18
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN PURWOMANGGUNG TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh : NUR WIDIANINGSIH B300130156 PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN

SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN

PURWOMANGGUNG TAHUN 2011-2015

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh :

NUR WIDIANINGSIH

B300130156

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN – S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

i

Page 3: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

ii

Page 4: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

iii

Page 5: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

1

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN

SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN

PURWOMANGGUNG TAHUN 2011-2015

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Disparitas Pendapatan dan Pengembangan

Sektor Unggulan Antar Daerah di Kawasan Purwomanggung Tahun 2011-

2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi disparitas pendapatan

antar kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung dan mengidentifikasi sektor

ekonomi unggulan kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung. Penelitian

dilakukan di lima kabupaten/kota: Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo,

Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung. Analisis data

menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis

Location Quotient (LQ), Shift Share dan analisis tipologi klassen sektoral untuk

mengidentifikasi sektor unggulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

disparitas pendapatan antar daerah di masing-masing kabupaten/kota terkategori

rendah (0,325) dan cenderung meningkat. Berdasarkan analisis Location Quotient

(LQ), Shift Share, dan tipologi klassen sektoral menunjukkan bahwa sektor

unggulan di Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung terdapat persamaan,

yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan

Kabupaten Temanggung adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

Sedangkan Kota Magelang yaitu sektor konstruksi dan sektor perdagangan besar

dan eceran.

Kata kunci: Disparitas Pendapatan, Sektor Unggulan, Produk Domestik

Regional Bruto, Jumlah Penduduk

ABSTRACT

This study entitled "Analysis Income Disparity and Development Leading Sectors

Between Regions in the Region Purwomanggung 2011-2015 years". The purpose

of this study are to analyse income disparity among regencies in the Region

Purwomanggung and to identify leading economic sectors between regions in the

Region Purwomanggung. The study covers five regencies: the region Purworejo,

the region Wonosobo,the region Magelang, the city Magelang and the region

Temanggung. Data were analyzed using a Index Williamson to determine

economic disparity, analysis Location Quotient, Shift share, and Klassen

typology sectoral to identify leading economics sectors. The results show that the

income disparity among regencies was low (0,325) and tended to increase. Based

on there Location Quotient, shift share and klassen typology sectoral show that

leading economic sectors in the region Purwomanggung there are equation i.e. :

the region Purworejo, the region Wonosobo,the region Magelang, and the

region Temanggung is The agricultural, forestry and fisheries sector. While the

city Magelang is Construction sector and trade large and retail sectors.

Keywords: Income Disparity, Leading Sector, Gross regional domestic product,

the population

Page 6: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

2

1. PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya dan membentuk suatu pola

kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan

lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan

ekonomi) dalam daerah tersebut (Arsyad, 1999). Keberhasilan pembangunan

suatu daerah bisa dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya.

Pembangunan tidak selalu berjalan secara sistemik. Beberapa daerah

mengalami pertumbuhan yang cepat, sedangkan daerah lain mengalami

pertumbuhan yang lebih lambat. Pertumbuhan yang tidak merata dan distribusi

pendapatan yang tidak berpihak pada kesejahteraan masyarakat merupakan

kondisi mayoritas pembangunan daerah di Indonesia saat ini.

Jawa Tengah merupakan Provinsi di Pulau Jawa yang tidak lepas dari

permasalahan ketidakmerataan pertumbuhan. Melalui Perda Provinsi Jawa

Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009-2029, Pemerintah Provinsi membentuk delapan kawasan

kerjasama antar daerah yang dipandang dapat dimanfaatkan sebagai upaya

pemerataan pembangunan di dalam suatu kawasan. Kawasan Purwomanggung

merupakan satu dari delapan kawasan kerjasama yang ada di Provinsi Jawa

Tengah yang juga memiliki ketidakmerataan dalam pembangunan daerahnya.

Tujuan dari dibentuknya kawasan kerjasama ini adalah daerah yang berada dalam

satu kawasan saling bekerjasama dan berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan pembangunan. Kawasan ini terdiri dari Kabupaten

Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan

Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan data BPS Jawa Tengah, menunjukkan bahwa PDRB

kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung setiap tahunnya meningkat. PDRB

yang terbesar terdapat pada Kabupaten Magelang sedangkan PDRB yang terkecil

terdapat pada Kota Magelang. PDRB Kabupaten/Kota di Kawasan

Purwomanggung mempunyai perbedaan yang signifikan. Nilai PDRB Kota

Page 7: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

3

Magelang jauh di bawah rata-rata dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan jika pusat pembangunan dan pusat

perekonomian masih terpusat pada satu wilayah-wilayah tertentu yang

menyebabkan ketidakmerataan pendapatan antar kabupaten/kota di kawasan

Purwomanggung.

