24
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT PADA MEDIA LUAR RUANG DI UNSYIAH Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia oleh MARDAN SYAH PUTRA 1105105010039

ANALISIS KESALAHAN EJAAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMATPADA MEDIA LUAR RUANG DI UNSYIAH

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia

oleh

MARDAN SYAH PUTRA1105105010039

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH

2011

Page 2: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia lahir sejak berdirinya Sumpah Pemuda pada tanggal 28

oktober 1928. Adapun isi dari sumpah pemuda.

Pertama

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah

air Indonesia.

Kedua

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa

Indonesia.

Ketiga

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa

Indonesia.

Bahasa Indonesia terus mengalami perubahan seiring berputarnya waktu.

Perubahan ini juga disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin maju

dan kurang pahamnya masyarakat tentang berbahasa Indonesia dengan benar

sesuai dengan EYD. Saat ini bahasa Indonesia hanya menjadi bahasa sekedar

bahasa tanpa mempedulikan kaidah-kaidah yang sesuai dengan EYD. Berikut

beberapa kesalahan ejaan yang terdapat di dalam ruang lingkup Unsyiah lho,

gue, buku moe, shalat, maghrib, dll. Kesalahan tersebut disebabkan

penggunaan kata yang tidak tepat, kerancuan dalam penggunaan kata yang

hampir sama, dan penggunaan kata serapan. Kesalahan-kesalahan tersebut

merupakan akibat dari kurang pahamnya mahasiswa khususnya di Unsyiah.

Untuk mengatasi kesalahan seperti ini dapat dilakukan dengan

mensosialisasikan cara berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kebanyakan kesalahan ejaan dan kalimat yang dilakukan terdapat pada papan-

papan pengumuman yang berada di beberapa Fakultas di Unsyiah. Tidak hanya

terdapat kesalahan ejaan dan kalimat pada Fakultas yang ada di Unsyiah tetapi

juga pada Biro di Unsyiah.

Bedasarkan beberapa uraian di atas judul makalah ini adalah “Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Media Ruang Unsyiah”.

2

Page 3: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

1.2 Masalah

(1) Bagaimanakah kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah?

(2) Bagaimanakah kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah?

1.3 Tujuan

(1) Mendeskripsikan kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah.

(2) Mendeskripsikan kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah.

3

Page 4: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

BAB II KAJIAN TEORI

Kushartanti, dkk (Drs. Teuku Alamsyah, M. pd., 2005 : 5) Ejaan adalah

kaidah tulis menulis baku yang didasarkan pada penggambaran bunyi.

Keraf (Azwardi, S.Pd., M.Hum., 1980 : 37) mengemukakan bahwa

persoalan diksi merupakan masalah yang sungguh esensial untuk melukiskan

dengan jelas wujud dan perincian materi suatu uraian serta menentukan

maksud dari detail-detail materi.

(bambang yudi cahyono, 1995) yang dimaksud dengan kalimat ialah bagian

terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara

kebahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela

oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang

memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan

huruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

titik, tanda tanya, atau tanda seru; dan sementara itu disertakan pula

didalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong; titik

koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu.

Tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!) sepadan dengan intonasi

selesai, sedangkan tanda baca lainnya sepadan dengan jeda. Adapun

kesenyapan diwujudkan sebagai ruang kosong setelah tanda titik, tanda Tanya,

dan tanda perintah atau ruang kosong sebelum huruf kapital permulaan. Alunan

titinada, pada kebanyakan hal, tidak ada padanannya dalam bentuk tertulis.

(Soedjarwo. 1988) karena kalimat itu merupakan satuan yang langsung

digunakan dalam berbahasa, maka para tata bahasawan tradisional biasanya

membuat definisi kalimat dengan mengaitkan peranan kalimat itu sebagai alat

interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan. Oleh karena

itu, definisi seperti “Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi

pikiran yang lengkap” merupakan definisi umum yang biasa kita jumpai.

Malah dalam pelajaran bahasa Arab di madrasah atau pesantren definisi

kalimat yang berbunyi “Kalimat adalah lafal yang tersusun dari dua buah kata

atau lebih yang mengandung arti, dan disengaja serta berbahasa Arab”

dianggap sebagai definisi yang sudah baku.

