11
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368 358 ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA Rini Rochmaniza 1 , Raja masbar 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected] Abstract This research examained to determine the relationship of macroeconomic variables and Composite Stock Price Index in Indonesia. Variabel macroeconomic is the interest rate Bank of Indonesia (SBI), inflation, exchange rate of rupiah against the US dollar, gold price, and Money Supply. Analysis model used in this study is Vector Autoregressive (VAR) using monthly data from June 2005 to December 2015. The results showed that a significant relationship between exchange rate, money supply and composite stock price index. When interest rates and the money supply increases will affect the value of the combined stock price index. Tests of cointegration indicate that all six variables examined, money supply, exchange rate, inflation, interest rate of Central Bank Indonesia, price of gold, and stock price index have a long-term equilibrium relationship (cointegration relationship). The results suggest the Central Bank Indonesia is look after to supervice exchange rate stability, regulating the money supply existing in the community. For further research, it is recommended to use measurement indicators with other financial variables that can compare how much the relationship between variablesdecision of composite stock price index in Indonesia. Keywords: SBI, Inflation, Money Supply, Kurs, CSPI.. Abstrak Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel makroekonomi dan Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia.variabel makroekonomi yang dimaksud adalah Suku Bunga Bank Indoensia (SBI), Inflasi, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, Harga Emas, dan Jumlah Uang Beredar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregressive (VAR) dengan menggunakan data bulanan dari bulan Juni 2005 sampai dengan bulan Desember 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Nilai tukar, Jumlah uang beredar terhadap indeks harga saham gabungan. Ketika suku bunga dan jumlah uang beredar meningkat akan mempengaruhi nilai indeks harga saham gabungan. Pengujian dari uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada ke enam variabel yang diuji yaitu jumlah uang beredar, nilai tukar (kurs), inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga emas, dan indeks saham gabungan memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang (hubungan kointegrasi). Berdasarkan penelitian ini Bank Indonesia diharapkan mampu menjaga kestabilan nilai tukar, menjaga jumlah uang beredar yang ada di kalangan masyarakat. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar menggunakan indikator pengukuran dengan variabel keuangan lainnya sehingga dapat membandingkan seberapa besar hubungan antara variabel penentu indeks harga saham gabungan di Indonesia. Kata Kunci : SBI, Inflasi, JUB, KURS, IHSG.

ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

358

ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA Rini Rochmaniza1, Raja masbar2

1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected]

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected]

Abstract

This research examained to determine the relationship of macroeconomic variables and Composite Stock Price Index in Indonesia. Variabel macroeconomic is the interest rate Bank of Indonesia (SBI), inflation, exchange rate of rupiah against the US dollar, gold price, and Money Supply. Analysis model used in this study is Vector Autoregressive (VAR) using monthly data from June 2005 to December 2015. The results showed that a significant relationship between exchange rate, money supply and composite stock price index. When interest rates and the money supply increases will affect the value of the combined stock price index. Tests of cointegration indicate that all six variables examined, money supply, exchange rate, inflation, interest rate of Central Bank Indonesia, price of gold, and stock price index have a long-term equilibrium relationship (cointegration relationship). The results suggest the Central Bank Indonesia is look after to supervice exchange rate stability, regulating the money supply existing in the community. For further research, it is recommended to use measurement indicators with other financial variables that can compare how much the relationship between variablesdecision of composite stock price index in Indonesia. Keywords: SBI, Inflation, Money Supply, Kurs, CSPI..

