua akan lebih
mempunyai kemampuan untuk mencukupi
kebutuhan anaknya termasuk dalam hal
penyediaan fasilitas belajar di rumah yang
memadai.
D. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut Mc. Donald (dalam Sadirman,
2010:73) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian
yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting
1. Bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan
motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi di dalam system
“neurophysiological” yang ada pada
organism manusia. Karena menyangkut
perubahan energy manusia (Walaupun
motivasi muncul dari dalam diri
manusia, penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya,
rasa/feeling seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya
tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari
tujuan. Motivasi memang muncul dari
dalam manusia, tetapi kemunculanya
karena terangsang/terdorong oleh adanya
unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Dengan ke tiga elemen diatas, maka
dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai
sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan
energi yang ada pada manusia, sehingga
akan bergayut dengan persoalan gejala
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak melakukan sesuatu.
Semua ini didorong karena adanya tujuan
kebutuhan atau keinginan.
Menurut Sadirman (2010:75) motivasi
dapat juga dikatakan serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan
perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu
dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi
motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri
seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan
106
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Sumiati (2007: 236), mengatakan
bahwa motivasi adalah dorongan yang
muncul dari dalam diri sendiri untuk
bertingkah laku. Dorongan itu pada
umumnya diarahkan untuk mencapai
sesuatu tujuan. Sehingga motivasi dapat
memberikan semangat yang luar biasa
terhadap seseorang untuk berprilaku dan
dapat memberikan arah dalam belajar.
Dimyati (2006:80) menjelaskan bahwa
ada tiga komponen utama dalam motivasi
yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3)
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu
merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang dia miliki dan yang dia harapkan.
Misalnya siswa, dia membutuhkan hasil
belajar yang baik. Oleh karena itu siswa
tersebut mengubah cara-cara belajarnya.
Dorongan merupakan kekuatan mental
untuk melakukan kegiatan dalam rangka
memenuhi harapan atau pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi pada tujuan
tersebut merupakan inti motivasi. Tujuan
adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang
individu.
https://ekokhoerul.wordpress.com/2012/06/2
5/teori-teori-motivasi-belajar/#more-40
b. Kebutuhan dan Teori Tentang
Motivasi
Menurut Morgan dan ditulis kembali
oleh S. Nasution (dalam Sadirman, 2010:78-
80) manusia hidup dengan memiliki
berbagai kebutuhan
1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu
untuk sesuatu aktivitas.
Hal ini sangat penting bagi anak,
karena perbuatan sendiri itu mengandung
suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan
konsep ini, bagi orang tua yang memaksa
anak untuk diam dirumah saja adalah
bertentangan dengan hakikat anak. Hal ini
dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan
belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu
akan berhasil kalau disertai dengan rasa
gembira.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan
orang lain.
Banyak orang yang dalam
kehidupannya memiliki motivasi untuk
banyak berbuat sesuatu demi kesenangan
orang lain. Harga diri seseorang dapat
dinilai dari berhasil tidaknya usaha
memberikan kesenangan pada orang lain.
Hal ini sudah barang tentu merupakan
kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi
orang yang melakukan kegiatan tersebut.
Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai
kegiatan, misalnya anak-anak itu rela
bekerja atau para siswa itu rajin/rela belajar
apabila diberikan motivasi untuk melakukan
sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang
disukainya (misalnya bekerja, belajar demi
orang tua, atau orang yang sudah dewasa
akan bekerja, belajar demi seseorang calon
teman hidupnya).
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil.
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar
itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan
“pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan
dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan
belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan
atau usaha belajar itu tidk dihiraukan orang
lain/guru atau orang tua misalnya, boleh jadi
kegiatan anak menjadi berkurang. Dalam
kegiatan belajar mengajar istilahnya perlu
dikembangkan unsure reinforcement. Pujian
atau reinforcement ini harus selalu dikaitkan
dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
melakukan sesuatu dengan hasil yang
optimal, sehingga ada “sense of success”.
Dalam kegiatan belajar mengajar, pekerjaan
atau kegiatan itu harus dimulai dari yang
mudah/sederhana dan bertahan menuju
sesuatu yang semakin sulir/kompleks.
107
4. Kebutuhan untuk mengatasi
kesulitan.
Suatu kesulitan atau hambatan,
mungkin cacat, mungkin menimbulkan rasa
rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan
untuk mencari kompensasi dengan usaha
yng tekun dan luar biasa, sehingga tercapai
kelebihan/keunggulan dalam bidang
tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau
hambatan ini sebenarnya banyak bergantung
pada keadaan dan sikap lingkungan.
Sehubungan dengan ini maka peranan
motivasi sangat penting dalam upaya
menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang
lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha
agar memperoleh keunggulan.
Kebutuhan manusia seperti telah
dijelaskan diatas senantiasa akan selalu
berubah. Begitu juga motivasi yang selalu
berkait dengan kebutuhan tentu akan
berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai
dengan keinginan dan perhatian manusia.
Relevan dengan soal kebutuhan itu maka
timbullah teori tentang motivsi.
Menurut Sardiman (2010:82-83) ada
beberapa teori tentang motivasi, yakni :
1) Teori Insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri
manusia diasumsi seperti tingkah jenis
binatang. Tindakan manusia itu dikatakan
selalu berkait dengan insting atau
pembawaan.
2) Teori Fisiologis
Menurut teori ini semua tindakan
manusia itu berakar pada usaha memenuhi
kepuasaan dan kebutuhan organik atau
kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau
disebut sebagai kebutuhan primer, seperti
kebutuhan tentang makanan, minuman,dan
udara.
3) Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting,
tetapi lebih ditekankan pada unsur-
unsur kejiwaan yang ada pada diri
manusia.
c. Fungsi Motivasi
Ada tiga fungsi motivasi menurut
Sardiman AM (2010:85). Adapun fungsi
dari motivasi tersebut adalah :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu
sebagai penggerak yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke
arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Seperti halnya seorang
santri yang akan menghadapi ujian
dengan harapan dapat lulus, tentu akan
melakukankegiatan belajar dan tidak
akan menghabiskan waktunya untuk
berbuat sesuatu yang tidak ada
manfaatnya.
Motivasi juga mempunyai fungsi-
fungsi lain, yaitu motivasi yang dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan
suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata
lain, dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi,
intensitas motivasi seorang peserta didik
akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya. (Saifudin
Zuhri, 2010:36).
108
d. Macam-Macam Motivasi
Menurut Sardiman (2010:89-91)
motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik :
1. Motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar.
Para ahli psikologi mengklasifikasikan
motivasi menjadi beberapa bagian dari
beberapa titik pandangan yang berbeda.
1. Pembagian Motivasi berdasarkan atas
terbentuknya motif-motif yaitu:
a. Motif-motif bawaan yaitu motif yang
dibawah sejak lahir, jadi ada tanpa di
pelajari separti dorongan untuk makan
minum danbergerak dan seterusnya.
b. Motif-motif yang dipelajari yaitu motif
yang timbul karenadipelajari seperti
dorongan menggunakan atau memilih
mediadan semua hal yang perlu
dipelajari.Motif-motif ini sering disebut
dengan motif yangdiisyaratkan secara
sosial. Sebab manusia yang lain
sehinggamotivasi terbentuk.
2. Pembagian motivasi berdasarkan
sumber motif yaitu:
a. Motivasi Instrinsik Motivasi yang timbul
sebagai akibat dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan
dari orang lain,tetapi atas kemauan
sendiri misalnya seseorang yang
membacatidak perlu da yang
mendorongnya ia telah mencari sendiri
bukuuntuk dibacanya.
b. Motivasi Ekstrinsik ialah motivasi yang
berfungsi karena adanya pengaruh atau
rangsangan dari luar. Jenis motivasi ini
timbul akibat pengaruh dari luar individu
apakah karena ajakan, suruhan atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan
kondisi demikian, iamau melakukan
sesuatu misalnya, seorang anak mau
belajar karena ia mau mendapat peringkat
pertama dikelasnya.
3. Pembagian motivasi berdasarkan isi
atau persangkutpautnya itu
digolongkan menjadi:
a. Motivasi jasmaniah yang termasuk jenis
motivasi ini misalnya refleks yaitu nafsu.
b. Motivasi rohaniah yaitu berupa kemauan
yang terbentuk dari momen-momen
timbulnya alasan- momen pilih- momen
putusan- momen terbentuknya kemauan.
http://rahmatsinjai.blogspot.com/2013/09
/pengertian-moyivasi-dan
macammacam_8413.html
e. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa
tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan
atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Makin jelas tujuan yang diharapkan
atau yang akan dicapai, makin jelas pula
bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan.
Setiap orang yang akan memberikan
motivasi harus mengenal dan memahami
benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan
dimotivasi.http://semangatinspirasi.blogspot
com/2012/12/tujuan-dan-fungsi-
motivasi.html
Menurut S.P Hasibun (2009:146)
tujuan motivasi adalah:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan.
