38
7 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memicu munculnya basis perusahaan baru disamping basis bisnis perusahaan yang berdasarkan tenaga kerja (labour-based business). Basis bisnis perusahaan baru yang kini mulai berkembang yaitu bisnis berdasarkan teknologi (technology-based business). Namun demikian, perusahaan yang berdasarkan tenaga kerja kini juga telah banyak yang memasukkan unsur-unsur teknologi guna mendukung berjalannya kegiatan operasi perusahaan. Hal tersebut berpengaruh terhadap berubahnya penciptaan nilai organisasi. Manajemen harus mampu memanfaatkan nilai-nilai yang tidak tampak dari aset tidak berwujud yang nantinya akan mempengaruhi masa depan dan prospek organisasi. Beberapa peneliti telah menemukan adanya gap yang besar antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan oleh perusahaan karena perusahaan-perusahaan tersebut gagal melaporkan hidden value” dalam laporan tahunannya (Mouritsen, Bukh, dan Marr, 2004 dalam Wardhani 2009). Menurut Canibano, Garcia-Ayuso, dan Sanches (2000) pendekatan yang pantas untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan informasi pengungkapan Intellectual Capital. Sebagian besar perusahaan hanya menyajikan aset fisik atau finansial dalam neraca perusahaannya. Padahal, bagi perusahaan perusahaan yang bergerak dibidang industri berbasis teknologi, kekayaan perusahaan tidak hanya diukur dari aset berwujudnya saja namun juga mencakup aset tak berwujud yang mereka sebut Intellectual Capital (IC). Aset tak berwujud ini yang meliputi proses organisasi,

ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

  • Upload
    leminh

  • View
    218

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

7

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memicu

munculnya basis perusahaan baru disamping basis bisnis perusahaan yang

berdasarkan tenaga kerja (labour-based business). Basis bisnis perusahaan baru yang

kini mulai berkembang yaitu bisnis berdasarkan teknologi (technology-based

business). Namun demikian, perusahaan yang berdasarkan tenaga kerja kini juga

telah banyak yang memasukkan unsur-unsur teknologi guna mendukung berjalannya

kegiatan operasi perusahaan. Hal tersebut berpengaruh terhadap berubahnya

penciptaan nilai organisasi. Manajemen harus mampu memanfaatkan nilai-nilai yang

tidak tampak dari aset tidak berwujud yang nantinya akan mempengaruhi masa depan

dan prospek organisasi. Beberapa peneliti telah menemukan adanya gap yang besar

antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan oleh perusahaan karena

perusahaan-perusahaan tersebut gagal melaporkan “hidden value” dalam laporan

tahunannya (Mouritsen, Bukh, dan Marr, 2004 dalam Wardhani 2009). Menurut

Canibano, Garcia-Ayuso, dan Sanches (2000) pendekatan yang pantas untuk

meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan

informasi pengungkapan Intellectual Capital.

Sebagian besar perusahaan hanya menyajikan aset fisik atau finansial dalam

neraca perusahaannya. Padahal, bagi perusahaan – perusahaan yang bergerak

dibidang industri berbasis teknologi, kekayaan perusahaan tidak hanya diukur dari

aset berwujudnya saja namun juga mencakup aset tak berwujud yang mereka sebut

Intellectual Capital (IC). Aset tak berwujud ini yang meliputi proses organisasi,

Page 2: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

8

pengetahuan dan know-how karyawan, dan hubungan yang mendukung atau

menciptakan kekayaan (keuntungan) bagi perusahaan. IC dianggap memiliki peran

penting dalam meningkatkan nilai bagi perusahaan serta mendukung terciptanya

kenggulan kompetitif yang berkelanjutan. Intellectual capital diakui dapat

meningkatkan keuntungan perusahaan yang labanya dipengaruhi oleh inovasi dan

knowledge-intensive services (Edvinsson dan Sullivan, 1996 dalam Wardhani, 2009).

Seperti yang dikemukakan oleh Mouritsen (1998), bahwa intellectual capital

menyangkut kapasitas luas pengetahuan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. oleh

karena itu, bagi perusahaan berbasis teknologi, Intellectual Capitaljuga merupakan

aset yang harus diungkapkan dallam neraca perusahaan.

Informasi Intellectual Capital (IC) dapat membantu investor untuk menilai

kapabilitas perusahaan dalam menciptakan kekayaan di masa datang dengan lebih

baik. (Brennan, 2001). Intellectual capital dilaporkan dalam laporan tahunan

perusahaan sebagai disclosure atas laporan keuangan. Dalam perkembangan dunia

usaha diperlukan laporan keuangan tahunan perusahaan yang lebih berkualitas.

Dimana di dalamnya juga mengungkapkan komunikasi eksternal yang berdasar pada

pengetahuan. Permintaan terhadap informasi ini tidak hanya diterapkan pada

pelaporan tahunan tradisional, namun juga pada tipe-tipe laporan yang baru seperti

laporan Intellectual Capital (IC) yang digunakan sebagai tambahan pada laporan

bisnis dan prospektus perusahaan.

Pemanfaatan seluruh kekayaan perusahaan, termasuk modal intelektual

(Intellectual Capital) secara efektif dan efisien akan membantu meningkatkan

Page 3: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

9

prospek perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi transparansi terhadap

pengungkapan Intellectual Capital(IC) akan membantu investor menilai masa depan

perusahaan. Jika prospek perusahaan di masa yang akan datang menjanjikan, investor

akan tertarik untuk menanamkan modalnya, sehingga akan meningkatkan permintaan

saham perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan tersebut juga akan berpengaruh

pada meningkatnya harga saham di pasar. Jadi, prospek yang menjanjikan di masa

yang akan datang akan menyebabkan naiknya harga saham.

