81
iii ABSTRAK Penerjemahan merupakan sumbangsih ilmu yang sangat baik yaitu menerjemahkan pesan atau bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa) agar para pembaca atau pendengar dapat memahami pesan khususnya dalam teks. Setiap penerjemah memiliki metode penerjemahan dan seni yang berbeda sesuai dengan penguasaan mereka dalam menyikapi teks yang akan diterjemahkan. Sebagai suatu seni dalam menyampaikan pesan, baik makna dan gaya bahasanya, penerjemah beruasaha menyampaikan pesan dengan penyusunan kata dan kalimat yang sesuai dengan konsep yang hendak disampaikan. Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting dalam dunia tulis menulis maupun tutur kata sehari-hari. Kemahiran mengolah kata sangat berkaitan dengan pemilihan diksi, arti kata dan perolehan makna. Berdasarkan pilihan kata, diksi mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, diksi mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi kalimat, kata dan makna agar para pembaca dapat mengetahui maksud dan tujuan seorang penerjemah (BSa). Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui pemilihan kata atau diksi yang digunakan oleh penerjemah khususnya dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an. Karena, buku yang diterjemahkan tersebut membahas tentang sejarah atau kejadian- kejadian yang termuat di dalam Al-qur’an.

Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

  • Upload
    vothu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

iii

ABSTRAK

Penerjemahan merupakan sumbangsih ilmu yang sangat baik yaitu

menerjemahkan pesan atau bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa) agar

para pembaca atau pendengar dapat memahami pesan khususnya dalam teks. Setiap

penerjemah memiliki metode penerjemahan dan seni yang berbeda sesuai dengan

penguasaan mereka dalam menyikapi teks yang akan diterjemahkan. Sebagai suatu

seni dalam menyampaikan pesan, baik makna dan gaya bahasanya, penerjemah

beruasaha menyampaikan pesan dengan penyusunan kata dan kalimat yang sesuai

dengan konsep yang hendak disampaikan.

Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting dalam dunia tulis

menulis maupun tutur kata sehari-hari. Kemahiran mengolah kata sangat berkaitan

dengan pemilihan diksi, arti kata dan perolehan makna. Berdasarkan pilihan kata,

diksi mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi

tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan

pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, diksi mempersoalkan

ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi kalimat, kata dan makna agar para

pembaca dapat mengetahui maksud dan tujuan seorang penerjemah (BSa).

Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui pemilihan kata atau diksi yang

digunakan oleh penerjemah khususnya dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an.

Karena, buku yang diterjemahkan tersebut membahas tentang sejarah atau kejadian-

kejadian yang termuat di dalam Al-qur’an.

Page 2: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................. i

Abstraksi .......................................................................................... iii

Daftar Isi ........................................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah........................................... 1

B. Perumusan dan pembatasan masalah...................... 5

C. Tujuan penelitian ..................................................... 6

D. Metodologi penelitian............................................... 6

E. Sistematika penulisan.............................................. 7

BAB II PENERJEMAHAN DAN DIKSI

A. Teori Penerjemahan

1. Definisi Terjemah .................................................. 8

2. Jenis-jenis Terjemah ............................................. 10

3. Syarat-syarat Penerjemahan................................. 15

Page 3: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

v

B. Teori Diksi

1. Pengertian Diksi dan Korelasinya dengan Makna .. 16

2. Syarat dan Ketepatan Diksi ................................... 18

3. Diksi dalam Kalimat............................................... 24

BAB III GAMBARAN UMUM BUKU TERJEMAHAN ATLAS AL-

QUR’AN DAN BIOGRAFI M. ABDUL GHOFFAR

A. Gambaran Umum Buku Terjemahan Atlas Al-qur’an 35

B. Biografi M. Abdul Ghoffar ........................................ 36

BAB IV ANALISIS DIKSI BUKU TERJEMAHAN ATLAS ALQUR’AN

A. Analisis Diksi dalam Hubungan dengan Makna ………... 42

1. Makna Khusus dan

makna Umum ...

......................... 42

2........................................................................................ Makna

Denotatif dan makan

Konotatif ............. 46

3........................................................................................ Makna

Referensial emplisit ………

........................... 50

B. Analisis Keserasian Makna dalam penerjemahan ……… 52

1. Tidak diterjemahkan .................................... 53

2. Kerancauan Menerjemahkan........................ 54

Page 4: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

vi

C. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata ................... 55

1. Simile atau persamaan ………………………………...

...................................................................... 56

2. Metafora ………………………………………………

...................................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................... 59

B. Rekomendasi ............................................................ 60

Daftar Pustaka ................................................................................ 61

Page 5: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Skripsi ini menggunakan transliterasi yang bersumber dari pedoman transliterasi

Arab Indonesia pada buku Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

tahun 2007 yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arab Latin Arab Latin

dh = ض a = ا

th = ط b = ب

zh = ظ t = ت

‘ = ع ts = ث

gh = غ j = ج

f = ف h = ح

q = ق kh = خ

k = ك d = د

l = ل dz = ذ

m = م r = ر

n = ن z = ز

w = و s = س

` = ء sy = ش

y = ي sh = ص

Page 6: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

viii

Penulisan Vokal Panjang dan Pendek

vokal panjang

vokal pendek

tanwin

â تا a

an

î تي i in

û تو u un

Penulisan Diftong (bunyi vokal rangkap)

au misalnya lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh او

ad-daulah

at-taurat

ai misalnya asy-syaikh اي

al-lail

asy-sayithân

Penulisan Partikel al-

Page 7: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

ix

1 Ditulis al- (tidak kapital) bila merupakan istilah umum dalam bahasa Arab.

Misalnya:

- al-hasan

- al-îmân

2 Ditulis Al- (dengan huruf awal kapital) bila merupakan nama orang, kota, sifatAllah, dan judul buku.

Misalnya:

- Al-Ghazali

- Al-Busthami

- Al-Munqidz min Ahd-Dhalâl

3 Penulisan partikel al- harus luruh mengikuti huruf sesudahnya apabila ia termasuk kelompok huruf syamsiyah.

Misalnya:

- ar-rasûl

- az-ziadah

Kelompok huruf syamsiyah:

tha, tsa, shad, ra, ta, dha, dza, nun, dal, sin, zha, za, syin, dan lam.

Kelompok huruf qamariyah: alif, ba, ghain, ha, jim, kaf, wau, kha, fa, ‘ain, qaf, ya, mim, dan ha.

Page 8: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan melalui malaikat

Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai petunjuk dan pedoman hidup.

Firman Allah SWT,

) ☺

)2:البقرة .

Sebagaimana firman Allah SWT di atas, kebenaran Al-Qur’an tidak

dapat diragukan lagi karena ajaran-ajaran yang ada di dalamnya memberikan

petunjuk kepada umatnya untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat. Allah Swt

menurunkan Al-Qur’an dengan bahasa Rasul yaitu bahasa Arab (al: Q.S.

16:103, 12:2). Masyarakat penerima Al-Qur’an adalah masyarakat Quraisy.

Atas dasar antropologis, cukup beralasan jika pengertian bahasa Arab

adalah bahasa Quraisy.

Sebagai pedoman hidup manusia khususnya umat Islam, maka banyak

umat Islam yang mempelajari dan memahami Al-Qur’an dengan perhatian

penuh. Namun sebagian umat Islam belum bisa memahami bahasa Al-Qur’an

disebabkan oleh kesulitan perbedaan bahasa dan arti secara konstektual.

Sebagian ulama dan ahli tafsir berusaha menerjemahkan dalam bahasa

Page 9: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xi

selain Arab. “Sebab terjemahan merupakan salah satu cara memberi jalan

pada umat Islam yang belum memahami Al-Qur’an dikarenakan kesulitan

bahasa.”1

Kegiatan menerjemahkan tidaklah semudah apa yang diperkirakan

orang. Menerjemahkan identik dengan mengkomunikasikan keterangan,

pesan atau gagasan yang ditulis pengarang asli di dalam bahasa terjemahan.

Setiap penerjemah memiliki metode penerjemahan dan seni yang berbeda

sesuai dengan penguasaan mereka dalam menyikapi teks yang akan

diterjemahkan. Sebagai suatu seni dalam menyampaikan pesan, baik makna

maupun gaya bahasanya, penerjemah hendaknya membekali diri dengan

kemampuan estetis, begitu pula penyusunan kata dan kalimat memerlukan

kompetensi yang serba estetis.2 Kemahiran mengolah kata sangat berkaitan

dengan pemilihan diksi, arti kata dan perolehan makna. Berdasarkan pilihan

kata, diksi mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk

posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-

kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat.3 Dengan kata

lain, diksi mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi

kalimat, kata dan makna agar para pembaca dapat mengetahui maksud dan

tujuan seorang penerjemah (BSa). .

1Manna ‘al-Qatthan , Mabahits fi ‘ulum AL-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-Ashr al-Hadits, Tt)

2 Nurrohman Hanafi, Teori dan Seni Menerjemahkan, (Ende: Nusa Indah, 1986), Cet-1, h. 22 3 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet. XVI,

h.117

Page 10: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xii

Dalam kamus bahasa Indonesia diksi berarti pemilihan kata yang

bermakna tepat dan selaras (cocok padanannya) untuk mengungkapkan

gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau

pendengar.4 Diksi adalah pilihan kata, maksudnya kita memilih kata yang

tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur yang

sangat penting dalam dunia tulis menulis maupun tutur kata sehari-hari.5

Beberapa jenis kata dan bentuk kata yang ditulis oleh penerjemah sangat

bervariasi dalam menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Penulis

memberi contoh dari buku yang akan diteliti dari sisi ketepatan diksi. Dalam

bahasa sumber ditulis

قومه من ماقدر (خزاعة من) المصطلق بنى سيد ضرار بن الحارث جمع

فى وسلم عليه اهللا صلى فسار ,وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول لحرب األعراب ومن

آان المريسيع ماء وعند الحارث جمع ما لتفريق رجل مائة بسبع ـه 5 شعبان2

معه ومن الحارث وهزم، اللقاء

“Al-Harits bin Dhirar, pemuka Bani Musthaliq (dari kabilah Khuza’ah )

sempat berhasil mengumpulkan beberapa orang dari kaumnya dan orang-

orang Arab, untuk memerangi Rasulullah saw. melakukan perjalanan pada

tanggal 2 Sya’ban 5 H dengan 700 orang untuk memecah belah orang-orang

4P. Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), h. 109

5E. Zaenal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo,1995), cet. Ke-1, h.73

Page 11: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xiii

yang telah berhasil dikumpulkan oleh al –Harits bin Dhirar. Pertemuan

berlangsung di sumber air Muraisi’. Hingga akhirnya al-Harits dan para

pendukungnya berhasil dikalahkan.”6

Pada terjemahan di atas ditemukan ketidaktepatan dalam penempatan

kata menurut kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari terjemahan

di atas, menurut Penulis terdapat kerancuan makna yang terdapat kata pada

kata “Hingga akhirnya” menurut Penulis merupakan kalimat yang tidak baku

sebaiknya diganti dengan “sehingga”. Pada kata اللقاء diterjemahkan

“pertemuan”. Dalam bahasa Arab terdapat isim ma’rifat dan isim nakirah,

maka pada kata اللقاء merupakan isim marifat yang sudah diketahui

maksudnya yaitu pertemuan antara pasukan Rasulullah Saw dan pasukan Al-

Harits. Jadi menurut Penulis, terjemahan tersebut sangat baik bila

diterjemahkan sebagai berikut Pertemuan itu berlangsung di sumber air

Muraisi’ sehingga Al-Harits dan para pendukungnya berhasil dikalahkan.”