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
109
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Meningkatkan suasana dan hubungan
kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalita, Kretifitas, dan
partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab
karyawan terhadap tugas-tugasnya
10. Meningkatkan efisiensi pengugunaan
alat-alat dan bahan baku.
f. Bentuk dan Cara Menumbuhkan
Motivasi
Menurut Sadirman (2010:92) ada
beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar anak di sekolah.
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari
nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
belajar, yang utama justru untuk mencapai
nilai yang baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai
motivasi, tetapi tidak selalu demikian.
Karena hadiah untuk suatu pekerjaan
semakin tidak akan menarik bagi seseorang
yang tidak senang untuk suatu pekerjaan
tersebut.
3. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong
belajar siswa. Persaingan, baik persaingan
individual maupun persaingan kelompok
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga
kerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri, adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar
kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh
karena itu, member ulangan ini juga
merupakan sarana motivasi.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi
kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberi pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negtif
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak
bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure
kesengajaan, ada maksud untk belajar. Hal
ini akan lebih baik, bila dibandingkan
dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa
maksud.
10. Minat
Soal motivasi sangat erat hubungannya
dengan unsure minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan
alat motivasi yang pokok.
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2010: 101-106) ada beberapa upaya
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
yaitu:
1. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Belajar menjadi bermakna bila siswa
memahami tujuan belajar, untuk itu guru
perlu menjelaskan tujuan belajar secara
hierarkis.
2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan
Pembelajaran
Guru lebih memahami keterbatasan bagi
waktu siswa. Sering kali siswa lengah
dengan tentang nilai kesempatan belajar,
110
Oleh karena itu guru dituntut bisa
mengoptimalkan unsur- unsur dinamis yang
ada dalam diri siswa maupun lingkungan
siswa.
3. Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman
dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak sekaligus sebagai
fasilitator belajar yang mampu memantau
tingkat kesukaran pengalaman belajar dan
mampu mengatasi kesukaran belajar
siswanya.
4. Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi
Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia
berpeluang merekayasa dan mendidik cita-
cita bangsa. Menumbuhkan cita-cita belajar
pada siswa merupakan upaya untuk
menghilangkan kebodohan masyarakat.
g. Belajar
Belajar merupakan keseluruhan proses
pendidikan bagi tiap orang yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan
sikap dari seseorang. Seseorang dikatakan
belajar apabia dapat diasumsikan bahwa
pada dirinya terjadi proses perubahan sikap
dan tingkah laku. Perubahan ini biasanya
berangsur-angsur dan memakan waktu
cukup lama. Perubahan ini akan semakin
tampak bila ada upaya dari pihak yang
terlibat. Tanpa adanya upaya, walaupun
terjadi proses perubahan tingkah laku, tidak
dapat diartikan sebagai belajar. Ini dapat
diartikan bahwa pencapaian tujuan
pembelajaran sedikit banyak tergantung
kepada cara proses belajar yang dilakukan
oleh peserta didik itu sendiri. (Saifudin
Zuhri, 2010:21)
Slameto (2003;2) mengungkapkan
bahwa “ belajar sebagai suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Sementara
Hamalik (2001;28) menjelaskan “bahwa
belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Lebih lanjut lagi Hamalik
menyatakan bahwa belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman”.
Sedangkan Sadirman (2010:20)
mengatakan bahwa “belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Dari pengertian di atas menurut Rini
Darsini (2012:22) terdapat kata perubahan
yang berarti seseorang yang telah
mengalami proses belajar akan mengalami
perubahan tingkah laku, baik dalam aspek
pengetahuannya, keterampilannya, maupun
dalam sikapnya. Perlu bahan tingkah
lakunya dalam aspek pengetahuan ialah dan
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti
menjadi mengerti, dalam aspek
keterampilan ialah dari tidak terampil
menjadi terampil.
h. Tujuan belajar
Sadirman (2010:26-28) menjelaskan
bahwa tujuan belajar itu ada tiga jenis yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan
berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai yang tidak
dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir
tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan.
1. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan
konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi soal keterampilan yang
bersifat jasmani maupun rohani
2. Pembentukan sikap
111
Dalam menumbuhkan sikap mental,
perilaku dan pribadi anak didik, guru harus
lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan
berpikir dengan tidak lupa menggunakan
pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau
model.
i. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar
Menurut Slameto (2010:54-71),
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
adalah sebagai berikut.
1. Faktor intrinsik
a. Kesehatan
Sehat bararti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya atau bebas
dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan
atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang
bekerja, belajar, istirahat, tidurmakan,
olahraga, rekreasi dan ibadah.
b. Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan
jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-
mata tertuju pada suatu objek atau
sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin
hasil yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbulah
kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar.
Agar siswa dapat belajardengan baik,
usahakanlah bahan pelajaran itu sesuai
dengan hobi atau bakatnya.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseoarang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang. Jadi
berbeda dengan perhatian, karena perhatian
sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang
lama) dan belum tentu diikuti dengan
perasaan senang, sedangkan minat selalu
diikuti dengan perasaan senang dan dari itu
diperoleh kepuasan.
d. Bakat
Bakat menurut Higard adalah kemampuan
untuk belajar. Kemampuan itu baru
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran
yang dipelajari sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarny lebih baik karena
senang belajar.
2. Faktor Ekstrinsik
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau
jalan yang harus dilalui dalam mengajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang
tidak baik pula. Akibatnya siswa menjadi
malas untuk belajar. Guru yang progresif
berani mencoba metode-metode yang baru,
yang dapat membantu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar, dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka
metode mengajar harus diusahakan yang
tepat, efisien dan efektif.
b. Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu
mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan. Alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran
yang diberikan kepada siswa.
c. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur
yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan
112
siswa, sebagaimana juga lingkungan
individu pada umumnya, ada tiga, yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Guru harus berusaha mengelola
kelas, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menampilkan diri secara
menarik, dalam rangka membantu siswa
termotivasi dalam belajar. Lingkungan
fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu
ditata dan dikelola, supaya menyenangkan
dan membuat siswa betah belajar. Kecuali
kebutuhan siswa terhadap sarana dan
prasarana, kebutuhan emosional psikologis
juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan
rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi
belajar siswa. Kebutuhan berprestasi,
dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh
kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi,
agar motivasi belajar timbul.
E. Pengaruh Pendapatan Orang Tua
Terhadap Motivasi Belajar
Dalam skripsi yang dimaksud
pengaruh tingkat ekonomi orang tua
terhadap motivasi belajar adalah salah faktor
yang mempengaruhi hasil belajar yang
berasal dari eksternal siswa adalah keadaan
ekonomi orang tua sehingga perlu adanya
motivasi tersendiri kepada siswa tentang
keadaan ekonomi orang tua terutama bagi
siswa yang keadaan ekonomi orangnya
tuanya rendah. Keluarga dengan pendapatan
cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih
mudah memenuhi segala kebutuhan
pendidikan dan keperluan lain. Berbeda
dengan orang tua yang pendapatannya
rendah akan kesulitan untuk membiayai atau
memenuhi kebutuhan anak dan ini akan
menimbulkan kekecewaan terhadap anak.
Anak menjadi kecewa karena dia
memerlukan peralatan dan perlengkapan
kuliah tetapi hal tersebut tidak terpenuhi,
dan akhirnya semangat untuk kuliah yang
tadinya besar dapat menurun kembali.
Dengan demikian faktor sosial ekonomi
dalam hal ini tingkat pendapatan orang tua
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.
sesungguhnya pendidikan itu penting
agar bisa meningkatkan taraf hidup.
Sehingga bagi siswa yang tingkat ekonomi
orang tua rendah perlu diberikan motivasi
yang lebih agar dalam mengikuti
pendidikan mereka tidak hanya bisa
membaca dan menulis tetapi jugga dapat
meraih prestasi yang yang tinggi. (Saifudin
Zuhri, 2010:37)
F. Pengaruh Biaya Kuliah Terhadap
Motivasi Belajar
Menurut Hamalik dalam Maftukhah
(2007) bahwa keadaan sosial ekonomi yang
baik dapat yang menghambat ataupun
mendorong dalam belajar. Masalah biaya
pendidikan juga merupakan sumber
kekuatan dalam belajar karena kurangnya
biaya pendidikan akan sangat mengganggu
kelancaran belajar. Apalagi zaman sekarang
biaya kuliah cukup mahal, Biaya pendidikan
merupakan komponen sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Dapat
dikatakan bahwa proses pendidikan tidak
dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Fatah
(1998:136) mengatakan “pembiayaan
pendidikan merupakan faktor yang tidak
dapat dihindarkan keberadaannya dalam
menyediakan komponen-komponen input
pendidikan”. Bagi orang tua yang
pendapatannya tinggi akan lebih mudah
dalam memenuhi biaya kuliah anaknya.
Akan tetapi bagi orang tua yang
pendapatannya rendah mereka akan
kesulitan dalam membiayai kuliah anaknya,
maka anak akan terhambat dalam proses
belajar. Sehingga akan mempengaruhi
motivasi belajar anak.