Penelitian mengenai pengaruh pengungkapan Intellectual Capital (IC)

terhadap kinerja pasar menarik untuk dilakukan, karena sebagian besar penelitian

mencoba membuktikan pengaruh dari IC itu sendiri, terhadap variabel yang

dipengaruhinya. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian Ulum (2007)

mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja perusahaan. Penelitiaan ini

mencoba menganalisis apakah terciptanya kinerja pasar yang bagus juga dipengaruhi

oleh kecenderungan perusahaan dalam pengungkapan Intellectual Capital (IC) dalam

laporan tahunan perusahaan.

Penelitian ini menggunakan kategori dan komponen dari kerangka kerja

deskriptif mengenai informasi Intellectual Capital untuk menganalisis kandungan

dari laporan tahunan dengan mengelompokkan antara industri “high tech industries”

dan “traditional industries”. Pengelompokkan ini, mengacu pada penelitian Bozzolan

et al. (2003) dimana perusahaan Internet providers, Biotechnology, Entrainment,

Internet, IT distribution, High-tech manufacturing, Media, Retail, Software, System

Integration and Telekomunication, Web service termasuk ke dalam kelompok high

Page 4: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

10

tech industries, sedangkan perusahaan Food, Automobile, Chemical, Building,

Electronics, Manufacturing, Oil, Utilities,Clothing and Textiles, Tourism and Leisure

masuk ke dalam kelompok traditional industries.

Alasan pengelompokan ini, didasari atas perkermbangan perusahaan yang

bergerak dengan basis teknologi. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya akan terus

mengembangkan teknologi yang bertujuan untuk menciptakan produk serta layanan

berteknologi tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap pengetahuan serta keahlian yang

dimiliki karyawan. Semakin tinggi pengetahuan dan keahlian yang dimiliki

karyawan, maka akan semakin banyak inovasi-inovasi yang dapat dilakukan. Hal

tersebut akan mempengaruhi kualitas output yang dikeluarkan perusahaan dengan

basis teknologi tinggi.

Penelitian Boedi (2008) yang menguji perbedaan pengungkapan Intellectual

Capital antara sektor industri lama dengan sektor industri baru membuktikan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara sektor industri baru dan lama berkaitan

dengan pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan tahunan perusahaan. Selain

itu, terbukti bahwa variabel pengungkapan Intellectual Capital berpengaruh positif

namun hasilnya tidak signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar.

Ulum (2007) meneliti pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja

keuangan perusahaan dan menemukan bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan perbankan yang go public maupun tidak di Indonesia. Berbeda

dengan penelitian Wahdikorin (2010) yang menyatakan bahwa Human Capital

Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE), Value Added of Intellectual

Page 5: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

11

Capital (VAIC) dan Jenis Bank (GROUP) tidak berpengaruh terhadap Return on

Asset (ROA).

Penelitian ini hendak menguji persoalan penelitian :

1. Apakah pengungkapan komponen Intellectual Capital dalam laporan tahunan

perusahaan “high tech industries” lebih banyak dibandingkan “traditional

industries”

2. Apakah jumlah pengungkapan IC dalam laporan tahunan berpengaruh terhadap

kinerja pasar perusahaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi perusahaan maupun

investor. Bagi Perusahaan, memberikan bukti empiris mengenai pentingnya

pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan keuangan untuk meningkatkan

kualitas dari laporan keuangan perusahaan, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan

perusahaan dalam memaksimalkan pengelolaan modal intelektual agar dapat

menciptakan nilai bagi perusahaan. Bagi Investor, penelitian ini dapat dijadikan

dasar pertimbangan dalam menginvestasikan modalnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 KONSEP

Penelitian mengenai pengungkapan Intellectual Capital dan pengaruhnya

terhadap kinerja pasar perusahaan ini menggunakan dua konsep yang mendasari yaitu

Page 6: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

12

Intellectual Capital Disclosure dan kinerja pasar. Penjelasan dari masing-masing

konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1 Intellectual Capital Disclosure

Definisi Intellectual Capital Disclosure sendiri telah banyak diperdebatkan

oleh para ahli di berbagai literature. Intellectual Capital Disclosure dapat dipandang

sebagai suatu laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi

pengguna, hal itu dipersiapkan untuk laporan sehingga dapat memenuhi seluruh

kebutuhan mereka(Abeysekera, 2006).

Mouritsen et al (2001) menyatakan bahwa IC disclosure dalam suatu laporan

keuangan sebagai suatu cara untuk mengungkapkan bahwa laporan tersebut

menggambarkan aktifitas perusahaan yang kredibel, terpadu (kohesif) serta ”true and

fair”. Saat ini masih sedikit perusahaan yang menyampaikan pelaporan Intellectual

Capital secara terpisah. Hal ini dikarenakan ketika IC disclosure dilaksanakan dengan

cara yang berbeda, kemungkinan akan menyebabkan laporan-laporan yang kohesif,

sehingga tidak perlu untuk menyediakan disclosure yang kredibel mengenai kegiatan

perusahaan. IC disclosure dikomunikasikan untuk stakeholder intern dan ekstern

yaitu dengan mengkombinasikan laporan berbentuk angka, visualisasi dan naratif

yang bertujuan sebagai penciptaan nilai. Bentuk laporan yang lebih sempurna

tersebut, telah menjadi suatu cara untuk memberikan arahan mengenai aturan-aturan

dan kewajiban-kewajiban baru bagi karyawan dan bagaimana seharusnya para

karyawan tersebut memberikan kontribusi mereka terhadap penciptaan nilai bagi

Page 7: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

13

perusahaan. Disclosure IC telah menjadi suatu bentuk komunikasi yang baru yang

mengendalikan ”kontrak” antara manajemen dan pekerja. Bagi seorang manajer

memungkinkan dapat membuat strategi-strategi untuk mencapai permintaan

stakeholder seperti investor dan untuk meyakinkan stakeholder atas keunggulan atau

manfaat kebijakan perusahaan.

