6
ANALISIS DATA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS A. ANALISIS PENENTUAN KONSENTRASI SAMPEL Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Adapun tahapan-tahapan penentuan kadar sampel secara dalam spektrofotometri UV-VIS adalah 1. Penentuan panjang gelombang maksium ( λ max) Definisi: panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. Gambar 1. Kurva Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Alasan mengapa dipergunakan panjang gelombang maksimum dalam pemeriksaan spektrofotometri adalah sebagai berikut: a. panjang gelombang max memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar.

Analisis Data

Embed Size (px)

DESCRIPTION

djadhau

Citation preview

Page 1: Analisis Data

ANALISIS DATA

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

A. ANALISIS PENENTUAN KONSENTRASI SAMPEL

Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi

dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang

gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Adapun tahapan-tahapan

penentuan kadar sampel secara dalam spektrofotometri UV-VIS adalah

1. Penentuan panjang gelombang maksium ( λ max)

Definisi: panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan

membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu

larutan baku pada konsentrasi tertentu.

Gambar 1. Kurva Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Alasan mengapa dipergunakan panjang gelombang maksimum dalam pemeriksaan

spektrofotometri adalah sebagai berikut:

a. panjang gelombang max memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan

absorbansi yang paling besar.

b. Pada panjang gelombang max bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum Lambert-

Beer.

Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan λ max sebagai berikut :

Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15%

sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa

kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik).

Page 2: Analisis Data

2. Penentuan Operating Time (OT)

Penentuan operating time (OT) ini digunakan untuk mengetahui waktu pengukuran yang

stabil yaitu saat sampel bereaksi sempurna dengan reagen warna. Waktu kerja ditentukan

dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan.

Gambar 2. Grafik Penentuan Operating Time (OT)

3. Pembuatan Kurva Larutan Standar Linier

Pembuatan kurva larutan standar ini untuk memperoleh persamaan larutan Standar dalam

penentuan kadar sampel. Adapun tahapan yang diperlukan untuk membuat kurva larutan

standar adalah sebagai berikut :

a. Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi.

b. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur pada λ max

(berdasarkan hasil λ max yang diperoleh dari tahap 1) dan Operating Time

(berdasarkan waktu yang diperoleh pada tahap 2)

c. Membuat Kurva Larutan Standar yang merupakan hubungan antara konsentrasi

(sumbu y) dan absorbansi (sumbu x).

d. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa garis lurus.

e. Paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang meningkat yang dapat

memberikan serapan linier

f. Kemiringan atau slope adalah nilai ε (absorptivitas molar).

g. Nilai R antara 0,70 – 1,00 (pertanda terbentuk garis lurus linear pada rentang

konsentrasi yang dibuat)

Apabila persyaratan pembuatan kurva standar di atas tidak terpenuhi maka

penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh: (i) kekuatan ion yang

tinggi, (ii) perubahan suhu, dan (iii) reaksi ikutan terjadi.

Page 3: Analisis Data

Gambar 3. Grafik Kurva Larutan Standar

4. Penentuan Kadar Sampel

Penentuan kadar sampel metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan variabel

bebas (konsentrasi sampel) dan variabel terikat (absorbansi sampel) menggunakan persamaan

garis regresi Kurva Larutan Standar. Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan

persamaan kurva standar tersebut (Rohman, 2007).

Perhitungan kadar sampel :

y = ax +c

y = absorbansi, a = absorptivitas molar , c = konsentrasi

sehingga, misal dalam kurva larutan standar diperoleh persamaan garis y = 0,4x - 0,1

sedangkan absorbansi sampelnya adalah 0,25. Maka :

y = 0,4x - 0,1

0,25 = 0,4x – 0,1

0,25 + 0,1 = 0,4 x

0,35 = 0,4 x

x = 0,875

sehingga diketahui konsentrasi sampel tersebut adalah 0,875 M.

B. PENENTUAN KETELITIAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Melalui Perhitungan Standar Deviation (SD) dan Relative Standar Deviation (RSD)

harga SD < 2 dan harga RSD < 2 % dapat dikatakan mempunyai harga ketelitian yang baik

(Harminta, 2004).

SD=√∑ (X−Xi )2

n−1

Page 4: Analisis Data

Untuk menghitung apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus :

dasar penolakan data jika thitung ≥ ttabel dan bila thitung mempunyai nilai negatif, ditolak jika

thitung ≤ -ttabel

Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99%, dengan derajat kebebasan

dk = n-1, digunakan rumus :

μ = X ± t(1-1/2α )dk x SD / √nKeterangan :

μ = interval kepercayaan

X = kadar rata-rata sampel

X = kadar sampel

t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1

α = tingkat kepercayaan

dk = derajat kebebasan

SD = standart deviasi

n = jumlah perlakuan

C. PENENTUAN KETEPATAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Metode Penambahan Baku (standard addition method) Dilakukan dengan menambahkan

analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis lagi metode

tersebut (WHO, 1992). Nilai rentang recovery dianggap baik 80 – 120%

Uji Perolehan Kembali / Recovery (%) = (Co−C 1)

C

Co    = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan baku

C1    = konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan baku

C    = Konsentrasi larutan baku yang ditambahkan

RSD=SDXx 100 %

t= X−XSD /√n