G. Pengaruh Sarana Belajar Yang Dimiliki
Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar
113
Menurut Sri Minarti (2012:250), adalah
“segala fasilitas yang diperlukan dalam proses
pembelajaran, yang dapat meliputi barang
bergerak maupun barang tidak bergerak agar
tujuan pendidikan tercapai. Semakin lengkap
sarana dan prasarana belajar yang dimiliki oleh
mahasiswa maka mahasiswa dapat belajar
dengan baik. Dengan demikian besar
pengaruhnya untuk mendukung dan membantu
mahasiswa dalam belajar karena mahasiswa
membutuhkan sarana belajar (laptop, sepeda
motor, dll) untuk dapat mendukung lancarnya
proses belajar mengajar serta sebagai pendukung
berhasilnya prestasi belajar mahasiswa. Akan
tetapi, sarana belajar saat ini mahal. Akibatnya
bagi orang tua yang tidak mampu memenuhi
sarana penunjang tersebut, maka anak akan
terhambat dalam proses pembelajaran. Sehingga
akan dapat mempengaruhi motivasi belajar anak
karena ia tidak memiliki sarana yang dapat
menunjang dan mempermudah anak dalam
proses belajar mengajar.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
kegiatan penelitian, sehingga penelitian yang
akan dilakukan dapat mencapai sasaran yang
diinginkan. Metodologi penelitian dalam
penyusunan skripsi ini sangat penting
peranannya karena metodologi termasuk
kegiatan penelitian sebagai suatu usaha untuk
mrnrmukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan akan berjalan
dengan baik menurut arahan yang sistematis dan
logis.
Menurut PPKI Universitas Malang edisi
kelima (2010:18) “rancangan penelitian
diartikan sebagai strategi mengatur latar
penelitian agar peneliti memperoleh data yang
valid sesuai dengan karakteristik variabel dan
tujuan penelitian”. Sedangkan menurut Arikunto
(2006:51) berpendapat bahwa “desain penelitian
adalah rancangan yang dibuat oleh peneliti,
sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan
dilaksanakan.”
Berdasarkan permasalahan yang diteliti,
penelitian yang berjudul Pengaruh Pendapatan
Orang Tua, Biaya Kuliah, dan Sarana Yang
Dimiliki Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar
Mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif korelasional.
Metode kuantitatif sebagaimana dikemukakan
oleh Sugiyono (2009) dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk mengu
ji hipotesis yang telah ditetapkan.
Masyhuri (2008:34) menjelaskan bahwa
penelitian yang bersifat deskriptif merupakan
penelitian yang memberi gambaran secermat
mungkin mengenai suatu individu, keadaan,
gejala atau kelompok tertentu. Penelitian ini
digunakan untuk memberi gambaran mengenai
pendapatan orang tua, biaya kuliah, sarana
belajar, serta motivasi belajar mahasiswa STKIP
PGRI Pasuruan. Sedangkan penelitian
korelasional bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendapatan orang tua, biaya kuliah,
dan sarana belajar yang dimiliki mahasiswa
(variable X) terhadap motivasi belajar
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan (variabel Y)
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat
digambarkan rancangan penelitian sebagai
berikut :
X1
X2
X3
X
Y
114
Keterangan :
X1 : Pendapatan Orang Tua
X2 : Biaya Kuliah
X3 : Sarana Belajar yang Dimiliki
Mahasiswa
Y : Variabel Terikat (Motivasi
belajar Mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan)
: Pengaruh
secara parsial
: Pengaruh secara
simultan
A. Populasi
dan sampel
1. Populasi
Arikunto (2010:173) berpendapat bahwa
populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono
(2011:119), populasi dapat didefinisikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan menurut Sangadji dan Sopiah
(2010:185) mendefinisikan “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek
atau objek dengan kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan pengertian diatas maka
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan angkatan
2013 yang berjumlah 373 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2011:120). Sedangkan
menurut pendapat lainnya, yang dimaksud
sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil
populasi yan diteliti (Arikunto, 2010: 174).
Dalam peneitian ini metode sampling yang
digunakan adalah metode stratifield
proporsional sampling. Adapun jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 79 mahasiswa.
Menurut Ridwan (2007:49) selanjutnya
ditentukan jumlah masing-masing sampel pada
tiap program studi secara proportional random.
Pengambilan sample secara stratifield random
sampling memakai rumusan alokasi proportional
sebagai berikut :
ni = jumlah sampel setiap kelompok
Ni = jumlah populasi setiap kelompok
N = jumlah semua popilasi
n = jumlah semua sampel
Berdasarkan rumus tersebut, alokasi
proporsional diperoleh ukuran sampel dari
masing-masing program studi: No Unit yang diteliti Jumlah
populasi
Jumlah sampel
1 Program studi PKN 1
16
16/373×79 = 4
2 Program studi
Ekonomi
5
17
57/373×79 =
12
3 Program studi
Matematika
1
19
119/373×79=
25
4 Program studi Bahasa
Indonesia
9
99
99/373×79= 21
5 Program studi Bahasa Inggris
882
82/373×79= 17
JUMLAH 79
B. Instrumen penelitian
1. Pengembangan instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat
atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data. Sedangkan menurut
Arikunto (2010:192) “instrumen adalah alat atau
fasilitas yang digunakan peneliti dalam
menggunakan data agar lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap,
sistematis, sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar angket (kuesioner).
Tujuan dari pembuatan kuesioner ini adalah
untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan reliabilitas dan validitas setinggi
115
mungkin serta memperoleh informasi yang
relevan.
Bentuk item kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah item kuesioner
tertutup dimana pertanyaan yang dicantumkan
telah disesuaikan oleh peneliti. Alternatif
jawaban yang disediakan bergantung pada
pemilihan peneliti sehingga responden hanya
bisa memilih jawaban yang mendekati pilihan
paling tepat dengan yang dialaminya. Kuesioner
penelitian tertutup memiliki prinsip yang efektif
jika dilihat dengan sudut pandang peneliti
sehingga jawaban responden dapat disesuaikan
dengan kebutuhan (nico fergiyono 2013:17).
• Kisi-kisi instrumen penelitian
No Variabe
l
Sub
Variabel
Indikator Metode Instru
men
Sumber
Data
No.
Item
1 Variabel
bebas
(X)
1. Pendap
atan
orang
tua (X1)
1.Pekerjaan
orang tua
2.Penghasilan
orang tua
3.Penghasilan
tambahan
orang tua
4. Anggota
keluarga yang
bekerja
5.Tanggungan
Angket Angke
t
Mahasis
wa
1–5
2. Biaya
kuliah
(X2)
1.
Mahalnya
biaya kuliah
2. Biaya
kuliah
terpenuhi
3. Kesulitan
memenuhi
biaya kuliah
4. Uang saku
5. Ketepatan
waktu
6. Dispensasi
Angket Angke
t
Mahasis
wa
6-11
7. Sarana
belajar
(X3)
1. Alat tulis
2. Buku
referensi
3. Kendaraan
4. Laptop
5. Print
Angket Angke
t
Mahasis
wa
12-
16
× Variabel
terikat
motivasi
mahasis
wa
STKIP
1. Masuk kuliah
2. Berhenti
kuliah karena
biaya
3. Mengerjakan
tugas
Angket Angke
t
Mahasis
wa
17-
21
116
PGRI
Pasurua
n (Y)
4. Nilai IPK
5. Keberhasilan
berprestasi
2. Skala pengukuran
Menurut (Sugiyono 2009:170) untuk
menentukan nilai atau skor angket sebagai dasae
perhitungan dan pengukuran, maka dalam
penelitin ini dapat menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Adapun skala pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert dengan 4 alternatif jawaban, yaitu dengan
ketentuan skor sebagai berikut:
1. Jawaban SL (Selalu) skor 5
2. Jawaban SR (Sering) skor 4
3. Jawaban KD (Kadang-Kadang) skor 3
4. Jawaban JR (Jarang) skor 2
5. Jawaban TP (Tidak Pernah) skor 1
Menurut Endang (2014:40) untuk
memperoleh kursioner yang benar-benar baik
dan siap digunakan, maka terebih dahulu diuji
validitas dan reabilitas. Agar data yang
diperoleh valid, instrument yang digunakan
harus benar-benar mampu mengukur apa yang
harus diukur. Sedangkan Arikunto (2010:210)
menyatakan bahwa “instrument penelitian yang
baik harus memenuhi 2 persyaratan yaitu valid
dan reliable.” Untuk mengetahui kelayakan
instrumen, maka perlu dilakukan uji coba
instrumen.
3. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas data menunjukkan seberapa
jauh suatu test atau satu set dari operasi-operasi
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Jogiyanto, 2004: 120). Sedangkan Azwar S
(2000: 5) mengartikan validitas sebagai sejauh
mana kesempatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Satu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan pada
pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2006).
Pelaksanaan perhitungan validitas butir-
butir instrumen dianalisis dengan menggunakan
program computer SPSS. Dalam penelitian ini
digunakan rumus Product Moment dengan taraf
signifikansi bagi ilmu sosial sebesar 5%., yaitu:
( )( )
( ) ( ) 2222
)(
YYnXXn
YXXYnrXY
−−
−=
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antar skor tiap item
X = Jumlah nilai butir
Y = jumlah nilai seluruh butir
n = Jumlah subyek
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan
rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih
besar dari rtabel maka butir tersebut valid. Tapi
bila rhitung dari rumus di atas lebih kecil dari rtabel
maka butir tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan
tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang
(Priyanto, 2008: 25). Supardi (2005: 159)
menjelaskan bahwa, “Realibilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
diulang dua kali atau lebih”. Dalam setiap
penelitian, adanya kesalahan pengukuran cukup
besar karena itu untuk mengetahui hasil
pengukuran yang sebenarnya, kesalahan
pengukuran itu sangat diperhitungkan.