Berkembangnya wacana mengenai intellectual capital tidak lepas dari teori-

teori riset sebagai landasan pengembangan penelitian. Beberapa teori yang mendasari

kecenderungan pengungkapan sukarela intellectual capital, yaitu teori stakeholder

dan teori legitimasi.

Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk

melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan

kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa

seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana

aktivitas organisasi mempengaruhi mereka (sebagai contoh, melalui polusi,

sponsorship, inisiatif pengamanan, dll), bahkan ketika mereka memilih untuk tidak

menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara

langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi.

(Deegan, 2004). Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh

melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa

organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja

lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya,

Page 8: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

14

untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh

stakeholder.(Deegan, 2004)

Tujuan utama teori stakeholder adalah untuk membantu manajer korporasi

mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih

efektif diantara keberadaan hubungan-hubungan dilingkungan perusahaan

mereka.(Ulum, 2007).

Teori stakeholder juga diperkuat oleh adanya teori legitimasi yang

menyatakan bahwa organisasi secara terus-menerus memastikan bahwa operasi

mereka berada dalam batas dan norma masyarakat. Hal ini didasarkan pada pikiran

bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat, yang

mengharuskan perusahaan untuk melaporkan secara sukarela, aktivitas tertentu yang

diharapkan oleh masyarakat (Purnomosidhi, 2006 dalam Wardhani, 2009).

Teori legitimasi bergantung pada premis bahwa terdapat ’kontrak sosial’

antara perusahaan dengan masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi.

Kontrak sosial adalah suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar harapan

masyarakat tentang bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan operasinya.

Harapan sosial ini tidak tetap, namun berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini

menuntut perusahaan untuk responsif terhadap lingkungan di mana mereka beroperasi

(Deegan, 2004). Berdasarkan teori legitimasi, organisasi harus secara berkelanjutan

menunjukkan telah beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengan nilai sosial

(Guthrie dan Parker, 1989 dalam Ulum, 2007). Hal ini seringkali dapat dicapai

melalui pengungkapan (disclosure) dalam laporan perusahaan.

Page 9: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

15

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan teori stakeholder. Teori

stakeholder lebih mempertimbangkan posisi stakeholder yang dianggap powerfull.

Hal tersebut karena stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen

dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi, karena

hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah

organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja

keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam

mengintervensi manajemen. Kelompok inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi

perusahaan dalam mengungkapkan suatu informasi didalam laporan tahunan

perusahaan. Pengungkapan Intellectual Capital diperlukan bagi para stakeholder. Hal

tersebut dikarenakan dengan adanya pengungkapan Intellectual Capital stakeholder

dapat menganalisis sejauh mana kemampuan perusahaan dalam mengolah dan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki yang nantinya akan mendatangkan nilai

tambah serta kekayaan di masa yang akan datang.

2.1.1 Kinerja Pasar

Nugrahanti dan Supatmi (2010) menyatakan bahwa kinerja pasar diproksi

dengan Tobin’s Q. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah

satu rasio yang dinilai bisa memberikan informasi yang paling baik adalah Tobin’s Q.

Tobin’s Q merupakan ukuran penilaian yang paling banyak digunakan dalam data

keuangan perusahaan. Tobin’s Q menggunakan (estimated) replacement cost

Page 10: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

16

sebagai denominator. Penggunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan

untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan berbagai faktor, sehingga nilai yang

digunakan mencerminkan nilai pasar dari aset yang sebenarnya dimasa kini,

salah satu faktor tersebut adalah inflasi. Selain itu, Tobins’ Q memberikan

wawasan yang lebih luas bahwa perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya

menggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari

sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh

karena itu, penilaian yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya dari investor

ekuitas saja, tetapi juga dari kreditor. Semakin besar pinjaman yang diberikan

oleh kreditur, menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang diberikan.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih besar

lagi. Proses perhitungan Rasio Tobin’s Q merupakan ukuran yang menggambarkan

prediksi pasar terhadap return yang dihasilkan dari setiap dolar yang diinvestasikan

dalam aktiva perusahaan. Dengan kata lain Tobin’s Q merefleksikan ekspektasi

investor tentang tingkat kembalian ekonomi (economic return)perusahaan masa

depan.

2.2 PERUMUSAN HIPOTESIS

Perusahaan yang termasuk dalam kelompok “high tech industries” selain

pengungkapan terhadap aset fisik dan finansial, mereka juga diperkirakan lebih

banyak mengungkapkan aset tak berwujud mereka dalam laporan tahunan

perusahaan. Hal tersebut karena perusahaan yang masuk dalam kelompok ini

Page 11: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

17

merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi. Perusahaan yang

memiliki fokus akan pengembangan teknologi tinggi tentunya akan memberikan

perhatian lebih terhadap terhadap perkembangan pengetahuan, dan keahlian

karyawan dalam operasional teknologi tersebut. Hal ini penting untuk melakukan

inovasi atau pengembangan produk baik dari segi kualitas maupun kuantitas output

yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan juga akan memberikan perhatian lebih

terhadap tersedianya sistem informasi yang terstruktur dan canggih untuk

mempermudah stakeholder dalam memperoleh informasi mengenai kinerja

perusahaan tersebut. Tersedianya system informasi yang lebih canggih dan terstruktur