Abstrak

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel makroekonomi dan Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia.variabel makroekonomi yang dimaksud adalah Suku Bunga Bank Indoensia (SBI), Inflasi, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, Harga Emas, dan Jumlah Uang Beredar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregressive (VAR) dengan menggunakan data bulanan dari bulan Juni 2005 sampai dengan bulan Desember 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Nilai tukar, Jumlah uang beredar terhadap indeks harga saham gabungan. Ketika suku bunga dan jumlah uang beredar meningkat akan mempengaruhi nilai indeks harga saham gabungan. Pengujian dari uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada ke enam variabel yang diuji yaitu jumlah uang beredar, nilai tukar (kurs), inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga emas, dan indeks saham gabungan memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang (hubungan kointegrasi). Berdasarkan penelitian ini Bank Indonesia diharapkan mampu menjaga kestabilan nilai tukar, menjaga jumlah uang beredar yang ada di kalangan masyarakat. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar menggunakan indikator pengukuran dengan variabel keuangan lainnya sehingga dapat membandingkan seberapa besar hubungan antara variabel penentu indeks harga saham gabungan di Indonesia.

Kata Kunci : SBI, Inflasi, JUB, KURS, IHSG.

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

359

PENDAHULUAN

Peran aktif lembaga pasar keuangan (finance market) sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara.Saat ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar keuangan karena memiliki peranan penting bagi penguatan ketahanan ekonomi, Pasar keuangan merupakan tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana untuk mendanai kegiatan usahanya. Pasar keuangan juga merupakan tempat penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan menanamkan ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Pasar keuangan didukung oleh lembaga-lembaga yang membuat pasar keuangan berkerja. Tanpa lembaga tersebut pasar keuangan tidak akan mampu menggerakkan dana-dan dari investor (penabung) ke pengguna dana yang memiliki peluang-peluang investasi produktif. Hal ini membuat lembaga-lembaga tersebut memliki peranan penting dalam perekonomian (Mishkin, 2011).

Lembaga keuangan lainnya dapat dibagi menjadi menjadi beberapa bagian, pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market) kedua pasar tersebut merupakan pasar tradisional dari pasar keuangan. Instrumen pasar uang meliputi sekuritas jangka pendek, likuid, dan rendah resiko. Sedangkan instrumen pasar modal meliputi sekuritas jangka panjang dan lebih beresiko (Bodie, Kane, & Marcus, 2006).

Pasar keuangan menghubungkan gejolak perubahan variabel makroekonomi dan kebijakan pemerintah secara langsung dengan keseharian pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian.Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal dianggap sebagai sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan suatu negara. Pasar modal juga merupakan tolak ukur untuk menilai kondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal merupakan untuk mengelola aliran dana dari para investor kepada peminjam dari satu investor ke peminjam dana yang lain (Cornett, Adair Jr, & Nofsinger, 2012). Variabel makroekonomi yang memiliki hubungan secara langsung maupun tidak langsung berasal dari beberapa faktor baik dari dalam negri maupun luar nergri, seperti jumlah uang beredar, nilai tukar, tingkat suku bunga, inflasi yang merupakan faktor dari dalam negri.Dan harga emas dunia yang merupakan faktor yang berasal dari luar negeri (Boediono, 1997).

Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya menigkatkan kegiatan perekonomian (Dornbusch, Fischer, & Startz, 2008). Didalam pasar modal terdapat dua pasar yaitu pasar primer(primary market)dan pasar sekunder(secondary market). Pasar perdana adalah pasar abstrak dimana terjadi penawaran dan penjualan efek oleh suatu perusahan go public atau disebut juga IPO (intial public offering). Dalam hal ini penawaran dan penjualan efek dilakukan oleh penjamin utama emisi, penjamin emisi, dan agen penjualan.efek yang baru diterbitkan oleh emiten terlebih dahulu diperdagangkan di pasar primer sebelum diperdagangkan di pasar sekunder. Sedangkan pasar sekunder merupakan tempat bagi investor untuk membeli ataupun menjual kembali efek yang dimilikinya, pasar ini diharapkan dapat mencapai likuiditas efek. Pada pasar sekunder harga efek terjadi atas dasar kekuatan permintaan dan penawaran (Samsul, 2006).