Makin kecil error pengukuran makin
reliabel alat pengukur. Sebaliknya, makin besar
error makin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka,
117
biasanya sebagai suatu koefisien. Koefisien
yang tinggi menunjukkan reliabiltas yang tinggi
dan makin rendah kesalah pengukuran. Dalam
penelitian, data mempunyai kedudukan yang
paling tinggi, karena data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti dan
berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.
Benar tidaknya data, sangat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar
tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya
instrumen pengumpulan data.
Dalam menguji reliabilitas dalam
penelitian ini digunkaan uji konsistensi internal
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Menurut Syofian (dalam Putri, 2013:48)
menyatakan bahwa “teknik atau rumus Alpha
Cronbach dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau
tidak. Adapun rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut.
−
−=
2
2
11 11
t
b
Vk
kr
, (Arikunto,
2006 : 193)
Keterangan: r11 =
reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal
2
b =jumlah varian
butir/item 2
tV = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian
dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas (r11)
≥ 0,6. Sedangkan bila koefisien reliabilitas (r11)
< 0,6 maka instrumen penelitian tidak reliabel.
Dalam Pelaksanaan perhitungan reabilitas dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan program
komputer SPSS.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang
penting dalam sebuah penelitian. Arikunto
(2010: 265) menyatakan bahwa menyusun
instrumen adalah pekerjaan yang penting dalam
penelitian akan tetapi mengumpulkan data jauh
lebih penting. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah, dokumentasi, observasi, dan angket.
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk
memperoleh informasi atau data yang berkaitan
dengan penelitian. Menurut Arikunto (dalam
Putri, 2013:49), “dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”.
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan
untuk mendapatkan data jumlah mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan angkatan 2013, dan
jenis-jenis biaya yang ditanggung oleh
mahasiswa angkatan 2013.
2. Angket/kuesioner
Menurut (Sangadji dan Sopiah, 2010:151)
“kuesioner atau angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui.” Kousioner atau yang juga dikenal
sebagai angket merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar
pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Siti
Nachiyah 2012:49). Dengan teknik angket ini,
penulis dapat mengetahui dan mengukur
pengaruh pendapatan orang tua, biaya kuliah,
dan fasilitas belajar yang dimiliki mahasiswa
terhadap motivasi mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan angkatan 2013. Pada penelitian ini,
jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup atau kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan
jawabannya. Jawaban Kuesioner disusun untuk
mengetahui kecocokan responden dengan
indikator-indikator yang sudah disusun dengan
menggunakan skala Likert.
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif yaitu analisis
yang dilakukan dengan cara mendeskripsiikan
atau menggambarkan data yang diperoleh dari
jawaban-jawaban responden (Frans Farlen
118
2011:41). Analisis deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan atau melukiskan masing-
masing variable yang nantinya berbentuk data
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Teknik analisis yang digunakan
adalah frekuensi, persentase, dan modus.
2. Analisis Statistik Induktif (Inferensial)
Analisis statistik inferensial yaitu analisis
yang digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variable
dependen. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda.
Analisis regresi linier dalam penelitian ini
digunakan untuk menghitung dan menganalisis
pengaruh pendapatan orang tua, biaya kuliah,
dan sarana yang dimiliki mahasiswa terhadap
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan, baik secara parsial maupun simultan.
Adapun rumus regresi linier berganda yang
digunakan menurut Riduwan dan Sunarto
(2009:108) adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ………………+ bnXn
Keterangan:
Y = Variabel dependen (terikat)
a = Intership (konstanta regresi)
b1,b2 = Koefisien regresi/ slove/ gradien
X1 = Prediktor/ variabel bebas 1
Xn = Prediktor/ variabel bebas ke-n
3. Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk
memastikan bahwa metode multivariate,
termasuk metode regresi dapat digunakan pada
data tertentu sehingga dapat diinterpretasikan
dengan tepat (Santoso, 2003).
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan
hubungan linier yang sempurna antara beberapa
atau semua variable bebas. Pengujian
multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2006).
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel
independen atau dengan menggunakan
perhitungan nilai Tolerance kurang dari 0,100
atau nilai VIF lebih dari 10, maka hal ini
menunjukkan adanya multikolinearitas (Ghozali,
2006:111).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi,
variable terikat dan variable bebas memiliki
distribusi yang normal atau mendekati normal.
Pembuktian apakah data tersebut memiliki
distribusi normal atau tidak dapat dilihat pada
bentuk distribusi datanya, yaitu pada
histogram maupun normal probability plot.
Pada histogram, data dikatakan memiliki
distribusi yang normal jika data tersebut
berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada
normal probability plot, dapat dikatakan
normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti
arah diagonal. Ghozali (2006) menyebutkan jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas, namun jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antar prediksi variabel
dependen (SRESID) dengan residualnya
(ZPRED). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola titik pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah residual yang telah di-
standarized (Ghozali, 2006). Dasar analisisnya
sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk suatu pola yang teratur
119
(bergelombang melebar kemudian
menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka hal ini
mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
E. Uji Hipotesis
1. Uji t
Menurut Ghozali (dalam Karina Pradityas
Putri, 2011:68-69) Uji t digunakan untuk
menunjukkan apakah suatu variable independen
secara individual mempengaruhi variabel
dependen. Hipotesis yang dipakai adalah :
a. Ho : bi = 0, artinya suatu variabel
independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Ha : bi > 0, artinya suatu variabel
independen berpengaruh positif terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujian dengan tingkat
signifikasi (α) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
1. Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima
2. Apabila t hitung < t tabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak
2. Uji F
Menurut Ghozali (dalam Karina Pradityas
Putri, 2011:67-68) Uji F bertujuan untuk
menunjukkan apakah semua variable
independen yang dimasukkan ke dalam model
secara simultan atau bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen.
a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian
F-test di atas, yaitu ;
• H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variable independen yaitu
pendapatan orang tua (X1 ), biaya kuliah (X2 ),
dan sarana belajar yang dimiliki mahasiswa
(X3) secar simultan terhadap variable dependen
yaitu motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan (Y).
• Ha : b1, b2, b3 > 0
Artinya : ada pengaruh yang signifikan
dari variable independen yaitu pendapatan orang
tua (X1 ), biaya kuliah (X2 ), dan sarana
belajar yang dimiliki mahasiswa (X3) secara
simultan terhadap variable dependen yaitu
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan (Y).
b. Menentukan F tabel dan F hitung dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95 % atau taraf
signifikasi sebesar 5 % , maka :
• Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak,
berarti masing-masing variabel bebas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
• Jika F hitung < F table, maka Ho diterima,
berarti masing-masing variabel bebas
secara bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat.
HASIL ANALISIS
A. Gambaran Umum
a. Sejarah STKIP PGRI Pasuruan
STKIP PGRI Pasuruan merupakan
perkembangan dari Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
(IKIP PGRI) Jawa Timur. Pada awal
perjalannya di tahun 1965 nama sebelumnya
adalah IKIP SARMIDI MANGUNSARKORO.
Di masa itu masih dibawah naungan IKIP
Negeri Malang dan tenaga pengajar dari
Malang. Meskipun keadaan yang demikian tidak
menyurutkan semangat putra bangsa yang
menuntut ilmu di kampus yang bertempat di Jl.
Balaikota Pasuruan. Seiring berjalannya waktu,
pada tahun 1975 nama IKIP SARMIDI
MANGUNSARKORO berganti nama menjadi
IKIP PGRI Jawa Timur dengan dua jurusan,
yaitu Ilmu Pendidikan dan Pedidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Nafas-nafas pendidikan
turun berjalan dari masa ke masa yang sangat
serba kekurangan, dan keberadaan peminat
untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan
mengalami pasang surut.
Sesuai tujuan utama yaitu mendirikan
sebuah gedung yang dapat dijadikan tempat
mendidik yang kelak menjadi sarana dan
120
prasarana pendidikan perguruan tinggi di
Pasuruan. Perjuangan yang tidak pernah
berhenti dan senantiasa doa selalu dipanjatkan
ke hadirat-Nya merupakan modal utama yang
menjadi kunci suksesnya.
Tepat tanggal 8 Agustus 1985 impian
mulai terjawab dengan terealisasinya
pembangunan gedung IKIP pertama yang
dibangun di Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29
Pasuruan, yang didirikan oleh empat tokoh yaitu
Drs. H. DW Lamidi, Drs. H. Laino Santoso, Drs.
H. Samiadi, dan Imam Sidiq BA di atas tanah
persawahan dan sekarang menjadi tempat
penerus jiwa-jiwa pemuda Indonesia menjadi
pemuda yang siap bersaing di masa depan dan
menjadi penerus cita-cita leluhur khususnya di
bidang pendidikan.