serta sumber daya manusia yang berkualitas merupakan informasi yang penting untuk

diungkapkan. Hal tersebut karena dengan adanya pengungkapan tersebut, dapat

membantu investor menilai kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan

sumberdaya yang dimiliki yang akan mendatangkan kekayaan di masa yang akan

datang. Sementara itu, untuk perusahaan pada yang termasuk dalam kelompok

“traditional industries”, diperkirakan lebih mendominasi pengungkapan aset fisik

dan finansial dibanding aset tak berwujud dalam laporan tahunan perusahaannya. Hal

tersebut dikarenakan perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah

perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dimana roda penggerak

utama dalam menjalankan operasi perusahaan adalah tersedianya modal yang cukup

serta dimilikinya peralatan serta mesin yang akan digunakan untuk menghasilkan

barang hasil produksi.

Dari uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Page 12: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

18

H1: Pengungkapan komponen Intellectual Capital dalam laporan tahunan

kelompok high tech industries lebih banyak dibandingkan kelompok traditional

industries

Laporan tahunan merupakan salah satu bahan pertimbangan investor dalam

menanamkan modalnya. Investor akan memberikan perhatian lebih pada perusahaan

yang tidak hanya melaporkan pengungkapan wajibnya, namun juga melaporkan

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunannya. Salah satu aset yang merupakan

pengungkapan sukarela perusahaan adalah Intellectual Capital Disclosure. Investor

dapat menganalisis value added dan return yang diperoleh perusahaan atas

dimanfaatkannya Intellectual Capital (IC) dalam kegiatan operasi perusahaan dari

adanya pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan tahuna perusahaan. Dengan

adanya pengungkapan tersebut, dapat diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan

dalam mengolah sumber daya secara efektif dan efisien sehingga akan mendapat

value added dan return yang tinggi. Pengungkapan IC secara lengkap dan baik akan

membantu investor menilai kinerja perusahaan. Jika IC dapat memberi gambaran

kepada investor mengenai prospek kinerja yang baik di masa yang akan datang, hal

tersebut akan meningkatkan permintaan saham perusahaan sehingga harga saham dan

kinerja pasar juga akan ikut meningkat.

Healy et al (1999) dalam Boedi (2008) menyatakan bahwa tingkat

pengungkapan informasi yang tinggi akan mengarahkan investor untuk merevisi

penilaian mereka terhadap harga saham perusahaan, hal tersebut dapat meningkatkan

Page 13: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

19

likuiditas saham perusahaan, yang pada akhirnya akan menciptakan nilai institusional

tambahan dan meningkatkan ketertarikan para analis akan surat berharga, hasil akhir

dari Healy dan hasil akhir yang dilaporkan oleh Healy dan Palepu (1993; Skinner,

1994; Walker, 1995; Botosan, 1997) mengindikasikan bahwa pengungkapan IC yang

makin tinggi akan memberikan informasi yang kredibel atau dapat dipercaya, dan

akan mengurangi kesalahan evaluasi dalam harga saham perusahaan, sekaligus

meningkatkan kinerja pasar. Dari uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H2: Terdapat pengaruh positif jumlah pengungkapan komponen Intellectual

Capital dalam laporan tahunan terhadap kinerja pasar perusahaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI), sedangkan sampelnya adalah perusahaan non-financial yang

termasuk dalam indeks kompas 100 periode Januari – Juli 2010.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder berupa laporan keuangan

tahunan dan harga saham perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2010.

Page 14: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

20

Data-data tersebut diperoleh dari situs www.idx.co.id maupun melalui pusat data

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Univesritas Kristen Satya Wacana (FEB UKSW).

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Intellectual

Capital Disclosure dan kinerja pasar. Definisi dari masing-masing variable akan

dijelaskan sebagai berikut :

3.3.1 Intellectual Capital Disclosure (ICD)

ICD adalah jumlah pengungkapan komponen IC pada masing-masing

kategori. Skema pengungkapan Intellectual Capital yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan metode indeks disclosure yang digunakan untuk menghitung

jumlah informasi pada pengungkapan item-item Intellectual Capital pada laporan

tahunan perusahaan. Komponen pengungkapan Intellectual capital terdiri dari 27

item yang terbagi ke dalam 3 kategori umum. Skema pengungkapan Intellectual

Capital yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada klasifikasi yang digunakan

dalam penelitian Wardhani (2009). Ketiga kategori tersebut meliputi: Employee

Competence (Human Capital), Internal Capital (Structural Capital), External Capital

(Relational Capital). Selengkapnya mengenai komponen IC dapat dilihat dalam tabel

di bawah ini

Page 15: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

21

Tabel 3.1

Item – item Intellectual Capital Disclosure

Sumber: Oliveira et al., (2008)

.3.2 Kinerja Pasar

Internal Capital External Capital Employee Competence

Intelletual property

1.Patens

2.Copyrights

3.Trademarks

Infrastructur asset

1.Management

philosophy

2. Corporate culture

3. Management process

4. Information system

5. Networking system

6.Research& development

activities

7.Patens, copyrights &

trademarks

8.Corporate know-how

1.Brands

2.Customers

3.Customers loyalty

4.Company names

5.Distribution channels

6. Business collaboration

7.Favourable contracts

8.Financial contracts

9.Licensing agreements

10.Franchising agreements

1.Know-how

2.Education

3.Vocational qualification

4.Work-related knowledge

5.Work-related competence

6.Enterpreneurial spirit

Page 16: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

22

Variabel kinerja pasar diukur menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q

dikalkulasikan dengan formula :

Q= (EMV + D) / (EBV + D)

Q : nilai Tobin’s Q

EMV : nilai pasar ekuitas ( EMV = closing price x jumlah saham yang

beredar)

D : nilai buku total hutang

EBV : nilai buku total aktiva

3.4 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

teknik uji beda rata-rata dan analisis regresi. Langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam menguji kedua teknik analisis tersebut adalah sebagai berikut :

3.4.1 Uji Beda Rata-rata

Digunakan untuk menguji hipotesis pertama yaitu untuk mengetahui apakah

jumlah pengungkapan Intellectual Capital pada perusahaan yang termasuk kelompok

“high tech industries” lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang termasuk

kelompok “traditional industries” yang terdaftar di BEI tahun 2010.

Hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

Page 17: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

23

H0 : μICD-HIGH TECH ≤ μICD-TRADITIONAL

Ha : μICD-HIGH TECH > μICD-TRADITIONAL

Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika probabilitas (p-value) > 0.05 (α) maka H0 diterima, artinya jumlah

pengungkapan kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan.

b. Jika probabilitas (p-value) < 0.05 (α) maka H0 ditolak, artinya artinya

jumlah pengungkapan kelompok “high tech industries” terbukti lebih

banyak dibandingkan kelompok “traditional industries”

3.4.2 Analisis Regresi

Analisis Regresi yang akan digunakan untuk menguji pengaruh Intellectual

Capital Disclosure terhadap kinerja pasar. Analisis yang digunakan adalah regresi

sederhana dengan variabel dependennya adalah kinerja pasar dan variabel

independennya adalah Intellectual Capital Disclosure. Untuk menguji pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, menggunakan model

empiris sebagai berikut:

Tobin’s Q = b0 + b1IC Disclosure + ε

Tobin’s Q : ukuran kinerja pasar perusahaan

Page 18: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

24

ICD : Intellectual Capital Disclosure; pengungkapan dari kategori

Intellectual Capital

ε : error

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik. Model regresi yang baik adalah model yang dapat

memenuhi asumsi klasik yang disyaratkan. Adapun pengujian terhadap

asumsi klasik dengan program SPSS yang dilakukan pada penelitian ini

meliputi uji normalitas dan uji heterokedastisitas.

Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel

independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal

atau tidak. uji normalitas menurut Ghozali (2000:55), dapat dilakukan dengan

uji Normal P-Plot of Regression dan uji secara statistik yaitu menggunakan

Kolmogorov_Smirnov. Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara

memperhatikan penyebaran data (titik) pada Normal P-Plot of Regression

Standardized Residual dari variabel terikat. Persyaratan dari uji normalitas

data adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data

menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan kriteria

pengujian dengan menggunakan Kolmogorov_Smirnov adalah jika

Page 19: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

25

signifikasi lebih kecil dari 0,05, maka data tidak normal, sebaliknya apabila

nilai signifikasi lebih besar dari 0,05. maka data dikatakan normal

Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.

Dengan melihat grafik scatterplot pada output yang dihasilkan. Jika

titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini mengindikasikan

terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila titik-titik pada grafik scatterplot

menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka hal ini mengindikasikan tidak

terjadinya heteroskedastisitas.

Uji Koefisien Regresi Individual (Uji t)

Uji untuk melihat kesamaan parameter β1 secara individual yaitu digunakan

untuk mengukur besarnya pengaruh hubungan variabel bebas terhadap variabel

terikat. Dalam pengujian ini digunakan statistik uji t.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

Page 20: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

26

a. H0 : β 1 ≤ 0 ( tidak terdapat pengaruh positif jumlah komponen

pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan tahunan terhadap kinerja

pasar perusahaan)

b. Ha : β 1 > 0 (terdapat pengaruh positif jumlah komponen pengungkapan

Intellectual Capital dalam laporan tahunan terhadap kinerja pasar

perusahaan)

Pengujian digunakan uji t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Bila thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh positif

jumlah komponen pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan

tahunan terhadap kinerja pasar perusahaan

Bila thitung > ttabel, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh positif

jumlah komponen pengungkapan Intellectual Capital dalam laporan

tahunan terhadap kinerja pasar perusahaan

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien determinasi

kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

Page 21: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

27

variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi

mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Dalam penelitian ini menggunakan R square, dengan alasan hanya

menggunakan satu variabel bebas, yaitu modal intelektual.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perusahaan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk index

Kompas 100 sebanyak 80 perusahaan. Perusahaan yang masuk kategori adalah

perusahaan non financial dan memiliki data yang lengkap untuk penelitian. Jumlah

sampel dengan kriteria di atas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Sampel

No. Keterangan Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan masuk dalam index Kompas

100

100 Perusahaan

2. Perusahaan kategori Financial (15 perusahaan)

3. Perusahaan tidak memiliki data lengkap

untuk penelitian

(5 perusahaan)

4. Perusahaan sampel 80 perusahaan

Page 22: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

28

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 5 perusahaan yg dikeluarkan

dari sampel. perusahaan yang termasuk dalam kategori ini merupakan perusahaan

yang file laporan tahunannya mengalami kerusakan.