Buku Atlas Al-Qur’an memberikan informasi atau pesan yang berisikan

kisah-kisah Al-Qur’an, tokoh dan kelompok manusia yang dikisahkan

sebelum umat manusia saat ini hidup dari Nabi Adam hingga perjalanan

Rasulullah Saw, dan nama-nama tempat yang menjadi sejarah. Kisah-kisah di

dalam Al-Qur’an menyangkut kisah yang berpautan dengan peristiwa-

peristiwa yang telah terjadi dan orang-orang yang tidak dapat dipastikan

kenabiannya, seperti kisah orang-orang yang pergi dari kampung

6 M. Abdul Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, (Jakarta: Almahira, 2005), cet. Ke-2, h. 282

Page 12: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xiv

halamannya, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati dan seperti kisah

Thalut dan Jalut, dua putra Adam, Ashabul Kahfi, Zulkarnain, Qarun, dan

Ashabus Sabti, Maryam, Ashabul Ukhdud, Ashabul Fil dan lain-lain.

Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa terjadi di masa

Rasul saw. Seperti: peperangan badar dan Uhud yang diterangkan di dalam

surat Ali- Imran.7 Sebagai Rasul yang diutus oleh Allah Swt. sebagai

pembawa rahmat untuk umat manusia tidak pernah memulai peperangan dan

beliau berusaha untuk menghindari peperangan agar tidak terjadi

pertumpahan darah di antara manusia. Tapi, jika peperangan tidak mungkin

dihindari, maka beliau akan menempatkan diri paling depan dan tidak pernah

gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis sangat tertarik untuk

membahas skripsi ini dengan judul pembahasan “Analisis Diksi dalam buku

terjemahan Atlas Al-qur’an karya Syauqi Abu Khalil Versi M. Abdul Ghoffar”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan penelitian dan menghindari terlalu melebarnya

jangkauan penelitian, maka dari latar belakang masalah di atas, Penulis

mencoba membatasi penelitian mengenai diksi terjemahan pada bab

peperangan. Adapun perumusan dan pembatasan masalahnya adalah

sebagai berikut:

7Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), h.192.

Page 13: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xv

1. Apakah akurasi kata yang dipilih oleh penerjemah sesuai dengan

syarat ketepatan dan keserasian diksi?

2. Apa kelemahan dan kelebihan diksi buku terjemahan Atlas Al-

Qur’an

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah yang Penulis kemukakan di atas, maka yang

menjadi tujuan umum penelitian ini adalah membuktikan diksi atau pilihan

kata yang dipergunakan oleh penerjemah.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini:

1. Mengetahui akurasi kata yang dilakukan oleh penerjemah sesuai

dengan syarat ketepatan dan keserasian diksi

2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan diksi buku terjemahan Atlas

Al-Qur’an.

D. Metodolgi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis meanggunakan metode penelitian

kepustakaan (library research) yang menggunakan buku-buku, dokumen,

majalah, dan surat kabar serta media elektronik atau internet sebagai

rujukan utamanya. Kemudian menjelaskan masalah tersebut dalam kajian

deskriptif. Cara ini secara singkat dapat dijelaskan sebagai suatu

Page 14: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xvi

pendekatan dengan mendeskripsikan atau menguraikan unsur-unsur yang

berkaitan dengan tema yang dimaksud.

Adapun sumber data yang dipergunakan ada dua macam:

Pertama, data primer yaitu semua data yang diperlukan dalam

membantu dan melakukan analisis penulisan skripsi ini. Buku yang dijadikan

rujukan adalah Atlas Al-Qur’an. Kedua, data sekunder yakni sumber-sumber

lain yang mendukung data primer seperti buku Tata Bahasa Indonesia,

Linguistik, Diksi dan Gaya Bahasa dan data lain yang mendukung. Kedua

sumber ini dikumpulkan dan kemudian dilakukan analisis secara dedukatif-

induktif.

Untuk menghindari penulisan yang keliru, maka dalam teknik

penulisan, Penulis sepenuhnya berpedoman pada buku Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) tahun 2007 yang diterbitkan oleh CeQDA

(Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Diawali dengan pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah

problematika pembahasan yang akan dibahas. Agar pembahasan

tidak terlalu melebar dilakukan pembatasan dan perumusan

masalah, kemudian metode penelitian dan teknik penulisan, tujuan,

Page 15: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xvii

dan kegunaan penelitian yang ditutup dengan sistematika

penulisan.

BAB II : Berisi tentang landasan teori yang cakupannya terdiri dari: Definisi

terjemah, jenis-jenis terjemah, dan syarat-syarat penerjemahan

dan teori diksi meliputi pengertian dan korelasinya dengan makna,

syarat, dan ketepatan diksi dalam kalimat.

BAB III : Berisi tentang biogarafi penerjemah yang meliputi: Gambaran

Umum buku Atlas Al-Qur’an dan biografi penerjemah. Adapun bab

ini merupakan aspek utama dari penelitian ini yang membahas

tentang analisis kemudian diakhiri dengan analisa Penulis.

BAB IV : Adalah penutup yang merupakan jawaban terhadap permasalahan

yang dijelaskan dalam kesimpulan dan ditutup dengan rekomendasi.

Page 16: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xviii

BAB II

PENERJEMAHAN DAN DIKSI

A. Teori Penerjemahan

1. Definisi Penerjemahan

Bidang penerjemahan merupakan sebuah disiplin ilmu yang banyak

diperbincangkan hingga saat ini. Banyak para tokoh penerjemah, baik

nasional maupun internasional yang memberikan sumbangsihnya

dalam pendefinisian. Beragamnya pendefinisian merupakan tanda

bahwa penerjemahan adalah ilmu yang bersifat kompleks namun

fleksibel, tinggal bagaimana seseorang melihat penerjemahan dari

sudut apa? Senikah atau sebuah pekerjaan yang berat dan penuh

dengan dedikasi tinggi?

Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui

berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang

berbeda. Catford (1965), seperti yang dikutip Rochayah Machali,

menggunakan pendekatan kebahasaan dalam kegiatan penerjemahan

dan ia mendefinisikannnya sebagai “the replacement of textual

material in one language (SL) by equivalent textual material in another

language (TL)” (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan

bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). Begitu juga

Page 17: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xix

Newmark (1988), seperti dikutip Rochayah Machali, memberikan

definisi serupa, yaitu: “rendering the meaning of a text into another

language in the way that the author intended the text”

(menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai

dengan yang dimaksudkan pengarang).8 Sedangkan menurut Ibnu

Burdah, penerjemah adalah usaha memindahkan pesan dari teks

berbahasa Arab (teks sumber) dengan padanannya ke dalam bahasa

Indonesia (bahasa sasaran).9 Secara sederhana penerjemahan dapat

diartikan sebagai pemindahan makna teks bahasa asing ke dalam

bahasa sasaran. Sedangkan secara luas penerjemahan diartikan

sebagai “semua kegiatan manusia dalam mengalihkan makna atau

pesan, baik bersifat verbal maupun non-verbal dari suatu bentuk ke

dalam bentuk yang lainnya”.10

Kata dasar terjemah berasal dari bahasa Arab tarjammah yang

maknanya adalah ihwal pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang

lain. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan

dari teks suatu bahasa (misalnya bahasa Inggris) ke dalam teks

bahasa lain (misalnya bahasa Indonesia).11

8Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 5 9Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah, Metode dan Wawasan Menerjemah Teks Arab

(Yogyakarta, 2004), h. 9 10Suhendra Yusuf, Teori Terjemah: Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan

Sosiolinguistik (Bandung: CV Mandar Maju, 1994), cet ke-1, h. 8 11Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), h. 23

Page 18: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xx

Melalui kegiatan penerjemahan, seorang penerjemah

menyampaikan kembali isi sebuah teks dalam bahasa lain.

Penyampaian ini bukan sekedar kegiatan penggantian, karena

penerjemah dalam hal ini melakukan kegiatan komunikasi baru melalui

hasil kegiatan komunikasi yang sudah ada (yakni dalam bentuk teks),

tetapi dengan memperhatikan aspek-aspek sosial ketika teks baru itu

baru tersebut, penerjemah melakukan upaya membangun “jembatan

makna” antara produsen teks sumber (TSu) dan pembaca teks

sasaran (TSa).12

2. Jenis-jenis Terjemah

Dalam kegiatan penerjemahan ada sebelas jenis penerjemahan.

Nababan13dalam bukunya “Teori Menerjemah bahasa Inggris”

mengemukakan sepuluh jenis penerjemahan sebagai berikut:

a. Word for Word Translation

Word for Word Translation (penerjemahan kata demi kata) adalah

suatu jenis penerjemahan yang pada dasarnya masih sangat terkait pada

tatanan kata. Dalam melakukan tuganya, penerjemah hanya mencari

padanan kata bahasa sumber (BSu) dalam bahasa sasaran (BSa), tanpa

mengubah susunan kata dalam terjemahannya. Misalnya

12Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, h. 6 13Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999),

h. 30-34

Page 19: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxi

أمسأحمدأين الكتاب الذي اشتراه

Artinya Di mana kitab yang membelinya Ahmad kemarin?14

b. Literal Translation

Literal Translation (penerjemah harfiah) adalah penerjemahan yang

mula-mula dilakukan seperti penerjemahan kata demi kata, tetapi

kemudian penerjemah menyesuaikan susunan kata dalam kalimat

terjemahannya yang sesuai dengan kata dalam kalimat bahasa sasaran.

Contohnya:

يشتري التاجر الحاصالت الزراعية

Artinya: Pedagang membeli hasil pertanian.15

c. Free Translation

Dalam jenis terjemahan ini, penulis mengutip pendapat dari

Nurachman Hanafi, dalam bukunya Teori dan Seni Menerjemahkan,

ia menulis bahwa penerjemahan bebas itu bukan berarti

penerjemah boleh menerjemahkan sekehendak hatinya, sehingga

esensi terjemahan itu hilang. Bebas disini berarti penerjemah

dalam menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk

14Rofi’i, Dalil fi al-Tarjamah; Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia (Jakarta: Persada Kemala, tt), h. 2

15Rofi’i, Dalil fi al-Tarjamah; Bimbingan Tarjamah (Jakarta: Persada Kemala, tt), h. 1

Page 20: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxii

maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah bahasa

sumber. Ia boleh melakukan modifikasi kalimat dengan tujuan agar

pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti oleh

pembacanya. Penerjemahan bebas tidak sama dengan penyaduran

pesan. Dalam terjemahan bebas harus tetap setia pada pesan yang

terkandung dalam bahasa sumber. Sedangkan dalam saduran

dimungkinkan terjadi pengubahan atau penggantian hal-hal

tertentu seperti nama pelaku, tempat, dan waktu kejadian.