Dengan bangunan bertingkat dan
diresmikan pada tahun 1986 yang sekarang
masih berdiri kokoh dan diberi nama
KRIDANING PUJANGGA ANGGOTRO
BONGSO. “KRIDA” yang berarti 6,
“PUJANGGA” berarti 8, “ANGGOTRO”
berarti 9, dan “BONGSO” itu berarti 1. Jadi
dalam pemahaman bahasa jawa halus adalah
nama dan tahun peresmian gedung itu sudah
sesuai dengan arti yang terkandung di balik
nama itu adalah “ GERAKAN SEORANG
PENDIDIK MEMBENTUK BANGSA “.
Waktu terus berjalan dengan segala
bentuk aktivitas mengantarkan IKIP PGRI Jawa
Timur dengan segala perjuangan dan
pengorbanannya dapat dijadikan tauladan dalam
membangun bangsa ini khususnya dibidang
pendidikan yang sesuai dengan TRI DARMA
KI HAJAR DEWANTARA dan akhirnya IKIP
PGRI Jawa Timur berubah menjadi STKIP
PGRI Pasuruan. Status sebagai Sekolah Tinggi
di peroleh berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 0395/0/1986, tanggal 23 Mei 1986.
STKIP PGRI Pasuruan merupakan Perguruan
Tinggi Swasta di bawah pembinaan Kopertis
Wilayah VII yang berkedudukan di Jl. Dr. Ir. H.
Soekarno No. 177 Surabaya.
STKIP PGRI Pasuruan memiliki
kemandirian keilmuan yang bertumpu pada tata
nilai kehidupan akademik, moral, sosial dan
kultural dalam tata nilai pengelolan lembaga
yang mengedepankan kehidupan kampus yang
beretika.
b. Visi dan Misi
• Visi
STKIP PGRI Pasuruan adalah sebagai
perguruan tinggi unggulan dalam bidang
kependidikan.
• Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan
mengedepankan aspek relevansi, daya saing,
serta perluasan akses bagi masyarakat.
2. Membangun sistem kelembagaan yang sehat
dalam penguatan tata kelola, dan transparan
menuju perguruan tinggi yang siap
menghadapi tantangan global.
3. Menjalin kerjasama dengan semua pihak
yang dilandasi komitmen bersama dalam
rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa.
c. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan bidang kependidikan
yang religius, berkualitas, berdaya saing
tinggi, relevan dengan kebutuhan pemangku
kepentingan dan mampu meningkatkan
kesejahteraan hidup dan daya saing
masyarakat.
2. Memiliki sistem tata kelola kelembagaan
yang demokratis, efisien, efektif dan
akuntabel serta mampu menjamin kehidupan
perguruan tinggi dalam tatanan global.
3. Memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat
untuk mengakses pendidikan di STKIP PGRI
Pasuruan.
B. Hasil Analisis
a. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Validitas X dan Y
Uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Satu
kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada
pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Dalam menguji validitas instrumen tiap
item menggunakan rumus koefisien korelasi
product moment dengan taraf signifikansi rhitung
> rtabel (0,444). Berikut ini merupakan validitas
hasil perhitungan tiap item yang telah dilakukan
:
121
Tabel 4.1 Hasil uji validitas instrumen
penelitian
No
Ite
m
r hitung r table Sign. (2-
tailed)
Keteranga
n
1 0,527 0,444 0,017< 0,05 VALID
2 0,565 0,444 0,009< 0,05 VALID
3 0,621 0,444 0,004< 0,05 VALID
4 0,801 0,444 0,000< 0,05 VALID
5 0,792 0,444 0,000< 0,05 VALID
6 0,715 0,444 0,000< 0,05 VALID
7 0,530 0,444 0,016< 0,05 VALID
8 0,749 0,444 0,000< 0,05 VALID
9 0,593 0,444 0,006< 0,05 VALID
10 0,845 0,444 0,000< 0,05 VALID
11 0,644 0,444 0,002< 0,05 VALID
12 0,587 0,444 0,007< 0,05 VALID
13 0,481 0,444 0,032< 0,05 VALID
14 0,802 0,444 0,000< 0,05 VALID
15 0,745 0,444 0,000< 0,05 VALID
16 0,646 0,444 0,002< 0,05 VALID
17 0,661 0,444 0,001< 0,05 VALID
18 0,655 0,444 0,002< 0,05 VALID
19 0,773 0,444 0,000< 0,05 VALID
20 0,633 0,444 0,003< 0,05 VALID
21 0,679 0,444 0,001< 0,05 VALID
Sumber: data diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil perhitungan uji
validitas dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi
17.00 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen
yang digunakan oleh peneliti dinyatakan valid.
Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rhitung dari
masing-masing item lebih besar dari rtabel yaitu
0,444 serta nilai signifikansi (p) atau dalam
SPSS biasa tercantum Sign. (2-tailed) pada
masing-masing item juga lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan
tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Suatu instrumen dikatakan reliabel
(dapat dipercaya) untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data apabila instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang telah dapat
dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya pula. Dengan ketentuan
apabila memberikan nilai alpha (α) > 5%
(0,444). Berikut merupakan hasil uji reliabilitas
dari penyebaran instrumen (angket) :
Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas instrumen
penelitian
Variabel Cronbach'
s Alpha
r.tabe
l
Keteranga
n
X1 (Pendapatan
Orang Tua) 0,763 0,444 RELIABEL
X2 (Biaya Kulih) 0,765 0,444 RELIABEL
X3 (Sarana
Belajar) 0,746 0,444 RELIABEL
Y (Motivasi
Belajar
Mahasiswa)
0,769 0,444 RELIABEL
Sumber: data diolah peneliti tahun 2015
Tabel hasil uji reliabilitas di atas
menunjukkan bahwa semua variabel (X1, X2,
dan X3) mempunyai nilai alpha (α) > 5%
(0,444), sehingga dapat dikatakan bahwa
instrumen yang telah diujicobakan oleh peneliti
ini reliabel untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data.
b. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
1. Variabel Pendapatan Orang Tua (X1)
Variabel Pendapatan Orang Tua (X1)
dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
• Pekerjaan orang tua
• Penghasilan orang tua
• Penghasilan tambahan orang tua
• Anggota keluarga yang bekerja
• Tanggungan
Menurut penilaian responden berdasarkan
hasil dari SPSS versi 17.00, maka disusun
distribusi frekuensi variabel pendapatan orang
tua (X1) sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel
Pendapatan orang tua (X1)
No. Kriteria F Prosentas
e
Pembulatan
(%)
1. Selalu 11 13,9% 14%
2. Sering 25 31,7% 32%
122
3. Kadang-kadang 17 21,5% 21%
4. Jarang 16 20,3% 20%
5. Tidak Pernah 10 12,7% 13%
TOTAL 79 100% 100%
Sumber: data diolah peneliti tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat di
interpretasikan bahwa dari 79 responden dapat
diketahui bahwa 11 responden atau 14%
menjawab sangat selalu, 25 responden atau 32%
menjawab sering, 17 responden atau 17
menjawab kadang-kadang, 16 responden atau
20% menjawab tidak setuju, serta 10 responden
atau 13% menjawab tidak pernah.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa pendapatan orang tua (X1) dalam hal
pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua,
penghasilan tambahan orang tua, anggota
keluarga yang bekerja, dan tanggungan dapat
dikategorikan baik. Hasil analisis deskriptif data
pendapatan orang tua (X1) menunjukkan bahwa
secara umum responden menyatakan sering
dengan pertanyaaan yang ada di dalam
angket/kuesioner.
2. Variabel Biaya Kuliah (X2)
Variabel biaya kuliah (X2) dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Mahalnya Biaya kuliah
2. Biaya kuliah terpenuhi
3. Kesulitan memenuhi biaya kuliah
4. Uang saku
5. Ketepatan waktu dalam memenuhi biaya
kuliah
6. Dispensasi biaya kuliah
Menurut penilaian responden berdasarkan
hasil dari SPSS versi 17.00, maka disusun
distribusi frekuensi variabel biaya kuliah (X2)
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel
Biaya Kuliah (X2)
N
o Kriteria F
Prosent
ase
Pembu
latan
(%)
1. Selalu 10 12,5 12
2. Sering 22 27,9 28
3. Kadang-kadang 14 17,7 18
4. Jarang 25 31,7 32
5. Tidak Pernah 8 10,× 10
TOTAL 79 100% 100%
Sumber: data diolah peneliti tahun 2013
Merujuk pada tabel 4.4 di atas dapat di
interpretasikan bahwa dari 79 responden dapat
diketahui bahwa 10 responden atau 12%
menjawab selalu, 22 responden atau 28%
menjawab sering, 14 responden atau 18%
menjawab kadang-kadang, 25 responden atau
32% menjawab jarang, serta 8 responden atau
10% menjawab sangat tidak pernah.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa biaya kuliah (X2) dalam hal kategori
biaya kuliah, biaya kuliah terpenuhi, kesulitan
memenuhi biaya kuliah, uang saku, ketepatan
waktu dalam memenuhi biaya kuliah, dan
dispensasi biaya kuliah dapat dikategorikan
tidak baik. Hasil analisis deskriptif data biaya
kuliah (X2) menunjukkan bahwa secara umum
responden menyatakan jarang dengan
pertanyaan yang ada di dalam angket/kuesioner.