4

Page 5: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(Abdul chaer, 2003) salah eja dan salah ucap itu untuk sebagian terjadi

karena pengaruh bahasa daerah. Kata-kata besok, nomor, Senin, Rabu, Kamis,

sering dieja dan diucapkan mbesuk atau besuk, nomer, Senen, Rebo, dan

Kemis. Kadang ejaannya sudah benar tetapi diucapkan dengan tidak benar,

misalnya : mengatakan diucapkan mengatak-ken atau mengataken, menyatakan

diucapkan menyatak-ken atau menyataken, Menirukan diucapkan meniruk-ken

atau meniruken. Kata tindakan dan tanjakan diucapkan tindak-an dan tanjak-

an, kata semakin dan jumlah dilafalkan semangkin dan jumblah; kata sampai

diucapkan sampe atau sampek, kata capai diucapkan cape atau capek, sedang

kalau diucapkan kalo atau kalok. Kata bilangan empat diucapkan ampat, enam

diucapkan anem, seribu diucapkan serebu.

(Abdul Chaer: 2006) kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu

“pikiran” atau “amanat” yang lengkap. Lengkap, berarti di dalam satuan bahasa

yang disebut kalimat itu terdapat : (1) unsur atau bagian yang menjadi pokok

pembicaraan, yang lazim disebut istilah subjek (S), (2) unsur atau bagian yang

menjadi “komentar” tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah predikat

(P), (3) unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat yang lazim

disebut dengan istilah objek (O), (4) unsur atau bagian yang merupakan

“penjelasan” lebih lanjut terhadap predikat dan subjek yang lazim disebut

dengan istilah keterangan (K).

(Wojowasito, 1977: 1-2) bahasa merupakan suatu hal yang sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting karena bahasa merupakan lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, digunakan sebagai alat pemersatu dan digunakan juga sebagai perantara antar suku. Hal ini mengandung maksud diharapkan mampu mempergunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur aslinya. Norish (1983: 6-8) memandang perlunya membedakan tiga tipe penyimpangan berbahasa yang berbeda . Tiga hal itu meliputi error, mistake, dan lapse. Error , kesalahan, merupakan penyimpangan berbahasa secara sistematis dan terus-menerus sebagai akibat belum dikuasainya kaidah-kaidah atau norma-norma bahasa target. Mistake, kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpanagn dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi,

5

Page 6: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapa pun.

George (1972: 2) berpendapat kesalahan adalah sebuah bentuk yang tidak diinginkan, khususnya, bentuk yang tidak diinginkan oleh para perancang kursus dan para guru. Hal ini berkaitan erat dengan adanya standar-standar tertentu yang telah digariskan dan penyusun kurikulum. Penyimpangan atas standar-standar tersebut berarti melakukan kesalahan dan harus segera diantisipasi dan diatasi.

Tarigan (1988: 71-72) menyatakan bahwa kesalahan berbahasa sering

dijumpai dalam pembelajaran bahasa, baik pembelajaran bahasa kedua atau

juga dalam pembelajaran bahasa pertama. Untuk itu, diperlukan suatu prosedur

untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali kesalahan-

kesalahan tersebut. Tarigan mengajukan langkah-langkah prosedur tersebut

yang merupakan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan yang

diajukan Ellis (1986) dan Sidhar (1985). Langkah-langkah tersebut dijelaskan

sebagai berikut: (1) mengumpulkan data yang berupa kesalahan-kesalahan

berbahasa yang dibuat pembelajar, (2) mengidentifikasi dan mengklasifikasi

kesalahan; tahap pengenalan dan pemilah-milahan kesalahan berdasarkan

kategori ketatabahasaan, (3) membuat peringkat kesalahan yang berarti

membuat urutan kesalahan berdasarkan keseringan kesalahan-kesalahan itu

muncul, (4) menjelaskan kesalahan dengan mendeskripsikan letak kesalahan,

sebab-sebabnya dan pemberian contoh yang benar, (5) membuat perkiraan

daerah atau butir kebahasaan yang rawan menyebabkan kesalahan, dan (6)

mengoreksi kesalahan berupa pembetulan dan penghilangan kesalahan berupa

penyusunan bahan yang tepat dan penentuan strategi pembelajaran yang serasi.