Berikut ini adalah statistika deskriptif dari variabel-variabel penelitian

(pengungkapan komponen intellectual capital, kinerja pasar perusahaan dan jenis

industri). Secara lebih jelas statistik deskriptif dalam penelitian ini adalah :

Tabel 4.2

Statistika Deskriptif

Descriptive Statistics

80 9 24 14,63 3,095

80 ,131 50,530 3,04256 7,415262

80

IC

Tobin'Q

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah intellectual

capital yang diungkapkan oleh perusahaan sampel adalah 14,63 dari 27 item yang

seharusnya diungkapkan atau sebesar 54,18 persen. Nilai terendah item

pengungkapan intellectual capital adalah sebesar 9 item atau hanya 33%, yang

diungkapkan oleh PT. Nusantara Infrastruktur dan PT. Suprama, sedangkan nilai

tertinggi dari item pengungkapan intellectual capital adalah sebesar 24 item atau 89%

yang diungkapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui pula bahwa rata-rata kinerja pasar

perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q perusahaan sampel adalah 3,04 artinya

Page 23: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

29

bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki nilai Equity market value 3,04 kali dari

nilai buku total aktiva dan hutang perusahaan,. Nilai terrendah kinerja pasar

perusahaan adalah sebesar 0,131 yang dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal

Perkasa, sedangkan nilai tertinggi dari kinerja pasar perusahaan adalah sebesar

50,530 yang dimiliki oleh PT. Gozco Plantation. Nilai standar deviasi sebesar 7,415

lebih besar dibandingkan dengan rata-rata sebesar 3,0425, hal ini mengindikasikan

bahwa penyebaran data untuk kinerja pasar perusahaan adalah tidak merata, artinya

perbedaan data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Selain itu, ditinjau dari jenis industry, perusahaan yang termasuk kategori

high tech industries (Internet Providers, Biotechnology, Entrainment, Internet, IT

Distribution, High Tech Manufacturing, Media, Retail, Sofware, System Integration

and Telecomunication, Web Service) sebanyak 14 perusahaan atau 17,50 persen dari

total sampel yang dipergunakan. Sedangkan kategori perusahaan traditional

industries (Food and Beverage, Automobile, Chemical, Building, Electronics,

Manufacturing Oil, Utilities, Clothing and Textile, Tourism and Leisure) adalah

sebanyak 66 perusahaan atau 82,50 persen dari total sampel yang dipergunakan.

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini banyak kategori perusahaan traditional

industries

Page 24: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

30

4.1 Pembahasan

Perbandingan Pengungkapan Komponen Intellectual Capital Dalam

Laporan Tahunan High-Tech Industries Lebih Banyak Dibandingkan

Tradisional Industries

Pengujian Data

Langkah pertama yang akan dilakukan dalam pengujian data yaitu

dengan melakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, untuk

melihat apakah data dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan terhadap dua kategori sampel yaitu perusahaan-perusahaan yang

termasuk dalam “High-tech industries” dan perusahaan-perusahaan yang termasuk

dalam kelompok “Traditional Industries”. Pada kategori High-tech Industries

diperoleh nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov 0,988 > 0,05 dapat dilihat pada

lampiran 1. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, hal ini membuktikan

bahwa data tersebut terdistribusi normal. Begitu juga dengan data perusahaan pada

kategori Traditional Industries diperoleh nilai signifikansi kolmogorov-Smirnov

0,497 > 0,05. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang membuktikan bahwa data

terdistribusi normal, maka alat analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata

untuk dua populasi independen dengan metode parametrik.

Page 25: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

31

Tabel 4.3

Hasil Uji Beda Rata-Rata Pengungkapan

Komponen Intellectual Capital

Variabel Mean Levene’s Test t-test

IC High-tech 16,79 F Sig t Sig (2-tailed)

IC Traditional 14,17 11,234 ,001 -2,112 ,005

Sumber : Lampiran 1

Terlihat dari tabel 4.3 bahwa F hitung levene test sebesar 11,234 dengan probabilitas

0,001, karena probabilitas lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 atau

memiliki variance berbeda. Dengan demikian analisis uji beda rata-rata harus

menggunakan equal variance not assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t

pada equal variance not assumed adalah -2, 112 dengan probabilitas 0,005 (two tail),

namun dalam penelitian ini, menggunakan uji satu sisi (one tail) sehingga nilai

probabilitasnya adalah 0,0025. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan item

pengungkapan komponen IC high lebih besar dibandingkan dengan item komponen

pengungkapan IC traditional industries adalah diterima.

Perusahaan yang termasuk dalam kelompok high-tech industries selain

pengungkapan terhadap aset fisik dan financial, juga terbukti lebih banyak

mengungkapkan asset tidak berwujud dalam hal ini Intellectual Capital dalam

Page 26: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

32

laporan tahunan. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai rata-rata item

pengungkapan komponen IC high tech industries sebesar 16,79 yang berarti lebih

besar dibandingkan dengan item komponen pengungkapan IC traditional industries

yang memiliki nilai rata-rata sebesar 14,17. Pengungkapan 27 item Intellectual

Capital yang dikelompokkan ke dalam 3 kategori umum yaitu internal capital,

eksternal capital, dan employee competence oleh perusahaan high-tech industries

memiliki rata-rata pengungkapan item Intellectual Capital lebih banyak daripada

perusahaan traditional industries pada setiap pengelompokkan kategori di atas. Pada

kategori internal capital, Management philosophy, Corporate Culture, Management

Process, Corporate Know-how merupakan item-item yang selalu diungkapkan oleh

perusahaan high-tech industries maupun Traditional Industry. Sedangkan

information system, networking system, RnD activities merupakan item Intellectual

Capital yang dominan lebih banyak diungkapkan oleh perusahaan-perusahaan yang

termasuk dalam kategori high-tech industries. Hal tersebut karena perusahaan yang

masuk kategori kelompok ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

teknologi, sehingga perusahaan lebih memfokuskan pada pengembangan teknologi

tinggi terhadap sistem jaringan dan informasi serta kegiatan riset dan pengembangan.