3. Variabel Sarana Belajar (X3)
Variabel sarana belajar (X3) dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Alat tulis
2. Buku referensi
3. Kendaraan
4. Laptop
5. Print
Menurut penilaian responden berdasarkan
hasil dari SPSS versi 17.00, maka disusun
distribusi frekuensi variabel sarana belajar (X3)
sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Variabel Sarana
Belajar (X3)
No. Kriteria F Prosentas
e
Pembu
latan
(%)
1. Selalu 7 8,8 9
2. Sering 21 26,6 27
3. Kadang-
kadang 17 21,5 21
4. Jarang 16 20,3 20
5. Tidak Pernah 18 22,8 23
TOTAL 79 100% 100%
Sumber: data diolah peneliti tahun 2013
123
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat
diinterpretasikan bahwa dari 79 responden dapat
diketahui bahwa 7 responden atau 9% menjawab
selalu, 21 responden atau 27% menjawab sering,
17 responden atau 21% menjawab kadang-
kadang, 16 responden atau 20% menjawab
jarang, serta 18 responden atau 23% menjawab
tidak pernah.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa sarana belajar (X3) dalam hal alat tulis,
buku referensi atau buku penunjang lain,
kendaraan, laptop dan print baik. Hasil analisis
deskriptif data sarana belajar (X3) menunjukkan
bahwa secara umum responden menyatakan
sering dengan petanyaan yang ada di dalam
angket/kuesioner.
4. Variabel Motivasi Belajar Mahasiswa
(Y)
Variabel motivasi belajar mahasiswa (Y)
dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
6. Masuk kuliah
7. Berhenti kuliah karena biaya
8. Mengerjakan tugas
9. Nilai IPK
10. Keberhasilan berprestasi
Menurut penilaian responden berdasarkan hasil
dari SPSS versi 17.00, maka disusun distribusi
frekuensi variabel motivasi belajar mahasiswa
(Y) sebagai berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel
Motivasi Belajar Mahasiswa (Y)
N
o. Kriteria F
Prose
ntase
Pembul
atan
(%)
1. Selalu 13 16,5 16
2. Sering 23 29,× 29
3. Kadang-kadang 11 13,9 14
4. Jarang 20 25,3 25
5. Tidak Pernah 12 15,3 15
TOTAL 79 100% 100%
Sumber: data diolah peneliti tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat di
interpretasikan bahwa dari 79 responden dapat
diketahui bahwa 13 responden atau 16%
menjawab selalu, 23 responden atau 29%
menjawab sering, 11 responden atau 14%
menjawab kadang-kadang, 20 responden atau
25% menjawab jarang, serta 12 responden atau
15% menjawab sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa motivasi belajar mahasiswa (Y) dalam
hal masuk kuliah, berhenti kuliah karena biaya,
mengerjakan tugas, nilai IPK, dan keberhasilan
dalam berprestasi dapat dikatakan baik. Hasil
analisis deskriptif data kepuasan mahasiswa (Y)
menunjukkan bahwa secara umum responden
menyatakan sering dengan petanyaan yang ada
di dalam angket/kuesioner.
c. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
tidak adanya hubungan yang linier antara
variabel independen (bebas). Jika terdapat
hubungan linier antar sesama variabel
independen maka dapat dikatakan model terkena
masalah multikolinier. Untuk mendeteksi
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF
(variance inflaction facto) dan TOLERANCE.
Untuk uji multikolinieritas suatu model
regresi dikatakan bebas multikolinieritas, jika :
1. Mempunyai nilai VIF lebih dari atau
mendekati angka 10
2. mempunyai angka TOLERANCE kurang
dari atau mendekati 0,1
Berikut hasil uji multikolinieritas dengan
menggunakan program SPSS 17.00 for
windows.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Stand
ardize
d
Coeff
icient
s
T Sig.
Collinearit
y Statistics
B
Std.
Error Beta
Toler
ance VIF
1 (Constant) 7.554 3.323 2.273 .026
pendapata
n orang
tua
.308 .129 .280 2.389 .019 .783 1.27
8
124
biaya
kuliah -.017 .096 -.022 -.181 .857 .729
1.37
3
sarana
belajar
yang
dimilik
i
mahasi
swa
.389 .126 .333 3.079 .00
3
.92
3
1.0
84
a. Dependent Variable: motivasi belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa :
1. Variabel X1 (Pendapatan Orang Tua) tidak
mengalami multikolinieritas karena
memiliki nilai TOLERANCE ( 0,783) > 0,1
dan VIF (1,278 )
< 10.
2. Variabel X2 (Biaya Kuliah) tidak
mengalami multikolinieritas karena
memiliki nilai TOLERANCE ( 0,729) > 0,1
dan VIF ( 1,373 ) < 10.
3. Variabel X3 (Sarana Belajar) tidak
mengalami multikolinieritas karena
memiliki nilai TOLERANCE ( 0,923) >
0,1 dan VIF (1,084) < 10.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
diinterpretasikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.8 Hasil Interpretasi Uji
Multikolinieritas
2. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi variabel bebas dan
variabel terikat berdistribusi normal atau tidak
berdistribusi normal. Dikatakan berdistribusi
normal apabila pada normal probability plot
sebaran error masih berada di sekitar garis lurus.
Gambar 4.1 Histogram Motivasi Belajar
(Sumber : data diolah peneliti tahun 2013)
Pada histogram di atas, data distribusi
nilai residu (error) menunjukkan distribusi
normal. Hal ini dapat dilihat dari histogram pada
gambar tersebut yang berbentuk menyerupai bel.
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
(Sumber : data diolah peneliti tahun 2013)
Pada normal probability plot di atas,
terlihat sebaran error masih ada di sekitar garis
lurus. Hal ini menunjukkan model regresi
memenuhi asumsi normalitas atau residu dari
model dapat dianggap berdistribusi normal.
Variabel
Tolerance VIF
Keterangan Nilai Koefisi
en
Nilai Koefisie
n
X1(Pendapatan Orang
Tua)
0,783 > 0,1 1,278 < 10 Tidak Terjadi Mulltikolinearitas
X2 (Biaya Kuliah) 0,729 > 0,1 1,373 < 10 Ttidak Terjadi Mulltikolinearitas
X3( Sarana Belajar) 0,923 > 0,1 1,084 < 10 Tidak Terjadi Mulltikolinearitas
125
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas berkaitan dengan
usaha untuk memberikan penilaian apakah
dalam model regresi variabel terikat layak
diprediksi berdasarkan pada masukan dari
variabel bebasnya. Berikut ini merupakan kurva
hasil dari uji heterokedastisitas yang telah
dilakukan sebagai berikut:
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber : data diolah peneliti tahun 2013)
Berdasarkan grafik atau scatter plot
pencaran data di atas tidak memperlihatkan
sebuah pola tertentu, misalnya pola menaik ke
kanan atas/menurun ke kiri atas ataupun pola
tertentu lainnya. Hal ini menunjukkan model
regresi bebas dari heteroskedastisitas atau
variabel Y layak diprediksi oleh variabel X (X1,
X2, dn X3).
d. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk menganalisis pengaruh antara
satu dependent variable dengan dua atau lebih
independent variable, maka peneliti
menggunakan teknik analisis regresi linear
berganda. Hasil dari analisis regresi linear
berganda dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Hasil uji correlation regresi linier pada variabel X (X1, X2, dan X3) terhadap Y
Correlations
pendapatan
orang tua biaya kuliah
sarana belajar
yang dimiliki
mahasiswa motivasi belajar
pendapatan orang
tua
Pearson
Correlation 1 .462** .064 .291**
Sig. (2-
tailed)
.000 .575 .009
N 79 79 79 79
biaya kuliah Pearson
Correlation .462** 1 .270* .197
Sig. (2-
tailed) .000
.016 .081
N 79 79 79 79
sarana belajar
yang dimiliki
mahasiswa
Pearson
Correlation .064 .270* 1 .345**
Sig. (2-
tailed) .575 .016
.002
N 79 79 79 79
126
motivasi belajar Pearson
Correlation .291** .197 .345** 1
Sig. (2-
tailed) .009 .081 .002
N 79 79 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Terlihat pada tabel 4.9 menunjukkan
korelasi antara variabel X1 pendapatan orang
tua sebesar 0,291 dengan sig 0.009 < 0,05
(memiliki pengaruh terhadap Y), sedangkan X2
biaya kuliah 0,197 dengan sig 0,081 > 0,05
(tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y),
dan X3 sebesar 0,345 dengan sig 0,002
(memiliki pengaruh terhadap Y).