Misalnya

Contoh:

جميع ما ينشر فى المجلة يعبر عن رأى آتابها وال عن رأى المجلة -بالضرورة–يعبر

Artinya: Isi di luar tanggung jawab percetakan.16

d. Penerjemahan Dinamik

Penerjemahan dinamik disebut juga penerjemahan wajar.

Amanat bahasa sumber dialihkan dan diungkapkan dengan

ungkapan-ungkapan yang lazim dalam bahasa sasaran. Segala

sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami, baik dalam

katanya dengan konteks budaya ataupun dalam pengungkapannya

dalam bahasa sasaran sedapat mungkin dihindari. Penerjemah tipe

16Moh. Mansyur dan Kustiawan, Pedoman bagi Penerjemah Arab-Indonesia, Indonesia-Arab (Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002), h. 17

Page 21: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxiii

ini sangat mengutamakan amanat dan juga sangat memperhatikan

kekhususan bahasa sasaran. Misalnya:

فإناخلقناآم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم مضغة

Artinya: Maka sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari

tanah kemudian dari egumpal darah kemudian dari segumpal

daging.17

e. Pragmatic Translation

Penerjemahan ini mengacu pada pengalihan amanat dengan

mementingkan ketetapan penyampaian informasi dalam bahasa

sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa

sumber. Penerjemahan ini begitu memperhatikan aspek bentuk

estetik bahasa sumber. Contoh:

المال الحرام ال بدوم

Artinya: Harta haram tak akan bertahan lama.18

f. Esthetic Poetic Translation

17M. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.21 18Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h.17

Page 22: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxiv

Dalam penerjemahan estetik puitik penerjemah tidak hanya

memusatkan perhatiannya pada masalah penyampaian informasi

tetapi juga masalah kesan, emosi dan perasaan, dengan

mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran. Itulah sebabnya

penerjemahan estetik puitik disebut juga penerjemahan sastra,

seperti terjemahan puisi, prosa, dan drama yang menekankan

emosi dan gaya bahasa. Contoh:

بكاد سنابرقه يذهب باألبصار...

Artinya: dia hamper kilauan kilatnya dia pergi dengan mata-

mata kilauan kilat awan hamper-hampir menghilangkan

penglihatan.19

g. Penerjemahan Etnografik

Dalam penerjemahan etnografik, seseorang penerjemah

berusaha menjelaskan budaya bahasa sumber dalam bahasa

sasaran. Misalnya:

حينما أنار نا بدرنا

Artinya: Selama bulan purnama menyinari kami20

19Ibid, h. 18 20M. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, h. 16

Page 23: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxv

h. Penerjemahan Linguistik

Penerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya

berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasa sumber yang

dijadikan eksplisit dan dalam perubahan bentuk dipergunakan

transformasi balik analisis komponen makna.

i. Penerjemahan Komunikatif

Penerjemahan berupaya memberikan makna kontekstual

bahasa sumber yang tepat, sehingga isi dan bahasanya dapat

diterima dan dimengerti oleh pembaca. Contoh:

ساعتينمات زوج فاطمة قبل

Artinya Suami Fatimah meninggal dunia dua jam yang lalu.21

j. Penerjemahan Semantik

Penerjemahan ini terfokus pada pencarian padanan pada

tatanan kata dengan tetap terikat pada budaya bahasa sumber.

Sementara Rochaya Machali menjelaskan mengenai penerjemahan

kesenistraan sebagai berikut,22penerjemahan kesenisastraan adalah

penerjemahan untuk kesenian dan kesusastraan, seperti

penerjemahan puisi, drama (opera), cerita bergambar, dan film. Dalam

penerjemahan ini, penerjemah biasanya amat setia pada bahasa

21Moh. Mansyur, Pedoman bagi Penerjemah Arab-Indonesia, Indonesia-Arab , h. 47 22Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, h. 50

Page 24: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxvi

sumber, selain itu tentu saja pada kandungan pesan naskah sumber

serta kesan yang ditimbulkan oleh naskah tersebut. Penerjemah

dituntut untuk mampu mengungkapkan nuansa dan getar-getar rasa

yang tertuang dalam bahasa sumber, biasanya dikemas dalam bahasa

tersirat; sehingga wajarlah kalau masyarakat berpendapat bahwa

tidak semua orang dapat melakukan penerjemahan jenis ini karena

keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Contohnya:

ومن يتبدل الكفر بااليمان فقد ضل سوآء السبيل

Artinya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan, ia tersesat dari jalan yang benar (QS. Al-Baqarah: 108).23

3. Syarat-syarat Penerjemahan

Setiap penerjemah harus memiliki norma-norma yang tidak boleh

dilanggar oleh penerjemah, kendati dia bebas memilih sarana yang

satu, maupun yang lain dalam melakukan kegiatan terjemahan.

Adapun syarat-syarat penerjemahan menurut Eugene A. Nida seperti

yang dikutip Nurohman Hanafi sebagai berikut:24

23Moh. Mansyur, Pedoman bagi Penerjemah Arab-Indonesia, Indonesia-Arab, h. 112 24Hanafi, Teori dan Seni Menerjemahkan, h. 22

Page 25: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxvii

a. Seorang penerjemah harus mengenal materi dan kecakapan

mengungkapkan dalam bahasa penerima.

b. Seorang penerjemah harus mengetahui bermacam ilmu disiplin

ilmu, walau tidak begitu mendalam. Sebab ini akan memberikan

daya bayang untuk mengerti materi secara garis besar.

c. Penerjemah harus benar-benar menguasai bahasanya sendiri

dan mengikuti perkembangannya. Hal ini berakibat fatal jika

seorang penerjemah hanya cenderung menggunakan kata-kata

yang ketinggalan zaman. Selain itu pula, Nida menambahkan satu

hal lagi guna perlunya kecakapan dengan pengeatahuan Cross

Cultural Understanding, yakni mengenal persamaan dan

perbedaan dari dua bahasa yang terlihat.

B. Teori Diksi

1. Pengertian Diksi dan Korelasi dengan Makna

a. Pengertian Diksi

Diksi atau yang lazim disebut pemilihan kata dalam ilmu bahasa,

sesungguhnya memiliki jangkauan makna atau maksud yang jauh

lebih luas daripada sekedar rangkaian kata-kata atau salinan kata-

kata dalam praktik berbahasa dan bertutur sapa. Diksi tidak

Page 26: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxviii

semata-mata berurusan dengan valensi kata, maksudnya sebuah

kata dan keberterimaan/kelaziman dari kata tertentu manakala dia

harus hadir dalam lingkungan kata-kata lain pada sebuah kalimat

atau tuturan.25contoh, dia akan maju presentasi, itu jelas-jelas

berterima, sedangkan bentuk akan dia meja sama sekali tidak

berterima. Karena, susunan kolokasi kata pada bentuk yang kedua

sama sekali tidak membolehkannya terjadi. Pertama, diksi

mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk

pengelompokkan kata-kata yang tepat, dan gaya mana yang paling

baik digunakan dalam situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah

kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari

gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk

menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nila

rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan

kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa

sejumlah besar kata-kata atau pembendaharaan kata bahasa itu.26

Dalam kamus Bahasa Indonesia (1998) diksi berarti pemilihan kata

yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk

mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa,

dan khalayak pendengar dan pembaca. Dalam kamus Bahasa

25Kunjana Rahardi, Seni Memilih Kata, Peranti dan Strategi Komunikasi Profesional Efektif dalam Wahana Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara, 2007), h. 11

26Ibid, h. 24

Page 27: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxix

Indonesia kontemporer diksi berarti pilihan kata; penggunaan kata

yang sesuai dalam penyampaian suatu gagasan dengan tema

pembicara, peristiwa, atau pemirsa.27

Diksi menurut Kridalaksana (1993) adalah pilihan kata dan

kejelasan tepat untuk memperoleh efek tertentu dalam pembicara

di depan umum atau karang mengarang.28

Jadi, diksi adalah pilihan kata yang tepat dengan menggunakan

kata-kata yang jelas sehingga pembaca dan pendengar dapat

memahami.

b. Korelasi dengan Makna

Ketepatan pilihan kata mencerminkan kemampuan sebuah kata

untuk memberikan makna-makna yang tepat pada imajinasi

pembaca atau pendengar. Seperti yang dipikirkan atau dirasakan

oleh penulis atau pembicara. Demikian, pemilihan kata sangat

berkaitan dengan makna kosa kata seseorang.

Kesalahan penulis atau pembicara dalam pilihan kata akan

berakibat berubah makna yang diterima oleh pembaca atau

pendengar. Sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat

27Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Medan English Press, 2002), h. 354

28Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993), h. 44

Page 28: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxx

tersalurkan, bahkan memungkinkan adanya kesalahpahaman.

Makna kata dapat menimbulkan reaksi pada orang yang

mendengar atau membaca. Reaksi yang timbul itu dapat terwujud

“pengertian” atau “tindakan”. Dalam berkomunuikasi kita tidak

hanya berhadapan dengan suatu rangkaian kata yang mendukung

suatu rangkaian kata yang mendukung suatu amanat. Pembaca

atau pendengar yang berlainan akan mempengaruhi pula pilihan

kata dan cara penyampaian amanat tersebut.

2. Syarat dan ketepatan Diksi

Ketepatan diksi dalam wahana komunikasi dan interaksi

profesional, sesungguhnya mempersoalkan ihwal kesanggupan

sebuah kata untuk memunculkan gagasan-gagasan yang tepat dalam

benak dan pikiran pembaca atau pendengarnya, seperti apa yang

dipikirkan penulis atau pembicaranya. Karena ketepatan adalah

kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama

pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau

dirasakan oleh penulis atau pembicara. Bahwa kata yang dipakai

sudah tepat akan tampak dari reaksi selanjutnya, baik berupa aksi

verbal maupun berupa aksi non-verbal dari pembaca atau pendengar.

Seperti yang dikutip Kunjana Rahardi, syarat dan ketepatan diksi

adalah:

Page 29: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxi

1. Seorang komunikator harus cermat dalam membedakan makna

denotatif dan makna konotatif dalam sebuah kata.

2. Seorang komunikator harus cermat membedakan makna kata-kata

yang hampir bersinonim.

3. Seorang komunikator harus membedakan makna atau arti kata

dengan cermat dan tepat, terutama untuk kata-kata yang mirip

sekali bentuk bentuk ejaannya.