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk melihat perkembangan pasar modal di Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Harga Saham Gabungan

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

360

ini mengalami pergerakan atau perubahan setiap harinya. Hal ini terjadi karena perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan. Melalui indeks harga saham gabungan ini, seorang investor dapat melihat kondisi pasar apakah sedang bergairah (bullish) atau lesu (bearish). Adanya hubungan timbal balik antara variabel makroekonomi dan indeks harga saham menjadi penting untuk diketahui, agar para investor dapat memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan informasi dari nilai IHSG dan dapat digunakan sebagai indikator untuk merumuskan kebijakan stabilitasi ekonomi saat ini. Sebagai salah satu instrumen perekonomian, pasar modal tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang dilingkungannya seperti lingkungan ekonomi makro (Hen, Arsad, & Hasan, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Makroekonomi Ilmu makroekonomi merupakan salah satu konsentrasi dari ilmu ekonomi, ilmu

makroekonomi berfokus pada kebijakan ekonomi dan peristiwa tingkat konsumsi, investasi, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, jumlah uang beredar, suku bunga. Ruang lingkup makroekonomi yaitu interaksi antara keseluruhan individu dan negara, kondisi makroekonomi suatu negara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan negara tersebut. Ada beberapa variabel makroekonomi yang dapat memengaruhi saham perusahaan yaitu suku bunga, nilai tukar, jumlah uang beredar,inflasi (Samsul, 2006).

Ketika perekonomian membaik para investor akan mengakumulasikan dana yang mereka punya untuk membeli atau menjual saham, akibat adanya perubahan pada variabel makroekonomi akan memengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual sahamnya, kegiatan jual beli saham akan membuat perubahan harga saham yang akhirnya akan berpengaruh kepada indeks harga saham (Samsul, 2006).

Teori Investasi Teori investasi portofolio keuangan adalah investasi berbagai instument keuangan yang

dapat diperdagangkan pada pasar uang dan pasar saham dengan tujuan memperbanyak return dan kemungkinan resiko, instrumen keuangan meliputi saham, obligasi, deposito, dan indeks harga saham (Samsul, 2006).

Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting, sebagai wahana penyaluran dana

dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang kekurangan dana) secara efisien. Akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang tanpa adanya pasar modal. Hal ini mengakibatkan perusahaan akan menanggung biaya modal yang lebih tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan kegiatan perekonomian nasional menjadi terganggu. Melalui mekanismenya pasar modal juga dapat mengalokasikan dana yang tersedia kepada pihak yang yang paling produktif yang dapat menggunakan dana tersebut, sehingga pasar modal juga berfungsi untuk mengalokasikan dana secara optimal (Hatta, 2012).

Indeks Harga Saham Gabungan Indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa

dibandingkan dengan suatu peristiwa lainnya. Angka Indeks Harga Saham adalah angka – angka yang menjadi ukuran situasi pasar modal, yang dapat digunakan untuk membandingkan peristiwa dan sebagai alat analisis. Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu nilai yang

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

361

digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Pengertian dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut (Sunariyah, 2011).

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

362

Kerangka pemikiran

Sumber : (Bekhet & Matar, 2013) setelah ada perubahan.

Gambar 1 . Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini ada enam variabel makroekonomi yang akan diuji yaitujumlah uang

beredar, suku bunga, kurs, inflasi dan harga emas.Yang akan diuji untuk melihat apakah terdapat hubungan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) Indoneisa. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2015.

Sumber dan Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data

bulanan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2015. Keseluruhan data diperoleh dari IMF data, yahoo finance, FRED (Frederal Reserve Bank) dan instansi pemerintah yang terkait serta literatur yang berhubungan dengan judul penelitian ini. Dengan jumlah sampel data sebanyak n=124.

Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan subjek dari penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:

1) SPI (stock price index) adalah keseluruhan nilai harga saham gabungan Indonesia atau IHSG.