Tabel 4.10 Hasil uji regresi linear berganda
pada variabel X (X1, X2, dan X3) terhadap Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.554 3.323 2.273 .026
pendapatan
orang tua .308 .129 .280 2.389 .019
biaya kuliah -.017 .096 -.022 -.181 .857
sarana belajar
yang dimiliki
mahasiswa
.389 .126 .333 3.079 .003
a. Dependent Variable: motivasi belajar
Berdasarkan pada tabel hasil uji regresi
linear berganda pengaruh variabel (X1), (X2),
(X3) terhadap variabel (Y) diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Y = 7,554 + 0,280 X1 − 0,022 X2 +
0,333 X3
a = 7,554 adalah bilangan konstanta yang
apabila variabel (X1), (X2), (X3) sama
dengan nol atau tidak mempengaruhi,
maka nilai variabel (Y) akan sebesar
7,554
b1 = 0,280 adalah besar koefisien regresi
variabel bebas pendapatan orang tua (X1)
yang berarti setiap kenaikan satu satuan
variabel (X1) maka akan meningkat
variabel terikat motivasi belajar
mahasiswa (Y) sebesar 0,280
b2 = -0,022 adalah besar koefisien regresi
variabel bebas biaya kuliah (X2) yang
berarti setiap kenaikan satu satuan
variabel (X2) maka akan mengurangi
variabel terikat motivasi belajar
mahasiswa (Y) sebesar -0,022
b3 = 0,333 adalah besar koefisien regresi
variabel bebas sarana belajar (X3) yang
berarti setiap kenaikan satu satuan
variabel (X3) maka akan mengurangi
variabel motivasi belajar mahasiswa (Y)
sebesar 0,333
e. Hasil Uji Hipotesis
1. Uji t
127
Uji t digunakan untuk menunjukkan
apakah suatu variable independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
Hipotesis yang dipakai adalah :
Ho : bi = 0, artinya suatu variabel independen
tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Ha : bi > 0, artinya suatu variabel independen
berpengaruh positif terhadap variabel
dependen.
Kriteria pengujian dengan tingkat
signifikasi (α) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
3. Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima
4. Apabila t hitung < t tabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak
Tabel 4.11 Hasil uji t (parsial)
Berdasarkan table 4.11 dapat dilihat
bahwa :
a. Pendapatan Orang Tua (X1)
Dari hasil analisis data pada tabel 4.11
dapat diketahui bahwa variabel Pendapatan
Orang Tua (X1) memiliki nilai signifikansi 0,019
< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh secara parsial antara pendapatan orang
tua (X1) dan motivasi belajar mahasiswa (Y).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha
diterima.
b. Biaya Kuliah (X2)
Dari hasil analisis data pada tabel 4.17 dapat
diketahui bahwa variabel Biaya Kuliah (X3)
memiliki nilai signifikansi 0,857 > 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara parsial antara pendapatan orang
tua (X1) dan motivasi belajar mahasiswa (Y).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha
ditolak.
c. Sarana Belajar (X3)
Dari hasil analisis data pada tabel 4.17 dapat
diketahui bahwa variabel Sarana Belajar (X3)
memiliki nilai signifikansi 0,003 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh secara parsial antara pendapatan orang
tua (X1) dan motivasi belajar mahasiswa (Y).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha
diterima.
2. Uji F
Uji F bertujuan untuk menunjukkan
apakah semua variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model secara simultan
atau bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen. Adapun kriteria
pengujiannya adalah :
• Ho : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh yang signifikan
dari variabel independen yaitu pendapatan
orang tua (X1 ), biaya kuliah (X2 ), dan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.554 3.323 2.273 .026
pendapatan
orang tua .308 .129 .280 2.389 .019
biaya kuliah -.017 .096 -.022 -.181 .857
sarana belajar
yang dimiliki
mahasiswa
.389 .126 .333 3.079 .003
a. Dependent Variable: motivasi belajar
128
sarana belajar yang dimiliki mahasiswa (X3)
secar simultan terhadap variabel dependen
yaitu motivasi belajar mahasiswa STKIP
PGRI Pasuruan (Y).
• Ha : b1, b2, b3 > 0
Artinya : ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen yaitu pendapatan orang
tua (X1 ), biaya kuliah (X2 ), dan sarana
belajar yang dimiliki mahasiswa (X3) secara
simultan terhadap variabel dependen yaitu
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan (Y).
Adapun untuk menarik kesimpulan
apakah hipotesis ini diterima atau ditolak
dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika tingkat signifikansinya < alpha/0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika tingkat signifikansinya > alpha/0,05
maka Ho diterima dan Ha ditolak
Tabel 4.12 Hasil uji F (simultan) variabel
X (X1, X2, dan X3) terhadap Y
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 92.583 3 30.861 5.943 .001a
Residual 389.493 75 5.193
Total 482.076 78
a. Predictors: (Constant), x3, x1, x×
b. Dependent Variable: y
Berdasarkan hasil uji-F diperoleh nilai
tingkat signifikansi (Sig.) 0,001 < α (sign. <
0,05) sehingga Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara simultan antara pendapatan orang tua,
biaya kuliah, dan sarana belajar yang dimiliki
mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa
angkatan 2013 STKIP PGRI Pasuruan.
Tabel 4.13 Hasil uji regresi linear berganda pada variabel X (X1, X2,
dan X3) terhadap Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .438a .192 .160 2.27887
a. Predictors: (Constant), x3, x1, x×
b. Dependent Variable: y
Dari tabel 4.14 Diatas diketahui bahwa
nilai R Square = 0,192 yang merupakan
pengkuadratan dari 0,438 x 0,438 = 0,565. R
Square dapat disebut koefisien determinasi dan
berarti 19,2% dari variabel motivasi belajar
mahasiswa dapat dijelaskan dengan pendapatan
orang tua, biaya kuliah, dan sarana belajar.
Sedangkan sisanya 100% - 19,2% = 80,8%
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Pendapatan Orang Tua (X1),
Biaya Kuliah (X2), dan Sarana Belajar
Yang Dimiliki Mahasiswa (X3) Terhadap
Motivasi Belajar Mahasiswa (Y) STKIP
PGRI Pasuruan.
a. Pengaruh Pendapatan Orang Tua
Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
diperoleh peneliti, bahwa ada pengaruh yang
129
signifikan antara pendapatan orang tua terhadap
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan angkatan 2013 dengan memperoleh
nilai thitung 2.389 dengan signifikan sebesar 0.019
yang berarti hasil penelitian ini terbukti bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan
orang tua terhadap motivasi belajar mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan angkatan 2013.
Pendapatan orang tua merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
mahasiswa. Pada umumnya keluarga dengan
pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya
akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan
pendidikan dan keperluan lain. Berbeda dengan
orang tua yang pendapatannya rendah akan
kesulitan untuk membiayai atau memenuhi
kebutuhan anak dan ini akan menimbulkan
kekecewaan terhadap anak, dan akhirnya
semangat untuk kuliah yang tadinya besar dapat
menurun kembali.
b. Pengaruh Biaya Kuliah Terhadap
Motivasi Belajar Mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
diperoleh peneliti, bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan antara biaya kuliah terhadap
motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI
Pasuruan angkatan 2013 dengan memperoleh
nilai thitung -181 dengan signifikan sebesar 0.857
yang berarti hasil penelitian ini terbukti bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan antara biaya
kuliah terhadap motivasi belajar mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan angkatan 2013.
Biaya kuliah mempunyai peran yang
sangat penting dalam meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa, namun dalam penelitian
yang dilakukan oleh penulis ini tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara biaya kuliah
terhadap motivasi belajar mahasiswa, yang
artinya walaupun biaya kuliah sudah terpenuhi
dengan baik belum tentu mempengaruhi
motivasi belajar mahasiswa dengan baik. Hal ini
juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor antara
lain :
1. Tidak adanya minat belajar pada diri
mahasiswa. Walaupun biaya kuliah sudah
terpenuhi dengan baik namun minat untuk
belajar pada diri siswa tidak ada, maka hal
ini tidak akan berpengaruh terhadap motivasi
belajar mahasiswa.
2. Kurang adanya dorongan atau perhatian dari
orang tua. Karena lingkungan kelurga sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi
kehidupan dan perkembangan seseorang
adalah keluarga. Banyak waktu dan
kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan
berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan
dan interaksi ini tersebut sangat besar
pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi
seseorang. Kebanyakan para orang tua
menyerahkan sepenuhnya pendidikan
anaknya pada sekolah. Padahal seharusnya
orang tua memberikan perhatian dan
semangat belajar yang lebih sehingga dapat
memunculkan motivasi belajar anak karena
waktu dirumah lebih banyak dari pada
disekolah. keterlibatan orang tua dalam
menumbuhkan motivasi belajar perlu
diusahakan, baik berupa perhatian ataupun
bimbingan kepada anak.
3. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Sebagai anggota masyarakat maka
mahasiswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar
berupa keadaan alam, tempat tinggal,
pergaulan sebaya dan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu kondisi lingkungan yang
sehat turut mempengaruhi motivasi belajar.
Karakteristik fisik lingkunagan belajar dapat
mempengaruhi tingkat motivasi seseorang
dan lingkungan juga dapat membentuk atau
mengurangi kondisi penerimaan
pembelajaran. Lingkungan yang aman,
nyaman dan bisa disesuaikan sendiri dapat
menumbuhkan dorongan untuk belajar.