6

Page 7: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

BAB IIIPEMBAHASAN

a. Kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah

(1) kemana

Pembenarannya : Ke mana

Penjelasan : Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah

lazim dianggap satu kata, seperti kepada dan daripada.

(sumber : Fakultas Pertanian)

(2) Harga Rp. 200 perlembar

Pembenarannya : Harga Rp. 200 per lembar

Penjelasan : Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis

terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau

mengikutinya. (sumber : Fakultas Hukum Unsyiah)

(3) Sekali pun

Pembenarannya : Sekalipun

Penjelasan : Kelompok kata yang lazim dianggap padu, misalnya,

adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun,

kalaupun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun ditulis

serangkai. (sumber : Fakultas Matematika dan Ilmu

pengetahuan Alam)

(4) Hal

Pembenarannya : Hlm. Halaman

Penjelasan : Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih

diikuti satu tanda titik. ( sumber : Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pengetahuan)

(5) a/n

Pembenarannya : a.n. atas nama

Penjelasan : Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih

diikuti satu tanda titik. (sumber : Fakultas Matematika dan

Ilmu pengetahuan Alam)

(6) Shalat

Pembenarannya : Salat

Penjelasan : Karena kata diambil dari kata serapan bahasa Arab.

(sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)

7

Page 8: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(7) Maghrib

Pembenarannya : Magrib

Penjelasan : Karena kata diambil dari kata serapan bahasa Arab.

(sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)

(8) Pemilu

Pembenarannya : pemilu

Penjelasan : Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan

suku kata, gabungan huruf, maupun gabungan huruf dan

kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. (sumber :

Fakultas Hukum Unsyiah)

(9) Tukar menukar

Pembenarannya : Tukar-menukar

Penjelasan : Bentuk kata ulang ditulia secara lengkap dengan

menggunakan tanda hubung. (sumber : Fakultas Hukum

Unsyiah)

(10)Buku moe

Pembenarannya : Bukumu

Penjelasan : Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata

yang mengikutinya, serta kata moe bukan kata yang baku

karena bukan merupakan EYD (sumber : Fakultas

Pertanian)

(11) Matakuliah

Pembenarannya : Mata Kuliah

Penjelasan : Kata majemuk atau gabungan kata termasuk istilah khusus

yang unsur-unsurnya ditulis secara terpisah. (sumber : Papan

pengumuman Ruang Kuliah Umum 2)

(12) Centimeter

Pembenarannya : Sentimeter

Penjelasan : Karena kata diambil oleh kata serapan bahasa Inggris.

(sumber : Fakultas Tehnik)

(13) Prof. Dr. H. Darni M Daud, MA

Pembenarannya : Prof. Dr. H. Darni M Daud, M.A.

Penjelasan : Singkatan nama orang, nama gelar, sapa, jabatan, atau

pangkat diikuti dengan tanda titik. (sumber : Masjid Jamik)

8

Page 9: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(14) Yth. Bpk. Prof. Darni M. Daud PhD.

Pembenarannya : Yth. Bpk. Prof. Darni M. Daud, PhD

Penjelasan : Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan

tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

(sumber : Papan pengumuman di gedung Dayan Dawood

Unsyiah)

(15) Bertandatangan

Pembenarannya : Bertanda tangan

Penjelasan :Kata majemuk atau gabungan kata termasuk istilah khusus

yang unsur-unsurnya ditulis secara terpisah. (sumber :

Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Pertanian)

(16) Banda Aceh, 04 Juni 2011.

Pembenarannya : Banda Aceh, 04 Juni 2011

Penjelasan : Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim

dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

(sumber : Fakultas Ekonomi Unsyiah)

(17) hari H

Pembenarannya : hari-H

Penjelasan : Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan

kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke-

dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan berhuruf

kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan

rangkap. ( sumber : Fakultas Kedokteran)

(18) 2010-2011

Pembenarannya : 2010/2011

Penjelasan : Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor

pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi

dalam dua tahun takwin. ( sumber: Papan pengumuman

Ruang Kuliah Umum 1)

(19) China

Pembenarannya : Cina

Penjelasan : Karena kata diambil oleh kata serapan bahasa Inggris. (ch

yang lafalnya c menjadi c). (sumber : Fakultas Ekonomi

Unsyiah)

9

Page 10: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(20) “ DPT”

Pembenaran : dapat Penjelasan : Kesalahan penulisan ejaan adalah menyingkatkan ejaan

tersebut, karena pada kaidah bahasa indonesia kata “DPT” tidak bisa disingkatkan. (sumber Fakultas Pertanian)

b. Kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah

(1) Menurut tradisi, orang Batak adalah petani nasi tetapi pada waktu sekarang

ekonomi Batak sangat beruntung pada karet dan kopi.