4. Seorang komunikator tidak boleh menafsirkan makna kata secara

subjektif berdasarkan pendapat sendiri.

5. Seorang komunikator juga harus dapat menggunakan kata-kata

idiomatik berdasarkan susunan yang benar.

6. Seorang komunikator harus dapat menggunakan kata-kata umum

dan kata-kata khusus dengan secara cermat dan tepat.

7. Seorang komunikator harus mampu menggunakan kata yang

berubah maknanya dengan cermat.

8. Seorang komunikator harus cermat menggunakan kata-kata yang

bersinonim.

9. Seorang komunikator harus mampu menggunakan dengan cermat

kata-kata yang berhomofoni.

Page 30: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxii

10. Seorang komunikator harus mampu menggunakan dengan cermat

kata-kata yang berhomografi.

11. Seorang komunikator yang baik harus menggunakan kata-kata

abstrak dan kata-kata konkret dengan cermat dan tepat.29

Menurut Gorys Keeraf, syarat-syarat ketepatan diksi sebagai

berikut:

1. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi. Dari dua kata

yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus

menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai

maksudnya.

2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.

Kata-kata yang bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang

saling melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus

berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada untuk

menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul

interpretasi yang berlainan.

3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaanya. Bila penulis

tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaanya itu, maka

akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham.

29Rahardi, Seni Memilih Kata:, h. 43-53

Page 31: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxiii

Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya: bahwa-bawah-

bawa, interferensi-inferensi, karton-kartun, dan sebagainya.

4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan

berkembang sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat.

Perkembangan bahasa pertama-tama tampak dari pertambahan

jumlah kata baru.

5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-

kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan

penggunaan: favorable-favorit, idiom-idiomatik, progres-

progresif, dan sebagainya.

6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara

idiomatis: ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap

akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya,

berbahaya bagi.

7. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus

membedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih

tepat menggambarkan sesuatu daripada kata umum. Misalnya,

kata merah merupakan sebuah istilah umum akan tetapi, kata ini

Page 32: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxiv

mencakup sejumlah istilah yang lebih khusus seperti: merah darah,

merah jambu, merah muda, dan sebagainya.30

8. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang

khusus.

Suatu jenis pengkhususan dalam memilih kata-kata yang tepat

adalah penggunaan istilah-istilah yang menyatakan pengalaman-

pengalaman yang diserap oleh pancaindria, yaitu serapan indria

penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman.

Karena kata-kata ini menggambarkan pengalaman manusia melalui

pancaindria yang khusus. Misalnya, kita berbicara tentang merdu

yang seharusnya bertalian dengan pendengaran, sedangkan kata

sedap bertalian dengan perasa.31 Tetapi sering pula terjadi bahwa

suara yang seharusnya bertalian dengan pendengaran disebut

juga sedap.

Contoh:

Makanan ini sedap sekali.

Suaranya sedap sekali.

9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata

yang sudah dikenal.

30Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 90 31Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 94

Page 33: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxv

Ketepatan suatu kata untuk mewakili suatu hal, barang atau

orang, tergantung pula dari maknanya, yaitu relasi antara bentuk

(istilah) dengan pengarahannya (referennya). Tetapi, kenyataan

lain yang juga dihadapi oleh setiap pemakai bahasa adalah bahwa

makna kata tidak selalu besifat statis. Dari waktu ke waktu, makna

kata-kata dapat mengalami perubahan sehingga akan

menimbulkan kesulitan-kesulitan baru bagi pemakai yang telalu

bersifat konserfatif. Sebab itu, untuk menjaga agar pilihan kata

selalu tepat, maka setiap penutur bahasa harus selalu

memperhatikan perubahan-perubahan makna yang terjadi.

Sering perubahan makna berjalan begitu cepat sampai sukar

diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebelum Perang Dunia II

kata daulat dengan arti: 1. bahagia, berkat kebahagian, misalnya

Daulat tuanku; biasanya dipakai terhadap raja-raja atau sultan-

sultan. 2. Mempunyai kekuasaan tertinggi, misalnya penyerahan

kedaulatan Republik Indonesia; Negara Republik Indonesia yang

merdeka dan berdaulat. Tetapi selama revolusi fisik menentang

penjajahan Belanda, kata daulat dipakai degan arti yang agak lain

yaitu merebut hak dengan tidak sah, memecat dengan paksa;

misalnya, tanah-tanah perkebunan Belanda banyak yang didaulat

oleh rakyat; Bupati didaulat oleh rakya setempat karea bekerja

Page 34: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxvi

sama dengan imperalis32. Sesudah revolusi, arti itu menjadi pudar

dan tidak kedengaran lagi dewasa ini. Sebab itu, arti yang ketiga

tidak memenuhi syarat bersifat nasional dan tidak terkenal. Karena

tidak bersifat nasional dan tidak terkenal maka segera hilang dari

pemakaian.

10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

Kelangsungan pilihan kata adalah teknik memilih kata yang

sedemikian rupa, sehingga maksud atau pikiran seoarang dapat

disampaikan secara tepat dan ekonomis.

Ketepatan dan keakuratan kata dalam hal diksi akan dapat

dijamin dan tidak akan menimbulkan salah paham apa yang

dirasakan oleh penulis atau pembicara karena, pembicara atau

penulis berusaha secermat mungkin memilih kata untuk mencapai

maksud yang dikehendakinya.

3. Diksi Dalam Kalimat

Penggunaan diksi atau pilihan kata untuk menimbulkan ide yang

tepat dan jelas pada pembaca atau pendengar, tidak hanya dilakukan

pada susunan kata akan tetapi dapat dilakukan pada tataran kalimat,

sehingga menjadi kalimat yang jelas dan efektif. Kalimat efektif adalah

kalimat yang secara tepat dapat mewakili ide pembicara atau penulis

32Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 96

Page 35: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxvii

dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan pikiran

pendengar atau pembaca.33Dengan kalimat efektif seorang

penerjemah dapat menyampaikan pesan-pesan dari bahasa sumber

(BSu) ke bahasa sasaran (BSa) secara jelas. Untuk mencapai

keefektifan kalimat, kalimat efektif harus memenuhi tujuh syarat

berikut, yakni:34

1) Kesepadanan dan Kesatuan Gagasan

Kesepadanan artinya antara pikiran atau perasaan (ide) sama

dengan kalimat yang diucapkan atau ditulis. Kesatuan gagasan

artinya bahwa sebuah kalimat harus utuh mengandung satu ide

pokok atau satu pikiran (tidak menimbulkan salah paham).

Biasanya jika sepadan dengan pikiran dan perasaan, kalimat

dengan sendirnya akan memiliki kesatuan gagasan. Misalnya,

Contoh:

a) Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh

bank yang memberikian kredit. (terdapat subjek ganda dalam

kalimat tunggal).

b) Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.

(memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat

menjadi kacau).

33Ramlan A. Gani. Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 106

34Gani dan Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 107-122

Page 36: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxviii

Kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

a) Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk

membangun gedung sekolah baru.

b) Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.35

Menurut Zaenal Arifin, Kesatuan atau kesepadanan kalimat

memiliki beberapa ciri, seperti yang tercantum di bawah ini:

1. Kalimat itu tidak mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja

membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan dengan

menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk,

pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya

yang ada di depan subjek.

Contoh:

a) Bagi semua Mahasiswa perguruan ini harus membayar uang

kuliah. (salah)

b) Semua Mahasiswa Perguruan ini harus membayar uang

kuliah. (benar)

2. Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

35Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan Bahasa, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2007), h. 147

Page 37: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xxxix

a) penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para guru.

b) Masalah itu saya kurang paham.

Kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

a) Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para guru.

b) Masalah itu bagi saya kurang jelas.

3. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat

tunggal

Contoh:

a) Ayahku membaca koran. Sedangkan Adik membaca buku

pelajaran

b) Buat saya datang terlambat. Sehingga saya tidak dapat

mengikuti matakuliah pertama.

Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

a) Ayahku membaca koran, sedangkan Adik membaca buku

pelajaran.

b) Saya datang agak terlambat sehingga saya tidak dapat

mengikuti matakuliah pertama.

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang

a) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskopvGunting.

Perbaikannya sebagai berikut:

Page 38: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xl

a) Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu.

b) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.36

2) Kepaduan (koherensi)

Yang dimaksud dengan koherensi adalah hubungan yang padu

(koheren) antar unsur kalimat. Satu unsur dengan unsur yang lain

tidak boleh diselingi sebuah kata yang tidak penting dan letak kata

dalam kalimat tidak boleh dipertukarkan. Yang termasuk unsur

pembentuk kalimat adalah kata, frase, klausa, serta tanda baca

yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.

Contoh:

a) Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin

mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas).

b) Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur kalimat tidak

benar/kacau).

c) Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani.

(unsur S-P-O tidak berkaitan erat).

d) Yang saya sudah sarankan kepada mereka adalah merevisi

anggaran itu proyek. (salah dalam pemakaian kata dan frase).

Kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

36E.Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2006), h. 100-102

Page 39: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xli

a) Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

b) Rumah saya baru saja diperbaiki.

c) Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

d) Yang sudah saya sarankan kepada mereka adalah merevisi

anggaran proyek itu.37

3) Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah

kesamaan unsur-unsur yang digunakan secara konsisiten dalam

satu kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur

pertama menggunakan verba, unsur kedua dan seterusnya juga

harus verba. Jika unsur pertama berbentuk nomina, bentuk

berikutnya juga harus nomina. Jika menggunakan aktif, yang lain

juga harus aktif. Demikian pula senbaliknya.

Contoh:

a) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat

katalog, dan buku-buku diberi label.

b) Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha?

c) Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatiannya saya

ucapkan terima kasih.

Kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

37Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, h. 148

Page 40: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xlii

a) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan

katalog, dan pelabelan buku.

b) Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha?

c) Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya

ucapkan terima kasih.38

4) Ketepatan

Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau

kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu

kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.39

Contoh:

a) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga

petang. (salah dalam pemakaian kata sehingga)

b) ....bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka.

(salah memilih kata namun sebagai pasangan kata bukan)

c) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja

dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian,

dia...(salah dalam pemberian frase namun demikian)

Kalimat-kalimat di atas tidak memperhatikan faktor ketepatan

maka, kalimat yang tepat adalah:

38Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, h. 149 39Ibid, h. 149

Page 41: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xliii

a) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai

petang.

b) ...bukan saya yang tidak mau, malainkan dia yang tidak suka.

c) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja

dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun

demikian, dia...40

5) Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan adalah penggunaan kata

atau frase yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak memakai

kata-kata mubazir, tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan

kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, diharapkan

kalimat menjadi padat berisi. Ada beberapa kriteria yang perlu

diperhatikan, antara lain:41

1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan

pengulangan subjek ganda.

Contoh:

a) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b)Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa

presiden datang.

Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

40Finoza, Komposisi Bahasa Indonesi, h. 150 41Arifin dan Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, h. 104

Page 42: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xliv

a) Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa

presiden datang.42

Adapun Contoh lain:

a) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri

mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.

b) Dalam pertemuan yang mana hadir Wakil Gubernur DKI

dilakukan suatu perundingan yang membicarakan tentang

perpakiran.

c) Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik

Anda harus belajar dengan sungguh-sungguh.

Kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:

a) Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.

b) Dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Gubernur DKI

dilakukan perundingan perpakiran.

c) Agar Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik,

belajarlah sungguh-sungguh.43

2) Pemakaian superkoordinat pada hiponim kata. Misalnya,

Kata mawar sudah mencakup bunga

Kata Elang sudah mencakup burung

42Arifin dan Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tingg, h. 104 43Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, h. 151

Page 43: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xlv

Contoh dalam kalimat:

a) Ia memetik bunga mawar.

b) Kemana burung Elang itu terbang?.

Kalimat itu dapat diperbaiki menjadi:

a) Ia memetik Mawar

b) Kemana Elang itu pergi?

3) Penggunaan bentuk panjang yang salah, misalnya,

a) Kamu janganlah membuat kotor kelas ini dengan kotoran

kambing itu.

b) Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang

sering tidak masuk kuliah.

c) Persoalan sepele itu jangan dibuat menjadi besar.

Lebih hemat:

a) Kamu jangan mengotori kelas ini dengan kotoran kambing

itu!

b) Dosen menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah.

Page 44: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xlvi

c) Persoalan sepele jangan dibesarkan.44

4) Penjamakkan kata yang sudah jamak.

a) Para murid-murid (tidak baku)

b) Beberapa orang-orang (tidak baku)

Lebih hemat:

a) Para murid (baku)

b) Beberapa orang (baku).

5) Pengunaan saling+verba resiprokal, misalnya

a) Menjelang berpisah, kedua orang itu saling bersalaman dan

saling bermaafan.

b) Anak-anak itu saling berkelahi satu sama lain sehingga luka

parah.

Lebih hemat:

a) Menjelang berpisah, kedua orang itu saling menyalami dan

saling memaafkan.

b) Anak-anak itu berkelahi sehingga luka parah.

6) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat, misalnya

a) Hanya ini saja yang dapat kuberikan padamu.

44Gani dan Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 113

Page 45: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xlvii

b) Jangankan manusia, kucing saja sangat sayang sekali

kepada anaknya.

Lebih hemat:

a) Ini saja yang dapat kuberikan padamu.

Hanya ini yang dapat kuberikan kepadamu.

b) Jangankan manusia, kucing saja sangat sayang kepada

anaknya.

Jangankan manusia, kucing saja sayang sekali kepada

anaknya.45

6) Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah kemampuan sebuah

kalimat untuk menyatakan sesuatu sesuai dengan logika. Dalam hal

ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (teratur dalam

penghitungan angka dan penomoran).

Contoh:

a) Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing

tergolong binatang antiair).

45Gani dan Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 115

Page 46: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xlviii

b) Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.

(tidak ada hubungan tinggal di asrama putra dengan

mempunyai anak laki-laki).46

7) Penekanan atau ketegasan

Penekanan atau ketegasan ialah peninjilan pada pokok kalimat.

Ada beberapa cara untuk memberikan penonjolan yaitu:

1) Mengubah fungsi kata dalam kalimat, misalnya:

a) Sungguh anggun gadis yang berkerudung putih itu. (yang

ditekankan adalah predikat yaitu anggun).

b) Masjid itu baru didirikan pada tahun 1417 M oleh alim ulama

setempat. (yang ditekankan adalah subjek penderita yaitu

masjid).

2) Menggunakan klimaks atau anti klimaks misalnya:

a) Jangankan melaksanakan salat sunat, salat wajib saja dia

tinggalkan.

b) Jangankan cuma ongkos umrah, ongkos haji pun akan

kuberikan.

c) Jangankan dua kali, sekali pun dia belum pernah datang

untuk bersilaturrahmi ke rumahku.

46Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, h. 152

Page 47: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

xlix

3) Menggunakan tahapan yang logis, misalnya:

a) Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan akan pangan,

sandang, dan papan.

b) Lebaran tahun lalu, kami sekeluarga membeli tiket pergi-

pulang pesawat Sriwijaya Air jurusan Tanjung pandan-

Jakarta.

4) Menggunakan partikel penegas, misalnya:

a) Kami datang, dia pun datang.

b) Bukan hanya kami, saudara pun ikut berbuat salah.47

47Gani dan Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 115

Page 48: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

l

BAB III

GAMBARAN UMUM BUKU ATLAS AL-QUR’AN DAN BIOGRAFI

M. ABDUL GHOFFAR

A. Gambaran Umum Buku Terjemahan Atlas Al-Qur’an

Sejarah adalah sebuah segmen yang penting dalam Al-Qur’an hal ini

dibuktikan melalui isi kandungan Al-Qur’an yang di dalamnya banyak

menyangkut epik sejarah, baik yang terjadi pada masa lalu maupun saat

Al-Qur’an menunjukkan bahwa pengungkapan kisah tersebut mempunyai

bobot yang cukup potensial untuk dijadikan pelajaran yang sangat

berharga dalam mendidik dan membimbing manusia pada perilaku yang

lebih baik dari masa silam.

Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam, memberikan

pengetahuan kepada umatnya untuk mempelajari dan menghayati makna

dan isinya. Al-Qur’an yang bukan saja menetapkan hukum-hukum syariat,

di dalamnya juga menceritakan kejadian-kejadian nabi-nabi terdahulu dan

sebagainya. Kejadian yang disampaikan Al-Qur’an kepada umatnya itu

memang benar terjadi dan nyata.

Di dunia Islam, para ahli tafsir dan para cendikiawan muslim menulis

sejarah yang pernah terjadi pada saat manusia (Adam dan Siti Hawa)

tinggal di bumi hingga sejarah Nabi Muhammad Saw. Tetapi, mereka

Page 49: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

li

hanya menulis buku-buku ensiklopedi atau kamus bahasa yang khusus

memuat nama-nama tempat tapi, itu semua tidak cukup tanpa adanya

letak dan peta yang menggambarkan tempat-tempat misalnya buku az-

Zamakhsyari yang berjudul, Al-Jibal wal Amkinah wal Miyaah, dan buku al-

Fariq Yahya Abdullah al-Ma’lami yang berjudul, Al- A’laam fii Al-Qur’an al-

karim.48

Buku Atlas Al-Qur’an adalah sebuah buku yang menyajikan kisah Al-

Qur’an yang ditulis secara singkat dan sekaligus dilengkapi dengan peta

tempat kejadian itu terjadi. Buku Atlas Al-Qur’an yang diterjemahkan oleh

Abdul Ghoffar memberikan pembuktian kebenaran berbagai fakta

sejarah dan kejadian serta keberadaan umat-umat terdahulu yang

disampaikan oleh Al-Qur’an. Pembuktian ini diperkuat lagi oleh atlas yang

memperjelas letak dan posisi tempat kejadian, tempat tinggal suatu kaum

dan berbagai peristiwa penting seperti gunung Baudza yang merupakan

tempat pertama kali Adam diturunkan, Asqhelon, tempat di mana nabi

Sulaiman as. dulu mendengarkan percakapan sekawan semut dan

kejadian penting yang tidak sempat diabadikan sehingga membantu dan

mempermudah umat Islam untuk mengetahui dan memahami Al-Qur’an

lebih mendalam sekaligus meyakini kebenaran apa yang dikandungnya.

Kitab ini ditulis oleh Dr. Syauqi Abdul Khalil pada tanggal 12 September

tahun 2000 yang diterbitkan oleh penerbit Darul Fikr, Damaskus.

48Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 1-2

Page 50: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lii

B. Biografi M. Abdul Ghoffar

M. Abdul Ghoffar lahir di Tuban pada tanggal 14 Februari 1971. Dia

memulai pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda (1978-

1984), Tuban Jawa Timur. Setelah lulus, dia lalu melanjutkan pendidikan

menengahnya di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo (1984-

1990), Jawa Timur. Pada tahun 1991, dia berangkat ke Jakarta, untuk

melanjutkan pendidikan dan diterima di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam

dan Arab (LIPIA). Pada tahun 1998, dia meraih gelar S.H. (S-1) pada

Fakultas Hukum, Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta.

Dalam bidang penerjemahan, dia sudah mulai menerjemahkan buku

Atlas Al-Qur’an pada bulan Oktober 2006 cetakan pertama dan selain itu,

ia banyak menerjemahkan di berbagai penerbit dengan ratusan buku hasil

terjemahan sejak tahun 1990. Selain menerjemahkan, saat ini menjabat

sebagai Direktur Almahira, penulis dan editor di penerbit Almahira dan PT

Rajagrafindo Persada.

Menurut dia, kitab ini merupakan kitab yang sangat bagus untuk

diterjemahkan agar para pembaca dapat mengetahui kejadian-kejadian

yang terjadi pada masa silam yang termuat di dalam Al-Qur’an beserta

letak-letak kejadian tersebut.

Adapun karya terjemahannya yang bisa Penulis sebutkan adalah:

Page 51: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

liii

• Pustaka Imam asy-Syafi’i, Jakarta

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7 (Ibnu Katsir)

• Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 (Ibnu Katsir)

• Kisah Shahih Teladan Para Nabi Jilid 1 (Syaikh Aalim bin ‘Ied al-

Hilal)

• Pustaka al-Kautsar, Jakarta

• Fikih Keluarga (Syaikh Hasan Ayyub)

• Fikih Wanita edisi Lengkap ( Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah)

• 1001 Tanya Jawab tentang Al-Qur’an (Qasim Asyur)

• 101 Wasiat Rasul untuk Wanita (Syaikh Sa’ad Yusuf Abdul Aziz)

• Jati Diri Muslim (Dr. Muhammad Ali al-Hasyimy)

• dll

• Pustaka Hidayah, Bandung

• Ensiklopedi al-Qur’an (Prof. Dr. Muhammad Sulaiman)

• Fiqih Tasawwuf (Syaikh Abdul Qadir Jaelani)

• Awas! Tipu Daya Setan (Thaha Abdullah al-Afifi)

• Mengenal Allah: Risalah Baru tentang Tauhid (Ahmad Bahjat)

Page 52: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

liv

• dll

• CV Firdaus, Jakarta

• Dipersimpangan Jalan (Fathi Yahan)

• Sistem Kehidupan Rumah Tangga dalam Islam (Muhammad Ali

Ibrahim)

• Membenahi Penyimpangan di kalangan Umat (Dr. Yusuf Qardhawi)

• dll

• Pustaka Azzam, Jakarta

• Kisah para Nabi (Ibnu Katsir)

• 30 Keringanan bagi Wanita (Amr Bin Abdul)

• 30 Larangan bagi Wanita (Amr Bin Abdul)