2) SBI adalah suku bunga Bank Indonesia yang diukur dengan persentase(%). 3) KURS adalah nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang diukur dengan

satuan rupiah. 4) JUB adalah jumlah uang beredar Indonesia yang diperhitungkan dalam miliar rupiah 5) INF adalah tingkat inflasi Indonesia yang diukur dengan persentase(%). 6) HE(GLD) adalah harga emas dunia yang dihitung dengan satuan USD dollar.

Model Analisis Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif

dengan menggunakan model VAR (Vector Auti Regression). Metode ini digunakan untuk melihat hubungan antar variabel serta kemudian memberikan penjelasan yang dianalisis dari setiap variabel yang di uji. Metode ini didasari bahwa semua variabel bukan saja dapat berlaku sebagai variabel endogen tetapi juga dapat berlaku sebagai variabel eksogen. Hal ini dapat terjadi

Suku Bunga

Nilai Tukar

Inflasi

Harga emas

IHSG

JUB

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

363

karena dengan menggunakan pendekatan struktural atas permodelan persamaan simultan yang biasanya menerapkan teori ekonomi di dalam usahanya untuk mendeskripsikan hubungan antar variabel yang diuji. Akan tetapi, sering ditemukan bahwa teori ekonomi saja ternyata tidak cukup dalam menyediakan spesifikasi yang ketat dan tepat atas hubungan dinamis antar veriabel. Terkadang proses estimasi dan inferensi bahkan menjadi lebih rumit karena keberadaan variabel endogen di kedua sisi persamaan (endogenitas variabel di sisi dependen dan independen). Metode VAR ini yang kemudian muncul sebagai jalan keluar atas permasalah ini melalui pendekatan non-struktural atau merupakan model tidak teoritis (ateoritis) (Widarjono, 2009).

Secara umum model VAR dengan variabel endogen ditunjukkan oleh persamaan berikut (Widarjono, 2009) :

Ynt = β01 + ∑ β���� 12Y1t- i + ∑ α�

��� 12Y2t- i + ... + ∑ η���� 1nYnt- i + ent ..................................... (1)

Parameter α dan β mempunyai dimensi N x r, (N: jumlah peubah dan r: derajat kointegrasi). Derajat kointegrasi menunjukkan berapa panjang hubungan jangka panjang di antara peubah yt dari model.

Model VAR berbeda dengan model persamaan simultan. Model persamaan simultan dibangun melalui dua langkah yaitu: harus mengklasifikan variabel dalam dua kategori yaitu variabel endogen (dependen) dan variabel eksogen (independen) dan, harus membuat pembatas kepada parameter di dalam model agar model bisa teridentifikasi. Sedangkan model VAR hanya perlu mempertimbangkan dua hal, yaitu, tidak perlu membedakan antara variabel endogen dan variabel eksogen. Semua variabel baik endogen maupun eksogen yang dipercaya saling berhubungan seharusnya dimasukkan di dalam model, namun juga bisa memasukkan variabel eksogen di dalam VAR, dan untuk melihat hubungan antara variabel di dalam VAR, dibutuhkan sejumlah kelambanan variabel yang ada. Kelambanan ini diperlukan untuk menangkap efek dari variabel tersebut terhadap variabel yang lain di dalam model. Selain itu, model VAR adalah model linier dan menganggap semua variabel ekonomi adalah saling tergantung dengan yang lain. Sedangkan model VAR hanya perlu mempertimbangkan dua hal, yaitu:

1. tidak perlu membedakan antara variable endogen dan variabel eksogen. Semua variabel baik endogen maupun eksogen yang dipercaya saling berhubungan seharusnya dimasukkan di dalam model, namun juga bisa memasukkan variabel eksogen di dalam VAR.

2. untuk melihat hubungan antara variabel di dalam VAR, dibutuhkan sejumlah kelambanan variabel yang ada. Kelambanan ini diperlukan untuk menangkap efek dari variabel tersebut terhadap variabel yang lain di dalam model. Selain itu, model VAR adalah model linier dan menganggap semua variabel ekonomi adalah saling tergantung dengan yang lain.