Sedangkan pada kategori eksternal capital item Company Name merupakan item

Intellectual Capital yang lebih banyak diungkapkan oleh perusahaan yg masuk

kategori high-tech industries selain itu customer, financial contract juga diungkapkan

oleh seluruh perusahaan kategori high-tech industries. Sedangkan distribution chanel

diungkapkan oleh 10 perusahaan, dan pada Kategori employee competence item

Page 27: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

33

know-how dan work-related knowledge merupakan item yang diungkapkan oleh

seluruh perusahaan sampel high-tech industries. Perusahaan high-tech industries

memerlukan karyawan yang memiliki pengetahuan dan keahlian tentang teknologi,

dan hal tersebut perlu diungkapkan untuk menambah keyakinan investor bahwa

kegiatam operasional perusahaan dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten

dibidangnya. Sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan secara

maksimal.

Pengaruh Jumlah Komponen Pengungkapan Intellectual Capital Dalam

Laporan Keuangan Tahunan Terhadap Kinerja Pasar Perusahaan

Model Persamaan Regresi Sederhana

Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi klasik. Model regresi yang baik adalah model yang dapat memenuhi asumsi

klasik yang disyaratkan. Adapun pengujian terhadap asumsi klasik dengan program

SPSS yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

heterokedastisitas.

Hasil pengujian dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov untuk menguji

normalitas residual adalah sebagai berikut :

Page 28: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

34

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80

,0000000

7,36630181

,321

,321

-,302

2,868

,000

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Berdasarkan hasil nilai signifikasi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,000 <

0,05, nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga bisa diasumsikan data tidak normal.

Data yang tidak normal dapat dinormalkan dengan menghilangkan data outlier atau

data yang ekstrim.Dalam penelitian ini terdapat 17 perusahaan yang memilki data

ekstrim. Oleh karena itu, 17 data perusahaan ini dihilangkan. Hasil pengujian

normalitas setelah menghilangkan outlier adalah sebagai berikut :

Page 29: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

35

Tabel 4.5

Hasil Uji Nomalitas

Setelah Menghilangkan Data Ekstrim

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

63

,0000000

1,06960757

,146

,146

-,111

1,162

,134

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber : data sekunder yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil nilai signifikasi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,134 <

0,05, hasil tersebut lebih kecil dari 0,05, maka residual dari model regresi yang baru

sudah berdistribusi normal. Langkah selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas

adalah melakukan uji heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitasadalah

sebagai berikut :

Page 30: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

36

Gambar 4.1

Grafik Hasil Uji Heterokedastisitas

3210-1-2

Regression Studentized Residual

3

2

1

0

-1

-2

Reg

ress

ion

Stan

dard

ized

Pre

dict

edVa

lue

Dependent Variable: Tobin'Q

Scatterplot

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Dari grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dari pengamatan

pada grafik di atas maka disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas dan

uji heterokedastisitas , dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah memenuhi

asumsi tersebut. Langkah selanjutnya adalah dilakukannya pengujian model

regresi. Berikut adalah model regresi yang dihasilkan :

Page 31: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

37

Tabel 4.6

Hasil Regresi

Coefficientsa

-,286 ,646 -,442 ,660

,123 ,043 ,343 2,854 ,006

(Constant)

IC

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Tobin'Qa.

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011

Dari Tabel 4.6 hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 13,

maka didapatkan model persamaan regresi akhir sebagai berikut :

Tobins’Q = -0,286 + 0,123 IC + e

Konstanta sebesar -0,286 menyatakan bahwa jika pengungkapan komponen

intellectual capital sama dengan nol atau tidak ada pengungkapan, maka kinerja pasar

perusahaan adalah sebesar -0,286. Sedangkan nilai koefisien regresi 0,123,

menyatakan setiap peningkatan sebesar 1 item pengungkapan komponen intellectual

capital, maka akan meningkatkan variabel kinerja pasar perusahaan sebesar 0,123.

Hasil pengujian Intellectual Capital Disclosure terhadap kinerja pasar

diperoleh nilai koefisien 0,123 dengan nilai uji t hitung sebesar 2,854 dan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,006. Nilai tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari α

= 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima. Jadi dapat

Page 32: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

38

disimpulkan bahwa Intellectual Capital Disclosure berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pasar perusahaan.

Tabel 4.7

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

,343a ,118 ,103 1,078339 2,133

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), ICa.

Dependent Variable: Tobin'Qb.

Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai R square sebesar 0,118,

dapat diartikan bahwa variabel independen (intellectual capital) dapat menjelaskan

variabel dependen (kinerja pasar perusahaan) sebesar 11,80 % sedangkan sisanya

diterangkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini seperti ROA,

Book Value, dan DER.

Pengujian hipotesis kedua dalam model regresi ini dapat membuktikan secara

statistik bahwa terdapat pengaruh positif jumlah komponen pengungkapan

Intellectual Capital dalam laporan keuangan tahunan terhadap kinerja pasar

perusahaan. Terdapat 3 kategori Intellectual Capital yaitu internal capital, eksternal

capital dan employee competence. Perusahaan yang memiliki internal capital yang

lengkap menunjukkan bahwa terdapat struktur intern yang baik pada perusahaan

tersebut. Keadaan tersebut akan menciptakan iklim kondusif yang dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut. Hal tersebut juga akan berpengaruh

Page 33: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

39

terhadap citra serta nama baik perusahaan dimata kompetitor maupun investor.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki nama baik tentunya akan menggunakan tenaga

yang berkompeten dibidangnya untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengungkapan terhadap ketiga kategori Intellectual

Capital dapat membantu investor dalam menilai kinerja perusahaan tersebut. Jika IC

dapat memberi gambaran kepada investor mengenai prospek kinerja yang baik di

masa yang akan datang, hal tersebut akan meningkatkan permintaan saham

perusahaan sehingga harga saham dan kinerja pasar juga akan ikut meningkat.