• dll

• Pustaka Ibnu Katsir, Bogor

• Takut Kepada Allah (Muhammad Syauman bin Ahmad as-Ramli)

• Nasihat Ulama Besar untuk Wanita Muslimah (Syaikh Hamid bin

Ibrahim)

• dll

• Pustaka an-Naba’, Jakarta

• Fikih Jihad ( Dr. Muh. Said Ramadhan al-Bhuthi)

• Fikih Puasa (Dr. Yusuf Qardhawi)

• Pernikahan Dini (Muh. Ali as-Shabuni)

• dll

• Media Dakwah

Page 53: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lv

• Menjadi pendidik Muslim (Dr. Muhammad Ibrahim)

• Rasa Malu dan Budayanya ( Ahmad Salim Uwaidhah)

• dll

• Granada Nadia, Jakarta

• Islam di Persimpangan Jalan (Dr. Yusuf Qardhawi)

• Wahai Putriku tutuplah Auratmu (Dr. Azizah Ali al-Fauziayah)

• dll

• Wacana Lazuardi, Jakarta

• Shalat Jum’at Khusyu’ (Dr. Ali Ahmad asy-Syarif)

• Problematika Kehidupan Rumah Tangga (Syaikh Muhammad Ali

Syaikh)

• dll

• Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta

• Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Dr. Abdul Wahab al-Qathari)

• dll

• Pustaka Panji Mas, Jakarta

• Problematika Pengkafiran di kalangan umat ( (Fathi Yahan)

• dll

• Rajawali, Jakarta

• Tanda-tanda Orang Munafik (Dr. Muh. Mahmud Iwadah)

• Mizan, Bandung

• Demokrasi, Oposisi dan Masyarakat Madani (Dr. Fahmi Huwaidi)

• Almahira

Page 54: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lvi

• Atlas al-Qur’an, Mengungkap Misteri Kebesaran al-Qur’an (Dr.

Syauqi Abdul Khalil)

Adapun karya sebagai editor sebagai berikut:

• Renungan Ba’da Subuh (Syaikh Abdul Hamid al-Bilal)

• Cantik Tanpa Makeup (Dr. Aiman al-Huasini

• Mengapa Kita Mati (Dr. Abdul Muhsin Shalih)

• dll

Adapun karya sebagai penulis sebagai berikut:

• Kamus Indonesia – Arab, Istilah umum dan Kata-kata populer (PT

Rajagrafindo Persada, Jakarta)

• Menyikapi Tingkah Laku Suami, Solusi Islami buat Para Isteri

(Almahira, Jakarta)

• Penyembuhan dengan Do’a & Zikir (Almahira, Jakarta).

Page 55: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lvii

BAB IV

ANALISIS DIKSI BUKU TERJEMAHAN ATLAS ALQUR’AN

A. Analisis Diksi dalam Hubungan dengan Makna

Masalah diksi berkaitan dengan keserasian kata dengan konteks

kalimat, ketidaklazimkan kata yang dipilih (Arkais) atau kata itu

menimbulkan keambiguan makna.49

Penulis menganalisis hasil terjemahan buku terjemahan Atlas Al-

Qur’an tentang bab peperangan yang mengenai diksi dalam hubungannya

dengan makna yang meliputi: kata khusus dan umum, makna konotatif

dan makna denotatif, dan makna referensial implisit.

1. Makna Khusus dan Umum

Salah satu persyaratan dan ketepatan diksi, menurut Gorys Keraf

adalah penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan

kata khusus. Makna khusus adalah makna kata atau istilah yang

pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu.50 Sedangkan makna

49 Syihabuddin, Teori dan Praktek Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: Fakultas Pendidikan, Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h. 183

50Pateda, Semantik Leksikal, h. 106

Page 56: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lviii

umum adalah makna yang menyangkut keseluruhan atau semuanya,

tidak menyangkut yang khusus atau tertentu.51

Penulis menemukan data-data sebagai berikut:

تضمن خطة ،ب رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلمو فى المدينة رت

فى المعرآة اانصر

“Sementara di Madinah, Rasulullah Saw. menyusun langkah-

langkah teknis dan strategi dalam rangka memenangkan

pertempuran.”52

Kata yang bergaris bawah diterjemahakan “langkah-langkah,

teknis, dan strategi” kurang tepat. Kata “langkah-langkah”, “teknis”,

dan “strategi” mempunyai makna masing-masing. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1989), Langkah mempunyai makna 1. gerakan kaki

(ke depan, ke belakang, ke kiri, ke kanan) waktu berjalan, 2. jarak

antara kedua kaki waktu melangkah ke muka, 3. sikap, tindak tanduk.

Teknis mempunyai makna bersifat atau mengenai. Sedangkan strategi

mempunyai makna siasat dalam perang. Kamus kontemporer

mengartikan kata adalah rencana.53 Kata rencana merupakan خطة

kata umum. Dari ketiga kata tersebut, menurut Penulis lebih cocok

51Ibid, h. 131 52Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 244 53Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudhor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, (Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, 1996), h. 844

Page 57: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lix

dengan menggunakan kata strategi, karena kata tersebut mempunyai

makna siasat perang. Namun, penerjemah menerjemahkan dengan

kata khusus yang sekaligus yaitu, langkah-langkah, teknis, dan

strategi. Maka, menurut Penulis, kata strategi lebih cocok digunakan

karena, maknanya lebih khusus jika melihat kata sesudahnya “dalam

rangka memenangkan pertempuran”. Menurut Penulis, terjemahan di

atas sebagai berikut, “Sementara di Madinah, Rasulullah Saw.

menyusun langkah-langkah dalam rangka memenangkan

pertempuran.”

Juga terdapat dalam kalimat

فقطنخالتومجموع ما أحرق ست

“keseluruhan pohon kurma yang dibakar itu ada enam batang

saja”54

Kata نخالت mempunyai arti makna umum yaitu “pohon”, akan

tetapi penerjemah tidak menerjemahkan dengan arti umum. Tetapi, ia

menulis dengan makna kata khusus “batang” untuk mendapatkan

gambaran yang khusus. Menurut Penulis, terjemahan tersebut,

“Keseluruhan pohon kurma yang dibakar itu ada enam pohon saja.”

Juga terdapat kalimat

54Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 264

Page 58: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lx

وعز عليهم أن واهللا ال أجد ما أحملكم عليه، فتولوا ولهم بكاء،

وال حمال نفقةيحسبوا عن الجهاد وال يجدون

“Demi Allah, aku tidak mendapatkan kendaraan untuk membawa

kalian. Maka, mereka pun kembali sambil menangis. Mereka bersedih

karena mereka tidak bisa ikut berjihad, sementara mereka tidak

memiliki apa-apa, makanan maupun kendaraan yang bisa mereka

sumbangkan untuk berjuang di jalan Allah.”55

Kata yang bergaris bawah نفقة diterjemahkan penerjemah yaitu

makanan. Dalam kamus kontemporer kata نفقة berarti biaya.56Menurut

Penulis, biaya mempunyai arti makna umum. Tetapi, penerjemah

menerjemahkan kata tersebut dengan makna yang khusus yaitu

makanan. Dalam Bahasa sumber, penulis asli menulis dengan gagasan

makna yang umum yaitu biaya. Namun, penerjemah menerjemahkan

kata نفقة dengan makna khusus yaitu, makanan sebagai gambaran

yang lebih khusus. Penerjemahan di atas menjadi, “Demi Allah, aku

tidak mendapatkan kendaraan untuk membawa kalian. Maka, mereka

pun kembali sambil menangis. Mereka bersedih karena mereka tidak

bisa ikut berjihad, sementara mereka tidak memiliki apa-apa, biaya

55Ibid, h. 314 56Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudhor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, h. 1934

Page 59: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxi

maupun kendaraan yang bisa mereka sumbangkan untuk berjuang di

jalan Allah.

Terdapat pula pada kalimat:

وبعد ا لعودة آان ا العقاب عقابا لطيفا ناجعا، ا لمقاطعة وهم طلقاء

بين ا لنا س

“Setelah kembali dari peperangan, mereka akan memperoleh

hukuman yang lembut lagi ringan, yaitu pemutusan hubungan, sedang

mereka dibiarkan bebas di tengah-tengah umat manusia.”57

Kata yang diberi garis bawah ini termasuk kata yang dikategorikan

makna umum. Hal ini dikarenakan pesan yang disampaikan oleh teks

asli bisa dipahami dengan mudah ketika membaca teks terjemahan.

Namun maksud kata ini adalah kata khusus yaitu, masyarakat,

Berdasarkan analisa Penulis, kata سا لنا menyangkut seluruh manusia

yang bukan hanya pada daerah tertentu melainkan seluruh dunia,

maka kata ini lebih cocok dengan masyarakat yang mengandung

makna yang lebih khusus. Menurut penulis, penerjemahan di atas

sebagai berikut, “Setelah kembali dari peperangan, mereka akan

memperoleh hukuman yang lembut lagi ringan, yaitu pemutusan

57Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 316

Page 60: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxii

hubungan, sedang mereka dibiarkan bebas di tengah-tengah

masyarakat.

2. Makna Denotatif dan konotatif

Makna Denotatif adalah kata atau kelompok kata yang didasarkan

atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa

yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat.58 Menurut Harimurti,

makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu

di luar bahasa atau yang didasarkan pada konvensi tertentu. Jadi,

makna denotatif adalah makna sebenarnya, makna yang tidak

dihubungkan dengan faktor-faktor lain, baik yang berlaku pada

pembicara maupun pada pendengar.

Konotasi adalah pandangan baik-buruk atau positif-negatif yang

diberikan oleh sekelompok masyarakat bahasa terhadap sebuah

kata.59 Makna konotasi menurut Gorys Keraf merupakan suatu jenis

makna di mana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai

emosional,60misalnya kata amplop yang sebenarnya bermakna

‘sampul surat’, dalam masyarakat dewasa ini memiliki konotasi yang

buruk atau negatif karena kata amplop itu memiliki pula makna ‘uang

sogok’ atau ‘uang suap’ seperti, Beri saja amplop, maka urusan kita

58Pateda, Semantik Leksikal, h. 98 59Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h.

391 60Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 2006), Cet ke-6. h. 29

Page 61: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxiii

akan cepat sekali! Jadi makna konotasi merupakan makna yang

mengandung perasaan senang-tidak senang misalnya, kata ‘sapi’.

Dalam kalimat ’kamu seperti sapi’ mungkin dalam masyarkat selain

umat Hindu akan merasa dilecehkan, namun dalam masyarakat Hindu

sapi merupakan hewan yang dianggap suci.

Penulis menemukan data yang berkaitan dengan pembahasan ini,

sebagai berikut:

يحسن القتاللم يلق محمد من : وقالوا

“Bahkan mereka berkata, “Muhammad tidak pernah menghadapi

ahli perang.”61

Penerjemah menerjemahkan kata يحسن القتال sebagai ahli perang,

mungkin yang dimaksud penulis kitab ini adalah pejuang yang

tangguh. Pejuang yang tangguh mengandung makna yang emosional.