(Widarjono, 2009) menyatakan bahwa dalam melakukan pemodelan VAR, hanya diperlukan dua hal yang perlu dispesifikasikan, yaitu:

1. Variabel endogen dan eksogen yang diyakini berinteraksi dalam suatu sistem sehingga dimasukkan sebagai bagian dari sistem yang ingin dimodelkan.

2. Jumlah lag optimum yang diperlukan untuk menangkap pengaruh-pengaruh yang dimiliki masing-masing variabel terhadap variabel lainnya.

Keunggulan dari analisis VAR antara lain : 1. Dalam model VAR semua variable dianggap variabel endogen. 2. Estimasinya sederhana, dimana metode Ordinary Least Square (OLS) biasa dapat

diaplikasikan pada tiap-tiap persamaan secara terpisah.

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

364

3. hasil perkiraan (forecast) yang diperoleh dengan menggunakan metode ini dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan menggunakan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun. Analisis VAR juga merupakan alat analisis yang dapat merepresentasikan adanya

hubungan timbal balik (interrelationship) antara variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. Tahap-tahap penggunaan analisis VAR yaitu analisis unit root test, uji Granger Causality, dan penetuan lag optimal. Berdasarkan dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis hubungan variabel makroekonomi dan indeks harga saham gabungan Indonesia maka model VAR yang digunakan adalah sebagai berikut :

SPI� = �� + ��SBIt + ������+ �����+ ������+ ������+ ��................................ (2)

Defenisi operasional variabel: SPI: Indeks Harga Saham (indeks harga saham gabungan) SBI : Suku Bunga Bank Indonesia JUB: Jumlah Uang Beredar EX : Nilai Tukar (Kurs) INF : Inflasi GLD : Harga Emas �� : ErrorTerm

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis dan Pembahasan Model VAR

Uji Akar Unit Uji stasioner dilakukan untuk melihat apakah data masing-masing variabel sudah stasioner

atau tidak stasioner. Uji stasioneritas yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan Phillips-Perron test with drift. Hasil pengujian stasioneritas data time series untuk masing-masing variabel yaitu, jumlah uang beredar, nilai tukar (kurs), inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga emas, dan indeks saham gabungan pada tabel 1

Tabel 1 Hasil uji stasioneritas menggunakan phillip-perron test

Variabel Kesimpulan D[IHSG(-1)] Stasioner pada first different

D[JUB(-1)] Stasioner pada first different

D[KURS(-1)] Stasioner pada first different

D[INF(-1)] Stasioner pada first different

D[SBI(-1)] Stasioner pada first different

D[HE(-1)] Stasioner pada first different Sumber: Hasil Uji Akar Unit, diolah menggunakan Eviews7 (2016)

Pengujian akar unit pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jumlah Uang Beredar (JUB), nilai tukar (KURS), Inflasi (INF), Suku Bunga Bank Indonesia (SBI), Harga Emas (HE) belum stasioner pada tingkat at level sehingga perlu dilakukan pengujian kembali, pada tingkat

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

365

First difference ke enam variabel tersebut telah stasioner, hal ini dapat dibuktikan dengan cara melihat nilai ADF dari semua variabel lebih besar dari nilai critical value, dengan demikian data tersebut sudah bisa digunakan dalam pengujian penelitian ini.