Pembenarannya : Menurut tradisi, orang Batak adalah petani padi,

tetapi sekarang ekonomi masyrakat Batak lebih baik

dengan perkebunan karet dan kopi.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan pemilihan kata

maka akan terjadi pergeseran makna kalimat. (sumber :

Fakultas Pertanian Unsyiah)

(2) Sering keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama dan

banyak adalah petani.

Pembenarannya :Keluarga dari daerah pedalaman, yang sebagaian besar

adalah petani, sering tinggal di luar kota untuk waktu

yang lama.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena dibuat mengandung lebih

dari satu kesatuan informasi sehingga sering

menimbulkan ketidaktepatan arti. (sumber: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)

(3) Di Indonesia masalah-masalah dengan disiplin sedang lebih jelek,

misalnya kemangkiran dari sekolah, kedatangan yang terlambat dan

kekerasan.

Pembenarannya :Di Indonesia, masalah disiplin lebih jelek, misalnya

ketidakhadiran ke sekolah, keterlambatan masuk

sekolah dan kekerasan.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan pemilihan kata

maka akan terjadi pergeseran makna kalimat. (sumber :

Fakultas Ekonomi Unsyiah)

10

Page 11: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(4) Dalam karangan ini saya akan membicara tentang perbedaan keluarga di

Yogyakarta atau Jawa dan di Inggris.

Pembenarannya : Dalam karangan ini, saya akan membicarakan

perbedaan keluarga di Yogyakarta atau Jawa dengan

keluarga di Inggris.

Penjelasan : Kalimat tidak efektif karena ketidaktepatan dalam

menentukan afiks yang akan digunakan dalam sebuah

kalimat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan)

(5) Lebih dari itu, Soeharto memperlihatkan menarik di Agama Islam.

Pembenarannya :Lebih dari itu, Soeharto memperlihatkan

ketertarikannya pada Agama Islam.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena ketidaktepatan dalam

menentukan afiks yang akan digunakan dalam sebuah

kalimat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan)

(6) Bagaimanapun, mereka menjual terbang onderdil kemudian British

aerospace pegawai bepergian dari Inggris ke Indonesia.

Pembenarannya :Mereka menjual onderdil pesawat terbang itu.

Kemudian, Pegawai British Aerospace datang ke

Indonesia untuk merakitnya.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena tidak adanya objek dalam

kalimat yang berpredikat verba transitif. (sumber : Fakultas

Ekonomi Unsyiah)

(7) Mereka hanya boleh tidur untuk tiga jam sesudah itu mereka harus

mengganti dengan lain orang.

Pembenarannya :Mereka hanya boleh tidur selama tiga jam. Sesudah

itu, mereka harus bergantian dengan orang lain.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena penggunaan preposisi

yang tidak tepat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan)

11

Page 12: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(8) Mungkin kesenian tradisional bisa mengubah dan mengguna teknik yang

modern sehingga pelukisan bisa membuat lebih cepat.

Pembenarannya : Mungkin, kesenian tradisional bisa diubah dengan

penggunaan teknik yang modern sehingga lukisan bisa

dibuat lebih cepat.

Penjelasan : Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan

konstruksi pasif. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan)

(9) Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa ada jumlah penduduk tertinggi, jadi

banyak orang dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan

Sulawesi.

Pembenarannya :Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa mempunyai jumlah

penduduk yang banyak sehingga banyak orang

dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan

Sulawesi.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan

konstruksi pasif. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan)

(10) Oleh sebabnya, apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja,

didikan kurang memuaskan.

Pembenarannya :Apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja,

anak didik kurang memuaskan.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan

penghubung frasa dan klausa dalam kalimat. (sumber :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)

12

Page 13: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(11) Banyak pabrik-pabrik sudah ditutup karena ada lebih murah untuk

membuat barang-barang di negeri asing seperti negeri-negeri Timur karena

alasan penggangguran ada lebih kejahatan daripada tahun yang lalu.