Penerjemah mengartikan kata tersebut dengan ahli perang dengan

makna denotatif artinya memiliki makna yang mengenakkan.

Sedangkan yang dimaksud penulis di sini adalah makna konotatif.

Terdapat pula pada kalimat:

أربع ليال بين مكة والمدينة فيريققطع الطاعة موآبا رسلت خز أ

61Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 242

Page 62: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxiv

“Kabilah Khuza’ah mengirim satu rombongan yang memotong jalan

antara Mekah dan Madinah dalam waktu empat hari.”62

Kata قطع diterjemahkan sebagai memotong kurang tepat.

Penerjemah menerjemahkan dengan memotong dengan makna

konotatif. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata

memotong mempunyai makna lebih cocok untuk memotong dengan

barang yang tajam seperti memotong kain.63 Sedangkan memotong

yang dimaksud adalah memotong jalan yang artinya melintasi

perjalanan supaya lebih dekat. Maksud dari penulis asli di sini adalah

makna denotatif. Menurut Penulis, kata tersebut lebih cocok dengan

kata memintasi karena memintasi mempunyai makna mengambil jalan

pintas, menempuh jalan yang terdekat. Sehingga penerjemahan di

atas sebagai berikut, “Kabilah Khuza’ah mengirim satu rombongan

yang memintas jalan antara Mekah dan Madinah dalam waktu empat

hari.”

األرض خير لنا من لبطنل محمد أصحاب هؤالء القوم واهللا لئن قت

ظهرها

62Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 273 63Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), h. 1204

Page 63: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxv

“Demi Allah, seandainya Muhammad membunuh orang-orang itu,

niscaya perut bumi lebih baik bagi kita daripada permukaanya.”64

Kata yang diberi garis bawah ini termasuk kata yang dikategorikan

makna konotatif. Hal ini dikarenakan pesan yang disampaikan oleh

teks asli bisa dipahami dengan mudah ketika membaca teks

terjemahan. Namun, maksud kata ini adalah makna denotatif yaitu, apa

yang ada di dalam bumi atau isi bumi, Berdasarkan analisa penulis,

perut memberikan makna yang emosional akan tetapi, penerjemah

menerjemahkan kata ini dengan makna konotatif. Jadi menurut

penulis, penerjemahan di atas sebagai berikut, “Demi Allah,

seandainya Muhammad membunuh orang-orang itu, niscaya isi bumi

lebih baik bagi kita daripada permukaanya.”

Terdapat pula pada kalimat:

علنيةلخيانةغزوة بني قريظة قصاص عادل

“Perang bani Quraidzah merupkan balasan yang adil dan setimpal

atas pengkhianatan yang dilakukan secara terang-terangan.”65

Kata yang bergaris bawah di atas mempunyai makna konotatif

yang menimbulkan rasa emosional atau memiliki rasa yang kurang

64Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 242 65Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h.278

Page 64: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxvi

menggenakkan. Menurut penulis, penerjemahan di atas sebagai

berikut, “Perang bani Quraidzah merupkan balasan yang adil dan

setimpal atas pengkhianatan yang dilakukan secara terang-terangan.”

Kata pegingkaran lebih cocok sehingga memiliki rasa yang

mengenakkan.

3. Makna Referensial Emplisit

Makna referensial (referential meaning) adalah makna yang

langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata.66

Menurut Palmer “reference deals with the relatitionship between the

linguistic elements, words, sentences, etc, and the nonlinguistic world

of experience” (hubungan antara unsur-unsur linguistik berupa kata-

kata, kalimat-kalimat, dan dunia pengalaman yang nonlinguistik).

Makna referensial merupakan isi informsi atau sesuatu yang

dikomunikasikan dan disusun dalam struktur semantis.67

66Pateda, Semantik Leksikal, h. 125 67Mildred L. Larson, Penerjemah Berdasar Makna, Pedoman Untuk Pemadanan Antar

Bahasa, (Jakarta: Arcan, 1989), h. 41

Page 65: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxvii

Informasi implisit adalah informasi yang diungkapkan secara jelas

dengan unsur leksikal dan bentuk gramatikal.68 Dari definisi tersebut

Penulis tidak perlu menyinggung analisis informasi implisit.

Informasi implisit atau makna tertentu dibiarkan implisit karena

struktur bahasa sumbernya. Hal demikian disebabkan oleh informasi

itu sudah tercakup di bagian lain dalam bentuk teks itu atau karena

informasi sudah dikenal oleh situasi komunikasi itu, akan tetapi

informasi itu harus disampaikan oleh penerjemah, karena informasi itu

merupakan bagian makna yang ingin disampaikan. Penulis

menemukan data-data tersebut pada kalimat:

رسائل إلى الملوك ـه7ل اهللا صلى اهللا عليه وسلم سنة أرسل رسو

واألمراء يدعوهم فيها إلى اإلسالم

“Pada tahun 7 H, Rasulullah mengirimkan beberapa surat kepada

beberapa orang raja dan penguasa yang mengajak mereka supaya

memeluk Islam.”69

Terjemahan di atas mengandung makna implisit. Dalam Bsu kata

yang bergaris bawah orang. Akan tetapi penerjemah menyebutkan

informasi implisit. Walaupun diksi yang dipilih kurang tepat. Penulis

menerjemahkan kalimat tersebut sebagai berikut, “Pada tahun 7 H,

68Ibid, h. 41 69Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 302

Page 66: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxviii

Rasulullah mengirimkan beberapa surat kepada beberapa raja dan

penguasa untuk memeluk Islam.

فكانت مؤتة لتأ ديب شرحبيل الغساني وقتل رسول رسول اهللا،

“Yang kemudian dia membunuh utusan Rasulullah dan perang

Mu’tah meletus sebagai pemberian pelajaran terhadap Syurahbil al-

Ghassani.”70

Penerjemahan yang diberi garis bawah mengandung makna

implisit yang tidak disebutkan. Akan tetapi penerjemah menyebutkan

informasi implisit. Penulis berpendapat diksi di atas kurang tepat oleh

karena itu, Penulis menerjemahkan sebagai berikut, “kemudian dia

membunuh utusan Rasulullah hingga terjadilah perang Mu’tah sebagai

balasan terhadap Syarhabil al-Ghassani.”

Terdapat pula pada kalimat:

الذي تمكن من تحقيق انسحاب , قدمت الراية لسيف اهللا خالد بن الوليد

ون خسائرمأمون د

“Dia berhasil menarik mundur pasukan dengan aman, tanpa

kerugian berarti dan tanpa korban.”71

70Ibid, h. 302 71Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 314

Page 67: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxix

Penerjemahan di atas mengandung makna implisit yang tidak

disebutkan oleh penulis asli (Bsu). Akan tetapi penerjemah

menerjemahkan dengan menyebutktan informasi impilist. Menurut

Penulis, diksi yang dipilih lebih tepat jika diterjemahkan sebagai

berikut, “Dia berhasil menarik mundur pasukan dengan aman, tanpa

ada kerugian.”

Terdapat pula kalimat:

ولرد هذه الجموع طريقتان

“Ada dua cara untuk mengahalau dan melawan pasukan

tersebut.”72

Penerjemahan di atas mengandung makna implisit yang tidak

disebutkan oleh penulis asli (Bsu). Akan tetapi penerjemah

menerjemahkan dengan menyebutktan informasi impilist. Menurut

Penulis, diksi yang dipilih lebih tepat jika diterjemahkan sebagai

berikut, “ada dua cara untuk melawan pasukan tersebut.”

B. Analisis Keserasian Makna dalam Penerjemahan Atlas Al-Qur’an pada Bab

Peperangan.

72Ibid, h. 303

Page 68: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxx

Kesepadanan kata dalam penerjemahan banyak melibatkan proses

pemadanan dalam suatu konteks kalimat. Kesepadanan banyak

dipengaruhi oleh ketepatan pilihan kata.

1. Tidak Diterjemahkan

Dalam hal ini, Penulis menemukan data, ada kata yang seharusnya

diterjemahkan oleh penerjemah namun tidak diterjemahkan. Seperti

kalimat di bawah ini:

قتلين دية إلى بني النضير يستعينهم في – مع عدد من أصحابه –خرج رسول اهللا

من بني عامر

“Bersama beberapa orang sahabatnya, Rasulullah Saw. pergi

menuju kepada bani Nadhir untuk meminta bantuan mengenai

pembayaran diyat bagi dua orang bani Amir yang terbunuh.”73

Kata Diyat diterjemahkan apa adanya terasa kurang tepat. Karena

tidak semua pembaca mengerti kata ini. Maenurut penulis, kata ini

seharusnya diterjemahkan “tembusan” sehingga dapat membantu

para pembaca memahaminya. Menurut Penulis, penerjemahan di atas

sebagai berikut, “Bersama beberapa orang sahabatnya, Rasulullah

73Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 265

Page 69: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxi

Saw. pergi menuju kepada bani Nadhir untuk meminta bantuan

mengenai tembusan bagi dua orang bani Amir yang terbunuh.”

Juga terdapat pada kalimat:

يسيرةجزيةفصالح على ) العقبة(و أتاه يحنة ابن رؤبة صاحب أيلة

“Kemudian beliau didatangi oleh Yohanna ibn Ru’bah, penguasa

Allah (Aqabah), untuk mengajak berdamai dan mau membayar jizyah

dalam jumlah yang tidak banyak.”74

Kata Jizyah diterjemahkan apa adanya sehingga terasa kurang

tepat. Karena tidak semua pembaca mengerti kata ini. Penulis

berpendapat, kata ini lebih baik diterjemahkan “pajak atau upeti”,

sehingga dapat membantu para pembaca memahami kata tersebut.

Jadi penerjemahan tersebut sebagai berikut, “Kemudian beliau

didatangi oleh Yohanna ibn Ru’bah, penguasa Allah (Aqabah), untuk

mengajak berdamai dan mau membayar pajak dalam jumlah yang tidak

banyak.”

2. Kerancuan dalam menerjemahkan

رؤي بعد ذلك منهم قتلفمن

“Barang siapa di antara mereka yang terlihat setelah ini, akan

dibunuh.”75

74Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 314

Page 70: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxii

Kata من diartikan “barang siapa”, kata tersebut sudah tidak

relevan pada masa sekarang. Penulis menerjemahkan kata tersebut

dengan kata “siapa saja”.

رسول اهللا ومن معه من المسلمين حيثوبعد سفارات إلى الحديبية

“Setelah melakukan perjalanan ke Hudaibiyah, di mana

Rasulullah Saw dan orang-orang muslim yang ikut bersama beliau.”76

Kata حيث diartikan “di mana”, kata tersebut digunakan dalam

konteks bertanya, yakni untuk menanyakan tempat. Misalnya, Di

mana dia sekarang?.77 Menurut Penulis, kalimat tersebut terasa

rancu dalam bahasa Indonesia dan kalimat tersebut lebih cocok

sebagai berikut, “Setelah melakukan perjalanan ke Hudaibiyyah,

Rasulullah Saw dan orang-orang muslim yang ikut bersama beliau.”