Uji Kausalitas Granger Uji kausalitas Granger digunakan untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel

dalam penelitian, yaitu jumlah uang beredar, nilai tukar (kurs), inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga emas, dan indeks saham gabungan Jika hasil pengujian menunjukkan H0 ditolak, maka terdapat hubungan kausalitas antara satu variabel dan variabel lainnya ini ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2 Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. IHSG does not Granger Cause KURS 123 5.04030 0.0009

KURS does not Granger Cause IHSG 0.49446 0.7398

IHSG does not Granger Cause HE 123 0.91806 0.4561 HE does not Granger Cause IHSG 2.22887 0.0702

INF does not Granger Cause IHSG 123 1.60089 0.1789 IHSG does not Granger Cause INF 1.23921 0.2983

JUB does not Granger Cause IHSG 123 1.76676 0.1404 IHSG does not Granger Cause JUB 3.75656 0.0066

SBI does not Granger Cause IHSG 123 0.87921 0.4788 IHSG does not Granger Cause SBI 0.32118 0.8633

Sumber:uji kausalitas Granger diolah dengan menggunakan Eviews 7 (2016)

Hasil pengujian Granger menunjukkan bahwa antara variabel indeks harga saham gabungan dan nilai tukar tidak ditemukan hubungan yang terlalu erat, hanya hubungan satu arah yaitu nilai tukar memengaruhi indeks harga saham gabungan dengan tingkat probabilitas 0,0009 yang artinya hipotesis Null ditolak. Dan variabel jumlah uang beredar dan indeks harga saham gabungan mempunyai hubungan searah, jumlah uang beredar memengaruhi indeks harga saham gabungan dengan tingkat probabilitas 0,0066 yang artinya hipotesis Null ditolak.

Hubungan antara nilai tukar dengan indeks harga saham gabungan ,memiliki hubungan positif, artinya jika nilai tukar rupiah terhadap dollar naik, maka akan meningkkatkan indeks harga saham gabungan naik. Hubungan jumlah uang beredar dengan indeks harga saham gabungan memiliki hubungan yang positif artinya jika jumlah uang beredar naik, akan membuat indeks harga saham gabungan meningkat.

Pada saat jumlah uang beredar bertambah akan mengakibatkan jumlah uang nominal yang dipegang oleh masyarakat akan lebih banyak sehingga orang akan menginvestasikan uangnya untuk mendapat keuntungan dari cara membeli saham hal ini yang kemudian akan meningkatkan harga indeks saham gabungan. Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar naik maka akan meningkatkan dengan nilai indeks harga saham gabungan hal ini terjadi apa bila nilai saham memiliki pertambahan permintaan, jika mata nilai tukar rupiah secara nominal naik, maka akan mengakibatkan naiknya harga saham sesuai dengan teori permintaan harga barang akan naik apa bila permintaannya bertambah, hal ini terjadi apa bila nilai tukar rupiah terhadap dollar secara nominal naik atau banyak orang yang akan meningkatkan investasi dengan cara membeli saham dan akan meningkatkan permintaan saham sehingga harga saham akan naik. Dari kedua

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

366

alasan diatas lah mengapa suku bunga dan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap indeks harga saham gabungan.

Uji Kointegrasi Uji kointegrasi merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

keseimbangan jangka panjang pada model yang telah dipilih dan dibentuk. Tujuan uji kointegrasi adalah untuk mengetahui apakah residual regresi kointegrasi stationer atau tidak, apabila variabel telah terkointegrasi maka diduga dalam jangka panjang terdapat hubungan antar variabel yang diuji. Dalam sistem jangka panjang dapat diperoleh dari variabel-variabel yang tidak stationer sekalipun, asalkan terjadi kointegrasi pada variabel-variabel tersebut sehingga didapatkan kombinasi linear antar variabel yang bersifat stationer. Pengujian kointegrasi dilakukan dengan memperoleh hubungan jangka panjang antar variabel. Pengujian kointegrasi dalam penelitian ini dengan menggunakan Johansen Cointegration Test.

Hubungan kointegrasi dapat dibuktikan dengan melihat Trace Statistic dan Max Eigen Statistic dengan membandingkan dengan nilai Critical Value pada tingkat kepercayaan 1-10 persen.