Penyebab ketidakmerataan antar daerah ini dapat disebabkan oleh

perbedaan potensi antar daerah yang dimiliki baik potensi sumber daya alam,

potensi sumber daya manusia maupun infrastruktur yang ada di masing-masing

daerah tersebut. Ketimpangan harus segera diatasi karena dikhawatirkan

ketimpangan akan semakin besar dan dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam

perekonomian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan

perekonomian di suatu daerah adalah dengan menganalisis dan menggali sektor-

sektor yang memang memiliki keunggulan komparatif maupun keunggulan

kompetetif. Mengetahui sektor unggulan di setiap daerah penting untuk dilakukan,

mengingat kontribusi sektor unggulan ini terhadap perkembangan perekonomian

suatu daerah cukup memberikan andil yang besar (Oky, 2014).

Berdasarkan uraian di atas, studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

ketimpangan yang terjadi antar kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung serta

mengidentifikasi sektor apa saja yang bisa dikembangkan untuk mengurangi

kesenjangan antar wilayah.

2. METODE PENELITIAN

2.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Jawa

Tengah berupa data PDRB Jawa Tengah dan PDRB kabupaten/kota kawasan

Purwomanggung serta data jumlah penduduk.

2.2. Metode Analisis Data

2.2.1. Analisis Indeks Williamson

Untuk mengetahui ketimpangan pembangunan antar daerah yang

terjadi di Kawasan Purwomanggung dapat dianalisis dengan menggunakan

indeks ketimpangan regional (regional Inequality) yang disebut sebagai

Page 8: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

4

Indeks Ketimpangan Williamson. Adapun rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut (Tambunan, 2003):

IW = √∑( )

Di mana, Yi adalah PDRB per kapita kabupaten/kota i, adalah

rerata PDRB perkapita kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung, i

adalah Jumlah Penduduk kabupaten/kota i, dan N adalah Jumlah Penduduk

kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung.

2.2.2. Analisis Location Quotient

Mengidentifikasi sektor unggulan menggunakan analisis Location

Quotient.

LQ = ⁄

Keterangan:

LQi = Location Quotient

vi = Nilai sektor i di Kabupaten/kota

vt = Total nilai PDRB Kabupaten/kota

Vi = Nilai sektor i PDRB Provinsi

Vt = Total nilai PDRB Provinsi

Interpretasi nilai LQ dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Jika nilai LQ > 1 menunjukkan sektor bersangkutan merupakan sektor

basis yang menjadi kekuatan kabupaten untuk mengekspor produknya

keluar kabupaten.

2. Jika nilai LQ = 1 menunjukan kecenderungan sektor bersangkutan

bersifat tertutup karena tidak melakukan transaksi ke dan dari luar

kabupaten.

3. Jika nilai LQ < 1 menunjukan sektor bersangkutan menjadi pengimpor

atau pangsa sektor bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan

pangsa sektor bersangkutan di tingkat Provinsi.

Page 9: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

5

2.2.3. Anallisis Shift-Share

Adapun rumus dari analisis Shift Share yang digunakan adalah

sebagai berikut (Widodo, 2006):

1) Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah:

Dij = Nij + Mij + Cij

2) Pengaruh pertumbuhan ekonomi referensi:

Nij = Eij x rn

3) Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran

industri (industry mix):

Mij = Eij (rin – rn)

4) Pergeseran diferensial (diferential shift) atau pengaruh keunggulan

kompetitif:

Cij = Eij (rij – rin)

Dimana:

Dij = Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah

Nij = Pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi

Mij = Pengaruh bauran industri

Cij = Keunggulan kompetitif

Eij = kesempatan kerja di sektor i daerah j

Ein = kesempatan kerja di sektor i nasional

rij = laju pertumbuhan di sektor i daerah j

rin = laju pertumbuhan di sektor i nasional

rn = laju pertumbuhan ekonomi nasional

2.2.4. Analisis Tipologi Klassen

Digunakan untuk memperoleh klasifikasi pertumbuhan sektor

perekonomian wilayah kabupaten/kota. Analisis Tipologi Klassen

digunakan dengan tujuan mengidentifikasi posisi sektor perekonomian

kabupaten/kota dengan memperhatikan sektor perekonomian Provinsi

sebagai daerah referensi. Analisis ini menghasilkan empat klasifikasi

Page 10: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

6

sektor dengan karakteristik yang berbeda (Sjafrizal, 2008) sebagai

berikut:

Tabel 1

Klasifikasi Sektor PDRB Menurut Tipologi Klassen

Kuadran I

Sektor yang maju dan tumbuh pesat

si > s dan ski > sk

Kuadran II

Sektor maju tapi tertekan

si < s dan ski > sk

Kuadran III

Sektor bekembang cepat

si > s dan ski < sk

Kuadran IV

Sektor tertinggal

si < s dan ski < sk

Sumber: Sjafrizal (2008)

Keterangan:

s = laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB Provinsi Jawa

Tengah

si = laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB di Kawasan

Purwomanggung

sk = kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

ski = kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB di Kawasan

Purwomanggung

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Disparitas Pendapatan

Berdasarkan perhitungan Indeks Williamson, maka dapat diketahui

disparitas pendapatan yang terjadi di Kawasan kerjasama kabupaten/kota

Purwomanggung 2011-2015 menunjukkan bahwa disparitas distribusi

pendapatan yang terjadi tergolong rendah dengan rata-rata disparitas 0,325. Hal

ini menunjukkan ketimpangan ekonomi wilayah di Kawasan Purwomanggunng

rendah karena rata-rata disparitas di Kawasan Kabupaten/kota Purwomanggung

masih dibawah 0,35. Meskipun disparitas pendapatan di Kawasan

Kabupaten/kota Purwomanggung tergolong rendah, namun ada kecenderungan

disparitas Kawasan Purwomanggung dari tahun 2011-2015 semakin

meningkat.

Page 11: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

7

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa

Kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung pada tahun 2011-2015 terdapat

disparitas. Analisis Indeks Williamson menjelaskan bahwa disparitas yang

terjadi masih tergolong rendah, namun Indeks Williamson juga menjelaskan

terdapat kecenderungan peningkatan disetiap tahunnya.

3.2. Analisis Sektor Unggulan

3.2.1. Analisis Location Quotion

Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung

selama periode tahun 2011-2015 dapat secara rinci hasil analisis LQ, bahwa yang

menjadi sektor basis dengan nilai LQ > 1, empat sektor tertinggi pada kabupaten

Purworejo adalah sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa kesehatan dan Kegiatan

Sosial, sektor Transportasi dan Pergudangan, dan sektor Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan. Kemudian Kabupaten Wonosobo adalah sektor Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor

Pengadaan Air, Pengelolaaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, dan sektor Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Selanjutnya Kabupaten Magelang adalah sektor

Pertambangan dan Penggalian, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan,

sektor Jasa Lainnya dan sektor Jasa Pendidikan. Pada Kota Magelang empat

sektor basis tertinggi adalah Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan

sosial Wajib, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial, sektor Pengadaan Listrik

dan Gas, dan sektor Transportasi dan Pergudangan. Kabupaten Temanggung

adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, sektor Transportasi dan Pergudangan, dan sektor Jasa kesehatan dan

Kegiatan Sosial.

3.2.2. Analisis Shift-Share

Hasil analisis Shift Share di Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung

tahun 2011-2015 menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jawa Tengah (Nij) terhadap perekonomian Kabupaten/kota kawasan

purwomanggung menunjukkan nilai positif pada semua sektor ekonomi, sektor

Page 12: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

8

tersebut memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten/kota

Kawasan Purwomanggung. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar empat

sektor teratas pada kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung adalah sektor

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Industri Pengolahan, sektor

Konstruksi dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor, kecuali pada Kota Magelang dimana empat sektor teratas adalah sektor

Industri Pengolahan, sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan sektor Administrasi Pemerintah,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Maka melihat hal itu sektor tersebut

berpotensi untuk dikembangkan dari urutan empat teratas.