Intellectual Capital Disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan pasar perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa Intellectual Capital

lebih luas dari sekedar sumber daya manusia, dan bukan pada hanya property

intelektual, bukan pula sekedar aktiva tidak berwujud, tidak hanya terjadi di dalam

perusahaan, tetapi merupakan sinergi dari unsure manusia sebagai pengelola

perusahaan dengan segala atribut yang melekat padanya (seperti pengetahuan,

keterampilan, pengalaman), teknologi (berwujud maupun tidak) dengan segala

kecanggihannya untuk memudahkan pengelolaan informasi dan terciptanya inovasi,

serta interaksinya dengan pihak-pihak di dalam maupun dengan pelanggan yang ada

di luar perusahaan sehingga memberikan nilai lebih bagi perusahaan. Intellectual

Capital Disclosure tidak hanya berguna pada pada saat sekarang akan tetapi juga

bisa digunakan untuk jangka panjang.

Page 34: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

40

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Pengujian hipotesis pertama dalam model regresi ini dapat membuktikan secara

statistik dengan toleransi kesalahan 5%, bahwa item pengungkapan komponen IC

high tech industries lebih besar dibandingkan dengan item komponen

pengungkapan IC traditional industries.

2. Pengujian hipotesis kedua dalam model regresi ini dapat membuktikan secara

statistik bahwa terdapat pengaruh positif jumlah komponen pengungkapan

Intellectual Capital dalam laporan tahunan terhadap kinerja pasar perusahaan.

Implikasi dari penelitian ini, diharapkan investor lebih memperhatikan

Intellectual capital dari setiap perusahaan di BEI, yaitu dengan memperhatikan

komponen item pengungkapannya agar investasinya menguntungkan. Investor juga

dapat bisa menganalisis Intellectual capital sebagai bahan perbandingan dengan

perusahaan yang kurang memperhatikan Intellectual capital.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum adanya aturan pasti terhadap

penetapan penilaian modal intelektual sehingga menyebabkan subjektifitas penilaian

dalam mengkategorikan informasi yang terkandung dalam laporan tahunan, serta

jumlah sampel yang berbeda jauh antara kelompok high-tech industries dan

traditional industries untuk uji beda rata-rata yang dapat mempengaruhi hasil dari

pengujian data. Untuk itu saran yang diberikan adalah :

Page 35: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

41

Mencari ukuran baku yang lebih objektif dalam penilaian pengungkapan

Intellectual Capital yang dilakukan perusahaan, agar mengurangi subjektifitas

penelitian, serta mencari kategori penggolongan yang lebih efektif agar jumlah

sampel yang didapat tidak berbeda jauh satu sama lain.

Page 36: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M.J. 2005. “Intellectual Capital disclosure and market

capitalization”. Journal of Intelletual Capital Vol.6 No. 3. Pp.397-416

Abeysekera, I. 2006. The Project Of Intellectual Capital Disclosure: researching the

research. Journal of Intellectual Capital. Vol. 7 No.1

Boedi, Soelistijono (2008). Pengungkapan Intellectual Capital dan Kapitalisasi pasar.

Thesis Universitas Diponegoro. Semarang.

Bozzolan, S., Favotto, F and Richeri , F. (2003). “ Italian Annual Intellectual Capital

Disclosure: an empirical analysis”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No.

4. pp . 543-558.

Brennan, N. 2001. “Reporting Intellectual Capital in Annual reports; evidence from

Ireland”. Accounting, Auditing, and Accountability Journal. Vol. 14

No. 4. Pp. 423-36

Carnibano, L., Garcia-Ayuso., dan Sanchez, P. 2000. Accounting for Intangibel: A

Literatur Review . Journal of Accounting Literatur, 19: 102-130

Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company.

Sydney.

Ghozali, H. Imam., 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS.Universitas Diponegoro. Semarang.

Mouritsen, J. 1998. Driving Growth: Economic Value Added Versus Intellectual

Capital. Management Accounting Research, 9(4): 461-483.

Mouritsen, J., Larsen, H.T., Bukh, P. N. D. 2001. Intellectual Capital and The

„Capable Firm‟: Narrative, Visualising and Numbering For Managing

Knowledge. Accounting, Organitation and Society, 26.

Nugrahanti, Yeterina Widi dan Supatmi. 2010. “Pengaruh Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 37: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

43

Pambudi, Sedyo., Nugrahanti, Yeterina Widi. 2011. Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar Di BEI tahun 2007-2008. Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Ulum, Ihyaul (2007). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Perbankan Di Indonesia. Thesis Universitas Diponegoro

Semarang.

Wahdikorin, Ayu (2010). Pengaruh Modal Intellectual Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-

2009. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Wardhani, Mari (2009). Intellectual Capital Disclosure: Studi Empiris Pada

Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

www.idx.co.id

situs resmi beberapa perusahaan

Page 38: ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi

44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ika Hayu Hardiyanti

Tempat/tgl. Lahir : Magelang, 10 September 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Golongan Darah : -

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan : 43 kg

Agama : Islam

Kota asal : Semarang

Alamat : Pagersalam rt04/02 Gunungpati Semarang

No.Hp : 085742959345

Pendidikan : Tk Perwanida–Ungaran (1994-1996)

SDN Plalangan 01-Gunungpati (1996-2002)

SMPN 24-Semarang (2002-2005)

SMAN 1-Ungaran (2005-2008)

Universitas Kristen Satya Wacana (2008-2012)

Pengalaman : Satgas :Ngabekti Ing Ndeso” (2011)