Sebaliknya lingkungan yang kurang
menyenangkan dapat mengganggu kapasitas
untuk berkonsentrasi dan menumbuhkan
keinginan untuk tidak belajar.
c. Pengaruh Sarana Belajar Yang Dimiliki
Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar
Mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan
130
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
diperoleh peneliti, bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara sarana belajar yang dimiliki
mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa
STKIP PGRI Pasuruan angkatan 2013 dengan
memperoleh nilai thitung 3.079 dengan signifikan
sebesar 0.003 yang berarti hasil penelitian ini
terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara sarana belajar yang dimiliki mahasiswa
terhadap motivasi belajar mahasiswa STKIP
PGRI Pasuruan angkatan 2013. Hal tersebut
menunjukkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
adalah sarana belajar yang dimiliki mahasiswa.
Slameto (2003: 63) mengemukakan
bahwa anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-
menulis, buku-buku dan lain-lain. Semakin
lengkap sarana dan prasarana belajar yang
dimiliki oleh mahasiswa maka mahasiswa dapat
belajar dengan baik dan motivasi belajar yang
tinggi akan muncul pada diri mereka. Dengan
demikian besar pengaruhnya untuk mendukung
dan membantu mahasiswa dalam belajar karena
mahasiswa membutuhkan sarana belajar (laptop,
sepeda motor, dll) untuk dapat mendukung
lancarnya proses belajar mengajar serta sebagai
pendukung berhasilnya prestasi belajar
mahasiswa.
d. Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Biaya
Kuliah, dan Sarana Belajar Yang Dimiliki
Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar
Mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan secara statistik antara pendapatan
orang tua, biaya kuliah, dan sarana belajar yang
dimiliki mahasiswa secara simultan berpengaruh
terhadap motivasi belajar karena nilai signifikan
lebih kecil dari nilai signifikan yang ditentukan.
Yaitu 0.001 < 0.05. maka dalam penelitian ini
pendapatan orang tua, biaya kuliah, dan sarana
belajar memiliki pengaruh terhadap motivasi
belajar mahasiswa.
Berdasarkan nilai koefisien determinan (R
Square) menunjukkan besarnya kontribusi
seluruh variabel motivasi belajar (Y). Jadi nilai
R sebesar 0.192 memiliki makna pendapatan
orang tua (X1), biaya kuliah (X2), dan sarana
belajar (X3) memberikan kontribusi sebesar
19.2% terhadap motivasi belajar mahasiswa (Y).
Dengan demikian sisanya 80.8% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
kedalam penelitian ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian
ini secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pendapatan orang tua secara parsial memiliki
pengaruh terhadap motivasi belajar
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan angkatan
2013. Pada umumnya keluarga dengan
pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya
akan lebih mudah memenuhi segala
kebutuhan pendidikan dan keperluan lain.
Berbeda dengan orang tua yang
pendapatannya rendah akan kesulitan untuk
membiayai atau memenuhi kebutuhan anak
dan ini akan menimbulkan kekecewaan
terhadap anak, dan akhirnya semangat untuk
kuliah yang tadinya besar dapat menurun
kembali. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi 0,019 < 0,05.
2. Biaya kuliah mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa, namun dalam penelitian yang
dilakukan oleh penulis ini tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara biaya kuliah
terhadap motivasi belajar mahasiswa STKIP
PGRI Pasuruan angkatan 2013, yang artinya
walaupun biaya kuliah sudah terpenuhi
dengan baik belum tentu mempengaruhi
motivasi belajar mahasiswa dengan baik. Hal
tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor
vasi belajarberikut:
a. Tidak adanya minat belajar pada diri
mahasiswa
b. Tidak adanya dorongan dari orang tua
c. Kondisi lingkungan yang tidak
mendukung/. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai signifikansi 0,857 > 0,05.
131
3. Sarana Belajar secara parsial memiliki
pengaruh terhadap motivasi belajar
mahasiswa STKIP PGRI Pasuruan angkatan
2013. Sarana belajar merupakan hal yang
penting bagi proses belajar mahasiswa.
Karena semakin lengkap sarana dan
prasarana belajar yang dimiliki oleh
mahasiswa maka mahasiswa dapat belajar
dengan baik dan motivasi belajar yang tinggi
akan muncul pada diri mereka. Dengan
demikian besar pengaruhnya untuk
mendukung dan membantu mahasiswa dalam
belajar karena mahasiswa membutuhkan
sarana belajar (laptop, buku-buku, sepeda
motor, dll) untuk dapat mendukung
lancarnya proses belajar mengajar serta
sebagai pendukung berhasilnya prestasi
belajar mahasiswa.Hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi 0,003 < 0,05.
4. Dari analisis juga diperoleh nilai R Square
0,192 yang berarti kontribusi pendapatan
orang tua, biaya kuliah, dan sarana beljar
yang dimiliki mahasiswa secara simultan
mempengaruhi prestasi belajar matematika
siswa adalah sebesar 19,2%. Sedangkan
Sisanya 80,8 % dipengaruhi faktor lain yang
tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Saran
a. Saran bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan untuk lebih
meningkatkan motivasi belajarnya dengan
mengoptimalkan sarana-sarana belajar yang
tersedia. Seperti laptop harus digunakan secara
optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
berkaitan dengan perkuliahan yang nantinya
akan dapat meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa.
b. Saran bagi Orang Tua
Orang tua hendaknya selalu memotivasi
dengan selalu memberikan nasihat dan
memantau anaknya dalam hal belajar dan
memberikan arahan tentang pendidikan bagi
anaknya. Orang tua sebaiknya juga selalu
memberikan dukungan yang dapat berupa sarana
belajar dan bisa juga secara non material pada
anaknya untuk selalu beprestasi. Dengan adanya
dukungan dari orang tua dapat menumbuhkan
keinginan dan sikap yang baik bagi mahasiswa
dalam belajar.
c. Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memberikan informasi
bahwa faktor pendapatan orang tua dan sarana
belajar mempengaruhi motivasi belajar
mahasiswa. Motivasi belajar mahasiswa tidak
hanya dipengaruhi oleh pendapatan orang tua
dan sarana belajar saja, tetapi masih banyak lagi
faktor yang lain.
d. Saran bagi STKIP PGRI Pasuruan
Pengaruh pendapatan orang tua, biaya
kuliah, dan sarana belajar terhadap motivasi
belajar mahasiswa angkatan 2013 cukup kecil
pengaruhnya yaitu 19,2%. Artinya motivasi
belajar mahasiswa tidak dominan dipengaruhi
oleh pendapatan orang tua, biaya kuliah, dan
sarana belajar. Hal ini bisa disebabkan oleh
faktor-faktor antara lain: minat belajar pada diri
mahasiswa, dorongan atau perhatian orang tua,
kondisi lingkungan baik kondisi lingkungan
keluarga maupun teman sebaya, cara mengajar
dosen, adanya persaingan antar mahasiswa
dalam hal prestasi akademik, dan lain-lain. Oleh
karena itu lembaga diharapkan mampu
menyediakan referensi yang lebih banyak bagi
mahasiswa sehingga mahasiswa tidak hanya
belajar dari hasil yang disampaikan oleh dosen
terutama bagi mahasiswa yang ekonomi orang
tuanya rendah karena tidak dapat membeli buku
referensi dan fasilitas yang digunakan untuk
kuliah. Dari pihak dosen, harus lebih bisa
memperhatikan kemampuan masing-masing
mahasiswa dalam belajar dan memberikan
metode pembelajaran yang bervariasi dalam
mengajar agar mahasiwa termotivasi untuk
belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,suharsimi.2010.Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Bangun, Darwin.2008.Hubungan persepsi siswa
tentang perhatian orang tua,
kelengkapan fasilitas belajar, dan
penggunaan waktu belajar di rumah
132
dengan prestasi belajar ekonomi.FKIP
Unila.
Daryanto, H.M.2006.Administrasi Pendidikan.
Jakarta:PT Rineka Cipta
Dimyanti &Mujiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka
Cipta.
Etta Mamang Sangaji & Sopiah. 2010.
Metodologi Penelitian dan Pendekatan
Praktis Dalam Penelitian.
Yogyakarta:Andy Yogyakarta.
Ghozali, Imam., 2006, Statistik Nonparametik,
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Hamzah,B.2009. Teori Motivasi dan
Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Masyhuri dan Zainuudin, 2008.Metodologi
Penelitian: Pendekatan Praktis dan
Aplikasi, Bandung: Refika Aditama.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya edisi ke-6.
Yogyakarta: STIE YKPN
Ningsih,Elda.2013. Pengaruh Motivasi dan
Tingkat Pendapatan Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS.Padang Sumatera
Barat: STKIP PGRI Padang Sumatera
Barat.
Mandir, Duwi.2008. Mandiri Belajar SPSS.
Yogyakarta: Media Kom
Riduwan,2007.”Dasar-Dasar
Statistik”, Bandung: alfabeta.
Sardiman AM, 2010.Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta CV.Rajawali.
Sugiyono.2011.Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan
penelitian.Edisi kelima.Malang: Biro
Administrasi Akademik, Perencanaan,
Dan Sistem Informasi Bekerjasama
Dengan Penerbit Universitas Negeri
Malang.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zuhri, Saifudin.2010. Pengaruh Tingkat
Ekonomi Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar Siswa MTS Nuril
Huda Tagup Grobongan. Semarang:
IAIN Walisongo.