Hasil dari pengaruh bauran industri (Mij) Kabupaten/kota kawasan

Purwomanggung, menyatakan pengaruh pertumbuhan sektor akibat adanya

bauran industri. Sektor-sektor berpotensi ekonomi yang mendapat pengaruh

bauran industri dan mempunyai nilai positif dari tahun 2011-2015 dari kelima

kabupaten/kota kawasan Purwomanggung terdapat 11 sektor ekonomi. Namun

untuk kota Magelang hanya 10 sektor ekonomi. Dari semua sektor ekonomi yang

bernilai positif, sektor Jasa Pendidikan merupakan sektor yang bernilai paling

tinggi diantara sektor lainnya. Sektor-sektor yang bernilai positif tumbuh relatif

lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di Tingkat Provinsi Jawa

Tengah.

Hasil pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) Kabupaten/kota Kawasan

Purwomanggung sektor yang strategis pada periode 2011-2015 setiap

kabupaten/kota berbeda-beda. Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa, dimana

sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang bernilai positif tertinggi dan

strategis. Kabupaten Wonosobo sektor yang menunjukkan nilai positif tertinggi

adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Selanjutnya untuk Kabupaten

Magelang menunjukkan dimana sektor Industri Pengolahan adalah sektor yang

bernilai positif tertinggi. Kemudian Kota Magelang sektor Industri Pengolahan

merupakan sektor yang bernilai positif terbesar. Kabupaten Temanggung

menunjukkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran merupakan sektor bernilai

positif terbesar. Sektor-sektor yang bernilai positif menunjukkan tingkat

Page 13: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

9

kompetitifan yang semakin tinggi dibanding dengan sektor yang sama di tingkat

perekonomian Provinsi Jawa Tengah.

3.2.3. Analisis Tipologi Klassen

Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Purworejo yang termasuk dalam

sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Real Estate,

sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian

sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,

sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor

Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan. Selanjutnya sektor berkembang

cepat adalah hanya ada sektor Industri Pengolahan. Sektor tertinggal adalah

sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Kontruksi,

sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan

sektor Penyediaan akomodasi dan Makan Minum.

Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Wonosobo yang termasuk dalam

sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor sektor Pengadaan

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan

Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa

Keuangan dan Asuransi, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

Kemudian sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan, sektor Jasa Pendidikan dan sektor Jasa Lainnya. Selanjutnya sektor

berkembang cepat adalah sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi,

dan sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.

Sektor tertinggal adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri

Pengolahan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Real Etate, dan sektor Jasa

Perusahaan.

Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Magelang yang termasuk dalam

sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Pertambangan

Page 14: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

10

dan Penggalian, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan

akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, dan sektor Jasa

Pendidikan. Selanjutnya sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor, sektor Real Estate, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor

berkembang cepat adalah sektor Industri Pengolahan, sektor Konstruksi, sektor

Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Jasa Perusahaan dan sektor Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial. Sektor tertinggal adalah hanya ada sektor Pengadaan Listrik

dan Gas. Pada sektor ini pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam

menangani sektor-sektor tersebut.

Hasil klasifikasi sektoral Kota Magelang yang termasuk dalam sektor

maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Pengadaan Listrik dan

Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor

Informasi dan Komunikasi, dan sektor Jasa Pendidikan. Selanjutnya sektor maju

tapi tertekan adalah sektor Kontruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor

Penyediaan akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi,

sektor Real Estate, sektor Jasa Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor berkembang cepat adalah hanya ada

sektor Industri Pengolahan. Sektor tertinggal adalah hanya sektor Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan.

Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Temanggung yang termasuk dalam

sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Perdagangan

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan

Pergudangan, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor maju tapi tertekan

adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Administrasi

Page 15: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

11

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Pendidikan.

Selanjutnya sektor berkembang cepat adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas,

sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi, dan sektor Jasa Perusahaan.

Sektor tertinggal adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri

Pengolahan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minium, dan sektor Real

Estate.

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan Analisis Disparitas dengan menggunakan Indeks Williamson

menunjukkan adanya ketimpangan antar Kabupaten/kota di kawasan

Purwomanggung tahun 2011-2015. Analisis Indeks Williamson menjelaskan

bahwa ketimpangan yang terjadi tergolong rendah (0,325), namun Indeks

Wllamson juga menjelaskan terdapat kecenderungan disparitas pendapatan yang

meningkat di setiap tahunnya. Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), Shift

Share, dan tipologi klassen sektoral menunjukkan bahwa sektor unggulan di

Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung terdapat persamaan, yaitu Kabupaten

Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kabupaten

Temanggung adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sedangkan Kota

Magelang yaitu sektor konstruksi dan sektor perdagangan besar dan eceran.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka beberapa

saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi tingkat disparitas pendapatan yang terjadi antar daerah di

kawasan Purwomanggung, kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah

dalam pembangunan ekonomi adalah dengan memperhatikan aspek

pemerataan distribusi pemerataan. Pemerintah perlu memperbaiki

infrastruktur dan sarana yang menjadi faktor-faktor pada pemerataan

pendapatan daerah agar lebih baik.