بنى النضير إلى – مع عدد من أصحابه –خرج رسول اهللا

“Bersama beberapa orang sahabatnya, Rasulullah Saw. pergi

menuju kepada bani Nadhir.”78

75Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 265 76Ibid, h. 289 77Zaenal Arifin dan Farid Hadi, Seribu Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Akademika Pressindo,

2001), h. 81 78Ghoffar, Atlas Al-qur’an, h. 265

Page 71: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxiii

Penerjemahan di atas terasa rancu, kata yang bergaris bawah

diterjemahkan dengan “menuju” dan “kepada”. Menurut penulis, إلى

cukup diterjemahkan dengan menuju karena kedua kata tersebut

sangat berlebihan. Menurut penulis, terjemahan di atas sebagai

berikut, “Rasulullah Saw. bersama beberapa sahabatnya pergi

menuju bani Nadhir.”

C. Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata

Gaya bahasa kiasan dibentuk berdasarkan perbandingan atau

persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain,

berarti mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan antara dua hal.79

Penulis menganalisis hasil terjemahan Atlas Al-Qur’an pada pembahasan

ini mengenai gaya bahasa yang meliputi dua gaya bahasa yaitu, simile dan

metafora.

1. Simile (persamaan)

Gaya bahasa kiasan persamaan atau simile yaitu perbandingan

yang bersifat eksplisit, artinya penulis langsung menyatakan sesuatu

hal dengan hal yang lain, dan menggunakan kata seperti dan

diumpamakan sebagai petunjuknya.

79Keraf , Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 23

Page 72: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxiv

: ل رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم نوفل بن معاوية الديلي وسأ

ثعلب فى , يارسول اهللا: فأجاب ) ما ترى فى المقام عليهم ؟ نوفل،يا(

حجر إن اقمت عليه أخذته و إن ترآته لم يضرك

“Rasulullah Saw. bertanya kepada Naufal bin Mu’awiyah ad-Daili,

“Hai Naufal, bagaimana pendapatmu mengenai posisi kami terhadap

mereka?” Naufal menjawab,”Wahai Rasulullah, mereka seperti srigala

di dalam liang batu. Jika menyerangnya, engkau akan dengan mudah

membunuhnya. Dan jika engkau biarkan, dia tidak akan

membahayakan dirimu.”80

Kata yang bergaris bawah di atas adalah bentuk dari simile. Kata

“mereka atau penduduk Thaif” diibaratkan Srigala yang mempunyai

sifat seperti srigala. Srigala adalah makna asli yaitu binatang yang

buas. Dengan demikian, penduduk Thaif keadaanya seperti sifat-sifat

yang dimiliki srigala yang buas.

2. Metafora

Dalam bahasa Arab, metafora (perumpamaan) sering disebut

dengan kata amtsal. Metafora adalah semacam analogi yang

80Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 311.

Page 73: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxv

membandingkan dua hal secara langsung.81 Berbeda dengan simile

yang membandingkan dua hal menggunakan penunjuk sedangkan

metafora menurut Gorys Keraf adalah semacam analogi yang

membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk

singkat, dan langsung tanpa menggunakan penunjuk kesamaan.82

Dalam hal ini, penulis menemukan data sebagai berikut:

ل يريهم أنما يراد بهم القتوأشار بيده إلى حلقه أنه الذبح، نعم،: قال

“Maka Abu Lubabah menjawab, “Bagus” sembari mengisyaratkan

tangannya ke leher yang berarti sembelih.”83

Pada penerjemahan di atas terkandung gaya bahasa metafora.

Menurut Penulis, tangannya diasosiasikan sebagai pedang. Tangan

merupakan bagian tubuh manusia. Sembelih mengandung arti

membunuh. Jadi, tangan yang diisyaratkan ke leher yang berarti

membunuh.

لسيف اهللا خالد بن الوليد قدمت الراية وبعد استشهاد األمراء الثالثة،

“Panji kepemimpinan diserahkan kepada pedang Allah, Khalid bin

Walid.”84

81Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), h. 129 82Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Puataka Utama, 2002), h. 139. 83Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, h. 279

Page 74: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxvi

Kata yang bergaris bawah di atas mengandung gaya bahasa

metafora. Khalid bin Walid diibaratkan pedang Allah. Kata pedang

merupakan makna asli yang berfungsi sebagai alat memotong atau

menyembelih. kata pedang dibandingkan dengan Khalid bin Walid

sebagai sifat pemberani yang dimiliki Khalid Bin Walid yang tidak takut

menghadapi lawan.

Terdapat pula pada kalimat:

ولكنه ما جعل التسامح موقفا معتقد قوي ومتسامح معا،اإلسالم

تحميةللتسامح قوة بل جعل يلتقى بسبيه الضربات والمؤامرات،امهتز

“Islam merupakan keyakinan yang sangat kuat sekaligus penuh

toleransi. Tapi, Islam tidak menjadikan toleransi ini sebagai sikap yang

membuatnya justru memperoleh serangan dan ancaman

persengkongkolan. Sebaliknya, dia jadikan toleransi ini sebagai

kekuatan yang dapat melindunginya.”85

Terjemahan di atas mengandung gaya bahasa metafora. Menurut

penulis,التسامح (toleransi) dibandingkan dengan قوة (kekuatan).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Toleransi adalah sifat atau

sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang

84Ibid, h. 303 85Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, (Jakarta: Almahira, 2005), h. 227.

Page 75: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxvii

masih diperbolehkan.86 Sedangkan kekuatan adalah perihal kuat,

keteguhan.87 Toleransi merupakan makna asli yang diibaratkan

sebagai kekuatan.

86Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 1204

87Ibid, h. 605

Page 76: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxviii

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Abdul Ghoffar dalam menerjemahkan buku Atlas Al-qur’an lebih

menekankan kepada metode penerjemahan bebas dan harfiah, namun

penerjemahan yang dilakukan dengan kedua metode tersebut tidak

menghilangkan ide atau gagasan penulis. Dalam permasalahan diksi atau

pemilihan kata masih kurang dengan syarat-syarat ketepatan dan kesesuaian

diksi. Ada beberapa kata yang dipilh oleh penerjemah tidak mewaklili maksud

penulis. Ada tiga garis besar mengenai diksi. Pertama, Diksi mencakup

pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu

gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat, dan

gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi. Kedua, pilihan kata

atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa

makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk

menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nila rasa yang

dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan

sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kata-kata atau

pembendaharaan kata bahasa itu.

Penerjemah tidak memperhatikan beberapa syarat ketepatan diksi

atau pilihan kata dalam hubungannya dengan makna, yaitu:

Page 77: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxix

a. Membedakan secara cermat kata khusus dan umum

Makna khusus adalah makna kata atau istilah yang

pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Sedangkan makna

umum adalah makna yang Sedangkan makna umum adalah makna

yang menyangkut keseluruhan atau semuanya, tidak menyangkut

yang khusus atau tertentu.

b. Membedakan makna denotasi dan konotasi

makna denotasi adalah makna sebenarnya, makna yang tidak

dihubungkan dengan faktor-faktor lain, baik yang berlaku pada

pembicara maupun pada pendengar. sedangkan makna konotasi

pandangan baik-buruk atau positif-negatif yang diberikan oleh

sekelompok masyarakat bahasa terhadap sebuah kata.

c. Simile dan metafora

Simile adalah perbandingan yang langsung menyatakan

sesuatu hal dengan hal yang lain, dan menggunakan kata seperti

dan diumpamakan sebagai petunjuknya. Sedangkan metafora

adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung.

A. Rekomendasi

Kajian diksi pada buku terjemahan Atlas Al-Qur’an masih

partikular, karena hanya membahas pada analisis diksi pada bab

peperangan, khususnya dalam melihat kajian makna denotatif dan

Page 78: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxx

konotatif, makna umum dan khusus, dan referensial emplisit. Dengan

demikian cakupan kajian diksi lain seperti dalam kajian diksi dalam

kalimat, gaya bahasa, dan lainnya tidak dibahas dalam penelitian ini.

Karenanya tema-tema yang belum dibahas tersebut dapat dijadikan

penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

‘al-Qatthan, Manna, Mabahits fi ‘ulum AL-qur’an, Riyadh: Mansyurat al-Ashr al-

Hadits, Tt.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi, Jakarta: Akademika Pressindo, 2006, Cet.8.

Burdah, Ibnu, Menjadi Penerjemah, metode dan wawasan menerjemah Teks Arab

(Yogyakarta, 2004), Cet.1.

Chaer, Abdul, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2000, Cet.I.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1989, Cet.2.

Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan

Bahasa, 2007, Cet.13.

Ghoffar, M. Abdul, Atlas Al-qur’an, Jakarta: Almahira, 2005, Cet.2.

Page 79: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxxi

Gani, Ramlan A. dan Fitriyah, Mahmudah, Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta:

UIN Press, 2007.

Hanafi, Nurrohman, Teori dan Seni Menerjemahkan, Ende: Nusa Indah, 1986, Cet.1.

Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: PT

Pustaka Rizki Putra, 2002,

Hidayatullah, Moch Syarif, Diktat II Teori dan Permasalahan Penerjemahan.

Hoed, Benny Hoedoro, Penerjemahan dan Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya, 2006.

Keraf , Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, Cet.

XVI.

-----------, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, Cet. XIII

Kridalaksana, Harimurti, kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993,

Cet.3.

Machali, Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakarta: Gramedia, 2000, Cet.1.

Mansyur, Moh dan Kustiawan, Pedoman bagi Penerjemah Arab-Indonesia,

Indonesia-Arab, Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002.

Nababan, Rudolf, Teori Menerjemah Bahasa Inggris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1999.

Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001, Cet.2.

Rofi’i, Dalil fi al-Tarjamah; Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia Jakarta: Persada

Kemala, tt.

61

Page 80: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxxii

Rahardi, Kunjana, Seni Memilih kata, Peranti dan Strategi Komunikasi Profesional

Efektif dalam Wahana Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusantara, 2007.

Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:

Medan English Press, 2002, Cet.2.

Syihabuddin, Teori dan Praktek Penerjemahan Arab-Indonesia, Bandung: Fakultas

Pendidikan, Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, Cet.1.

Yusuf, Suhendra, Teori Terjemah: Pengantar ke arah Pendekatan Linguistik dan

sosiolinguistik, Bandung: CV Mandar Maju, 1994, Cet.1.

Larson, Mildred L, Penerjemah Berdasar Makna, Pedoman Untuk Pemadanan Antar

Bahasa, Jakarta: Arcan, 1989.

Page 81: Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7408/1/JONI... · gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis

lxxxiii