Pembenarannya : Pabrik-pabrik sudah ditutup karena pembuatan

barang-barang di negeri asing seperti negara-negera

Timur lebih murah karena alasan banyak

penggangguran.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena pemakaian bentuk beruntun

ketika mereka membuat bentuk. (sumber : Fakultas Ekonomi

Unsyiah)

(12) Pada tanggal 16 September setulisan di halaman sembilan memberi kesan

bahwa musik pendidikan memerlukan sebagai dasar baik sekali untuk

humaniora..

Pembenarannya :Pada tanggal 16 September, sebuah tulisan di halaman

sembilan memberi kesan bahwa pendidikan musik

diperlukan sebagai dasar yang baik untuk pendidikan

humaniora.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan dalam urutan kata.

(sumber : Fakultas Sosial dan Politik Unsyiah)

(13) Upacara ini menunda sampai kelurga bisa mempunyai kadang-kadang ada

beberapa bulan.

Pembenarannya :Upacara ini ditunda beberapa bulan sampai keluarga

mempunyai cukup banyak uang.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena tidak adanya objek dalam

kalimat yang berpredikat verba transitif. (sumber : Fakultas

Pertanian)

13

Page 14: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

(14) Oleh karena itu, pers Inggris tidak diperboleh melaporkan satupun yang

dikenai buku ini.

Pembenarannya :Oleh karena itu, pers Inggris tidak diperbolehkan

melaporkan satupun tentang buku ini.

Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan yang dilakukan

berupa penggunaan yang dalam kalimat yang tidak

memerlukan ‘yang’. (sumber : Fakultas Ekonomi Unsyiah)

14

Page 15: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

BAB IV PENUTUP

a. KesimpulanKesalahan-kesalahan diatas merupakan contoh dari kesalahan ejaan dan

kalimat yang terdapat pada media ruang belajar di Unsyiah. Kesalahan tersebut terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang berbahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.

Berdasarkan penganalisisan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak terjadi kesalahan ejaan dan kalimat yang terdapat pada ruang media Unsyiah. Untuk mengurangi dan memperbaiki kesalahan tersebut maka kita harus belajar tentang berbahasa Indonesia dengan baik yang sesuai dengan kaidah EYD.

Berikut kesalahan-kesalahan kalimat yang di temui media ruang Unsyiah meliputi :

(1) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat(2) kesalahan pemilihan kata (3) kesalahan penggunaan afiks (4) ketidakefektifan kalimat (5) kesalahan pemakaian preposisi (6) pembalikan urutan kata (7) kesalahan penggunaan konstruksi pasif (8) kesalahan pemakaian konjungsi (9) kesalahan dalam pembentukan jamak.

Kesalahan ejaan yang dilakukan meliput : (1) penggunaan kata yang tidak tepat(2) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip, seperti penggunaan ada dan adalah dsb. (3) penggunaan kata-kata serapan(4) kesalahan penulisan huruf kata

b. Saran

1. Gunakanlah bahasa yang formal saat situasi formal dan gunakanlah bahasa nonformal saat situasi nonformal

2. Biasakanlah berbahasa Indonesia dengan benar dan baik sesuai EYD.3. Dalam menyampaikan informasi maka gunakanlah bahasa yang formal

sesuai dengan EYD.

15

Page 16: ANALISIS KESALAHAN EJAAN

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2006. TATA BAHASA PRAKTIS BAHASA INDONESIA.

Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Airlangga

University: Surabaya.

Soedjarwo, . 1988. Beginilah Menggunakan Bahasa Indonesia. Universitas

Gadjah Mada : Yogyakarta.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Azwardi. 2008. Materi Kuliah Bahasa Indonesia Umum untuk Mahasiswa.

Banda Aceh: Hom Hai.

George, H.V. 1972. Common Errors in Language Learning ; Insight From English. Massachusetts : Newbury House Publisher.

Wojowasito. 1977. “Kesalahan Penulisan yang Dilakukan Penutur Asing dalam Belajar Bahasa Indonesia”. Konferensi Internasional II Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA II). 29 Mei - 1 Juni 1996 di Padang.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Alamsyah, Teuku. 2009. Materi Kuliah MKU untuk Mahasiswa ; Banda Aceh : Geuci.

16