2. Untuk pemerintah Kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung perlu

mempertahankan sektor-sektor potensial yang telah menjadi sektor basis di

Page 16: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

12

masing-masing daerah dan meningkatkan sektor-sektor yang tertinggal agar

dapat menjadi sektor unggulan.

3. Kebijakan pembangunan yang memprioritaskan pada sektor yang relatif

tertinggal (kuadran IV) tanpa mengabaikan sektor yang sudah maju dan

tumbuh pesat pada kuadran I.

DAFTAR PUSTAKA

Abipraja, Soedjono, 2002. Perencanaan pembangunan di Indonesia : konsep,

model, kebijaksanaan, instrumen serta strategi, Airlangga University

Press, Surabaya.

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Regional. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Aswandi, H. dan Kuncoro M. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan:

Struktur Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia. Volume 17 Nomor 1.

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Website BPS: http://jateng.bps.go.id/. diakses

tanggal 9 September 2016.

Badan Pusat Statistik. 2014. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten/kota Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

Tengah: Jawa Tengah.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Cahyono, S. Andy dan Wahyu Wisnu Wijaya.2014. “Identifikasi Sektor Ekonomi

Unggulan Dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Di Sub Das

Bengawan Solo Hulu”. JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi

Kehutanan. Vol. 11, No. 1.

Dewi, Oky Nirmala. 2014. “Analisis Disparitas Pendapatan dan Pengembangan

Sektor Unggulan di Pulau Jawa Tahun 2008-2012”. Jurnal Surakarta.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.

Glasson, J. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang.

Jakarta: LPFEUI.

Insani, Khairul. 2014. “Analisis Disparitas Pendapatan dan Pengembangan

Sektor Unggulan Antar Wilayah di Kawasan Bregas Tahun 2007-2011”.

Jurnal Surakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas

Maret.

Page 17: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

13

Iswanto, Denny. 2015. “Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota Dan

Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Timur”. Yayasan Al-Kahfi

Kota Tangerang Selatan. Signifikan Vol. 4 No.

Khairunnisa, Astari dan Paidi Hidayat. 2014. “Analisis Disparitas Pembanngunan

Ekonomi Antar Kecamatan di Kota Medan”. Jurnal Ekonomi dan

Keuangan. Vol. 3. No. 7.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Analisis Spasial dan Regional. Yogyakarta: AMP

YKPN.

Rachbini, Didik J. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Restiatun. 2009. “Identifikasi Sektor Unggulan Dan Ketimpangan

Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal

Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lambung Mangkurat. Vol. 10, No. 1.

Ratnasari, Emma Dewi. 2014. “Sectors Analysis and Determination of GDP

Forming Leading Sector in District Kebumen. Jurnal Fokus Bisnis.

Volume 13, Nomor 1.

Soebagiyo, Daryono dan Arifin Sri Hascaryo. 2015.“Analisis Sektor Unggulan

Bagi Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Jawa Tengah”. Jurnal Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media.

Sjafrizal. 2012. Ekoonomi Wilayah dan Perkotaan . Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Tambunan, Tulus. 2014. Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Trenggonowati, Dr. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis edisi

pertama. BPFE: Yogyakarta.

Widodo, Tri. 2014. Perencanaan Pembangunan Aplikasi Komputer. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN

Yasa, I Komang Oka Artana dan Sudarsana Arka. 2015.“Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Antardaerah Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Bali”. Jurusan Ekonomi

Page 18: ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN …eprints.ums.ac.id/50105/2/NASKAH PUBLIKASI .pdfAnalisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location

14

Pembanginan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana. Vol.8,

No.1.

Handayani, Yuni Mastuti. 2012. “Analisis Sub-Sektor Unggulan di Kabupaten

Pemalang Tahun 2001-2010”. Ekonomi Regional. Vol. 7. No. 2.