Tabel 3 Uji Kointegrasi Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.308450 125.6312 95.75366 0.0001 At most 1 * 0.227876 80.63515 69.81889 0.0053 At most 2 * 0.181475 49.08479 47.85613 0.0381

Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.308450 44.99600 40.07757 0.0129 Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber:hasil uji kointegrasi diolah menggunakan Eviews 7 (2016)

Nilai dari Trace Statistic dari uji kointegrasi sebesar 125.6312 lebih besar dari nilai kritis 0,05 sebesar 95.75366, yang artinya dalam permodelan ada satu persamaan yang terkointegrasi. Sehingga pengujian dari uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada ke enam variabel yang diuji yaitujumlah uang beredar, nilai tukar (kurs), inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga emas, dan indeks saham gabungan memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang (hubungan kointegrasi).

KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel makroekonomi jumlah uang beredar dan

nilai tukar (kurs), memiliki hubungan pengaruh dengan indeks harga saham gabungan Indonesia. Berdasarkan hasil dari uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa: Hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dollar dengan indeks harga saham gabungan berpengaruh signifikan positif artinya jika nilai rupiah terhadap dollar naik maka akan meningkatkan nilai indeks harga saham gabungan, begitu pula sebaliknya jika nilai tukar rupiah terhadap dollar turun maka akan mengakibatkan nilai indeks harga saham gabungan akan turun. Dan hubungan antara jumlah uang beredar dan indeks harga saham gabungan adalah signifikan positif artinya jika jumlah

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

367

uang yang beredar bertambah makaakan meningkatkan nilai indeks harga saham gabungan, begitu pula sebaliknya jika jumlah uang beredar berkurang maka akan mengakibatkan nilai indeks harga saham gabungan akan turun.

Berdasarkan hasil dari uji kointegrasi nilai dari Trace Statistic dari uji kointegrasi sebesar 125.6312 lebih besar dari nilai kritis 0,05 sebesar 95.75366, yang artinya dalam permodelan ada satu persamaan yang terkointegrasi. Sehingga pengujian dari uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada ke enam variabel yang diuji yaitu jumlah uang beredar, nilai tukar (kurs), inflasi, suku bunga Bank Indonesia, harga emas, dan indeks saham gabungan memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang (hubungan kointegrasi).

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 358-368

368

SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bank Indonesia selaku otoritas moneter diharapkan mampu untuk menjaga kestabilan nilai

tukar, karena kestabilan nilai tukar sangat penting untuk menentukan arah investasi. b. Investor selaku pelaku yang membeli dan menjual saham, diharapkan memiliki sikap yang

bijak dalam memperjual belikan sahamnya pada waktu yang tepat, seperti memperhatikan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar.

c. Bank Indonesia agar menjaga jumlah uang yang beredar di masyarakat, karena jumlah uang beredar bisa menjadi arah tujuan dari pilihan berinvestasi.

d. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar menggunakan indikator pengukuran variabel keuangan lain sehingga dapat membandingkan seberapa besar hubungan antara variabel penentu indeks harga saham gabungan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bekhet, H. A., & Matar, A. (2013). Co-integration and causality analysis between stock market prices and their determinates in Jordan. ECONOMIC MODELLING , 508-514.

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2006). Investasi (Edisi 6 ed.). (Z. Dalimunthe, & B. Wibowo, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.

Boediono. (1997). Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.

Cornett, M. M., Adair Jr, T. A., & Nofsinger, J. (2012). Finance Aplication & Theory. New York: McGraw-Hill.

Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2008). Macroeconomics. New York: McGraw-Hill.

Hatta, A. J. (2012). Hubungan Ekuilibrium Jangka Panjang Antara Variabel Makro Dan Return Saham. JAAI , 62-78.

Hen, C. L., Arsad, Z., & Hasan, H. (2006). CAUSAL RELATIONSHIP BETWEEN STOCK PRICE AND MACROECONOMIC. Regional Conference on Mathematic, Statistic and Aplication .

Mishkin, F. S. (2011). Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan (Edisi 8 ed.). (L. Soelistianingsih, & B. G. Yulianita, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.

Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga.

Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE.

Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: EKONISIA.